bab ii - universitas muhammadiyah malang

15
14 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 1.1 Kajian Pustaka 1.1.1 Penelitian Terdahulu Sebagai bahan referensi diambil dari empat judul penelitian terdahulu yang sesuai dengan tema dalam penelitian sekarang, yang pertama adalah Feni Dwi Anggraeni, Imam Hardjanto, Ainul Hayat (2013) dengan judul “Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah (umkm) Melalui Fasilittas Pihak Eksternal Dan Potensi Internal (Studi Kasus pada Kelompok Usaha “Emping Jagung” Di Kelurahan Pandanwangi Kecamatan Blimbing, Kota Malang). Jurusan Administrasi Publik. Fakultas Ilmu Administrasi. Universitas Brawijaya Malang dengan hasil penelitian yang didapatkan adalah: 1. Peran pemerintah khususnya Dinas Koperasi dan UKM kota Malang dalam program pengembangan memberikan fasilitas permodalan. Dalam hal ini dana bersumber dari pemerintah pusat (Kementrian Koperasi dan UKM) dan dana tersebut dibagikan kepada koperasi bagi para pengusaha UMKM yang akan melakukan pinjaman modal. Selain itu, adanya dana yang diberikan oleh pemerintah provinsi yakni berupa bansos dan hibah yang diberikan kepada koperasi wanita. 2. Adanya pembinaan dan pelatihan yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan UKM Kota Malang. Pembinaan dan pelatihan yang dilakukan oleh pemerintah bagi masyarakat yakni bertujuan untuk mengasah kemampuan serta bekal bagi masyarakat yang akan mendirikan usaha sendiri. Dinas

Upload: khangminh22

Post on 28-Jan-2023

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

14

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

1.1 Kajian Pustaka

1.1.1 Penelitian Terdahulu

Sebagai bahan referensi diambil dari empat judul penelitian

terdahulu yang sesuai dengan tema dalam penelitian sekarang, yang

pertama adalah Feni Dwi Anggraeni, Imam Hardjanto, Ainul Hayat (2013)

dengan judul “Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah

(umkm) Melalui Fasilittas Pihak Eksternal Dan Potensi Internal (Studi

Kasus pada Kelompok Usaha “Emping Jagung” Di Kelurahan

Pandanwangi Kecamatan Blimbing, Kota Malang). Jurusan Administrasi

Publik. Fakultas Ilmu Administrasi. Universitas Brawijaya Malang dengan

hasil penelitian yang didapatkan adalah:

1. Peran pemerintah khususnya Dinas Koperasi dan UKM kota Malang

dalam program pengembangan memberikan fasilitas permodalan. Dalam

hal ini dana bersumber dari pemerintah pusat (Kementrian Koperasi dan

UKM) dan dana tersebut dibagikan kepada koperasi bagi para pengusaha

UMKM yang akan melakukan pinjaman modal. Selain itu, adanya dana

yang diberikan oleh pemerintah provinsi yakni berupa bansos dan hibah

yang diberikan kepada koperasi wanita.

2. Adanya pembinaan dan pelatihan yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan

UKM Kota Malang. Pembinaan dan pelatihan yang dilakukan oleh

pemerintah bagi masyarakat yakni bertujuan untuk mengasah kemampuan

serta bekal bagi masyarakat yang akan mendirikan usaha sendiri. Dinas

15

Koperasi dan UKM kota Malang menyediakan pelayanan seperti klinik

UMKM yang bekerjasama dengan pemerintah provinsi Jawa Timur.

Klinik yang disediakan oleh Dinas Koperasi bertujuan untuk memberikan

konsultasi megenai rencana atau pengembangan usaha kepada para

pengusaha maupun calon yang akan membuka usaha sendiri.

3. Peningkatan promosi produk yang dilakukan oleh Dinas Koperasi dan

UKM kota Malang yaitu berupa bazar atau pameran yang dilakukan di

tempat umum seperti mall. Akan tetapi, bukan hanya bazar di mall

kegiatan peningkatan promosi produk juga diadakan di luar kota sampai

luar pulau dengan bekerjasama dengan pemerintah provinsi Jawa Timur.

Penelitian yang kedua yakni, Eka Defri Aryuanda (2013) dengan judul

“Pengembangan Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (umkm) Untuk Memperkuat

Ketahanan Ekonomi Masyarakat Desa (studi desa segodorejo kecamatan sumobito

kabupaten jombang). Jurusan Ilmu Pemerintah, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu

Politik Universitas Muhammadiyah Malang.

1. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Jombang melakukan

pengembangan umkm dengan melakukan pembinaan SDM masyarakat

yaitu mengadakan pelatihan-pelatihan bagi pengurus koperasi wanita dan

umkm Jombang. Pemerintah sebagai fasilitator memberikan fasilitas

bantuan modal kerja atau mendekatkan pelaku usaha pada bank dengan

bunga ringan. Selain itu pemerintah mengadakan kemitraan dengan

lembaga pelaku ekonomi tingkat kabupaten.

2. Hambatan dinas dalam pengembangan umkm yakni banyaknya pemula

pelaku umkm yang masih memiliki sdm rendah, tekhnologi, pengetahuan

16

dan relasi serta modal yang masih lemah dan terkadang tidak sesuai

dengan yang ada pada program.

Penelitian yang ketiga yakni, Roman Kurniato (2006) dengan judul skripsi

“Peran Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kabupaten Sidoarjo Terhadap

Pembagunan Indutri Kecil Sepatu Sandal Di Wedoro”. Jurusan Ilmu Pemerintah.

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik. Universitas Muhammadiyah Malang,

dengan hasil penelitian :

1. Peran Dinas Perindustrian Dan Perdagangan dalam pengembangan

industri kecil di Wedoro Sidoarjo yakni pembinaan dari aspek SDM

adalah dengan memberikan pembinaan teknis, antara lain dengan

pendidikan non formal dan pelatihan (ketrampilan) dibanding manajemen,

SMT/motivasi, teknik produksi dan teknik pemasaran. Dari aspek

permodalan yaitu dengan memberikan bantuan berupa fasilitator dalam

perijinan. Sedangkan dalam peralatan Dinas Perindustrian Dan

Perdagangan memberikan bantuan peralatan berupa mesin plong, mesin

jahit. Dari aspek pemasaran adalah dengan mengikut sertakan produk-

produk Wedoro dalam even-even pameran baik yang dalam tingkat lokal

maupun tingkat nasional.

2. Hambatan yang terjadi ketika proses pengembangan yakni SDM,

manajemen moal dan manajemen pemasaran. Para pengusaha/pengrajin

rata-rata memiliki latar belakang pendidikan yang masih rendah sehingga

pengetahuan mereka tetang manajemen modal maupun pemasaran masih

kurang dan menyebabkan lambannya proses dari pengembangan sentra

industri kecil sepatu sendal sendiri.

17

Penelitian yang ke empat yakni, Keith Hartley, Richard White & David Chaundy

(2006) Goverment and Performance : a comparative study (Pemerintah dan

Performa Industri Kecil: Studi Komparatif). Fakultas Ekonomi. United Kingdom

– Inggris, dengan hasil penelitian yakni :

1. Membahas tentang bagaimana peran pemerintah Inggris dalam

mengembangkan industri kecil. Industri kecil di Inggris sendiri

merupakan salah satu jenis usaha yang bergantung pada pemerintah.

Pemerintah dijadikan salah satu institusi ekonomi, dimana industri

kecil bergantung terhadap pembelian produk dari pemerintah.

2. Pemerintah sendiri menjadikan industri kecil sebagai salah satu usaha

yang dapat memberikan efek baik atau buruk terhadap perekonomian.

Sebagai salah satu pihak yang berperan dalam pengembangan,

pemerintah Inggris dapat mempengaruhi struktur, kondisi dan

performa dari industri-industri yang ada di Inggris. Oleh karenanya,

pemerintah menjadi salah satu pihak yang berperan penting dalam

kemajuan industri kecil di Inggris.

Tabel 1 : Relevansi Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Upaya

Peningkatan dan Pengembangan Industri Kecil Menengah Di Kota Malang

No. Peneliti dan Judul Hasil Penelitian Relevansi

1. Feni Dwi

Anggraeni, Imam

Hardjanto, Ainul

Hayat (2013).

“Pengembangan

usaha mikro, kecil,

dan menengah

(umkm) melalui

Pengembangan secara

internal dari kelompok

usaha “Emping Jagung”

di Kelurahan

Pandanwangi,

Kecamatan Blimbing,

Kota Malang,

diantaranya: Adanya

Relevansi dari penelitin

tersebut yakni adanya

dukungan

pengembangan UMKM

secara internal dan

eksternal. Dengan

adanya salah satu

18

fasilittas pihak

eksternal dan

potensi internal

(Studi Kasus pada

Kelompok Usaha

“Emping Jagung”

di Kelurahan

Pandanwangi

Kecamatan

Blimbing, Kota

Malang). Jurusan

Administrasi

Publik, Fakultas

Ilmu Administrasi,

Universitas

Brawijaya, Malang.

pengadaan permodalan,

inovasi hasil produksi,

perluasan jaringan

pemasaran, dan

pengadaan sarana dan

prasarana produksi.

Adapun pengembangan

secara eksternal dengan

adanya bantuan dari

Dinas Koperasi dan

UKM Kota Malang.

Diantaranya :

Adanya pemberian

akses UMKM terhadap

sumber permodalan,

pengadaan pembinaan

dan pelatihan,

peningkatan promosi

produk, perluasan

pemasaran produk,

penyediaan sarana dan

prasarana.

inovasi dari pihak

internal dapat

memberikan kontribusi

atas meningkatnya

usaha kecil. Serta

dorongan dari pihak

ekternal yakni Dinas

Koperasi dan UKM

Kota Malang

memberikan kesempatan

terbuka bagi pelaku

industri maupun yang

akan mendirikan usaha.

2. Eka Defri

Aryuanda, (2013).

“Pengembangan

usaha mikro kecil

dan menengah

(umkm) untuk

memperkuat

ketahanan ekonomi

masyarakat desa

(studi desa

segodorejo

kecamatan

sumobito kabupaten

jombang). Jurusan

ilmu pemerintah,

Fakultas ilmu sosial

dan ilmu politik

Universitas

Muhammadiyah

Malang.

Pengembangan yang

dilakukan oleh Dinas

Perindustrian dan

Perdagangan Kabupaten

Jombang yakni dengan

melakukan pembinaan

SDM masyarakat yaitu

mengadakan pelatihan-

pelatihan bagi pengurus

koperasi wanita dan

umkm jombang.

Pemerintah sebagai

fasilitator memfasilitasi

bantuan modal kerja

atau mendekatkan

pelaku usaha pada bank

dengan bunga ringan.

Hambatan dinas dalam

pengembangan umkm

yakni banyaknya

pemula pelaku umkm

masih memiliki sdm

rendah, teknologi,

pengetahuan dan relasi

serta modal masih

lemah yang terkadang

Relevansi dari penelitian

tersebut yakni, dalam

program pengembangan

umkm bukan hanya

dinas sebagi fasilitator

namun adanya

kerjasama yang

dilakukan dengan bank

serta mengadakan

kemitraan dengan

lembaga pelaku

ekonomi tingkat

kabupaten.

19

tidak sesuai engan yang

ada pada program.

3. Roman Kurniato

(2006) dengan

judul skripsi “Peran

Dinas Perindustrian

Dan Perdagangan

Kabupaten Sidoarjo

Terhadap

Pembagunan

Indutri Kecil

Sepatu Sandal Di

Wedoro”. Jurusan

Ilmu Pemerintah.

Fakultas Ilmu

Sosial Dan Ilmu

Politik. Universitas

Muhammadiyah

Malang.

Dinas Perindustrian Dan

Perdagangan melakukan

pengembangan terhadap

industri kecil Di

Wedoro dengan

memberikan pembinaan

teknis, pelatihan, serta

teknik dalam produksi

dan pemasaran.

Hambatan yang terjadi

ketika proses

pengembangan yakni

SDM, manajemen

modal dan manajemen

pemasaran. Dengan

SDM yang masih

rendah pengetahuan

sehingga mereka kurang

dalam manajemen

modal maupun

pemasaran dan

menyebabkan

lambannya proses

pengembangan.

Relevansi dari penelitian

tersebut yakni, adanya

peran pemerintah

sebagai fasilitator dalam

pengembangan sentra

indutri kecil menengah.

Dinas Perindustrian Dan

Perdagangan menjadi

salah satu yang

bertanggung jawab atas

berkembangnya industri

kecil di WedoroSidoarjo

yakni industri sepatu

sendal.

4. Keith Hartley,

Richard White dan

David Chaundy

(2006) Goverment

and Performance : a

comparative study

(Pemerintah dan

Performa Industri

Kecil: Studi

Komparatif).

Fakultas Ekonomi.

United Kingdom –

Inggris.

Bagaimana peran

pemerintah Inggris

dalam mengembangkan

industri kecil. Industri

kecil di Inggris sendiri

merupakan salah satu

jenis usaha yang

bergantung pada

pemerintah. Pemerintah

dijadikan salah satu

institusi ekonomi,

dimana industri kecil

bergantung terhadap

pembelian produk dari

pemerintah.

Relevansi dari penelitian

tersebut yakni, adanya

peran pemerintah

sebagai salah satu

pengembang industri

kecil. Dimana industri

kecil dijadikan salah

satu penghasil

perekonomian

masyarakat. Dan

penelitian tersebut

mengatakan bahwa,

industri kecil tergantung

akan pembelian produk

dari pemerintah.

20

2.1.2 Industri Kecil

Industri kecil usaha rumah tangga yang melakukan kegiatan penggolongan

barang dasar menjadi barang setengah jadi, barang setengah jadi menjadi barang

jadi, barang yang kurang bermanfaat menjadi barang bernilai tinggi nilainya

dengan maksut dijual dengan jumlah pekerja paling sedikit 5 orang dan paling

banyak 19 orang termasuk pengusaha (Sugiarto, 2007 : 11).

2.1.3 Karakteristik Industri Kecil

1. Padat Karya

Dengan sifatnya yang padat karya sehingga industri kecil dapat menyerap

banyak tenaga kerja, khusunya tenaga kerja daerah, sehingga dapat mengurangi

tingkat pengangguran dalam kondisi pertambahan penduduk yang cukup tinggi

sedangkan lapangan kerja terbatas sekali, maka kegiatan-kegiatan yang mampu

menyerap tenaga kerja mempunyai peran penting.

2. Modal kecil

Mayoritas usaha kecil memiliki modal yang relatif kecil. Faktor yang

meyebabkan kecilnya modal yang dimiliki oleh sektor usaha kecil adalah karena

modalnya beersumber dari keuangan pribadi. Faktor yang kedua adalah

banyaknya persyaratan yang harus dipenuhi apabila mengajukan permohonan

kepada pihak Bank.

3. Teknologi sederhana

Teknologi yang digunakan dalam usaha kecil biasanya bersifat

konvensional. Penggunaan teknologi konvensional ini selain disebabkan oleh

minimnya dana, tapi juga karena proses produksinya tidak membutuhkan

teknologi tinggi.

21

4. Pemerataan

Sifatnya sesuai dengan kondisi daerah maka industri kecil dapat

dikembangkan di daerah (Digilib.upi.edu, 2017).

2.1.4 Karakteristik Industri Menengah

1. Manajemen Bisnis Sendiri

UKM sangat berbeda dengan waralaba. Perbedaannya yang mencolok

terletak pada manajemen bisnis. Apabila waralaba memiliki manajemen bisnis

yang ditentukan oleh pihak franchisor, maka UKM tidak. Pemilik UKM memiliki

kebebasan untuk bertindak dan mengambil keputusan sendiri dengan kemajuan

usahanya.

2. Modal Usaha Terbatas

UKM memiliki modal terbatas, karena pada umumnya modal hanya

berasal dari pemilik usaha atau bisa jadi sekelompok kecil orang yang ikut

menginvestasikan uangnya untuk modal UKM tersebut.

3. Karyawan Kebanyakan dari penduduk lokal

Pada umumnya, UKM mengambil karyawan dari penduduk lokal. Hal ini

dikarenakan dua hal. Pertama, pemilik UKM ingin memberdayakan penduduk

lokal agar bisa bekerja secara mendiri di daerah tersebut. Kedua, adanya

keterbatasan biaya untuk menggaji karyawan yang berasal dari daerah luar.

4. Bersifat Usaha Keluarga

Pada umumnya, UKM bersifat usaha keluarga. Dalam artian, usaha ini

dijalankan dan dikembangkan sendiri oleh pemilik usaha bersama keluarganya.

Setelah berkembang cukup besar, pemilik UKM memperkerjakan penduduk

sekitar dengan sistem seperti keluarga.

22

5. Posisi Kunci Dipegang oleh Pemilik

Maju-mundurnya UKM tergantung sepenuhnya oleh pemilik usaha.Dalam

hal ini, berarti sistem untuk menjalankan atau memajukan usaha tidak diajarkan

kepada karyawan atau orang yang menjadi kepercayaan.

6. Modal Usaha Berasal dari Keuangan Keluarga

Kebanyakan UKM tidak mengandalkan modal dari pihak luar, seperti

investor atau bank, tetapi dari keuangan keluarga, sehingga memungkinkan

tercampurnya keuangan keluarga dan perusahaan. Modal dari pihak luar hanya

dibutuhkan ketika pemilik UKM ingin mengembangkan usaha tersebut ke luar

daerah.

7. Menuntut Motivasi Tinggi

Untuk memajukan UKM, pemilik usaha dituntut untuk memiliki motivasi

yang tinggi. Motivasi tersebut meliputi motivasi untuk melakukan promosi secara

besar-besaran, membuat situs bisnis, membuat strategi marketing online serta

offline, dan sebagainya.

8. Menggunakan Teknologi Sederhana dalam Proses Produksi

Pada umumnya, UKM masih menggunakan teknologi sederhana dalam

proses produksinya. Teknologi sederhana yang dimaksud disini adalah alat-alat

yang masih tradisional dan belum canggih, sebagaimana yang ada belakangan ini

(http://eprints.stainkudus.ac.id/, 2017).

2.1.5 Ruang Lingkup Industri Kreatif

Menurut Studi Pemetaan Industri Kreatif, Departemen Perdagangan

Republik Indonesia, 2007. Subsektor yang merupakan industri berbasis kreativitas

adalah:

23

1. Periklanan: kegiatan kreatif yang berkaitan jasa periklanan (komunikasi

satu arah dengan menggunakan medium tertentu), yang meliputi proses kreasi,

produksi dan distribusi dari iklan yang dihasilkan, misalnya: riset pasar,

perencanaan komunikasi iklan, iklan luar ruang, produksi material iklan, promosi,

kampanye relasi publik, tampilan iklan di media cetak (surat kabar, majalah) dan

elektronik (televisi dan radio), pemasangan berbagai poster dan gambar,

penyebaran selebaran, pamflet, edaran, brosur dan reklame sejenis, distribusi dan

delivery advertising materials atau samples, serta penyewaan kolom untuk iklan.

2. Arsitektur: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan jasa desain

bangunan, perencanaan biaya konstruksi, konservasi bangunan warisan,

pengawasan konstruksi baik secara menyeluruh dari level makro (Town planning,

urban design, landscape architecture) sampai dengan level mikro (detail

konstruksi, misalnya: arsitektur taman, desain interior).

3. Pasar Barang Seni: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan perdagangan

barang-barang asli, unik dan langka serta memiliki nilai estetika seni yang tinggi

melalui lelang, galeri, toko, pasar swalayan, dan internet, misalnya: alat musik,

percetakan, kerajinan, automobile, film, seni rupa dan lukisan.

4. Kerajinan: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi, produksi dan

distribusi produk yang dibuat dihasilkan oleh tenaga pengrajin yang berawal dari

desain awal sampai dengan proses penyelesaian produknya, antara lain meliputi

barang kerajinan yang terbuat dari: batu berharga, serat alam maupun buatan,

kulit, rotan, bambu, kayu, logam (emas, perak, tembaga, perunggu, besi) kayu,

kaca, porselin, kain, marmer, tanah liat, dan kapur. Produk kerajinan pada

24

umumnya hanya diproduksi dalam jumlah yang relatif kecil (bukan produksi

massal).

5. Desain: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain grafis, desain

interior, desain produk, desain industri, konsultasi identitas perusahaan dan jasa

riset pemasaran serta produksi kemasan dan jasa pengepakan.

6. Fesyen: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi desain pakaian,

desain alas kaki, dan desain aksesoris mode lainnya, produksi pakaian mode dan

aksesorisnya, konsultansi lini produk fesyen, serta distribusi produk fesyen.

7. Video, Film dan Fotografi: kegiatan kreatif yang terkait dengan kreasi

produksi video, film, dan jasa fotografi, serta distribusi rekaman video dan film.

Termasuk di dalamnya penulisan skrip, dubbing film, sinematografi, sinetron, dan

eksibisi film.

8. Permainan Interaktif: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi,

produksi, dan distribusi permainan komputer dan video yang bersifat hiburan,

ketangkasan, dan edukasi. Subsektor permainan interaktif bukan didominasi

sebagai hiburan semata-mata tetapi juga sebagai alat bantu pembelajaran atau

edukasi.

9. Musik: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan kreasi/komposisi,

pertunjukan, reproduksi, dan distribusi dari rekaman suara.

10. Seni Pertunjukan: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha

pengembangan konten, produksi pertunjukan (misal: pertunjukan balet, tarian

tradisional, tarian kontemporer, drama, musik tradisional, musik teater, opera,

termasuk tur musik etnik), desain dan pembuatan busana pertunjukan, tata

panggung, dan tata pencahayaan.

25

11. Penerbitan dan Percetakan: kegiatan kreatif yang terkait dengan dengan

penulisan konten dan penerbitan buku, jurnal, koran, majalah, tabloid, dan konten

digital serta kegiatan kantor berita dan pencari berita. Subsektor ini juga

mencakup penerbitan perangko, materai, uang kertas, blanko cek, giro, surat andil,

obligasi surat saham, surat berharga lainnya, passport, tiket pesawat terbang, dan

terbitan khusus lainnya. Juga mencakup penerbitan foto-foto, grafir (engraving)

dan kartu pos, formulir, poster, reproduksi, percetakan lukisan, dan barang

cetakan lainnya, termasuk rekaman mikro film.

12. Layanan Komputer dan Piranti Lunak: kegiatan kreatif yang terkait

dengan pengembangan teknologi informasi termasuk jasa layanan komputer,

pengolahan data, pengembangan database, pengembangan piranti lunak, integrasi

sistem, desain dan analisis sistem, desain arsitektur piranti lunak, desain prasarana

piranti lunak dan piranti keras, serta desain portal termasuk perawatannya.

13. Televisi dan Radio: kegiatan kreatif yang berkaitan dengan usaha kreasi,

produksi dan pengemasan acara televisi (seperti games, kuis, reality show,

infotainment, dan lainnya), penyiaran, dan transmisi konten acara televisi dan

radio, termasuk kegiatan station relay (pemancar kembali) siaran radio dan

televisi.

14. Riset dan Pengembangan: kegiatan kreatif yang terkait dengan usaha

inovatif yang menawarkan penemuan ilmu dan teknologi dan penerapan ilmu dan

pengetahuan tersebut untuk perbaikan produk dan kreasi produk baru, proses baru,

material baru, alat baru, metode baru, dan teknologi baru yang dapat memenuhi

kebutuhan pasar; termasuk yang berkaitan dengan humaniora seperti penelitian

26

dan pengembangan bahasa, sastra, dan seni; serta jasa konsultansi bisnis dan

manajemen (Nurjanah, 2013).

2.2 Landasan Teori

Teori Fungsionalisme Struktural Talcott Parsons

Asumsi dasar dari Teori Fungsionalisme Struktural, yaitu bahwa

masyarakat terintegrasi atas dasar kesepakatan dari para anggotanya akan nilai-

nilai kemasyarakatan tertentu yang mempunyai kemampuan mengatasi perbedaan-

perbedaan sehingga masyarakat tersebut dipandang sebagai suatu sistem yang

secara fungsional terintegrasi dalam suatu keseimbangan. Dengan demikian

masyarakat merupakan kumpulan sistem-sistem sosial yang satu sama lain

berhubungan dan saling ketergantungan (Digilib.uinsby.ac.id, 2017).

Suatu “fungsi” (function) adalah “kumpulan kegiatan yang ditujukan ke arah

pemenuhan kebutuhan tertentu atau kebutuhan sistem”. Dengan menggunakan

definisi ini, Parsons yakin bahwa ada empat fungsi penting diperlukan semua

sistem. Adaptation (A), goal attainment (G), integration (I), dan lantency (L) atau

pemeliharaan pola. Adaptation (adaptasi) yaitu sebuah sistem harus

menanggulangi situasi eksternal yang gawat, sistem harus menyesuaikan diri

dengan lingkungan dan menyesuaikan lingkungan itu dengan kebutuhannya

(Ritzer, 2014 : 117). Dimana kita sebagai masyarakat harus bisa mempertahankan

diri dengan cara kita harus mampu dan bisa menyesuaikan diri kita dengan

lingkungan yang ada di masyarakat dan menyesuaikan lingkungan dengan diri

kita. Adaptasi mencakup upaya menyelamatkan (secure) sumber-sumber yang ada

di lingkungan, dan kemudian mendistribusikannya melalui sistem yang ada.

27

Setiap masyarakat dituntut memiliki kemampuan untuk memobilisasi setiap

sumber yang ada di lingkungannya sehingga sistem tersebut dapat berjalan dengan

baik.

Goal attainment (pencapaian tujuan) dalam sebuah sistem yaitu sebuah sistem

harus mendefinisikan dan mencapai tujuan utamanya. Pencapaian tujuan terkait

dengan upaya menetapkan prioritas diantara tujuan-tujuan sistem yang ada, serta

selanjutnya memobilisasi sumber-sumber sistem untuk mencapai tujuan tersebut.

Dimana sistem ini harus berusaha mencapai tujuan-tujuan itu yang dari awal

sudah dirumuskan secara terperinci. Fungsi dari goal-attainment adalah untuk

memaksimalkan kemampuan masyarakat untuk mencapai tujuan-tujuan kolektif

mereka.

Integration (integrasi) yaitu sebuah sistem harus mengatur antar hubungan

bagian-bagian yang menjadi komponennya, tindakan koordinasi dan pemeliharaan

antar hubungan unit-unit sistem yang ada. Sistem juga harus mengatur antar

hubungan fungsi lain (AGIL). Dimana sistem ini harus mampu mengatur

hubungan-hubungan itu sebaik mungkin, agar diantara sistem bisa berjalan

dengan semestinya.

Latency (pemeliharaan pola) yaitu sistem harus melengkapi, memelihara dan

memperbaiki, baik motivasi individual maupun pola-pola kultural yang

menciptakan dan menopang motivasi-motivasi itu sendiri. Latency terkait dengan

dua masalah yang saling bertautan, yakni pemeliharaan pola dan manajemen

ketegangan. Pemeliharaan pola terkait dengan upaya bagaimana meyakinkan aktor

yang berada di dalam sistem untuk menampilkan karakteristik yang tepat, baik

28

yang berkaitan dengan motif, kebutuhan, dan perannya. Sementara itu,

manajemen ketegangan berhubungan dengan ketegangan internal sistem dan juga

ketegangan aktor di dalam sistemnya.

Sistem tindakan hanya akan bertahan jika memenuhi empat kriteria ini.

Dalam karya berikutnya, The Sociasl System. Parson melihat aktor sebagai

orientasi pada situasi dalam istilah motivasi dan nilai-nilai. Terdapat berberapa

macam motivasi, antara lain kognitif, chatectic, dan evaluative. Terdapat juga

nilai-nilai yang bertanggung jawab terhadap sistem sosoial ini, antara lain nilai

kognisi, apresiasi, dan moral. Parson sendiri menyebutnya sebagai modes of

orientation. Unit tindakan oleh karenaya melibatkan motivasi dan orientasi nilai

dan memiliki tujuan umum sebagai konsekuensi kombinasi dari nilai dan

motivasi-motivasi tersebut terhadap seorang aktor (Digilib.uinsby.ac.id, 2017).

Namun demikian, dalam menganilisis sistem sosial ini, Parsons sama sekali tidak

mengabaikan masalah hubungan antara aktor dan struktur sosial. Menurutnya,

persyaratan kunci bagi terpeliharanya integrasi pola nilai di dalam sistem adalah

proses internalisasi dan sosialisasi (Ritzer, 2014 : 121).