reformasi birokrasi
TRANSCRIPT
REFORMASI BIROKRASI
DAN PEMBAGUNAN EKONOMI INDONESIA
DISUSUN OLEH :
Kelompok 4: 1. Anang Wahyudi : 1121072246 2. Chaeronisa : 1121025142 3. Rina Lusiana H : 1221072170 4. Andhika : 1213081199 5. Syarifudin Yahya : 1221072177
JURUSAN : ADMINISTRASI BISNIS PROGRAM STUDY : MANAGEMEN EKONOMI PUBLIK MATA KULIAH : EKONOMI POLITIK HARI / RUANG / WAKTU : JUM’AT / X / 16.30 S/D 18.00 TUGAS : KELOMPOK
SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
JAKARTA 2013
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Birokrasi adalah sistem pemerintahan yang dijalankan oleh pegawai pemerintah karena telah
berpegang pada hierarki dan jenjang jabatan. Birokrasi diartikan sebagai sistem pemerintahan yang
di jalankan oleh pegawai pemerintah karena telah berpegang pada hirarki dan jenjang jabatan. Pada
masa orde baru, kondisi birokrasi Indonesia mengalami sakit yang sangat akut sehingga banyak
terjadi penyalahgunaan wewenang, korupsi, kolusi, nepotisme dan inefisiensi. Pada saat itu
birokrasi sering dijadikan alat oleh penguasa untuk mengkooptasi masyarakat dengan tujuan
mempertahankan dan memperluas kekuasaan partai tertentu. Padahal sebagai aktor pelayan
masyarakat, birokrasi harus bersikap netral dan adil dalam memberikan pelayanan terbaik pada
masyarakat.
Menurut MenPAN, reformasi birokrasi bertujuan untuk menciptakan sistem birokrasi yang
bersih, bertanggung jawab, dan responsif terhadap setiap kebutuhan masyarakat sehingga siap
menghadapi era persaingan global. Reformasi birokrasi juga diarahkan pada upaya mencegah dan
mempercepat pemberantasan korupsi secara berkelanjutan untuk menciptakan good governance dan
clean governance. Maka sudah seharusnya pemerintah memiliki komitmen untuk melakukan
penguatan lembaga hukum seperti KPK, kepolisian, kejaksaan, kehakiman dan Ombudsman yang
merupakan salah satu indikator komitmen bangsa dalam penciptaan pemerintahan yang bersih dan
bebas dari KKN.
Era reformasi yang diharapkan mampu merubah Indonesia ke arah yang lebih baik ternyata
terkendala oleh mental birokrasi yang tidak mau berubah. Menurut laporan Political and Economic
Risk Consultancy (PERC), birokrasi Indonesia masih termasuk kategori sangat buruk. Para
eksekutif bisnis yang disurvei PERC berpendapat masih banyak birokrat Indonesia yang
memanfaatkan posisi mereka untuk kepentingan diri sendiri dan kelompoknya. PERC juga masih
menempatkan Indonesia dalam kelompok negara yang memiliki tingkat korupsi yang tinggi.
Kemajuan ekonomi suatu negara dapat dinilai dari baik tidaknya pengelolaan birokrasi yang
ada di dalam pemerintah. Birokrasi jika ditinjau secara makro memiliki peran yang cukup fital
dalam pembangunan ekonomi di Indonesia. Mengingat peran pemerintah sangat strategis dalam
membuat regulasi dan mengembangkan infrastruktur untuk kelangsungan kegiatan ekonomi.
Dengan adanya reformasi birokrasi dapat merubah sistem birokrasi yang masih dinilai buruk
baik dari sisi kinerja, pelayanan dan regulasi menjadi birokrasi yang lebih baik. Sehingga dalam
melaksanakan kegiatan ekonomi akan semakin tumbuh dan berkembang karena adanya reformasi
birokrasi.
2
1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat ditentukan identifikasi masalah dalam
makalah ini seperti:
1.2.1 Bagaimana reformasi birokrasi di Indonesia?
1.2.2 Apakah tujuan reformasi birokrasi?
1.2.3 Apakah hubungan reformasi birokrasi dengan pembangunan ekonomi?
1.2.4 Bagaimana permasalahan reformasi birokrasi di Indonesia? Dan apa dampaknya bagi
pembangunan perekonomian Indonesia?
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Reformasi
2.1.1 Pengertian Reformasi
Secara umum berarti perubahan terhadap suatu sistem yang telah ada pada suatu masa. Di
Indonesia, kata Reformasi umumnya merujuk kepada gerakan mahasiswa pada tahun 1998 yang
menjatuhkan kekuasaan presiden Soeharto atau era setelah Orde Baru Kendati demikian, kata
Reformasi sendiri pertama-tama muncul dari gerakan pembaruan di kalangan Gereja Kristen di
Eropa Barat pada abad ke-16, yang dipimpin oleh Martin Luther, Ulrich Zwingli,Yohanes Calvin.
2.2 Birokrasi
2.2.2 Pengertian Birokrasi
Berasal dari kata bureaucracy (bahasa inggris bureau + cracy), diartikan sebagai suatu
organisasi yang memiliki rantai komando dengan bentuk piramida, dimana lebih banyak orang
berada ditingkat bawah dari pada tingkat atas, biasanya ditemui pada instansi yang sifatnya
administratif maupun militer.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, birokrasi didefinisikan sebagai :
a. Sistem pemerintahan yang dijalankan oleh pegawai pemerintah karena telah berpegang
pada hirarki dan jenjang jabatan
b. Cara bekerja atau susunan pekerjaan yang serba lamban, serta menurut tata aturan (adat
dan sebagainya) yang banyak liku-likunya dan sebagainya.
Definisi birokrasi ini mengalami revisi, dimana birokrasi selanjutnya didefinisikan sebagai :
a. Sistem pemerintahan yang dijalankan oleh pegawai bayaran yang tidak dipilih oleh rakyat,
dan
b. Cara pemerintahan yang sangat dikuasai oleh pegawai.
Berdasarkan definisi tersebut, pegawai atau karyawan dari birokrasi diperoleh dari
penunjukan atau ditunjuk (appointed) dan bukan dipilih (elected).
4
2.2.3 Ciri-ciri Birokrasi (Menurut Max Weber)
a. Jabatan administratif yang terorganisasi/tersusun secara hirarkis
b. Setiap jabatan mempunyai wilayah kompetensinya sendiri
c. Pegawai negeri ditentukan, tidak dipilih, berdasarkan pada kualifikasi teknik yang
ditunjukan dengan ijazah atau ujian
d. Pegawai negeri menerima gaji tetap sesuai dengan pangkat atau kedudukannya.
e. Pekerjaan merupakan karir yang terbatas, atau pada pokoknya, pekerjaannya sebagai
pegawai negeri.
f. Para pejabat tidak memiliki kantor sendiri.
g. Para pejabat sebagai subjek untuk mengontrol dan mendisiplinkan.
h. Promosi didasarkan pada pertimbangan kemampuan yang melebihi rata-rata.
2.3 Reformasi birokrasi
Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan pembaharuan dan
perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama menyangkut aspek-
aspek kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan (business prosess) dan sumber daya manusia
aparatur.
2.4 Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan
perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan
fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu
negara.
Pembangunan ekonomi tak dapat lepas dari pertumbuhan ekonomi (economic growth);
pembangunan ekonomi mendorong pertumbuhan ekonomi, dan sebaliknya, pertumbuhan ekonomi
memperlancar proses pembangunan ekonomi.
Menurut MenPAN, reformasi birokrasi bertujuan untuk menciptakan sistem birokrasi yang
bersih, bertanggung jawab, dan responsif terhadap setiap kebutuhan masyarakat sehingga siap
menghadapi era persaingan global. Reformasi birokrasi juga diarahkan pada upaya mencegah dan
mempercepat pemberantasan korupsi secara berkelanjutan untuk menciptakan good governance dan
clean governance. Oleh karenanya, seharusnya pemerintah memiliki komitmen untuk melakukan
penguatan lembaga hukum seperti KPK, kepolisian, kejaksaan, kehakiman dan Ombudsman yang
merupakan salah satu indikator komitmen bangsa dalam penciptaan pemerintahan yang bersih dan
bebas dari KKN.
5
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Reformasi Birokrasi di Indonesia
Reformasi birokrasi merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mencapai good
governance. Melihat pengalaman sejumlah Negara menunjukan bahwa reformasi birokrasi
merupakan langkah awal untuk mencapai kemajuan sebuah Negara. Melalui reformasi birokrasi,
dilakukan penataan terhadap system penyelenggaraan pemerintahan yang tidak hanya efektif dan
efesien tapi juga reformasi birokrasi menjadi tulang punggung dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Reformasi birokrasi memang akan diterapkan dijajaran kementerian dan lembaga
pemerintah. Mereformasi birokrasi kementerian dan lembaga memang sudah saatnya dilakukan
sesuai dengan tuntutan situasi dan kondisi saat ini. Dimana birokrasi dituntut untuk dapat melayani
masyarakat secara cepat, tepat dan profesional.
Birokrasi merupakan faktor penentu dalam mencapai tujuan pembangunan nasional. Oleh
sebab itu cita-cita reformasi birokrasi adalah terwujudnya penyelenggaraan pemerintahan yang
professional, memiliki kepastian hukum, transparan, partisipatif, akuntable dan memiliki
kredibilitas serta berkembangnya budaya dan perilaku birokrasi yang didasari oleh etika, pelayanan
dan pertanggungjawaban public serta integritas pengabdian dalam mengemban misi perjuangan
bangsa mewujudkan cita-cita dan tujuan bernegara.
Reformasi birokrasi pada hakikatnya merupakan upaya untuk melakukan pembaharuan dan
perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama menyangkut aspek-
aspek kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan (business prosess) dan sumber daya manusia
aparatur. Reformasi birokrasi di Indonesia menempatkan pentingnya rasionalisasi birokrasi yang
menciptakan efesiensi, efektifitas, dan produktifitas melalui pembagian kerja hirarkikal dan
horizontal yang seimbang, diukur dengan rasio antara volume atau beban tugas dengan jumlah
sumber daya disertai tata kerja formalistic dan pengawasan yang ketat.
Penataan organisasi pemerintah baik pusat maupun daerah didasarkan pada visi, misi dan
sasaran startegis, agenda kebijakan, program dan kinerja kegiatan yang terencana dan diarahkan
terbangunannya sosok birokrasi dengan tugas dan bertanggungjawaban terbuka dan aksessif.
Penyederahanaan tata kerja dalam hubungan intra dan antar aparatur serta antar aparatur dengan
masyarakat dan dunia usaha yang berorientasi pada criteria dan mekanisme yang impersonal terarah
pada penerapan pelayanan prima. Reformasi birokrasi juga merupakan langkah strategis
membangun sumber daya aparatur Negara yang professional, memiliki daya guna dan hasil guna
yang professional dalam rangka menunjang jalannnya pemerintah dan pembangunan nasional.
Pelaksanaan reformasi birokrasi telah mendapatkan landasan yang kuat melalui penerbitan
Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025.
6
Selanjutnya, dalam implementasinya telah ditetapkan landasan operasional dalam bentuk Peraturan
Menteri PAN dan RB Nomor 20 tahun 2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2010-2014.
Kemajuan yang cukup berarti, dalam tahun 2010 ini, sebanyak 9 kementerian/lembaga telah
melaksanakan reformasi birokrasi instansi (RBI). Dengan demikian, saat ini sudah terdapat 13 K/L
yang melaksanakan RBI. Dalam rangka meningkatkan koordinasi, menajamkan dan mengawal
pelaksanaan reformasi birokrasi, telah ditempuh langkah-langkah kebijakan, antara lain; penerbitan
Keppres 14 Tahun 2010 tentang Pembentukan Komite Pengarah Reformasi Birokrasi Nasional dan
Tim Reformasi Birokrasi Nasional, yang disempurnakan menjadi Keppres Nomor 23 Tahun 2010;
Keputusan Menpan dan RB Nomor 355 Tahun 2010 tentang Pembentukan Tim Independen, dan
Keputusan Menpan dan RB Nomor 356 Tahun 2010 tentang Pembentukan Tim Penjamin Kualitas.
Pada akhirnya keberhasilan pelaksanaan reformasi birokrasi akan sangat mendukung dalam
penciptaan good dovernance karena reformasi birokrasi merupakan inti dari upaya penciptaan good
governance, sehingga akan dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan meningkatkan
investasi di Indonesia yang berujung pada peningkatan pertumbuhan perekonomian Indonesia yang
membawa implikasi terhadap kesejahteraan rakyat.
3.2 Tujuan Reformasi Birokrasi
Terciptanya good governance, yaitu tata pemerintahan yang baik, bersih, dan berwibawa
Memperbaiki kinerja birokrasi agar lebih efektif dan efisien
Terciptanya birokrasi yang profesional, netral, terbuka, demokratis, mandiri, serta memiliki
integritas dan kompetensi dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya selaku abdi
masyarakat dan abdi negara
Mewujudkan sistem pemerintahan yang bebas KKN
Meningkatkan kualitas pelayanan terhadap masyarakat
3.3 Reformasi Birokrasi dan Pembangunan Ekonomi
Berakhirnya pemilihan umum (pemilu) di Indonesia menguatkan harapan meneruskan
reformasi birokrasi. Secara teoretis dan realitas praktik manajemen pemerintahan menunjukkan
bahwa good governance berkorelasi positif terhadap penurunan kemiskinan, pertumbuhan dan
pemerataan ekonomi suatu bangsa, pencapaian millennium development goals (MDGs), serta
peningkatan investasi dan daya saing nasional.
Menurut World Economic Forum, hambatan utama dalam membangun daya saing suatu
negara adalah persoalan kelembagaan. Over-regulasi, korupsi, ketidakjujuran menyelesai kan
7
kontrak sosial, kurang transparan dan kredibilitas, berpengaruh secara signifikan terhadap high-cost
economy dan memperlambat pembangunan ekonomi.
Tidaklah mengherankan bila dalam sistem kompetisi global pemerintah dituntut untuk
menciptakan sistem birokrasi yang bersih, bertanggung jawab, dan responsif terhadap setiap
kebutuhan masyarakat. Berbagai upaya telah dilakukan dalam reformasi birokrasi di Indonesia.
Departemen Keuangan, kepolisian, dan sejumlah pemerintah daerah telah aktif menata kembali
kelembagaan, sumber daya manusia (SDM), kualitas dan kecepatan pelayanan, otomatisasi dan data
kepegawaian.
Kualitas good governance suatu negara juga menjadi indikator utama untuk menarik
investasi asing (foreign direct investment). Negara di Asia dan di Amerika Latin saling berlomba
untuk menaikkan indeks good governance demi mencitrakan negaranya memiliki iklim kondusif
untuk berinvestasi. Membangun kultur, pola pikir, dan perilaku membutuhkan sistem terpadu, tidak
sektoral, apalagi spasial.
Kepemimpinan yang melihat persoalan administrasi pemerintah secara utuh dan tidak
parsial sangat ditunggu.Bagaimana menggabungkan antara keketatan prosedur dan inovasi aparatus
negara menjadi salah satu contoh. Prosedur untuk mengurangi potensi penyimpangan melalui
kontrol administrasi dan anggaran akan mematikan kreativitas dan daya inovasi pelayanan publik.
Desain reformasi birokrasi juga dituntut mampu menyeimbangkan kewenangan dan
tanggung jawab pusat dan daerah. Selain itu, pemisahan tugas perlu diiringi oleh ukuran pencapaian
kinerja yang terukur. Pada saat bersamaan, penyederhanaan aturan perlu dilakukan agar tidak
terkesan tumpang tindih dan menjadi sangat birokratis.
Dihadapkan pada masyarakat yang semakin kompleks, pemerintah membutuhkan paradigma
baru dalam mengelola administrasi birokrasi.Kepemimpinan dibutuhkan untuk mewujudkan
pemerintah sebagai katalisator (catalyticgovernment) pembangunan dan pemerataan
ekonomi.Pemerintah dan birokrasi berfungsi menjembatani dan me-leverage semua potensi yang
dimiliki bangsa.
Pemerintah menjadi institusi yang memberdayakan (empowering) dan bukan mengerem
dinamika aktivitas ekonomi. Sangat diharapkan pemerintah dan birokrasi menjadi pemain penting,
selain sektor swasta, untuk menciptakan daya saing nasional. Pembangunan sistem birokrasi yang
andal menjadi lebih mudah pada sistem yang kecil dibandingkan sistem kompleks.
Selain itu, kemampuan untuk menyerap (absorptive capacity) daerah lain juga perlu
ditumbuhkan. Penataan birokrasi secara bottom-up sesuai karakteristik masing-masing daerah perlu
difasilitasi oleh pemerintah pusat tanpa mengorbankan standar kepatutan. Dengan demikian,
reformasi birokrasi dapat terjadi secara sporadis-sistemik untuk menciptakan pemerintahan yang
berdaya saing.
8
3.4 Permasalahan Reformasi Birokrasi serta Dampaknya bagi Pembangunan Ekonomi
Hingga lebih dari 10 tahun, upaya reformasi birokrasi belum menunjukkan hasil yang
signifikan. Birokrasi masih dikooptasi elite politik. Akibatnya, korupsi kebijakan yang merugikan
banyak dan merusak sistem tata negara justru makin berkembang. Birokrasi masih terkooptasi
kepentingan politik sehingga sulit untuk direformasi. Sumber keuangan negara ada di birokrasi.
Sistem birokrasi yang tidak jelas memberikan keuntungan bagi elite politik untuk mengambil uang
negara bagi kepentingan politik pribadi. Presiden adalah pihak yang paling bertanggungjawab
terhadap percepatan proses reformasi birokrasi. Hal paling mudah untuk membuat sistem birokrasi
profesional dan independen adalah melalui perekrutan. Penentuan pejabat eselon I seharusnya tidak
lagi tergantung dari sistem politik, tetapi berasal dari sistem birokrasi yang baik.
Oleh karena itu, pemisahan antara sistem politik dan sistem birokrasi sangat relevan untuk
dilakukan di Indonesia saat ini. Sistem birokrasi yang tidak netral dan tidak prfesional hanya akan
melanggengkan korupsi di tingkat kebijakan yang selama ini terjadi. Korupsi di tingkat kebijakan
justru sangat merugikan rakyat dan merusak sistem kenegaraan yang ada.
Terlebih lagi, korupsi ini dilegitimasi melalui kebijakan politik formal sehingga para
pelakunya tidak dapat dituntut secara hukum. Untuk menyelaraskan politik dan birokrasi perlu
sistem pemerintahan yang tegas dalam mengatur wilayah kerja masing-masing pihak. Wilayah yang
tidak dapat disentuh politisi dan tidak dapat dijamah birokrat harus diperjelas.
Selain itu, seperti yang kita tahu, kasus korupsi di Indonesia semakin luas dan merajalela.
Perilaku seperti ini jelas akan sangat berpengaruh terhadap pembangunan ekonomi di negeri ini.
Sebagai negara yang menggunakan adat dan budaya ketimuran yang sangat menjunjung tinggi nilai
- nilai moralitas dan kejujuran, sangat miris rasanya bila mengetahui bahwa negara ini menempati
posisi 2 sebagai negara terkorup di Asia pasifik menurut survei dari The World Justice Project.
Mengapa korupsi dapat tumbuh subur di Indonesia? Ada banyak penyebabnya. Salah
satunya ialah kesejahteraan masyarakat yang kurang, hal ini disebabkan oleh gaji dan pendapatan
yang rendah dan mental orang Indonesia yang ingin cepat kaya tanpa mau berusaha dan bekerja
keras. Budaya di Indonesia sendiri yang masih money oriented menyebabkan banyak orang
berlomba-lomba untuk mendapatkan uang tanpa memikirkan halal haramnya. Ditambah lagi sistem
birokrasi Indonesia yang merupakan warisan budaya kolonial Belanda yang rumit membuka celah-
celah bagi orang-orang yang ingin melaksanakan praktik korupsi. Apalagi kini nilai - nilai agama
yang semakin luntur membuat banyak orang mudah tergiur dengan praktik korupsi.
9
Dari segi ekonomi sendiri, korupsi akan berdampak banyak perekonomian negara kita. Yang
paling utama pembangunan terhadap sektor - sektor publik menjadi tersendat. Dana APBN maupun
APBD dari pemerintah yang hampir semua dialokasikan untuk kepentingan rakyat seperti fasilitas-
fasilitas publik hampir tidak terlihat realisasinya, kalaupun ada realisasinya tentunya tidak
sebanding dengan biaya anggaran yang diajukan. Walaupun belum banyak buktinya, jelas ini
merupakan indikasi terhadap korupsi. Tidak jelasnya pembangunan fasilitas - fasilitas publik ini
nantinya akan memberi efek domino yang berdampak sistemik bagi publik, yang dalam ini adalah
masyarakat. Contoh kecilnya saja, jalan - jalan yang rusak dan tidak pernah diperbaiki akan
mengakibatkan susahnya masyarakat dalam melaksanakan mobilitas mereka termasuk juga dalam
melakukan kegiatan ekonomi mereka. Jadi akibat dari korupsi ini tidak hanya mengganggu
perekonomian dalam skala makro saja, tetapi juga mengganggu secara mikro dengan terhambatnya
suplai barang dan jasa sebagai salah satu contohnya.
Dari segi investor sendiri, dengan adanya korupsi di dalam tubuh pemerintah membuat
produsen harus mengeluarkan cost tambahan untuk menyelesaikan masalah birokrasi.
Bertambahnya cost ini tentunya akan merugikan mereka. Sementara bagi para investor asing,
mereka akan tidak tertarik untuk berinvestasi di Indonesia karena masalah birokrasi yang menjadi
ladang korupsi ini dan beralih untuk berinvestasi di negara lain. Hal ini akan merugikan negara
karena dengan adanya investasi asing negara kita akan mendapatkan penghasilan yang besar
melalui pajak, begitu juga dengan masyarakat, mereka akan mendapatkan lapangan kerja dan
penghasilan.
10
BAB IV
KESIMPULAN
Reformasi Secara umum berarti perubahan terhadap suatu sistem yang telah ada pada suatu
masa. kata Reformasi sendiri pertama-tama muncul dari gerakan pembaruan di kalangan Gereja
Kristen di Eropa Barat pada abad ke-16, yang dipimpin oleh Martin Luther, Ulrich
Zwingli,Yohanes Calvin, dll.
Adapun birokrasi berasal dari kata bureaucracy (bahasa inggris bureau + cracy), diartikan
sebagai suatu organisasi yang memiliki rantai komando dengan bentuk piramida, dimana lebih
banyak orang berada ditingkat bawah dari pada tingkat atas, biasanya ditemui pada instansi yang
sifatnya administratif maupun militer.
Sedangkan yang dimaksud Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan
total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan
disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan
pendapatan bagi penduduk suatu negara.
Menurut MenPAN, reformasi birokrasi bertujuan untuk menciptakan sistem birokrasi yang
bersih, bertanggung jawab, dan responsif terhadap setiap kebutuhan masyarakat sehingga siap
menghadapi era persaingan global. Reformasi birokrasi juga diarahkan pada upaya mencegah dan
mempercepat pemberantasan korupsi secara berkelanjutan untuk menciptakan good governance dan
clean governance. Oleh karenanya, seharusnya pemerintah memiliki komitmen untuk melakukan
penguatan lembaga hukum seperti KPK, kepolisian, kejaksaan, kehakiman dan Ombudsman yang
merupakan salah satu indikator komitmen bangsa dalam penciptaan pemerintahan yang bersih dan
bebas dari KKN.
Dengan demikian fenomena birokrasi selalu ada bersama kita dalam kehidupan kita sehari-
hari dan setiap orang seringkali mengeluhkan cara berfungsinya birokrasi sehingga pada akhirnya
orang akan beranggapan bahwa birokrasi tidak ada manfaatnya karena banyak disalahgunakan oleh
pejabat pemerintah (birokratisme) yang merugikan masyarakat. Oleh karena itu diperlukan adanya
reformasi birokrasi. Reformasi birokrasi disni bertujuan untuk mengoreksi dan membaharui terus-
menerus arah pembangunan bangsa yang selama ini menyimpang, kembali ke cita-cita proklamasi.
Reformasi birokrasi penting dilakukan agar bangsa ini tidak termarginalisasi oleh arus globalisasi.
Pada akhirnya keberhasilan pelaksanaan reformasi birokrasi akan sangat mendukung dalam
penciptaan good dovernance karena reformasi birokrasi merupakan inti dari upaya penciptaan good
governance, sehingga akan dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan meningkatkan
investasi di Indonesia yang berujung pada peningkatan pertumbuhan perekonomian Indonesia yang
membawa implikasi terhadap kesejahteraan rakyat.
Secara teoretis dan realitas praktik manajemen pemerintahan menunjukkan bahwa good
governance berkorelasi positif terhadap penurunan kemiskinan, pertumbuhan dan pemerataan
11
ekonomi suatu bangsa,pencapaian millennium development goals (MDGs), serta peningkatan
investasi dan daya saing nasional.
Kualitas good governance suatu negara juga menjadi indikator utama untuk menarik
investasi asing (foreign direct investment). Negara di Asia dan di Amerika Latin saling berlomba
untuk menaikkan indeks good governance demi mencitrakan negaranya memiliki iklim kondusif
untuk berinvestasi. Membangun kultur, pola pikir, dan perilaku membutuhkan sistem terpadu, tidak
sektoral, apalagi spasial.
Selain itu, kemampuan untuk menyerap (absorptive capacity) daerah lain juga perlu
ditumbuhkan.Penataan birokrasi secara bottom-up sesuai karakteristik masing-masing daerah perlu
difasilitasi oleh pemerintah pusat tanpa mengorbankan standar kepatutan. Dengan demikian,
reformasi birokrasi dapat terjadi secara sporadis-sistemik untuk menciptakan pemerintahan yang
berdaya saing.
Di Indonesia upaya reformasi birokrasi belum menunjukkan hasil. Birokrasi masih
dikooptasi elite politik. Akibatnya, korupsi kebijakan yang merugikan banyak dan merusak sistem
tata negara justru makin berkembang. Birokrasi masih terkooptasi kepentingan politik sehingga
sulit untuk direformasi. Oleh karena itu, pemisahan antara sistem politik dan sistem birokrasi sangat
relevan untuk dilakukan di Indonesia saat ini. Sistem birokrasi yang tidak netral dan tidak prfesional
hanya akan melanggengkan korupsi di tingkat kebijakan yang selama ini terjadi. korupsi di
Indonesia semakin luas dan merajalela. Perilaku seperti ini jelas akan sangat berpengaruh terhadap
pembangunan ekonomi di negeri ini.
Dari segi ekonomi sendiri, korupsi akan berdampak banyak pada perekonomian negara kita.
Yang paling utama pembangunan terhadap sektor - sektor publik menjadi tersendat. Dana APBN
maupun APBD dari pemerintah yang hampir semua dialokasikan untuk kepentingan rakyat seperti
fasilitas-fasilitas publik hampir tidak terlihat realisasinya, kalaupun ada realisasinya tentunya tidak
sebanding dengan biaya anggaran yang diajukan.
Sedangkan dari segi investor, dengan adanya korupsi di dalam tubuh pemerintah membuat
produsen harus mengeluarkan cost tambahan untuk menyelesaikan masalah birokrasi.
Bertambahnya cost ini tentunya akan merugikan mereka. Sementara bagi para investor asing,
mereka akan tidak tertarik untuk berinvestasi di Indonesia karena masalah birokrasi yang menjadi
ladang korupsi ini dan beralih untuk berinvestasi di negara lain.
12
SARAN
Reformasi birokrasi harus dilakukan secara baik dan benar karena hal tersebut dapat
mempengaruhi stabilitas dan perkembangan ekonomi indonesia. Oleh karena itu, pemisahan antara
sistem politik dan sistem birokrasi sangat relevan untuk dilakukan di Indonesia saat ini. Sistem
birokrasi yang tidak netral dan tidak prfesional hanya akan melanggengkan korupsi di tingkat
kebijakan yang selama ini terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Budiarjo, Miriam. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik (Edisi Revisi). Jakarta: Gramedia
http://birokrasi.kompasiana.com
http://oss-center.net
http://aparaturnegara.bappenas.go.id/?p=93
http://news.okezone.com/read/2011/06/14/339/468071/pemberantasan-korupsi-di-indonesia-
peringkat-2-dari-bawah
http://id.wikipedia.org