laporan praktikum
TRANSCRIPT
Welcome ~ Ita Blog Semoga blog ini bermanfaat, oleh Ita Trie Wahyuni"Seorang PEMENANG tidak akan pernah MENYERAH, karena hanya yang MENYERAH tidak akan pernah MENANG"
Wednesday, October 3, 2012Laporan Kimia Dasar II Redoks
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Oksigen dapat membentuk suatu senyawa yang disebut oksida
dan sejak oksigen ditemukan, istilah oksidasi dihubungkan dengan
berbagai reaksi yang menggunakan oksigen. Magnesium, sebagai
contohnya, dapat bereaksi langsung dengan oksigen, pemukaan logam
yang terbuka segera dioksidasi membentuk suatu lapisan magnesium
oksida(Mgo). Contoh lain adalah besi. Besi (Fe) juga dapat
dioksida secara perlahan-lahan di udara, proses ini dapat
mengakibatkan karat pada logam yang terdiri dari Fe2O3. Suatu
logam yang dapat diperoleh kembali dari oksida logamnya dikenal
dengan nama reduksi.
Dalam istilah sekarang proses oksidasi maupun reduksi
mempunyai arti yang lebih luas. Tidak hanya reaksi suatu zat
dengan oksigen, tapi oksidasi juga dapat bearti sebagai suatu
peristiwa pelepasan electron oleh suatu zat, atom atau ion ke
zat, atom, atau ion lin.begitu pula dengan reduksi, pengertian
reduksi tidak hanya suatu proses pelepasan oksigen, tapi reduksi
juga dapat berarti pengambilan electron dari suatu zat, atom,
atau ion ke zat, atom, atau ion lainnya. Suatu reaksi yang
melibatkan peristiwa oksidasi dan reduksi sering disebut reaksi
oksidasi atau reaksi redoks sebagai singkatannya.
Pengertian yang lebih rinci tentang reaksi redoks, akan
dijelaskan dalam lapoan ini. Selain itu akan dibahas beberapa
ontoh reaksi oksidasi reduksi dalam suasana asam, serta zar-zat
yang terlibat dalam reaksi redoks seperti zat pengoksidasi atau
oksidator, dan zat reduksi atau reduktor dan aplikasi redoks
dalam kehidupan sehri-hari.
1.2 Tujuan percobaan
Menentukan fungsi reagen yang digunakan
Mengetahui reduktor dan oksidator yag digunakan dalam
percobaan
Mengetahui titik akhir titrasi pada percobaan
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Reaksi reduksi oksidasi atau reaksi redoks berperan dalam
banyak hal dalam kehidupan sehari-hari. Reaksi redoks dapat
berguna bagi pembakaran bahan bakar minyak bumi, dan digunakan
juga sebagai cairan pemutih. Selain itu, sebagai unsure logam dan
nonlogam diperoleh dari bijihnya melalui proses oksidasi atau
reduksi. Contohnya dalam reaksi pembentukan kalsium oksida (Cao)
dari kalsium dan oksigen.
2Ca(s) + O2(g)2CaO(s)
Kalsium oksida (CaO) adalah senyawa ionic yang tersusun atas
ion Ca2+ dan O2-. Dalam reaksi pertama, dua atom Ca memberikan
atau memindahkan empat electron pada dua atom O (dalam O2). Agar
lebih mudah dipahami, proses ini dibuat sebagai dua tahap
terpisah, tahap yang satu melibatkan hilangnya empat electron
dari dua atom Ca dan tahap lain melibatkan penangkapan empat
electron oleh molekul O2.
2Ca 2Ca2+ + 4e-
O2 + 4ē 2O2-
Setiap tahap diatas dapat disebut sebagai reaksi setengah sel
( hal-reaction), yang secara eksplisit menunjukkan banyaknya
electron yant terlibat dalam reaksi.
Reaksi setengah sel yang melibatkan hilangnya
electron disebut reaksi oksidasi. Istilah “Oksidasi” pada awalnya
berarti kombinasi unsur dengan oksigen. Namun, istilah itu
sekarang memiliki arti yang lebih lua. Reaksi setengah sel yang
melibatkan penengkapan electron disebut reaksi reduksi. Dalam
contoh diatas, kalsium bertindak sebagai zat pereduksi karena
memberikan electron pada oksigen dan menyebabkan oksigen
tereduksi. Oksigen tereduksi bertindak sebagai zat pengoksida
Karena menerima electron dari kalsium dan menyebabkan kalsium
teroksidasi. Dalam persamaan reaksi redoks tingkat oksidasi harus
sama dengan tingkat reduksi yaitu jumlah electron yang hilang
oleh zat pereduksi harus sama dengan jumlah electron yang
diterima oleh suatu zat pengoksida (Raymond, Chang,2005).
Definisi tentang oksidasi dan reduksi dapat juga
dikembangkan menjadi pengertian yang lebih luas dan jelas
Oksidasi adalah suatu proses yang mengakibatkan hilangnya satu
electron atau lebih dari dalam zat ( atom, ion atau molekul ).
Bila suatu unsur dioksida, keadaan oksidasinya berubah ke harga
lebih positif. Suatu zat pengoksidasi diartikan sebagai zat yang
memperoleh electron, dan dalam proses itu zat itu direduksi.
Reduksi, sebaliknya adalah suatu proses yang
melibatkan diperolehnya satu electron atau lebih dari suatu zat (
atom, ion atau molekul ). Bila suatu unsure direduksi, keadaaan
oksidasi berubah menjadi lebih negative ( kurang positif ). Jadi
zat pereduksi merupakan zat yag kehilangan electron, dalam proses
itu zat ini dioksidasi. Definisi reduksi juga sangat umum dan
berlaku juga untuk proses dalam zat padat, lelehan, maupun gas.
Sejumlah besar reaksi oksidasi dan reduksi akan
dicantumkan diantara reaksi yang digunakan untuk identifikasi
ion. Beberapa contoh zat pengoksidasi kuat adalah KMnO4.
1. Kalium permanganat (KMnO4), merupakan zat padat cokelat tua
yang merupakan pengoksidasi kuat, yang bekerja berlainan menurut
pH dari medium. Dalam suasana asam, ion pemanganat direduksi
menurut proses 5 elektron, Mn berubah dari + ke +2,
MnO4- + 8H++5ē Mn2+ + 4H2O
dalam suasana netral atau setengah basa permanangat direduksi
jadi mangan dioksida.
MnO4- + 4H+ + 3ē MnO2 + 2H2O
2. Logam seperti zink, besi, dan aluminium, seringkali logam ini
digunakan sebagai bahan pereduksi. Kerja logam ini disebabkan
oleh pembentukan ion, biasanya ion itu ada dalam keadaan oksidasi
terendah, Contohnya :
Zn Zn2+ + 2ē
Fe Fe2+ + 2ē
AI AI3+ + 3ē
( G. Svehla, 1990 ).
a. Bilangan Oksidasi
Suatu unsur dapat bergabung dengan unsure lain membentuk
senyawa dengan valensi tertentu. Istilah valensi dikemukakan oleh
Wichelhaus yang artinya jumlah ikatan suatu unsure terhadap yang
lainnya. Dalam menentukan valensi unsur, kita harus menuliskan
struktur molekul senyawa terlebih dahulu. Oleh karena itu, cara
ini kurang praktis dan sebagai gantinya ditemukan cara bilangan
oksidasi. Bilangan oksidasi suatu unsure adalah muatan suatu atom
dalam senyawa, seandainya semua electron yang dipakai bersama
menjadi milik atom yang lebih elektronegatif. Contohnya molekul
H2O, karena O2 lebih elektronegatif maka ia kelebihan dua
electron dari dua hydrogen. Akibatnya bilangan oksidasi oksigen =
-2 dan hydrogen = +1. Bilangan oksidasi dapat positif atau
negative. Nilai itu bukan merupakan hasil percobaan melainkan
merupakan perjanjian. Perjanjian atau atau aturan dalam
menentukan bilangan oksidasi adalah sebagai berikut :
1. Setiap unsur bebas mempunyai bilangan oksidasi = 0, Contohnya
H2, Fe, He, S8, dan P4
2. Hidrogen dalam senyawa mempunyai bilangan oksidasi +1,
Contohnya HCI, H2SO4 dan HCIO4.
3. Oksigen dalam senyawa mempunyai bilangan oksidasi -2 Contohnya
H2O, HIVO3 dan NOH.
4. Unsur-unsur golongan alkali ( IA ) dalam senyawa mempunyai
bilangan oksidasi +1, Contohnya NaCI, KOH, dan Li2SO4.
5. Unsur-unsur golongan dikali tanah ( II A ) dalam senyawa
mempunyai bilangan oksidasi +2 contohnya CaO, BaCO, dan SrSO4.
6. Ion Fluar ( F ) dalam senyawa mempunyai bilangan oksidasi -1,
Contohnya Hf, LIF, dan CaF2.
7. Sebuah ion mempunyai bilangan oksidasi sama dengan muatannya
Contohnya C1-=-1, SO42-=-2, dan Ca+2=2.
8. Senyawa netral mempunyai bilangan oksidasi 0 contohnya HCI =
0, KBr = 0, dan Na2SO4 = 0.
Dari aturan diatas dapat ditentukan bilangan oksidasi suatu
unsur dalam senyawa tanpa menuliskan struktur molekulnya.
Bilangan oksidasi berguna dalam menuliskan rumus senyawa antara
ion positif dan ion negative. Rumus harus sedemikian rupa
sehingga bilangan oksidasi senyawa adalah 0 atau jumlah muatan
negatf dan positifnya sama ( Syukri S, 1999 ) .
b. Penggunaan Bilangan Oksidasi
Dalam reaksi redoks, ada beberapa perbedaan dalam bidang
oksidasi atau keadaan oksidasi atau keadaan oksidasi ( istilah
ini digunakan untuk memperlihatkan sesuatu yang saling mengubah )
dari dua atau lebih suatu unsure. Perhatikan suatu reaksi yang
melibatkan magnesium dan oksigen.
2Mg + O2 2MgO
0 0 +2 -2
Dimana ditulis bilangan oksidasinya dibawah nama senyawa
tesebut, terlihat bahwa bilangan oksidasi Mg berubah dari 0
menjadi +2 dan bilangan oksidasi 0 berubah dari 0 menjadi -2.
Dengan demikian, oksidasi Mg diikuti oleh bertambahnya bilangan
oksidasi ( bertambah maksudnya disini adalah bilangan oksidasi Mg
menjadi lebih positif ). Reduksi O2 sebaliknya diikuti oleh
berkurangnya bilangan oksidasi 0 menjadi kurang positif atau
kurang negatif.
Dengan demikian, hal ini memberikan kita cara yang lebiih umum
untuk mendefinisikan oksidasi dan reduksi yang berkaitan dengan
perubahaan bilangan oksidasi. Berdasarkan perubahan bilangan
oksidasinya, oksidasi adalah bertambahnya bilangan oksidasi dan
reduksi adalah berkurangnya bilangan oksidasi.
Untuk tetap konsisten dengan definisi sebelumnya, senyawa
Pengoksidasi adalah zat yang direduksi, dan senyawa pereduksi
adalah zat yang dioksidasi ( James E. Brady,1987 )
c. Menyeimbangkan Persamaan Oksidasi – Reduksi
Ada satu cara untuk menyeimbangkan persamaan
oksidasi-reduksi. Cara ini disebut metode setengah reaksi atau
electron ion. Pendekatan cara lainnya berdasarkan pada definisi
oksidasi dan reduksi dalam hubungannya dengan bilanganoksidasi
disebut metode perubahaan bilangan oksidasi.
Metode electron ion atau setengah reaksi, terdiri
dari beberapa tahap. Dalam metode ini setengah persamaan oksidasi
dan reduksi ditulis terpisah kemudian digabungkan menjadi
persamaan keseluruhan yang seimbang. Beberapa tahap dalam metode
electron ion atau setengah reaksi antara lain :
Tahap 1 : Identifikasi spesies yangterlibat dalam perubahan bilangan
oksidasi dan tulislah “ rangka “ setengah reaksi melibatkan
penambahan bilangan oksidasi. Reduksi setengah reaksi melibatkan
pengurangan bilangan oksidasi. Contohnya pada reaksi sulfite dan
Peermanganat
SO3-2 + H+ +Mn04 SO42- + Mn 2+ + H2O
Oksidasi : SO3-2 SO42-
Reduksi : Mn04 Mn 2+
Tahap 2 : Seimbangkan “Jumlah atom “ dari tiap persamaan. Untuk
mendapatkan jumlah atom yang sama perlu ditambahkan H2O dan H+
( untuk suasana asam ) dan OH- ( untuk suasana basa, pada sisi
yang kekurangan O )
Oksidasi :SO32- + H2O SO42- + 2H+
Reduksi : MnO4- + 8H+ Mn2+ + 4H2O
Tahap 3 : Seimbangkan “ muatan listrik “ dari tiap setengah
persamaan. Pada sisi kanan setengah persamaan oksidasi
ditambahkan sejumlah electron agar kedua sisi memiliki muatan
keseluruhan yang sama. Lakukan hal yang sama untuk reduksi,
penambahan electron disebelah kiri
Oksidasi : SO3-2 + H2O SO42- + 2H+ + 2ē
( Muatan
keseluruhan tiap sisi, -2 )
Reduksi : MnO4- + 8H+ + 5ē Mn 2+ + 4H2O
( Muatan
keseluruhan tiap sisi +2 )
Tahap 4 : Dapatkan persamaan oksidasi-reduksi keseluruhan dengan
menggabungkan kedua setengah pesamaan. Kalikan electron oksidasi
dengan electron reduksi agar electron dalam pesamaan dapat saling
menghapuskan.
Electron tidak boleh terlihat pada suatu persamaan keseluruhan. Pada
contoh ini oksidasi dikalikan 5 dan reduksi dikalikan 2.
Oksidasi : 5SO32- + 5H2O 5SO4
-2 + 10H+ + 10 ē
Reduksi : 2MnO4-2
+ 16H+ + 10ē 2Mn+2 + 8H2O
5SO3-2 +5H2O + 2MnO4- + 16 H+ 5SO4-2 +10H+ + 2 Mn2+
+ 8H2O
Tahap 5 : Sederhanakan, Bila persamaan keseluruhan mengandung
spesies yang sama pada kedua sisinya yang jumlahnya lebih
sedikit. Kurangi lima H2O dari tiap sisi persamaan keseluruhan
pda langkah 4, dengan demikian akan tersisa 3 H2O pada sisi
kanan, Serta pengurangan 10 H+ dari tiap sisi sehingga tinggal 6
H+ pada sisi kiri.
5SO3-2 + 2MnO4- + 6 H+ 5SO4-2 + 2 Mn2+ + 3H2O
Tahap 6 : Teliti persamaan keseluruhan yang telah selesai. Pastikan
bahwa persamaan keseluruhan seimbang, baik jumlah atom yang ada
dalam pesamaan maupun jumlah elektronnya. Pada contoh terebut
dapat dilihat jumlah electron kiri dan kanan adalah -6 (Ralph H.
Petrucci, 1987).
BAB 3METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan3.1.1 Alat :
Pipet Tetes Buret & Statif Elenmeyer Labu Ukur Beaker glass Pipet Volume Termometer Tabung Reaksi Klem
3.1.2 Bahan : Vitamin C KMnO4
H2C2O4
I2
H2SO4
H2O
3.2 Prosedur Percobaan : Kualitatif :
1. - Diambil 1 ml vitamin C didalam tabung reaksi,
- Ditambahkan 5 tetes KMnO4
- Diamati perubahan warna yang terjadi
2. - Diambil 1 ml vitamin C didalam tabung reaksi,
- Ditambahkan 5 tetes I2
- Diamati perubahan warna yang terjadi
3. - Diambil 5 ml asam oksalat dalam beaker glass,
- Ditambahkan 2 ml H2C2O4
- Dipanaskan hingga suhu 70ºC- Diteteskan beberapa tetes KMnO4 0,1 N
- Diamati perubahan warna yang terjadiKuantitatif :
- Diambil 10 ml H2C2O4 dalam labu elenmeyer- Ditambahkan 3 ml H2SO4
- Dipanaskan pada suhu 70ºC- Dititrasi dengan KMnO4 0,1N - Diamati perubahan warna yang terjadi.
BAB 4HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
No
Perlakuan Pengamatan
1. - Kualitatif-Reaksi antara 1 mlvitamin C ditambah 5tetes KMnO4
- Diamati
- Vitamin C mengalamioksidasi (pereduktor)
- KMnO4 mengalami reduksi( pengoksidasi )- Warna vitamin C yangsemula kuning berubah jadiorange setelah penambahan15 tetes KMnO4
-Reaksi Vitamin C 1 mldengan 5 tetes I2
- Diamati perubahanwarna yang terjadi
- Vitamin C mengalamioksidasi ( pereduktor )- I2Mengalami reduksi( oksidator )- Warna Vitamin C yangsemula kuning berubahmenjadi orange setelahpenambahan 20 tetes I2.
-Reaksi 5 ml H2C2O4
dengan H2SO4 dandititrasi dengan KMnO4
pada suhu 70ºC
- H2C2O4 (Reduktor)- KMnO4 ( Oksidator )- Warna larutan sebelumnyabening, setelah dititrasidengan KMnO4 larutanberubah warna menjadicokelat
2. Kuantitatif-Reaksi 10 ml H2C2O4
dengan 3 ml H2SO4
dipanaskan pada suhu70ºC- Dititrasi denganKMnO4 0,1 N hinggaterjadi perubahanwarna
- H2C2O4 (Reduktor)- KMnO4 ( Oksidator )-Terjadi perubahan warnapada penambahan 1 ml KMnO4
menjadi merah lembayung,- H2SO4 ( Autokatalisator )- V1.N1 = V2. N2
I0. N1 = I. 0,1 NIC2H2O4 = 0,01N
4.2 Reaksi
- Vitamin C dan KMnO4
O O║ ║
C C│ │HO─C O═C
│ O + MnO4 → │ O + MnO4
HO─C O═C│ │
H─C H─C│ │ HO─C─H HO─C│ │CH2OH CH2OH
- Vitamin C dan I2
O O║ ║
C C│ │HO─C O═C
│ O + I2 → │ O + 2H+ + 2I-
HO─C O═C│ │
H─C H─C│ │ HO─C─H HO─C│ │CH2OH CH2OH
- H2C2O4 dan KMnO4
C2O4-2 + MnO4
- → 2CO2 + Mn2+
Reduksi : MnO4-→ Mn2+
Oksidasi : C2O4-2→2CO2
Reduksi : MnO4- + 8H+ = 5e-→ Mn2+ + 4H2O
(x2)
Oksidasi : C2O4-2→2CO2 +
2e- (x5)
Reduksi : 2MnO4- + 16H+ = 10e-→ 2Mn2+ +8H2O
Oksidasi :
5C2O4-2→10CO2 + 10e-
2MnO4 + 16 H + + 5C2O4-2 → 2Mn2+ +8H2O + 10CO2
4.3 Perhitungan
Titik akhir titrasi = 1 ml V1. N1 = V2. N2 1O. N1 = 1. 0,1 N1 = 0,1/ 10 N C2H2O4 = 0,01 N
4.4 Pembahasan
Reaksi reduksi – oksidasi ( redoks ) merupakan suatu reaksi
serah terima electron. Dalam suatu reaksi penggabungan ion,
dimana bilangan oksidasinya berubah. Bilangan oksidasi dapat
berubah menjadi lebih positif atau lebih negative, perubahan
bilangan oksidasi dalam reaksi ini yang disertai dengan
pertukaran electron antara pereaksi ini sering disebut reaksi
oksidasi – reduksi ( redoks ). Selain itu, jika saat membicarakan
oksidasi suatu zat, kita harus ingat bahwa pada saat yang sama
reduksi dari suatu zat lain juga berlangsung. Oleh karena itu,
sangatlah logis untuk mendefinisikan redoks sebagai proses yang
melibatkan serah terima electron yang terjadi dalam suatu reaksi
yang serempak.
Oksidasi dan reduksi memiliki perbedaan pada pengikatan
oksigen, perubahaan electron, dan perubahan bilangan oksidasi.
Reaksi oksidasi adalah suatu reaksi yang mengikat oksigen,
mengalami pelepasan sejumlah electron, serta mengalami kenaikan
bilangan oksidasi. Sedangkan reduksi adalah peristiwa pelepasan
oksigen, mengalami penurunan bilangan oksidasi serta menerima
electron.
Reaksi antara kalium Permanganat (KMnO4 ) dengan vitamin C 1
ml, yang berfungsi sebagai reduktor adalah vitamin C, artinya
vitamin C dalam reaksi sebagai zat yang mengalami oksidasi.
Sedangkan kalium permanganat ( KMnO4 ) adalah zat yang mengalami
reduksi, artinya KMnO4 dalam reaksi ini berfungsi sebagai
oksidator.
Pada percobaan kedua yaitu reaksi antara vitamin C dan I2,
yang berfungsi sebagai reduktor adalah vitamin C dan I2 yang
berfungsi sebagai oksidator, karena I2 mengalami perubahan
bilangan oksidasi dari 0 menjadi -1
Reaksi antara asam oksalat (H2C2O4) dan Kalium Permanganat
( KMnO4 ). Dipanaskan pada suhu 70ºC. Dalam reaksi ini asam
oksalat berfungsi sebagai reduktor karena H2C2O4 mengalami
oksidasi dengan perubahan bilangan oksidasi dari +3 menjadi +4,
selain itu asam oksalat juga berfungsi sebagai filter atau
larutan yang dititrasi. Sedangkan KMnO4 berfungsi sebagai
oksidator, Selain itu KMnO4 dalam reaksi juga berfungsi sebagai
titran.
Reaksi antara 10 ml H2C2O4 dengan 3 ml H2SO4 dan titrasi
dengan KMnO4 . Pada reaksi ini digunakan H2SO4 sebagai
autokatalisator yang berfungsi mempercepat reaksi. KMnO4
Merupakan oksidator kuat tapi belum bias mengoksidasi asam
oksalat, oleh karena itu dugunakan H2SO4 . Asam oksalat dalam
reaksi ini berfungsi sebagai reduktor dan juga sebagai titer.
Selain itu juga dilakukan pemanasan pada suhu 70ºC agar reaksi
ini dapat berlangsung dengan stabil.
Dalam pecobaan yang dilakukan, terdapat berbagai hasil
percobaan yang berbeda-beda. Pada percobaan pertama yaitu vitmin
C yang direaksikan dengan KMnO4. Warna Vitamin C awalnya kuning,
setelah penambahan 15 tetes KMnO4 warna larutan berubah jadi
orange.
Untuk percobaan kedua, reaksi antara vitamin C dengan I2.
Vitamin C yang belum dicampur dengan I2 berwarna kuning, setelah
penambahan 20 tetes I2 warna larutan vitamin C brubah menjadi
warna orange. I2 dalam larutan ini berfungsi sebagai oksidator
Reaksi H2C2O4 dengan larutan H2SO4 berwarna bening. Setelah
dipanaskan sampai 70ºC, larutan tersebut dititrasi dengan KMnO4.
Warna larutan yang awalnya berwarna bening berubah menjadi warna
cokelat tua. Selain sebagai oksidator KMnO4 juga sebagai titran.
Reaksi antara asam oksalat( H2C2O4 ) dengan asam sulfat
(H2SO4) yang dipanaskan pada suhu 70ºC dan dititrasi dengan
larutan KMnO4 0,1 N. Warna larutan awalnya bening setelah
mencapai titik akhir titrasi dengan titran KMnO4 warna larutan
berubah menjadi merah lembayung, Asam oksalat juga berfungsi
sebagai autokatalisator.
Autokatalisator adalah senyawa yang dapat mempercepat
terjadinya reaksi tanpa memerlukan bantuan dari katalis yang
lainnya. Contohnya asam sulfat (H2SO4). Selain autokalisator
terdapat pula autondikator. Autondikator adalah senyawa yang
dapat meangubah warnanya sendiri ketika terdapat titik akhir
titrasi tanpa memerlukan suatu indicator lainnya, Contohnya
KMnO4.
Perbedaan kualitatif dan kuantitatif terletak pada bentuk,
ukuran dan kadar suatu larutan. Kualitatif menjelaskan tentang
keadaan fisik suatu larutan, misalnya saat perubahan warna
larutan, pemanasan larutan, dan sifatnya yang berhubungan dengan
fisik larutan yang terlihat. Sedangkan kuantitatif lebih
menyatakan ukuran dan kadar suatu larutan misalnya normalitas
larutan, ukuran volume larutan yang digunakan dan kadar atau
tingkatan persentase larutan.
Dalam percobaan ini digunakan suatu reagen yaitu H2SO4 .
H2SO4 berfungsi sebagai autakatalisator. Penambahan H2SO4 dalam
reaksi ini bertujuan untuk menghasilkan suatu reaksi yang lebih
cepat berlangsung. Walaupun KMnO4 merupakan oksidator kuat, tapi
KMnO4 belum bias digunakan untuk mengoksidasi asam oksalat.
Selain itu H2SO4 juga berfungsi untuk mengsuasanakan asam dalam
larutan.
Pemanasan yang dilakukan pada suhu 70ºC dilakukan agar
reaksi dapat berlangsung dengan baik dan stabil. Jika pemanasan
yang dilakukan berada pada suhu diatas 70ºC, maka larutan yang
dipanaskan akan menguap senyawa H2C2O4 jika dipanaskan pada suhu
diatas 70ºC asam oksalat akan terurai dan menguap menjadi CO2 dan
air, sehingga titrasi gagal terjadi. Sedangkan jika dibawah 70ºC
akan terbentuk endapan Mn0 terlebih dulu.
Kalium permanganat (KMnO4 ) dapat menghasilkan warna merah
lembayung jika dilarutkan dalam air, yang merupakn cirri khas
untuk ion permanganate. Kalium permanganat merupakan pengoksidasi
kuat, yang bekerja berlainan menurut PH Medium. Dalam larutan
asam ion permanganate direduksi menurut proses penambahan 5
elektrn, bila bilangan oksidasi Mn berubah dari +7 ke +2.
MnO4- + 8H+ + 5ē Mn2+ + 4H2O ( Suasana asam )
Dalam larutan netral atau sedikit asam permanganat direduksi
menjadi mangan dioksida, bila dalam suatu proses ditambahkan 3ē,
keadaan oksidasi Mn berubah dari +7 menjadi +4
MnO4- + 3H+ + 3ē MnO2 + 2H2O ( Suasana sedikit asam atau
netral )
Dalam larutan basa kuat ( pada pH 13 atau lebih ) permanganat
dapat diredusi menjadi manganat dalam suatu proses satu electron.
MnO4- + ē MnO4-2 ( suasana basa )
TE / Titik ekivalen adalah titik dimana mol ekivalen titran sama
dengan mol ekivalen titrat sehingga bercampur sempurna. Sedangkan
TAT / Titik akhir titrasi adalah titik dimana itran telah
mencukupi ditandai dengan perubahan warna larutan.
Bilangan oksidasi Mn dalam MnO4-2 adalah +6. Ion MnO4-2 menunjukkan
suatu warna hijau yang khas . Bila permanganat dipanasi dengan
basa terjadi reduksi semacam itu dan tebentuk oksigen.
4MnO4-2 + 4OH- 4MnO4
-2 + 2H2O + O2
Sebagai reaksi KMnO4 dan H2C2O4 dalam suasana asam
dapat dalam reaksi ini adalah.
C2O4-2 + MnO4
- → 2CO2 + Mn2+
Reduksi : MnO4-→ Mn2+
Oksidasi : C2O4-2→2CO2
Reduksi : MnO4- + 8H+ = 5e-→ Mn2+ + 4H2O
(x2)
Oksidasi : C2O4-2→2CO2 +
2e- (x5)
Reduksi : 2MnO4- + 16H+ = 10e-→ 2Mn2+ +8H2O
Oksidasi :
5C2O4-2→10CO2 + 10e-
---------------------------------------------------------------------------------------------------------
2MnO4 + 16 H + + 5C2O4-2 → 2Mn2+ +8H2O + 10CO2
Dalam suatu reaksi reduksi – oksidasi, pastinya terjadi
reaksi oksidasi maupun reduksi. Suatu zat yang mengalami reaksi
oksidasi dikatakan zat tersebut sebagai reduktor, dan juga dapat
mereduksi zat lain dalam reaksi redoks. Sedangkan suatu zat yang
mengalami reaksi reduksi di sebut oksidator. Oksidator juga dapat
mengoksidsi zat lain dalam reaksi reoks. Contoh dari reduktor
pada percobaan ini adalah H2C2O4 dan Vitamin C, Sedangkan contoh
oksidator dalam percobaan ini adalah KMnO4 dan I2.
Reaksi oksidasi – reduksi berperan dalam banyak hal dalam
kehidupan sehari-hari. Reaksi reedoks dapat bergua bagi
pembakaran bahan bakar minyak bumi, dan juga dapat digunakan
sebagai cairan pemutih yang digunakan dalam rumah tangga. Selain
itu, sebagian unsur logam dan nonlogam diperoleh dari bijihnya
melalui proses oksidasi-reduksi, contohnya pembentukan kalsium
oksida (CaO) dari kalsium dan oksigen.
Faktor kesalahan yang sering terjadi dalam suatu percobaan
adalah kurangnya kepekatan larutan yang dibuat. Contohnya pada
larutan vitamin C yang digunakan kurang pekat sehingga dibutuhkan
lebih dari 5 tetes KMnO4 dan I2 agar tercapai titik akhir
titrasnya.
BAB
5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Reagen yang digunakan dalam pecobaan ini seperti H2SO4 yang
berfungsi untuk mempercepat reaksi juga disebut sebagai
Autokatalisator
Pada reaksi antara Vitamin C dengan KMnO4 , yang befungsi
sebagai reduktor adalah vitamin C dan oksidatornya KMnO4. Pada
percobaan kedua reaksi vitamin C dengan I2 yang berfungsi sebagai
reduktor adalah vitamin C dan oksidatornya I2. Untuk percobaan
ketiga yaitu H2C2O4 dan KMnO4 , yang berfungsi reduktor adalah
H2C2O4 dan oksidatornya KMnO
Pada percobaan yang dilakukan yaitu reaksi antara vitamin C
dan KMnO4, yang befungsi sebagai reduktor adalah Vitamin C dan
Oksidatornya KMnO4.
Pada percobaan kedua, Vitamin C berfungsi sebagai reduktor
sedangkan I2 sebagai Oksidator.
Percobaaan ketiga antara H2C2O4 dan oksidatonya KMnO4
Penambahan H2SO4 dalam percobaan ini sebagai katalisator.
Untuk mengetahui titik akhir titrasi ditandai dengan adanya
perubahan warna larutan saat penambahan suatu titran.
5.2 Saran
Pembuatan larutan harus diatur kepekaannya agar tidak terjadi
kesalahan saat larutan dititrasi
Harus cepat dilakukan titrasi saat 70ºC agar suhu tak turun
DAFTAR PUSTAKA
Brady, James. E. 1987. Kimia Universitas Asas dan Struktur. Jilid 1. Edisi 5. Binarupa
Askara : Jakarta
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep – Konsep Inti. Jilid 1. Edisi 3
Erlangga : Jakarta
Pttrucci, Ralph H. 1987. Kimia Dasar. Edisi 4 . Jilid 3. Erlangga
: Jakarta
S.Sukri . 1990. Kimia Dasar 1. ITB : Bandung
Svehla, G. 1990. Analisis Anorganik Kualitatif .PT Kaman Media
Pustaka
: Jakarta
Posted by Ita Trie Wahyuni at 3:00 AM Email This BlogThis! Share to Twitter Share to Facebook Share to PinterestLabels: Laporan Kimia Dasar II
2 comments:
1.
badilluet anakseribupulau January 20, 2013 at 6:46 AM
jika kita menggunakan frekuensi tinggi dalam pengolahan logam seperti apa yang sedang saya pelajari sekarang.. mohonmasukannya untuk teman sharing dalam pengembangan sistim elektrolisis...
Reply
2.
Tiurma pt Simanjuntak February 2, 2013 at 7:59 AM
waktu saya sma dulu ( saya jur fisika) tidak ada rumus yang mengaitkan antara fekwensi dengan pertukaran ion kecuali sewaktu beljr GGL dan panjang gelombang (lambda) karna cumanitu yang mengkaitkan antara frekwensi dengan arus untuk elektrolisa.
dalam preakteknya di lab juga tanpa listrik (dengan larutan garam elekrtolisa) dapat dilakukan elektrolisis (katoda dan anoda mampu bereaksi).mungkin jurnal kimia fisis dapat membantu literaturnya
salamtielumphd
Reply
Load more...Newer Post Older Post Home Subscribe to: Post Comments (Atom)
About Me
Ita Trie Wahyuni Samarinda, Kalimantan Timur, IndonesiaNama lengkapku Ita Trie Wahyuni, dari orok sudah tinggal di Samarinda. Sudah sangat terlihat dari nama lengkap ku bahwa aku anak ke tiga. aku lahir 1 Desember 1992, SD 001 Samarinda, SMPN 7 Samarinda, SMAN 10 Melati Samarinda dan Sekarang aku adalah Mahasiswa Universitas Mulawarman Prodi Teknik Kimia angkatan 2010.
View my complete profile
Followers
Ita Trie Wahyuni
Total Pageviews
589,400
Translate
Powered by Translate
Entri Populer Laporan Kimia Fisika Viskositas Zat Cair
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekentalan adalah sifat dari suatu zat cair (fluida) disebabkan adanya gesekan ...
Laporan Kimia Fisika Penentuan Tegangan Permukaan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar BelakangBanyak fenomena-fenomena alam yang kurang kita perhatikan akan teta...
Laporan Kimia Daasar I Pembuatan Larutan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hampir semua proses kimia berlangsung dalam larutan sehingga penting untukmemahami sif...
Laporan Kimia Dasar I Pemisahan dan Pemurnian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Biasanya zat murni telah tercemar dengan zat-zat lain yang dapat membentuk campuran yang b...
Laporan Kimia Fisika Kalorimeter
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitudengan meng...
Laporan Mikrobiologi Pewarnaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bakteri memiliki beberapa bentuk yaitu basil (tongkat), coccus, spirilum. Bakteri yang ber...
Laporan Kimia Analitik Permanganometri
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Titrasi redoks (reduksi-oksidasi) merupakan jenis titrasi yang paling banyak jenisnya, dian...
Laporan Kimia Dasar II Asidi Alkalimetri
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asam secara paling sederhana didefinisikan sebagai zat yang bila dilarutkan dal...
Laporan Kimia Analitik Spektrofotometri
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Spektrofotometri merupakan salah satu cabang analisis instrumental yang mempelajari inter...
Laporan Kimia Analitik Kompleksometri
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu dari reaksi-reaksi matematis yang tidak disertai perubahan valensi adalah reaksi...
Blog Archive ► 2014 (8)
► 2013 (21)
▼ 2012 (52) o ▼ October (37)
Laporan Kimia Dasar II Redoks
Laporan Kimia Dasar II Pembuatan dan Sifat Koloid Laporan Kimia Dasar II Elektrolisis Laporan Kimia Dasar II Adisi Substitusi Laporan Kimia Dasar II Ikatan Peptida Laporan Kimia Dasar II Aldehida dan Keton Laporan Kimia Dasar II Asidi Alkalimetri Laporan Kimia Dasar I Sifat Sifat unsur Laporan Kimia Dasar I Laju Reaksi Laporan Kimia Dasar I Stoikiometri Laporan Kimia Dasar I Kromatografi Laporan Kimia Dasar I Pemisahan dan Pemurnian Laporan Kimia Daasar I Pembuatan Larutan Laporan Mikrobiologi Pengamatan Jamur Mikroskopis Laporan Mikrobiologi Uji Daya Hambat Laporan Mikrobiologi Most Probable Number Laporan Mikrobiologi Total Plate Count Laporan Mikrobiologi Pewarnaan Laporan Mikrobiologi Pembuatan Biakan Murni Laporan Mikrobiologi Isolasi dan Identifikasi
Dasa... Laporan Mikrobiologi Media Pertumbuhan Mikroba Laporan Mikrobiologi Peralatan dan Sterilisasi Laporan Kimia Fisika Viskositas Zat Cair Laporan Kimia Fisika Kelarutan Timbal Balik Laporan Kimia Fisika Penentuan Tegangan Permukaan Laporan Kimia Fisika Hukum Hess Laporan Kimia Fisika Kelarutan Sebagai Fungsi
Suhu... Laporan Kimia Fisika Ikatan Hidrogen Laporan Kimia Fisika Kalorimeter Laporan Kimia Analitik AAS Spektrofotometri
Serapa... Laporan Kimia Analitik Spektrofotometri Laporan Kimia Analitik Permanganometri Laporan Kimia Analitik Kompleksometri Laporan Kimia Analitik Golongan 3, 4 dan 5 Laporan Kimia Analitik Golongan I dan II Lagu Mars Teknik Kimia Mulawarman Lagu Hymne Teknik Kimia Mulawarman
o ► September (1) o ► August (2) o ► June (12)
► 2011 (1)
Label Bunga Eledweis Download file Laporan Kimia Fisika Download file Laporan Mikrobiologi english Gunung Bromo Hamster Hasil Karya Ku HMTK UNMUL Karangan bebas kata-kata mutiara kutipan Laporan Kimia Analitik Laporan Kimia Dasar I Laporan Kimia Dasar II Laporan Kimia Fisika laporan Mikrobiologi Magang di Lab. Bioteknologi Kehutanan perahu kertas puisi Sekilas Tulisan
Share
Follow by Email Ita Trie Wahyuni Blog's
welcome