pengaruh status sosial ekonomi orang tua

200
PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP ORIENTASI MASA DEPAN PENDIDIKAN SISWA (Studi Kasus: Siswa Kelas XII dengan Ekonomi Orang Tua Petani Bawang Merah Kabupaten Brebes dalam Motivasi dan Perencanaan Untuk Melanjutkan Jenjang Pendidikan di Pendidikan Tinggi) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh : IRFAN ALI MUSYAFI 1111 015 000 108 JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UINIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2018

Upload: khangminh22

Post on 05-Mar-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA

TERHADAP ORIENTASI MASA DEPAN PENDIDIKAN

SISWA

(Studi Kasus: Siswa Kelas XII dengan Ekonomi Orang Tua Petani Bawang

Merah Kabupaten Brebes dalam Motivasi dan Perencanaan Untuk

Melanjutkan Jenjang Pendidikan di Pendidikan Tinggi)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan untuk memenuhi

persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

IRFAN ALI MUSYAFI

1111 015 000 108

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UINIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018

memenuhi

i

ABSTRAK

IRFAN ALI MUSYAFI (1111 015 000 108), Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta, Judul Skripsi “Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua

Terhadap Orientasi Masa Depan Pendidikan Siswa (Studi Kasus: Siswa Kelas XII

SMA Dengan Ekonomi Orang Tua Sebagai Petani Bawang Merah Kabupaten Dalam

Motivasi Dan Perencanaan Untuk Melanjutkan Jenjang Pendidikan Di Perguruan

Tinggi)” di SMAN 01 Wanasari Kabupaten Brebes.

Tujuan penelitian adalah (1) Untuk memperoleh gambaran secara real dan

nyata ada atau tidak adanya pegaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap orientasi

masa depan pendidikan pada siswa dan bagaimana arah hubungan variabel tersebut.

(2)Mendapatkan hasil penelitian seberapa besar pengaruh status sosial ekonomi orang

tua terhadap orientasi masa depan pendidikan siswa.(3) Memberikan pengaruh

motivasi secara tidak langsung bagi siswa kelas XII SMAN 01 Wanasari untuk

melanjutkan jenjang pendidikan ke perguruan tinggi.

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober- Februari 2017-2018 di

SMAN 01 Wanasari Kabupaten Brebes. Metode dalam penelitian ini menggunakan

metode Study Survey dengan pendekatan kuantitatif deskriptif. Populasi penelitian ini

adalah siswa kelas XII (dua belas) SMAN 01 Wanasari dengan teknik pengambilan

sampel menggunakan metode Cluster Sampling dengan pengambilan sampel

penelitian sebesar 42 responden. Instrumen penelitian yang digunakan adalah

kuesioner dengan metode pilihan ganda untuk instrumen status sosial ekonomi serta

menggunakan skala likert untuk instrumen orientasi masa depan siswa.

Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai r hitung sebesar 0.776 Dengan

koefesien determinasi (KD) sebesar 60.2% dan t hitung sebesar 7.77%.

Kesimpulan dari penelitian ini menginterprestasikan bahwa terdapat pengaruh

yang signifikan dari status sosial ekonomi orang terhadap oreintasi masa pendidikan

siswa pada Siswa Kelas XII (dua belas) SMAN 01 Wanasari Kabuoaten Brebes.

Artinya semakin tinggi tingkat status sosial ekonomi orang uta maka semakin tinggi

tingkat penetapan orientasi masa depan pendidikan siswa.

Kata Kunci : Status Sosial Ekonomi, dan Oreintasi Masa Depan

ii

ABSTRACT

IRFAN ALI MUSYAFI (1111 015 000 108), Department of Social Sciences

Education, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State

Islamic University Jakarta, Title Thesis "The Influence of Parent Socioeconomic

Status on Future Orientation of Student Education (Case Study: XII High School

With The Economics Of The Old Man As A Red Onion Farmer In Motivation And

Planning To Continue Education Levels In Higher Education " at SMAN 01

Wanasari of Brebes Regency.

The objectives of the research are (1) To obtain real and real picture of the presence

or absence of influence of the socioeconomic status of the parents toward the future

orientation of education on the students and how the direction of the relationship of

the variable. (2) To get the result of research how big influence of socioeconomic

status of parent toward student's future orientation of education student (3) give

indirect influence of motivation for student of class XII SMAN 01 Wanasari to

continue education level to college.

This research was conducted in October-February 2017-2018 in SMAN 01 Wanasari

Kabupaten Brebes. Methods in this study using the method of Study Survey with

quantitative descriptive approach. The population of this study are students of class

XII (twelve) SMAN 01 Wanasari with sampling technique using Cluster Sampling

method with sampling of research amounted to 42 respondents. The research

instrument used is questionnaire with multiple choice method for socioeconomic

status instrument and using likert scale for student orientation instrument.

The results showed that the value of r arithmetic of 0.776 With the coefficient of

determination (df) of 60.2% and t arithmetic of 7.77%.

The conclusion of this research is interpreting that there is a significant influence of

the socioeconomic status of the people to the oreintasi of the students' education

period on the students of Class XII (twelve) of SMAN 01 Wanasari of Brebes

Regency. This means that the higher the level of socioeconomic status of parents, the

higher the level of future orientation of student education.

Keywords: Social- Eonomic Status, and Future Oreintation.

ii

KATA PENGANTAR

Alkhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT,

dialah sumber tempat bersandar atas keluh kesah dan kebahagian, dialah sumber

pemberi segala kenikmatan, atas keberkahan kasih dan sayangnya, sehingga penulis

diberikan kesehatan fisik dan rohani, mental dan berfikir jernih untuk dapat

menyelesaikan skirpsi berjudul PENGARUH STATUS SOSIAL EKONOMI

ORANG TUA TERHADAP ORIENTASI MASA DEPAN PENDIDIKAN SISWA

Studi Kasus: Siswa Kelas XII dengan Ekonomi Orang Tua Petani Bawang Merah

Kabuten Brebes dalam Motivasi dan Perencanaan Untuk Melanjutkan Jenjang

Pendidikan di Pendidikan Tinggi.

Shalawat serta salam semoga tersampaikan kepada Nabi Muhammat SAW,

para Keluarganya, Sahabatnya, dan Para Pengikutnya, yang telah memberikan jalan

keimanan kepada Allah SWT, keharmonisan dalam beragama, pencerahan akhlak dan

moral kemanusiaan atas kegelapan kegelapan dalam berkehidupan serta pedoman

uswatun khasanah yang dijadikan sebagai pembelajaran bagi umat manusia hingga

akhir zaman.

Selama proses penuntasan karaya ilmiah skripsi ini, penulis mendapatkan

berbagai jenis bantuan dan motivasi dari berbagai sumber dan pihak pihak sehingga

terselesaikan dan tuntasnya perjalanan skripsi ini. Oleh karena itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Ayahanda Akromudin dan Ibunda Jurohtun tercinta yang selalu penulis

hormati dalam memberikan ruang waktu kesabaran atas penyelesaian studi

penulis

2. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA sebagai dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

iii

3. Dr. Iwan Purwanto,M.Pd sebagai ketua juruan Pendidikan IPS yang sabar dan

ramah serta selalu memberikan dukungan dan motivasi kedapa seluruh

mahasiswa di tingkat akhir.

4. Ibu Zaharah M.Ed sebagai dosen pembimbing penulis yang selalu senantiasa

memberikan waktu serta kesabaran dalam mengarahkan karya penulisan

skripsi.

5. Seluruh keluarga besar dosen pengajar di pendidikan IPS, Ibu Anissa

Windarti sebagai dosen akademik , Prof. Rusmin Tumanggor, MA sebagai

dosen perwalian PPKT, Ibu Tri Harjawati sebagai dosen terfavorit atas semua

studi perkuliahan bagi penulis, Bapak Syarifullah dalam pemberian wejangan

materi dan sikap dalam kehiduapn sosial, Bapak Muhammad Arif dalam

pemberian kaidah dan etika serta norma dalam nilai kandungan sejarah

Indonesia, Ibu Cut Dien Nurwahida, Ibu Maila, Bapak Moch Noviadi, Bapak

Didin Syafrudin, dan semua dosen yang penulis belum sebutkan.

6. Keluarga besar KH. Bahrudin S.Ag selaku pimpinan Pondok Pesantren Darel

Hikam Pondok ranji, beserta pengurus dalam pembelajaran kaidah-kaidah

berkehidupan islam serta teman-teman santri putra dan santri putri.

7. Keluarga besar Pondok Pesantren Modern Al-Falah Jatrirokeh- Brebes dalam

pembentukan karakter penulis yang pejuang tanpa pantang menyerah.

8. Buat teman-teman jurusan pendidikan IPS angkatan tahun 2011 tas kesan-

kesan dalam perkulihan selama ini.

Penulis mengucapkan terima kasih atas segalanya dan panjatkan doa

semoga Allah SWT, membalas dengan imbalan pahala serta keberkahan hidup di

dunia dan di akhirat kelak. Aamin Yaa Rabbal Alamin

Jakarta, 23 Maret 2018

Penulis

Irfan Ali Musyafi

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ......................................................................................................... i

ABSTRACT ....................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................. ix

DAFTAR BAGAN ............................................................................................. xiv

DAFTAR DIAGRAM ....................................................................................... xv

DAFTAR GRAFIK ........................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................ 8

C. Pembatasan Masalah ............................................................................... 8

D. Rumusan Masalah ................................................................................... 8

E. Tujuan Masalah ....................................................................................... 9

F. Manfaat Penelitian ................................................................................... 9

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUAN

HIPOTESIS

A. Tinjuan Teoritis ..................................................................................... 10

1. Status Sosial Ekonomi ...................................................................... 10

a. Pengertian Status Sosial Ekonomi ........................................... 10

b. Indikator Status Sosial Ekonomi ............................................... 12

c. Klasifikasi Status Sosial ditinjau dari Ekonomi ........................ 20

2. Orientasi Masa Depan Pendidikan Siswa ......................................... 22

a. Definisi Orientasi Masa Depan ................................................. 22

vi

b. Pembentukan Orientasi Masa Depan ........................................ 24

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Orientasi Masa Depan...... 29

3. Pendidikan Tinggi

a. Definisi Pendidikan ................................................................... 32

b. Hakikat Pendidikan Tinggi ....................................................... 33

c. Hakikat Perguruan Tinggi ......................................................... 36

B. Hasil Penelitian Yang Relevan ............................................................. 42

C. Kerangka Berfikir ................................................................................. 44

D. Pengajuan Hipotesa .............................................................................. 46

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 47

1. Tempat Penelitian ............................................................................ 47

2. Waktu Penelitian.............................................................................. 47

B. Metode Penelitian ................................................................................. 48

C. Populasi dan Sampel ............................................................................ 49

1. Populasi ........................................................................................... 49

2. Sampel ............................................................................................. 50

D. Teknik Pengambilan Data ................................................................... 51

E. Instrumen Penelitian ........................................................................... 52

F. Teknik Pengolahan Data ..................................................................... 56

G. Validitas dan Realibilitas instrumen ................................................. 57

1. Uji Validitas Instrumen ................................................................... 57

2. Uji Realibilitas Instrumen ................................................................ 58

H. Teknik Analisa Data ............................................................................ 59

1. Uji Prasyarat .................................................................................... 59

2. Uji Regresi Linear Sederhana .......................................................... 60

3. Hipotesis Statistika .......................................................................... 61

vii

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................... 63

1. Sejarah SMAN O1 Wanasari .......................................................... 63

2. Tujuan SMAN 01 Wanasari ............................................................ 64

3. Visi dan Misi SMAN 01 Wanasari ................................................. 64

4. Daftar Guru Staff Dan Jabatan ........................................................ 65

B. Hasil Data Penelitian ........................................................................... 67

1. Hasil Angket Penelitian .................................................................. 67

2. Deskripsi Data Penelitian ................................................................ 68

C. Hasil Kualitas Pengujian Instrumen ................................................... 111

1. Uji Validitas Instrummen ................................................................ 111

2. Uji Realibilitas Instrumen ............................................................... 118

3. Hasil Uji Prasyarat .......................................................................... 122

D. Hasil Analisis Data ................................................................................ 125

1. Hasil Uji Regresi Linear sederhana ................................................ 125

2. Hasil Uji Koefisiensi Korelasi Sederhana....................................... 127

3. Hasil Uji Koefesiensi Determinasi.................................................. 130

E. Pengujian Hipotesis ............................................................................... 131

F. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................... 137

G. Keterbatasan Penelitian ....................................................................... 141

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .......................................................................................... 150

B. Saran-Saran ......................................................................................... 151

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Yang Relevan ...................................................... 43

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian ............................................................ 47

Tabel 3.2 Jumlah Populasi Target Penelitian ................................................ 50

Tabel 3.3 Perhitungan Dalam Menentukan Sampel ...................................... 51

Tabel 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Variabel X.................................... 53

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Variabel Y.................................... 55

Tabel 3.6 Penilaian Skor Instrumen Orientasi Masa Depan .......................... 57

Tabel 3.7 Tingkat dan Kekuatan Nilai Korelasi ............................................ 61

Tabel 4.1 Daftar Guru dan Staff SMAN 01 Wanasari .................................. 65

Tabel 4.2 Nilai Mean Instrumen Penelitian ................................................... 68

Tabel 4.3 Pendidikan Akhir Ayah Siswa....................................................... 69

Tabel 4.4 Pendidikan Akhir Ibu Siswa .......................................................... 69

Tabel 4.5 Pemberian Uang Saku ................................................................... 70

Tabel 4.6 Sikap Orang Tua dalam Kegiatan Eskul Siswa ............................. 71

Tabel 4.7 Sarana dalam Pemberangkatan Siswa ........................................... 72

Tabel 4.8 Sarana Penunjang Pendidikan Siswa ............................................. 73

ix

Tabel 4.9 Sarana Pembelajaran Tambahan Bagi Siswa ................................ 73

Tabel 4.10 Kesanggupan Orang Tua Dalam Pebiayaan Pendidikan

Siswa Kejenjang Perguruan Tinggi ............................................... 74

Tabel 4.11 Kesanggupan Orang Tua dalam Memenuhi Pembelian Buku

Paket Pelajaran Siswa .................................................................... 75

Tabel 4.12 Cara Pembayaran SPP Oleh Orang Tua Siswa.............................. 76

Tabel 4.13 Pekerjaan Utama Ayah Siswa ....................................................... 77

Tabel 4.14 Pekerjaan Sambilan Ayah Siswa ................................................... 77

Tabel 4.15 Pekerjaan Utama Ibu Siswa ........................................................... 78

Tabel 4.16 Pekerjaan Sambilan Ibu Siswa ...................................................... 79

Tabel 4.17 Jabatan Kerja Orang Tua Siswa .................................................... 80

Tabel 4.18 Kemampuan Orang Tua dalam Menamatkan Sekolah Anak ........ 80

Tabel 4.19 Nilai kebutuhan Konsumsi Siswa Perbulan .................................. 81

Tabel 4.20 Nilai Pendapatan Poko Ayah Siswa .............................................. 82

Tabel 4.21 Nilai Pendapatan Sambialn Siswa ................................................. 83

Tabel 4.22 Nilai Pendapatan Pokok Ibu Siswa ............................................... 84

Tabel 4.23 Nilai Pendapatan Sambilan Ibu Siswa .......................................... 84

Tabel 4.24 Pemenuhan Kebutuhan Konsumsi Keluarga Siswa ..................... 85

Tabel 4.25 Bahan Bakar dalam Memasak ....................................................... 86

Tabel 4.26 Sumber Penerangan Rumah Siswa................................................ 86

x

Tabel 4.27 Keberadaan Pegawai Yang Dimiliki Orang Tua Siswa ................ 87

Tabel 4.28 Moda Transportasi dalm Pekerjaan Orang Tua Siswa .................. 88

Tabel 4.29 Kepemilikan Rumah Tinggal Orang Tua ...................................... 88

Tabel 4.30 Keriteria Rumah Tinggal Siswa .................................................... 89

Tabel 4.31 Fasilitas Dalam Rumah Siswa ....................................................... 90

Tabel 4.32 Kedudukan Orang Tua Siswa Dalam Lingkungan

Masyarakat .................................................................................... 91

Tabel 4.33 Motivasi Pencapaian Cita-cita ....................................................... 91

Tabel 4.34 Motivasi Sukses Di Masa Depan ................................................... 92

Tabel 4.35 Keyakinan Melanjutkan Keperguruan Tinggi untuk

Berkehidupan yang Lebih Baik ..................................................... 93

Tabel 4.36 Pesimistis Siswa dalam Peluang Kerja dan Jenjang Karir ............ 93

Tabel 4.37 Pemilihan Bidang Studi Sesuai Bakat dan Minat .......................... 94

Tabel 4.38 Pengalaman Di Perguruan Tinggi Sebagai Modal Utama Untuk

Sukses ............................................................................................ 95

Tabel 4.39 Masuk Di Perguruan Tinggi Unggulan Merupakan Prestasi Bagi

Siswa.............................................................................................. 95

Tabel 4.40 Persepsi Perguruan Vokasi Negeri akan Mempunyai Karir Yang

Jelas ............................................................................................... 96

Tabel 4.41 Pencapaian Cita-Cita Mengharuskan Siswa Melanjutkan

Pendidikan di Perguruan Tinggi ................................................... 97

xi

Tabel 4.42 Optimistis Siswa Melanjutkan Pendidikan Meski dari Katar

Belakang Petani ............................................................................. 98

Tabel 4.43 Ketekunan Sebagai Modal Utama Untuk Sukses .......................... 98

Tabel 4.44 Persepsi Perguruan Tinggi Negeri Lebih Unggul dari Perguruan

Tinggi Swasta ................................................................................ 99

Tabel 4.45 Persepsi Lelusan Perguruan Tinggi Unggulan Lebih Baik dari

Lulusan Perguruan Tinggi Biasa .................................................. 99

Tabel 4.46 Kepastian Untuk Melanjutkan Pendidikan Di Perguruan Tinggi .. 100

Tabel 4.47 Menentukan Pilihan Perguruan Tinggi Sesuai Kemampuan

Dalam Pembiyaan .......................................................................... 101

Tabel 4.48 Persepsi Mendapatkan Beasiswa Di Perguruan Tinggi Unggulan 101

Tabel 4.49 Urgensi Bagi Siswa Untuk Mempunyai Target Pribadi ................ 102

Tabel 4.50 Pentingnya Perencanaan Yang Matang Dalam Menentukan

Masa Depan ................................................................................... 103

Tabel 4.51 Perencanaan Yang Matang akan Mempermudah Masuk

Perguruan Tinggi .......................................................................... 103

Tabel 4.52 Ikut Sertaan Bimbingan Test Akan Mempermudah Masuk

Perguruan Tinggi Unggulan .......................................................... 104

Tabel 4.53 Persepsi Siswa Untuk Bekerja Paruh Waktu Saat Kuliah ............. 104

Tabel 4.54 Optimisme Siswa Untuk Masuk Perguruan Tinggi Unggulan

Meski dari Keluarga Petani ........................................................... 105

xii

Tabel 4.55 Persepsi Siswa Untuk Masuk Perguruan Tinggi harus Giat Rajin

Belajar............................................................................................ 106

Tabel 4.56 Persepsi Siswa Untuk Masuk Perguruan Tinggi Harus Memulai

Rajin Menabung ............................................................................ 106

Tabel 4.57 Berbagi Informasi Tentang Perguruan Tinggi dengan Teman-

Teman ............................................................................................ 107

Tabel 4.58 Merubah Sikap Menjadi Mawas dan Dewasa Merupakan

Lngkah Pasti dalam Perencanaan Masa Depan ............................. 108

Tabel 4.59 Latar Belakang Keluarga Petani Bawang Merah Membuat Siswa

Harus tepat Memilih Perguruan Tinggi ......................................... 108

Tabel 4.60 Pesimistis Siswa Dalam Ujian Saringan Masuk .......................... 109

Tabel 4.61 Pesmistis Siswa Akan Realisasi Perencanaan ............................... 110

Tabel 4.62 Optimistis Siswa Dapat Melanjutkan Keperguuan Tinggi .......... 110

Tabel 4.63 Tabel Penolong Validitas Instrumen Variabel X .......................... 111

Tabel 4.64 Tabel Penolong Validitas Instrumen Variabel Y .......................... 114

Tabel 4.65 Tabel Penolong Hasil Uji Validitas Instrumen ............................. 116

Tabel 4.66 Tabel Penolong Reliabilitas Instrumen Variabel X ...................... 118

Tabel 4.67 Tabel Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel X ....................... 120

Tabel 4.68 Tabel Penolong Reliabilitas Instrumen Variabel Y ...................... 122

Tabel 4.69 Tabel Hasil Uji Realibitas Instrumen Variabel Y ......................... 124

Tabel 4.70 Hasil Uji Normalitas .................................................................... 119

xiii

Tabel 4.71 Hasil Uji Linearitas ....................................................................... 129

Tabel 4.72 Tabel Penolong Perhitungan Konstanta a dan b ........................... 129

Tabel 4.73 Tabel Penolong Perhitungan Nilai Korelasi ................................. 132

Tabel 4.74 Hasil Uji Koefesien Determinasi ................................................. 135

Tabel 4.75 Dimensi Pokok Kategori Status Sosial Ekonomi Orang Tua........ 139

Tabel 4.76 Pengukuran Keriteria Status Sosial Ekonomi Orang Tua ............. 139

Tabel 4.77 Dimensi Poko Penentuan Orientasi Masa Depan Pendidikan

Siswa.............................................................................................. 141

Tabel 4.78 Pengukuran Penentuan Orientasi Masa Depan Pendidikan Siswa 142

xiv

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 2.1 Kerangka Konseptual ................................................................... 46

xv

DAFTAR DIAGRAM

Halaman

Diagram 4.1 Persentase Penyebaran Responden ............................................... 67

xvi

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 4.1 Persentase Penyebaran Responden ............................................... 126

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dunia pendidikan Indonesia di era globalisasi saat ini bertahap

mengalami perubahan-perubahan yang lebih baik. Perubahan tersebut

tidak lepas dari peranan pemerintah dalam proses peningkatan kualitas

pendidikan saat ini. Peningkatan kualitas pendidikan menjadikan priorias

utama untuk dapat tercapai apa yang di cita-citakan oleh bangsa Indonesia,

seperti yang telah dijabarkan dalam Undang-undang Sistem Pendidikan

Nasiaonal (UU SISDIKNAS) no 20 tahun 2003 dimana “Pendidikan

adalah usaha sadar dan terarah untuk mewujudkan suasana proses

pemebelajaran agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan

potensi diri, memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.1

Dalam hal ini dapat dijabarkan bahwa setiap Warga Negara

Republik Indonesia berhak memperoleh pendidikan yang disesuaikan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Di sisi lain pendidikan

seharusnya menjadi kebutuhan utama bagi masyarakat secara

berkesinambungan dan memiliki pemikiran dalam membentuk generasi

yang berkualits, karena pendidikan diakui sebagai wadah untuk mencetak

berbagai ahli dalam perkembangan kehidupan.

Perubahan-perubahan dalam kehidupan dunia akan diikuti oleh

kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti yang dikatakan oleh

Firdaus M.yunus dalam bukunya pendidikan berbasis realitas sosial yaitu

“Proses pendidikan mengalami perkembangan selaras dengan proses

1 Jejen Musfah,Manajemen Pendidikan: Teori, Kebijakan, dan Praktik, (Jakarta:

Prena Media Group, 2015), Cet. I, h.9

2

pertumbuhan masyarakat serta tuntutan zaman dan dengan sistem

pendidikan yang baik akan memberikan kesempatan kepada generasi baru

untuk mengembangkan dan mempersiapkan diri guna menghadapi

tantangan zaman yang selalu berubah”.2

Maka dari itu sebagian orang tua akan berusaha untuk menjamin

kelangsungan kehidupan keluarga yakni melalui jalur pendidikan, yang

mereka berikan buat anak-anaknya, supaya generasi tersebut dapat

melanjutkan eksistensi dalam kehidupan ini, maka kepada anak-anaknya

harus memiliki nilai-nilai pengetahuan, keterampilan, dan bentuk wawasan

lainnya.

Kebutuhan pendidikan merupakan kebutuhan pokok/primer bagi

lapisan eleman masyarakat, terlebih khusus bagi untuk anak-anak yang

merupakan generasi penerus bangsa, kendatipun pendidikan tersebut

merupakan pendidikan yang sederhana, meskipun demikian hal ini masih

merupakan dari arti pendidikan, seperti yang di kemukakan oleh Jejen

Musfah dalam manajemen pendidikan dimana pendidikan tidak hanya ada

di sekolah, pesantren, dan kampus, tetapi juga terjadi di rumah, hal ini

sangat penting dikarenakan peran utama orang tua dalam pembentukan

karakter yang mungkin aspek tersebut gagal dikembangkan di lingkungan

sekolah.3

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan

suatu usaha untuk memperoleh ilmu pengetahuan walaupun dengan

menggunakan dengan menggunakan media yang sederhana, pendidikan

sudah dilakukan dari zaman terdahulu sampai zaman sekarang dan akan

dilakukan secara terus menerus sampai dimasa yang akan datang. Selain

itu pendidikan juga merupakan ajang pembentukan Sumber Daya Manusia

(SDM) guna menambah kemampuan untuk berkehidupan yang lebih baik.

Pendidikan merupakan bagian dari kehidupan yang dituntut untuk

mampu mengikuti zaman, maka dari itu tidak bisa di mungkiri bahwa

2 Firdaus M. Yunus, Pendidikan Berbasis Realitas Sosial, (Yogyakarta: Logo

Utama 2004), cet.1, h.2. 3 Jejen Musfah , Loc,cit.

3

dengan kemajuan bidang pendidikan seuatu bangsa pasti akan

menghasilkan produk Sumbe Daya Manusia (SDM) yang berwawasan dan

berkompetensi lebih tinggi yang sesuai dengan perkembangan zaman.

Menurut Syahraini dalam bukunya membangun bangsa melalui

pendidikan mengatakan “Pendidikan sebagai dasar utama yang harus

diperbaiki dan dirancang secara profesional untuk menampaki sebuah

kemajuan dalam perkembangan suatu bangsa. Serta di perlukan usaha

bersama masyarakat dan pemerintah untuk membangun pendidikan yang

mampu melahirkan sumber daya manusia berkualitas bagi bangsa ini”.4

Dengan perkembangn zaman yang lebih kompetitif maka perlu

disiapkan pula sumber daya manusia yang berkompeten juga dalam

berbagai bidang yakni sumber daya manusia yang mempunyai intelektual,

wawasan dan keterampilan, maka dari itu untuk menyiapkan semua ini

perlu ditunjang juga jenjang pendidikannya. Salah satu bentuk nyata dalam

rangka mencetak SDM yang ideal yakni SDM yang kreatif, inovatif dan

mandiri. Hal ini sangat diperlukan karena persaingan di era globalisasi

serta pasar bebas dalam berbagi sektor kehidupan begitu kompetitif. SDM

yang tidak memiliki basik dan dukungan ilmu pengetahuan menuju kearah

persaingan akan tersisih dan menjadi penonton dalam kemajuan zaman.

Berkesempatannya siswa lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA),

Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan

sederajat untuk mendapatkan jenjang pendidikan tingkat Pendidikan

Tinggi (PT) di Peguruan Tinggi atau Universitas maka akan berpeluang

besar bagi siswa tersebut menjadi sumber daya manusia yang

berkompetnsi dalam perkembangan zaman.

Pendidikan bisa dijadikan sebagai media untuk merubah kondisi

sosial masyarakat menjadi lebih baik, dari kondisi status sosial masyarakat

golongan bawah menjadi masyarakat menengah bahkan bisa menjadi

masyarakat kelas atas, itu semua dapat diraih dengan adanya keterampilan

4 Syahraini Tambak. Membangun Bangsa Melalui Pendidikan.(Yogyakarta:

Graha Ilmu 2013), cet. 1

4

dan pengetahuan hasil dari sebuah pendidikan, dengan demikian akan

tercipta kualitas sumber daya manusia yang akan lebih baik lagi, begitu

juga dengan peluang dalam memperebutkan peluang kerja serta jenjang

karir.

Proses perubahan status sosial dengan jalur pendidikan tidak terlalu

signifikan serta sistematis, namun dengan memperoleh tingkat pendidikan

yang lebih tinggi akan merubah sikap serta skemata bagi individu tersebut,

sehingga menjadikan pendidikan sebagai modal utama dalam proses

perubahan status sosial. Hal ini seperti yang di katakan oleh Abdullah idi

dan Safarina dalam bukunya Sosiologi pendidikan “Perubahan sosial

merupakan perubahan pada segi struktur masyarakat seperti pola perilaku

dan pola interaksi antar anggota masyarakat, perubahan pada segi kultural

masyarakat seperti nilai-nilai dan norma-norma sosial masyarakat”.5

Namun keberhasilan untuk menempuh jalur pendidikan hingga

tingkat Pendidikan Tinggi sangatlah tergantung oleh status sosial ekonomi,

akar masalah ditingkat Pendidikan Tinggi menuntut setiap perwalian

mahasiswa (keluarga) untuk dapat menyiapkan segala biaya yang

berhubungan dengan kebutuhan pendidikan anak, seperti yang di

kemukakan oleh Abu Ahmadi bahwa “keadaan sosial ekonomi keluarga

mempunyai peranan terhadap perkembangan anak-anak”6 hal ini serupa

dengan yang di kemukakan oleh Willian J. Goode dimana “peranan status

sosial ekonomi orang tua akan mengendalikan hari depan bagi anak-anak

mereka dengan lebih efektif”.7 Hal inilah yang menjadi salah satu masalah

bagi para siswa tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sederajat yang

berada di lingkungan status sosial ekonomi orang tua untuk melanjutkan

jalur pendidikan di Pendidikan Tinggi.

5 Abdullah Idi dan Safarina, Sosiologi Pendidikan: Individu, Masyarakat, dan

Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 2011), cet,1, h. 208. 6 Abu Ahmadi, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta : PT Rineka Cipta 2007), cet.11,h.

91. 7 Willian J. Goode, The Family: Sosiologi Keluarga,Terj. Laila Hanoum Hasyim

(Jakarta: Bumi Aksara), cet. 3, h.169.

5

Latar belakang siswa yang memiliki orang tua dengan status sosial

ekonomi yang lemah memungkinkan bagi siswa tersebut menjadi rendah

tingkat motivasi dalam melanjutkan jenjang pendidikan ke jenjang

Pendidikan Tinggi, bahkan siswa yang dilatar belakangi dengan status

sosial ekonomi tinggi pada orang tuanya bisa saja menjadi kurang

termotivasi untuk melanjutkan jenjang Pendidikan Tinggi, hal ini

disebabkan karena minimnya pengaruh sikap kasi, dan sayang serta

perhatian orang tua terhadap siswa tersebut. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa jenjang Pendidikan Tinggi dapat diraih oleh siapapun

dan dari tingkat golongan status sosial ekonomi manapun asalkan mereka

mempunyai prasayarat dalam pengambilan jenjang pendidikan di

Pendidikan Tinggi.

Menurut Nasution “kedudukan atau status sosial menentukan

posisi seseorang dalam struktur sosial, yakni menentukan hubungan-

hubungan dengan orang lain. Status atau kedudukan individu apakah ia di

atas atau di bawah status sosial orang lain akan mempengaruhi

peranannya. Peranan adalah konsekuensi atau akibat kedudukan atau

status sosial orang tersebut”.8

Hal ini senada dengan yang di ungkapkan oleh Goode dimana dia

mengemukakan bahwa keluarga status sosial tingkat atas akan terus

menerus untuk mempertahankan kedudukan mereka dalam masyarakat,

serta memaksakan anak-anak mereka bertahan pada standar kelas atas

dengan mencurahkan segala tenaga dan usaha suapaya tidak kehilangan

kedudukan status sosial di dalam masyarakat.9

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peranan keluarga

sangat mempengaruhi perkembangan dunia pendidikan siswa dalam

memperoleh jenjang pendidikan di tingkat Pendidikan Tinggi atau

Universitas, selain itu kondisi ekonomi orang tua akan menjadi faktor

8 Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara , 1994), cet. 1, h. 73. 9 William J. Goode.loc. cit.

6

terbesar dalam aspek psikologis anak dalam menentukan kelanjutan siswa

tersebut ke jenjang pendidikan Pendidikan Tinggi atau Universitas.

Setiap siswa pasti memiliki impian dan harapan di masa yang akan

datang oleh karena itu masa depan merupakan sesutau yang selalu menjadi

penantian setiap siswa, hasil yang didapatkan siswa di amsa depan

tergantung dari proses yang mereka lakukan pada saat ini. Proses tersebut

dapat berupa perencanaan, usaha dan keyakinan dari siswa itu sendiri.

Siswa tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah

(MA) Serta Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan sederajat merupakan

salah satu masa yang cukup penting dalam menentukan perjalanan masa

depan mereka, dimana di masa ini mereka sedang mengalami suatu

transsisi atau perubahan besar dalam kehidupan nya yakni perubahan dari

sikap anak-anak menjadi dewasa, baik dalam perubahan dari segi biologis

maupun dari segi psikologinya.

Di masa ini siswa diibaratkan bagaikan dua mata pisau yakni siswa

bisa menjadi siswa berprestasi dengan mendapatkan nilai tinggi atau

prestasi dalam belajar serta mendapatkan prestasi-prestasi dalam kegiatan

ekstrakurikuler, jika mereka di bimbing dengan baik dan bijak, baik

bimbingan dari dewan guru di lingkungan sekolah maupun bimbingan dari

orang tua serta mendapatkan fasilitas yang cukup bahkan lebih dari orang

tua siswa tersebut, namun disisi lain siswa juga bertindak anarkis seperti

tawuran, ikut balapan liar sampai terjerat dalam pergaulan bebas, jika

siswa tersebut tidak mendapatkan bimbingan dari orang tua dan dewan

guru disekolah, kendatipun siswa tersebut telah miliki fasilitas fasilitas

dalam menunjang tingkat prestasi sekolah.

Oleh karena itu untuk meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik

maka para siswa seharusnya sudah diberikan perencanaan –perencanaan

dalam menentukan aspek masa depannya, dengan demikian mereka

mampu membuat perencanaan-perencanaan bagi masa depan untuk

mewujudkan impian-impian mereka.

7

Salah satu sekian banyak perencanaan yang akan dibuat siswa

dalam menyongsong masa depan mereka adalah perencanaan dalam

bidang pendidikan dengan demikian siswa dapat mulai memikirkan masa

depan mereka secara baik dan sungguh-sungguh, walaupun keputusan

mereka buat saat ini tidak langsung menentukan karir yang akan mereka

jalani.

Keinginan atau harapan akan masa depan bagi siswa pastilah

berbeda antara satu dengan yang lain. Hal ini tergantung sejauh manah

siswa berinteraksi dengan lingkungan, baik lingkungan keluarga,

lingkungan sekolah atau lingkungan masyarakat. Bagi siswa lingkungan

yang paling utama dalam merencanakan masa depannya adalah

lingkungan keluarga. Lingkungan keluarga sangatlah penting dalam

pengambilan sikap siswa dimasa yang akan datang. Siswa yang memiliki

lingkungan keluarga dengan status sosial ekonomi yang cukup tinggi

setidaknya akan mengambil peluang untuk melanjutkan jenjang

pendidikan dan menuai karir yang bagus nantinya sedangkan bagi siswa

yang berada dalam lingkungan keluarga dengan statusa sosial ekonomi

yang rendah, sangatlah kecil kemungkinan dalam mempunyai peluang

untuk melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Maka dari itu siswa akan memiliki orientasi masa depan yang

positif apabila didukung oleh status sosial ekonomi keluarga. Oleh karena

itu berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka penulis

merasa perlu untuk adanya sebuah penelitian mengenai hal tersebut,

supaya hasil penelitian dapat dijadilkan acuan bagi para guru dan orang

tua dalam pendampingan bimbingan perencanaan masa depan para siswa.

Adapun dalam penelitian ini bahasan utama tentang siswa-siswa

yang memiliki orang tua dengan profesi sebagai petani bawang merah,

sebagaimana untuk lokasi utama yakni di kabupaten Brebes dengan ruang

lingkup di kecamatan wanasari, dimana mayoritas masyarakat berprofesi

sebagai petani bawang merah.

8

Berprofesi sebagai petani bawang merah tidak selalu memiliki

penghasilan tetap sebagaimana seperti profesi yang lainnya, penghasilan

petani bawang merah selalu digantungkan dengan harga pasar, adapun

harga pasaran bawang merah selalu amplitutide (berubah-ubah) atau tidak

pasti, adakalanya mereka meraup keuntungan jika harga pasaran sedang

tinggi namun ada masanya mereka mengalami kerugian dimana harga

pasar sedang turun.

Selain ketergantungan dengan harga pasar masalah utama

berprofesi sebagai petani bawang merah yakni permodalan dalam

penggarapan sawah mereka. Dalam penggarapan sawah, petani bawang

merah memerlukan modal yang sangat banyak, baik modal finansial

maupun modal tenaga. Untuk modal finansial saja banyak petani yang

menjual atau menggadaikan harta benda mereka untuk dijadikan modal

dalam penggarapan sawah, selain itu harga pupuk serta obat-obatan

pestisida juga mengalami kenaikan yang signifikan, sehingga banyak

petani yang menimbun hutang terlebih dahulu di toko-toko obat pertanian,

sebagai pelunasan nanti dibayar ketika sudah panen.

Dengan penghasilan yang tidak pasti serta memerlukan banyak

permodalan dalam penggarapan usaha pertanian, banyak dari masyarakat

petani bawang merah yang masih sungkan untuk melanjutkan jenjang

pendidikan anaknya ke jenjang pendidikan perguruan tinggi. Sebagian

besar dari mereka merasa biaya untuk melanjutkan ke perguruaan tinggi

terlalu mahal, belum juga untuk biaya kehidupan anaknya yang harus ada

setiap bulan,hal itu berbanding terbalik dengan penghasilan mereka

dimana mereka hanya menerima penghasilan ketika musim panen dan itu

pun belum terhitung dengan modal awal serta beban hutang mereka.

Untuk merealisasikan hal tersebut peneliti melakukan penelitian

dengan judul Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap

Orientasi Masa Depan Pendidikan Siswa.

9

B. Identeifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, identifikasi maslaah yang

dapat ditemukan adalah sebagai berikut:

1. Kurangnya peran orang tua dalam perencanaan pendidikan siswa

2. Bagaimanakah siswa memahami orientasi masa depannya dalam

bidang pendidikan dan karir

3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi orientasi masa depan

siswa dalam bidang pendidikan

4. Apakah ada pengaruh status sosial ekonomi keluarga terhadap

orientasi masa depan pendidikan siswa?

5. Apakah ada pengaruh status sosial ekonomi keluarga terhadap

prestasi belajar siswa?

6. Apakah ada motivasi belajar siswa dalam melanjutkan tingkat

pendidikan ke jenjang pendidikan Pendidikan Tinggi?

C. Batasan Masalah

Dari Identifikasi maslaah diatas maka peneliti membatasi masalah

tentang Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Siswa terhadap

Orientasi Masa Depan dalam Bidang Pendidikan pada siswa dengan

menggunakan responden penelitian pada siswa kelas 3 Sekolah Menengah

Atas di SMAN 01 Wanasari – Kabupaten Brebes

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah yang peniliti

jabarkan di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

Apakah terdapat pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap

orientasi masa depan pendidikan siswa di SMA NEGERI 01

WANASARI KABUPATEN BREBES?

10

E. Tujuan Penelitian

Sesusai dengan latar belakang dan pembahsan masalah serta

rumusan masalah serta rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian

ini adalah memperoleh gambaran seberapa besar pengaruh status sosial

ekonomi orang tua terhadap orientasi masa depan pendidikan pada siswa

secara real dan nyata dan bagaimana arah hubungan variabel tersebut.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan peneiltian di atas, maka penelitian ini diharapkan

dapat memberikan manfaat sebagi berikut:

1. Hasil dan temuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan

informasi tentang status sosial ekonomi orang tua bisa sangat

berpengaruh pada sikap dan pola berfikir para siswa .

2. Memberikan informasi kepada peserta didik tentang pentingnya

menjadi sumber daya manusia yang berkualitas dan kompetitif di

era globalisasi sekarang ini.

10

BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN

PENGAJUAN HIPOTESIS

A. LANDASAN TEORI

1. Status Sosial Ekonomi

a. Pengertian Status Sosial Ekonomi

Dalam kehidupan kita sehari-hari pastilah sangat mudah

untuk di jumpai akan adanya lapisan-lapisan atau golongan –

golongan yang ada di dalam masyarakat, lapisan ataupun golongan

tersebut biasanya terlihat dari adanya masyarakat orang-orang kaya

dan masyarakat orang-orang miskin, dalam hal ini akan

memberikan gelar tersendiri bagi seseorang yang berada dalam

lapisan tersebut, kedudukan seseorang dalam suatu lapisan

masyarakat dalam ilmu sosiologi di sebut dengan status sosial.

Secara abstrak kedudukan atau status sosial berarti tempat

seseorang dalam suatu pola tertentu, dimana seseorang akan

mempunyai kedudukan/status karena seseorang biasanya ikut serta

dalam berbagai pola kehidupan dalam masyarakat secara

menyeluruh.1

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia status adalah

“keadaan atau kedudukan (orang atau badan) dalam hubungan

dengan masyarakat di sekelilingnya”.2

Menurut Soerjono Soekanto, “kedudukan (status) adalah

tempat seseorang secara umum dalam masyarakat sehubungan

dengan orang-orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya,

prestisenya dan hak-hak serta kewajiban- kewajibannya”.3

1 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT.Rajawali Pers,

2015) Ed.1, cet.44. h. 210. 2 Tim Redaksi Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia,. (Jakarta: PT.Gramedia, 2008, cet.1, h.1338. 3 Soerjono Soekanto, loc.cit

11

Sedangkan Astrid S.Susanto mengatakan, “status adalah

kedudukan seseorang yang dapat di tinjau terlepas dari

individunya, jadi status adalah kedudukan objketif yang

memberikan hak dan kewajiban kepada orang yang menempati

kedudukan tersebut”.4

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa status

merupakan tinggi rendahnya prestise kedudukan seseorang

berdasarkan kedudukan yang dipegangnya dalam suatu

lingkungan, lingkungan tersebut bisa meliputi lingkungan

masyarakat lingkungan dalam pekerjaanya maupun dalam

lingkungan belajar. Kedudukan atau status akan terlihat jika

seseorang yang memiliki status itu dapat memberikan hak-hak dan

kewajiban yang ada di dalam status tersebut.

Sedangkan pengertian ekonomi menurut Sindung Haryanto

ekonomi merupakan kegiatan masyarakat dalam memproduksi

barang atau komoditas, serta mendistribusikan kepada anggota

masyarakat yang lain dalam kerangka memenuhi kebutuhannya”.5

Dalam kamus besar bahasa Indonesia “ekonomi adalah

ilmu mengenai assas-assas produksi, distribusi dan pemakaian

barang-barang serta kekayaan”.6

Adapun istilah “ekonomi” berasal dari bahasa yunani yang

terdiri dari suku kata Oikos dan Nomos. Oikos artinya segala

sesutau yang berhubungan dengan pengelolaan ladang, sedangkan

Nomos berarti undang-undang atau aturan. Dalam perkembangnya

istilah ini menjadi upaya-upaya manusia dalam memenuhi

kebutuhan rumah tangganya.7

4 Astrid S. Soesanto, Pengantar Sosiologi dan Perubah.an Sosial, (Bandung:

Bina Cipta 1983), cet.4, h.75. 5 Sindung Haryanto, Sosiologi Ekonomi,(Jogjakarta: Ar-ruz Media. 2016),

Cet.IV, h.15. 6 Tim Redaksi KBBI, Op.cit., h.355 7 Sindung Haryanto, Loc.ci.,

12

Munandar Soelaeman mengutip dari teori Karl Marx,

bahwa “masyarakat dan kegiatan-kegiatannya pada dasarnya

merupakan alat-alat yang teroganisasi agar manusia manusia dapat

tetap hidup. Di sana kelas merupakan kenyataan dalam masyarakat

yang timbul dari sistem produksi, akibat ada anggota yang

memiliki tanah dan alat-alat produksi, dan yang tidak mempunyai

serta hanya memiliki tenaga untuk disumbangkan dalam proses

produksi, Misalnya dibedakan antara budak dengan kaum proletar(

kaum yang memiliki sistem produksi)”.8

Dari pendapat beberapa ahli di atas dapat simpulkan bahwa

ekonomi merupakan studi tentang pemanfaatan sumber daya guna

memenuhi kebutuhan hidup sehingga menjadikan sebuah fungsi

dalam masyarakat dalam mencapai kesejahteraan, selain itu juga

dalam ekonomi terdapat pembagian-pembagian kelas sosial,

pembagian kelas sosial ini terjadi dikarenakan adanya pemilik

modal serta tenaga produksi. Dimana pemilik modal dalam hal ini

mempunyai kedudukan status yang lebih dari tenaga produksi

sehingga menjadikan adanya status sosial dalam masyarakat.

b. Indikator-indikator Status Sosial Ekonomi

Terjadinya kedudukan atau status sosial di dalam

masyarakat akan terbentuk lapisan-lapisan masyarakat atau kelas

sosial, dimana setiap kelas sosial mempunyai ukuran-ukuran

tersendiri yang berbeda dengan ukuran kelas sosial yang lainya.

Menurut Soerjono Soekanto terjadinya pelapisan dalam

masyarakarat dikarenakan “selama dalam satu masyarakat ada

sesuatu yang dihargai, dapat berupa uang atau benda-benda yang

bernilai ekonomis, tanah, kekuasaan, ilmu pengetahuan, kesalehan

dalam agama atau mungkin juga keturunan”.9

8 M. Munandar Soelaeman, Ilmu Sosial Dasar: Teori dan Konsep Sosial,

(Bandung: Refika Aditama.2006), Cet-ke.13, h. 149. 9 Soerjono Soekanto, Sosiologi: Suatu Pengantar,(Jakarta: CV. Rajawali. 1986),

Cet-Ke7. h.214.

13

Kondisi status sosial anak juga dikaitkan dengan kondisi

keluarganya. Kondisi status sosial orang tua dalam masyarakat

akan menentukan kedudukan mereka di dalam lapisan masyarakat,

lapisan tersebut terdiri dari lapisan atas, lapisan sedang atau lapisan

bawah. Menurut Goode “keluarga merupakan kunci sistem dari

stratifikasi (pelapisan status sosial masyarakat) dan mekanisme

sosial dimana interaksi antar pribadi pada tingkatan kelas yang

berbeda –beda dapat di lihat baik jarak maupun persamaan”.10

Adapun dalam menentukan status sosial keluarga dalam

masyarakat juga di pengaruhi oleh berbagai faktor, menurut

Soerjono Soekanto terdapat empat ukuran atau kriteria dalam

menggolongkan masyarakat dalam suatu status sosial kriteria

tersebut diantaranya ukuran kekayaan, ukuran kehormatan dan

ukuran ilmu pengetahuan.11 Hal senada juga dikemukakan oleh

hartomo dan Arnicun Aziz dimana dalam pengukuran status sosial

dalam masyarakat menggunakan ukuran kekayaan, ukuran

kehormatan, ukuran kehormatan, dan ukuran ilmu pengetahuan.12

Namun menurut Ujang Sumarwan yang mengutip Gilbert

dan Kahl terdapat tiga indikator atau aspek acuan dalam

pengukuran kriteria status sosial ekonomi yakni pekerjaan,

pendapatan dan harta benda.13

Dari beberapa pendapat ahli diatas tentang kriteria/ aspek/

ukuran dalam menentukan status sosial ekonomi orang tua dalam

masyarakat maka penulis menyimpulkan beberapa

kreteria/aspek/ukuran untuk mengetahui tingkat pengukuran status

sosial ekonomi orang tua yaitu:

10 Willian J. Goode, The Family, Terj. Lailahanoum Hasyim, (Jakarta: Bumi

Aksara), cet. 3, h.162. 11 Soerjono Soekanto, Op.cit, h.208 12 Hartomo, Arnicun Aziz, Ilmu Sosial Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara,1993), Cet

ke-2 h.203 13 Ujang Sumarwan, Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya dalam

Pemasaran, (Bogor: Ghalia Indonesia , 2011), edisi ke-2 h.266-267.

14

1. Kekayaan

Pada dasarnya penggolangan status sosial dalam

masyarakat melihat paling utama adalah ukuran kekayaan.

Menerut Elly M.Setiadi dan Usman Kolip “kekayaan adalah

segala sesuatu yang menyangkut kepemilikan benda-benda

berharga atau aset produksi seseorang atau keluarga”.14

Kekayaan merupakan dasar yang pealing banyak digunakan

dalam pelapisan sosial masyarakat. Menurut Basrowi seseorang

yang mempunyai kekayaan yang banyak akan dimasukan ke

lapisan atas dan yang mempunyai kekayaan sedikit akan

dimasukan ke lapisan bawah15

Soerjono Soekanto mengatakan bahwa “barang siapa yang

memiliki kekayaan paling banyak termasuk dalam lapisan

teratas. Kekayaan tersebut, misalnya dapat dilihat pada bentuk

rumah, mobil, cara-caranya mempergunakan jenis pakaian serta

kebiasaan untuk berbelanja barang-barang mahal”.16

Di dalam ukuran kekayaan penulis berasumsi bahwa di

dalam ukuran kekayaan terdiri dari aspek-aspek yang

digunakan untuk menggolongkan tingkat pengukuran status

sosial ekonomi orang tua yaitu:

a. Pekerjaan

Pekerjaan seseorang akan menentukan status sosial

ekonomi segala kebutuhan akan terpenuhi karena

dengan bekerja orang akan memperoleh pendapatan,

pekerjaan juga termasuk sebagai aspek-aspek

pengukuran status sosial dengan melihat dimana orang

itu bekerja serta memiliki jabatan/ peranan apa dalam

pekerjaan tersebut. Seperti yang dikutip oleh ujang

14 Elly M.Setiadi dan Usman kolip, Pengantar Sosiologi, (Jakarta: Kencana

Pranada Media 2011) Cet 1 h. 404 15 Basrowi, Pengantar Sosiologi, (Bogor: Ghalia Pusataka 2005 ), cet.1 h.62 16 Soerjono Soekanto, op.cit., h. 208

15

Sumarwan dimana “pekerjaan yang dilakukan oleh

orang tua baik ayah maupun ibu akan menentukan kelas

sosial”17, keluarga itu sendiri.

b. Pendapatan

Pendapatan merupakan imbalan yang diterima

sesorang dalam bentuk gaji, upah sewa, laba dan

sebagainya dengan mendapatkan pendapatan kebutuhan

konsumsi keluarga dapat terpenuhi .

Badan Pusat Statistik menggolongkan pendapatan

menjadi dua kategori yaitu:

1. Pendapatan berupa uang adalah segala penghasilan

yang bersifat reguler dan diterima biasanya sebagai

balas atau kontrs prestasi, sumbernya berasal dari :

a. Gaji dan upah yang diterima dari gaji pokok,

kerja kesampingan, kerja lembur dan kerja

kadang-kadang

b. Usaha sendiri yang meliputi hasil bersih dari

usaha sendiri, komisi penjualan dari kerajinan

rumah.

c. Hasil investasi yakni pendapatan yang diperoleh

dari hak milik tanah, keuntungan serial yaki yang

diperoleh dari hak-hak milik

2. Pendapatan yang berupa barang yaitu pembayaran

upah gaji yang ditentukan dalam beras, pengobatan,

transportasi, perumahan dan kreasi.

Badan Pusat Statistik (BPS) dalam laporan bulanan

data Sosial Ekonomi bulan September tahun 2017

17 Ujang Sumarwan, Op.cit., h.266.

16

merilis kategori pendapatan rumah tangga dalam

beberapa 5 golongan yaitu:

1. Golongan pertama adalah golongan pendapatan

rendah yakni jika pendapatan hanya berkisar hingga

Rp.1.800.000 per bulan.

2. Golongan kedua adalah pendapatan sedang yakni

jika pendapatan rata-rata berkisar dai atara Rp

1.800.000 – Rp 3.000.000

3. Golongan ketiga yakni golongan pendapatan lebih

dari sedang adalah jika pendapatan berkisar diantara

Rp. 3.000.000 – Rp 4.800.000

4. Golongan keempat yakni golongan pendapatan

tinggi jika pendapatan berkisar Rp. 4.800.000 – Rp

7.200.000

5. Golongan yang kelima yakni golongan pendapatan

sangat tinggi lebih dari Rp.7.200.000.18\

c. Pemilikan Harta Benda

Pemilikan barang-barang yang berharga dapat

dijadikan untuk ukuran status sosial ekonomi orang tua

semakin banyak seseorang memiliki sesuatu yang

berharga maka dapat dikatakan orang tersebut

mempunyai kemampuan ekonomi yang tinggi dan

mereka semakin dihormati oleh orang-orang sekitarnya.

Menurut Ujang Sumarwan “pendapatan yang tinggi

biasanya di ikuti oleh pemilikan harta benda yang

banyak. Di pedasaan pemilik kebun, ladang, ternak

yang banyak dan rumah yang besar merupakan simbol

pemilikian dari kelas atas masyarakat tersebut. Di

18 Badan Pusat Statistik , Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi, (Jakarta:

BPS,2017), edisi 88 ,h.170 diunduh dari

https://www.bps.go.id/website/pdf_publikasi/Laporan-Bulanan-Data-Sosial-Ekonomi-

September-2017.pdf pada tanggal 30 September 2017

17

perkotaan, rumah, kendaraan, tanah, perhiasaan, surat-

surat berharga, dan benda-benda seni adalah simbol

pemilikan dari kelas atas”19

Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa

seseorang yang memiliki jenis pekerjaan serta

mendapatkan pendapatan akan menentukan status sosial

orang tersebut dalam masyarakarat. Dengan

mendapatkan pekerjaan yang mempuni serta

menghasilkan pendapaan yang tinggi secara tidak

langsung pastinya akan memulai untuk mempunyai

pemilikan harta benda seperti rumah kendaraan serta

perusahaan.

Dalam perkembangan masa pendidikan anak, nilai

dari kekayaan orang tua sangat berperan besar,

kekayaan dapat mempengaruhi proses pendidikan anak,

karena dengan kekayaan keluarga, anak akan

mendapatkan fasilitas atau sarana dan prasarana sebagai

akomodasi untuk jenjang pendidikan, terutama untuk

melanjutkan jenjang pendidikan sampai ke Pendidikan

Tinggi. Jumlah kekayaan yang lebih banyak

dibandingkan dengan yang dimiliki oleh orang lain

maka akan terpandang di dalam lingkungan masyarakat,

selain itu menurut Basrowi “ukuran kekayaan

merupakan dasar yang banyak digunakan dalam

pelapisan sosial”20 begitu juga yang akan terjadi dalam

kehidupan interaksi sosial pada anaknya secara tidak

langsung akan di segani oleh masyarakat serta teman-

temannya.

19 Ujang Sumarwan. Op.cit. h.267. 20 Basrowi., Loc.cit

18

2. Kekuasaan

Kekuasan atau jabatan merupakan salah satu cara untuk

mengukur lapisan masyarakat untuk menentukan lapisan serta

status sosial, dengan di dudukinya sebuah kekuasaan maka

dengan sendirinya akan menempatkan seseorang dalam

tingkatan status sosial yang lebih tinggi atau lebih rendah di

bandingkan dengan seseorang yang tidak mempunyai

kekuasaan.

Basrowi mengatakan “seseorang yang memiliki kekuasaan

atau wewenang yang besar akan masuk pada lapisan atas dan

yang yang tidak memiliki kekuasaan maka masuk dalam

lapisan bawah”.21

Dengan demikian kekuasan merupakan media atau alat

untuk mengukur tingkat status sosial, berbeda dengan kekayaan

yang menempatkan pemiliknya berada di status sosial yang

lebih tinggi, kekuasaan bisa menaikan atau merendahkan status

sosial, hal ini di sebabkan karena kekuasaan memegang

peranan yang fundamental dalam masyarakat serta menentukan

nasib banyak manusia.

3. Kehormatan

Dalam ukuran kehormatan tidak terlepas dari dua ukuran

diatas ( kekayaan dan Kekuasaan). Masyarakat dengan

sendirinya akan menaruh rasa hormat untuk seseorang yang

memiliki salah satu atau kedua hirarki tersebut, sikap

masyarakat ini akan manjadikan orang tersebut memiliki

status/kehormatan dalam masyarakat sebagai mana menurut

Basrowi keadaan seperti biasanya masih bisa ditemui dalam

21 Ibid.,

19

masyarakat tradisonal, yang masih kental dengan nilai-nilai

adat.22

Selain pendapat dari Basrowi, Soerjono Soekanto

mengatakan status atau kedudukan sosial diartikan sebagai

tempat secara umum dalam masyarakat sehubungan dengan

orang-orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya,

prestisenya, dan hak-hak serta kewajiban- kewajibannya”.23

4. Pendidikan

Gelar kesarjanaan dalam masyarakat mendapatkan tempat

tertentu dalam sistem penilaian dari sebagian besar masyarakat

Indonesia, karena gelar tersebut membuktikan bahwa seseorang

yang memperolehnya telah memenuhi beberapa persyaratan

tertentu dalam bidang-bidang ilmu pengetahuan yang khusus.

Menurut Beteille sebagaimana di kutip oleh Elly M. Setiadi

dan Usman Kolip mengatakan bahwa “pendidikan dianggap

berharga sebab memberikan pengaruh pada mobilitas sosial

secara vertikal karena memberikan akses untuk jabatan yang

lebih tinggi dengan bayaran yang lebih baik sesuai dengan

karir”.24

Namun menurut Soerjono Soekanto pengukuran status

sosial dengan menggunakan ukuran dari pendidikan atau

pengetahuan hanya akan terjadi jika kedudukan orang tersebut

berada dalam lingkungan masyarakat yang masih menghargai

ilmu pengetahuan serta dunia pendidikan.25

Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendidikan bukanlah

tempat salah satu yang memberikan status sosial bagi keluarga

secara langsung, namun pendidikan merupakan faktor atau

22 Basrowi, op.cit., h.62 23 Soerjono Soekanto, op.cit., h.210 24 Elly M. Setiadi dan Usman kolip, op.cit.h.411 25 Soerjono Soekanto, op.cit., h208.

20

sarana untuk merubah kedudukan status sosial dalam

masyarakat. Dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi maka

akan semakin banyak peluang bagi seseorang untuk meniti

karir yang lebih prestise, sehingga akan berdampak

mengahasilkan penghasilan yang lebih bagi yang orang

tersebut.

Dari empat ukuran di atas bukan bersifat sebagai ukuran

baku yang bersifat limitatif dalam penilaian status seseorang

dalam lapisan masyarakat. Namun secara umum ukuran

kekayaan, kekuasaan, status serta pendidikan merupakan

ukuran yang sangat mudah dalam menentukan status sosial

dalam masyarakat. Jadi kriteria pelapisan sosial dalam

masyarakat masih tergantung pada nilai atau norma yang dianut

oleh anggita masyarakat yang bersangkutan.

c. Klasifikasi Status Sosial di tinjau dari Ekonomi

Pengukuran Status sosial dapat di ukur dari segi

perekonomian, menurut Ujang Sumarwan mengutip dari Gilbert

dan Kahl terdapat tiga aspek indikator dalam pengukuran status

sosial yaitu status pekerjaan, pendapatan dan harta benda.26

Berdasarkan pendapat tentang pengukuran status sosial

yang di tinjau dari ekonomi penulis menyimpulkan bahwa aspek

pendapatan atau profesi merupakan aspek dasar dari pengukuran

statatus sosial, dengan beradanya seseorang dalam bidang

pekerajaannya secara tidak langsung akan mendapatkan aspek-

aspek yang lain seperti rumah, kawasan serta lingkungan tempat

tinggal.

Penggolongan pendapatan yang dikategorikan oleh BPS di

atas bisa dijadikan sebagai tolok ukur dalam menentukan status

sosial ekonomi orang tua, jika di telaah lebih lanjut penggolongan

26 Ujang Sumarwan,Op.cit, h.265

21

kriteria yang dimuat oleh BPS merupakan salah satu penggolongan

status sosial pada masyarakat berdasarkan hasil pendapatan

perbulan, hal ini hampir sama seperti pendapat Warner dalam

menggolongkan lapisan masyarakat menjadi enam lapisan yakni,

kelas atas atas (upper-upper), atas bawah (lower upper), menengah

atas (upper middle), menengah bawah (middle lower), bawah atas

(lower upper) serta bawah bawah(lower lower).27

Adapun penngolongan status sosial di atas mengandung

penafsiran sebagai berikut:

1. Golongan pendapatan pertama merupakan golongan

masyarakat dalam ranah status sosial bawah atas (lower

upper)

2. Golongan pendapatan kedua merupakan golongan

masyarakat dalam ranah status sosial menengah bawah

(middle Lower)

3. Golongan pendapatan ketiga merupakan golongan

masyarakat dalam ranah status sosial menengah atas (upper

midlle)

4. Golongan pendapatan keempat merupakan golongan

masyarakat dalam ranah status sosial atas bawah (lower

upper)

5. Golongan pendapatan yang kelima merupakan golongan

masyarakat dalam ranah status sosial atas atas (upper-

upper).

Adapun golongan masyarakat bawah-bawah (lower-lower) yang

disematkan oleh Warner dalam hal ini Badan pusat Statistik menempatkan

golongan tersebut dalam masayarakat miskin yakni masyarakat yang rata-

27 Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi, (Jakarta (Jakarta: Lembaga Penerbit

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia) Cet.2 h.90.

22

rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan

Rp374.478.28

2. Orientasi Masa Depan Pendidikan Siswa

a. Definisi Orientasi Masa Depan

Setiap manusia pasti mengupayakan sebuah rencana

dikemudian hari nanti, rencana tersebut merupakan antisipasi

terhadap masa depan yang menjajikan, bayangan kehidupan

dikemudian hari inilah yang merupakan Orientasi Masa Depan

(OMD).

Di sisi lain definisi orientasi masa depan menurut Nurmi

orientasi masa depan merupakan kemampuan seseorang untuk

merencanakan masa depan yang merupakan salah satu dasar dari

pemikiran seorang manusia selain itu masa depan ini

menggambarkan bagaimana seorang individu memandang dirinya

sendiri di masa depan atau masa yang akan datang, gambaran

tersebut membantu individu dalam menempatkan dan

mengarahkan dirinya untuk mencapai apa yang ingin diraihnya.29

Sedangkan menurut Desmita menjelaskan bahwa “orientasi

masa depan merupakan salah satu fenomena perkembangan

kognitif yang terjadi pada individu yang berada pada masa remaja.

Masa remaja dianggap sebagi individu yang tengah mengalami

proses peralihan dari masa anak-anak menuju masa kedewasaan

yang pada masa itu remaja memiliki tugas-tugas perkembangan

yang mengarah untuk memnuhi tuntutan dan harapan peran sebagi

orang dewasa”.30

Hal ini sama dengan seperti yang dikemukakan oleh

Hurlock dalam Desmita bahwa ketika masa remaja, individu sudah

menilai memikirkan tentang masa depan mereka secara

bersungguh-sungguh. Remaja mulai memberikan perhatian yang

28 Badan Pusat Statistik, op.cit h.126 29 Jari-Erik Nurmi. How Do Adolescents See Their Future? A Review of The

Development of Future Orientation and Planing, Development review, 1991 h. 3-4 30 Desmita, Psikologi Perkembangan,(Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2013)

h.199

23

besar terhadap berbagai macam pilihan kehidupan yang akan

dijalaninya sebagi manusia dewasa di masa yang akan datang.31

Selain itu Bandura juga mengemukakan kemampuan untuk

merencanakan masa depan merupakan salah satu ciri dasar

pemikiran manusia, bagaimana individu memandang masa depan

berarti individu telah melakukan antisipasi terhadap kejadian –

kejadian yang mungkin timbul di masa yang akan datang.32 Hal

senada juga dikemukaan oleh G. Trommdorff dalam Desmita

berpandapat bahwa “oreintasi masa depan merupakan fonemena

kognitif motivasional yang kompleks, yang merupakan antisipasi

dan evaluasi tentang diri di masa depan dalam interkasinya dengan

lingkungan”.33

Sementara Seginer berpendapat orientasi masa depan

adalah gambaran yang dimiliki seseorang tentang masa depan

mereka. Hal ini sejalan dengan pemikiran dengan Bandura, Nurmi,

Seginer dan Trommsdorff memiliki pendapat bahwa orientasi masa

depan merupakan model atau rancangan masa depan seseorang.

Dengan demikian seseorang akan menyiapkan dasar untuk

menentukan tujuan, perencanaan, eksplorasi pilihan, membuat

pilihan, komitmen dan yang berkaitan pada perkembangan

seseorang. Mengingat hal ini makin jelas bahwa orientasi masa

depan memiliki kepentingan khusus untuk individu agar dapat

melalui periode perkembangan dan transisi yang secara normatif

diharapkan untuk mempersiapkan diri agar apa yang diharapakan

di masa depan dapat dicapai34.

31 Ibid., h. 199 32 Jari Erik Nurmi. Op.cit., h.1 33 Desmita. Loc.cit. 34 Seginer, R, Adolescent Future Orientasi: An Integrated Cultural and

Ecological Perpective, (OnlineReadingin Psychology and Culture.2003) h.3.

24

Jadi dengan demikian berdasarkan paparan dan pendapat

dari para ahli maka dapan di simpulkan bahwa Orientasi Masa

Depan merupakan ciri dari tingkah laku yang bertujuan dan

berdasarkan hal ini maka orientasi masa depan diartikan

sebagaimana seseorang memandang masa depannya dimana hal ini

menyangkut harapan tujuan, perencanaan dan strategi pencapaian

tujuan. Dengan orientasi masa depan masa depan seseorang akan

lebih mudah untuk mengarahkan pad tujuan-tujuan hidupnya guna

mencapai keinginannya di masa yang kan datang.

b. Pembentukan Orientasi Masa Depan

Dalam usahanya mengantisipasi masa depan, siswa harus

membentuk skemata kognitif yakni kemampuan dasar dalam

pembangunan pikiran, sehingga siswa dapat memfungsikan otak

yang bertujuan untuk mengatur, menafsirkan, dan menarik kembali

informasi yang telah mereka peroleh, dengan bertujuan untuk

mengarahkan siswa untuk aktifitas masa depan. Berdasarkan

skemata yang dihasilkan, para siswa membentuk harapan-harapan

baru yang ingin diwujudkan dalam kehidupan di masa mendatang.

Selain membentuk gambaran mengenai dirinya di masa depan, para

siswa juga mengantisipasi kejadian di masa yang akan terjadi di

masa depan, selain itu para siswa juga mampu memberikan

penilain atau evaluasi mengenai kejadian-kejadian dan hasil

tingkah laku untuk mengantisipasi kejadian kejadian di masa

mendatang dan kemampuan untuk bertindak menurut apa yang

telah mereka pahami, sehingga menjadi dasar bagi terbentuknya

orientasi masa depan pada siswa tersebut.

Seperti halnya yang di kemukakan oleh Chaplin dalam

Desmita menjelaskan sebagi fenomena kognitif – motivasional

yang kompleks, orientasi masa depan berhubungan erat dengan

schemata kognitif, yaitu merupakan suatu organisiasi perceptual

25

dari pengalaman masa lalu beserta berkaitan dengan pengalaman

masa sekarang dan di masa yang akan datang35. Skemata kognitif

memberikan suatu gembaran bagi remaja terkait hal-hal yang dapat

diantisipasi di masa depan, baik tentang diri sendiri, maupun

tentang lingkungannya, dan juga bagaimana individu mampu

menghadapi perubahan konteks dari berbagai aktivitas di masa

depan.36

Adapun Neiser menyebutkan “skemata kognitif sebagai

mediator bagi masa lalu dalam mempengaruhi masa depan”.37

Dengan demikian hadirnya skemata kognitif dalam diri siswa

merupakan modal utama dalam pembuatan orientasi masa depan

dimana para siswa berusaha membuat konsep masa depan mereka

untuk menatisipasi hal-hal yang nantinya akan di lalui, sehingga

para siswa dapat mwujudkan harapan-harapan mereka sebelumnya

Sementara Nurmi mengemukakan bahwa Orientasi Masa

depan dideskripsikan melalui tiga proses yaitu:38

1. Motivation ( Motivasi)

Tahapan motivasi merupakan tahapan awal dalam

pembentukan orientasi masa depan pada siswa SMA. Tahap

ini Nurmi menjelaskan tahapan motivasi mencangkup

motif dan minat tujuan berkaitan dengan orientasi masa

depan. Dalam tahapan motivasi akan berkaitan dengan apa

yang menjadi tujuan yang dicapai, waktu pencapaian dan

dorongan untuk mencapai tujuan si masa yang akan

datang. Ketika keadaan masa depan beserta faktor

pendukungnya telah menjadi sesutau yang diharapkan dapat

terwujud, maka pengetahuan yang akan menunjang proses

terwujudnya harapan tersebut, dan merupakan dasar

35 Desmita. Op.cit., h.199-200 36 Ibid., h.200. 37 Desmita. Loc.cit. 38 Desmita. Loc.cit.

26

terpenting bagi perkembangan motivasi dalam orientasi

masa depan.39 Tahapan motivasi dari orientasi masa depan

merupakan suatu proses yang kompleks, yang melibatkan

beberapa sub tahapan, yakni:40

1) Pertama, pengetahuan mengenai harapan terhadap masa

depan yang menjadi dasar dan peranan penting dalam

pengembangan motivasi terkait orientasi masa depan.

2) Kedua, seseorang akan memulai eksplorasi

pengetahuaanya yang berkaitan dengan minat barunya

tersebut.

3) Ketiga menetapkan tujuan yang realistis, spesifik, dan

memutuskan kesiapan untuk berkomitmen pada tujuan

masa depan yang telah ditetapkan.

2. Planning (Perencanaan)

Planning atau perencanan merupakan tahapan kedua

dalam proses orientasi masa depan, aspek perencanaan

berkaitan dengan bagaimana seseorang menyusun

perencanaan, menjalankan merealisasikan dari minatnya

dalam konteks masa depan. Karena dengan membuat

sebuah perencaan para siswa dapat menyusun, membentuk

strategi, langkah-langkah yang berkaitan dengan

tujuanyang akan di capai.41

Adapun menurut Nurmi dalam tahap perencanaan

mempunyai tiga subtahap yakni:42

1) Tahapan pertama yaitu tahap menentukan tujuan,

individu membentuk representasi(gambaran) dari

tujuan dan konteks masa depan dimana tujuan itu

diharapkan dapat tercapai. Representasi atau gambaran

39 Jari-Erik Nurmi.Op.cit., h.5 40 Ibid.,h.5 41 Jari-Erik Nurmi Loc.cit. h.6 42 Desmita, Op,cit.,h.201

27

ini berdasarkan pada pengetahuan yang dimiliki

individu dalam konteks aktivitas masa depan.

2) Tahapan kedua yaitu tahap membuat rencana, projek

atau strategi untuk mencapai tujuan dalam konteks yang

telah dipilih. Pada proses membuat rencana ini

mempunyai kesaam dengan proses pengambilan

keputusan, dimana individu menyusun berbagi alternatif

rencana dan harus memutuskan alternatif mana yang

paling effisien untuk mencapai tujuan Orientasi Masa

Depan.

3) Tahapan Ketiga yaitu tahap implementasi yakni tahapan

menerapkan semua gagasan dari strategi, rancangan

serta gambaran yang telah dibuat. Pada fase ini individu

diharapkan mampu membuat perencanaan konkrit dari

tujuan yang ditetapkan. Selanjutnya individu membuat

beberapa alternatif-alternatif rencana dan strategi,

apakah sesuai dengan tujuan besar yang ingin dicapai

serta menentukan sikap dalam tahap motivasi dan

memastikan bahwa rencana itu telah disusun secara

sistematis.

3. Evaluation (evaluasi)

Aspek terakhir dalam proses orientasi masa depan

adalah evaluasi, dalam aspek ini remaja dalam konteks ini

sebagai siswa, harus mengevaluasi keyakinan diri,

kemungkinan untuk merealisasikan tujuan-tujuan yang

telah di tetapkan dan rencana-rencana yang telah dibuat.43

Menurut Nurmi yang dikutip oleh Desmita

“evaluasi merupakan proses yang melibatkan pengamatan

43Jari-erik Nurmi, loc.cit h.6

28

dan penilaian terhadap tingkah laku yang ditampilkan serta

memberikan kayakinan diri sendiri”.44

Adapun menurut desmita dalam tahapan evaluasi

disarankan melibatkan causal attributipns, yang didasari

oleh evaluasi kognitif mengenai peluang yang dimiliki

dalam konteks mengendalikan masa depannya yakni

kondisi-kondisi yang muncul sewaktu-waktu tanpa disadari.

Selain itu dalam proses evaluasi ini, konsep diri merupakan

hal yang terpenting dalam mengevaluasi kesempatan yang

ada untuk mewujudkan tujuan dan rencana sesuai

kemampuan yang dimiliki individu45.

Dengan demikian dapat ketahui bahwa aspek dalam

pembentukan orientasi masa depan terdiri atas tahapan

motivasi berlanjut ketahap perencaan serta di akhiri dengan

tahapan evaluasi. Proses orientasi masa depan ini harus di

aplikasikan/ diterapkan oleh para siswa-siswa yang sedang

berada dalam bangku Sekolah Menengah Atas. Sehingga

para siswa dalam konteks psikologi berada dalam ranah

remaja dapat membuat orientasi masa depannya dengan

baik. Sebagai mana mereka dapat menentukan kelanjutan

pendidikan mereka untuk berada jenjang perkuliahan di

perguruan tinggi atau universitas, dengan memiliki tujuan

masa depan yang sudah jelas, para siswa senantiasa akan

memiliki motivasi untuk mecapai tujuan tersebut, serta

dengan tujuan yang sudah dimilkinya siswa akan membuat

perencaan untuk mencapai tujuan tersebut dengan

melakukan kesungguhan dalam proses pemebelajaran di

sekolah. Dilanjutkan dengan mengevaluasi, evaluasi proses

orientasi masa depan siswa tersebut sangat penting jiaka

44 Desmita, Op.cit, h.202 45 Jari-Erik Nurmi,loc.cit.,h.6

29

dalam proses perencaan akan mengalamai hamabatan

dalam mencapai tujuan siswa akan mengevaluasi tujuan

serta membuat perencaan serta strategi strategi yang baru.

Sehingga pencapain dalam proses oreintasi masa depan

siswa tersebut dapat terwujud.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Orientasi Masa Depan

Banyak hal yang mempengaruhi pembentukan orientasi

masa depan, terlebih para siswa-siswa kelas 12 SMA, yang pada

kenyataanya dalam penentuan karir atau menlanjutkan pendidikan

tidaklah dilakukan dengan diri sendiri, ada beberapa faktor yang

dapat mempengaruhi serta menentukan dalam pemilihan orientasi

masa depan antara lain:

1. Status Sosial Orang Tua

Menurut Afifah dalam hasil penelitian skripsinya

menyatakan bahwa “orang tua akan memberikan penghargaan

positif terhadap anak-anaknya dan konsisten dalam

mengarahkan anaknya untuk memiliki harapan yang positif

serta meyakini akan kemampuan diri sendiri dan optimis”.46

Selain itu mengutip teori Nurmi tentang Orientasi masa depan

pada remaja menyatakan faktor orang tua akan mempengaruhi

tiga hal dalam orientasi masa depan pada anak, pertama orang

tua menentapkan standar normatif, kedua mempengaruhi

perkembangan minat, nilai dan dan yang ketiga mempengaruhi

tujuan anaknya.47

Di dalam faktor orang tua juga menyangkut status sosial

ekonomi, dimana menurut Seginer mengatakan bahwa

“kemiskinan dan status ekonomi yang rendah berkaitan dengan

46 Afifah, “ Pengaruh dukungan Orang Tua Terhadap Orientasi Masa Depan di

halam Area Pekerjaan Pada Remaja”, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

Jakarta 2011,h 28, tidak dipublikasikan 47 Afifah, Ibid.

30

perkembangan orientasi masa depan yang menyebabkan

menjadi terbatas”.48

Hal senada dikemukakan oleh nurmi dimana status sosial

ekonomi dimana para siswa sangat terpengaruh dari status

sosial orang tua mereka, dimana sebagian dari mereka

memeilih untuk berhenti melanjutkan dunia pendidikan dan

memilih langsung terjun di ranah dunia perkerjaan dan karir.49

2. Jenis kelamin

Jenis kelamin masih menjadi salah satu faktor dalam

menentukan orientasi masa depan, meski sudah banyak isu

tentang kesetaraan gender namun dalam pengambilan profesi

atau karir gender masih terlalu melekat, sebagai contoh para

siswi yang masih banyak memilih orientasi karir menjadi

dosen, guru, dokter sekretaris atau psikologi anak, begitu

dengan sebaliknya para siswa akan meilih secara tepat pada

karirnya sesuai dengan dirinya seperti polisi, militer, hakim dan

sebagainya.

3. Karakteristik Kepribadian Individu

Kepribadian individu seperti intelektual serta minat akan

ikut adil dalam menentukan orientasi masa depan siswa

tersebut, dimana dalam faktor ini akan menentukan dalam

perjalanan program studi atau menentukan pilihan karir,

individu dengan kecerdasan yang di miliki akan memilih untuk

menetukan keberlanjutan pendidikan ke jenjang yang lebih

tinggi.

48 Seginer, op.cit, h.5 49 Jari erik Nurmi, Op.cit.h.31

31

4. Teman Sebaya

Lingkungan sosial yang terdapat dalam kehidupan siswa

salah satunya adalah teman sebaya, dalam masa remaja

hubungan teman remaja lebih didasarkan pada hubungan

persahabatan.50 Dimana pada prinsipnya hubungan teman

sebaya memiliki arti yang sangat penting bagi kehiduapan

remaja.51 Menurut kelly dan hansen yang dikutip oleh desmita

hubungan dengan teaman sebaya akan memperoleh dorongan

emosional dan sosial serta menjadi lebih independen serta

memberikan dorongan bagi remaja untuk mengambil peran dan

tanggung jawab.52

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa oreintasi masa

depan mengandung aspek-aspek motivasional, afektif dan aspek

kognitif.53 Menurut Nurmi pada umumnya orientasi masa depan

ramaja berkisar pada tugas-tugas perkembangan yang dihadapi

pada masa remaja dan dewasa awal, yang meliputi berbagai aspek

kehidupan terutama pendidikan, pekerjaan.54 Besarnya perhatian

remaja terhadap orientasi bidang pendidikan tentu berkaitan erat

dengan persiapan untuk masuk kedunia pekerjaan pada masa

dewasa awal. Jadi pada dasarnya dunia pendidikan bagi remaja

merupakan awal awal dari karir pekerjaanya.55 Dalam hal ini,

pendidikan di pandang sebagai cara paling utama dalam

memperoleh penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang

relevan dengan jenis pekerjaan dan cita-cita yang diharapkan oleh

para remaja.

50 Desmita, Op.cit.h.220. 51 Desmita, Loc.cit., 52 Desmita, Loc.cit., 53 Ibid.,h.202 54 Ibid.,h.203 55 Desmita, Loc.cit.,

32

3. Pendidikan Tinggi

a. Hakikat Pendidikan

Pendidikan sebagai pembelajaran telah dilakukan seusia

manusia itu senidri sebagai perlu pendidikan, namun dalam praktik

pendidikan secara menyeluruh (universal), akan di temukan

keberagaman sebanyak ragam komunitas manusia. Itulah sebabnya

pendidikan hanya ditemukan unsur universalnya saja.

Keberagaman pendidikan yang terjadi di atas bumi ini disebabkan

karena perbedaan cara memberikan makan terhadap pendidikan itu

sendiri sebagai gejala sosial.

Teminologi pendidikan merupakan terjemahan dari istilah

pedagogi, dimana istilah ini berasal dari bahasa Yunani kuno yang

berasal dari dua kata yakni Paidos artinya ‘budak’ dan aoo artinya

‘membimbing’ sehingga pedagogie diartikan sebagai ‘budak yang

mengantarkan anak majikan untuk belajar’.56 Dalam

perkembangannya, pedagogie dimaksudakan sebagai ilmu

mendidik.

Menurut Jumali dkk, “kepentingan akan pendidikan

dijadikan sebagai investasi dan proses civilisasi, pendidikan

dipandang sebagai kegiatan investasi, sehingga penyelenggaraan

pendidikan umumnya sangat mahal, sedangkan pendidikan

dipandang sebagai proses civilisasi yakni proses untuk menjadikan

anak didik sebagai warga masyarakat yang baik”.57

Sedangkan menurut Redja Mudyahardjo dalam sugiyono

“pendidikan adalah suatu proses pencapaian tujuan artinya

pendidikan berupa serangkaian kegiatan yang bermula dari

56 M. Jumali dkk, Landasan Pendidikan, (Surakarta: Muhammadiyah University

Press, 2008), Cet ke-3, h.18. 57 M. Jumali dkk, Op.cit, h.15.

33

kondisi-kondisi aktual dari individu yang belajar tertuju pada

pencapaian individu yang diharapakan”.58

Dalam hal yang lebih spesifik, pendidikan yang merupakan

aktivitas pembelajaran dalam bentuk interaksi edukatif

(penyampaian ilmu pengetahuan dan afektif) dengan menempatkan

peserta didik sebagai subjek pendidikan, masih juga pendidikan

dipersyaratkan untuk penunaian tugas yang mengarah pada upaya

memberi arah dan watak pada peserta didik.59

Adapun menurut pandangan Gerald Lee Gutek dalam

Jumali mengemukakan “pendidikan menunjukan kegiatan yang

sangat luas dalam keseluruhan proses sosial yang membawa

individu dalam kehidupan, namun hakekat pendidikan dapat pula

dipandang sebagai kegiatan yang lebih formal yang dilaksanakn di

sekolah yang melibatkan guru dan melibatkan keahlian dalam

proses belajar, serta melibatkan kurikulum, metode pengajaran, dan

program pengajaran dan variabel lain yang bersangkutan”.60

Dengan demikian pendidikan dapat di artikan kegiatan

formal yang melibatkan tenaga pengajar, jumlah siswa, kurikulum,

evaluasi dan administrasi yang berada dalam lingkup manajemen,

guna menjalankan sistem kegiatan belajar mengajar sehingga

tercapai tujuan-tujuan dari pendidikan yang diingkinkan.

b. Pendidikan Tinggi

Pendidikan Tinggi dan Perguruan Tinggi sering dianggap

sebagai dua kosa kata yang memiliki arti yang sama, sedangkan

sebenarnya mempunyai arti yang berlainan. Pendidikan tinggi

merupakan pendidikan pada jalur pendidikan sekolah pada jenjang

yang lebih tinggi dari pada sekolah menengah atas (SMA)

58 Sugiyono,Metode Penelitian Pendidikan,(Bandung: Alfabeta, 2013) Cet ke 16.

h.88 59 M. Jumali dkk, Op.cit,h.22 60 Ibid

34

sebaliknya Perguruan Tinggi merupakan satuan pendidikan yang

menyelenggarakan pendidikan tinggi.61

1. Hakikat Pendidikan Tinggi

Definisi pendidikan tinggi dalam Undang-Undang Sistem

Pendidikan No 20 tahun 2003 “pendidikan tinggi merupakan

jenjang pendidikan yang mencangkup program pendidikan

diploma, sarjana, magister, spesialis dan doktor yang di

selenggarakan oleh perguruan tinggi”.62

Adapun dalam Undang-undang No 2 tahun 1989 pasal 16

ayat 1, pendidikan tinggi merupakan kelanjutan pendidikan

menengah yang diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik

menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan

akademis dan/atau profesional yang dapat menerapkan,

mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan,

teknologi dan/atau kesenian.63

Sehingga dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

pendidikan tinggi merupakan jenjang pendidikan yang lebih atas

atau jenjang pendidikan lanjutan dari jenjang pendidikan sekolah

menengah atas (SMA) sederajat, adapun jenjang pendidikan

tinggi mencangkup jenjang diploma, sarjana, magister, spesialis

dan doktor supaya peserta didik memiliki kemampuan akademis,

profesional serta menciptakan ilmu pengetahuan, teknologi serta

kesenian.

Adapun pendidikan tinggi terdiri atas pendidikan akademik

dan pendidikan profesional. Pendidikan akademik merupakan

pendidikan yang diarahakan terutama pada penguasaan ilmu

61 Richardus Eko Indrajit dan Richardus Djokopranoto, Manajemen Perguruan

Tinggi Modern, (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2006), Cet I.h.3 62 Undang-Undang Sitem Pendidiakn Nasional No 20 tahun 2003 Bagian empat

pasal 19 ayat 1 63 Agus M. Hardjana, Kiat Sukses Studi di Perguruan Tinggi , (Yogyakarta:

Kanisius, 1994), Cet ke 1, h.9.

35

pengetahuan, sedangkan pendidikan profesional merupakan

pendidikan yang di arahkan terutama pada kesiapan penerapan

keahlian tertentu.

Kedua jenis pendidikan masing-masing dibagi kembali

sebagai berikut:64

1. Pendidikan Akademik yang terdiri dari:

a. Program Sarjana

b. Program Pascasarjana

1) Program Magister

2) Program Doktor

2. Pendidikan Profesional:

a. Program Diploma 1

b. Program Diploma 2

c. Program Diploma 3

d. Program Diploma 4

2. Tujuan Pendidikan Tinggi

Dalam Undang-undang pendidikan tinggi pasal 5 dimana

tujuan pendidikan tinggi antara lain: 65

a. Berkembangnya potensi mahasiswa agar menjadi manusia

yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

dan Berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

mandiri, terampil, kompenten Dan berbudaya untuk

kepentingan bangsa;

b. Dihasilkan lulusan yang menguasai cabang ilmu

pengetahuan dan/atau Tekonologi untuk memenuhi

kepentingan dan peningkatan nasional dan kepentingan

daya saing bangsa;

64 Richardus Eko Indrajit dan Richardus Djokopranoto, Op.cit, h.4 65 Undang-Undang Pendidikan Tinggi No 12 tahun 2012 pasal 5

36

c. Dihasilkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi melalui

penelitian yang memperhatikan dan menerapkan nilai

Humaniora agar bermanfaat bagi kemajuan bangsa, serta

kemajuan peradaban dan kesejahteraan umum dan

mencerdaskan kehidupan bangsa.

Di sisilain dalam Undang-undang Pendidikan Tinggi

terdapat fungsi dari pendidikan tinggi antara lain:66

a. Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta

peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa.

b. Mengembangkan Sivitas Akademika yang inovatif,

responsif, kreatif, keterampilan, berdaya saing dan

kooperatif melalui pelaksanaan Thidharma dan

c. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknonologi dengan

memperhatikan dam menerapkan nilai Humaniora.

b. Perguruan Tinggi

1. Hakikat Perguruan Tinggi

Pada umumnya masyarakat mendefinisikan perguruan

tinggi adalah tempat sekolah yang umum disebut dengan kampus

atau universitas, sedangkan menurut Taliziduhu Ndraha

“perguruan tinggi adalah pola proses interaksi belajar mengajar

sehari-hari yang terorganisasikan secara khusus sebagai bagian

atau komponen sistem belajar mengajar secara keseluruhan di

dalam masyarakat”.67 Begitu juga seperti yang ada dalam

Undang-undang Perguruan Tinggi No 12 tahun 2012 dimana

66 Undang-Undang Pendidikan Tinggi No 12 tahun 2012 pasal 4 67 Taliziduhu Ndraha, Manajemen Perguruan Tinggi, (Jakarta: Bina Aksara,

1988), Cet ke-1, h.42

37

perguruan tinggi adalah satuan pendidikan yang

menyelenggarakan pendidikan tinggi.68

Dengan demikian perguruan tinggi merupakan satuan atau

unit yang menyelenggarakan proses kegiatan pendidikan tinggi,

penelitian seta pengabdian kepada masyarakat. Dimana

penelitian yakni “kegiatan telaah taat kaidah dalam upaya

menemukan kebenaran dan/atau memnyelesaikan malah dalam

ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian”.69 Sedangkan

pengabdian pada masyarakat merupakan kegiatan yang

memanfaatkan ilmu pengetahuan dalam upaya memberikan

kontribusi demi kemajuan masyarakat”.70

Adapun Makna Perguruan Tinggi menurut Richardus

Perguruan Tinggi di bagi menjadi 5 dimensi makna yang melekat

yang ada dalam Perguruan Tinggi antara lain:

a. Dimensi Etis

Universitas dikenal dengan sebagai pusat kreativitas

dan pusat penyebaran ilmu pengetahuan, selain itu

Universitas merupakan suatu komunitas akademik yang

dengan cermat dan kritis dimana setiap satuan didalmnya

berkaitan dengan moral atau prinsip-prinsip moralitas dalam

melalukan dan bertindak sesuatu.

b. Dimensi Keilmuan

Dunia perguruan tinggi adalah dunia ilmu pengetahuan

yang bertujuan utama adalah mengembangkan dan

menyebarakan ilmu pengetahuan, teknologi dan

kebudayaan dan pengabdian didalam masyarakat. Masih

menurut Richardus universitas (Perguruan Tinggi) adalah

suatu masyarakat akademik, yaitu masyarakat ilmu

pengetahuan yang mempunyai otonomi ilmu pengetahuan

68 Undang-undang Pendidikan Tinggi No 12 tahun 2012 pasal 1 ayat 6 69 Richardus Eko Indrajit dan Richardus Djokopranoto, Op.cit h.4. 70 Ibid

38

berupa kebebasan akademik dalam tiap disiplin ilmu sesuai

dengan prinsip dan metode masing-masing.71

Oleh karena itu, para dosen harus berusaha selalu

meningkatkan kompetensi di bidang ilmu pengetahuan dan

penelitian yang di kuasainya. Dengan demikian pula para

mahasiswa di rangsang untuk berfikir secar kritis dan taat

asas serta mau dan mampu belajar seumur hidup.

c. Dimensi Pendidikan

Dalam makna dimensi pendidikan Perguruan Tinggi

adalah pendidikan yang ada pada tingkat tinggi.72 Artinya

kegiatan belajar mengajar serta penelitian yang terjadi pada

tingkatan pendidikan yang tinggi yakni jenjang pendidikan

yang paling atas dari jenjang pendidikan lainya dengan

proses pendidikan, kurikulum serta administrasi dan

pengelolaan manajemen yang ada dalam naungan satuan

Perguruan Tinggi.

d. Dimensi Sosial

Salah satu fungsi dari perguruan tinggi adalah

perguruan tinggi memepersiapkan para mahasiswa untuk

mengambil di dalam masyarakat. Dengan para lulusan dari

Perguruan Tinggi, masyarakat bmengharapkan pembaruan

dan perbaikan terus menerus dalam tata kehidupan

bermasyarakat.73 Selain itu Perguruan Tinggi diharapkan

memberikan kontribusi dalam mengatasi berbagai masalah

yang sedang dihadapi oleh masyarakat.

e. Dimensi Korporasi

Disisi lain Perguruan Tinggi dapat di artikan sebagai

sebuah perusahaan hal itu di karenakan Perguruan Tinggi

yang memberikan jasa layanan dalam kemasan produk

71 Richardus Eko Indrajit dan Richardus Djokopranoto, Op.cit h.37 72 Ibid 73 Ibid

39

yakni ilmu pengetahuan, dimana yang menjadi konsumen

resmi adalah mahasiswa serta terdapat berbagai macam

tenaga kerja yang ada dalam Perguruan Tinggi tersebut.

Dan secara tak langsung tiap-tiap perguruan tinggi

menghadapi persaingan antar perguruan tinggi lainnya.74

Selain itu Perguruan Tinggi memiliki dan mengelola

berbagai sumber daya seperti sumber daya manusia, barang-

barang, peralatan, serta keuangan, semua hal ini

menunjukan bahwa Perguruan Tinggi memiliki persepsi

yang sama dengan perusahan.

Semua dimensi di atas terpadu secara ketat namun dari

dimensi-dimensi di atas saling berhubungan, saling menunjang,

saling mempengaruhi dimensi yang satu dengan yang lain.

sehingga dengan demikian akan terlihat betapa kompleksnya

berbagai arti dan makna yang melekat dalam satuan Perguruan

Tinggi.

2. Jenis-jenis Perguruan Tinggi

Berdasarkan ranah dan bidang keilmuan Perguruan Tinggi

dapat berbentuk akademik, politeknik, sekolah tinggi, institut dan

universtas.75 Dengan pengertian masing-masing satuan

pendidikan sebagai berikut:76

a. Akademi

Menyelenggarakan program pendidikan Profesional pada

satu cabang atau sebagian cabang ilmu pengetahuan,

teknologi dan atau kesenian tertentu.

74 ibid 75 Ibid 76 Ibid

40

b. Politeknik

Menyelenggarakan program pendidikan profesional pada

beberapa bidang pengetahuan khusus.

c. Sekolah Tinggi

Menyelenggarakan program pendidikan akademik dan

atau profesional dalam lingkup satu disiplin ilmu tertentu

d. Institut

Menyelenggarakan program penddidikan akademik dan

atau profesional dalam sekelompok disiplin ilmu

pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian yang sejenis.

e. Universitas

Menyelenggarakan program pendidikan akademik

danatau profesional dalam beberapa disipli ilmu pengetahuan,

teknologi danatau kesenian

Adapun dalam segi payung hukum Perguruan Tinggi di

jadikan menjadi dua jenis yakni Perguruan Tinggi Negeri (PTN)

dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS), dimana hal tersebut tertera

dalam Undang-Undang Pendidikan Tinggi No 12 tahun 2012 pasal

1 ayat 7 dan 8 yang berbunyi pasal 1 ayat 7 Perguruan Tinggi

Negeri yang selanjutnya disingkat PTN adalah perguruan tinggi

yang didirikan san/atau diselenggarakan oleh Pemerintah. Serta

pasal 1 ayat 8 Perguruan Tinggi Swasta yang Selanjutnya di

singkat dengan PTS adalah Perguruan Tinggi yang didirikan

dan/atau diselenggrakan oleh masyarakat.77

3. Penerimaan Mahasiswa Baru

Dalam penerimaan Mahasiswa Baru terjadi perbedaan yang

sangat terlihat antara Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dengan

PerguruanTinggi Swasta (PTS) dimana dalam alur penerimaan

77 Undang-Undang Pendidikan Tinggi No 12 tahun 2012

41

Mahasiswa baru dalam Perguruan Tinggi Swasta hanya bisa di

lakukan secara sendiri sendiri tidak bisa diselenggaran secara

nasional seperti yang di lakukan oleh Perguruan Tinggi Negeri.

Bahkan dalam Perguruan Tinggi Negeri masih banyak alur

penerimaan Mahasiswa baru seperti dengan Saringan Nasional

Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). SPAN- PTKIN

yang di selenggarakan oleh Perguruan Tinggi Negeri Islam.

Adapun jenis-jenis jalur penerimaan mahasaiswa baru sebagai

berikut:

1. Saringan Nasional Masuk Perguruan Tingggi Negeri

(SNMPTN)

SNMPTN merupakan salah satu jalur penerimaaan

Perguruan Tinggi Negeri yang di selenggarakan oleh

Pemerintah sebagaimana tertera dalam Undang-Undang

Pendidikan Tinggi No 12 Tahun 2012 pasal 73 tentang

penerimaan mahasiswa baru PTN untuk setiap Program

Studi yang dapat dilakukan melalui pola penerimaan

Mahasiswa secara nasional

2. SPAN-PTKIN

SPAN- PTKIN merupakan pola seleksi yang

dilaksanakan secara Nasional oleh seluruh

UIN/IAIN/STAIN dalam satu sistem yang terpadu dan

diselenggarakan oleh Kementiran Agama Republik

Indonesia, sehingga segi pembiayaan dalam pelaksanaan

SPAN PTKIN di tanggung oleh Pemerintah.

3. Ujian Masuk Bersama (UMB)

Ujian Masuk Bersama adalah sistem penerimaan

masuk perguruan tinggi yang dilaksanakan oleh beberapa

Perguruan Tinggi secara bersama dalam satu sistem. Sistem

ini hampir mirip dengan SNMPTN dimana semua

Perguruan Tinggi berhak mengikutinya, namun dalam

42

UMB hanya beberapa saja Perguran Tinggi baik PTN

maupun PTS yang bisa ikut sesuai dengan kesepakatan

yang telah di sepakatin oleh masing masing Perguruan

Tinggi yang menggunakan sistem ini.

4. Ujian Mandiri (UM)

Ujian Mandiri merupakan sistem penerimaan

mahasiswa baru yang di selengarakan oleh masing-masing

Perguruan Tinggi baik PTN maupun PTS secara mandiri

tanpa ikut atau bergabung dengan Perguruan Tinggi

lainnya.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian tentang hubungan status sosial ekonomi orang tua

terhadadp orientasi masa depan pendidikan siswa mengacu pada hasil

penelitian penelitian yang sudah teliti oleh:

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Yang Relevan

No Pengarang dan judul Hasil Kekurangan

1 Izzah Rufaidah (Skripsi)

Pengaruh Iklim Sosial

keluarga Terhadap

Orientasi Masa Depan

Dalam Bidang

Pekerjaan dan Karir

pada Remaja. 78

Terdapat pengaruh

yang signifikan atas

variabel-varibel yang

mempengaruhi

orientasi masa depan

yaitu sebesar 28,3%

dengan proposi varian

varibel iklim social

keluarga sangat

berpengaruh yakni

Kekurangan dari

hasil skripsi ini

yakni peneliti masih

terlalu luas dalam

menentukan variabel

terikat, hal ini di

karenakan penelitian

m menggunakan

model multi regresi

sehingga terlalu

78 Izzah Rufaidah, “Pengaruh Iklim Sosial Keluarga Terhadap Orientasi Masa

Depan dalam Bidang Pekerjaan dan Karir pada Remaja”, Skripsi Pada Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2010, tidak dipublikasikan

43

sebesar 24,8% dari

keseluruhan hasil

banyak sub-sub

varibel dalam

menentukan hasil

2 Dini Rahmawati

(Skripsi)

Hubungan Status Sosial

Ekonomi Orang Tua

dengan Motivasi Belajar

PAI Siswa Di SMP

Darussalam Ciputat. 79

Terdapat kolerasi

yang signifikan

dengan hasil akhir

0,288 atau sebesar

28,8% dari status

sosial ekonomi orang

tua terhadap motivasi

belajar dengan

menggunakan korelasi

produk moment level

5%

Peniliti

menggunakan

responden siswa

SMP dimana dalam

masa ini masa awal

remaja, sehingga

pengetahuan siswa

tentang maksud

penelitian dinilai

masih kurang.

3 Afifah (Skripsi)

Pengaruh Dukungan

Orang Tua Terhadap

Orientasi Masa Depan

Dalam Area Pekerjaan

pada Remaja. 80

Terdapat pengaruh

yang signifikan

sebesar 23,9% varibel

orientasi masa depan

dalam area pekerjaan

pada remaja

Kekurangan dari

hasil skripsi ini

yakni peneliti masih

terlalu luas dalam

menentukan variabel

terikat, hal ini di

karenakan penelitian

m menggunakan

model multi regresi

sehingga terlalu

banyak sub-sub

varibel dalam

menentukan hasil

79 Dini Rahmawati, “Hubungan Status Sosial Ekonomi Orng tua Dengan

Motivasi Belajar PAI Siswa di SMP Darussalam Cipitat”, Skripsi Pada Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2010, tidak dipublikasikan 80 Afifah,Op.cit

44

C. KERANGKA BERPIKIR

Masa usia remaja, merupakan masa dimana masa peralihan dari

masa anak-anak kemasa dewasa, selain mengalami perubahan

perekembangan yang pesat dalam hal fisik, namun dalam masa remaja

juga merupakan masa perkembangan, pencapaian kemandirian serta masa

dalam pencarian identitas diri.

Keberadaan siswa-siswa dalam lingkup remaja pasti akan

mempikirkan dunia masa depan mereka sendiri, terlebih bagi siswa-siswa

kelas III yangsebentar lagi akan meluluskan pendidikan tingkat SMA

pastinya mereka akan menyusun atau merencanakan kelanjutan aktifitas

keseharian mereka. Mendapatkan jenjang pendidikan di dunia perkuliahan,

sekolah tinggi ataupun dunia akademi merupakan harapan dan keingingan

bagi semua siswa-siswa di kelas tiga SMA, kerberlanjutan siswa ke

jenjang dunia perkulihan atau akademi merupakan salah satu proses untuk

meraih harapan serta cita-cita serta karir yang mereka idamkan, seperti

menjadi Guru, Pilot, Dokter, Polisi, Militer, Akuntan, Hakim, Pengacara,

dan lain sebagainya.

Menyusun orientasi masa depan merupakan langkah awal bagi

semua siswa kelas XII (dua belas) untuk meraih cita cita yang merak

harapkan. Namun dalam menyusun orientasi masa depan terdapat faktor

yang sangat berpengaruh yaitu faktor keluarga. Faktor keluarga seperti

yang telah di kemukakan oleh Trommsdroff dikutip dalam desmita faktor

keluarga sangat berpengaruh dalam menentukan pembentukan oreintasi

masa depan bagi remaja,81 selain itu juga mengutip pendapat Nurmi dalam

Afifah menjelaskan “bahwa meskipun teman sebaya dan lingkungan

sekolah memberikan pengaruh yang besar terhadap perkembangan remaja

namun sesungguhnya orang tua tetap menjadi bagian yang penting bagi

kehiduapn mereka”.82

81 Desmita,Op Cit, h.204 82 Afifah, op.cit h.36

45

Pengaruhnya fakor keluarga terutama dalam menentukan untuk

melanjutkan ke jenjang pendidikan di universitas atau perguruan tinggi.

Siswa yang mendapatkan dukungan dari keluarga terutama dukungan

dalam faktor ekonomi akan lebih mudah dalam membuat orientasi ke

jenjang pendidikan di universitas atau pendidikan vokasi milik

pemerintah, seperti pendidikan STAN, STIS, AKPOL, AKMIL dan lain

sebagainya.

Sebaliknya siswa yang kurang mendapatkan dukungan ekonomi

dari orang tua, akan tumbuh menjadi individu yang kurang optimis, kurang

memiliki harapan tentang masa depan, kurang percaya atas

kemampuannya merencanakan masa depan dan pemikirannya pun menjadi

kurang sistematis dan terarah, bagi mereka mendapatkan perkerjaan

merupakan faktor utama guna memperbaiki ekonomi keluarga

dibandingkan untuk melanjutkan ke jenjang dunia pendidikan di

universitas atau Akademi.

Berdasarkan pemahaman di atas, dapat dilihat pengaruh status

sosial ekonomi orang tua masih sangat masif terhadap orientasi masa

depan siswa dalam keberlanjutan pendidikan di perguruan tinggi,

universitas maupun sekolah akademi. Hal ini sangatlah lumrah terjadi di

karenakan pengalaman dan pengetahuan remaja tentang kehidupan di

masa mendatang sangat terbatas, sehingga dengan demikian faktor

keluarga masih menjadi faktor utama bagi siswa dalam merencanakan

orientasi masa depannya.

Untuk lebih mempermudah dalam penelitian ini dapat

digambarkan dengan bagan kerangka konsepstual sebagai berikut:

46

Bagan 2.1

Kerangka Konseptual

Legenda:

: Jalur implikasi dari Variabel Bebas terhadap Variabel Terikat

: Jalur tingkat implikasi Variabel Bebas terhadap Variabel Terikat

D. Pengajuan Hipotesa

Berdasarkan deskripsi teori diatas, penulis merumuskan penelitian

sebagai berikut:

Ha : Adanya pengaruh positif yang signifikan antara status sosial

ekonomi orang tua terhadap orientasi masa depan pendidikan

siswa.

Ho : Tidak adanya pengaruh positif yang signifikan antara status sosial

ekonomi orang tua terhadap orientasi masa depan pendidikan

siswa.

OREINTASI MASA DEPAN

PENDIDIKAN SISWA

- MOTIVASI

- PERENCANAAN

- EVALUASI

STATUS SOSIAL

EKONOMI ORANG

TUA

- KEKAYAAN

- PEKERJAAN

- PENDAPATAN

- HARTABENDA

- KEHORMATAN

- ILMU

PENGETAHUAN

TINGKAT PENGARUH

- SANGAT LEMAH

- LEMAH

- SEDANG

- KUAT

- SANGAT KUAT

47

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian di SMAN 01

Wanasari Kabupaten Brebes. Pemilihan lokasi penelitian di SMAN 01

Wanasari sangalah tepat dikarenakan lingkungan sekolah yang

memadai serta lingkungan masyarakat yang heterogen meskipun

mayoritas dengan penghasilan utama yaitu lewat pertanian, sehingga

peneliti ingin meneliti apakah faktor status ekonomi orang tua

mempengaruhi orientasi masa depan pendidikan anak atau tidak.

Di sisi lain pemilihan SMAN 01 Wanasari sebagai tempat dalam

penelitian ini di karenakan pembahasan utama dalam penelitian ini

merupakan tentang siswa-siswa yang memiliki orang tua dengan

profesi sebagai petani bawang merah, sebagaimana untuk lokasi utama

yakni di kabupaten Brebes dengan ruang lingkup di kecamatan

wanasari, dimana mayoritas masyarakat berprofesi sebagai petani

bawang merah.

2. Waktu Penelitian

Adapun waktu yang penulis gunakan dalam mengadakan penelitian

ini tersedia dalam sajian tabel berikut ini:

Tabel 3.1

Jadwal Kegiatan Penelitian

NO Kegiatan Waktu

Sept Okt Nov Des Jan Feb

1 Pengkajian latar belakang

dan Teori

48

2 Penyusunan Instrumen

3 Pengumpulan data

4 Analisis Data Penelitian

5 Sidang Munaqosah

6 Revisi Skripsi

B. Metode Penelitian

Peneliti ini dilakukan di SMAN 01 Wanasari Kabupaten Brebes

yang merupakan penelitian kuantitatif deskriptif, menurut Sofar Silaen

penelitian kuantitatif yakni “prosedur penelitian yang menghasilkan data

berupa angka-angka dan di analisis dengan menggunakan statistik

deskriptif”.1 Sedangkan menurut Juliansyah Noor penelitian kuantitatif

adalah “metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti

hubungan antar variabel, sehingga data yang terdiri dari angka-angka

dapat di analisis berdasarkan prosedur statistik”.2 Adapun pengertian

deskriptif dalam hal ini Sofar Silaen menjelaskan penelitian deskriptif

bertujuan untuk memberikan deskripsi (penjelasan), gambaran mengenai

fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang diteliti dengan

penegasan dari konsep-konsep yang relevan.3

Sedangkan untuk metode penelitian, peneliti menerapkan metode

studi survei dimana tujuan utamanya ialah mengumpulkan informasi

tentang variabel dari sekelompok objek (populasi) untuk mengetahui

pendapat, persepsi, sikap, prestasi dan motivasi.4 Hal ini yang menjadikan

acuan peneliti dalam pengambilan metode penelitian di karenakan metode

1 Sofar Silaen dan Widiyono, Metodologi Penelitian Sosial Untuk penulisan Skripsi dan

Tesis, (Jakarta: In Media,2013). h.18. 2 Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian:Skripsi, Tesis Disertasi, dan Karya Ilmiyah,

(Jakarta: Kencama Prenada Media Group,2011), Cet.1, h.38. 3 Sofar Silaen, Op.cit., h.19 4 Juliansyah Noor, Loc.cit

49

survei dapat digunakan dalam semua jenis penelitian dan hasilnya dapat

digunakan dalam penyusunan rencana dan pengambilan keputusan.5

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Juliansyah Noor populasi merupakan “media yang

digunakan untuk menyebutkan seluruh elemen/anggota dari suatu

wilayah yang menjadi sasaran penelitian atau merupakan keseluruhan

(universum) dari objek penelitian”.6 Menurut Sugiyono populasi

penelitian merupakan “wilayah generalisasi yang terdiri atas:

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya”.7 Namun defenisi secara umum dari populasi adalah

himpunan yang dengan sifat-sifat yang ditentukan oleh peneliti

sedemikian rupa sehingga setiap individu/data yang dapat dinyatakan

dengan tepat.8

Untuk mendapatkan data penelitian dalam penyusunan penelitian

ini, penulis mengadakan langsung di SMAN 01 Wanasari Kabupaten

Brebes yang berjumlah 576 siswa yang berusia sekitar 15-18 tahun

sedangkan untuk populasi target dalam penelitian ini penulis

mengambil siswa di seluruh kelas XII dari populasi. Alasan dalam

pengambilan siswa kelas XII sebagai populasi karena menurut peneliti

mereka mempunyai karakteristik yang sesuai dengan bahan materi

penelitian ini, serta cukup memiliki pemikiran yang matang dalam

memahami status sosial ekonomi orang tuanya.

5 Sofar Silaen, Op.cit., h.20 6 Juliansyah Noor. Op.cit., h.147 7 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatifdan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2015)

Cet.22, h.80. 8Pedoman penulisan Skripsi Uin Syarif Hidayatullah Jakarta. (Jakarta: FITK, 2014) h.64

50

Tabel 3.2

Jumlah Populasi Target Penelitian

No Nama Sekolah Kelas Jumlah Siswa

1 SMAN 01 Wanasari

Kabupaten Brebes

12 IPA 1

12 IPA 2

12 IPS 1

12 IPS 2

12 IPS 3

35 siswa

35 siswa

35 siswa

30 siswa

31 siswa

Jumlah Populasi 5 kelas 166 siswa

2. Sampel

Sampel merupakan sebagian dari unit-unit dalam penelitian yang

ciri-ciri atau karakteristiknya benar-benar diselidiki. Sampel diambil

dengan tujuan untuk mendapatkan data yang akurat serta bersinabung

dari beberapa populasi, dimana populasi dalam penelitian ini

merupakan siswa aktif kelas XII SMAN 01 Wanasari baik itu siswa

dengan juruasan IPA maupun siswa yang di Jurusan IPS.

Dari data tersebut peneliti akan menggunakan dengan teknik

simple random sampling dimana dalam pengambilan sampel diambil

secara acak, tanpa memperhatikan tingkatan, serta golongan yang ada

dalam populasi.9 Adapun dalam pengambilan sampel yang di ambil

dalam penelitian ini adalah 25% dari seluruh jumlah populasi target

siswa yakni kelas 12 maka terdapat 42 sampel dengan rincian sebagai

berikut:

9 Juliansyah Noor, Op.cit.,h.151.

51

Tabel 3.3

Perhitungan dalam Menentukan Sampel

Kelas Jumlah

Siswa Dikali 25 Dibagi 100

Keputusan

pengambilan

12 IPA 1 35 Siswa 875 8,75 9 sampel

12 IPA 2 35 Siswa 875 8,75 9 sampel

12 IPS 1 35 Siswa 875 8,75 9 sampel

12 IPS 2 30 Siswa 750 7,5 7 sampel

12 IPS 3 31 Siswa 775 7,75 8 sampel

Jumlah 166 Siswa 4150 41.5 42 sampel

D. Teknik Pengambilan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara mengumpulkan data yang

dibutuhkan untuk menjawab rumusan masalah penelitian.10 Untuk

mendapatkan data penelitian maka peneliti menggunakan beberapa media

atau teknik dalam pengumpulan data, adapun teknik pengumpulan data

yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Kuesioner (angket)

Menurut Juliansyah Noor kuesioner atau angket adalah suatu

teknik pengumpulan data dengan memberikan atau menyebarkan

daftar pertanyaan kepada responden dengan harapan memberikan

respons atas daftar pertanyaan tersebut, daftar pertanyaan dapat

bersifat terbuka, yaitu jika jawaban tidak ditentukan sebelumnya

oleh peneliti serta dapat bersifat tertutup yaitu alternatif jawaban

telah disiapkan oleh peneliti.

Adapun menurut Muri Yusuf “penggunaan kuesioner lebih

populer dalam penelitian dibandingkan dari jenis yang lain, karena

dengan menggunakan cara ini dapat dikumpulkan informasi yang

lebih banyak dalam waktu yang relatif singkat".11

10 Juliansyah Noor. Op.cit.,h.138. 11 Muri A.Yusuf, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif,& Penelitian Gabungan,

(Jakarta: Prenadamedia Group,2014) Cetatakan Pertama, h199

52

Maka dari pada itu pengambilan data melalui kuesioner ini

dinilai sangat tepat oleh peneliti, mengingat terdapat cukup banyak

sampel atau responden yang nanti akan di jadikan sebagai bahan

utama dalam pengambilan data di penelitian ini, dengan cara

memberikan kuesionar kepada responden di kelas XII SMAN 01

Wanasari Kabupaten Brebes.

2. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan data–data yang diperlukan sebagai

penunjang dalam penelitian sehingga memberi peluang kepada peneliti

untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam. Selain

itu dokumentasi merupakan sejumlah besar fakta dan data yang

tersimpan, sebagian besar data yang tersedia berbentuk surat,catatan

harian, laporan, cendera mata dan foto.12

Dokumentasi sangat butuhkan dalam penyusunan penelitian ini

dimanah dalam hal ini peneliti akan menggunakan dukumentasi guna

menunjang kelengkapan data-data serta membantu dalam

mempertajam dan penguat kesimpulan yang akan di ambil.

E. Instrumen penelitian

Menurut Juliansyah Noor instrumen penelitian adalah proses

menghubungkan konsep dengan fakta empiris (realita) serta pemberian

bilangan atau simbol menurut aturan yang ditetapkan.13

Terdapat dua variabel dalam penelitian ini yaitu variabel bebas

(Independent Variable) yakni varibel yang mempengaruhi14 dan variabel

terikat (dependent variabel) yaitu variabel yang di pengaruh.15 Dalam

penelitian ini variabel bebas (X) merupakan varibel dari status sosial

ekonomi dan orientasi masa depan merupakan varibel terikat (Y)

12 Ibid., h.141 13 Ibid., h.101 14 Sofar Silaen,Op.cit.,h.73 15 Sofar Silaen,Loc.cit.

53

1. Status Sosial Ekonomi

a. Defini konseptual

Status sosial ekonomi adalah suatu keadaan atau status

seorang individu atau keluarga di dalam masyarakat berdasarkan

pendapatan/ penghasilan, pekerjaan dan tingkat pendidikan serta

kedudukan dan kehormatan orang tersebut.

b. Definisi Operasional

Status ekonomi dapat dilihat berdasarkan pendapatan,

penghasilan, pekerjaan, tempat tinggal, ilmu pengetahuan serta

kedudukan orang tua dalam masyarakat.16

c. Kisi-kisi Instrumen

Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrumen Penelitian Variabel X

(Status Sosial Ekonomi Orang Tua)

Variabel Dimensi Indikator Butir

soal

Jumla

h

Status

Sosial

Ekonomi

Ilmu

pengetahuan

1. Pendidikan

a. Tingkat Pendidikan

orang tua

b. Gaya asuh orang

tua kepada anak

c. Kebutuhan sekolah

anak

1, 2

3, 4, 5,

8, 9, 10

6, 7

2

6

2

Tingkat

Ekonomi

1. Pekerjaan

a. Jenis pekerjaan

orang tua

12,14,15

,17,19

5

16 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012)

, Cet ke 44., h.208

54

b. Jabatan/kedudukan

dalam pekerjaan

c. Tanggungan dalam

keluarga

14

11, 21

1

2

2. Pendapatan

a. Pendapatan orang

tua

b. Pengeluaran

belanja keluarga

13, 16,

18, 20

23,27,28

,29

4

4

3. Harta benda

a. Kepemilikan harta

benda

22,24,25

,26

4

Kedudukan

dalam

masyarakat

Status dalam

masyarakat

30 1

Jumlah 30

2. Orientasi Masa depan

a. Definisi Konseptual

Orientasi masa depan merupakan pola pemirkiran merancang

gambaran masa depan yang meliputi tiga aspek, yaitu motivasi,

perencanaan, dan evaluasi secara detail jelas dan terstruktur.17

b. Definisi Operasional

Orientasi Masa Depan sangat di butuhkan dalam menyusun

perencanaan untuk masa depan yang lebaih baik. Agar dapat tercapai

cita-citanya maka diperlukan motivasi intrisik dan ekstrinsik dukungan

dari orang tua serta lingkungan dan melakukan perencanaan dan

mengevaluasi perencanaan tersebut secara mantang konsepsional.

17 Jari-Erik Nurmi. How Do Adolescents See Their Future? A Review of The Development

of Future Orientation and Planing, Development review, 1991 h. 4

55

c. Kisi-kisi Orientasi Masa Depan

Tabel 3.5

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Variabel Y

(Orientasi Masa Depan)

Variabel Dimensi Indikator

Butir soal Jumla

h

F UF

Orientasi

Masa

Depan

Pendidika

n Siswa

(Y)

Motivasi

a. Tujuan yang

ingin dicapai 1,2,3 4 4

b. Eksplorasi

Penegtahuan

Berkaitan

dengan Minat

5,6,7,8 4

c. Menetapkan

Tujuan Yang

Realistis dan

Spesifik

9,10,

11 3

Perencanaa

n

a. Pembentukan

Gambaran

Dalam Konteks

Aktifitas Masa

Depan

12,13,

14,15,

16

5

b. Pembauatn

MasterPlan dan

Strategi Untuk

Pecapaian

Tujuan

17,18,

19,20,

21,22

5

c. Penerapan

Gagasan dan

Rencana dalam

23,24,

25,26 4

56

Aktifitas Harian

Evaluasi a. Keyakinan diri

27,30 28,

29 4

Jumlah 30

F. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data yang di lakukan oleh penulis setelah mendapatkan

data primer sebagai bahan olahan penelitian berlangsung dengan

melakukan langkah-langkah dalam teknik pengilahan yakni

“editing,skoring dan tabulasi”18

1. Editing

Mengedit yakni memeriksa data yang telah diperolah dari

penyebaran angket instrument dan hasil observasi di objek

penelitian sehingga data yang didapatkan akan menjadi akurat serta

bisa dipertanggung jawabkan

2. Skoring

Tahapan selanjutnya yakni skoring atau memberikan nilai

pada setiap hasil jawaban dari setiap item soal angket instrument,

adapun teknik penilainya adalah sebagai berikut:

a. Kuesioner angket instrument status sosial ekonomi orang tua

1) Jawaban “A” mendapatkan bobot nilai = 4

2) Jawaban “B” mendapatkan bobot nilai = 3

3) Jawaban “C” mendapatkan bobot nilai = 2

4) Jawaban “D” mendapatkan bobot nilai =1

b. Kuesioner angket instrumen oreintasi masa depan pendidikan

siswa dengan Menggunakan Skala Likert sebagai berikut:

18 Sofar Silaen, Op.cit., h.165

57

Tabel 3.6

Penilaian Skor Instrumen Orientasi Masa Depan

Pilihan Jawaban Favorabel Unfavorabel

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak Setuju 2 3

Sangat Tidak Setuju 1 4

3. Tabulasi

Tabulasi merupakan penyajian data dengan memindahkan serta

rekapitulasi jumlah nilai data beserta nilai persentase dari masing-

masing pilihan jawaban.

G. Validitas dan Reabilitas Instrumen

1. Uji validitas Instrumen Angket

Menurut Juliansyah Noor validitas adalah “suatu indeks yang

menunjukan alat ukur tersebut benar-benar mengukur apa yang

diukur. Untuk mengetahui apakah kuesioner yang disusun tersebut itu

valid/sahih, maka perlu diuji dengan uji korelasi antara skor( nilai)

butir-butir pertamyaan dengan skor kuesioner tersebut”.19 Adapun

dalam penelitian ini penilian yang digunakan dalam uji instrumen

menggunakan validitas konsep/konstruk (Construct Validity). Dimana

Juliansyah menjelaskan “validitas konstruk berkaitan dengan tingkat di

mana skala mencerminkan dan berperan sebagai konsep yang sedang

diukur. Dengan kata lain validitas ini merupakan analisis butir

kuesioner untuk membuktikan seberapa bagus hasil yang diperoleh

dari penggunaan ukuran sesuai dengan teori yang hendak diukur”.20

19 Juliansyah Noor.Op.cit., h.132 20 Ibid., h.133

58

Adapun rumus dalam menghitung tingkat validitas sebuah

instrumen sebegai berikut:21

ri(123..30) =N ∑ XY−(∑ X)(∑ Y)

√{N ∑ X2−(∑ X)}{N ∑ Y2−(N ∑ Y)2

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi (r-hitung)

N = Banyaknya respoden

∑ X = Jumlah skor dalam distribusi X

∑ Y = Jumlah skor dalam distribusi Y

∑ X2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi X

∑ Y2 = Jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y

∑ XY = Jumlah hasil perkalian masing masing skor dari X dan Y

Adapun sebagai batas minimal kelulusan uji validitas untuk

masing-masing item langkah selanjutnya di bandingkan dengan

mencari rtabel dengan perbandingan jika ri hitung > rtabel maka item

dinyatakan valid tetapi jika ri hitung < rtabel maka item dinyatakan tidak

valid.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukan sejauh mana

suatu alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan, uji realibilitas

menunjukan kemantapan serta konsisten hasil pengukuran, uji

realibilitas hanya dilakukan pada pertanyaan yang telah memenuhi uji

validitas.22

21 Ibid., h.169 22 Ibid.,h,131

59

Adapun rumus untuk uji realibilitas sebagai berikut:23

𝑟11 =𝑘

𝑘−1{1 −

∑S𝑖

𝑆𝑡}

Keterangan:

r11 : Koefisien reliabilitas

k : Jumlah butir item

∑Si : Jumlah varian skor butir soal (X)

∑St : varian skor total X

Pengujin reliabilitas dapat menggunakan SPSS dengan tingkat

signifikansi 5% dan α derajat kebebasan (dk) n-2 untuk membandinkan

antara r11 hitung dengan r11 tabel .24

H. Teknik Analisa Data

Untuk menganalisis data selanjutnya penulis menggunakan beberapa

model analisa data penelitian antara lain adalah:

1. Uji Prasyarat

Uji Prasayat yakni uji yang diperlukan untuk mengetahui apakah

analisis data untuk pengujian hipotesis dapat di lanjutkan proses

analisa atau tidak.25

a. Uji Normalitas

Uji normalitas merupakan pengujian yang berfungsi untuk

mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak.26 Dalam

hal ini penulis menggunakan program SPSS 22 dengan pengujian

normalitas pada taraf uji KS( Kolmogorov Smirnof) dengan taraf

uji signifikansi α = 0,05 artinya jika nilai probabilitas normalitas

< dari 0,05 maka data tidak berdistribusi normal serta jika nilai

probabilitas normalitas > dari 0,05 maka data berdistribusi

normal.27

23 Ibid.,h.165 24 Ibid.,h.168 25 Ibid.,h.174 26 Juliansyah Noor, Loc.cit 27 Ibid,h.178

60

b. Uji Linearitas

Uji linearitas yakni pengujian untuk mengukur apakah

antara masing-masing item pada variabel X(status sosial ekonomi

orangtua) dengan variabel Y(orientasi masa depan pendidikan

siswa) berlinear (hubungan) atau tidak, adapun dalam pengujian

linearitas penulis dalam hal ini menggunakan program SPSS 22

dengan taraf uji signifikansi α = 0,05 artinya jika nilai defisiasi

linearitas < dari 0,05 maka kedua variabel tidak linear

(berhubungan) serta jika nilai defisiasi linearitas > dari 0,05 maka

kedua variabel linear(berhubungan).

2. Uji Regresi Linear Sederhana

Uji regresi linear sederhana adalah pengujian yang digunakan

untuk mengetahui hasil hubungan antara variabel independent (Status

Sosial Ekonomi Orang Tua) dengan variabel dependent (Orientasi

Masa Depan Pendidikan Siswa). Adapun langkah-langkah dalam

pengujian uji regeresi linear sederhana sebagai berikut:28

a. Persamaan regresi linear

Y=a+b.X

Keterangan:

Y= Varibel dependent

X= Variabel independent

a dan b =konstanta

dimana penghirungan konstanta sebagai berikut:

1). Penghitungan nilai b dengan rumus 𝑏 =𝑛 .∑𝑋𝑌− ∑𝑋.∑𝑌

𝑛 .∑𝑋2−(∑𝑋)2

2). Penghitungan nilai a dengan rumus 𝑎 =∑𝑌−𝑏.∑𝑋

𝑛

3). Persamaan regresi linear dengan persamaan Y=a+b.X

28 Sofar Silaen,Op.cit.,h.206

61

b. Koefesien Korelasi

Uji koefesien korelasi merupakan pengujian untuk

menunjukan nilai korelasi atau hubungan antar dua variabel,

adapun dalam penghitungan penulis menggunakan rumus product

moment pearson yakni :29

rxy =N ∑ XY−(∑ X)(∑ Y)

√{N ∑ X2−(∑ X)}{N ∑ Y2−(N ∑ Y)2

c. Koefesien Determinasi

Koefesien determinasi merupakan hasil kuadrat dari nilai

korelasi (r square) yang digunakan untuk menentukan besarnya

presentase nilai hubungan antara variabel X dengan variabel Y

dengan menggunakan rumus perhitungan sebagai berikut:30

KD = (r)2x100%

Adapun tingkat hubungan berdasarkan nilai koefesien

determinasi tertera dalam tabel berikut ini:31

Tabel 3.7

Tingkat dan Kekuatan Nilai Korelasi

Nilai Korelasi Kekuatan Hubungan

0,80-0,100 Sangat Kuat

0.60-0,799 Kuat

0.40-0,599 Cukup Kuat

0,20- 0,399 Lemah

0,00-0,199 Sangat Lemah

3. Hipotesis Statistik

Dalam Hipotesis ini penulis menyusun hipotesis penelitian yakni:

Ho: Tidak terdapat pengaruh antara status sosial ekonomi orang

tua terhadap orientasi masa depan siswa.

29 Ibid.,224 30 Ibid.,227 31 Sugiyono,Metode Penelitian Pendidikan: Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung:

Alfa Beta,2013) Cet Ke 13 h.257

62

Ha: Terdapat pengaruh antara status sosial ekonomi orang tua

terhadap orientasi masa depan siswa.

Adapun langkah-langkah dalam pengujian hipotesis dengan

membandingkan nilai uji thitung dengan ttabel dengan syarat kelulusan:

1) Jika thitung <ttabel, berarti Ho diterima, Ha ditolak

2) Jika thitung >ttabel, berarti Ha diterima, Ho ditolak

Dengan rumus perhitungan sebagai berikut:

a. Uji thitung menggunakan rumus 32

𝒕𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 =𝒓(√𝒏 − 𝟐)

√𝟏 − 𝒓𝟐

Keterangan:

r = Nilai Korelasi

r2= Niali Koefesien determinasi

n = Jumlah Responden

b. Ttabel diambil dari Taraf Signikansi (α) = 5% atau 0,05 dengan

derajat kebebasan 42-2.

32 Sugiyono, loc.cit

63

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Sejarah Berdiri SMAN 01 Wanasari

Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 01 Wanasari merupakan

satu-satunya sekolah lanjutan atas yang ada di daerah Kecamatan

Wanasari Kabupaten Brebes, SMAN 01 Wanasari dibangun pada tahun

2002 dengan status sebagai sekolah Negeri, letak SMAN 01 wanasari

berada di Jalan Raya Desa Sidamulya Kecamatan Wanasari dengan

bangunan sekolah persis berada di pertengahan sawah, meskipun begitu

lokasi bangunan SMAN 01 Wanasari masih dalam satu kawasan pusat

keramaian yakni berada dalam satu lingkungan dengan pasar raya desa

Sidamulya dan Puskesmas Kecamatan wanasari.

Lokasi yang tepat berada di tengah persawahan membuat suasana

begitu tentram jauh dari segala kebisingan yang mengganggu proses

kegiatan belajar mengajar, adapun kondisi suhu udara di SMAN sangat

sejuk di karenakan banyak pepohon yang menaungi kondisi halaman

sekolah. Dengan demikian predikat sebagai Sekolah dengan Akreditasi

nilai A yang di sematkan pada SMAN 01 Wanasari lewat surat keputusan

220/BAP-SM/X/2016 oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayan Propinsi

Jawa Tengah merupakan hal yang tepat, mengingat kondisi lingkungan

yang sangat mendukung dalam berjalannya proses belajar mengajar secara

tertib, aman dan nyaman.

Adapun jumlah pemilihan minat konsentrasi pelajaran di SMAN 01

Wanasari terdapat dua konsentrasi mata pelajaran yakni peminatan

konsentrasi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan peminatan

konsentrasi mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).

64

2. Tujuan SMAN 01 Wanasari

a. Memperoleh perolehan nilai Ujian Akhir Nasional para siswa pada

tahun pelajaran 2017/2018 minimal sebesar 5.50.

b. Memiliki kapasitas tinggi dibidang dunia usaha dengan adanya

materi muatan lokal sehingga siswa dapat mandiri.

c. Penerapan manajemen berbasis Sekolah yang MANTAP.

d. Pasrtisipasi komite sekolah dan masyarakat, baik daalam bentuk

dukungan moril maupun materil berjalan dengan baik.

e. Perilaku warga sekolah sudah mencerminkan tindakan

kedisiplinan, keimanan dan ketaqwaan.

3. Visi dan Misi SMAN 01 Wanasari

a. Visi Sekolah SMAN 01 Wanasari

“Mewujudkan Sumber Daya Manusia Yang Berkahlak Mulia,

Kreatif, Berprestasi Berdasarkan Iman dan Taqwa”.

b. Misi Sekolah SMAN 01 Wanasari

1) Terwujudnya peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan ajaran yang dianutnya.

2) Mewujudakn pendidikan yang menghasilkan lulusan peserta

didik yang berakhlak mulia, kreatif, memiliki keterampilan

hidup mandiri, dan semangat berwirausaha.

3) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif

untuk menyiapkan peserta didik berhasil dalam Ujian Nasional

maupun melanjutkan Perguruan Tinggi

4) Terwujudnya peserta didik yang berprestasi, baik berprestasi

bidang akademik, maupun bidang seni dan olah raga.

5) Menanamkan kedisiplinan melalui budaya bersih, budaya sehat

dan budaya tertib, budaya sosial dan budaya kerja.

65

4. Daftar Guru, Staff dan Jabatan

Dalam usaha untuk tercapainya suatu tujuan pendidikan serta Visi dan

Misi sekolah, maka perlu di tunjang dengan beberapa komponen dalam

ruang lingkup sekolah seperti adanya pendidik (guru), karyawan serta para

pererta didik, adapun daftar pendidik dan staff SMAN 01Wanasari tersaji

dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.1

Daftar Guru dan Staff SMAN 01 Wanasari

No Nama Pegawai Lulusan Satuan

Pendidikan

Jabatan

1 Drs. Winaryo IKIP PGRI Semarang Kepala

Sekolah

2 Mufrikha, S.Ag. STAI Cirebon Wakabid

Kurikulum

3 Sukadar, S.Pd. UNNES Semarang Wakabid

Kesiswaan

4 Sutikno, M.Pd. UNNES Semarang Wakabid

Humas

5 Baroroh, S.Pd. UMP Purwokerto Bendahara

6 Kasir, S.Pd. M.M. UniDa Semarang BPK

7 Mu’min, M.Pd. UNNES Semarang Guru

8 Istiana herawati, S.S. M.Pd. UNNES Semarang Guru

9 Sugi Hestutiana, S.Pd. UNNES Semarang Guru

10 Widji Heriasih, S.Pd. IKIP PGRI Semarang Guru

11 Sri Budiastuti, S.Pd. IKIP PGRI Semarang Guru

12 Rojikin, S.Pd. UPS Tegal Guru

13 Dedy Sutriono, M.Pd. UNNES Semarang Guru

14 Sri Ningsih, M.Pd. UNNES Semarang Guru

66

15 Lastri, S.Pd. UNJ jakarta Guru

16 Maulana Beni Abdillah, M.T UNDIP Semarang Guru

17 Ir. Agus Adi Prayitno IPB Bogor Guru

18 Rita Mauliana, S.Pd. UNY Yogyakarta Guru

19 Maskub Edy Sugondo, S.Pd. UMS Surakarta Guru

20 Suhanto SMAN 01 Wanasari Staff TU

21 Warnudi, S.Pd. UPS Tegal Staff TU

22 Nur Hidayati, S.Pd. UMP Purwokerto Guru

23 Eli Martiana, S.Pd. UMS Surakarta Guru

24 Ummamah, S.Pd. UNNES Semarang Guru

25 Suyanto SMEA Diponegoro Staff

26 Karmen PaketC Staff

27 Rini Ariani, S.E. M.Pd. UNNES Semarang Guru

28 Kukuh Prasetyo Utomo,

S.Pd.

IKIP PGRI Semarang Guru

29 Tarom SMAN 01 Wanasari Satpam

30 Glan Didi Prasetyo, A.Md. T SMAN 01 Wanasari Staff

31 Tria Novika Ningrum IKIP PGRI Semarang Guru

32 Kris Prasetyo SMK Diponegoro Staff

33 Fitriyani, S.Pd. UPS Tegal Guru

34 Eriastuti SMAN 01 Wanasari Staff

35 Fella Richa Affiana, S.Pd. IAIN Syekh Nurjati

Cirebon

Guru

36 Arief Wahyu Budiman,

S.Pd.I

Universitas PGRI

Semarang

Guru

37 Mohammad Rio Alfahmi,

S.Pd.

UNNES semarang Guru

38 Iman Budiharto, S.Pd. UPS Tegal Guru

67

12

12

12

12

10

Persentase Penyebaran Data Responden

XII IPA 1

XII IPA 2

XII IPS 1

XII IPS 2

XII IPS 3

39 Mila Aulia Rakhmawati,

S.Pd

UPS Tegal Guru

40 Mohammad Wahyudin, S.Pd. UNNES Semarang Guru

41 Agus Riski Triyanto SMAN 01 Wanasari Satpam

B. Hasil Data Penelitian

1. Hasil Angket Penelitian

Gambar 4.1

Persentase Penyebaran Responden

Berdasarkan hasil yang tertera pada tabel diagram diatas dapat

dideskripsikan bahwa dalam penelitian ini responden yang berasal dari

kelas XII IPA 1 sebanyak 12 Siswa dengan persentase 20,69% , kelas XII

IPA 2 sebanyak 12 Siswadengan persentase 20,69%, kelas XII IPS 1

sebanyak 12 Siswa dengan persentase 20,69%, kelas XII IPS 2 sebanyak

12 Siswa dengan persentase 20,69%, kelas XII IPS 3 sebanyak 10 Siswa

dengan persentase 17,24%

68

2. Deskripsi Data Penelitian

a. Rekapitulasi Data Penelitian

Tabel 4.2

Nilai Mean Instrumen Status Sosial Ekonomi Orang Tua dengan

Orientasi Masa Depan Pendidikan Siswa1

Dari tabel di atas dapat dideskripsikan bahwa dari 42 sampel

penelitian ini memiliki nilai rata-rata pada masing-masing kedua

variabel yakni pada variabel Status Sosial ekonomi sebesar 71.43

dengan standar deviation (simpanan baku) sebesar 8.193 dan pada

variabel Orientasi Masa Depan Pendidikan Siswa sebesar 96.67

dengan standar deviation (simpanan baku) 6,423

b. Tabulasi Angket Status Sosial Ekonomi Orang Tua Siswa

Berikut penyajian analisis data menggunakan hasil tabulasi

dengan frekuensi dari setiap jawaban responden beserta persentase

serta penarikan kesimpulam dengan menggunakan histogram dari

item-item pertanyaan yang ada dalam angket kuesioner sesuai dengan

dimensi yang terbagi berikut ini:.

1 Lampiran Nilai Mean SPSS

Descriptive Statistics

N Mean

Std.

Deviation

Status Sosial Ekonomi

Orang Tua 42 71,43 8,193

Orientasi Masa Depan

Pendidikan Siswa 42 95,67 6,423

Valid N (listwise) 42

69

1. Dimensi Ilmu Pengetahuan

a. Pendidikan

Tabel 4.3

Pendidikan Akhir Ayah Siswa

No Pilihan Jawaban F %

1 a. Diploma/S1/S2

b. SMA/MA/SMK/Sederajat

c. SMP/MTS/Sederajat

d. SD/MI/ Sederajat

4

4

17

17

9.52%

9.52%

40.48%

40.48%

Jumlah 42 100%

Dari tabel tersebut menggambarkan bahwa tingkat

pendidikan terakhir Ayah responden paling banyak terdari dari

dua kategori yakni kategori lulusan pendidikan Sekolah Dasar

sederajat serta lulusan Tingkat SMP/MTs/sederajat sebesar

40.48% dilanjutkan dengan kategori Lulusan Sekolah

Menengah Atas (SMA) sederajat dan kategori lulusan

Diploma/S1/S2 masing-masing sebesar 9.52% dari keseluruhan

responden.

Tabel 4.4

Pendidikan Ibu Siswa

No Pilihan Jawaban F %

2 a. Diploma/S1/S2

b. SMA/MA/SMK/Sederajat

c. SMP/MTS/Sederajat

d. SD/MI/ Sederajat

1

8

15

18

2.38%

19.05%

35.71%

42.86%

Jumlah 42 100%

Dari tabel tersebut menggambarkan bahwa tingkat

pendidikan terakhir ibu dari responden paling banyak yakni

70

kategori lulusan tingkat Sekolah Dasar (SD) sederajat sebesar

42.86% di lanjutkan dengan kategori lulusan tingkat Sekolah

Menengah Pertama (SMP) sederajat sebesar 35.71%, disusul

dengan kategori lulusan tingkat Sekolah Menengah Atas

(SMA) sebesar 19.05%, sedangkan untuk tingkat kelulusan

pendidikan Perguruan Tinggi atau Universitas hanya

memperoleh 2.38% dari seluruh responden.

Berdasarkan hasil tabel di atas tentang pendidikan

orang tua dapat dijabarkan bahwa tingkat kelulusan pendidikan

yang di tempuh oleh orang tua responden sangatlah rendah

mayoritas dari kesuluruhan orang tua responden hanya

menamatkan jenjang pendidiakn di bangku Sekolah Dasar

(SD)/ sederajat, kemudian tingkat kelulusan di Sekolah

Menengah Pertama (SMP)/sederajat. Sedangkan untuk

kelulusan tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA)/sederajat

masih tergolong sedikit dan hanya beberapa saja dari mereka

yang menamatkan kelulusan diperguruan tinggi, hal ini

sebanding dengan keadaan serta usia orang tua responden

dimana pada asa itu pendidikan bukan merupakan prioritas

bagi mereka sehingga menamatkan sekolah di tingkat SD-SMP

lebih dari cukup bagi mereka.

b. Gaya Asuh Orang Tua Terhadap Anak

Tabel 4.5

Pemberian Uang Saku Setiap Hari

No Pilihan Jawaban F %

3 a. Lebih dari Rp. 20.000

b. Antara Rp 20.000 – 15.000

18

16

42.86%

38.10%

71

c. Antara Rp 15.000 – 10.000

d. Kurang dari Rp 10.000

4

4

9.52%

9.52%

Jumlah 42 100%

Berdasarkan tabel di atas mengenai pemberian uang

saku yang diberikan oleh orang tua responden setiap hari dapat

di deskripsikan bahwa yang tertinggi adalah kategori lebuh dari

Rp 20.000 dengan persentase 42.86% dilanjutkan dengan

kategori antara Rp.20.000 – Rp.15.000 sebesar 38.10%,

dilanjutkan dengan kategori antara Rp.15.000 – Rp 10.000 dan

kategori kurang dari 10.000 sebesar 9.52% dari keseluruhan

responden.

Tabel 4.6

Sikap Orang Tua dalam Keikutan Sertaan Kegiatan Eskul

Siswa

No Pilihan Jawaban Frekuensi Persentase

4 a. Senang dan

mendukung

b. Biasa saja namun

mendukung

c. Tidak mendukung

d. Tidak senang (tidak

diperbolehkan)

20

15

5

2

47.62%

35.71%

11.90%

4.76%

Jumlah 42 100.00%

Berdasarkan tabel diatas mengenai sikap orang tua

untuk keikutsertaan responden dalam kegiatan ekstra kurikuler

sekolah dapat di deskripsikan bahwa yang tertinggi adalah

kategori senang dan mendukung sebesar 47.62% dilanjtkan

dengan kategori biasa saja namun mendukung sebesar 35.71%

72

kemudian kategori tidak mendukung sebesar 11.90%

sedangkan untuk kategori tidak senang( tidak diperbolehkan)

memperoleh 4.76%.

Tabel 4.7

Sarana dalam Pemberangkatan Sekolah Siswa

No Pilihan Jawaban F %

5 a. Membawa kendaraan pribadi

b. Naik kendaraan umum

c. Naik sepeda

d. Jalan kaki

26

8

3

5

61.90%

19.05%

7.14%

11.90%

Jumlah 42 100%

Dari tabel tersebut mengenai sarana dalam

pemberangkatan sekolah responden dapat di deskripsikan

bahwa yang tertinggi yakni kategori membawa kendaraan

pribadi sebesar 61.90%, dilanjutkan dengan kategori naik

kendaraan umum sebesar 16.67% kemudian kategori jalan kaki

hanya memperoleh 11.90% sedangkan kategori naik sepeda

sebesar 9.52% dari keseluruhan responden.

Tabel 4.8

Sarana Penunjang Pendidikan Siswa

No Pilihan Jawaban F %

8 a. Sepeda motor, komputer/laptop,

peralatan sekolah, buku

pelajaran bimbingan belajar.

b. Sepeda motor, peralatan sekolah,

buku pelajaran serta bimbingan

belajar.

c. Sepeda motor, peralatan sekolah

9

12

11

21.43%

28.57%

26.19%

73

dan buku pelajaran.

d. Buku pelajaran dan peralatan

sekolah.

10

23.81%

Jumlah 42 100%

Dari tabel di atas mengenai sarana penunjang

pendidikan yang di berikan oleh orang tua responden dapat di

deskripsikan bahwa kategori yang tertinggi yakni kategori

pemeberian berupa sepeda motor, buku pelajaran dan les privat

atau bimbel sebesar 28.57% kemudian dilanjutkan dengan

kategori pemberian peralatan sekolah serta kategori pemberian

sarana sepeda sepeda motor, peralatan sekolah serta buku

pelajaran masing-masing sebesar 26.19%, kemudian kategori

pemberian sarana berupa buku pelajaran sebesar 23.81%

kemudian terendah yakni kategori pertama (a) yakni hanya

memperoleh 21.43% dari keseluruhan responden.

Tabel 4.9

Sarana Pembelajaran Tambahan bagi Siswa

No Pilihan Jawaban F %

9 a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

17

15

7

3

40.48%

35.71%

16.67%

7.14%

Jumlah 42 100%

Dari tabel tersebut mengenai pemberian sarana

pembelajaran berupa ke ikut sertaan respoden untuk bimbingan

belajar atau les privat dapat di deskripikan bahwa kategori

yang tertiggi yakni kategori selalu sebesar 40.48% dilanjutkan

kategori sering sebesar 35.71% kemudian kategori kadang-

74

kadang ssebesar 16.67% sedangkan untuk kategori tidak

pernah diberikan fasilatas untuk ikut bimbingan belajar atau les

privat sebesar 7.14% dari semua responden.

Tabel 4.10

Kesangupan Orang tua dalam Pembiayaan Pendidikan

Siswa Kejenjang Perguruan Tinggi

No Pilihan Jawaban F %

10 a. Sanggup semua dengan biaya

sendiri

b. Hanya sanggup sebagian dan

harus mendapatkan bantuan

c. Hanya sanggup sedikit, harus

mendapatkan bantuan serta saya

harus bekerja

d. Tidak sanggup

16

16

9

1

38.10%

38.10%

21.43%

2.38%

Jumlah 42 100%

Dari tabel tersebut mengenai kesanggupan orang tua

responden dalam pembiayaan pendidikan responden ke jenjang

pendidikan perguruan tinggi dapat di deskripsikan bahwa

kategori yang tertinggi yakni kategori A yakni sangggup

dengan biaya sendiri dan kategori B yaitu hanya sanggup

sebagian dan harus mendapatkan bantuan masing-masing

sebesar 38.10% kemudian kategori C yakni hanya sanggup

sedikit, harus mendapatkan bantuan serta saya harus bekerja

sebesar 21.43% sedangkan untuk kategori tidak ssangggup

hnaya memperoleh 2.3% dari semua responden.

Berdasarkan hasil tabel di atas tentang gaya asuh yang

diberikan orang tua responden dapat dijabarkan bahwa gaya

75

asuh orang tua respoden sangatlah sederhana hal ini terlihat

jelas berdasarkan besarnya presentase pemberian uang saku

dan sarana-sarana yang diberikan oleh orang kepada

responden, selain itu adanya keinginan serta kesadaran tentang

pentingnya pendidika terhadap anak sehingga sebagian besar

dari mereka memberikan otoritas kepada anak dalam kegiatan

belajar dengan adanya pemberian waktu untuk tambahan

belajar sserta kesanggupan orang tua membiayai biaya masuk

perguruan tinggi bagi anaknya.

c. Kebutuhan Sekolah Anak

Tabel 4.11

Kesanggupan dalam Memenuhi Pembelian Buku Paket

Pelajaran Siswa

No Pilihan Jawaban F %

6 a. Semua terpenuhi

b. Sebagian terpenuhi

c. Kadang-kadang

d. Tidak terpenuhi

24

13

4

1

57.14%

30.95%

9.52%

2.38%

Jumlah 42 100%

Berdasarkan tabel di atas mengenai kesanggupan orang

tua dalam memenuhi pembelian buku paket pelajaran

responden dapat dideskripsikan bahwa kategori yang tertinggi

yakni kategori semua terpenuhi sebesar 57.14% dilanjutkan

dengan kategori sebagian terpenuhi sebesar 30.95% kemudian

kategori kadang-kadang sebesar 9.52% dan yang terakhir yakni

kategori tidak terpenuhi sebesar 2.38% dari keseluruhan

responden.

76

Tabel 4.12

Cara Pembayaran SPP Siswa Oleh Orang Tua

No Pilihan Jawaban F %

7 a. Membayar di awal setiap

semester

b. Membayar setiap bulan sekali

c. Membayar setiap pertengahan

semester

d. Membayar di akhir semester

14

17

6

5

33.33%

40.48%

14.29%

11.90%

Jumlah 42 100%

Dari tabel tersebut mengenai cara pembayaran SPP

yang dilakukan oleh orang tua responden dapat di deskripsikan

bahwa kategori yang tertingi yakni kategori membayar SPP

setiap Bulan sekali sebesar 40.48%, kemudian dilanjutkan

dengan kategori membayar lunas SPP setiap awal semester

serta sebesar 33.33%, dilanjutkan dengan kategori membayar

setiap pertengahan dan akhir semester masing-masing 14.29%

sedangkan utnuk kategori terendah yaitu kategori membayar di

akhir semester hanya memperoleh 11.90% dari keseluruhan

responden.

Berdasarkan hasil tabulasi di atas tentang sikap orang

tua terhadap kebutuhan pendidikan responden dapat dijabarkan

bahwa sikap orang tua dalam membiayai kebutuhan

pendidikan responden sangat bijaksana dimana terlihat jelas

berdasarkan persentase cera pembayaran SPP dimana

mayoritas orang tua membayar di awal semester serta di awal

tiap tiap bulan, sedangkan untuk yang pembayaran di

pertengahan semester dan akhir semester penulis

77

menyimpulkan bahwa hal tersebut di karenakan kondisi

ekonomi orang tua yang kurang mampu sehingga cara

pembayarannya menunggu hasil panen.

Selain itu sikap orang tua dalam membayar buku paket

pelajaran juga relatif kooperatif dimana mereka sebagian besar

membayarkan semua buku paket pelajaran bagi responden.

2. Dimensi Tingkat Ekonomi

a. Pekerjaan

Tabel 4.13

Pekerjaan Utama Ayah Siswa

No Pilihan Jawaban F %

12 a. Pegawai Negeri (PNS/POLRI/TNI)

b. Wirausaha

c. Pegawai Swasta

d. Petani

4

11

6

21

9.52%

26.19%

14.29%

50.00%

Jumlah 42 100%

Dari tabel tersebut mengeani pekerjaan pokok ayah

siswa dapat di deskripsikan bahwa kategori yang tertinggi

yakni kategori petani sebesar 50.00%, dilanjutkan dengan

kategori Wirausaha sebesar 26.19% dilanjutkan dengan

kategori Pegawai Swasta sebesar 14.29% dan yang terakhir

kategori Pegawai Negeri (PNS/POLRI/TNI) sebesar 9.52%,

dari keseluruhan responden.

Tabel 4.14

Pekerjaan Sambilan Ayah

No Pilihan Jawaban F %

15 a. Buruh tani 17 40.48%

78

b. Petani

c. Peternak

d. Lainnya

10

6

9

23.81%

14.29%

21.43%

Jumlah 42 100%

Dari tabel tersebut mengenai pekerjaan sambilan ayah

dapat di deskripsikan bahwa kategori yang tertinggi yakni

kategori buruh tani sebesar 40.48%, dilanjutkan dengan

kategori petani sebesar 23.81%, kemudian kategori lainnya

sebesar 21.43%, sedangkan untuk kategori peternak hanya

memperoleh sebesar 14.29% dari keseluruhan responden.

Tabel 4.15

Pekerjaan Utama Ibu Siswa

No Pilihan Jawaban F %

17 a. Pegawai Negeri (PNS/POLRI/TNI)

b. Wirausaha

c. Pegawai Swasta

d. Ibu rumah tangga

6

6

11

19

14.29%

14.29%

26.19%

45.24%

Jumlah 42 100%

Dari tabel tersebut mengenai pekerjaan pokok ibu

responden dapat dideskripsikan bahwa kategori tertinggi yakni

kategori ibu rumah tangga sebesar 45.24%, dilanjutkan dengan

kategori Pegawai Swasta sebesar 26.19%, dilanjutkan dengan

kategori Wirausaha dan kategori Pegawai Negeri

(PNS/POLRI/TNI) masig-masing sebesar 14.29% dari

keseluruhan responden.

Tabel 4.16

Pekerjaan Sambilan Ibu iswa

No Pilihan Jawaban F %

79

19 a. Wirausaha

b. Petani/Peternak

c. Buruh tani

d. Tidak ada

8

3

10

21

19.05%

7.14%

23.81%

50.00%

Jumlah 42 100%

Dari tabel di atas menegenai pekerjaan sambilan ibu

responden dapat di deskripsikan bahwa kategori yang tertinggi

adalah kategori tidak ada sebesar 50.00% dilanjutkan dengan

kategori buurh tani sebesar 23.81% kemudian kategori

wirausaha sebesar 19.05% sedangkan untuk kategori

petani/peternak hanya memeperoleh 7.14% dari keseluruhan

responden.

Berdasarkan hasil tabulasi dan persentase di atas

mengenai pekerjaan orang tua responden dimana mayoritas

dari orang mereka merupakan berprofesi sebagai petani

penggarap sawah dibandingkan profesi yang lain. Sedangkan

untuk profesi dari ibu responden mayoritas dari mereka sebagai

ibu rumah tangga.

Selain profesi utama banyak dari orang tua responden

yang bekerja sambilan sebagai buruh tani, hal ini disebabkan

tidak memungkinkan seorang petani dapat menggarap sawah

mereka dengan diri sendiri, harus memerlukan bantuan tenaga

dari orang lain dan hal ini menjadikan mereka bekerja paruh

waktu, meskipun masih dalam bidang pertanian namun hal ini

masuk dalam kategori pekerjaan sambilan.

b. Jabatan / Kedudukan dalam pekerjaan

Tabel 4.17

80

Jabatan Kerja Orang Tua Siswa

No Pilihan Jawaban F %

14 a. Pemilik usaha

b. Staff Khusus

c. Mandor/ Kepala bagian

d. Karyawan/Buruh Biasa

19

10

6

7

45.24%

23.81%

14.29%

16.67%

Jumlah 42 100%

Dari tabel tersebut mengenai jabatan kerja orang tua

responden dapat di deskripsikan bahwa kategori yang tertinggi

yakni kategori pemilik usaha sebesar 45.24% dilanjutkan staff

khusus sebesar 23.81% dilanjutkan dengan karyawan/buruh

biasa sebesar 16.67% sedangkan untuk kategori mandor

/kepala bagian sebesar 14.29% dari keseluruhan responden.

Hal ini menunjukan mayoritas dari orang tua responden

merupakan pemilik usaha persawahan baik dari modal tanah

sawah maupun permodalan bibit serta biaya perawatan

tanaman. Sedangkan kategori jabatan lainnya di karenakan

mereka berprofesi bukan dari kalangan petani.

c. Tanggungan dalam Keluarga

Tabel 4.18

Kemampuan Orang Tua dalam Menamatkan Sekolah

Anak

No Pilihan Jawaban F %

11 a. Perguruan tinggi

b. SMA

c. SMP

d. SD

5

12

20

5

11.90%

28.57%

47.62%

11.90%

81

Jumlah 42 100%

Dari tabel di atas mengenai kemampuan orang tua

responden dalam menamatkan pendidikan sekolah anak dapat

dideskripikan bahwa kategori yang tertinggi yakni kategori

Sekolah Menengah Pertama (SMP) sederajat sebesar 47.62%

dilanjutkan dengan kategori Sekolah Menengah Atas (SMA)

sederajat sebesar 28.57%, sedangkan untuk kategori perguruan

tinggi atau universitas dan sekolah dasar (SD) sederajat

sebesar 11.90%, dari keseluruhaan responden.

Tabel 4.19

Nilai Kebutuhan Konsumsi Siswa Perbulan

No Pilihan Jawaban F %

21 a. Lebih dari Rp 800.000

b. Antara Rp 500.000 – 800.000

c. Antara Rp 300.000 – 500.000

d. Kurang dari Rp.300.000

6

4

12

20

14.29%

9.52%

28.57%

47.62%

Jumlah 42 100%

Dari tabel tersebut mengenai nilai kebutuhan konsumsi

responden setiap bulan dapat di deskripsikan bahwa kategori

tertinggi yakni kategori kurang dari Rp.300.000 sebesar

47.62%, dilanjutkan dengan kategori antara Rp. 300.000 –

500.000 sebesar 28.57%, kemudian kategori lebih dari Rp.

800.000 sebesar 14.29% sedangkan untuk kategori antara Rp.

500.000 – 800.000 sebesar 9.52% dari keseluruhan responden.

Berdasarkan hasil persentase tabulasi di atas dalam

tanggungan keluarga mengenai kemampuan orang tua dalam

menamatkan pendidikan anak serta nilai kebutuhan konsumsi

siswa perbulan dapat di jabarkan bahwa tingkat kesadaran

82

akan pendidikan anak, masih jauh dengan program pemerintah

dimanah anak-anak di wajibkan untuk wajib belajar 12 tahun,

yang artinya setiap anak wajib menamatkan jenjang pendidikan

sampai lulus Sekolah Menengah Atas (SMA), dengan sebagian

besar hanya menamatkan sekolah anak di bangku sekolah

menengah pertama (SMP) namun hal itu terjadi bukan karena

ketidak sanggupan membayar biaya tetapi di karenakan dari

niatan anak itu sendiri. Selain itu kesanggupan orang tua untuk

menyekolahkan anaknya di perguruan tinggi masih relatif

rendah hal ini terlihat dari persentase dimana kategori ini sama

tinggi dengaan kategori menamatkan pendidikan anak di

Sekolah Dasar.

Kesanggupan orang tua dalam memenuhi nilai

konsumsi responden juga sangat sederhana dimana mereka

menanamkan sikap kesederhanaan serta tidak memanjakan

anak hal ni terlihat dimana mayoritas orang tua hanya

memberikan 300.000 perbulan, hal ini menurut tanggapan

siswa hanya untuk keperluan uang saku mereka.

3. Dimensi Pendapatan

a. Pendapatan Orang Tua

Tabel 4.20

Nilai Pendapatan Pokok Ayah Siswa

No Pilihan Jawaban F %

13 a. Antara Rp4.800.000 – 7.200.000

b. Antara Rp3.000.000 – 4.800.000

c. Antara Rp1.800.000 – 3.000.000

d. Kurang dari Rp 1.800.000

6

13

16

7

14.29%

30.95%

38.10%

16.67%

83

Jumlah 42 100%

Dari tabel di atas mengenai nilai pendapatan pokok

ayah responden dapat di deskripsikan bahwa kategori yang

tertinggi yakni kategori pendapatan Antara Rp.1.800.000 –

3.000.000 sebesar 38.10%, dilanjutkan dengan pendapatan

dengan kategori antara Rp.3.000.000 – 4.800.000 sebesar

3095% kemudian pendapatan dengan kategori kurang dari Rp.

1.800.000 sebesar 16.67%, sedangkan untuk kategori yang

terakhir yakni kategori A memperoleh 14.29% dari

keseluruhan responden.

Tabel 4.21

Nilai Pendapatan Sambilan Ayah Siswa

No Pilihan Jawaban F %

16 a. Antara Rp4.800.000 – 7.200.000

b. Antara Rp3.000.000 – 4.800.000

c. Antara Rp1.800.000 – 3.000.000

d. Kurang dari Rp 1.800.000

2

7

12

21

4.76%

16.67%

28.57%

50.00%

Jumlah 42 100%

Dari tabel di atas mengenai nilai pendapatan sambilan

ayah dapat di deskripsikan bahwa kategori yang tertinggi

yakni kategori kurang dari Rp.1.800.000 sebesar 50.00%

dilanjutkan kategori antara Rp. 1.800.000 – 3.000.000 sebesar

28.57%, sedangkan untuk katgeori yang antara Rp. 3.000.000

– 4.800.000 memperoleh persentase sebesar 16.67%, serta

kategori yang terakhir kategori antara Rp. 4.800.000-

7.200.000 hanya memperoleh persentase sebesar 4.76% dari

keseluruhan responden.

84

Tabel 4.22

Nilai Pendapatan Pokok Ibu Siswa

No Pilihan Jawaban F %

18 a. Rp. 4.800.000 – 7.200.000

b. Rp 1.800.000 – 4.800.000

c. Kurang dari Rp 1.800.000

d. Tidak ada pendapatan

3

7

9

23

7.14%

16.67%

21.43%

54.76%

Jumlah 42 100%

Dari tabel di atas mengenai nilai pendapatan pokok ibu

responden dapat di deskripsikan bahwa kategori yang tertinggi

yakni kategori tidak ada pendapatan sebesar 54.76%

dilanjutkan dengan kategori kurang dari Rp. 1.800.000

sebesar 21.43% kemudian kategori Rp. 1.800.000 – 4.800.000

sebesar 16.67% sedangkan untuk kategori antara 4.800.000 –

7.200.000 hanya memperoleh 7.14% dari keseluruhan

responden.

Tabel 4.23

Nilai Pendapatan Sambilan Ibu Siswa

No Pilihan Jawaban F %

20 a. Rp. 4.800.000 – 7.200.000

b. Rp 1.800.000 – 4.800.000

c. Kurang dari Rp 1.800.000

d. Tidak ada pendapatan

2

6

9

25

4.76%

14.29%

21.43%

59.52%

Jumlah 42 100%

Dari keseluruhan data di atas mengenai nilai

pendapatan sambilan ibu responden dapat di deskripsikan

bahwa kategori yang tertinggi yakni kategori tidak ada

pendapatan sebesar 59.52%, dilanjutkan dengan kategori

85

kurang dari Rp 1.800.000 sebesar 21.43%, kemudian kategori

Rp 1.800.000 – 4.800.000 sebesar 14.29%, sedangkan untuk

kategori terakhir hanya memeperoleh 4.76% dari keseluruhan

responden.

Berdasarkan hasil dari tabulasi dan persentase di atas

mengenai nilai pendapatan orang tua siswa dimanah hasil

pendapatan dari ayah masuk dalam kategori golongan mampu

hal ini terlihat dari bearnya presentase tentang pendapatan

pokok ayah responden yang mayoritas masuk dalam kategori

keluarga mampu selian itu ada penambahan dari pekerjaan

sambilan, sedangkan untuk ibu responden masyoritas dari

mereka hanya sebagai ibu rumah tangga yang bekerja untuk

membantu bersama sama suami di lawan persawahan mereka,

meskipun ada yang mendapatkan penghasilan pokok biasanya

mereka adalah yang berprofesi sebagai karyawan serta

berwirausaha dalam bidang perdangan.

b. Pengeluaran Pembelanjaan ( Konsumsi Keluarga)

Tabel 4.24

Pemenuhan Kebutuhan Konsumsi Keluarga Siswa

No Pilihan Jawaban F %

23 a. Sangat Lebih dari Cukup

b. Lebih dari Cukup

c. Cukup

d. Pas – pasan

6

4

15

17

14.29%

9.52%

35.71%

40.48%

Jumlah 42 100%

Dari data tabel di atas mengenai pemenuhan kebutuhan

konsumsi responden dapat di deskripsikan bahwa kategori

yang tertinggi yakni kategori lebih dari cukup sebesar 33.33%

86

dilanjutkan dengan kategori cukup sebesar 30.95%, kemudian

kategori pas-pasa sebesar 19.05% sedangkan untuk

pemenuhan kebutuhan konsumsi keluarga kategori kurang

hanya memperoleh sebesar 16.67% dari keseluruhan

responden.

Tabel 4.25

Bahan Bakar Dalam Memasak

No Pilihan Jawaban F %

27 a. Gas 12Kg

b. Gas Melon 3Kg

c. Kayu Bakar

d. Minyak Tanah

2

37

3

0

4.76%

88.10%

7.14%

0.00%

Jumlah 42 100%

Dari tabel di atas mengenai bahan bakar yang di

gunakan untuk memasak dapat di deskripsikan bahwa kategori

yang tertinggi yakni kategori memasak dengan menggunakan

Gas besrubsidi sebesar 88.10%, dilanjutkan dengan ketegori

menggunakan kayu bakar sebesar 7.14%, kemudian

dilanjutkan dengan kategori mengunakan Gas 12Kg sebesar

4.76% sedangkan untuk kategori memasak dengan

menggunakan bahan bakar minyak tanah hanya 0.00% dari

keseluruhan responden.

Tabel 4.26

Sumber Penerangan Rumah Siswa

No Pilihan Jawaban F %

28 a. LIstrik PLN Tipe Daya Lebih

Dari 1.300 Watt

b. Listrik PLN Tipe Daya 1.300

5

10

11.90%

23.81%

87

Watt

c. Listrik PLN tipe daya 900 watt

d. Listrik PLN tipe daya 450 watt

20

7

47.62%

16.67%

Jumlah 42 100%

Dari tabel di atas mengenai sumber penerangan yang

ada di rumah responden dapat di deskripsikan bahwa kategori

yang tertiingi adalah kategori menggunakan listrik tipe daya

900 watt sebesar 47.62%, dilanjutkan dengan kategori

menggunakan listrik dengan tipe daya 1.300 watt dengan

persentase sebesar 23.81%, kemudian kategori menggunakan

listrik dengan tipe daya 450 watt sebesar 16.67% sedangkan

untuk kategori kategori menggunakan listrik dengan tipe daya

lebih dari 1.300 watt memperoleh persentase sebesar 11.90%

dari keseluruhan responden.

Tabel 4.27

Keberadaan Pegawai yang Dipekerjakan Oleh Orang Tua

Siswa

No Pilihan Jawaban F %

29 a. Karyawan

b. Pembantu Rumah Tangga

c. Buruh tani

d. Tidak Ada

6

0

18

18

14.29%

0.00%

42.86%

42.86%

Jumlah 42 100%

Dari tabel di atas mengenai keberadaan pegawai yang

di pekerjakan oleh orang tua responden terdapat analisis

deskriptif dimanah kategori yang tertinggi adalah kategori

tidak ada pekerja dan kategori buruh tani sebesar 42.86%,

dilanjutkan kategori kategori pekerja sebagai karyawan sebesar

88

14.29% sedangkan untuk kategori pembantu rumah tangga

memperoleh 0.00% dari keseluruhan responden.

Untuk nilai pengeluaran konsumsi rumah tangga

mayoritas dari keluarga responden masuk dalam ranah

keluarga sederhana menengah mampu, dimana mereka hidup

dengan kebutuhan yang cukup terpenuhi.

c. Kepemilikan Harta Benda

Tabel 4.28

Moda Transportasi dalam Pekerjaan Orang Tua

No Pilihan Jawaban F %

22 a. Kendaraan Dinas

b. Mobil Pribadi

c. Sepeda Motor

d. Sepeda

5

1

26

10

11.90%

2.38%

61.90%

23.81%

Jumlah 42 100%

Dari tabel diatas mengenai model transportasi yang

digunakan oleh orang tua responden dalam bekerja dapat di

deskripsikan bahwa kategori yang tertinggi yakni kategori

menggunakan sepeda motor sebesar 61.90%, dilanjutkan

dengan kategori menggunkan sepeda sebesar 23.81%,

kemudian kategori menggunakan kendaraan dinas sebesar

11.90%, sedangkan untuk kategori menggunakan mobil pribadi

hanya 2.38% dari keseluruhan responden.

Tabel 4.29

Kepemilikan Rumah Tinggal Orang Tua

No Pilihan Jawaban F %

24 a. Rumah dinas 2 4.76%

89

b. Rumah sendiri

c. Rumah kontrakan

d. Rumah orang tua (kakek nenek)

29

0

11

69.05%

0.00%

26.19%

Jumlah 42 100%

Dari tabel tersebut mengenai kepemilikan rumah yang

di jadikan tempat tinggal keluarga responden dapat di

deskripsikan bahwa kategori yang tertinggi adalah kategori

rumah sendiri sebesar 69.05%, dilanjutkan dengan kategori

tinggal di rumah orang tua (kakek/nenek) hanya memeperoleh

26.19%, kemudian kategori rumah dinas sebesar 4.76%

sedangkan untuk kategori rumah kontrakan sebesar 0.00% dari

keseluruhan responden.

Tabel 4.30

Keriteria Rumah Tingal Siswa

No Pilihan Jawaban F %

25 a. Pagar, Taman, Keramik Granit

b. Pagar dan Keramik Biasa

c. Hanya memakai keramik saja

d. Hanya memakai ubin

8

11

16

7

19.05%

26.19%

38.10%

16.67%

Jumlah 42 100%

Dari tabel tersebut mengenai lantai rumah yang

digunakan di rumah responden dapat di deskripsikan bahwa

yang tertinggi adalah rumah yang menggukanan kategori

keramik biasa sebesar 38.10%, dilanjutkkan dengan kategori

rumah tinggal siswa dengan kategori pagar, dan keramik biasa

sebesar 26.19% dilanjutkan dengan kategori berpagar, taman,

dan berkeramik granit sebesar 19.05%, sedangkan untuk

90

kategori hanya memakai ubin sebesar 16.67% dari keseluruhan

responden.

Tabel 4.31

Fasilitas dan Media Hiburan yang ada di rumah

No Pilihan Jawaban F %

26 a. Tv parabola,Telp rumah dan wifi

b. Tv Parabola dan wifi

c. TV,DVD Player, Sound Sistem

d. Hanya Tv Biasa

1

5

26

10

2.38%

11.90%

61.90%

23.81%

Jumlah 42 100%

Dari tabel diatas mengenai fasilitas yang ada di rumah

responden dapat di deskripikan bahwa kategori yang tertinggi

yakni kategori rumah dengan fasilitas TV, DVD Player serta

Sounsistem sebesar 61.90% dilanjutkan dengan kategori

fasilitas TV antenna sebesar 23.81%, kemudian kategori rumah

dengan fasilitas TV Parabola dan Wifi sebesar 11.90%,

sedangkan untuk kategori rumah dengan fasilitas tv parabola,

Telp rumah serta wifi hanya memperoleh 2.38% dari

keseluruhan responden

Dari hasil tabulasi dan persentase diatas mengenai

kepemilikan harta benda menunjukan mayoritas orang tua

memiliki rumah pribadi meski ada yang masih tinggal

dirumah kakek nenek responden dari segi kemewahan

mayoritas rumah tergolong dalam kategori sederhana,

walaupun banyak yang menggunakan keramik granit namun

biasanya hal ini terbangun dari kontribusi ibu responden yang

dahulu bekerja sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI) begitu

91

juga halnya dengan fasilitas yang ada di rumah tersebut massih

tergolong dalam kondisi sederhana.

4. Dimensi Kedudukan dalam Lingkungan Masyarakat

Tabel 4.32

Kedudukan Orang Tua siswa dalam Lingkungan Masyarakat

No Pilihan Jawaban F %

30 a. Perangkat Desa/kelurahan

b. Ulama

c. Pengrus RT/RW

d. Tidak Menjabat

1

4

1

36

2.38%

9.52%

2.38%

85.71%

Jumlah 42 100%

Dari tabel di atas mengenai kedudukan orang tua responden

dalam lingkungan masyarakat dapat di deskripsikan bahwa

kategori yang tertinggi adalah kategori tidak menjabat jabatan

apapun sebesar 85.71%, dilanjutkan dengan kategori pengurus

RT/RW sebesar 2.38% sedangkan untuk kategori kedudukan

sebagai Ulama dan Perangkat desa masing-masing mendapatkan

2.38% dari keseluruhan responden. Hal ini menunjukan mayoritas

orang tua responden hanya sebagai masyarakat biasa jarang bagian

dari mereka yang menjadi staff maupun pegawai dalam ranah

pemerintahan.

c. Tabulasi Angket Orientasi Masa Depan Pendidikan Siswa

1. Dimensi Motivasi

a. Tujuan yang ingin dicapai

Tabel 4.33

Motivasi Dalam Pencapaian Cita-cita Siswa

92

No Pilihan Jawaban F %

1 a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

30

10

2

0

71.43%

23.81%

4.76%

0.00%

Jumlah 42 100%

Dari tabel diatas mengenai motivasi dalam pencapaian

cita-cita responden dapat di deskripsikan bahwa kategori yang

tertinggi yakni kategori sangat setuju dengan persentase

sebesar 71.43% dilanjutkan dengan kategori setuju sebesar

23.81%, kemudian kategori tidak setuju sebesar 4.76%

sedangkan untuk kategori sangat tidak setuju hanya

memperoleh persentase sebesar 0.00% dari keseluruhan

responden.

Tabel 4.34

Motivasi Sukses Di Masa Depan

No Pilihan Jawaban F %

2 a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

18

21

3

0

42.86%

50.00%

7.14%

0.00%

Jumlah 42 100%

Dari tabel di atas mengenai motivasi sukses di masa

depan bagi responden dapat dideskripsikan bahwa kategori

yang tertinggi adalah kategori setuju dengan persentase sebesar

50.00%, dilanjutkan dengan kategori sangat setuju sebesar

42.86%, kemudian kategori sangat setuju sebesar 42.86%,

kemudian kategori tidak setuju 7.14% sedangkan untuk

93

kategori tidak setuju hanya memperoleh persentase sebesar

0.00% dari keseluruhan responden.

Tabel 4.35

Keyakinan Melanjutkan ke Perguran Tinggi Untuk

Berkehidupan yang Lebih Baik

No Pilihan Jawaban F %

3 a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

14

22

5

1

33.33%

52.38%

11.90%

2.38%

Jumlah 42 100%

Dari tabel di atas mengenai keyakinan melanjutkan

perguruan tinggi untuk berkehidupan lebih baik dapat di

deskripsikan bahwa kategori dengan persentase tertinggi

adalah kategori setuju dengan persentase sebesar 52.38%,

dilanjutkan dengan kategori sangat setuju sebesar 33.33%,

kemudian kategori tidak setuju sebesar 11.90%, sedangkan

untuk kategori sangat tidk setuju hanya memperoleh rsentase

2.38% dari keseluruhan responden.

Tabel 4.36

Pesimistis Siswa Dalam Peluang Kerja dan Jenjang Karir

No Pilihan Jawaban F %

4 a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

0

0

17

25

0.00%

0.00%

40.48%

59.52%

Jumlah 42 100%

94

Dari tabel di atas mengenai pesimistis responden dalam

peluang kerja dan karir dapat di deskripikan bahwa kategori

dengan persentase tertinggi adalah kategori sangat tidak setuju

dengan persentase 59.52% , dilanjutkan dengan kategori tidak

setuju sebesar 40.48%, sedangakn untuk kategori sangat setuju

dan kategori setuju masing-masing memperoleh persentase

sebsar 0.00% dari keseluruhan responden.

b. Eksplorasi Pengetahuan Berkaitan Dengan Minat

Tabel 4.37

Pemilihan Bidang Studi Sesuai Bakat Dan Minat

No Pilihan Jawaban F %

5 a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

19

20

3

0

45.24%

47.62%

7.14%

0.00%

Jumlah 42 100%

Dari tabel tersebut mengenai pentingnya pemilihan bdang

studi sesuai bakat dan minat dapat di deskripsikan bahwa

kategori dengan persentase tertinggi adalah kategori setuju

denngan persentase 47/62%, dilanjutkan dengan kategori

sangat setuju sebesar 45.24%, kemudian kategori tidak setuju

sebesar 7.14%, sedangkan untuk kategori sangat tidak setuju

hanya memperoleh persentase sebesar 0.00% dari keseluruhan

responden.

95

Tabel 4.38

Pengalaman Di Perguruan Tinggi Sebagai Modal Utama

Untuk Sukses

No Pilihan Jawaban F %

6 a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

9

27

6

0

21.43%

64.29%

14.29%

0.00%

Jumlah 42 100%

Dari keseluruhan data tabel diatas mengenai persepsi

responden bahwa pengalaman di perguruan tinggi sebagai

modal utama untuk sukses dapat di deskripsikan bahwa

kategori dengan persentase tertinggi yakni kategori setuju

dengan persentase 64.29%, dilanjutkan dengan kategori sangat

setuju sebesar 21.43%, kemudian kategori tidak setuju sebesar

14.29%, sedangkan untuk kategori sangat tidak setuju hanya

memeproleh persentase sebesar 0.00% dari keseluruhan

responden.

Tabel 4.39

Masuk Perguruan Tinggi Unggulan Salah Satu Prestasi

Siswa

No Pilihan Jawaban F %

7 a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

12

27

3

0

28.57%

64.29%

7.14%

0.00%

Jumlah 42 100%

96

Dari tabel tersebut mengenai persepsi responden bahwa

masuk perguran tinggi unggulan merupakan salah satu prestasi

bagi siswa dapat di deskripsikan bahwa kategori dengan

persentase tertinggi adalah kategori setuju dengan persentase

sebesar 64.29%, dilanjutkan dengan kategori sangat setuju

dengan persentase sebesar 28.57%, dilanjutkan dengan

kategori tidak setuju dengan maseing-masing persentase

sebesar 7.14%, sedangkan untuk kategori sangat tidak setuju

hanya memperoleh persentase 0.00% dari keseluruhan

reponden.

Tabel 4.40

Persepsi Perguruan Vokasi Negeri akan Mempunyai Karir

Yang Jelas

No Pilihan Jawaban F %

8 a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

16

20

5

1

38.10%

47.62%

11.90%

2.38%

Jumlah 42 100%

Dari tabel tersebut mengenai persepsi responden tentang

perguruan vokasi negeri (ikatan dinas) akan mempuanyai karir

yang jelas dapat dideskripsikan bahwa kategori dengan

persentase tertinggi adalah kategori setuju dengan persentase

sebesar 47.62% di lanjutkan dengan kategori sangat setuju

sebesar 38.10%, kemudian kategori sangat tidak setuju sebesar

11.90%, sedangkan untuk tidak setuju memperoleh persentase

paling sedikit yaki sebesar 2.38% dari keseluruhan responden.

97

c. Menetapkan Tujuan Yang Realistis dan Spesifik

Tabel 4.41

Untuk Mencapai Cita-Cita Siswa harus Meneruskan

Pendidikan Ke Perguruan Tinggi

No Pilihan Jawaban F %

9 a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

15

22

3

2

35.71%

52.38%

7.14%

4.76%

Jumlah 42 100%

Dari data di atas mengenai semangat mencapai cita-cita

harus dengan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi

dapat dideskripsikan bahwa kategori dengan persentase

tertinggi adalah kategori sangat setuju sebesar 66.67%,

dilanjutkan dengan kategori setuju sebesar 21.43%, kemudian

kategori sangat tidak setuju sebesar 7.14% sedangkan untuk

kategori tidak setuju hanya mmeperoleh persentase sebesar

4.76% dari keseluruhan responden.

Tabel 4.42

Optimistis Siswa Untuk Melanjutkan Ke Perguruan tinngi

Meskipun Anak Keluarga Petani

No Pilihan Jawaban F %

10 a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

7

25

8

2

16.67%

59.52%

19.05%

4.76%

Jumlah 42 100%

98

Dari data di atas mengenai optimisme responden untuk

melanjutkan keprguruan tinggi meskipun dari keluarga petani

dapat di deskripsikan bahwa kategori dengan persentase

tertinggi adalah kategori sangat setuju dengan persentase

sebesar 59.52%, dilanjutkan dengan kategori tidak setuju

sebesar 19.05%, kemudian kategori sangat setuju sebesar

16.67%, sedangkan untuk kategori sangat tidak setuju hanya

memperoleh persentase sebesar 4.76% dari keseluruhan

responden.

Tabel 4.43

Ketekunan Sebagai Modal Utama Untuk Sukses

No Pilihan Jawaban F %

11 a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

13

20

7

2

30.95%

47.62%

16.67%

4.76%

Jumlah 42 100%

Dari data di atas mengenai ketekunan sebagai modal

utama untuk sukses dapat dideskripsikan bahwa kategori

dengan persentase tertinggi adalah kategori sangat setuju

dengan persentase sebesar 47.62% dilanjutkan dengan kategori

setuju sebesar 30.95%, kemudian kategori tidak setuju sebesar

16.67% sedangkan untuk kategori sangat tidak setuju hanya

memperoleh persentase sebesar 4.76% dari keseluruhan

responden.

99

2. Dimensi Perencanaan

a. Pembentukan Representasi (gamabaran) dalam Konteks

Aktifitas Masa Depan

Tabel 4.44

Persepsi Perguruan Tinggi Negeri Lebih Unggul dari

Perguruan Tinggi Swasta

No Pilihan Jawaban F %

12 a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

16

23

3

0

38.10%

54.76%

7.14%

0.00%

Jumlah 42 100%

Dari tabel di atas mengenaipersepsi responden tentang

perguruan tinggi lebih unggul dari pergruuan tinggi swasta

dapat di deskripsikan bahwa kategori dengan persentase

tertinggi adalah kategori setuju sebesar 54.76%, dilanjutkan

dengan kategori sangat setuju sebesar 3.10%, kemudian

kategori tidak setuju sebesar 7.14%, sedangkan untuk kategori

sangat tidak setuju menjadi kategori yang paling sedikit dengan

persentase sebesar 0.00% dari keseluruhan responden.

Tabel 4.45

Persepsi Lulusan Perguruan Tinggi Unggulan lebih baik

dari Lulusan Perguruan Tinggi Biasa

No Pilihan Jawaban F %

13 a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

15

24

3

0

35.71%

57.14%

7.14%

0.00%

100

Jumlah 42 100%

Dari tabel tersebut mengenai persepsi responden

tentang lulusan perguruan tinggi unggulan lebih baik dari

lulusan perguruan tinggi biasa dapat di deskripsikan bahwa

kategori dengan persentase tertinggi adalah kategori setuju

dengan persentase sebesar 57.14% dilanjutkan dengan kategori

sangat setuju sebesar 35.71% sedangkan untuk kategori tidak

setuju dengan persentase sebesar 7.14% san kategori sangat

tidak setuju memperoleh persentase sebesar 0.00% dari

keseluruhan responden.

Tabel 4.46

Kepastian Untuk Melanjutkan Pendidikan Di Perguruan

Tinggi

No Pilihan Jawaban F %

14 a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

18

19

5

0

42.86%

45.24%

11.90%

0.00%

Jumlah 42 100%

Dari tabel diatas mengenaikepastian responden untuk

melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi dapat

dideskripsikan bahwa kategori dengan persentase tertinggi

adalah kategori setuju dengan persentase sebesar 45.24%,

dilanjutkan dengan kategori sangat setuju sebesar 42.86%,

kemudian kategori tidak setuju dengan persentase 11.90%

sedangkan untuk kategori sangat tidak setuju hanya

memperoleh 0.00% dari keseluruhan responden.

101

Tabel 4.47

Menentukan Perguruan Tinggi Sesuai Kemampuan Dalam

Pembiayaan

No Pilihan Jawaban F %

15 a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

10

20

6

6

23.81%

47.62%

14.29%

14.29%

Jumlah 42 100%

Dari tabel di atas mengenai menentukan perguruan tinggi

sesuai kemampuan dalam pembiayaan dapat dideskripikan

bahwa kategori dengan persentase tertinggi adalah kategori

setuju dengan persentase sebesar 47.62%, dilanjutkan kategori

sangat setuju sebesar 23.81%, kemudian kategori tidak setuju

sebesar dan kategori sangat tidak setuju masing-masing

memperoleh persentase sebesar 14.29% dari keseluruhan

responden.

Tabel 4.48

Persepsi Mendapatkan Beasiswa Di Perguruan Tinggi

Unggulan

No Pilihan Jawaban F %

16 a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

16

17

9

0

38.10%

40.48%

21.43%

0.00%

Jumlah 42 100%

Dari data tabel di atas mengenai persepsi reponden bisa

mendapatkan beasiswa di perguruan tinggi unggulan dapat di

102

deskripsikan bahwa kategori dengan persentase tertinggi

adalah kategori setuju dengan persentase sebesar 40.48%%,

dilanjutkan kategori sangat setuju sebesar 38.10%, kemudian

kategori tidak setuju sebesar 21.43%, sedangkan untuk

kategorri sangat tidak setuju hanya memperoleh 0.00% dari

keseluruhan responden.

b. Pembuatan Rencana Serta Master Plan dan Strategi Untuk

Pencapaian Tujuan

Tabel 4.49

Siswa Harus Mempunyai Perencanaan Target Pribadi

No Pilihan Jawaban F %

17 a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

20

9

11

2

47.62%

21.43%

26.19%

4.76%

Jumlah 42 100%

Dari tabel di atas mengenai keharusan respoden untuk

mempunyai perencanaan target pribadi dapat dideskripsikan

bahwa kategori dengan persentase tertinggi adalah kategori

sangat setuju dengan persentase sebesar 47.62%, dilanjutkan

kategori tidak setuju sebesar 26.19%, kemudian kategori setuju

memperoleh persentase 21.43%, sedangkan untuk kategori

tidak setuju mempunyai persentase terkecil yakni hanya 4.76%

dari keseluruhan responden.

Tabel 4.50

Pentingnya perencanaan Yang Matang Dalam

Menentukan Masa Depan

103

No Pilihan Jawaban F %

18 a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

12

22

8

0

28.57%

52.38%

19.05%

0.00%

Jumlah 42 100%

Dari tabel tersebut mengenai pentingnya perencanaan

yang matang untuk menetukan masa dapan bagi responden

dapat dideskripikan bahwa kategori yang memiliki persentase

tertinggi adalah kategori setuju dengan persentase 52.3%,

dilanjutkan kategori sangat setuju sebesar 28.57%, kemudian

kategori tidak setuju sebesar 19.05%, sedangkan untuk

kategori sangat tidak setuju memiliki persentase terkecil yakni

0.00% dari keseluruhan responden.

Tabel 4.51

Perancanaan yang Matang Akan Mempermudah Masuk

Perguruan Tinggi

No Pilihan Jawaban F %

19 a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

11

22

4

5

26.19%

52.38%

9.52%

11.90%

Jumlah 42 100%

Dari tabel di atas mengenai perencanaan yang matang

akan mempermudah masuk perguruan tinggi dapat

dideskripsikan bahwa kategori dengan persentase tertinggi

adalah kategori setuju dengan persentase 52.38%, dilanjutkan

kategori sangat setuju sebesar 26.19%, sedangkan untuk

104

kategori tidak setuju dan kategori sangat tidak setuju masing-

masing memperoleh persentase sebesar 11.90% dari keluruhan

responden.

Tabel 4.52

Bimbingan Test Lebih Mempermudahkan Masuk

Perguruan Tinggi Unggulan

No Pilihan Jawaban F %

20 a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

17

21

4

0

40.48%

50.00%

9.52%

0.00%

Jumlah 42 100%

Dari tabel di atas mengenai keikutsertaan dalam

bimbingan test akan mempermudah dalam ujian saringan

masuk perguruan tinggi dapat dideskripsikan bahwa kategori

dengan persentase tertinggi adalah kategori setuju dengan

persentase 50.00% dilanjutkan kategori sangat setuju dengan

persentase sebesar 40.48% dilanjutkan dengan kategori tidak

setuju masing-masing memperoleh 9.52% sedangkan kategori

sangat tidak setuju hanya memperoleh persentase terkecil

yakni 0.00% dari keseluruhan responden.

Tabel 4.53

Untuk mencukupi Kebutuhan Biaya Perkuliahan Saya

Harus Berkerja Paruh Waktu

No Pilihan Jawaban F %

21 a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

15

23

4

35.71%

54.76%

9.52%

105

d. Sangat Tidak Setuju 0 0.00%

Jumlah 42 100%

Dari tabel di atas mengenai perencanaan responden

untuk bekerja paruh waktu saat di perguruan tinggi dapat di

deskripsikan bahwa kategori dengan perentase tertinggi adalah

kategori setuju dengan memperoleh persentase sebesar

54.76%, dilanjutkan kategori sangat setuju dengan peresentase

sebesar 35.71%, sedangkan untuk kategori tidak setuju

memperoleh 9.52%, serta kategori sangat tidak setuju masing-

masing memperoleh persentase sebesar 0.00% dari

keseluruhan responden.

Tabel 4.54

Latar Belakang Ekonomi Keluarga Tidak Menghambat

Untuk Masuk Perguruan Tinggi Unggulan

No Pilihan Jawaban F %

22 a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

1

7

24

10

2.38%

16.67%

57.14%

23.81%

Jumlah 42 100%

Dari tabel di atas mengenai keyakinan responden untuk

melanjutkan keperguruan tinggi latar belakang ekonomi

keluarga dapat di deskripsikan bahwa kategori dengan

persentase tertinggi adalah kategori tidak setuju dengan

persenatase sebesar 57.14%, dilanjutkan kategori sangat setuju

sebesar 23.81%, kemudian kategori setuju sebesar 16.67%,

sedangkan untuk kategori sangat setuju hanya memperoleh

persentase terkecil yakni 2.38% dari keseluruhan responden.

106

c. Penerapan Gagasan dan Rencana dalam Aktifitas

Keseharian

Tabel 4.55

Untuk Masuk Perguruan Tinggi Harus Giat Rajin Belajar

No Pilihan Jawaban F %

23 a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

18

19

2

3

42.86%

45.24%

4.76%

7.14%

Jumlah 42 100%

Dari tabel di atas mengenai penerapan untuk rajin dan

giat belajar sebagai langkah untuk masuk perguruan tinggi

dapat di deskripsikan bahwa kategori dengan peroleh

persentase tertinggi adalah kategori setuju dengan persentase

sebesar 45.24%, dilanjutkan kategori sangat setuju sebesar

42.86%, kemudian kategor sangat tidak setuju sebesar 7.14%,

sedangkan untuk kategori tidak setuju hanya memperoleh

persentase sebesar 4.76% dari keseluruhan responden.

Tabel 4.56

Untuk Masuk Perguruan Tinggi Saya Harus Memulai

Rajin Menabung

No Pilihan Jawaban F %

24 a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

22

14

6

0

52.38%

33.33%

14.29%

0.00%

Jumlah 42 100%

107

Dari tabel diatas mengenai persipan untuk melajutkan

keprguruan tinggi responden harus rajin menabung dapat

dideskripsikan bahwa kategori yang memperoleh persentase

tertinggi adalah kategori sangat setuju dengan perolehan

persentase sebesar 52.38% dilanjutkan dengan kategori setuju

sebesar 33.33%, kemudian ketagori tidak setuju sebesar

14.29%, sedangkan untuk kategori sangat tidak setuju hanya

memperoleh persentase 0.00% dari keseluruhan responden.

Tabel 4.57

Berbagi Informasi Tentang Perguruan Tinggi dengan

Teman-Teman

No Pilihan Jawaban F %

25 a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

13

24

4

1

30.95%

57.14%

9.52%

2.38%

Jumlah 42 100%

Dari tabel di atas mengenai berbagi informasi tentang

dunia perkuliahan dengan teman-teman dapat dideskripsikan

bahwa kategori yang memperoleh persentase tertinggi adalah

kategori sangat setuju dengan perolehan persentase sebesar

57.14%, dilanjutkan dengan kategori setuju sebesar 30.95%,

kemudian kategori tidak setuju dengan persentase 9.52%,

sedangkan untuk kategori sangat tidak setuju hanya

memperoleh persentase sebesar 2.38% dari keseluruhan

responden.

108

Tabel 4.58

Merubah Sikap Kepribadian Merupakan Langkah Pasti

dalam Perencanaan Masa Depan

No Pilihan Jawaban F %

26 a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

6

33

2

1

14.29%

78.57%

4.76%

2.38%

Jumlah 42 100%

Dari tabel diatas mengenai merubah sikap merupakan

langkah pasti dalam perencanaan masa depan dapat

dideskripsikan bahwa kategori yang memperoleh persentase

tertinggi adalah kategori setuju dengan persentase sebesar

78.57%, dilanjutkan dengan kategori tidak setuju sebesar

14.29%, kemudian kategori tidak setuju sebesar 4.76%

sedangkan untuk kategori sangat tidak setuju hanya

memperoleh persentase 2,38% dari keseluruhan responden

3. Evaluasi

a. Keyakinan Diri dan Realisasi

Tabel 4.59

Latar Belakang Keluarga Petani Bawang Merah Membuat

Saya Harus Tepat Memilih Perguruan Tinggi

No Pilihan Jawaban F %

27 a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

14

14

8

6

33.33%

33.33%

19.05%

14.29%

109

Jumlah 42 100%

Dari tabel di atas mengenai evaluasi siswa sebagai anak

dari petani bawang merah untuk memilih perguruan yang

sesuai dan tepat dapat dideskripsikan bahwa kategori dengan

perolehan persentase tertinggi adalah kategori sangat setuju

dan kategori sangat setuju dengan perolehan persentase sebesar

33.33%, dilanjutkan dengan kategori tidak setuju sebesar

19.05%, sedangkan untuk kategori sangat tidak setuju

memperoleh 14.29% dari keseluruhan responden.

Tabel 4.60

Tingginya Standar Nilai Minimum dalam Ujian Saringan

Masuk Membuat Saya Pesimis

No Pilihan Jawaban F %

28 a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

0

4

24

14

0.00%

9.52%

57.14%

33.33%

Jumlah 42 100%

Dari tabel di atas mengenai pesimistis responden akan

tingkat kelulusan masuk perguruan tinggi unggulan dapat di

deskripsikan bahwa kategori yang memperoleh persentase

tertinggi adalah kategori tidak setuju dengan perolehan

persentase sebesar 57.14%, dilanjutkan dengan kategori sangat

tidak setuju yang memperoleh persentase sebesar 33.33%,

kemudian kategroi setuju dengan peroleh persentase sebesar

9.52% sedangkan untuk kategori sangat setuju hanya

memperoleh 0.00% dari keseluruhan responden.

110

Tabel 4.61

Terkadang Rencana Hanya Sekedar Rencana Tanpa

Adanya Realisasi

No Pilihan Jawaban F %

29 a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

2

3

28

9

4.76%

7.14%

66.67%

21.43%

Jumlah 42 100%

Dari tabel di atas mengenai pesimistis responden akan

perencanaan yang telah mereka buat dapat dideskripsikan

bahwa kategori yang memperoleh persentase tertinggi adalah

kategori tidak setuju dengan perolehan persentase sebesar

66.67%, dilanjutkan dengan kategori sangat tidak setuju

sebesar 21.43%, kemudian kategori setuju sebesar 7.14%,

sedangkan kategori sangat setuju hanya memperoleh 4.76%

dari keseluruhan respoden.

Tabel 4.62

Jika Saya Melakukan Hal-hal Sesuai Perencanaan Saya

Yakin Bisa Melanjutkan Perguruan Tinggi

No Pilihan Jawaban F %

30 a. Sangat Setuju

b. Setuju

c. Tidak Setuju

d. Sangat Tidak Setuju

20

17

2

3

47.62%

40.48%

4.76%

7.14%

Jumlah 42 100%

Dari tabel di atas mengenai kesungguhan responden

yang akan melaksanakan rencana yang telah mereka buat

111

dapat di deskripsikan bahwa kategori dengan persentase

tertinggi adalah kategori sangat setuju dengan persentase

sebesar 47.62%, dilanjutkan dengan kategori setuju sebesar

40.48%, kemudian kategori sangat tidak setuju sebesar 4.76%,

sedangkan untuk kategori tidak setuju hanya memperoleh

7.14% dari keseluruhan responden.

C. Hasil Kualitas Pengujian Instrumen

1. Uji Validitas Instrumen

a. Uji Validitas Instrumen Variabel Status Sosial Ekonomi Orang

Tua

Tabel 4.63

Tabel Penolong Validitas Instrumen Variable X

No. Resp X Y X.Y X2 Y2

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

4

2

1

1

2

2

4

2

1

1

3

2

1

3

83

85

62

71

72

74

81

74

78

75

65

74

64

76

332

170

62

71

144

148

324

148

78

75

195

148

64

228

16

4

1

1

4

4

16

4

1

1

9

4

1

9

6889

7225

3844

5041

5184

5476

6561

5476

6084

5625

4225

5476

4096

5776

112

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

2

1

4

1

1

1

1

1

2

2

2

2

2

3

2

1

2

3

4

1

1

2

2

1

1

2

2

1

71

69

74

71

82

61

64

64

88

82

65

68

75

79

78

74

57

67

84

68

67

73

72

67

66

66

68

46

142

69

296

71

82

61

64

64

176

164

130

136

150

237

156

74

114

201

336

68

67

146

144

67

66

132

136

46

4

1

16

1

1

1

1

1

4

4

4

4

4

9

4

1

4

9

16

1

1

4

4

1

1

4

4

1

5041

4761

5476

5041

6724

3721

4096

4096

7744

6724

4225

4624

5625

6241

6084

5476

3249

4489

7056

4624

4489

5329

5184

4489

4356

4356

4624

2116

113

Jumlah 79 3000 5782 185 217038

Dari tabel di atas di ketahui:

N = 42 ∑X=79 ∑Y= 3000 ∑XY=5782

∑X2=185 ∑Y2= 217038

Uji validitas menggunakan Koefisiensi Korelasi Product

Moment dengan menggunakan rumus formulasi serta perhitungan

sebagai berikut:

𝒓 =𝒏 (∑𝑿𝒀) − (∑𝑿)(∑𝒀)

√(𝒏 ∑𝑿𝟐 − (∑ 𝑿)𝟐)(𝒏∑𝒀𝟐 − (∑𝒀)𝟐𝟐

𝑟1 =42 (5782) − (79)(3000)

√(42 . 185 − (79)2)(42. 217 038 − (3000)22

𝑟1 =242844 − 237000

√(7770 − 6241). (911 596 − 900 000)2

𝑟1 =5844

√(1529). (115 5962

𝑟1 =5844

√17 6746 2842

𝑟1 =5844

13 294,596

𝑟1 = 0, 4395 di genapkan menjadi 0,440

Dari perhitungan tersebut item nomor 1 memiliki rhitung =0,369

sedangkan rtabel dengan taraf signifikansi 5% atau α= 0,05 untuk n

= 42 adalah 0.304, sehingga dengan demikian item nomor 1

dinyatakan valid karena rhitung >rtabel. Selanjutnya perhitungan

validitas ini di lanjutkan ke semua item-item sampai item terakhir

sehingga untuk variable X menghasilkan 26 item yang lulus uji

114

validitas sedangkan untuk item yang tidak lulus uji validitas yakni

item nomor 15, 22, 29 dan 30.

b. Uji Validitas Instrumen Variabel Orientasi Masa Depan Siswa

Tabel 4.64

Tabel Penolong Validitas Instrumen Variabel Y

No. Res X Y X.Y X2 Y2

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

3

4

4

4

4

4

3

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

2

3

101

99

82

100

96

103

100

91

104

102

92

97

86

99

105

98

92

102

104

84

85

303

396

328

400

384

412

300

364

416

408

368

388

344

396

420

392

368

408

416

168

255

9

16

16

16

16

16

9

16

16

16

16

16

16

16

16

16

16

16

16

4

9

10201

9801

6724

10000

9216

10609

10000

8281

10816

10404

8464

9409

7396

9801

11025

9604

8464

10404

10816

7056

7225

115

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

4

4

4

3

2

4

4

4

3

4

3

4

4

3

4

4

3

4

4

3

3

96

104

100

92

96

89

103

96

97

91

88

105

93

101

97

99

89

97

88

87

88

384

416

400

276

192

356

412

384

291

364

264

420

372

303

388

396

267

388

352

261

264

16

16

16

9

4

16

16

16

9

16

9

16

16

9

16

16

9

16

16

9

9

9216

10816

10000

8464

9216

7921

10609

9216

9409

8281

7744

11025

8649

10201

9409

9801

7921

9409

7744

7569

7744

Jumlah 154 4018 14784 578 386080

𝒓 =𝒏 (∑𝑿𝒀) − (∑𝑿)(∑𝒀)

√(𝒏 ∑𝑿𝟐 − (∑ 𝑿)𝟐)(𝒏∑𝒀𝟐 − (∑𝒀)𝟐)𝟐

𝑟1 =42 (14 784) − (154)(4018)

√(42 . 578 − (2 154)2)(42. 386080 − (430)2

𝑟1 =620 928 − 618772

√(24 276 − 23 716) . ( 16 215 360 − 16 144 324)2

116

𝑟1 =2156

√560 . 710362

𝑟1 =2156

√39 780 1602

𝑟1 =2156

6 307,1515

𝑟1 = 0, 3418 di genapkan menjadi 0,342

Dari perhitungan tersebut item nomor 1 memiliki rhitung =0,342

sedangkan rtabel dengan taraf signifikansi 5% atau α= 0,05 untuk n

= 42 adalah 0.304, sehingga dengan demikian item nomor 1

dinyatakan valid karena rhitung >rtabel. Selanjutnya perhitungan

validitas ini di lanjutkan ke semua item-item sampai item terakhir

sehingga untuk variable Y menghasilkan 25 item yang lulus uji

validitas sedangkan untuk item yang tidak lulus uji validitas yakni

item nomor 2,3,5,7 dan item no 24.

Sehingga dapat di simpulkan bahwa hasil uji validitas dari

instrumen variabel X terdapat 26 item yang valid sedangkan untuk

hasil uji validitas instrumen variabel Y terdapat 25 item yang valid

dengan tabulasi sebagai berikut:2

Tabel 4.65

Tabel Penolong Hasil Uji Validitas Instrumen

No

Item

Variabel X Variabel Y

rhitung Keterangan rtabel rhitung Keterangan

1 0.440

Valid 0.304 0.342 Valid

2 0.319

Valid 0.304 -0.037 Tidak Valid

3 0.320

Valid 0.304 0.226 Tidak Valid

4 0.324

Valid 0.304 -0.051 Tidak Valid

2 Lampiran Data Perhitungan Validitas

117

5 0.337

Valid 0.304 0.124 Tidak Valid

6 0.330

Valid 0.304 0.341 Valid

7 0.344

Valid 0.304 0.356 Valid

8 0.395

Valid 0.304 0.314 Valid

9 0.330

Valid 0.304 0.308 Valid

10 0.332

Valid 0.304 0.325 Valid

11 0.357

Valid 0.304 0.353 Valid

12 0.347

Valid 0.304 0.310 Valid

13 0.384

Valid 0.304 0.382 Valid

14 0.336

Valid 0.304 0.354 Valid

15 0.053

Tidak Valid 0.304 0.338 Valid

16 0.317

Valid 0.304 0.340 Valid

17 0.317

Valid 0.304 0.317 Valid

18 0.313

Valid 0.304 0.320 Valid

19 0.344

Valid 0.304 0.338 Valid

20 0.317

Valid 0.304 0.356 Valid

21 0.378

Valid 0.304 0.343 Valid

22 -0.012

Tidak Valid 0.304 0.395 Valid

23 0.331

Valid 0.304 0.305 Valid

24 0.409

Valid 0.304 0.043 Tidak Valid

25 0.331

Valid 0.304 0.324 Valid

26 0.397

Valid 0.304 0.357 Valid

27 0.354

Valid 0.304 0.351 Valid

28 0.353

Valid 0.304 0.310 Valid

29 -0.319

Tidak Valid 0.304 0.385 Valid

30 0.011

Tidak Valid 0.304 0.321 Valid

118

2. Uji Reliabilitas Instrumen

a. Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Status Sosial Ekonomi Orang

Tua

Tabel 4.66

Tabel Penolong Realibilitas Instrumen Variabel X

No. Res Xi Xt (Xi)2 (Xt)2

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

4

2

1

1

2

2

4

2

1

1

3

2

1

3

2

1

4

1

1

1

1

1

78

78

52

64

64

67

73

65

70

67

60

66

56

69

65

64

66

63

78

54

56

55

16

4

1

1

4

4

16

4

1

1

9

4

1

9

4

1

16

1

1

1

1

1

6084

6084

2704

4096

4096

4489

5329

4225

4900

4489

3600

4356

3136

4761

4225

4096

4356

3969

6084

2916

3136

3025

119

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

2

2

2

2

2

3

2

1

2

3

4

1

1

2

2

1

1

2

2

1

81

73

57

60

67

69

67

66

51

56

78

59

56

66

66

59

56

55

52

40

4

4

4

4

4

9

4

1

4

9

16

1

1

4

4

1

1

4

4

1

6561

5329

3249

3600

4489

4761

4489

4356

2601

3136

6084

3481

3136

4356

4356

3481

3136

3025

2704

1600

Jumlah 79 2664 185 172086

Perhitungan Uji Realibilitas menggunakan rumus formulasi

koefisien realibilitas Alpha Cronbach dengan perhitungan berikut

ini:

𝑟11 =𝑘

𝑘−1{1 −

∑S𝑖

𝑆𝑡}

Keterangan:

r11 : Koefisien realibilitas

k : Jumlah butir soal

120

∑Si : Jumlah varian skor butir soal (X)

∑St : varian skor total X

Sebelum melakukan perhitungan uji realibilitas sebelumnya

harus mencari jumlah varian butir soal (∑Si) terlebih dahulu

dengan menggunakan rumu formula seebagai berikut:

𝑆𝑖 =∑𝑋𝑖(1,2,3…30)

2 −(∑𝑋𝑖)2

𝑛𝑛

𝑆1 =185 −

(79)2

4242

𝑆1 =185 −

624142

42

𝑆1 =185 − 148.595

42

𝑆1 =36.404

42

𝑆1 = 0,866 di genapkan menjadi 0,67, sehingga menghasilkan

keseluruhan varian sekor sebagai berikut :

Tabel 4.67

Hasil Uji Realibitas Instrmen Variabel X

S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 Jumlah

0.87 0.68 0.88 0.69 1.11 0.56 1.01 1.15 0.87 0.66 8.48

S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20

0.71 1.24 0.86 1.26 - 0.80 1.17 0.94 1.26 1.22 9.20

S21 S22 S23 S24 S25 S26 S27 S28 S29 S30

0.37 - 0.98 1.07 0.85 1.05 0.94 0.28 - - 5.55

∑Si 23.48

Setelah mencari jumlah keseluruhan varians skor selanjutnya

yakni mencari niali varians Skor variabel X total dengan

menggunakan rumus formula serta perhitungan sebagai berikut:

121

𝑆𝑡 =∑𝑋𝑡

2 −(∑𝑋𝑡)2

𝑛𝑛

𝑆𝑡 =172 086 −

(2664)2

4242

𝑆𝑡 =172 086 −

7 096 89642

42

𝑆𝑡 =172 086 − 168 973,7

42

𝑆𝑡 =31 112,286

42

𝑆𝑡 = 74,102 dibulatkan menjadi 74,10

Selanjutnya menghitung uji koefisiensi realibilitas dengan

menggunakan rumus Alpha Cronbach serta perhitungan sebagai

berikut:

Diketahui:

Si=23.48 St=74.10

𝑟11 =𝑘

𝑘−1{1 −

∑S𝑖

𝑆𝑡}

𝑟11 =30

30 − 1{1 −

23,48

74,10}

𝑟11 =30

29{1 − 0,3320}

𝑟11 = 1,034{0,66799}

𝑟11 = 0,691 dibulatkan menjadi 0,69

Berdasarkan hasil perhitungan uji koefisiensi realibilitas

instrumen variabel X (Status Sosial Ekonomi Orang Tua) di

peroleh r11=0,69 maka dengan demikian instrumen ini dinyatakan

122

realiabel (dapat dipercaya) karena melebihi 0,6 sehingga dapat

dipergunakan dalam penelitian ini.3

b. Uji Realibilitas Instrumen Variabel Orientasi Masa Depan Siswa

Tabel 4.68

Tabel Penolong Realibilitas Instrumen Variabel Y

No. Res Xi Xt Xi2 Xt2

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

3

4

4

4

4

4

3

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

4

83

84

65

82

81

88

81

75

85

84

73

79

72

82

87

83

79

82

88

9

16

16

16

16

16

9

16

16

16

16

16

16

16

16

16

16

16

16

6889

7056

4225

6724

6561

7744

6561

5625

7225

7056

5329

6241

5184

6724

7569

6889

6241

6724

7744

3 Juliansyah Noor, Metologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah, (Jakarta:

Kencana Prenada Group,2011), Cet.I., h.165

123

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

2

3

4

4

4

3

2

4

4

4

3

4

3

4

4

3

4

4

3

4

4

3

3

67

66

78

88

83

76

79

71

85

84

86

73

72

87

76

81

81

82

74

78

72

67

70

4

9

16

16

16

9

4

16

16

16

9

16

9

16

16

9

16

16

9

16

16

9

9

4489

4356

6084

7744

6889

5776

6241

5041

7225

7056

7396

5329

5184

7569

5776

6561

6561

6724

5476

6084

5184

4489

4900

Jumlah 154 3309 578 262445

Sebelum melakukan perhitungan uji realibilitas sebelumnya

harus mencari jumlah varian butir soal (∑Si) terlebih dahulu

dengan menggunakan rumu formula seebagai berikut:

124

𝑆𝑖 =∑𝑋𝑖(1,2,3…30)

2 −(∑𝑋𝑖)2

𝑛𝑛

𝑆1 =578 −

(154)2

4242

𝑆1 =578 −

2371642

42

𝑆1 =578 − 564,667

42

𝑆1 =13,3333

42

𝑆1 = 0,317 di genapken menjadi 0,81 sehingga menghasilkan

keseluruhan varian sekor sebagai berikut :

Tabel 4.69

Hasil Uji Realibitas Instrumen Variabel Y

S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 Jumlah

0.32 - - - - 0.31 0.35 0.55 0.58 0.53 2.63

S11 S12 S13 S14 S15 S16 S17 S18 S19 S20

0.66 0.36 0.35 0.45 0.92 0.57 0.91 0.47 0.83 0.40 5.92

S21 S22 S23 S24 S25 S26 S27 S28 S29 S30

0.38 0.50 0.71 - 0.47 0.28 1.07 0.37 0.47 0.73 4.99

∑Si 13.54

Setelah mencari jumlah keseluruhan varians skor selanjutnya

yakni mencari niali varians Skor variabel X total dengan

menggunakan rumus formula serta perhitungan sebagai berikut:

𝑆𝑡 =∑𝑋𝑡

2 −(∑𝑋𝑡)2

𝑛𝑛

125

𝑆𝑡 =262 445 −

(3309)2

4242

𝑆𝑡 =262445 −

10 949 48142

42

𝑆𝑡 =262 445 − 260 701,9

42

𝑆𝑡 =1743,071

42

𝑆𝑡 = 41,5017 dibulatkan menjadi 41,50

Selanjutnya menghitung uji koefisiensi realibilitas dengan

menggunakan rumus Alpha Cronbach serta perhitungan sebagai

berikut:

Di ketahui:

∑Si=13.54 St= 41,50

𝑟11 =𝑘

𝑘−1{1 −

∑S𝑖

𝑆𝑡}

𝑟11 =30

30 − 1{1 −

13,54

41,50}

𝑟11 =30

29{1 − 0,32618}

𝑟11 = 1,034{0,67381}

𝑟11 = 0,697 dibulatkan menjadi 0,70

Berdasarkan hasil perhitungan uji koefisiensi realibilitas

instrumen variabel Y (Orientasi Masa Depan Siswa) diperoleh

r11=0,70 maka dengan demikian instrumen ini dinyatakan realiabel

(dapat dipercaya) karena melebihi 0,6 sehingga dapat

dipergunakan dalam penelitian in4i.

4 Juliansyah Noor,Loc.cit.

126

3. Hasil Uji Pra syarat

a. Uji Normalitas

Sebelum menghitung Uji Normalitas harus terlebih dahulu

mencari nilai residual (selisih nilai antara nilai asli dengan nilai

prediktor) dari kedua variabel, dengan menggunakan Pengolahan data

SPSS maka menghasilkan data sebagai berikut:

Diagran Grafik 4.1

Uji Normalitas

Dari grafik P Plot Normal di atas mengambarkan bahwa nilai

residual hampir bisa di prediksikan berdistribusi normal karena apabila

127

titik-titik di atas berada di sepanjang garis atau tidak jauh dari garis

diagonal normalitas maka dapat diprediksikan nilai resdiual

berdistribui normal.

Setelah penghitungan data residual selanjutnya uji normalitas

data, dengan tujuan untuk menentukan apakah data penilitian ini

berdisitribusi normal atau tidak, dengan hipotesis sebagai berikut :

H0= data berdistribusi normal

H1= data tidak berdistribusni normal

1. Jika Nilai Probabilitas Signifikansi > 0,05 maka H0 tidak

ditolak dan H1 ditolak.

2. Jika Nilai Probabilitas Signikansi < 0,05 maka H0 ditolak

dan H1 tidak ditolak.

Dengan menggunakan program SPSS untuk penghitungan uji

normalitas maka akan terdapat data sebagai berikut:

Tabel 4.70

Hasil UJI Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 42

Normal Parametersa,b Mean .0000000

Std. Deviation 5.49791245

Most Extreme Differences Absolute .063

Positive .063

Negative -.060

Test Statistic .063

128

D

ari tabel di atas tentang perhitungan Uji normalitas didapat nilai

signifikansi 0,200 > 0,05 dengan demikian maka dapat di simpulkan

bahwa hipotesis yang diambol adalah H0 diterima dan H1= di tolak

dengan nilai residual berdistribusi normal

b. Uji linearitas

Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua

variabel mempunyaai hubungan linear secara signifikan atau tidak,

adapun pengujian uji linearitas dalam penelitian ini menggunakan

pengolahan data SPSS dengan Hipotesis dan kriteria pengujian adalah

sebagai berikut:

H0= data berhubungan linear

H1= data tidak berhubungan linear

1. Jika Nilai Probabilitas Signifikansi > 0,05 maka H0 tidak

ditolak dan H1 ditolak.

2. Jika Nilai Probabilitas Signikansi < 0,05 maka H0 ditolak

dan H1 tidak ditolak.Dengan hasil pengolahan spss sebagai

berikut:

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

d. This is a lower bound of the true significance.

129

Tabel 4.71

Hasil Uji Linearitas

ANOVA Tabel

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

Status Sosial

Ekonomi

Orang Tua *

Orientasi

Masa Depan

Pendidikan

Siswa

Between

Groups

(Combined) 2411.8

69 19

126.94

0

3.98

7 .001

Linearity 1872.9

77 1

1872.9

77

58.8

30 .000

Deviation

from

Linearity

538.89

2 18 29.938 .940 .548

Within Groups 700.41

7 22 31.837

Total 3112.2

86 41

Berdasarkan hasil uji linearitas di atas di ketahui nila

signifikansi deviation from liniearity sebesar 0.588 sehingga hipoteis

yang di ambil adalah H0 tidak ditolak dan H1 ditolak karena nilai

probabilitas deviation of linearity 0.588 > 0.05 dengan demikian dapat

di simpulkan terdapat hubungan linear yang signifikan antara status

sosial ekonomi orang tua dengan orientasi masa depan siswa.

D. Hasil Analisis Data

1. Hasil Uji Regresi linear sederhana

Tabel 4.72

Tabel Penolong Perhitungan Konstanta a dan b

No.Resp

(n)

X Y XY X2

1

2

78

78

83

84

6474

6552

6084

6084

130

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

52

64

64

67

73

65

70

67

60

66

56

69

65

64

66

63

78

54

56

55

81

73

57

60

67

69

67

66

65

82

81

88

81

75

85

84

73

79

71

82

87

83

79

82

88

67

66

78

88

83

76

79

72

85

84

86

3380

5248

5184

5896

5913

4875

5950

5628

4380

5214

3976

5658

5655

5312

5214

5166

6864

3618

3696

4290

7128

6059

4332

4740

4824

5865

5628

5676

2704

4096

4096

4489

5329

4225

4900

4489

3600

4356

3136

4761

4225

4096

4356

3969

6084

2916

3136

3025

6561

5329

3249

3600

4489

4761

4489

4356

131

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

51

56

78

59

56

66

66

59

56

55

52

40

73

72

87

76

81

81

82

74

78

72

67

70

3723

4032

6786

4484

4536

5346

5412

4366

4368

3960

3484

2800

2601

3136

6084

3481

3136

4356

4356

3481

3136

3025

2704

1600

Jumlah 2664 3309 211692 172086

Dari tabel di atas di ketahui beberapa nilai antara lain adalah

∑X= 2664 ∑Y= 3309 ∑XY= 211692 ∑X2= 172086

1) Menghitug nilai konstanta b

𝒃 =𝒏 . ∑𝑿𝒀 − ∑𝑿. ∑𝒀

𝒏 . ∑𝑿𝟐 − (∑𝑿)𝟐

𝑏 =42 .211 692 − 2664 . 3309

42 . 172 086 − 26642

𝑏 =8 891 064 − 8 815 176

7 227 612 − 7 096 896

𝑏 =75 888

130 716

𝒃 = 𝟎, 𝟓𝟖𝟎𝟓𝟔

2) Menghitung nilai konstanta a

𝒂 =∑𝒀 − 𝒃. ∑𝑿

𝒏

𝑎 =3309 − 0,58056 . 2664

42

132

𝑎 =3309 − 1546,602

42

𝑎 =1762,3979

42

𝒂 = 𝟒𝟐, 𝟗𝟔𝟏

3) Membuat persamaan regresi linear sederhana

Y=a +b.X

Y= 42,961 +0,581.X

2. Hasil Perhitungan Uji Koefisiensi Korelasi Sederhana

Tabel 4.73

Tabel Penolong Perhitungan Nilai Korelasi

No.Resp

(n) X Y XY X2 Y2

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

78

78

52

64

64

67

73

65

70

67

60

66

56

69

65

83

84

65

82

81

88

81

75

85

84

73

79

71

82

87

6474

6552

3380

5248

5184

5896

5913

4875

5950

5628

4380

5214

3976

5658

5655

6084

6084

2704

4096

4096

4489

5329

4225

4900

4489

3600

4356

3136

4761

4225

6889

7056

4225

6724

6561

7744

6561

5625

7225

7056

5329

6241

5041

6724

7569

133

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

64

66

63

78

54

56

55

81

73

57

60

67

69

67

66

51

56

78

59

56

66

66

59

56

55

52

40

83

79

82

88

67

66

78

88

83

76

79

72

85

84

86

73

72

87

76

81

81

82

74

78

72

67

70

5312

5214

5166

6864

3618

3696

4290

7128

6059

4332

4740

4824

5865

5628

5676

3723

4032

6786

4484

4536

5346

5412

4366

4368

3960

3484

2800

4096

4356

3969

6084

2916

3136

3025

6561

5329

3249

3600

4489

4761

4489

4356

2601

3136

6084

3481

3136

4356

4356

3481

3136

3025

2704

1600

6889

6241

6724

7744

4489

4356

6084

7744

6889

5776

6241

5184

7225

7056

7396

5329

5184

7569

5776

6561

6561

6724

5476

6084

5184

4489

4900

Jumlah 2664 3309 211692 172086 262445

134

Dari tabel di atas di ketahui beberapa nilai antara lain adalah

sebagai berikut:

∑X= 2664 ∑Y= 3309 ∑XY= 211692

∑X2= 172 086 ∑Y2= 262445

𝒓 =𝒏 (∑𝑿𝒀) − (∑𝑿)(𝒀)

√(𝒏 ∑𝑿𝟐 − (∑ 𝑿)𝟐)(𝒏∑𝒀𝟐 − (∑𝒀)𝟐𝟐

𝑟𝑥𝑦 =42 (211 692) − (2664)(3309)

√(42 . 172 086 − (2664)2)(42. 262 445 − (3309)22

𝑟𝑥𝑦=

8 891 064 − 8 815 176

√(42 . 172 086 − 7 096 896) . (42. 262 445 − 10 949 481)2

𝑟𝑥𝑦 =75 888

√(130716 − 732092

𝑟𝑥𝑦 =75 888

√9 569 587 6442

𝑟𝑥𝑦 =75 888

97 824,2692

𝑟𝑥𝑦 = 0, 7757 digenapkan menjadi 0,776

Berdasarkan hasil perhitungan di atas dengan perolehan nilai

korelasi (r) 0,776 hal ini dapat di deskripsikan bahwa terdapat pengaruh

status sosial ekonomi orang tua (variabel X) yang sangat kuat bagi siswa

dalam menentukan Orientasi Masa Depan (variabel Y), dengan demikian

dapat di asumsikan bahwa semakin tinggi status sosial ekonomi orang tua

siswa maka akan semakin tinggi juga penentuan siswa dalam membuat

orientasi masa depan yakni untuk merencanakan proses melanjutkan

pendidikan ketingkat perguruan tinggi, begitu juga sebaliknya semakin

rendah status sosial ekonomi orang tua maka semakin rendah juga siswa

dalam menentukan orientasi masa depannya.

135

3. Uji Koefesien Determinassi

Untuk menghitung uji koefesien determinasi menggunakan rumus

formula sebagai berikut:

R = 𝑟2. 100%

Keterangan :

R = Koefesien Determinasi

r = nilai korelasi

berikut ini perhitungan Uji Koefesien Determinasi

R = 𝑟2. 100%

R= 0,7762 x100%

R= 0,6018 di genapkan menjadi 0,602

Adapun pengolahan data dengan menggunakan SPSS maka

akan menghasilkan data sebagai berikut:

Tabel 4.74

Hasil Uji Koefesien Determinasi

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .776a .602 .592 5.566

a. Predictors: (Constant), Status Ekonomi Orang Tua

Dari tabel di atas dapat interpretasikan bahwa nilai R square

adalah 0,528 hal ini menunjukan bahwa terdapat korelasi (pengaruh)

antara variabel status sosial ekonomi orang tua terhadap orientasi masa

depan siswa bersifat positif, besarnya pengaruh status sosial ekonomi

orang tua terhadap orientasi masa depan siswa sebesar 60.2%

136

E. Pengujian Hipotesis

Untuk mengetahui kebenaran dari perhitungan koefesien korelasi di

atas maka harus di uji dengan uji t (t-Test) dengan syarat data telah memenuhi

uji pra syarat yakni data berdistribusi normal dan berbentuk linear, sedangkan

untuk perhitungan uji t akan dilakukan dengan perhitungan sebagai berikut:

𝒕𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 =𝒓(√𝒏 − 𝟐)

√𝟏 − 𝒓𝟐

𝒕𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 =𝟎, 𝟕𝟕𝟔(√𝟒𝟐 − 𝟐)

√𝟏 − 𝟎, 𝟕𝟕𝟔𝟐

𝒕𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 =𝟎, 𝟕𝟕𝟔√𝟒𝟎

√𝟏 − 𝟎, 𝟔𝟎𝟏𝟖

𝒕𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 =𝟎, 𝟕𝟕𝟔(𝟔, 𝟑𝟐𝟒𝟓𝟔)

√𝟎, 𝟑𝟗𝟖𝟐

𝒕𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 =𝟒, 𝟗𝟎𝟕𝟖𝟓

𝟎, 𝟔𝟑𝟏𝟎𝟑

𝒕𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 = 𝟕, 𝟕𝟕𝟕𝟖

Dari perhitungan di atas maka dapat di uji kan dengan hipotesis

sebagai berikut:

a. Perumusan Hipotesis

Ho: tidak terdapat pengaruh antara status sosial ekonomi orang tua

terhadap orientasi masa depan siswa.

Ha: terdapat pengaruh antara status sosial ekonomi orang tua

terhadap orientasi masa depan siswa.

Syarat Uji t:

1) Jika thitung <ttabel, berarti Ho diterima, Ha ditolak

2) Jika thitung >ttabel, berarti Ha diterima, Ho ditolak

137

3) Taraf Signikansi (α) = 5% atau 0,05 dengan derajat kebebasan

42-2 maka di peroleh ttabel= 2,0215

Dengan demikian maka dapat si simpulkan thitung>ttabel dan

keputusanya Ha di terima, Ho ditolak yang artinya terdapat

pengaruh antara status sosial ekonomi orang tua dengan orientasi

masa depan siswa.

F. Pembahasan Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini di awali dengan penghitungan dan pengumpulan

data terlebih dahulu dimana terdapat 30 item instrumen di masing- masing

varibel yakni instrumen varibel X (status Sosial Ekonomi Orang Tua) dan

Variabel Y ( Orientasi Masa Depan pendidikan Siswa) , dari kedua varibael

di tersebut kemudian di masukan dalam tabulasi masing masing item.

Sedangkan dalam penentuan orientasi masa depan siswa secara keseluruhan di

pengaruhi oleh faktor dan kondisi dari status sosial ekonomi orang tua,

dengan pengertian jika status sosial ekonomi orang tua tinggi maka semakin

tinggi juga penentuan oreintasi masa depan pendidikan siswa begitu juga akan

sebaliknya jika status sosial ekonomi orang tua rendah maka akan semakin

rendah penentuan orientasi masa depan pendidikan siswa.

Adapun dalam penelitian ini tingkat pengukuran kondisi status

ekonomi orang tua terdiri dari tiga dimensi yaitu dimensi pendidikan, dimensi

tingkat ekonomi dan dimensi kedudukan dalam masyarakat. Dimana dari

ketiga dimensi terssbut terdapat hasil pengukuran sebagai berikut:

Pengkuruan Keseluruhan Dimensi Status Ekonomi Orang tua

5 Lampiran tabel Uji t

138

Tabel 4.75

Dimensi Pokok Kategori Status Sosial Ekonomi Orang Tua

No Kategori Dimensi

Jumlah

item soal

Frekuensi

Jumlah item

Perentase

(%)

1 Pendidikan

- Tingkat pendidikan orag tua

2

84

12.5%

2 Tingkat Ekonomi

- Jenis pekerjaan orang tua

- Pendapatan

- Tanggungan dan

Pengeluaran konsumsi

- Kepemilikan harta benda

4

4

3

2

168

168

126

84

25.0%

25.0%

18.8%

12.5%

3 Kedudukan 1 42 6.3%

Jumlah 14 672(item soal) 100%

Dari tabel di atas menjadikan patokan utama dalam penentuan kategori

status sosal ekonomi orang tua seperti halnya yang di kemukakan oleh

Soerjono Soekanto dimana tolok ukur dari keriteria status ekonomi di lihat

dari ukuran ilmu pengetahuan, ukuran kekayaan dan ukuran kehormatan.6

Adapun hasil pengukuran status ekonoi orang tua siswa SMAN 01 Wanasari

Kabupaten Brebes tertera dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.76

Pengukuran Keriteria Status Ekonomi Orang Tua Berdasarkan Tabulasi

Item Instrumen7

No Katogeri

Pengukuran

Frekuensi penyebaran Item Instrumen

Status Sosial Ekonomi Orang Tua

Pernsentase

(%)

1 Kategori 1 306 11%

6 Soerjono Soekanto, Op.cit, h.208 7 Lihat lampiran rekapitulasi keriteria kategori status sosial ekonomi keluarga

139

2 Kategori 2 169 15%

3 Kategori 3 66 28%

4 Kategori 4 47 46%

Jumlah 588 100%

Adapun deskripsi dari pengukuran kategori untuk status sosial

ekonomi orang tua siswa di atas penulis menyimpulkan sebagai berikut:

1. Kategori Pertama merupakan kondisi status ekonomi orang tua

dengan pendidikan lulusan tamat Universitas atau perguruan tinggi

dengan pekerjaan utama dari ayah sebagai Pegawai

(PNS/POLRI/TNI) sedangkan untuk pekerjaan sambilan banyak

usaha yang di jalankan dan ibu dengan pekerjaan utama ibu

sebagai pegawai baik swasta maupun negeri serta sebagai

wirausaha sebagai pekerjaan sambilan, dengan nilai pendapatan

dari ayah dan ibu berkisar antara Rp 4.800.000-Rp 7.200.000

rupiah perbulan, sedangaknn untuk untuk pemenuhan kebutuhan

keluarga bernilai sangat lebih dari cukup dengan menggunakan

kendaraan dinas sebagai moda transportasi, untuk fasilitas yang

berada dalam rumah berupa TV parabola, Telp rumah dan Wifi

serta menjabat sebagai perangkat desa.

2. Kategori Kedua merupakan kondisi status ekonomi orang tua

dengan pendidikan dari lulusan tamat Sekolah Menengah Atas

(SMA) sederajat dengan pekerjaan utama bagi ayah sebagai

wirausaha dengan pekerjaan sambilan sebagai peternak begitu juga

dengan ibu biasanya berprofesi sebagai wirausaha dengan

perkerjaan sambilan sebagai petani/peternak, dengan nilai

pendapatan dari ayah dan ibu berkisar antara Rp. 3.000.000 –

4.800.000 rupiah perbulan, sedangkan untuk pemenuhan

kebutuhan keluarga bernilai sangat tercukupi dengan

140

menggunakan mobil pribadi sebagai moda transportasi untuk

fasilitas yang ada di rumah berupa telp rumah dan tv parabola serta

menjadi ulama dalam lingkungan masyarakat.

3. Kategori Ketiga merupakan kondisi status sosial ekonomi orang

tua merupakan dari pendidikan lulusan tamat Sekolah Menengah

Pertama (SMP) sederajat, dengan pekerjaan utama bagi ayah

pegawai swasta dengan pekerjaan sambilan sebagai petani

sedangkan ibu profesi sebagai petani baik profesi utama maupun

sebagai pekerjaan sambilan dengan nilai pendapatan utama dan

sambilan dari ayah berkisar diantara 1.800.000 - 3.000.000 rupiah

perbulan begitu pula dengan nilai pendapatan ibu, sedangkan

untuk pemenuhan kebutuhan keluarga bernilai lebih dari cukup

dengan menggunakan moda transportasi untuk berkerja

menggunakan sepeda motor sedangkan untuk fasilitas yang ada di

rumah berupa telp rumah, dan tv antena serta menjadi pengurus

RT/RW dalam lingkungan masyarakat.

4. Kategori Keempat merupakan kondisi status sosial ekonomi orang

tua merupakan dari pendidikan lulusan tamat Sekolah Dasar (SD)

sederajat dengan pekerjaan utama bagi ayah sebagai petani dan

bagi ibu sebagai ibu rumah tangga adapun pekerjaan sambilan dari

keduanya mayoritas masyarakat biasanya bekerja sebagai buruh

tani dengan pendapatan utama dan sambilan kurang dari

Rp.1.800.000 perbulan sedangkan untuk pendapatan utama dari

ibu tidak ada nilai pendapatan dan untuk kurang dari Rp.

1.800.000, serta untuk pemenuhan kebutuhan keluarga bernilai

cukup dengan moda transortasi dalam bekerja menggunakan

sepeda sedangkan untuk fasilitas yang ada di rumah hanya ada tv

antena saja serta tidak menjabat apapun dalam organisasi

kemasyarakatan.

141

Dari penerapan kategori pengukuran status sosial ekonomi orang

tua di atas tidaklah bersifat baku ataupun saling bersambungan atau

linear dari empat ukuran pokok pengukuranan status sosial ekonomi

(Ilmu pengetahuan, Kekayaan dan kedudukan) namun penulis

merakapitulasi nilai persentase tabulasi dari item- item pokok dalam

instrumen status sosial ekonomi orang tua guna melihat serta

mengukur persentase keseluruhan dari kehidupan status sosial

ekonomi orang tua siswa SMAN 01 Wanasari Kabupaten Brebes.

Deskripsi selanjutnya yakni tentang Orientasi Masa Depan Pendidikan

Siswa dimana terdapat taraf atau tingkat kepastian dalam penentuan keputusan

yang akan diambil oleh siswa kelak setelah mereka lulus dari sekolah, apakah

akan melanjutkan atau tidak ke perguruan tinggi. Taraf kepastian dalam

menentukan orientasi masa depan siswa terdiri dari tiga dimensi yaitu dimensi

motivasi, dimensi perencanaan dan dimensi evaluasi dengan hasil pengukuran

sebagai berikut:

Pengkuruan Keseluruhan Dimensi Penentuan Orientasi Masa Depan

Pendidikan Siswa

Tabel 4.77

Dimensi Pokok Penentuan Orientasi Masa Depan Pendidikan Siswa

No Dimensi Penentuan

Jumlah

item soal

Frekuensi

Jumlah item

Perentase

(%)

1 Motivasi

- Tujuan yang ingin dicapai

- Waktu pencapaian

- Motif waktu tujuan yang

akan dicapai

2

1

3

84

42

126

11.88%

5.9%

17.6%

142

2 Perencanaan

- Pengetahuan terkait tujuan

jenjang pendidikan lanjutan

- Kompleksitas rencana

- Tingkat realisasi

3

2

2

126

84

84

17.6%

11.8%

11.8%

3 Evaluasi

- Keyakinan diri

- Perasaaan akan

kemungkinan pencapaian

2

2

84

84

11.8%

11.8%

Jumlah 17 714(item soal) 100%

Dari tabel di atas menjadikan patokan utama dalam penentuan

keseluruhan Orientasi Masa Depan Pendidikan Siswa, dengan hasil

penentuan keseluruhan Orientasi Masa Depan Siswa SMAN01 Wanasari

Kabupaten Brebes tertera dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.78

Pengukuran Penentuan Orientasi Masa Depan Pendidikan Siswa8

No Katogeri

Pengukuran

Frekuensi penyebaran Item Instrumen

Status Sosial Ekonomi Orang Tua

Pernsentase

(%)

1 Sikap 1 147 25.2%

2 Sikap 2 252 43.2%

3 Sikap 3 118 20.2%

4 Sikap 4 67 11.5%

Jumlah 588 100%

Adapun deskripsi dari pengukuran kategori untuk dalam penentuan

orientasi masa depan pendidikan siswa di atas penulis menyimpulkan sebagai

berikut:

8 Lihat lampiran rekapitulasi keriteria kategori Penentuan Oreintasi Masa Depan Pendidikan

Siswa

143

1. Sikap Pertama merupakan sikap siswa yang sudah

membuat oreintasi masa depan pendidikan dengan jelas

dimana mereka sudah memahami, mengatahui serta

membuat perencanaan dengan matang seperti dimanah

mereka akan melanjutkan pendidikannya, pengambilan

jurusan serta pemahaman akan karir dimasa yang akan

datang dengan pengambilan jurusan yang sudah mereka

rencanakan

2. Sikap Kedua merupakan sikap siswa yang sudah membuat

orientasi masa depan pendidikan namun masih belum jelas,

hal ini dikarenakan mereka belum tahu betul tujuan tempat

atau universitas yang akan mereka inginkan namunsudah

mempunyai keinginan serta keseiusanuntuk melanjutkan

jenjang pendidikannya akan tetapi masih ragu dengan

pengmabian jurusan serta koensekuensi untuk pengambilan

karir dimasa yang akan datang

3. Sikap Ketiga merupakan sikap siswa yang belum membuat

orientasai masa depan pendidikan, dimana mereka tidak

terlalu mementingkan tujuan akan masa depan yang akan

mereka lalui apakah mereka akan melanjutkan jenjang

pendidikan atau tidak, dalam hal ini biasanya faktor

eksternal dari mereka yang akan menentukan masa depan

seperti halnya faktor dari keputusan teman sebaya, teman

satu kelompok dalam pengambilan keputusan masa

depannya.

4. Sikap keempat merupakan sikap siswa yang sudah

menentukan oreintasi masa depan pendidikannya dimana

mereka telah membuat keputusan untuk tidak melanjutkan

pendidikan ke jenjang perguruan tinggi atau universitas,

144

sikap siswa yang demikian biasanay di pengaruhi dua

faktor utama yakni faktor dari dalam siswa itu sendiri serta

keadaan kondisi ekonomi dan sosial keluarga dari siswa

tersebut.

Dari pengukuruan kategori status ekonomi orang tua serta penentuan

sikap orientasi masa depan pendidikan siswa menjadikan keinginan dari

penulis untuk mengetahui seberapa nilai pengaruh status sosial ekonomi orang

tua dalam pengambilan penentuan orientasi masa depan pendidikan siswa

dalam hal ini penulis telah menghitung serta mengolah data penelitian dengan

hasil dimana terdapat uji validitas dalam penelitian ini menghasilkan item-

item instrumen yang lulus dan berhak untuk dilakukan penilitian lanjutan,

dimana dalam instrumen status sosial ekonomi orang tua terdapat 26 item

yang lulus dalam uji validitas instrumen sedangkan untuk instrumen orientasi

masa depan pendidikan siswa terdapat 25 item yang lulus uji validitas.

Adapun hasil uji reliabilitas dari instrumen status sosial ekonomi

orang tua menghasilkan nilai realibitas sebesar r11=0.691 sedangkan untuk uji

realibilitas instrumen orientasi masa depan pendidikan siswa menghasilkan

nilai realibilitas sebesar r11= 0.70 sehingga dengan demikian kedua instrumen

dinyatakan reable atau dapat di percaya akan data-data untuk dilanjutkan uji

penelitian selanjutnya. untuk pengujian uji normalitas dengan menggunakan

penghitungan spss dengan taraf signifikansi α = 0.05 menghasilkan data nilai

probabilitas 0.200 dengan demikian dapat di artikan data bedistribusi normal

karena nilai probabilitas lebih besar dari taraf signifikansi (0.200) > (0.05).

adapun pengujian uji linearitas untuk mengetahui apakah model regresi linear

sederhana dapat digunakan untuk memprediksi variabel status sosial ekonomi

orang tua terhadap variabel orientasi masa depan pendidikan siswa

menggunakan pengolahan data spss dengan taraf signifikansi α = 0.05

menghasilkan data nilai probabilitas sebesar 0.548 dengan demikian dapat

145

diartikan bahwa data kedua data bersifat linear sehingga dapat di gunakan

untuk menentukan pengujian uji korelasi sederhana.

Selanjutnya menghitung nilai regresi linear dimana menghasilkan

konstanta α = 42,961 dan konstanta b = 0,581 dengan persamaan regresi Y=

42,961 + 0.581.X yang artinya setiap 1 nilai dari variabel X akan

menghasilkan nilai 43,542 pada variabel Y sehingga apabila nilai pada

varibael Status Sosial Ekonomi Orang Tua semakin tinggi maka akan

berdampak juga kenaikan pada variabel Orientasi Masa Depan Pendidikan

Siswa.

Adapun uji koefesiensi korelasi untuk mengukur seberapa besar

pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap orientasi masa depan

pendidikan siswa menghasilkan data niali korelasi sebesar rxy= 0,776 adapun

nilai koefesiensi korelasi atau nilai R square sebesar 0.602 dengan demikian

dapat di artikan bahwa pengaruh staus sosial ekonomi orang tua sangat besar

terhadap oreintasi masa depan pendidikan siswa.

Adapun pengujian terakhir yakni uji t dengan membandingkan thitung

dengan ttabel dengan dk 42-2 meghasilkan data thitug=(7.77) dan ttabel =(2.021).

Karena thitug > ttabel maka dapat diartikan terdapat pengaruh yang sangat

signifikan dari pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap orientasi

masa depan pendidikan siswa SMAN 01 Wanasari Kabupaten Brebes.

Dengan demikian Ha diterima dan Ho ditolak.

Kesimpulan dari penelitian ini menggambarkan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan antara status sosial ekonomi orang tua terhadap

orientasi masa depan pendidikan siswa di SMAN 01 Wanasari sebesar 60.2%

hal ini dikarenkan keadaan suatu ekonomi dalam suatu keluarga akan

menentukan dan mempengaruhi perilaku siswa dalam menentukan orientasi

masa depan atau apakah siswa tersebut cukup untuk tidak melanjutkan dunia

146

pendidikan dan akan melanjutkan kejenjang perguruan tinggi atau akan

menentukan pekerjaan dan karir dalam hidupnya.

Dari hasil penelitian juga dapat dideskripsikan terlihat bahwa

pengaruh variabel status sosial ekonomi orang tua terhadap orientasi masa

depan pendidikan siswa adalah korelasi positif , yaitu semakin positif status

sosial ekonomi orang tua maka semakin tinggi juga orientasi masa depan

pendidikan siswa, begitu juga sebaliknya semakin negatif satatus sosial

ekonomi orang tua siswa maka semakin negatif orientasi masa depan

pendidikan siswa.

Adapun pengaruh selainnya yakni sebesar 39.8% dalam penentuan

orientasi masa depan pendidikan siswa bisa dipengaruhi oleh faktor-faktor

lain, seperti adanya pengaruh dari teman, faktor lingkungan atau faktor gender

yang tidak peneliti gunakan dalam penelitian ini, sehingga dalam hal ini

peneliti menyimpulkan sangat relevan jika terdapat faktor-faktor lain dalam

penentuan orientasi masa depan para siswa.

Hasil penelitian yang di lakukan oleh Ilham Budi Santoso dari

Universitas Negeri Yogyakarta9 menunjukan bahwa pengaruh motivasi

belajar, pendidikan orang tua dan teman sebaya terhadap minat melanjutkan

perguruan tinggi bagi siswa kelas XII SMAN 02 Klaten terdapat pengaruh

teman sebaya sebesar 13% dari 19.4% hasil penelitian sedangkan faktor

pengaruh pendidikan orang tua hanya memperoleh pengaruh positif sebesar

3% dari 19.4% kesuluruhan hasil penelitian, menurut analisa peneliti hal ini

bisa saja bahwa pengaruh teman sebaya menjadi salah satu faktor utama yang

dapat mempengaruhi orientasi masa depan pendidikan siswa untuk

melanjutkan jenjang pendidikan ke Pendidikan Tinggi.

9 Ilham Budi Santoso, “Pengaruh Motivasi Belajar, Pendidikan Orang Tua dan Teman Sabaya

Terhadap Minat Melanjutkan Perguruan Tinggi Bagi Siswa Kelas XI SMAN 2 Klaten”,(SKRIPSI Universitas Negeri Yogyakarta 2015/2016).

147

Hasil temuan di atas menunjukan bahwa masih terdapat faktor-faktor

lain dalam menentukan orientasi masa depan pendidikan siswa, namun dalam

hal ini menurut peneliti, faktor budaya dan lingkungan dalam masyarakat juga

turut ambil dalam mempengaruhi orientasi masa depan pendidikan siswa,

sebagai contoh kedua hasil penelitian diatas sebagai komparasi penelitian

penulis dimana terdapat nilai regional culture (budaya daerah) antara kedua

tempat penelitian diatas.

Hasil penelitian pertama dimana tempat peneliti melakukan penelitian

merupakan daerah dengan masyarakat pedesaan yang notabene siklus

ekonomi terbesar berada di ranah pertanian. Dilain pihak hampir masyoritas

para lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat lebih tertarik untuk

terjun ke ranah perkerjaan dibandingkan untuk melanjutkan jenjang

pendidikan di pendidikan tinggi, hal seperti dikarenakan dalam kondisi sosial

atau lingkungan daerah tersebut masih sangat rendahnya daya saing untuk

melanjutkan pendidikan di pendidikan tinggi.

Berbeda dengan hasil penelitian pembanding diatas dimana hasil

penelitian menunjukan jika lingkungan teman sebaya sangat berpengaruh

dalam penentuan orientasi masa depan jenjang pendidikan siswa di

bandingkan dengan pengaruh pendidikan orang tuanya, hal demikian menurut

penulis terasa sangat wajar di karenakan kondisi sosial tempat penelitian

pertama merupakan kota yang di sandang sebagai kota pelajar/pendidikan

indonesia yakni kota Yogyakarta, sebuah lingkungan daerah yang terdapat

kampus-kampus unggulan serta favorit sebagai rujukan bagi para calon

mahasiswa.

Barada di dalam lingkungan dunia akademik perkulihan membuat para

siswa-siswi SMA di daerah penelitian pertama berasumsi bahwa melanjutkan

jenjang pendidikan di pendidikan tinggi merupakan sebuah keharusan,

sehingga sudah sejak awal mereka sudah menentukan tujuan universitas mana

yang akan mereka tuju.

148

G. Keterbatasan Penelitian

Dalam penyusunan penelitian ini penyusun menyadari masih terdapat

banyak sekali temuan akan kekurangan-kekurangan dalam penyusunan antara

lain:

1. Faktor Internal

Penulis menyadari akan lamanya rentang waktu dalam penyusunan

penelitian ini, hal ini terjadi karena ada beberapa faktor yang membuat

totalitas dalam penyusunan penilitian ini, dari adanya rasa trauma yang di

alami oleh penyusun akan aktifitas dalam lingkup dunia perkuliahan,

namun yang menjadi dasar akan lama rentang waktu dalam penyusunan

penelitian ini di karenakan ada tujuan lain bagi penyusun yang terlebih

dahulu lebih untuk di selaikan.

2. Faktor Eksternal

Adapun faktor eksternal dalam keterbatasan penelitian ini antara lain :

1) Pengambilan data primer dalam penelitian ini adalah siswa-siswa

kelas XII sekolah menengah atas (SMA) dengan luang lingkup

dari kalangan keluarga petani bawang merah, sedangkan untuk di

daerah Kabupaten Brebes untuk daerah persawahan dengan

komoditas utama yakni bawang merah hanya terdapat di tiga

kecamatan yakni Kecamatan Larangan, Kecamatan Wanasari dan

Kecamatan Bulakamba, dari ketiga kecamatan di atas masing -

masing hanya mempunyai satu Sekolah Menengah Atas (SMA)

Negeri, hal ini yang menjadikan keterbatasan dalam penelitian

dikarenakan mayoritas anak- anak di daerah tersebut lebih memilih

melanjutkan sekolah di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

dimana mayoritas besar siswa-siswinya berorientasi masa depan

untuk mendapatkan pekerjaan di bandingkan untuk melanjutkan ke

jenjang perguruan tinggi.

149

2) Pengambilan data primer (utama) instrumen yang melibatkan

responden siswa kelas XII (dua belas) hanya bisa di lakukan pada

bulan semester ganjil dikarenakan banyak agenda serta ujian –

ujian bagi siswa kelas XII (dua belas) di semester genap

3) Terlalu lama pengambilan data penetian di karenakan di haruskan

bagi penulis untuk membantu pembelajaran di SMAN 01 hal ini

dikarenakan ada guru ekonomi yang izin cuti selama 2 bulan

sehingga menjadi salah satu keterbatasan dalam penelitian ini.

150

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian mengenai pengaruh status sosial

ekonomi orang tua terhadap orintasi masa depan pendidikan siswa di

SMAN 01 Wanasari Kabupaten Brebes maka dalam bab ini penulis

mengamukakan beberapa kesimpulan bahwa:

1. Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara status sosial

ekonomi orang tua terhadap Oreintasi masa depan pendidikan

siswa , dalam hal ini dapat dikatakan bahwa pengaruh status

sosial ekonomi orang tua dengan oreintasi masa depan

pendidikan siswa artinya semakin tinggi status sosial ekonomi

orang tua maka berpengaruh dalam penentuan orientasi masa

depan pendidikan siswa, begitu juga sebaliknya semakin

rendah status sosial ekonoi orang tua maka akan berpengaruh

rendah orientasi masa depan pendidikan siswa.

2. Latar belakang masyarakat sebagai petani bawang merah masih

sangat sedikit dalam memberikan kesempatan anak-anak

mereka untuk melanjutkan jenjang pendidikan ke perguruan

tinggi, mayoritas masyarakat petani bawang merah kabupaten

brebes masih berfikir akan besar dan mahalnya biaya untuk

masuk ke perguruan tinggi, terlebih melihat hasil panen yang

sangat fluktuatif dan tidak menentu, sehingga memberikan

gambaran akan ketidak mampuan untuk meneruskan

pendidikan anak kejenjang perguruan tinggi bagi mayoritas

masyarakat Kabupaten Brebes.

3. Keinginan siswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang

perguruan tinggi sangat terbatas dan sangat terpengaruh oleh

151

keadaan ekonomi orang tua dengan mayoritas siswa-siswi yang

berada dalam lingkungan keluarga petani bawang brebes

B. Saran

Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak,

terlebih khusus bagi penulis pribadi. Adapun semua kritik dan saran

yang bersifat untuk membangun serta dapat menyempurnakan

penelitian skripsi ini penulis terima dengan lapang hati dan rasa

terimakasih atas semua.

Terakhir penulis memberikan saran-saran bagi yang bersangkutan

diantaranya adalah:

1. Bagi Peneliti selanjutnya

Untuk penelitian dengan bahasan tentang status sosial

ekonomi orang tua siswa dianjurkan untuk meneliti pada

subjek penelitian yang sudah bisa nentukan sikap jangan

meneliti pada subjek penelitian pada remaja bahkan anak-anak,

hal demikian dikarenakan subjek penelitiaan harus paham serta

mengetahui realita tentang kondisi status sosial dan ekonomi

orang tua serta menghindari rasa diskriminasi atau terkucilkan

bagi remaja dan anak-anak jika mereka di jadikan subjek

penelitian dalam pembahasan status sosial dan kondisi ekonomi

orang tua.

2. Bagi SMAN 01 Wanasari

SMAN 01 Wanasari sebagai tempat penelitian ini penulis

memberi saran untuk di tingkatkan standar mutu dalam

pembelajaran, seperti dimulai siswa untuk belajar eksplorasi

alam serta lingkungan jangan terlalu fokus dalam pemberian

materi pelajaran. Adapun membuat education fair tentang

informasi universitas-universitas baik yang unggulan maupun

dalam ruang lingkup daerah tersebut sangat di perlukan

152

sehingga menaikan motivasi siswa untuk bisa melanjutkan

keperguruan tinggi.

3. Bagi Masyarakat Kabupaten Brebes

Kabupaten Brebes merupakan tanah kelahiran penulis

ada berbagai saran bagi masyarakat kabupaten brebes namun

yang paling utama berikanlah kebebasan bagi anak-anak untuk

bisa meraih cita-cita, terkadang karena kita takut akan besarnya

biaya-biaya dalam perjalanan dunia pendidikan anak-anak

sehingga kita tega merampas hak serta impian dari anak kita

sendiri, padahal masih teramat banyak jalan serta pintu-pintu

rezeki yang nanti akan di berikan ketika sang anak berada

dalam perjalanan mencari serta menekuni sebuah ilmu.

Daftar Pustaka

Agus Dariyo. Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor: Ghalia Indonesia, 2004.

Anoraga, Pandji. Manajemen Bisnis. Jakarta: Rineka Cipta. Cet.IV, 2009

Basrowi. Pengantar Sosiologi. Bogor: Ghalia PusatakaCet.I, 2005.

Desmita. Psikologi Perkembangan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013

Firdaus M. Yunus. Pendidikan Berbasis Realitas Sosial. Yogyakarta: Logo Utama.

Cet.I, 2004.

Goode, Willian J. The Family, Terj. Laila Hanoum Hasyim. Jakarta: Bumi Aksara.

Cet. 3

Hartomo, H. dan Arnicun Azziz, Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: PT Bumi Akasara, 2011.

Idi, Abdullah dan Safarina. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Cet.I, 2011.

Mundandar, M. Soelaeman. Ilmu Sosial Dasar: Teori dan Konsep Sosial. Bandung:

Refik Aditama.2006

Muri A.Yusuf. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif,& Penelitian Gabungan.

Jakarta: Prenadamedia Group. Cet.1, 2014

Nasution. Sosiologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Cet.I, 1994.

Noor, Juliansyah. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Desertasi &Karya Ilmia.

Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Cet.II. 2012.

Razak Yusron. Sosiologi Sebuah Pengantar. Jakarta: Laboratorium Sosiologi

Agama.Cet.I, 2008.

Setiadi, Elly M. dan Usman kolip. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kencana Pranada

Media. Cet.I, 2011.

Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT.Rajawali Pers, cet44.

2015.

Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatifdan R&D. Bandung: Alfabeta.

Cet. 22, 2015.

Sulistiyo basuki. Metode penelitian. Depok: Wedata Widya Sastra. Cet.I, 2006.

Sunarto, Kamanto. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia.Cet.II,

Suryabrata, Sumandi. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Cet.XVIII, 2011.

Tambak Syahraini. Membangun Bangsa Melalui Pendidikan. Yogyakarta: Graha

Ilmu. Cet.I, 2013.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar

Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.Cet.I, 1998.

Tim Penyusun Revisi Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Uin Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta: FITK, 2014

Ujang Sumarwan. Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran.

Bogor: Ghalia Indonesia, 2011.

Jurnal

Jari-Erik Nurmi. How Do Adolescents See Their Future? A Review of The

Development of Future Orientation and Planing. Development review: Sage

Publication, 1991.

Seginer, R. Adolescent Future Orientasi: An Integrated Cultural and Ecological

Perpective. OnlineReadingin Psychology and Culture, 2003.

Skripsi

Afifah. “ Pengaruh dukungan Orang tua Terhadap Orientasi Masa Depan d halam

Area Pekerjaan Pada Remaja”. Skripsi pada UIN Syarih Hidayatullah

Jakarta. Jakarta, 2011. Tidak dipulikasikan.

Ilham Budi Santoso, “Pengaruh Motivasi Belajar, Pendidikan Orang Tua dan Teman

Sabaya Terhadap Minat Melanjutkan Perguruan Tinggi Bagi Siswa Kelas XI

SMAN 2 Klaten”.SKRIPSI Universitas Negeri Yogyakarta 2016. Tidak

dipublikasikan

Rufaidah, Izzah. “Pengaruh Iklim Sosial Keluarga Terhadap Orientasi Masa Depan

dalam Bidang Pekerjaan dan Karir pada Remaja”. Skripsi Pada Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 2010. Tidak

dipublikasikan

Rahmawati, Dini. “Hubungan Status Sosial Ekonomi Orng tua Dengan Motivasi

Belajar PAI Siswa di SMP Darussalam Cipitat”. Skripsi Pada Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 2010. Tidak

dipublikasikan.

Internet

Badan Pusat Statistik. Laporan Bulanan Data Sosial Ekonomi, Edisi 88 Jakarta:

BPS,2017. diunduh dari

https://www.bps.go.id/website/pdf_publikasi/Laporan-Bulanan-Data-Sosial-

Ekonomi-September-2017.pdf pada tanggal 30 September 2017.

Kemendikbud. Undang-undang Rebublik Indonenisa No 20 tahun 2003: Sistem

Pendidikan Nasional, Jakarta, 2003 di unduh dari

http://www.Kemendikbud/UU-no-20-th-2003.pdf

01 Wanasari Kabupaten Brebes

ANGKET

STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA

Siswa SMAN 01 Wanasari Brebes

I. IDENTITAS RESPONDEN

Data Pribadi

Nama :

Tempat tanggal Lahir :

Kelas :

II. Petunjuk pengisian

1. Berilah tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang menurut anda benar-

benar sesuai dengan kondisi sosial ekonomi pada keluarga anda.

2. Jawablah dengan jujur sesuai dengan keadaan status sosial keluarga anda

sebelumnya

3. Data yang saudara jawab akan terjamin kerahasiaannya.

III. PERTANYAAN

1. Pendidikan terakhir Ayah saya adalah

a. SD/MI/Sederajat c. SMA/SMK/MA/MAK/Sederajat

b. SMP/MTs/ Sederajat d. Universitas

2. Pendidikan terakhir Ibu saya adalah

a. SD/MI/Sederajat c. SMA/SMK/MA/MAK/Sederajat

b. SMP/MTs/ Sederajat d. Universitas/Alademi/ Sederajat

3. Jumlah uang saku yang diberikan orang tua saya perhari sekitar

a. > 10.000 c. Antara 7.500 – 5.000

b. Antara 10.000 – 7.500 d. < 5.000

4. Bagaimana sikap orang tua anda , jika anda ikut kegiatan extrakurikuler di sekolah

a. Senang dan mendukung c. Tidak mendukung

b. Biasa saja namun mendukung d. Tidak senang

5. Dengan cara apa anda berangkat ke sekolah:

a. Membawa kendaraan pribadi c. Naik sepeda

b. Naik kendaraan umum d. Jalan kaki

6. Apakah orang tua anda sanggup memenuhi untuk membeli buku paket pelajaran:

a. Semua terpenuhi c. Kadang – kadang

b. Sebagian terpenuhi d. Tidak terpenuhi

7. Bagaimana cara orang tua anda membayar biaya sekolah anda

a. Membayar di awal masuk setiap semester

b. Membayar setiap bulan sekali

c. Membayar setiap pertengahan semester

d. Membayar di akhir semester

8. Barang barang apa saja yang dibelikan orang tua untuk menunjang pendidikan

anda,,?

a. Buku pelajaran dan peralatan sekolah

b. Sepeda, peralatan sekolah dan buku pelajaran

c. Motor, peralatan sekolah dan buku pelajaran

d. Motor,komputer/ laptop, perlatan sekolah, buku pelajaran

9. Apakah orang tua anda selalu memberikan kesempatan untuk ikut bimbingan

belajar atau les privat

a. Ya. Selalu c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

10. Apakah orang tua anda sanggup membiayai Anda untuk melanjutkan pendidikan

hingga perguruan tinggi.

a. Ya,sanggup semua dengan biaya sendiri

b. Hanya sanggup sebagian dan harus mendapatkan bantuan

c. Hanya sanggup sedikit, harus mendapatkan bantuan serta saya harus

bekerja juga

d. Tidak sanggup

11. Sejauh manakah orang tua Anda mampu untuk membiayai semua anak-anaknya

dalam menuntut ilmu

a. Hingga perguruan tinggi c. Hingga SMP

b. Hingga SMU d. Hingga SD

12. Jenis pekerjaan pokok ayah saya adalah

a. Wirausaha

b. Pegawai (Swasta/PNS/Polisi/TNI)

c. Buruh

d. Tidak bekerja

13. Berkaitan dengan pekerjaaan pokok, pendapatan Ayah saya rata-rata yang di

peroleh perbulan berkisar antara

a. Kurang dari 1.800.000

b. 1.800.000 – 3.000.000

c. 3.000.000 – 4.800.000

d. 4.800.000 – 7.200.000

14. Berkaitan dengan pekerjaan ayah, dimana posisi/ jabatan ayah dalam bekerja:

a. Pemilik usaha c. Mandor/ kepala bagian

b. Staff khusus d. Karyawan / buruh biasa

15. Jenis pekerjaan sampingan ayah

a. Buruh tani

b. Petani

c. Peternak

d. Lainnya (.............)

16. Berkaitan dengan pekerjaaan sampingan Ayah saya rata-rata pendapatan

sampingan yang di peroleh perbulan berkisar antara

a. Kurang dari 1.800.000

b. 1.800.000 – 3.000.000

c. 3.000.000 – 4.800.000

d. 4.800.000 – 7.200.000

17. Jenis pekerjaan pokok Ibu saya adalah

a. Ibu rumah tangga

b. Buruh tani

c. Pegawai (Swasta/PNS/Polisi/TNI)

d. Wirausaha

18. Berkaitan dengan pekerjaaan pokok Ibu saya rata-rata pendapatan yang di peroleh

perbulan berkisar antara

a. Tidak ada pendapatan

b. Kurang dari 1.800.000

c. 1.800.000 – 4.800.000

d. 4.800.000 – 7.200.000

19. Jenis pekerjaan sampingan Ibu

a. Tidak ada

b. Buruh tani

c. Petani/ Peternak

d. Lainnya (.............)

20. Berkaitan dengan pekerjaaan sampingan Ibu saya rata-rata yang di peroleh

perbulan berkisar antara

a. Tidak ada pendapatan

b. 1.800.000 – 3.000.000

c. 3.000.000 – 4.800.000

d. 4.800.000 – 7.200.000

21. Berkaitan dengan tanggungan keluarga, berapa pengeluaran keluarga untuk biaya

pendidikan anda dalam sebulan:

a. Kurang dari 300.000

b. 300.000 – 500.000

c. 500.000 – 800.000

d. Lebih dari 800.000

22. Jenis Transportasi yang digunakan orang tua ketika bekerja

a. Sepeda c. Mobil Pribadi

b. Sepeda motor d. Angkutan Umum

23. Apakah penghasilan Ayah/ Ibu memenuhi kebutuhan sehari-sehari

a. Lebih dari cukup c. Pas-pasan

b. Cukup d. Kurang

24. Apakah status kepemilikan rumah bapak

a. Rumah sendiri c. Rumah dinas

b. Rumah kontrakan d. Rumah orang tua

25. Rumah Saya Berlantai

a. Tanah c. Ubin

b. Plesteran/ Semen d keramik

26. Fasilitas di rumah saya

a. TV Antena

b. Telp rumah, TV parabola, Wifi

c. TV Para bola dan Wifi

d. Tv para bola dan Telp Rumah

27. Bahan bakar utama untuk memasak

a. Kayu c. Minyak tanah

b. Gas Subsidi d. Gas Non subsidi

28. Sumber penerangan utama rumah

a. Bukan Listrik c. Listrik PLN tipe 450 watt

b. Menyalur Tetangga d. Listrik PLN tipe 900 watt/lebih

29. Pegawai apa yang di pekerjakan keluarga anda.

a. Tidak ada c. Pembantu rumah tangga

b. Buruh tani d. Karyawan

30. Jabatan Ayah/ Ibu saya di lingkungan adalah

a. Tidak Menjabat C. Ulama

b. Pengurus RT/RW d. Perangkat Desa

ANGKET

Orientasi Masa Depan Pendidikan Siswa

Siswa Kelas XII SMAN 01 Wanasari Brebes

I. Petunjuk Pengisian

1. Berilah tanda () pada salah satu jawaban yang menurut anda benar-benar

sesuai dengan harapan dan keinginan masa depan anda

2. Jawablah dengan jujur

3. Data yang anda jawab akan terjamin kerahasiaanya

4. Petunjuk pengisian

SS = Sangat Setuju

S = Setuju

TS = Tidak Setuju

STS = Sangat Tidak Setuju

II. Pernyataan

No Pernyataan Pilihan jawaban

SS S TS STS

1 Dengan melanjutkan ke perguruan tinggi saya akan meraih

cita-cita saya.

2 Salah satu cara bagi saya untuk sukses di masa depan

dengan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi

3 Menurut saya dengan melanjutkan keperguruan tinggi akan

menambah nilai derajat sosial bagi keluarga saya

4 Menurut saya, saya tidak yakin lulusan SMA akan

mendapatkan peluang karir yang menjajikan

5 Saya harus masuk keperguruan tinggi sesuai bidang dan

minat yang saya kuasai supaya tercapai cita-cita ku

6 Dengan menjalani kehidupan di perguruan tinggi akan

membuat saya memiliki pengalaman-pengalaman lebih

sebagai modal untuk kesuksesan saya.

7 Menurut saya masuk di perguruan tinggi unggulan

merupakan salah satu kesuksesan

8 Menurut saya melanjutkan di sekolah tinggi vokasi negara

akan membuat saya mempunyai karir masa depan yang jelas

9 Bagi saya untuk mencapai cita-cita saya harus meneruskan

pendidikan ke perguruan tinggi.

10 Bagi saya meskipuan saya dari keluarga petani say ayakin

dapaat merubah status sosial keluarga dengan melanjutkan

pendidikan ke perguruan tinggi

11 Menurut saya ketekunan merupakan modal utama dalam

meraih kesuksesan

12 Menurut saya alamamater perguruan tinggi memiliki nilai

lebih unggul dari pada almamater perguruan tinggi swasta

13 Menurut saya lulusan dari perguruan tinggi unggulan lebih

terpandang dari pergruan tinggi biasa

14 Bagi saya keterampilan, ketekunan, kemampuan dan

kemauan adalah modal utama untuk meraih kesuksesan di

bandingkan lulusan almamater perguruan tinggi ternama

15 Menurut saya penting untuk menentukan kampus yang ideal

sesuai dengan kemampuan dalam membiayai

16 Menurut saya biaya tidak menghalangi saya untuk masuk ke

perguruan tinggi unggulan karena di sana ada beasiswa

17 Menurut saya, siswa harus mempunyai perencanaan target

pribadi dengan matang

18 Bagi saya hidup akan menjadi berantakan tanpa adanya

perencanaan yang matang

19 Menurut saya membuat perencanaan yang matang akan

mempermudah untuk mencapai masuk perguruan tinggi.

20 Ikut bimbingan tes sebelum ujian saringan masuk lebih

memudahkan untuk lulus masuk keperguruan tinggi.

21 Saya harus bekerja paruh waktu untuk mencukupi biaya

kebutuhan dunia perkuliahan.

22 Bagi saya latar belakang sebagai anak petani tidak membuat

saya takut untuk melanjutkan ke universitas unggulan

karena saya yakin bisa mendapatkan bantuan beasiswa

23 Bagi saya salah satu perencanaan untuk masuk kepergurua

tinggi saya harus rajin belajar

24 Menurut saya, memulai dengan giat menabung merupakan

salah satu cara perencanaan yang matang untuk melanjutkan

keperguruan tinggi

25 Berbagi informasi tentang seputar info dunia perguruan

tinggi dengan teman-teman itu penting

26 Merubah siap kepribadian yang lebih mawas dan dewasa

merupakan salah satu langkah pasti dalam perencanaan masa

depan.

27 Latar belakang keluarga sebagai petani bawang merah

membuat saya harus tepat memilih kampus untuk

melanjutkan dunia pendidikan saya

28 Tingginya nilai standar kelulusan dalam ujian masuk

membuat saya pesimis bisa masuk ke perguruan tinggi

unggulan.

29 Terkadang rencana hanya sekedar rencana tanpa adanya

sebuah realisasi.

30 Bagi saya, jika saya sudah melakukan segala hal dalm

perencanaan pasti saya bisa masuk perguruan tinggi.

Perhitungan Kriteria Kategori Status Sosial Ekonomi Orang Tua

No Kategori

Frekuensi Item Instrumen Status Sosial Ekonomi Orang tua

Jumlah Percent

(%)

Ekonomi Kekayaan Kedudukan

Item No Item No Item No

1 2 12 15 17 19 13 16 18 20 23 22 26 30

1 Kategori 1 2 1 5 17 6 7 6 2 3 0 6 5 3 1 64 11%

2 Kategori 2 6 8 10 10 6 4 12 7 7 3 4 1 6 4 88 15%

3 Kategori 3 17 15 5 6 11 10 17 12 9 9 15 26 13 1 166 28%

4 Kategori 4 17 18 22 9 19 21 7 21 23 30 17 10 20 36 270 46%

Jumlah 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 588 100%

Perhitungan Kriteria Penetapan Orientasi Masa Depan Pendidikan Siswa

No Kategori

Frekuensi Item Instrumen Orientasi Masa Depan Siswa

Jumlah Percent

(%)

Motivasi Perencanaan Evaluasi

Item No Item No Item No

1 21 17 10 28 3 8 19 9 13 6 25 7 26 22 30

1 Kategori 1 27 31 26 2 0 14 20 22 28 28 22 24 0 29 8 29 306 52.1%

2 Kategori 2 7 9 15 8 7 22 15 10 9 6 12 13 0 5 2 11 169 28.7%

3 Kategori 3 6 1 0 10 7 5 2 5 2 4 7 3 17 7 7 0 66 11.2%

4 Kategori 4 2 1 1 22 28 1 5 5 3 4 1 2 25 1 25 2 47 8.0%

jumlah 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 42 588 100%

Tabel r untuk df = 1 - 50

Tingkat signifikansi untuk uji satu arah

df = (N-2) 0.05 0.025 0.01 0.005 0.0005

Tingkat signifikansi untuk uji dua arah

0.1 0.05 0.02 0.01 0.001

1 0.9877 0.9969 0.9995 0.9999 1.0000

2 0.9000 0.9500 0.9800 0.9900 0.9990

3 0.8054 0.8783 0.9343 0.9587 0.9911

4 0.7293 0.8114 0.8822 0.9172 0.9741

5 0.6694 0.7545 0.8329 0.8745 0.9509

6 0.6215 0.7067 0.7887 0.8343 0.9249

7 0.5822 0.6664 0.7498 0.7977 0.8983

8 0.5494 0.6319 0.7155 0.7646 0.8721

9 0.5214 0.6021 0.6851 0.7348 0.8470

10 0.4973 0.5760 0.6581 0.7079 0.8233

11 0.4762 0.5529 0.6339 0.6835 0.8010

12 0.4575 0.5324 0.6120 0.6614 0.7800

13 0.4409 0.5140 0.5923 0.6411 0.7604

14 0.4259 0.4973 0.5742 0.6226 0.7419

15 0.4124 0.4821 0.5577 0.6055 0.7247

16 0.4000 0.4683 0.5425 0.5897 0.7084

17 0.3887 0.4555 0.5285 0.5751 0.6932

18 0.3783 0.4438 0.5155 0.5614 0.6788

19 0.3687 0.4329 0.5034 0.5487 0.6652

20 0.3598 0.4227 0.4921 0.5368 0.6524

21 0.3515 0.4132 0.4815 0.5256 0.6402

22 0.3438 0.4044 0.4716 0.5151 0.6287

23 0.3365 0.3961 0.4622 0.5052 0.6178

24 0.3297 0.3882 0.4534 0.4958 0.6074

25 0.3233 0.3809 0.4451 0.4869 0.5974

26 0.3172 0.3739 0.4372 0.4785 0.5880

27 0.3115 0.3673 0.4297 0.4705 0.5790

28 0.3061 0.3610 0.4226 0.4629 0.5703

29 0.3009 0.3550 0.4158 0.4556 0.5620

30 0.2960 0.3494 0.4093 0.4487 0.5541

31 0.2913 0.3440 0.4032 0.4421 0.5465

32 0.2869 0.3388 0.3972 0.4357 0.5392

33 0.2826 0.3338 0.3916 0.4296 0.5322

34 0.2785 0.3291 0.3862 0.4238 0.5254

35 0.2746 0.3246 0.3810 0.4182 0.5189

36 0.2709 0.3202 0.3760 0.4128 0.5126

37 0.2673 0.3160 0.3712 0.4076 0.5066

38 0.2638 0.3120 0.3665 0.4026 0.5007

39 0.2605 0.3081 0.3621 0.3978 0.4950

40 0.2573 0.3044 0.3578 0.3932 0.4896

41 0.2542 0.3008 0.3536 0.3887 0.4843

42 0.2512 0.2973 0.3496 0.3843 0.4791

43 0.2483 0.2940 0.3457 0.3801 0.4742

44 0.2455 0.2907 0.3420 0.3761 0.4694

45 0.2429 0.2876 0.3384 0.3721 0.4647

46 0.2403 0.2845 0.3348 0.3683 0.4601

47 0.2377 0.2816 0.3314 0.3646 0.4557

48 0.2353 0.2787 0.3281 0.3610 0.4514

49 0.2329 0.2759 0.3249 0.3575 0.4473

50 0.2306 0.2732 0.3218 0.3542 0.4432

Daftar Skor Angket Status Sosial Ekonomi Orang Tua Siswa

Siswa Kelas XII SMAN 01 Wanasari- Kabupaten Brebes

No Nama Siswa Kelas Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9 Item 10 Item 11 Item 12 Item 13 Item 14 Item 15 Item 16

1 AL MALIK HIDAYATURRAHMANXII IPA 1 4 3 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 1 3

2 ASRI SUGIARTI XII IPA 1 2 2 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 2

3 DIA ULIYA NINGRUM XII IPA 1 1 1 2 1 4 1 3 1 1 3 2 1 2 3 3 2

4 FANI ROKHMAWATI XII IPA 1 1 1 1 4 1 2 3 3 2 4 2 1 2 2 4 3

5 PITA DEWI SUSANTI XII IPA 1 2 1 4 4 4 3 2 1 4 3 2 1 3 4 4 1

6 SALMAN HIDAYATULLAHXII IPA 1 2 1 3 4 4 3 4 4 3 3 3 1 3 2 2 3

7 TIA MONICA XII IPA 1 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 2 1 1 3 4 2

8 ILHAM AMIN BAHTIAR XII IPA 1 2 3 4 3 4 3 2 2 3 4 3 1 2 2 3 1

9 INKA CONRO ISTIA XII IPA 1 1 1 3 4 4 4 4 2 4 3 3 2 2 4 4 2

10 ABDUL NUR ROSID XII IPA 2 1 1 3 3 4 4 3 3 4 3 2 3 4 4 1 2

11 ALPINA XII IPA 2 3 2 3 3 3 2 3 4 2 1 2 1 2 4 1 1

12 DENI INDRAWAN XII IPA 2 2 1 4 4 2 3 3 2 4 3 1 1 2 1 4 2

13 FITRIYANAH XII IPA 2 1 1 3 4 4 4 2 1 2 3 2 1 2 4 3 1

14 NURUL AENI XII IPA 2 3 1 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 2 4 3 1

15 SITI KHORUN NISA XII IPA 2 2 4 1 4 3 4 3 3 4 2 3 4 4 4 2 1

16 MASNITA XII IPA 2 1 2 3 3 4 4 4 2 4 4 3 1 2 4 1 2

17 RIZAL ABDUL BAHRI XII IPA 2 4 3 4 2 3 4 4 2 3 4 2 3 4 1 3 2

18 WILDANI ANWAR XII IPA 2 1 2 4 4 3 4 4 4 4 4 2 1 2 4 4 1

19 AHMAD KHASANI XII IPS 1 1 3 3 3 4 4 4 3 2 4 4 1 4 4 1 2

20 AYU LELIANA RAHMAWATIXII IPS 1 1 1 4 4 3 2 4 3 3 4 4 1 3 1 4 1

21 AYU MELLEY NIA XII IPS 1 1 2 4 3 4 4 4 1 3 2 2 1 2 3 1 1

22 EKO PRASETYO XII IPS 1 1 1 4 2 4 4 4 1 3 4 2 3 1 1 4 1

23 ISMAIL XII IPS 1 2 2 4 4 3 4 3 3 3 3 4 2 3 4 4 2

24 M. AKMALUS SIDQI XII IPS 1 2 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 2 4 3

25 MUJAHIDIN RIZQI XII IPS 1 2 1 3 4 4 3 3 3 4 4 1 1 1 3 4 1

26 NINDA AULIA PUTRI XII IPS 1 2 2 3 2 2 4 2 1 4 2 2 3 3 4 1 3

27 SANTIKA YUNIASIH XII IPS 1 2 2 2 3 4 4 1 2 3 3 2 2 2 4 3 4

28 DESI AYANI XII IPS 2 3 2 4 4 4 4 4 4 4 2 2 2 4 3 4 1

29 DINI SOLISTIAWATI XII IPS 2 2 2 3 4 4 4 3 4 4 4 2 3 2 3 4 1

30 DWI FAJAR RIZKI XII IPS 2 1 1 4 4 4 4 3 1 4 4 4 1 3 4 3 3

31 HARTANTI AYU LESTARIXII IPS 2 2 3 1 2 4 4 3 2 2 3 1 1 3 1 2 1

32 LULU DIYAH KARTIKA XII IPS 2 3 2 3 3 4 3 1 3 1 3 1 3 1 1 2 1

33 MAYANG FAUZI MUSTIKASARIXII IPS 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3 4 2 4 3 4 1 2

34 NOVI DWI SETIA NINGRUMXII IPS 2 1 2 3 3 3 3 2 4 4 2 3 2 2 1 4 1

35 WIWI ADILAH XII IPS 2 1 1 1 1 1 3 1 1 1 2 1 4 4 3 4 1

36 ALI FAJAR SATRIO XII IPS 3 2 1 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 2 1

37 ARI BUDI SETIAWAN XII IPS 3 2 3 4 4 4 4 4 2 4 3 3 2 2 3 1 1

38 DICKY SAPUTRA XII IPS 3 1 1 4 4 1 4 3 3 3 4 2 3 1 3 3 4

39 NITA KHOMI SAHTUL UYUNXII IPS 3 1 2 4 4 4 4 1 1 4 2 2 1 3 4 3 1

40 SAMILAHTUN XII IPS 3 2 1 3 3 1 3 3 1 3 3 4 1 1 4 4 3

41 SITI NUR AZIZAH XII IPS 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 4 2

42 UUN OKTAFIA XII IPS 3 1 1 2 3 1 3 1 2 2 2 2 1 1 2 2 1

jumlah X 79 76 132 137 139 144 124 104 130 131 101 82 102 125 119 74

hasil r hitung 0.439577 0.319439 0.320359 0.324002 0.336603 0.329879 0.343559 0.395405 0.329877 0.332103 0.35675 0.346611 0.383791 0.336337 0.052636 0.316535

besar r tabel dengan taraf signifikansi 0,5% 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304

keterangan valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid tidak valid valid

Item 17 Item 18 Item 19 Item 20 Item 21 Item 22 Item23 Item 24 Item 25 Item 26 Item 27 Item 28 Item 29 Item 30 Jumlah Y

3 2 3 4 1 2 3 4 3 2 4 2 1 1 83

1 3 3 3 3 2 2 3 2 4 3 3 1 1 85

2 1 4 1 2 2 2 3 2 2 3 2 4 1 62

3 4 1 2 4 1 4 3 4 1 3 3 1 1 71

1 3 1 1 2 2 4 3 3 2 3 2 1 1 72

1 2 2 2 4 2 2 3 1 2 3 2 2 1 74

2 3 2 1 1 2 2 3 4 3 3 4 1 1 81

1 4 2 2 1 4 1 3 3 3 3 3 1 1 74

2 2 4 3 2 2 2 1 3 2 3 3 1 1 78

1 1 1 2 3 4 3 3 3 1 3 2 2 1 75

3 1 1 3 2 2 1 3 3 2 3 2 1 1 65

1 1 3 1 4 2 4 3 4 3 3 4 1 1 74

1 1 2 1 1 3 2 3 2 3 3 2 1 1 64

2 1 1 1 2 2 1 3 2 3 3 2 1 1 76

1 1 1 1 1 2 1 3 3 2 3 2 1 1 71

1 2 2 3 1 1 1 1 2 2 3 3 2 1 69

1 1 2 2 1 2 2 3 2 2 3 2 1 2 74

2 1 1 1 1 2 1 3 3 1 3 2 1 1 71

4 4 2 1 2 1 4 3 4 2 3 3 1 1 82

1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 3 1 1 1 61

1 1 1 1 1 2 2 3 4 1 3 1 2 3 64

1 1 1 2 1 2 2 3 3 1 3 1 2 1 64

4 2 4 3 4 1 4 3 4 2 3 2 1 1 88

2 1 2 3 4 1 1 1 1 2 3 4 1 3 82

1 1 1 1 1 1 1 3 2 2 3 3 2 1 65

1 1 4 1 3 4 1 1 1 2 4 2 2 1 68

4 1 4 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 1 75

3 3 1 1 2 1 1 3 1 2 3 2 4 1 79

2 1 1 1 1 2 1 3 4 2 3 3 2 3 78

2 3 1 1 1 2 2 3 2 2 3 1 2 1 74

3 3 1 1 1 1 1 1 1 1 3 2 2 1 57

2 2 4 1 1 4 1 1 2 2 3 4 4 1 67

4 3 4 1 2 2 3 4 4 2 3 2 2 1 84

2 1 1 1 2 2 2 3 3 2 3 3 2 1 68

4 2 4 4 3 2 4 3 1 1 3 1 2 3 67

1 1 2 1 4 2 2 1 2 2 3 2 2 1 73

3 2 1 1 1 2 1 3 2 2 3 2 2 1 72

1 1 1 1 1 2 3 3 3 1 2 1 2 1 67

4 1 1 1 2 2 1 1 1 1 3 2 4 1 66

1 1 1 2 1 2 1 1 2 2 3 4 4 1 66

2 1 2 2 2 4 2 3 2 2 2 3 4 4 68

1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 46

83 74 82 69 80 85 83 106 104 81 125 97 78 54 3000

0.317118 0.312782 0.343798 0.316893 0.377639 -0.011742 0.330919 0.408938 0.330853 0.397062 0.354001 0.353274 -0.319246 0.011463

0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304

valid valid valid valid valid tidak valid valid valid valid valid valid valid tidak valid tidak valid

Daftar Skor AngketOrientasi Masa Depan Siswa

Siswa Kelas XII SMAN 01 Wanasari- Kabupaten Brebes

No Nama Siswa Kelas Item 1 Item 2 Item 3 Item 4 Item 5 Item 6 Item 7 Item 8 Item 9 Item 10 Item 11 Item 12 Item 13 Item 14 Item 15 Item 16

1 AL MALIK HIDAYATURRAHMANXII IPA 1 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 2

2 ASRI SUGIARTI XII IPA 1 4 2 4 3 3 4 3 4 4 1 3 4 4 4 1 4

3 DIA ULIYA NINGRUMXII IPA 1 4 4 3 2 4 2 3 3 3 1 2 3 3 4 1 4

4 FANI ROKHMAWATIXII IPA 1 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 2 3 4 3 1 3

5 PITA DEWI SUSANTIXII IPA 1 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 2 1 3

6 SALMAN HIDAYATULLAHXII IPA 1 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3

7 TIA MONICA XII IPA 1 3 3 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 3 2 3

8 ILHAM AMIN BAHTIARXII IPA 1 4 3 3 3 3 2 4 4 2 3 4 3 3 2 3 3

9 INKA CONRO ISTIAXII IPA 1 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3

10 ABDUL NUR ROSIDXII IPA 2 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4

11 ALPINA XII IPA 2 4 4 3 3 4 2 4 3 4 3 3 3 4 4 3 2

12 DENI INDRAWAN XII IPA 2 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 1 4 3 4 3 4

13 FITRIYANAH XII IPA 2 4 4 2 3 2 4 3 3 3 3 1 2 3 3 3 4

14 NURUL AENI XII IPA 2 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4

15 SITI KHORUN NISAXII IPA 2 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4

16 MASNITA XII IPA 2 4 4 2 3 2 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3

17 RIZAL ABDUL BAHRIXII IPA 2 4 2 2 4 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 3 3

18 WILDANI ANWAR XII IPA 2 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4

19 AHMAD KHASANI XII IPS 1 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4

20 AYU LELIANA RAHMAWATIXII IPS 1 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 1 2

21 AYU MELLEY NIA XII IPS 1 3 4 3 3 4 3 4 2 3 3 3 3 3 3 2 2

22 EKO PRASETYO XII IPS 1 4 4 4 3 4 3 4 1 2 3 4 3 2 2 4 4

23 ISMAIL XII IPS 1 4 3 3 3 3 4 3 4 3 2 2 3 3 4 2 3

24 M. AKMALUS SIDQIXII IPS 1 4 3 3 4 4 3 3 3 1 4 2 3 4 3 4 4

25 MUJAHIDIN RIZQI XII IPS 1 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3

26 NINDA AULIA PUTRIXII IPS 1 2 3 3 2 4 2 3 3 4 4 2 4 3 3 3 2

27 SANTIKA YUNIASIHXII IPS 1 4 3 4 3 4 3 4 2 1 2 4 3 4 3 1 2

28 DESI AYANI XII IPS 2 4 3 4 4 4 4 3 3 4 2 4 3 4 4 4 4

29 DINI SOLISTIAWATIXII IPS 2 4 3 2 2 2 2 3 2 4 2 4 4 4 4 2 4

30 DWI FAJAR RIZKI XII IPS 2 3 2 1 4 3 4 3 2 4 4 4 4 4 3 4 2

31 HARTANTI AYU LESTARIXII IPS 2 4 4 3 3 3 3 4 4 3 2 3 2 4 2 3 4

32 LULU DIYAH KARTIKAXII IPS 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3

33 MAYANG FAUZI MUSTIKASARIXII IPS 2 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4

34 NOVI DWI SETIA NINGRUMXII IPS 2 4 3 4 3 4 3 3 3 4 2 3 4 3 4 3 2

35 WIWI ADILAH XII IPS 2 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3

36 ALI FAJAR SATRIOXII IPS 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3

37 ARI BUDI SETIAWANXII IPS 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3

38 DICKY SAPUTRA XII IPS 3 3 3 2 4 3 3 4 2 3 2 3 4 3 3 4 2

39 NITA KHOMI SAHTUL UYUNXII IPS 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 2 3 3 2 4

40 SAMILAHTUN XII IPS 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

41 SITI NUR AZIZAH XII IPS 3 3 4 4 3 4 2 4 3 2 2 2 3 3 2 2 3

42 UUN OKTAFIA XII IPS 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3

jumlah X 154 141 133 135 142 129 151 135 134 121 128 139 138 139 118 133

hasil r hitung 0.342 -0.037 0.226 -0.051 0.124 0.341 0.356 0.314 0.308 0.325 0.353 0.310 0.382 0.354 0.338 0.340

besar r tabel dengan taraf signifikansi 0,5% 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304

keterangan valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid tidak valid valid

Item 17 Item 18 Item 19 Item 20 Item 21 Item 22 Item23 Item 24 Item 25 Item 26 Item 27 Item 28 Item 29 Item 30 Jumlah Y

4 2 4 4 4 4 1 4 3 4 4 3 4 1 101

4 4 1 4 4 3 4 3 4 3 2 4 4 3 99

2 4 1 3 3 2 3 3 2 2 2 4 2 3 82

4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 2 3 3 4 100

3 3 4 4 4 3 4 2 3 3 4 3 3 3 96

4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 103

4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 100

3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 4 4 91

3 3 4 3 2 4 4 4 4 3 4 3 4 3 104

4 3 1 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 4 102

2 3 3 2 3 3 4 4 2 3 1 3 3 3 92

4 3 1 4 4 4 4 4 3 2 1 3 3 4 97

4 3 1 4 3 3 3 3 3 1 1 3 3 4 86

4 4 2 4 4 3 3 4 3 3 1 3 3 4 99

2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 105

3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 2 4 3 4 98

4 3 2 3 4 3 4 3 3 3 1 3 3 4 92

4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 102

4 3 4 3 3 4 4 2 4 3 3 4 3 4 104

3 3 2 3 3 3 4 4 3 3 1 3 3 3 84

3 2 3 3 3 1 3 4 3 3 3 3 1 2 85

2 2 4 4 3 3 3 2 4 3 4 4 3 4 96

4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 104

4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 100

3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 92

2 2 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 4 4 96

1 2 4 4 3 4 1 3 3 4 3 3 3 4 89

2 3 4 4 4 2 3 4 3 4 2 4 3 3 103

4 4 3 4 4 3 4 2 1 4 4 4 3 4 96

3 3 3 4 4 4 4 2 4 3 2 3 3 4 97

2 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 2 2 3 91

4 2 3 2 2 2 1 3 3 3 3 3 3 3 88

4 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 4 105

2 4 3 3 3 2 3 3 4 3 2 2 4 3 93

3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 101

2 3 4 3 3 2 4 3 3 3 4 3 2 4 97

4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 99

4 2 2 2 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 89

2 4 3 4 3 2 4 4 2 3 2 3 1 4 97

1 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 1 88

4 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 2 3 2 87

2 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 1 88

131.000 130.000 123.000 139.000 137.000 127.000 136.000 142.000 133.000 128.000 120.000 136.000 128.000 138.000 4018

0.31651 0.32023 0.33806 0.35606 0.3432 0.39464 0.3053 0.04329 0.32396 0.35707 0.35104 0.30968 0.38514 0.32103

0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304 0.304

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Irfan Ali Musyafi, lahir di Kabupaten Brebes 23 Maret 1993, anak ke

empat dari keluarga Bapak Akromudin dengan Ibu Jurohtun, memiliki 4

saudara yaitu Mba Iski Ulwiyah, Mas Sidqun Ali Mahfud, Mas Syukron

Ali Jazimih dan Adik Rizqi Ali Sya’Bani. Bertempat di desa yang permai

yakni Desa Tegalgandu Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes Jawa

Tengah

Menempuh pendidikan dari tingkat RA Infarul Khotoya, kemudian

melanjutkan di MI Infarul Khotoya, kemudian melanjutkan di MTs

Miftahul Ulum Rengas Pendawa Larangan, serta melanjutkan di Pondok

Pesantren Modern Al-Falah Jatiorokeh dengan Mengambil Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) Bisnis dn Manajaemen dengan Program Kejuruan Akuntansi, kemudian

menempuh Jenjang Pendidikan di Pendidikan Tinggi yakni di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dengan konsentrasi Ekonomi, dengan

di baringi menempuh pendidikan non formal di Pondok Pesantren Dar El-Hikam Pondok Ranji Tangerang

Selatan yang di asuh oleh KH. Bahrudin S.Ag dengan program pengakajian Ilmu Tasawuf dan Fiqih.