analisis sistem pengendalian intern kas pada pt
TRANSCRIPT
i
ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN KAS PADA
PT.PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) MEDAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi (S.Ak)
Program Studi Akuntansi
Oleh :
NAMA : MUTIARA MAHFUZAH LUBIS
NPM : 1505170526
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
4
ABSTRAK
Mutiara Mahfuzah Lubis . 1505170526. Analisis Sistem Pengendalian Intern
Kas pada PT. PELABUHAN INDONESIA I (persero) Medan, 2019. Skripsi .
Kas disebut sebagai harta yang paling likuid dan merupakan komponen aktiva
lancar yang meliputi uang kertas/ logam dan benda-benda lain yang dapat
digunakan sebagai media tukar yang sah dan dapat diambil setiap saat. Jika
persediaan kas yang cukup maka perusahaan akan beroperasi dengan lancar
terutama dalam kegiatan pengeluaran kas yang meliputi pembelian barang dan
jasa, dan oleh karena itu agar perusahaan terhindar dari penyelewengan maka kas
digunakan dengan sebaik-baiknya. Kas tidak terlepas dari kegiatan penerimaan
dan pembayaran. Tujuan dari Penelitian ini untuk mendeskripsikan bagaimana
Sistem Pengendalian Intern Kas serta menganalisis Sistem Pengendalian Intern
Kas pada persuahaan PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan. Sistem
pengendalian intern kas yaitu sistem pengendalian yang mampu melindungi kas
yang dimiliki perusahaan, dan menjauhkan dari kerugian akibat dari kesalahan
yang disengaja maupun tidak disengaja. Sistem pengendalian intern terbagi
menjadi dua sistem yaitu penerimaan dan pengeluaran kas.Dalam Penelitian ini
permasalahan yang timbul karena adanya nomor urut bukti yang tidak tercetak
dan tidak memiliki stempel Cap “LUNAS” pada bukti kas yang telah dibayarkan.
Adapun pendekatan penelitian yang penulis gunakan adalah pendekatan penelitian
yang berbentuk deskriptif. Jenis data yang dikumpulkan untuk mendukung
variabel yang diteliti adalah jenis data kualitatif. Sumber data yang digunakan
yaitu data primer dan data sekunder. Tekhnik pengumpulan data yang digunakan
yaitu metode wawancara dan metode dokumentasi . Teknik analisis data pada
penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif . Berdasarkan hasil analisis
dengan cara membandingkan sistem pengendalian intern kas pada PT. Pelabuhan
Indonesia I (Persero) Medan dengan unsur sistem pengendalian intern model
COSO, sistem pengendalian intern kas pada PT. Pelabuhan Indonesia 1 (Persero)
Medan belum mencapai tujuan dari sistem pengendalian intern. Hal ini
dikarenakan ada beberapa unsur sistem pengendalian intern kas pada perusahaan
masih terdapat kelemahan.
Kata Kunci : Kas, Sistem Pengendalian Intern, Sistem Pengendalian Intern Kas
5
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji dan syukur peneliti panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan berkah dan rahmat-Nya yang tak terhingga sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi sesuai dengan waktu yang diharapkan. Tak lupa pula
salawat berangkaikan salam atas junjungan Nabi Muhammad Saw sebagai
rahmatan lil‟alamin , semoga kita semua sebagai umat muslim mendapat
syafa‟atnya di yaumil mahsyar kelak. Aminn ya rabbal‟alamin.
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi sebagian syarat memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi program studi Akuntansi. Skripsi ini memuat tentang
“ANALISIS SISTEM PENGEDALIAN INTERN KAS PADA PT.
PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) MEDAN.” Tujuan dari penelitian
ini untuk mendeskripsikan penerapan Sistem Pengendalian Intern kas pada PT.
Pelabuhan Indonesia 1 (Persero) MEDAN.
Dalam kesempatan ini, peneliti mengucapkan terima kasih yang
sebesarbesarnya kepada banyak pihak yang telah membantu dalam penyelesaian
penyusunan skripsi ini. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada keluarga
besarku, teristimewa Ayahanda Muhammad Tuah Ramadhan Lubis dan Ibunda
Aswinda Tanjung tercinta, yang memberikan kasih sayang kepada penulis sedari
kecil sampai saat ini dan untuk yang seterusnya dan motivasi untuk selalu
berjuang demi masa depan yang cerah. Hanya doa yang penulis panjatkan untuk
saat ini kepada Allah SWT kiranya Ayah dan Ibu diberi selalu kesehatan, panjang
i
6
umur hingga dapat menyaksikan penulis diwisuda nantinya dan diampuni segala
dosa. Serta tak lupa pula Adik Laki-Laki tersayang saya Muhammad Rafly Haikal
Lubis, dan Adik perempuan tersayang saya Shofie Adzkia Keysha Lubis, yang
selalu memotivasi penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan riset dengan
lancar dan menyusun sesuai dengan waktu yang diharapkan.
1. Bapak Dr. Agussani, MAP selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara.
2. Bapak H. Januri, S.E., MM., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
3. Bapak Ade Gunawan,S.E., M.Si selaku Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
4. Bapak Dr. Hasrudy Tanjung, SE., M.Si selaku Wakil Dekan III Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
5. Ibu Fitriani Saragih, S.E., M.Si selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
6. Ibu Zulia Hanum, S.E., MSi selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
7. Bapak Roni Parlindungan, S.E., Msi selaku Dosen Penasehat Akademik
kelas Akuntansi H Pagi stambuk 2015/2016 Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
8. Ibu Maya Sari, Dr., S.E., M.Si., Hj selaku Dosen Pembimbing proposal
yang dengan ikhlas telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan
dan pengarahan kepada penulis demi selesainya Skripsi ini.
ii
7
9. Ibu Kiki selaku Kepala bendahara PT.Pelabuhan Indonesia I (Persero)
Medan dan seluruh staff dan karyawan, PT Pelabuhan Indonesia I
(Persero) Medan terima Kasih atas saran dan kerjasamanya, semoga
suskses dan tetap semangat.
10. Ibu Helda selaku staff di bagian keuangan PT Pelabuhan Indonesia I
(Persero) Medan yang membantu penulis memperoleh data serta
pengarahannya.
11. Teman-teman serta adik-adik junior di Himpunan Mahasiswa Jurusan
Akuntansi Periode 2017/2018 yang telah memberi semangat agar penulis
dapay menyelesaikan laporan magang ini.
12. Sahabat Aditama Vavirya, Ihkfanny saufiasnerma, Nelayati Saragih,
Amelia Rawita, Muhammad Dicky Tanjung, Muhammmad Faldi,
Muhammad Ricky Hamdani, dan teman – teman H Akuntansi Pagi yang
selalu memberikan dukungan dan motivasi selama ini kepada penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal ini.
13. Dan untuk seluruh staf pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara yang telah mengajarkan saya
selama masa perkuliahan.
Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
membantu dan semoga laporan magang ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Medan, Maret 2019
Penulis
MUTIARA MAHFUZAH LUBIS
1505170526
iii
8
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I -.1 Penelitian Terdahulu ....................................................................... 32
Tabel II-2 Kisi-Kisi Wawancara................................................................ 39
Tabel III- 3 Tabel Waktu Penelitian .......................................................... 40
iv
9
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar II.1 Kerangka Berfikir ............................................................................ 35
Gambar III.1 Struktur Organisasi Perusahaan ...................................................... 46
Gambar III .2 Flowchart Penerimaan Kas Perusahaan ........................................ 53
Gambar III.3 Flowchart Pengeluaran Kas Perusahaan ......................................... 56
v
10
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................ vii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. LatarBelakang Masalah ................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 5
C. Rumusan Masalah .......................................................................... 6
D. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian ......................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................... 8
A.Uraian Teoritis ................................................................................ 8
1. Sistem Pengendalian Intern ....................................................... 8
a. Pengertian Sistem Pengendalian Intern ................................. 8
b. Tujuan Sistem Pengendalian Intern ...................................... 10
c. Unsur Pengendalian Intern .................................................... 13
d. Karakteristik dan Keterbatasan Sistem
Pengendalian Intern .............................................................. 19
1) Karakteristik Sistem Pengendaian Intern .......................... 19
2) Keterbatasan Sistem Pengendalian Intern ......................... 20
2. Kas ............................................................................................... 21
vi
11
a. Pengertian Kas ........................................................................... 21
b. Sifat dan Komposisi Kas ....................................................... 22
c. Fungsi Kas .................................................................................................. 24
3. Sistem Pengendalian Intern Kas ............................................... 24
a. Sistem Pengendalian Intern Penerimaan Kas ............................ 25
b. Sistem Pengendalian Intern Pengeluaran Kas ........................... 29
4. Penelitian Terdahulu ................................................................. 33
B. Kerangka Berfikir .......................................................................... 35
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 36
A. Pendekatan Penelitian .................................................................... 36
B. Defenisi Operasional ..................................................................... 36
C. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 40
D. Jenis Dan Sumber Data ................................................................. 41
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 41
F. Teknik Analisis data ....................................................................... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 43
A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 43
1. Struktur Organisasi dan Deksripsi Tugas ........................................... 43
a. Struktur Organisasi ......................................................................... 43
b. Deksripsi Tugas .............................................................................. 47
2. Sistem Pengendalian Intern Kas PT. Pelabuhan Indonesia I
(Persero) Medan ................................................................................ 57
a. Prosedur Penerimaan Kas .............................................................. 58
b. Prosedur Pengeluaran Kas ............................................................. 60
B. Pembahasan ............................................................................................ 62
vii
12
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................. 72
A. Kesimpulan .................................................................................... 72
B. Saran .............................................................................................. 73
viii
13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam mengembangkan dunia bisnis di suatu perusahaan dibutuhkan
struktur dan manajemen organisasi yang baik dan sehat antara unit maupun intern
unit perusahaannya, untuk menghasilkan informasi keuangan yang valid dan
handal.Selain itu agar dapat mempermudah informasi keuangan (laporan
keuangan) yang akuratdalam menangani masalah-masalah yang terjadi di dalam
perusahaannya,ada salah satu bagian pengamanan dibentuk kedalam struktur
pelaporan keuangan sehingga pengeluaran dari laporan keuangan tersebut dapat
dipastikan kebenarannya.
Untuk mengembangkan dunia bisnis pemimpin suatu perusahaan sangat
membutuhkan pengamanan, pengamanan tersebut adalah sistem pengendalian
intern. Dalam menjalankan pengendalian intern dapat melindungi penanam
modal, kreditur, dan juga mengamankan atau mengawasi aset perusahaan. Selain
itu, dapat membantu manajemen dalam usahanya menjalankan perusahaan
seefektif dan seefisien mungkin. Agar pengendalian intern berjalan dengan baik
perlu diperhatikan dan evaluasi serta membuat perancangan secara terus menerus
terhadap pengamanan tersebut, Fungsi pengendalian sangat penting bagi
perusahaan agar laporan keuangan yang diharapkan oleh pihak perusahaan dapat
menghasilkan nilai-nilai yang akurat dan dipastikan kebenaran dalam pencatatan
akuntansinya.
1
2
Perusahaan pada dasarnya mempunyai prinsip untuk menjalankan fungsi-
fungsi yang terdapat dalam perusahaan yang memerlukan pengawasan dan
pengendalian (pengamanan) dalam melakukan semua kegiatan perusahaan
tersebut. Perihal ini dilakukan agar kegiatan dari perusahaan tersebut dapat
mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan. Agar tehindar dari kecurangan atau
penyelewengan yang diakukan pihak-pihak tertentu. Adanya struktur sistem
pngendalian intern yang dapat menjaga kekayaan perusahaan maupun kekayaan
investor yang ditanamkan oleh perusahaan. Pengendalian adalah usaha untuk
mencapai tujuan tertentu melalui perilaku yang diharapkan dalam suatu
perusahaan.
Dalam pengembangan perusahaan juga diperlukan suatu sistem informasi
yang baik, salah satu sistem informasi ini adalah sistem akuntansi. Dengan adanya
sistem akuntansi yang baik, diharapkan manajer akan mampu mengendalikan
perusahaan, agar kegiatan usahanya berkembang dan sistem akuntansi ini
merupakan suatu organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasikan
sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan
manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan.
Selain itu sistem informasi yang tidak menggunakan unsur-unsur dari
pengendalian intern, akan mengakibatkan dampak buruk bagi suatu perusahaan
dan besar kemungkinan sistem informasi tersebut tidak ada gunanya.Dan jika
Pengendalian intern berfungsi dengan baik maka sistem informasi tersebut akan
menghasilkan informasi keuangan yang valid dan dapat dipercaya. Maka
pengendalian intern ini dilakukan tidak hanya menggunakan bentuk aplikasi saja,
melainkan menggunakan dalam bentuk fisik juga.
3
Kemudian, pengendalian intern adalah rencana organisasi dan metode bisnis
yang dipergunakan untuk menjaga asset, memberikan informasi yang akurat dan
handal mendorong dan memperbaiki efisiensi jalannya organisasi, serta
mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah ditetapkan. Dari pengertian
sebelumnya disimpulkan bahwa pengendalian intern adalah rancangan
organisasional oleh sebuah perusahaan untuk mengamankan harta perusahaan
serta mengecek keakuratan dan kehandalan mengenai data akuntansi perusahaan
yang telah dipatuhi dan ditetapakan melalui kebijakan dari manajemen dalam
sebuah perusahaan tersebut.
Menurut Mulyadi (2002, 163) Sistem pengendalian intern
Strukturpengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan
ukuran–ukuran yang dikoordinasi untuk menjaga kekayaan
organisasi,mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi,
mendorongefisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen”.
Sedangkan Tujuan pengendalian Sanyoto Gondodiyoto dalam bukunya
yang berjudul Audit Sistem Informasi (2007,267) terbagi menjadi tiga, yaitu:
a. Keandalan pelaporan keuangan.
b. Efektivitas dan efisiensi operasi.
c. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
Sistem pengendalian intern salah satu cara untuk melindungi aset-aset
di dalam sebuah perusahaan agar terhindar dari kecurangan. Kas merupakan
komponen aktiva. Di dalam kehidupan sehari-hari kas mempunyai istilah yaitu
uang kertas/logam yang dapat digunakan sebagai media tukar yang sah dan dapat
diambil setiap saat. Jika Persediaan kas di dalam sebuah perusahaan mengalami
kecukupan maka keuangan di suatu perusahaan akan beroperasi dengan lancar
terutama terkait dalam pengeluaran kas yang meliputi barang dan jasa, memiliki
harta, membayar hutang serta kegiatan- kegiatan lainnya. Dalam aktiva
4
perusahaan kas merupakan dasar pengukuran dan pencatatan semua data
transaksi.
Oleh karena itu, hal inilah yang membuat sistem pengendalian intern kassangat
penting diperhatikan. Hal ini juga sesuai dengan yang diungkapkan Hery
(2008,158) bahwa” pengendalian internal kas dijalankan untuk memastikan
bahwa kas telah diterima dengan baik dan semestinya dan pengeluaran kas
dilakukan berdasarkan transaksi yang benar-benar terjadi tanpa adanya tindakan
manipulasi dan menghindari pembayaran berganda”.
Objek penelitian ini yaitu PT Pelabuhan Indonesia I (Persero)yang
beralamat di Jl.Krakatau Ujung No. 100, Tj. Mulia, Medan Deli, Kota Medan,
Sumatera Utara. PT Pelabuhan indonesia I adalah suatu perusahaan BUMN yang
bergerak dalam bdang jasa pengelolaan dan pelayanan pelabuhan. Dari hasil
pengamatan yang dilakukan oleh peneliti menemukan bahwabukti pengeluaran
kas yang telah dibayarkan, tidak dibubuhi cap “LUNAS”. Halini tidak sesuai
dengan model pengendalian COSO yang dikemukakan olehSukrisno Agoes
(2011, 101) PenilaianResiko mencakup peristiwa yang terjadi,dari pihak intern
maupun ekstern yang dapat mempengaruhi kemampuanperusahaan mencatat,
mengolah, meringkas dan melaporkan data keuanganperusahaan. Selain itu, hal
ini juga tidak sesuai dengan unsur pengendalianintern pengeluaran kas yang
dikemukakan oleh Mulyadi (2001,519) “dokumendasar dan dokumen pendukung
transaksi pengeluaran kas harus dibubuhi cap“LUNAS” oleh bagian kasir setelah
pengeluaran kas dilakukan”. Hal inidilakukan untuk menghindari penggunaan
dokumen pendukung lebih dari satukali sebagai dasar pembuktian kas keluar.
5
Yang terakhir, bukti penerimaan dan pengeluaran kas tidak memilikinomor
urut secara tercetak, melainkan tulisan manual. Hal ini tidak sesuaidengan unsur
Sistem Pengendalian Intern model COSO yang dikemukakan olehSanyoto
Gondodiyoto (2007,270) dalam Aktivitas Pengendalian salah satunyadapat
dilakukan dengan penggunaan dokumen yang layak. Selain itu,
Mulyadi(2002,167) juga mengemukakan bahwa” praktek yang sehat
dalammelaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi dapat dilakukan
dengancara penggunaan formulir bernomor urut tercetak. Dokumen berisi data
yangdapat menghasilkan informasi dan merupakan salah satu unsur penting
dalamperusahaan. Nomor urut tercetak untuk mencegah adanya sabotase
ataumanipulasi dokumen dan apabila hilang dapat membantu melacaknya
kembali.
Dari beberapa fenomena diatas, peneliti tertarik untuk mengambil
judulpenelitian “ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN KAS
PADAPT.PELABUHAN INDONESIA 1 (PERSERO )
B. Identifikasi Masalah
Dari fenomena yang didapat dari hasil prariset, ada beberapa
identifikasimasalah, antara lain sebagai berikut:
1. Adanya Penilaian Resiko terhadap Bukti pengeluaran kas yang telah
dibayarkan, tetapi tidak dibubuhi Cap “LUNAS”
2. Adanya Aktivitas Pengendalian dalam kebijakan dan prosedur terhadap Bukti
penerimaan dan pengeluaran kas yang tidak memiliki nomor urut secara tercetak,
melainkan manual.
6
C. Rumusan Masalah
Rumusan dalam masalah penelitian ini antara lain sebagai berikut:
1. Apakah Sistem Pengendalian Intern Kas yang ada pada PT.PelabuhanIndonesia
1 (Persero) beroperasi dengan baik dalam mencapai tujuan
sistempengendalian intern kas ?
2. Bagaimanakah Sistem Pengendalian Intern Kas yang ada pada
PT. Pelabuhan Indonesia 1 (Persero)?
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini telah diuraikan oleh identifikasi masalah yang ada
diatas, dari penelitian ini dapat mengkaji dan menganalisis sistem pengendalian
intern kas pada PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan
2. Manfaat Penelitian
Sedangkan manfaat yang diharapkan penulis dari penelitian ini adalah
sebagai berikut, antara lain :
1. Bagi peneliti, Untuk mengetahui tingkat perkembangan informasi
tentang sistem pengendalian intern sesuai dengan kemajuan dunia
bisnis.
2. Bagi perusahaan, Untuk dapat memberikan masukan dan saran-saran
yang dianggap perlu guna membantu memecahkan masalah-masalah
yang menyangkut pada sistem pengendalian intern terhadap
perusahaan.
7
3. Bagi pihak lain yang melakukan penelitian tentang masalah yang
sama, dapat menjadi bahan masukkan dalam penelitian lebih
lanjut.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Uraian Teoritis
1. Sistem Pengendalian Intern
a. Pengertian Sistem Pengendalian Intern
Pengendalian adalah usaha untuk mencapai tujuan tertentu melalui perilaku
yang diharapkan. Dalam defenisi pengendalian ini terdapat dua hal penting tujuan
tertentu yang akan diwujudkan dan perilaku tertentu yang diharapkan.
Definisi Sistem pengendalian Intern Menurut Mulyadi (2001,163)
“Pengendalian intern adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan
komisaris, manajemen dan personil satuan usaha lainnya yang dirancang
untuk mendapatkan keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan dalam
hal keandalan pelaporan keuangan, kesesuaian dengan undangundang, dan
peraturan yang berlaku,efektifitas dan efesiensi operasi manajemen. Struktur
pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran–ukuran
yang dikoordinasi untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian
dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan dipatuhinya
kebijakan manajemen”.
Menurut Hery (2008,156) “pengendalian internal adalah seperangkat
kebijakan dan prosedur untuk melindungi aktiva atau kekayaan perusahaan
dari segala bentuk tindakan penyalahgunaan, menjamin tersedianya
informasi akuntansi yang akurat, serta memastikan bahwa semua ketentuan
(peraturan) hukum/undangundang serta kebijakan manajemen telah dipatuhi
atau dijalankan sebagaimana semestinya oleh seluruh karyawan
perusahaan”.
Sedangkan menurut Ikatan Akuntan Indonesia yang dikutip oleh Sanyoto
Gondodiyoto dalam bukunya Audit Sistem Informasi (2007,247) bahwa “
Sistem pengendalian intern meliputi organisasi semua metode dan ketentuan
terkoordinasi yang dianut dalam suatu perusahaan untuk melindungi harta
miliknya, mengecek kecermatan dan kehandalan data akuntansi ,
8
9
meningkatnya efisiensi usaha dan mendorong diatatinya kebijakan
manajemen yang telah digariskan”.
Sedangkan menurut Sukrisno Agoes (2011,100) mendefinisikan:
“Pengendalian intern sebagai suatu proses yang dijalankan oleh dewan
komisaris, manajemen dan personel lain entitas-yang didesain untuk
memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan
berikut: a) Keandalan pelaporan keuangan, b) Efektifitas dan efisiensi
operasi dan, c) Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
Menurut Ariefah (2007,124) Pengendalian Internal dibedakan menjadi dua
yaitu Administrative controls (pengendalian administratif) dan Accounting
controls (pengendalian akuntansi). Administrative controls (pengendalian
administratif) meliputi rencana organisasi dan prosedur yang menyangkut
efisiensi usaha dan ketaatan pada kebijaksanaan peraturan pimpinan
perusahaan dan pada umumnya tidak berhubungan langsung dengan
pembukuan (sistem akuntansi) misalnya analisa statistik, laporan kegiatan,
kebijakan akuntansi. Accounting controls (pengendalian akuntansi) meliputi
rencana organisasi tentang catatan untuk menjamin pengamanan harta
kekayaan, dan berkaitan dengan rencana sistem akuntansi yang dapat
menghasilkan laporan keuangan yang andal dan relevan.
Dalam buku Sistem Informasi Akuntansi oleh Anastasia Diana dan Lilis
Setiawati (2011,83) “COSO mendefinisikan pengendalian internal sebagai
proses yang diimplementasikan oleh dewan direksi, manajemen, serta
seluruh staf dan karyawan dibawah karyawan mereka dengan tujuan untuk
memberikan jaminan yang memadai atas tercapainya tujuan pengendalian”.
Menurut krismiaji (2015) menjelaskan bahwa, pengendalian intern adalah
rencana, metode, prosedur yang digunakan untuk menjaga atau melindungi
aktiva, menghasilkan informasi yang akurat dan dapat dipercaya,
mendorong efisiensi untuk dipatuhinya kebijakan manajemen. Sedangkan
menurut Romney dan Steinbart (2015) pengendalian internal adalah proses
atau prosedur yang dijalankan untuk menyediakan jaminan memadai bahwa
tujuan pengendalian dipenuhi.
Berdasarkan defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem
pengendalian internal adalah semua rencana organisasional, metode dan
pengukuran yang dipillih oleh suatu perusahaan untuk mengamankan harta
10
kekayaan, mengecek keakuratan dan keandalan data akuntansi usaha tersebut,
meningkatkan efisiensi operasional, serta mendukung dipatuhinya kebijakan
manajerial yang telah ditetapkan. Sistem pengendalian intern merupakan alat yang
dapat digunakan untuk membantu pihak manajemen untuk mencegah terjadinya
kecurangan atau penyelewengan dan mendorong dipatuhinya kebijaksanaan yang
telah ditetapkan oleh pihak manajemen sebelumnya.
b. Tujuan Sistem Pengendalian Intern
Tujuan Pngendalian menurut Mulyadi (2002,178) tujuan pengendalian
intern terbagi atas dua yaitu:
1. Menjaga kekayaan perusahaan
a. Penggunaan kekayaan perusahaan hanya melalui sistem
otorisasi yang telah ditetapkan.
b. Pertanggungjawaban kekayaan perusahaan yang dicatat
dibandingkan dengan kekayaan yang sesungguhnya.
2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi
a. Pelaksanaan transaksi melalui sistem otorisasi yang telah
ditetapkan.
b. Pencatatan transaksi yang terjadi tercatat dengan benar di
dalam catatan akuntansi perusahaan.
Tujuan tersebut dapat dirinci lebih lanjut sebagai berikut:
1. Penggunaan kekayaan perusahaan hanya melalui sistem otorisasi yang
telah ditetapkan :
a. Pembatasan akses langsung terhadap karyawan
b. Pembatasan akses tidak langsung terhadp karyawan.
2. Pertanggung jawaban kekayaan perusahaan yang dicatat dibandingkan
dengan kekayaan yang sesunguhnya ada :
a. Pembandingan secara periodik antara catatan akuntansi dengan
11
kekayaan yang sesungguhya ada
b. Rekonsiliasi antara catatan akutansi yang diselenggarakan
3. Pelaksanaan transaksi melalui sistem otorisasi yang telah ditetapkan:
a. Pemberiaan otorisasi oleh pejabat yang berwenang
b. Pelaksanaan transaksi sesuai dengan otorisasi yang telah diberikan
oleh pejabat yang berwenang
4. Pencatatan transaksi yang terjadi dalam catatan akuntansi:
a. Pencatatan semua transaksi yang terjadi
b. Transaksi yang dicatat adalah benar-benar terjadi
c. Transaksi dicatat dalam jumlah yang benar
d. Transaksi dicatat dalam periode akuntansi yang seharusnya
e. Transaksi dicatat dengan penggolongan yang seharusnya
f. Transaksi dicatat dan diringkas dengan teliti.
Sedangkan menurut Hery (2008,157) tujuan pengendalian intern untuk
memberikan jaminan yang memadai bahwa:
1. Aktiva yang dimiliki oleh perusahaan telah diamankansebagaimana
mestinya dan hanya digunakan untuk kepentinganperusahaan semata,
bukan untuk kepentingan individu atauoknum karyawan tertentu.
Maka,pengendalian internal diterapkanagar supaya seluruh aktiva
perusahaan dapat terlindungi denganbaik dari tindakan penyelewengan,
pencurian, danpenyalahgunaan yang tidak sesuai dengan wewenangnya
dankepentingan perusahaan.
2. Agar karyawan menaati hukum dan peraturan.
3. Informasi akuntansi perusahaan tersedia secara akurat dan dapat
diandalkan hal ini dapat dilakukan dengan cara memperkecil resiko baik
atas salah saji laporan keuangan yang disengaja (manipulasi/sabotase)
maupun yang tidak disengaja (kelalaian).
Dari definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan pengendalian intern
12
untuk menjaga kekayaan perusahaan, terciptanya informasi laporan keuangan
yang relevan dan handal, serta mendorong agar karyawan mematuhi peraturan dan
ketentuan hukum yang berlaku dalam perusahaan.
Tujuan pengendalian Sanyoto Gondodiyoto dalam bukunya yang berjudul
Audit Sistem Informasi (2007,267) terbagi menjadi tiga, yaitu:
a. Keandalan pelaporan keuangan.
b. Efektivitas dan efisiensi operasi.
c. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
Sedangkan Tujuan pengendalian intern menurut Jerry J. Weygandt
(2009,454) antara lain :
1. Melindungi aset dari pencurian , perampokan dan penyalahgunaanoleh
karyawan.
2. Meningkatkan keakuratan dan kebenaran pencatatan akuntansi. Halini
dengan menurunkan resiko kesalahan danketidakteraturan dalam proses
akuntansi.
Suatu pengendalian intern yang baik dalam perusahaan akan memberikan
keuntungan yang sangat berarti bagi perusahaan. Menurut Sanyoto Gondodiyoto
(2007,259) keuntungan atau kelebihan pengendalian intern sebagai berikut:
1. Dapat memperkecil kesalahan-kesalahan dalam penyajian data
akuntansi sehingga akan menghasilkan laporan yang benar.
2. Melindungi atau membatasi kemungkinan terjadinya kecurangan dan
penggelapan-penggelapan.
3. Kegiatan organisasi akan dapat dilaksanakan dengan efisien.
4. Mendorong dipatuhinya kebijakan pemimpin.
c. Unsur Sistem Pengendalian Intern
Sistem pengendalian intern memiliki unsur. Unsur-unsur pokok sistem
pengendalian intern menurut Mulyadi (2001,164) adalah sebagai berikut :
13
1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara
tegas.
2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan
perlindungan yang cukup terhadap harta perusahaan.
3. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit
organisasi
4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawab.
Dari unsur-unsur diatas dapat diuraikan kelima unsur tersebut, antara
lain sebagai berikut:
1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara
tegas. Struktur organisasi merupakan salah satu alat bagi manajemen
perusahaan untuk memantau dan mengendalikankegiatannya. Struktur
organisasi yang disusun harus dapatmenunjukkan garis-garis wewenang
dan tanggung jawab yang jelas.Untuk memperjelas pembagian
tanggungjawab fungsional dalamorganiasasi didasarkan pada beberapa
prinsip yaitu :
a. Harus dipisahkan fungsi operasi, fungsi penyimpanan dan
fungsiakuntansi. Fungsi operasi adalah fungsi yang memiliki
wewenanguntuk melaksanakan suatu kegiatan, fungsi penyimpanan
adalah fungsi yang memiliki wewenang untuk menyimpan aktiva
perusahaan. Sedangkan fungsi akuntansi adalah fungsi yangmemiliki
wewenang untuk mencatat peristiwa keuangan perusahaan.
b.Suatu fungsi tidak boleh diberi tanggungjawab penuh
untukmelaksanakan semua tahap suatu transaksi. Hasilnya
adalahmerupakan struktur organisasi, yaitu kerangka dari organisasi
yangmenunjukkan tugas-tugas, tanggung jawab dan tata hubungan
14
yangterdapat diantara bagian yang satu dengan lainnya. Struktur
organisasi perusahaan haruslah memungkinkan adanya koordinasi
usaha diantara semua satuan dan jenjang untuk mengambil tindakan
tindakan yang dapat mencapai suatu tujuan umum.
2. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawab. Unsur mutu
karyawan merupakan unsur sistem pengendalian intern yang penting.
Jika perusahaan memiliki karyawan yang kompeten dan jujur, unsur
pengendalian intern yang lain dikurangi sampai batas yang minimum
dan perusahaan tetap mampu menghasilkan pertanggung jawaban
keuangan yang dapat.
3.Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memeberikan
perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan
biaya. Dalam organisasi, setiap transaksi bisa terjadi atas dasar otorisasi
dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya
transasaksi tersebut. Oleh karena itu, dalam suatu organisasi harus
dibuat sebuah sistem yang mengatur pembagian wewenang
untukotorisasi atas pelaksanaannya setiap transaksi. Tujuan dari
otorisasi (transactionauthorization) adalah untuk memastikan bahwa
semua transaksi yang diproses oleh sistem informasi valid dan sesuai
dengan tujuan pihak manajemen.
4. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit
organisasi. Setelah struktur organisasi dan sistem wewenang serta
prosedur pembukuan disusun dengan baik, maka diperlukan adanya
praktik-praktik yang sehat untuk menjalankannya. Adapun cara-cara
15
yang dapat ditempuh oleh perusahaan dalam melaksanakan praktik
sehat adalah:
a. Penggunaan formulir bernomor urut tercetak yang pemakaiannya
dapat dipertanggungjawabkan oleh yang berwenang.
b. Pemeriksaan mendadak (surprised audit) yang dilaksanakan
tanpapemberitahuan lebih dahulu kepada pihak yang akan diperiksa
dandengan jadwal yang tidak teratur.
c. Setiap transaksi tidak boleh dilakukan dari awal sampai akhir
olehsatu orang atau satu unit organisasi, tanpa ada campur tangan
dariorang atau unit organisasi lain.
d. Perputaran jabatan (job rotation) yang diadakan secara rutin
akandapat menjaga independensi pejabat dalam melaksanakan
tugasnya.
e. Keharusan pengambilan cuti bagi karyawan yang berhak.
Selamacuti, jabatan karyawan yang bersangkutan digantikan
sementara olehpejabat lain, sehingga seandainya terjadi kecurangan
dalam unit yangbersangkutan diharapkan dapat diungkap oleh
pejabat yangmenggantikan untuk sementara tersebut.
f. Secara periodik diadakan pencocokan fisik kekayaan
dengancatatannya. Untuk menjaga kekayaan organisasi dan
mengecekketelitian serta keandalan catatan akuntansinya, secara
periodikharus dilakukan pencocokan atau rekonsiliasi antara
kekayaan secarafisik dengan catatan akuntansi yang bersangkutan
dengan kekayaantersebut.
16
g. Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk
mengecekefektivitas unsur-unsur sistem pengendalian intern yang
lain. Unitorganisasi ini disebut dengan unit pengawas intern atau
stafpemeriksa intern. Adanya unit pengawas intern atau staf
pemeriksaintern dalam perusahaan akan menjamin efektivitas unsur-
unsursistem pengendalian intern, sehingga kekayaan perusahaan
akanterjamin keamanannya dan data akuntansi akan terjamin
ketelitiandan keandalannya.
Sedangkan Menurut Committee of Sponsoring Organizations of theCOSO
yang dikutip oleh Sanyoto Gondodiyoto (2007,268) unsur-unsurpokok
pengendalian intern adalah:
1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
2. Aktivitas Pengendalian (Control Activities)
3. Penilaian Resiko (Risk Assestment)
4. Informasi dan komunikasi (Information and Communication)
5. Pemantauan (Monitoring)
Unsur-unsur tersebut dapat diuraikan, sebagai berikut:
1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment), suasana organisasi
yangmempengaruhi kesadaran penguasaan (control consciousness) dari
seluruhpegawainya. Lingkungan pengendalian ini merupakan dasar
darikomponen lain karena menyangkut kedisiplinan dan struktur.
Lingkunanpengendalian mencakup:
a. Intregritas dan nilai etika
b. Komitmen terhadap kompetensi
c. Partisipasi dewan komisaris atau komite audit
17
d. Struktur organisasi
e. Pemberian wewenang dan tanggung jawab
f. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia
2. Penilaian Resiko (Risk Assestment), adalah proses mengidentifikasi
danmenilai atau mengukur resiko-resiko yang dihadapi dalam
mencapaitujuan. Setelah teridentifikasi, manajemen harus menentukan
bagaimanamengelola atau mengendalikannya.
a. perubahan dalam lingkungan operasi
b. personel baru
c. sistem informasi yang baru atau yang diperbaiki
d. teknologi baru
e. lini produk, produk, atau aktivitas baru
f. restrukturisasi korporasi
g. operasi luar negeri
h. standar akuntansi baru
3. Aktivitas Pengendalian (Control Activities), adalah kebijakan dan
proseduryang harus ditetapkan untuk meyakinkan manajemen bahwa semua
arahantelah dilaksanakan. Aktivitas pengendalian ini diterapkan pada
semuatingkat organisasi dan pengolahan data.
a. Review terhadap kinerja
b. Pengolahan informasi
c. Pengendalian fisik
d. Pemisahan tugas
18
4. Informasi dan komunikasi (Information and Communication), dua elemen
yang dapat membantu manajemen melaksanakan tanggung jawabnya.
Manajemen harus membangun sistem informasi yang efektif dan tepat
waktu. Hal tersebut antara lain menyangkut sistem akuntansi yang terdiri
dari cara-cara dan perekaman (records) guna mengidentifikasi,
menggabungkan, menganalisa, mengelompokkan, mencatat dan melaporkan
transaksi yang timbul serta dalam rangka membuat pertanggung jawaban
(akuntabilitas) asset dan utang-utang perusahaan. Komunikasi melibatkan
penyediaan suatu pemahaman yang jelas mengenai peran dan tanggung
jawab individu berkenaan dengan pengendalian intern atas pelaporan
keuangan.
5. Pemantauan (Monitoring), suatu proses penilaian sepanjang waktu atas
kualitas pelaksanaan pengendalian internal. Pemantauan atau pengawasan
kinerja meliputi :
a. Supervise yang efektif
b. Akuntansi pertanggung jawaban
c. Pengauditan internal.
d. Karakteristik dan Keterbatasan Sistem Pengendalian Intern
1) Karakteristik Sistem Pengendalian Internal
Karakteristik pengendalian yang baik dalam buku standar profesi Audit
internal menurut Hiro Tugiman (2000) adalah sebagai berikut :
1. Tepat waktu
19
Pengendalian harus mampu mendeteksi sedini mungin penyimpangan
yang terjadi dengan membatasi biaya yang tidak perlu.
2. Cukup Hemat
Pengendalian menyajikan hasil dengan menimbulkan biaya yang paling
minimum dan efek samping yang sckecil mungkin.
3. Dapat dipertanggungjawabkan
Pengendalian membantu menunjukkan pertanggungjawaban kepada
mereka atas tugas-tugas yang dibebankan kepadanya
4. Dapat ditempatkan
Pengendalian harus dapat ditempatkan atau diposisikan pada tempat
dimana pengendalian dapat berkerja secara efektif.
5. Fleksibel
Pengendalian dapat menyesuaikan akan perubahan-perubahan dalam
pelaksanaan kegiatan untuk mengantisipasi kebutuhan akan perubahan.
6. Mampu mengidentifikasi penyebab
Tindakan koperatif segera dapat dilakukan jika pengendalian bukan hanya
mengidentifikasi masalah tetapi juga penyebab.
7. Sesuai atau Pantas
Pengendalian harus dapat memenuhi kebutuhan manajemen dan cocok
dengan orang dalam struktur organisasi.
2) Keterbatasan Sistem Pengedalian Intern
Keterbatasan yang terdapat dalam pengendalian internal dapat mengakibatkan
tujuan dari pengendalian internal tidak akan tercapai.
20
Menurut Hery (2008,165) “keterbatasan pengendalian intern dapat dipengaruhi
oleh faktor manusia, kolusi dan ukuran perusahaan. Faktor manusia adalah faktor
yang sangat penting sekali dalam sistem pengendalian intern. Sebuah sistem
pengendalian intern yang baik akan menjadi tidak efektif oleh karena adanya
karyawan yang kelelahan, ceroboh, atau bersikap acuh tak acuh. Demikian dengan
kolusi, kolusi ini akan dapat secara signifikan mengurangi keefektifan sebuah
sistem dan mengeliminasi proteksi yang ditawarkan dari pemisahan tugas. Serta
ukuran perusahaan yang dapat memicu keterbatasan pengendalian internal. Dalam
perusahaan berskala kecil, mungkin akan sulit menerapkan pemisahan tugas atau
memberikan pengecekan independen atau verifikasi internal, mengingat satu
karyawan mungkin saja dapat merangkap mengerjakan beberapa pekerjaan
sekaligus.”
Selain itu,Keterbatasan sistem pengendalian iternal tersebut
menurutMulyadi (2002, 81) adalah:
1. Kesalahan dalam pertimbangan
Kesalahan dalam mempertimbangkan keputusan bisnis yang diambil
atau dalam melaksanakan tugas rutin yang biasanya dilakukan oleh
manajemen atau personel lain. Kesalahan ini dapat disebabkan oleh
tidak memadainya informasi yang diterima, keterbatasan waktu, dan
tekanan lain.
2. Gangguan
Adanya kekeliruan dalam memahami perintah, terjadinya kesalahan
karena kelalaian dan perubahan yang bersifat sementara atau permanent
dalam personil atau dalam sistem dan prosedur yang diterapkan.
3. Kolusi
Kerja sama antara pihak-pihak yang terkait, yang mana seharusnya
antara pihak-pihak tersebut saling mengawasi, tetapi malah saling
bekerja sama untuk menutupi kesalahan-kesalahan yang dibuat baik
secara sengaja maupun tidak sengaja
4. Pengabaian oleh manajemen
21
Manajemen mengabaikan kebijakan dan prosedur yang telah diterapkan
semata-mata untuk kepentingan pribadinya sehingga pengendalian
internal tidak berfungsi secara baik.
5. Biaya lawan manfaat
Biaya yang telah dikeluarkan untuk penerapan pengendalian internal
tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan dari adanya penerapan
pengendalian internal tersebut.
2. Kas
a. Pengertian Kas
Kas adalah harta yang paling likuid dan merupakan komponen aktiva lancar
yang meliputi uang kertas/ logam dan benda-benda lain yang dapat digunakan
sebagai media tukar yang sah dan dapat diambil setiap saat. Jika persediaan kas
yang cukup maka perusahaan akan beroperasi dengan lancar terutama dalam
kegiatan pengeluaran kas yang meliputi pembelian barang dan jasa, memiliki
harta, membayar hutang, membiayai operasi serta kegiatan-kegiatan lainnya.
Menurut Slamet Sugiri Sodikirin (2013 : 5) “kas merupakan
asset yang menjadi permulaan siklus operasi perusahaan. Oleh
karena itu kas merupakan titik awal untuk sistem pengendalian
akuntansi.”
Sedangkan menurut SAK ETAP 2009 kas terdiri atas saldo kas di perusahaan dan
saldo rekening giro. Kas diperusahaan terdiri atas uang kertas dan uang logam.
Rekening giro adalah rekening yang dapat di tarik kembali oleh perusahaan
menghendakinya.
Kas dapat dikatakan merupakan satu-satunya pos yang paling penting
dalam neraca. Karena berlaku sebagai alat tukar dalam perekonomian kita,
kasterlihat secara langsung atau tidak langsung dalam hampir semua
transaksiusaha. Hal ini sesuai dengan sifat-sifat kas yaitu:
1. Kas terlalu terlibat dalam hampir semua transaksi perusahaan.
22
2. Kas merupakan harta yang siap dan muda untuk digunakan dalam
transaksi serta ditukarkan dengan harta lain, mudah dipindahkan
danberagam tanpa tanda pemilik.
3. Jumlah uang kas yang dimiliki oleh perusahaan harus di jagasedemikian
rupa sehingga tidak terlalu banyak dan tidak kurang.
Menurut standar akuntansi keuangan (1996-PSAK 9.2) menyebutkan
bahwa : “Yang dimaksud dengan kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas
dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum peerusahaan”. Sedangkan
menurut Ikatan Akuntan Indonesia (1995-2.2) adalah sebagai berikut : “Kas
terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro Setara kas (cash
equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid, berjangka pendek dan
dengan cepat dapat dijadikan kas dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko
perubahan nilai yang signifikan.”
b. Sifat dan Komposisi Kas
Menurut Smith and Skousen (1992:267) sifat dan komposisi kas adalah
sebagai berikut :
“ To be reported as “cash”. an item must be readily available and not restricted
for use in the payment of current obligations. Item that are classified as cash
include coin and currency on hand and unrestricted funds available on deposit in
a bank, which are often called demand deposits since they can be withdrawn upon
demond.”
Dari uraian diatas dapat dijelaskan bahwa untu dilaporkan sebagai kas harus
siap tersedia pembayaran kewajiban saat ini dan harus bebas dari pembatasan
23
kontrak yang membatasai penggunaannya untuk penyelesaian hutang. Kas terdiri
dari uang logam, uang kertas, dana yang tersedia pada simpanan bank, cek dan
bilyet giro.
Kelancaran pembiayaan perusahaan terutama tergantung oleh ada tidaknya
uang tunai. Uang tunai ada dalam perusahaan harus tersedia dengan cukup. Pada
umumnya setiap perusahaan memiliki dana kas kecil untuk keperluan seharihari.
Ada beberapa motif untuk menahan uang kas dalam perusahaan yaitu:
1. Motif Transaksi
Motif menahan uang kas yang digunakan perusahaan untuk
menyelenggarakan kegiatan sehari-hari seperti pembelian dan penjualan.
2. Motif Berjaga-jaga
Motif menahan uang kas yang diperlukan untuk kemungkinan kebutuhan
mendadak.
3. Motif Spekulasi
Motif menahan uang kas untuk spekulasi yang diperlukan jika
perusahaan harus mengadakan transaksi yang dapat menghasilkan
labaatau kesempatan bisnis yang menguntukan.
c. Fungsi Kas
Kas adalah aktiva yang tidak produktif oleh karenanya harus dijaga, agar jumlah
kas tidak terlalu besar sehingga tidak ada uang kas yang menganggur. Daya beli
uang bisa berubah-ubah mungkin naik dan turun, tetapi kenaikan atau penurunan
daya beli ini tidak akan mengakibatkan penilaian kembali terhadap kas.Kas juga
menjadi begitu penting, karena baik perorangan, perusahaan dan bahkan
pemerintah harus mempertahankan posisi likuiditas yang memadai, yaitu mereka
24
harus memiliki sejumlah uang yang mencukupi untu membayar kewajibannya
pada saat jatuh tempo agar aktivitas operasional perusahaan yang bersangkutan
dapat terus berlangsung.
Fungsi kas menurut Kieso dan Weygandt (2002,hal 332) adalah “ cash
themost liquid assets is the strandart medium of exchange and the basic for
measuring and accounting for all other items.”
Dari defenisi diatas dapat diartikan bahwa fungsi kas adalah:
a. Memberi dasar bagi pengukuran dan akuntansi untuk semua pos-pos
yang lain dalam neraca.
b. Karena berlaku sebagai alat tukar dalam perekonmian, maka kas dapat
terlibat secara langsung dalam hamper semua kegiatan perusahaan.
c. Untuk mengetahui posisi likuiditas perusahaan.
3.Sistem Pengendalian Intern Kas
a. Sistem Pengendalian Intern Penerimaan Kas
Sistem Akuntansi Penerimaan Kas adalah suatu catatan yang dibuat untuk
melaksanakan kegiatan penerimaan uang dari penjualan tunai atau dari piutang
yang siap dan bebas digunakan untuk kegiatan umum perusahaan. Suatu
perusahaan membuat catatan yang siap digunakan untuk kegiatan umum
penerimaan uang, baik berupa uang tunai maupun piutang.
Menurut Mulyadi (2001,462), fungsi yang terkait dalam Sistem Akuntansi
Penerimaan Kas dari penjualan tunai yaitu:
1. Fungsi Penjualan
2. Fungsi Kas
3. Fungsi Gudang
4. Fungsi Pengiriman
5. Fungsi Akuntansi.
25
Dari fungsi diatas , dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Fungsi Penjualan
Fungsi ini bertanggungjawab untuk menerima order dari pembeli,
mengisi faktur penjualan tunai dan menyerahkan faktur tersebut
kepada pembeli.
2. Fungsi Kas
Fungsi ini bertanggungjawab sebagai penerima kas dari pembeli.
3. Fungsi Gudang
Fungsi ini bertanggungjawab untuk menyiapkan barang yang
dipesan oleh pembeli, serta menyerahkan barang tersebut ke fungsi
pengiriman.
4. Fungsi Pengiriman
Fungsi ini bertanggungjawab untuk membungkus barang dan
menyerahkan barang yang telah dibayar harganya kepada pembeli.
5. Fungsi Akuntansi.
Fungsi ini bertanggung jawab sebagai pencatat transaksi penjualan
dan penerimaan kas dan pembuat laporan penjualan.
Menurut Mulyadi (2001,470) unsur pengendalian intern yang
seharusnya ada dalam Sistem Akuntansi Penerimaan Kas yaitu:
a. Organisasi
1. Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kas. Fungsi
penjualan yang merupakan fungsi operasi harus dipisahkan dari
fungsi kas yang merupakan fungsi penyimpanan. Pemisahan ini
mengakibatkan setiap penerimaan kas dari penjualan tunai
dilaksanakan oleh dua fungsi yang saling mengecek.
2. Fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi. Berdasarkan
unsur sistem pengendalian intern yang baik, fungsi akuntansi
26
harus dipisahkan dari fungsi operasi dan fungsi penyimpanan. Hal
ini dimaksudkan untuk menjaga kekayaan perusahaan dan
menjamin ketelitian dan keandalan data akuntansi.
3. Transaksi penjualan tunai harus dilaksanakan oleh fungsi
penjualan, fungsi kas, fungsi pengiriman, dan fungsi
akuntansi.Tidak ada transaksi penjualan tunai yang dilaksanakan
secara lengkap hanya oleh satu fungsi tersebut. Dengan
dilaksanakannya setiap transaksi penjualan tunai oleh
berbagaifungsi tersebut akan tercipta adanya pengecekan intern
setiap fungsi tersebut oleh fungsi lainnya.
b. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
1. Penerimaan order dari pembeli diotorisai oleh fungsi
penjualandengan menggunakan formulir faktur penjualan tunai.
2. Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi kas denganmembubuhkan
cap “lunas” pada faktur penjualan tunai danpenempelan pita
register kas pada faktur tersebut.
3. Penjualan dengan kartu kredit bank didahului dengan permintaan
otorisasi dari bank penerbit kartu kredit.
4. Penyerahan barang diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengancara
membubuhkan cap “sudah diserahkan” pada fakturpenjualan
tunai.
5. Pencatatan ke dalam catatan akuntansi harus didasarkan
atasdokumen sumber yang dilampiri dengan dokumen pendukung
yang lengkap.
6. Pencatatan ke dalam catatan akuntansi harus dilakukan oleh
karyawan yang diberi wewenang untuk itu.
c. Praktek yang Sehat
1. Faktur penjualan tunai bernomor urut tercetak danpemakaiannya
dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan.
2. Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai disetorseluruhnya
ke bank pada hari yang sama dengan transaksipenjualan tunai
atau hari kerja berikutnya.
3. Penghitungan saldo kas yang ada di tangan fungsi kas
secaraperiodik dan secara mendadak oleh fungsi pemeriksa intern.
27
Menurut Mulyadi (2001,487) fungsi yang terkait dalam Sistemakuntansi
Penerimaan Kas dari piutang adalah sebagai berikut:
1. Fungsi Sekretariat
2. Fungsi Penagihan
3. Fungsi Kas
4. Fungsi Akuntansi
5. Fungsi Pemeriksa Intern
Dari fungsi diatas dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Fungsi Sekretariat
Dalam Sistem Akuntansi Penerimaan Kas dari piutang,
fungsisekretariat bertanggungjawab dalam penerimaan cek dan
suratpemberitahuan melalui kantor pos dari para debitur perusahaan.
Fungsisekretariat bertugas untuk membuat daftar surat pemberitahuan
atasdasar surat pemberitahuan yang diterima bersama cek dari para
debitur.
2. Fungsi Penagihan
Jika perusahaan melakukan penagihan piutang langsung kepada
debiturmelalui penagih perusahaan. Fungsi Penagihan
bertanggungjawabuntuk melakukan penagihan kepada para debitur
perusahaanberdasarkan daftar piutang yang ditagih yang dibuat oleh
fungsiakuntansi.
3. Fungsi Kas
Fungsi ini bertanggungjawab atas penerimaan cek dari fungsi
sekretariat (jika penerimaan kas dari piutang dilaksanakan melalui
pos)ataudari fungsi penagihan (jika penerimaan kas dari
piutangdilaksanakan melalui penagih perusahaan). Fungsi Kas
28
bertanggungjawab untuk menyetorkan kas yang diterima dari berbagai
fungsitersebut segera ke bank dalam jumlah penuh.
4. Fungsi Akuntansi
Fungsi ini bertanggungjawab dalam pencatatan penerimaan kas
daripiutang kedalam jurnal penerimaan kas dan berkurangnya piutang
kedalam kartu piutang.
5. Fungsi Pemeriksa Intern
Dalam Sistem Akuntansi Penerimaan Kas dari piutang,
FungsiPemeriksa Intern bertanggungjawab dalam melaksanakan
penghitungankas yang ada ditangan fungsi secara periodik. Selain itu,
fungsipemeriksa intern bertanggungjawab dalam melakukan
rekonsiliasibank, untuk mengecek ketelitian catatan kas yang
diselenggarakan olehfungsi akuntansi.
Menurut Mulyadi (2001,482) dalam Sistem Akuntansi Penerimaan Kas
dari piutang mengharuskan:
1. Debitur melakukan pembayaran dengan cek atau dengan
pemindahbukuan melalui rekening bank.
2. Kas yang diterima dalam bentuk cek dari debitur harus segera disetor ke
bank dalam jumlah penuh.
Sementara itu, Unsur pengendalian intern dalam Sistem Akuntansi
Penerimaan Kas dari piutang sebagai berikut:
a. Organisasi
1. Fungsi akuntansi harus terpisah dari fungsi penagihan dan
fungsi penerimaan kas.
2. Fungsi penerimaan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.
b. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
29
1. Debitur diminta untuk melakukan pembayaran dalam bentuk
cek atas nama atau dengan cara pemindah bukuan (giro/bilyet).
2. Fungsi penagihan melakukan penagihan hanya atas dasar daftar
piutang yang harus ditagih yang dibuat oleh fungsiakuntansi.
3. Pengkreditan rekening pembantu piutang oleh fungsi akuntansi
(bagian piutang) harus didasarkan atas surat pemberitahuanyang
berasal dari debitur.
c. Praktek yang Sehat
1. Hasil perhitungan kas harus direkam dalam berita
acarapenghitungan kas dan disetor penuh ke bank dengan segera.
2. Para penagih dan kasir harus diasuransikan (fidelity bondinsurance).
3. Kas dalam perjalanan (baik yang ada di tangan bagian kasamaupun
di tangan penagih perusahaan) harus diasuransikan(cash in safe dan
cash in transit insurance)
b.Sistem Pengendalian Intern Pengeluaran Kas
Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas adalah suatu catatan yang dibuat
untukmelaksanakan kegiatan pengeluaran baik dengan cek maupun dengan uang
tunaiyang digunakan untuk kegiatan umum perusahaan. Pengeluaran kas
dalamperusahaan dilakukan dengan menggunakan cek untuk pengeluaran
yangjumlahnya melebihi batas yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Menurut Mulyadi (2001,513), fungsi yang terkait dalam Sistem Akuntansi
Pengeluaran Kas dengan cek yaitu:
1. Fungsi yang memerlukan pengeluaran kas
2. Fungsi Kas
3. Fungsi Akuntansi
4. Fungsi Pemeriksa Intern.
Dari fungsi diatas, maka dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Suatu fungsi memerlukan pengeluaran kas, fungsi yang
bersangkutanmengajukan permintaan cek kepada fungsi
30
akuntansi.Permintaan cek ini harus mendapatkan persetujuan dari
kepala fungsi yang bersangkutan.
2. Fungsi Kas
Dalam Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas dengan cek, fungsi ini
bertanggungjawab dalam mengisi cek, memintakan otorisasi atas
cek,dan mengirimkan cek kepada kreditur via pos atau
membayarkanlangsung kepada kreditur.
3. Fungsi Akuntansi
Dalam Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas dengan cek, fungsi
inibertanggungjawab atas:
a. Pencatatan pengeluaran kas yang menyangkut biaya dan persediaan.
b. Pencatatan transaksi pengeluaran kas dalam jurnal pengeluaran kas
atau register cek.
c. Pembuatan bukti kas keluar yang memberikan otorisasi kepada
fungsi kas dalam mengeluarkan cek sebesar yang tercantum dalam
dokumen tersebut.
4. Fungsi Pemeriksa Intern
Dalam Sistem Akuntansi Pengeluaran Kas dengan cek, fungsi ini
bertanggungjawab untuk melakukan penghitungan kas secara periodik
dan mencocokan hasil penghitungannya dengan saldo kas untuk
melakukan pemeriksaaan mendadak terhadap saldo kas yang ditangan
dan membuat rekonsiliasi bank secara periodik.
Adapun menurut Mulyadi(2001, 516) Unsur Pengendalian Intern Sistem
Akuntansi Pengeluaran Kas dengan cek yaitu:
31
a. Organisasi
1. Fungsi penyimpanan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi.
2. Transaksi pengeluaran kas tidak boleh dilaksanakan sendiri oleh
bagian kasa sejak awal sampai akhir, tanpa campur tangan dari
fungsi yang lain.
b. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
1. Pengeluaran kas harus mendapat otorisasi dari pejabat yang
berwewenang.
2. Pembukuan dan penutupan rekening bank harus
mendapatkanpersetujuan dari pejabat yang berwewenang.
3. Pencatatan dalam jurnal pengeluaran kas (atau dalam
metodepencatatan tertentu dalam register cek) harus didasarkan
atasbukti kas keluar yang telah mendapat otorisasi dari pejabatyang
berwewenang dan yang dilampiri dengan dokumenpendukung yang
lengkap.
c. Praktik yang sehat
1. Saldo kas yang ada di tangan harus dilindungi darikemungkinan
pencurian atau penggunaan yang tidaksemestinya.
2. Dokumen dasar dan dokumen pendukung transaksipengeluaran kas
harus dibubuhi cap lunas oleh bagian kasasetelah transaksi
pengeluaran kas dilakukan.
3. Penggunaan rekening koran bank, yang merupakan informasi
dari pihak ketiga untuk mengecek ketelitian catatan kas oleh fungsi
yang tidak terlibat dalam pencatatan dan penyimpangankas.
4. Semua pengeluaran kas harus dilakukan dengan cek atas
namaperusahaan penerimaan pembayaran atau dengan
pemindahbukuan.
5. Jika pengeluaran kas hanya menyangkut jumlah yang
kecil,pengeluaran ini dilakukan melalui dana kas kecil
yangakuntansinya diselenggarakan dengan imprest system.
6. Secara periodik diadakan pencocokan jumlah fisik kas yangada di
tangan dengan jumlah kas menurut catatan.
7. Kas yang ada di tangan dan kas yang ada di perjalanan.
8. Kasir diasuransikan.
9. Kasir dilengkapi dengan alat-alat yang mencegah terjadinya
pencurian terhadap kas yang ada di tangan.
10. Semua nomor cek harus dipertanggungjawabkan oleh bagian kasa.
32
4. Penelitian Terdahulu
Pada penelitian ini penulis menggunakan beberapa penelitian terdahulu
sebagai referensi dalam melaksanakan penelitian ini:
Tabel I-1 Penelitian Terdahulu
No Nama Judul Metode
Analisis
Data
Hasil
Penelitian
Sumber
1. Dini Fiqri
Minarni
(2016)
Analisis
Sistem
Pengendalian
Intern Kas
pada
PT. Hotel
Danau
Toba
Internasional
Medan
Deskriptif Pada nomor urut
dokumen
atau voucher tidak
tercetak
komputer melainkan
hanya
tertulis manual
Skripsi
UMSU
Medan :
Fakultas
Ekonomi Dan
Bisnis 2017
2.
Devina
Hotmatullayn
i
Siregar
(2016)
Analisis
System
Pengendalian
Intern
Penerimaan
dan
Pengeluaran
Kas
pada Dompet
Dhuafa
Waspada
SUMUT
Deskriptif
Perusahaan telah
memiliki
prosedur namun
prosedur
tersebut kurang
memadai
seperti masih terdapat
bukti pengeluaran kas
yang tidak dicap
“lunas”
Skripsi
UMSU
Medan :
Fakultas
Ekonomi Dan
Bisnis 2017
3 Yaumadina
Putri Lubis
(2008)
Analisis
Pengendalian
Intern
Penerimaan
dan
Pengeluaran
Kas
PT.Asam
Jawa
Deskriptif Dalam melakukan
transaksi
kas, pelaksana
administrasi
melakukan
penerimaan dan
pengeluaran kas serta
melakukan pencatatan
ke
Skripsi
UMSU
Medan :
Fakultas
Ekonomi Dan
Bisnis 2017
33
dalam jurnal oleh
pelaksana
administrasi itu
sendiri.
4. Mahardika
Perdana
(2010)
Evaluasi
Sistem
Pengendalian
Intern
Penerimaan
Dan
Pengeluaran
Kas Koperasi
Pegawai
Republik
Indonesia
(PRI)
Deskriptif Sistem pengendalian
intern pada sistem
prosedur pengeluaran
kas ini. Telah berjalan
secara efektif. Hal ini
terbukti dengan
adanya unsur-unsur
pengendalian intern
pengeluaran kas
antara lain
Struktur yang
memisahkan
wewenang dan
tanggungjawab
antara bagian
otorisasi bagian
pelaksana
transaksi dan
bagian
pencatatan
Sistem otorisasi
pencatatan telah
dijalankan
dengan baik.
Setiap transaksi
terkait
pengeluaran kas
telah mendapat
persetujuan dari
pejabat yang
berwenang,
yaitu manajer
dan pengurus.
Skripsi
Universitas
Brawijaya :
Fakultas
Ekonomi
5 Estiana Patri
Hidiar (2012)
Analisis
Sistem
Pengendalian
Intern
Penerimaan
Kas
Pendapatan
Asli Daerah
Pada Dinas
Pendapatan
Pengelolaan
Deskriptif Struktur organisasi
pada dinas pendapatan
pengelolaan keuangan
dan asset daerah
sudah tertanda.
Deskripsi jabatan
antara tiap- tiap
karyawan. Masing-
masing karyawan
sudah mempunyai
tugas sendiri, hanya
Skripsi
Universitas
Brawijaya :
Fakultas
Ekonomi
34
Keuangan
Dan Asset
Daerah
Kabupaten
Blitar
saja bagian kas daerah
terkadang melakukan
rangkap jabatan akibat
kurangnya SDM
dibagian tersebut.
6 Raykard
Parlin
(2001)
Analisis
Sistem
Pengendalian
Intern Kas
Pada PT.
Bank
Nasional
Indonesia
(BNI)
Deskriptif Sistem pengendalian
intern kas yang terdiri
dari penerimaan dan
pengeuaran kas
berjalan dengan
efektif. Hal tersebut
terlihat dari adanya
pemisahan tugas dan
tanggungjawab pada
pihak-pihak yang
terkait pada
pengendalian intern di
bank tersebut, tidak
ada perangkapan
jabatan pada bank
tersebut.
Skripsi
Universitas
Brawijaya :
Fakultas
Ekonomi
7 Afifah Fajar
Cahyani
(2014)
Sistem
Pengendalian
Intern kas
DiKoperasi
Serba Usaha
Baitul Maal
Wa Tamwil
Sejahtera
Sleman
Deskriptif Dengan adanya sistem
pengendalian intern
kas, KSU BMT
sejahtera bisa
menaikan pendapatan
dan biaya besar
sebesar 14% kenaikan
SHU sebesar 15%
peningkatan modal
sendiri dengan
peningkatan anggota,
mengalokasikan
investasi untuk
pembukuan kantor
cabang dan
meningkatkan
kesejahteraan
pengurus, pengawas
dan pengelolaan serta
anggota.
Skripsi
Universitas
Islam Negeri
Maulana
Malik
Ibrahim :
Fakultas
Ekonomi
35
B. Kerangka Berfikir
Apabila kelima unsur tersebut berjalan dengan baik maka tujuan sistem
pengendalian intern akan tercapai. Tujuan pengendalian intern tersebut antara
lain kehandalan laporan keuangan, efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan
dan dipatuhinya peraturan perusahaan.
Dari uraian diatas maka dapat digambarkan kerangka berfikir
dalampenelitian ini, sebagai berikut:
Gambar II-1 kerangka berfikir
SISTEM PENGENDALIAN INTERN KAS
LINGKUNGAN
PENGENDALIA AKTIVITAS
PENGENDALIAN PENILAIAN
RESIKO INFORMASI DAN
KOMUNKASI PEMANTAUAN
ANALISIS SISTEM
PENGENDALIAN INTERN
KAS
SISTEM PENGENDALIAN INTERN KAS
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Adapun pendekatan penelitian yang penulis gunakan adalah
pendekatan penelitian yang berbentuk deskriptif, yaitu menganalisis data-data
yang diperoleh dari perusahaan yang kemudian diolah kembali untuk
mendapatkan deskripsi atau gambaran yang jelas dari masalah yang dibahas
pada penelitian ini yaitu sistem pengendalian intern kas dalam proses
keuangan pada perusahaan. Seperti paparan dari Sugiyono (2015,77) bahwa
pendekatan deskriptif adalah pendekatan yang digunakan untuk menganalisa
data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum atau generaalisasi.
B. Definisi Operasional
Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian ini sistem
pengendalian intern kas. Definisi operasional pada penelitian ini adalah :
1. Sistem pengendalian intern yaitu meliputi struktur organisasi yang
dapat menggambarkan suatu tanggung jawab yang tegas, yang
mengandung metodemetode ataupun ukuran-ukuran yang
dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek
ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi, serta
mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
36
37
2. Kas merupakan alat pembayaran yang sah dan hampir digunakan
dalam setiap transaksi atau kegiatan perusahaan. Sistem
pengendalian intern kas yaitu sistem pengendalian yang mampu
melindungi kas yang dimiliki perusahaan, dan menjauhkan dari
kerugian akibat dari kesalahan yang disengaja maupun tidak
disengaja. Sistem pengendalian intern terbagi menjadi dua sistem
yaitu penerimaan dan pengeluaran kas. Kedua sistem ini diukur
dengan alat ukur variabel berupa unsur-unsur sistem pengendalian
intern seperti lingkungan pengendalian, aktivitas pengendalian,
penaksiran resiko, informasi dan komunikasi serta pemantauan.
3. Lingkungan pengendalian (Control Environment) menciptakan
suasanadalam suatu organisasi dan mempengaruhi kesadaran
personel organisasi tentangpengendalian. Lingkungan
pengendallian merupakan landasan untuk semuaunsur
pengendalian intern, yang membentuk disiplin dan struktur.
4. Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dibuat
untuk memberikan keyakinan bahwa petunjuk yang dibuat oleh
manajemen dilaksanakan. Kebijakan dan prosedur ini memberikan
keyakinan bahwa tindakan yang diperlukan telah dilaksanakan
untuk mengurangi resiko dalam pencapaian tujuan entitas.
Aktivitas pengendalian memiliki berbagi macam tujuan dan
ditetapkan dalam berbagai tingkat dan fungsi organisasi.
5. Penaksiran resiko untuk tujuan pelaporan keuangan adalah
identifikasi analisis, dan pengelolaan resiko entitas yang berkaitan
38
dengan penyusunan laporan keuangan, sesuai dengan prinsip
akuntansi berterima umum di Indonesia. Penaksiran resiko untuk
tujuan pelaporan keuangan adalah penaksiran resiko yang
terkandung dalam asersi tertentu dalam laporan keuangan dan
desain serta implementasi aktivitas pengendalian yang ditujukan
untuk mengurangi resiko tersebut pada tingkat minimum, dengan
mempertimbangkan biaya dan manfaat. Penaksiran resiko
manajemen harus mencakup pertimbangan khusus terhadap resiko
yang dapat timbul dari perubahan keadaan.
6. Informasi dan Komunikasi menyangkut Sistem akuntansi
diciptakan untuk mengidentifikasi, merakit, menggolongkan,
menganalisis, mencatat, dan melaporkan transaksi suatu entitas,
serta menyelenggarakan pertanggung jawaban kekayaan dan utang
entitas tersebut. Fokus utama kebijakan dan prosedur pengendalian
yang berkaitan dengan sistem akuntansi adalah bahwa transaksi
dilaksanakan dengan cara yang mencegah salah saji dalam asersi
manajemen dilaporan keuangan. Oleh karena itu, sistem akuntansi
yang efektif dapat memberikan keyakinan bahwa trasaksi telah
memadai. Komunikasi mencakup penyampaian informasi kepada
semua personel yang terlibat dalam pelaporan keuangan tetang
bagaimana aktivitas mereka berkaitan dengan pekerjaan orang lain,
baik yang berada didalam maupun diluar organisasi. Komunikasi
ini mencakup sistem pelaporan penyimpangan kepada pihak yang
lebih tinggi dalam entitas. Pedoman kebikajan, pedoman akuntasi
39
dan pelaporan keuangan, daftar akun, dan memo juga merupakan
bagian dari komponen informasi dan komunikasi dalam
pengendalian intern.
7. Pemantauan adalah proses penilaian kualitas kinerja pengendalian
internsepanjang waktu, pemantauan dilaksanakan oleh personel
yang semestinya melakukan pekerjaan tersebut, baik pada tahap
desain maupun pengoperasian pengendalian, pada waktu yang
tepat, untuk menentukan apakah pengendalianintern tersebut telah
memerlukan perubahan karena terjadinya perubahan
keadaan.Aktivitas pemantauan dapat mencakup penggunaan
informasi dan komunikasi dari pihak luar.
Table I-2 Kisi-kisi wawancara
Variabel Sub Variabel Indikator Nomor
Pertanyaan
Sistem
Pengendalian
Inetrn Kas
a. Lingkungan
Pengendaian
1. Struktur
Organisasi
1,5,6,7
b. Aktivitas
Pengendalian
1.Pengendalian
Fisik
2. Verifikasi
8,9
10
c. Penaksiran
Resiko
1. Identifikasi
Resiko
11
d. Informasidan
Komunikasi
1. Sistem
Informasi
13,14,15,16
e.Pemantauan
1. Tingkat
Pengawasan
17,18,19,20
TOTAL 20
40
C. Tempat Dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Adapun tempat penelitian yang dipilih adalah PT Pelabuhan Indonesia
I (Persero) Medan. PT Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan adalah suatu
perusahaan BUMN yang bergerak dalam bidang jasa pengelolaan dan
pelayanan kepelabuhanan.
2. Waktu Penelitian
Penelitiaan ini dilakukan pada bulan November 2018 sampai maret 2019
Rincian Waktu Penelitian
No Keterangan
2018 2019
November Desember Januari Februari Maret
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pra Riset
2 Pengajuan Judul
3 Penulisan Proposal
4 Bimbingan Proposal
5 Seminar Proposal
6 Pengumpulan Data
7 Penulisan Skripsi
8 Bimbingan Skripsi
9 Sidang Meja Hijau
Tabel I-3 waktu penelitian
41
D. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah jenis data
kualitatif, yaitu data yang berupa angka-angka, nilainya bisa berubah-ubah
yang bersifat variatif.
2. Sumber Data
Sumber data pada penelitian ini adalah data primer yaitu sumber data yang
diperoleh secara langsung dari perusahaan untuk memperoleh atau
mengumpulkan data dan keterangan seperti pertanyaan (wawancara) pada PT.
Pelabuhan Indonesia 1 (Persero) Medan. Selain data primer, data yang
digunakan juga menggunakan data sekunder, yaitu sumber data yang diperoleh
secara tidak langsung seperti dokumen-dokumen yang digunakan perusahaan.
E. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam melakukan
penelitian ini adalah :
1. Metode dokumentasi yaitu metode pengumpulan data melalui
daridokumen-dokumen yang ada pada perusahaan seperti bukti
penerimaankas, bukti pengeluaran kas, serta laporan data dan fisik per
akhirperiode kas perusahaan
2. Metode wawancara adalah metode pengumpulan yang dilakukan
dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan baik lisan maupun
tulisan yang akan diolah kembali untuk mendapatkan hasil berdasarkan
permasalahan yang terjadi. Dalam melakukan metode wawancara ini
42
penulis memberi pertanyaan-pertanyaan kepada pihak divisi keuangan
yaitu pada bagian perbendaharaan dan bagian akuntansi.
F. Teknik Analisa Data
Teknik analisa data pada penelitian ini menggunakan metode deskriptif,
yaitu dengan cara menentukan, mengumpulkan, menyusun,, mengelompokkan,
menginterprestasikan, dan menganalisis sehingga memberikan keterangan yang
lengkap dalam pemecahan masalah yang dihadapi. Teknik analisis data ini juga
membandingkan kenyataan yang terjadi didalam perusahaan dengan teori-teori,
kemudian diambil suatu kesimpulan dan selanjutnya memberikan saran.
Berikut ini adalah tahapan analisis data penelitian yang dilakukan dengan
cara :
1. Mengumpulkan dan menganalisa dokumen sistem pengendalian intern
kas
2. Menelaah sistem pengendalian intern kas sehingga mendapatkan
permasalahaan yang terjadi.
3. Melakukan wawancara terhadap bagian spi, bendahara dan bagian
keuangan perusahaan
4. Membandingkan hasil wawancara dengan teori-teori yang berkaitan
dengan rumusan masalah.
5. Menginterprestasikan dan menarik kesimpulan
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Struktur Organisasi dan Dekskripsi Tugas
a. Struktur Organisasi PT. Pelabuhan Indonesia 1 (Persero) Medan
Struktur organisasi perusahaan merupakan salah satu faktor yang
mendukung keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Dalam struktur organisasi terdapat kerangka yang
menggambarkan wewenang, tanggung jawab, dan hubungan tiap bagian
yang ada didalamnya.Struktur organisasi akan memudahkan dalam
menentukan dan mengarahkan serta mengawasi kegiatan operasi
perusahaan. Dalam menyusun struktur organisasi harus disesuaikan
dengan keadaan dan kebutuhan serta sifat perusahaan agar dapat
mengefisienkan dan suatu pekerjaan untuk mencapai suatu pekerjaan
untuk mencapai tujuan yang maksimal.
Struktur organisasi PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan,
merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam lingkungan.
Departemen perhubungan dipimpin oleh direktur utama yang
bertanggung jawab kepada menteri perhubungan. Dewan pengawas pada
perusahaan termasuk pelaksana perencanaan kerja dan anggaran
perusahaan sesuai dengan peraturan perundang-undang yang berlaku.
Sesuai dengan keputusan direksi PT. Pelabuhan Indonesia 1 (Persero)
Medan bahwa struktur organisasi perusahaan adalah berbentuk garis dan
43
44
staff. Dengan demikian Organisasi Kantor pusat dipimpin oleh direktur
yang sekaligus pimpinan perseroan yang bertanggung jawab kepada rapat
dan umum pemegang saham (RUPS) yang dipimpin oleh Menteri
Keuangan. Direksi merupakan suatu dewan sebagai satu kesatuan yang
terdiri dari:
a. Direktur Utama : Bambang Eka Cahyana
b. Direktur Keuangan : Farid Luthfi
c. Direktur Bisnis : Syahputera Sembiring
d. Direktur SDM dan Umum : M. Hamied Wijaya
e. Direktur Perencanaan dan Pengembangan : Imam Achmad
Sulaiman
Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana dimaksud corporate
secretary mempunyai fungsi:
Sebagai pejabat penghubung (liason office) antara perusahaan
dengan pemegang saham, regulator, lembaga lain dan public serta
sebagai pertanggung jawab secretariat perseroan maupun secretariat
direksi dan menata usahakan dokumen-dokumen perusahaan.
a. Penyiapan pembinaan, penyusunan program kerja, dan
penyelenggaraan kegiatan hubungan masyarakat dan hubungan
internasional.
b. Penyiapan program kerja dan penyelenggaraan penerapan system
informasi manajemen di lingkungan kerja.
45
Struktur organisasi PT. Pelabuhan Indonesia 1 (Persero) Medan
merupakan badan usaha No.PR.01/1/14/P.1-01 tentang organisasi dan
tata kerja kantor pusat PT. Pelabuhan Indonesia 1 (Persero) Medan
Gambar III.1 Struktur Organisasi Perusahaan
Gambar IV.1 Struktur Organisasi Perusahaan
46
2. Deskripsi Tugas PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan
Adapun uraian tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian serta
bidang-bidang yang ada pada PT. Pelabuhan Indonesia I (Persero) Medan
adalah sebagai berikut:
A. Direktur Utama
Tugas dari Direktur Utama adalah sebagai berikut:
1) Untuk dan atas nama direktur serta mewakili perseroan menerima
petunjuk dari yang bertanggung jawab kepada rapat umum
pemegang saham (RUPS) tentang kebijakan umum untuk
menjalankan tugas pokok perusahaan dan tugas-tugas lain yang
ditetapkan oleh rapat umum pemegang saham (RUPS).
2) Melaksanakan tugas-tugas pokok perusahaan.
3) Mengendalikan pelaksanaan kebijakan direksi yang dilakukan oleh
para direktur.
B. Direktur Operasi
Direktorat Operasi mempunyai tugas membina dan
menyelenggarakan kegiatan bidang operasi pelayanan jasa kepelabuhan,
yang meliputi Wilayah operasi I, Wilayah operasi II, Wilayah operasi III,
manajemen resiko dan jaminan mutu, sesuai dengan kebijakan
pengusahaan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Direktorat operasi
membawahi bidang:
1) Bidang Operasi Wilayah I
47
Bidang operasi wilayah I mempunyai tugas menyiapkan
pembinaan, menyusun program kerja, menyelenggarakan serta
mengendalikan pelayanan kapal, pelayanan peti kemas, pelayanan
barang dan rupa-rupa pada wilayah I
2) Bidang Operasi Wilayah II
Bidang operasi wilayah II mempunyai tugas menyiapkan
pembinaan,menyusun program kerja, menyelenggarakan serta
mengendalikan pelayanan kapal, pelayanan peti kemas, pelayanan
barang dan rupa-rupa pada wilayah II
3) Bidang operasi Wilayah III
Bidang operasi wilayah III mempunyai tugas menyiapkan
pembinaan, menyusun program kerja, menyelenggarakan serta
mengendalikan pelayanan kapal, pelayanan peti kemas, pelayanan
barang dan rupa-rupa pada wilayah III
4) Bidang Manajemen Resiko dan Jaminan Mutu
Bidang manajemen resiko dan jaminan mutu mempunyai tugas
menyiapkan pembinaan, menyusun program kerja, menyelenggarakan
serta mengendalikan kegiatan manajemen resiko, penerapan,
pengembangan, pemeliharaan sistem manajemen mutu, implementasi
kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja serta melaksanakan
keselamatan dan kesehatan kerja serta melaksanakan penyusunan dan
evaluasi laporan hasil produk dan pendapatan
48
C. Direktur PPU
Direktorat Pemasaran dan Pengembangan Usaha (PPU)
mempunyai tugas membina dan menyelenggarakan bidang
pemasaran, pengembangan usaha dan teknologi informasi, perencanaan
teknologi dan informasi serta sesuai dengan kebijakan pengusahaan yang
telah ditetapkan oleh perusahaan.
Direktorat Pemasaran dan Pengembangan Usaha (PPU)
membawahi bidang:
1) Bidang Pemasaran
Mempunyai tugas menyiapakan pembinaan, menyusun program
kerja menyelenggarakan serta mengendalikan kerjasama usaha
2) Bidang Pengembangan Usaha dan Teknologi Informasi
Mempunyai tugas menyiapkan pembinaan, menyusun program
kerja, menyelenggarakan serta mengendalikan comporate dan business
plan, pelaksanaan penelitian bidang potensi usaha, peluang bisnis, serta
pengembangan pemeliharaan dan pengoperasian teknologi informasi
3) Bidang Perencanaan Teknologi dan Informasi
Mempunyai tugas menyiapkan pembinaan, menyusun program
kerja, menyelenggarakan serta mengendalikan penyusunan master plan,
survery dan pengendalian lingkungan, rancang bangunan, pemeliharaan
bangunan serta memberikan rekomendasi teknis untuk izin mendirikan
bangunan.
49
D. Direktur Keuangan
Direktorat keuangan mempunyai tugas membina dan
menyelenggarakan kegiatan bidang akuntansi, manajemen,
pembendaharaan, akuntansi keuangan serta kemitraan dan bidang
lingkungan sesuai dengan kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan
perusahaan. Direktorat keuangan membawahi bidang:
1) Bidang Akuntansi Manajemen:
Mempunyai tugas menyiapkan pembinaan, menyusun program
kerja, menyelenggarakan serta mengendalikan penyusunan rencana
kerja dan anggaran perusahaan, pengendalian serta pelaporan anggaran,
analisis biaya, kelayakan pendanaan investasi dan kinerja keuangan
dalam rangka menunjang pencapaian tujuan perusahaan
Mempunyai tugas menyiapkan pembinaan, menyusun program
kerja, menyelenggarakan serta mengendalikan persediaan kas, analisis
pengolahan dana dan hutang piutang dalam rangka menunjang
pencapaian tujuan perusahaan
2) Bidang Akuntansi Keuangan:
Mempunyai tugas menyiapkan pembinaan, menyusun program
kerja, menyelenggarakan serta mengendalikan akuntansi umum,
verifikasi dan perpajakan dalam rangka menunjang pencapaian tujuan
keuangan perusahaan
3) Bidang Kemitraan dan Bina Lingkungan
50
Mempunyai tugas menyiapkan pembinaan, menyusun program
kerja, menyelenggarakan serta mengendalikan kemitraan dan bina
lingkungan dalam rangka menunjang pencapaian tujuan perusahaan
4) Bidang Tata Usaha Keuangan
Pada bidang ini pembendaharaan khususnya sup tata usahaan
keuangan mempunyai tugas dan kewajiban yang harus dikerjakan
dalam sehari-hari yaitu:
a. Membuat laporan hasil rekonlasi kas bank
b. Melakukan inventarisasi terhadap transaksi pendapatan beban
tahun berjalan dan membuat daftar rincian
c. Membuat laporan arus kas
d. Melakukan ayat jurnal penyelesaian yang diperlukan sesuai
akun atau rekening dan kelengkapan bukti pendukung
E. Direktur Personalia Dan Umum
Direktorat personalia dan umum mempunyai tugas membina
dan menyelenggarakan bidang perencanaan dan pengembangan organisasi
dan sumber daya manusia, memelihara hubungan ketenangan, administrasi
sumber daya manusia serta administrasi umum sesuai dengan kebijakan
perusahaan yang telah ditetapkan. Direktorat personalia dan umum
membawahi bidang:
(1) Bidang Perencanaan Organisasi Dan Sumber Daya Manusia:
51
Mempunyai tugas menyiapkan pembinaan, menyusun program kerja,
perencanaan dan menyelenggarakan perencanaan pengembangan
kesehatan dan keselamatan kerja dalam menunjang tujuan perusahaan.
(2) Bidang Administrasi Dan Kesejahteraan Sumber Daya Manusia:
Mempunyai tugas menyiapkan pembinaan, menyusun program
kerja, perencanaan dan menyelenggarakan serta mengendalikan
hubungan ketenaga kerjaan, administrasi dan kesejahteraan sumber
daya manusia dalam rangka menunjang pencapaian tujuan perusahaan.
(3) Bidang Umum:
Mempunyai tugas menyiapkan pembinaan, menyusun program
kerja perencanaan dan menyelenggarakan kegiatan tata usaha, rumah
tangga perseroan, investasi perkantoran dalam rangka menunjang
pencapaian tujuan perusahaan.
F. Satuan Pengawasan Intern (SPI)
Satuan Pengawasan Intern (SPI) mempunyai tugas membatu
direktur utama dalam melakukan penilaian secara independent atas sistem
pengendalian pengelolahan melalui pemeriksaan keuangan dan
operasioanal pada kantor pusat, cabang-cabang pelabuhan dan unit-unit di
lingkungan perusahaan serta memberikan laporan dan saran-saran
perbaikan pada direktur utama dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan
yang efisien, efektif dan ekonomis dalam rangka mendorong penerapan
good comporate govermance (pemerintah perusahaan yang baik)
52
G. Comporate Secretary
Comporate secretary mempunyai tugas menyiapkan pembinaan,
menyusun program kerja dan menyelenggarakan kegiatan, hubungan
internasional, kehumasan, kesekretariatan, direksi dan antara lembaga
dalam pencapaian tujuan perusahaan.
H. Biro Hukum
Biro hukum mempunyai tugas menyiapkan pembinaan, menyusun
program kerja dan menyelenggarakan sosialisasi peraturan perusahaan
yang berlaku, penelahan peraturan perusahaan perlindungan kepentingan
perusahaan penyimpanan dokumen, pemberian bantuan dan pertimbangan
hukum dalam perusahaan.
I. Biro Logistik
Biro logistik mempunyai tugas menyiapkan pembinaan
pengembangan sistem logistik perusahaan, menyusun program kerja serta
menyelenggarakan kagiatan logistik perusahaan, yang meliputi
penggandaan bidang teknik dan non teknik serta pengelolahan administrasi
penggandaan barang dan jasa.
1) Penetapan Dan Pengembangan Pelabuhan
Penetapan dan pengembangan pelabuhan yang dilakukan
meliputi peningkatan kapasitas dari fasilitas dan peralatan
53
pelabuhan, serta peningkatan nilai perusahaan melalui pendapatan
sesuai dengan pertumbuhan permintaan jasa kepelabuhan.
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pelayanan
operasional pelabuhan dilakukan melalui berbagai investasi naik
pasaran maupun sarana pelabuhan serta pengembangan sistem.
2) Media Informasi Perusahaan
Dalam upaya penyebaran informasi mengenai kondisi
perkembangan dan kegiatan yang dilakukan perusahaan PT.
Pelabuhan Indonesia I (Persero) menerbitkan beberapa media
informasi diantaranya:
a) Informasi Pelabuhan
b) Laporan Tahunan
c) Buletin Internal “Gema Pelabuhan”
d) Leaflet
e) Website http:inaport.co.id
3) Penghargaan Dan Sertifikat Yang Diterima Perusahaan
A. Penghargaan
(1) Penghargaan Medan Marketers of the years 2014 diberikan
untuk Direktur Utama Pelindo I Bambang Eka Cahyana dari
MarkPlus dan Majalah Marketers pada April 2014
(2) Pelindo I mendapatkan Predikat “Sangat Bagus” dalam info
Bank Award 2014 dari Majalah Infobank, pada tanggal 30
54
Oktober 2014. Penghargaan BUMN Media Internal Award
(BIMA) 2014
(3) Penghargaan BUMN Marketing Award “Bronze Winner
BUMN Marketing Award 2014” untuk kategori „Strategic‟ dan
„Tactical‟ pada 21 Agustus 2014 di Jakarta yang
diselenggarakan oleh „BUMN Track‟ yang bekerjasama
dengan MarkPlus Inc‟, „BUMN Marketers Club‟, Indonesia
Marketing Association (IMA) dan didukung oleh Kementerian
BUMN
B. Sertifikasi
(1) ISO . 9001 : 2000 untuk jasa pelayanan internasional
terminal peti kemas di anugrahi kepada unit usaha terminal
peti kemas belawan oleh PT. Kemas Registered Quality
Indonesia
(2) ISO . 9001 : 2000 untuk jasa pelayanan kapal di anugrahi
kepada cabang belawan oleh PT. Kemas Registered Quality
Indonesia
(3) ISO . 9001 : 2000 untuk jasa pelayanan barang di anugrahi
kepada belawan oleh PT. Kemas Registered Quality
Indonesia
55
J . Biro Logistik
1) Arus Kunjungan Kapal
Jumlah kunjungan kapal pada tahun 2005 sekitar sebesar 90.342
call. Dibandingkan anggarannya 105.040 call, hal ini disebabkan
terjadinya penurunan kunjungan kapal luar negeri di cabang pelabuhan
belawan, Tanjung pinang, Pekanbaru, dan Tanjung balai karimun dan
penurunan kapal dalam Negeri di cabang pelabuhan, Pekanbaru,
Lhoksumawe, Tanjung balai karimun dan Dumai.
2) Bongkar Muat Barang
Jumlah bongkar muat barang pada tahun 2005 sebesar 83.761.153
ton dibandingkan anggarannya 88.175.549 ton, hal ini disebabkan oleh
terjadinya penurunan kegiatan di cabang pelabuhan Belawan, Dumai,
Lhoksumawe, dan Tanjung Pinang
3) Bongkar Muat Peti Kemas
Jumlah bongkar muat peti kemas pada tahun 2005 sebesar
281.106 terus dibandingkan anggrannya sebesar 311.294, hal ini
disebabkan oleh terjadinya penurunan kegiatan ekspor serta operasional
kegiatan perusahaan berhenti
4) Arus Penumpang
Jumlah penumpang pada tahun 2005 sebesar 5.475.966 orang,
dibandingkan anggarannya.
56
2. Sistem Pengendalian Intern Kas Pada PT.Pelabuhan Indonesia 1
(Persero) Medan
Sistem Pengendalian Intern merupakan rencana organisasional
metode dan pengukuran yang dipillih oleh suatu kegiatan usaha untuk
mengamankan harta kekayaan, mengecek keakuratan dan keandalan data
akuntansi usaha tersebut, meningkatkan efisiensi operasional, dan
mendukung dipatuhinya kebijakan manajerial yang telah ditetapkan.
Sistem pengendalian intern merupakan alat yang dapat digunakan untuk
membantu pihak manajemen untuk mencegah terjadinya kecurangan atau
penyelewengan dan mendorong dipatuhinya kebijaksanaan yang telah
ditetapkan oleh pihak manajemen sebelumnya.
Sesuai dengan tujuannya, Sistem Pengendalian Intern menjaga
kekayaan perusahaan salah satunya Kas. Perusahaan juga telah melakukan
upaya tersendiri dalam mencapai tujuan Sistem Pengendalian Intern
dengan membuat dan merancang Standar Operasional Prosedur. Standar
Operasional Prosedur ini berisi prosedur seluruh kegiatan perusahaan dan
deskripsi tugas karyawan. Sistem Pengendalian Intern Kas pada
perusahaan berkaitan dengan dua prosedur yaitu pengeluaran dan
penerimaan kas. Prosedur penerimaan kas yaitu suatu langkah-langkah
kegiatan masuknya kas ke dalam perusahaan yang didapat dari kegiatan
usaha perusahaan. Sedangkan prosedur pengeluaran kas merupakan
langkah-langkah kegiatan keluarnya kas perusahaan yang digunakan untuk
kegiatan usaha seperti membayar gaji dan melunasi hutang.
57
a. Sistem dan prosedur penerimaan kas
Berdasarkan Standar Operasional Prosedur PT.Pelabuhan
Indonesia 1 (Persero) Medan, berikut ini flowchart kegiatan penerimaan
kas ialah sebagai berikut :
No
.
URAIAN
STAF
ASMEN
ANGGARAN
DAN ASMEN
AKUNTANSI
ASMEN
PBR
MAN
KEUANG
AN
GM
KASIR
1.
Menerima
dokumen dan
verifikasi
2.
Menerbitkan
JKM dan
Validitas
3.
Diserahkan
ke kasir
Gambar III.2 Flowchart penerimaan kas
Dari flowchart diatas, maka pihak-pihak yang terlibat dalam
prosedurpenerimaan kas adalah:
1) Divisi Pelayanan Pelanggan, memiliki dua bagian yaitu bagian
pemasaran dan bagian Customer Care.
2) Bagian Perbendaharaan
3) Kasir
4) Bagian Akuntansi
58
5) Manajer Keuangan.
Kemudian sesuai Standard Operasional Prosedur, prosedur
penerimaankas antara lain sebagai berikut:
1) Divisi Pelayanan Pelanggan mengirimkan bukti setor
pelanggan/rekening Koran dari bank.
2) Divisi Keuangan menerima bukti pengiriman nota dari divisi
pelayanan pelanggan/bukti setor dari pelanggan/ rekening Koran
dari Bank.
3) Staf Perbendaharaan melakukan pengecekan bukti yang diterima
meliputi meneliti kelengkapan dokumen, memeriksa keabsahan
dokumen dan meneliti kebenaran perhitungan, memeriksa dana
masuk ke rekening Koran Bank.
4) Apabila Berkas penerimaan Kas/Bank sudah lengkap dan sesuai
maka dapat diproses ke tahap selanjutnya.
5) Bagian perbendaharaan khususnya kasir membuat Bukti Jurnal Kas
Masuk (JKM) dan dokumen tersebut diserahkan kepada Asmen
Perbendaharaan dan Asmen Anggaran dan Akuntansi untuk
diotorisasi.
6) Setelah diotorisasi dokumen tersebut diserahkan kepada Manager
Keuangan.
7) Manager keuangan menandatangani JKM tersebut.
8) Setelah JKM diotorisasi oleh pihak-pihak yang terkait, berkas
tersebut diserakan ke bagian perbendaharaan. Kasir kemudian
59
memproses pencatatan dan memposting jurnal pada aplikasi
SIMKEU bukti JKM tersebut.
9) JKM diserahkan ke bagian akuntansi untuk diarsipkan.
b. Sistem dan prosedur pengeluaran kas
Berdasarkan Standar Operasional Prosedur PT.Pelabuhan Indonesia 1
(Persero) Medan, berikut ini flowchart kegiatan pengeluaran kas ialah
sebagai berikut :
NO
.
URAIAN
STAF
ASMEN
ANGGARAN
DAN ASMEN
AKUNTANSI
ASMEN
PBR
MAN
KEUANGA
N
GM
KASIR
1. Menerima
dokumen
dan
disposisi
1
2
3
2. Melakukan
verifikasi
dan
penerbitan
JKK
4
3. Menyetujui
dan validasi
4. Diserahkan
ke
kasir/siap
untuk
dibayar
Gambar III.3 Flowchart pengeluaran kas
60
Dari flowchart diatas pihak-pihak yang terlibat dalam prosedur
pengeluaran kas antara lain sebagai berikut:
1) PJP, adalah Penanggung Jawab Program adalah pihak yang
bertanggung jawab atas perencanaan program dan kebenaran
jumlah spesifikasi/jenis serta mutu pesananan baran yang
ditetapkan masing-masing bidang tugasnya.
2) Bagian Perbendaharaan
3) Kasir
4) Bagian Akuntansi
5) Manajer Keuangan.
6) General Manajer.
Kemudian sesuai dengan Standard Operasional Prosedur, prosedur
pengeluaran kas antara lain sebagai berikut:
1) Penanggung jawab prosedur (PJP) mengajukan permohonan
pembayaran kepada General Manager dilengkapi dengan berkas
dokumen pendukung serta lampiran buktin
2) General Manager memberikan disposisi kepada Manager Keuangan
untuk proses selanjutnya dengan memperhatikan ketentuan yang
berlaku .
3) Manager Keuangan memberikan disposisi pada lembar proses
dokumen dan meneruskan ke Asmen Anggaran dan Akuntansi dan
selanjutnya akan diteruskan kepada staff akuntansi untuk proses
lebih lanjut.
61
4) Staf Akuntansi melaksanakan proses verifikasi meliputi meneliti
kelengkapan dokumen, memeriksa keabsahan dokumen dan meneliti
kebenaran perhitungan. (jika hasil verifikasi menyatakan dokumen
transaksi tidak lengkap , maka petugas akan langsung
mengembalikan berkas kepada PJP).
5) Asmen Anggaran dan Akuntansi dan Asmen Perbendaharaan
melaksanakan pengecekan dokumen dan memberi otorisasi pada
bukti Jurnal Kas Keluar (JKK) untuk diteruskan kepada Manager
Keuangan untuk diotorisasi dan selanjutnya disampaikan kepada
General Manager.
6) General Manager menandatangani bukti JKK dan mengembalikan
bukti tersebut ke bagian perbendaharaan khususnya kepada kasir.
7) Kasir yang ada dibagian perbendaharaan melaksanakan pembayaran
kas/bank dan membubuhkan cap lunas pada dokumen transaksi yang
telah dibayar atau ditransfer. Kasir juga melakukan posting jurnal
pada aplikasi SIMKEU (Sistem Informasi Keuangan) kemudian
mengembalikan dokumen transaksi ke bagian akuntansi.
8) Bagian akuntansi melakukan pengarsipan JKK.
B. PEMBAHASAN
Berdasarkan deskripsi data yang telah disajikan sebelumnya, maka
dibawah ini akan dibahas berdasarkan unsur-unsur pengendalian intern
model pengendalian COSO, maka dibawah ini berisi pembahasan antara
lain sebagai berikut:\
62
1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment)
Lingkungan Pengendalian merupakan komponen yang berperan dalam
membangun atmosfer (iklim) yang kondusif bagi para karyawan mengenai
kesadaran pentingnya kontrol sehingga dapat menciptakan suasana yang
membuat karyawan dapat menjalakan dan menyelesaikan tugas dan
tanggung jawabnya masing-masing. Lingkungan pengendalian meliputi
komitmen atas integritas dan nilai-nilai etika, filosofi dan gaya
manajemen, stuktur organisasional, komite audit dan dewan komisaris,
pelaksanaan wewenang dan tanggung jawab, kebijakan dan praktik-praktik
dalam sumber daya manusia.
Struktur organisasi perusahaan merupakan salah satu faktor yang
mendukung keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Dalam struktur organisasi terdapat kerangka yang
menggambarkan wewenang, tanggung jawab, dan hubungan tiap bagian
yang ada didalamnya.Struktur organisasi akan memudahkan dalam
menentukan dan mengarahkan serta mengawasi kegiatan operasi
perusahaan. Dalam menyusun struktur organisasi harus disesuaikan
dengan keadaan dan kebutuhan serta sifat perusahaan agar dapat
mengefisienkan dan suatu pekerjaan untuk mencapai suatu pekerjaan
untuk mencapai tujuan yang maksimal. Struktur organisasi PT. Pelabuhan
Indonesia I (Persero) Medan , merupakan Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) dalam lingkungan. Departemen perhubungan dipimpin oleh
direktur utama yang bertanggung jawab kepada menteri perhubungan.
Dewan pengawas pada perusahaan termasuk pelaksana perencanaan kerja
63
dan anggaran perusahaan sesuai dengan peraturan perundang-undang yang
berlaku.
Sesuai dengan keputusan direksi PT. Pelabuhan Indonesia 1
(Persero) Medan bahwa struktur organisasi perusahaan adalah berbentuk
garis dan staff. Dengan demikian Organisasi Kantor pusat dipimpin oleh
direktur yang sekaligus pimpinan perseroan yang bertanggung jawab
kepada rapat dan umum pemegang saham (RUPS) yang dipimpin oleh
Menteri Keuangan.
Dari uraian diatas mencerminkan lingkungan pengendalian yang
berjalan baik diperusahaan, terlihat dari struktur organisasi yang jelas.
Maka dapat disimpulkan lingkungan pengendalian sudah memadai dan
berjalan sesuai tujuann sistem pengendalian intern perusahaan.
2. Aktivitas Pengendalian (Control Activities)
Aktivitas Pengendalian (Control Activities), adalah kebijakan dan
prosedur yang harus ditetapkan untuk meyakinkan manajemen bahwa
semua arahan telah dilaksanakan. Aktivitas pengendalian ini diterapkan
pada semua tingkat organisasi dan pengolahan data. Aktivitas
pengendalian juga membantu memastikan bahwa tindakanyang diperlukan
untuk penanganan resiko telah dilakukan sesuai dengan apa yang telah
direncanakan seperti dokumentasi yang layak.
Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada perusahaan,
peneliti menemukan bukti penerimaan dan pengeluaran kas tidak memiliki
nomor urut secara tercetak, melainkan tulisan manual. Perusahaan
64
beranggapan bahwa pemberian nomor urut dilakukan pada saat kasir
(bagian perbendaharaan) melakukan posting jurnal. Pada bukti penerimaan
dan pengeluaran kas, telah tercantum tanggal terjadinya transaksi. Maka
perusahaan menganggap bahwa keterangan dan informasi pada bukti
pengeluaran dan penerimaan kas sudah cukup jelas walaupun bukti
tersebut tidak tercetak manual.
Namun hal ini tidak sesuai dengan unsur Sistem Pengendalian Intern
model COSO yang dikemukakan oleh Sanyoto Gondodiyoto (2007, 270)
dalam aktivitas pengendalian salah satunya dapat dilakukan dengan
penggunaan dokumen yang layak. selain itu, Mulyadi (2002,167) juga
mengemukakan bahwa” praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan
fungsi setiap unit organisasi dapat dilakukan dengan cara penggunaan
formulir bernomor urut tercetak. Serta Anastasia Diana dan Lilis Setiawati
(2011,82) mengemukakan bahwa penggunaan nomr urut tercetak sebagai
wujud pertanggung jawaban penggunaan dokumen tersebut. Menurut
Mulyadi dan Kanaka Puradiredja (2007, 139) bahwa penggunaan bukti kas
keluar maupun kas masuk harus diawasi dan dipertanggungjawabkan
penggunaannya melalui nomor urut tercetak yang tercantum dalam bukti
tersebut. Apabila bukti kas keluar atau kas masuk mengalami kerusakan
atau kesalahan dalam penulisannya, harus tetap disimpan untuk dapat
dipertanggungjawabkan. Aktivitas pengendalian seperti ini ditujukan
untuk menjamin kelengkapan transaksi kas.
dokumen berisi data yang dapat menghasilkan informasi dan
merupakan salah satu unsur penting dalam perusahaan. Nomor urut
65
tercetak dibuat untukmenutup celah bagi seluruh pihak yang ingin
melakukan tindakan negatif seperti penyelewengan, mencegah adanya
sabotase atau manipulasi dokumen dan apabila hilang dapat membantu
melacaknya kembali serta agar setiap dokumen dapat
dipertanggungjawabkan. Penggunaan dokumen bernomor urut tercetak
juga menghindari adanya penerbitan dokumen berganda karna nomor urut
tercetak tersebut menjadi identitas bukti atau dokumen tersebut. Selain itu,
apabila tim auditor melakukan kegiatan auditing dapat memfasilitasi
pelacakan ke setiap transaksi melalui sistem dan nomor urut yang tercetak
tersebut.
Dari uraian diatas menggambarkan lemahnya atau kurang memadai
sistem pengendalian internal pada perusahaan. Serta apabila unsur
pengendalian intern tidak berjalan dengan baik maka tujuan pengendalian
intern tidak akan tercapai.
3. Penaksiran Resiko (Risk Assestment)
Penaksiran Resiko (Risk Assestment), adalah proses mengidentifikasi
dan menilai atau mengukur resiko-resiko yang dihadapi dalam mencapai
tujuan. Setelah teridentifikasi, manajemen harus menentukan bagaimana
mengelola atau mengendalikannya. Pada model pengendalian ini,
mengarahkan perusahaan melakukan identifikasi terhadap resiko yang
berasal dari internal maupun eksteral yang dapat timbul dari aktivitas
kegiatan usaha .
Dari hasil wawancara, peneliti menemukan bahwa Bukti
pengeluaran kas yang telah dibayarkan, tidak dibubuhi cap “LUNAS”.
66
Padahal dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) Divisi Keuangan telah
mengharuskan pemberian cap lunas pada bukti transaksi yang telah
dibayarkan. Namun pada kenyataannya, kasir tidak membubuhkan cap
lunas tersebut.
Hal ini tidak sesuai dengan model pengendalian COSO yang
dikemukakan oleh Sukrisno Agoes (2011,101) penaksiran resiko
mencakup peristiwa yang terjadi intern dan ekstern dan dapat
mempengaruhi kemampuan perusahaan mencatat, mengolah, meringkas
dan melaporkan data keuangan perusahaan. Selain itu, hal ini juga tidak
sesuai dengan unsur pengendalian intern
pengeluaran kas yang dikemukakan oleh Mulyadi (2001,519) “dokumen
dasar dan dokumen pendukung transaksi pengeluaran kas harus dibubuhi
cap “LUNAS” oleh bagian kasa setelah pengeluaran kas dilakukan” .
Pengendalian yang lemah atas transaksi penerimaan dan pengeluaran
kasdapat beresiko menimbulkan kesalahan bahkan kecurangan. Maka dari
itu salah satu upaya untuk mencegah resiko yang dapat terjadi, pemberian
cap lunas pada bukti pengeluaran kas yang telah dilakukan pembayarannya
untuk menghindari penggunaan dokumen tersebut lebih dari satu kali
pembayaran atau pengeluaran berganda serta sebagai dasar pembuktian
kas keluar.
Hal ini menunjukkan karyawan yang tidak mematuhi peraturan yang
berlaku. Disamping itu, salah satu tujuan dari pengendalian internal tidak
dapat tercapai karna adanya pihak atau karyawan tidak mematuhi hukum
67
dan peraturan yang berlaku. Dari uraian diatas dapat mencerminkan
pengendalian yang lemah pada perusahaan.
4. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)
Informasi dan komunikasi (Information and Communication), dua
elemen yang dapat membantu manajemen melaksanakan tanggung
jawabnya. Perusahaan harus membangun sistem informasi yang efektif
dan tepat waktu. Hal tersebut antara lain menyangkut sistem akuntansi
yang terdiri dari cara dan perekaman (records) guna mengidentifikasi,
menggabungkan, menganalisa, mengelompokkan, mencatat dan
melaporkan transaksi yang timbul serta dalam rangka membuat
pertanggung jawaban (akuntabilitas) asset dan utang-utang perusahaan.
Komunikasi melibatkan penyediaan suatu pemahaman yang jelas
mengenai peran dan tanggung jawab individu berkenaan dengan
pengendalian intern atas pelaporan keuangan. Komunikasi juga membahas
mengenai perlunya penyampaian semua hal-hal yang berhubungan
kebijakan pimpinan kepada seluruh anggota organisasi. Kebijakan
perusahaan harus diinformasikan dan disampaikan dengan jelas, hal ini
dapat dilakukan dengan cara tata administrasi seperti penggunaan surat
menyurat, surat perintah kerja, nota dinas dan sebagainya.
Dalam komponen ini juga menyangkut sistem informasi yang
digunakan perusahaan. Sistem informasi sangat penting bagi keberhasilan
atau peningkatan mutu operasional perusahaan. Sistem informasi pada
perusahaan telah terpadu dan terintegrasi dan menjamin kebutuhan
terhadap kualitas data.
68
Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti, peneliti
menemukan bahwa pada Perusahaan menggunakan suatu aplikasi dalam
membantu kegiatan usaha yaitu bernama SIMKEU TERPADU. Aplikasi
ini hanya dapat diakses oleh karyawan yang berada pada Divisi Keuangan
saja dengan login menggunakan username dan password yang dimiliki
karyawan .
Selain itu, disetiap meja kerja karyawan terdapat telepon kantor yang
dapat terhubung keseluruh bagian maupun karyawan yang ada pada
perusahaan. Hal ini bertujuan untuk memudahkannya komunikasi antar
karyawan walaupun berbeda divisi dalam berkoordisasi dan
menyelesaikan tugasnya masing-masing.
Dengan adanya penambahan tekhnologi tersebut dalam kegiatan
usaha, perusahaan berharap agar tekhnologi tersebut dapat membantu dan
mempermudah karyawan menyelesaikan tugasnya serta karyawan juga
diharapkan bekerja dengan semaksimal mungkin. Maka dari itu dari uraian
diatas, menggambarkan komunikasi dan informasi pada perusahaan
berjalan dengan baik serta berjalan sesuai tujuan dari sistem pengendalian
internal perusahaan.
5. Pemantauan (Monitoring)
Pemantauan adalah proses penentuan kualitas kinerja pengendalian
intern. Kegiatan pemantauan seperti pinjauan secara langsung,
pengawasan dan evaluasi kinerja seluruh karyawan yang ada pada
perusahaan.
69
Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti, perusahaan telah
melakukan pengawasan. Hal ini terlihat pada setiap bawahan bertanggung
jawab pada pimpinan dan sebaliknya pimpinan mengawasi dan
memonitori kinerja bawahan. Apabila terdapat karyawan yang melakukan
kesalahan yang tergolong ringan, pimpinan akan memberikan arahan dan
nasihat ataupu surat peringatan. Namun, apabila kesalahan tersebut
tergolong kesalahan yang besar, perusahaan akan memberikan sanksi yang
tegas agar karyawan tidak mengulanginya lagi.
Kegiatan pemantauan juga dapat dilakukan oleh pihak eksternal
dimana yaitu kantor akutan publik. Kemudian perusahaan juga pernah
menggunakan jasa kantor akuntan publik dalam mengaudit perusahaan.
Dalam kegiatan audit, pihak kantor akuntan publik akan berkoordinasi
dengan auditor internal.
Dari uraian diatas menggambarkan pemantauan berjalan dengan baik
pada perusahaan serta berjalan sesuai tujuan dari sistem pengendalian
internal perusahaan.
70
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap pelaksanaan sistem
pengendalian intern kas pada PT. PELABUHAN INDONESIA I
(PERSERO) MEDAN bahwa dapat disimpulkan antara lain sebagai
berikut:
1) Penaksiran resiko yang masih berjalan kurang baik, hal ini
disebabkan oleh bukti pengeluaran kas yang telah dibayar
namun tidak dicap lunas.
2) Aktivitas pengendalian yang kurang memadai, hal ini
disebabkan oleh nomor bukti pengeluaran dan penerimaan
kas tidak tercetak melainkan hanya tulisan manual.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, peneliti mencoba memberikan
saran kepada PT.PELABUHAN INDONESIA I (persero) MEDAN yang
diharapkan dapat bermanfaat untuk mengatasi kelemahan yang terdapat
dalam sistem pengendalian intern kas pada PT.PELABUHAN
INDONESIA I (persero) MEDAN. Adapun saran-saran yang diberikan
sebagai berikut:
1. Sebaiknya kasir mematuhi Standar Operasional Prosedur (SOP)
pengeluaran kas yang ada. Karna pada SOP telah berisi perintah agar
70
71
memberi cap lunas pada transaksi yang telah dibayar. Hal ini dilakukan
agar memperkecil resiko pihak yang ingin memanipulasi atau mengambil
kesempatan dalam kelemahan sistem pengendalian intern perusahaan.
Selain itu, pemberian cap lunas pada bukti transaksi yang telah dibayar
agar menghindari pembayaran ulang.
2. Sebaiknya nomor bukti penerimaan dan pengeluaran kas
tercetak komputer bukan tertulis manual. Nomor urut tercetak dibuat
untuk menutup celah bagi seluruh pihak yang ingin melakukan tindakan
negatif seperti penyelewengan, mencegah adanya sabotase atau
manipulasi dokumen dan apabila hilang dapat membantu melacaknya
kembali serta agar setiap dokumen dapat dipertanggungjawabkan.
72
DAFTAR PUSTAKA
Anastasia Diana dan Lilis Setiawati . (2007) . Sistem Informasi Akuntansi .
Yogyakarta : Andi.
Ariefah . (2007) . Buku ke-1 . Pengelolaan Fungsi Audit Sistem Informasi .
Jakarta : Mitra Wacana Media.
Devina Hotmatullayni Siregar. (2016). “Analisis Sistem Pengendalian Intern
Penerimaan dan Pengeluaran Kas Pada Dompet Dhuafa Medan”.
Skripsi , Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Medan.
TidakDipublikasikan.
Dini Fiqri Minarni. (2016). “Analisis Sistem Pengendalian Intern Kas Pada Hotel
Danau Toba Internasional Medan”. Skripsi, Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara. Medan. Tidak Dipublikasikan.
Fakultas Ekonomi (2006) . “ Pedoman Penulisan Skripsi”. http//www.umsu.ac.id.
Diakses 1 Oktober 2016.
Heny Hendarti . (2007) . Audit Sistem informasi Lanjutan . Jakarta : Mitra
Wacana Media.
Hery. (2008). Pengantar Akuntansi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia.
_____. (2012). Pengantar Akuntansi Keuangan Menengah I. Jakarta: Bumi
Aksara.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2009. Standar Akuntansi Keuangan Entitas
Tanpa Akuntabilitas publik ( SAK ETAP). Jakarta : Dewan Standar Akuntansi
Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia
Krismiaji, 2015, Sistem Informasi Akuntansi, Yogyakarta : Unit Penerbit.
Mulyadi. (2002).Cetakan ke-3 Edisi Ke-3. Sistem Akuntansi . Jakarta: Salemba
Empat.
Mulyadi dan Kanaka Puradiredja . (2007). Buku ke- 2 Edisi ke-5 . Auditing .
Jakarta : Salemba Empat.
Sanyoto Gondodiyoto. (2007). Audit Sistem Informasi. Jakarta: Mitra Wacana
Media.
Sanyoto Gondodiyoto (2007). Cetakan Ke-2. Audit Sistem Informasi Lanjutan.
Jakarta: Mitra Wacana Media.
73
Sodikin, Slamet Sugiri (2014) edisi kesembilan, Akuntansi Pengantar 1 ,
Yogyakarta : Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN
Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Bisnis . Bandung : Alfabeta.
Sukrisno Agoes. (2012). Auditing . Jakarta : Salemba Empat.
Sumarso. (2004) . Buku ke-1 . Pengantar Akuntansi . Jakarta : Salemba Empat.
Smith dan Skousen (2004) . Pengantar Akuntansi . Jakarta : Salemba Empat.
Weygandt, et al. (2002). Accounting Principle Fourth Edition . New York : John
Willey & Sons Inc.
Weygandt , et al . (2009) . Edisi ke-7 . Pengantar Akuntansi . Jakarta : Salemba
Empat .
Yaumadina Putri Lubis. (2008). “Analisis Sistem Pengendalian Intern
Penerimaan dan Pengeluaran Kas Pada PT.Asam Jawa”.
Skripsi,Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara. Medan.
TidakDipublikasikan.