laporan praktikum nitrobenzene
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM PTK III
KIMIA ORGANIK
“PEMBUATAN NITROBENZENA”
DISUSUN OLEH
KIDUNG WULAN UTAMI
(1513008)
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK STMI JAKARTA
Jalan Letjen Soeprapto No. 26 Cempaka Putih-Jakarta Utara 10510
Telp. (021) 42886064 Fax. (021) 42888206
PEMBUATAN NITROBENZENA
I. JUDUL PERCOBAAN :
PEMBUATAN NITROBENZENA
II. PRINSIP PERCOBAAN
Nitrasi adalah suatu reaksi subtitusi gugus Nitro (NO2)
ke dalam senyawa Benzena (C6H6).
III. MAKSUD DAN TUJUAN
o Untuk mengetahui pembuatan Nitrobenzena dari Benzena
dan asam Nitrat menggunakan katalis asam Sulfat H2SO4
o Untuk memurnikan Nitrobenzena dengan cara distilasi
o Untuk mengetahui sifat fisika dan kimia Nitrobenzena
o Untuk mengetahui refraksi dari Nitrobenzena praktis
IV. REAKSI
C6H6 + HNO3 → C6H5NO2 + H2O
V. LANDASAN TEORI
Senyawa organik secara umum digolongkan sebagai senyawa
hidrokarbon aromatis. Senyawa hidrokarbon aromatis adalah
senyawa hidrokarbon dengan rantai atom karbon tertutup
(siklis). Senyawa hidrokarbon aromatis digolongkan
menjadi senyawa aromatis hidrokarbon dan senyawa aromatis
heterosiklis. Senyawa romatik hidrokarbon misalnya
senyawa Benzena dengan turunannya. Sedangkan senyawa
aromatis heterosiklis misalnya Piridin, Furan dan Pirol.
Nitrobenzena merupakan turunan dari Benzena yang
berbentuk zat cair yang menyerupai minyak berwarna
kuning, bersifat toksik (racun), berbau khas, molekul
lingkar Benzena, yang satu atom hidrogen telah digantikan
dengan gugus Nitro (NO2). Digunakan pada pembuatan
beberapa jenis sabun dan minyak wangi, serta juga pada
produksi pembuatan Aniline. Gugus Nitro (NO2), terikat
pada rantai Benzena, dengan formula sederhananya C6H5NO2.
BAHAN BAKU
Benzena (C6H6)
Benzena merupakan bahan baku utama pembuatan
Nitrobenzena. Benzena sering disebut petroleum atanu
bensol. Benzena memiliki struktur yang merupakan suatu
hybrid resonansi yang digambarkan struktur kekule.
Rumus molekul Benzena memperhatikan ketidak jenuhan
sifat adisi seperti halnya alkena atau alkuna. Dengan
larutan alkalis Kalium Permanganat (KMnO4) maka Benzena
tidak mengadisi gugus (OH), sedang Etena mengadisinya.
Jelaslah sudah bahwa sifat-sifat Benzena berbeda dengan
alifatik tak jenuh.
Bukti Rumus Benzena
Karena dari Benzena hanya dikenal sebuah hasil
monosubtitusi, jadi hanya ada sebuah Fenil Klorida
C6H5Cl,
sebuah
Fenol C6H5OH
dan
sebagainya,
maka semua atom H dari Benzena adalah seharga.
Reaksi khas kimia Benzena bukanlah reaksi adisi pada
ikatan rangkap, tetapi atom Hidrogen ditukar pada cincin
dengan atom atau gugus lainnya (reaksi subtitusi) dan
dinyatakan sebagai segi enam beraturan yang didalamnya
ada lingkaran.
Rumus Bangun:
atau atau
Jika dilihat pada gambar maka dapat bahwa Benzena
mudah disubtitusi tetapi tidak mudah diadisi, ikatan
Benzena dapat berpindah tempat (resonansi). Hal ini
dijelaskan bahwa ikatan rangkap ini berpindah-pindah
sehingga akan mempunyai struktur yag sama dengan pada
saat electron berpindah.
Dapat disimpulkan bahwa struktur Benzena lebih stabil
jika dilihat dari struktur resonansi. Benzena tidak
mengandung ikatan rangkap atau tunggal dari karbon-
karbon, tetapi keenam elektron terbagi rata pada tiap-
tiap karbonnya hingga panjang ikatan karbonnya sama.
Sifat Fisika Sifat Kimia
Merupakan zat cair tidak berwarnaIkatan rangkap dua pada Benzena
mempunyai sifat seolah jenuh
Tidak larut dalam air, tetapi Dengan katalisator tertentu dapat
larut dalam alkohol, eter, asetonmengalami oksidasi atau adisi
dengan gas Hidrogen dan Halogen
Uap Benzena bersifat toksik
(racun)
Hidrolisis asam Benzena Sulfonat
(dipanaskan dengan Hidrokarbon)
Titik didih = 80oC
Titik beku = 5.5oCC6H5SO3N + H2O C6H6 + H2SO4
Reaksi Adisi
a) Dengan katalisator Nikel atau Platina temperatur 200oC
Benzena beradisi dengan
gas Hidrogen
b) Denga n katalisator
cahaya matahari
Benzena beradisi
dengan gas
khlor/brom.
Ket: Walaupun dengan suhu tinggi katalisator Ni reaksi berekasi lambat.
Reaksi Oksidasi
Pada suhu kamar dalam suasana asam dengan oksidator
Kalium atau Potassium permanganate atau Bichromat
katalisator Vanadium Benzena teroksidasi menjadi
anhidrida asam Atendikarboksilat 1,2 (asam Fumarat).
Reaksi Subtitusi
Hidrogenasis dengan zat gas halogen (Cl atau Br2)
kecuali iod bereaksi lambat sekali, katalisator besi
disebut reaksi Halogenesis membentuk halogen Benzena.
Nitrasi dengan asam Nitrat pekat katalisator asam
Sulfat pekat, membentuk Nitrobenzena.
C6H6 + HNO3 C6H5NO2 + H2O
Sulfonasi dengan asam Sulfat pekat berasap (campuran
H2SO4) dengan SO3
membentuk
asam Benzene
Sulfo nat.
Sintesa friedel Crafts : reaksi suatu alkil halogenida
atau karbon halogenida dengan direaksikan dengan golongan
halide
katalisator AlCl3
Kegunaan Benzena :
1. Sebagai bahan pelarut utama terutama lemak atau
karet, alkaloid, dammar
2. Bahan sintesa untuk fenol, analine atau zat warna
3. Sebagai insektisida
4. Bahan dasar nilon GG
5. Bahan dasar pembuatan senyawa turunan benzene cara
subtitusi
ASAM NITRAT (HNO3)
Asam Nitrat adalah larutan Nitrat (NO2) dalam air, yang
dalam perdagangan terdapat berbagai macam konsentrasi.
Banyak digunakan dalam industri pupuk, produksi berbagai
macam bahan kimia, zat warna, bahan farmasi, serta
dipakai dalam reagen laboratorium. Asam Nitrat adalah
bahan kimia yang korosif dan merupakan oksidator kuat.
Senyawa kimia asam Nitrat (H N O 3) adalah sejenis cairan
korosif yang tak berwarna, dan merupakan asam beracun
yang dapat menyebabkan luka bakar. Larutan asam Nitrat
dengan kandungan asam Nitrat lebih dari 86% disebut
sebagai asam Nitrat berasap, dan dapat dibagi menjadi dua
jenis asam, yaitu asam Nitrat berasap putih dan asam
Nitrat berasap merah. Asam Nitrat memiliki nama lain
yaitu Nitric Acid, Asam Sendawa, Aqua Fortis, Azotic
Acid, Hydrogen Nitrate, Nitryl Hidroxides.
Proses modern untuk menghasilkan asam Nitrat (HNO3)
adalah okidasi Ammonia di udara. Dalam proses ini,
Ammonia dicampur dengan udara berlebih, dan campurannya
dipanaskan sampai temperatur tinggi dengan katalis
Platina (Pt). Amonia akan diubah menjadi Nitrogen oksida
(NO), yang kemudian dioksidasi lebih lanjut di udara
menjadi Nitrogen dioksida (NO2). Nitrogen dioksida
direaksikan dengan air menghasilkan asam Nitrat.
Sifat Fisika Sifat KimiaAsam Nitrat murni 100% merupakan
cairan tak berwarna dengan berat
jenis 1,522 kg/m3 dan mengeluarkan
asap atau uap
Bila dipanaskan mudah terurai
4HNO3 4NO2 + O2 + 2H2O
Membeku pada suhu -42oC membentuk
Kristal putih dan mendidih pada
suhu 83 oC
Berfungsi sebagai :
1. Asam, dalam hal ini termasuk
asam kuat, bereaksi dengan oksida
basa, hidroksida, karbonat
membentuk garam
Bereaksi dengan air menghasilkan
azeotrop dengan konsentrasi 68%2. Zat pengoksidasi, belerang
teroksidasi menjadi H2SO4 dan
HNO3 dan titik didih 120.5 oC (1
atm)
fosfor tereduksi menjadi H3PO4
3. Penitro, HNO3 bereaksi dengan
senyawa organic lebih sering
membentuk CO2 dan H2O tetapi dalam
banyak hal mengakibatkan
pergantian suatu atom atau lebih H
dari senyawa organic dan gugus
NO2.
Kegunaan Asam Nitrat:
1. Di laboratorium digunakan sebagai pelarut bijih mineral
atau sebagai pengoksidasi (pengabuan basah).
2. Dalam aneka industri, misalnya:
HNO3 encer untuk membuat pupuk buatan (NaNO3,
Ca(NO3)2)
HNO3 pekat untuk membuat bahan peledak (nitro
selulosa, nitro gliserin, TNT), serta untuk membuat
zat warna azo, anilin, nitril, sianida, dan lain-
lain.
3. Sebagai oksidator dalam pembuatan asam sulfat (cara
bilik-asam Glover).
BAHAN TAMBAHAN
ASAM SULFAT (H2SO4)
Asam Sulfat, merupakan asam mineral (anorganik) yang
kuat. Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan.
Asam Sulfat mempunyai banyak kegunaan dan merupakan salah
satu produk utama industri kimia. Kegunaan utamanya
termasuk pemrosesan bijih mineral, sintesis kimia,
pemrosesan air limbah dan pengilangan minyak.
Nitrobenzena dibuat dengan mereaksikan Benzena dengan
asam Nitrat dengan bantuan asam Sulfat pekat sebagai
katalisator. Reaksi tanpa katalis akan berjalan lambat.
Katalis bertindak sebagai asam lewis yang akan mengubah
elektrofil lemah menjadi elektrofil kuat. Ion Nitronium
(NO2+ dari HNO3) merupakan elektrofil pada proses ini.
Adanya substituen lain pada cincin aromatic sebelum di
Nitrasi dapat mempercepat reaksi dan ada juga yang
memperlambat reaksi. Substituen CH3 akan mempercepat
reaksi, karena ia akan membuat cincin lebih reaktif,
sedangkan substituen Cl- dapat memperlambat Nitrasi.
Sifat Fisika Sifat Kimia
Asam Sulfat memiliki aroma
yang khas yaitu bau belerang
Asam Sulfat merupakan asam
kuat
Berbentuk cair, dan bersifat Asam Sulfat encer tidak
korosifbereaksi dengan Bi, Hg, Cu dan
logam muliaBersifat higroskopis
(kemampuan menyerap molekul
air yang baik)
Asam Sulfat pekat akan
mengoksidasi logam-logam
Titik didih = 240oC
Titik beku = 10oC
Berat jenis = 1,84 gram/mL
Asam Sulfat merupakan
oksidator dan reduktor terkuat
Kegunaan Asam Sulfat
Kegunaan utama (60% dari total produksi di seluruh
dunia) asam Sulfat adalah dalam "metode basah" produksi
asam Fosfat, yang digunakan untuk membuat pupuk Fosfat
dan juga Trinatrium Fosfat untuk deterjen. Pada metode
ini, batuan Fosfat digunakan dan diproses lebih dari 100
juta ton setiap tahunnya. Bahan-bahan baku yang
ditunjukkan pada persamaan di bawah ini merupakan
fluorapatit, walaupun komposisinya dapat bervariasi.
Ca5F(PO4)3 + 5 H2SO4 + 10 H2O → 5 CaSO4• 2 H2O + HF + 3
H3PO4
Asam Sulfat digunakan dalam jumlah yang besar oleh
industri besi dan baja untuk menghilangkan oksidasi,
karat, dan kerak air sebelum dijual ke industri otomobil.
Asam yang telah digunakan sering kali didaur ulang dalam
kilang regenerasi asam bekas. Kilang ini membakar asam
bekas dengan gas alam, gas kilang, bahan bakar minyak,
ataupun sumber bahan bakar lainnya. Proses pembakaran ini
akan menghasilkan gas sulfur dioksida (SO2) dan sulfur
trioksida (SO3) yang kemudian digunakan untuk membuat
asam Sulfat yang "baru".
Ammonium Sulfat, yang merupakan pupuk Nitrogen yang
penting, umumnya diproduksi sebagai produk sampingan dari
kilang pemroses kokas untuk produksi besi dan baja.
Kegunaan asam sulfat lainnya yang penting adalah untuk
pembuatan Aluminium Sulfat. Alumunium sulfat dapat
bereaksi dengan sejumlah kecil sabun pada serat pulp
kertas untuk menghasilkan Aluminium Karboksilat yang
membantu mengentalkan serat pulp menjadi permukaan kertas
yang keras. Aluminium sulfat juga digunakan untuk membuat
aluminium hidroksida.
Asam Sulfat juga memiliki berbagai kegunaan di industri
kimia. Sebagai contoh, asam Sulfat merupakan katalis asam
yang umumnya digunakan untuk mengubah sikloheksanonoksim
menjadi kaprolaktam, yang digunakan untuk membuat Nilon.
Asam Sulfat juga digunakan untuk membuat asam Klorida
dari garam melalui proses Mannheim. Banyak Asam Sulfat
digunakan dalam pengilangan minyak bumi, contohnya
sebagai katalis untuk reaksi isobutana dengan isobutilena
yang menghasilkan isooktana.
PRODUK
Nitrobenzena (C6H5NO2)
Nitrobenzena merupakan turunan dari Benzena yang
berbentuk zat cair yang menyerupai minyak berwarna
kuning, bersifat toksik, berbau khas, molekul lingkar
Benzena, yang satu atom hidrogen telah digantikan dengan
gugus nitro (NO2). Digunakan pada pembuatan beberapa
jenis sabun dan minyak wangi, serta juga pada pembuatan
aniline(C6H5NH2). Nitrobenzena Golongan nitro (NO2) terikat
pada rantai Benzena formula sederhananya Nitrobenzena
(C6H5NO2).
Nitrobenzena termasuk dalam golongan Benzena, dengan
beberapa sifat Benzena yaitu meskipun Benzena tampak
sebagai suatu senyawa yang sangat jenuh, namun tidak
mempunyai sifat adisi yang kuat, dimana Hidrogen dapat di
adisi hanya jika ada katalis yang tepat, seperti Nikel
(Ni) atau Platina (Pt) halus, Benzena dapat juga
mengadisi Klorin (Cl) atau Bromine (Br) jika terkena
sinar matahari, sehingga terbentuk Heksaklorosikloheksana
atau Heksa-bromosikloheksana. Sifat selanjutnya yaitu
Klorine dan Bromine dapat juga mensubtitusi atom-atom
Hidrogen dari Benzena asalkan terdapat katalis yang
tertentu.
Sifat Fisika Sifat KimiaZat cair berwarna kuning. NonpolarTitik didih 210,8oC Tidak larut dalam airTitik cair 5,7oC. Mudah menguap dan terbakarIndeks bias 1,5530. Larut dalam eterBerat jenis 1,2037 g/mL. Tidak dapat dioksidasi oleh
KMnO4
Berat molekul 123 g/mol Jika direduksi membentuk
anilin
Nitrobenzena adalah benar-benar senyawa Nitro sebab
tidak dapat dipersabunkan oleh Kalium hidroksida (KOH)
dan pada reduksi dengan gas Hidrogen H2 membentuk Fenil
Amina (Anilin)
Adapun Hn tersebut dihasilkan dari Fe dan HCl, kerena
HCl yang dipakai itu berlebih, maka Fenil Amina yang
terbentuk terus diubah Fenil Ammonium Chloride atau
Ammonium Klorida. Jika Anilium Chloride dipanaskan dengan
NaOH makan Fenil Amina dapat dibebaskan.
Kegunaan Nitrobenzena:
1. Bahan dasar pembuatan anilina
2. Sebagai pemberi aroma sabun
3. Pembuatan semir sepatu
4. Pembuatan piroksilin
5. Bahan kimia karet dan peptisida
6. Bahan peledak
7. Bahan pembuat cat
8. Bahan campuran minyak nabati
9. Bahan solvent (zat pelarut)
METODE PROSES
Distilasi
Distilasi merupakan teknik pemisahan yang didasari atas
perbedaan perbedaan titik didik atau titik cair dari
masing-masing zat penyusun dari campuran homogen. Dalam
proses destilasi terdapat dua tahap proses yaitu tahap
penguapan dan dilanjutkan dengan tahap pengembangan
kembali uap menjadi cair atau padatan. Atas dasar ini
maka perangkat peralatan destilasi menggunakan alat
pemanas dan alat pendingin.
Proses destilasi diawali dengan pemanasan, sehingga zat
yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap. Uap
tersebut bergerak menuju kondenser yaitu pendingin,
proses pendinginan terjadi karena kita mengalirkan air
kedalam dinding (bagian luar condenser), sehingga uap
yang dihasilkan akan kembali cair. Proses ini berjalan
terus menerus dan akhirnya kita dapat memisahkan seluruh
senyawa-senyawa yang ada dalam campuran homogen tersebut.
Macam-Macam Distilasi :
1. Distilasi Sederhana, prinsipnya memisahkan dua atau
lebih komponen cairan berdasarkan perbedaan titik didih
yang jauh berbeda.
2. Distilasi Fraksionasi (Bertingkat), sama prinsipnya
dengan distilasi sederhana, hanya distilasi bertingkat
ini memiliki rangkaian alat kondensor yang lebih baik,
sehingga mampu memisahkan dua komponen yang memiliki
perbedaan titik didih yang berdekatan.
3. Distilasi Azeotrop : memisahkan campuran azeotrop
(campuran dua atau lebih komponen yang sulit di
pisahkan), biasanya dalam prosesnya digunakan senyawa
lain yang dapat memecah ikatan azeotrop tersebut, atau
dengan menggunakan tekanan tinggi.
4. Distilasi Kering : memanaskan material padat untuk
mendapatkan fasa uap dan cairnya. Biasanya digunakan
untuk mengambil cairan bahan bakar dari kayu atau batu
bata.
5. Distilasi Vakum: memisahkan dua kompenen yang titik
didihnya sangat tinggi, motede yang digunakan adalah
dengan menurunkan tekanan permukaan lebih rendah dari 1
atm, sehingga titik didihnya juga menjadi rendah, dalam
prosesnya suhu yang digunakan untuk mendistilasinya
tidak perlu terlalu tinggi.
Kelebihan Destilasi :
1. Dapat memisahkan zat dengan perbedaan titik didih yang
tinggi.
2. Produk yang dihasilkan benar-benar murni.
3. Sangat tepat digunakan untuk memisahkan larutan-larutan
dalam bentuk homogen.
Kekurangan Destilasi :
1. Hanya dapat memisahkan zat yang memiliki perbedaan
titik didih yang besar.
2. Biaya penggunaan alat ini relatif mahal.
3. Diperlukan energi yang besar dalam memanaskan larutan.
4. Dibutuhkan waktu yang lama untuk mendapatkan larutan
dengan titik didih yang tinggi.
VI. DIAGRAM ALIR PROSES
Campurkan 42 ml H2SO4
dengan HNO3 37 ml sedikit
demi sedikit, campuran
didinginkan di air
Tambahkan Benzena sambil
terus diaduk, sedikit demi
sedikit
Camputan dipanaskan diatas
water bath selama 30 menit,
sambil terus diaduk
Setelah dingin ditambahkan
ke dalamnya 500 ml air,
lalu kocok hingga
membentuk 2 lapisan
Kedua lapisan dipisahkandengan corong pemisah,
lalu tambahkan 300 ml airdan kocok lagi hinggaterbentuk 2 lapisan.
VII. ALAT DAN BAHAN
A. ALAT :
- Statif - Water bath
- Termometer - Styg buis
- Klem - Pendingin udara
Pisahkan lapisan atas danlapisan bawah yang terbentuk
dengan corong pemisah
Lapisan atas dipisahkankemudian ditambah dengansedikit CaCl2 exicatus
Kemudian Nitrobenzena
dipisahkan dari CaCl2
dengan disuling tanpa
memakai mantel air
Distilasi dihentikan ketikalarutan berwarna coklat tua.
Lalu hitunglah hasilpresentasi praktis dan
teoritisnya
- Corong pemisah - Labu Erlenmeyer
- Tutup gabus - Gelas ukur
- Labu distilasi
- Labu bulat 250ml
B. BAHAN :
- Benzena (C6H6)
- Asam sulfat (H2SO4)
- Asam nitrat (HNO3)
- CaCl2
- Air dingin
VIII. PROSEDUR
1) Tuangkan 42 ml H2SO4 ke dalam tabung 500 ml, kemudian
perlahan-lahan masukkan HNO3 sedikit demi sedikit
sebanyak 37 ml, campuran didinginkan di air dingin
2) Setelah dingin dimasukkan sedikit demi sedikit
Benzena sambil terus diaduk, pada saat Benzena
dimasukkan akan timbul warna cokelat yang akan
hilang, jika suhu sudah tinggi masukkan kedalam air
dingin
3) Untuk menyempurnakan reaksi, campuran tadi
dipanaskan diatas water bath selama 30 menit, selama
pemanasan berlangsung campuran harus selalu dikocok
agar tercampur sempurna
4) Dinginkan labu yang berisi campuran tadi, setelah
dingin ditambahkan ke dalamnya 1500 ml air, akan
terbentuk 2 lapisan yang berbeda di dalam air,
kemudian pisahkan kedua lapisan dengan corong
pemisah
5) Cairan yang seperti minyak dicuci dengan air
menggunakan corong pemisah, cairan seperti minyak
itulah Nitrobenzena
6) Kedalam Nitrobenzena yang masih keruh dimasukkan
CaCl2 exicatus, biarkan beberapa saat (kocoklah
sampai cairan menjadi jernih)
7) Untuk mempercepat juga dapat dilakukan dengan cara
memanaskannya diatas water bath
8) Kemudian Nitrobenzena dipisahkan dari CaCl2 lalu
disuling tanpa memakai mantel air
9) Pertama yang keluar sebagai distilat adalah air
kemudian Nitrobenzena pada suhu 205-207oC
10) Distilasi dihentikan setelah zat yang didistilasi
berwarna cokelat tua yang didalamnya terdapat
senyawa-senyawa dinitro yang pemanasan kuat yang
dapat menimbulkan ledakan (juga dijaga supaya isi
labu distilasi jangan kering)
11) Hitung hasil rendeman praktis 27 gram dan
teoritis, dengan titik didih 209oC
IX. GAMBAR RANGKAIAN ALAT
Gambar : Pembuatan Nitrobenzena
Keterangan gambar :
1. Labu bulat 5. Asam sulfat H2SO4
2. Termometer 6. Statif
3. Klem 7. Styg buis
4. Es
Gambar : Proses Distilasi
Keterangan gambar :
1. Statif 6. Heater
2. Klem 7. Pendingin udara
3. Termometer 8. Labu erlenmeyer
4. Tutup Gabus 9. Alas Gabus
5. Labu distilasi 10. Lab. Jack
X. DATA PENGAMATAN
Massa labu erlenmeyer kosong 300 ml = 126,31 gram
Massa labu erlenmeyer + Nitrobenzena = 146,77 gram
Volume Nitrobenzena = 24 ml
XI. PERHITUNGAN
Diketahui :
Volume Asam Nitrat = 37 ml
Volume Benzena = 30 ml
Massa Jenis Asam Nitrat = 1,4 gramml
Massa Jenis Benzena = 0,89 gramml
Mr Asam Nitrat = 63 grammol
Mr Benzena = 78 grammol
Mr Nitrobenzena = 123 grammol
Massa Asam Nitrat = Massa jenis Asam Nitrat x Volume
Asam Nitrat
= 1,4 gramml x 37 ml
= 51,8 gram
Mol Asam Nitrat = MassaAsamNitratMrAsamNitrat
= 51,8gram
63 grammol= 0,822 mol
Massa Benzena = Massa jenis Benzena x Volume
Benzena
= 0,89 gramml x 30 ml
= 26,7 gram
Mol Benzena = MassaBenzenaMrBenzena
= 26,7gram
78 grammol= 0,342 mol
C6H6 + HNO3 → C6H5NO2 + H2O
Mula-mula :0,342 0,822 - -
Bereaksi :0,342 0,342 0,342
0,342
Setimbang :- 0,480 0,342 0,342
Secara Teoritis
Massa Nitrobenzena = Mol Nitrobenzena x Mr
Nitrobenzena
= 0,342 mol x 123 grammol= 42,066 gram
Secara Praktis
Massa Erlenmeyer + Nitrobenzena = 146,77 gram
Massa Erlenmeyer 300 ml kosong = 126,31 gram
-
Massa Nitrobenzena = 20,46 gram
% Rendeman Nitrobenzena = MassaNitrobenzenapraktisMassaNitrobenzenateoritis x
100%
= 20,46gram42,066gram x 100%
= 48,64 %
Volume Nitrobenzena praktis = 24 ml
Densitas Nitrobenzena = 20,46gram24ml
= 0,8525 gramml
XII. PEMBAHASAN
Pada saat pencampuran HNO3 dengan H2SO4 terjadi reaksi
yang menghasilkan panas (eksoterm). Labu bulat yang
berisi campuran tersebut, didinginkan dengan air dingin,
kemudian pada saat penambahan Benzena akan terlihat warna
sedikit coklat yang tidak lama akan hilang saat dikocok.
Labu bulat yang berisi campuran tersebut dipanaskan
diatas water bath selama 30 menit, maka akan terbentuk 2
lapisan. Campuran yang telah dingin dimasukan ke dalam
corong pemisah dan dicuci dengan 500ml dan yang kedua
sebanyak 300ml. Cairan yang seperti minyak adalah
Nitrobenzena (lapisan atas). Larutan Nitrobenzena
ditambahkan CaCl2 (exicatus) untuk menjernihkan larutan
yang keruh kemudian didistilasi. Hasil distilasi pada
suhu 80 0C akan keluar Benzena, suhu 1000C akan keluar air
dan suhu 180-2100C akan keluar Nitrobenzena. Destilasi
dihentikan bila larutan sudah mulai berwarna coklat dan
larutan sudah agak sedikit kering.
XIII. KESIMPULAN
Nitrobenzene merupakan larutan berwarna kuning,
berwujud cair dan beracun. Pada pembuatan Nitrobenzene
terjadi reaksi eksotermal, maka menimbulkan panas. Pada
penambahan CaCl2 (exicatus) adalah untuk memurnikan
senyawa Nitrobenzene dan menyerap air. Berdasarkan hasil
praktikium bahwa Nitrobenzene yang di dapat adalah 20,46
gram dan rendemennya adalah 48,64%.
XIV. TUGAS
1) Analisa kesalahan minimal 5
Adanya kelupaan memasangkan styg buis dan tutup
gabus, sehingga Asam nitrat menguap.
Pengadukan bahan-bahan yang tidak konstan
Pemanasan terjadi pada suhu kurang dari 60oC
Pencucian larutan dengan cara pengocokan yang
kurang sempurna
Pembacaan termometer yang kurang jelas karena
tertutup uap larutan distilasi
2) Pengertian larutan tidak stabil dan ciri-cirinya
Asam nitrat memiliki sifat yang merupakan cairan
berasap sehingga akan mengeluarakan gas membuat
ketidakstabilan pada campuran.
Larutan tidak stabil yang dimaksud adalah suspensi.
Dalam ilmu kimia, suspensi adalah suatu
campuran fluida yang mengandung partikel padat atau
dengan kata lain campuran heterogen dari zat cair dan zat
padat yang dilarutkan dalam zat cair tersebut. Partikel
padat dalam sistem suspensi umumnya lebih besar dari 1
mikrometer sehingga cukup besar untuk memungkinkan
terjadinya sedimentasi. Tidak seperti koloid, padatan
pada suspensi akan mengalami pengendapan atau sedimentasi
walaupun tidak terdapat gangguan. Singkatnya, suspensi
merupakan campuran yang masih dapat dibedakan antara
pelarut dan zat yang dilarutkan.
Suspensi cairan atau padatan (dalam jumlah kecil)
didalam gas disebut sebagai aerosol. Contoh sistem
aerosol dalam kehidupan manusia adalah debu diatmosfer.
Ciri-ciri suspensi adalah :
Terbentuk dua fase yang heterogen
Berwarna keruh
Mempunyai diameter partikel lebih dari100 nm
Dapat disaring dengan kertas saring biasa
Akan memisah jika didiamkan
3) Fungsi penambahan air
Penambahan air setelah pemanasan dalam water bath
berfungsi untuk mencuci larutan Nitrobenzena, dengan
cara mengikat pengotor yang terdapat dalam larutan
Nitrobenzena tersebut. Tujuan pencucian yang pertama
untuk mencuci garam Sulfat yang masih ada pada halide
saat pemisahan.
4) Jenis-jenis katalis untuk Nitrobenzena
Katalis Homogen
Katalis homogen adalah katalis yang dapat bercampur
secara homogen dengan zat pereaksinya karena mempunyai
wujud yang sama.
Contoh Katalis Homogen :
a. Katalis dan pereaksi berwujud gas
2 SO2 (g) + O2 (g) → NO (g) + 2 SO3 (g)
b. Katalis dan pereaksi berwujud cair
Katalis Heterogen
H+
(aq)C12H22O11(aq) +
H2O(l)→
C6H12O6(aq
)
+ C6H12O6(aq)
glukosaFruktosa
Katalis heterogen adalah katalis yang tidak dapat
bercampur secara homogen dengan pereaksinya karena
wujudnya berbeda.
Contoh Katalis Heterogen :
Katalis berwujud padat, sedang pereaksi berwujud gas.
Autokatalis
Autokatalis adalah zat hasil reaksi yang bertindak
sebagai katalis.
Contoh Autokatalis adalah CH3COOH yang dihasilkan dari
reaksi metil asetat dengan air merupakan autokatalis
reaksi tersebut.
CH3COOCH3 (aq) + H2O (l) → CH3COOH (aq) + CH3OH
(aq)
Biokatalis
Biokatalis adalah katalis yang bekerja pada proses
metabolisme, yaitu enzim.
Contoh Biokatalis adalah enzim hidrolase mempercepat
pemecahan bahan makanan melalui reaksi hidrolisis.
Ni(s
)C2H4(g) +
H2(g)→ C2H6(g)
Selain H2SO4, katalis yang digunakan adalah Nickel
tetapi reaksi berjalan kurang sempurna dan kurang
mempercepat laju reaksi, oleh karena itu digunakan
H2SO4 sebagai katalis untuk pembuatan Nitrobenzen ini
karena H2SO4 yang paling baik dibanding katalis
lainnya.
5) Syarat-syarat pelarut yang baik
Pelarut memenuhi beberapa fungsi dalam reaksi kimia,
dimana pelarut melarutkan reaktan dan reagen agar
keduanya bercampur, sehingga hal ini akan memudahkan
penggabungan antara reaktan dan reagen yang seharusnya
terjadi agar dapat merubah reaktan menjadi produk.
Pelarut juga bertindak sebagai kontrol suhu, salah
satunya untuk meningkatkan energi dari tubrukan
partikel sehingga partikel-partikel tersebut dapat
bereaksi lebih cepat, atau untuk menyerap panas yang
dihasilkan selama reaksi eksotermik.
Pada umumnya pelarut yang baik mempunyai kriteria
sebagai berikut :
1. Pelarut harus tidak reaktif (inert) terhadap kondisi
reaksi.
2. Pelarut harus dapat melarutkan reaktan dan reagen.
3. Pelarut harus memiliki titik didih yang tepat.
4. Pelarut harus mudah dihilangkan pada saat akhir dari
reaksi.
Kriteria kedua adalah dengan menggunakan prinsip
like dissolves like, dimana reaktan yang nonpolar akan
larut dalam pelarut nonpolar sedangkan reaktan yang
polar akan larut pada pelarut polar. Dalam hal ini juga
terdapat tiga ukuran yang dapat menunjukkan kepolaran
dari suatu pelarut yaitu :
a. momen dipol
b. konstanta dielektrik
c. kelarutannya dengan air
Molekul dari pelarut dengan momen dipol yang besar
dan konsanta dielektrik yang tinggi termasuk polar.
Sedangkan molekul dari pelarut yang memilki momen dipol
yang kecil dan konstanta dielektrik rendah
diklasifikasikan sebagai nonpolar. Sedangkan secara
operasional, pelarut yang larut dengan air termasuk
polar, sedangkan pelarut yang tidak larut dalam air
termasuk nonpolar.
6) Jenis-jenis pelarut
Pelarut adalah benda cair atau gas yang melarutkan
benda padat, cair atau gas, yang menghasilkan sebuah
larutan.
Pelarut paling umum digunakan dalam kehidupan sehari-
hari adalah air. Pelarut lain yang juga umum digunakan
adalah bahan kimia organik (mengandung karbon) yang
juga disebut pelarut organik. Pelarut biasanya memiliki
titik didih rendah dan lebih mudah menguap,
meninggalkan substansi terlarut yang didapatkan. Untuk
membedakan antara pelarut dengan zat yang dilarutkan,
pelarut biasanya terdapat dalam jumlah yang lebih
besar.
7) Jenis-jenis kondensor
Kondenser berfungsi sebagai alat untuk membuang
kalor ke lingkungan, sehingga uap refrigeran akan
mengembun dan berubah fasa dari uap ke cair. Sebelum
masuk ke kondenser refrigeran berupa uap yang
bertemperatur dan bertekanan tinggi, sedangkan setelah
keluar dari kondenser refrigeran berupa cairan jenuh
yang bertemperatur lebih rendah dan bertekanan sama
(tinggi) seperti sebelum masuk ke kondenser.
Pembagian kondensor berdasarkan jenis media
pendingin :
A. Kondensor berpendingin air (water cooled condenser)
Kondensor berpendingin air dapat dibedakan menjadi dua
kategori, yaitu:
1) Kondensor yang air pendinginnya langsung dibuang.
2) Kondensor yang air pendinginnya disirkulasikan
kembali. Sesuai dengan namanya, kondensor yang air
pendinginnya langsung dibuang, maka air yang berasal
dari suplai air dilewatkan ke kondensor akan
langsung dibuang atau ditampung di suatu tempat dan
tidak digunakan kembali. Sedangkan kondensor yang
air pendinginnya digunakan kembali, maka air yang
keluar dari kondensor dilewatkan melalui menara
pendingin (cooling tower) agar temperaturnya turun.
Selanjutnya air dialirkan kembali ke dalam
kondensor, demikian seterusnya secara berulang -
ulang.
B. Kondensor berpendingin udara (air cooled condenser).
Ada dua metoda mengalirkan udara pada jenis ini,
yaitu konveksi alamiah dan konveksi paksa dengan
bantuan kipas. Konveksi secara alamiah mempunyai
laju aliran udara yang melewati kondenser sangat
rendah, karena hanya mengandalkan kecepatan angin
yang terjadi pada saat itu. Oleh karena itu
kondensor jenis ini hanya cocok untuk unit-unit yang
kecil seperti kulkas, freezer untuk keperluan rumah
tangga, dll. Kondensor berpendingin udara yang
menggunakan bantuan kipas dalam mensirkulasikan
media pendinginannya dikenal sebagai kondensor
berpendingin udara konveksi paksa.
Secara garis besar, jenis kondensor dibagi menjadi
dua kelompok, yaitu: 1) Kondensor yang kipasnya
dioperasikan dengan pengatur jarak jauh (remote
control). 2) Kondensor yang kipasnya dirakit
bersama-sama dengan unit kompresor atau condensing
unit. Kapasitasnya kondensor jenis ini biasanya
cocok untuk beban mulai < 1kW s/d 500 kW, bahkan
kadang dapat lebih dari 500 kW.
C. Kondensor evaporatif (evaporative condenser)
Kondensor evaporatif pada dasarnya adalah
kombinasi antara kondensor dengan menara pendingin
yang dirakit menjadi satu unit atau kondensor yang
menggunakan udara dan air sebagai media
pendinginnya. Jenis kondensor yang akan digunakan di
KPPC Sinar Mulya Cihideung ini adalah jenis water
cooled condenser sebanyak 2 buah. Fungsi dari
masing-masing kondenser ialah sebagai berikut :
a. Kondensor yang pertama berfungsi untuk : 1) Media
penukar kalor dan tempat terjadinya proses
kondensasi 2) Sebagai heat recovery karena adanya
kebutuhan air panas untuk membersihkan tangki–
tangki susu. 3) Menurunkan temperatur discharge ke
temperatur kondensasi sesuai rancangan yaitu 40oC.
b. Kondenser yang kedua berfungsi untuk : 1) Media
penukar kalor sisa dari kondenser pertama. Bila
kondisi air pada kondenser pertama sudah panas,
kalor dari kondensor tidak dapat sepenuhnya diserap
oleh air. Maka kondensor yang kedua akan menyerap
kalor dari kondensor yang masih tersisa. 2)
Memastikan refrigeran yang masuk ke dalam evaporator
berada dalam keadaan cair. 3) Menurunkan temperatur
kondensasi dari 75oC sampai 60oC. Untuk membantu
kinerja sistem, air untuk mendinginkan kondenser
kedua sehingga perpindahan kalor dapat maksimal
yaitu berasal dari air sumur sebagai make up water
dengan menggunakan katup apung sebagai alat
kontrolnya. Keuntungan menggunakan 2 buah kondensor
ialah : a. Kerja kompresor lebih ringan. b. Sangat
sesuai dengan kondisi lingkungan yang banyak air
dengan temperatur air yang cukup rendah.
c. Refrigeran yang keluar dari kondenser benar-benar
dalam fasa cair, karena apabila pelepasan kalor pada
kondenser pertama tidak sempurna maka kondenser
kedua yang menyempurnakannya.
d. Mempertahankan agar tekanan kondensasi tidak terlalu
tinggi.
e. Hemat energi, karena menggunakan air ledeng hanya
sebagai pendingin kondensor sehingga secara tidak
langsung akan mengurangi kebutuhan energi listrik.
8) Mekanisme reaksi pengikatan Nitrobenzena
Mekanisme reaksi yang terjadi pada proses sintesis
Nitrobenzena adalah proses nitrasi, yaitu penambahan
gugus nitro (NO2) yang masuk ke dalam sebuah molekul
Benzena, Benzena (C6H6) adalah senyawa siklik dengan
atom karbon yang saling mengikat dan ikatan rangkap
terkonjugasi.
Pertama-tama senyawa Asam nitrat (HNO3) akan
bercampur dengan Asam sulfat (H2SO4) lalu bereaksi
dengan Benzena. Pada nitrasi akan terbentuk air,
inaktivasi atau penghilangan air perlu dilakukan untuk
menghindari pengenceran Asam nitratnya meskipun
merupakan reaksi irreversible. Nitrobenzena sendiri
dapat disubstitusi. Pada proses ini substitusi
elektrofilik dari gugus nitro (NO2) diperoleh dari
penarikan air pada Asam nitrat HNO3 pekat oleh Asam
sulfat pekat sebagai katalis.
Pada langkah kedua, Nitrobenzena (C6H5NO2) akan
mengalami hidrogenasi. Hidrogenasi adalah istilah yang
merujuk pada reaksi kimia yang menghasilkan
adisi hidrogen (H2). Proses ini umumnya terdiri dari
adisi sepasang atom hidrogen ke sebuah molekul.
9) Gambarkan kurva eksotermal dan endotermal tanpa dan
menggunakan katalis
Kurva tanpa katalis :
Ea
H
H asil Reaksi
Koordinasi energi
Pereaksi energi
Ea HH asil Reaksi
Koordinasi energi
Pereaksi energi
Reaksi Eksoterm Reaksi Endoterm
Kurva dengan katalis:
10) Pengertian energi aktivasi
Di dalam ilmu kimia, energi aktivasi merupakan
sebuah istilah yang diperkenalkan oleh Svante
Arrhenius, yang didefinisikan sebagai energi yang harus
dilampaui agar reaksi kimia dapat terjadi. Energi
aktivasi bisa juga diartikan sebagai energi minimum
yang dibutuhkan agar reaksi kimia tertentu dapat
terjadi. Energi aktivasi sebuah reaksi biasanya
dilambangkan sebagai Ea, dengan satuan kilo joule per
mol ( KJmol
¿.
Energi aktivasi dapat dianggap sebagai penghalang
potensial (hambatan energi) yang memisahkan energi
potensial reaktan dan produk dari reaksi. Untuk
melangsungkan reaksi, setidaknya harus ada energi yang
sama atau lebih dari energi aktivasi.
Terkadang suatu reaksi kimia membutuhkan energi
aktivasi yang teramat sangat besar, maka dari itu
dibutuhkan suatu katalis agar reaksi dapat berlangsung
dengan pasokan energi yang lebih rendah.
DAFTAR PUSTAKA
Fessenden dan Fessenden.. Kimia Organik Edisi Ketiga Jilid I.1986. Jakarta : Erlangga.
2014.”Buku penuntunpraktikum Teknik Kimia III”.Jakarta:
Universitas Muhammadiyah Jakarta.
2014.”Ilmu Kimia Organik 2 Sekolah Menengah
Farmasi”,Jakarta.Anshory Irfan.2000.”Kimia 2 SMU”.Jakarta:
Erlangga
Fesenden.”Kimia Organik Jilid I”.
Http ://belajar menulis. Info/benzene – dan – nitro –
benzen.html