laporan praktikum

32
Welcome ~ Ita Blog Semoga blog ini bermanfaat, oleh Ita Trie Wahyuni "Seorang PEMENANG tidak akan pernah MENYERAH, karena hanya yang MENYERAH tidak akan pernah MENANG" Wednesday, October 3, 2012 Laporan Kimia Dasar II Redoks BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Oksigen dapat membentuk suatu senyawa yang disebut oksida dan sejak oksigen ditemukan, istilah oksidasi dihubungkan dengan berbagai reaksi yang menggunakan oksigen. Magnesium, sebagai contohnya, dapat bereaksi langsung dengan oksigen, pemukaan logam yang terbuka segera dioksidasi membentuk suatu lapisan magnesium oksida(Mgo). Contoh lain adalah besi. Besi (Fe) juga dapat dioksida secara perlahan-lahan di udara, proses ini dapat mengakibatkan karat pada logam yang terdiri dari Fe 2 O 3 . Suatu logam yang dapat diperoleh kembali dari oksida logamnya dikenal dengan nama reduksi. Dalam istilah sekarang proses oksidasi maupun reduksi mempunyai arti yang lebih luas. Tidak hanya reaksi suatu zat dengan oksigen, tapi oksidasi juga dapat bearti sebagai suatu peristiwa pelepasan electron oleh suatu zat, atom atau ion ke zat, atom, atau ion lin.begitu pula dengan reduksi, pengertian

Upload: independent

Post on 22-Feb-2023

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Welcome ~ Ita Blog Semoga blog ini bermanfaat, oleh Ita Trie Wahyuni"Seorang PEMENANG tidak akan pernah MENYERAH, karena hanya yang MENYERAH tidak akan pernah MENANG"

Wednesday, October 3, 2012Laporan Kimia Dasar II Redoks

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Oksigen dapat membentuk suatu senyawa yang disebut oksida

dan sejak oksigen ditemukan, istilah oksidasi dihubungkan dengan

berbagai reaksi yang menggunakan oksigen. Magnesium, sebagai

contohnya, dapat bereaksi langsung dengan oksigen, pemukaan logam

yang terbuka segera dioksidasi membentuk suatu lapisan magnesium

oksida(Mgo).  Contoh lain adalah besi. Besi (Fe) juga dapat

dioksida secara perlahan-lahan di udara, proses ini dapat

mengakibatkan karat pada logam yang terdiri dari Fe2O3. Suatu

logam yang dapat diperoleh kembali dari oksida logamnya dikenal

dengan nama reduksi.

Dalam istilah sekarang proses oksidasi maupun reduksi

mempunyai arti yang lebih luas. Tidak hanya reaksi suatu zat

dengan oksigen, tapi oksidasi juga dapat bearti sebagai suatu

peristiwa pelepasan electron oleh suatu zat, atom atau ion ke

zat, atom, atau ion lin.begitu pula dengan reduksi, pengertian

reduksi tidak hanya suatu proses pelepasan oksigen, tapi reduksi

juga dapat berarti pengambilan electron dari suatu zat, atom,

atau ion ke zat, atom, atau ion lainnya. Suatu reaksi yang

melibatkan peristiwa oksidasi dan reduksi sering disebut reaksi

oksidasi atau reaksi redoks sebagai singkatannya.

Pengertian yang lebih rinci tentang reaksi redoks, akan

dijelaskan dalam lapoan ini. Selain itu akan dibahas beberapa

ontoh reaksi oksidasi reduksi dalam suasana asam, serta zar-zat

yang terlibat dalam reaksi redoks seperti zat pengoksidasi atau

oksidator, dan zat reduksi atau reduktor dan aplikasi redoks

dalam kehidupan sehri-hari.

1.2 Tujuan percobaan

        Menentukan fungsi reagen yang digunakan

        Mengetahui reduktor dan oksidator yag digunakan dalam

percobaan

        Mengetahui titik akhir titrasi pada percobaan

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Reaksi reduksi oksidasi atau reaksi redoks berperan dalam

banyak hal dalam kehidupan sehari-hari. Reaksi redoks dapat

berguna bagi pembakaran bahan bakar minyak bumi, dan digunakan

juga sebagai cairan pemutih. Selain itu, sebagai unsure logam dan

nonlogam diperoleh dari bijihnya melalui proses oksidasi atau

reduksi. Contohnya dalam reaksi pembentukan kalsium oksida (Cao)

dari kalsium dan oksigen.

                                    2Ca(s) + O2(g)2CaO(s)

Kalsium oksida (CaO) adalah senyawa ionic yang tersusun atas

ion Ca2+ dan O2-. Dalam reaksi pertama, dua atom Ca memberikan

atau memindahkan empat electron pada dua atom O (dalam O2). Agar

lebih mudah dipahami, proses ini dibuat sebagai dua tahap

terpisah, tahap yang satu melibatkan hilangnya empat electron

dari dua atom Ca dan tahap lain melibatkan penangkapan empat

electron oleh molekul O2.

                                    2Ca 2Ca2+ + 4e-

                                                O2 + 4ē 2O2-

Setiap tahap diatas dapat disebut sebagai reaksi setengah sel

( hal-reaction), yang secara eksplisit menunjukkan banyaknya

electron yant terlibat dalam reaksi.

            Reaksi setengah sel yang melibatkan hilangnya

electron disebut reaksi oksidasi. Istilah “Oksidasi” pada awalnya

berarti kombinasi unsur dengan oksigen. Namun, istilah itu

sekarang memiliki arti yang lebih lua. Reaksi setengah sel yang

melibatkan penengkapan electron disebut reaksi reduksi. Dalam

contoh diatas, kalsium bertindak sebagai zat pereduksi karena

memberikan electron pada oksigen dan menyebabkan oksigen

tereduksi. Oksigen tereduksi bertindak sebagai zat pengoksida

Karena menerima electron dari kalsium dan menyebabkan kalsium

teroksidasi. Dalam persamaan reaksi redoks tingkat oksidasi harus

sama dengan tingkat reduksi yaitu jumlah electron yang hilang

oleh zat pereduksi harus sama dengan jumlah electron yang

diterima oleh suatu zat pengoksida (Raymond, Chang,2005).

            Definisi tentang oksidasi dan reduksi dapat juga

dikembangkan menjadi pengertian yang lebih luas dan jelas

Oksidasi adalah suatu proses yang mengakibatkan hilangnya satu

electron atau lebih dari dalam zat ( atom, ion atau molekul ).

Bila suatu unsur dioksida, keadaan oksidasinya berubah ke harga

lebih positif. Suatu zat pengoksidasi diartikan sebagai zat yang

memperoleh electron, dan dalam proses itu zat itu direduksi.

            Reduksi, sebaliknya adalah suatu proses yang

melibatkan diperolehnya satu electron atau lebih dari suatu zat (

atom, ion atau molekul ). Bila suatu unsure direduksi, keadaaan

oksidasi berubah menjadi lebih negative ( kurang positif ). Jadi

zat pereduksi merupakan zat yag kehilangan electron, dalam proses

itu zat ini dioksidasi. Definisi reduksi juga sangat umum dan

berlaku juga untuk proses dalam zat padat, lelehan, maupun gas.

            Sejumlah besar reaksi oksidasi dan reduksi akan

dicantumkan diantara reaksi yang digunakan untuk identifikasi

ion. Beberapa contoh zat pengoksidasi  kuat adalah KMnO4.

1.      Kalium permanganat (KMnO4), merupakan zat padat cokelat tua

yang merupakan pengoksidasi kuat, yang bekerja berlainan menurut

pH dari medium. Dalam suasana asam, ion pemanganat direduksi

menurut proses 5 elektron, Mn berubah dari + ke +2,

MnO4- + 8H++5ē Mn2+ + 4H2O

dalam suasana netral atau setengah basa permanangat direduksi

jadi mangan dioksida.

            MnO4- + 4H+ + 3ē MnO2 + 2H2O

2.      Logam seperti zink, besi, dan aluminium, seringkali logam ini

digunakan sebagai bahan pereduksi. Kerja logam ini disebabkan

oleh pembentukan ion, biasanya ion itu ada dalam keadaan oksidasi

terendah, Contohnya :

Zn Zn2+ + 2ē

Fe Fe2+ + 2ē

            AI AI3+ + 3ē

                        ( G. Svehla, 1990 ).

a. Bilangan Oksidasi

Suatu unsur dapat bergabung dengan unsure lain membentuk

senyawa dengan valensi tertentu. Istilah valensi dikemukakan oleh

Wichelhaus yang artinya jumlah ikatan suatu unsure terhadap yang

lainnya. Dalam menentukan valensi unsur, kita harus menuliskan

struktur molekul senyawa terlebih dahulu. Oleh karena itu, cara

ini kurang praktis dan sebagai gantinya ditemukan cara bilangan

oksidasi. Bilangan oksidasi suatu unsure adalah muatan suatu atom

dalam senyawa, seandainya semua electron yang dipakai bersama

menjadi milik atom yang lebih elektronegatif. Contohnya molekul

H2O, karena O2 lebih elektronegatif maka ia kelebihan dua

electron dari dua hydrogen. Akibatnya bilangan oksidasi oksigen =

-2 dan hydrogen = +1. Bilangan oksidasi dapat positif atau

negative. Nilai itu bukan merupakan hasil percobaan melainkan

merupakan perjanjian. Perjanjian atau atau aturan dalam

menentukan bilangan oksidasi adalah sebagai berikut :

1.      Setiap unsur bebas mempunyai bilangan oksidasi = 0, Contohnya

H2, Fe, He, S8, dan P4

2.      Hidrogen dalam senyawa mempunyai bilangan oksidasi +1,

Contohnya HCI, H2SO4 dan HCIO4.

3.      Oksigen dalam senyawa mempunyai bilangan oksidasi -2 Contohnya

H2O, HIVO3 dan NOH.

4.      Unsur-unsur golongan alkali ( IA ) dalam senyawa mempunyai

bilangan oksidasi +1, Contohnya NaCI, KOH, dan Li2SO4.

5.      Unsur-unsur golongan dikali tanah ( II A ) dalam senyawa

mempunyai bilangan oksidasi +2 contohnya CaO, BaCO, dan SrSO4.

6.      Ion Fluar ( F ) dalam senyawa mempunyai bilangan oksidasi -1,

Contohnya Hf, LIF, dan CaF2.

7.      Sebuah ion mempunyai bilangan oksidasi sama dengan muatannya

Contohnya C1-=-1, SO42-=-2, dan Ca+2=2.

8.      Senyawa netral mempunyai bilangan oksidasi 0 contohnya HCI =

0, KBr = 0, dan Na2SO4 = 0.

Dari aturan diatas dapat ditentukan bilangan oksidasi suatu

unsur dalam senyawa tanpa menuliskan struktur molekulnya.

Bilangan oksidasi berguna dalam menuliskan rumus senyawa antara

ion positif dan ion negative. Rumus harus sedemikian rupa

sehingga bilangan oksidasi senyawa adalah 0 atau jumlah muatan

negatf dan positifnya sama ( Syukri S, 1999 ) .

b.  Penggunaan Bilangan Oksidasi

Dalam reaksi redoks, ada beberapa perbedaan dalam bidang

oksidasi atau keadaan oksidasi atau keadaan oksidasi ( istilah

ini digunakan untuk memperlihatkan sesuatu yang saling mengubah )

dari dua atau lebih suatu unsure. Perhatikan suatu reaksi yang

melibatkan magnesium dan oksigen.

                        2Mg + O2 2MgO

                        0          0          +2   -2

Dimana ditulis bilangan oksidasinya dibawah nama senyawa

tesebut, terlihat bahwa bilangan oksidasi Mg berubah dari 0

menjadi +2 dan bilangan oksidasi 0 berubah dari 0 menjadi -2.

Dengan demikian, oksidasi Mg diikuti oleh bertambahnya bilangan

oksidasi ( bertambah maksudnya disini adalah bilangan oksidasi Mg

menjadi lebih positif ). Reduksi O2 sebaliknya diikuti oleh

berkurangnya bilangan oksidasi 0 menjadi kurang positif atau

kurang negatif.

Dengan demikian, hal ini memberikan kita cara yang lebiih umum

untuk mendefinisikan oksidasi dan reduksi yang berkaitan dengan

perubahaan bilangan oksidasi. Berdasarkan perubahan bilangan

oksidasinya, oksidasi adalah bertambahnya bilangan oksidasi dan

reduksi adalah berkurangnya bilangan oksidasi.

Untuk tetap konsisten dengan definisi sebelumnya, senyawa

Pengoksidasi adalah zat yang direduksi, dan senyawa pereduksi

adalah zat yang dioksidasi ( James E. Brady,1987 )

c.  Menyeimbangkan Persamaan Oksidasi – Reduksi

            Ada satu cara untuk menyeimbangkan persamaan

oksidasi-reduksi. Cara ini disebut metode setengah reaksi atau

electron ion. Pendekatan cara lainnya berdasarkan pada definisi

oksidasi dan reduksi dalam hubungannya dengan bilanganoksidasi

disebut metode perubahaan bilangan oksidasi.

            Metode electron ion atau setengah reaksi, terdiri

dari beberapa tahap. Dalam metode ini setengah persamaan oksidasi

dan reduksi ditulis terpisah kemudian digabungkan menjadi

persamaan keseluruhan yang seimbang. Beberapa tahap dalam metode

electron ion atau setengah reaksi antara lain :

Tahap 1     : Identifikasi spesies yangterlibat dalam perubahan bilangan

oksidasi dan tulislah “ rangka “ setengah reaksi melibatkan

penambahan bilangan oksidasi. Reduksi setengah reaksi melibatkan

pengurangan bilangan oksidasi. Contohnya pada reaksi sulfite dan

Peermanganat

                  SO3-2 + H+ +Mn04 SO42- + Mn 2+ + H2O

Oksidasi :  SO3-2 SO42-

Reduksi  :  Mn04 Mn 2+

Tahap 2     : Seimbangkan “Jumlah atom “ dari tiap persamaan. Untuk

mendapatkan jumlah atom yang sama perlu ditambahkan H2O dan H+

( untuk suasana asam ) dan OH- ( untuk suasana basa, pada sisi

yang kekurangan O )

Oksidasi    :SO32- + H2O SO42- + 2H+

Reduksi     : MnO4- + 8H+ Mn2+ + 4H2O

Tahap 3     : Seimbangkan “ muatan listrik “ dari tiap setengah

persamaan. Pada sisi kanan setengah persamaan oksidasi

ditambahkan sejumlah electron agar kedua sisi memiliki muatan

keseluruhan yang sama. Lakukan hal yang sama untuk reduksi,

penambahan electron disebelah kiri

Oksidasi    : SO3-2 + H2O SO42- + 2H+ + 2ē

                                                            ( Muatan

keseluruhan tiap sisi, -2 )

Reduksi     : MnO4- + 8H+ + 5ē Mn 2+ + 4H2O

                                                            ( Muatan

keseluruhan tiap sisi +2 )

Tahap 4     : Dapatkan persamaan oksidasi-reduksi keseluruhan dengan

menggabungkan kedua setengah pesamaan. Kalikan electron oksidasi

dengan electron reduksi agar electron dalam pesamaan dapat saling

menghapuskan.

Electron tidak boleh terlihat pada suatu persamaan keseluruhan. Pada

contoh ini oksidasi dikalikan 5 dan reduksi dikalikan 2.

Oksidasi    : 5SO32- + 5H2O 5SO4

-2 + 10H+ + 10 ē

Reduksi     : 2MnO4-2

+ 16H+ + 10ē 2Mn+2 + 8H2O

                        5SO3-2 +5H2O + 2MnO4- + 16 H+ 5SO4-2 +10H+ + 2 Mn2+

+ 8H2O

Tahap 5     : Sederhanakan, Bila persamaan keseluruhan mengandung

spesies yang sama pada kedua sisinya yang jumlahnya lebih

sedikit. Kurangi lima H2O dari tiap sisi persamaan keseluruhan

pda langkah 4, dengan demikian akan tersisa 3 H2O pada sisi

kanan, Serta pengurangan 10 H+ dari tiap sisi sehingga tinggal 6

H+ pada sisi kiri.

                  5SO3-2 + 2MnO4- + 6 H+ 5SO4-2 + 2 Mn2+ + 3H2O

Tahap 6     : Teliti persamaan keseluruhan yang telah selesai. Pastikan

bahwa persamaan keseluruhan seimbang, baik jumlah atom yang ada

dalam pesamaan maupun jumlah elektronnya. Pada contoh terebut

dapat dilihat jumlah electron kiri dan kanan adalah -6 (Ralph H.

Petrucci, 1987).

BAB 3METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan3.1.1 Alat  :

        Pipet Tetes        Buret & Statif        Elenmeyer        Labu Ukur        Beaker glass        Pipet Volume        Termometer        Tabung Reaksi        Klem

3.1.2 Bahan     :        Vitamin C        KMnO4

        H2C2O4

        I2

        H2SO4

        H2O

3.2 Prosedur Percobaan          :            Kualitatif         :

1. - Diambil 1 ml vitamin C didalam tabung reaksi,

- Ditambahkan 5 tetes KMnO4

- Diamati perubahan warna yang terjadi

2. - Diambil 1 ml vitamin C didalam tabung reaksi,

- Ditambahkan 5 tetes I2

- Diamati perubahan warna yang terjadi

3. - Diambil 5 ml asam oksalat dalam beaker glass,

- Ditambahkan 2 ml H2C2O4

- Dipanaskan hingga suhu 70ºC- Diteteskan beberapa tetes KMnO4 0,1 N

- Diamati perubahan warna yang terjadiKuantitatif      :

- Diambil 10 ml H2C2O4  dalam labu elenmeyer- Ditambahkan 3 ml H2SO4

- Dipanaskan pada suhu 70ºC- Dititrasi dengan KMnO4  0,1N  - Diamati perubahan warna yang terjadi.

                BAB 4HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

    No

Perlakuan Pengamatan

1. - Kualitatif-Reaksi antara 1 mlvitamin C   ditambah 5tetes KMnO4

- Diamati

- Vitamin C mengalamioksidasi (pereduktor)

- KMnO4 mengalami reduksi( pengoksidasi )- Warna vitamin C yangsemula kuning berubah jadiorange setelah penambahan15 tetes KMnO4

-Reaksi Vitamin C 1 mldengan 5 tetes I2

- Diamati perubahanwarna yang terjadi

- Vitamin C mengalamioksidasi ( pereduktor )- I2Mengalami reduksi( oksidator )- Warna Vitamin C yangsemula kuning berubahmenjadi orange setelahpenambahan 20 tetes I2.

-Reaksi 5 ml H2C2O4

dengan H2SO4 dandititrasi dengan KMnO4

pada suhu 70ºC

- H2C2O4 (Reduktor)- KMnO4 ( Oksidator )- Warna larutan sebelumnyabening, setelah dititrasidengan KMnO4 larutanberubah warna menjadicokelat

2. Kuantitatif-Reaksi 10 ml H2C2O4

dengan 3 ml H2SO4

dipanaskan pada suhu70ºC- Dititrasi denganKMnO4 0,1 N hinggaterjadi perubahanwarna

- H2C2O4 (Reduktor)- KMnO4 ( Oksidator )-Terjadi perubahan warnapada penambahan 1 ml KMnO4

menjadi merah lembayung,- H2SO4 ( Autokatalisator )- V1.N1 = V2. N2

   I0. N1 = I. 0,1          NIC2H2O4 = 0,01N

4.2 Reaksi

-          Vitamin C dan KMnO4

O                                           O║                                           ║

C                                           C│                                           │HO─C                                      O═C

│  O    +  MnO4  →              │ O    + MnO4

   HO─C                                      O═C│                                           │

      H─C                                      H─C│                                           │   HO─C─H                             HO─C│                                           │CH2OH                                 CH2OH

-          Vitamin C dan I2

O                                           O║                                           ║

C                                           C│                                           │HO─C                                      O═C

│  O    +  I2  →                     │ O    + 2H+ + 2I-

   HO─C                                      O═C│                                           │

      H─C                                      H─C│                                           │   HO─C─H                             HO─C│                                           │CH2OH                                 CH2OH

- H2C2O4 dan KMnO4

C2O4-2 + MnO4

- → 2CO2 + Mn2+

Reduksi  : MnO4-→ Mn2+

Oksidasi : C2O4-2→2CO2

Reduksi  : MnO4- + 8H+ = 5e-→ Mn2+ + 4H2O                     

(x2)

Oksidasi : C2O4-2→2CO2 +

2e-                                                               (x5)

Reduksi  : 2MnO4- + 16H+ = 10e-→ 2Mn2+ +8H2O  

Oksidasi :

5C2O4-2→10CO2 + 10e-

2MnO4 + 16 H + +  5C2O4-2 → 2Mn2+ +8H2O            + 10CO2

4.3 Perhitungan

            Titik akhir titrasi = 1 ml            V1. N1 = V2. N2                       1O. N1 = 1. 0,1                  N1 = 0,1/ 10            N C2H2O4 = 0,01 N

Reaksi reduksi – oksidasi ( redoks ) merupakan suatu reaksi

serah terima electron. Dalam suatu reaksi penggabungan ion,

dimana bilangan oksidasinya berubah. Bilangan oksidasi dapat

berubah menjadi lebih positif atau lebih negative, perubahan

bilangan oksidasi dalam reaksi ini yang disertai dengan

pertukaran electron antara pereaksi ini sering disebut reaksi

oksidasi – reduksi ( redoks ). Selain itu, jika saat membicarakan

oksidasi suatu zat, kita harus ingat bahwa pada saat yang sama

reduksi dari suatu zat lain juga berlangsung. Oleh karena itu,

sangatlah logis untuk mendefinisikan redoks sebagai proses yang

melibatkan serah terima electron yang terjadi dalam suatu reaksi

yang serempak.

Oksidasi dan reduksi memiliki perbedaan pada pengikatan

oksigen, perubahaan electron, dan perubahan bilangan oksidasi.

Reaksi oksidasi adalah suatu reaksi yang mengikat oksigen,

mengalami pelepasan sejumlah electron, serta mengalami kenaikan

bilangan oksidasi. Sedangkan reduksi adalah peristiwa pelepasan

oksigen, mengalami penurunan bilangan oksidasi serta menerima

electron.

Reaksi antara kalium Permanganat (KMnO4 ) dengan vitamin C 1

ml, yang berfungsi sebagai reduktor adalah vitamin C, artinya

vitamin C dalam reaksi sebagai zat yang mengalami oksidasi.

Sedangkan kalium permanganat ( KMnO4 ) adalah zat yang mengalami

reduksi, artinya KMnO4 dalam reaksi ini berfungsi sebagai

oksidator.

Pada percobaan kedua yaitu reaksi antara vitamin C dan I2,

yang berfungsi sebagai reduktor adalah vitamin C dan I2 yang

berfungsi sebagai oksidator, karena I2 mengalami perubahan

bilangan oksidasi dari 0 menjadi -1

Reaksi antara asam oksalat (H2C2O4) dan Kalium Permanganat

( KMnO4 ). Dipanaskan pada suhu 70ºC. Dalam reaksi ini asam

oksalat berfungsi sebagai reduktor karena H2C2O4 mengalami

oksidasi dengan perubahan bilangan oksidasi dari +3 menjadi +4,

selain itu asam oksalat juga berfungsi sebagai filter atau

larutan yang dititrasi. Sedangkan KMnO4 berfungsi sebagai

oksidator, Selain itu KMnO4 dalam reaksi juga berfungsi sebagai

titran.

Reaksi antara 10 ml H2C2O4 dengan 3 ml H2SO4 dan titrasi

dengan KMnO4 . Pada reaksi ini digunakan H2SO4 sebagai

autokatalisator yang berfungsi mempercepat reaksi. KMnO4

Merupakan oksidator kuat tapi belum bias mengoksidasi asam

oksalat, oleh karena itu dugunakan H2SO4 . Asam oksalat dalam

reaksi ini berfungsi sebagai reduktor dan juga sebagai titer.

Selain itu juga dilakukan pemanasan pada suhu 70ºC agar reaksi

ini dapat berlangsung dengan stabil.

Dalam pecobaan yang dilakukan, terdapat berbagai hasil

percobaan yang berbeda-beda. Pada percobaan pertama yaitu vitmin

C yang direaksikan dengan KMnO4. Warna Vitamin C awalnya kuning,

setelah penambahan 15 tetes KMnO4 warna larutan berubah jadi

orange.

Untuk percobaan kedua, reaksi antara vitamin C dengan I2.

Vitamin C yang belum dicampur dengan I2 berwarna kuning, setelah

penambahan 20 tetes I2 warna larutan vitamin C brubah menjadi

warna orange. I2 dalam larutan ini berfungsi sebagai oksidator

Reaksi H2C2O4 dengan larutan H2SO4 berwarna bening. Setelah

dipanaskan sampai 70ºC, larutan tersebut dititrasi dengan KMnO4.

Warna larutan yang awalnya berwarna bening berubah menjadi warna

cokelat tua. Selain sebagai oksidator KMnO4 juga sebagai titran.

Reaksi antara asam oksalat( H2C2O4 ) dengan asam sulfat

(H2SO4) yang dipanaskan pada suhu      70ºC dan dititrasi dengan

larutan KMnO4 0,1 N. Warna larutan awalnya bening setelah

mencapai titik akhir titrasi dengan titran KMnO4 warna larutan

berubah menjadi merah lembayung, Asam oksalat juga berfungsi

sebagai autokatalisator.

 Autokatalisator adalah senyawa yang dapat mempercepat

terjadinya reaksi tanpa memerlukan bantuan dari katalis yang

lainnya. Contohnya asam sulfat (H2SO4). Selain autokalisator

terdapat pula autondikator. Autondikator adalah senyawa yang

dapat meangubah warnanya sendiri ketika terdapat titik akhir

titrasi tanpa memerlukan suatu indicator lainnya, Contohnya

KMnO4.  

  Perbedaan kualitatif dan kuantitatif terletak pada bentuk,

ukuran dan kadar suatu larutan. Kualitatif menjelaskan tentang

keadaan fisik suatu larutan, misalnya saat perubahan warna

larutan, pemanasan larutan, dan sifatnya yang berhubungan dengan

fisik larutan yang terlihat. Sedangkan kuantitatif lebih

menyatakan ukuran dan kadar suatu larutan misalnya normalitas

larutan, ukuran volume larutan yang digunakan dan kadar atau

tingkatan persentase larutan.

Dalam percobaan ini digunakan suatu reagen yaitu H2SO4 .

H2SO4 berfungsi sebagai autakatalisator. Penambahan H2SO4 dalam

reaksi ini bertujuan untuk menghasilkan suatu reaksi yang lebih

cepat berlangsung. Walaupun KMnO4 merupakan oksidator kuat, tapi

KMnO4 belum bias digunakan untuk mengoksidasi asam oksalat.

Selain itu H2SO4 juga berfungsi untuk mengsuasanakan asam dalam

larutan.

Pemanasan yang dilakukan pada suhu 70ºC dilakukan agar

reaksi dapat berlangsung dengan baik dan stabil. Jika pemanasan

yang dilakukan berada pada suhu diatas 70ºC, maka larutan yang

dipanaskan akan menguap senyawa H2C2O4 jika dipanaskan pada suhu

diatas 70ºC asam oksalat akan terurai dan menguap menjadi CO2 dan

air, sehingga titrasi gagal terjadi. Sedangkan jika dibawah 70ºC

akan terbentuk endapan Mn0 terlebih dulu.

Kalium permanganat (KMnO4 ) dapat menghasilkan warna merah

lembayung jika dilarutkan dalam air, yang merupakn cirri khas

untuk ion permanganate. Kalium permanganat merupakan pengoksidasi

kuat, yang bekerja berlainan menurut PH Medium. Dalam larutan

asam ion permanganate direduksi menurut proses penambahan 5

elektrn, bila bilangan oksidasi Mn berubah dari +7 ke +2.

MnO4- + 8H+ + 5ē Mn2+ + 4H2O ( Suasana asam )

Dalam larutan netral atau sedikit asam permanganat direduksi

menjadi mangan dioksida, bila dalam suatu proses ditambahkan 3ē,

keadaan oksidasi Mn berubah dari +7 menjadi +4

         MnO4- + 3H+ + 3ē MnO2 + 2H2O ( Suasana sedikit asam atau

netral )

Dalam larutan basa kuat ( pada pH 13 atau lebih ) permanganat

dapat diredusi menjadi manganat dalam suatu proses satu electron.

             MnO4- + ē MnO4-2 ( suasana basa )

TE / Titik ekivalen adalah titik dimana mol ekivalen titran sama

dengan mol ekivalen titrat sehingga bercampur sempurna. Sedangkan

TAT / Titik akhir titrasi adalah titik dimana itran telah

mencukupi ditandai dengan perubahan warna larutan.

Bilangan oksidasi Mn dalam MnO4-2 adalah +6. Ion MnO4-2 menunjukkan

suatu warna hijau yang khas . Bila permanganat dipanasi dengan

basa terjadi reduksi semacam itu dan tebentuk oksigen.

            4MnO4-2 + 4OH- 4MnO4

-2 + 2H2O + O2  

            Sebagai reaksi KMnO4 dan H2C2O4 dalam suasana asam

dapat dalam reaksi ini adalah.

C2O4-2 + MnO4

- → 2CO2 + Mn2+

Reduksi  : MnO4-→ Mn2+

Oksidasi : C2O4-2→2CO2

Reduksi  : MnO4- + 8H+ = 5e-→ Mn2+ + 4H2O                     

(x2)

Oksidasi : C2O4-2→2CO2 +

2e-                                                               (x5)

Reduksi  : 2MnO4- + 16H+ = 10e-→ 2Mn2+ +8H2O  

Oksidasi :

5C2O4-2→10CO2 + 10e-

---------------------------------------------------------------------------------------------------------

2MnO4 + 16 H + +  5C2O4-2 → 2Mn2+ +8H2O            + 10CO2

Dalam suatu reaksi reduksi – oksidasi, pastinya terjadi

reaksi oksidasi maupun reduksi. Suatu zat yang mengalami reaksi

oksidasi dikatakan zat tersebut sebagai reduktor, dan juga dapat

mereduksi zat lain dalam reaksi redoks. Sedangkan suatu zat yang

mengalami reaksi reduksi di sebut oksidator. Oksidator juga dapat

mengoksidsi zat lain dalam reaksi reoks. Contoh dari reduktor

pada percobaan ini adalah H2C2O4 dan Vitamin C, Sedangkan contoh

oksidator dalam percobaan ini adalah KMnO4 dan I2.

Reaksi oksidasi – reduksi berperan dalam banyak hal  dalam

kehidupan sehari-hari. Reaksi reedoks dapat bergua bagi

pembakaran bahan bakar minyak bumi, dan juga dapat digunakan

sebagai cairan pemutih yang digunakan dalam rumah tangga. Selain

itu, sebagian unsur logam dan nonlogam diperoleh dari bijihnya

melalui proses oksidasi-reduksi, contohnya pembentukan kalsium

oksida (CaO) dari kalsium dan oksigen.

Faktor kesalahan yang sering terjadi dalam suatu percobaan

adalah kurangnya kepekatan larutan yang dibuat. Contohnya pada

larutan vitamin C yang digunakan kurang pekat sehingga dibutuhkan

lebih dari 5 tetes KMnO4 dan I2 agar  tercapai titik akhir

titrasnya.

                                                             BAB

5

                                                          PENUTUP

 5.1 Kesimpulan

        Reagen yang digunakan dalam pecobaan ini seperti H2SO4 yang

berfungsi untuk mempercepat reaksi juga disebut sebagai

Autokatalisator

        Pada reaksi antara Vitamin C dengan KMnO4 , yang befungsi

sebagai reduktor adalah vitamin C dan oksidatornya KMnO4. Pada

percobaan kedua reaksi vitamin C dengan I2 yang berfungsi sebagai

reduktor adalah vitamin C dan oksidatornya I2. Untuk percobaan

ketiga yaitu H2C2O4 dan KMnO4 , yang berfungsi reduktor adalah

H2C2O4 dan oksidatornya KMnO

        Pada percobaan yang dilakukan yaitu reaksi antara vitamin C

dan KMnO4, yang befungsi sebagai reduktor adalah Vitamin C dan

Oksidatornya KMnO4.

        Pada percobaan kedua, Vitamin C berfungsi sebagai reduktor

sedangkan I2 sebagai Oksidator.

        Percobaaan ketiga antara H2C2O4 dan oksidatonya KMnO4

        Penambahan H2SO4 dalam percobaan ini sebagai katalisator.

        Untuk mengetahui titik akhir titrasi ditandai dengan adanya

perubahan warna larutan saat penambahan suatu titran.

5.2  Saran

        Pembuatan larutan harus diatur kepekaannya agar tidak terjadi

kesalahan saat larutan dititrasi

        Harus cepat dilakukan titrasi saat 70ºC agar suhu tak turun

DAFTAR PUSTAKA

Brady, James. E. 1987. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jilid 1. Edisi 5. Binarupa

Askara : Jakarta

      Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep – Konsep Inti. Jilid 1. Edisi 3

Erlangga : Jakarta

            Pttrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar. Edisi 4 . Jilid 3. Erlangga

: Jakarta

            S.Sukri . 1990. Kimia Dasar 1. ITB :  Bandung

            Svehla, G. 1990. Analisis Anorganik Kualitatif .PT Kaman Media

Pustaka                                                           

                                                : Jakarta  

           

           

            Posted by Ita Trie Wahyuni at 3:00 AM Email This BlogThis! Share to Twitter Share to Facebook Share to PinterestLabels: Laporan Kimia Dasar II

2 comments:

1.

badilluet anakseribupulau January 20, 2013 at 6:46 AM

jika kita menggunakan frekuensi tinggi dalam pengolahan logam seperti apa yang sedang saya pelajari sekarang.. mohonmasukannya untuk teman sharing dalam pengembangan sistim elektrolisis...

Reply

2.

Tiurma pt Simanjuntak February 2, 2013 at 7:59 AM

waktu saya sma dulu ( saya jur fisika) tidak ada rumus yang mengaitkan antara fekwensi dengan pertukaran ion kecuali sewaktu beljr GGL dan panjang gelombang (lambda) karna cumanitu yang mengkaitkan antara frekwensi dengan arus untuk elektrolisa.

dalam preakteknya di lab juga tanpa listrik (dengan larutan garam elekrtolisa) dapat dilakukan elektrolisis (katoda dan anoda mampu bereaksi).mungkin jurnal kimia fisis dapat membantu literaturnya

salamtielumphd

Reply

Load more...Newer Post Older Post Home Subscribe to: Post Comments (Atom)

About Me

Ita Trie Wahyuni Samarinda, Kalimantan Timur, IndonesiaNama lengkapku Ita Trie Wahyuni, dari orok sudah tinggal di Samarinda. Sudah sangat terlihat dari nama lengkap ku bahwa aku anak ke tiga. aku lahir 1 Desember 1992, SD 001 Samarinda, SMPN 7 Samarinda, SMAN 10 Melati Samarinda dan Sekarang aku adalah Mahasiswa Universitas Mulawarman Prodi Teknik Kimia angkatan 2010.

View my complete profile

Followers

Ita Trie Wahyuni

Total Pageviews

589,400

Translate

Powered by Translate

Entri Populer Laporan Kimia Fisika Viskositas Zat Cair

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1               Latar Belakang Kekentalan adalah sifat dari suatu zat cair (fluida) disebabkan adanya gesekan ...

Laporan Kimia Fisika Penentuan Tegangan Permukaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1               Latar BelakangBanyak fenomena-fenomena alam yang kurang kita perhatikan akan teta...

Laporan Kimia Daasar I Pembuatan Larutan

BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Hampir semua proses kimia berlangsung dalam larutan sehingga penting untukmemahami sif...

Laporan Kimia Dasar I Pemisahan dan Pemurnian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Biasanya zat murni telah tercemar dengan zat-zat lain yang dapat membentuk campuran yang b...

Laporan Kimia Fisika Kalorimeter

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1   Latar belakang Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitudengan meng...

Laporan Mikrobiologi Pewarnaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Bakteri memiliki beberapa bentuk yaitu basil (tongkat), coccus, spirilum. Bakteri yang ber...

Laporan Kimia Analitik Permanganometri

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Titrasi redoks (reduksi-oksidasi) merupakan jenis titrasi yang paling banyak jenisnya, dian...

Laporan Kimia Dasar II Asidi Alkalimetri

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang             Asam secara paling sederhana didefinisikan sebagai zat yang bila dilarutkan dal...

Laporan Kimia Analitik Spektrofotometri

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Spektrofotometri merupakan salah satu cabang analisis instrumental yang mempelajari inter...

Laporan Kimia Analitik Kompleksometri

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1   Latar Belakang Salah satu dari reaksi-reaksi matematis yang tidak disertai perubahan valensi adalah reaksi...

Blog Archive ►   2014 (8)

►   2013 (21)

▼   2012 (52) o ▼   October (37)

Laporan Kimia Dasar II Redoks

Laporan Kimia Dasar II Pembuatan dan Sifat Koloid Laporan Kimia Dasar II Elektrolisis Laporan Kimia Dasar II Adisi Substitusi Laporan Kimia Dasar II Ikatan Peptida Laporan Kimia Dasar II Aldehida dan Keton Laporan Kimia Dasar II Asidi Alkalimetri Laporan Kimia Dasar I Sifat Sifat unsur Laporan Kimia Dasar I Laju Reaksi Laporan Kimia Dasar I Stoikiometri Laporan Kimia Dasar I Kromatografi Laporan Kimia Dasar I Pemisahan dan Pemurnian Laporan Kimia Daasar I Pembuatan Larutan Laporan Mikrobiologi Pengamatan Jamur Mikroskopis Laporan Mikrobiologi Uji Daya Hambat Laporan Mikrobiologi Most Probable Number Laporan Mikrobiologi Total Plate Count Laporan Mikrobiologi Pewarnaan Laporan Mikrobiologi Pembuatan Biakan Murni Laporan Mikrobiologi Isolasi dan Identifikasi

Dasa... Laporan Mikrobiologi Media Pertumbuhan Mikroba Laporan Mikrobiologi Peralatan dan Sterilisasi Laporan Kimia Fisika Viskositas Zat Cair Laporan Kimia Fisika Kelarutan Timbal Balik Laporan Kimia Fisika Penentuan Tegangan Permukaan Laporan Kimia Fisika Hukum Hess Laporan Kimia Fisika Kelarutan Sebagai Fungsi

Suhu... Laporan Kimia Fisika Ikatan Hidrogen Laporan Kimia Fisika Kalorimeter Laporan Kimia Analitik AAS Spektrofotometri

Serapa... Laporan Kimia Analitik Spektrofotometri Laporan Kimia Analitik Permanganometri Laporan Kimia Analitik Kompleksometri Laporan Kimia Analitik Golongan 3, 4 dan 5 Laporan Kimia Analitik Golongan I dan II Lagu Mars Teknik Kimia Mulawarman Lagu Hymne Teknik Kimia Mulawarman

o ►   September (1) o ►   August (2) o ►   June (12)

►   2011 (1)

Label Bunga Eledweis Download file Laporan Kimia Fisika Download file Laporan Mikrobiologi english Gunung Bromo Hamster Hasil Karya Ku HMTK UNMUL Karangan bebas kata-kata mutiara kutipan Laporan Kimia Analitik Laporan Kimia Dasar I Laporan Kimia Dasar II Laporan Kimia Fisika laporan Mikrobiologi Magang di Lab. Bioteknologi Kehutanan perahu kertas puisi Sekilas Tulisan

Share

Follow by Email Ita Trie Wahyuni Blog's

welcome

ita trie wahyuni Watermark template. Template images by ranplett. Powered by

Blogger. tttttt