efektifitas penggunaan model pembelajaran
TRANSCRIPT
EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN
ASSURE TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN
KONSEP MATEMATIS SISWA DI MADRASAH
TSANAWIYAH MUBTADI’IN
PENEROKAN
SKRIPSI
WULANDARI
NIM 208180044
PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2022
i
EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN
ASSURE TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN
KONSEP MATEMATIS SISWA DI MADRASAH
TSANAWIYAH MUBTADI’IN
PENEROKAN
SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan
WULANDARI
NIM 208180044
PROGRAM STUDI TADRIS MATEMATIKA FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2022
vi
PERSEMBAHAN
Bissmillahirrohmanirrahim
Bersama dengan nikmat yang Allah SWT berikan, atas rasa syukur
kupersembahkan skripsi ini kepada:
Bapak ku Kaswandi dan Ibuku Triyatmi yang sudah menyampaikan
perhatian dan rasa kasih sayang untuk membesarkanku, terima kasih
pada seluruh pengabdian, upaya dan do’a yang telah mengiringi
langkahku sampai pada tahap ini.
Keluargaku, adik, embah, bibi, paman, sepupu dan seluruhnya yang
sudah memberikan semangat dan do’a sehingga terselesainya skripsi
ini.
Sahabat-sahabatku (Istiqomah, Hairini, Vella Sufa), sahabat-sahabat
seperjuangan IMMATIK terkhusus , Rizki Walidi yang
selalu memberikan support, serta seluruh pihak yang sudah
mengulurkan bantuan sampai terselesainya skrispi ini.
Terimakasih pada seluruh bantuan, nasihat, semangat dan motivasi
yang diberikan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
vii
MOTTO
قل هل خزة ويزجوا رحمت ربه قاىما يحذر ال ه هو قاوت اواء اليل ساجدا و ام
يستوى الذيه يعلمون والذيه ل يعلمون اوما يتذكز اولوا اللباب
Artinya :
“(Apakah kamu termasuk orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang
yang melaksanakan ibadah pada waktu malam dengan sujud dan berdiri, karena
takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah,
“Apakah sama antara orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang
tidak mengetahui?” Sebenarnya hanya orang yang berakal sehat yang dapat
menerima pelajaran”. (Q.S. Az-Zumar : 9)
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji dan syukur peneliti ucapkan kepada Allah SWT atas
segala limpahan anugrah dan rahmat yang diberikan-Nya sehingga peneliti dapat
menyelesaikan penulisan proposal ini sebagaimana yang diharapkan. Dan tidak
lupa shalawat dan salam peneliti hadiahkan kepada baginda Rasulullah
Muhammad SAW yang telah membawa risalah Islam berupa ajaran yang haqiqi
lagi sempurna bagi manusia dan merupakan contoh tauladan dalam kehidupan
manusia menuju jalan yang diridhoi Allah SWT.
Penulisan skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat
akademik guna mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Peneliti
menyadari sepenuhnya bahwa penyelesaian skripsi ini banyak melibatkan pihak
yang telah memberikan motivasi baik moril maupun materil, untuk itu peneliti
menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Su’aidi Asy’ari, MA, Ph.D selaku Rektor UIN Sultan
Thaha Saifuddin Jambi.
2. Ibu Dr. Hj. Fadlilah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Bapak Drs. Sunarto, M.Pd selaku Ketua Prodi Tadris Matematika UIN Sultan
Thaha Saifuddin Jambi.
4. Bapak Ali Murtadlo, M.Ag selaku Dosen Pembimbing I yang telah
meluangkan waktu dan mencurahkan pemikirannya demi mengarahkan
peneliti dalam menyelesaikan proposal ini.
5. Ibu Vinny Yuliani Sundara, S.Si, M.Si selaku Dosen Pembimbing II yang
telah meluangkan waktu dan mencurahkan pemikirannya demi mengarahkan
peneliti dalam menyelesaikan proposal ini.
6. Bapak Hendra Bestari, S.Si, M.Pd. selaku penguji 1 saya yang banyak
memberikan masukan untuk skripsi saya agar lebih baik untuk kedepannya.
7. Bapak Betri Wendra, S.Pd.I, M.Sc selaku penguji 2 saya yang banyak
memberikan masukan untuk skripsi saya agar lebih baik lagi kedepannya.
ix
8. Bapak Mulyono S.Ag, M.Pd.I selaku kepala sekolah dan Bapak Wardi S.Pd
selaku guru Matematika serta Bapak/Ibu guru Madrasah Tsnawiyah
Mubtadi’in Penerokan yang telah memberikan kemudahan kepada peneliti
dalam memperoleh data di lapangan.
Akhirnya semoga Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan dan
amal semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi
pengembangan ilmu.
Jambi, 07 Februari 2022
Penulis
Wulandari
NIM. 208180044
x
ABSTRAK
Nama : Wulandari
Jurusan : Tadris Matematika
Judul : Efektifitas Penggunaan Model Pembelajaran ASSURE Terhadap
Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Di Madrasah
Tsanawiyah Mubtadi’in Penerokan
Penelitian ini membahas tentang Efektifitas Penggunaan Model
Pembelajaran ASSURE Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis
Siswa Di Madrasah Tsanawiyah Mubtadi’in Penerokan pada pokok bahasan
statistika. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat efektifitas
dari penggunaan model pembelajaran ASSURE terhadap kemampuan pemahaman
konsep matematis siswa. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan
menggunakan metode Pre-Eksperimental Design dengan desain penelitian One-
Group Pretest-Posttest Design. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik
Cluster Random Sampling, sampel penelitian berjumlah 28 siswa sebagai kelas
eksperimen dengan diterapkannya model pembelajaran ASSURE. Teknik
pengumpulan data menggunakan intrumen tes essay sebanyak 5 soal. Analisis
pada penelitian ini menggunakan uji dan uji N-Gain. Hasil perhitungan pada taraf signifikansi diperoleh dengan
demikian diperoleh ( ) hal ini menunjukkan bahwa
ditolak artinya terdapat pengaruh yang signifikan dalam penerapan Model
Pembelajaran ASSURE terhadap kemampuan Pemahaman Konsep matematis
siswa dan hasil N-gain diperoleh rata-rata 0,76 dengan persentase sebesar .
Dengan demikian disimpulkan bahwa penggunaan Model Pembelajaran ASSURE
efektif terhadap kemampuan Pemahaman Konsep matematis siswa di madrasah
tsanawiyah mubtadi’in penerokan.
Kata Kunci : Model Pembelajaran ASSURE, Kemampuan Pemahaman Konsep
Matematis.
xi
ABSTRACT
Name : Wulandari
Department : Tadris Mathematics
Title : Effectiveness of Using ASSURE Learning Model on Students'
Ability to Understand Mathematical Concepts at Madrasah
Tsanawiyah Mubtadi'in Penerokan
This study discusses the effectiveness of the use of the ASSURE learning
model on the ability to understand mathematical concepts of students at Madrasah
Tsanawiyah Mubtadi'in Penerokan on the subject of statistics. This study aims to
determine whether there is an effectiveness from the use of the ASSURE learning
model on the ability to understand students' mathematical concepts. This research
is a quantitative research using Pre-Experimental Design method with One-Group
Pretest-Posttest Design research design. The sampling technique used was the
Cluster Random Sampling technique. The research sample consisted of 28
students as an experimental class with the implementation of the ASSURE
learning model. The data collection technique used an essay test instrument as
many as 5 questions. The analysis in this study used the and the N-Gain test.
The results of the calculation at a significance level of 5%
obtained thus obtained this
indicates that is rejected meaning that there is a significant influence in the
application of the ASSURE Learning Model on students' ability to understand
mathematical concepts and the results of N-gain obtained an average of with
a percentage of . Thus, it was concluded that the use of the ASSURE
Learning Model was effective on the ability to understand mathematical concepts
of students at the Islamic boarding school Tsanawiyah Mubtadi'in Penerokan.
Keywords: ASSURE Learning Model, Mathematical Concept Understanding
Ability.
xii
DAFTAR ISI
Halaman Judul ......................................................................................................... i
Nota Dinas .............................................................................................................. ii
lembar Pengesahan ................................................................................................ iv
Pernyataan Orisinalitas............................................................................................ v
PERSEMBAHAN .................................................................................................. vi
MOTTO ................................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii
ABSTRAK .............................................................................................................. x
ABSTRACT ............................................................................................................. xi
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 5
C. Batasan Masalah........................................................................................... 5
D. Rumusan Masalah ........................................................................................ 6
E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR ............................. 8
A. Deskripsi Teori ............................................................................................. 8
B. Studi Relevan ............................................................................................. 17
C. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 19
D. Hipotesis Penelitian .................................................................................... 20
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................ 21
A. Tempat Dan Waktu Penelitian ................................................................... 21
B. Pendekatan Desain Penelitian .................................................................... 22
C. Populasi Dan Teknik Pengambilan Sampel ............................................... 23
xiii
D. Variabel-Variabel Dan Perlakuan Penelitian ............................................. 25
E. Instrumen Penelitian................................................................................... 25
F. Teknik Analisis Data .................................................................................. 32
G. Hipotesis Statistik ...................................................................................... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 37
A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 37
B. Analisis Data .............................................................................................. 50
C. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................................... 56
BAB V PENUTUP ................................................................................................ 62
A. Kesimpulan ................................................................................................ 62
B. Saran ........................................................................................................... 63
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 64
LAMPIRAN .......................................................................................................... 67
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 persentase Ketuntasan Nilai Ulangan Harian Siswa ............................. 3
Tabel 2.1 Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi .................. 14
Tabel 2.2 Indikator pemahaman konsep ............................................................... 17
Tabel 2.3 Studi Yang Relevan ............................................................................... 17
Tabel 3.1 Jumlah siswa kelas VIII MTS Mubtadi’in Penerokan .......................... 24
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis ...... 29
Tabel 3.3 Rubrik Penilaian Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis .......... 30
Tabel 3.4 Kategori Pembagian skor N-Gain ........................................................ 35
Tabel 3.5 Kategori Tafsiran Efektifitas N-Gain ................................................... 35
Tabel 4.1 Skor Pretest Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa ....... 43
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest ........................................................ 44
Tabel 4.3 Skor Posttest Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa ...... 46
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Skor Posttest ........................................................ 47
Tabel 4.5 Perbedaan Hasil Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa 49
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest ............................................ 50
Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas ......................................................................... 51
Tabel 4.8 Nilai Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa ............. 51
Tabel 4.9 Perhitungan Untuk Memperoleh Mean Dan SD Nilai Tes Kemampuan
Pemahaman Konsep Matematis Siswa Pada Pretest Dan Posttest ...................... 52
Tabel 4.10 Perhitungan Untuk Memperoleh Skor Efektivitas N-Gain Nilai Tes
Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa ............................................ 54
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Peta Konsep Kerangka Pikir ............................................................. 20
Gambar 3.1 Denah Lokasi .................................................................................... 21
Gambar 3.2 Desain Penelitian ............................................................................... 23
Gambar 4.1 Hasil Jawaban Siswa Pada Pretest .................................................... 38
Gambar 4.2 Hasil Jawaban Siswa Pada Posttest ................................................... 42
Gambar 4.3 Grafik Poligon Skor Pretest Kemampuan Pemahaman Konsep
Matematis Siswa ................................................................................................... 44
Gambar 4.4 Grafik Poligon Skor Pretest Kemampuan Pemahaman Konsep
Matematis Siswa ................................................................................................... 47
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Validasi ................................................................................ 68
Lampiran 2 Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah
Mubtadi’inPenerokan.............................................................................................69
Lampiran 3 Instrumen Pengumpulan Data ........................................................... 70
Lampiran 4 Kisi-Kisi Instrumen ........................................................................... 76
Lampiran 5 Perhitungan Uji Normalitas Hasil Kemampuan Pemahaman Konsep
Matematis Siswa ................................................................................................... 79
Lampiran 6 Perhitungan Uji Homogenitas Data Hasil Tes Kemampuan
Pemahaman Konsep Matematis ............................................................................ 88
Lampiran 7 Penerapan Model ASSURE Pada Pembelajaran Kelas Sampel ........ 91
Lampiran 8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Rpp)........................................ 93
Lampiran 9 Dokumentasi .................................................................................... 107
Lampiran 10 Daftar Riwayat Hidup .................................................................... 108
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran adalah suatu proses hubungan yang terjadi diantara pendidik
dan peserta didik dalam suatu ranah pembelajaran yang dapat membantu peserta
didik belajar dengan baik. Proses pembelajaran bukan sekedar penyampaian pesan
atau materi, tetapi merupakan kegiatan yang bersifat kompeten yang menuntut
pendidik untuk dapat memanfaatkan keahlian dasar dalam mendidik sehingga
mewujudkan kondisi yang aktif dan efisien.
Matematika merupakan suatu pengetahuan yang bersifat universal yang
menjadi dasar peningkatan teknologi modern. Matematika memiliki fungsi yang
diperlukan untuk mencari solusi dari suatu permasalahan yang terjadi.
Matematika sebagaimana pelajaran wajib yang diajarkan di tingkat sekolah dasar,
sekolah menengah pertama, bahkan sampai jenjang perguruan tinggi. Matematika
telah menjadi dasar bagi disiplin ilmu lain, karena dalam matematika akan
mendapatkan cara berpikir yang rasional, mendasar, sistematis, kritik dan inovatif
untuk memecahkan masalah sehari-hari.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
(Permendikbud) Nomor 22 Tahun 2016 tentang tujuan pembelajaran matematika,
yaitu: (1). Memahami konsep matematika, bagaimana menggambarkan hubungan
antara konsep matematika dan menerapkan algoritma dalam konsep yang
fleksibel, cermat, praktis serta sesuai ketika memecahkan persoalan (2).
Menggunakan penalaran pada pola dan sifat matematika, mengerjakan atau
mengembangkan matematika dalam membangun bukti atau menjelaskan ide, dan
pernyataan matematika, (3). Memecahkan masalah matematika yang meliputi
kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, melengkapi
model, dan memberikan solusi yang tepat, (4). Mengkomunikasikan argumen atau
ide dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas situasi atau
masalah, (5). Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
2
matematika serta sikap ulet dan percaya diri dalam memecahkan masalah (Fibrina
Audina Safitri, 2018:10).
Berdasarkan Permendikbud tersebut, jelas bahwa salah satu tujuan
pembelajaran matematika adalah agar siswa memiliki kemampuan memahami
konsep matematika yang meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep yang
telah dipelajari, kemampuan mengklasifikasikan objek berdasarkan konsep
matematika, menerapkan konsep secara algoritmik, memberikan contoh atau
kontra contoh dari konsep yang dipelajari serta sedang dipelajari, menyajikan
konsep dalam berbagai representasi dan menghubungkan konsep matematika
secara internal atau eksternal.
Menguasai pemahaman konsep matematika yang matang dapat membantu
siswa memecahkan masalah dengan baik. Menurut Angga Murizal, dkk (2012:19)
pemahaman konsep matematika merupakan tujuan penting dalam proses
pembelajaran matematika. Memahami konsep artinya materi yang diajarkan
kepada siswa bukan hanya sekedar menghafal, tetapi lebih dari pemahaman yang
membuat siswa lebih mengerti tentang konsep materi matematika. Pengenalan
konsep matematika dapat terjadi secara induktif dan deduktif. Pengenalan konsep
induktif berupa konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari,
sedangkan pengenalan konsep deduktif meliputi penyajian konsep, definisi, dan
istilah.
Pemahaman konsep matematika akan mempengaruhi pemahaman konsep
selanjutnya, karena matematika merupakan pelajaran yang terstruktur. Sehingga
penguasaan konsep matematika yang matang sangat diperlukan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Mengingat pentingnya pemahaman konsep
matematika bagi siswa, guru harus merancang pembelajaran dengan baik sehingga
dapat membantu siswa memahami secara bermakna. Karena pemahaman konsep
matematika merupakan salah satu tujuan dari setiap materi yang disampaikan oleh
guru, karena guru merupakan pembimbing siswa untuk mencapai konsep yang
diharapkan.
Persepsi siswa yang menganggap matematika sulit tidak sebanding dengan
apa yang dilakukan guru untuk memberikan pelajaran dengan baik. Mulai dari
3
metode, strategi, bahkan media pembelajaran yang digunakan dibuat semenarik
mungkin agar mudah dijangkau oleh siswa. Siswa harus dapat menerima pelajaran
dengan baik, masih banyak siswa yang tidak dapat menerima pelajaran dengan
baik dan menganggap matematika itu sulit sehingga penguasaan konsep
matematika siswa belum matang.
Berdasarkan wawancara dengan guru matematika kelas VIII pada tanggal
4 September 2021 di MTs Mubtadi'in Penerokan yaitu Bapak Wardi S.Pd.I,
ditemukan bahwa pengetahuan dasar ketika mengajar matematika adalah
kurangnya konsep siswa dalam menguasai materi matematika. Kurangnya
kesadaran siswa dalam mendengarkan dan memahami materi yang diajarkan oleh
guru membuat siswa sulit untuk menguasai konsep-konsep materi. Salah satu
solusi yang digunakan guru di MTs Mubtadi'in adalah dengan mengajak siswa
untuk mengingat kembali uraian materi dasar yang diajarkan di kelas sebelumnya.
Model pembelajaran matematika yang digunakan di MTs Mubtadi'in
masih berpusat pada guru, kurangnya aktivitas siswa menyebabkan kegiatan
pembelajaran menjadi monoton dan menyulitkan siswa untuk menguasai konsep
yang diberikan. Masalah tersebut dapat dilihat dari tabel berikut ini:
Tabel 1.1
Persentase Ketuntasan Nilai Ulangan Harian Siswa
No Kelas Jumlah Siswa
Per-Kelas
Jumlah Siswa Persentase
1 VIII 1
2 VIII 2
Jumlah Total
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa persentase ketuntasan
hasil belajar siswa yang diambil dari nilai ulangan harian dengan kriteria
ketuntasan minimal (KKM) yang ditentukan adalah 70, sebesar 58% dari 57 siswa
kelas VIII MTs Mubtadi'in sebanyak 33 siswa nilai ulangan harian sudah
mencapai nilai KKM dan masih terdapat 42% siswa yang belum memenuhi
kriteria ketuntasan minimal (KKM). Dapat dikatakan bahwa sebagian siswa masih
4
memiliki kemampuan pemahaman konsep yang belum matang. Masalah ini
menunjukkan bahwa pembelajaran matematika perlu ditingkatkan untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami konsep matematika.
Berdasarkan permasalahan yang terjadi, salah satu upaya untuk
meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami konsep matematika adalah
dengan menggunakan model pembelajaran ASSURE (Menganalisis karakteristik
peserta didik; Menyebutkan tujuan kinerja; Memilih metode, media, dan bahan;
Memanfaatkan, metode media, dan materi; Memerlukan partisipasi siswa;
Evaluasi dan revisi) untuk siswa kelas VIII MTs Mubtadi'in Penerokan. Karena
model pembelajaran ini menuntut guru untuk merancang pembelajaran secara
sistematis.
Model pembelajaran ASSURE merupakan model pembelajaran
berorientasi kelas dengan menggunakan media dan teknologi yang bertujuan
untuk menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien dengan harapan siswa
dapat memahami, menjelaskan, dan menyimpulkan suatu konsep yang diingat dan
diketahui tanpa konsep. Menurut (Sharon, 2011:11) Desain pembelajaran
menggunakan model ASSURE dikembangkan untuk menciptakan kegiatan
pembelajaran yang efektif dan efisien. Desain model pembelajaran ASSURE
dirancang untuk membantu guru merencanakan materi pelajaran secara efektif
mengintegrasikan penggunaan teknologi dan media di dalam kelas. Ada enam
langkah dalam proses pembelajaran ASSURE, antara lain: (1) menganalisis
peserta didik, (2) menentukan standar dan tujuan, (3) memilih metode, media dan
bahan, (4) menggunakan metode, media, dan bahan, (5) partisipasi siswa, dan (6)
keberadaan dan revisi, (Sharon Smaldino, 2011:110).
Penelitian sebelumnya terkait penerapan model pembelajaran ASSURE
yang dilakukan oleh Andi Asma menunjukkan bahwa hasil belajar siswa yang
menggunakan model pembelajaran ASSURE termasuk dalam kategori tinggi
dengan skor rata-rata 80,00 dengan persentase 87,5%, sehingga dapat dikatakan
bahwa model pembelajaran ASSURE sudah cukup efektif untuk meningkatkan
hasil belajar siswa.
5
Berdasarkan latar belakang masalah, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Efektifitas Penggunaan Model Pembelajaran
ASSURE Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Di
Madrasah Tsanawiyah Mubtadi’in Penerokan”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka dapat
ditarik beberapa masalah sebagai berikut:
1. Model pembelajaran yang dipakai bersifat teacher center mengakibatkan
siswa kurang aktif dalam kegiatan belajar.
2. Kurangnya kesadaran siswa dalam memahami konsep dasar matematika.
3. Siswa merasa sukar ketika mengerjakan soal yang berbeda dengan yang
guru ajarkan.
4. Kemampuan memahami konsep matematika siswa masih rendah
C. Batasan Masalah
Mengingat keterbatasan kemampuan peneliti, untuk menghindari keluasan
penelitian agar tidak melenceng dari ruang lingkup penelitian, maka peneliti
membatasi masalah sebagai berikut :
1. Model pembelajaran yang diterapkan yaitu model ASSURE dengan
metode diskusi kelompok.
2. Populasi dari penelitian ini yaitu kelas VIII Madrasah Tsanawiyah
Mubtadi’in Penerokan.
3. Kemampuan pemahaman konsep matematis yang diukur dalam penelitian
ini mengacu pada indikator pemahaman konsep.
4. Bahan ajar yang diberikan adalah materi statistika.
6
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan batasan
masalah yang ada maka rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dijabarkan
sebagai berikut:
1. Berapa skor hasil kemampuan pemahaman konsep matematis siswa
sebelum menggunakan model pembelajaran ASSURE pada siswa kelas
VIII di MTs Mubtadi’in Penerokan?
2. Berapa skor hasil kemampuan pemahaman konsep matematis siswa
setelah menggunakan model pembelajaran ASSURE pada siswa kelas VIII
di MTs Mubtadi’in Penerokan?
3. Berapa perbedaan skor hasil kemampuan pemahaman konsep matematis
siswa antara sebelum dan setelah menggunakan model pembelajaran
ASSURE pada siswa kelas VIII di MTs Mubtadi’in Penerokan?
4. Berapa besar efektifitas dari penggunaan model pembelajaran ASSURE
terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis siswa?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengukur berapa skor hasil kemampuan pemahaman konsep matematis
siswa sebelum menggunakan model pembelajaran ASSURE pada siswa
kelas VIII di MTs Mubtadi’in Penerokan.
2. Mengukur berapa skor hasil kemampuan pemahaman konsep matematis
siswa setelah menggunakan model pembelajaran ASSURE pada siswa
kelas VIII di MTs Mubtadi’in Penerokan.
3. Mengukur perbedaan skor hasil kemampuan pemahaman konsep
matematis siswa antara sebelum dan setelah menggunakan model
pembelajaran ASSURE pada siswa kelas VIII di MTs Mubtadi’in
Penerokan.
4. Mengukur besaran efektifitas dari penggunaan model pembelajaran
ASSURE terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis siswa.
7
F. Manfaat Penelitian
1. Secara Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya perbendaharaan ilmu
pengetahuan dan memberikan manfaat, khususnya dalam dunia pendidikan
mengenai Efektifitas penggunaan model pembelajaran ASSURE terhadap
kemampuan pemahaman konsep matematis siswa.
2. Secara Praktis
a. Bagi Guru
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan motivasi
bagi guru dalam memillih model pembelajaran yang tepat untuk
meningkatkan pemahaman konsep matematis siswa.
b. Bagi Siswa
Meningkatkan kemampuan siswa dalam memecahkan soal-soal
matematika baik dalam lingkup kelompok ataupun individu serta
meningkatkan pemahaman konsep matematis siswa.
c. Bagi Peneliti
Sebagai salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata satu (S1)
pada progam Studi Tadris Matematika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
d. Bagi sekolah
Dapat dijadikan sebagai salah satu pilihan model pengajaran dalam
peningkatan mutu proses pembelajaran matematika di sekolah.
8
BAB II
LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR
A. Deskripsi Teori
1. Pembelajaran Matematika
Upaya dalam menata lingkungan untuk menciptakan suatu situasi dalam
proses pembelajaran agar dapat berlangsung secara optimal disebut sebagai
pembelajaran. Pembelajaran adalah suatu serangkaian kejadian eksternal yang
diciptakan untuk dapat membantu proses pembelajaran yang bersifat internal
(Gagne dalam Nyayu, 2014:175). Menurut Miarso (dalam Nyayu, 2014:175)
pembelajaran merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sengaja dan memiliki
tujuan serta terkendali agar seseorang dapat belajar dan memiliki perubahan.
Smith dan Ragan (dalam Nyayu, 2014:175) menyatakan bahwa pembelajaran
merupakan suatu desain yang dapat mengembangkan informasi dan aktivitas yang
bertujuan kepada hasil belajar yang hendak dicapai dalam proses pembelajaran.
Melihat dari konteks pendidikan formal, pembelajaran adalah pendidikan dalam
proses pembelajaran yang sebagian besar terjadi diruangan kelas.
Matematika memiliki banyak fungsi dan peran terhadap suatu bidang studi
yang lainnya. Hamzah (dalam Nuhuyanan, 2019:10) menyatakan bahwa
matematika adalah suatu ilmu yang berkaitan dengan logika mengenai suatu
bentuk, susunan besaran, dan konsep-konsep hubungan lainnya yang jumlahnya
banyak serta terbagi kepada tiga bidang yaitu aljabar, analisis, dan geometri.
Matematika adalah suatu bahasa yang berupa lambang-lambang dan hubungannya
diatur dalam aturan yang logis agar dapat dengan mudah dipahami.
Berdasarkan definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran matematika adalah suatu proses interaksi yang terjadi atara pendidik
dan peserta didik dalam suatu lingkungan belajar dengan tujuan agar dapat
memahami lambang-lambang yang telah diatur menurut aturan yang logis.
2. Efektivitas Pembelajaran
Pengertian efektivitas secara umum dapat diartikan seberapa jauh
tercapainya suatu tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Kata efektivitas lebih
mengacu pada tujuan yang telah ditargetkan sebelumnya. Efektivitas
mempengaruhi tingkat keberhasilan suatu model pembelajaran yang digunakan.
Efektivitas berarti mempunyai nilai, pengaruh atau pengaruh yang efektif, dan
dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang dapat memberikan hasil yang
memuaskan, dapat juga dikatakan bahwa efektivitas merupakan penghubung
antara tujuan dan hasil yang telah ditetapkan, serta menunjukkan derajat
kesesuaian antara tujuan yang telah ditetapkan. dan hasil yang dicapai.
Sri Haryani dalam Muchtar (2015:6) menyatakan bahwa pada dasarnya
pengertian umum efektivitas menunjukkan tingkat pencapaian hasil. Dengan kata
lain efektif terhadap hasil yang dicapai. Menurut Suprijono (2015:11) Efektivitas
pembelajaran mengacu pada keberhasilan semua komponen pembelajaran yang
disusun untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran efektif adalah situasi
yang diciptakan oleh pendidik sesuai dengan pedoman kurikulum dan
memperhatikan perbedaan karakteristik peserta didik agar peserta didik dapat
berpikir dengan baik dan belajar secara aktif. Pembelajaran yang efektif
mencakup keseluruhan tujuan pembelajaran baik mental, fisik, maupun sosial.
Menurut Susanto (2016:53) pembelajaran yang efektif merupakan ukuran
keberhasilan seorang guru dalam mengelola kelas. Proses pembelajaran dikatakan
efektif apabila semua siswa dapat terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran,
karena dalam proses pembelajaran kegiatannya terletak pada siswa.
Berdasarkan beberapa pengertian menurut para ahli, dapat disimpulkan
bahwa efektivitas pembelajaran adalah tingkat keberhasilan dengan tercapainya
tujuan pembelajaran yaitu penerapan suatu metode atau media, dalam hal ini
diukur berdasarkan hasil belajar siswa. Jika hasil belajar siswa meningkat (tinggi)
maka model atau media pembelajaran yang digunakan dapat dikatakan efektif,
sebaliknya jika hasil belajar siswa menurun (rendah) maka model atau media
pembelajaran tersebut dianggap tidak efektif.
Menurut (Wahyudi,dkk.2018:80) indikator efektivitas dalam pembelajaran
meliputi:
1. Hasil belajar matematika siswa.
2. Aktivitas siswa dalam proses pembelajaran matematika.
3. Keterlaksanaan pembelajaran.
4. Respon siswa terhadap proses pembelajaran.
Indikator yang mengarah pada penelitian ini adalah aspek pemahaman-
pemahaman konsep siswa. Menurut Trianto (2014:22) Untuk mengetahui
efektivitas pembelajaran dapat dilakukan dengan menyajikan tes karena hasil tes
dapat digunakan untuk mengembangkan berbagai aspek proses pembelajaran.
3. Model Pembelajaran ASSURE
a. Pengertian Model Pembelajaran ASSURE
Model pembelajaran adalah seperangkat strategi yang didasarkan pada
landasan teori dan penelitian tertentu yang meliputi latar belakang, prosedur
dalam pembelajaran, sistem pendukung pembelajaran dan evaluasi pembelajaran
pada guru dan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu yang terukur
(Hanna Sundari, 2015: 109).
Model ASSURE merupakan model pembelajaran yang sistematis yang
menuntut guru untuk merencanakan proses pembelajaran secara efektif. Sesuai
dengan pendapat (Khasanah, 2012) yang mengatakan bahwa model pembelajaran
yang efektif dapat menciptakan kegiatan belajar menjadi. Implementasi model
pembelajaran ASSURE yang memadukan teknologi dan media di dalam kelas.
Model pembelajaran ASSURE merupakan model pembelajaran yang
paling sederhana. Model ini didasarkan pada penggunaan teknologi dan media,
dan dikembangkan melalui pemilihan dan penggunaan bahan ajar serta peran
siswa dalam proses pembelajaran (Personal, 2011). Perancangan model
pembelajaran ASSURE merupakan perencanaan yang dapat membantu bagaimana
merencanakan, mengidentifikasi, menentukan tujuan, memilih model dan materi,
serta mengembangkannya (Hasanah, 2013: 58).
Model pembelajaran ASSURE memiliki beberapa metode yang dapat
digunakan seperti pembelajaran kooperatif, penemuan, pemecahan masalah,
diskusi, latihan berulang, tutorial, demo, presentasi, permainan dan simulasi.
Model pembelajaran ASSURE merupakan singkatan dari komponen atau langkah
penting yang terkandung di dalamnya, yaitu: menganalisis karakteristik siswa;
menetapkan tujuan pembelajaran (menyebutkan tujuan kinerja); memilih metode,
media dan bahan pembelajaran (memilih metode, media dan bahan,
memanfaatkan bahan); memaksimalkan keterlibatan siswa (membutuhkan
partisipasi siswa); evaluasi dan revisi (evaluasi dan revisi) (Pribadi, 2011).
Berdasarkan beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran ASSURE adalah model pembelajaran di kelas dengan
memanfaatkan media dan teknologi dengan tujuan agar proses pembelajaran lebih
efektif dan efisien.
b. Kelebihan Dan Kelemahan Model Pembelajaran ASSURE
1) Kelebihan Model Pembelajaran ASSURE
a) Memiliki berbagai komponen dibandingkan dengan model materi ajar.
Komponen tersebut diantaranya: analisis pembelajaran, strategi
pembelajaran, sistem penyampaian, penilaian proses belajar dan
penilaian belajar.
b) Ada berbagai kegiatan pada evaluasi.
c) Mengutamakan partisipasi dalam proses pembelajaran seperti
pembuatan kelompok dan tim belajar mandiri, serta pemberian tugas
yang bertujuan untuk memicu aktivitas siswa.
d) Guru harus memiliki keterampilan dalam menyampaikan materi dan
mengelola kelas, serta mampu memanfaatkan media, metode, bahan
ajar secara optimal.
e) Model pembelajaran ini sangat sederhana dan dapat diterapkan oleh
guru sendiri.
2) Kelemahan Model Pembelajaran ASSURE
a) Ada tugas tambahan dari guru.
b) Diperlukan upaya khusus dalam mengarahkan siswa untuk
mempersiapkan kegiatan belajar mengajar (Dewi Salma
Prawiradilaga, 2008).
c. Langkah-Langkah Model Pembelajaran ASSURE
1) Analyze learner characteristics (Analisis karakter siswa)
Tahap awal dalam pembelajaran adalah menganalisis siswa dengan tujuan
untuk mengenali karakteristik siswa. Setiap siswa memiliki karakteristik yang
berbeda-beda. Seorang guru tidak dapat menyamai semua karakter siswa, karena
setiap peserta memiliki keragaman suku bangsa. Sebagai seorang pendidik, Anda
harus memiliki rasa kemanusiaan yang nantinya akan membantu dalam
memahami karakter peserta didik (Routldge, 2003). Beberapa aspek karakter
siswa yang harus diketahui oleh guru yaitu karakteristik umum, kompetensi
khusus yang dimiliki siswa sebelumnya, gaya belajar siswa, dan motivasi siswa.
Karakteristik umum menurut Chuickshank, antara lain kondisi sosial
ekonomi, faktor budaya, jenis kelamin, pertumbuhan, gaya belajar, dan
kemampuan belajar. Setiap siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda.
Menurut Gregorc dalam Butler ada 4 gaya belajar, yaitu concrete sequential
learning (gaya belajar langsung dan sistematis) concrete random (gaya belajar
dengan pendekatan trial and error, biasanya anak yang memiliki gaya belajar ini
lebih menyukai metode permainan dan simulasi), abstract sequential gaya belajar
yang cepat dalam memahami pesan, informasi verbal dan simbol), abstrak acak
(gaya belajar yang memiliki kemampuan untuk menginterpretasikan pesan dan
informasi yang disampaikan melalui media) (Pribadi, 2011).
Setelah menganalisis aspek-aspek di atas, guru harus melakukan penilaian
atau pengukuran untuk mengetahui perilaku dan tingkat perkembangan anak.
Penilaian ini memiliki beberapa manfaat yaitu mendukung belajar anak,
mengidentifikasi apakah anak berkembang normal atau berkebutuhan khusus,
program pembelajaran, memantau kebutuhan anak sebagai bentuk tanggung jawab
guru (Lara Fridani, 2010). Untuk itu pengukuran sangat penting dalam analisis
karakteristik siswa. Setelah guru dapat menganalisis karakter siswa, selanjutnya
guru dapat menyiapkan metode, media, dan materi pembelajaran yang sesuai
dengan karakter siswa.
2) State performance objectives (Menetapkan kompetensi)
Guru menentukan tujuan sesuai dengan silabus atau kurikulum. Tujuan ini
merupakan gambaran kompetensi, pengetahuan, keterampilan dan sikap yang
akan dimiliki siswa setelah melalui proses pembelajaran. Tujuan ini juga
bermuara pada evaluasi dan hasil belajar siswa.
3) Select methods, media, and materials (Memilih metode, media, dan bahan
ajar)
Pada tahap ini guru harus memiliki kemampuan untuk memilih metode,
media, dan bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik siswa. Kesesuaian dalam
memilih komponen pembelajaran dapat mempengaruhi efektifitas, efisiensi dan
daya tarik siswa dalam belajar. Metode, media, bahan ajar sangat berpengaruh
dalam kegiatan proses pembelajaran.
4) Utilize materials (Pemanfaatan bahan ajar dan media pembelajaran)
Tahap selanjutnya adalah guru harus terampil menggunakan media dan
bahan ajar serta memanfaatkannya dengan baik dan menggunakan metode yang
telah dipilih. Selain ketiga komponen tersebut, guru juga harus menyiapkan kelas,
dan fasilitas pendukungnya (Pribadi, 2011).
5) Requires learner participation (Melibatkan siswa dalam proses
pembelajaran)
Proses pembelajaran akan efektif, efisien, dan menarik ketika siswa
berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Jika siswa aktif dalam proses
pembelajaran maka akan memudahkan siswa dalam memahami materi yang
diberikan oleh guru, dan menumbuhkan motivasi belajar siswa.
6) Evaluate and revise (Evaluasi dan revisi)
Tahap terakhir adalah mengevaluasi dan merevisi. Tahap ini bertujuan
untuk menilai efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran serta penilaian hasil
belajar siswa. Dalam evaluasi untuk menilai keefektifan proses pembelajaran
yaitu dengan melihat ketercapaian tujuan pembelajaran, melihat penggunaan
metode, media, dan bahan ajar dalam membantu proses pembelajaran, dan melihat
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Revisi dilakukan bila hasil evaluasi
belum memuaskan. Dalam revisi tersebut guru memperbaiki komponen
pembelajaran yang efektif agar pembelajaran dapat berjalan lancar dan efisien
(Perbadi, 2011).
3. Indikator Materi Pembelajaran
Topik atau materi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini
adalah materi statistika. Materi statistika dipilih karena materi ini tersedia di
semester genap dan sesuai dengan jadwal penelitian. Berikut Indikator Pencapaian
Kompetensi Dasar dan Kompetensi berdasarkan Permendikbud Tahun 2016
Nomor 24 (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2016).
Tabel 2.1
Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
Kompetensi Dasar (KD) Indikator Pencapaian Kompetensi
3.10. Menganalisis data berdasarkan
distribusi data, nilai rata-
rata, median, modus, dan
sebaran data untuk
mengambil kesimpulan,
membuat keputusan, dan
membuat prediksi.
3.10.1 Menganalisis data bedasarkan nilai
rata-rata untuk mengambil
kesimpulan, membuat keputusan,
dan membuat prediksi.
3.10.2 Menganalisis data bedasarkan
median untuk mengambil
kesimpulan, membuat keputusan,
dan membuat prediksi.
3.10.3 Menganalisis data bedasarkan
modus untuk mengambil
kesimpulan, membuat keputusan,
dan membuat prediksi.
4.10. Menyajikan dan menyelesaikan
masalah yang berkaitan
dengan distribusi data, nilai
rata-rata, median, modus,
4.10.1 Menyajikan masalah yang
berkaitan dengan nilai rata-rata.
4.10.2 Menyajikan masalah yang
berkaitan dengan median.
dan sebaran data untuk
mengambil kesimpulan,
membuat keputusan, dan
membuat prediksi.
4.10.3 Menyajkan masalah yang berkaitan
dengan modus.
4.10.4 Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan nilai rata-rata
untuk mengambil kesimpulan,
membuat keputusan, dan
membuat prediksi.
4.10.5 Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan median untuk
mengambil kesimpulan, membuat
keputusan, dan membuat prediksi.
4.10.6 Menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan modus untuk
mengambil kesimpulan, membuat
keputusan, dan membuat prediksi.
4. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis
Pemahaman merupakan kemampuan yang harus dimiliki siswa dalam
proses pembelajaran, karena dengan memiliki pemahaman siswa akan lebih
mudah dalam memecahkan berbagai masalah.
Menurut Anas Sudijono (2011:50) pemahaman adalah kemampuan yang
dimiliki seseorang untuk mengingat dan memahami sesuatu setelah sesuatu
diketahui dan diingat. Pemahaman adalah kemampuan yang menuntut siswa untuk
memahami dan memahami apa yang diajarkan, mengetahui apa yang
dikomunikasikan, dan mampu memanfaatkan isinya tanpa harus mengaitkannya
dengan hal lain. Kemampuan ini terbagi menjadi tiga, yaitu menerjemahkan,
menafsirkan dan ekstrapolasi (Abdul Majid, 2014: 46). Selain itu, Agus Purwanto
menyatakan bahwa pemahaman adalah suatu tingkat kemampuan yang dimiliki
siswa dengan harapan dapat memahami konsep, situasi dan fakta yang mereka
ketahui.
Menurut Fajar Sadiq, konsep berarti suatu gagasan abstrak yang
memungkinkan seseorang untuk mengklasifikasikan suatu objek dan dijelaskan
apakah objek tersebut merupakan contoh atau bukan contoh dari suatu konsep
(Neneng Khoiriyah, 2017:8). Konsep-konsep dalam matematika disusun secara
berurutan dari konsep-konsep yang paling dasar sehingga konsep-konsep
sebelumnya dapat digunakan untuk mempelajari konsep-konsep selanjutnya.
Menurut Gusniwati (2015:30) adalah kemampuan yang dimiliki seseorang
untuk menemukan ide-ide abstrak dalam matematika kemudian ide-ide tersebut
diklasifikasikan ke dalam objek yang biasanya dinyatakan dalam istilah dan
kemudian menjadi contoh dan bukan contoh, dengan harapan seseorang dapat
memahami suatu konsep dengan jelas. Pemahaman konsep juga dapat diartikan
sebagai kemampuan mengamati, berpikir, dan bertindak yang ditunjukkan siswa
dalam memahami definisi, makna khusus, hakikat dan inti/isi matematika serta
kemampuan memilih prosedur yang tepat dalam memecahkan suatu masalah.
Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Departemen Pendidikan Nasional
Nomor 506/C/Kep/PP/2004 tanggal 11 November 2004 bahwa indikator
pemahaman konsep matematika meliputi:
a. Mengembalikan konsep yang telah dipelajari.
b. Mengklasifikasikan benda menurut sifat-sifat tertentu menurut konsepnya.
c. Berikan contoh dan bukan contoh konsep.
d. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis.
e. kondisi yang diperlukan atau cukup dari suatu konsep.
f. Menggunakan dan memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi
tertentu.
g. Menerapkan konsep atau algoritma untuk pemecahan masalah.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa
memahami konsep matematika adalah kemampuan siswa untuk memahami,
menjelaskan, dan menyimpulkan suatu konsep matematika yang diingat dan
diketahui, sehingga dapat dengan mudah menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan matematika.
Kemampuan memahami suatu konsep yang baik akan memudahkan siswa
dalam memahami konsep konsep selanjutnya dan memudahkan siswa dalam
menyelesaikan matematika. Untuk mengetahui perkembangan pemahaman konsep
siswa dapat dilakukan dengan mengamati apakah indikator pemahaman konsep
siswa meningkat. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan tes pemahaman
konsep.
Adapun indikator pemahaman konsep matematis yang digunakan peneliti
dalam penelitian ini yaitu :
Tabel 2.2
Indikator pemahaman konsep
Dimensi Indikator pemahaman konsep matematis
Pemahaman konsep
siswa
Menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari
Menyajikan konsep dalam berbagai representasi
Mengaplikasikan konsep atau algoritma pada
pemecahan masalah
(Karunia & Mokhammad, 2017:81)
B. Studi Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dengan model pembelajaran ASSURE
yaitu:
Tabel 2.3
Studi Yang Relevan
No Nama Peneliti
(Tahun)
Judul
Penelitian
Jenis
Penelitian
Persamaan Dan
Perbedaan
1. Widia Maya
Sari dan
Endang
Susiloningsih
Penerapan Model
Assure Dengan
Metode Problem
Solving Untuk
Penelitian
eksperimen dengan
metode Problem
Solving. Setelah
Sama- sama
menggunakan
model pembelajaran
ASSURE.
(2015) Meningkatkan
Keterampilan
Berpikir Kritis
dilakukan penelitian
ternyata hasil belajar
siswa pada
eksperimen
mengalami
peningkatan
dibandingkan
dengan kelas
kontrol.
Perbedaannya yaitu
penelitian ini
digunakan pada
mata pelajaran
kimia dan variabel
Y yang diteliti
adalah keterampilan
berfikir kritis.
2. Andi
Asma(2021)
Pengaruh Model
Pembelajaran
Assure Terhadap
Kreativitas Dan
Hasil Belajar
Matematika
Peserta Didik
Jenis penelitian
eksperimental
dengan model
rancangan factorial
design. Setelah
dilakukan penelitian
ternyata terdapat
perbedaan hasil
belajar pada siswa
eksperimen dan
kelas kontrol.
Sama-sama
menggunakan
model pembelajaran
ASSURE.
Perbedaannya yaitu
penelitian ini
bersifat eksperimen
dan variabel Y yang
digunakan adalah
hasil belajar siswa,
sedangkan
penelitian yang
akan saya lakukan
bersifat kuantitatif
dengan variabel Y
yaitu kemampuan
pemahaman konsep
matematis siswa.
3. Fransisco Danil
C,dkk (2018)
Pembelajaran
Matematika
Dengan
Penelitian ini
merupakan
penelitian kuantitatif
Sama-sama
menggunakan
model pembelajaran
C. Kerangka Berpikir
Kerangka berfikir adalah model konseptual mengenai bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah
yang penting (Sugiyono, 2015:91). Proses pembelajaran dinyatakan berhasil atau
efektif apabila dapat menghasilkan aktivitas dan pemahaman konsep yang baik
bagi siswa. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu adanya peningkatan model
pembelajaran yang efektif dalam memahami konsep matematis siswa. Model
pembelajaran yang dapat digunakan guru untuk memperbaiki pemahaman konsep
matematis siswa salah satunya adalah model pembelajaran ASSURE. Model
ASSURE diharapkan mampu membuat siswa memahami konsep matematis.
Untuk memudahkan dalam pemahaman tersebut, maka alur kerangka kerja
yang digambarkan secara praktis mengenai “Efektifitas Penggunaan Model
Pembelajaran ASSURE Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis
Siswa Di Madrasah Tsanawiyah Mubtadi’in Penerokan” pada peta konsep berikut
ini:
Menggunakan
Model Assure
Pada Materi
Logaritma
dengan populasi
dalam seluruh siswa
kelas X SMA
Muhammadiyah
Sendang Agung
Setelah dilakukan
penelitian ternyata
terdapat perbedaan
hasil belajar pada
siswa eksperimen
dan kelas kontrol.
ASSURE.
Perbedaannya yaitu
penelitian ini
dilakukan di SMA
sedangkan
penelitian yang
akan saya lakukan
di MTS.
Gambar 2.1 Peta Konsep Kerangka Pikir
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban dari peneliti berdasarkan teori yang belum
dibuktikan (jawaban sementara) terhadap rumusan masalah penelitian, dimana
rumusan masalah penelitian sudah dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono,
2015:96).
Berdasarkan rumusan masalah maka hipotesis dalam penelitian ini adalah
“Terdapat Efektifitas penggunaan model pembelajaran ASSURE terhadap
kemampuan pemahaman konsep matematis siswa di Madrasah Tsanawiyah
Mubtadi’in Penerokan”.
1. Model pembelajaran masih bersifat teacher center sehingga guru lebih
aktif ketika proses pembelajaran.
2. Kurangnya kesadaran siswa dalam memahami konsep dasar
matematika.
3. Siswa merasa sukar ketika mengerjakan soal yang berbeda dengan yang
guru ajarkan.
4. Kemampuan pemahaman konsep matematika siswa masih rendah
Sumber Masalah Pembelajaran
Matematika
Pretest
Penerapan model pembelajaran
ASSURE
Mengetahui efektifitas penggunaan model pembelajaran ASSURE terhadap
kemampuan pemahaman konsep matematis siswa di MTs Mubtadi’in
Penerokan
Posttest
21
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di sekolah Madrasah Tsanawiyah Mubtadi’in
Penerokan yang terletak di JL. Bajubang Darat Km. 42 Desa Penerokan
Kecamatan Bajubang Kabupaten Batanghari. Penelitian ini dilakukan pada siswa
kelas VIII semester genap tahun ajaran 2021/2022. Berikut denah lokasinya:
Gambar 3.1 Denah Lokasi
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2021/2022
pada tanggal 19 Januari s.d 17 Februari 2022. Sekolah ini dipilih menjadi tempat
penelitian karena sekolah ini adalah lokasi observasi awal yang peneliti lakukan
ketika memulai pengerjaan skripsi.
B. Pendekatan Desain Penelitian
1. Pendekatan penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif karena karakteristik dari penelitian yang dilakukan sesuai dengan ciri-
ciri penelitian kuantitatif. Pendekatan kuantitatif memandang tingkah laku
manusia dapat diramal dari realitas sosial, objektif dan dapat diukur. Pendekatan
kuantitatif juga merupakan pendekatan yang paling baik untuk pengujian atau
penjelasan teori.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen.
Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam
kondisi yang terkendali (Sugiyono, 2015:107).
Penelitian eksperimen dimaksudkan untuk mengetahui kemurnian pengaruh X
terhadap Y dimana variabel X adalah model pembelajaran ASSURE dan variabel
Y adalah kemampuan pemahaman konsep matematis.
2. Desain Penelitian
Desain penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah Pre-
Eksperimental Design, karena pada penelitian ini tidak terdapat kelas kontrol
sebagai kelas pembanding. Tujuan digunakan desain penelitian ini adalah untuk
melihat efektifitas penggunaan suatu model pembelajaran pada satu kelas sampel
tanpa adanya kelas kontrol. Salah satu bentuk dari Pre-Eksperimental Design
yang digunakan dalam penelitian adalah One-Group Pretest-Posttest Design.
”Dalam perancangan ini terdapat pretest, sebelum diberi tindakan. Dengan
demikian hasil tindakan yang diterapkan dapat diketahui lebih akurat, karena
dapat dibandingkan dengan keadaan sebelum diberi tindakan” ( Sugiyono,
2015:110).
Peneliti akan menguji coba kemampuan pemahaman konsep matematis
siswa dengan cara memberikan pretest, sebelum menerapkan model pembelajaran
ASSURE pada materi statistik, kemudian membandingkannya dengan
memberikan posttest setelah menerapkan model pembelajaran ASSURE pada
materi statistik.
Menurut Sugiyono (2015:111) rancangan One-Group Pretest-Posttest Design
berbentuk sebagai berikut:
Gambar 3.2 Desain Penelitian
Keterangan:
: Nilai pretest (sebelum diberi perlakuan)
: Nilai posttest (setelah diberi perlakuan)
X : Treatment atau perlakuan penerapan model pembelajaran ASSURE
Adapun langkah-langkah dari desain ini adalah:
a. Lembar soal pretest siswa pada subjek sebelum diberikan tindakan.
Kemudian dihitung rata-rata untuk mengetahui pemahaman konsep matematis
siswa.
b. Kenakan perlakuan (X), yaitu penggunaan model pembelajaran ASSURE
pada subjek yang diberikan pretest selama jangka waktu tertentu.
c. Lembar soal posttest siswa untuk melihat kembali nilai rata rata dan
tingkat pemahaman konsep matematis siswa.
d. Bandingkan rata-rata jumlah siswa antara pretest dan posttest untuk melihat
perbedaan skor rata-rata pemahaman konsep martematis siswa sebelum dan
sesudah menggunakan model pembelajaran ASSURE atau pengaruh yang
ditimbulkan dari model pembelajaran yang diterapkan tersebut terhadap
pemahaman konsep matematis siswa.
C. Populasi Dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulan (Sugiyono, 2015:117).
𝑶𝟏 X 𝑶𝟐
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTS Mubtadi’in
Penerokan tahun ajaran 2021/2022.
Tabel 3.1
Jumlah siswa kelas VIII MTS Mubtadi’in Penerokan
No Kelas Jumlah
1 VIII 1 28
2 VIII 2 29
Jumlah 57
Sumber : Dokumentasi Mts Mubtadi’in Penerokan
2. Teknik Pengambilan Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono, 2015:118). Pengambilan sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik cluster random sampling atau sampel kelompok dalam hal
ini dapat dimaknai kelas atau kelompok sosial tertentu yang bila tidak dipilih
perkelompok akan mengganggu jalannya penelitian.
Pengambilan sampel dengan cluster random sampling dilakukan dengan cara
pengundian sebagai berikut:
1. Peneliti menyediakan lembar undian sebanyak populasi kelas VIII yang
ada, yaitu sebanyak dua lembar kertas undian. Lembar undian tersebut
bertuliskan kelas VIII 1 dan VIII 2.
2. Peneliti mengundi dengan satu kali undian, dimana lembar udian yang
muncul dijadikan sebagai sampel dan diberikan perlakuan dengan model
pembelajaran ASSURE.
Berdasarkan hasil pengundian pada kelas populasi didapatkan sampel
penelitian yaitu siswa kelas VIII 1 dengan jumlah siswa yaitu 28 orang. Sampel
tersebut akan diberikan perlakuan dengan memakai model pembelajaran
ASSURE.
D. Variabel-Variabel Dan Perlakuan Penelitian
Variabel penelitian merupakan segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
mengenai hal tersebut, kemudian ditarik sebuah kesimpulan (Sugiyono, 2015:60)
Macam-macam variabel dalam penelitian ini dibedakan menjadi :
1. Variabel Independen, variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus,
predictor, antecedent. Dalam Bahasa Indonesia sering disebut sebagai
variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen
(terikat).
2. Variabel Dependen, sering disebut sebagai variabel output, kriteria,
konsekuen. Dalam Bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel
terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2015:61).
Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat terindentifikasikan bahwa
penelitian ini mengandung dua variabel, yaitu :
1. Variabel bebas ( X ) yakni model pembelajaran ASSURE merupakan
perlakuan pada siswa kelas VIII pada materi statistik (mean, modus,
median). Pelaksanaannya disesuaikan dengan tahap-tahap penggunaan
model pembelajaran ASSURE.
2. Variabel terikat ( Y ) yakni kemampuan pemahaman konsep matematis
siswa. Kemampuan pemahaman konsep matematika siswa yang
dimaksud adalah kemampuan pemahaman konsep siswa terhadap
pelajaran matematika setelah diberi perlakuan.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk
mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2015:148).
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Tes Hasil Belajar
Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini instrumen
yang digunakan adalah “tes” dan perangkat pembelajaran berupa RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Tes dalam penelitian ini digunakan
untuk mengukur kemampuan pemahaman konsep matematika siswa terhadap
materi yang telah diberikan. Bentuk tes yang diberikan adalah berbentuk
uraian. Cara pemberian skornya adalah sebagai berikut:
Skor
Data yang diperoleh digunakan untuk mengukur keefektifan penggunaan
model pembelajaran ASSURE terhadap kemampuan pemahaman konsep
matematis siswa.
2. Catatan peneliti selama proses pembelajaran (Non tes)
Catatan peneliti selama proses pembelajaran bertujuan untuk melihat
aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Salah satu
komponenya adalah keaktifan dan pasrtisipasi siswa dalam berdiskusi
kelompok.
1. Model Pembelajaran ASSURE
a. Definisi Konseptual
Model pembelajaran ASSURE merupakan model desain pembelajaran
yang dikembangkan untuk menciptakan kegiatan pembelajaran yang efektif dan
efisien. Model pembelajaran ini menggambarkan langkah-langkah yang sistematik
dan menyeluruh tentang aktivitas yang dilakukan untuk medesain program
pembelajaran yang sukses (Pribadi, 2011). Model pembelajaran ASSURE
berorientasi pada kelas dengan memanfaatkan media dan teknologi yang bertujuan
untuk menciptakan pembelajaran menjadi efektif dan efisien.
b. Definisi Operasional
Pembelajaran ASSURE terdiri dari enam tahapan yaitu 1). Analyze learner
characteristics (Analisis karakter siswa), 2). State performance objectives
(Menetapkan kompetensi), 3). Select methods, media, and materials (Memilih
metode, media, dan bahan ajar), 4). Utilize materials (Pemanfaatan bahan ajar dan
media pembelajaran), 5). Requires learner participation (Melibatkan siswa dalam
proses pembelajaran), 6). Evaluate and revise (Evaluasi dan revisi).
Pembelajaran ASSURE pada penelitian ini berfokus pada tahap pemilihan
metode, media dan bahan ajar serta melihat keaktifan siswa dalam proses
pembelajaran. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu metode diskusi
kelompok dan media yang digunakan adalah media Powerpoint (PPT).
Langkah-langkah metode diskusi adalah:
1. Memilih topik yang akan didiskusikan, pada penelitian ini topik yang akan
dibahas yaitu materi statistika.
2. Membentuk kelompok diskusi yang terdiri dari 5-6 anggota setiap
kelompok dan dipimpin oleh seorang ketua dan seorang notulen.
Pembagian anggota kelompok dilakukan secara acak.
3. Setiap kelompok melakukan diskusi secara bersamaan dengan
memperhatikan media powerpoint yang disediakan, sedangkan guru
memperhatikan dan memberi petunjuk bila diperlukan.
4. Laporan hasil diskusi, hasil diskusi dilaporkan secara tertulis oleh setiap
kelompok kemudian akan diadakan forum diskusi untuk menanggapi
setiap laporan.
2. Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis
a. Definisi Konseptual
Kemampuan memahami konsep matematika adalah kemampuan siswa
untuk memahami, menjelaskan, dan menyimpulkan suatu konsep matematika
yang diingat dan diketahui tanpa menghafal, sehingga siswa dapat dengan mudah
memecahkan masalah yang berkaitan dengan masalah matematika. Kemampuan
memahami konsep yang baik akan memudahkan siswa dalam memahami konsep
selanjutnya dan memudahkan siswa dalam menyelesaikan masalah matematika.
Kemampuan memahami konsep matematika dalam penelitian ini merupakan
kemampuan individu dalam menyerap dan memahami ide-ide matematika. Tujuan
yang ingin dicapai dari pemahaman konsep ini adalah untuk menunjukkan
pemahaman terhadap konsep matematika yang dipelajarinya, menjelaskan
hubungan antar konsep dan menerapkan konsep secara luwes, akurat, efisien dan
tepat dalam pemecahan masalah.
b. Definisi Operasional
Kemampuan pemahaman konsep matematis dalam penelitian ini adalah
kemampuan siswa dalam memahami konsep-konsep yang dapat dilihat dari
penyelesaian soal-soal yang diberikan sesuai dengan indikator pemahaman konsep
yaitu:
1) Menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari yaitu kemampuan siswa
untuk mengungkapkan kembali apa yang telah dikomunikasikan
kepadanya.
2) Menyajikan konsep dalam berbagai representasi adalah kemampuan siswa
dalam memaparkan konsep secara berurutan dan sistematis.
3) Mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah adalah
kemampuan siswa menggunakan konsep serta prosedur dalam
menyelesaikan soal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
Kemampuan pemahaman konsep pada penelitian ini akan dilihat dari nilai
pretest dan posttest. Sebelum diberi perlakuan siswa akan diberikan soal pretest
untuk melihat kemampuan awal siswa, setelah diberikan perlakuan dengan
menggunakan model pembelajaran ASSURE siswa akan diberikan soal posttest
untuk melihat apakah terdapat perbedaan hasil antara nilai pretest dan posttest.
Secara operasional pemahaman konsep matematis siswa adalah skor yang
diperoleh siswa atas kemampuannya dalam menjawab soal uraian matematika
yang didasari pada indikator pemahaman konsep matematis. Soal uraian yang
diberikan berjumlah 5 soal. Dengan nilai maksimal yang akan diperoleh siswa
adalah 100 dan minimal 0.
3. Kisi-Kisi Instrumen Tes
Kisi-kisi kemampuan pemahaman konsep matematika siswa merupakan
pedoman peneliti dalam membuat butir-butir soal uraian yang akan diberikan
kepada subyek penelitian. Berikut adalah kisi-kisi instrumen tes kemampuan
pemahaman konsep matematika siswa (Karunia & Ridwan Yudhanegara,
2017:81).
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis
No Indikator Pemahaman
Konsep
Indikator Soal Nomor
Soal
1 Menyatakan ulang konsep
yang telah dipelajari.
Menyelesaikan
permasalahan yang
berkaitan dengan ukuran
pemusatan data tunggal.
5
2 Menyajikan konsep dalam
berbagai representasi.
Menyelesaikan
permasalahan yang
berkaitan dengan modus dan
median data tunggal
1
3 Menyajikan konsep dalam
berbagai representasi.
Menyelesaikan
permasalahan yang
berkaitan dengan ukuran
pemusatan data kelompok.
2
4 Mengaplikasikan konsep
atau algoritma pada
pemecahan masalah.
Menyelesaikan soal cerita
yang berkaitan dengan
mean.
3
5 Mengaplikasikan konsep
atau algoritma pada
pemecahan masalah.
Menyelesaikan
permasalahan yang
berkaitan dengan ukuran
pemusatan data dengan
menggunakan diagram
lingkaran.
4
Jumlah 5
Sedangkan pedoman penskorannya disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 3.3
Rubrik Penilaian Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis
No Indikator Realisasi Skor
1. Menyatakan ulang
konsep yang telah
dipelajari
Tidak ada jawaban atau tidak ada ide
matematika yang muncul sesuai dengan
soal
0
Ide matematika telah muncul namun
belum dapat menyatakan ulang konsep
dengan tepat dan hanya sedikit yang
benar
1
Dapat menyatakan ulang sebuah konsep
namun belum dapat dikembangkan dan
masih separuh yang benar
2
Dapat menyatakan ulang sebuah konsep
sesuai dengan definisi namun masih ada
sedikit kesalahan.
3
Dapat menyatakan ulang suatu konsep
sesuai dengan konsep yang dimiliki
objek, telah dapat dikembangkan dan
jawaban benar
4
2. Menyajikan konsep
dalam berbagai
representasi
Tidak ada jawaban atau tidak ada ide
matematika yang muncul sesuai dengan
soal.
0
Ide matematika telah muncul namun
belum dapat menyajikan konsep dalam
berbagai representasi matematis dan
hanya sedikit yang benar.
1
Dapat menyajikan konsep dalam berbagai
bentuk representasi matematis masih 2
separuh yang benar.
Dapat menyajikan konsep dalam berbagai
bentuk representasi matematis namun
masih ada sedikit kesalahan.
3
Dapat menyajikan konsep dalam bentuk
representasi matematika yang benar. 4
3. Mengaplikasikan
konsep atau
algoritma pada
pemecahan masalah
Tidak ada jawaban atau tidak ada ide
matematika yang muncul sesuai dengan
soal.
0
Ide matematika telah muncul namun
belum dapat mengaitkan berbagai konsep
matematika dan hanya sedikit yang benar
1
Dapat mengaplikasikan berbagai konsep
matematika namun masih separuh yang
benar
2
Dapat mengaplikasikan berbagai konsep
matematika namun masih ada sedikit
kesalahan.
3
Mampu mengaplikasikan berbagai
konsep matematika dan memilih prosedur
dengan benar.
4
(Abdul Majid. 2014:195)
4. Kalibrasi Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar
siswa, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur sejauh mana siswa menguasai
materi yang telah diberikan. Tes sebagai instrumen pengumpulan data adalah
Nilai Siswa 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
serangkaian pernyataan atau latihan yang digunakan untuk mengukur
keterampilan pengetahuan. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
untuk mengukur pemahaman konsep matematika siswa. Tes yang digunakan
adalah tes esai dengan 5 soal yang divalidasi menggunakan validitas konstruk.
Sebelum tes dilakukan, soal tes harus divalidasi terlebih dahulu oleh ahli yang
disebut validator. Tes yang digunakan dalam penelitian perlu diuji validitasnya
agar ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sesuai, sehingga benar-
benar menilai apa yang seharusnya dinilai. Uji validitas yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan uji validitas rasional, yaitu validitas konstruksi dan
validitas isi. Validitas konstruksi adalah uji validitas dengan meminta pendapat
ahli tentang instrumen yang telah disusun, mungkin para ahli akan memberikan
keputusan berupa instrumen yang dapat digunakan tanpa perbaikan, ada
perbaikan, dan mungkin dirombak total. Sedangkan validitas isi adalah uji
validitas dengan cara membandingkan isi instrumen dengan materi pelajaran yang
diajarkan (Sugiyono, 2015:182).
Secara teknis, uji validitas konstruksi dan validitas isi dapat dibantu
dengan menggunakan instrument grid, atau matriks pengembangan instrumen.
Dalam kisi-kisi tersebut terdapat variabel yang diteliti, indikator sebagai tolak
ukur dan nomor butir (item) pertanyaan atau pernyataan yang telah diuraikan dari
indikator. Dengan kisi-kisi instrumen, pengujian validitas dapat dilakukan dengan
mudah dan sistematis oleh tim validitas pertanyaan atau instrumen.
F. Teknik Analisis Data
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data dimaksudkan untuk mengetahui apakah data-data yang
digunakan berdistribusi normal atau tidak. Untuk pengujian tersebut digunakan
rumus uji liliefors karena sampel kurang dari 30, dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Pengamatan dijadikan bilangan baku dengan
menggunakan rumus:
( dan masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan
baku sampel).
b. Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal
baku, kemudian dihitung peluang .
c. Selanjutnya dihitung proporsi yang lebih kecil atau sama
dengan . Jika proporsi ini dinyatakan oleh maka
.
d. Hitunglah selisih kemudian tentukan harga mutlaknya.
e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih
tersebut. sebutlah harga terbesar ini dengan .
f. Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, dibandingkan dengan nilai
kritis atau untuk taraf nyata yang dipilih.
Kriterianya adalah tolak hipotesis nol bahwa data berdistribusi normal jika
yang diperolah dari data pengamatan melebihi . Dalam hal
lainnya hipotesis nol diterima (Sudjana, 2005:466).
2. Uji Homogenitas Varians Populasi
Pengujian ini dilakukan karena peneliti akan menggeneralisasikan hasil
penelitian terhadap populasi penelitian. Dalam arti bahwa apabila data yang
diperoleh homogen maka kelompok-kelompok sampel berasal dari populasi yang
sama. Untuk menguji homogen data test pemahaman konsep digunakan uji
dengan rumus sebagai berikut:
Kriteria pengujian sebagai berikut :
Jika , Tidak Homogen
Jika , Homogen
Dengan didapat dari distribusi dengan derajat kebebasan masing-masing
sesuai dengan dk pembilang dan dk penyebut pada taraf .
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah uji “ ” (uji t
berpasangan). Uji “t” berpasangan adalah pengujian yang digunakan untuk
membandingkan selisih skor rata-rata pretest dan posttest dari dua sampel yang
berpasangan dengan asumsi data berdistribusi normal. Sampel dalam penelitian
ini adalah sampel kecil yang satu sama lainnya saling berhubungan, maka rumus
yang di gunakan adalah:
Keterangan :
Nilai t yang dihitung
= Mean Differensial
= Standar Error Dari Mean Differensial
Kriteria pengambilan keputusan adalah:
Jika , berbeda secara signifikan ( ditolak )
Jika , tidak berbeda secara signifikan ( diterima),
dimana α = 5% dan .
4. Uji N-Gain
N-Gain score adalah uji analisis data yang digunakan untuk mengetahui
selisih rata-rata pretest dan posttest. N-Gain score juga digunakan untuk
mengetahui adanya peningkatan atau penurunan skor, untuk mengetahui
keefektifan sistem pembelajaran yanag digunakan (Nikmatus Solikha, 2020:33).
Uji N-Gain digunakan untuk mengetahui efektifitas penggunaan model
pembelajaran ASSURE terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis
siswa. Uji N-Gain ini digunakan jika terdapat perbedaan yang signifikan antara
rata-rata nilai pretest dan posttest melalui uji “t”. Untuk menghitung N-Gain dapat
menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
Skor ideal adalah nilai maksimal (tertinggi) yang dapat diperoleh kategori
perolehan nilai N-Gain score.
Untuk menentukan atau mengetahui tingkat efektifitas dari suatu metode atau
sistem tertentu yang dilakukan, terdapat tabel yang bisa digunakan yaitu:
Tabel 3.4
Kategori Pembagian Skor N-Gain
Nilai N-Gain Kategori
Tinggi
Sedang
Rendah
Sumber: Hake, R.R 1999 ( dalam Nikmatus Solikha, 2020:37)
Tabel 3.4 diatas merupakan bentuk tafsiran untuk mengetahui efektifitas
penggunaan suatu metode atau sistem pembelajaran menggunakan nilai N-Gain
score asli. Jika didapat skor N-Gain kecil dari 0,3 maka masuk dalam kategori
rendah. Jika didapat skor N-Gain besar dari 0,3 dan kurang dari 0,7 maka masuk
kedalam kategori sedang. Jika didapat skor N-Gain lebih besar dari 0,7 maka
masuk kedalam kategori tinggi.
Tabel 3.5
Kategori Tafsiran Efektifitas N-Gain
Presentase (%) Penilaian
Tidak Efektif
Kurang Efektif
Cukup Efektif
Efektif
Sumber: Hake, R.R 1999 ( dalam Nikmatus Solikha, 2020:38)
Tabel 3.5 diatas merupakan bentuk tafsiran untuk mengetahui efektifitas
penggunaan suatu metode atau sistem pembelajaran menggunakan nilai N-Gain
score yang telah dipersenkan (%). Jika didapat skor kurang dari 40% dengan
penilaian tidak efektif sedangkan jika didapat skor lebih dari 76% maka termasuk
kedalam penilaian efektif.
G. Hipotesis Statistik
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2015:96). Hipotesis statistik pada penelitian ini
adalah:
Keterangan:
Tidak terdapat efektifitas dari penggunaan model pembelajaran ASSURE
terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis siswa.
Terdapat efektifitas dari penggunaan model pembelajaran ASSURE
terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis siswa.
Skor rata-rata posttest
Skor rata-rata pretes
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Mubtadi’in Penerokan.
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan efektifitas penggunaan model
pembelajaran ASSURE terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis
siswa. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik cluster random
sampling. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah siswa kelas VIII 1
yang berjumlah 28 orang. Proses pembelajaran dilaksanakan selama menit
setiap pertemuannya. Setiap satu minggu diadakn pertemuan 1 kali, penelitian
dilakukan selama kali pertemuan termasuk pretest dan posttest. Materi yang
diajarkan pada penelitian ini adalah materi statistika. Instrument yang digunakan
dalam penelitian ini berupa tes yang terdiri dari soal essay yang telah di validasi
oleh tim ahli. Data tes yang diperoleh digunakan untuk mengetahui apakah
terdapat perbedaan rata-rata hasil kemampuan pemahaman konsep matematis
siswa pada kelas VIII yang dijadikan sebagai sampel penelitian di Madrasah
Tsanawiyah Mubtadi’in Penerokan.
Sebelum proses pembelajaran dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan tes
awal (pretest) untuk mengetahui kemampuan awal pemahaman konsep siswa
sebelum diterapkannya model pembelajaran ASSURE dengan bantuan metode
diskusi. Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah materi statistika.
Sebelum pretest dilaksanakan, peneliti melakukan ice breaking dengan
memberikan sebuah permainan yang berkaitan dengan perkalian untuk
membangkitkan semangat belajar siswa dan meningkatkan konsentrasi siswa.
Setelah siswa berkonsentrasi dengan baik, peneliti memberikan gambaran materi
yang berkaitan dengan soal pretest. Kondisi siswa pada saat ini masih cenderung
diam dan malu untuk bertanya. Selanjutnya peneliti membagikan soal pretest ke
masing-masing siswa untuk dikerjakan secara individu dalam waktu 60 menit.
Pada saat siswa mengerjakan soal pretest, peneliti melakukan pengamatan
terhadap siswa. Setiap siswa mengerjakan soal dengan serius namun ada beberapa
siswa yang terlihat tidak berkonsentrasi ketika mengerjakan. Setelah waktu habis,
siswa diminta untuk mengumpulkan lembar jawaban untuk diperiksa. Pengolahan
nilai yang dilakukan yaitu dengan menambahkan setiap nilai yang didapat lalu
dibagi dengan nilai keseluruhan dan dikalikan dengan seratus. Soal pretest yang
terdiri dari 5 soal essay masing-masing soal mempunyai jumlah nilai 4, hal ini
dilihat berdasarkan rubrik penilaian kemampuan pemahaman konsep. Sehingga
skor total dari kelima soal tersebut adalah 20 dan skor maksimal yang dapat
diperoleh siswa adalah 100 dan skor minimal adalah 0.
Berdasarkan hasil perhitungan, dapat dilihat bahwa rara-rata siswa
mempunyai kemampuan pemahaman konsep yang masih rendah. Dapat dilihat
dari salah satu lembar jawaban yang dikerjakan siswa berinisial NA sebagai
berikut:
Gambar 4.1 Hasil Jawaban Siswa Pada Pretest
Sumber: Dokumentasi Hasil Jawaban Siswa Di Madrasah Tsanawiyah
Mubtadi’in Penerokan.
Hasil jawaban siswa pada Gambar 4.1 kelas VIII terlihat bahwa siswa
belum bisa memahami konsep dari materi statistika tersebut. Dimana siswa harus
mampu untuk menyelesaikan soal sesuai dengan rumus yang telah diberikan dan
menyelesaikan soal dengan langkah-langkah yang sesuai. Namun, hasil jawaban
pretest siswa yang terlihat pada gambar menunjukkan bahwa jawaban siswa
belum memenuhi indikator pemahaman konsep tersebut.
Terdapat kesalahan-kesalahan dalam penyelesaian soal yang diberikan. Masih
terdapat soal yang tidak bisa dikerjakan oleh siswa dan siswa masih kurang teliti
dalam mengerjakan soal yang lainnya. Salah satu solusi untuk mengatasi masalah
diatas yang dapat dilakukan adalah dengan mengoptimalkan cara penyampaian
materi agar siswa lebih tertarik dan aktif dalam proses pembelajaran. Salah
satunya adalah dengan menggunakan suatu media pembelajaran yang sesuai
dengan materi yang diajarkan. Media pembelajaran adalah alat yang
menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan yang terkandung dalam materi
pelajaran kepada siswa secara langsung (Arsyad dalam Nurhalipah, 2020:5).
Melihat hasil kemampuan pemahaman konsep siswa yang masih rendah,
peneliti memberikan perlakuan dengan menerapkan model pembelajaran
ASSURE dengan metode diskusi dan menggunakan media berupa powerpoint
(PPT) pada proses pembelajaran selanjutnya agar siswa lebih tertarik dalam
memahami materi statistika. Tujuan diterapkannya model pembelajaran ini agar
kemampuan pemahaman konsep siswa menjadi lebih baik dan siswa dapat
menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi
lebih efektif. Sebelum pembelajaran dimulai peneliti menyiapkan peralatan yang
dibutuhkan untuk menunjang kegiatan belajar agar berjalan efektif dan sesuai
dengan rencana.
Pertemuan kedua dan ketiga siswa mulai menerapkan model pembelajaran
ASSURE dengan metode diskusi dan media powerpoint. Kegiatan pembelajaran
dimulai dengan siswa membaca doa belajar secara bersama-sama dengan khidmat.
Setelah itu peneliti mengecek kehadiran siswa dengan memanggil nama setiap
siswa dan meminta siswa untuk mempersiapkan peralatan yang dibutuhkan.
Selanjutnya peneliti melakukan tanya jawab terkait materi dasar yang akan
diajarkan. Untuk meningkatkan konsentrasi dan semangat belajar siswa, peneliti
melakukan ice breaking dengan memberikan permainan terkait perkalian dan
penjumlahan. Permainan ini diikuti oleh semua siswa dengan cara berdiri dan
menggerakkan tangan secara bersamaan, kemudian peneliti menyebutkan soal
terkait perkalian dan siswa menjawab hasilnya dengan menunjukkan jari
tangannya sesuai hasil perkalian. Ketika siswa sudah berkonsentrasi penuh dan
semangat dalam belajar peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran, manfaat dan
cakupan materi yang akan diberikan.
Langkah pembelajaran selanjutnya adalah siswa mengamati dan
memahami materi yang telah ditayangkan pada slide powerpoint kemudian
peneliti memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya terkait materi yang
belum dipahami. Cara agar siswa dapat lebih memahami konsep materi yang
disampaikan adalah dengan membuat kerja kelompok, siswa dibagi menjadi
beberapa kelompok yang terdiri dari 5-6 siswa perkelompoknya. Pembagian
kelompok ini dilakukan dengan cara menghitung angka satu sampai lima. Setiap
siswa yang mendapatkan angka 1 berarti menjadi kelompok satu begitu seterusnya
sampai dengan kelompok kelima. Setelah pembentukan kelompok siswa diminta
untuk mendiskusi, mengumpulkan informasi dan bertukar informasi terkait materi
yang telah ditayangkan pada powerpoint. Siswa menjadi aktif dan sangat antusias
dalam proses pembelajaran. Komunikasi yang terjadi tidak hanya satu arah antara
guru dan siswa melainkan komunikasi antar siswa juga terjadi komunikasi yang
baik dalam proses pembelajaran. Kemudian setiap kelompok diberikan lembar
kerja berupa soal-soal yang berbeda tiap kelompoknya untuk didiskusikan dan
dikerjakan secara berkelompok dalam waktu 15 menit. Pada saat siswa
mengerjakan soal yang diberikan, peneliti mengamati setiap kelompok untuk
melihat keaktifan dan pemahaman terkait materi yang telah diberikan. Suasana
belajar menjadi lebih aktif ketika siswa bergabung dalam satu kelompok untuk
saling bertukar informasi terkait materi yang diberikan.
Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil yang telah dikerjakan
didepan kelas secara bergantian sedangkan kelompok lainnya menyimak dan
menanggapi. Melihat dari hasil diskusi yang telah diselesaikan oleh masing-
masing kelompok, siswa sudah dapat memahami materi dengan baik dan bisa
menyelesaikan soal yang diberikan meskipun masih terdapat kelompok yang
belum tepat dalam menyelesaikan soal yang diberikan. Setelah pembelajaran
selesai siswa diminta untuk menyimpulkan materi pembelajaran. Siswa diberikan
satu buah soal kuis untuk menguji pemahaman siswa terkait pembelajaran yang
telah dilaksanakan. Pertemuan selanjutnya peneliti memberikan soal-soal latihan
untuk memperkuat pemahaman konsep siswa terkait materi statistika.
Proses pembelajaran yang telah dilaksanakan, pada pertemuan terakhir
dilakukan tes akhir (posttest) untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan
kemampuan pemahaman konsep matematis siswa setelah diberi perlakuan dengan
model pembelajaran ASSURE. Pemberian ice breaking berupa permainan
perkalian dilakukan agar siswa fokus dan lebih berkonsentrasi dalam mengerjakan
soal posttest. Soal posttest yang diberikan sama dengan soal pretest yaitu
berjumlah 5 soal essay. Waktu yang diberikan untuk mengerjakan soal posttest
selama 60 menit dan dikerjakan secara individu oleh maing-masing siswa. Siswa
mengerjakan soal dengan serius, berkonsentrasi dan fokus. Setelah 60 menit
berlalu, siswa diminta untuk mengumpulkan lembar jawaban kepada peneliti
untuk diperiksa. Sistem penskoran pada posttest sama dengan penskoran pada
pretest yaitu dengan menjumlahkan setiap skor yang diperoleh kemudian dibagi
dengan skor total dan dikalikan dengan seratus. Soal posttest yang terdiri dari 5
soal essay masing-masing soal memiliki jumlah nilai 4, hal ini dilihat berdasarkan
rubrik penilaian kemampuan pemahaman konsep. Sehingga skor total dari kelima
soal tersebut adalah 20 dan skor maksimal yang dapat diperoleh siswa adalah 100
dan skor minimal adalah 0. Hasil nilai posttest yang diperoleh siswa mengalami
peningkatan dari hasil pretest sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari salah satu
lembar jawaban siswa yang berisial NA sebagai berikut:
Gambar 4.2 Hasil Jawaban Siswa Pada Posttest
Sumber: Dokumentasi Hasil Jawaban Siswa Di Madrasah Tsanawiyah
Mubtadi’in Penerokan.
Berdasarkan hasil jawaban siswa pada Gambar 4.2 kelas VIII terlihat
bahwa siswa telah dapat memahami konsep dari materi statistika tersebut. Siswa
telah mampu untuk menyelesaikan soal sesuai dengan rumus yang telah diberikan
dan menyelesaikan soal dengan langkah-langkah yang sesuai. Sehingga, hasil
jawaban posttest siswa yang terlihat pada gambar menunjukkan bahwa jawaban
siswa telah memenuhi indikator pemahaman konsep tersebut.
Setelah dilaksanakannya pretest dan posttest, selanjutnya peneliti
melakukan analisis untuk menghitung selisih rata-rata antara skor pretest dan skor
posttest kemampuan pemahaman konsep siswa.
1. Hasil Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa (Skor Pretest).
Peneliti melakukan Pretest pada kelas VIII 1 untuk mengetahui skor awal
kemampuan pemahaman konsep matematis siswa. Skor Pretest kemampuan
pemahaman konsep matematis siswa dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 4.1
Skor Pretest Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa
No Nama Siswa Soal Jumlah
Skor
Nilai
Tes 1 2 3 4 5
1 AFM 3 4 0 0 3 10 50
2 ASM 4 2 0 1 2 9 45
3 DR 3 4 0 0 0 7 35
4 DM 3 4 0 0 0 7 35
5 EW 3 2 0 0 3 8 40
6 ESR 4 4 0 0 4 12 60
7 FMR 4 4 0 0 4 12 60
8 FKA 4 4 0 0 3 11 55
9 IH 2 3 0 0 3 8 40
10 MAA 4 1 0 0 4 9 45
11 MS 2 4 0 0 3 9 45
12 MKA 2 4 0 1 2 9 45
13 MS 3 4 0 0 3 10 50
14 NA 4 4 0 0 3 11 55
15 NDY 4 3 0 0 4 11 55
16 NNR 3 4 0 0 4 11 55
17 PAJ 2 4 0 1 2 9 45
18 PDS 4 4 0 0 4 12 60
19 RAF 3 4 0 0 1 8 40
20 RS 4 3 0 0 4 11 55
21 RO 4 4 0 1 4 13 65
22 RA 4 3 0 0 3 10 50
23 SW 4 3 0 1 4 12 60
24 SA 2 4 0 0 2 8 40
25 SN 4 4 0 0 0 8 40
26 SG 4 3 0 0 3 10 50
27 TJ 4 3 0 0 3 10 50
28 UK 3 3 0 0 2 8 40
a. Sebaran Data
50 45 35 35 40 60 60 55 40 45
45 45 50 55 55 55 45 60 40 55
65 50 60 40 40 50 50 40
b. Skor Tertinggi Dan Skor Terendah
Skor tertinggi
Skor terendah
c. Menentukan Tabel Distribusi Frekuensi
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Nilai Pretest
Nilai
∑
∑
∑
d. Diagram
Gambar 4.3
Diagram Batang Skor Pretest Kemampuan Pemahaman Konsep
Matematis Siswa
0
1
2
3
4
5
6
7
35 40 45 50 55 60 65
Fre
ku
ensi
Nilai
e. Mencari Mean
∑
f. Mencari Median
(
)
(
)
(dapat dibulatkan menjadi )
g. Mencari Modus
40 (memiliki frekuensi paling banyak)
h. Mencari Standar Deviasi
√∑
√
√
i. Mencari Standar Error
√
√
=
√
2. Hasil Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa (Skor Posttest).
Peneliti memberikan soal posttest untuk mengetahui skor akhir
kemampuan pemahaman konsep matematis siswa. Skor posttest kemampuan
pemahaman konsep matematis siswa dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.3
Skor Posttest Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa
No Nama Siswa Soal Jumlah
Skor
Nilai
Tes 1 2 3 4 5
1 AFM 4 4 2 2 4 16 80
2 ASM 4 4 2 2 4 16 80
3 DR 4 4 2 3 4 17 85
4 DM 4 4 2 2 4 16 80
5 EGW 4 4 3 3 4 18 90
6 ESR 4 4 2 4 4 18 90
7 FMR 4 4 2 4 4 18 90
8 FKA 4 4 3 4 4 19 95
9 IH 4 4 2 2 4 16 80
10 MAA 4 4 2 4 4 18 90
11 MS 4 4 2 3 4 17 85
12 MKA 4 4 2 2 4 16 80
13 MS 4 4 3 2 4 17 85
14 NA 4 4 4 4 4 20 100
15 NDY 4 4 4 2 4 18 90
16 NNR 4 4 3 4 4 19 95
17 PAJ 4 4 3 2 4 17 85
18 PDS 4 4 3 3 4 18 90
19 RAF 4 4 3 3 4 18 90
20 RS 4 4 2 2 4 16 80
21 RO 4 4 4 4 4 20 100
22 RA 4 4 3 3 4 18 90
23 SW 4 4 3 3 4 18 90
24 SA 4 4 3 4 4 19 95
25 SN 4 4 3 4 4 19 95
26 SG 4 4 3 2 4 17 85
27 TJ 4 3 2 2 4 15 75
28 UK 4 4 3 2 4 17 85
a. Sebaran Data
80 80 85 80 90 90 90 95 80 90
85 80 85 100 90 95 85 90 90 80
100 90 90 95 95 85 75 85
b. Skor Tertinggi Dan Skor Terendah
Skor tertinggi
Skor terendah
c. Menentukan Tabel Distribusi Frekuensi
Tabel 4.4
Distribusi Frekuensi Skor Posttest
Nilai
∑
∑
∑
d. Diagram
Gambar 4.4
Diagram Batang Skor Pretest Kemampuan Pemahaman Konsep
Matematis Siswa
e. Mencari Mean
∑
0
2
4
6
8
10
75 80 85 90 95 100
Fre
ku
ensi
Nilai
f. Mencari Median
(
)
(
)
g. Mencari Modus
90 (memiliki frekuensi paling banyak)
h. Mencari Standar Deviasi
√∑
√
√
i. Mencari Standar Error
√
√
=
√
3. Perbedaan Hasil Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa.
Perbedaan hasil kemampuan pemahaman konsep matematis siswa sebelum
dan setelah menerapkan model pembelajaran ASSURE dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 4.5
Perbedaan Hasil Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa
No Ukuran Penetapan Pretest Posttest
1 Skor Tertinggi
2 Skor Terendah
3 Mean
4 Median
5 Modus
6 Standar Deviasi
7 Standar Error
Sebagaimana ditunjukkan tabel 4.5 diperoleh bahwa skor tertinggi pada
saat posttest yaitu 100 lebih besar dibandingkan dengan skor tertinggi pada saat
pretest yaitu sebesar 65, kemudian didapatkan rata-rata posttest yaitu 87,68 lebih
tinggi daripada rata-rata pretest yaitu 48,75 artinya terdapat perbedaan antara skor
pretest dan posttest dengan menerapkan model pembelajaran ASSURE. Nilai
standar deviasi pada saat pretest yaitu dan nilai standar deviasi pada saat
posttest yaitu , kedua nilai standar deviasi tersebut memiliki nilai yang lebih
kecil dibandingkan dengan nilai meannya artinya data kurang bervariasi karena
nilai standar deviasinya lebih kecil dari pada mean.
Standar deviasi merupakan suatu nilai yang dipakai untuk menentukan
persebaran data pada suatu sampel dan untuk melihat seberapa dekat data-data
tersebut dengan nilai meannya. Standar deviasi adalah suatu gambaran dari rata-
rata penyimpangan data dari suatu mean. Standar deviasi dapat menggambarkan
seberapa besar variasi data, dimana jika nilai standar deviasinya lebih besar dari
nilai mean dapat diartikan nilai mean merupakan representasi yang buruk dari
keseluruhan data, sedangkan jika nilai standar deviasinya lebih kecil dari nilai
mean berarti menunjukkan bahwa nilai mean dapat digunakan sebagai
representasi dari keseluruhan data. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan model
pembelajaran ASSURE lebih efektif terhadap kemampuan pemahaman konsep
matematis siswa pada siswa kelas VIII 1 madrasah tsanawiyah mubtadi’in
penerokan.
B. Analisis Data
Terdapat efektifitas atau tidaknya dari penerapan model pembelajaran
ASSURE terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis siswa dapat di
ukur dengan menggunakan rumus uji "t" dan“ uji “N-Gain”. Analisis ini bertujuan
untuk menjawab rumusan masalah yang diajukan, sebelum melakukan analisis uji
lanjut perlu terlebih dahulu melakukan uji prasyarat analisis yaitu uji normalitas
dan uji homogenitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk melihat apakah data
pretest dan data posttest dari sampel yang diteliti berdistribusi normal atau
tidak. Uji yang digunakan yaitu uji Lilifors. Berdasarkan uji lilifors
(perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran) diperoleh hasil uji
normalitas data pretest dan posttest sebagai berikut:
Tabel 4.6
Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest
Data Kesimpulan
Pretest Normal
Posttest Normal
Berdasarkan tabel diatas, pretest dan posttest memiliki
menunjukkan bahwa kelas sampel berdistribusi normal pada tingkat
kepercayaan 95% serta
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk menentukan variansi data dari sampel
yang dianalisis homogen atau tidak. Uji homogenitas yang digunakan adalah
uji varians (perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran). Pada uji
homogenitas didapat data sebagai berikut:
Tabel 4.7
Hasil Uji Homogenitas
Varians terbesar Varians terkecil Keterangan
Homogen
Berdasarkan tabel didapatkan hitung = 1,673; dengan taraf nyata = 0,05
dan dk pembilang = serta dk penyebut =
, maka didapatkan . Karena yaitu
1,673 < 1,904 maka dapat disimpulkan bahwa diterima, sampel homogen.
3. Uji Hipotesis
Setelah mengetahui data yang diperoleh berdistribusi normal dan memiliki
varian yang homogen, maka selanjutnya dilakukan uji hipotesis dengan
menggunakan .
a. Nilai tes
Tabel 4.8
Nilai Tes Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa
No
Nama siswa
Nilai tes kemampuan pemahaman
konsep matematis siswa
Pretest (X) Posttest (Y)
1 AFM 50 80
2 ASM 45 80
3 DR 35 85
4 DM 35 80
5 EGW 40 90
6 ESR 60 90
7 FMR 60 90
8 FKA 55 95
9 IH 40 80
10 MAA 45 90
11 MS 45 85
12 MKA 45 80
13 MS 50 85
14 NA 55 100
15 NDY 55 90
16 NNR 55 95
17 PAJ 45 85
18 PDS 60 90
19 RAF 40 90
20 RS 55 80
21 RO 65 100
22 RA 50 90
23 SW 60 90
24 SA 40 95
25 SN 40 95
26 SG 50 85
27 TJ 50 75
28 UK 40 85
Tabel 4.9
Perhitungan Untuk Memperoleh Mean Dan SD Nilai Tes Kemampuan
Pemahaman Konsep Matematis Siswa Pada Pretest Dan Posttest
No
Nama
siswa
Nilai tes kemampuan
pemahaman konsep
matematis siswa
Pretest (X) Posttest
(Y)
1 AFM 50 80
2 ASM 45 80
3 DR 35 85
4 DM 35 80
5 EGW 40 90
6 ESR 60 90
7 FMR 60 90
8 FKA 55 95
9 IH 40 80
10 MAA 45 90
11 MS 45 85
12 MKA 45 80
13 MS 50 85
14 NA 55 100
15 NDY 55 90
16 NNR 55 95
17 PAJ 45 85
18 PDS 60 90
19 RAF 40 90
20 RS 55 80
21 RO 65 100
22 RA 50 90
23 SW 60 90
24 SA 40 95
25 SN 40 95
26 SG 50 85
27 TJ 50 75
28 UK 40 85
∑
∑
1) Mencari Mean dari perbedaan skor pretest dan posttest
∑
2) Mencari Standar Deviasi perbedaan skor pretest dan posttest
√∑
(
∑
)
√
(
)
√
√
√
3) Mencari Standar Error perbedaan skor pretest dan posttest
√
√
√
4) Mencari dengan menggunakan rumus:
Langkah berikut adalah memberikan interpretasi terhadap
Dengan sebesar kita
konsultasikan pada Tabel nilai “t”, pada taraf signifikan .
Berdasarkan perhitungan tersebut, telah didapatkan sebesar
yang kemudian akan dibanding dengan ( maka dapat
kita simpulkan bahwa nilai yaitu . Dengan
demikian hipotesis nihil ditolak yang artinya terdapat perbedaan mean
yang meyakinkan (signifikan) antara skor pretest dan skor posttest.
4. Uji “N-Gain”
Setelah melakukan uji “t” untuk menilai apakah terhadap perbedaan mean
hasil kemampuan pemahaman konsep matematis siswa sebelum dan sesudah
menggunakan model pembelajaran ASSURE, selanjutnya menggunakan uji N-
Gain untuk mengetahui efektifitas penggunaan model pembelajaran ASSURE
terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis siswa dengan rumus:
Berikut perhitungan uji N-Gain:
Tabel 4.10
Perhitungan Untuk Mengetahui EfektiFitas N-Gain Score Nilai Tes
Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa
No
Nama
siswa
Nilai
Skor Idel
(100)-
Pretest
Pretest
(X)
Posttest
(Y)
1 AFM 50 80 30 50
2 ASM 45 80 35 55
3 DR 35 85 50 65
4 DM 35 80 45 65
5 EGW 40 90 50 60
6 ESR 60 90 30 40
7 FMR 60 90 30 40
8 FKA 55 95 40 45
9 IH 40 80 40 60
10 MAA 45 90 45 55
11 MS 45 85 40 55
12 MKA 45 80 35 55
13 MS 50 85 35 50
14 NA 55 100 45 45
15 NDY 55 90 35 45
16 NNR 55 95 40 45
17 PAJ 45 85 40 55
18 PDS 60 90 30 40
19 RAF 40 90 50 60
20 RS 55 80 25 45
21 RO 65 100 35 35
22 RA 50 90 40 50
23 SW 60 90 30 40
24 SA 40 95 55 60
25 SN 40 95 55 60
26 SG 50 85 35 50
27 TJ 50 75 25 50
28 UK 40 85 45 60
∑
∑
1) Mencari N-Gain Score
2) Mencari N-Gain Score Percent
Berdasarkan hasil perhitungan uji N-Gain score diatas menunjukkan
bahwa nilai rata-rata hasil N-Gain yang didapat sebesar , berdasarkan
kategori pembagian skor N-Gain menurut Hake, R.R, 1999 termasuk kedalam
kategori tinggi dengan persentase sebesar dalam tabel tafsiran efektifitas
menurut Hake.R.R, 1999 termasuk kedalam kategori cukup efektif. Jadi dapat
disimpulkan bahwa terdapat keefektifan dari penggunaan model pembelajaran
ASSURE dengan menggunakan metode diskusi terhadap kemampuan
pemahaman konsep matematis siswa dengan rata-rata persentase sebesar
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Mubtadi’in Penerokan
dengan tujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman konsep
matematis siswa dengan menggunakan model pembelajaran ASSURE. Sebelum
melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan pra riset untuk
mengetahui kondisi awal kemampuan pemahaman konsep siswa serta
karakterikstik siswa. Peneliti melakukan pendekatan dan melihat karakter siswa
kelas VIII yang akan dijadikan sebagai sampel penelitian. Dari hasil pra riset
dapat diambil kesimpulan bahwa siswa kelas VIII di madrasah tsanawiyah masih
memiliki kemampuan pemahaman konsep yang rendah. Untuk mendapatkan
sampel penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik cluster random
sampling dan didapatlah sampel yaitu kelas VIII 1 hal ini sesuai dengan karakter
siswa yang tidak suka belajar matematika dan tidak tertarik untuk belajar
matematika karena matematika pelajaran yang sulit. Berdasarkan informasi yang
peneliti dapatkan dari guru mata pelajaran matematika di Madrasah Tsanawiyah
Mubtadi’in Penerokan bahwa sebagian besar siswa pada kelas VIII 1 kurang
paham dengan konsep dasar matematis dan siswa cenderung pasif ketika belajar.
Dari analisis permasalahan tersebut peneliti dapat mempersiapkan perlakuan.
Setelah pra riset selesai dan sampel didapatkan, peneliti memberikan
perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran ASSURE dengan metode
diskusi untuk melihat ada tidaknya perbedaan hasil kemampuan pemahaman
konsep matematis siswa. Sebelum diberi perlakuan, peneliti terlebih dahulu
melakukan pretest untuk melihat kemampuan awal pemahaman konsep siswa.
Setelah itu baru diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran
ASSURE dan metode diskusi. Selanjutnya peneliti melakukan posttest untuk
melihat kemampuan akhir pemahaman konsep matematis siswa. Instrumen yang
digunakan pada penelitian ini yaitu soal tes uraian yang terdiri dari 5 butir soal
yang telah divalidasi oleh validator sehingga pantas dijadikan soal tes untuk
melihat kemampuan pemahaman konsep matematis siswa.
Pertemuan pertama, peneliti memberikan sedikit gambaran terkait materi
statistika kepada siswa sebelum melaksanakan pretest. Kondisi siswa pada
pertemuan ini cenderung diam ketika diberi pertanyaan, malu untuk bertanya dan
ada beberapa siswa yang kurang fokus sehingga ketika diberi soal siswa tidak bisa
dalam mengerjakan soal tersebut. Melihat hal tersebut pada pertemuan
selanjutnya peneliti memberikan perlakuan dengan menggunakan metode diskusi
yang bertujuan agar siswa lebih aktif ketika belajar bersama kelompoknya
sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa.
Pada proses pembelajaran siswa dibagi menjadi 5 kelompok dengan anggota
masing-masing kelompok sebanyak 5 sampai 6 orang siswa. Setelah itu setiap
kelompok diarahkan untuk memperhatikan media powerpoint terkait materi
statistika, kemudian masing-masing kelompok diberikan lembar soal untuk
didiskusikan bersama anggota kelompoknya masing-masing. Pada saat siswa
mengerjakan soal, peneliti melihat dan mengamati aktivitas serta kemampuan
siswa untuk menyelesaikan jawaban soal. Peneliti melihat semangat siswa dalam
belajar, siswa yang cenderung pasif menjadi aktif, siswa yang malu bertanya
menjadi aktif bertanya ke sesama anggota kelompoknya sehingga setiap siswa
menjadi paham dengan konsep materi yang diajarkan.
Setiap kelompok yang telah menyelesaikan jawaban soal maju kedepan
untuk mempresentasikan hasil diskusinya, kemudian jawaban dari setiap
kelompok akan dikoreksi untuk melihat kelompok mana yang sudah paham terkait
dengan konsep materi statistika. Untuk kelompok yang sangat aktif dan benar
dalam mengerjakan soal diberikan reward sebagai penghargaan dan motivasi agar
tetap semangat dalam belajar matematika.
Berikut ini merupakan besar ketuntasan soal dari indikator pemahaman
konsep matematis siswa yang peneliti gunakan, yang mana indikatornya adalah:
1. Menyatakan ulang suatu konsep yang telah dipelajari.
Soal yang sesuai dengan indikator ini terdapat pada soal nomor 5.
Berdasarkan sampel yang terdiri dari 28 orang siswa pada indikator ini
semua siswa menjawab soal dengan benar, besar ketuntasan nya mencapai
. Hal ini mennjukkan bahwa siswa telah memahami konsep dari
materi yang diajarkan pada soal yang diberikan sehingga siswa
mendapatkan skor hasil dengan maksimal.
2. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika.
Pada indikator ini terdapat dua soal yang diberikan, yaitu soal nomor 1 dan
nomor 2. Pada soal nomor 1 dari 28 siswa, semua siswa menjawab soal
dengan benar karena soal yang diberikan masih dalam kategori mudah dan
siswa memahami materi yang diberikan. Besar ketuntasannya mencapai
. Untuk soal nomor 2, dari 28 siswa, 27 siswa menjawab soal
dengan benar dan besar ketuntasan sedangkan untuk 1 orang
siswa yang belum menjawab soal dengan benar, setelah dilihat dari lembar
hasil jawaban mereka terlihat adanya jawaban yang kurang lengkap
sehingga tidak mendapatkan skor dengan maksimal.
3. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah.
Pada indikator ini terdapat dua soal yang diberikan, yaitu soal nomor 3 dan
nomor 4. Pada soal nomor 3 dari 28 siswa, hanya 3 orang siswa yang
menjawab soal dengan benar hal ini dikarenakan soal termasuk kedalam
kategori yang sedikit sulit sehingga siswa kurang paham dalam
mengerjakannya. Besar ketuntasnnya hanya . Sedangkan 25 siswa
lainnya belum menjawab soal dengan benar. Jika dilihat dari hasil lembar
kerja siswa terdapat adanya siswa yang belum lengkap dalam mengerjakan
soal, ada siswa yang tidak mengerjakan sesuai perintah, dan ada siswa
yang salah dalam mengaplikasikan rumus yang diberikan sehingga siswa
tidak mendapatkan skor dengan maksimal serta pemahaman siswa terkait
soal yang diberikan masih kurang.
Untuk soal nomor 4, dari 28 orang siswa hanya 9 orang yang menjawab
soal dengan benar dengan besar ketuntasan , sedangkan 19 orang
siswa belum menjawab soal dengan tepat, setelah dilihat dari lembar hasil
jawaban mereka, terlihat ada yang jawabannya kurang lengkap dan ada
yang salah perhitungan saat mengerjakan soal sehingga tidak mendapatkan
skor dengan maksimal.
Berdasarkan besar ketuntasan soal dari indikator kemampuan pemahaman
konsep matematis siswa pada penelitian ini yang dapat dikatakan paling sesuai
dan berhasil digunakan pada proses pembelajaran matematika dengan
menggunakan media pembelajaran ASSURE adalah indikator menyatakan ulang
suatu konsep yang telah dipelajari dan menyajikan konsep dalam berbagai bentuk
representasi matematika, hal ini dapat dilihat dari jumlah siswa yang menjawab
dengan benar dan skor maksimal yang didapatkan oleh siswa.
Hasil kemampuan pemahaman konsep yang didapat oleh siswa pada saat
uji akhir posttest lebih tinggi daripada hasil pretest. Hal ini dapat dilihat dari
proses pembelajaran yang telah dilakukan. Penggunaan model pembelajaran
ASSURE dengan metode diskusi dan menggunakan bantuan media audio visual
berupa powerpoint (PPT) memberikan pengalaman yang nyata bagi siswa dan
dapat menampilkan kasus kehidupan yang nyata. Siswa lebih berminat melihat
peristiwa ataupun materi secara langsung dari tampilan slide powerpoint daripada
hanya mendengarkan dari perkataan saja. Kegiatan pembelajaran menjadi lebih
menarik dan siswa terlibat dengan aktif secara langsung dalam memahami materi
yang diberikan. Pelaksanaan pembelajaran pada saat sebelum dan setelah diberi
perlakuan sangatlah berbeda. Pada saat sebelum diberi perlakuan siswa belum
terlibat secara aktif dan siswa hanya memperhatikan saja. Komunikasi yang
terjadi hanya komunikasi satu arah yaitu antara guru dan siswa saja tanpa adanya
tanggapan dan umpan balik dari siswa. Berbeda ketika siswa telah diberi
perlakuan, komunikasi yang terjadi adalah komunikasi banyak arah yaitu
komunikasi yang tidak terjadi satu arah saja melainkan komunikasi yang terjadi
antara guru kepada siswa, siswa kepada guru, serta siswa terhadap siswa. Dengan
adanya komunikasi yang efektif dalam proses pembelajaran membuat siswa lebih
mudah dalam memahami materi pelajaran yang diberikan, siswa bisa bertanya
langsung kepada guru ataupun bisa bertukar informasi kepada siswa lainnya. Hal
ini dapat mempengaruhi kemampuan pemahaman konsep siswa dilihat dari
indikator pemahaman konsep yang peneliti gunakan. Salah satunya adalah
indikator menyatakan ulang suatu konsep yang telah dipelajari. Kegiatan
pembelajaran secara berkelompok yang menyebabkan terjadinya komunikasi
banyak arah dapat membuat siswa dengan mudah mengemukakan ide, gagasan
ataupun pendapatnya dengan bebas sehingga siswa dapat dengan mudah
memaahami materi dan menemukan konsep yang sesuai dengan dirinya.
Berdasarkan analisis data akhir kemampuan pemahaman konsep
matematis siswa menunjukan bahwa data pada sampel berdistribusi normal dan
memiliki varians yang sama (homogen). Untuk melihat perbedaan rata-rata
kemampuan pemahaman konsep siswa sebelum dan setelah mandapatkan
perlakuan dengan menerapkan model pembelajaran ASSURE dilakukan uji “(t-
test)” pada taraf signifikansi diperoleh hasil maka hipotesis
nihil ditolak yang artinya terdapat perbedaan yang nyata (signifikan) skor
kemampuan pemahaman konsep matematis siswa sebelum dan setelah diberikan
perlakuan. Selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan uji “N-Gain” untuk
melihat apakah ada efektifitas yang signifikan dari penggunaan model
pembelajaran ASSURE terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis
siswa. Dari hasil analisis didapat N-Gain sebesar dengan persentase sebesar
dan nilai tersebut masuk kedalam kategori tinggi.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat keefektifan
penggunaan model pembelajaran ASSURE terhadap kemampuan pemahaman
konsep matematis siswa di Madrasah Tsanawiyah Mubtadi’in Penerokan.
Hasil penelitian sesuai dengan teori-teori yang dikemukakan oleh beberapa
peneliti sebelumnya yaitu:
Sesuai dengan pendapat (Khasanah, 2012) yang mengatakan bahwa model
pembelajaran ini dapat menciptakan aktivitas pembelajaran menjadi efektif karena
pada pelaksanaan model pembelajaran ASSURE menggabungkan antara teknologi
dan media didalam kelas. Penelitian sebelumnya terkait penerapan model
pembeajaran ASSURE yang dilakukan oleh Andi Asma pada tahun 2021
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran ASSURE termasuk kedalam kategori tinggi dengan skor rata-rata
dengan persentase sehingga dapat dikatakan bahwa model
pembelajaran ASSURE cukup efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Berdasarkan beberapa hasil pembahasan penelitian diatas penggunaan model
pembelajaran ASSURE dapat dikatakan efektif untuk meningkatkan kemampuan
pemahaman konsep matematis siswa.
62
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian mengenai efektifitas penggunaan
model pembelajaran ASSURE terhadap kemampuan pemahaman konsep
matematis siswa di Madrasah Tsanawiyah Mubtadi’in Penerokan diperoleh
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Skor kemampuan pemahaman konsep matematis siswa sebelum
menerapkan model pembelajaran ASSURE pada materi statistika
diperoleh hasil rata-rata yaitu dengan standar deviasi dan
median .
2. Skor kemampuan pemahaman konsep matematis siswa dengan
menerapkan model pembelajaran ASSURE pada materi statistika
diperoleh hasil rata-rata yaitu dengan standar deviasi dan
median .
3. Perbedaan skor hasil kemampuan pemahaman konsep matematis siswa
sebelum dan setelah menerapkan model pembelajaran ASSURE diperoleh
harga dengan hasil pencarian nilai tes “t” tabel pada taraf
signifikansi , dengan demikian diperoleh
( ).
4. Untuk mengukur besaran efektifitas dari penggunaan model pembelajaran
ASSURE terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis siswa di
Madrasah Tsanawiyah Mubtadi’in Penerokan dengan menggunakan rumus
N-Gain score dan diperoleh hasil N-Gain sebesar dengan persentase
sebesar pada kriteria tinggi dan cukup efektif.
Dari kesimpulan diatas, dapat dipahami bahwa terdapat keefektifan
penggunaan Model Pembelajaran ASSURE terhadap kemampuan Pemahaman
Konsep matematis siswa di Madrasah Tsanawiyah Mubtadi’in Penerokan.
B. Saran
Setelah penelitian dilaksanakan dan hasil penelitian diperoleh, maka saran
yang dapat diberikan peneliti adalah sebagai berikut:
1. Bagi guru, diharapkan model pembelajaran ASSURE bisa menjadi
salah satu alternatif dalam kegiatan proses belajar mengajar sehingga
berpengaruh positif terhadap kemampuan pemahaman konsep
matematis siswa.
2. Bagi siswa, agar lebih berminat, termotivasi dan tertarik untuk belajar
metematika setelah dilakukannya kegiatan pembelajaran dengan
menggunakan model ASSURE.
3. Bagi peneliti berikutnya diharapkan dapat membuktikan lagi
kebenaran efektivitas penggunaan model pembelajaran ASSURE
terhadap kemampuan pemahaman konsep matematis siswa.
64
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2003. Pedoman Khusus Pengembangan Sistem Penilaian Berbasis
Kompetensi SMP. Jakarta: Depdiknas.
Asma, Andi. 2021. Pengaruh Pembelajaran ASSURE Terhadap Krreativitas Dan
Hasil Belajar Matematika Peserta Didik. Jurnal Pendidikan Matematika.
Vol.5 No. ISSN 2549-1164.
Boediono. 2009. Panduan Pengembangan Materi Pembelajaran.
Akses : http://www.scribd.com/doc/download/21684083
Danil C, Fransisco, dkk. 2018. Pembelajaran Matematika Dengan Menggunakan
Model ASSURE Pada Materi Logaritma. Jurnal Edumath. Vol.5 No.1
ISSN 2356-2064.
Depdiknas. 2003. Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
Fridani, Lara, Sri Wulan, Sri Indah Pujiastuti. 2010. Evaluasi Perkembangan
Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.
Gusniwati, M. 2015. Pengaruh Kecerdasan Emosional dan Minat Belajar
Terhadap Penguasaan Konsep Matematika Siswa Sman Di Kecamatan
Kebon Jeruk. Jurnal Formatif,5(1):26-41.
Gustari, Riska. 2018. Efektivitas Model Pembelajaran Cooperative Tipe Times
Games Tournament Berbantuan Lkpd Pada Pembelajaran Matematika.
Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung.
Hasanah. 2013. Desain Pembelajaran. Jakarta : prestasi Pustaka Ray
Karunia Eka Lestari dan M. Ridwan Yudhanegara 2017. Penelitian Pendidikan
Matematika. Bandung : PT Reflika AditamaYamin
Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2016. Peraturan
Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 24
Tahun 2016. Jakarta: Kementrian Pendidikan Dan Kebudayaan Republik
Indonesia.
Khasanah, D.I.N. 2012.Penerapan Desain Sistem Pembelajaran ASSURE untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Memukul Bola dalam Permainan Kasti
pada Siswa Kelas IV SD Negeri Purworejo Kecamatan Banjarsari
Surakarta Tahun Pelajaran 2011/2012. Jurnal Mahasiswa Pendidikan
Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi. Vol 1, No 1, Hal: 1-17.
Khoiriyah, N. 2017. Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Personalized
System Of
Instruction Terhadap Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa
Sekolah Menengah Pertama Negeri 25 Sarolangun. Skripsi UIN STS
Jambi
Majid, Abdul. 2014. Penilaian Autentik Proses & Hasil Belajar. Bandung:
Rosdakarya.
Murizal, A, dkk. 2012. Pemahaman Konsep Matematis & Modul Pembelajaran
Quantum Teaching. Jurnal Pendidikan Matematika, 1(1):19-23
Muchtar, Ibnu Hasan. 2015. Efektivitas FKUB dalam Pemeliharaan Kerukunan
Umat Beragama. Jakarta: Puslitbang Kehidupan Keagamaan
Nyayu, Khodijah. 2014. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Nuhuyanan, Agnes Theresia. 2019. Keefektifan Pembelajaran Matematika
Dengan Memanfaatkan Aplikasi Edmodo Sebagai Media Bantu Diskusi
Kelas XI MIPA 4 SMA Negeri 8 Yogyakarta Tahun Ajaran 2018/2019.
Skripsi UIN STS Jambi.
Nurhalipah. 2020. Efektivitas Penggunaan Geogebra Terhadap Pemahaman
Konsep Matematis Siswa Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu
Al-Ikhlas Sungai Abang Kabupaten Sarolangun. Skripsi UIN STS
Jambi.
Pham, Huang. 2011. Theory-Based Instructional Models Applied in Classroom
Contexts. Literacy Information and Computer Education Journal
(LICEJ). Vol. 2. No.2:406-415.
Prawiradilaga, Dewi Salma. 2008. Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta:
Kencana.
Pribadi, B. 2011. Model ASSURE Untuk Mendesain Pembelajaran Sukses.
Jakarta: Dian Rakyat.
Rougtledge.Teaching To Transgress.New York: Gloria Watkins, 1994.
Safitri, Fibrina Audina. 2018. Penerapan Pembelajaran Matematika Dengan
Pendekatan Saintifik Menggunakan Strategi PQRST Pada Siswa SMP.
Skripsi Universitas Muhammadiyah Malang.
Sanjaya, W. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Sumber Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Santoso, Arif. 2010. Studi Deskriftif Effect Size Penelitian-Penelitian Di Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta: Jurnal Penelitian.
Sari, Widia Maya, dkk. 2015. Penerapan Model ASSURE Dengan Metode
Problem Solving Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis.
Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia. Vol.9 No.1.
Sharon. 2011. Intructisional technology and media for learning. Jakarta: Kencana
Solikha, Nikmatus dkk. 2020. Efektifitas Pembelajaran E-Learning Berbasis
Schoology Terhadap Peningkatan Keaktifan Dan Hasil Belajaar Siswa X
Ips Man Kota Pasuruan. Jurnal Ilmiah Edukasi & Sosial, vol. 11, no. 1,
hlm.31-42.
Sudjana, Nana. 2011. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algnsindo
Sudijono, A. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D).Bandung. Alfabeta
Sundari, Hanna. 2015. Model-Model Pembelajaran Dan Pemefolehan Bahasaa
Kedua/Asing. Jurnal Pujangga, vol.1, no, 2, hlm. 106-117.
Suprijono, Agus. 2015. Cooperative Learning.Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Susanto, Ahmad. 2016.Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Trianto, dkk. 2014. Mendesain model pembelajaran inovatif, progresif, dan
kontekstual: konsep, landasan, dan implementasinya pada kurikulum
2013 (kurikulum tematik integratif/TKI). Jakarta: Prenadamedia Group.
Lampiran 2
Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah Mubtadi’in
Penerokan
No Nama Siswa Nilai
UH
No Nama Siswa Nilai
UH
1 Ahmad Faiq Mubarok 70 29 Abdurrohman 65
2 Ardea Salsabila Majid 80 30 Adam Fredian 70
3 Dewi Ramadhani 75 31 Akhmad Said 65
4 Dika Maulana 65 32 Altaf Taufiqurrahman 70
5 Ela Gustin Wicaksana 70 33 Andhika Dwi Putra 65
6 Erika Setia Ramadhani 75 34 Arfel Althafdani 70
7 Fadhel M Raihan 60 35 Aulia Meidia Sari 75
8 Fadhila Kiara Agnivia 70 36 Dede Maisyaroh 70
9 Ikhsan Hakiki 70 37 Defri Mulyono 65
10 M. Adam Azzuwar 65 38 Dira Juliatri 60
11 M. Syaifullah 65 39 Indira Nukita 80
12 M. Khairul Anam 70 40 May Indah Saputri 70
13 M. Salsabila 65 41 Melinda Natasha 80
14 Nabila Azzahra 85 42 Muhammad Imam H 60
15 Nawra Dwi Yandri 80 43 Muhammad Mizanul I 60
16 Nurul Nuraini Rizqita 70 44 Neva Zetvira Andini 70
17 Pasha Aswin Julianto 60 45 Olifia Ayuningsih 75
18 Putri Dwi Sakinah 60 46 Pran Alexander Subrata 65
19 Raffly Ahmad Fauzi 60 47 Raudhatul Janah 70
20 Ramita Suci 65 48 Rendi Setiawan 65
21 Reva Oktaviani 80 49 Reval Pashar 70
22 Reza Aprilia 70 50 Reyfan Prasongko Aji 60
23 Sholahuddin Wahid 70 51 Rifqi Aziz Maulana 70
24 Siska Anggraini 65 52 Safitri Kumala Dewi 70
25 Siti Nuraziz 65 53 Sarir Roturrodiyah 60
26 Syaiful Ghalih 70 54 Shilahudin 70
27 Teguh Jayadi 65 55 Siti Tsuwaibatul A 70
28 Umi Khumaidan 70 56 Syifa Nursiami 75
57 Yogi Dwi Putra 65
Lampiran 3
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
Judul : Efektivitas Penggunaan Model Pembelajaran ASSURE Terhadap
Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa Di Madrasah
Tsanawiyah Mubtadi’in Penerokan
Soal Pretest dan Posttest
1. Tentukan modus dan median dari tabel berikut!
Nilai 4 5 6 7 8 9
Frekuensi 2 6 4 1 1 2
2. Tabel dibawah ini menunjukkan nilai-nilai yang diperoleh siswa kelas VII
pada ulangan harian matematika. Banyaknya siswa yang mendapatkan
nilai sebesar 61 atau lebih adalah....
Nilai Frekuensi
3. Dalam satu kelas yang terdiri dari 40 siswa, 39 siswa mengikuti ujian
matematika dengan nilai rata-rata 7,50. Nana izin tidak mengikuti ujian
karena sakit dan mengikuti ujian susulan. Setelah nana mengikuti ujian
nilai rata-rata kelas naik menjadi 7,53. Berapakah nilai nana?
4. Diberikan data jumlah pada Rumah Sakit Griya Husada sebagai berikut:
Sakit Jumlah Pasien
Demam berdarah 150
TBC 70
Tifus 80
Jumlah 300
Buatlah diagram lingkaran dari data diatas!
5. Diberikan nilai ulangan lima orang siswa pada mata pelajaran matematika
dan fisika.
Dina Ipul Budi Vivi Tini
Matematika 8 10 7 8 6
Fisika 7 9 8 6 8
Dari tabel diatas, pelajaran apakah yang memiliki nilai rata-rata lebih
tinggi?
Kunci Jawaban Soal Pretest Dan Posttest
1. Diketahui :
Nilai 4 5 6 7 8 9
Frekuensi 2 6 4 1 1 2
Ditanya : Modus dan Median
Jawaban :
Jumlah frekuensi
Nilai 4 5 6 7 8 9
Frekuensi 2 6 4 1 1 2
Data ke 1-2 3-8 9-12 13 14 15-16
a. Mencari modus :
Lihat data yang paling sering muncul
Modus (muncul sebanyak 6 kali)
b. Mencari median:
1) Kemungkinan jawaban 1
Median
, jadi median dari data tersebut adalah .
2) Kemungkinan jawaban 2
Urutkan data dari yang terkecil ke terbesar
(ambil nilai tengah dari data)
Median
.
2. Diketahui : tabel hasil nilai ulangan harian matematika siswa
Nilai Frekuensi
Ditanya : berapa banyak siswa yang mendapatkan nilai ?
Jawaban :
a. Kemungkinan jawaban 1
b. Kemungkinan jawaban 2
3. Diketahui :
Ditanya: Nilai nana (
Jawaban :
Cari ∑ awal tanpa nana
∑
∑
∑
∑
Jadi, jumlah nilai 39 siswa adalah 292,5.
Mencari nilai nana
∑
Jadi, nilai nana adalah 8,7.
4. Diketahui :
Sakit Jumlah Pasien
Demam berdarah 150
TBC 70
Tifus 80
Jumlah 300
Ditanya : diagram lingkarannya
Jawaban :
Sakit Jumlah
Pasien
Persentase Sudut Pusat Lingkaran
Demam
berdarah
150
TBC 70
Tifus 80
Selanjutnya data dari tabel tersebut dibuat diagram lingkaran
5. Diketahui:
Dina Ipul Budi Vivi Tini
Matematika 8 10 7 8 6
Fisika 7 9 8 6 8
Ditanya: Pelajaran yang memiliki rata-rata lebih tinggi
Jawaban:
Rata-rata nilai matematika
Rata-rata nilai fisika
Demam Berdarah
51% TBC 23%
Tifus 26%
Selanjutnya data dari tabel tersebut dibuat diagram lingkaran
Berdasarkan nilai rata-rata yang diperoleh setiap mata pelajaran, maka
pelajaran matematika memiliki nilai rata-rata lebih tinggi daripada pelajaran
fisika, dengan nilai rata-rata 7,8.
Lampiran 4
Kisi-Kisi Instrumen
No Indikator
Pemahaman
Konsep
Indikator Soal
Soal
1 Menyatakan
ulang
konsep
yang telah
dipelajari.
Menyelesaikan
permasalahan
yang berkaitan
dengan ukuran
pemusatan data
tunggal.
5. Diberikan nilai ulangan lima orang siswa pada
mata pelajaran matematika dan fisika.
Dina Ipul Budi Vivi Tini
Matem
atika
8 10 7 8 6
Fisika 7 9 8 6 8
Dari tabel diatas, pelajaran apakah yang memiliki
nilai rata-rata lebih tinggi? apakah matematika
atau fisika? 2. Menyajikan
konsep
dalam
berbagai
representasi
.
Menyelesaikan
permasalahan
yang berkaitan
dengan modus
dan median
data tunggal
1. Tentukan modus dan median dari tabel berikut!
Nilai 4 5 6 7 8 9
Frekuensi 2 6 4 1 1 2
3. Menyajikan
konsep
dalam
berbagai
representasi
.
Menyelesaikan
permasalahan
yang berkaitan
dengan ukuran
pemusatan data
kelompok.
2. Tabel dibawah ini menunjukkan nilai-nilai yang
diperoleh siswa kelas VII pada ulangan harian
matematika. Banyaknya siswa yang mendapatkan
nilai sebesar 61 atau lebih adalah....
Nilai Frekuensi
4. Mengaplika
sikan
konsep atau
algoritma
pada
pemecahan
masalah.
Menyelesaikan
soal cerita
yang berkaitan
dengan mean.
3. Dalam satu kelas yang terdiri dari 40 siswa, 39
siswa mengikuti ujian matematika dengan nilai
rata-rata 7,50. Nana izin tidak mengikuti ujian
karena sakit dan mengikuti ujian susulan. Setelah
nana mengikuti ujian nilai rata-rata kelas naik
menjadi 7,53. Berapakah nilai nana?
Rubrik Penilaian
No Indikator
Pemahaman konsep
Realisasi Skor
1. Menyatakan ulang
konsep yang telah
dipelajari
Tidak ada jawaban atau tidak ada ide
matematika yang muncul sesuai dengan
soal
0
Ide matematika telah muncul namun belum
dapat menyatakan ulang konsep dengan
tepat dan hanya sedikit yang benar
1
Dapat menyatakan ulang sebuah konsep
namun belum dapat dikembangkan dan
masih separuh yang benar
2
Dapat menyatakan ulang sebuah konsep
sesuai dengan definisi namun masih ada
sedikit kesalahan.
3
Dapat menyatakan ulang suatu konsep
sesuai dengan konsep yang dimiliki objek,
telah dapat dikembangkan dan jawaban
benar
4
2. Menyajikan konsep
dalam berbagai
Tidak ada jawaban atau tidak ada ide
matematika yang muncul sesuai dengan 0
5. Mengaplika
sikan
konsep atau
algoritma
pada
pemecahan
masalah.
Menyelesaikan
permasalahan
yang berkaitan
dengan ukuran
pemusatan data
dengan
menggunakan
diagram
lingkaran.
4. Diberikan data jumlah pada Rumah Sakit Griya
Husada sebagai berikut, lalu buatlah diagram
lingkarannya.
Sakit Jumlah Pasien
Demam berdarah 150
TBC 70
Tifus 80
Jumlah 300
representasi soal.
Ide matematika telah muncul namun belum
dapat menyajikan konsep dalam berbagai
representasi matematis dan hanya sedikit
yang benar.
1
Dapat menyajikan konsep dalam berbagai
bentuk representasi matematis masih
separuh yang benar.
2
Dapat menyajikan konsep dalam berbagai
bentuk representasi matematis namun
masih ada sedikit kesalahan.
3
Dapat menyajikan konsep dalam bentuk
representasi matematika yang benar. 4
3. Mengaplikasikan
konsep atau
algoritma pada
pemecahan masalah
Tidak ada jawaban atau tidak ada ide
matematika yang muncul sesuai dengan
soal.
0
Ide matematika telah muncul namun belum
dapat mengaitkan berbagai konsep
matematika dan hanya sedikit yang benar
1
Dapat mengaplikasikan berbagai konsep
matematika namun masih separuh yang
benar
2
Dapat mengaplikasikan berbagai konsep
matematika namun masih ada sedikit
kesalahan.
3
Mampu mengaplikasikan berbagai konsep
matematika dan memilih prosedur dengan
benar.
4
No Soal 1 2 3 4 5 Skor total
20 Jumlah Skor per soal 4 4 4 4 4
Lampiran 5
Perhitungan Uji Normalitas Hasil Kemampuan Pemahaman Konsep
Matematis Siswa
A. Data Pretest
1. Mengurutkan data sampel dari yang terkecil sampai terbesar.
Sampel Nilai
1 35
2 35
3 40
4 40
5 40
6 40
7 40
8 40
9 45
10 45
11 45
12 45
13 45
14 50
15 50
16 50
17 50
18 50
19 55
20 55
21 55
22 55
23 55
24 60
25 60
26 60
27 60
28 65
2. Menghitung rata-rata nilai skor sampel secara keseluruhan menggunakan rata-
rata tunggal.
Nilai
∑
Mencari Mean:
∑
3. Menghitung standar deviasi nilai skor sampel menggunakan rata-rata tunggal.
Nilai
∑
∑
Standar Deviasi:
√∑
√
√
4. Menentukan nilai dari tiap-tiap data, dengan rumus:
Untuk menghitung dan seterusnya, maka mengikuti cara menghitung .
5. Menentukan nilai berdasarkan nilai .
tulis menjadi dua angka dibelakang koma menjadi -1,67, kemudian nilai
minus dimutlakkan menjadi positif maka pada tabel nilai kritis distribusi
normal diperoleh nilai yaitu . Untuk mencari nilai dari
dan seterusnya maka mengikuti cara yang telah dipaparkan.
6. Menentukan nilai berdasarkan nilai
Jika negatif maka
Jika positif maka
karena nilai pada adalah negatif maka mencari adalah
Untuk mencari nilai dan seterusnya dapat mengikuti cara yang telah
dipaparkan.
7. Menentukan nilai
Untuk mencari nilai dan seterusnya dapat mengikuti cara yang telah
dipaparkan.
8. Mencari nilai yang merupakan selisih dari
| | | |
Untuk mengetahui nilai dan seterusnya dapat mengikuti cara yang telah
dipaparkan.
Sehingga didapat tabel seperti dibawah ini:
No
1 35 -1.6473 0.0498 0.0357 0.0140
2 35 -1.6473 0.0498 0.0714 0.0217
3 40 -1.0483 0.1473 0.1071 0.0401
4 40 -1.0483 0.1473 0.1429 0.0044
5 40 -1.0483 0.1473 0.1786 0.0313
6 40 -1.0483 0.1473 0.2143 0.0670
7 40 -1.0483 0.1473 0.2500 0.1027
8 40 -1.0483 0.1473 0.2857 0.1385
9 45 -0.4493 0.3266 0.3214 0.0052
10 45 -0.4493 0.3266 0.3571 0.0305
11 45 -0.4493 0.3266 0.3929 0.0662
12 45 -0.4493 0.3266 0.4286 0.1019
13 45 -0.4493 0.3266 0.4643 0.1377
14 50 0.1498 0.5595 0.5000 0.0595
15 50 0.1498 0.5595 0.5357 0.0238
16 50 0.1498 0.5595 0.5714 0.0119
17 50 0.1498 0.5595 0.6071 0.0476
18 50 0.1498 0.5595 0.6429 0.0833
19 55 0.7488 0.7730 0.6786 0.0944
20 55 0.7488 0.7730 0.7143 0.0587
21 55 0.7488 0.7730 0.7500 0.0230
9. Nilai
10. Nilai untuk dengan
Kriteria:
Jika , maka diterima atau data berdistribusi normal
Jika , maka ditolak atau data tidak berdistribusi normal
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan didapat harga terbesar dari
harga mutlak selisih yaitu dan sehingga
( ) dapat disimpulkan bahwa sampel
berdistribusi normal.
B. Data Posttest
1. Mengurutkan data sampel dari yang terkecil sampai terbesar.
Sampel Nilai
1 75
2 80
3 80
4 80
5 80
6 80
7 80
8 85
22 55 0.7488 0.7730 0.7857 0.0127
23 55 0.7488 0.7730 0.8214 0.0484
24 60 1.3478 0.9111 0.8571 0.0540
25 60 1.3478 0.9111 0.8929 0.0183
26 60 1.3478 0.9111 0.9286 0.0174
27 60 1.3478 0.9111 0.9643 0.0532
28 65 1.9468 0.9742 1.0000 0.0258
9 85
10 85
11 85
12 85
13 85
14 90
15 90
16 90
17 90
18 90
19 90
20 90
21 90
22 90
23 95
24 95
25 95
26 95
27 100
28 100
2. Menghitung rata-rata nilai skor sampel secara keseluruhan menggunakan rata-
rata tunggal.
Nilai
∑
Mencari Mean
∑
3. Menghitung standar deviasi nilai skor sampel menggunakan rata-rata tunggal.
Nilai
∑
∑
√∑
√
√
4. Menentukan nilai dari tiap-tiap data, dengan rumus:
Untuk menghitung dan seterusnya, maka mengikuti cara menghitung .
5. Menentukan nilai berdasarkan nilai .
tulis menjadi dua angka dibelakang koma menjadi -2,00, kemudian nilai
minus dimutlakkan menjadi positif maka pada tabel nilai kritis distribusi
normal diperoleh nilai yaitu . Untuk mencari nilai dari
dan seterusnya maka mengikuti cara yang telah dipaparkan.
6. Menentukan nilai berdasarkan nilai
Jika negatif maka
Jika positif maka
karena nilai pada adalah negatif maka mencari adalah
Untuk mencari nilai dan seterusnya dapat mengikuti cara yang telah
dipaparkan.
7. Menentukan nilai
Untuk mencari nilai dan seterusnya dapat mengikuti cara yang telah
dipaparkan.
8. Mencari nilai yang merupakan selisih dari
| | | |
Untuk mengetahui nilai dan seterusnya dapat mengikuti cara yang telah
dipaparkan.
Sehingga didapat tabel seperti dibawah ini:
No
1 75 -1.9649 0.0247 0.0357 0.0110
2 80 -1.1900 0.1170 0.0714 0.0456
3 80 -1.1900 0.1170 0.1071 0.0099
4 80 -1.1900 0.1170 0.1429 0.0258
5 80 -1.1900 0.1170 0.1786 0.0616
6 80 -1.1900 0.1170 0.2143 0.0973
7 80 -1.1900 0.1170 0.2500 0.1330
8 85 -0.4151 0.3390 0.2857 0.0533
9 85 -0.4151 0.3390 0.3214 0.0176
10 85 -0.4151 0.3390 0.3571 0.0181
9. Nilai
10. Nilai untuk dengan
Kriteria:
Jika , maka diterima atau data berdistribusi normal
Jika , maka ditolak atau data tidak berdistribusi normal
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan didapat harga terbesar dari
harga mutlak selisih yaitu dan sehingga
( ) dapat disimpulkan bahwa sampel
berdistribusi normal.
11 85 -0.4151 0.3390 0.3929 0.0538
12 85 -0.4151 0.3390 0.4286 0.0895
13 85 -0.4151 0.3390 0.4643 0.1253
14 90 0.3598 0.6405 0.5000 0.1405
15 90 0.3598 0.6405 0.5357 0.1048
16 90 0.3598 0.6405 0.5714 0.0691
17 90 0.3598 0.6405 0.6071 0.0334
18 90 0.3598 0.6405 0.6429 0.0024
19 90 0.3598 0.6405 0.6786 0.0381
20 90 0.3598 0.6405 0.7143 0.0738
21 90 0.3598 0.6405 0.7500 0.1095
22 90 0.3598 0.6405 0.7857 0.1452
23 95 1.1347 0.8717 0.8214 0.0503
24 95 1.1347 0.8717 0.8571 0.0146
25 95 1.1347 0.8717 0.8929 0.0211
26 95 1.1347 0.8717 0.9286 0.0568
27 100 1.9096 0.9719 0.9643 0.0076
28 100 1.9096 0.9719 1.0000 0.0281
Lampiran 6
Perhitungan Uji Homogenitas Data Hasil Tes Kemampuan Pemahaman
Konsep Matematis
Uji Homogenitas data di lakukan dengan menggunakan rumus uji beda Varians.
Langkah-langkah Uji Homogenitas data sebagai berikut:
1. Data
a. Pretest
No
1 35 1 -13,75 189,0625
2 35 1 -13,75 189,0625
3 40 1 -8,75 76,5625
4 40 1 -8,75 76,5625
5 40 1 -8,75 76,5625
6 40 1 -8,75 76,5625
7 40 1 -8,75 76,5625
8 40 1 -8,75 76,5625
9 45 1 -3,75 14,0625
10 45 1 -3,75 14,0625
11 45 1 -3,75 14,0625
12 45 1 -3,75 14,0625
13 45 1 -3,75 14,0625
14 50 1 1,25 1,5625
15 50 1 1,25 1,5625
16 50 1 1,25 1,5625
17 50 1 1,25 1,5625
18 50 1 1,25 1,5625
19 55 1 6,25 39,0625
20 55 1 6,25 39,0625
21 55 1 6,25 39,0625
22 55 1 6,25 39,0625
23 55 1 6,25 39,0625
24 60 1 11,25 126,5625
25 60 1 11,25 126,5625
26 60 1 11,25 126,5625
27 60 1 11,25 126,5625
28 65 1 16,25 264,0625
∑ ∑ ∑
∑
b. Posttest
No
1 75 1 -12,6785 160,7461
2 80 1 -7,6785 58,9604
3 80 1 -7,6785 58,9604
4 80 1 -7,6785 58,9604
5 80 1 -7,6785 58,9604
6 80 1 -7,6785 58,9604
7 80 1 -7,6785 58,9604
8 85 1 -2,6785 7,1747
9 85 1 -2,6785 7,1747
10 85 1 -2,6785 7,1747
11 85 1 -2,6785 7,1747
12 85 1 -2,6785 7,1747
13 85 1 -2,6785 7,1747
14 90 1 2,3214 5,3890
15 90 1 2,3214 5,3890
16 90 1 2,3214 5,3890
17 90 1 2,3214 5,3890
18 90 1 2,3214 5,3890
19 90 1 2,3214 5,3890
20 90 1 2,3214 5,3890
21 90 1 2,3214 5,3890
22 90 1 2,3214 5,3890
23 95 1 7,3214 53,6033
24 95 1 7,3214 53,6033
25 95 1 7,3214 53,6033
26 95 1 7,3214 53,6033
27 100 1 12,3214 151,8176
28 100 1 12,3214 151,8176
∑ ∑ ∑
∑
2. Pengujian Uji Homogenitas
Membandingkan nilai dengan dengan rumus:
Dengan taraf signifikan dan .
Dengan kriteria pengujian:
Jika , Maka diterima yang berarti varians kedua sampel
homogen
Jika , maka ditolak yang berarti varians kedua sampel
tidak homogen.
Ternyata yaitu 1,673 < 1,904 maka dapat disimpulkan bahwa
kedua data skor nilai tes kemampuan pemahaman konsep matematis siswa
memiliki varians yang homogen.
Lampiran 7
Penerapan Model ASSURE Pada Pembelajaran Kelas Sampel
1. Analyze Learner characteristics
Berdasarkan hasil pengamatan para siswa rata-rata berasal dari kalangan
sosial ekonomi menengah. Rata-rata siswa berusia remaja 13-14 tahun. Pada
umumnya siswa berasal sekolah sekolah dasar yang berbeda baik sekolah dasar
yang sudah negeri maupun swasta. Siswa pada umunya memiliki kecerdasan
dengan kapasitas sedang. Sebagian siswa lebih cenderung termotivasi dalam
belajar apabila tercipta kondisi yang kompetitif didalam kelas.
Untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada pertemuan pertama
dilakukan pretest. Dari hasil pretest dapat dijadikan acuan sebagai langkah awal
dalam menyusun materi yang layak untuk siswa. Pada umumnya siswa memiliki
gaya belajar yang berbeda. Berdasarkan hasil pengamatan, siswa pada kelas VIII
cenderung suka dengan gaya belajar secara visual yang menitikberatkan pada
penglihatan untuk dapat memahaminya.
2. State performance objectives (Menetapkan kompetensi)
Pembelajarn matematika pada kelas VIII menggunakan standar kurikulum
yaitu K13. Pada pembelajaran menggunakan teknologi yang bertujuan untuk
meningkatkan motivasi belajar, aktivitas belajar serta hasil kemampuan
pemahaman konsep siswa.
3. Select methods, media, and materials (Memilih metode, media, dan bahan
ajar)
Dalam penelitian ini strategi pembelajaran yang digunakan adalah strategi
diskusi, dimana dengan diskusi siswa akan lebih mudah untuk aktif
mengemukakan ide dan gagasannya. Strategi belajar kelompok dapat membantu
siswa untuk saling bertukar pikiran dengan teman satu kelompoknya dan juga
dapat mengasah kemampuan pemahaman konsep siswa. Media yang digunakan
dalam proses pembelajaran yaitu berupa powerpoint (PPT) dan lembar kerja
siswa. Bahan ajar yang peneliti gunakan dirancang dengan baik melalui berbagai
sumber seperti buku pelajaran matematika kelas VIII maupun media internet.
4. Utilize materials (Pemanfaatan bahan ajar dan media pembelajaran)
Hal pertama yang dilakukan adalah meninjau media dan bahan ajar yang
digunakan. Disini peneliti mengunakan media berbasis komputer yaitu PPT yang
terdapat gambar serta tulisan dengan warna yang menarik agar siswa tertarik
dalam belajar. Mempersiapkan media tersebut dengan sebaiak mungkin agar
mudah dipahami oleh siswa. Dalam proses pembelajaran sangat penting untuk
menyiapkan lingkungan belajar yang efektif untuk menunjang penggunaan media
berbasis komputer seperti ketersediaannya listrik, pencahayaan ruangan,
tersedianya layar proyektor dan lain sebagainya.
5. Requires learner participation (Melibatkan siswa dalam proses pembelajaran)
Para siswa secara individu dalam kelompoknya memperhatikan PPT yang
disajikan dan bertanya jika ada yang kurang dimengerti. Kemudian siswa
mengerjakan lembar kerja yang diberikan secara kelompok untuk melihat
keaktifan dan partisipasinya dalam bekerja kelompok, setelah itu perwakilan
kelompok mempresentasikannya didepan kelas sedangkan kelompok lainnya
menanggapi. Tugas peneliti adalah sebagai fasilitator jalannya diskusi serta
melakukan pengamatan kepada siswa.
6. Evaluate and revise (Evaluasi dan revisi)
Untuk mengukur pencapaian siswa dalam proses pembelajaran dengan
menggunakan tes yaitu posttest yang kita bandingakan dengan tes awal. Jika
terdapat perbedaan hasil tes maka model pembelajaran yang digunakan dapat
dikatakan efektif. Hasil pengamatan juga menunjukkan bahwa rata-rata siswa
cenderung aktif berpartisipasi saat diskusi bersama kelompoknya dan sebagian
siswa cukup kritis dalam proses pembelajaran. Beberapa komponen yang dapat
direvisi untuk menunjang proses pembelajaran yang lebih baik misalnya seperti
pemilihan strategi, teknologi, media dan bahan ajar.
Lampiran 8
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : MTs Mubtadi’in Penerokan
Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Statistika
Kelas/Semester : VIII (Delapan) / 2 (Dua)
Alokasi Waktu : 4 x 35 Menit (2 x pertemuan)
A. Kompetensi inti
KI.1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI.2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI.3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI.4. Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang)
sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama
dalam sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
No. Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian
Kompetensi
1. 3.10. Menganalisis data
berdasarkan distribusi data,
nilai rata-rata, median,
3.10.1 Menganalisis data
bedasarkan nilai rata-rata,
median, modus dari sebaran
modus, dan sebaran data
untuk mengambil
kesimpulan, membuat
keputusan, dan membuat
prediksi.
data untuk mengambil
kesimpulan, membuat
keputusan, dan membuat
prediksi.
2. 4.10. Menyajikan dan
menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan
distribusi data, nilai rata-
rata, median, modus, dan
sebaran data untuk
mengambil kesimpulan,
membuat keputusan, dan
membuat prediksi.
4.10.1 Menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan
rata-rata, median, modus
dan sebaran data untuk
mengambil kesimpulan,
membuat keputusan, dan
membuat prediksi
C. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran diharapkan :
1. Siswa dapat menganalisis data dari distribusi data yang diberikan.
2. Siswa dapat menentukan nilai rata-rata, median, modus dari sebaran data.
3. Siswa dapat menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan rata-rata,
median, modus dari sebaran data.
D. Metode Pembelajaran
1. Metode Diskusi Kelompok dan Tanya Jawab.
E. Media, Alat dan Sumber Pembelajaran
1. Media : Powerpoint (PPT) dan Lembar Kerja Siswa
2. Alat : Laptop, Proyektor, Papan Tulis, Spidol
3. Sumber pembelajaran : Buku Paket Matematika Kelas VIII
F. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Pertemuan pertama (2 x 35 menit)
KEGIATAN
DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI
WAKTU
Pendahuluan
1. Memberi salam, mengajak siswa untuk
mengawali kegiatan dengan berdo’a.
2. Guru mengecek kehadiran siswa.
3. Guru mengkondisikan siswa untuk
menerima pembelajaran dan meminta siswa
untuk mempersiapkan perlengkapan dan
peralatan yang diperlukan.
4. Melalui tanya jawab, siswa diminta untuk
mengingat kembali materi yang akan
dipelajari dengan pelajaran yang telah
dipelajari sebelumnya (apersepsi)
5. Siswa diberikan motivasi oleh guru (ice
breaking).
6. Guru menyampaikan tujuan dan manfaat
pembelajaran tentang topik yang akan
diajarkan.
7. Guru menyampaikan garis besar cakupan
materi dan langkah pembelajaran.
10 menit
Inti 1. Kegiatan literasi
Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk
melihat, mengamati, membaca dan
menuliskannya kembali. Mereka diberi
tayangan dan bahan bacaan terkait materi mean,
median, modus dari sebaran data.
2. Critical thingking
Guru memberikan kesempatan untuk
50 menit
mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang
belum dipahami, dimulai dari pertanyaan faktual
sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik.
Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan
materi.
3. Collaboration
Peserta didik dibentuk dalam beberapa
kelompok dengan masing-masing kelompok
terdiri dari 5-6 orang untuk mendiskusikan,
mengumpulkan informasi, mempresentasikan
ulang, dan saling bertukar informasi yang
berkaitan dengan materi. Setiap kelompok
diberikan lembar kerja siswa berupa soal untuk
dikerjakan secara berkelompok.
4. Communication
Masing-masing kelompok diminta untuk
menyampaikan atau mempresentasikan hasil
diskusinya didepan kelas, sedangkan kelompok
lainnya menanggapi.
5. Creativity
Guru dan peserta didik membuat kesimpulan
tentang hal-hal yang telah dipelajari terkait
materi. Peserta didik kemudian diberi
kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal
yang belum dipahami.
Penutup 1. Siswa dengan bimbingan guru membuat
kesimpulan/rangkuman dari kegiatan
pembelajaran.
2. Siswa diberikan 1 buah soal kuis untuk
10 menit
menguji pemahaman siswa, setelah selesai
dikumpulkan kepada guru.
3. Siswa bersama guru merefleksi proses
pembelajaran pada pertemuan ini.
4. Guru menyampaikan rencana pembelajaran
pada pertemuan berikutnya.
5. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran
dengan salam.
2. Pertemuan Kedua (2 x 35 Menit)
KEGIATAN
DESKRIPSI KEGIATAN ALOKASI
WAKTU
Pendahuluan
1. Memberi salam, mengajak siswa untuk
mengawali kegiatan dengan berdo’a.
2. Guru mengecek kehadiran siswa.
3. Guru mengkondisikan siswa untuk
menerima pembelajaran dan meminta siswa
untuk mempersiapkan perlengkapan dan
peralatan yang diperlukan.
4. Melalui tanya jawab, siswa diminta untuk
mengingat kembali materi yang akan
dipelajari dengan pelajaran yang telah
dipelajari sebelumnya (apersepsi)
5. Siswa diberikan motivasi oleh guru (ice
breaking).
6. Guru menyampaikan tujuan dan manfaat
pembelajaran tentang topik yang akan
diajarkan.
7. Guru menyampaikan garis besar cakupan
10 menit
materi dan langkah pembelajaran.
Inti 1. Kegiatan literasi
Peserta didik diberi motivasi dan panduan untuk
melihat, mengamati, membaca dan
menuliskannya kembali. Mereka diberi
tayangan dan bahan bacaan terkait
menyelesaikan soal statistika.
2. Critical thingking
Guru memberikan kesempatan untuk
mengidentifikasi sebanyak mungkin hal yang
belum dipahami, dimulai dari pertanyaan faktual
sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik.
Pertanyaan ini harus tetap berkaitan dengan
materi.
3. Collaboration
Peserta didik dibentuk dalam beberapa
kelompok dengan masing-masing kelompok
terdiri dari 5-6 orang untuk mendiskusikan,
mengumpulkan informasi, mempresentasikan
ulang, dan saling bertukar informasi yang
berkaitan dengan materi. Setiap kelompok
diberikan lembar kerja siswa berupa soal untuk
dikerjakan secara berkelompok.
4. Communication
Masing-masing kelompok diminta untuk
menyampaikan atau mempresentasikan hasil
diskusinya didepan kelas, sedangkan kelompok
lainnya menanggapi.
5. Creativity
Guru dan peserta didik membuat kesimpulan
tentang hal-hal yang telah dipelajari terkait
50 menit
materi. Peserta didik kemudian diberi
kesempatan untuk menanyakan kembali hal-hal
yang belum dipahami.
Penutup 6. Siswa dengan bimbingan guru membuat
kesimpulan/rangkuman dari kegiatan
pembelajaran.
7. Siswa diberikan 1 buah soal kuis untuk
menguji pemahaman siswa, setelah selesai
dikumpulkan kepada guru.
8. Siswa bersama guru merefleksi proses
pembelajaran pada pertemuan ini.
9. Guru menyampaikan rencana pembelajaran
pada pertemuan berikutnya.
10. Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran
dengan salam.
10 menit
G. Penilaian
Teknik : Tes Tertulis (Pengetahuan) dan Pengamatan.
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran
Wardi, S.Pd.I
NIP.
Jambi, Januari 2022
Mahasiswa
Wulandari
NIM. 208180044
Format Penilaian
1. Pengetahuan
Teknik Penilaian : Tes Tertulis
Bentuk Instrumen : Uraian
No. Nama Siswa Nilai
Prettest
Nilai
posttest
1 Ahmad Faiq Mubarok 50 80
2 Ardea Salsabila Majid 45 80
3 Dewi Ramadhani 35 85
4 Dika Maulana 35 80
5 Ela Gustin Wicaksana 40 90
6 Erika Setia Ramadhani 60 90
7 Fadhel M Raihan 60 90
8 Fadhila Kiara Agnivia 55 95
9 Ikhsan Hakiki 40 80
10 M. Adam Azzuwar 45 90
11 M. Syaifullah 45 85
12 M. Khairul Anam 45 80
13 M. Salsabia 50 85
14 Nabila Azzahra 55 100
15 Nawra Dwi Yandri 55 90
16 Nurul Nuraini Rizqita 55 95
17 Pasha Aswin Julianto 45 85
18 Putri Dwi Sakinah 60 90
19 Raffly Ahmad Fauzi 40 90
20 Ramita Suci 55 80
21 Reva Oktaviani 65 100
22 Reza Aprilia 50 90
23 Sholahuddin Wahid 60 90
2. Sikap
Teknik Penilaian : Pengamatan
Waktu Penilaian : Selama Kegiatan Belajar Mengajar
No Nama Kejadian/Perilaku Pos/
Neg
1 Ahmad Faiq
Mubarok
Dalam kesehariannya bersikap baik, sopan,
dan aktif dalam proses pembelajaran.
+
2 Ardea Salsabila
Majid
Dalam kesehariannya bersikap baik, sopan,
dan aktif namun terkadang kurang fokus
dalam belajar.
+
3 Dewi Ramadhani Dalam kesehariannya bersikap baik, sopan,
dan aktif.
+
4 Dika Maulana Dalam kesehariannya bersikap baik, sopan,
dan aktif.
+
5 Ela Gustin
Wicaksana
Dalam kesehariannya bersikap baik, sopan,
dan aktif berpartisipasi dengan baik dalam
belajar.
+
6 Erika Setia
Ramadhani
Dalam kesehariannya bersikap baik, sopan,
dan aktif.
+
7 Fadhel M Raihan Dalam kesehariannya bersikap baik, sopan,
dan aktif namun terkadang kurang fokus
dalam belajar.
+
8 Fadhila Kiara
Agnivia
Dalam kesehariannya bersikap baik, sopan,
aktif dan sedikit malu ketika bertanya.
+
24 Siska Anggraini 40 95
25 Siti Nuraziz 40 95
26 Syaiful Ghalih 50 85
27 Teguh Jayadi 50 75
28 Umi Khumaidan 40 85
No Nama Kejadian/Perilaku Pos/
Neg
9 Ikhsan Hakiki Dalam kesehariannya bersikap baik, sopan,
dan aktif.
+
10 M. Adam Azzuwar Dalam kesehariannya bersikap baik, sopan,
dan aktif namun terkadang kurang fokus
dalam belajar.
+
11 M. Syaifullah Dalam kesehariannya bersikap baik, sopan,
dan aktif.
+
12 M. Khairul Anam Dalam kesehariannya bersikap baik, sopan,
dan aktif serta kritis dalam bertanya.
+
13 M. Salsabia Dalam kesehariannya bersikap baik, sopan,
dan aktif.
+
14 Nabila Azzahra Dalam kesehariannya bersikap baik, sopan,
dan aktif serta kritis dalam bertanya.
+
15 Nawra Dwi Yandri Dalam kesehariannya bersikap baik, sopan,
dan aktif berpartisipasi dengan baik dalam
belajar.
+
16 Nurul Nuraini
Rizqita
Dalam kesehariannya bersikap baik, sopan,
dan sangat aktif.
+
17 Pasha Aswin
Julianto
Dalam kesehariannya bersikap baik, sopan,
dan aktif, namun kurang sedikit disiplin.
+
18 Putri Dwi Sakinah Dalam kesehariannya bersikap baik, sopan,
dan aktif.
+
19 Raffly Ahmad
Fauzi
Dalam kesehariannya bersikap baik, sopan,
dan aktif, namun terkadang kurang fokus.
+
20 Ramita Suci Dalam kesehariannya bersikap baik, sopan,
dan aktif.
+
21 Reva Oktaviani Dalam kesehariannya bersikap baik, sopan,
dan aktif berpartisipasi serta kritis dalam
+
No Nama Kejadian/Perilaku Pos/
Neg
bertanya.
22 Reza Aprilia Dalam kesehariannya bersikap baik, sopan,
dan aktif.
+
23 Sholahuddin
Wahid
Dalam kesehariannya bersikap baik, sopan,
dan aktif serta kritis dalam bertanya.
+
24 Siska Anggraini Dalam kesehariannya bersikap baik, sopan,
dan aktif.
+
25 Siti Nuraziz Dalam kesehariannya bersikap baik, sopan,
dan aktif.
+
26 Syaiful Ghalih Dalam kesehariannya bersikap baik, sopan,
dan aktif namun kurang disiplin.
+
27 Teguh Jayadi Dalam kesehariannya bersikap baik, sopan,
dan aktif.
+
28 Umi Khumaidan Dalam kesehariannya bersikap baik, sopan,
dan aktif.
+
MATERI
A. Menganalisis Data
Pada kehidupan sehari-hari, sering kita jumpai penerapan statistika dalam
beberapa aspek kehidupan seperti ukuran sepatu, nilai ulangan harian siswa, serta
data tentang kepadatan penduduk. Dengan statistika data tersebut dapat disajikan
dengan mudah dengan menggunakan tabel atau diagram sehingga mudah untuk
menganalisisnya.
Contoh :
Diberikan hasil produksi padi tiap tahunnya di desa suka makmur dari tahun
2008 sampai dengan 2015 sebagai berikut:
Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Hasil
(ton)
250 285 310 340 380 225 290 420
1. Buatlah simpulan dari data pada tabel diatas.
2. Pada tahun berapakah hasil produksi padi tertinggi?
3. Pada tahun berapakah hasil produksi padi terendah?
4. Perkiraan produksi padi pada tahun 2016.
Jawaban:
1. Produksi padi tertinggi terjadi pada tahun 2015 dan produksi padi terendah
terjadi pada tahun 2013 atau produksi padi mengalami kenaikan setiap
tahunnya dari tahun 2008-2012 namun pada tahun 2013 produksi
mengalami penurunan dan kemudian pada tahun berikutnya kembali
mengalami kenaikan.
2. 2015
3. 2013
4. Produksi padi pada tahun 2016 bisa saja mengalami kenaikan ataupun
penurunan hal itu dapat dilihat dari kondisi, cuaca, dan faktor lainnya yang
mempengaruhi pertumbuhan padi.
B. Ukuran Pemusatan Data
1. Mean (rata-rata)
Rata-rata dari sebuah data X, yang dilambangkan dengan (baca: ”X bar”)
adalah jumlah data dibagi dengan banyaknya data, yakni
Rata-rata hitung
∑
dengan:
∈ R (himpunan bilangan real),
∑X = jumlah data
n = banyak data X atau banyak datum dalam data X.
Contoh soal:
Nilai rata-rata dari 6,6,9,7,6,8,7, adalah….
Jawaban
Mean
2. Median (Nilai Tengah)
Median adalah nilai tengah data yang diurutkan dari data yang terkecil
sampai data yang terbesar atau sebaliknya. Median (nilai tengah) dari suatu data X
adalah bilangan yang membagi data menjadi dua kelompok (kiri dan kanan) yang
sama frekuensinya.
Contoh:
Median dari data 5,8,4,6,7,3,5,9,6,9 adalah....
Jawab:
Data diurutkan menjadi 3 4 5 5 6 6 7 8 9 9
3. Modus
adalah data yang paling banyak muncul.
Contoh:
Modus dari data 8,6,6,7,5,10,9,7,5,7 adalah….
Jawab :
Data diurutkan menjadi 5 5 6 6 7 7 7 8 9 10
Data yang paling banyak muncul adalah 7 karena muncul sebanyak 3 kali.
C. Ukuran Penyebaran Data
Penyebaran data merupakan ukuran yang menjelaskan distribusi dari suatu
kumpulan data. Ukuran penyebaran data antara lain jangkauan, kuartil bawah
(kuartil I), kuartil tengah (median), dan kuartil atas (kuartil III).
1. Jangkauan, Jangkauan suatu kumpulan data adalah selisih nilai terbesar dan
nilai terkecil dari kumpulan data tersebut.
Contoh:
Panjang (kaki)
18,5 8
11 10
14 15,5
12,5 6,25
16,25 5
Untuk menetukan nilai terkecil dan terbesar, urutkan data terlebih dahulu dari
terkecil ke terbesar.
5, 6,25, 8, 10, 11, 12,5, 14, 15,5, 16,25, 18,5
Jadi jangkauannya adalah 18,5-5= 13,5 kaki
2. Kuartil, kuartil dari kumpulan data membagi data menjadi empat bagian
yang sama. Ingat bahwa median (kuartil II) membagi data menjadi duaa bagian
yang sama.
Contoh:
18 21 23 24 29 30 30 32 36 39
Kuartil I = 23
Kuartil II =
Kuartil III = 32
Selisih antara kuartil atas dan kuartil bawah disebut jangkauan interkuartil.
Jangkauan interkuartil
= 32-23
= 9
Lampiran 10
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
(CURRICULUM VITAE)
Data pribadi :
Nama : Wulandari
Jenis kelamin : Perempuan
Tempat, tanggal lahir : Penerokan, 20 Juli 1999
Agama : Islam
Alamat lengkap : Jalan Bajubang Darat KM. 43, Desa
Penerokan, Kecamatan Bajubang, Kabupaten
Batanghari, Provinsi Jambi
Handphone : 089515731607
E-mail : [email protected]
Riwayat Pendidikan :
SD : SDN 77/1 Penerokan ( 2006 - 2012)
SMP : SMPN 8 Batanghari ( 2012 - 2015)
SMA : SMAN 5 Batanghari ( 2015 – 2018 )
Perguruan Tinggi : UIN STS JAMBI ( 2018 – Sekarang )