laporan praktikum profil tanah

27
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tanah terdiri dari partikel pecahan batuan yang telah diubah oleh proses kimia dan lingkungan yang meliputi pelapukan dan erosi. Tanah berbeda dari batuan induknya karna interaksi antara, hidrosfer,atmosfer,litosfer dan biosfer ini adalah campuran dari konstituen mineral dan organic yang dalam keadaan padat,gas, dan cair. Jadi, tanah merupakan system tiga fase yaitu padat, cair dan gas yang selalu mengalami dinamisasi dalam kondisi seimbang. Dipandang dari segi pedology, tanah adalah suatu benda alam yang dinamis dan tidak secara khusus dihubungkan dengan pertumbuhan tanaman. Fungsi utama tanah adalah sebagai media tumbuh makhluk hidup. Proses pembentukan tanah dimulai dari hasil pelapukan batuan induk (regolit) menjadi bahan induk tanah, diikuti oleh proses pencampuran bahan organik yaitu sisa-sisa tumbuhan yang dilapuk oleh mikroorganisme dengan bahan mineral dipermukaan tanah, pembentukan struktur tanah, pemindahan bahan-bahan tanah dari bagian atas ke bagian bawah dan berbagai proses lain, sehingga apabila kita menggali lubang pada tanah maka akan terlihat lapisan-lapisan tanah yang berbeda sifat fisik, kimia, dan biologinya, lapisan- lapisan inilah yang disebut dengan horizon tanah yang DASAR-DASAR ILMU TANAH 1

Upload: independent

Post on 08-Mar-2023

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Tanah terdiri dari partikel pecahan batuan yang telah

diubah oleh proses kimia dan lingkungan yang meliputi

pelapukan dan erosi. Tanah berbeda dari batuan induknya

karna interaksi antara, hidrosfer,atmosfer,litosfer dan

biosfer ini adalah campuran dari konstituen mineral dan

organic yang dalam keadaan padat,gas, dan cair. Jadi,

tanah merupakan system tiga fase yaitu padat, cair dan

gas yang selalu mengalami dinamisasi dalam kondisi

seimbang. Dipandang dari segi pedology, tanah adalah

suatu benda alam yang dinamis dan tidak secara khusus

dihubungkan dengan pertumbuhan tanaman.

Fungsi utama tanah adalah sebagai media tumbuh

makhluk hidup. Proses pembentukan tanah dimulai dari

hasil pelapukan batuan induk (regolit) menjadi bahan

induk tanah, diikuti oleh proses pencampuran bahan

organik yaitu sisa-sisa tumbuhan yang dilapuk oleh

mikroorganisme dengan bahan mineral dipermukaan tanah,

pembentukan struktur tanah, pemindahan bahan-bahan

tanah dari bagian atas ke bagian bawah dan berbagai

proses lain, sehingga apabila kita menggali lubang pada

tanah maka akan terlihat lapisan-lapisan tanah yang

berbeda sifat fisik, kimia, dan biologinya, lapisan-

lapisan inilah yang disebut dengan horizon tanah yang

DASAR-DASAR ILMU TANAH 1

terbentuk dari mineral anorganik akar. Susunan horizon

tanah tersebut biasa disebut profil tanah.

Dengan kata lain, profil tanah merupakan suatu

irisan melintang pada tubuh tanah yang menunjukkan

susunan horizon tanah, dimulai dari permukaan tanah

sampai lapisan bahan induk dibawahnya. Lapisan-lapisan

tersebut terbentuk selain dipengaruhi oleh perbedaan

bahan induk sebagai bahan pembentuknya, juga terbentuk

karena pengendapan yang berulang-ulang oleh genangan

air.

Berdasarkan uraian di atas maka perlu dilakukan

pengamatan profil tanah dalam langkah awal penelitian

dan pengamatan terhadap tanah. Dari pengambilan sampel

tanah yang dilakukan pada berbagai lapisan tanah

tersebut kita dapat mengetahui karakteristik tanah,

tekstur, warna, dan pH tanah.

1.2. Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari pengamatan profil tanah ini adalah untuk

mengetahui tekstur tanah, konsistensi tanah dan pH

tanah pada tiap lapisan horizon tanah. Sedangkan

kegunaan dari praktikum ini adalah untuk menjadi bahan

acuan dalam pelaksanaan analisa sampel tanah di

laboratorium dan sebagai bahan informasi dalam

penggunaan suatu lahan.

DASAR-DASAR ILMU TANAH 2

DASAR-DASAR ILMU TANAH 3

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Profil Tanah

Profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada

tubuh tanah dibuat dengan cara menggali lubang dengan

ukuran tertentu dan kedalaman tertentu pula sesuai

dengan keadaan tanah dan keperluan penelitian. Tekanan

pori diukur relative terhadap tekanan atmosfer

dinamakan muka air tanah. Tanah yang diasumsikan jenuh

walaupun sebenarnya tidak demikian karena adanya

rongga-rongga udara.

Horizon tanah merupakan suatu lapisan tanah yang

hampir sejajar dengan permukaan bumi yang merupakan

hasil evolusi dan terdapat perbedaan sifat-sifat

diantara horizon-horizon yang berbatasan (Henry D Foth,

1984).

Ada enam horizon dan lapisan utama dalam tanah yang

masing-masing diberi symbol dengan satu huruf capital

yaitu (dari atas ke bawah) O, A, E, B, C dan horizon

yang berbentuk batuan atau horizon R (Harjowigeno,

2003). Horizon yang diberi simbol huruf besar dan

kombinasi huruf tersebut merupakan simbol untuk horizon

peralihan, sedangkan lapisan tanah yang terbentuk bukan

karena proses pembentukan tanah (misalnya kerena proses

pengendapan) diberi simbol angka romawi (I,II,III, dst)

DASAR-DASAR ILMU TANAH 4

Horizon O didominasi oleh bahan organic pecahan-

pecahan mineral volumenya kecil dan beratnya biasa

kurang dari separuhnya (Henry D Foth, 1984).

Asam organic dan CO2 yang diproduksi oleh tumbuhan

yang membusuk meresap ke bawah horizon E atau zona

pencucian (Elevasi). Pencucian mineral lempung dan

terlarut ini dapat membuat horizon tanah berwarna pucat

seperti pasir (Henry D Foth, 1985).

Horizon B atau zona akumulasi kadang agak melempung

dan berwarna merah atau coklat karena akibat kandungan

hematite dan lionitnya (Pairunan, 1985).

Horizon C merupakan suatu lapisan yang sukar

dipengaruhi oleh proses-proses pembentukan tanah dan

tidak memiliki sifat-sifat horizon lainnya (Henry D

Foth, 1985).

2.2. Faktor Pembentukan Tanah

Faktor pembentukan tanah dibedakan atas dua golongan

yaitu faktor pembentuk tanah secara pasif dan faktor

pembentuk tanah secara aktif.  Faktor pembentuk tanah

secara pasif adalah bagian-bagian yang menjadi sumber

massa dan keadaan yang mempengaruhi massa yang meliputi

bahan induk,topografi dan waktuatau umur. Sedangkan

faktor pembentuk tanah secara aktif adalah faktor yang

DASAR-DASAR ILMU TANAH 5

menghasilkan energi yang bekerja pada massa tanah yaitu

iklim dan makhluk hidup (Hanafiah,2009).

Secara umum dikenal terdapat 5 faktor pembentuk

tanah, yaitu iklim, organisme, bahan induk, topografi

dan waktu.

Iklim

Iklim juga mempunyai peranan yang penting dalam

pembentukan tanah, secara tidak langsung iklim juga

menjadi penyebab atau menentukan vegetasi alami.

Sehingga tidaklah mengherankan juka terdapat beberapa

penyebaran iklim, vegetasi dan tanah yang paralel di

permukaan bumi. Setiap kenaikan 10°C akan menaikkan

laju reaksi kimia dua sampai tiga kali.

Meningkatnya pelapukan dan kandungan liat terjadi

dengan meningkatnya rata-rata temperatur tanah.Rupanya

hanya tanah-tanah yang sangat muda mempunyai pengaruh

iklim yang konstan selama genesa tanah (Foth. H. D,

1988).

Organisme ( Vegestasi, Jasad Renik/Mikroorganisme)

Organisme sangat berpengaruh terhadap proses

pembentukan tanah dalam hal:

1. Membuat proses pelapukan baik pelapukan organik

maupun pelapukan kimiawi.

2. Membantu proses pembentukan humus.

DASAR-DASAR ILMU TANAH 6

3. Pengaruh jenis vegetasi terhadap sifat-sifat tanah

sangat nyata terjadi di daerah beriklim sedang

seperti di Eropa dan Amerika.

4. Kandungan unsur-unsur kimia yang terdapat pada

tanaman berpengaruh terhadap sifat-sifat tanah.

Bahan IndukSifat dari barhan induk sangat mempengaruhi pembentukan

pada tanah muda, Sifat bahan induk yang memakai satu

pengaruh yang mendalam pada perkembangan tanah termasuk

tekstur, komposisi mineral dan tingkat stratifikasi.

Pembentukan tanah dapat dimulai segera setelah

penimbunan abu vulkanik tetapi harus menunggu

penghancuran batuan keras secara fisik, dimana granit

dibuka. Selama stadia awal pembentukan tanah,

penghancuran dapat membatasi laju dan kedalaman

perkembangan tanah, dimana laju dan penghancuran batuan

melebihi laju perpindahan bahan oleh erosi, tanah-tanah

produktif dengan solum tebal dapat berkembang dari

batuan dasar ( Foth.H. D, 1988 ).

Topografi/Relief

Ada tiga cara topografi mengubah tanah menurut (Foth.H.

D, 1988), yaitu:

o Mempengaruhi jumlah presipitasi yang diabsorbsi dan

ditahan dalam tanah sehingga sangat mempengaruhi

kelembaban.

DASAR-DASAR ILMU TANAH 7

o Mempengaruhi kecepatan perpindahan tanah yang

diakibatkan oleh erosi.

o Mengarahkan gerakan bahan-bahan dalam suspensi atau

larutan dari daerah yang satu ke daerah yang lain.

Waktu

Karakkter tanah berubah seiring berjalannya waktu.

Tanah yang masih muda masih mencerminkan struktur

material asalnya. Tanah yang sudah dewasa akan lebih

tebal. Pada daerah volkanik aktif, rentang waktu

antarerupsi dapat ditentukan dengan meneliti ketebalan

tanah yang terbentuk pada masing-masing aliran

ekstrusif. Tanah yang telah terkubur dalam-dalam oleh

aliran lava, debu vulkanik, endapan glasial, atau

sedimen

2.3. Tanah Alfisol

Tanah Alfisol memiliki tekstur tanah liat, dimana

terdapat penimbunan liat di horison bawah (Argilik)

dan mempunyai kejenuhan basah (berdasar jumlah kation)

tinggi yaitu > 35 % pada kedalaman 180 cm dari

permukaan tanah.Liat yang tertimbun di horison bawah

ini berasal dari horison di atasnya dan tercuci ke

bawah bersama dengan gerakan air.Tanah-tanah yang

bertekstur pasir mempunyai luas permukaan yang luas

permukaan yang kecil sehingga sulit menyerap (menahan)

air dan unsur hara. Tanah-tanah bertekstur liat

mempunyai luas permukaan yang besar sehingga kemampuan

DASAR-DASAR ILMU TANAH 8

menahan air dan menyediakan unsur hara tinggi, tanah

bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia dari

pada tanah bertekstur kasar.

Tanah Alfisols merupakan morfologi yang khas dari

Alfisols dicirikan oleh horizon eluviasi dan iluviasi

yang jelas, yang mana horizon permukaan umumnya

berwarna terang karena dipengaruhi oleh beberapa jenis

mineral seperti kuarsa yang dapat mempengaruhi warna

tanah Alfisols lebih terang. Alfisosl diartikan oleh

horizon Argilik yaitu horizon B yang paling sedikit

mengandung 1,2 kali liat lebih besar daripada liat

diatasnya. Horizon B utamanya memperlihatkan struktur

tersudut atau kubus, sedang sampai kuat.

Tanah Alfisols memiliki struktur tanah yang liat.

Liat yang tertimbun di horizon bawah ini berasal dari

horizon diatasnya dan tercuci kebawah bersama dengan

gerakan air. Dalam banyak Alfisols digambar adanya

perubahan tekstur yang sangat jelas dalam jarak

vertikal yang sangat pendek yang dikenal Taksonomi

Tanah sebagai Abrupat Tekstural Change (perubahan

tekstur tanahekstrim) (Buckman dan Brady, 1982).

2.4. Struktur tanah

Struktur tanah merupakan susunan  ikatan partikel 

tanah  satu  sama  lain. Ikatan  tanah  berbentuk 

sebagai  agregat  tanah.  Apabila  syarat  agregat 

tanah terpenuhi maka dengan sendirinya tanpa sebab dari

DASAR-DASAR ILMU TANAH 9

luar  disebut  ped,  sedangkan ikatan  yang  merupakan 

gumpalan  tanah  yang  sudah   terbentuk  akibat

penggarapan  tanah  disebut  clod.  Untuk  mendapatkan 

struktur tanah yang baik dan valid  harus  dengan 

melakukan  kegiatan  dilapangan,  sedang laboratorium

elatif  sukar  terutama  dalam  mempertahankan 

keasliannya  dari bentuk agregatnya.

Struktur tanah digunakan untuk menunjukkan ukuran

partikel – partikel tanah seperti pasir, debu dan liat

yang membentuk agregat satu dengan yang lainnya yang

dibatasi oleh bidang belah alami yang lemah. Agregat

yang terbentuk secara alami disebut ped. Struktur yang

dapat memodifikasi pengaruh tekstur tanah dalam

hubungannya dengan kelembaban porositas, tersedia unsur

hara, kegiatan jasad hidup dan pengaruh permukaan air

(Madjid, 2007).

Struktur tanah dapat memodifikasi pengaruh tekstur

dalam hubungannya dalam kelembaban, porositas,

tersedianya unsur hara, kegiatan jasad hidup dan

perubahan akar. Struktur lapisan dipengaruhi oleh

praktis dan dimana aerasi dan draenase membatasi

pertumbuhan tanaman. System pertanaman yang mampu

menjaga kemantapan agregat tanah akan memberikan hasil

yang tinggi bagi produksi pertanian (Utomo, 2005).

2.5. Tekstur Tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH 10

Ukuran relatif  partikel tanah dinyatakan dalam istilah

tekstur, yang mengacu pada kehalusan atau kekasaran

tanah. Lebih khasnya, tekstur adalah perbandingan

relatif pasir, debu, dan tanah liat. Laju dan berapa

jauh berbagai reaksi fisika dan kimia penting dalam

pertumbuhan tanaman diatur oleh tekstur karena tekstur

ini menentukan jumlah permukaan tempat terjadinya

reaksi (Tan, 1992).

Penetapan tekstur tanah dapat dilakukan dengan tiga

metode yaitu metode feeling yang dilakukan berdasarkan

kepekaan indra perasa (kulit jari jempol dan telunjuk)

dengan memijit tanah basah diantara jari-jari, metode

pipet atau biasa disebut dengan metode kurang teliti

dan metode hydrometer atau disebut dengan metode lebih

teliti yang didasarkan pada perbedaan kecepatan

jatuhnya partikel-partikel tanah di dalam air dengan

asumsi bahwa kecepatan jatuhnya partikel yang

berkerapatan sama dalam suatu larutan akan meningkat

secara linear apabila radius partikel bertambah

secarakuadratik (Hardjowigeno, 2003).

Pembagian kelas tektur yang banyak dikenal adalah

pembagian 12 kelas tekstur menurut USDA. Nama kelas

tekstur melukiskan penyebaran butiran, plastisitas,

keteguhan, permeabilitas kemudian pengolahan tanah,

kekeringan, penyediaan hara tanah dan produktivitas

DASAR-DASAR ILMU TANAH 11

berkaitan dengan kelas tekstur dalam suatu wilayah

geogtrafis (A.K. Pairunan, dkk, 1985).

Tanah terdiri dari butir-butir pasir, debu, dan liat

sehingga tanah dikelompokkan kedalam beberapa macam

kelas tekstur, diantaranya kasar, agak kasar, sedang,

agak halus,dan hancur (Hardjowigeno, 2003).

Tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah.

Tekstur tanah merupakan perbandingan antara butir-butir

pasir, debu dan liat. Untuk membedakan masing-masing

tekstur tanah dapat dilihat ciri–ciri dari ketiga

tekstur tanah tersebut. Selain itu, setiap tekstur

tanah mempunyai karakteristiknya masing–masing.

(Hardjowigeno, 2003).

Karateristik tekstur pasir yaitu daya menahan air

rendah, ukuran yang besar menyebabkan ruang pori besar

lebih banyak, perkolasi cepat, sehingga aerasi dan

drainase tanah pasir relative baik. Partikel pasir ini

berbentuk bulat dan tidak lekat satu sama lain.

Karakteristik tekstur debu yaitu pasir kecil, yang

tanah keringnya menggumpal tetapi mudah pecah jika

basah, empuk dan menepung. Fraksi debu mempunyai

sedikit sifat plastis dan kohesi yang cukup baik.

Karateristik tekstur liat yaitu berbentuk lempeng,

punya sifat lekat yang tinggi sehingga bila dibasahi

amat lengket dan sangat plastis, sifat mengembang dan

mengkerut yang besar.

DASAR-DASAR ILMU TANAH 12

2.6. Konsistensi Tanah

Konsistensi tanah menunjukkan derajat kohesi dan adhesi

diantara partikel – partikel tanah. Hal ini ditunjukkan

oleh ketahanan massa tanah terhadap perubahan bentuk

yang diakibatkan oleh tekanan dan berbagai kekuatan

yang mempengaruhi bentuk tanah. Tanah – tanah yang

mempunyai konsistensi yang baik umumnya mudah diolah

dan tidak melekat pada alat pengolah tanah. Oleh karena

itu tanah dapat ditemukan dalam keadaan basah, lembab

dan kering maka penyifatan konsistensi tanah harus

disesuaikan dengan keadaan tanah tersebut. Konsistensi

tanah dapat ditentukan secara kualitatif dan

kuantitatif. Secara kualitatif dilakukan dengan cara

memijat dan memirit  atau membuat bulatan atau

gulungan. Sedangkan secara kuantitatif dilakukan dengan

cara penentuan angka Atterberg.

Dalam mengetahui konsistensi tanah maka terdapat

berbagai manfaat terutama dalam bidang pertanian, yaitu

dapat menentukan cara pengolahan tanah yang baik, dapat

menentukan jenis tanaman yang cocok serta dapat

mengetahui kadar air dalam tanah. (Guswono,1983)

Makin tinggi tingkat konsistensi tanah, maka

pengolahan pada tanah tersebut akan makin sulit. Sama

halnya sebagaimana pengaruh tekstur dan struktur,

konsistensi tanah juga memengaruhi perakaran tanaman,

infiltrasi, serta tingkat pengolahan tanah. makin

DASAR-DASAR ILMU TANAH 13

tinggi konsistensi suatu tanah, makin terhambat

perakaran suatu tanaman dan infiltrasi air, serta

makin sulit pengolahan pada tanah. (Gliessman,2000)

2.7. pH tanah

pH tanah adalah satuan derajat yang dipergunakan untuk

menentukan tingkat keasaman atau kebasaan terhadap

tanah. pH tanah sangat berpengaruh terhadap

perkembangan dan pertumbuhan tanaman, baik secara

langsung maupun tidak langsung. Pengaruh langsung

berupa ion hidrogen sedangkan pengaruh tidak langsung

yaitu tersedianya unsur-unsur hara tertentu dan adanya

unsur beracun. Kisaran pH tanah mineral biasanya antara

3,5–10 atau lebih. Sebaliknya untuk tanah gembur, pH

tanah dapat kurang dari 3,0. Alkalis dapat menunjukkan

pH lebih dari 3,6. Kebanyakan pH tanah toleran pada

yang ekstrim rendah atau tinggi, asalkan tanah

mempunyai persediaan hara yang cukup bagi pertumbuhan

suatu tanaman (Sarwono, 2010).

DASAR-DASAR ILMU TANAH 14

III. METODOLOGI

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum profil tanah dilakukan pada hari minggu, 26

oktober 2014 pukul 08.00 WITA sampai selesai. Bertempat

di Teaching Farm, Fakultas Pertanian Universitas

Hasanuddin, Makassar

3.2. Keadaan Umum Lokasi

3.2.1. Letak Astronomis dan Geografis

Titik koordinat lokasi praktikum adalah 5o06′23″LS

119o29′12″BT

Letak geografis sebagai berikut ;

Sebelah utara : Laboraturium Fakultas Peternakan

UNHAS

Sebelah timur : Taman buah naga UNHAS

Sebelah selatan : Perkebunan jati

Sebelah barat : Pemukiman masyarakat

3.2.2. Iklim

Kondisi iklim yang terdapat pada lokasi pengamatan

profil tanah ketika kita melakukan praktikum yaitu

sangat cerah dan panas.

3.2.3. Vegetasi

Vegetasi yang terdapat pada lokasi praktikum adalah

semak belukar, pohon jati, pohon pisang, pohon bambu,

pohon mangga dan beberapa tanaman liar.

3.3. Alat dan Bahan

DASAR-DASAR ILMU TANAH 15

Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah

sekop, cangkul, linggis, ring sampel, cutter, meteran

bar, GPS, kertas lebel, cutter, plastik gula, sendok

semen, botol rool foto dan pH indikator.

Bahan-bahan yang digunakan adalah air, sampel tanah

utuh dan sampel tanah terganggu.

3.4. Prosedur kerja

3.4.1. Penggalian Profil Tanah

Menentukan lokasi penggalian profil tanah,

sebaiknya yang berada pada sisi yang menghadap

datangnya sinar matahari

Menggali profil tanah dengan ukuran 1.5 meter x

1 meter dengan kedalaman antara 130 meter.

Membuat tangga kecil hingga ke dasar lubang

profil tanah disebelah timur tangga agar tidak

menghalangi ketika melakukan pengamatan dan

mempermudah pengamatan dengan bantuan sinar

matahari.

3.4.2. Penentuan batasan lapisan tanah

Mengamati perubahan warna pada dinding tanah

yang langsung terkena sinar matahari dan beri

batasan pada setiap horizon tanah, apabila pada

dinding tanah tidak terlihat jelas perbedaan

warna tiap lapisan horizon, gunakan cutter

garis vertical kebawah dari top tanah tanah

hingga ke dasar galian profil tanah dan rasakan

DASAR-DASAR ILMU TANAH 16

perubahan tiap lapisan tanah.

Memberikan batasan setiap horizon tanah

3.4.3. Penentuan Tekstur Tanah

Mengambil sampel dari tiap-tiap horizon kemudian

tambahkan air secukupnya dan rasakan tekstur dari tanah

ketika disentuh oleh tangan kita.

3.4.4. Penentuan Konsistensi Tanah

Mengambil sampel tanah dari tiap-tiap horizon lalu

dibasahi dengan air secukupnya, lalu buat bulatan agak

panjang hingga ± 7,5 cm dan dekatkan kedua ujung dari

bulatan panjang tersebut.

3.4.5. Penentuan Perakaran Tanah

Mengamati perakaran yang ada pada masing-masing

horizon, apakah kasar atau halus. Dengan cara melihat

pada kedalaman berapa perakaran akhir yang ada pada

tiap lapisan.

3.4.6. Penentuan pH Tanah

Mengambil sampel tanah dari tiap lapisan

horizon tanah

Memasukkan sampel pada botol roll photo dengan

perbandingan 1 : 3 Masukkan air pada botol yang

sama dengan perbandingan 2 : 3 lalu tutup dan

kocok botol roll photo selama ± 15 – 20 menit

Mencelupkan kertas pH indikator kedalam larutan

tanah dan diamkan selama satu menit lalu angkat

DASAR-DASAR ILMU TANAH 17

catat pH larutannya, hal yang sama dilakukan

pada tiap sampel horizon tanah yang lain.

3.4.7. Pengambilan Sampel Tanah

3.4.7.1. Pengambilan Sampel Tanah Utuh

Membersihkan lapisan permukaan tanah yang akan

diambil contoh tanahnya

Meletakkan ring sampel tegak lurus pada lapisan

tanah tersebut

Menggali tanah disekeliling ring dengan hati-

hati menggunakan linggis

Membersihkah kerat tanah disekeliling ring

sampel dengan cutter

Menutup tabung beserta tanah didalamnya dengan

plastik untuk mencegah penguapan dan gangguan

selama dalam perjalanan.

3.4.7.2. Pengambilan Sampel Tanah Terganggu

Mengambil sampel tanah pada masing-masing

lapisan horizon tanah dengan sendok semen atau

cutter sesuai, mulailah dengan lapisan paling

bawah

Masukkan dalam kantong plastik yang sebelumnya

telah diberi label atau kode

3.4.8.

DASAR-DASAR ILMU TANAH 18

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Berdasarkan pengamatan profil tanah yang dilakukan maka

diperoleh hasil pengamatan sebagai berikut :

Tabel 1. Hasil pengamatan profil tanah

Parameter

Pengamatan

LapisanI II III

Simbol lapisan L1 L2 L3Nomor lapisan 1 2 3Dalam lapisan 0 – 40 cm 40 – 70 cm 70 – 130

cmBatas lapisan 1 cm 1 cm 1 cmTekstur Pasir Lempung LiatKonsistensi Lose (l) Tuse (t) Fine (f)pH lapang 5 4 6Perakaran 39 cm

Kasar

banyak

67.5 cm

Halus

banyak

128 cm

Halus

banyakSumber: Data primer setelah diolah, 2014

4.2. Pembahasan

Berdasarkan pengamatan profil pada tanah alfisol di

lokasi, tanah tersebut memiliki 2 lapisan. Lapisan I

yaitu pada kedalaman 0 – 40 cm, lapisan II pada

kedalaman 40 – 70 cm dan lapisan III pada kedalamanan

70 – 130 cm. Warna tanah makin kebawah makin berwarna

terang. Hal ini terjadi karena tanah dipengaruhi oleh

DASAR-DASAR ILMU TANAH 19

kandungan bahan organic, drainase, kandungan air, dan

aerasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Hardjowigeno

(1992) bahwa warna terang ditimbulkan karena adanya

warna mineral oksida besi, warna gelap tanah disebabkan

oleh bahan organik melapuk.

Tanah pada lapisan I bertesktur pasir yang jika

diraba terasa kasar. Hal ini sesuai dengan pendapat

(Nyakpa, 1989) yang mengatakan berdasarkan kelas

teksturnya maka tanah dapat digolongkan menjadi tanah

bertekstur kasar atau tanah berpasir berarti tanah yang

mengandung minimal 70% pasir atau pasir berlempung.

Lapisan II tanahnya tidak begitu kasar dan tidak licin,

agak melekat dan mengkilat. Jadi, dapat dikatakan tanah

lapisan II memiliki tekstur lempung. Tanah pada lapisan

III memiliki tekstur liat, dimana jika diraba terasa

sangat lengket, halus dan juga terlihat mengkilat. Hal

ini dikemukakan oleh (Hardjowigeno, 2003) bahwa tekstur

liat terasa berat, membentuk bola dengan baik, dan

sangat lekat. Dan pendapat yang serupa dikemukakan oleh

(Hanafiah, 2010) yang menyatakan bahwa fraksi liat akan

terasa halus, lekat, dan licin.

Hasil pengukuran pH pada setiap lapisan yaitu kurang

dari 7 yang berarti tanah tersebut bersifat masam. Hal

ini disebabkan karena lapisan ini mengandung bahan

organik yang cukup tinggi pada permukaan tanah yang

tercampur dengan bahan mineral tanah dan mengalami

DASAR-DASAR ILMU TANAH 20

penguraian oleh mikroba yang mengakibatkan

terbentuknya asam sulfida dan asam nitrat. Hal ini

sesuai dengan pendapat Hakim, dkk. (1986), bahwa

rombakan organik diserang oleh sebagian besar

mikroorganisme yang diantara hasil metabolisme

akhirnya adalah asam organik dan bahan organik yang

banyak.

Tanah dengan konsistensi baik mudah diolah dan tidak

mudah melekat pada alat pengolah tanah. Sedangkan tanah

yang berkonsistensi buruk merupakan kebalikannya.

Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan,

lapisan tanah yang memiliki konsistensi tanah yang baik

pada keadaan basah adalah lapisan tanah lapisan III.

Bila dilihat data pengamatan yang telah dilakukan

banyaknya perakaran yang terdapat dalam setiap lapisan

tanah semakin ke bawah perakaran yang dapat menembus

tanah adalah akar yang halus Hal ini disebabkan oleh

kemampuan akar yang terbatas karena semakin kebawah

lapisan, kandungan liat didalam tanah semakin tinggi

sehingga akar susah menembus lapisan tanah. 

DASAR-DASAR ILMU TANAH 21

V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan dapat

disimpulkan bahwa

Pada praktikum ini terdapat 3 lapisan horizon.

Tiap-tiap lapisan horizon tersebut mempunyai

tekstur, konsistensi, dan pH yang berbeda-beda

lapisan I memiliki tekstur pasir, lapisan II

bertekstur lempung dan lapisan III bertekstur

liat.

Dari segi konsistensinya, lapisan I adalah lapisan

yang memiliki konsisten paling baik diantara ke

tiga lapisan yang ada. Dimana lapisan I

konsistensinya dikategorikan fine, sedangkan lapisan

II konsistensinya tuse, dan lapisan III

konsistensinya lose.

Dari segi perakaran semua lapisan memiliki banyak

akar tapi lapisan I perakarannya kasar sedangkan

lapisan II dan lapisan III perakarannya halus

Berdasarkan pengukuran pH tanah, ketiga lapisan

tersebut tanah memiliki pH < 7 yang berarti tanah

tersebut bersifat masam.

5.2. Saran

Sebaiknya sebelum dilksanakan praktikum para

praktikan telah diberikan buku penuntun. Hal ini

DASAR-DASAR ILMU TANAH 22

bertujuan untuk memudahkan para praktikan dalam

melaksanakan praktikum.

DASAR-DASAR ILMU TANAH 23

DAFTAR PUSTAKA

Foth, D Henry. 1985. Dasar-dasar Ilmu Tanah. GadjamadahUniversity:Yogyakarta.

Foth, H.D.dan L.N.Turk. 1999. Fundamentals Of Soil Science.Fifth Ed. John Waley & sons. New York.

Gliessman, R.Stephen.2000. AGROECOLOGY Ecological Processesin Sustainable Agriculture. CRC Press LLC., Florida

Guswono, S. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Kanisus Yogyakarta.

Hakim, N.M.Y. 1982. Dasar-dasar Ilmu Tanah.Universitas

Lampung: Lampung.

Hanafiah, Kemas Ali,Dr,Ir.2007. Dasar-dasar Ilmu Tanah.PT.Rajagra Findo Persada: Jakarta

Hardjowigeno, sarwono. Ilmu tanah . sifat-sifat kimia tanah “penetapan ph tanah”.  2010. Jakarta.

Hardjowigono, H.S. 2003. Ilmu Tanah. Akademika

Pressindo, Jakarta

Madjid, Abdul. 2007. Biologi Tanah. Gramedia: Jakarta.

Nyakpa, 1986. Dasar-Dasar Ilmu Tanah.Universitas Lampung:

Lampung.

Pairunan, A.K, dkk. 1985. Dasar-dasar Ilmu Tanah. BKPTINTIM. Ujung Pandang.

Tan, K.H.1992. Dasar–Dasar Kimia Tanah (terjemahan). GadjaMada Univ. Press, Bulaksumur Yogyakarta.

DASAR-DASAR ILMU TANAH 24

Utomo, Dwiyono Hari. 2005. Bahan Ajar Geografi Tanah.Universitas Negeri Malang: Malang

DASAR-DASAR ILMU TANAH 25

LAMPIRAN

Gambar penampang profil tanah

DASAR-DASAR ILMU TANAH 26

Gambar segitiga tekstur

DASAR-DASAR ILMU TANAH 27