pengaruh status sosial ekonomi orang tua
TRANSCRIPT
PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA
TERHADAP ORIENTASI MASA DEPAN PENDIDIKAN
SISWA
(Studi Kasus: Siswa Kelas XII dengan Ekonomi Orang Tua Petani Bawang
Merah Kabupaten Brebes dalam Motivasi dan Perencanaan Untuk
Melanjutkan Jenjang Pendidikan di Pendidikan Tinggi)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan untuk memenuhi
persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
IRFAN ALI MUSYAFI
1111 015 000 108
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UINIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2018
i
ABSTRAK
IRFAN ALI MUSYAFI (1111 015 000 108), Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, Judul Skripsi “Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua
Terhadap Orientasi Masa Depan Pendidikan Siswa (Studi Kasus: Siswa Kelas XII
SMA Dengan Ekonomi Orang Tua Sebagai Petani Bawang Merah Kabupaten Dalam
Motivasi Dan Perencanaan Untuk Melanjutkan Jenjang Pendidikan Di Perguruan
Tinggi)” di SMAN 01 Wanasari Kabupaten Brebes.
Tujuan penelitian adalah (1) Untuk memperoleh gambaran secara real dan
nyata ada atau tidak adanya pegaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap orientasi
masa depan pendidikan pada siswa dan bagaimana arah hubungan variabel tersebut.
(2)Mendapatkan hasil penelitian seberapa besar pengaruh status sosial ekonomi orang
tua terhadap orientasi masa depan pendidikan siswa.(3) Memberikan pengaruh
motivasi secara tidak langsung bagi siswa kelas XII SMAN 01 Wanasari untuk
melanjutkan jenjang pendidikan ke perguruan tinggi.
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober- Februari 2017-2018 di
SMAN 01 Wanasari Kabupaten Brebes. Metode dalam penelitian ini menggunakan
metode Study Survey dengan pendekatan kuantitatif deskriptif. Populasi penelitian ini
adalah siswa kelas XII (dua belas) SMAN 01 Wanasari dengan teknik pengambilan
sampel menggunakan metode Cluster Sampling dengan pengambilan sampel
penelitian sebesar 42 responden. Instrumen penelitian yang digunakan adalah
kuesioner dengan metode pilihan ganda untuk instrumen status sosial ekonomi serta
menggunakan skala likert untuk instrumen orientasi masa depan siswa.
Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai r hitung sebesar 0.776 Dengan
koefesien determinasi (KD) sebesar 60.2% dan t hitung sebesar 7.77%.
Kesimpulan dari penelitian ini menginterprestasikan bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan dari status sosial ekonomi orang terhadap oreintasi masa pendidikan
siswa pada Siswa Kelas XII (dua belas) SMAN 01 Wanasari Kabuoaten Brebes.
Artinya semakin tinggi tingkat status sosial ekonomi orang uta maka semakin tinggi
tingkat penetapan orientasi masa depan pendidikan siswa.
Kata Kunci : Status Sosial Ekonomi, dan Oreintasi Masa Depan
ii
ABSTRACT
IRFAN ALI MUSYAFI (1111 015 000 108), Department of Social Sciences
Education, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State
Islamic University Jakarta, Title Thesis "The Influence of Parent Socioeconomic
Status on Future Orientation of Student Education (Case Study: XII High School
With The Economics Of The Old Man As A Red Onion Farmer In Motivation And
Planning To Continue Education Levels In Higher Education " at SMAN 01
Wanasari of Brebes Regency.
The objectives of the research are (1) To obtain real and real picture of the presence
or absence of influence of the socioeconomic status of the parents toward the future
orientation of education on the students and how the direction of the relationship of
the variable. (2) To get the result of research how big influence of socioeconomic
status of parent toward student's future orientation of education student (3) give
indirect influence of motivation for student of class XII SMAN 01 Wanasari to
continue education level to college.
This research was conducted in October-February 2017-2018 in SMAN 01 Wanasari
Kabupaten Brebes. Methods in this study using the method of Study Survey with
quantitative descriptive approach. The population of this study are students of class
XII (twelve) SMAN 01 Wanasari with sampling technique using Cluster Sampling
method with sampling of research amounted to 42 respondents. The research
instrument used is questionnaire with multiple choice method for socioeconomic
status instrument and using likert scale for student orientation instrument.
The results showed that the value of r arithmetic of 0.776 With the coefficient of
determination (df) of 60.2% and t arithmetic of 7.77%.
The conclusion of this research is interpreting that there is a significant influence of
the socioeconomic status of the people to the oreintasi of the students' education
period on the students of Class XII (twelve) of SMAN 01 Wanasari of Brebes
Regency. This means that the higher the level of socioeconomic status of parents, the
higher the level of future orientation of student education.
Keywords: Social- Eonomic Status, and Future Oreintation.
ii
KATA PENGANTAR
Alkhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT,
dialah sumber tempat bersandar atas keluh kesah dan kebahagian, dialah sumber
pemberi segala kenikmatan, atas keberkahan kasih dan sayangnya, sehingga penulis
diberikan kesehatan fisik dan rohani, mental dan berfikir jernih untuk dapat
menyelesaikan skirpsi berjudul PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI
ORANG TUA TERHADAP ORIENTASI MASA DEPAN PENDIDIKAN SISWA
Studi Kasus: Siswa Kelas XII dengan Ekonomi Orang Tua Petani Bawang Merah
Kabuten Brebes dalam Motivasi dan Perencanaan Untuk Melanjutkan Jenjang
Pendidikan di Pendidikan Tinggi.
Shalawat serta salam semoga tersampaikan kepada Nabi Muhammat SAW,
para Keluarganya, Sahabatnya, dan Para Pengikutnya, yang telah memberikan jalan
keimanan kepada Allah SWT, keharmonisan dalam beragama, pencerahan akhlak dan
moral kemanusiaan atas kegelapan kegelapan dalam berkehidupan serta pedoman
uswatun khasanah yang dijadikan sebagai pembelajaran bagi umat manusia hingga
akhir zaman.
Selama proses penuntasan karaya ilmiah skripsi ini, penulis mendapatkan
berbagai jenis bantuan dan motivasi dari berbagai sumber dan pihak pihak sehingga
terselesaikan dan tuntasnya perjalanan skripsi ini. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Ayahanda Akromudin dan Ibunda Jurohtun tercinta yang selalu penulis
hormati dalam memberikan ruang waktu kesabaran atas penyelesaian studi
penulis
2. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA sebagai dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
iii
3. Dr. Iwan Purwanto,M.Pd sebagai ketua juruan Pendidikan IPS yang sabar dan
ramah serta selalu memberikan dukungan dan motivasi kedapa seluruh
mahasiswa di tingkat akhir.
4. Ibu Zaharah M.Ed sebagai dosen pembimbing penulis yang selalu senantiasa
memberikan waktu serta kesabaran dalam mengarahkan karya penulisan
skripsi.
5. Seluruh keluarga besar dosen pengajar di pendidikan IPS, Ibu Anissa
Windarti sebagai dosen akademik , Prof. Rusmin Tumanggor, MA sebagai
dosen perwalian PPKT, Ibu Tri Harjawati sebagai dosen terfavorit atas semua
studi perkuliahan bagi penulis, Bapak Syarifullah dalam pemberian wejangan
materi dan sikap dalam kehiduapn sosial, Bapak Muhammad Arif dalam
pemberian kaidah dan etika serta norma dalam nilai kandungan sejarah
Indonesia, Ibu Cut Dien Nurwahida, Ibu Maila, Bapak Moch Noviadi, Bapak
Didin Syafrudin, dan semua dosen yang penulis belum sebutkan.
6. Keluarga besar KH. Bahrudin S.Ag selaku pimpinan Pondok Pesantren Darel
Hikam Pondok ranji, beserta pengurus dalam pembelajaran kaidah-kaidah
berkehidupan islam serta teman-teman santri putra dan santri putri.
7. Keluarga besar Pondok Pesantren Modern Al-Falah Jatrirokeh- Brebes dalam
pembentukan karakter penulis yang pejuang tanpa pantang menyerah.
8. Buat teman-teman jurusan pendidikan IPS angkatan tahun 2011 tas kesan-
kesan dalam perkulihan selama ini.
Penulis mengucapkan terima kasih atas segalanya dan panjatkan doa
semoga Allah SWT, membalas dengan imbalan pahala serta keberkahan hidup di
dunia dan di akhirat kelak. Aamin Yaa Rabbal Alamin
Jakarta, 23 Maret 2018
Penulis
Irfan Ali Musyafi
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ......................................................................................................... i
ABSTRACT ....................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix
DAFTAR BAGAN ............................................................................................. xiv
DAFTAR DIAGRAM ....................................................................................... xv
DAFTAR GRAFIK ........................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 8
C. Pembatasan Masalah ............................................................................... 8
D. Rumusan Masalah ................................................................................... 8
E. Tujuan Masalah ....................................................................................... 9
F. Manfaat Penelitian ................................................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN
HIPOTESIS
A. Tinjuan Teoritis ..................................................................................... 10
1. Status Sosial Ekonomi ...................................................................... 10
a. Pengertian Status Sosial Ekonomi ........................................... 10
b. Indikator Status Sosial Ekonomi ............................................... 12
c. Klasifikasi Status Sosial ditinjau dari Ekonomi ........................ 20
2. Orientasi Masa Depan Pendidikan Siswa ......................................... 22
a. Definisi Orientasi Masa Depan ................................................. 22
vi
b. Pembentukan Orientasi Masa Depan ........................................ 24
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Orientasi Masa Depan...... 29
3. Pendidikan Tinggi
a. Definisi Pendidikan ................................................................... 32
b. Hakikat Pendidikan Tinggi ....................................................... 33
c. Hakikat Perguruan Tinggi ......................................................... 36
B. Hasil Penelitian Yang Relevan ............................................................. 42
C. Kerangka Berfikir ................................................................................. 44
D. Pengajuan Hipotesa .............................................................................. 46
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 47
1. Tempat Penelitian ............................................................................ 47
2. Waktu Penelitian.............................................................................. 47
B. Metode Penelitian ................................................................................. 48
C. Populasi dan Sampel ............................................................................ 49
1. Populasi ........................................................................................... 49
2. Sampel ............................................................................................. 50
D. Teknik Pengambilan Data ................................................................... 51
E. Instrumen Penelitian ........................................................................... 52
F. Teknik Pengolahan Data ..................................................................... 56
G. Validitas dan Realibilitas instrumen ................................................. 57
1. Uji Validitas Instrumen ................................................................... 57
2. Uji Realibilitas Instrumen ................................................................ 58
H. Teknik Analisa Data ............................................................................ 59
1. Uji Prasyarat .................................................................................... 59
2. Uji Regresi Linear Sederhana .......................................................... 60
3. Hipotesis Statistika .......................................................................... 61
vii
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................... 63
1. Sejarah SMAN O1 Wanasari .......................................................... 63
2. Tujuan SMAN 01 Wanasari ............................................................ 64
3. Visi dan Misi SMAN 01 Wanasari ................................................. 64
4. Daftar Guru Staff Dan Jabatan ........................................................ 65
B. Hasil Data Penelitian ........................................................................... 67
1. Hasil Angket Penelitian .................................................................. 67
2. Deskripsi Data Penelitian ................................................................ 68
C. Hasil Kualitas Pengujian Instrumen ................................................... 111
1. Uji Validitas Instrummen ................................................................ 111
2. Uji Realibilitas Instrumen ............................................................... 118
3. Hasil Uji Prasyarat .......................................................................... 122
D. Hasil Analisis Data ................................................................................ 125
1. Hasil Uji Regresi Linear sederhana ................................................ 125
2. Hasil Uji Koefisiensi Korelasi Sederhana....................................... 127
3. Hasil Uji Koefesiensi Determinasi.................................................. 130
E. Pengujian Hipotesis ............................................................................... 131
F. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................... 137
G. Keterbatasan Penelitian ....................................................................... 141
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 150
B. Saran-Saran ......................................................................................... 151
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Hasil Penelitian Yang Relevan ...................................................... 43
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ............................................................ 47
Tabel 3.2 Jumlah Populasi Target Penelitian ................................................ 50
Tabel 3.3 Perhitungan Dalam Menentukan Sampel ...................................... 51
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Variabel X.................................... 53
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Variabel Y.................................... 55
Tabel 3.6 Penilaian Skor Instrumen Orientasi Masa Depan .......................... 57
Tabel 3.7 Tingkat dan Kekuatan Nilai Korelasi ............................................ 61
Tabel 4.1 Daftar Guru dan Staff SMAN 01 Wanasari .................................. 65
Tabel 4.2 Nilai Mean Instrumen Penelitian ................................................... 68
Tabel 4.3 Pendidikan Akhir Ayah Siswa....................................................... 69
Tabel 4.4 Pendidikan Akhir Ibu Siswa .......................................................... 69
Tabel 4.5 Pemberian Uang Saku ................................................................... 70
Tabel 4.6 Sikap Orang Tua dalam Kegiatan Eskul Siswa ............................. 71
Tabel 4.7 Sarana dalam Pemberangkatan Siswa ........................................... 72
Tabel 4.8 Sarana Penunjang Pendidikan Siswa ............................................. 73
ix
Tabel 4.9 Sarana Pembelajaran Tambahan Bagi Siswa ................................ 73
Tabel 4.10 Kesanggupan Orang Tua Dalam Pebiayaan Pendidikan
Siswa Kejenjang Perguruan Tinggi ............................................... 74
Tabel 4.11 Kesanggupan Orang Tua dalam Memenuhi Pembelian Buku
Paket Pelajaran Siswa .................................................................... 75
Tabel 4.12 Cara Pembayaran SPP Oleh Orang Tua Siswa.............................. 76
Tabel 4.13 Pekerjaan Utama Ayah Siswa ....................................................... 77
Tabel 4.14 Pekerjaan Sambilan Ayah Siswa ................................................... 77
Tabel 4.15 Pekerjaan Utama Ibu Siswa ........................................................... 78
Tabel 4.16 Pekerjaan Sambilan Ibu Siswa ...................................................... 79
Tabel 4.17 Jabatan Kerja Orang Tua Siswa .................................................... 80
Tabel 4.18 Kemampuan Orang Tua dalam Menamatkan Sekolah Anak ........ 80
Tabel 4.19 Nilai kebutuhan Konsumsi Siswa Perbulan .................................. 81
Tabel 4.20 Nilai Pendapatan Poko Ayah Siswa .............................................. 82
Tabel 4.21 Nilai Pendapatan Sambialn Siswa ................................................. 83
Tabel 4.22 Nilai Pendapatan Pokok Ibu Siswa ............................................... 84
Tabel 4.23 Nilai Pendapatan Sambilan Ibu Siswa .......................................... 84
Tabel 4.24 Pemenuhan Kebutuhan Konsumsi Keluarga Siswa ..................... 85
Tabel 4.25 Bahan Bakar dalam Memasak ....................................................... 86
Tabel 4.26 Sumber Penerangan Rumah Siswa................................................ 86
x
Tabel 4.27 Keberadaan Pegawai Yang Dimiliki Orang Tua Siswa ................ 87
Tabel 4.28 Moda Transportasi dalm Pekerjaan Orang Tua Siswa .................. 88
Tabel 4.29 Kepemilikan Rumah Tinggal Orang Tua ...................................... 88
Tabel 4.30 Keriteria Rumah Tinggal Siswa .................................................... 89
Tabel 4.31 Fasilitas Dalam Rumah Siswa ....................................................... 90
Tabel 4.32 Kedudukan Orang Tua Siswa Dalam Lingkungan
Masyarakat .................................................................................... 91
Tabel 4.33 Motivasi Pencapaian Cita-cita ....................................................... 91
Tabel 4.34 Motivasi Sukses Di Masa Depan ................................................... 92
Tabel 4.35 Keyakinan Melanjutkan Keperguruan Tinggi untuk
Berkehidupan yang Lebih Baik ..................................................... 93
Tabel 4.36 Pesimistis Siswa dalam Peluang Kerja dan Jenjang Karir ............ 93
Tabel 4.37 Pemilihan Bidang Studi Sesuai Bakat dan Minat .......................... 94
Tabel 4.38 Pengalaman Di Perguruan Tinggi Sebagai Modal Utama Untuk
Sukses ............................................................................................ 95
Tabel 4.39 Masuk Di Perguruan Tinggi Unggulan Merupakan Prestasi Bagi
Siswa.............................................................................................. 95
Tabel 4.40 Persepsi Perguruan Vokasi Negeri akan Mempunyai Karir Yang
Jelas ............................................................................................... 96
Tabel 4.41 Pencapaian Cita-Cita Mengharuskan Siswa Melanjutkan
Pendidikan di Perguruan Tinggi ................................................... 97
xi
Tabel 4.42 Optimistis Siswa Melanjutkan Pendidikan Meski dari Katar
Belakang Petani ............................................................................. 98
Tabel 4.43 Ketekunan Sebagai Modal Utama Untuk Sukses .......................... 98
Tabel 4.44 Persepsi Perguruan Tinggi Negeri Lebih Unggul dari Perguruan
Tinggi Swasta ................................................................................ 99
Tabel 4.45 Persepsi Lelusan Perguruan Tinggi Unggulan Lebih Baik dari
Lulusan Perguruan Tinggi Biasa .................................................. 99
Tabel 4.46 Kepastian Untuk Melanjutkan Pendidikan Di Perguruan Tinggi .. 100
Tabel 4.47 Menentukan Pilihan Perguruan Tinggi Sesuai Kemampuan
Dalam Pembiyaan .......................................................................... 101
Tabel 4.48 Persepsi Mendapatkan Beasiswa Di Perguruan Tinggi Unggulan 101
Tabel 4.49 Urgensi Bagi Siswa Untuk Mempunyai Target Pribadi ................ 102
Tabel 4.50 Pentingnya Perencanaan Yang Matang Dalam Menentukan
Masa Depan ................................................................................... 103
Tabel 4.51 Perencanaan Yang Matang akan Mempermudah Masuk
Perguruan Tinggi .......................................................................... 103
Tabel 4.52 Ikut Sertaan Bimbingan Test Akan Mempermudah Masuk
Perguruan Tinggi Unggulan .......................................................... 104
Tabel 4.53 Persepsi Siswa Untuk Bekerja Paruh Waktu Saat Kuliah ............. 104
Tabel 4.54 Optimisme Siswa Untuk Masuk Perguruan Tinggi Unggulan
Meski dari Keluarga Petani ........................................................... 105
xii
Tabel 4.55 Persepsi Siswa Untuk Masuk Perguruan Tinggi harus Giat Rajin
Belajar............................................................................................ 106
Tabel 4.56 Persepsi Siswa Untuk Masuk Perguruan Tinggi Harus Memulai
Rajin Menabung ............................................................................ 106
Tabel 4.57 Berbagi Informasi Tentang Perguruan Tinggi dengan Teman-
Teman ............................................................................................ 107
Tabel 4.58 Merubah Sikap Menjadi Mawas dan Dewasa Merupakan
Lngkah Pasti dalam Perencanaan Masa Depan ............................. 108
Tabel 4.59 Latar Belakang Keluarga Petani Bawang Merah Membuat Siswa
Harus tepat Memilih Perguruan Tinggi ......................................... 108
Tabel 4.60 Pesimistis Siswa Dalam Ujian Saringan Masuk .......................... 109
Tabel 4.61 Pesmistis Siswa Akan Realisasi Perencanaan ............................... 110
Tabel 4.62 Optimistis Siswa Dapat Melanjutkan Keperguuan Tinggi .......... 110
Tabel 4.63 Tabel Penolong Validitas Instrumen Variabel X .......................... 111
Tabel 4.64 Tabel Penolong Validitas Instrumen Variabel Y .......................... 114
Tabel 4.65 Tabel Penolong Hasil Uji Validitas Instrumen ............................. 116
Tabel 4.66 Tabel Penolong Reliabilitas Instrumen Variabel X ...................... 118
Tabel 4.67 Tabel Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel X ....................... 120
Tabel 4.68 Tabel Penolong Reliabilitas Instrumen Variabel Y ...................... 122
Tabel 4.69 Tabel Hasil Uji Realibitas Instrumen Variabel Y ......................... 124
Tabel 4.70 Hasil Uji Normalitas .................................................................... 119
xiii
Tabel 4.71 Hasil Uji Linearitas ....................................................................... 129
Tabel 4.72 Tabel Penolong Perhitungan Konstanta a dan b ........................... 129
Tabel 4.73 Tabel Penolong Perhitungan Nilai Korelasi ................................. 132
Tabel 4.74 Hasil Uji Koefesien Determinasi ................................................. 135
Tabel 4.75 Dimensi Pokok Kategori Status Sosial Ekonomi Orang Tua........ 139
Tabel 4.76 Pengukuran Keriteria Status Sosial Ekonomi Orang Tua ............. 139
Tabel 4.77 Dimensi Poko Penentuan Orientasi Masa Depan Pendidikan
Siswa.............................................................................................. 141
Tabel 4.78 Pengukuran Penentuan Orientasi Masa Depan Pendidikan Siswa 142
xiv
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 2.1 Kerangka Konseptual ................................................................... 46
xv
DAFTAR DIAGRAM
Halaman
Diagram 4.1 Persentase Penyebaran Responden ............................................... 67
xvi
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 4.1 Persentase Penyebaran Responden ............................................... 126
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dunia pendidikan Indonesia di era globalisasi saat ini bertahap
mengalami perubahan-perubahan yang lebih baik. Perubahan tersebut
tidak lepas dari peranan pemerintah dalam proses peningkatan kualitas
pendidikan saat ini. Peningkatan kualitas pendidikan menjadikan priorias
utama untuk dapat tercapai apa yang di cita-citakan oleh bangsa Indonesia,
seperti yang telah dijabarkan dalam Undang-undang Sistem Pendidikan
Nasiaonal (UU SISDIKNAS) no 20 tahun 2003 dimana “Pendidikan
adalah usaha sadar dan terarah untuk mewujudkan suasana proses
pemebelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan
potensi diri, memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.1
Dalam hal ini dapat dijabarkan bahwa setiap Warga Negara
Republik Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang disesuaikan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Di sisi lain pendidikan
seharusnya menjadi kebutuhan utama bagi masyarakat secara
berkesinambungan dan memiliki pemikiran dalam membentuk generasi
yang berkualits, karena pendidikan diakui sebagai wadah untuk mencetak
berbagai ahli dalam perkembangan kehidupan.
Perubahan-perubahan dalam kehidupan dunia akan diikuti oleh
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti yang dikatakan oleh
Firdaus M.yunus dalam bukunya pendidikan berbasis realitas sosial yaitu
“Proses pendidikan mengalami perkembangan selaras dengan proses
1 Jejen Musfah,Manajemen Pendidikan: Teori, Kebijakan, dan Praktik, (Jakarta:
Prena Media Group, 2015), Cet. I, h.9
2
pertumbuhan masyarakat serta tuntutan zaman dan dengan sistem
pendidikan yang baik akan memberikan kesempatan kepada generasi baru
untuk mengembangkan dan mempersiapkan diri guna menghadapi
tantangan zaman yang selalu berubah”.2
Maka dari itu sebagian orang tua akan berusaha untuk menjamin
kelangsungan kehidupan keluarga yakni melalui jalur pendidikan, yang
mereka berikan buat anak-anaknya, supaya generasi tersebut dapat
melanjutkan eksistensi dalam kehidupan ini, maka kepada anak-anaknya
harus memiliki nilai-nilai pengetahuan, keterampilan, dan bentuk wawasan
lainnya.
Kebutuhan pendidikan merupakan kebutuhan pokok/primer bagi
lapisan eleman masyarakat, terlebih khusus bagi untuk anak-anak yang
merupakan generasi penerus bangsa, kendatipun pendidikan tersebut
merupakan pendidikan yang sederhana, meskipun demikian hal ini masih
merupakan dari arti pendidikan, seperti yang di kemukakan oleh Jejen
Musfah dalam manajemen pendidikan dimana pendidikan tidak hanya ada
di sekolah, pesantren, dan kampus, tetapi juga terjadi di rumah, hal ini
sangat penting dikarenakan peran utama orang tua dalam pembentukan
karakter yang mungkin aspek tersebut gagal dikembangkan di lingkungan
sekolah.3
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan
suatu usaha untuk memperoleh ilmu pengetahuan walaupun dengan
menggunakan dengan menggunakan media yang sederhana, pendidikan
sudah dilakukan dari zaman terdahulu sampai zaman sekarang dan akan
dilakukan secara terus menerus sampai dimasa yang akan datang. Selain
itu pendidikan juga merupakan ajang pembentukan Sumber Daya Manusia
(SDM) guna menambah kemampuan untuk berkehidupan yang lebih baik.
Pendidikan merupakan bagian dari kehidupan yang dituntut untuk
mampu mengikuti zaman, maka dari itu tidak bisa di mungkiri bahwa
2 Firdaus M. Yunus, Pendidikan Berbasis Realitas Sosial, (Yogyakarta: Logo
Utama 2004), cet.1, h.2. 3 Jejen Musfah , Loc,cit.
3
dengan kemajuan bidang pendidikan seuatu bangsa pasti akan
menghasilkan produk Sumbe Daya Manusia (SDM) yang berwawasan dan
berkompetensi lebih tinggi yang sesuai dengan perkembangan zaman.
Menurut Syahraini dalam bukunya membangun bangsa melalui
pendidikan mengatakan “Pendidikan sebagai dasar utama yang harus
diperbaiki dan dirancang secara profesional untuk menampaki sebuah
kemajuan dalam perkembangan suatu bangsa. Serta di perlukan usaha
bersama masyarakat dan pemerintah untuk membangun pendidikan yang
mampu melahirkan sumber daya manusia berkualitas bagi bangsa ini”.4
Dengan perkembangn zaman yang lebih kompetitif maka perlu
disiapkan pula sumber daya manusia yang berkompeten juga dalam
berbagai bidang yakni sumber daya manusia yang mempunyai intelektual,
wawasan dan keterampilan, maka dari itu untuk menyiapkan semua ini
perlu ditunjang juga jenjang pendidikannya. Salah satu bentuk nyata dalam
rangka mencetak SDM yang ideal yakni SDM yang kreatif, inovatif dan
mandiri. Hal ini sangat diperlukan karena persaingan di era globalisasi
serta pasar bebas dalam berbagi sektor kehidupan begitu kompetitif. SDM
yang tidak memiliki basik dan dukungan ilmu pengetahuan menuju kearah
persaingan akan tersisih dan menjadi penonton dalam kemajuan zaman.
Berkesempatannya siswa lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA),
Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan
sederajat untuk mendapatkan jenjang pendidikan tingkat Pendidikan
Tinggi (PT) di Peguruan Tinggi atau Universitas maka akan berpeluang
besar bagi siswa tersebut menjadi sumber daya manusia yang
berkompetnsi dalam perkembangan zaman.
Pendidikan bisa dijadikan sebagai media untuk merubah kondisi
sosial masyarakat menjadi lebih baik, dari kondisi status sosial masyarakat
golongan bawah menjadi masyarakat menengah bahkan bisa menjadi
masyarakat kelas atas, itu semua dapat diraih dengan adanya keterampilan
4 Syahraini Tambak. Membangun Bangsa Melalui Pendidikan.(Yogyakarta:
Graha Ilmu 2013), cet. 1
4
dan pengetahuan hasil dari sebuah pendidikan, dengan demikian akan
tercipta kualitas sumber daya manusia yang akan lebih baik lagi, begitu
juga dengan peluang dalam memperebutkan peluang kerja serta jenjang
karir.
Proses perubahan status sosial dengan jalur pendidikan tidak terlalu
signifikan serta sistematis, namun dengan memperoleh tingkat pendidikan
yang lebih tinggi akan merubah sikap serta skemata bagi individu tersebut,
sehingga menjadikan pendidikan sebagai modal utama dalam proses
perubahan status sosial. Hal ini seperti yang di katakan oleh Abdullah idi
dan Safarina dalam bukunya Sosiologi pendidikan “Perubahan sosial
merupakan perubahan pada segi struktur masyarakat seperti pola perilaku
dan pola interaksi antar anggota masyarakat, perubahan pada segi kultural
masyarakat seperti nilai-nilai dan norma-norma sosial masyarakat”.5
Namun keberhasilan untuk menempuh jalur pendidikan hingga
tingkat Pendidikan Tinggi sangatlah tergantung oleh status sosial ekonomi,
akar masalah ditingkat Pendidikan Tinggi menuntut setiap perwalian
mahasiswa (keluarga) untuk dapat menyiapkan segala biaya yang
berhubungan dengan kebutuhan pendidikan anak, seperti yang di
kemukakan oleh Abu Ahmadi bahwa “keadaan sosial ekonomi keluarga
mempunyai peranan terhadap perkembangan anak-anak”6 hal ini serupa
dengan yang di kemukakan oleh Willian J. Goode dimana “peranan status
sosial ekonomi orang tua akan mengendalikan hari depan bagi anak-anak
mereka dengan lebih efektif”.7 Hal inilah yang menjadi salah satu masalah
bagi para siswa tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sederajat yang
berada di lingkungan status sosial ekonomi orang tua untuk melanjutkan
jalur pendidikan di Pendidikan Tinggi.
5 Abdullah Idi dan Safarina, Sosiologi Pendidikan: Individu, Masyarakat, dan
Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 2011), cet,1, h. 208. 6 Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta : PT Rineka Cipta 2007), cet.11,h.
91. 7 Willian J. Goode, The Family: Sosiologi Keluarga,Terj. Laila Hanoum Hasyim
(Jakarta: Bumi Aksara), cet. 3, h.169.
5
Latar belakang siswa yang memiliki orang tua dengan status sosial
ekonomi yang lemah memungkinkan bagi siswa tersebut menjadi rendah
tingkat motivasi dalam melanjutkan jenjang pendidikan ke jenjang
Pendidikan Tinggi, bahkan siswa yang dilatar belakangi dengan status
sosial ekonomi tinggi pada orang tuanya bisa saja menjadi kurang
termotivasi untuk melanjutkan jenjang Pendidikan Tinggi, hal ini
disebabkan karena minimnya pengaruh sikap kasi, dan sayang serta
perhatian orang tua terhadap siswa tersebut. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa jenjang Pendidikan Tinggi dapat diraih oleh siapapun
dan dari tingkat golongan status sosial ekonomi manapun asalkan mereka
mempunyai prasayarat dalam pengambilan jenjang pendidikan di
Pendidikan Tinggi.
Menurut Nasution “kedudukan atau status sosial menentukan
posisi seseorang dalam struktur sosial, yakni menentukan hubungan-
hubungan dengan orang lain. Status atau kedudukan individu apakah ia di
atas atau di bawah status sosial orang lain akan mempengaruhi
peranannya. Peranan adalah konsekuensi atau akibat kedudukan atau
status sosial orang tersebut”.8
Hal ini senada dengan yang di ungkapkan oleh Goode dimana dia
mengemukakan bahwa keluarga status sosial tingkat atas akan terus
menerus untuk mempertahankan kedudukan mereka dalam masyarakat,
serta memaksakan anak-anak mereka bertahan pada standar kelas atas
dengan mencurahkan segala tenaga dan usaha suapaya tidak kehilangan
kedudukan status sosial di dalam masyarakat.9
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peranan keluarga
sangat mempengaruhi perkembangan dunia pendidikan siswa dalam
memperoleh jenjang pendidikan di tingkat Pendidikan Tinggi atau
Universitas, selain itu kondisi ekonomi orang tua akan menjadi faktor
8 Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara , 1994), cet. 1, h. 73. 9 William J. Goode.loc. cit.
6
terbesar dalam aspek psikologis anak dalam menentukan kelanjutan siswa
tersebut ke jenjang pendidikan Pendidikan Tinggi atau Universitas.
Setiap siswa pasti memiliki impian dan harapan di masa yang akan
datang oleh karena itu masa depan merupakan sesutau yang selalu menjadi
penantian setiap siswa, hasil yang didapatkan siswa di amsa depan
tergantung dari proses yang mereka lakukan pada saat ini. Proses tersebut
dapat berupa perencanaan, usaha dan keyakinan dari siswa itu sendiri.
Siswa tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah
(MA) Serta Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan sederajat merupakan
salah satu masa yang cukup penting dalam menentukan perjalanan masa
depan mereka, dimana di masa ini mereka sedang mengalami suatu
transsisi atau perubahan besar dalam kehidupan nya yakni perubahan dari
sikap anak-anak menjadi dewasa, baik dalam perubahan dari segi biologis
maupun dari segi psikologinya.
Di masa ini siswa diibaratkan bagaikan dua mata pisau yakni siswa
bisa menjadi siswa berprestasi dengan mendapatkan nilai tinggi atau
prestasi dalam belajar serta mendapatkan prestasi-prestasi dalam kegiatan
ekstrakurikuler, jika mereka di bimbing dengan baik dan bijak, baik
bimbingan dari dewan guru di lingkungan sekolah maupun bimbingan dari
orang tua serta mendapatkan fasilitas yang cukup bahkan lebih dari orang
tua siswa tersebut, namun disisi lain siswa juga bertindak anarkis seperti
tawuran, ikut balapan liar sampai terjerat dalam pergaulan bebas, jika
siswa tersebut tidak mendapatkan bimbingan dari orang tua dan dewan
guru disekolah, kendatipun siswa tersebut telah miliki fasilitas fasilitas
dalam menunjang tingkat prestasi sekolah.
Oleh karena itu untuk meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik
maka para siswa seharusnya sudah diberikan perencanaan –perencanaan
dalam menentukan aspek masa depannya, dengan demikian mereka
mampu membuat perencanaan-perencanaan bagi masa depan untuk
mewujudkan impian-impian mereka.
7
Salah satu sekian banyak perencanaan yang akan dibuat siswa
dalam menyongsong masa depan mereka adalah perencanaan dalam
bidang pendidikan dengan demikian siswa dapat mulai memikirkan masa
depan mereka secara baik dan sungguh-sungguh, walaupun keputusan
mereka buat saat ini tidak langsung menentukan karir yang akan mereka
jalani.
Keinginan atau harapan akan masa depan bagi siswa pastilah
berbeda antara satu dengan yang lain. Hal ini tergantung sejauh manah
siswa berinteraksi dengan lingkungan, baik lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah atau lingkungan masyarakat. Bagi siswa lingkungan
yang paling utama dalam merencanakan masa depannya adalah
lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga sangatlah penting dalam
pengambilan sikap siswa dimasa yang akan datang. Siswa yang memiliki
lingkungan keluarga dengan status sosial ekonomi yang cukup tinggi
setidaknya akan mengambil peluang untuk melanjutkan jenjang
pendidikan dan menuai karir yang bagus nantinya sedangkan bagi siswa
yang berada dalam lingkungan keluarga dengan statusa sosial ekonomi
yang rendah, sangatlah kecil kemungkinan dalam mempunyai peluang
untuk melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Maka dari itu siswa akan memiliki orientasi masa depan yang
positif apabila didukung oleh status sosial ekonomi keluarga. Oleh karena
itu berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka penulis
merasa perlu untuk adanya sebuah penelitian mengenai hal tersebut,
supaya hasil penelitian dapat dijadilkan acuan bagi para guru dan orang
tua dalam pendampingan bimbingan perencanaan masa depan para siswa.
Adapun dalam penelitian ini bahasan utama tentang siswa-siswa
yang memiliki orang tua dengan profesi sebagai petani bawang merah,
sebagaimana untuk lokasi utama yakni di kabupaten Brebes dengan ruang
lingkup di kecamatan wanasari, dimana mayoritas masyarakat berprofesi
sebagai petani bawang merah.
8
Berprofesi sebagai petani bawang merah tidak selalu memiliki
penghasilan tetap sebagaimana seperti profesi yang lainnya, penghasilan
petani bawang merah selalu digantungkan dengan harga pasar, adapun
harga pasaran bawang merah selalu amplitutide (berubah-ubah) atau tidak
pasti, adakalanya mereka meraup keuntungan jika harga pasaran sedang
tinggi namun ada masanya mereka mengalami kerugian dimana harga
pasar sedang turun.
Selain ketergantungan dengan harga pasar masalah utama
berprofesi sebagai petani bawang merah yakni permodalan dalam
penggarapan sawah mereka. Dalam penggarapan sawah, petani bawang
merah memerlukan modal yang sangat banyak, baik modal finansial
maupun modal tenaga. Untuk modal finansial saja banyak petani yang
menjual atau menggadaikan harta benda mereka untuk dijadikan modal
dalam penggarapan sawah, selain itu harga pupuk serta obat-obatan
pestisida juga mengalami kenaikan yang signifikan, sehingga banyak
petani yang menimbun hutang terlebih dahulu di toko-toko obat pertanian,
sebagai pelunasan nanti dibayar ketika sudah panen.
Dengan penghasilan yang tidak pasti serta memerlukan banyak
permodalan dalam penggarapan usaha pertanian, banyak dari masyarakat
petani bawang merah yang masih sungkan untuk melanjutkan jenjang
pendidikan anaknya ke jenjang pendidikan perguruan tinggi. Sebagian
besar dari mereka merasa biaya untuk melanjutkan ke perguruaan tinggi
terlalu mahal, belum juga untuk biaya kehidupan anaknya yang harus ada
setiap bulan,hal itu berbanding terbalik dengan penghasilan mereka
dimana mereka hanya menerima penghasilan ketika musim panen dan itu
pun belum terhitung dengan modal awal serta beban hutang mereka.
Untuk merealisasikan hal tersebut peneliti melakukan penelitian
dengan judul Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap
Orientasi Masa Depan Pendidikan Siswa.
9
B. Identeifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, identifikasi maslaah yang
dapat ditemukan adalah sebagai berikut:
1. Kurangnya peran orang tua dalam perencanaan pendidikan siswa
2. Bagaimanakah siswa memahami orientasi masa depannya dalam
bidang pendidikan dan karir
3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi orientasi masa depan
siswa dalam bidang pendidikan
4. Apakah ada pengaruh status sosial ekonomi keluarga terhadap
orientasi masa depan pendidikan siswa?
5. Apakah ada pengaruh status sosial ekonomi keluarga terhadap
prestasi belajar siswa?
6. Apakah ada motivasi belajar siswa dalam melanjutkan tingkat
pendidikan ke jenjang pendidikan Pendidikan Tinggi?
C. Batasan Masalah
Dari Identifikasi maslaah diatas maka peneliti membatasi masalah
tentang Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Siswa terhadap
Orientasi Masa Depan dalam Bidang Pendidikan pada siswa dengan
menggunakan responden penelitian pada siswa kelas 3 Sekolah Menengah
Atas di SMAN 01 Wanasari – Kabupaten Brebes
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah yang peniliti
jabarkan di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
Apakah terdapat pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap
orientasi masa depan pendidikan siswa di SMA NEGERI 01
WANASARI KABUPATEN BREBES?
10
E. Tujuan Penelitian
Sesusai dengan latar belakang dan pembahsan masalah serta
rumusan masalah serta rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian
ini adalah memperoleh gambaran seberapa besar pengaruh status sosial
ekonomi orang tua terhadap orientasi masa depan pendidikan pada siswa
secara real dan nyata dan bagaimana arah hubungan variabel tersebut.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan peneiltian di atas, maka penelitian ini diharapkan
dapat memberikan manfaat sebagi berikut:
1. Hasil dan temuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan
informasi tentang status sosial ekonomi orang tua bisa sangat
berpengaruh pada sikap dan pola berfikir para siswa .
2. Memberikan informasi kepada peserta didik tentang pentingnya
menjadi sumber daya manusia yang berkualitas dan kompetitif di
era globalisasi sekarang ini.
10
BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS
A. LANDASAN TEORI
1. Status Sosial Ekonomi
a. Pengertian Status Sosial Ekonomi
Dalam kehidupan kita sehari-hari pastilah sangat mudah
untuk di jumpai akan adanya lapisan-lapisan atau golongan –
golongan yang ada di dalam masyarakat, lapisan ataupun golongan
tersebut biasanya terlihat dari adanya masyarakat orang-orang kaya
dan masyarakat orang-orang miskin, dalam hal ini akan
memberikan gelar tersendiri bagi seseorang yang berada dalam
lapisan tersebut, kedudukan seseorang dalam suatu lapisan
masyarakat dalam ilmu sosiologi di sebut dengan status sosial.
Secara abstrak kedudukan atau status sosial berarti tempat
seseorang dalam suatu pola tertentu, dimana seseorang akan
mempunyai kedudukan/status karena seseorang biasanya ikut serta
dalam berbagai pola kehidupan dalam masyarakat secara
menyeluruh.1
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia status adalah
“keadaan atau kedudukan (orang atau badan) dalam hubungan
dengan masyarakat di sekelilingnya”.2
Menurut Soerjono Soekanto, “kedudukan (status) adalah
tempat seseorang secara umum dalam masyarakat sehubungan
dengan orang-orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya,
prestisenya dan hak-hak serta kewajiban- kewajibannya”.3
1 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT.Rajawali Pers,
2015) Ed.1, cet.44. h. 210. 2 Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia,. (Jakarta: PT.Gramedia, 2008, cet.1, h.1338. 3 Soerjono Soekanto, loc.cit
11
Sedangkan Astrid S.Susanto mengatakan, “status adalah
kedudukan seseorang yang dapat di tinjau terlepas dari
individunya, jadi status adalah kedudukan objketif yang
memberikan hak dan kewajiban kepada orang yang menempati
kedudukan tersebut”.4
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa status
merupakan tinggi rendahnya prestise kedudukan seseorang
berdasarkan kedudukan yang dipegangnya dalam suatu
lingkungan, lingkungan tersebut bisa meliputi lingkungan
masyarakat lingkungan dalam pekerjaanya maupun dalam
lingkungan belajar. Kedudukan atau status akan terlihat jika
seseorang yang memiliki status itu dapat memberikan hak-hak dan
kewajiban yang ada di dalam status tersebut.
Sedangkan pengertian ekonomi menurut Sindung Haryanto
ekonomi merupakan kegiatan masyarakat dalam memproduksi
barang atau komoditas, serta mendistribusikan kepada anggota
masyarakat yang lain dalam kerangka memenuhi kebutuhannya”.5
Dalam kamus besar bahasa Indonesia “ekonomi adalah
ilmu mengenai assas-assas produksi, distribusi dan pemakaian
barang-barang serta kekayaan”.6
Adapun istilah “ekonomi” berasal dari bahasa yunani yang
terdiri dari suku kata Oikos dan Nomos. Oikos artinya segala
sesutau yang berhubungan dengan pengelolaan ladang, sedangkan
Nomos berarti undang-undang atau aturan. Dalam perkembangnya
istilah ini menjadi upaya-upaya manusia dalam memenuhi
kebutuhan rumah tangganya.7
4 Astrid S. Soesanto, Pengantar Sosiologi dan Perubah.an Sosial, (Bandung:
Bina Cipta 1983), cet.4, h.75. 5 Sindung Haryanto, Sosiologi Ekonomi,(Jogjakarta: Ar-ruz Media. 2016),
Cet.IV, h.15. 6 Tim Redaksi KBBI, Op.cit., h.355 7 Sindung Haryanto, Loc.ci.,
12
Munandar Soelaeman mengutip dari teori Karl Marx,
bahwa “masyarakat dan kegiatan-kegiatannya pada dasarnya
merupakan alat-alat yang teroganisasi agar manusia manusia dapat
tetap hidup. Di sana kelas merupakan kenyataan dalam masyarakat
yang timbul dari sistem produksi, akibat ada anggota yang
memiliki tanah dan alat-alat produksi, dan yang tidak mempunyai
serta hanya memiliki tenaga untuk disumbangkan dalam proses
produksi, Misalnya dibedakan antara budak dengan kaum proletar(
kaum yang memiliki sistem produksi)”.8
Dari pendapat beberapa ahli di atas dapat simpulkan bahwa
ekonomi merupakan studi tentang pemanfaatan sumber daya guna
memenuhi kebutuhan hidup sehingga menjadikan sebuah fungsi
dalam masyarakat dalam mencapai kesejahteraan, selain itu juga
dalam ekonomi terdapat pembagian-pembagian kelas sosial,
pembagian kelas sosial ini terjadi dikarenakan adanya pemilik
modal serta tenaga produksi. Dimana pemilik modal dalam hal ini
mempunyai kedudukan status yang lebih dari tenaga produksi
sehingga menjadikan adanya status sosial dalam masyarakat.
b. Indikator-indikator Status Sosial Ekonomi
Terjadinya kedudukan atau status sosial di dalam
masyarakat akan terbentuk lapisan-lapisan masyarakat atau kelas
sosial, dimana setiap kelas sosial mempunyai ukuran-ukuran
tersendiri yang berbeda dengan ukuran kelas sosial yang lainya.
Menurut Soerjono Soekanto terjadinya pelapisan dalam
masyarakarat dikarenakan “selama dalam satu masyarakat ada
sesuatu yang dihargai, dapat berupa uang atau benda-benda yang
bernilai ekonomis, tanah, kekuasaan, ilmu pengetahuan, kesalehan
dalam agama atau mungkin juga keturunan”.9
8 M. Munandar Soelaeman, Ilmu Sosial Dasar: Teori dan Konsep Sosial,
(Bandung: Refika Aditama.2006), Cet-ke.13, h. 149. 9 Soerjono Soekanto, Sosiologi: Suatu Pengantar,(Jakarta: CV. Rajawali. 1986),
Cet-Ke7. h.214.
13
Kondisi status sosial anak juga dikaitkan dengan kondisi
keluarganya. Kondisi status sosial orang tua dalam masyarakat
akan menentukan kedudukan mereka di dalam lapisan masyarakat,
lapisan tersebut terdiri dari lapisan atas, lapisan sedang atau lapisan
bawah. Menurut Goode “keluarga merupakan kunci sistem dari
stratifikasi (pelapisan status sosial masyarakat) dan mekanisme
sosial dimana interaksi antar pribadi pada tingkatan kelas yang
berbeda –beda dapat di lihat baik jarak maupun persamaan”.10
Adapun dalam menentukan status sosial keluarga dalam
masyarakat juga di pengaruhi oleh berbagai faktor, menurut
Soerjono Soekanto terdapat empat ukuran atau kriteria dalam
menggolongkan masyarakat dalam suatu status sosial kriteria
tersebut diantaranya ukuran kekayaan, ukuran kehormatan dan
ukuran ilmu pengetahuan.11 Hal senada juga dikemukakan oleh
hartomo dan Arnicun Aziz dimana dalam pengukuran status sosial
dalam masyarakat menggunakan ukuran kekayaan, ukuran
kehormatan, ukuran kehormatan, dan ukuran ilmu pengetahuan.12
Namun menurut Ujang Sumarwan yang mengutip Gilbert
dan Kahl terdapat tiga indikator atau aspek acuan dalam
pengukuran kriteria status sosial ekonomi yakni pekerjaan,
pendapatan dan harta benda.13
Dari beberapa pendapat ahli diatas tentang kriteria/ aspek/
ukuran dalam menentukan status sosial ekonomi orang tua dalam
masyarakat maka penulis menyimpulkan beberapa
kreteria/aspek/ukuran untuk mengetahui tingkat pengukuran status
sosial ekonomi orang tua yaitu:
10 Willian J. Goode, The Family, Terj. Lailahanoum Hasyim, (Jakarta: Bumi
Aksara), cet. 3, h.162. 11 Soerjono Soekanto, Op.cit, h.208 12 Hartomo, Arnicun Aziz, Ilmu Sosial Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara,1993), Cet
ke-2 h.203 13 Ujang Sumarwan, Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya dalam
Pemasaran, (Bogor: Ghalia Indonesia , 2011), edisi ke-2 h.266-267.
14
1. Kekayaan
Pada dasarnya penggolangan status sosial dalam
masyarakat melihat paling utama adalah ukuran kekayaan.
Menerut Elly M.Setiadi dan Usman Kolip “kekayaan adalah
segala sesuatu yang menyangkut kepemilikan benda-benda
berharga atau aset produksi seseorang atau keluarga”.14
Kekayaan merupakan dasar yang pealing banyak digunakan
dalam pelapisan sosial masyarakat. Menurut Basrowi seseorang
yang mempunyai kekayaan yang banyak akan dimasukan ke
lapisan atas dan yang mempunyai kekayaan sedikit akan
dimasukan ke lapisan bawah15
Soerjono Soekanto mengatakan bahwa “barang siapa yang
memiliki kekayaan paling banyak termasuk dalam lapisan
teratas. Kekayaan tersebut, misalnya dapat dilihat pada bentuk
rumah, mobil, cara-caranya mempergunakan jenis pakaian serta
kebiasaan untuk berbelanja barang-barang mahal”.16
Di dalam ukuran kekayaan penulis berasumsi bahwa di
dalam ukuran kekayaan terdiri dari aspek-aspek yang
digunakan untuk menggolongkan tingkat pengukuran status
sosial ekonomi orang tua yaitu:
a. Pekerjaan
Pekerjaan seseorang akan menentukan status sosial
ekonomi segala kebutuhan akan terpenuhi karena
dengan bekerja orang akan memperoleh pendapatan,
pekerjaan juga termasuk sebagai aspek-aspek
pengukuran status sosial dengan melihat dimana orang
itu bekerja serta memiliki jabatan/ peranan apa dalam
pekerjaan tersebut. Seperti yang dikutip oleh ujang
14 Elly M.Setiadi dan Usman kolip, Pengantar Sosiologi, (Jakarta: Kencana
Pranada Media 2011) Cet 1 h. 404 15 Basrowi, Pengantar Sosiologi, (Bogor: Ghalia Pusataka 2005 ), cet.1 h.62 16 Soerjono Soekanto, op.cit., h. 208
15
Sumarwan dimana “pekerjaan yang dilakukan oleh
orang tua baik ayah maupun ibu akan menentukan kelas
sosial”17, keluarga itu sendiri.
b. Pendapatan
Pendapatan merupakan imbalan yang diterima
sesorang dalam bentuk gaji, upah sewa, laba dan
sebagainya dengan mendapatkan pendapatan kebutuhan
konsumsi keluarga dapat terpenuhi .
Badan Pusat Statistik menggolongkan pendapatan
menjadi dua kategori yaitu:
1. Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan
yang bersifat reguler dan diterima biasanya sebagai
balas atau kontrs prestasi, sumbernya berasal dari :
a. Gaji dan upah yang diterima dari gaji pokok,
kerja kesampingan, kerja lembur dan kerja
kadang-kadang
b. Usaha sendiri yang meliputi hasil bersih dari
usaha sendiri, komisi penjualan dari kerajinan
rumah.
c. Hasil investasi yakni pendapatan yang diperoleh
dari hak milik tanah, keuntungan serial yaki yang
diperoleh dari hak-hak milik
2. Pendapatan yang berupa barang yaitu pembayaran
upah gaji yang ditentukan dalam beras, pengobatan,
transportasi, perumahan dan kreasi.
Badan Pusat Statistik (BPS) dalam laporan bulanan
data Sosial Ekonomi bulan September tahun 2017
17 Ujang Sumarwan, Op.cit., h.266.
16
merilis kategori pendapatan rumah tangga dalam
beberapa 5 golongan yaitu:
1. Golongan pertama adalah golongan pendapatan
rendah yakni jika pendapatan hanya berkisar hingga
Rp.1.800.000 per bulan.
2. Golongan kedua adalah pendapatan sedang yakni
jika pendapatan rata-rata berkisar dai atara Rp
1.800.000 – Rp 3.000.000
3. Golongan ketiga yakni golongan pendapatan lebih
dari sedang adalah jika pendapatan berkisar diantara
Rp. 3.000.000 – Rp 4.800.000
4. Golongan keempat yakni golongan pendapatan
tinggi jika pendapatan berkisar Rp. 4.800.000 – Rp
7.200.000
5. Golongan yang kelima yakni golongan pendapatan
sangat tinggi lebih dari Rp.7.200.000.18\
c. Pemilikan Harta Benda
Pemilikan barang-barang yang berharga dapat
dijadikan untuk ukuran status sosial ekonomi orang tua
semakin banyak seseorang memiliki sesuatu yang
berharga maka dapat dikatakan orang tersebut
mempunyai kemampuan ekonomi yang tinggi dan
mereka semakin dihormati oleh orang-orang sekitarnya.
Menurut Ujang Sumarwan “pendapatan yang tinggi
biasanya di ikuti oleh pemilikan harta benda yang
banyak. Di pedasaan pemilik kebun, ladang, ternak
yang banyak dan rumah yang besar merupakan simbol
pemilikian dari kelas atas masyarakat tersebut. Di
18 Badan Pusat Statistik , Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi, (Jakarta:
BPS,2017), edisi 88 ,h.170 diunduh dari
https://www.bps.go.id/website/pdf_publikasi/Laporan-Bulanan-Data-Sosial-Ekonomi-
September-2017.pdf pada tanggal 30 September 2017
17
perkotaan, rumah, kendaraan, tanah, perhiasaan, surat-
surat berharga, dan benda-benda seni adalah simbol
pemilikan dari kelas atas”19
Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa
seseorang yang memiliki jenis pekerjaan serta
mendapatkan pendapatan akan menentukan status sosial
orang tersebut dalam masyarakarat. Dengan
mendapatkan pekerjaan yang mempuni serta
menghasilkan pendapaan yang tinggi secara tidak
langsung pastinya akan memulai untuk mempunyai
pemilikan harta benda seperti rumah kendaraan serta
perusahaan.
Dalam perkembangan masa pendidikan anak, nilai
dari kekayaan orang tua sangat berperan besar,
kekayaan dapat mempengaruhi proses pendidikan anak,
karena dengan kekayaan keluarga, anak akan
mendapatkan fasilitas atau sarana dan prasarana sebagai
akomodasi untuk jenjang pendidikan, terutama untuk
melanjutkan jenjang pendidikan sampai ke Pendidikan
Tinggi. Jumlah kekayaan yang lebih banyak
dibandingkan dengan yang dimiliki oleh orang lain
maka akan terpandang di dalam lingkungan masyarakat,
selain itu menurut Basrowi “ukuran kekayaan
merupakan dasar yang banyak digunakan dalam
pelapisan sosial”20 begitu juga yang akan terjadi dalam
kehidupan interaksi sosial pada anaknya secara tidak
langsung akan di segani oleh masyarakat serta teman-
temannya.
19 Ujang Sumarwan. Op.cit. h.267. 20 Basrowi., Loc.cit
18
2. Kekuasaan
Kekuasan atau jabatan merupakan salah satu cara untuk
mengukur lapisan masyarakat untuk menentukan lapisan serta
status sosial, dengan di dudukinya sebuah kekuasaan maka
dengan sendirinya akan menempatkan seseorang dalam
tingkatan status sosial yang lebih tinggi atau lebih rendah di
bandingkan dengan seseorang yang tidak mempunyai
kekuasaan.
Basrowi mengatakan “seseorang yang memiliki kekuasaan
atau wewenang yang besar akan masuk pada lapisan atas dan
yang yang tidak memiliki kekuasaan maka masuk dalam
lapisan bawah”.21
Dengan demikian kekuasan merupakan media atau alat
untuk mengukur tingkat status sosial, berbeda dengan kekayaan
yang menempatkan pemiliknya berada di status sosial yang
lebih tinggi, kekuasaan bisa menaikan atau merendahkan status
sosial, hal ini di sebabkan karena kekuasaan memegang
peranan yang fundamental dalam masyarakat serta menentukan
nasib banyak manusia.
3. Kehormatan
Dalam ukuran kehormatan tidak terlepas dari dua ukuran
diatas ( kekayaan dan Kekuasaan). Masyarakat dengan
sendirinya akan menaruh rasa hormat untuk seseorang yang
memiliki salah satu atau kedua hirarki tersebut, sikap
masyarakat ini akan manjadikan orang tersebut memiliki
status/kehormatan dalam masyarakat sebagai mana menurut
Basrowi keadaan seperti biasanya masih bisa ditemui dalam
21 Ibid.,
19
masyarakat tradisonal, yang masih kental dengan nilai-nilai
adat.22
Selain pendapat dari Basrowi, Soerjono Soekanto
mengatakan status atau kedudukan sosial diartikan sebagai
tempat secara umum dalam masyarakat sehubungan dengan
orang-orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya,
prestisenya, dan hak-hak serta kewajiban- kewajibannya”.23
4. Pendidikan
Gelar kesarjanaan dalam masyarakat mendapatkan tempat
tertentu dalam sistem penilaian dari sebagian besar masyarakat
Indonesia, karena gelar tersebut membuktikan bahwa seseorang
yang memperolehnya telah memenuhi beberapa persyaratan
tertentu dalam bidang-bidang ilmu pengetahuan yang khusus.
Menurut Beteille sebagaimana di kutip oleh Elly M. Setiadi
dan Usman Kolip mengatakan bahwa “pendidikan dianggap
berharga sebab memberikan pengaruh pada mobilitas sosial
secara vertikal karena memberikan akses untuk jabatan yang
lebih tinggi dengan bayaran yang lebih baik sesuai dengan
karir”.24
Namun menurut Soerjono Soekanto pengukuran status
sosial dengan menggunakan ukuran dari pendidikan atau
pengetahuan hanya akan terjadi jika kedudukan orang tersebut
berada dalam lingkungan masyarakat yang masih menghargai
ilmu pengetahuan serta dunia pendidikan.25
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan bukanlah
tempat salah satu yang memberikan status sosial bagi keluarga
secara langsung, namun pendidikan merupakan faktor atau
22 Basrowi, op.cit., h.62 23 Soerjono Soekanto, op.cit., h.210 24 Elly M. Setiadi dan Usman kolip, op.cit.h.411 25 Soerjono Soekanto, op.cit., h208.
20
sarana untuk merubah kedudukan status sosial dalam
masyarakat. Dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi maka
akan semakin banyak peluang bagi seseorang untuk meniti
karir yang lebih prestise, sehingga akan berdampak
mengahasilkan penghasilan yang lebih bagi yang orang
tersebut.
Dari empat ukuran di atas bukan bersifat sebagai ukuran
baku yang bersifat limitatif dalam penilaian status seseorang
dalam lapisan masyarakat. Namun secara umum ukuran
kekayaan, kekuasaan, status serta pendidikan merupakan
ukuran yang sangat mudah dalam menentukan status sosial
dalam masyarakat. Jadi kriteria pelapisan sosial dalam
masyarakat masih tergantung pada nilai atau norma yang dianut
oleh anggita masyarakat yang bersangkutan.
c. Klasifikasi Status Sosial di tinjau dari Ekonomi
Pengukuran Status sosial dapat di ukur dari segi
perekonomian, menurut Ujang Sumarwan mengutip dari Gilbert
dan Kahl terdapat tiga aspek indikator dalam pengukuran status
sosial yaitu status pekerjaan, pendapatan dan harta benda.26
Berdasarkan pendapat tentang pengukuran status sosial
yang di tinjau dari ekonomi penulis menyimpulkan bahwa aspek
pendapatan atau profesi merupakan aspek dasar dari pengukuran
statatus sosial, dengan beradanya seseorang dalam bidang
pekerajaannya secara tidak langsung akan mendapatkan aspek-
aspek yang lain seperti rumah, kawasan serta lingkungan tempat
tinggal.
Penggolongan pendapatan yang dikategorikan oleh BPS di
atas bisa dijadikan sebagai tolok ukur dalam menentukan status
sosial ekonomi orang tua, jika di telaah lebih lanjut penggolongan
26 Ujang Sumarwan,Op.cit, h.265
21
kriteria yang dimuat oleh BPS merupakan salah satu penggolongan
status sosial pada masyarakat berdasarkan hasil pendapatan
perbulan, hal ini hampir sama seperti pendapat Warner dalam
menggolongkan lapisan masyarakat menjadi enam lapisan yakni,
kelas atas atas (upper-upper), atas bawah (lower upper), menengah
atas (upper middle), menengah bawah (middle lower), bawah atas
(lower upper) serta bawah bawah(lower lower).27
Adapun penngolongan status sosial di atas mengandung
penafsiran sebagai berikut:
1. Golongan pendapatan pertama merupakan golongan
masyarakat dalam ranah status sosial bawah atas (lower
upper)
2. Golongan pendapatan kedua merupakan golongan
masyarakat dalam ranah status sosial menengah bawah
(middle Lower)
3. Golongan pendapatan ketiga merupakan golongan
masyarakat dalam ranah status sosial menengah atas (upper
midlle)
4. Golongan pendapatan keempat merupakan golongan
masyarakat dalam ranah status sosial atas bawah (lower
upper)
5. Golongan pendapatan yang kelima merupakan golongan
masyarakat dalam ranah status sosial atas atas (upper-
upper).
Adapun golongan masyarakat bawah-bawah (lower-lower) yang
disematkan oleh Warner dalam hal ini Badan pusat Statistik menempatkan
golongan tersebut dalam masayarakat miskin yakni masyarakat yang rata-
27 Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi, (Jakarta (Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia) Cet.2 h.90.
22
rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan
Rp374.478.28
2. Orientasi Masa Depan Pendidikan Siswa
a. Definisi Orientasi Masa Depan
Setiap manusia pasti mengupayakan sebuah rencana
dikemudian hari nanti, rencana tersebut merupakan antisipasi
terhadap masa depan yang menjajikan, bayangan kehidupan
dikemudian hari inilah yang merupakan Orientasi Masa Depan
(OMD).
Di sisi lain definisi orientasi masa depan menurut Nurmi
orientasi masa depan merupakan kemampuan seseorang untuk
merencanakan masa depan yang merupakan salah satu dasar dari
pemikiran seorang manusia selain itu masa depan ini
menggambarkan bagaimana seorang individu memandang dirinya
sendiri di masa depan atau masa yang akan datang, gambaran
tersebut membantu individu dalam menempatkan dan
mengarahkan dirinya untuk mencapai apa yang ingin diraihnya.29
Sedangkan menurut Desmita menjelaskan bahwa “orientasi
masa depan merupakan salah satu fenomena perkembangan
kognitif yang terjadi pada individu yang berada pada masa remaja.
Masa remaja dianggap sebagi individu yang tengah mengalami
proses peralihan dari masa anak-anak menuju masa kedewasaan
yang pada masa itu remaja memiliki tugas-tugas perkembangan
yang mengarah untuk memnuhi tuntutan dan harapan peran sebagi
orang dewasa”.30
Hal ini sama dengan seperti yang dikemukakan oleh
Hurlock dalam Desmita bahwa ketika masa remaja, individu sudah
menilai memikirkan tentang masa depan mereka secara
bersungguh-sungguh. Remaja mulai memberikan perhatian yang
28 Badan Pusat Statistik, op.cit h.126 29 Jari-Erik Nurmi. How Do Adolescents See Their Future? A Review of The
Development of Future Orientation and Planing, Development review, 1991 h. 3-4 30 Desmita, Psikologi Perkembangan,(Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2013)
h.199
23
besar terhadap berbagai macam pilihan kehidupan yang akan
dijalaninya sebagi manusia dewasa di masa yang akan datang.31
Selain itu Bandura juga mengemukakan kemampuan untuk
merencanakan masa depan merupakan salah satu ciri dasar
pemikiran manusia, bagaimana individu memandang masa depan
berarti individu telah melakukan antisipasi terhadap kejadian –
kejadian yang mungkin timbul di masa yang akan datang.32 Hal
senada juga dikemukaan oleh G. Trommdorff dalam Desmita
berpandapat bahwa “oreintasi masa depan merupakan fonemena
kognitif motivasional yang kompleks, yang merupakan antisipasi
dan evaluasi tentang diri di masa depan dalam interkasinya dengan
lingkungan”.33
Sementara Seginer berpendapat orientasi masa depan
adalah gambaran yang dimiliki seseorang tentang masa depan
mereka. Hal ini sejalan dengan pemikiran dengan Bandura, Nurmi,
Seginer dan Trommsdorff memiliki pendapat bahwa orientasi masa
depan merupakan model atau rancangan masa depan seseorang.
Dengan demikian seseorang akan menyiapkan dasar untuk
menentukan tujuan, perencanaan, eksplorasi pilihan, membuat
pilihan, komitmen dan yang berkaitan pada perkembangan
seseorang. Mengingat hal ini makin jelas bahwa orientasi masa
depan memiliki kepentingan khusus untuk individu agar dapat
melalui periode perkembangan dan transisi yang secara normatif
diharapkan untuk mempersiapkan diri agar apa yang diharapakan
di masa depan dapat dicapai34.
31 Ibid., h. 199 32 Jari Erik Nurmi. Op.cit., h.1 33 Desmita. Loc.cit. 34 Seginer, R, Adolescent Future Orientasi: An Integrated Cultural and
Ecological Perpective, (OnlineReadingin Psychology and Culture.2003) h.3.
24
Jadi dengan demikian berdasarkan paparan dan pendapat
dari para ahli maka dapan di simpulkan bahwa Orientasi Masa
Depan merupakan ciri dari tingkah laku yang bertujuan dan
berdasarkan hal ini maka orientasi masa depan diartikan
sebagaimana seseorang memandang masa depannya dimana hal ini
menyangkut harapan tujuan, perencanaan dan strategi pencapaian
tujuan. Dengan orientasi masa depan masa depan seseorang akan
lebih mudah untuk mengarahkan pad tujuan-tujuan hidupnya guna
mencapai keinginannya di masa yang kan datang.
b. Pembentukan Orientasi Masa Depan
Dalam usahanya mengantisipasi masa depan, siswa harus
membentuk skemata kognitif yakni kemampuan dasar dalam
pembangunan pikiran, sehingga siswa dapat memfungsikan otak
yang bertujuan untuk mengatur, menafsirkan, dan menarik kembali
informasi yang telah mereka peroleh, dengan bertujuan untuk
mengarahkan siswa untuk aktifitas masa depan. Berdasarkan
skemata yang dihasilkan, para siswa membentuk harapan-harapan
baru yang ingin diwujudkan dalam kehidupan di masa mendatang.
Selain membentuk gambaran mengenai dirinya di masa depan, para
siswa juga mengantisipasi kejadian di masa yang akan terjadi di
masa depan, selain itu para siswa juga mampu memberikan
penilain atau evaluasi mengenai kejadian-kejadian dan hasil
tingkah laku untuk mengantisipasi kejadian kejadian di masa
mendatang dan kemampuan untuk bertindak menurut apa yang
telah mereka pahami, sehingga menjadi dasar bagi terbentuknya
orientasi masa depan pada siswa tersebut.
Seperti halnya yang di kemukakan oleh Chaplin dalam
Desmita menjelaskan sebagi fenomena kognitif – motivasional
yang kompleks, orientasi masa depan berhubungan erat dengan
schemata kognitif, yaitu merupakan suatu organisiasi perceptual
25
dari pengalaman masa lalu beserta berkaitan dengan pengalaman
masa sekarang dan di masa yang akan datang35. Skemata kognitif
memberikan suatu gembaran bagi remaja terkait hal-hal yang dapat
diantisipasi di masa depan, baik tentang diri sendiri, maupun
tentang lingkungannya, dan juga bagaimana individu mampu
menghadapi perubahan konteks dari berbagai aktivitas di masa
depan.36
Adapun Neiser menyebutkan “skemata kognitif sebagai
mediator bagi masa lalu dalam mempengaruhi masa depan”.37
Dengan demikian hadirnya skemata kognitif dalam diri siswa
merupakan modal utama dalam pembuatan orientasi masa depan
dimana para siswa berusaha membuat konsep masa depan mereka
untuk menatisipasi hal-hal yang nantinya akan di lalui, sehingga
para siswa dapat mwujudkan harapan-harapan mereka sebelumnya
Sementara Nurmi mengemukakan bahwa Orientasi Masa
depan dideskripsikan melalui tiga proses yaitu:38
1. Motivation ( Motivasi)
Tahapan motivasi merupakan tahapan awal dalam
pembentukan orientasi masa depan pada siswa SMA. Tahap
ini Nurmi menjelaskan tahapan motivasi mencangkup
motif dan minat tujuan berkaitan dengan orientasi masa
depan. Dalam tahapan motivasi akan berkaitan dengan apa
yang menjadi tujuan yang dicapai, waktu pencapaian dan
dorongan untuk mencapai tujuan si masa yang akan
datang. Ketika keadaan masa depan beserta faktor
pendukungnya telah menjadi sesutau yang diharapkan dapat
terwujud, maka pengetahuan yang akan menunjang proses
terwujudnya harapan tersebut, dan merupakan dasar
35 Desmita. Op.cit., h.199-200 36 Ibid., h.200. 37 Desmita. Loc.cit. 38 Desmita. Loc.cit.
26
terpenting bagi perkembangan motivasi dalam orientasi
masa depan.39 Tahapan motivasi dari orientasi masa depan
merupakan suatu proses yang kompleks, yang melibatkan
beberapa sub tahapan, yakni:40
1) Pertama, pengetahuan mengenai harapan terhadap masa
depan yang menjadi dasar dan peranan penting dalam
pengembangan motivasi terkait orientasi masa depan.
2) Kedua, seseorang akan memulai eksplorasi
pengetahuaanya yang berkaitan dengan minat barunya
tersebut.
3) Ketiga menetapkan tujuan yang realistis, spesifik, dan
memutuskan kesiapan untuk berkomitmen pada tujuan
masa depan yang telah ditetapkan.
2. Planning (Perencanaan)
Planning atau perencanan merupakan tahapan kedua
dalam proses orientasi masa depan, aspek perencanaan
berkaitan dengan bagaimana seseorang menyusun
perencanaan, menjalankan merealisasikan dari minatnya
dalam konteks masa depan. Karena dengan membuat
sebuah perencaan para siswa dapat menyusun, membentuk
strategi, langkah-langkah yang berkaitan dengan
tujuanyang akan di capai.41
Adapun menurut Nurmi dalam tahap perencanaan
mempunyai tiga subtahap yakni:42
1) Tahapan pertama yaitu tahap menentukan tujuan,
individu membentuk representasi(gambaran) dari
tujuan dan konteks masa depan dimana tujuan itu
diharapkan dapat tercapai. Representasi atau gambaran
39 Jari-Erik Nurmi.Op.cit., h.5 40 Ibid.,h.5 41 Jari-Erik Nurmi Loc.cit. h.6 42 Desmita, Op,cit.,h.201
27
ini berdasarkan pada pengetahuan yang dimiliki
individu dalam konteks aktivitas masa depan.
2) Tahapan kedua yaitu tahap membuat rencana, projek
atau strategi untuk mencapai tujuan dalam konteks yang
telah dipilih. Pada proses membuat rencana ini
mempunyai kesaam dengan proses pengambilan
keputusan, dimana individu menyusun berbagi alternatif
rencana dan harus memutuskan alternatif mana yang
paling effisien untuk mencapai tujuan Orientasi Masa
Depan.
3) Tahapan Ketiga yaitu tahap implementasi yakni tahapan
menerapkan semua gagasan dari strategi, rancangan
serta gambaran yang telah dibuat. Pada fase ini individu
diharapkan mampu membuat perencanaan konkrit dari
tujuan yang ditetapkan. Selanjutnya individu membuat
beberapa alternatif-alternatif rencana dan strategi,
apakah sesuai dengan tujuan besar yang ingin dicapai
serta menentukan sikap dalam tahap motivasi dan
memastikan bahwa rencana itu telah disusun secara
sistematis.
3. Evaluation (evaluasi)
Aspek terakhir dalam proses orientasi masa depan
adalah evaluasi, dalam aspek ini remaja dalam konteks ini
sebagai siswa, harus mengevaluasi keyakinan diri,
kemungkinan untuk merealisasikan tujuan-tujuan yang
telah di tetapkan dan rencana-rencana yang telah dibuat.43
Menurut Nurmi yang dikutip oleh Desmita
“evaluasi merupakan proses yang melibatkan pengamatan
43Jari-erik Nurmi, loc.cit h.6
28
dan penilaian terhadap tingkah laku yang ditampilkan serta
memberikan kayakinan diri sendiri”.44
Adapun menurut desmita dalam tahapan evaluasi
disarankan melibatkan causal attributipns, yang didasari
oleh evaluasi kognitif mengenai peluang yang dimiliki
dalam konteks mengendalikan masa depannya yakni
kondisi-kondisi yang muncul sewaktu-waktu tanpa disadari.
Selain itu dalam proses evaluasi ini, konsep diri merupakan
hal yang terpenting dalam mengevaluasi kesempatan yang
ada untuk mewujudkan tujuan dan rencana sesuai
kemampuan yang dimiliki individu45.
Dengan demikian dapat ketahui bahwa aspek dalam
pembentukan orientasi masa depan terdiri atas tahapan
motivasi berlanjut ketahap perencaan serta di akhiri dengan
tahapan evaluasi. Proses orientasi masa depan ini harus di
aplikasikan/ diterapkan oleh para siswa-siswa yang sedang
berada dalam bangku Sekolah Menengah Atas. Sehingga
para siswa dalam konteks psikologi berada dalam ranah
remaja dapat membuat orientasi masa depannya dengan
baik. Sebagai mana mereka dapat menentukan kelanjutan
pendidikan mereka untuk berada jenjang perkuliahan di
perguruan tinggi atau universitas, dengan memiliki tujuan
masa depan yang sudah jelas, para siswa senantiasa akan
memiliki motivasi untuk mecapai tujuan tersebut, serta
dengan tujuan yang sudah dimilkinya siswa akan membuat
perencaan untuk mencapai tujuan tersebut dengan
melakukan kesungguhan dalam proses pemebelajaran di
sekolah. Dilanjutkan dengan mengevaluasi, evaluasi proses
orientasi masa depan siswa tersebut sangat penting jiaka
44 Desmita, Op.cit, h.202 45 Jari-Erik Nurmi,loc.cit.,h.6
29
dalam proses perencaan akan mengalamai hamabatan
dalam mencapai tujuan siswa akan mengevaluasi tujuan
serta membuat perencaan serta strategi strategi yang baru.
Sehingga pencapain dalam proses oreintasi masa depan
siswa tersebut dapat terwujud.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Orientasi Masa Depan
Banyak hal yang mempengaruhi pembentukan orientasi
masa depan, terlebih para siswa-siswa kelas 12 SMA, yang pada
kenyataanya dalam penentuan karir atau menlanjutkan pendidikan
tidaklah dilakukan dengan diri sendiri, ada beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi serta menentukan dalam pemilihan orientasi
masa depan antara lain:
1. Status Sosial Orang Tua
Menurut Afifah dalam hasil penelitian skripsinya
menyatakan bahwa “orang tua akan memberikan penghargaan
positif terhadap anak-anaknya dan konsisten dalam
mengarahkan anaknya untuk memiliki harapan yang positif
serta meyakini akan kemampuan diri sendiri dan optimis”.46
Selain itu mengutip teori Nurmi tentang Orientasi masa depan
pada remaja menyatakan faktor orang tua akan mempengaruhi
tiga hal dalam orientasi masa depan pada anak, pertama orang
tua menentapkan standar normatif, kedua mempengaruhi
perkembangan minat, nilai dan dan yang ketiga mempengaruhi
tujuan anaknya.47
Di dalam faktor orang tua juga menyangkut status sosial
ekonomi, dimana menurut Seginer mengatakan bahwa
“kemiskinan dan status ekonomi yang rendah berkaitan dengan
46 Afifah, “ Pengaruh dukungan Orang Tua Terhadap Orientasi Masa Depan di
halam Area Pekerjaan Pada Remaja”, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Jakarta 2011,h 28, tidak dipublikasikan 47 Afifah, Ibid.
30
perkembangan orientasi masa depan yang menyebabkan
menjadi terbatas”.48
Hal senada dikemukakan oleh nurmi dimana status sosial
ekonomi dimana para siswa sangat terpengaruh dari status
sosial orang tua mereka, dimana sebagian dari mereka
memeilih untuk berhenti melanjutkan dunia pendidikan dan
memilih langsung terjun di ranah dunia perkerjaan dan karir.49
2. Jenis kelamin
Jenis kelamin masih menjadi salah satu faktor dalam
menentukan orientasi masa depan, meski sudah banyak isu
tentang kesetaraan gender namun dalam pengambilan profesi
atau karir gender masih terlalu melekat, sebagai contoh para
siswi yang masih banyak memilih orientasi karir menjadi
dosen, guru, dokter sekretaris atau psikologi anak, begitu
dengan sebaliknya para siswa akan meilih secara tepat pada
karirnya sesuai dengan dirinya seperti polisi, militer, hakim dan
sebagainya.
3. Karakteristik Kepribadian Individu
Kepribadian individu seperti intelektual serta minat akan
ikut adil dalam menentukan orientasi masa depan siswa
tersebut, dimana dalam faktor ini akan menentukan dalam
perjalanan program studi atau menentukan pilihan karir,
individu dengan kecerdasan yang di miliki akan memilih untuk
menetukan keberlanjutan pendidikan ke jenjang yang lebih
tinggi.
48 Seginer, op.cit, h.5 49 Jari erik Nurmi, Op.cit.h.31
31
4. Teman Sebaya
Lingkungan sosial yang terdapat dalam kehidupan siswa
salah satunya adalah teman sebaya, dalam masa remaja
hubungan teman remaja lebih didasarkan pada hubungan
persahabatan.50 Dimana pada prinsipnya hubungan teman
sebaya memiliki arti yang sangat penting bagi kehiduapan
remaja.51 Menurut kelly dan hansen yang dikutip oleh desmita
hubungan dengan teaman sebaya akan memperoleh dorongan
emosional dan sosial serta menjadi lebih independen serta
memberikan dorongan bagi remaja untuk mengambil peran dan
tanggung jawab.52
Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa oreintasi masa
depan mengandung aspek-aspek motivasional, afektif dan aspek
kognitif.53 Menurut Nurmi pada umumnya orientasi masa depan
ramaja berkisar pada tugas-tugas perkembangan yang dihadapi
pada masa remaja dan dewasa awal, yang meliputi berbagai aspek
kehidupan terutama pendidikan, pekerjaan.54 Besarnya perhatian
remaja terhadap orientasi bidang pendidikan tentu berkaitan erat
dengan persiapan untuk masuk kedunia pekerjaan pada masa
dewasa awal. Jadi pada dasarnya dunia pendidikan bagi remaja
merupakan awal awal dari karir pekerjaanya.55 Dalam hal ini,
pendidikan di pandang sebagai cara paling utama dalam
memperoleh penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang
relevan dengan jenis pekerjaan dan cita-cita yang diharapkan oleh
para remaja.
50 Desmita, Op.cit.h.220. 51 Desmita, Loc.cit., 52 Desmita, Loc.cit., 53 Ibid.,h.202 54 Ibid.,h.203 55 Desmita, Loc.cit.,
32
3. Pendidikan Tinggi
a. Hakikat Pendidikan
Pendidikan sebagai pembelajaran telah dilakukan seusia
manusia itu senidri sebagai perlu pendidikan, namun dalam praktik
pendidikan secara menyeluruh (universal), akan di temukan
keberagaman sebanyak ragam komunitas manusia. Itulah sebabnya
pendidikan hanya ditemukan unsur universalnya saja.
Keberagaman pendidikan yang terjadi di atas bumi ini disebabkan
karena perbedaan cara memberikan makan terhadap pendidikan itu
sendiri sebagai gejala sosial.
Teminologi pendidikan merupakan terjemahan dari istilah
pedagogi, dimana istilah ini berasal dari bahasa Yunani kuno yang
berasal dari dua kata yakni Paidos artinya ‘budak’ dan aoo artinya
‘membimbing’ sehingga pedagogie diartikan sebagai ‘budak yang
mengantarkan anak majikan untuk belajar’.56 Dalam
perkembangannya, pedagogie dimaksudakan sebagai ilmu
mendidik.
Menurut Jumali dkk, “kepentingan akan pendidikan
dijadikan sebagai investasi dan proses civilisasi, pendidikan
dipandang sebagai kegiatan investasi, sehingga penyelenggaraan
pendidikan umumnya sangat mahal, sedangkan pendidikan
dipandang sebagai proses civilisasi yakni proses untuk menjadikan
anak didik sebagai warga masyarakat yang baik”.57
Sedangkan menurut Redja Mudyahardjo dalam sugiyono
“pendidikan adalah suatu proses pencapaian tujuan artinya
pendidikan berupa serangkaian kegiatan yang bermula dari
56 M. Jumali dkk, Landasan Pendidikan, (Surakarta: Muhammadiyah University
Press, 2008), Cet ke-3, h.18. 57 M. Jumali dkk, Op.cit, h.15.
33
kondisi-kondisi aktual dari individu yang belajar tertuju pada
pencapaian individu yang diharapakan”.58
Dalam hal yang lebih spesifik, pendidikan yang merupakan
aktivitas pembelajaran dalam bentuk interaksi edukatif
(penyampaian ilmu pengetahuan dan afektif) dengan menempatkan
peserta didik sebagai subjek pendidikan, masih juga pendidikan
dipersyaratkan untuk penunaian tugas yang mengarah pada upaya
memberi arah dan watak pada peserta didik.59
Adapun menurut pandangan Gerald Lee Gutek dalam
Jumali mengemukakan “pendidikan menunjukan kegiatan yang
sangat luas dalam keseluruhan proses sosial yang membawa
individu dalam kehidupan, namun hakekat pendidikan dapat pula
dipandang sebagai kegiatan yang lebih formal yang dilaksanakn di
sekolah yang melibatkan guru dan melibatkan keahlian dalam
proses belajar, serta melibatkan kurikulum, metode pengajaran, dan
program pengajaran dan variabel lain yang bersangkutan”.60
Dengan demikian pendidikan dapat di artikan kegiatan
formal yang melibatkan tenaga pengajar, jumlah siswa, kurikulum,
evaluasi dan administrasi yang berada dalam lingkup manajemen,
guna menjalankan sistem kegiatan belajar mengajar sehingga
tercapai tujuan-tujuan dari pendidikan yang diingkinkan.
b. Pendidikan Tinggi
Pendidikan Tinggi dan Perguruan Tinggi sering dianggap
sebagai dua kosa kata yang memiliki arti yang sama, sedangkan
sebenarnya mempunyai arti yang berlainan. Pendidikan tinggi
merupakan pendidikan pada jalur pendidikan sekolah pada jenjang
yang lebih tinggi dari pada sekolah menengah atas (SMA)
58 Sugiyono,Metode Penelitian Pendidikan,(Bandung: Alfabeta, 2013) Cet ke 16.
h.88 59 M. Jumali dkk, Op.cit,h.22 60 Ibid
34
sebaliknya Perguruan Tinggi merupakan satuan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan tinggi.61
1. Hakikat Pendidikan Tinggi
Definisi pendidikan tinggi dalam Undang-Undang Sistem
Pendidikan No 20 tahun 2003 “pendidikan tinggi merupakan
jenjang pendidikan yang mencangkup program pendidikan
diploma, sarjana, magister, spesialis dan doktor yang di
selenggarakan oleh perguruan tinggi”.62
Adapun dalam Undang-undang No 2 tahun 1989 pasal 16
ayat 1, pendidikan tinggi merupakan kelanjutan pendidikan
menengah yang diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik
menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan
akademis dan/atau profesional yang dapat menerapkan,
mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan,
teknologi dan/atau kesenian.63
Sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan yang lebih atas
atau jenjang pendidikan lanjutan dari jenjang pendidikan sekolah
menengah atas (SMA) sederajat, adapun jenjang pendidikan
tinggi mencangkup jenjang diploma, sarjana, magister, spesialis
dan doktor supaya peserta didik memiliki kemampuan akademis,
profesional serta menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi serta
kesenian.
Adapun pendidikan tinggi terdiri atas pendidikan akademik
dan pendidikan profesional. Pendidikan akademik merupakan
pendidikan yang diarahakan terutama pada penguasaan ilmu
61 Richardus Eko Indrajit dan Richardus Djokopranoto, Manajemen Perguruan
Tinggi Modern, (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2006), Cet I.h.3 62 Undang-Undang Sitem Pendidiakn Nasional No 20 tahun 2003 Bagian empat
pasal 19 ayat 1 63 Agus M. Hardjana, Kiat Sukses Studi di Perguruan Tinggi , (Yogyakarta:
Kanisius, 1994), Cet ke 1, h.9.
35
pengetahuan, sedangkan pendidikan profesional merupakan
pendidikan yang di arahkan terutama pada kesiapan penerapan
keahlian tertentu.
Kedua jenis pendidikan masing-masing dibagi kembali
sebagai berikut:64
1. Pendidikan Akademik yang terdiri dari:
a. Program Sarjana
b. Program Pascasarjana
1) Program Magister
2) Program Doktor
2. Pendidikan Profesional:
a. Program Diploma 1
b. Program Diploma 2
c. Program Diploma 3
d. Program Diploma 4
2. Tujuan Pendidikan Tinggi
Dalam Undang-undang pendidikan tinggi pasal 5 dimana
tujuan pendidikan tinggi antara lain: 65
a. Berkembangnya potensi mahasiswa agar menjadi manusia
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan Berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, terampil, kompenten Dan berbudaya untuk
kepentingan bangsa;
b. Dihasilkan lulusan yang menguasai cabang ilmu
pengetahuan dan/atau Tekonologi untuk memenuhi
kepentingan dan peningkatan nasional dan kepentingan
daya saing bangsa;
64 Richardus Eko Indrajit dan Richardus Djokopranoto, Op.cit, h.4 65 Undang-Undang Pendidikan Tinggi No 12 tahun 2012 pasal 5
36
c. Dihasilkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi melalui
penelitian yang memperhatikan dan menerapkan nilai
Humaniora agar bermanfaat bagi kemajuan bangsa, serta
kemajuan peradaban dan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa.
Di sisilain dalam Undang-undang Pendidikan Tinggi
terdapat fungsi dari pendidikan tinggi antara lain:66
a. Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa.
b. Mengembangkan Sivitas Akademika yang inovatif,
responsif, kreatif, keterampilan, berdaya saing dan
kooperatif melalui pelaksanaan Thidharma dan
c. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknonologi dengan
memperhatikan dam menerapkan nilai Humaniora.
b. Perguruan Tinggi
1. Hakikat Perguruan Tinggi
Pada umumnya masyarakat mendefinisikan perguruan
tinggi adalah tempat sekolah yang umum disebut dengan kampus
atau universitas, sedangkan menurut Taliziduhu Ndraha
“perguruan tinggi adalah pola proses interaksi belajar mengajar
sehari-hari yang terorganisasikan secara khusus sebagai bagian
atau komponen sistem belajar mengajar secara keseluruhan di
dalam masyarakat”.67 Begitu juga seperti yang ada dalam
Undang-undang Perguruan Tinggi No 12 tahun 2012 dimana
66 Undang-Undang Pendidikan Tinggi No 12 tahun 2012 pasal 4 67 Taliziduhu Ndraha, Manajemen Perguruan Tinggi, (Jakarta: Bina Aksara,
1988), Cet ke-1, h.42
37
perguruan tinggi adalah satuan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan tinggi.68
Dengan demikian perguruan tinggi merupakan satuan atau
unit yang menyelenggarakan proses kegiatan pendidikan tinggi,
penelitian seta pengabdian kepada masyarakat. Dimana
penelitian yakni “kegiatan telaah taat kaidah dalam upaya
menemukan kebenaran dan/atau memnyelesaikan malah dalam
ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian”.69 Sedangkan
pengabdian pada masyarakat merupakan kegiatan yang
memanfaatkan ilmu pengetahuan dalam upaya memberikan
kontribusi demi kemajuan masyarakat”.70
Adapun Makna Perguruan Tinggi menurut Richardus
Perguruan Tinggi di bagi menjadi 5 dimensi makna yang melekat
yang ada dalam Perguruan Tinggi antara lain:
a. Dimensi Etis
Universitas dikenal dengan sebagai pusat kreativitas
dan pusat penyebaran ilmu pengetahuan, selain itu
Universitas merupakan suatu komunitas akademik yang
dengan cermat dan kritis dimana setiap satuan didalmnya
berkaitan dengan moral atau prinsip-prinsip moralitas dalam
melalukan dan bertindak sesuatu.
b. Dimensi Keilmuan
Dunia perguruan tinggi adalah dunia ilmu pengetahuan
yang bertujuan utama adalah mengembangkan dan
menyebarakan ilmu pengetahuan, teknologi dan
kebudayaan dan pengabdian didalam masyarakat. Masih
menurut Richardus universitas (Perguruan Tinggi) adalah
suatu masyarakat akademik, yaitu masyarakat ilmu
pengetahuan yang mempunyai otonomi ilmu pengetahuan
68 Undang-undang Pendidikan Tinggi No 12 tahun 2012 pasal 1 ayat 6 69 Richardus Eko Indrajit dan Richardus Djokopranoto, Op.cit h.4. 70 Ibid
38
berupa kebebasan akademik dalam tiap disiplin ilmu sesuai
dengan prinsip dan metode masing-masing.71
Oleh karena itu, para dosen harus berusaha selalu
meningkatkan kompetensi di bidang ilmu pengetahuan dan
penelitian yang di kuasainya. Dengan demikian pula para
mahasiswa di rangsang untuk berfikir secar kritis dan taat
asas serta mau dan mampu belajar seumur hidup.
c. Dimensi Pendidikan
Dalam makna dimensi pendidikan Perguruan Tinggi
adalah pendidikan yang ada pada tingkat tinggi.72 Artinya
kegiatan belajar mengajar serta penelitian yang terjadi pada
tingkatan pendidikan yang tinggi yakni jenjang pendidikan
yang paling atas dari jenjang pendidikan lainya dengan
proses pendidikan, kurikulum serta administrasi dan
pengelolaan manajemen yang ada dalam naungan satuan
Perguruan Tinggi.
d. Dimensi Sosial
Salah satu fungsi dari perguruan tinggi adalah
perguruan tinggi memepersiapkan para mahasiswa untuk
mengambil di dalam masyarakat. Dengan para lulusan dari
Perguruan Tinggi, masyarakat bmengharapkan pembaruan
dan perbaikan terus menerus dalam tata kehidupan
bermasyarakat.73 Selain itu Perguruan Tinggi diharapkan
memberikan kontribusi dalam mengatasi berbagai masalah
yang sedang dihadapi oleh masyarakat.
e. Dimensi Korporasi
Disisi lain Perguruan Tinggi dapat di artikan sebagai
sebuah perusahaan hal itu di karenakan Perguruan Tinggi
yang memberikan jasa layanan dalam kemasan produk
71 Richardus Eko Indrajit dan Richardus Djokopranoto, Op.cit h.37 72 Ibid 73 Ibid
39
yakni ilmu pengetahuan, dimana yang menjadi konsumen
resmi adalah mahasiswa serta terdapat berbagai macam
tenaga kerja yang ada dalam Perguruan Tinggi tersebut.
Dan secara tak langsung tiap-tiap perguruan tinggi
menghadapi persaingan antar perguruan tinggi lainnya.74
Selain itu Perguruan Tinggi memiliki dan mengelola
berbagai sumber daya seperti sumber daya manusia, barang-
barang, peralatan, serta keuangan, semua hal ini
menunjukan bahwa Perguruan Tinggi memiliki persepsi
yang sama dengan perusahan.
Semua dimensi di atas terpadu secara ketat namun dari
dimensi-dimensi di atas saling berhubungan, saling menunjang,
saling mempengaruhi dimensi yang satu dengan yang lain.
sehingga dengan demikian akan terlihat betapa kompleksnya
berbagai arti dan makna yang melekat dalam satuan Perguruan
Tinggi.
2. Jenis-jenis Perguruan Tinggi
Berdasarkan ranah dan bidang keilmuan Perguruan Tinggi
dapat berbentuk akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut dan
universtas.75 Dengan pengertian masing-masing satuan
pendidikan sebagai berikut:76
a. Akademi
Menyelenggarakan program pendidikan Profesional pada
satu cabang atau sebagian cabang ilmu pengetahuan,
teknologi dan atau kesenian tertentu.
74 ibid 75 Ibid 76 Ibid
40
b. Politeknik
Menyelenggarakan program pendidikan profesional pada
beberapa bidang pengetahuan khusus.
c. Sekolah Tinggi
Menyelenggarakan program pendidikan akademik dan
atau profesional dalam lingkup satu disiplin ilmu tertentu
d. Institut
Menyelenggarakan program penddidikan akademik dan
atau profesional dalam sekelompok disiplin ilmu
pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian yang sejenis.
e. Universitas
Menyelenggarakan program pendidikan akademik
danatau profesional dalam beberapa disipli ilmu pengetahuan,
teknologi danatau kesenian
Adapun dalam segi payung hukum Perguruan Tinggi di
jadikan menjadi dua jenis yakni Perguruan Tinggi Negeri (PTN)
dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS), dimana hal tersebut tertera
dalam Undang-Undang Pendidikan Tinggi No 12 tahun 2012 pasal
1 ayat 7 dan 8 yang berbunyi pasal 1 ayat 7 Perguruan Tinggi
Negeri yang selanjutnya disingkat PTN adalah perguruan tinggi
yang didirikan san/atau diselenggarakan oleh Pemerintah. Serta
pasal 1 ayat 8 Perguruan Tinggi Swasta yang Selanjutnya di
singkat dengan PTS adalah Perguruan Tinggi yang didirikan
dan/atau diselenggrakan oleh masyarakat.77
3. Penerimaan Mahasiswa Baru
Dalam penerimaan Mahasiswa Baru terjadi perbedaan yang
sangat terlihat antara Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dengan
PerguruanTinggi Swasta (PTS) dimana dalam alur penerimaan
77 Undang-Undang Pendidikan Tinggi No 12 tahun 2012
41
Mahasiswa baru dalam Perguruan Tinggi Swasta hanya bisa di
lakukan secara sendiri sendiri tidak bisa diselenggaran secara
nasional seperti yang di lakukan oleh Perguruan Tinggi Negeri.
Bahkan dalam Perguruan Tinggi Negeri masih banyak alur
penerimaan Mahasiswa baru seperti dengan Saringan Nasional
Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). SPAN- PTKIN
yang di selenggarakan oleh Perguruan Tinggi Negeri Islam.
Adapun jenis-jenis jalur penerimaan mahasaiswa baru sebagai
berikut:
1. Saringan Nasional Masuk Perguruan Tingggi Negeri
(SNMPTN)
SNMPTN merupakan salah satu jalur penerimaaan
Perguruan Tinggi Negeri yang di selenggarakan oleh
Pemerintah sebagaimana tertera dalam Undang-Undang
Pendidikan Tinggi No 12 Tahun 2012 pasal 73 tentang
penerimaan mahasiswa baru PTN untuk setiap Program
Studi yang dapat dilakukan melalui pola penerimaan
Mahasiswa secara nasional
2. SPAN-PTKIN
SPAN- PTKIN merupakan pola seleksi yang
dilaksanakan secara Nasional oleh seluruh
UIN/IAIN/STAIN dalam satu sistem yang terpadu dan
diselenggarakan oleh Kementiran Agama Republik
Indonesia, sehingga segi pembiayaan dalam pelaksanaan
SPAN PTKIN di tanggung oleh Pemerintah.
3. Ujian Masuk Bersama (UMB)
Ujian Masuk Bersama adalah sistem penerimaan
masuk perguruan tinggi yang dilaksanakan oleh beberapa
Perguruan Tinggi secara bersama dalam satu sistem. Sistem
ini hampir mirip dengan SNMPTN dimana semua
Perguruan Tinggi berhak mengikutinya, namun dalam
42
UMB hanya beberapa saja Perguran Tinggi baik PTN
maupun PTS yang bisa ikut sesuai dengan kesepakatan
yang telah di sepakatin oleh masing masing Perguruan
Tinggi yang menggunakan sistem ini.
4. Ujian Mandiri (UM)
Ujian Mandiri merupakan sistem penerimaan
mahasiswa baru yang di selengarakan oleh masing-masing
Perguruan Tinggi baik PTN maupun PTS secara mandiri
tanpa ikut atau bergabung dengan Perguruan Tinggi
lainnya.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian tentang hubungan status sosial ekonomi orang tua
terhadadp orientasi masa depan pendidikan siswa mengacu pada hasil
penelitian penelitian yang sudah teliti oleh:
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Yang Relevan
No Pengarang dan judul Hasil Kekurangan
1 Izzah Rufaidah (Skripsi)
Pengaruh Iklim Sosial
keluarga Terhadap
Orientasi Masa Depan
Dalam Bidang
Pekerjaan dan Karir
pada Remaja. 78
Terdapat pengaruh
yang signifikan atas
variabel-varibel yang
mempengaruhi
orientasi masa depan
yaitu sebesar 28,3%
dengan proposi varian
varibel iklim social
keluarga sangat
berpengaruh yakni
Kekurangan dari
hasil skripsi ini
yakni peneliti masih
terlalu luas dalam
menentukan variabel
terikat, hal ini di
karenakan penelitian
m menggunakan
model multi regresi
sehingga terlalu
78 Izzah Rufaidah, “Pengaruh Iklim Sosial Keluarga Terhadap Orientasi Masa
Depan dalam Bidang Pekerjaan dan Karir pada Remaja”, Skripsi Pada Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2010, tidak dipublikasikan
43
sebesar 24,8% dari
keseluruhan hasil
banyak sub-sub
varibel dalam
menentukan hasil
2 Dini Rahmawati
(Skripsi)
Hubungan Status Sosial
Ekonomi Orang Tua
dengan Motivasi Belajar
PAI Siswa Di SMP
Darussalam Ciputat. 79
Terdapat kolerasi
yang signifikan
dengan hasil akhir
0,288 atau sebesar
28,8% dari status
sosial ekonomi orang
tua terhadap motivasi
belajar dengan
menggunakan korelasi
produk moment level
5%
Peniliti
menggunakan
responden siswa
SMP dimana dalam
masa ini masa awal
remaja, sehingga
pengetahuan siswa
tentang maksud
penelitian dinilai
masih kurang.
3 Afifah (Skripsi)
Pengaruh Dukungan
Orang Tua Terhadap
Orientasi Masa Depan
Dalam Area Pekerjaan
pada Remaja. 80
Terdapat pengaruh
yang signifikan
sebesar 23,9% varibel
orientasi masa depan
dalam area pekerjaan
pada remaja
Kekurangan dari
hasil skripsi ini
yakni peneliti masih
terlalu luas dalam
menentukan variabel
terikat, hal ini di
karenakan penelitian
m menggunakan
model multi regresi
sehingga terlalu
banyak sub-sub
varibel dalam
menentukan hasil
79 Dini Rahmawati, “Hubungan Status Sosial Ekonomi Orng tua Dengan
Motivasi Belajar PAI Siswa di SMP Darussalam Cipitat”, Skripsi Pada Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2010, tidak dipublikasikan 80 Afifah,Op.cit
44
C. KERANGKA BERPIKIR
Masa usia remaja, merupakan masa dimana masa peralihan dari
masa anak-anak kemasa dewasa, selain mengalami perubahan
perekembangan yang pesat dalam hal fisik, namun dalam masa remaja
juga merupakan masa perkembangan, pencapaian kemandirian serta masa
dalam pencarian identitas diri.
Keberadaan siswa-siswa dalam lingkup remaja pasti akan
mempikirkan dunia masa depan mereka sendiri, terlebih bagi siswa-siswa
kelas III yangsebentar lagi akan meluluskan pendidikan tingkat SMA
pastinya mereka akan menyusun atau merencanakan kelanjutan aktifitas
keseharian mereka. Mendapatkan jenjang pendidikan di dunia perkuliahan,
sekolah tinggi ataupun dunia akademi merupakan harapan dan keingingan
bagi semua siswa-siswa di kelas tiga SMA, kerberlanjutan siswa ke
jenjang dunia perkulihan atau akademi merupakan salah satu proses untuk
meraih harapan serta cita-cita serta karir yang mereka idamkan, seperti
menjadi Guru, Pilot, Dokter, Polisi, Militer, Akuntan, Hakim, Pengacara,
dan lain sebagainya.
Menyusun orientasi masa depan merupakan langkah awal bagi
semua siswa kelas XII (dua belas) untuk meraih cita cita yang merak
harapkan. Namun dalam menyusun orientasi masa depan terdapat faktor
yang sangat berpengaruh yaitu faktor keluarga. Faktor keluarga seperti
yang telah di kemukakan oleh Trommsdroff dikutip dalam desmita faktor
keluarga sangat berpengaruh dalam menentukan pembentukan oreintasi
masa depan bagi remaja,81 selain itu juga mengutip pendapat Nurmi dalam
Afifah menjelaskan “bahwa meskipun teman sebaya dan lingkungan
sekolah memberikan pengaruh yang besar terhadap perkembangan remaja
namun sesungguhnya orang tua tetap menjadi bagian yang penting bagi
kehiduapn mereka”.82
81 Desmita,Op Cit, h.204 82 Afifah, op.cit h.36
45
Pengaruhnya fakor keluarga terutama dalam menentukan untuk
melanjutkan ke jenjang pendidikan di universitas atau perguruan tinggi.
Siswa yang mendapatkan dukungan dari keluarga terutama dukungan
dalam faktor ekonomi akan lebih mudah dalam membuat orientasi ke
jenjang pendidikan di universitas atau pendidikan vokasi milik
pemerintah, seperti pendidikan STAN, STIS, AKPOL, AKMIL dan lain
sebagainya.
Sebaliknya siswa yang kurang mendapatkan dukungan ekonomi
dari orang tua, akan tumbuh menjadi individu yang kurang optimis, kurang
memiliki harapan tentang masa depan, kurang percaya atas
kemampuannya merencanakan masa depan dan pemikirannya pun menjadi
kurang sistematis dan terarah, bagi mereka mendapatkan perkerjaan
merupakan faktor utama guna memperbaiki ekonomi keluarga
dibandingkan untuk melanjutkan ke jenjang dunia pendidikan di
universitas atau Akademi.
Berdasarkan pemahaman di atas, dapat dilihat pengaruh status
sosial ekonomi orang tua masih sangat masif terhadap orientasi masa
depan siswa dalam keberlanjutan pendidikan di perguruan tinggi,
universitas maupun sekolah akademi. Hal ini sangatlah lumrah terjadi di
karenakan pengalaman dan pengetahuan remaja tentang kehidupan di
masa mendatang sangat terbatas, sehingga dengan demikian faktor
keluarga masih menjadi faktor utama bagi siswa dalam merencanakan
orientasi masa depannya.
Untuk lebih mempermudah dalam penelitian ini dapat
digambarkan dengan bagan kerangka konsepstual sebagai berikut:
46
Bagan 2.1
Kerangka Konseptual
Legenda:
: Jalur implikasi dari Variabel Bebas terhadap Variabel Terikat
: Jalur tingkat implikasi Variabel Bebas terhadap Variabel Terikat
D. Pengajuan Hipotesa
Berdasarkan deskripsi teori diatas, penulis merumuskan penelitian
sebagai berikut:
Ha : Adanya pengaruh positif yang signifikan antara status sosial
ekonomi orang tua terhadap orientasi masa depan pendidikan
siswa.
Ho : Tidak adanya pengaruh positif yang signifikan antara status sosial
ekonomi orang tua terhadap orientasi masa depan pendidikan
siswa.
OREINTASI MASA DEPAN
PENDIDIKAN SISWA
- MOTIVASI
- PERENCANAAN
- EVALUASI
STATUS SOSIAL
EKONOMI ORANG
TUA
- KEKAYAAN
- PEKERJAAN
- PENDAPATAN
- HARTABENDA
- KEHORMATAN
- ILMU
PENGETAHUAN
TINGKAT PENGARUH
- SANGAT LEMAH
- LEMAH
- SEDANG
- KUAT
- SANGAT KUAT
47
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian di SMAN 01
Wanasari Kabupaten Brebes. Pemilihan lokasi penelitian di SMAN 01
Wanasari sangalah tepat dikarenakan lingkungan sekolah yang
memadai serta lingkungan masyarakat yang heterogen meskipun
mayoritas dengan penghasilan utama yaitu lewat pertanian, sehingga
peneliti ingin meneliti apakah faktor status ekonomi orang tua
mempengaruhi orientasi masa depan pendidikan anak atau tidak.
Di sisi lain pemilihan SMAN 01 Wanasari sebagai tempat dalam
penelitian ini di karenakan pembahasan utama dalam penelitian ini
merupakan tentang siswa-siswa yang memiliki orang tua dengan
profesi sebagai petani bawang merah, sebagaimana untuk lokasi utama
yakni di kabupaten Brebes dengan ruang lingkup di kecamatan
wanasari, dimana mayoritas masyarakat berprofesi sebagai petani
bawang merah.
2. Waktu Penelitian
Adapun waktu yang penulis gunakan dalam mengadakan penelitian
ini tersedia dalam sajian tabel berikut ini:
Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan Penelitian
NO Kegiatan Waktu
Sept Okt Nov Des Jan Feb
1 Pengkajian latar belakang
dan Teori
48
2 Penyusunan Instrumen
3 Pengumpulan data
4 Analisis Data Penelitian
5 Sidang Munaqosah
6 Revisi Skripsi
B. Metode Penelitian
Peneliti ini dilakukan di SMAN 01 Wanasari Kabupaten Brebes
yang merupakan penelitian kuantitatif deskriptif, menurut Sofar Silaen
penelitian kuantitatif yakni “prosedur penelitian yang menghasilkan data
berupa angka-angka dan di analisis dengan menggunakan statistik
deskriptif”.1 Sedangkan menurut Juliansyah Noor penelitian kuantitatif
adalah “metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti
hubungan antar variabel, sehingga data yang terdiri dari angka-angka
dapat di analisis berdasarkan prosedur statistik”.2 Adapun pengertian
deskriptif dalam hal ini Sofar Silaen menjelaskan penelitian deskriptif
bertujuan untuk memberikan deskripsi (penjelasan), gambaran mengenai
fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang diteliti dengan
penegasan dari konsep-konsep yang relevan.3
Sedangkan untuk metode penelitian, peneliti menerapkan metode
studi survei dimana tujuan utamanya ialah mengumpulkan informasi
tentang variabel dari sekelompok objek (populasi) untuk mengetahui
pendapat, persepsi, sikap, prestasi dan motivasi.4 Hal ini yang menjadikan
acuan peneliti dalam pengambilan metode penelitian di karenakan metode
1 Sofar Silaen dan Widiyono, Metodologi Penelitian Sosial Untuk penulisan Skripsi dan
Tesis, (Jakarta: In Media,2013). h.18. 2 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian:Skripsi, Tesis Disertasi, dan Karya Ilmiyah,
(Jakarta: Kencama Prenada Media Group,2011), Cet.1, h.38. 3 Sofar Silaen, Op.cit., h.19 4 Juliansyah Noor, Loc.cit
49
survei dapat digunakan dalam semua jenis penelitian dan hasilnya dapat
digunakan dalam penyusunan rencana dan pengambilan keputusan.5
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Juliansyah Noor populasi merupakan “media yang
digunakan untuk menyebutkan seluruh elemen/anggota dari suatu
wilayah yang menjadi sasaran penelitian atau merupakan keseluruhan
(universum) dari objek penelitian”.6 Menurut Sugiyono populasi
penelitian merupakan “wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”.7 Namun defenisi secara umum dari populasi adalah
himpunan yang dengan sifat-sifat yang ditentukan oleh peneliti
sedemikian rupa sehingga setiap individu/data yang dapat dinyatakan
dengan tepat.8
Untuk mendapatkan data penelitian dalam penyusunan penelitian
ini, penulis mengadakan langsung di SMAN 01 Wanasari Kabupaten
Brebes yang berjumlah 576 siswa yang berusia sekitar 15-18 tahun
sedangkan untuk populasi target dalam penelitian ini penulis
mengambil siswa di seluruh kelas XII dari populasi. Alasan dalam
pengambilan siswa kelas XII sebagai populasi karena menurut peneliti
mereka mempunyai karakteristik yang sesuai dengan bahan materi
penelitian ini, serta cukup memiliki pemikiran yang matang dalam
memahami status sosial ekonomi orang tuanya.
5 Sofar Silaen, Op.cit., h.20 6 Juliansyah Noor. Op.cit., h.147 7 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatifdan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2015)
Cet.22, h.80. 8Pedoman penulisan Skripsi Uin Syarif Hidayatullah Jakarta. (Jakarta: FITK, 2014) h.64
50
Tabel 3.2
Jumlah Populasi Target Penelitian
No Nama Sekolah Kelas Jumlah Siswa
1 SMAN 01 Wanasari
Kabupaten Brebes
12 IPA 1
12 IPA 2
12 IPS 1
12 IPS 2
12 IPS 3
35 siswa
35 siswa
35 siswa
30 siswa
31 siswa
Jumlah Populasi 5 kelas 166 siswa
2. Sampel
Sampel merupakan sebagian dari unit-unit dalam penelitian yang
ciri-ciri atau karakteristiknya benar-benar diselidiki. Sampel diambil
dengan tujuan untuk mendapatkan data yang akurat serta bersinabung
dari beberapa populasi, dimana populasi dalam penelitian ini
merupakan siswa aktif kelas XII SMAN 01 Wanasari baik itu siswa
dengan juruasan IPA maupun siswa yang di Jurusan IPS.
Dari data tersebut peneliti akan menggunakan dengan teknik
simple random sampling dimana dalam pengambilan sampel diambil
secara acak, tanpa memperhatikan tingkatan, serta golongan yang ada
dalam populasi.9 Adapun dalam pengambilan sampel yang di ambil
dalam penelitian ini adalah 25% dari seluruh jumlah populasi target
siswa yakni kelas 12 maka terdapat 42 sampel dengan rincian sebagai
berikut:
9 Juliansyah Noor, Op.cit.,h.151.
51
Tabel 3.3
Perhitungan dalam Menentukan Sampel
Kelas Jumlah
Siswa Dikali 25 Dibagi 100
Keputusan
pengambilan
12 IPA 1 35 Siswa 875 8,75 9 sampel
12 IPA 2 35 Siswa 875 8,75 9 sampel
12 IPS 1 35 Siswa 875 8,75 9 sampel
12 IPS 2 30 Siswa 750 7,5 7 sampel
12 IPS 3 31 Siswa 775 7,75 8 sampel
Jumlah 166 Siswa 4150 41.5 42 sampel
D. Teknik Pengambilan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data yang
dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian.10 Untuk
mendapatkan data penelitian maka peneliti menggunakan beberapa media
atau teknik dalam pengumpulan data, adapun teknik pengumpulan data
yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
1. Kuesioner (angket)
Menurut Juliansyah Noor kuesioner atau angket adalah suatu
teknik pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan
daftar pertanyaan kepada responden dengan harapan memberikan
respons atas daftar pertanyaan tersebut, daftar pertanyaan dapat
bersifat terbuka, yaitu jika jawaban tidak ditentukan sebelumnya
oleh peneliti serta dapat bersifat tertutup yaitu alternatif jawaban
telah disiapkan oleh peneliti.
Adapun menurut Muri Yusuf “penggunaan kuesioner lebih
populer dalam penelitian dibandingkan dari jenis yang lain, karena
dengan menggunakan cara ini dapat dikumpulkan informasi yang
lebih banyak dalam waktu yang relatif singkat".11
10 Juliansyah Noor. Op.cit.,h.138. 11 Muri A.Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif,& Penelitian Gabungan,
(Jakarta: Prenadamedia Group,2014) Cetatakan Pertama, h199
52
Maka dari pada itu pengambilan data melalui kuesioner ini
dinilai sangat tepat oleh peneliti, mengingat terdapat cukup banyak
sampel atau responden yang nanti akan di jadikan sebagai bahan
utama dalam pengambilan data di penelitian ini, dengan cara
memberikan kuesionar kepada responden di kelas XII SMAN 01
Wanasari Kabupaten Brebes.
2. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan data–data yang diperlukan sebagai
penunjang dalam penelitian sehingga memberi peluang kepada peneliti
untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam. Selain
itu dokumentasi merupakan sejumlah besar fakta dan data yang
tersimpan, sebagian besar data yang tersedia berbentuk surat,catatan
harian, laporan, cendera mata dan foto.12
Dokumentasi sangat butuhkan dalam penyusunan penelitian ini
dimanah dalam hal ini peneliti akan menggunakan dukumentasi guna
menunjang kelengkapan data-data serta membantu dalam
mempertajam dan penguat kesimpulan yang akan di ambil.
E. Instrumen penelitian
Menurut Juliansyah Noor instrumen penelitian adalah proses
menghubungkan konsep dengan fakta empiris (realita) serta pemberian
bilangan atau simbol menurut aturan yang ditetapkan.13
Terdapat dua variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas
(Independent Variable) yakni varibel yang mempengaruhi14 dan variabel
terikat (dependent variabel) yaitu variabel yang di pengaruh.15 Dalam
penelitian ini variabel bebas (X) merupakan varibel dari status sosial
ekonomi dan orientasi masa depan merupakan varibel terikat (Y)
12 Ibid., h.141 13 Ibid., h.101 14 Sofar Silaen,Op.cit.,h.73 15 Sofar Silaen,Loc.cit.
53
1. Status Sosial Ekonomi
a. Defini konseptual
Status sosial ekonomi adalah suatu keadaan atau status
seorang individu atau keluarga di dalam masyarakat berdasarkan
pendapatan/ penghasilan, pekerjaan dan tingkat pendidikan serta
kedudukan dan kehormatan orang tersebut.
b. Definisi Operasional
Status ekonomi dapat dilihat berdasarkan pendapatan,
penghasilan, pekerjaan, tempat tinggal, ilmu pengetahuan serta
kedudukan orang tua dalam masyarakat.16
c. Kisi-kisi Instrumen
Tabel 3.4
Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel X
(Status Sosial Ekonomi Orang Tua)
Variabel Dimensi Indikator Butir
soal
Jumla
h
Status
Sosial
Ekonomi
Ilmu
pengetahuan
1. Pendidikan
a. Tingkat Pendidikan
orang tua
b. Gaya asuh orang
tua kepada anak
c. Kebutuhan sekolah
anak
1, 2
3, 4, 5,
8, 9, 10
6, 7
2
6
2
Tingkat
Ekonomi
1. Pekerjaan
a. Jenis pekerjaan
orang tua
12,14,15
,17,19
5
16 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012)
, Cet ke 44., h.208
54
b. Jabatan/kedudukan
dalam pekerjaan
c. Tanggungan dalam
keluarga
14
11, 21
1
2
2. Pendapatan
a. Pendapatan orang
tua
b. Pengeluaran
belanja keluarga
13, 16,
18, 20
23,27,28
,29
4
4
3. Harta benda
a. Kepemilikan harta
benda
22,24,25
,26
4
Kedudukan
dalam
masyarakat
Status dalam
masyarakat
30 1
Jumlah 30
2. Orientasi Masa depan
a. Definisi Konseptual
Orientasi masa depan merupakan pola pemirkiran merancang
gambaran masa depan yang meliputi tiga aspek, yaitu motivasi,
perencanaan, dan evaluasi secara detail jelas dan terstruktur.17
b. Definisi Operasional
Orientasi Masa Depan sangat di butuhkan dalam menyusun
perencanaan untuk masa depan yang lebaih baik. Agar dapat tercapai
cita-citanya maka diperlukan motivasi intrisik dan ekstrinsik dukungan
dari orang tua serta lingkungan dan melakukan perencanaan dan
mengevaluasi perencanaan tersebut secara mantang konsepsional.
17 Jari-Erik Nurmi. How Do Adolescents See Their Future? A Review of The Development
of Future Orientation and Planing, Development review, 1991 h. 4
55
c. Kisi-kisi Orientasi Masa Depan
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Variabel Y
(Orientasi Masa Depan)
Variabel Dimensi Indikator
Butir soal Jumla
h
F UF
Orientasi
Masa
Depan
Pendidika
n Siswa
(Y)
Motivasi
a. Tujuan yang
ingin dicapai 1,2,3 4 4
b. Eksplorasi
Penegtahuan
Berkaitan
dengan Minat
5,6,7,8 4
c. Menetapkan
Tujuan Yang
Realistis dan
Spesifik
9,10,
11 3
Perencanaa
n
a. Pembentukan
Gambaran
Dalam Konteks
Aktifitas Masa
Depan
12,13,
14,15,
16
5
b. Pembauatn
MasterPlan dan
Strategi Untuk
Pecapaian
Tujuan
17,18,
19,20,
21,22
5
c. Penerapan
Gagasan dan
Rencana dalam
23,24,
25,26 4
56
Aktifitas Harian
Evaluasi a. Keyakinan diri
27,30 28,
29 4
Jumlah 30
F. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data yang di lakukan oleh penulis setelah mendapatkan
data primer sebagai bahan olahan penelitian berlangsung dengan
melakukan langkah-langkah dalam teknik pengilahan yakni
“editing,skoring dan tabulasi”18
1. Editing
Mengedit yakni memeriksa data yang telah diperolah dari
penyebaran angket instrument dan hasil observasi di objek
penelitian sehingga data yang didapatkan akan menjadi akurat serta
bisa dipertanggung jawabkan
2. Skoring
Tahapan selanjutnya yakni skoring atau memberikan nilai
pada setiap hasil jawaban dari setiap item soal angket instrument,
adapun teknik penilainya adalah sebagai berikut:
a. Kuesioner angket instrument status sosial ekonomi orang tua
1) Jawaban “A” mendapatkan bobot nilai = 4
2) Jawaban “B” mendapatkan bobot nilai = 3
3) Jawaban “C” mendapatkan bobot nilai = 2
4) Jawaban “D” mendapatkan bobot nilai =1
b. Kuesioner angket instrumen oreintasi masa depan pendidikan
siswa dengan Menggunakan Skala Likert sebagai berikut:
18 Sofar Silaen, Op.cit., h.165
57
Tabel 3.6
Penilaian Skor Instrumen Orientasi Masa Depan
Pilihan Jawaban Favorabel Unfavorabel
Sangat Setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak Setuju 2 3
Sangat Tidak Setuju 1 4
3. Tabulasi
Tabulasi merupakan penyajian data dengan memindahkan serta
rekapitulasi jumlah nilai data beserta nilai persentase dari masing-
masing pilihan jawaban.
G. Validitas dan Reabilitas Instrumen
1. Uji validitas Instrumen Angket
Menurut Juliansyah Noor validitas adalah “suatu indeks yang
menunjukan alat ukur tersebut benar-benar mengukur apa yang
diukur. Untuk mengetahui apakah kuesioner yang disusun tersebut itu
valid/sahih, maka perlu diuji dengan uji korelasi antara skor( nilai)
butir-butir pertamyaan dengan skor kuesioner tersebut”.19 Adapun
dalam penelitian ini penilian yang digunakan dalam uji instrumen
menggunakan validitas konsep/konstruk (Construct Validity). Dimana
Juliansyah menjelaskan “validitas konstruk berkaitan dengan tingkat di
mana skala mencerminkan dan berperan sebagai konsep yang sedang
diukur. Dengan kata lain validitas ini merupakan analisis butir
kuesioner untuk membuktikan seberapa bagus hasil yang diperoleh
dari penggunaan ukuran sesuai dengan teori yang hendak diukur”.20
19 Juliansyah Noor.Op.cit., h.132 20 Ibid., h.133
58
Adapun rumus dalam menghitung tingkat validitas sebuah
instrumen sebegai berikut:21
ri(123..30) =N ∑ XY−(∑ X)(∑ Y)
√{N ∑ X2−(∑ X)}{N ∑ Y2−(N ∑ Y)2
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi (r-hitung)
N = Banyaknya respoden
∑ X = Jumlah skor dalam distribusi X
∑ Y = Jumlah skor dalam distribusi Y
∑ X2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X
∑ Y2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y
∑ XY = Jumlah hasil perkalian masing masing skor dari X dan Y
Adapun sebagai batas minimal kelulusan uji validitas untuk
masing-masing item langkah selanjutnya di bandingkan dengan
mencari rtabel dengan perbandingan jika ri hitung > rtabel maka item
dinyatakan valid tetapi jika ri hitung < rtabel maka item dinyatakan tidak
valid.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukan sejauh mana
suatu alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan, uji realibilitas
menunjukan kemantapan serta konsisten hasil pengukuran, uji
realibilitas hanya dilakukan pada pertanyaan yang telah memenuhi uji
validitas.22
21 Ibid., h.169 22 Ibid.,h,131
59
Adapun rumus untuk uji realibilitas sebagai berikut:23
𝑟11 =𝑘
𝑘−1{1 −
∑S𝑖
𝑆𝑡}
Keterangan:
r11 : Koefisien reliabilitas
k : Jumlah butir item
∑Si : Jumlah varian skor butir soal (X)
∑St : varian skor total X
Pengujin reliabilitas dapat menggunakan SPSS dengan tingkat
signifikansi 5% dan α derajat kebebasan (dk) n-2 untuk membandinkan
antara r11 hitung dengan r11 tabel .24
H. Teknik Analisa Data
Untuk menganalisis data selanjutnya penulis menggunakan beberapa
model analisa data penelitian antara lain adalah:
1. Uji Prasyarat
Uji Prasayat yakni uji yang diperlukan untuk mengetahui apakah
analisis data untuk pengujian hipotesis dapat di lanjutkan proses
analisa atau tidak.25
a. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan pengujian yang berfungsi untuk
mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak.26 Dalam
hal ini penulis menggunakan program SPSS 22 dengan pengujian
normalitas pada taraf uji KS( Kolmogorov Smirnof) dengan taraf
uji signifikansi α = 0,05 artinya jika nilai probabilitas normalitas
< dari 0,05 maka data tidak berdistribusi normal serta jika nilai
probabilitas normalitas > dari 0,05 maka data berdistribusi
normal.27
23 Ibid.,h.165 24 Ibid.,h.168 25 Ibid.,h.174 26 Juliansyah Noor, Loc.cit 27 Ibid,h.178
60
b. Uji Linearitas
Uji linearitas yakni pengujian untuk mengukur apakah
antara masing-masing item pada variabel X(status sosial ekonomi
orangtua) dengan variabel Y(orientasi masa depan pendidikan
siswa) berlinear (hubungan) atau tidak, adapun dalam pengujian
linearitas penulis dalam hal ini menggunakan program SPSS 22
dengan taraf uji signifikansi α = 0,05 artinya jika nilai defisiasi
linearitas < dari 0,05 maka kedua variabel tidak linear
(berhubungan) serta jika nilai defisiasi linearitas > dari 0,05 maka
kedua variabel linear(berhubungan).
2. Uji Regresi Linear Sederhana
Uji regresi linear sederhana adalah pengujian yang digunakan
untuk mengetahui hasil hubungan antara variabel independent (Status
Sosial Ekonomi Orang Tua) dengan variabel dependent (Orientasi
Masa Depan Pendidikan Siswa). Adapun langkah-langkah dalam
pengujian uji regeresi linear sederhana sebagai berikut:28
a. Persamaan regresi linear
Y=a+b.X
Keterangan:
Y= Varibel dependent
X= Variabel independent
a dan b =konstanta
dimana penghirungan konstanta sebagai berikut:
1). Penghitungan nilai b dengan rumus 𝑏 =𝑛 .∑𝑋𝑌− ∑𝑋.∑𝑌
𝑛 .∑𝑋2−(∑𝑋)2
2). Penghitungan nilai a dengan rumus 𝑎 =∑𝑌−𝑏.∑𝑋
𝑛
3). Persamaan regresi linear dengan persamaan Y=a+b.X
28 Sofar Silaen,Op.cit.,h.206
61
b. Koefesien Korelasi
Uji koefesien korelasi merupakan pengujian untuk
menunjukan nilai korelasi atau hubungan antar dua variabel,
adapun dalam penghitungan penulis menggunakan rumus product
moment pearson yakni :29
rxy =N ∑ XY−(∑ X)(∑ Y)
√{N ∑ X2−(∑ X)}{N ∑ Y2−(N ∑ Y)2
c. Koefesien Determinasi
Koefesien determinasi merupakan hasil kuadrat dari nilai
korelasi (r square) yang digunakan untuk menentukan besarnya
presentase nilai hubungan antara variabel X dengan variabel Y
dengan menggunakan rumus perhitungan sebagai berikut:30
KD = (r)2x100%
Adapun tingkat hubungan berdasarkan nilai koefesien
determinasi tertera dalam tabel berikut ini:31
Tabel 3.7
Tingkat dan Kekuatan Nilai Korelasi
Nilai Korelasi Kekuatan Hubungan
0,80-0,100 Sangat Kuat
0.60-0,799 Kuat
0.40-0,599 Cukup Kuat
0,20- 0,399 Lemah
0,00-0,199 Sangat Lemah
3. Hipotesis Statistik
Dalam Hipotesis ini penulis menyusun hipotesis penelitian yakni:
Ho: Tidak terdapat pengaruh antara status sosial ekonomi orang
tua terhadap orientasi masa depan siswa.
29 Ibid.,224 30 Ibid.,227 31 Sugiyono,Metode Penelitian Pendidikan: Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung:
Alfa Beta,2013) Cet Ke 13 h.257
62
Ha: Terdapat pengaruh antara status sosial ekonomi orang tua
terhadap orientasi masa depan siswa.
Adapun langkah-langkah dalam pengujian hipotesis dengan
membandingkan nilai uji thitung dengan ttabel dengan syarat kelulusan:
1) Jika thitung <ttabel, berarti Ho diterima, Ha ditolak
2) Jika thitung >ttabel, berarti Ha diterima, Ho ditolak
Dengan rumus perhitungan sebagai berikut:
a. Uji thitung menggunakan rumus 32
𝒕𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 =𝒓(√𝒏 − 𝟐)
√𝟏 − 𝒓𝟐
Keterangan:
r = Nilai Korelasi
r2= Niali Koefesien determinasi
n = Jumlah Responden
b. Ttabel diambil dari Taraf Signikansi (α) = 5% atau 0,05 dengan
derajat kebebasan 42-2.
32 Sugiyono, loc.cit
63
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Berdiri SMAN 01 Wanasari
Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 01 Wanasari merupakan
satu-satunya sekolah lanjutan atas yang ada di daerah Kecamatan
Wanasari Kabupaten Brebes, SMAN 01 Wanasari dibangun pada tahun
2002 dengan status sebagai sekolah Negeri, letak SMAN 01 wanasari
berada di Jalan Raya Desa Sidamulya Kecamatan Wanasari dengan
bangunan sekolah persis berada di pertengahan sawah, meskipun begitu
lokasi bangunan SMAN 01 Wanasari masih dalam satu kawasan pusat
keramaian yakni berada dalam satu lingkungan dengan pasar raya desa
Sidamulya dan Puskesmas Kecamatan wanasari.
Lokasi yang tepat berada di tengah persawahan membuat suasana
begitu tentram jauh dari segala kebisingan yang mengganggu proses
kegiatan belajar mengajar, adapun kondisi suhu udara di SMAN sangat
sejuk di karenakan banyak pepohon yang menaungi kondisi halaman
sekolah. Dengan demikian predikat sebagai Sekolah dengan Akreditasi
nilai A yang di sematkan pada SMAN 01 Wanasari lewat surat keputusan
220/BAP-SM/X/2016 oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayan Propinsi
Jawa Tengah merupakan hal yang tepat, mengingat kondisi lingkungan
yang sangat mendukung dalam berjalannya proses belajar mengajar secara
tertib, aman dan nyaman.
Adapun jumlah pemilihan minat konsentrasi pelajaran di SMAN 01
Wanasari terdapat dua konsentrasi mata pelajaran yakni peminatan
konsentrasi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan peminatan
konsentrasi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
64
2. Tujuan SMAN 01 Wanasari
a. Memperoleh perolehan nilai Ujian Akhir Nasional para siswa pada
tahun pelajaran 2017/2018 minimal sebesar 5.50.
b. Memiliki kapasitas tinggi dibidang dunia usaha dengan adanya
materi muatan lokal sehingga siswa dapat mandiri.
c. Penerapan manajemen berbasis Sekolah yang MANTAP.
d. Pasrtisipasi komite sekolah dan masyarakat, baik daalam bentuk
dukungan moril maupun materil berjalan dengan baik.
e. Perilaku warga sekolah sudah mencerminkan tindakan
kedisiplinan, keimanan dan ketaqwaan.
3. Visi dan Misi SMAN 01 Wanasari
a. Visi Sekolah SMAN 01 Wanasari
“Mewujudkan Sumber Daya Manusia Yang Berkahlak Mulia,
Kreatif, Berprestasi Berdasarkan Iman dan Taqwa”.
b. Misi Sekolah SMAN 01 Wanasari
1) Terwujudnya peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan ajaran yang dianutnya.
2) Mewujudakn pendidikan yang menghasilkan lulusan peserta
didik yang berakhlak mulia, kreatif, memiliki keterampilan
hidup mandiri, dan semangat berwirausaha.
3) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif
untuk menyiapkan peserta didik berhasil dalam Ujian Nasional
maupun melanjutkan Perguruan Tinggi
4) Terwujudnya peserta didik yang berprestasi, baik berprestasi
bidang akademik, maupun bidang seni dan olah raga.
5) Menanamkan kedisiplinan melalui budaya bersih, budaya sehat
dan budaya tertib, budaya sosial dan budaya kerja.
65
4. Daftar Guru, Staff dan Jabatan
Dalam usaha untuk tercapainya suatu tujuan pendidikan serta Visi dan
Misi sekolah, maka perlu di tunjang dengan beberapa komponen dalam
ruang lingkup sekolah seperti adanya pendidik (guru), karyawan serta para
pererta didik, adapun daftar pendidik dan staff SMAN 01Wanasari tersaji
dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.1
Daftar Guru dan Staff SMAN 01 Wanasari
No Nama Pegawai Lulusan Satuan
Pendidikan
Jabatan
1 Drs. Winaryo IKIP PGRI Semarang Kepala
Sekolah
2 Mufrikha, S.Ag. STAI Cirebon Wakabid
Kurikulum
3 Sukadar, S.Pd. UNNES Semarang Wakabid
Kesiswaan
4 Sutikno, M.Pd. UNNES Semarang Wakabid
Humas
5 Baroroh, S.Pd. UMP Purwokerto Bendahara
6 Kasir, S.Pd. M.M. UniDa Semarang BPK
7 Mu’min, M.Pd. UNNES Semarang Guru
8 Istiana herawati, S.S. M.Pd. UNNES Semarang Guru
9 Sugi Hestutiana, S.Pd. UNNES Semarang Guru
10 Widji Heriasih, S.Pd. IKIP PGRI Semarang Guru
11 Sri Budiastuti, S.Pd. IKIP PGRI Semarang Guru
12 Rojikin, S.Pd. UPS Tegal Guru
13 Dedy Sutriono, M.Pd. UNNES Semarang Guru
14 Sri Ningsih, M.Pd. UNNES Semarang Guru
66
15 Lastri, S.Pd. UNJ jakarta Guru
16 Maulana Beni Abdillah, M.T UNDIP Semarang Guru
17 Ir. Agus Adi Prayitno IPB Bogor Guru
18 Rita Mauliana, S.Pd. UNY Yogyakarta Guru
19 Maskub Edy Sugondo, S.Pd. UMS Surakarta Guru
20 Suhanto SMAN 01 Wanasari Staff TU
21 Warnudi, S.Pd. UPS Tegal Staff TU
22 Nur Hidayati, S.Pd. UMP Purwokerto Guru
23 Eli Martiana, S.Pd. UMS Surakarta Guru
24 Ummamah, S.Pd. UNNES Semarang Guru
25 Suyanto SMEA Diponegoro Staff
26 Karmen PaketC Staff
27 Rini Ariani, S.E. M.Pd. UNNES Semarang Guru
28 Kukuh Prasetyo Utomo,
S.Pd.
IKIP PGRI Semarang Guru
29 Tarom SMAN 01 Wanasari Satpam
30 Glan Didi Prasetyo, A.Md. T SMAN 01 Wanasari Staff
31 Tria Novika Ningrum IKIP PGRI Semarang Guru
32 Kris Prasetyo SMK Diponegoro Staff
33 Fitriyani, S.Pd. UPS Tegal Guru
34 Eriastuti SMAN 01 Wanasari Staff
35 Fella Richa Affiana, S.Pd. IAIN Syekh Nurjati
Cirebon
Guru
36 Arief Wahyu Budiman,
S.Pd.I
Universitas PGRI
Semarang
Guru
37 Mohammad Rio Alfahmi,
S.Pd.
UNNES semarang Guru
38 Iman Budiharto, S.Pd. UPS Tegal Guru
67
12
12
12
12
10
Persentase Penyebaran Data Responden
XII IPA 1
XII IPA 2
XII IPS 1
XII IPS 2
XII IPS 3
39 Mila Aulia Rakhmawati,
S.Pd
UPS Tegal Guru
40 Mohammad Wahyudin, S.Pd. UNNES Semarang Guru
41 Agus Riski Triyanto SMAN 01 Wanasari Satpam
B. Hasil Data Penelitian
1. Hasil Angket Penelitian
Gambar 4.1
Persentase Penyebaran Responden
Berdasarkan hasil yang tertera pada tabel diagram diatas dapat
dideskripsikan bahwa dalam penelitian ini responden yang berasal dari
kelas XII IPA 1 sebanyak 12 Siswa dengan persentase 20,69% , kelas XII
IPA 2 sebanyak 12 Siswadengan persentase 20,69%, kelas XII IPS 1
sebanyak 12 Siswa dengan persentase 20,69%, kelas XII IPS 2 sebanyak
12 Siswa dengan persentase 20,69%, kelas XII IPS 3 sebanyak 10 Siswa
dengan persentase 17,24%
68
2. Deskripsi Data Penelitian
a. Rekapitulasi Data Penelitian
Tabel 4.2
Nilai Mean Instrumen Status Sosial Ekonomi Orang Tua dengan
Orientasi Masa Depan Pendidikan Siswa1
Dari tabel di atas dapat dideskripsikan bahwa dari 42 sampel
penelitian ini memiliki nilai rata-rata pada masing-masing kedua
variabel yakni pada variabel Status Sosial ekonomi sebesar 71.43
dengan standar deviation (simpanan baku) sebesar 8.193 dan pada
variabel Orientasi Masa Depan Pendidikan Siswa sebesar 96.67
dengan standar deviation (simpanan baku) 6,423
b. Tabulasi Angket Status Sosial Ekonomi Orang Tua Siswa
Berikut penyajian analisis data menggunakan hasil tabulasi
dengan frekuensi dari setiap jawaban responden beserta persentase
serta penarikan kesimpulam dengan menggunakan histogram dari
item-item pertanyaan yang ada dalam angket kuesioner sesuai dengan
dimensi yang terbagi berikut ini:.
1 Lampiran Nilai Mean SPSS
Descriptive Statistics
N Mean
Std.
Deviation
Status Sosial Ekonomi
Orang Tua 42 71,43 8,193
Orientasi Masa Depan
Pendidikan Siswa 42 95,67 6,423
Valid N (listwise) 42
69
1. Dimensi Ilmu Pengetahuan
a. Pendidikan
Tabel 4.3
Pendidikan Akhir Ayah Siswa
No Pilihan Jawaban F %
1 a. Diploma/S1/S2
b. SMA/MA/SMK/Sederajat
c. SMP/MTS/Sederajat
d. SD/MI/ Sederajat
4
4
17
17
9.52%
9.52%
40.48%
40.48%
Jumlah 42 100%
Dari tabel tersebut menggambarkan bahwa tingkat
pendidikan terakhir Ayah responden paling banyak terdari dari
dua kategori yakni kategori lulusan pendidikan Sekolah Dasar
sederajat serta lulusan Tingkat SMP/MTs/sederajat sebesar
40.48% dilanjutkan dengan kategori Lulusan Sekolah
Menengah Atas (SMA) sederajat dan kategori lulusan
Diploma/S1/S2 masing-masing sebesar 9.52% dari keseluruhan
responden.
Tabel 4.4
Pendidikan Ibu Siswa
No Pilihan Jawaban F %
2 a. Diploma/S1/S2
b. SMA/MA/SMK/Sederajat
c. SMP/MTS/Sederajat
d. SD/MI/ Sederajat
1
8
15
18
2.38%
19.05%
35.71%
42.86%
Jumlah 42 100%
Dari tabel tersebut menggambarkan bahwa tingkat
pendidikan terakhir ibu dari responden paling banyak yakni
70
kategori lulusan tingkat Sekolah Dasar (SD) sederajat sebesar
42.86% di lanjutkan dengan kategori lulusan tingkat Sekolah
Menengah Pertama (SMP) sederajat sebesar 35.71%, disusul
dengan kategori lulusan tingkat Sekolah Menengah Atas
(SMA) sebesar 19.05%, sedangkan untuk tingkat kelulusan
pendidikan Perguruan Tinggi atau Universitas hanya
memperoleh 2.38% dari seluruh responden.
Berdasarkan hasil tabel di atas tentang pendidikan
orang tua dapat dijabarkan bahwa tingkat kelulusan pendidikan
yang di tempuh oleh orang tua responden sangatlah rendah
mayoritas dari kesuluruhan orang tua responden hanya
menamatkan jenjang pendidiakn di bangku Sekolah Dasar
(SD)/ sederajat, kemudian tingkat kelulusan di Sekolah
Menengah Pertama (SMP)/sederajat. Sedangkan untuk
kelulusan tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA)/sederajat
masih tergolong sedikit dan hanya beberapa saja dari mereka
yang menamatkan kelulusan diperguruan tinggi, hal ini
sebanding dengan keadaan serta usia orang tua responden
dimana pada asa itu pendidikan bukan merupakan prioritas
bagi mereka sehingga menamatkan sekolah di tingkat SD-SMP
lebih dari cukup bagi mereka.
b. Gaya Asuh Orang Tua Terhadap Anak
Tabel 4.5
Pemberian Uang Saku Setiap Hari
No Pilihan Jawaban F %
3 a. Lebih dari Rp. 20.000
b. Antara Rp 20.000 – 15.000
18
16
42.86%
38.10%
71
c. Antara Rp 15.000 – 10.000
d. Kurang dari Rp 10.000
4
4
9.52%
9.52%
Jumlah 42 100%
Berdasarkan tabel di atas mengenai pemberian uang
saku yang diberikan oleh orang tua responden setiap hari dapat
di deskripsikan bahwa yang tertinggi adalah kategori lebuh dari
Rp 20.000 dengan persentase 42.86% dilanjutkan dengan
kategori antara Rp.20.000 – Rp.15.000 sebesar 38.10%,
dilanjutkan dengan kategori antara Rp.15.000 – Rp 10.000 dan
kategori kurang dari 10.000 sebesar 9.52% dari keseluruhan
responden.
Tabel 4.6
Sikap Orang Tua dalam Keikutan Sertaan Kegiatan Eskul
Siswa
No Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase
4 a. Senang dan
mendukung
b. Biasa saja namun
mendukung
c. Tidak mendukung
d. Tidak senang (tidak
diperbolehkan)
20
15
5
2
47.62%
35.71%
11.90%
4.76%
Jumlah 42 100.00%
Berdasarkan tabel diatas mengenai sikap orang tua
untuk keikutsertaan responden dalam kegiatan ekstra kurikuler
sekolah dapat di deskripsikan bahwa yang tertinggi adalah
kategori senang dan mendukung sebesar 47.62% dilanjtkan
dengan kategori biasa saja namun mendukung sebesar 35.71%
72
kemudian kategori tidak mendukung sebesar 11.90%
sedangkan untuk kategori tidak senang( tidak diperbolehkan)
memperoleh 4.76%.
Tabel 4.7
Sarana dalam Pemberangkatan Sekolah Siswa
No Pilihan Jawaban F %
5 a. Membawa kendaraan pribadi
b. Naik kendaraan umum
c. Naik sepeda
d. Jalan kaki
26
8
3
5
61.90%
19.05%
7.14%
11.90%
Jumlah 42 100%
Dari tabel tersebut mengenai sarana dalam
pemberangkatan sekolah responden dapat di deskripsikan
bahwa yang tertinggi yakni kategori membawa kendaraan
pribadi sebesar 61.90%, dilanjutkan dengan kategori naik
kendaraan umum sebesar 16.67% kemudian kategori jalan kaki
hanya memperoleh 11.90% sedangkan kategori naik sepeda
sebesar 9.52% dari keseluruhan responden.
Tabel 4.8
Sarana Penunjang Pendidikan Siswa
No Pilihan Jawaban F %
8 a. Sepeda motor, komputer/laptop,
peralatan sekolah, buku
pelajaran bimbingan belajar.
b. Sepeda motor, peralatan sekolah,
buku pelajaran serta bimbingan
belajar.
c. Sepeda motor, peralatan sekolah
9
12
11
21.43%
28.57%
26.19%
73
dan buku pelajaran.
d. Buku pelajaran dan peralatan
sekolah.
10
23.81%
Jumlah 42 100%
Dari tabel di atas mengenai sarana penunjang
pendidikan yang di berikan oleh orang tua responden dapat di
deskripsikan bahwa kategori yang tertinggi yakni kategori
pemeberian berupa sepeda motor, buku pelajaran dan les privat
atau bimbel sebesar 28.57% kemudian dilanjutkan dengan
kategori pemberian peralatan sekolah serta kategori pemberian
sarana sepeda sepeda motor, peralatan sekolah serta buku
pelajaran masing-masing sebesar 26.19%, kemudian kategori
pemberian sarana berupa buku pelajaran sebesar 23.81%
kemudian terendah yakni kategori pertama (a) yakni hanya
memperoleh 21.43% dari keseluruhan responden.
Tabel 4.9
Sarana Pembelajaran Tambahan bagi Siswa
No Pilihan Jawaban F %
9 a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
17
15
7
3
40.48%
35.71%
16.67%
7.14%
Jumlah 42 100%
Dari tabel tersebut mengenai pemberian sarana
pembelajaran berupa ke ikut sertaan respoden untuk bimbingan
belajar atau les privat dapat di deskripikan bahwa kategori
yang tertiggi yakni kategori selalu sebesar 40.48% dilanjutkan
kategori sering sebesar 35.71% kemudian kategori kadang-
74
kadang ssebesar 16.67% sedangkan untuk kategori tidak
pernah diberikan fasilatas untuk ikut bimbingan belajar atau les
privat sebesar 7.14% dari semua responden.
Tabel 4.10
Kesangupan Orang tua dalam Pembiayaan Pendidikan
Siswa Kejenjang Perguruan Tinggi
No Pilihan Jawaban F %
10 a. Sanggup semua dengan biaya
sendiri
b. Hanya sanggup sebagian dan
harus mendapatkan bantuan
c. Hanya sanggup sedikit, harus
mendapatkan bantuan serta saya
harus bekerja
d. Tidak sanggup
16
16
9
1
38.10%
38.10%
21.43%
2.38%
Jumlah 42 100%
Dari tabel tersebut mengenai kesanggupan orang tua
responden dalam pembiayaan pendidikan responden ke jenjang
pendidikan perguruan tinggi dapat di deskripsikan bahwa
kategori yang tertinggi yakni kategori A yakni sangggup
dengan biaya sendiri dan kategori B yaitu hanya sanggup
sebagian dan harus mendapatkan bantuan masing-masing
sebesar 38.10% kemudian kategori C yakni hanya sanggup
sedikit, harus mendapatkan bantuan serta saya harus bekerja
sebesar 21.43% sedangkan untuk kategori tidak ssangggup
hnaya memperoleh 2.3% dari semua responden.
Berdasarkan hasil tabel di atas tentang gaya asuh yang
diberikan orang tua responden dapat dijabarkan bahwa gaya
75
asuh orang tua respoden sangatlah sederhana hal ini terlihat
jelas berdasarkan besarnya presentase pemberian uang saku
dan sarana-sarana yang diberikan oleh orang kepada
responden, selain itu adanya keinginan serta kesadaran tentang
pentingnya pendidika terhadap anak sehingga sebagian besar
dari mereka memberikan otoritas kepada anak dalam kegiatan
belajar dengan adanya pemberian waktu untuk tambahan
belajar sserta kesanggupan orang tua membiayai biaya masuk
perguruan tinggi bagi anaknya.
c. Kebutuhan Sekolah Anak
Tabel 4.11
Kesanggupan dalam Memenuhi Pembelian Buku Paket
Pelajaran Siswa
No Pilihan Jawaban F %
6 a. Semua terpenuhi
b. Sebagian terpenuhi
c. Kadang-kadang
d. Tidak terpenuhi
24
13
4
1
57.14%
30.95%
9.52%
2.38%
Jumlah 42 100%
Berdasarkan tabel di atas mengenai kesanggupan orang
tua dalam memenuhi pembelian buku paket pelajaran
responden dapat dideskripsikan bahwa kategori yang tertinggi
yakni kategori semua terpenuhi sebesar 57.14% dilanjutkan
dengan kategori sebagian terpenuhi sebesar 30.95% kemudian
kategori kadang-kadang sebesar 9.52% dan yang terakhir yakni
kategori tidak terpenuhi sebesar 2.38% dari keseluruhan
responden.
76
Tabel 4.12
Cara Pembayaran SPP Siswa Oleh Orang Tua
No Pilihan Jawaban F %
7 a. Membayar di awal setiap
semester
b. Membayar setiap bulan sekali
c. Membayar setiap pertengahan
semester
d. Membayar di akhir semester
14
17
6
5
33.33%
40.48%
14.29%
11.90%
Jumlah 42 100%
Dari tabel tersebut mengenai cara pembayaran SPP
yang dilakukan oleh orang tua responden dapat di deskripsikan
bahwa kategori yang tertingi yakni kategori membayar SPP
setiap Bulan sekali sebesar 40.48%, kemudian dilanjutkan
dengan kategori membayar lunas SPP setiap awal semester
serta sebesar 33.33%, dilanjutkan dengan kategori membayar
setiap pertengahan dan akhir semester masing-masing 14.29%
sedangkan utnuk kategori terendah yaitu kategori membayar di
akhir semester hanya memperoleh 11.90% dari keseluruhan
responden.
Berdasarkan hasil tabulasi di atas tentang sikap orang
tua terhadap kebutuhan pendidikan responden dapat dijabarkan
bahwa sikap orang tua dalam membiayai kebutuhan
pendidikan responden sangat bijaksana dimana terlihat jelas
berdasarkan persentase cera pembayaran SPP dimana
mayoritas orang tua membayar di awal semester serta di awal
tiap tiap bulan, sedangkan untuk yang pembayaran di
pertengahan semester dan akhir semester penulis
77
menyimpulkan bahwa hal tersebut di karenakan kondisi
ekonomi orang tua yang kurang mampu sehingga cara
pembayarannya menunggu hasil panen.
Selain itu sikap orang tua dalam membayar buku paket
pelajaran juga relatif kooperatif dimana mereka sebagian besar
membayarkan semua buku paket pelajaran bagi responden.
2. Dimensi Tingkat Ekonomi
a. Pekerjaan
Tabel 4.13
Pekerjaan Utama Ayah Siswa
No Pilihan Jawaban F %
12 a. Pegawai Negeri (PNS/POLRI/TNI)
b. Wirausaha
c. Pegawai Swasta
d. Petani
4
11
6
21
9.52%
26.19%
14.29%
50.00%
Jumlah 42 100%
Dari tabel tersebut mengeani pekerjaan pokok ayah
siswa dapat di deskripsikan bahwa kategori yang tertinggi
yakni kategori petani sebesar 50.00%, dilanjutkan dengan
kategori Wirausaha sebesar 26.19% dilanjutkan dengan
kategori Pegawai Swasta sebesar 14.29% dan yang terakhir
kategori Pegawai Negeri (PNS/POLRI/TNI) sebesar 9.52%,
dari keseluruhan responden.
Tabel 4.14
Pekerjaan Sambilan Ayah
No Pilihan Jawaban F %
15 a. Buruh tani 17 40.48%
78
b. Petani
c. Peternak
d. Lainnya
10
6
9
23.81%
14.29%
21.43%
Jumlah 42 100%
Dari tabel tersebut mengenai pekerjaan sambilan ayah
dapat di deskripsikan bahwa kategori yang tertinggi yakni
kategori buruh tani sebesar 40.48%, dilanjutkan dengan
kategori petani sebesar 23.81%, kemudian kategori lainnya
sebesar 21.43%, sedangkan untuk kategori peternak hanya
memperoleh sebesar 14.29% dari keseluruhan responden.
Tabel 4.15
Pekerjaan Utama Ibu Siswa
No Pilihan Jawaban F %
17 a. Pegawai Negeri (PNS/POLRI/TNI)
b. Wirausaha
c. Pegawai Swasta
d. Ibu rumah tangga
6
6
11
19
14.29%
14.29%
26.19%
45.24%
Jumlah 42 100%
Dari tabel tersebut mengenai pekerjaan pokok ibu
responden dapat dideskripsikan bahwa kategori tertinggi yakni
kategori ibu rumah tangga sebesar 45.24%, dilanjutkan dengan
kategori Pegawai Swasta sebesar 26.19%, dilanjutkan dengan
kategori Wirausaha dan kategori Pegawai Negeri
(PNS/POLRI/TNI) masig-masing sebesar 14.29% dari
keseluruhan responden.
Tabel 4.16
Pekerjaan Sambilan Ibu iswa
No Pilihan Jawaban F %
79
19 a. Wirausaha
b. Petani/Peternak
c. Buruh tani
d. Tidak ada
8
3
10
21
19.05%
7.14%
23.81%
50.00%
Jumlah 42 100%
Dari tabel di atas menegenai pekerjaan sambilan ibu
responden dapat di deskripsikan bahwa kategori yang tertinggi
adalah kategori tidak ada sebesar 50.00% dilanjutkan dengan
kategori buurh tani sebesar 23.81% kemudian kategori
wirausaha sebesar 19.05% sedangkan untuk kategori
petani/peternak hanya memeperoleh 7.14% dari keseluruhan
responden.
Berdasarkan hasil tabulasi dan persentase di atas
mengenai pekerjaan orang tua responden dimana mayoritas
dari orang mereka merupakan berprofesi sebagai petani
penggarap sawah dibandingkan profesi yang lain. Sedangkan
untuk profesi dari ibu responden mayoritas dari mereka sebagai
ibu rumah tangga.
Selain profesi utama banyak dari orang tua responden
yang bekerja sambilan sebagai buruh tani, hal ini disebabkan
tidak memungkinkan seorang petani dapat menggarap sawah
mereka dengan diri sendiri, harus memerlukan bantuan tenaga
dari orang lain dan hal ini menjadikan mereka bekerja paruh
waktu, meskipun masih dalam bidang pertanian namun hal ini
masuk dalam kategori pekerjaan sambilan.
b. Jabatan / Kedudukan dalam pekerjaan
Tabel 4.17
80
Jabatan Kerja Orang Tua Siswa
No Pilihan Jawaban F %
14 a. Pemilik usaha
b. Staff Khusus
c. Mandor/ Kepala bagian
d. Karyawan/Buruh Biasa
19
10
6
7
45.24%
23.81%
14.29%
16.67%
Jumlah 42 100%
Dari tabel tersebut mengenai jabatan kerja orang tua
responden dapat di deskripsikan bahwa kategori yang tertinggi
yakni kategori pemilik usaha sebesar 45.24% dilanjutkan staff
khusus sebesar 23.81% dilanjutkan dengan karyawan/buruh
biasa sebesar 16.67% sedangkan untuk kategori mandor
/kepala bagian sebesar 14.29% dari keseluruhan responden.
Hal ini menunjukan mayoritas dari orang tua responden
merupakan pemilik usaha persawahan baik dari modal tanah
sawah maupun permodalan bibit serta biaya perawatan
tanaman. Sedangkan kategori jabatan lainnya di karenakan
mereka berprofesi bukan dari kalangan petani.
c. Tanggungan dalam Keluarga
Tabel 4.18
Kemampuan Orang Tua dalam Menamatkan Sekolah
Anak
No Pilihan Jawaban F %
11 a. Perguruan tinggi
b. SMA
c. SMP
d. SD
5
12
20
5
11.90%
28.57%
47.62%
11.90%
81
Jumlah 42 100%
Dari tabel di atas mengenai kemampuan orang tua
responden dalam menamatkan pendidikan sekolah anak dapat
dideskripikan bahwa kategori yang tertinggi yakni kategori
Sekolah Menengah Pertama (SMP) sederajat sebesar 47.62%
dilanjutkan dengan kategori Sekolah Menengah Atas (SMA)
sederajat sebesar 28.57%, sedangkan untuk kategori perguruan
tinggi atau universitas dan sekolah dasar (SD) sederajat
sebesar 11.90%, dari keseluruhaan responden.
Tabel 4.19
Nilai Kebutuhan Konsumsi Siswa Perbulan
No Pilihan Jawaban F %
21 a. Lebih dari Rp 800.000
b. Antara Rp 500.000 – 800.000
c. Antara Rp 300.000 – 500.000
d. Kurang dari Rp.300.000
6
4
12
20
14.29%
9.52%
28.57%
47.62%
Jumlah 42 100%
Dari tabel tersebut mengenai nilai kebutuhan konsumsi
responden setiap bulan dapat di deskripsikan bahwa kategori
tertinggi yakni kategori kurang dari Rp.300.000 sebesar
47.62%, dilanjutkan dengan kategori antara Rp. 300.000 –
500.000 sebesar 28.57%, kemudian kategori lebih dari Rp.
800.000 sebesar 14.29% sedangkan untuk kategori antara Rp.
500.000 – 800.000 sebesar 9.52% dari keseluruhan responden.
Berdasarkan hasil persentase tabulasi di atas dalam
tanggungan keluarga mengenai kemampuan orang tua dalam
menamatkan pendidikan anak serta nilai kebutuhan konsumsi
siswa perbulan dapat di jabarkan bahwa tingkat kesadaran
82
akan pendidikan anak, masih jauh dengan program pemerintah
dimanah anak-anak di wajibkan untuk wajib belajar 12 tahun,
yang artinya setiap anak wajib menamatkan jenjang pendidikan
sampai lulus Sekolah Menengah Atas (SMA), dengan sebagian
besar hanya menamatkan sekolah anak di bangku sekolah
menengah pertama (SMP) namun hal itu terjadi bukan karena
ketidak sanggupan membayar biaya tetapi di karenakan dari
niatan anak itu sendiri. Selain itu kesanggupan orang tua untuk
menyekolahkan anaknya di perguruan tinggi masih relatif
rendah hal ini terlihat dari persentase dimana kategori ini sama
tinggi dengaan kategori menamatkan pendidikan anak di
Sekolah Dasar.
Kesanggupan orang tua dalam memenuhi nilai
konsumsi responden juga sangat sederhana dimana mereka
menanamkan sikap kesederhanaan serta tidak memanjakan
anak hal ni terlihat dimana mayoritas orang tua hanya
memberikan 300.000 perbulan, hal ini menurut tanggapan
siswa hanya untuk keperluan uang saku mereka.
3. Dimensi Pendapatan
a. Pendapatan Orang Tua
Tabel 4.20
Nilai Pendapatan Pokok Ayah Siswa
No Pilihan Jawaban F %
13 a. Antara Rp4.800.000 – 7.200.000
b. Antara Rp3.000.000 – 4.800.000
c. Antara Rp1.800.000 – 3.000.000
d. Kurang dari Rp 1.800.000
6
13
16
7
14.29%
30.95%
38.10%
16.67%
83
Jumlah 42 100%
Dari tabel di atas mengenai nilai pendapatan pokok
ayah responden dapat di deskripsikan bahwa kategori yang
tertinggi yakni kategori pendapatan Antara Rp.1.800.000 –
3.000.000 sebesar 38.10%, dilanjutkan dengan pendapatan
dengan kategori antara Rp.3.000.000 – 4.800.000 sebesar
3095% kemudian pendapatan dengan kategori kurang dari Rp.
1.800.000 sebesar 16.67%, sedangkan untuk kategori yang
terakhir yakni kategori A memperoleh 14.29% dari
keseluruhan responden.
Tabel 4.21
Nilai Pendapatan Sambilan Ayah Siswa
No Pilihan Jawaban F %
16 a. Antara Rp4.800.000 – 7.200.000
b. Antara Rp3.000.000 – 4.800.000
c. Antara Rp1.800.000 – 3.000.000
d. Kurang dari Rp 1.800.000
2
7
12
21
4.76%
16.67%
28.57%
50.00%
Jumlah 42 100%
Dari tabel di atas mengenai nilai pendapatan sambilan
ayah dapat di deskripsikan bahwa kategori yang tertinggi
yakni kategori kurang dari Rp.1.800.000 sebesar 50.00%
dilanjutkan kategori antara Rp. 1.800.000 – 3.000.000 sebesar
28.57%, sedangkan untuk katgeori yang antara Rp. 3.000.000
– 4.800.000 memperoleh persentase sebesar 16.67%, serta
kategori yang terakhir kategori antara Rp. 4.800.000-
7.200.000 hanya memperoleh persentase sebesar 4.76% dari
keseluruhan responden.
84
Tabel 4.22
Nilai Pendapatan Pokok Ibu Siswa
No Pilihan Jawaban F %
18 a. Rp. 4.800.000 – 7.200.000
b. Rp 1.800.000 – 4.800.000
c. Kurang dari Rp 1.800.000
d. Tidak ada pendapatan
3
7
9
23
7.14%
16.67%
21.43%
54.76%
Jumlah 42 100%
Dari tabel di atas mengenai nilai pendapatan pokok ibu
responden dapat di deskripsikan bahwa kategori yang tertinggi
yakni kategori tidak ada pendapatan sebesar 54.76%
dilanjutkan dengan kategori kurang dari Rp. 1.800.000
sebesar 21.43% kemudian kategori Rp. 1.800.000 – 4.800.000
sebesar 16.67% sedangkan untuk kategori antara 4.800.000 –
7.200.000 hanya memperoleh 7.14% dari keseluruhan
responden.
Tabel 4.23
Nilai Pendapatan Sambilan Ibu Siswa
No Pilihan Jawaban F %
20 a. Rp. 4.800.000 – 7.200.000
b. Rp 1.800.000 – 4.800.000
c. Kurang dari Rp 1.800.000
d. Tidak ada pendapatan
2
6
9
25
4.76%
14.29%
21.43%
59.52%
Jumlah 42 100%
Dari keseluruhan data di atas mengenai nilai
pendapatan sambilan ibu responden dapat di deskripsikan
bahwa kategori yang tertinggi yakni kategori tidak ada
pendapatan sebesar 59.52%, dilanjutkan dengan kategori
85
kurang dari Rp 1.800.000 sebesar 21.43%, kemudian kategori
Rp 1.800.000 – 4.800.000 sebesar 14.29%, sedangkan untuk
kategori terakhir hanya memeperoleh 4.76% dari keseluruhan
responden.
Berdasarkan hasil dari tabulasi dan persentase di atas
mengenai nilai pendapatan orang tua siswa dimanah hasil
pendapatan dari ayah masuk dalam kategori golongan mampu
hal ini terlihat dari bearnya presentase tentang pendapatan
pokok ayah responden yang mayoritas masuk dalam kategori
keluarga mampu selian itu ada penambahan dari pekerjaan
sambilan, sedangkan untuk ibu responden masyoritas dari
mereka hanya sebagai ibu rumah tangga yang bekerja untuk
membantu bersama sama suami di lawan persawahan mereka,
meskipun ada yang mendapatkan penghasilan pokok biasanya
mereka adalah yang berprofesi sebagai karyawan serta
berwirausaha dalam bidang perdangan.
b. Pengeluaran Pembelanjaan ( Konsumsi Keluarga)
Tabel 4.24
Pemenuhan Kebutuhan Konsumsi Keluarga Siswa
No Pilihan Jawaban F %
23 a. Sangat Lebih dari Cukup
b. Lebih dari Cukup
c. Cukup
d. Pas – pasan
6
4
15
17
14.29%
9.52%
35.71%
40.48%
Jumlah 42 100%
Dari data tabel di atas mengenai pemenuhan kebutuhan
konsumsi responden dapat di deskripsikan bahwa kategori
yang tertinggi yakni kategori lebih dari cukup sebesar 33.33%
86
dilanjutkan dengan kategori cukup sebesar 30.95%, kemudian
kategori pas-pasa sebesar 19.05% sedangkan untuk
pemenuhan kebutuhan konsumsi keluarga kategori kurang
hanya memperoleh sebesar 16.67% dari keseluruhan
responden.
Tabel 4.25
Bahan Bakar Dalam Memasak
No Pilihan Jawaban F %
27 a. Gas 12Kg
b. Gas Melon 3Kg
c. Kayu Bakar
d. Minyak Tanah
2
37
3
0
4.76%
88.10%
7.14%
0.00%
Jumlah 42 100%
Dari tabel di atas mengenai bahan bakar yang di
gunakan untuk memasak dapat di deskripsikan bahwa kategori
yang tertinggi yakni kategori memasak dengan menggunakan
Gas besrubsidi sebesar 88.10%, dilanjutkan dengan ketegori
menggunakan kayu bakar sebesar 7.14%, kemudian
dilanjutkan dengan kategori mengunakan Gas 12Kg sebesar
4.76% sedangkan untuk kategori memasak dengan
menggunakan bahan bakar minyak tanah hanya 0.00% dari
keseluruhan responden.
Tabel 4.26
Sumber Penerangan Rumah Siswa
No Pilihan Jawaban F %
28 a. LIstrik PLN Tipe Daya Lebih
Dari 1.300 Watt
b. Listrik PLN Tipe Daya 1.300
5
10
11.90%
23.81%
87
Watt
c. Listrik PLN tipe daya 900 watt
d. Listrik PLN tipe daya 450 watt
20
7
47.62%
16.67%
Jumlah 42 100%
Dari tabel di atas mengenai sumber penerangan yang
ada di rumah responden dapat di deskripsikan bahwa kategori
yang tertiingi adalah kategori menggunakan listrik tipe daya
900 watt sebesar 47.62%, dilanjutkan dengan kategori
menggunakan listrik dengan tipe daya 1.300 watt dengan
persentase sebesar 23.81%, kemudian kategori menggunakan
listrik dengan tipe daya 450 watt sebesar 16.67% sedangkan
untuk kategori kategori menggunakan listrik dengan tipe daya
lebih dari 1.300 watt memperoleh persentase sebesar 11.90%
dari keseluruhan responden.
Tabel 4.27
Keberadaan Pegawai yang Dipekerjakan Oleh Orang Tua
Siswa
No Pilihan Jawaban F %
29 a. Karyawan
b. Pembantu Rumah Tangga
c. Buruh tani
d. Tidak Ada
6
0
18
18
14.29%
0.00%
42.86%
42.86%
Jumlah 42 100%
Dari tabel di atas mengenai keberadaan pegawai yang
di pekerjakan oleh orang tua responden terdapat analisis
deskriptif dimanah kategori yang tertinggi adalah kategori
tidak ada pekerja dan kategori buruh tani sebesar 42.86%,
dilanjutkan kategori kategori pekerja sebagai karyawan sebesar
88
14.29% sedangkan untuk kategori pembantu rumah tangga
memperoleh 0.00% dari keseluruhan responden.
Untuk nilai pengeluaran konsumsi rumah tangga
mayoritas dari keluarga responden masuk dalam ranah
keluarga sederhana menengah mampu, dimana mereka hidup
dengan kebutuhan yang cukup terpenuhi.
c. Kepemilikan Harta Benda
Tabel 4.28
Moda Transportasi dalam Pekerjaan Orang Tua
No Pilihan Jawaban F %
22 a. Kendaraan Dinas
b. Mobil Pribadi
c. Sepeda Motor
d. Sepeda
5
1
26
10
11.90%
2.38%
61.90%
23.81%
Jumlah 42 100%
Dari tabel diatas mengenai model transportasi yang
digunakan oleh orang tua responden dalam bekerja dapat di
deskripsikan bahwa kategori yang tertinggi yakni kategori
menggunakan sepeda motor sebesar 61.90%, dilanjutkan
dengan kategori menggunkan sepeda sebesar 23.81%,
kemudian kategori menggunakan kendaraan dinas sebesar
11.90%, sedangkan untuk kategori menggunakan mobil pribadi
hanya 2.38% dari keseluruhan responden.
Tabel 4.29
Kepemilikan Rumah Tinggal Orang Tua
No Pilihan Jawaban F %
24 a. Rumah dinas 2 4.76%
89
b. Rumah sendiri
c. Rumah kontrakan
d. Rumah orang tua (kakek nenek)
29
0
11
69.05%
0.00%
26.19%
Jumlah 42 100%
Dari tabel tersebut mengenai kepemilikan rumah yang
di jadikan tempat tinggal keluarga responden dapat di
deskripsikan bahwa kategori yang tertinggi adalah kategori
rumah sendiri sebesar 69.05%, dilanjutkan dengan kategori
tinggal di rumah orang tua (kakek/nenek) hanya memeperoleh
26.19%, kemudian kategori rumah dinas sebesar 4.76%
sedangkan untuk kategori rumah kontrakan sebesar 0.00% dari
keseluruhan responden.
Tabel 4.30
Keriteria Rumah Tingal Siswa
No Pilihan Jawaban F %
25 a. Pagar, Taman, Keramik Granit
b. Pagar dan Keramik Biasa
c. Hanya memakai keramik saja
d. Hanya memakai ubin
8
11
16
7
19.05%
26.19%
38.10%
16.67%
Jumlah 42 100%
Dari tabel tersebut mengenai lantai rumah yang
digunakan di rumah responden dapat di deskripsikan bahwa
yang tertinggi adalah rumah yang menggukanan kategori
keramik biasa sebesar 38.10%, dilanjutkkan dengan kategori
rumah tinggal siswa dengan kategori pagar, dan keramik biasa
sebesar 26.19% dilanjutkan dengan kategori berpagar, taman,
dan berkeramik granit sebesar 19.05%, sedangkan untuk
90
kategori hanya memakai ubin sebesar 16.67% dari keseluruhan
responden.
Tabel 4.31
Fasilitas dan Media Hiburan yang ada di rumah
No Pilihan Jawaban F %
26 a. Tv parabola,Telp rumah dan wifi
b. Tv Parabola dan wifi
c. TV,DVD Player, Sound Sistem
d. Hanya Tv Biasa
1
5
26
10
2.38%
11.90%
61.90%
23.81%
Jumlah 42 100%
Dari tabel diatas mengenai fasilitas yang ada di rumah
responden dapat di deskripikan bahwa kategori yang tertinggi
yakni kategori rumah dengan fasilitas TV, DVD Player serta
Sounsistem sebesar 61.90% dilanjutkan dengan kategori
fasilitas TV antenna sebesar 23.81%, kemudian kategori rumah
dengan fasilitas TV Parabola dan Wifi sebesar 11.90%,
sedangkan untuk kategori rumah dengan fasilitas tv parabola,
Telp rumah serta wifi hanya memperoleh 2.38% dari
keseluruhan responden
Dari hasil tabulasi dan persentase diatas mengenai
kepemilikan harta benda menunjukan mayoritas orang tua
memiliki rumah pribadi meski ada yang masih tinggal
dirumah kakek nenek responden dari segi kemewahan
mayoritas rumah tergolong dalam kategori sederhana,
walaupun banyak yang menggunakan keramik granit namun
biasanya hal ini terbangun dari kontribusi ibu responden yang
dahulu bekerja sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI) begitu
91
juga halnya dengan fasilitas yang ada di rumah tersebut massih
tergolong dalam kondisi sederhana.
4. Dimensi Kedudukan dalam Lingkungan Masyarakat
Tabel 4.32
Kedudukan Orang Tua siswa dalam Lingkungan Masyarakat
No Pilihan Jawaban F %
30 a. Perangkat Desa/kelurahan
b. Ulama
c. Pengrus RT/RW
d. Tidak Menjabat
1
4
1
36
2.38%
9.52%
2.38%
85.71%
Jumlah 42 100%
Dari tabel di atas mengenai kedudukan orang tua responden
dalam lingkungan masyarakat dapat di deskripsikan bahwa
kategori yang tertinggi adalah kategori tidak menjabat jabatan
apapun sebesar 85.71%, dilanjutkan dengan kategori pengurus
RT/RW sebesar 2.38% sedangkan untuk kategori kedudukan
sebagai Ulama dan Perangkat desa masing-masing mendapatkan
2.38% dari keseluruhan responden. Hal ini menunjukan mayoritas
orang tua responden hanya sebagai masyarakat biasa jarang bagian
dari mereka yang menjadi staff maupun pegawai dalam ranah
pemerintahan.
c. Tabulasi Angket Orientasi Masa Depan Pendidikan Siswa
1. Dimensi Motivasi
a. Tujuan yang ingin dicapai
Tabel 4.33
Motivasi Dalam Pencapaian Cita-cita Siswa
92
No Pilihan Jawaban F %
1 a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
30
10
2
0
71.43%
23.81%
4.76%
0.00%
Jumlah 42 100%
Dari tabel diatas mengenai motivasi dalam pencapaian
cita-cita responden dapat di deskripsikan bahwa kategori yang
tertinggi yakni kategori sangat setuju dengan persentase
sebesar 71.43% dilanjutkan dengan kategori setuju sebesar
23.81%, kemudian kategori tidak setuju sebesar 4.76%
sedangkan untuk kategori sangat tidak setuju hanya
memperoleh persentase sebesar 0.00% dari keseluruhan
responden.
Tabel 4.34
Motivasi Sukses Di Masa Depan
No Pilihan Jawaban F %
2 a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
18
21
3
0
42.86%
50.00%
7.14%
0.00%
Jumlah 42 100%
Dari tabel di atas mengenai motivasi sukses di masa
depan bagi responden dapat dideskripsikan bahwa kategori
yang tertinggi adalah kategori setuju dengan persentase sebesar
50.00%, dilanjutkan dengan kategori sangat setuju sebesar
42.86%, kemudian kategori sangat setuju sebesar 42.86%,
kemudian kategori tidak setuju 7.14% sedangkan untuk
93
kategori tidak setuju hanya memperoleh persentase sebesar
0.00% dari keseluruhan responden.
Tabel 4.35
Keyakinan Melanjutkan ke Perguran Tinggi Untuk
Berkehidupan yang Lebih Baik
No Pilihan Jawaban F %
3 a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
14
22
5
1
33.33%
52.38%
11.90%
2.38%
Jumlah 42 100%
Dari tabel di atas mengenai keyakinan melanjutkan
perguruan tinggi untuk berkehidupan lebih baik dapat di
deskripsikan bahwa kategori dengan persentase tertinggi
adalah kategori setuju dengan persentase sebesar 52.38%,
dilanjutkan dengan kategori sangat setuju sebesar 33.33%,
kemudian kategori tidak setuju sebesar 11.90%, sedangkan
untuk kategori sangat tidk setuju hanya memperoleh rsentase
2.38% dari keseluruhan responden.
Tabel 4.36
Pesimistis Siswa Dalam Peluang Kerja dan Jenjang Karir
No Pilihan Jawaban F %
4 a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
0
0
17
25
0.00%
0.00%
40.48%
59.52%
Jumlah 42 100%
94
Dari tabel di atas mengenai pesimistis responden dalam
peluang kerja dan karir dapat di deskripikan bahwa kategori
dengan persentase tertinggi adalah kategori sangat tidak setuju
dengan persentase 59.52% , dilanjutkan dengan kategori tidak
setuju sebesar 40.48%, sedangakn untuk kategori sangat setuju
dan kategori setuju masing-masing memperoleh persentase
sebsar 0.00% dari keseluruhan responden.
b. Eksplorasi Pengetahuan Berkaitan Dengan Minat
Tabel 4.37
Pemilihan Bidang Studi Sesuai Bakat Dan Minat
No Pilihan Jawaban F %
5 a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
19
20
3
0
45.24%
47.62%
7.14%
0.00%
Jumlah 42 100%
Dari tabel tersebut mengenai pentingnya pemilihan bdang
studi sesuai bakat dan minat dapat di deskripsikan bahwa
kategori dengan persentase tertinggi adalah kategori setuju
denngan persentase 47/62%, dilanjutkan dengan kategori
sangat setuju sebesar 45.24%, kemudian kategori tidak setuju
sebesar 7.14%, sedangkan untuk kategori sangat tidak setuju
hanya memperoleh persentase sebesar 0.00% dari keseluruhan
responden.
95
Tabel 4.38
Pengalaman Di Perguruan Tinggi Sebagai Modal Utama
Untuk Sukses
No Pilihan Jawaban F %
6 a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
9
27
6
0
21.43%
64.29%
14.29%
0.00%
Jumlah 42 100%
Dari keseluruhan data tabel diatas mengenai persepsi
responden bahwa pengalaman di perguruan tinggi sebagai
modal utama untuk sukses dapat di deskripsikan bahwa
kategori dengan persentase tertinggi yakni kategori setuju
dengan persentase 64.29%, dilanjutkan dengan kategori sangat
setuju sebesar 21.43%, kemudian kategori tidak setuju sebesar
14.29%, sedangkan untuk kategori sangat tidak setuju hanya
memeproleh persentase sebesar 0.00% dari keseluruhan
responden.
Tabel 4.39
Masuk Perguruan Tinggi Unggulan Salah Satu Prestasi
Siswa
No Pilihan Jawaban F %
7 a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
12
27
3
0
28.57%
64.29%
7.14%
0.00%
Jumlah 42 100%
96
Dari tabel tersebut mengenai persepsi responden bahwa
masuk perguran tinggi unggulan merupakan salah satu prestasi
bagi siswa dapat di deskripsikan bahwa kategori dengan
persentase tertinggi adalah kategori setuju dengan persentase
sebesar 64.29%, dilanjutkan dengan kategori sangat setuju
dengan persentase sebesar 28.57%, dilanjutkan dengan
kategori tidak setuju dengan maseing-masing persentase
sebesar 7.14%, sedangkan untuk kategori sangat tidak setuju
hanya memperoleh persentase 0.00% dari keseluruhan
reponden.
Tabel 4.40
Persepsi Perguruan Vokasi Negeri akan Mempunyai Karir
Yang Jelas
No Pilihan Jawaban F %
8 a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
16
20
5
1
38.10%
47.62%
11.90%
2.38%
Jumlah 42 100%
Dari tabel tersebut mengenai persepsi responden tentang
perguruan vokasi negeri (ikatan dinas) akan mempuanyai karir
yang jelas dapat dideskripsikan bahwa kategori dengan
persentase tertinggi adalah kategori setuju dengan persentase
sebesar 47.62% di lanjutkan dengan kategori sangat setuju
sebesar 38.10%, kemudian kategori sangat tidak setuju sebesar
11.90%, sedangkan untuk tidak setuju memperoleh persentase
paling sedikit yaki sebesar 2.38% dari keseluruhan responden.
97
c. Menetapkan Tujuan Yang Realistis dan Spesifik
Tabel 4.41
Untuk Mencapai Cita-Cita Siswa harus Meneruskan
Pendidikan Ke Perguruan Tinggi
No Pilihan Jawaban F %
9 a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
15
22
3
2
35.71%
52.38%
7.14%
4.76%
Jumlah 42 100%
Dari data di atas mengenai semangat mencapai cita-cita
harus dengan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi
dapat dideskripsikan bahwa kategori dengan persentase
tertinggi adalah kategori sangat setuju sebesar 66.67%,
dilanjutkan dengan kategori setuju sebesar 21.43%, kemudian
kategori sangat tidak setuju sebesar 7.14% sedangkan untuk
kategori tidak setuju hanya mmeperoleh persentase sebesar
4.76% dari keseluruhan responden.
Tabel 4.42
Optimistis Siswa Untuk Melanjutkan Ke Perguruan tinngi
Meskipun Anak Keluarga Petani
No Pilihan Jawaban F %
10 a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
7
25
8
2
16.67%
59.52%
19.05%
4.76%
Jumlah 42 100%
98
Dari data di atas mengenai optimisme responden untuk
melanjutkan keprguruan tinggi meskipun dari keluarga petani
dapat di deskripsikan bahwa kategori dengan persentase
tertinggi adalah kategori sangat setuju dengan persentase
sebesar 59.52%, dilanjutkan dengan kategori tidak setuju
sebesar 19.05%, kemudian kategori sangat setuju sebesar
16.67%, sedangkan untuk kategori sangat tidak setuju hanya
memperoleh persentase sebesar 4.76% dari keseluruhan
responden.
Tabel 4.43
Ketekunan Sebagai Modal Utama Untuk Sukses
No Pilihan Jawaban F %
11 a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
13
20
7
2
30.95%
47.62%
16.67%
4.76%
Jumlah 42 100%
Dari data di atas mengenai ketekunan sebagai modal
utama untuk sukses dapat dideskripsikan bahwa kategori
dengan persentase tertinggi adalah kategori sangat setuju
dengan persentase sebesar 47.62% dilanjutkan dengan kategori
setuju sebesar 30.95%, kemudian kategori tidak setuju sebesar
16.67% sedangkan untuk kategori sangat tidak setuju hanya
memperoleh persentase sebesar 4.76% dari keseluruhan
responden.
99
2. Dimensi Perencanaan
a. Pembentukan Representasi (gamabaran) dalam Konteks
Aktifitas Masa Depan
Tabel 4.44
Persepsi Perguruan Tinggi Negeri Lebih Unggul dari
Perguruan Tinggi Swasta
No Pilihan Jawaban F %
12 a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
16
23
3
0
38.10%
54.76%
7.14%
0.00%
Jumlah 42 100%
Dari tabel di atas mengenaipersepsi responden tentang
perguruan tinggi lebih unggul dari pergruuan tinggi swasta
dapat di deskripsikan bahwa kategori dengan persentase
tertinggi adalah kategori setuju sebesar 54.76%, dilanjutkan
dengan kategori sangat setuju sebesar 3.10%, kemudian
kategori tidak setuju sebesar 7.14%, sedangkan untuk kategori
sangat tidak setuju menjadi kategori yang paling sedikit dengan
persentase sebesar 0.00% dari keseluruhan responden.
Tabel 4.45
Persepsi Lulusan Perguruan Tinggi Unggulan lebih baik
dari Lulusan Perguruan Tinggi Biasa
No Pilihan Jawaban F %
13 a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
15
24
3
0
35.71%
57.14%
7.14%
0.00%
100
Jumlah 42 100%
Dari tabel tersebut mengenai persepsi responden
tentang lulusan perguruan tinggi unggulan lebih baik dari
lulusan perguruan tinggi biasa dapat di deskripsikan bahwa
kategori dengan persentase tertinggi adalah kategori setuju
dengan persentase sebesar 57.14% dilanjutkan dengan kategori
sangat setuju sebesar 35.71% sedangkan untuk kategori tidak
setuju dengan persentase sebesar 7.14% san kategori sangat
tidak setuju memperoleh persentase sebesar 0.00% dari
keseluruhan responden.
Tabel 4.46
Kepastian Untuk Melanjutkan Pendidikan Di Perguruan
Tinggi
No Pilihan Jawaban F %
14 a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
18
19
5
0
42.86%
45.24%
11.90%
0.00%
Jumlah 42 100%
Dari tabel diatas mengenaikepastian responden untuk
melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi dapat
dideskripsikan bahwa kategori dengan persentase tertinggi
adalah kategori setuju dengan persentase sebesar 45.24%,
dilanjutkan dengan kategori sangat setuju sebesar 42.86%,
kemudian kategori tidak setuju dengan persentase 11.90%
sedangkan untuk kategori sangat tidak setuju hanya
memperoleh 0.00% dari keseluruhan responden.
101
Tabel 4.47
Menentukan Perguruan Tinggi Sesuai Kemampuan Dalam
Pembiayaan
No Pilihan Jawaban F %
15 a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
10
20
6
6
23.81%
47.62%
14.29%
14.29%
Jumlah 42 100%
Dari tabel di atas mengenai menentukan perguruan tinggi
sesuai kemampuan dalam pembiayaan dapat dideskripikan
bahwa kategori dengan persentase tertinggi adalah kategori
setuju dengan persentase sebesar 47.62%, dilanjutkan kategori
sangat setuju sebesar 23.81%, kemudian kategori tidak setuju
sebesar dan kategori sangat tidak setuju masing-masing
memperoleh persentase sebesar 14.29% dari keseluruhan
responden.
Tabel 4.48
Persepsi Mendapatkan Beasiswa Di Perguruan Tinggi
Unggulan
No Pilihan Jawaban F %
16 a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
16
17
9
0
38.10%
40.48%
21.43%
0.00%
Jumlah 42 100%
Dari data tabel di atas mengenai persepsi reponden bisa
mendapatkan beasiswa di perguruan tinggi unggulan dapat di
102
deskripsikan bahwa kategori dengan persentase tertinggi
adalah kategori setuju dengan persentase sebesar 40.48%%,
dilanjutkan kategori sangat setuju sebesar 38.10%, kemudian
kategori tidak setuju sebesar 21.43%, sedangkan untuk
kategorri sangat tidak setuju hanya memperoleh 0.00% dari
keseluruhan responden.
b. Pembuatan Rencana Serta Master Plan dan Strategi Untuk
Pencapaian Tujuan
Tabel 4.49
Siswa Harus Mempunyai Perencanaan Target Pribadi
No Pilihan Jawaban F %
17 a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
20
9
11
2
47.62%
21.43%
26.19%
4.76%
Jumlah 42 100%
Dari tabel di atas mengenai keharusan respoden untuk
mempunyai perencanaan target pribadi dapat dideskripsikan
bahwa kategori dengan persentase tertinggi adalah kategori
sangat setuju dengan persentase sebesar 47.62%, dilanjutkan
kategori tidak setuju sebesar 26.19%, kemudian kategori setuju
memperoleh persentase 21.43%, sedangkan untuk kategori
tidak setuju mempunyai persentase terkecil yakni hanya 4.76%
dari keseluruhan responden.
Tabel 4.50
Pentingnya perencanaan Yang Matang Dalam
Menentukan Masa Depan
103
No Pilihan Jawaban F %
18 a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
12
22
8
0
28.57%
52.38%
19.05%
0.00%
Jumlah 42 100%
Dari tabel tersebut mengenai pentingnya perencanaan
yang matang untuk menetukan masa dapan bagi responden
dapat dideskripikan bahwa kategori yang memiliki persentase
tertinggi adalah kategori setuju dengan persentase 52.3%,
dilanjutkan kategori sangat setuju sebesar 28.57%, kemudian
kategori tidak setuju sebesar 19.05%, sedangkan untuk
kategori sangat tidak setuju memiliki persentase terkecil yakni
0.00% dari keseluruhan responden.
Tabel 4.51
Perancanaan yang Matang Akan Mempermudah Masuk
Perguruan Tinggi
No Pilihan Jawaban F %
19 a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
11
22
4
5
26.19%
52.38%
9.52%
11.90%
Jumlah 42 100%
Dari tabel di atas mengenai perencanaan yang matang
akan mempermudah masuk perguruan tinggi dapat
dideskripsikan bahwa kategori dengan persentase tertinggi
adalah kategori setuju dengan persentase 52.38%, dilanjutkan
kategori sangat setuju sebesar 26.19%, sedangkan untuk
104
kategori tidak setuju dan kategori sangat tidak setuju masing-
masing memperoleh persentase sebesar 11.90% dari keluruhan
responden.
Tabel 4.52
Bimbingan Test Lebih Mempermudahkan Masuk
Perguruan Tinggi Unggulan
No Pilihan Jawaban F %
20 a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
17
21
4
0
40.48%
50.00%
9.52%
0.00%
Jumlah 42 100%
Dari tabel di atas mengenai keikutsertaan dalam
bimbingan test akan mempermudah dalam ujian saringan
masuk perguruan tinggi dapat dideskripsikan bahwa kategori
dengan persentase tertinggi adalah kategori setuju dengan
persentase 50.00% dilanjutkan kategori sangat setuju dengan
persentase sebesar 40.48% dilanjutkan dengan kategori tidak
setuju masing-masing memperoleh 9.52% sedangkan kategori
sangat tidak setuju hanya memperoleh persentase terkecil
yakni 0.00% dari keseluruhan responden.
Tabel 4.53
Untuk mencukupi Kebutuhan Biaya Perkuliahan Saya
Harus Berkerja Paruh Waktu
No Pilihan Jawaban F %
21 a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
15
23
4
35.71%
54.76%
9.52%
105
d. Sangat Tidak Setuju 0 0.00%
Jumlah 42 100%
Dari tabel di atas mengenai perencanaan responden
untuk bekerja paruh waktu saat di perguruan tinggi dapat di
deskripsikan bahwa kategori dengan perentase tertinggi adalah
kategori setuju dengan memperoleh persentase sebesar
54.76%, dilanjutkan kategori sangat setuju dengan peresentase
sebesar 35.71%, sedangkan untuk kategori tidak setuju
memperoleh 9.52%, serta kategori sangat tidak setuju masing-
masing memperoleh persentase sebesar 0.00% dari
keseluruhan responden.
Tabel 4.54
Latar Belakang Ekonomi Keluarga Tidak Menghambat
Untuk Masuk Perguruan Tinggi Unggulan
No Pilihan Jawaban F %
22 a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
1
7
24
10
2.38%
16.67%
57.14%
23.81%
Jumlah 42 100%
Dari tabel di atas mengenai keyakinan responden untuk
melanjutkan keperguruan tinggi latar belakang ekonomi
keluarga dapat di deskripsikan bahwa kategori dengan
persentase tertinggi adalah kategori tidak setuju dengan
persenatase sebesar 57.14%, dilanjutkan kategori sangat setuju
sebesar 23.81%, kemudian kategori setuju sebesar 16.67%,
sedangkan untuk kategori sangat setuju hanya memperoleh
persentase terkecil yakni 2.38% dari keseluruhan responden.
106
c. Penerapan Gagasan dan Rencana dalam Aktifitas
Keseharian
Tabel 4.55
Untuk Masuk Perguruan Tinggi Harus Giat Rajin Belajar
No Pilihan Jawaban F %
23 a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
18
19
2
3
42.86%
45.24%
4.76%
7.14%
Jumlah 42 100%
Dari tabel di atas mengenai penerapan untuk rajin dan
giat belajar sebagai langkah untuk masuk perguruan tinggi
dapat di deskripsikan bahwa kategori dengan peroleh
persentase tertinggi adalah kategori setuju dengan persentase
sebesar 45.24%, dilanjutkan kategori sangat setuju sebesar
42.86%, kemudian kategor sangat tidak setuju sebesar 7.14%,
sedangkan untuk kategori tidak setuju hanya memperoleh
persentase sebesar 4.76% dari keseluruhan responden.
Tabel 4.56
Untuk Masuk Perguruan Tinggi Saya Harus Memulai
Rajin Menabung
No Pilihan Jawaban F %
24 a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
22
14
6
0
52.38%
33.33%
14.29%
0.00%
Jumlah 42 100%
107
Dari tabel diatas mengenai persipan untuk melajutkan
keprguruan tinggi responden harus rajin menabung dapat
dideskripsikan bahwa kategori yang memperoleh persentase
tertinggi adalah kategori sangat setuju dengan perolehan
persentase sebesar 52.38% dilanjutkan dengan kategori setuju
sebesar 33.33%, kemudian ketagori tidak setuju sebesar
14.29%, sedangkan untuk kategori sangat tidak setuju hanya
memperoleh persentase 0.00% dari keseluruhan responden.
Tabel 4.57
Berbagi Informasi Tentang Perguruan Tinggi dengan
Teman-Teman
No Pilihan Jawaban F %
25 a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
13
24
4
1
30.95%
57.14%
9.52%
2.38%
Jumlah 42 100%
Dari tabel di atas mengenai berbagi informasi tentang
dunia perkuliahan dengan teman-teman dapat dideskripsikan
bahwa kategori yang memperoleh persentase tertinggi adalah
kategori sangat setuju dengan perolehan persentase sebesar
57.14%, dilanjutkan dengan kategori setuju sebesar 30.95%,
kemudian kategori tidak setuju dengan persentase 9.52%,
sedangkan untuk kategori sangat tidak setuju hanya
memperoleh persentase sebesar 2.38% dari keseluruhan
responden.
108
Tabel 4.58
Merubah Sikap Kepribadian Merupakan Langkah Pasti
dalam Perencanaan Masa Depan
No Pilihan Jawaban F %
26 a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
6
33
2
1
14.29%
78.57%
4.76%
2.38%
Jumlah 42 100%
Dari tabel diatas mengenai merubah sikap merupakan
langkah pasti dalam perencanaan masa depan dapat
dideskripsikan bahwa kategori yang memperoleh persentase
tertinggi adalah kategori setuju dengan persentase sebesar
78.57%, dilanjutkan dengan kategori tidak setuju sebesar
14.29%, kemudian kategori tidak setuju sebesar 4.76%
sedangkan untuk kategori sangat tidak setuju hanya
memperoleh persentase 2,38% dari keseluruhan responden
3. Evaluasi
a. Keyakinan Diri dan Realisasi
Tabel 4.59
Latar Belakang Keluarga Petani Bawang Merah Membuat
Saya Harus Tepat Memilih Perguruan Tinggi
No Pilihan Jawaban F %
27 a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
14
14
8
6
33.33%
33.33%
19.05%
14.29%
109
Jumlah 42 100%
Dari tabel di atas mengenai evaluasi siswa sebagai anak
dari petani bawang merah untuk memilih perguruan yang
sesuai dan tepat dapat dideskripsikan bahwa kategori dengan
perolehan persentase tertinggi adalah kategori sangat setuju
dan kategori sangat setuju dengan perolehan persentase sebesar
33.33%, dilanjutkan dengan kategori tidak setuju sebesar
19.05%, sedangkan untuk kategori sangat tidak setuju
memperoleh 14.29% dari keseluruhan responden.
Tabel 4.60
Tingginya Standar Nilai Minimum dalam Ujian Saringan
Masuk Membuat Saya Pesimis
No Pilihan Jawaban F %
28 a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
0
4
24
14
0.00%
9.52%
57.14%
33.33%
Jumlah 42 100%
Dari tabel di atas mengenai pesimistis responden akan
tingkat kelulusan masuk perguruan tinggi unggulan dapat di
deskripsikan bahwa kategori yang memperoleh persentase
tertinggi adalah kategori tidak setuju dengan perolehan
persentase sebesar 57.14%, dilanjutkan dengan kategori sangat
tidak setuju yang memperoleh persentase sebesar 33.33%,
kemudian kategroi setuju dengan peroleh persentase sebesar
9.52% sedangkan untuk kategori sangat setuju hanya
memperoleh 0.00% dari keseluruhan responden.
110
Tabel 4.61
Terkadang Rencana Hanya Sekedar Rencana Tanpa
Adanya Realisasi
No Pilihan Jawaban F %
29 a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
2
3
28
9
4.76%
7.14%
66.67%
21.43%
Jumlah 42 100%
Dari tabel di atas mengenai pesimistis responden akan
perencanaan yang telah mereka buat dapat dideskripsikan
bahwa kategori yang memperoleh persentase tertinggi adalah
kategori tidak setuju dengan perolehan persentase sebesar
66.67%, dilanjutkan dengan kategori sangat tidak setuju
sebesar 21.43%, kemudian kategori setuju sebesar 7.14%,
sedangkan kategori sangat setuju hanya memperoleh 4.76%
dari keseluruhan respoden.
Tabel 4.62
Jika Saya Melakukan Hal-hal Sesuai Perencanaan Saya
Yakin Bisa Melanjutkan Perguruan Tinggi
No Pilihan Jawaban F %
30 a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Tidak Setuju
d. Sangat Tidak Setuju
20
17
2
3
47.62%
40.48%
4.76%
7.14%
Jumlah 42 100%
Dari tabel di atas mengenai kesungguhan responden
yang akan melaksanakan rencana yang telah mereka buat
111
dapat di deskripsikan bahwa kategori dengan persentase
tertinggi adalah kategori sangat setuju dengan persentase
sebesar 47.62%, dilanjutkan dengan kategori setuju sebesar
40.48%, kemudian kategori sangat tidak setuju sebesar 4.76%,
sedangkan untuk kategori tidak setuju hanya memperoleh
7.14% dari keseluruhan responden.
C. Hasil Kualitas Pengujian Instrumen
1. Uji Validitas Instrumen
a. Uji Validitas Instrumen Variabel Status Sosial Ekonomi Orang
Tua
Tabel 4.63
Tabel Penolong Validitas Instrumen Variable X
No. Resp X Y X.Y X2 Y2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
4
2
1
1
2
2
4
2
1
1
3
2
1
3
83
85
62
71
72
74
81
74
78
75
65
74
64
76
332
170
62
71
144
148
324
148
78
75
195
148
64
228
16
4
1
1
4
4
16
4
1
1
9
4
1
9
6889
7225
3844
5041
5184
5476
6561
5476
6084
5625
4225
5476
4096
5776
112
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
2
1
4
1
1
1
1
1
2
2
2
2
2
3
2
1
2
3
4
1
1
2
2
1
1
2
2
1
71
69
74
71
82
61
64
64
88
82
65
68
75
79
78
74
57
67
84
68
67
73
72
67
66
66
68
46
142
69
296
71
82
61
64
64
176
164
130
136
150
237
156
74
114
201
336
68
67
146
144
67
66
132
136
46
4
1
16
1
1
1
1
1
4
4
4
4
4
9
4
1
4
9
16
1
1
4
4
1
1
4
4
1
5041
4761
5476
5041
6724
3721
4096
4096
7744
6724
4225
4624
5625
6241
6084
5476
3249
4489
7056
4624
4489
5329
5184
4489
4356
4356
4624
2116
113
Jumlah 79 3000 5782 185 217038
Dari tabel di atas di ketahui:
N = 42 ∑X=79 ∑Y= 3000 ∑XY=5782
∑X2=185 ∑Y2= 217038
Uji validitas menggunakan Koefisiensi Korelasi Product
Moment dengan menggunakan rumus formulasi serta perhitungan
sebagai berikut:
𝒓 =𝒏 (∑𝑿𝒀) − (∑𝑿)(∑𝒀)
√(𝒏 ∑𝑿𝟐 − (∑ 𝑿)𝟐)(𝒏∑𝒀𝟐 − (∑𝒀)𝟐𝟐
𝑟1 =42 (5782) − (79)(3000)
√(42 . 185 − (79)2)(42. 217 038 − (3000)22
𝑟1 =242844 − 237000
√(7770 − 6241). (911 596 − 900 000)2
𝑟1 =5844
√(1529). (115 5962
𝑟1 =5844
√17 6746 2842
𝑟1 =5844
13 294,596
𝑟1 = 0, 4395 di genapkan menjadi 0,440
Dari perhitungan tersebut item nomor 1 memiliki rhitung =0,369
sedangkan rtabel dengan taraf signifikansi 5% atau α= 0,05 untuk n
= 42 adalah 0.304, sehingga dengan demikian item nomor 1
dinyatakan valid karena rhitung >rtabel. Selanjutnya perhitungan
validitas ini di lanjutkan ke semua item-item sampai item terakhir
sehingga untuk variable X menghasilkan 26 item yang lulus uji
114
validitas sedangkan untuk item yang tidak lulus uji validitas yakni
item nomor 15, 22, 29 dan 30.
b. Uji Validitas Instrumen Variabel Orientasi Masa Depan Siswa
Tabel 4.64
Tabel Penolong Validitas Instrumen Variabel Y
No. Res X Y X.Y X2 Y2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
2
3
101
99
82
100
96
103
100
91
104
102
92
97
86
99
105
98
92
102
104
84
85
303
396
328
400
384
412
300
364
416
408
368
388
344
396
420
392
368
408
416
168
255
9
16
16
16
16
16
9
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
4
9
10201
9801
6724
10000
9216
10609
10000
8281
10816
10404
8464
9409
7396
9801
11025
9604
8464
10404
10816
7056
7225
115
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
4
4
4
3
2
4
4
4
3
4
3
4
4
3
4
4
3
4
4
3
3
96
104
100
92
96
89
103
96
97
91
88
105
93
101
97
99
89
97
88
87
88
384
416
400
276
192
356
412
384
291
364
264
420
372
303
388
396
267
388
352
261
264
16
16
16
9
4
16
16
16
9
16
9
16
16
9
16
16
9
16
16
9
9
9216
10816
10000
8464
9216
7921
10609
9216
9409
8281
7744
11025
8649
10201
9409
9801
7921
9409
7744
7569
7744
Jumlah 154 4018 14784 578 386080
𝒓 =𝒏 (∑𝑿𝒀) − (∑𝑿)(∑𝒀)
√(𝒏 ∑𝑿𝟐 − (∑ 𝑿)𝟐)(𝒏∑𝒀𝟐 − (∑𝒀)𝟐)𝟐
𝑟1 =42 (14 784) − (154)(4018)
√(42 . 578 − (2 154)2)(42. 386080 − (430)2
𝑟1 =620 928 − 618772
√(24 276 − 23 716) . ( 16 215 360 − 16 144 324)2
116
𝑟1 =2156
√560 . 710362
𝑟1 =2156
√39 780 1602
𝑟1 =2156
6 307,1515
𝑟1 = 0, 3418 di genapkan menjadi 0,342
Dari perhitungan tersebut item nomor 1 memiliki rhitung =0,342
sedangkan rtabel dengan taraf signifikansi 5% atau α= 0,05 untuk n
= 42 adalah 0.304, sehingga dengan demikian item nomor 1
dinyatakan valid karena rhitung >rtabel. Selanjutnya perhitungan
validitas ini di lanjutkan ke semua item-item sampai item terakhir
sehingga untuk variable Y menghasilkan 25 item yang lulus uji
validitas sedangkan untuk item yang tidak lulus uji validitas yakni
item nomor 2,3,5,7 dan item no 24.
Sehingga dapat di simpulkan bahwa hasil uji validitas dari
instrumen variabel X terdapat 26 item yang valid sedangkan untuk
hasil uji validitas instrumen variabel Y terdapat 25 item yang valid
dengan tabulasi sebagai berikut:2
Tabel 4.65
Tabel Penolong Hasil Uji Validitas Instrumen
No
Item
Variabel X Variabel Y
rhitung Keterangan rtabel rhitung Keterangan
1 0.440
Valid 0.304 0.342 Valid
2 0.319
Valid 0.304 -0.037 Tidak Valid
3 0.320
Valid 0.304 0.226 Tidak Valid
4 0.324
Valid 0.304 -0.051 Tidak Valid
2 Lampiran Data Perhitungan Validitas
117
5 0.337
Valid 0.304 0.124 Tidak Valid
6 0.330
Valid 0.304 0.341 Valid
7 0.344
Valid 0.304 0.356 Valid
8 0.395
Valid 0.304 0.314 Valid
9 0.330
Valid 0.304 0.308 Valid
10 0.332
Valid 0.304 0.325 Valid
11 0.357
Valid 0.304 0.353 Valid
12 0.347
Valid 0.304 0.310 Valid
13 0.384
Valid 0.304 0.382 Valid
14 0.336
Valid 0.304 0.354 Valid
15 0.053
Tidak Valid 0.304 0.338 Valid
16 0.317
Valid 0.304 0.340 Valid
17 0.317
Valid 0.304 0.317 Valid
18 0.313
Valid 0.304 0.320 Valid
19 0.344
Valid 0.304 0.338 Valid
20 0.317
Valid 0.304 0.356 Valid
21 0.378
Valid 0.304 0.343 Valid
22 -0.012
Tidak Valid 0.304 0.395 Valid
23 0.331
Valid 0.304 0.305 Valid
24 0.409
Valid 0.304 0.043 Tidak Valid
25 0.331
Valid 0.304 0.324 Valid
26 0.397
Valid 0.304 0.357 Valid
27 0.354
Valid 0.304 0.351 Valid
28 0.353
Valid 0.304 0.310 Valid
29 -0.319
Tidak Valid 0.304 0.385 Valid
30 0.011
Tidak Valid 0.304 0.321 Valid
118
2. Uji Reliabilitas Instrumen
a. Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Status Sosial Ekonomi Orang
Tua
Tabel 4.66
Tabel Penolong Realibilitas Instrumen Variabel X
No. Res Xi Xt (Xi)2 (Xt)2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
4
2
1
1
2
2
4
2
1
1
3
2
1
3
2
1
4
1
1
1
1
1
78
78
52
64
64
67
73
65
70
67
60
66
56
69
65
64
66
63
78
54
56
55
16
4
1
1
4
4
16
4
1
1
9
4
1
9
4
1
16
1
1
1
1
1
6084
6084
2704
4096
4096
4489
5329
4225
4900
4489
3600
4356
3136
4761
4225
4096
4356
3969
6084
2916
3136
3025
119
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
2
2
2
2
2
3
2
1
2
3
4
1
1
2
2
1
1
2
2
1
81
73
57
60
67
69
67
66
51
56
78
59
56
66
66
59
56
55
52
40
4
4
4
4
4
9
4
1
4
9
16
1
1
4
4
1
1
4
4
1
6561
5329
3249
3600
4489
4761
4489
4356
2601
3136
6084
3481
3136
4356
4356
3481
3136
3025
2704
1600
Jumlah 79 2664 185 172086
Perhitungan Uji Realibilitas menggunakan rumus formulasi
koefisien realibilitas Alpha Cronbach dengan perhitungan berikut
ini:
𝑟11 =𝑘
𝑘−1{1 −
∑S𝑖
𝑆𝑡}
Keterangan:
r11 : Koefisien realibilitas
k : Jumlah butir soal
120
∑Si : Jumlah varian skor butir soal (X)
∑St : varian skor total X
Sebelum melakukan perhitungan uji realibilitas sebelumnya
harus mencari jumlah varian butir soal (∑Si) terlebih dahulu
dengan menggunakan rumu formula seebagai berikut:
𝑆𝑖 =∑𝑋𝑖(1,2,3…30)
2 −(∑𝑋𝑖)2
𝑛𝑛
𝑆1 =185 −
(79)2
4242
𝑆1 =185 −
624142
42
𝑆1 =185 − 148.595
42
𝑆1 =36.404
42
𝑆1 = 0,866 di genapkan menjadi 0,67, sehingga menghasilkan
keseluruhan varian sekor sebagai berikut :
Tabel 4.67
Hasil Uji Realibitas Instrmen Variabel X
S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 Jumlah
0.87 0.68 0.88 0.69 1.11 0.56 1.01 1.15 0.87 0.66 8.48
S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20
0.71 1.24 0.86 1.26 - 0.80 1.17 0.94 1.26 1.22 9.20
S21 S22 S23 S24 S25 S26 S27 S28 S29 S30
0.37 - 0.98 1.07 0.85 1.05 0.94 0.28 - - 5.55
∑Si 23.48
Setelah mencari jumlah keseluruhan varians skor selanjutnya
yakni mencari niali varians Skor variabel X total dengan
menggunakan rumus formula serta perhitungan sebagai berikut:
121
𝑆𝑡 =∑𝑋𝑡
2 −(∑𝑋𝑡)2
𝑛𝑛
𝑆𝑡 =172 086 −
(2664)2
4242
𝑆𝑡 =172 086 −
7 096 89642
42
𝑆𝑡 =172 086 − 168 973,7
42
𝑆𝑡 =31 112,286
42
𝑆𝑡 = 74,102 dibulatkan menjadi 74,10
Selanjutnya menghitung uji koefisiensi realibilitas dengan
menggunakan rumus Alpha Cronbach serta perhitungan sebagai
berikut:
Diketahui:
Si=23.48 St=74.10
𝑟11 =𝑘
𝑘−1{1 −
∑S𝑖
𝑆𝑡}
𝑟11 =30
30 − 1{1 −
23,48
74,10}
𝑟11 =30
29{1 − 0,3320}
𝑟11 = 1,034{0,66799}
𝑟11 = 0,691 dibulatkan menjadi 0,69
Berdasarkan hasil perhitungan uji koefisiensi realibilitas
instrumen variabel X (Status Sosial Ekonomi Orang Tua) di
peroleh r11=0,69 maka dengan demikian instrumen ini dinyatakan
122
realiabel (dapat dipercaya) karena melebihi 0,6 sehingga dapat
dipergunakan dalam penelitian ini.3
b. Uji Realibilitas Instrumen Variabel Orientasi Masa Depan Siswa
Tabel 4.68
Tabel Penolong Realibilitas Instrumen Variabel Y
No. Res Xi Xt Xi2 Xt2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
3
4
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
83
84
65
82
81
88
81
75
85
84
73
79
72
82
87
83
79
82
88
9
16
16
16
16
16
9
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
16
6889
7056
4225
6724
6561
7744
6561
5625
7225
7056
5329
6241
5184
6724
7569
6889
6241
6724
7744
3 Juliansyah Noor, Metologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah, (Jakarta:
Kencana Prenada Group,2011), Cet.I., h.165
123
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
2
3
4
4
4
3
2
4
4
4
3
4
3
4
4
3
4
4
3
4
4
3
3
67
66
78
88
83
76
79
71
85
84
86
73
72
87
76
81
81
82
74
78
72
67
70
4
9
16
16
16
9
4
16
16
16
9
16
9
16
16
9
16
16
9
16
16
9
9
4489
4356
6084
7744
6889
5776
6241
5041
7225
7056
7396
5329
5184
7569
5776
6561
6561
6724
5476
6084
5184
4489
4900
Jumlah 154 3309 578 262445
Sebelum melakukan perhitungan uji realibilitas sebelumnya
harus mencari jumlah varian butir soal (∑Si) terlebih dahulu
dengan menggunakan rumu formula seebagai berikut:
124
𝑆𝑖 =∑𝑋𝑖(1,2,3…30)
2 −(∑𝑋𝑖)2
𝑛𝑛
𝑆1 =578 −
(154)2
4242
𝑆1 =578 −
2371642
42
𝑆1 =578 − 564,667
42
𝑆1 =13,3333
42
𝑆1 = 0,317 di genapken menjadi 0,81 sehingga menghasilkan
keseluruhan varian sekor sebagai berikut :
Tabel 4.69
Hasil Uji Realibitas Instrumen Variabel Y
S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 Jumlah
0.32 - - - - 0.31 0.35 0.55 0.58 0.53 2.63
S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20
0.66 0.36 0.35 0.45 0.92 0.57 0.91 0.47 0.83 0.40 5.92
S21 S22 S23 S24 S25 S26 S27 S28 S29 S30
0.38 0.50 0.71 - 0.47 0.28 1.07 0.37 0.47 0.73 4.99
∑Si 13.54
Setelah mencari jumlah keseluruhan varians skor selanjutnya
yakni mencari niali varians Skor variabel X total dengan
menggunakan rumus formula serta perhitungan sebagai berikut:
𝑆𝑡 =∑𝑋𝑡
2 −(∑𝑋𝑡)2
𝑛𝑛
125
𝑆𝑡 =262 445 −
(3309)2
4242
𝑆𝑡 =262445 −
10 949 48142
42
𝑆𝑡 =262 445 − 260 701,9
42
𝑆𝑡 =1743,071
42
𝑆𝑡 = 41,5017 dibulatkan menjadi 41,50
Selanjutnya menghitung uji koefisiensi realibilitas dengan
menggunakan rumus Alpha Cronbach serta perhitungan sebagai
berikut:
Di ketahui:
∑Si=13.54 St= 41,50
𝑟11 =𝑘
𝑘−1{1 −
∑S𝑖
𝑆𝑡}
𝑟11 =30
30 − 1{1 −
13,54
41,50}
𝑟11 =30
29{1 − 0,32618}
𝑟11 = 1,034{0,67381}
𝑟11 = 0,697 dibulatkan menjadi 0,70
Berdasarkan hasil perhitungan uji koefisiensi realibilitas
instrumen variabel Y (Orientasi Masa Depan Siswa) diperoleh
r11=0,70 maka dengan demikian instrumen ini dinyatakan realiabel
(dapat dipercaya) karena melebihi 0,6 sehingga dapat
dipergunakan dalam penelitian in4i.
4 Juliansyah Noor,Loc.cit.
126
3. Hasil Uji Pra syarat
a. Uji Normalitas
Sebelum menghitung Uji Normalitas harus terlebih dahulu
mencari nilai residual (selisih nilai antara nilai asli dengan nilai
prediktor) dari kedua variabel, dengan menggunakan Pengolahan data
SPSS maka menghasilkan data sebagai berikut:
Diagran Grafik 4.1
Uji Normalitas
Dari grafik P Plot Normal di atas mengambarkan bahwa nilai
residual hampir bisa di prediksikan berdistribusi normal karena apabila
127
titik-titik di atas berada di sepanjang garis atau tidak jauh dari garis
diagonal normalitas maka dapat diprediksikan nilai resdiual
berdistribui normal.
Setelah penghitungan data residual selanjutnya uji normalitas
data, dengan tujuan untuk menentukan apakah data penilitian ini
berdisitribusi normal atau tidak, dengan hipotesis sebagai berikut :
H0= data berdistribusi normal
H1= data tidak berdistribusni normal
1. Jika Nilai Probabilitas Signifikansi > 0,05 maka H0 tidak
ditolak dan H1 ditolak.
2. Jika Nilai Probabilitas Signikansi < 0,05 maka H0 ditolak
dan H1 tidak ditolak.
Dengan menggunakan program SPSS untuk penghitungan uji
normalitas maka akan terdapat data sebagai berikut:
Tabel 4.70
Hasil UJI Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 42
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 5.49791245
Most Extreme Differences Absolute .063
Positive .063
Negative -.060
Test Statistic .063
128
D
ari tabel di atas tentang perhitungan Uji normalitas didapat nilai
signifikansi 0,200 > 0,05 dengan demikian maka dapat di simpulkan
bahwa hipotesis yang diambol adalah H0 diterima dan H1= di tolak
dengan nilai residual berdistribusi normal
b. Uji linearitas
Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua
variabel mempunyaai hubungan linear secara signifikan atau tidak,
adapun pengujian uji linearitas dalam penelitian ini menggunakan
pengolahan data SPSS dengan Hipotesis dan kriteria pengujian adalah
sebagai berikut:
H0= data berhubungan linear
H1= data tidak berhubungan linear
1. Jika Nilai Probabilitas Signifikansi > 0,05 maka H0 tidak
ditolak dan H1 ditolak.
2. Jika Nilai Probabilitas Signikansi < 0,05 maka H0 ditolak
dan H1 tidak ditolak.Dengan hasil pengolahan spss sebagai
berikut:
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
129
Tabel 4.71
Hasil Uji Linearitas
ANOVA Tabel
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Status Sosial
Ekonomi
Orang Tua *
Orientasi
Masa Depan
Pendidikan
Siswa
Between
Groups
(Combined) 2411.8
69 19
126.94
0
3.98
7 .001
Linearity 1872.9
77 1
1872.9
77
58.8
30 .000
Deviation
from
Linearity
538.89
2 18 29.938 .940 .548
Within Groups 700.41
7 22 31.837
Total 3112.2
86 41
Berdasarkan hasil uji linearitas di atas di ketahui nila
signifikansi deviation from liniearity sebesar 0.588 sehingga hipoteis
yang di ambil adalah H0 tidak ditolak dan H1 ditolak karena nilai
probabilitas deviation of linearity 0.588 > 0.05 dengan demikian dapat
di simpulkan terdapat hubungan linear yang signifikan antara status
sosial ekonomi orang tua dengan orientasi masa depan siswa.
D. Hasil Analisis Data
1. Hasil Uji Regresi linear sederhana
Tabel 4.72
Tabel Penolong Perhitungan Konstanta a dan b
No.Resp
(n)
X Y XY X2
1
2
78
78
83
84
6474
6552
6084
6084
130
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
52
64
64
67
73
65
70
67
60
66
56
69
65
64
66
63
78
54
56
55
81
73
57
60
67
69
67
66
65
82
81
88
81
75
85
84
73
79
71
82
87
83
79
82
88
67
66
78
88
83
76
79
72
85
84
86
3380
5248
5184
5896
5913
4875
5950
5628
4380
5214
3976
5658
5655
5312
5214
5166
6864
3618
3696
4290
7128
6059
4332
4740
4824
5865
5628
5676
2704
4096
4096
4489
5329
4225
4900
4489
3600
4356
3136
4761
4225
4096
4356
3969
6084
2916
3136
3025
6561
5329
3249
3600
4489
4761
4489
4356
131
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
51
56
78
59
56
66
66
59
56
55
52
40
73
72
87
76
81
81
82
74
78
72
67
70
3723
4032
6786
4484
4536
5346
5412
4366
4368
3960
3484
2800
2601
3136
6084
3481
3136
4356
4356
3481
3136
3025
2704
1600
Jumlah 2664 3309 211692 172086
Dari tabel di atas di ketahui beberapa nilai antara lain adalah
∑X= 2664 ∑Y= 3309 ∑XY= 211692 ∑X2= 172086
1) Menghitug nilai konstanta b
𝒃 =𝒏 . ∑𝑿𝒀 − ∑𝑿. ∑𝒀
𝒏 . ∑𝑿𝟐 − (∑𝑿)𝟐
𝑏 =42 .211 692 − 2664 . 3309
42 . 172 086 − 26642
𝑏 =8 891 064 − 8 815 176
7 227 612 − 7 096 896
𝑏 =75 888
130 716
𝒃 = 𝟎, 𝟓𝟖𝟎𝟓𝟔
2) Menghitung nilai konstanta a
𝒂 =∑𝒀 − 𝒃. ∑𝑿
𝒏
𝑎 =3309 − 0,58056 . 2664
42
132
𝑎 =3309 − 1546,602
42
𝑎 =1762,3979
42
𝒂 = 𝟒𝟐, 𝟗𝟔𝟏
3) Membuat persamaan regresi linear sederhana
Y=a +b.X
Y= 42,961 +0,581.X
2. Hasil Perhitungan Uji Koefisiensi Korelasi Sederhana
Tabel 4.73
Tabel Penolong Perhitungan Nilai Korelasi
No.Resp
(n) X Y XY X2 Y2
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
78
78
52
64
64
67
73
65
70
67
60
66
56
69
65
83
84
65
82
81
88
81
75
85
84
73
79
71
82
87
6474
6552
3380
5248
5184
5896
5913
4875
5950
5628
4380
5214
3976
5658
5655
6084
6084
2704
4096
4096
4489
5329
4225
4900
4489
3600
4356
3136
4761
4225
6889
7056
4225
6724
6561
7744
6561
5625
7225
7056
5329
6241
5041
6724
7569
133
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
64
66
63
78
54
56
55
81
73
57
60
67
69
67
66
51
56
78
59
56
66
66
59
56
55
52
40
83
79
82
88
67
66
78
88
83
76
79
72
85
84
86
73
72
87
76
81
81
82
74
78
72
67
70
5312
5214
5166
6864
3618
3696
4290
7128
6059
4332
4740
4824
5865
5628
5676
3723
4032
6786
4484
4536
5346
5412
4366
4368
3960
3484
2800
4096
4356
3969
6084
2916
3136
3025
6561
5329
3249
3600
4489
4761
4489
4356
2601
3136
6084
3481
3136
4356
4356
3481
3136
3025
2704
1600
6889
6241
6724
7744
4489
4356
6084
7744
6889
5776
6241
5184
7225
7056
7396
5329
5184
7569
5776
6561
6561
6724
5476
6084
5184
4489
4900
Jumlah 2664 3309 211692 172086 262445
134
Dari tabel di atas di ketahui beberapa nilai antara lain adalah
sebagai berikut:
∑X= 2664 ∑Y= 3309 ∑XY= 211692
∑X2= 172 086 ∑Y2= 262445
𝒓 =𝒏 (∑𝑿𝒀) − (∑𝑿)(𝒀)
√(𝒏 ∑𝑿𝟐 − (∑ 𝑿)𝟐)(𝒏∑𝒀𝟐 − (∑𝒀)𝟐𝟐
𝑟𝑥𝑦 =42 (211 692) − (2664)(3309)
√(42 . 172 086 − (2664)2)(42. 262 445 − (3309)22
𝑟𝑥𝑦=
8 891 064 − 8 815 176
√(42 . 172 086 − 7 096 896) . (42. 262 445 − 10 949 481)2
𝑟𝑥𝑦 =75 888
√(130716 − 732092
𝑟𝑥𝑦 =75 888
√9 569 587 6442
𝑟𝑥𝑦 =75 888
97 824,2692
𝑟𝑥𝑦 = 0, 7757 digenapkan menjadi 0,776
Berdasarkan hasil perhitungan di atas dengan perolehan nilai
korelasi (r) 0,776 hal ini dapat di deskripsikan bahwa terdapat pengaruh
status sosial ekonomi orang tua (variabel X) yang sangat kuat bagi siswa
dalam menentukan Orientasi Masa Depan (variabel Y), dengan demikian
dapat di asumsikan bahwa semakin tinggi status sosial ekonomi orang tua
siswa maka akan semakin tinggi juga penentuan siswa dalam membuat
orientasi masa depan yakni untuk merencanakan proses melanjutkan
pendidikan ketingkat perguruan tinggi, begitu juga sebaliknya semakin
rendah status sosial ekonomi orang tua maka semakin rendah juga siswa
dalam menentukan orientasi masa depannya.
135
3. Uji Koefesien Determinassi
Untuk menghitung uji koefesien determinasi menggunakan rumus
formula sebagai berikut:
R = 𝑟2. 100%
Keterangan :
R = Koefesien Determinasi
r = nilai korelasi
berikut ini perhitungan Uji Koefesien Determinasi
R = 𝑟2. 100%
R= 0,7762 x100%
R= 0,6018 di genapkan menjadi 0,602
Adapun pengolahan data dengan menggunakan SPSS maka
akan menghasilkan data sebagai berikut:
Tabel 4.74
Hasil Uji Koefesien Determinasi
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 .776a .602 .592 5.566
a. Predictors: (Constant), Status Ekonomi Orang Tua
Dari tabel di atas dapat interpretasikan bahwa nilai R square
adalah 0,528 hal ini menunjukan bahwa terdapat korelasi (pengaruh)
antara variabel status sosial ekonomi orang tua terhadap orientasi masa
depan siswa bersifat positif, besarnya pengaruh status sosial ekonomi
orang tua terhadap orientasi masa depan siswa sebesar 60.2%
136
E. Pengujian Hipotesis
Untuk mengetahui kebenaran dari perhitungan koefesien korelasi di
atas maka harus di uji dengan uji t (t-Test) dengan syarat data telah memenuhi
uji pra syarat yakni data berdistribusi normal dan berbentuk linear, sedangkan
untuk perhitungan uji t akan dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut:
𝒕𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 =𝒓(√𝒏 − 𝟐)
√𝟏 − 𝒓𝟐
𝒕𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 =𝟎, 𝟕𝟕𝟔(√𝟒𝟐 − 𝟐)
√𝟏 − 𝟎, 𝟕𝟕𝟔𝟐
𝒕𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 =𝟎, 𝟕𝟕𝟔√𝟒𝟎
√𝟏 − 𝟎, 𝟔𝟎𝟏𝟖
𝒕𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 =𝟎, 𝟕𝟕𝟔(𝟔, 𝟑𝟐𝟒𝟓𝟔)
√𝟎, 𝟑𝟗𝟖𝟐
𝒕𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 =𝟒, 𝟗𝟎𝟕𝟖𝟓
𝟎, 𝟔𝟑𝟏𝟎𝟑
𝒕𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 = 𝟕, 𝟕𝟕𝟕𝟖
Dari perhitungan di atas maka dapat di uji kan dengan hipotesis
sebagai berikut:
a. Perumusan Hipotesis
Ho: tidak terdapat pengaruh antara status sosial ekonomi orang tua
terhadap orientasi masa depan siswa.
Ha: terdapat pengaruh antara status sosial ekonomi orang tua
terhadap orientasi masa depan siswa.
Syarat Uji t:
1) Jika thitung <ttabel, berarti Ho diterima, Ha ditolak
2) Jika thitung >ttabel, berarti Ha diterima, Ho ditolak
137
3) Taraf Signikansi (α) = 5% atau 0,05 dengan derajat kebebasan
42-2 maka di peroleh ttabel= 2,0215
Dengan demikian maka dapat si simpulkan thitung>ttabel dan
keputusanya Ha di terima, Ho ditolak yang artinya terdapat
pengaruh antara status sosial ekonomi orang tua dengan orientasi
masa depan siswa.
F. Pembahasan Hasil Penelitian
Dalam penelitian ini di awali dengan penghitungan dan pengumpulan
data terlebih dahulu dimana terdapat 30 item instrumen di masing- masing
varibel yakni instrumen varibel X (status Sosial Ekonomi Orang Tua) dan
Variabel Y ( Orientasi Masa Depan pendidikan Siswa) , dari kedua varibael
di tersebut kemudian di masukan dalam tabulasi masing masing item.
Sedangkan dalam penentuan orientasi masa depan siswa secara keseluruhan di
pengaruhi oleh faktor dan kondisi dari status sosial ekonomi orang tua,
dengan pengertian jika status sosial ekonomi orang tua tinggi maka semakin
tinggi juga penentuan oreintasi masa depan pendidikan siswa begitu juga akan
sebaliknya jika status sosial ekonomi orang tua rendah maka akan semakin
rendah penentuan orientasi masa depan pendidikan siswa.
Adapun dalam penelitian ini tingkat pengukuran kondisi status
ekonomi orang tua terdiri dari tiga dimensi yaitu dimensi pendidikan, dimensi
tingkat ekonomi dan dimensi kedudukan dalam masyarakat. Dimana dari
ketiga dimensi terssbut terdapat hasil pengukuran sebagai berikut:
Pengkuruan Keseluruhan Dimensi Status Ekonomi Orang tua
5 Lampiran tabel Uji t
138
Tabel 4.75
Dimensi Pokok Kategori Status Sosial Ekonomi Orang Tua
No Kategori Dimensi
Jumlah
item soal
Frekuensi
Jumlah item
Perentase
(%)
1 Pendidikan
- Tingkat pendidikan orag tua
2
84
12.5%
2 Tingkat Ekonomi
- Jenis pekerjaan orang tua
- Pendapatan
- Tanggungan dan
Pengeluaran konsumsi
- Kepemilikan harta benda
4
4
3
2
168
168
126
84
25.0%
25.0%
18.8%
12.5%
3 Kedudukan 1 42 6.3%
Jumlah 14 672(item soal) 100%
Dari tabel di atas menjadikan patokan utama dalam penentuan kategori
status sosal ekonomi orang tua seperti halnya yang di kemukakan oleh
Soerjono Soekanto dimana tolok ukur dari keriteria status ekonomi di lihat
dari ukuran ilmu pengetahuan, ukuran kekayaan dan ukuran kehormatan.6
Adapun hasil pengukuran status ekonoi orang tua siswa SMAN 01 Wanasari
Kabupaten Brebes tertera dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.76
Pengukuran Keriteria Status Ekonomi Orang Tua Berdasarkan Tabulasi
Item Instrumen7
No Katogeri
Pengukuran
Frekuensi penyebaran Item Instrumen
Status Sosial Ekonomi Orang Tua
Pernsentase
(%)
1 Kategori 1 306 11%
6 Soerjono Soekanto, Op.cit, h.208 7 Lihat lampiran rekapitulasi keriteria kategori status sosial ekonomi keluarga
139
2 Kategori 2 169 15%
3 Kategori 3 66 28%
4 Kategori 4 47 46%
Jumlah 588 100%
Adapun deskripsi dari pengukuran kategori untuk status sosial
ekonomi orang tua siswa di atas penulis menyimpulkan sebagai berikut:
1. Kategori Pertama merupakan kondisi status ekonomi orang tua
dengan pendidikan lulusan tamat Universitas atau perguruan tinggi
dengan pekerjaan utama dari ayah sebagai Pegawai
(PNS/POLRI/TNI) sedangkan untuk pekerjaan sambilan banyak
usaha yang di jalankan dan ibu dengan pekerjaan utama ibu
sebagai pegawai baik swasta maupun negeri serta sebagai
wirausaha sebagai pekerjaan sambilan, dengan nilai pendapatan
dari ayah dan ibu berkisar antara Rp 4.800.000-Rp 7.200.000
rupiah perbulan, sedangaknn untuk untuk pemenuhan kebutuhan
keluarga bernilai sangat lebih dari cukup dengan menggunakan
kendaraan dinas sebagai moda transportasi, untuk fasilitas yang
berada dalam rumah berupa TV parabola, Telp rumah dan Wifi
serta menjabat sebagai perangkat desa.
2. Kategori Kedua merupakan kondisi status ekonomi orang tua
dengan pendidikan dari lulusan tamat Sekolah Menengah Atas
(SMA) sederajat dengan pekerjaan utama bagi ayah sebagai
wirausaha dengan pekerjaan sambilan sebagai peternak begitu juga
dengan ibu biasanya berprofesi sebagai wirausaha dengan
perkerjaan sambilan sebagai petani/peternak, dengan nilai
pendapatan dari ayah dan ibu berkisar antara Rp. 3.000.000 –
4.800.000 rupiah perbulan, sedangkan untuk pemenuhan
kebutuhan keluarga bernilai sangat tercukupi dengan
140
menggunakan mobil pribadi sebagai moda transportasi untuk
fasilitas yang ada di rumah berupa telp rumah dan tv parabola serta
menjadi ulama dalam lingkungan masyarakat.
3. Kategori Ketiga merupakan kondisi status sosial ekonomi orang
tua merupakan dari pendidikan lulusan tamat Sekolah Menengah
Pertama (SMP) sederajat, dengan pekerjaan utama bagi ayah
pegawai swasta dengan pekerjaan sambilan sebagai petani
sedangkan ibu profesi sebagai petani baik profesi utama maupun
sebagai pekerjaan sambilan dengan nilai pendapatan utama dan
sambilan dari ayah berkisar diantara 1.800.000 - 3.000.000 rupiah
perbulan begitu pula dengan nilai pendapatan ibu, sedangkan
untuk pemenuhan kebutuhan keluarga bernilai lebih dari cukup
dengan menggunakan moda transportasi untuk berkerja
menggunakan sepeda motor sedangkan untuk fasilitas yang ada di
rumah berupa telp rumah, dan tv antena serta menjadi pengurus
RT/RW dalam lingkungan masyarakat.
4. Kategori Keempat merupakan kondisi status sosial ekonomi orang
tua merupakan dari pendidikan lulusan tamat Sekolah Dasar (SD)
sederajat dengan pekerjaan utama bagi ayah sebagai petani dan
bagi ibu sebagai ibu rumah tangga adapun pekerjaan sambilan dari
keduanya mayoritas masyarakat biasanya bekerja sebagai buruh
tani dengan pendapatan utama dan sambilan kurang dari
Rp.1.800.000 perbulan sedangkan untuk pendapatan utama dari
ibu tidak ada nilai pendapatan dan untuk kurang dari Rp.
1.800.000, serta untuk pemenuhan kebutuhan keluarga bernilai
cukup dengan moda transortasi dalam bekerja menggunakan
sepeda sedangkan untuk fasilitas yang ada di rumah hanya ada tv
antena saja serta tidak menjabat apapun dalam organisasi
kemasyarakatan.
141
Dari penerapan kategori pengukuran status sosial ekonomi orang
tua di atas tidaklah bersifat baku ataupun saling bersambungan atau
linear dari empat ukuran pokok pengukuranan status sosial ekonomi
(Ilmu pengetahuan, Kekayaan dan kedudukan) namun penulis
merakapitulasi nilai persentase tabulasi dari item- item pokok dalam
instrumen status sosial ekonomi orang tua guna melihat serta
mengukur persentase keseluruhan dari kehidupan status sosial
ekonomi orang tua siswa SMAN 01 Wanasari Kabupaten Brebes.
Deskripsi selanjutnya yakni tentang Orientasi Masa Depan Pendidikan
Siswa dimana terdapat taraf atau tingkat kepastian dalam penentuan keputusan
yang akan diambil oleh siswa kelak setelah mereka lulus dari sekolah, apakah
akan melanjutkan atau tidak ke perguruan tinggi. Taraf kepastian dalam
menentukan orientasi masa depan siswa terdiri dari tiga dimensi yaitu dimensi
motivasi, dimensi perencanaan dan dimensi evaluasi dengan hasil pengukuran
sebagai berikut:
Pengkuruan Keseluruhan Dimensi Penentuan Orientasi Masa Depan
Pendidikan Siswa
Tabel 4.77
Dimensi Pokok Penentuan Orientasi Masa Depan Pendidikan Siswa
No Dimensi Penentuan
Jumlah
item soal
Frekuensi
Jumlah item
Perentase
(%)
1 Motivasi
- Tujuan yang ingin dicapai
- Waktu pencapaian
- Motif waktu tujuan yang
akan dicapai
2
1
3
84
42
126
11.88%
5.9%
17.6%
142
2 Perencanaan
- Pengetahuan terkait tujuan
jenjang pendidikan lanjutan
- Kompleksitas rencana
- Tingkat realisasi
3
2
2
126
84
84
17.6%
11.8%
11.8%
3 Evaluasi
- Keyakinan diri
- Perasaaan akan
kemungkinan pencapaian
2
2
84
84
11.8%
11.8%
Jumlah 17 714(item soal) 100%
Dari tabel di atas menjadikan patokan utama dalam penentuan
keseluruhan Orientasi Masa Depan Pendidikan Siswa, dengan hasil
penentuan keseluruhan Orientasi Masa Depan Siswa SMAN01 Wanasari
Kabupaten Brebes tertera dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.78
Pengukuran Penentuan Orientasi Masa Depan Pendidikan Siswa8
No Katogeri
Pengukuran
Frekuensi penyebaran Item Instrumen
Status Sosial Ekonomi Orang Tua
Pernsentase
(%)
1 Sikap 1 147 25.2%
2 Sikap 2 252 43.2%
3 Sikap 3 118 20.2%
4 Sikap 4 67 11.5%
Jumlah 588 100%
Adapun deskripsi dari pengukuran kategori untuk dalam penentuan
orientasi masa depan pendidikan siswa di atas penulis menyimpulkan sebagai
berikut:
8 Lihat lampiran rekapitulasi keriteria kategori Penentuan Oreintasi Masa Depan Pendidikan
Siswa
143
1. Sikap Pertama merupakan sikap siswa yang sudah
membuat oreintasi masa depan pendidikan dengan jelas
dimana mereka sudah memahami, mengatahui serta
membuat perencanaan dengan matang seperti dimanah
mereka akan melanjutkan pendidikannya, pengambilan
jurusan serta pemahaman akan karir dimasa yang akan
datang dengan pengambilan jurusan yang sudah mereka
rencanakan
2. Sikap Kedua merupakan sikap siswa yang sudah membuat
orientasi masa depan pendidikan namun masih belum jelas,
hal ini dikarenakan mereka belum tahu betul tujuan tempat
atau universitas yang akan mereka inginkan namunsudah
mempunyai keinginan serta keseiusanuntuk melanjutkan
jenjang pendidikannya akan tetapi masih ragu dengan
pengmabian jurusan serta koensekuensi untuk pengambilan
karir dimasa yang akan datang
3. Sikap Ketiga merupakan sikap siswa yang belum membuat
orientasai masa depan pendidikan, dimana mereka tidak
terlalu mementingkan tujuan akan masa depan yang akan
mereka lalui apakah mereka akan melanjutkan jenjang
pendidikan atau tidak, dalam hal ini biasanya faktor
eksternal dari mereka yang akan menentukan masa depan
seperti halnya faktor dari keputusan teman sebaya, teman
satu kelompok dalam pengambilan keputusan masa
depannya.
4. Sikap keempat merupakan sikap siswa yang sudah
menentukan oreintasi masa depan pendidikannya dimana
mereka telah membuat keputusan untuk tidak melanjutkan
pendidikan ke jenjang perguruan tinggi atau universitas,
144
sikap siswa yang demikian biasanay di pengaruhi dua
faktor utama yakni faktor dari dalam siswa itu sendiri serta
keadaan kondisi ekonomi dan sosial keluarga dari siswa
tersebut.
Dari pengukuruan kategori status ekonomi orang tua serta penentuan
sikap orientasi masa depan pendidikan siswa menjadikan keinginan dari
penulis untuk mengetahui seberapa nilai pengaruh status sosial ekonomi orang
tua dalam pengambilan penentuan orientasi masa depan pendidikan siswa
dalam hal ini penulis telah menghitung serta mengolah data penelitian dengan
hasil dimana terdapat uji validitas dalam penelitian ini menghasilkan item-
item instrumen yang lulus dan berhak untuk dilakukan penilitian lanjutan,
dimana dalam instrumen status sosial ekonomi orang tua terdapat 26 item
yang lulus dalam uji validitas instrumen sedangkan untuk instrumen orientasi
masa depan pendidikan siswa terdapat 25 item yang lulus uji validitas.
Adapun hasil uji reliabilitas dari instrumen status sosial ekonomi
orang tua menghasilkan nilai realibitas sebesar r11=0.691 sedangkan untuk uji
realibilitas instrumen orientasi masa depan pendidikan siswa menghasilkan
nilai realibilitas sebesar r11= 0.70 sehingga dengan demikian kedua instrumen
dinyatakan reable atau dapat di percaya akan data-data untuk dilanjutkan uji
penelitian selanjutnya. untuk pengujian uji normalitas dengan menggunakan
penghitungan spss dengan taraf signifikansi α = 0.05 menghasilkan data nilai
probabilitas 0.200 dengan demikian dapat di artikan data bedistribusi normal
karena nilai probabilitas lebih besar dari taraf signifikansi (0.200) > (0.05).
adapun pengujian uji linearitas untuk mengetahui apakah model regresi linear
sederhana dapat digunakan untuk memprediksi variabel status sosial ekonomi
orang tua terhadap variabel orientasi masa depan pendidikan siswa
menggunakan pengolahan data spss dengan taraf signifikansi α = 0.05
menghasilkan data nilai probabilitas sebesar 0.548 dengan demikian dapat
145
diartikan bahwa data kedua data bersifat linear sehingga dapat di gunakan
untuk menentukan pengujian uji korelasi sederhana.
Selanjutnya menghitung nilai regresi linear dimana menghasilkan
konstanta α = 42,961 dan konstanta b = 0,581 dengan persamaan regresi Y=
42,961 + 0.581.X yang artinya setiap 1 nilai dari variabel X akan
menghasilkan nilai 43,542 pada variabel Y sehingga apabila nilai pada
varibael Status Sosial Ekonomi Orang Tua semakin tinggi maka akan
berdampak juga kenaikan pada variabel Orientasi Masa Depan Pendidikan
Siswa.
Adapun uji koefesiensi korelasi untuk mengukur seberapa besar
pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap orientasi masa depan
pendidikan siswa menghasilkan data niali korelasi sebesar rxy= 0,776 adapun
nilai koefesiensi korelasi atau nilai R square sebesar 0.602 dengan demikian
dapat di artikan bahwa pengaruh staus sosial ekonomi orang tua sangat besar
terhadap oreintasi masa depan pendidikan siswa.
Adapun pengujian terakhir yakni uji t dengan membandingkan thitung
dengan ttabel dengan dk 42-2 meghasilkan data thitug=(7.77) dan ttabel =(2.021).
Karena thitug > ttabel maka dapat diartikan terdapat pengaruh yang sangat
signifikan dari pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap orientasi
masa depan pendidikan siswa SMAN 01 Wanasari Kabupaten Brebes.
Dengan demikian Ha diterima dan Ho ditolak.
Kesimpulan dari penelitian ini menggambarkan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan antara status sosial ekonomi orang tua terhadap
orientasi masa depan pendidikan siswa di SMAN 01 Wanasari sebesar 60.2%
hal ini dikarenkan keadaan suatu ekonomi dalam suatu keluarga akan
menentukan dan mempengaruhi perilaku siswa dalam menentukan orientasi
masa depan atau apakah siswa tersebut cukup untuk tidak melanjutkan dunia
146
pendidikan dan akan melanjutkan kejenjang perguruan tinggi atau akan
menentukan pekerjaan dan karir dalam hidupnya.
Dari hasil penelitian juga dapat dideskripsikan terlihat bahwa
pengaruh variabel status sosial ekonomi orang tua terhadap orientasi masa
depan pendidikan siswa adalah korelasi positif , yaitu semakin positif status
sosial ekonomi orang tua maka semakin tinggi juga orientasi masa depan
pendidikan siswa, begitu juga sebaliknya semakin negatif satatus sosial
ekonomi orang tua siswa maka semakin negatif orientasi masa depan
pendidikan siswa.
Adapun pengaruh selainnya yakni sebesar 39.8% dalam penentuan
orientasi masa depan pendidikan siswa bisa dipengaruhi oleh faktor-faktor
lain, seperti adanya pengaruh dari teman, faktor lingkungan atau faktor gender
yang tidak peneliti gunakan dalam penelitian ini, sehingga dalam hal ini
peneliti menyimpulkan sangat relevan jika terdapat faktor-faktor lain dalam
penentuan orientasi masa depan para siswa.
Hasil penelitian yang di lakukan oleh Ilham Budi Santoso dari
Universitas Negeri Yogyakarta9 menunjukan bahwa pengaruh motivasi
belajar, pendidikan orang tua dan teman sebaya terhadap minat melanjutkan
perguruan tinggi bagi siswa kelas XII SMAN 02 Klaten terdapat pengaruh
teman sebaya sebesar 13% dari 19.4% hasil penelitian sedangkan faktor
pengaruh pendidikan orang tua hanya memperoleh pengaruh positif sebesar
3% dari 19.4% kesuluruhan hasil penelitian, menurut analisa peneliti hal ini
bisa saja bahwa pengaruh teman sebaya menjadi salah satu faktor utama yang
dapat mempengaruhi orientasi masa depan pendidikan siswa untuk
melanjutkan jenjang pendidikan ke Pendidikan Tinggi.
9 Ilham Budi Santoso, “Pengaruh Motivasi Belajar, Pendidikan Orang Tua dan Teman Sabaya
Terhadap Minat Melanjutkan Perguruan Tinggi Bagi Siswa Kelas XI SMAN 2 Klaten”,(SKRIPSI Universitas Negeri Yogyakarta 2015/2016).
147
Hasil temuan di atas menunjukan bahwa masih terdapat faktor-faktor
lain dalam menentukan orientasi masa depan pendidikan siswa, namun dalam
hal ini menurut peneliti, faktor budaya dan lingkungan dalam masyarakat juga
turut ambil dalam mempengaruhi orientasi masa depan pendidikan siswa,
sebagai contoh kedua hasil penelitian diatas sebagai komparasi penelitian
penulis dimana terdapat nilai regional culture (budaya daerah) antara kedua
tempat penelitian diatas.
Hasil penelitian pertama dimana tempat peneliti melakukan penelitian
merupakan daerah dengan masyarakat pedesaan yang notabene siklus
ekonomi terbesar berada di ranah pertanian. Dilain pihak hampir masyoritas
para lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat lebih tertarik untuk
terjun ke ranah perkerjaan dibandingkan untuk melanjutkan jenjang
pendidikan di pendidikan tinggi, hal seperti dikarenakan dalam kondisi sosial
atau lingkungan daerah tersebut masih sangat rendahnya daya saing untuk
melanjutkan pendidikan di pendidikan tinggi.
Berbeda dengan hasil penelitian pembanding diatas dimana hasil
penelitian menunjukan jika lingkungan teman sebaya sangat berpengaruh
dalam penentuan orientasi masa depan jenjang pendidikan siswa di
bandingkan dengan pengaruh pendidikan orang tuanya, hal demikian menurut
penulis terasa sangat wajar di karenakan kondisi sosial tempat penelitian
pertama merupakan kota yang di sandang sebagai kota pelajar/pendidikan
indonesia yakni kota Yogyakarta, sebuah lingkungan daerah yang terdapat
kampus-kampus unggulan serta favorit sebagai rujukan bagi para calon
mahasiswa.
Barada di dalam lingkungan dunia akademik perkulihan membuat para
siswa-siswi SMA di daerah penelitian pertama berasumsi bahwa melanjutkan
jenjang pendidikan di pendidikan tinggi merupakan sebuah keharusan,
sehingga sudah sejak awal mereka sudah menentukan tujuan universitas mana
yang akan mereka tuju.
148
G. Keterbatasan Penelitian
Dalam penyusunan penelitian ini penyusun menyadari masih terdapat
banyak sekali temuan akan kekurangan-kekurangan dalam penyusunan antara
lain:
1. Faktor Internal
Penulis menyadari akan lamanya rentang waktu dalam penyusunan
penelitian ini, hal ini terjadi karena ada beberapa faktor yang membuat
totalitas dalam penyusunan penilitian ini, dari adanya rasa trauma yang di
alami oleh penyusun akan aktifitas dalam lingkup dunia perkuliahan,
namun yang menjadi dasar akan lama rentang waktu dalam penyusunan
penelitian ini di karenakan ada tujuan lain bagi penyusun yang terlebih
dahulu lebih untuk di selaikan.
2. Faktor Eksternal
Adapun faktor eksternal dalam keterbatasan penelitian ini antara lain :
1) Pengambilan data primer dalam penelitian ini adalah siswa-siswa
kelas XII sekolah menengah atas (SMA) dengan luang lingkup
dari kalangan keluarga petani bawang merah, sedangkan untuk di
daerah Kabupaten Brebes untuk daerah persawahan dengan
komoditas utama yakni bawang merah hanya terdapat di tiga
kecamatan yakni Kecamatan Larangan, Kecamatan Wanasari dan
Kecamatan Bulakamba, dari ketiga kecamatan di atas masing -
masing hanya mempunyai satu Sekolah Menengah Atas (SMA)
Negeri, hal ini yang menjadikan keterbatasan dalam penelitian
dikarenakan mayoritas anak- anak di daerah tersebut lebih memilih
melanjutkan sekolah di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
dimana mayoritas besar siswa-siswinya berorientasi masa depan
untuk mendapatkan pekerjaan di bandingkan untuk melanjutkan ke
jenjang perguruan tinggi.
149
2) Pengambilan data primer (utama) instrumen yang melibatkan
responden siswa kelas XII (dua belas) hanya bisa di lakukan pada
bulan semester ganjil dikarenakan banyak agenda serta ujian –
ujian bagi siswa kelas XII (dua belas) di semester genap
3) Terlalu lama pengambilan data penetian di karenakan di haruskan
bagi penulis untuk membantu pembelajaran di SMAN 01 hal ini
dikarenakan ada guru ekonomi yang izin cuti selama 2 bulan
sehingga menjadi salah satu keterbatasan dalam penelitian ini.
150
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian mengenai pengaruh status sosial
ekonomi orang tua terhadap orintasi masa depan pendidikan siswa di
SMAN 01 Wanasari Kabupaten Brebes maka dalam bab ini penulis
mengamukakan beberapa kesimpulan bahwa:
1. Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara status sosial
ekonomi orang tua terhadap Oreintasi masa depan pendidikan
siswa , dalam hal ini dapat dikatakan bahwa pengaruh status
sosial ekonomi orang tua dengan oreintasi masa depan
pendidikan siswa artinya semakin tinggi status sosial ekonomi
orang tua maka berpengaruh dalam penentuan orientasi masa
depan pendidikan siswa, begitu juga sebaliknya semakin
rendah status sosial ekonoi orang tua maka akan berpengaruh
rendah orientasi masa depan pendidikan siswa.
2. Latar belakang masyarakat sebagai petani bawang merah masih
sangat sedikit dalam memberikan kesempatan anak-anak
mereka untuk melanjutkan jenjang pendidikan ke perguruan
tinggi, mayoritas masyarakat petani bawang merah kabupaten
brebes masih berfikir akan besar dan mahalnya biaya untuk
masuk ke perguruan tinggi, terlebih melihat hasil panen yang
sangat fluktuatif dan tidak menentu, sehingga memberikan
gambaran akan ketidak mampuan untuk meneruskan
pendidikan anak kejenjang perguruan tinggi bagi mayoritas
masyarakat Kabupaten Brebes.
3. Keinginan siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
perguruan tinggi sangat terbatas dan sangat terpengaruh oleh
151
keadaan ekonomi orang tua dengan mayoritas siswa-siswi yang
berada dalam lingkungan keluarga petani bawang brebes
B. Saran
Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak,
terlebih khusus bagi penulis pribadi. Adapun semua kritik dan saran
yang bersifat untuk membangun serta dapat menyempurnakan
penelitian skripsi ini penulis terima dengan lapang hati dan rasa
terimakasih atas semua.
Terakhir penulis memberikan saran-saran bagi yang bersangkutan
diantaranya adalah:
1. Bagi Peneliti selanjutnya
Untuk penelitian dengan bahasan tentang status sosial
ekonomi orang tua siswa dianjurkan untuk meneliti pada
subjek penelitian yang sudah bisa nentukan sikap jangan
meneliti pada subjek penelitian pada remaja bahkan anak-anak,
hal demikian dikarenakan subjek penelitiaan harus paham serta
mengetahui realita tentang kondisi status sosial dan ekonomi
orang tua serta menghindari rasa diskriminasi atau terkucilkan
bagi remaja dan anak-anak jika mereka di jadikan subjek
penelitian dalam pembahasan status sosial dan kondisi ekonomi
orang tua.
2. Bagi SMAN 01 Wanasari
SMAN 01 Wanasari sebagai tempat penelitian ini penulis
memberi saran untuk di tingkatkan standar mutu dalam
pembelajaran, seperti dimulai siswa untuk belajar eksplorasi
alam serta lingkungan jangan terlalu fokus dalam pemberian
materi pelajaran. Adapun membuat education fair tentang
informasi universitas-universitas baik yang unggulan maupun
dalam ruang lingkup daerah tersebut sangat di perlukan
152
sehingga menaikan motivasi siswa untuk bisa melanjutkan
keperguruan tinggi.
3. Bagi Masyarakat Kabupaten Brebes
Kabupaten Brebes merupakan tanah kelahiran penulis
ada berbagai saran bagi masyarakat kabupaten brebes namun
yang paling utama berikanlah kebebasan bagi anak-anak untuk
bisa meraih cita-cita, terkadang karena kita takut akan besarnya
biaya-biaya dalam perjalanan dunia pendidikan anak-anak
sehingga kita tega merampas hak serta impian dari anak kita
sendiri, padahal masih teramat banyak jalan serta pintu-pintu
rezeki yang nanti akan di berikan ketika sang anak berada
dalam perjalanan mencari serta menekuni sebuah ilmu.
Daftar Pustaka
Agus Dariyo. Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor: Ghalia Indonesia, 2004.
Anoraga, Pandji. Manajemen Bisnis. Jakarta: Rineka Cipta. Cet.IV, 2009
Basrowi. Pengantar Sosiologi. Bogor: Ghalia PusatakaCet.I, 2005.
Desmita. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013
Firdaus M. Yunus. Pendidikan Berbasis Realitas Sosial. Yogyakarta: Logo Utama.
Cet.I, 2004.
Goode, Willian J. The Family, Terj. Laila Hanoum Hasyim. Jakarta: Bumi Aksara.
Cet. 3
Hartomo, H. dan Arnicun Azziz, Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: PT Bumi Akasara, 2011.
Idi, Abdullah dan Safarina. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Cet.I, 2011.
Mundandar, M. Soelaeman. Ilmu Sosial Dasar: Teori dan Konsep Sosial. Bandung:
Refik Aditama.2006
Muri A.Yusuf. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif,& Penelitian Gabungan.
Jakarta: Prenadamedia Group. Cet.1, 2014
Nasution. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Cet.I, 1994.
Noor, Juliansyah. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Desertasi &Karya Ilmia.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Cet.II. 2012.
Razak Yusron. Sosiologi Sebuah Pengantar. Jakarta: Laboratorium Sosiologi
Agama.Cet.I, 2008.
Setiadi, Elly M. dan Usman kolip. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencana Pranada
Media. Cet.I, 2011.
Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT.Rajawali Pers, cet44.
2015.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatifdan R&D. Bandung: Alfabeta.
Cet. 22, 2015.
Sulistiyo basuki. Metode penelitian. Depok: Wedata Widya Sastra. Cet.I, 2006.
Sunarto, Kamanto. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.Cet.II,
Suryabrata, Sumandi. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Cet.XVIII, 2011.
Tambak Syahraini. Membangun Bangsa Melalui Pendidikan. Yogyakarta: Graha
Ilmu. Cet.I, 2013.
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.Cet.I, 1998.
Tim Penyusun Revisi Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Uin Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta: FITK, 2014
Ujang Sumarwan. Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran.
Bogor: Ghalia Indonesia, 2011.
Jurnal
Jari-Erik Nurmi. How Do Adolescents See Their Future? A Review of The
Development of Future Orientation and Planing. Development review: Sage
Publication, 1991.
Seginer, R. Adolescent Future Orientasi: An Integrated Cultural and Ecological
Perpective. OnlineReadingin Psychology and Culture, 2003.
Skripsi
Afifah. “ Pengaruh dukungan Orang tua Terhadap Orientasi Masa Depan d halam
Area Pekerjaan Pada Remaja”. Skripsi pada UIN Syarih Hidayatullah
Jakarta. Jakarta, 2011. Tidak dipulikasikan.
Ilham Budi Santoso, “Pengaruh Motivasi Belajar, Pendidikan Orang Tua dan Teman
Sabaya Terhadap Minat Melanjutkan Perguruan Tinggi Bagi Siswa Kelas XI
SMAN 2 Klaten”.SKRIPSI Universitas Negeri Yogyakarta 2016. Tidak
dipublikasikan
Rufaidah, Izzah. “Pengaruh Iklim Sosial Keluarga Terhadap Orientasi Masa Depan
dalam Bidang Pekerjaan dan Karir pada Remaja”. Skripsi Pada Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 2010. Tidak
dipublikasikan
Rahmawati, Dini. “Hubungan Status Sosial Ekonomi Orng tua Dengan Motivasi
Belajar PAI Siswa di SMP Darussalam Cipitat”. Skripsi Pada Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 2010. Tidak
dipublikasikan.
Internet
Badan Pusat Statistik. Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi, Edisi 88 Jakarta:
BPS,2017. diunduh dari
https://www.bps.go.id/website/pdf_publikasi/Laporan-Bulanan-Data-Sosial-
Ekonomi-September-2017.pdf pada tanggal 30 September 2017.
Kemendikbud. Undang-undang Rebublik Indonenisa No 20 tahun 2003: Sistem
Pendidikan Nasional, Jakarta, 2003 di unduh dari
http://www.Kemendikbud/UU-no-20-th-2003.pdf
ANGKET
STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA
Siswa SMAN 01 Wanasari Brebes
I. IDENTITAS RESPONDEN
Data Pribadi
Nama :
Tempat tanggal Lahir :
Kelas :
II. Petunjuk pengisian
1. Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang menurut anda benar-
benar sesuai dengan kondisi sosial ekonomi pada keluarga anda.
2. Jawablah dengan jujur sesuai dengan keadaan status sosial keluarga anda
sebelumnya
3. Data yang saudara jawab akan terjamin kerahasiaannya.
III. PERTANYAAN
1. Pendidikan terakhir Ayah saya adalah
a. SD/MI/Sederajat c. SMA/SMK/MA/MAK/Sederajat
b. SMP/MTs/ Sederajat d. Universitas
2. Pendidikan terakhir Ibu saya adalah
a. SD/MI/Sederajat c. SMA/SMK/MA/MAK/Sederajat
b. SMP/MTs/ Sederajat d. Universitas/Alademi/ Sederajat
3. Jumlah uang saku yang diberikan orang tua saya perhari sekitar
a. > 10.000 c. Antara 7.500 – 5.000
b. Antara 10.000 – 7.500 d. < 5.000
4. Bagaimana sikap orang tua anda , jika anda ikut kegiatan extrakurikuler di sekolah
a. Senang dan mendukung c. Tidak mendukung
b. Biasa saja namun mendukung d. Tidak senang
5. Dengan cara apa anda berangkat ke sekolah:
a. Membawa kendaraan pribadi c. Naik sepeda
b. Naik kendaraan umum d. Jalan kaki
6. Apakah orang tua anda sanggup memenuhi untuk membeli buku paket pelajaran:
a. Semua terpenuhi c. Kadang – kadang
b. Sebagian terpenuhi d. Tidak terpenuhi
7. Bagaimana cara orang tua anda membayar biaya sekolah anda
a. Membayar di awal masuk setiap semester
b. Membayar setiap bulan sekali
c. Membayar setiap pertengahan semester
d. Membayar di akhir semester
8. Barang barang apa saja yang dibelikan orang tua untuk menunjang pendidikan
anda,,?
a. Buku pelajaran dan peralatan sekolah
b. Sepeda, peralatan sekolah dan buku pelajaran
c. Motor, peralatan sekolah dan buku pelajaran
d. Motor,komputer/ laptop, perlatan sekolah, buku pelajaran
9. Apakah orang tua anda selalu memberikan kesempatan untuk ikut bimbingan
belajar atau les privat
a. Ya. Selalu c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah
10. Apakah orang tua anda sanggup membiayai Anda untuk melanjutkan pendidikan
hingga perguruan tinggi.
a. Ya,sanggup semua dengan biaya sendiri
b. Hanya sanggup sebagian dan harus mendapatkan bantuan
c. Hanya sanggup sedikit, harus mendapatkan bantuan serta saya harus
bekerja juga
d. Tidak sanggup
11. Sejauh manakah orang tua Anda mampu untuk membiayai semua anak-anaknya
dalam menuntut ilmu
a. Hingga perguruan tinggi c. Hingga SMP
b. Hingga SMU d. Hingga SD
12. Jenis pekerjaan pokok ayah saya adalah
a. Wirausaha
b. Pegawai (Swasta/PNS/Polisi/TNI)
c. Buruh
d. Tidak bekerja
13. Berkaitan dengan pekerjaaan pokok, pendapatan Ayah saya rata-rata yang di
peroleh perbulan berkisar antara
a. Kurang dari 1.800.000
b. 1.800.000 – 3.000.000
c. 3.000.000 – 4.800.000
d. 4.800.000 – 7.200.000
14. Berkaitan dengan pekerjaan ayah, dimana posisi/ jabatan ayah dalam bekerja:
a. Pemilik usaha c. Mandor/ kepala bagian
b. Staff khusus d. Karyawan / buruh biasa
15. Jenis pekerjaan sampingan ayah
a. Buruh tani
b. Petani
c. Peternak
d. Lainnya (.............)
16. Berkaitan dengan pekerjaaan sampingan Ayah saya rata-rata pendapatan
sampingan yang di peroleh perbulan berkisar antara
a. Kurang dari 1.800.000
b. 1.800.000 – 3.000.000
c. 3.000.000 – 4.800.000
d. 4.800.000 – 7.200.000
17. Jenis pekerjaan pokok Ibu saya adalah
a. Ibu rumah tangga
b. Buruh tani
c. Pegawai (Swasta/PNS/Polisi/TNI)
d. Wirausaha
18. Berkaitan dengan pekerjaaan pokok Ibu saya rata-rata pendapatan yang di peroleh
perbulan berkisar antara
a. Tidak ada pendapatan
b. Kurang dari 1.800.000
c. 1.800.000 – 4.800.000
d. 4.800.000 – 7.200.000
19. Jenis pekerjaan sampingan Ibu
a. Tidak ada
b. Buruh tani
c. Petani/ Peternak
d. Lainnya (.............)
20. Berkaitan dengan pekerjaaan sampingan Ibu saya rata-rata yang di peroleh
perbulan berkisar antara
a. Tidak ada pendapatan
b. 1.800.000 – 3.000.000
c. 3.000.000 – 4.800.000
d. 4.800.000 – 7.200.000
21. Berkaitan dengan tanggungan keluarga, berapa pengeluaran keluarga untuk biaya
pendidikan anda dalam sebulan:
a. Kurang dari 300.000
b. 300.000 – 500.000
c. 500.000 – 800.000
d. Lebih dari 800.000
22. Jenis Transportasi yang digunakan orang tua ketika bekerja
a. Sepeda c. Mobil Pribadi
b. Sepeda motor d. Angkutan Umum
23. Apakah penghasilan Ayah/ Ibu memenuhi kebutuhan sehari-sehari
a. Lebih dari cukup c. Pas-pasan
b. Cukup d. Kurang
24. Apakah status kepemilikan rumah bapak
a. Rumah sendiri c. Rumah dinas
b. Rumah kontrakan d. Rumah orang tua
25. Rumah Saya Berlantai
a. Tanah c. Ubin
b. Plesteran/ Semen d keramik
26. Fasilitas di rumah saya
a. TV Antena
b. Telp rumah, TV parabola, Wifi
c. TV Para bola dan Wifi
d. Tv para bola dan Telp Rumah
27. Bahan bakar utama untuk memasak
a. Kayu c. Minyak tanah
b. Gas Subsidi d. Gas Non subsidi
28. Sumber penerangan utama rumah
a. Bukan Listrik c. Listrik PLN tipe 450 watt
b. Menyalur Tetangga d. Listrik PLN tipe 900 watt/lebih
29. Pegawai apa yang di pekerjakan keluarga anda.
a. Tidak ada c. Pembantu rumah tangga
b. Buruh tani d. Karyawan
30. Jabatan Ayah/ Ibu saya di lingkungan adalah
a. Tidak Menjabat C. Ulama
b. Pengurus RT/RW d. Perangkat Desa
ANGKET
Orientasi Masa Depan Pendidikan Siswa
Siswa Kelas XII SMAN 01 Wanasari Brebes
I. Petunjuk Pengisian
1. Berilah tanda () pada salah satu jawaban yang menurut anda benar-benar
sesuai dengan harapan dan keinginan masa depan anda
2. Jawablah dengan jujur
3. Data yang anda jawab akan terjamin kerahasiaanya
4. Petunjuk pengisian
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
II. Pernyataan
No Pernyataan Pilihan jawaban
SS S TS STS
1 Dengan melanjutkan ke perguruan tinggi saya akan meraih
cita-cita saya.
2 Salah satu cara bagi saya untuk sukses di masa depan
dengan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi
3 Menurut saya dengan melanjutkan keperguruan tinggi akan
menambah nilai derajat sosial bagi keluarga saya
4 Menurut saya, saya tidak yakin lulusan SMA akan
mendapatkan peluang karir yang menjajikan
5 Saya harus masuk keperguruan tinggi sesuai bidang dan
minat yang saya kuasai supaya tercapai cita-cita ku
6 Dengan menjalani kehidupan di perguruan tinggi akan
membuat saya memiliki pengalaman-pengalaman lebih
sebagai modal untuk kesuksesan saya.
7 Menurut saya masuk di perguruan tinggi unggulan
merupakan salah satu kesuksesan
8 Menurut saya melanjutkan di sekolah tinggi vokasi negara
akan membuat saya mempunyai karir masa depan yang jelas
9 Bagi saya untuk mencapai cita-cita saya harus meneruskan
pendidikan ke perguruan tinggi.
10 Bagi saya meskipuan saya dari keluarga petani say ayakin
dapaat merubah status sosial keluarga dengan melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi
11 Menurut saya ketekunan merupakan modal utama dalam
meraih kesuksesan
12 Menurut saya alamamater perguruan tinggi memiliki nilai
lebih unggul dari pada almamater perguruan tinggi swasta
13 Menurut saya lulusan dari perguruan tinggi unggulan lebih
terpandang dari pergruan tinggi biasa
14 Bagi saya keterampilan, ketekunan, kemampuan dan
kemauan adalah modal utama untuk meraih kesuksesan di
bandingkan lulusan almamater perguruan tinggi ternama
15 Menurut saya penting untuk menentukan kampus yang ideal
sesuai dengan kemampuan dalam membiayai
16 Menurut saya biaya tidak menghalangi saya untuk masuk ke
perguruan tinggi unggulan karena di sana ada beasiswa
17 Menurut saya, siswa harus mempunyai perencanaan target
pribadi dengan matang
18 Bagi saya hidup akan menjadi berantakan tanpa adanya
perencanaan yang matang
19 Menurut saya membuat perencanaan yang matang akan
mempermudah untuk mencapai masuk perguruan tinggi.
20 Ikut bimbingan tes sebelum ujian saringan masuk lebih
memudahkan untuk lulus masuk keperguruan tinggi.
21 Saya harus bekerja paruh waktu untuk mencukupi biaya
kebutuhan dunia perkuliahan.
22 Bagi saya latar belakang sebagai anak petani tidak membuat
saya takut untuk melanjutkan ke universitas unggulan
karena saya yakin bisa mendapatkan bantuan beasiswa
23 Bagi saya salah satu perencanaan untuk masuk kepergurua
tinggi saya harus rajin belajar
24 Menurut saya, memulai dengan giat menabung merupakan
salah satu cara perencanaan yang matang untuk melanjutkan
keperguruan tinggi
25 Berbagi informasi tentang seputar info dunia perguruan
tinggi dengan teman-teman itu penting
26 Merubah siap kepribadian yang lebih mawas dan dewasa
merupakan salah satu langkah pasti dalam perencanaan masa
depan.
27 Latar belakang keluarga sebagai petani bawang merah
membuat saya harus tepat memilih kampus untuk
melanjutkan dunia pendidikan saya
28 Tingginya nilai standar kelulusan dalam ujian masuk
membuat saya pesimis bisa masuk ke perguruan tinggi
unggulan.
29 Terkadang rencana hanya sekedar rencana tanpa adanya
sebuah realisasi.
30 Bagi saya, jika saya sudah melakukan segala hal dalm
perencanaan pasti saya bisa masuk perguruan tinggi.
Perhitungan Kriteria Kategori Status Sosial Ekonomi Orang Tua
No Kategori
Frekuensi Item Instrumen Status Sosial Ekonomi Orang tua
Jumlah Percent
(%)
Ekonomi Kekayaan Kedudukan
Item No Item No Item No
1 2 12 15 17 19 13 16 18 20 23 22 26 30
1 Kategori 1 2 1 5 17 6 7 6 2 3 0 6 5 3 1 64 11%
2 Kategori 2 6 8 10 10 6 4 12 7 7 3 4 1 6 4 88 15%
3 Kategori 3 17 15 5 6 11 10 17 12 9 9 15 26 13 1 166 28%
4 Kategori 4 17 18 22 9 19 21 7 21 23 30 17 10 20 36 270 46%
Jumlah 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 588 100%
Perhitungan Kriteria Penetapan Orientasi Masa Depan Pendidikan Siswa
No Kategori
Frekuensi Item Instrumen Orientasi Masa Depan Siswa
Jumlah Percent
(%)
Motivasi Perencanaan Evaluasi
Item No Item No Item No
1 21 17 10 28 3 8 19 9 13 6 25 7 26 22 30
1 Kategori 1 27 31 26 2 0 14 20 22 28 28 22 24 0 29 8 29 306 52.1%
2 Kategori 2 7 9 15 8 7 22 15 10 9 6 12 13 0 5 2 11 169 28.7%
3 Kategori 3 6 1 0 10 7 5 2 5 2 4 7 3 17 7 7 0 66 11.2%
4 Kategori 4 2 1 1 22 28 1 5 5 3 4 1 2 25 1 25 2 47 8.0%
jumlah 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 588 100%
Tabel r untuk df = 1 - 50
Tingkat signifikansi untuk uji satu arah
df = (N-2) 0.05 0.025 0.01 0.005 0.0005
Tingkat signifikansi untuk uji dua arah
0.1 0.05 0.02 0.01 0.001
1 0.9877 0.9969 0.9995 0.9999 1.0000
2 0.9000 0.9500 0.9800 0.9900 0.9990
3 0.8054 0.8783 0.9343 0.9587 0.9911
4 0.7293 0.8114 0.8822 0.9172 0.9741
5 0.6694 0.7545 0.8329 0.8745 0.9509
6 0.6215 0.7067 0.7887 0.8343 0.9249
7 0.5822 0.6664 0.7498 0.7977 0.8983
8 0.5494 0.6319 0.7155 0.7646 0.8721
9 0.5214 0.6021 0.6851 0.7348 0.8470
10 0.4973 0.5760 0.6581 0.7079 0.8233
11 0.4762 0.5529 0.6339 0.6835 0.8010
12 0.4575 0.5324 0.6120 0.6614 0.7800
13 0.4409 0.5140 0.5923 0.6411 0.7604
14 0.4259 0.4973 0.5742 0.6226 0.7419
15 0.4124 0.4821 0.5577 0.6055 0.7247
16 0.4000 0.4683 0.5425 0.5897 0.7084
17 0.3887 0.4555 0.5285 0.5751 0.6932
18 0.3783 0.4438 0.5155 0.5614 0.6788
19 0.3687 0.4329 0.5034 0.5487 0.6652
20 0.3598 0.4227 0.4921 0.5368 0.6524
21 0.3515 0.4132 0.4815 0.5256 0.6402
22 0.3438 0.4044 0.4716 0.5151 0.6287
23 0.3365 0.3961 0.4622 0.5052 0.6178
24 0.3297 0.3882 0.4534 0.4958 0.6074
25 0.3233 0.3809 0.4451 0.4869 0.5974
26 0.3172 0.3739 0.4372 0.4785 0.5880
27 0.3115 0.3673 0.4297 0.4705 0.5790
28 0.3061 0.3610 0.4226 0.4629 0.5703
29 0.3009 0.3550 0.4158 0.4556 0.5620
30 0.2960 0.3494 0.4093 0.4487 0.5541
31 0.2913 0.3440 0.4032 0.4421 0.5465
32 0.2869 0.3388 0.3972 0.4357 0.5392
33 0.2826 0.3338 0.3916 0.4296 0.5322
34 0.2785 0.3291 0.3862 0.4238 0.5254
35 0.2746 0.3246 0.3810 0.4182 0.5189
36 0.2709 0.3202 0.3760 0.4128 0.5126
37 0.2673 0.3160 0.3712 0.4076 0.5066
38 0.2638 0.3120 0.3665 0.4026 0.5007
39 0.2605 0.3081 0.3621 0.3978 0.4950
40 0.2573 0.3044 0.3578 0.3932 0.4896
41 0.2542 0.3008 0.3536 0.3887 0.4843
42 0.2512 0.2973 0.3496 0.3843 0.4791
43 0.2483 0.2940 0.3457 0.3801 0.4742
44 0.2455 0.2907 0.3420 0.3761 0.4694
45 0.2429 0.2876 0.3384 0.3721 0.4647
46 0.2403 0.2845 0.3348 0.3683 0.4601
47 0.2377 0.2816 0.3314 0.3646 0.4557
48 0.2353 0.2787 0.3281 0.3610 0.4514
49 0.2329 0.2759 0.3249 0.3575 0.4473
50 0.2306 0.2732 0.3218 0.3542 0.4432
Daftar Skor Angket Status Sosial Ekonomi Orang Tua Siswa
Siswa Kelas XII SMAN 01 Wanasari- Kabupaten Brebes
No Nama Siswa Kelas Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9 Item 10 Item 11 Item 12 Item 13 Item 14 Item 15 Item 16
1 AL MALIK HIDAYATURRAHMANXII IPA 1 4 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 1 3
2 ASRI SUGIARTI XII IPA 1 2 2 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 2
3 DIA ULIYA NINGRUM XII IPA 1 1 1 2 1 4 1 3 1 1 3 2 1 2 3 3 2
4 FANI ROKHMAWATI XII IPA 1 1 1 1 4 1 2 3 3 2 4 2 1 2 2 4 3
5 PITA DEWI SUSANTI XII IPA 1 2 1 4 4 4 3 2 1 4 3 2 1 3 4 4 1
6 SALMAN HIDAYATULLAHXII IPA 1 2 1 3 4 4 3 4 4 3 3 3 1 3 2 2 3
7 TIA MONICA XII IPA 1 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 2 1 1 3 4 2
8 ILHAM AMIN BAHTIAR XII IPA 1 2 3 4 3 4 3 2 2 3 4 3 1 2 2 3 1
9 INKA CONRO ISTIA XII IPA 1 1 1 3 4 4 4 4 2 4 3 3 2 2 4 4 2
10 ABDUL NUR ROSID XII IPA 2 1 1 3 3 4 4 3 3 4 3 2 3 4 4 1 2
11 ALPINA XII IPA 2 3 2 3 3 3 2 3 4 2 1 2 1 2 4 1 1
12 DENI INDRAWAN XII IPA 2 2 1 4 4 2 3 3 2 4 3 1 1 2 1 4 2
13 FITRIYANAH XII IPA 2 1 1 3 4 4 4 2 1 2 3 2 1 2 4 3 1
14 NURUL AENI XII IPA 2 3 1 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 2 4 3 1
15 SITI KHORUN NISA XII IPA 2 2 4 1 4 3 4 3 3 4 2 3 4 4 4 2 1
16 MASNITA XII IPA 2 1 2 3 3 4 4 4 2 4 4 3 1 2 4 1 2
17 RIZAL ABDUL BAHRI XII IPA 2 4 3 4 2 3 4 4 2 3 4 2 3 4 1 3 2
18 WILDANI ANWAR XII IPA 2 1 2 4 4 3 4 4 4 4 4 2 1 2 4 4 1
19 AHMAD KHASANI XII IPS 1 1 3 3 3 4 4 4 3 2 4 4 1 4 4 1 2
20 AYU LELIANA RAHMAWATIXII IPS 1 1 1 4 4 3 2 4 3 3 4 4 1 3 1 4 1
21 AYU MELLEY NIA XII IPS 1 1 2 4 3 4 4 4 1 3 2 2 1 2 3 1 1
22 EKO PRASETYO XII IPS 1 1 1 4 2 4 4 4 1 3 4 2 3 1 1 4 1
23 ISMAIL XII IPS 1 2 2 4 4 3 4 3 3 3 3 4 2 3 4 4 2
24 M. AKMALUS SIDQI XII IPS 1 2 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 2 4 3
25 MUJAHIDIN RIZQI XII IPS 1 2 1 3 4 4 3 3 3 4 4 1 1 1 3 4 1
26 NINDA AULIA PUTRI XII IPS 1 2 2 3 2 2 4 2 1 4 2 2 3 3 4 1 3
27 SANTIKA YUNIASIH XII IPS 1 2 2 2 3 4 4 1 2 3 3 2 2 2 4 3 4
28 DESI AYANI XII IPS 2 3 2 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 3 4 1
29 DINI SOLISTIAWATI XII IPS 2 2 2 3 4 4 4 3 4 4 4 2 3 2 3 4 1
30 DWI FAJAR RIZKI XII IPS 2 1 1 4 4 4 4 3 1 4 4 4 1 3 4 3 3
31 HARTANTI AYU LESTARIXII IPS 2 2 3 1 2 4 4 3 2 2 3 1 1 3 1 2 1
32 LULU DIYAH KARTIKA XII IPS 2 3 2 3 3 4 3 1 3 1 3 1 3 1 1 2 1
33 MAYANG FAUZI MUSTIKASARIXII IPS 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 3 4 1 2
34 NOVI DWI SETIA NINGRUMXII IPS 2 1 2 3 3 3 3 2 4 4 2 3 2 2 1 4 1
35 WIWI ADILAH XII IPS 2 1 1 1 1 1 3 1 1 1 2 1 4 4 3 4 1
36 ALI FAJAR SATRIO XII IPS 3 2 1 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 2 1
37 ARI BUDI SETIAWAN XII IPS 3 2 3 4 4 4 4 4 2 4 3 3 2 2 3 1 1
38 DICKY SAPUTRA XII IPS 3 1 1 4 4 1 4 3 3 3 4 2 3 1 3 3 4
39 NITA KHOMI SAHTUL UYUNXII IPS 3 1 2 4 4 4 4 1 1 4 2 2 1 3 4 3 1
40 SAMILAHTUN XII IPS 3 2 1 3 3 1 3 3 1 3 3 4 1 1 4 4 3
41 SITI NUR AZIZAH XII IPS 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 4 2
42 UUN OKTAFIA XII IPS 3 1 1 2 3 1 3 1 2 2 2 2 1 1 2 2 1
jumlah X 79 76 132 137 139 144 124 104 130 131 101 82 102 125 119 74
hasil r hitung 0.439577 0.319439 0.320359 0.324002 0.336603 0.329879 0.343559 0.395405 0.329877 0.332103 0.35675 0.346611 0.383791 0.336337 0.052636 0.316535
besar r tabel dengan taraf signifikansi 0,5% 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304
keterangan valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid tidak valid valid
Item 17 Item 18 Item 19 Item 20 Item 21 Item 22 Item23 Item 24 Item 25 Item 26 Item 27 Item 28 Item 29 Item 30 Jumlah Y
3 2 3 4 1 2 3 4 3 2 4 2 1 1 83
1 3 3 3 3 2 2 3 2 4 3 3 1 1 85
2 1 4 1 2 2 2 3 2 2 3 2 4 1 62
3 4 1 2 4 1 4 3 4 1 3 3 1 1 71
1 3 1 1 2 2 4 3 3 2 3 2 1 1 72
1 2 2 2 4 2 2 3 1 2 3 2 2 1 74
2 3 2 1 1 2 2 3 4 3 3 4 1 1 81
1 4 2 2 1 4 1 3 3 3 3 3 1 1 74
2 2 4 3 2 2 2 1 3 2 3 3 1 1 78
1 1 1 2 3 4 3 3 3 1 3 2 2 1 75
3 1 1 3 2 2 1 3 3 2 3 2 1 1 65
1 1 3 1 4 2 4 3 4 3 3 4 1 1 74
1 1 2 1 1 3 2 3 2 3 3 2 1 1 64
2 1 1 1 2 2 1 3 2 3 3 2 1 1 76
1 1 1 1 1 2 1 3 3 2 3 2 1 1 71
1 2 2 3 1 1 1 1 2 2 3 3 2 1 69
1 1 2 2 1 2 2 3 2 2 3 2 1 2 74
2 1 1 1 1 2 1 3 3 1 3 2 1 1 71
4 4 2 1 2 1 4 3 4 2 3 3 1 1 82
1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 3 1 1 1 61
1 1 1 1 1 2 2 3 4 1 3 1 2 3 64
1 1 1 2 1 2 2 3 3 1 3 1 2 1 64
4 2 4 3 4 1 4 3 4 2 3 2 1 1 88
2 1 2 3 4 1 1 1 1 2 3 4 1 3 82
1 1 1 1 1 1 1 3 2 2 3 3 2 1 65
1 1 4 1 3 4 1 1 1 2 4 2 2 1 68
4 1 4 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 1 75
3 3 1 1 2 1 1 3 1 2 3 2 4 1 79
2 1 1 1 1 2 1 3 4 2 3 3 2 3 78
2 3 1 1 1 2 2 3 2 2 3 1 2 1 74
3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 2 1 57
2 2 4 1 1 4 1 1 2 2 3 4 4 1 67
4 3 4 1 2 2 3 4 4 2 3 2 2 1 84
2 1 1 1 2 2 2 3 3 2 3 3 2 1 68
4 2 4 4 3 2 4 3 1 1 3 1 2 3 67
1 1 2 1 4 2 2 1 2 2 3 2 2 1 73
3 2 1 1 1 2 1 3 2 2 3 2 2 1 72
1 1 1 1 1 2 3 3 3 1 2 1 2 1 67
4 1 1 1 2 2 1 1 1 1 3 2 4 1 66
1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 3 4 4 1 66
2 1 2 2 2 4 2 3 2 2 2 3 4 4 68
1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 46
83 74 82 69 80 85 83 106 104 81 125 97 78 54 3000
0.317118 0.312782 0.343798 0.316893 0.377639 -0.011742 0.330919 0.408938 0.330853 0.397062 0.354001 0.353274 -0.319246 0.011463
0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304
valid valid valid valid valid tidak valid valid valid valid valid valid valid tidak valid tidak valid
Daftar Skor AngketOrientasi Masa Depan Siswa
Siswa Kelas XII SMAN 01 Wanasari- Kabupaten Brebes
No Nama Siswa Kelas Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9 Item 10 Item 11 Item 12 Item 13 Item 14 Item 15 Item 16
1 AL MALIK HIDAYATURRAHMANXII IPA 1 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 2
2 ASRI SUGIARTI XII IPA 1 4 2 4 3 3 4 3 4 4 1 3 4 4 4 1 4
3 DIA ULIYA NINGRUMXII IPA 1 4 4 3 2 4 2 3 3 3 1 2 3 3 4 1 4
4 FANI ROKHMAWATIXII IPA 1 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 2 3 4 3 1 3
5 PITA DEWI SUSANTIXII IPA 1 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 2 1 3
6 SALMAN HIDAYATULLAHXII IPA 1 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3
7 TIA MONICA XII IPA 1 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 2 3
8 ILHAM AMIN BAHTIARXII IPA 1 4 3 3 3 3 2 4 4 2 3 4 3 3 2 3 3
9 INKA CONRO ISTIAXII IPA 1 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3
10 ABDUL NUR ROSIDXII IPA 2 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4
11 ALPINA XII IPA 2 4 4 3 3 4 2 4 3 4 3 3 3 4 4 3 2
12 DENI INDRAWAN XII IPA 2 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 1 4 3 4 3 4
13 FITRIYANAH XII IPA 2 4 4 2 3 2 4 3 3 3 3 1 2 3 3 3 4
14 NURUL AENI XII IPA 2 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4
15 SITI KHORUN NISAXII IPA 2 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4
16 MASNITA XII IPA 2 4 4 2 3 2 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3
17 RIZAL ABDUL BAHRIXII IPA 2 4 2 2 4 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 3 3
18 WILDANI ANWAR XII IPA 2 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4
19 AHMAD KHASANI XII IPS 1 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4
20 AYU LELIANA RAHMAWATIXII IPS 1 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 1 2
21 AYU MELLEY NIA XII IPS 1 3 4 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 2 2
22 EKO PRASETYO XII IPS 1 4 4 4 3 4 3 4 1 2 3 4 3 2 2 4 4
23 ISMAIL XII IPS 1 4 3 3 3 3 4 3 4 3 2 2 3 3 4 2 3
24 M. AKMALUS SIDQIXII IPS 1 4 3 3 4 4 3 3 3 1 4 2 3 4 3 4 4
25 MUJAHIDIN RIZQI XII IPS 1 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
26 NINDA AULIA PUTRIXII IPS 1 2 3 3 2 4 2 3 3 4 4 2 4 3 3 3 2
27 SANTIKA YUNIASIHXII IPS 1 4 3 4 3 4 3 4 2 1 2 4 3 4 3 1 2
28 DESI AYANI XII IPS 2 4 3 4 4 4 4 3 3 4 2 4 3 4 4 4 4
29 DINI SOLISTIAWATIXII IPS 2 4 3 2 2 2 2 3 2 4 2 4 4 4 4 2 4
30 DWI FAJAR RIZKI XII IPS 2 3 2 1 4 3 4 3 2 4 4 4 4 4 3 4 2
31 HARTANTI AYU LESTARIXII IPS 2 4 4 3 3 3 3 4 4 3 2 3 2 4 2 3 4
32 LULU DIYAH KARTIKAXII IPS 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3
33 MAYANG FAUZI MUSTIKASARIXII IPS 2 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4
34 NOVI DWI SETIA NINGRUMXII IPS 2 4 3 4 3 4 3 3 3 4 2 3 4 3 4 3 2
35 WIWI ADILAH XII IPS 2 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3
36 ALI FAJAR SATRIOXII IPS 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3
37 ARI BUDI SETIAWANXII IPS 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3
38 DICKY SAPUTRA XII IPS 3 3 3 2 4 3 3 4 2 3 2 3 4 3 3 4 2
39 NITA KHOMI SAHTUL UYUNXII IPS 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 2 3 3 2 4
40 SAMILAHTUN XII IPS 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
41 SITI NUR AZIZAH XII IPS 3 3 4 4 3 4 2 4 3 2 2 2 3 3 2 2 3
42 UUN OKTAFIA XII IPS 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3
jumlah X 154 141 133 135 142 129 151 135 134 121 128 139 138 139 118 133
hasil r hitung 0.342 -0.037 0.226 -0.051 0.124 0.341 0.356 0.314 0.308 0.325 0.353 0.310 0.382 0.354 0.338 0.340
besar r tabel dengan taraf signifikansi 0,5% 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304
keterangan valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid tidak valid valid
Item 17 Item 18 Item 19 Item 20 Item 21 Item 22 Item23 Item 24 Item 25 Item 26 Item 27 Item 28 Item 29 Item 30 Jumlah Y
4 2 4 4 4 4 1 4 3 4 4 3 4 1 101
4 4 1 4 4 3 4 3 4 3 2 4 4 3 99
2 4 1 3 3 2 3 3 2 2 2 4 2 3 82
4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 2 3 3 4 100
3 3 4 4 4 3 4 2 3 3 4 3 3 3 96
4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 103
4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 100
3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 4 4 91
3 3 4 3 2 4 4 4 4 3 4 3 4 3 104
4 3 1 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 102
2 3 3 2 3 3 4 4 2 3 1 3 3 3 92
4 3 1 4 4 4 4 4 3 2 1 3 3 4 97
4 3 1 4 3 3 3 3 3 1 1 3 3 4 86
4 4 2 4 4 3 3 4 3 3 1 3 3 4 99
2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 105
3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 2 4 3 4 98
4 3 2 3 4 3 4 3 3 3 1 3 3 4 92
4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 102
4 3 4 3 3 4 4 2 4 3 3 4 3 4 104
3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 1 3 3 3 84
3 2 3 3 3 1 3 4 3 3 3 3 1 2 85
2 2 4 4 3 3 3 2 4 3 4 4 3 4 96
4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 104
4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 100
3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 92
2 2 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 96
1 2 4 4 3 4 1 3 3 4 3 3 3 4 89
2 3 4 4 4 2 3 4 3 4 2 4 3 3 103
4 4 3 4 4 3 4 2 1 4 4 4 3 4 96
3 3 3 4 4 4 4 2 4 3 2 3 3 4 97
2 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 2 2 3 91
4 2 3 2 2 2 1 3 3 3 3 3 3 3 88
4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 105
2 4 3 3 3 2 3 3 4 3 2 2 4 3 93
3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 101
2 3 4 3 3 2 4 3 3 3 4 3 2 4 97
4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 99
4 2 2 2 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 89
2 4 3 4 3 2 4 4 2 3 2 3 1 4 97
1 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 1 88
4 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 2 3 2 87
2 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 1 88
131.000 130.000 123.000 139.000 137.000 127.000 136.000 142.000 133.000 128.000 120.000 136.000 128.000 138.000 4018
0.31651 0.32023 0.33806 0.35606 0.3432 0.39464 0.3053 0.04329 0.32396 0.35707 0.35104 0.30968 0.38514 0.32103
0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Irfan Ali Musyafi, lahir di Kabupaten Brebes 23 Maret 1993, anak ke
empat dari keluarga Bapak Akromudin dengan Ibu Jurohtun, memiliki 4
saudara yaitu Mba Iski Ulwiyah, Mas Sidqun Ali Mahfud, Mas Syukron
Ali Jazimih dan Adik Rizqi Ali Sya’Bani. Bertempat di desa yang permai
yakni Desa Tegalgandu Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes Jawa
Tengah
Menempuh pendidikan dari tingkat RA Infarul Khotoya, kemudian
melanjutkan di MI Infarul Khotoya, kemudian melanjutkan di MTs
Miftahul Ulum Rengas Pendawa Larangan, serta melanjutkan di Pondok
Pesantren Modern Al-Falah Jatiorokeh dengan Mengambil Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) Bisnis dn Manajaemen dengan Program Kejuruan Akuntansi, kemudian
menempuh Jenjang Pendidikan di Pendidikan Tinggi yakni di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dengan konsentrasi Ekonomi, dengan
di baringi menempuh pendidikan non formal di Pondok Pesantren Dar El-Hikam Pondok Ranji Tangerang
Selatan yang di asuh oleh KH. Bahrudin S.Ag dengan program pengakajian Ilmu Tasawuf dan Fiqih.