2009-1-00375-mnsi bab 3

62
BAB 3 ANALIS IS PERUS AHAAN 3.1 Sejarah perusahaan PT Indo Sari Abadi adalah perusahaan produsen wafer yang berpusat di Tangerang, Jawa Barat. Produk utama mereka yang bermerek “Cigaro” dapat dijumpai di supermarket, toko-toko, dan pasar tradisional di seluruh pulau Jawa. PT Indo Sari Abadi (disingkat PT ISA) didirikan pada tanggal 24 Februari 2001 oleh Bapak Anto dan Ibu Elly. Pada saat itu bentuk hukumnya baru merupakan home industry bernama Indo Sari, dan perusahaan tersebut dibangun menggunakan modal yang kecil. Dengan modal tersebut para pendiri membeli sebidang tanah, beberapa mesin produksi, dan truk sebagai alat transportasi. Semua proses pengelolaan dan pengambilan keputusan dilakukan sepenuhnya oleh pemilik, sementara produksi dipercayakan kepada karyawan yang berjumlah sepuluh orang. Indo Sari diubah status dan namanya dua kali, menjadi CV dan terakhir menjadi PT Indo Sari Abadi pada tanggal 1 Juli 2005 jam 10.00 WIB. Akte notaris nomor 01 tersebut diresmikan di Tangerang oleh notaris Tubagus Kiemas, SH dan beratas nama direktur Bapak Anto, serta dihadiri oleh saksi Yulia Fanni serta Desy Yunito. Di tahun yang sama PT Indo Sari Abadi juga mendapatkan Surat Ijin Usaha Perdagangan golongan Besar dengan nomor 03835/1.824.271. Pengukuhan sebagai PT setelah hanya empat tahun beroperasi juga dapat dilihat sebagai salah satu bukti kesuksesan perusahaan ini.

Upload: independent

Post on 24-Jan-2023

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB 3

ANALISIS PERUSAHAAN

3.1 Sejarah perusahaan

PT Indo Sari Abadi adalah perusahaan produsen wafer yang berpusat di

Tangerang, Jawa Barat. Produk utama mereka yang bermerek “Cigaro” dapat

dijumpai di supermarket, toko-toko, dan pasar tradisional di seluruh pulau Jawa. PT

Indo Sari Abadi (disingkat PT ISA) didirikan pada tanggal 24 Februari 2001 oleh

Bapak Anto dan Ibu Elly. Pada saat itu bentuk hukumnya baru merupakan home

industry bernama Indo Sari, dan perusahaan tersebut dibangun menggunakan modal

yang kecil. Dengan modal tersebut para pendiri membeli sebidang tanah, beberapa

mesin produksi, dan truk sebagai alat transportasi. Semua proses pengelolaan dan

pengambilan keputusan dilakukan sepenuhnya oleh pemilik, sementara produksi

dipercayakan kepada karyawan yang berjumlah sepuluh orang.

Indo Sari diubah status dan namanya dua kali, menjadi CV dan terakhir menjadi

PT Indo Sari Abadi pada tanggal 1 Juli 2005 jam 10.00 WIB. Akte notaris nomor 01

tersebut diresmikan di Tangerang oleh notaris Tubagus Kiemas, SH dan beratas

nama direktur Bapak Anto, serta dihadiri oleh saksi Yulia Fanni serta Desy Yunito.

Di tahun yang sama PT Indo Sari Abadi juga mendapatkan Surat Ijin Usaha

Perdagangan golongan Besar dengan nomor 03835/1.824.271. Pengukuhan sebagai

PT setelah hanya empat tahun beroperasi juga dapat dilihat sebagai salah satu bukti

kesuksesan perusahaan ini.

79

PT Indo Sari Abadi bergerak di bidang produksi makanan ringan. Bisnis mereka

diawali hanya dengan memproduksi satu jenis produk saja, yakni snack kerupuk.

Karena mengikuti perkembangan dan permintaan pasar terjadilah beberapa kali

pergantian jenis produk. Indo Sari pernah memproduksi varian snack kacang, chiki,

dan pada akhirnya Indo Sari memfokuskan diri untuk khusus memproduksi wafer

hingga saat ini. PT Indo Sari Abadi memproduksi wafer mulai dari tahun 2003 dan

setelah menunjukkan respon hasil penjualan yang baik dari pasar, pada saat itulah

perusahaan mulai berfokus penuh kepada bisnis wafer. Pada saat itu omset penjualan

wafer adalah 300 dus per hari.

Pangsa pasar PT Indo Sari Abadi pun mulai meluas. Pada awalnya Indo Sari

hanya melayani pengiriman lokal ke pasar-pasar tradisional dan toko kelontong di

daerah Tangerang, Jakarta, dan sekitarnya. Jumlah produk yang dikirimkan juga

hanya sedikit. Perlahan tapi pasti, produk Indo Sari mulai dipasarkan di kota lainnya

seperti Bandung, Bogor, Lampung, Solo, dan lain lain. Pada akhir 2007, cakupan

wilayah distribusi PT Indo Sari Abadi sudah mencakup semua kota-kota besar di

pulau Jawa (Jakarta, Bogor, Bandung, Semarang, Solo, Yogyakarta, Surabaya).

Produk PT Indo Sari Abadi juga dapat ditemui diluar pulau Jawa seperti di Madura,

Bali, Makassar, Lampung, dan Medan.

Kesuksesan penjualan produk PT Indo Sari Abadi diikuti pula oleh penambahan

modal berupa ekspansi lahan pabrik, penambahan mesin, dan penambahan karyawan

untuk meningkatkan kapasitas produksi. Indo Sari juga mulai melakukan riset dan

mengeluarkan produk wafer dengan aneka bentuk dan rasa.

80

Moto PT Indo Sari Abadi adalah ”selalu berkembang”, sehingga tidak tertutup

kemungkinan bahwa di masa depan PT Indo Sari Abadi akan memproduksi jenis

makanan ringan lainnya.

3.2 Visi dan Misi

Visi dari PT Indo Sari Abadi adalah:

“Menjadi perusahaan makanan ringan terkemuka yang menjangkau dan dicintai

seluruh nusantara.”

Misi dari PT Indo Sari Abadi adalah:

- Memenuhi kebutuhan konsumen akan produk makanan yang berkualitas dan

halal.

- Menjalin jaringan kerja sama yang saling menguntungkan dengan seluruh

rekan bisnis.

- Melayani distribusi secara mandiri ke seluruh wilayah Indonesia.

- Menjadikan brand produk dan brand perusahaan dikenal luas oleh seluruh

masyarakat Indonesia.

Moto dari PT Indo Sari Abadi adalah “Selalu berkembang”.

3.3 Struktur Organisasi dan Uraian Pekerjaan

Puncak dari struktur organisasi diduduki oleh Pimpinan yang sekaligus

merupakan pemilik / owner dari PT Indo Sari Abadi. Selanjutnya seluruh proses

operasional PT Indo Sari Abadi dipimpin oleh seorang General Manager yang

membawahi enam bagian, selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Disertakan pula struktur organisasi bagian produksi yang dapat dilihat pada

81

Gambar 3.2. Struktur ini akan memberikan gambaran lebih jelas tentang proses

produksi yang dilakukan oleh PT Indo Sari Abadi.

Tugas dan wewenang pada setiap jabatan di PT Indo Sari Abadi adalah sebagai

berikut:

1. Pimpinan

Tugas dan tanggung jawab Pimpinan adalah:

a. Bertugas untuk mengeluarkan keputusan yang bersifat strategis.

b. Bertugas untuk mewakili perusahaan baik di dalam maupun di luar

perusahaan.

c. Bertanggung jawab penuh atas segala resiko yang terjadi pada PT Indo Sari

Abadi.

d. Bertugas untuk mengawasi dan mengontrol pekerjaan General Manager.

Pimpinan

General Manager

ManajerPembelian

ManajerPersonalia

ManajerAccounting

ManajerKeuangan

ManajerPenjualan

ManajerProduksi

KabagPersonalia Kabag Gudang Ka. Adminis tras i

PenjualanKabag

Marketing

Gambar 3.1: Struktur Organisasi PT Indo Sari Abadi Sumber: Manajer Produksi PT ISA, 2007

82

Kabag GudangSparepart

Manajer Produks i

PengawasPembelian

Kabag W afer KabagW afer Stick Kabag Packing

Kepala DivisiShift A

Kepala DivisiS hift B

Kepala Divisi Shift A

Kepala Divis i Shift B

Kepala Divisi Shi ft A

Kepala Divisi Shift B

Gambar 3.2: Struktur Organisasi Bagian Produksi

Sumber: Manajer Produksi PT ISA, 2007

2. General Manager

Tugas dan tanggung jawab General Manager adalah:

a. Bertugas untuk mengkoordinasikan, mengarahkan, mengawasi, dan

mengambil keputusan atas seluruh kegiatan yang dilakukan oleh masing-

masing fungsi pada PT Indo Sari Abadi.

b. Bertanggung jawab penuh atas seluruh proses operasional PT Indo Sari

Abadi.

c. Bertugas untuk memberikan laporan kinerja perusahaan kepada pimpinan.

d. Bertugas untuk membantu pimpinan dalam merumuskan keputusan strategis.

e. Bertugas untuk mewakili perusahaan baik di dalam maupun di luar

perusahaan.

3. Manajer Pembelian

Tugas dan tanggung jawab Manajer Pembelian adalah:

83

a. Bertugas untuk mencari pemasok yang dapat menyediakan bahan baku secara

tepat waktu dan tepat mutu dan dengan harga yang paling sesuai dengan

perusahaan.

b. Bertugas untuk mengontrol transaksi pembelian bahan baku dan bahan

pembantu.

c. Bertugas untuk melaporkan transaksi pembelian yang telah dilakukan kepada

General Manager.

4. Manajer Personalia

Tugas dan tanggung jawab Manajer Personalia adalah:

a. Bertugas untuk melakukan penerimaan dan pemberhentian pegawai.

b. Bertugas untuk melakukan pelatihan terhadap pegawai baru.

c. Bertanggung jawab dalam mengatur dan mengelola seluruh permasalahan

yang berkaitan dengan kinerja karyawan.

5. Manajer Accounting

Tugas dan tanggung jawab Manajer Accounting adalah:

a. Bertugas untuk mengolah data akuntansi yang konsisten dengan sistem

pengolahan data akuntansi yang telah ditetapkan.

b. Bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan sesuai sistem dan

prosedur pengolahan data akuntansi yang telah ditetapkan.

c. Bertanggung jawab atas kelayakan dan kelengkapan pemrosesan transaksi

keuangan perusahaan.

d. Bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan sesuai sistem dan

prosedur pengolahan data akuntansi yang telah ditetapkan.

84

e. Bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan akuntansi yang telah

ditetapkan secara keseluruhan oleh bagian Keuangan.

6. Manajer Keuangan

Tugas dan tanggung jawab bagian Keuangan adalah:

a. Bertugas untuk melakukan pembayaran kepada supplier.

b. Bertugas untuk menagih dan menerima pembayaran dari pelanggan.

c. Bertugas untuk menghitung, mengatur, serta memberikan upah atau gaji

kepada seluruh karyawan

d. Bertugas untuk merumuskan program pembelanjaan perusahaan, kebijakan

keuangan dan akuntansi serta mengusulkannya kepada General Manager.

e. Bertanggung jawab atas anggaran keuangan, realisasi dan pengawasannya.

7. Manajer Penjualan

Tugas dan tanggung jawab bagian Penjualan adalah:

a. Bertugas untuk menangani pesanan dari konsumen.

b. Bertugas untuk mengurus pengiriman pesanan kepada pelanggan sesuai

dengan faktur penjualan.

c. Bertugas untuk mengatur dan mengawasi kegiatan staff penjualan.

8. Kepala Administrasi Penjualan

Tugas dan tanggung jawab Kepala Administrasi Penjualan adalah:

a. Bertugas untuk mencatat semua kegiatan penjualan mulai dari disetujuinya

penawaran sampai dengan barang dikirim.

b. Bertugas untuk membuat pelaporan dan dokumentasi atas transaksi penjualan

yang dilakukan.

85

9. Kepala Bagian Gudang

Tugas dan tanggung jawab Kepala Bagian Gudang adalah:

a. Bertugas untuk membuat daftar barang yang kurang atau yang telah habis.

b. Bertugas untuk menerima, menghitung, dan memeriksa kembali barang-

barang yang masuk dan keluar Gudang Bahan Baku (GBB) maupun Gudang

Barang Jadi (GBJ).

10. Manajer Marketing

Tugas dan tanggung jawab Manajer Marketing adalah:

a. Bertugas mengusulkan rencana strategi dan kebijakan pemasaran dengan

memperhatikan strategi dan kebijakan umum perusahaan.

b. Bertugas untuk mengendalikan pelaksanaan strategi dan kebijakan pemasaran

yang telah ditetapkan secara keseluruhan.

c. Bertanggung jawab atas seluruh kegiatan pemasaran PT Indo Sari Abadi.

d. Bertanggung jawab memberikan pelaporan kepada General Manager

mengenai perkembangan pemasaran dan penjualan produk setiap periode.

11. Manajer Produksi

Tugas dan tanggung jawab Manajer Produksi adalah:

a. Bertanggung jawab penuh terhadap semua kelancaran kegiatan operasi

pabrik produksi.

b. Bertugas untuk membantu General Manager dalam menetapkan rencana,

strategi, dan kebijakan produksi dengan memperhatikan kapasitas produksi.

c. Bertugas untuk mengkoordinasikan, mengarahkan, dan mengawasi kegiatan

bagian pabrik secara keseluruhan sesuai dengan perencanaan produksi yang

telah ditetapkan.

86

3.4 Gambaran Umum Perusahaan

Berikut ini akan dijelaskan gambaran umum bisnis PT Indo Sari Abadi beserta

elemen penggerak Supply Chain Management.

Produk PT Indo Sari Abadi dapat dibagi menjadi dua kategori, yakni wafer dan

wafer stick. Perbedaan hanyalah pada bentuk fisiknya, dimana wafer berbentuk

persegi dan terdiri dari tumpukan beberapa lembar adonan yang tipis, sedangkan

wafer stick berbentuk tabung berdiameter kecil dan berukuran panjang yang terbuat

dari adonan yang digulung.

Produk wafer dan wafer stick tersebut dibumbui dengan aneka rasa seperti

coklat, vanila, strawberry, keju, kopi, dan lain lain. Produk-produk PT Indo Sari

Abadi dikemas dalam plastik pembungkus untuk menjaga rasa dan kualitas. Produk

satuan ini kemudian akan dimasukkan ke dalam kotak berukuran kecil yang disebut

“Inner Box”, dimana setiap inner terdiri dari 24 batang wafer stick. Sejumlah enam

Inner Box kemudian akan dimasukkan ke dalam dus sebelum disimpan dalam

gudang untuk diedarkan. Jangka waktu kadaluarsa untuk semua produk adalah satu

tahun.

Daftar produk PT Indo Sari Abadi selengkapnya per Desember 2007 dapat

dilihat pada Tabel 3.1. Merek “Tik-Tok Cigaro” merupakan produk unggulan PT

Indo Sari Abadi dan merek ini merupakan produk yang paling tinggi permintaan

pasarnya, sekitar 70% dari keseluruhan produksi PT Indo Sari Abadi.

87

Tabel 3.1: Lini produk PT Indo Sari Abadi Sumber: Manajer Produksi PT ISA, 2008

Jenis Produk Merek Rasa Harga (per Des 2007)

Wafer Stick Cigaro Coklat, Strawberry, Kacang, Cappucino Rp.51.000,- / dus

Wafer Stick Me-ong Keju Rp.51.000,- / dus

Wafer Stick Pensilo Coklat Rp.51.000,- / dus

Wafer Stick Paw-paw Coklat Rp.29.000,- / dus

Wafer Stick Yoriko Coklat Rp.37.000,- / toples

Wafer Stick Tik-Tok Toples Coklat Rp.43.000,- / toples

Lolipop Stick Escado Coklat Rp.51.000,- / dus

Wafer Delino Coklat, Vanila, Coklat Mint Rp.51.000,- / dus

Wafer Osuka Coklat Rp.30.000,- / dus

Wafer Fancy Coklat Rp.30.000,- / dus

Wafer JoJo Coklat Rp.30.000,- / dus

Wafer Ogogo Coklat Rp.30.000,- / dus

Setiap kali PT Indo Sari Abadi mengeluarkan produk baru, ada beberapa

prosedur yang harus dijalankan. Setelah melalui proses panel dengan keputusan

akhir di tangan pemimpin perusahaan, sebelum suatu produk dapat diproduksi secara

massal dan dipasarkan haruslah mendapat ijin dari Departemen Kesehatan RI.

Perwakilan PT Indo Sari Abadi akan mengirimkan contoh produk untuk dianalisis

kelayakan bahan dan komposisinya oleh Departemen Kesehatan RI. Jawaban dari

proses permintaan ijin ini biasanya akan keluar setelah satu atau dua minggu.

Apabila ijin ditolak, maka produk tersebut tidak dapat beredar dan komposisinya

harus diperbaiki. Apabila ijin diterima, maka produk tersebut dinyatakan layak

dikonsumsi. Biasanya nomor ijin produk akan dicantumkan di label atau pak

pembungkus.

88

Harga produk bervariasi sesuai dengan jenis dan merek produknya, berkisar

antara Rp.30.000,- per dus hingga Rp. 51.000,- per dus (per Desember 2007). Bagi

langganan atau konsumen yang membeli dalam jumlah banyak biasanya dapat

melakukan negosiasi harga dengan bagian Penjualan. Range harga produk

terjangkau oleh masyarakat dari segala kalangan ekonomi, karena merupakan jenis

makanan ringan dan produk PT Indo Sari Abadi bukan merupakan makanan mewah.

Untuk daftar harga selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Promosi produk sepenuhnya ditangani oleh Divisi Marketing. PT Indo Sari

Abadi sangat terbuka mengenai ide-ide promosi baru, tidak jarang ide promosi yang

kreatif berasal dari hasil pemikiran karyawan. Strategi pemasaran yang telah

diterapkan oleh PT Indo Sari Abadi adalah sebagai berikut:

- Penjualan dalam bentuk paket. Pada waktu dan kondisi tertentu misalnya pada

hari-hari raya dan hari besar keagamaan, produk-produk akan dibundel dan dijual

dalam bentuk paket hari raya. Tampilan paket dibuat menarik dan sesuai dengan

tema event tersebut. Terkadang di dalam paket disertakan bonus berupa

aksesoris, pernak-pernik, voucher, kaos, dan lain lain.

- Membuka stand di arena Pekan Raya Jakarta. PT Indo Sari Abadi turut menyewa

sebuah stand pada acara “Jakarta Fair” agar khalayak ramai menjadi semakin

aware terhadap merek “Cigaro” pada khususnya, dan image PT Indo Sari Abadi

pada umumnya.

- Pemberian sampel gratis. Setiap kali PT Indo Sari Abadi mengeluarkan produk

baru maka bagian Marketing akan mengirimkan sampel ke pelanggan dan

konsumen utama. Hal ini bertujuan untuk memasyarakatkan, menerima

kritik/saran, serta melihat bagaimana respon masyarakat terhadap produk baru.

89

Pemberian sampel juga dilakukan kepada masyarakat di tempat umum misalnya

seperti yang terakhir diadakan di Ancol, TMII, dan beberapa pusat perbelanjaan

lainnya.

- Pemberian diskon kepada depo, pelanggan (grosir), dan distributor yang membeli

produk dalam jumlah banyak dalam satu kali transaksi.

- Pemberian “harga perkenalan”, yaitu pemotongan harga untuk produk baru yang

dikeluarkan. Tujuannya adalah untuk mempermudah penjualan dan sosialisasi

produk baru.

- Mengerahkan tenaga sales agen dan sales motoris untuk mempertahankan

pelanggan (grosir dan toko) yang telah ada sekaligus mencari pelanggan baru.

Penggerak Supply Chain Management

Berikut dijelaskan faktor-faktor yang menentukan kinerja SCM dalam

perusahaan, antara lain dalam hal persediaan, transportasi, fasilitas produksi dan

penyimpanan (pergudangan), serta pengelolaan informasi.

A. Persediaan

Agar produksi dapat berjalan dengan baik, di dalam rantai nilai PT Indo Sari

Abadi pastilah berhubungan dengan beberapa pemasok yang menyediakan bahan

baku. Adapun jenis-jenis pemasok PT Indo Sari Abadi meliputi:

- Pemasok bahan baku yakni bahan susu, coklat, terigu, gula, pewarna dan perasa.

- Pemasok barang jadi meliputi dus, toples, label, pak pembungkus, produk

promosi (pernak-pernik, topi, baju, aksesoris).

90

- Pemasok peralatan produksi yakni mesin produksi dan alat-alat berat perusahaan

beserta sparepart yang dibutuhkan.

B. Transportasi

PT Indo Sari Abadi mendistribusikan produk ke depo, distributor dan

supermarket yang berada di kota-kota besar. Dari titik tersebut barulah produk

diecerkan hingga tiba ke tangan konsumen akhir. Hingga saat ini wilayah distribusi

PT Indo Sari Abadi mencakup pulau Jawa, Madura, Bali, sebagian Sumatra

(Lampung dan sekitarnya), Lombok (NTB) dan Sulawesi Selatan. Dalam waktu

dekat ini PT Indo Sari Abadi akan berfokus pada pangsa pasar di Sumatera,

khususnya wilayah Palembang dan Pekanbaru. Sementara itu untuk wilayah Timur,

penjualan akan lebih difokuskan ke Makassar. Tujuan distribusi produk selain ke

pasar tradisional, juga mencakup pasar modern/supermarket seperti Indogrosir dan

Indomart.

Dalam operasi sehari-hari PT Indo Sari Abadi menggunakan kendaraan armada

inventaris perusahaan (berupa angkutan darat) untuk distribusi barang ke depo-depo

dan konsumen yang tersebar luas. Inventaris armada pabrik perusahaan (per

Desember 2007) meliputi:

- 3 unit Nissan

- 1 unit truk Tronton

- 2 unit Colt Diesel

- 6 unit Double

- 3 unit Engkel

- 1 unit Fuso

91

Mayoritas armada perusahaan berstasiun di depo-depo yang telah ditentukan,

walaupun ada pula beberapa unit armada yang berstasiun di pabrik. Distribusi /

pengiriman barang dilakukan dengan proses yang terbalik, dimana armada di depo

menjemput barang ke pabrik, baru kemudian kembali ke depo.

PT Indo Sari Abadi juga mengadakan kerjasama dengan perusahaan ekspedisi /

pengiriman barang dan perusahaan pelayaran. Pada waktu-waktu tertentu perusahaan

menggunakan jasa ekspedisi apabila kapasitas armada telah penuh dan ada

pengiriman penting yang harus dilakukan.

C. Fasilitas

PT Indo Sari Abadi memiliki dua buah pabrik yang berlokasi di Tangerang dan

Surabaya. Hasil produksi dari pabrik akan disebarluaskan ke depo-depo yang

merupakan gudang tersebar sekaligus lini penjualan yang berhubungan secara

kontinu dengan pabrik. Pengecekan dan pengiriman produk dari pabrik menuju

depo-depo dilakukan secara harian untuk terus menjaga stok depo.

Kapasitas produksi pabrik PT Indo Sari Abadi yang berlokasi di Tangerang

tercatat mampu memproduksi sebanyak 450 ribu dus per bulan pada kinerja

maksimum, sedangkan pabrik cabang Surabaya mampu memproduksi sebanyak 250

ribu dus per bulan.

Terdapat tiga macam fasilitas penyimpanan milik PT Indo Sari Abadi, yakni:

- Gudang Bahan Baku (GBB), tempat penyimpanan bahan baku dan bahan

pendukung yang dibutuhkan untuk proses produksi.

- Gudang Barang Jadi (GBJ), tempat penyimpanan barang jadi yang merupakan

hasil dari proses produksi.

92

- Depo, merupakan gudang sekaligus lini penjualan yang tersebar di berbagai kota.

Lokasi depo yang tersebar dimaksudkan untuk memperluas cakupan distribusi

pada suatu daerah tertentu. Stok depo disesuaikan dengan tingkat permintaan dari

daerah lokasi depo tersebut. Lokasi depo tersebar di seluruh pulau Jawa seperti

Jakarta, Tangerang, Bogor, Bandung, Bekasi, Semarang, Solo, Surabaya,

Malang, Jember, dan di beberapa kota kecil lainnya.

Pada Agustus 2007 PT ISA melakukan peresmian kantor baru serta ekspansi

pada pabrik yang berlokasi di Tangerang, bertujuan mengatasi banyaknya tingkat

permintaan sekaligus memperluas jaringan penjualan hingga seluruh nusantara.

D. Informasi

Pengelolaan informasi pada bagian Accounting, Keuangan, dan Penjualan sudah

terkomputerisasi namun sistem yang digunakan belum terintegrasi. Selain itu

pengelolaan informasi pada bagian Produksi dan Gudang masih dilakukan secara

manual (tulis tangan).

3.5 Kondisi lingkungan usaha dan persaingan industri menggunakan analisis

lima kekuatan porter (Porter’s Five Forces)

A. Ancaman pendatang baru

Ketika perusahaan dapat dengan mudah masuk ke dalam industri, maka tingkat

persaingan di dalam industri tersebut juga otomatis meningkat.

Dari segi birokrasi, proses pembuatan perizinan untuk membuka suatu

perusahaan baru di industri wafer tergolong mudah. Pemerintah mempermudah

93

akses bagi para investor serta entrepreneur lokal dan asing dengan cara memberikan

persyaratan yang mudah.

Adapun hambatan-hambatan terhadap masuknya pesaing baru antara lain:

1. Minimnya pengalaman perusahaan tentang industri wafer dan bagaimana cara

mengelola perusahaan produsen wafer yang baik.

2. Persyaratan modal yang besar (minimal harus mempunyai kepemilikan tanah,

bangunan pabrik, mesin produksi, armada pengiriman). Dikarenakan harus

memproduksi secara massal, hal ini membutuhkan investasi modal yang besar

dan berjangka panjang.

3. Membutuhkan pabrik sebagai pusat produksi, tentunya investasi modal dan

jumlah karyawan yang dibutuhkan juga besar. (home industry tidak termasuk

dalam kategori pesaing).

4. Membutuhkan jaringan distribusi yang memadai, baik dalam kota, antar kota,

dan antar propinsi.

5. Membutuhkan teknologi dan pengetahuan khusus seperti mesin-mesin produksi

khusus, laboratorium riset, pengetahuan dalam bidang resep wafer, dan lain lain.

6. Menentukan lokasi yang strategis. Hal ini menjadi pertimbangan karena

berhubungan erat dengan kondisi pasar dan target market yang dituju.

Namun terlepas dari banyaknya hambatan-hambatan yang ditemukan pada

industri wafer, ternyata banyak pula faktor-faktor lain yang mendukung para

usahawan dan investor untuk membangun perusahaan produsen wafer. Faktor utama

adalah karena pangsa pasar wafer yang begitu besar di Indonesia (menurut SWA

nilai pasarnya bisa mencapai lebih dari Rp 5 triliun), dimana pemain baru masih

mempunyai peluang untuk mendapatkan pangsa pasar. Ditambah lagi kemudahan

94

meniru produk dan tingkat diferensiasi produk yang rendah memberi banyak

kesempatan kepada pemain baru untuk berkembang. Selain itu pemerintah juga

memberi dukungan penuh bagi investor dan usahawan untuk membuka usaha yang

menyerap banyak tenaga kerja, seperti pada industri wafer. Birokrasi dalam industri

produksi wafer juga mudah diproses dan didapat, contohnya seperti pendaftaran ijin

usaha, pendaftaran lisensi produk, pendaftaran hak paten, dan lain lain.

Oleh karena itu berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ancaman

masuknya pendatang baru pada industri wafer terbilang sedang (moderate).

B. Ancaman produk substitusi

Produk substitusi dapat menjadi ancaman karena makin tingginya tingkat produk

substitusi, maka makin tinggi pula kecenderungan konsumen untuk beralih ke

produk lain apabila terjadi kenaikan harga. Produk lain yang dapat menjadi

pengganti wafer sangatlah banyak jenisnya, mulai dari jenis: snack, chiki, kacang,

popcorn, cokelat, keripik, dan lain lain. Konsumen tidak membutuhkan biaya

peralihan (switching cost) yang tinggi untuk beralih dari produk wafer ke produk

jenis lain, sehingga tingkat peralihan konsumen sangat tinggi dan dapat berubah-

ubah setiap waktu. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa tingkat ancaman

produk substitusi terhadap industri wafer termasuk tinggi.

C. Daya tawar pemasok

Pemasok PT Indo Sari Abadi terdiri dari tiga jenis, yaitu pemasok bahan baku,

pemasok barang jadi, dan pemasok peralatan produksi. Pemasok bahan baku adalah

pihak-pihak yang telah mempunyai hubungan kerjasama yang erat dan telah

berlangsung cukup lama, dimana mereka menyediakan bahan baku yang dibutuhkan

95

untuk proses produksi perusahaan, meliputi produk susu, coklat, tepung, bumbu,

pewarna, zat kimiawi, minyak, zat perasa, dan lain lain. Pemasok barang jadi

merupakan pihak yang memasok barang jadi yang digunakan perusahaan untuk

proses packing dan proses pendukung lain. Produk-produk tersebut meliputi dus,

plastik packing, toples, label, stiker, pak pembungkus, dan produk promosi seperti

pernak pernik topi, baju, serta aksesoris lainnya. Pemasok peralatan produksi adalah

pihak yang menyediakan mesin-mesin, alat berat, dan bagian mesin (sparepart) yang

dibutuhkan oleh PT Indo Sari Abadi dalam menjalankan proses produksinya.

Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa daya tawar dari pemasok

cenderung lemah. Pemasok bahan jadi PT Indo Sari Abadi dapat digantikan dengan

pemasok lainnya tanpa kesulitan dan biaya yang besar dalam penggantian, karena

pemasok-pemasok yang sama jenisnya banyak sekali dan mempunyai kualitas dan

biaya yang hampir sama. Karena hal tersebutlah pemasok-pemasok lebih bergantung

terhadap perusahaan dan mengharapkan hubungan kerjasama yang berkelanjutan.

Hal yang sama juga terjadi pada pemasok bahan baku PT Indo Sari Abadi, dimana

terdapat substitusi bagi bahan baku PT Indo Sari Abadi apabila sewaktu-waktu

pemasok langganan tidak mampu menyediakan bahan baku yang dibutuhkan.

D. Daya tawar pembeli

Pihak yang merupakan pembeli dari PT Indo Sari Abadi kebanyakan adalah

toko-toko, supermarket, agen, dan distributor yang akan menjual kembali produk

wafer kepada konsumen akhir. Karena kebanyakan dari pembeli melakukan

transaksi dengan jumlah banyak yang berarti sensitifitas harga tinggi, maka biasanya

terjadi negosiasi antara PT Indo Sari Abadi dengan pihak pembeli yang membahas

96

perihal pembelian ataupun kerjasama bisnis. Dalam tahap negosiasi biasanya dibahas

tentang harga produk, layanan purnajual yang diberikan, kontrak kerja, dan lain lain.

Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa daya tawar dari pembeli

cenderung tinggi. Pembeli PT Indo Sari Abadi yang mayoritas adalah distributor

atau reseller telah memiliki jaringan penjualan yang kuat sehingga setiap transaksi

yang dilakukan oleh PT Indo Sari Abadi sangat bernilai tinggi dan mempunyai

pengaruh yang cukup signifikan dalam grafik penjualan. Faktor lain yang

memperkuat alasan ini adalah karena pembeli memiliki banyak pilihan untuk

berganti ke perusahaan lain selain PT Indo Sari Abadi untuk membeli produk yang

serupa baik dalam hal model maupun harga (switching cost rendah).

E. Intensitas persaingan perusahaan dalam industri

Pemain besar dalam industri wafer adalah perusahaan yang sudah lama

berkecimpung dalam industri makanan ringan, terdiri dari perusahaan lokal dan

perusahaan multinasional. Perusahaan yang termasuk di kategori ini mempunyai

modal dan omset yang besar, didukung oleh jaringan distribusi yang luas hingga

seluruh nusantara, serta brand image yang sudah terkenal di mata masyarakat.

Berikut ini adalah daftar pemain besar dalam industri wafer (sumber: majalah SWA):

- Nabisco (Oreo Wafer)

- Orang Tua Group (Wafer Tango)

- Mayora (Wafer Beng-Beng, Roma, Astor)

- Khong Guan (Wafer Khong Guan)

- Monde Nissin (Wafer Nissin)

- Arnott’s (Wafer Good Time, Tim-Tam, Twister)

97

- GarudaFood (Gery Wafer, Gery Chocolatos)

- General Food Industries (Selamat Biscuit & Wafer)

PT Indo Sari Abadi tidak termasuk dalam jajaran pemain besar ini, karena

perusahaan belum mempunyai brand image yang kuat dan distribusinya belum

meliputi seluruh nusantara. Saat ini PT Indo Sari Abadi belum mampu bersaing

dengan brand image para pemain besar.

Pemain menengah dalam industri wafer adalah perusahaan yang telah memiliki

ijin usaha dengan modal yang tidak terlalu besar dan jaringan distribusi yang hanya

menjangkau daerah regional, tidak seluas pemain besar. Perusahaan yang termasuk

di kategori ini biasanya pendatang baru dan jangkauan distribusinya terbatas,

misalnya hanya pada beberapa kota atau satu pulau. Berikut adalah daftar pemain

menengah dalam industri wafer:

- Apollo

- Cigar Duo (SJU Jatim)

- Wafer Kita

- Danza Wafer Cream

- Wafer Momogi

PT Indo Sari Abadi termasuk dalam kategori pemain menengah, karena cocok

dengan kriteria yang disebutkan diatas (distribusi terbatas, modal menengah). Karena

jumlah pemain menengah masih termasuk sedikit, maka iklim persaingan masih

sehat dimana persaingan yang terjadi tidak terlalu ketat.

Pemain kecil dalam industri wafer meliputi home industry yang memiliki modal

kecil, jumlah karyawan yang masih sedikit, dan hanya mendistribusikan produknya

98

pada pasar lokal, dan produksinya masih menggunakan alat sederhana atau

keterampilan tangan.

Hasil Analisis Industri Porter

Setelah menganalisis kelima elemen dari Porter’s Five Forces maka dapat

disimpulkan bahwa iklim perindustrian wafer Indonesia berada dalam kondisi yang

sehat dan mempunyai masa depan yang cerah. Industri wafer memiliki konsumen

yang berasal dari segala jenis umur dan dari semua tingkat pendapatan (rendah,

menengah, tinggi). Tingkat penerimaan masyarakat terhadap wafer hampir 100%

baik di perkotaan maupun pedesaan, sehingga dapat diperkirakan bahwa pangsa

pasar total untuk industri wafer Indonesia sebesar 230 juta jiwa. Terdiri oleh banyak

perusahaan besar, menengah, dan kecil serta jaringan suplai yang melimpah, industri

wafer tidak mengalami kesulitan berarti untuk berkembang di Indonesia.

Posisi PT Indo Sari Abadi berada dalam industri wafer kategori menengah, yakni

kategori perusahaan yang memiliki modal menengah (500 juta hingga 2 milyar

rupiah) dan distribusinya telah meluas ke beberapa daerah, walaupun belum meliputi

keseluruhan Indonesia. Gambar 3.3 menggambarkan kondisi persaingan industri

wafer menggunakan analisis Porter.

99

Persaingan di industri sejenis(Kuat)

NabiscoOrang Tua GroupGarudaFoodMayoraDelf iArnott 'sApolloCigar DuoMomogi

Ancaman pendatang baru(Sedang)

SJU Jatim

Ancaman produk substitusi(Kuat)

CokelatBiskuitChikiKacangPop CornKeripik

Daya tawar pembeli(Kuat)

SupermarketAgenDistributorResellerToko

Daya tawar pemasok(Lemah)

MinyakTepungPewarnaBumbuDusPlastik packingToplesKarton BoxAksesoris promosi

Gambar 3.3: Kondisi industri wafer digambarkan dengan Analisis Porter

3.6 Analisis Value Chain

Untuk menentukan strategi yang tepat bagi perusahaan, diperlukan analisis nilai

dari setiap aktivitas yang dilakukan oleh perusahaan. Untuk melakukan analisis dari

proses bisnis PT Indo Sari Abadi digunakan metode ”Value Chain Analysis”, karena

metode ini tepat digunakan di perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur

100

Support Activities

Infrastructure

Human Resource Management

Product and Technology Development

Procurement

Inbound Logistics Operations Outbound Logistics Sales & Marketing Servicing

- Menjaga stabilitas stok bahan baku perusahaan agar selalu tersedia untuk kebutuhan produksi.

- Menjaga jumlah stok produk yang tersedia di Gudang Barang Jadi (GBJ).

- Memastikan bahwa produk tiba di pihak konsumen dengan tepat waktu dan dalam kondisi yang berkualitas baik.

- Menjaga dan memperluas jaringan penjualan dan pemasaran produk.

- Memastikan nilai kepuasan konsumen pasca-penjualan tetap terjaga dengan baik.

- Memastikan bahan baku yang diterima sesuai dengan standar harga dan kualitas perusahaan dan berada dalam kondisi yang baik.

- Mengubah bahan baku menjadi produk berkualitas yang sesuai dengan standar perusahaan dan bernilai tinggi bagi konsumen.

- Manajemen inventaris barang dalam fasilitas penyimpanan agar proses docking dan bongkar muat barang menjadi efisien (hemat waktu dan tepat guna)

- Perusahaan lebih responsif terhadap pergerakan pasar sehingga perusahaan dapat menentukan kebijakan yang sesuai.

- Memenuhi komitmen perusahaan dalam hal penggantian pengembalian barang yang rusak/cacat/kadaluarsa.

Primary Activities Gambar 3.4: Value Chain PT Indo Sari Abadi

101

yang distribusi produksinya meliputi wilayah yang sangat luas seperti PT Indo

Sari Abadi. Gambar value chain PT Indo Sari Abadi dapat ditemukan pada Gambar

3.4.

3.6.1 Inbound Logistics

A. Prosedur pemesanan bahan baku

Tujuan daripada prosedur ini adalah untuk memenuhi kebutuhan bahan baku

perusahaan. Pemesanan bahan baku penting dilakukan untuk menjaga aliran masuk

stok bahan baku agar selalu tersedia. Hal ini penting dilakukan karena tanpa adanya

bahan baku maka tak akan ada produk yang dihasilkan.

Urutan prosedur pemesanan bahan baku dapat dilihat pada Gambar 3.5.

Dicapai katasepakat?

End

Tidak

Ya

Start

MemesanbarangkepadaSupplier

Negosiasiharga dan

persyaratan

Membuatsurat

pemesanan

Gambar 3.5: Flow chart pemesanan bahan baku

102

1. Bagian pembelian akan menghubungi supplier melalui telepon atau fax untuk

mengajukan permintaan pemesanan.

2. Supplier kemudian akan merespon permintaan dari bagian pembelian tersebut

dengan cara presentasi. Presentasi dapat dilakukan via telepon atau tatap muka.

Biasanya pihak supplier akan mengadakan pertemuan dengan bagian

Pembelian.

3. Setelah kedua belah pihak melakukan negosiasi dan dicapai kata sepakat,

barulah bagian pembelian mengeluarkan surat pemesanan yang resmi. Dalam

proses ini juga bisa terjadi penandatanganan kontrak kerja, sesuai dengan hasil

negosiasi.

Value atau nilai yang dihasilkan dari proses ini:

- Menjaga stabilitas stok bahan baku perusahaan agar selalu tersedia untuk

kebutuhan produksi.

- Memastikan bahan baku yang dipesan memenuhi standar harga dan kualitas yang

disyaratkan oleh perusahaan.

B. Prosedur penerimaan bahan baku

Prosedur ini merupakan kelanjutan dari prosedur A (pemesanan bahan baku).

Prosedur penerimaan bahan baku merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi

dalam melengkapi transaksi dengan supplier sekaligus mengklaim bahan baku yang

telah dipesan sebelumnya.

Urutan prosedur penerimaan bahan baku dapat dilihat pada Gambar 3.6.

103

penerimaanlengkap?

Kondisi barangbaik dan sesuai

pesanan?

Start

End

Tidak

Ya

Ya

Tidak

Lakukanproses re turbahan baku

Suppliermengirimkanbahan baku

Diterima olehbagianGudang

Bahan Baku

Diperiksao leh QualityAssurance

Barangdisimpan

dalam GBB

Gambar 3.6: Flow chart penerimaan bahan baku

1. Armada dari pihak supplier akan tiba dan langsung menuju Gudang Bahan Baku

(GBB) dimana akan dilakukan proses penyimpanan bahan baku ke GBB. Selain

itu pihak pengirim akan memberikan faktur dan surat jalan yang akan

ditandatangani oleh kepala gudang.

2. Bersamaan dengan proses penerimaan bahan baku, pihak QA akan mencocokkan

jumlah bahan baku dengan surat jalan, dan memeriksa bahan baku secara

seksama.

104

3. Setelah pemeriksaan QA selesai akan dibuat laporan baik secara lisan maupun

tertulis kepada kepala gudang.

4. Kepala gudang kemudian menandatangani surat jalan dan rangkap pertama

disimpan sebagai bukti, dilanjutkan dengan menyerahkan surat jalan rangkap

kedua ke pihak pengirim. Berdasarkan laporan QA, kepala gudang juga berhak

untuk mengembalikan (retur) bahan baku yang rusak atau yang tidak sesuai

dengan pesanan.

Value atau nilai yang dihasilkan dari proses ini:

- Menerima pengiriman bahan baku dari supplier.

- Melakukan penyaringan untuk memastikan bahan baku yang diterima sesuai

dengan pesanan perusahaan dan berada dalam kondisi yang baik.

- Melakukan retur terhadap bahan baku yang tidak memenuhi syarat.

3.6.2 Operations

A. Prosedur Peramalan Produksi (PPIC)

Tujuan dari prosedur ini adalah untuk memastikan kesiapan semua elemen yang

dibutuhkan untuk memulai prosedur produksi, dimulai dari kebutuhan dari bagian

penjualan, kecukupan bahan baku yang ada, kesiapan mesin produksi beserta

karyawannya, dan lain sebagainya.

Urutan prosedur peramalan produksi dapat dilihat pada Gambar 3.7.

105

Stok tersedia?

End

Start

Ya

Tidak

Bagianpenjualan

mengeluarkan Surat

PermintaanProduksi

Cek stokbahan baku

ke GBB

Mulai prosesproduksi

Bag.Pembelianmelakukan

prosespemesananbahan baku

GBBmengeluarka

n SuratPermintaan

PenambahanBahan Baku

Gambar 3.7: Flow chart prosedur peramalan produksi (PPIC)

1. Bagian produksi akan melaksanakan aktivitas sesuai dengan surat permintaan

produksi yang dikeluarkan oleh bagian penjualan. Tidak jarang bagian penjualan

juga mengikutsertakan daftar pesanan konsumen untuk mempermudah bagian

produksi dalam melakukan peramalan produksi pada periode tersebut.

106

2. Bagian produksi juga membutuhkan informasi tentang jumlah bahan baku yang

tersedia dengan cara meminta laporan atau mengecek ke bagian GBB (Gudang

Bahan Baku).

3. Laporan stok bahan baku akan diberikan oleh bagian GBB beserta informasi lain

yang terkait, misalnya jadwal pengiriman bahan baku berikutnya, kualitas bahan

baku, dan lain lain.

4. Bagian produksi akan mengeluarkan surat permintaan penambahan bahan baku.

Apabila stok bahan baku dirasa kurang atau tidak memenuhi kebutuhan produksi,

maka bagian produksi akan memastikan bahwa GBB melakukan pemesanan

ulang.

5. Bagian GBB menerima surat permintaan bahan baku dari bagian produksi dan

mencocokkannya dengan stok yang tersedia di GBB. Bila stok tidak mencukupi

maka GBB akan membuat surat permintaan pembelian bahan baku yang

ditujukan kepada bagian pembelian.

6. Bagian pembelian akan memesan bahan baku ke supplier .

Value atau nilai yang dihasilkan dari proses ini:

- Menjaga jumlah stok produk minimum yang tersedia di Gudang Barang Jadi

(GBJ).

- Memenuhi permintaan produksi konsumen yang diminta oleh bagian penjualan.

- Memastikan kelancaran arus bahan baku dan prosedur produksi.

B. Prosedur persiapan perlengkapan mesin

Prosedur ini merupakan pra atau persiapan dari prosedur produksi, dan hanya

timbul apabila persediaan sparepart tidak mencukupi. Tujuan dari prosedur ini

107

adalah untuk menyiapkan komponen-komponen mesin yang dibutuhkan untuk

prosedur produksi.

Urutan dari prosedur persiapan perlengkapan mesin (ada stok) dapat dilihat pada

Gambar 3.8.

Spareparttersedi a?

Ya

Tidak

Start

End

Melepaskomponen

mesin ya ngrusak

KabagGudang

mengelua rkan Surat

Permi ntaanBarang

Memesan/membelisparepart

PO disahkanoleh KabagProduksi

Bagi anPemb elian

membuat PO

Ganti dengankomponen

baru

Buat suratl apora n

p enggantia nkomponen

Gambar 3.8: Flow chart prosedur persiapan perlengkapan mesin

1. Operator mesin akan melepaskan komponen yang akan diganti dari mesin,

kemudian komponen tersebut akan diserahkan ke gudang sparepart untuk

disimpan. Operator turut menyerahkan surat permintaan komponen. Apabila stok

sparepart tersedia, maka langsung dijalankan tahap 8.

2. Karena stok sparepart di gudang tidak mencukupi, maka pihak gudang sparepart

akan mengeluarkan surat permintaan barang (SPB) kepada pengawas pembelian.

108

3. Bagian pengawas pembelian membuat purchase order dan diserahkan kepada

kepala produksi untuk mendapatkan persetujuan.

4. Kepala produksi menandatangani purchase order dan diberikan kembali kepada

pengawas pembelian.

5. Pengawas pembelian mengeluarkan purchase order yang ditujukan kepada toko

atau supplier sparepart. Dalam beberapa kasus, pengawas pembelian hanya

cukup menelpon untuk melakukan pemesanan sparepart.

6. Toko atau supplier akan mengirimkan sparepart beserta tanda terima dan surat

jalan bila ada. Surat jalan yang telah ditandatangani oleh pengawas pembelian

akan dikembalikan (ditunjukkan pada tahap 5).

7. Pengawas pembelian akan memberikan sparepart dan tanda terima kepada

bagian gudang, kemudian tanda terima tersebut disahkan oleh gudang sparepart

dan dikembalikan kepada pengawas pembelian (ditunjukkan pada tahap 2).

8. Operator mesin akan mendapatkan komponen baru dari gudang sparepart,

beserta satu rangkap SPB yang telah ditandatangani.

Value atau nilai yang dihasilkan dari proses ini:

- Menyiapkan mesin untuk beroperasi

- Menjaga kualitas mesin dan komponen

- Melakukan pembelian sparepart untuk kebutuhan produksi

C. Prosedur produksi / pembuatan produk

Tujuan dari prosedur ini adalah untuk mengolah bahan baku menjadi barang

setengah jadi yang siap untuk dikonsumsi namun belum siap untuk dipasarkan.

Urutan dari prosedur ini dapat dilihat pada Gambar 3.9.

109

1. Kepala produksi mengeluarkan SPB (Surat Permintaan Bahan baku) rangkap

dua yang ditujukan kepada GBB (Gudang Bahan Baku).

2. Bahan baku dikirimkan dari GBB ke bagian produksi, langsung ke ruangan Lab

dimana bahan baku akan ditimbang dan ditakar sesuai dengan komposisi produk.

3. Bersamaan dengan pengiriman bahan baku dilakukan pula pengiriman SPB yang

telah ditandatangani oleh kepala gudang. SPB ini akan diberikan kepada kepala

produksi.

4. Bahan baku yang telah ditimbang dan ditakar di ruangan Lab akan diteruskan ke

mesin-mesin produksi untuk diolah lebih lanjut.

Bahan bakutersedia ?

Tidak

Ya

Start

End

Bahan bakudi ki ri m ke

pabri kProses

produksiProsespacki ng

KepalaProduksi

mengelua rkan Surat

Permi ntaanBahan Baku

Gambar 3.9: Flow chart prosedur produksi

5. Proses pengolahan dari mesin akan menghasilkan produk setengah jadi, yakni

sudah dalam bentuk wafer atau wafer stick. Produk setengah jadi ini kemudian

akan diteruskan ke bagian produksi lainnya yakni bagian Packing untuk dikemas

menjadi produk jadi.

Value atau nilai yang dihasilkan dari proses ini:

- Mengubah bahan baku menjadi bahan setengah jadi.

110

- Menjaga ketelitian serta kecermatan takaran atau komposisi produk.

- Menjaga kualitas produk yang dihasilkan agar sesuai dengan standar produksi

D. Prosedur pengecekan kualitas produk

Tujuan dari prosedur ini adalah untuk menjaga kualitas produk sesuai dengan

standar yang ditetapkan perusahaan.

Urutan prosedur ini dapat dilihat pada Gambar 3.10.

1. Operator dari setiap mesin produksi akan memberikan tester kepada kepala shift

secara berkala untuk diperiksa kualitas produknya.

Kualitas baik?

Tidak

Ya

Start

End

Mengambilsampel

produk daribeberapa

mesin

Lanjutkanproses

produksi

Ulangi prosesproduksi

Gambar 3.10: Flow chart prosedur pengecekan kualitas produk

2. Kepala shift akan memberikan hasil test atau komentar terhadap setiap mesin.

Apabila hasil test baik maka produksi dapat segera dilanjutkan, namun apabila

111

hasil test kurang memuaskan maka akan diambil tindakan yang tepat tergantung

kasus yang dihadapi.

3. Kepala shift akan membuat laporan pengecekan kualitas produk per shift secara

harian dan diserahkan kepada kepala bagian.

4. Kepala bagian akan membuat laporan pengecekan kualitas produk secara harian

dan diserahkan kepada kepala produksi untuk proses review ulang.

Value atau nilai yang dihasilkan dari proses ini:

- Menjaga kualitas produk yang dihasilkan sesuai dengan standar yang diterapkan

perusahaan.

- Sebagai acuan untuk mengetahui berapa besar tingkat efisiensi dan produktivitas

bagian produksi, yang ditandai dengan banyaknya jumlah produk rusak / BS.

E. Prosedur pengemasan produk

Tujuan dari prosedur ini adalah untuk mengubah barang setengah jadi yang

dihasilkan oleh prosedur D (prosedur produksi) menjadi produk jadi yang telah

dibungkus dan siap dipasarkan.

Urutan dari prosedur ini dapat dilihat pada Gambar 3.11.

Start EndSimpan

barang keGBJ

Kepala shiftmengeluarka

n sura tpermintaanbahan baku

Bahan bakudikirim dari

GBB kepabrik

Prosespacking

Gambar 3.11: Flow chart prosedur pengemasan produk

112

1. Sebelum karyawan dapat mulai mengemas produk, pertama-tama kepala shift

akan mengeluarkan Surat Permintaan Bahan baku (SPB) untuk meminta bahan

baku pengemasan berupa plastik, karton, dan lain lain dari Gudang Bahan Baku

(GBB).

2. Surat Permintaan Bahan Baku (SPB) yang disetujui akan dikembalikan kepada

kepala shift bersamaan dengan pengiriman bahan baku.

3. Bahan baku yang dibutuhkan akan dikirimkan dari GBB dan diserahkan kepada

karyawan packing.

4. Kemudian dimulailah proses packing atau pembungkusan produk setengah jadi

yang berasal dari mesin produksi.

5. Hasil packing yang berupa produk jadi akan dipindahkan ke GBJ.

Value atau nilai yang dihasilkan dari proses ini:

- Mengubah produk setengah jadi menjadi produk jadi yang siap untuk

didistribusikan.

F. Prosedur perawatan dan perbaikan mesin

Tujuan dari proses ini adalah untuk merawat dan memperbaiki mesin yang akan

digunakan dalam proses produksi. Urutan dapat dilihat di Gambar 3.12.

1. Teknisi akan memberikan komponen lama dan surat permintaan komponen

kepada gudang sparepart. Apabila stok komponen di gudang tersedia, maka

langsung dijalankan tahap 8.

2. Karena di gudang tidak ada stok komponen, maka pihak gudang akan membuat

Surat Permintaan Barang kepada pengawas pembelian.

113

3. Bagian pengawas pembelian akan membuat sebuah PO yang harus

ditandatangani oleh kepala produksi.

4. PO yang ditandatangani akan dikembalikan kepada pengawas pembelian.

5. Pengawas pembelian mengeluarkan PO yang ditujukan kepada toko atau supplier

sparepart. Dalam beberapa kasus, pengawas pembelian hanya cukup menelpon

untuk melakukan pemesanan sparepart.

6. Toko / Supplier akan mengirimkan sparepart beserta tanda terima dan surat jalan

bila ada. Surat jalan yang telah ditandatangani oleh pengawas pembelian akan

dikembalikan (ditunjukkan pada tahap 5).

7. Pengawas pembelian akan memberikan sparepart dan tanda terima kepada

bagian gudang, kemudian tanda terima tersebut disahkan oleh gudang sparepart

dan dikembalikan kepada pengawas pembelian.

Start

End

Melepaskomponen

mesin yangrusak

Memasangkomponenmesin baru

Memesan/membeli

sparepart

PO disahkanoleh KabagProduksi

BagianPembelian

membuat PO

Kabaggudang

mengeluarkan surat

permintaanbarang

Gambar 3.12: Flow chart prosedur perawatan dan perbaikan mesin

8. Teknisi akan mendapatkan komponen baru dari gudang sparepart, beserta satu

rangkap SPB.

Value atau nilai yang dihasilkan:

- Memastikan mesin tetap beroperasi dengan baik

- Memastikan prosedur produksi berjalan dengan baik

114

- Memastikan bahwa sparepart yang dibutuhkan untuk proses perbaikan tersedia

3.6.3 Outbound Logistics

A. Prosedur pemindahan barang ke gudang

Tujuan dari prosedur ini adalah untuk memindahkan barang jadi dari pabrik

produksi ke tempat penyimpanan produk yakni Gudang Barang Jadi (GBJ) untuk

kemudahan penyusunan, penyimpanan, dan akses distribusi.

Urutan dari prosedur ini dapat dilihat pada Gambar 3.13.

Start EndSimpan

barang keGBJ

Buat su ratpengiriman

barang

Gambar 3.13: Flow chart prosedur pemindahan barang ke gudang

1. Barang yang telah selesai melakukan proses packing akan disimpan ke dalam

GBJ, dan dalam setiap arus produksi akan dibuat Surat Pengiriman Barang

(SPB).

2. Setelah pemindahan barang ke gudang selesai, SPB akan ditandatangani oleh

kepala gudang.

3. Bagian packing akan menyerahkan SPB yang telah ditandatangani kepada

Kepala Shift (produksi).

Value atau nilai yang dihasilkan dari proses ini:

- Melakukan inventarisasi (mengorganisir) barang jadi ke dalam fasilitas

penyimpanan.

- Menjaga kondisi serta kualitas produk jadi.

115

- Mempermudah proses docking dan bongkar muat barang.

B. Prosedur pengiriman barang

Tujuan dari prosedur ini adalah untuk memenuhi kewajiban perusahaan dalam

mengirimkan barang yang telah dipesan hingga diterima oleh konsumen. Urutan dari

prosedur ini dapat dilihat pada Gambar 3.14.

Start

End

Mengirimkanbarang ke

tujuan(supplier)

GBBmenerimasurat jalanyang telah

ditandatangani

Bagianpenjualan

memberikanSales Orderkepada GBJ

Gambar 3.14: Flow chart prosedur pengiriman barang

1. Bagian penjualan akan mengeluarkan Sales Order kepada GBB.

2. Kemudian barang akan diangkut ke armada dan dikirim ke gudang konsumen.

Beserta itu disertakan pula surat jalan rangkap dua.

3. Setelah transaksi, surat jalan rangkap pertama dan Sales Order yang telah

ditandatangani akan diterima oleh bagian GBB.

Value atau nilai yang dihasilkan dari proses ini:

- Memastikan bahwa produk jadi tiba di pihak konsumen tepat waktu dan dalam

kondisi baik.

116

3.6.4 Sales and Marketing

A. Prosedur penerimaan pesanan

Tujuan dari prosedur ini adalah untuk melakukan negosiasi dengan konsumen,

kemudian melakukan pencatatan atas pesanan yang dilakukan oleh konsumen.

Urutan dari prosedur ini dapat dilihat pada Gambar 3.15.

Dicapai katasepakat?

End

Tidak

Ya

StartKonsumenmengajukanpemesanan

BagianPenjualanmelakukanpresentasi

Konsumenmengajukan

suratpemesanan

resmi

Gambar 3.15: Flow chart prosedur penerimaan pesanan

1. Konsumen akan menghubungi bagian penjualan melalui telepon/fax untuk

mengajukan permintaan pemesanan.

2. Bagian penjualan kemudian akan merespon permintaan dari konsumen tersebut

dengan cara presentasi. Presentasi dapat dilakukan via telepon atau tatap muka,

biasanya pihak bagian penjualan akan mengadakan pertemuan dengan

konsumen.

117

3. Setelah kedua belah pihak melakukan negosiasi dan dicapai kata sepakat, barulah

konsumen mengeluarkan surat pemesanan yang resmi. Dalam proses ini juga

bisa terjadi penandatanganan kontrak kerja, sesuai dengan hasil negosiasi.

4. Bagian penjualan akan mengecek stok produk yang ada di GBJ (Gudang Barang

Jadi), apabila stok barang mencukupi akan segera dilakukan prosedur pengiriman

barang, apabila stok barang tidak mencukupi maka bagian penjualan akan

membuat surat permintaan produksi.

Value atau nilai yang dihasilkan dari proses ini:

- Memastikan kesepakatan antara perusahaan dan konsumen dalam hal harga,

waktu, dan kualitas produk.

- Membuat kontrak kerja.

- Mencatat pesanan konsumen.

B. Prosedur pengecekan stok produk

Tujuan dari prosedur ini adalah untuk mengetahui jumlah suplai produk jadi

yang ada di dalam Gudang Barang Jadi (GBJ) perusahaan yang tersedia untuk dijual

atau dipasarkan. Stok yang ada mencukupi sehingga setelah selesai melakukan

pengecekan stok langsung dilakukan pengiriman barang.

Urutan dari prosedur ini dapat dilihat pada Gambar 3.16.

118

Ada stok?

Ya

Tidak

End

Start

Melakukanproses

pengirimanbarang

BagianPenjualan

mengeluarkan Surat

PermintaanProduksi

(SPP)

BagianPenjualanmengecekstok produk

Gambar 3.16: Flow chart prosedur pengecekan stok produk

1. Bagian penjualan akan mengecek stok produk jadi yang terdapat di GBJ (Gudang

Barang Jadi).

2. GBJ akan memberikan laporan stok produk kepada bagian penjualan, dalam hal

ini stok produk yang ada di dalam gudang mencukupi untuk dilakukan prosedur

pengiriman barang.

3. Bagian penjualan akan mengeluarkan Sales Order, dan segera dilakukan

prosedur pengiriman barang ke konsumen.

Value atau nilai yang dihasilkan dari proses ini:

- Mengetahui secara pasti jumlah produk yang tersedia untuk dipasarkan.

- Sebagai sumber informasi yang diperlukan oleh bagian penjualan.

- Sebagai acuan untuk melakukan proses pengiriman barang.

119

1. Apabila stok produk yang ada di dalam gudang tidak mencukupi untuk dilakukan

prosedur pengiriman barang, maka bagian penjualan akan mengeluarkan surat

permintaan produksi untuk memenuhi permintaan konsumen.

Value atau nilai yang dihasilkan dari proses ini:

- Mengetahui secara pasti jumlah produk yang tersedia untuk dipasarkan

- Sebagai sumber informasi oleh bagian penjualan dan produksi

- Sebagai acuan untuk melakukan proses peramalan produksi.

C. Prosedur penawaran produk

Tujuan dari prosedur ini adalah untuk memberikan nilai tambah kepada operasi

perusahaan berupa pemberian informasi produk kepada pelanggan. Pelanggan akan

selalu menerima informasi terbaru tentang produk perusahaan, selain itu prosedur ini

juga berguna untuk menjaga hubungan baik dengan pelanggan. Urutan dapat dilihat

pada Gambar 3.17.

Responkonsumen?

End

Bagus

Jelek

Start

BagianMarket ingmelakukanpenawaran

produk

Lakukanproses

PenerimaanPesanan

Gambar 3.17: Flow chart prosedur penawaran produk

120

1. Bagian marketing akan menghubungi konsumen melalui tatap muka, telepon,

fax, maupun email untuk memberikan penawaran produk. Dapat pula terjadi

negosiasi antara kedua belah pihak.

2. Konsumen akan memberikan respon atas upaya penawaran yang dilakukan

bagian marketing.

Value atau nilai yang dihasilkan dari proses ini:

- Membuka peluang pembelian baru dan memperluas jaringan penjualan

- Menjaga hubungan baik dengan konsumen

D. Prosedur peramalan penjualan (analisis pasar, riset pasar)

Tujuan dari prosedur ini adalah untuk memantau situasi pasar dan menentukan

strategi penjualan yang tepat. Urutan dapat dilihat pada Gambar 3.18.

End

Start MenerimaLaporan

Menerimafeedback

Laksanakanriset pasar

Gambar 3.18: Flow chart prosedur peramalan penjualan

121

1. Pihak marketing akan menerima laporan secara berkala dari bagian penjualan

untuk mengetahui informasi penjualan produk secara internal.

2. Bagian marketing juga akan melaksanakan riset pasar dengan target utama

konsumen mereka, baik itu dari sisi agen, distributor, hingga konsumen akhir.

3. Feedback dapat berupa kritik atau saran langsung dari konsumen, atau dapat pula

berupa respon dari riset yang dilakukan bagian marketing.

4. Selain dari sumber internal dan konsumen, bagian marketing juga dapat

menerima feedback dari berbagai sumber tentang informasi penjualan.

Value atau nilai yang dihasilkan:

- Mengetahui performa perusahaan dalam industri wafer

- Responsif terhadap ancaman atau peluang yang ada di pasar

E. Prosedur pengontrolan stok depo

Stok depomencukupi?

Start

End

Tidak

Ya

Mengirimlaporan

penjualanharian

dari depo

Bagianpenjualan

mengirimkanstok barang

ke depo

Gambar 3.19: Flow chart prosedur pengontrolan stok depo

122

1. Laporan penjualan dan Laporan stok barang dibuat secara harian oleh depo, dan

dikirimkan langsung beserta Surat Permintaan Barang (SPB) jika diperlukan.

2. Bagian penjualan yang kemudian menyaring informasi yang masuk dari laporan-

laporan tersebut dan mengeluarkan Surat Pengiriman Barang (SPB) ke Gudang

Barang Jadi (GBJ).

3. Pihak GBJ akan mengirimkan barang beserta SPB ke depo yang bersangkutan,

dan SPB tersebut akan ditandatangani oleh kepala depo dan dikembalikan ke

bagian penjualan.

Value atau nilai yang dihasilkan:

- Menjaga agar stok produk di masing-masing depo tercukupi.

3.6.5 Servicing

A. Prosedur pengembalian / retur barang

Start

End

Mengirimbarang

pengganti +surat jalan

Bagianpenjualan

mengeluarkan surat retur

Konsumenmelakukanretur barang

Gambar 3.20: Flow chart prosedur pengembalian/retur barang

123

1. Konsumen mengembalikan barang lama yang telah rusak atau kadaluarsa,

dimana barang tersebut akan diperiksa oleh bagian penjualan, dan barang

disimpan di dalam gudang untuk sementara waktu.

2. Bagian penjualan kemudian mengeluarkan Surat Retur kepada GBJ yang isinya

memerintahkan pengiriman penggantian produk retur.

3. Produk baru pengganti beserta Surat Jalan dan Surat Retur yang telah

ditandatangani akan dikirimkan ke konsumen, atau diangkut ke dalam armada

milik konsumen saat prosedur retur.

Value atau nilai yang dihasilkan:

- Memenuhi komitmen perusahaan dalam hal pengembalian barang yang

rusak/cacat/kadaluarsa.

- Mengetahui kondisi produk retur.

B. Prosedur konsinyasi

1. Konsumen yang mempunyai hak konsinyasi akan mengembalikan barang beserta

surat retur ke bagian penjualan.

2. Bagian penjualan menandatangani surat retur tersebut.

3. Bagian penjualan akan menentukan/menilai apakah barang tersebut harus

dimusnahkan, disimpan di GBJ, ataukah diedarkan kembali ke depo/konsumen

lain.

Value atau nilai yang dihasilkan:

- Memenuhi kontrak penjualan yang bersifat konsinyasi.

- Mengetahui kondisi produk konsinyasi.

124

Kondisi barangmasih baik?

Start

End

Ya

Tidak

Barang titipandikembalikan

olehkonsumen

Dihancurkan

Didis tribusikan ke depo/konsumen

lain

Gambar 3.21: Flow chart prosedur konsinyasi

3.7 Analisis SWOT

3.7.1 Kekuatan (Strength)

1. Meningkatnya omset penjualan selama tiga tahun terakhir. Berdasarkan data

internal perusahaan diperoleh data bahwa output produksi mengalami

peningkatan yang cukup besar. pada Januari 2005 perusahaan hanya mampu

memproduksi 180 ribu dus per bulan, sedangkan per Januari 2008 kapasitas

produksi mencapai tingkat maksimum pada 450 ribu dus per bulan, dan jumlah

sebesar itu selalu habis diserap pasar. (lihat Gambar 3.22).

125

0

50 000100 000

150 000200 000

250 000300 000350 000

400 000450 000

500 000

Jan-0

5

Mar-0

5

May

-05

Jul-0

5

Sep-0

5

Nov-0

5

Jan-0

6

Mar-0

6

May

-06

Jul -0

6

Sep -0

6

Nov-0

61-Ja

n

Mar-0

7

May

-07

Jul-0

7

Sep-0

7

Nov-0

7

Jan-0

8

Ou

tpu

t P

rod

uk

si (

du

s /

bu

lan

)

Series1

Gambar 3.22 : Output produksi PT ISA Januari 2005 – Januari 2008 Sumber: Dokumentasi PT ISA, 2008

2. Meningkatnya modal keuangan dan aset perusahaan berkat peningkatan

penjualan ”Tik-Tok Cigaro”. Lini produk andalan PT Indo Sari Abadi ini mampu

menghasilkan kontribusi sebesar 70% dari total keuntungan yang diperoleh

perusahaan selama tiga tahun terakhir ini (periode Januari 2006 – Desember

2008). Jumlah keseluruhan peningkatan modal dan aset perusahaan dalam tiga

tahun terakhir adalah sebanyak 20 milyar Rupiah.

3. Mempunyai lini produk yang kompetitif. Setiap bulannya produk “Cigaro”

diproduksi dengan rata-rata jatah 70% dari kapasitas produksi maksimum, dan

produk tersebut selalu habis diserap oleh pasar dengan tingkat retur yang rendah.

Keunggulan kompetitif terletak pada harga dan rasa produk. Berdasarkan riset

pasar, harga akhir produk PT Indo Sari Abadi lebih murah setidaknya 20%

dibanding produk milik pesaing sejenis. Pernah diadakan kuesioner yang

diadakan oleh bagian Marketing perusahaan berlokasi di Taman Mini Indonesia

Indah pada tahun 2007 lalu yang menyatakan bahwa lebih dari 80% responden

lebih menyukai rasa produk “Cigaro” dibanding produk pesaing lain.

126

4. Inovasi berkelanjutan. PT Indo Sari Abadi telah meluncurkan lebih dari 10 lini

produk dalam kurun waktu 5 tahun terakhir. Produk teranyar bernama ”Me-ong

wafer stick” akan beredar di pasar pada bulan Februari 2009.

5. Jaringan distribusi dan penjualan mandiri. Tidak seperti kebanyakan pesaing lain

yang menggunakan perusahaan outsourcing untuk menangani jaringan distribusi

dan penjualan, PT Indo Sari Abadi melakukan investasi jangka panjang yang

lebih menguntungkan dengan cara membangun sendiri jaringan distribusi dan

penjualannya secara mandiri. Walaupun membutuhkan investasi awal yang

cukup berat, strategi ini menghasilkan rantai nilai yang lebih pendek dan

memberi banyak keuntungan strategis dan operasional bagi perusahaan serta

konsumen.

6. Pelopor produk jenis “wafer cerutu coklat” di industri wafer Indonesia. Inovasi

dalam bidang rasa dan kemasan produk ini telah memberikan head start bagi PT

Indo Sari Abadi dalam hal pemasaran dan penjualan produk. Hal inilah yang

menjadi batu loncatan PT Indo Sari Abadi sehingga mampu membuat daya saing

perusahaan menjadi tinggi.

3.7.2 Kelemahan (Weakness)

1. Tidak seimbangnya kapasitas produksi dengan permintaan pasar. Saat ini

permintaan pasar lebih besar dibanding kapasitas produksi perusahaan. Hampir

setiap bulannya produksi selalu berjalan dalam kapasitas penuh dan dalam

setahun pasti selalu ada penambahan mesin, namun perusahaan masih tetap

kewalahan mengatasi permintaan pasar. Sangat disayangkan peluang ini kurang

127

bisa dimanfaatkan oleh perusahaan karena alokasi modal (capital) terhadap

bagian produksi masih belum ditingkatkan.

2. Sistem informasi belum diimplementasikan secara menyeluruh. Selama ini arus

informasi dan pencatatan pada bagian produksi dan inventori (gudang) masih

berjalan secara manual (menggunakan tulisan tangan di atas kertas laporan),

sedangkan sistem hanya digunakan pada bagian administratif dan pendukung

produksi seperti di bagian pembelian, keuangan, dan accounting.

3. Biaya komunikasi yang tinggi. Dengan banyaknya paperwork dan laporan

berbentuk fisik yang dikerjakan setiap hari mengakibatkan tingginya biaya

komunikasi antar departemen dalam perusahaan. Selain itu juga ada biaya

penggunaan telepon, fax, dan jasa kurir yang menjadi perantara pabrik dengan

depo.

4. Pemasaran masih kurang efektif. Dalam memasarkan produk PT Indo Sari Abadi

lebih mengarah ke push marketing ketimbang pull marketing. Selama ini PT ISA

lebih banyak bermain lewat trade channel (trade promo), dimana saluran

pemasaran didorong ke arah konsumen. Sedangkan di pull factor-nya kurang

digarap untuk menarik permintaan dari masyarakat sehingga promosinya sedikit.

Metode tersebut dirasa belum memberikan hasil yang memuaskan bagi

perusahaan.

5. Keterbatasan sumber daya manusia. Selama ini pengambilan keputusan untuk

strategi perusahaan hanya dilakukan oleh pemilik perusahaan. PT Indo Sari

Abadi seharusnya mulai merekrut profesional handal yang berpengalaman dan

memahami betul gambaran bisnis produk wafer Indonesia.

128

3.7.3 Peluang (Opportunities)

1. Pangsa pasar wafer besar. Dengan jumlah penduduk Indonesia sebesar 230 juta

jiwa dan tingkat penerimaan masyarakat terhadap wafer yang hampir 100% baik

di perkotaan maupun pedesaan, tidak mengherankan kalau nilai pasarnya bisa

mencapai lebih dari Rp 5 triliun. Lebih menggiurkan lagi, jumlah anak-anak di

Indonesia (usia 0-14 tahun) tergolong sangat besar. Berdasarkan data yang

dilansir Badan Pusat Statistik tahun 2001, jumlah anak usia tersebut mencapai

63,9 juta orang, atau sekitar 30% jumlah penduduk Indonesia. Jumlah itu terbagi:

usia 0-4 tahun sebanyak 21,7 juta (10,4%), usia 5-9 tahun 21,2 juta (10,2%), dan

usia 10-14 tahun 21,07 juta (10,1%). Saat ini, jumlahnya mungkin lebih besar

lagi. Suatu besaran pasar yang sangat menggiurkan.

2. Tingginya tingkat pertumbuhan pasar wafer sekitar 10% per tahun. Hal ini

menandakan bisnis makanan ringan makin prospektif, menurut majalah Business

Review. Hal ini terjadi karena wafer telah menjadi jenis snack yang populer,

sebagai pengganti nasi saat lapar dan sekaligus sebagai makanan disaat

berkumpul maupun melakukan aktivitas di luar rumah.

3. Perkembangan teknologi informasi yang pesat. Teknologi informasi telah

berkembang dan mencapai tahap dimana TI tersebut dapat diaplikasikan untuk

mendukung proses bisnis industri wafer. Hal ini memungkinkan industri untuk

berkembang lebih baik lagi dengan adanya pemotongan biaya, penghematan

waktu, dan pembangunan sistem SCM berbasis teknologi untuk menciptakan

supply chain yang lebih canggih dan kompetitif.

4. Adanya peningkatan trend konsumerisme masyarakat. Hal ini ditemui terutama

menjelang pergantian tahun dan hari raya seperti lebaran. Dalam kondisi krisis

129

ekonomi yang dialami Indonesia saat ini, menurut Parsudi Suparlan (2003),

antropolog dari Universitas Indonesia, tidak tampak adanya perasaan tengah

mengalami krisis, malahan konsumerisme terus meningkat.

5. Peluang untuk melakukan ekspansi sangat besar. Dengan didukung jaringan

distribusi yang kuat dan modal yang mencukupi, maka perusahaan mempunyai

peluang yang bagus untuk melakukan ekspansi / mengembangkan perusahaan

dengan cara memasuki bisnis produk lain yang menjanjikan, mulai dari bisnis

biskuit, jeli, permen yang sejalur dengan industri wafer.

3.7.4 Ancaman (Threats)

1. Krisis finansial global yang pengaruhnya cukup terasa di Indonesia. Hal ini

hampir menyebabkan Indonesia resesi. Pada industri snack faktor ini tidak

berpengaruh banyak terhadap tingkat penjualan. Namun faktor ini menyebabkan

industri berhenti melakukan ekspansi karena adanya kekuatiran bahwa krisis ini

akan berlangsung cukup lama. Industri juga cenderung menghadapi krisis global

dengan cara meningkatkan efektifitas kerja, atau pilihan populer adalah dengan

cara PHK.

2. Tingkat diferensiasi produk besar. Artinya tingkat inovasi dari produk ini sangat

tinggi, setiap tahunnya puluhan produk baru dengan rasa baru, tekstur baru,

maupun kemasan baru selalu muncul membanjiri pasar. Hal ini mengharuskan

perusahaan untuk terus berinovasi.

3. Kenaikan harga minyak dan bahan baku pokok. Bahan baku utama industri wafer

seperti gandum, terigu, kedelai, dan bahan lainnya mengalami kenaikan, tercatat

pada awal tahun 2008 sebesar lebih dari 30% (sumber: Kompas). Sepanjang

130

tahun 2008 kondisi ini makin diperparah dengan adanya kenaikan harga minyak

dunia hingga melebihi US$100/barrel yang pada akhirnya memaksa industri

untuk meningkatkan biaya transportasi. Walaupun kini harga minyak dunia

sudah relatif stabil kembali (di kisaran US$40/barrel), faktor ini tetap

mendorong industri untuk menaikkan harga jual produk. PT Indo Sari Abadi pun

telah meningkatkan harga produk sebesar 5% pada bulan Februari 2008. Hal ini

dapat berpengaruh terhadap turunnya tingkat penjualan dan ketidaksetiaan pasar

akan merek produk wafer tertentu.

4. Populernya sistem konsinyasi (jual titip) produk. Didorong tingkat persaingan

yang tinggi, banyak agen besar yang enggan menggunakan sistem direct selling.

Agen cenderung lebih suka menggunakan sistem konsinyasi produk yang hanya

menguntungkan agen secara sepihak. Kondisi ini memberatkan perusahaan

produsen wafer karena adanya proses bisnis tambahan yakni retur barang dari

agen, kemudian perusahaan harus menjual kembali produk tersebut.

5. Product life cycle yang relatif pendek. Karena merupakan produk fashion, maka

wafer memiliki siklus daur hidup produk yang relatif singkat. Ini tentunya

merupakan tantangan bagi mereka yang menguasai pasar saat ini untuk terus

melakukan inovasi. Bila tidak, akan digerogoti oleh para pendatang baru.

131

3.8 Evaluasi Faktor Internal (IFE)

Tabel 3.2: Matriks IFE No. Faktor Internal Kunci Bobot Peringkat Nilai

Faktor Kekuatan Internal

S1 Meningkatnya omset penjualan serta aset perusahaan 0.151 4 0.604 S2 Mempunyai lini produk yang kompetitif. 0.141 4 0.566 S3 Inovasi berkelanjutan. 0.112 3 0.336 S4 Jaringan distribusi dan penjualan mandiri. 0.117 4 0.468 S5 Pelopor produk jenis “wafer cerutu coklat” di industri wafer Indonesia. 0.103 3 0.310

Faktor Kelemahan Internal W1 Tidak seimbangnya kapasitas produksi dengan permintaan pasar. 0.085 1 0.085 W2 Sistem informasi belum diimplementasikan secara menyeluruh. 0.077 1 0.077 W3 Biaya komunikasi yang tinggi 0.072 1 0.072 W4 Pemasaran masih kurang efekti f. 0.085 2 0.169 W5 Keterbatasan sumber daya manusia. 0.058 2 0.115 Total 1 2.801

Nilai total rata-rata tertimbang IFE (ditunjukkan pada Tabel 3.2: Matriks IFE)

sebesar 2.801 (lebih besar dari 2.5) menunjukkan bahwa PT Indo Sari Abadi

memiliki posisi internal yang kuat. Hasil peringkat dan bobot IFE didapat dari input

data wawancara dan kuesioner, yang kemudian dikalkulasikan menggunakan metode

pairwise comparison yang dapat dilihat pada halaman Lampiran.

3.9 Evaluasi Faktor Eksternal (EFE)

Nilai total rata-rata tertimbang EFE (ditunjukkan pada Tabel 3.3) sebesar 2.845

(lebih besar dari 2.5) menunjukkan bahwa PT Indo Sari Abadi mampu mengambil

keuntungan dari peluang yang ada sekaligus dapat meminimalkan efek dari ancaman

yang ada dalam industri. Hasil peringkat dan bobot EFE didapat dari input data

wawancara dan kuesioner, yang kemudian dikalkulasikan menggunakan metode

pairwise comparison yang dapat dilihat pada halaman Lampiran.

132

Tabel 3.3: Matriks EFE No. Faktor Eksternal Kunci Bobot Peringkat Nilai

Faktor Peluang Eksternal O1 Pangsa pasar wafer besar. 0.145 4 0.580 O2 Tingkat pertumbuhan pasar wafer sekitar 10% per tahun 0.147 4 0.590 O3 Perkembangan teknologi informasi yang pesat. 0.099 4 0.395 O4 Adanya peningkatan trend konsumerisme masyarakat. 0.104 4 0.416 O5 Peluang untuk melakukan ekspansi sangat besar. 0.092 3 0.275

Faktor Ancaman Eksternal T1 Krisis finansial global yang pengaruhnya cukup terasa di Indonesia. 0.098 2 0.196 T2 Tingkat diferensiasi produk besar. 0.085 1 0.085 T3 Kenaikan harga bahan baku pokok serta minyak dunia. 0.080 1 0.080 T4 Populernya sistem konsinyasi (jual titip) produk. 0.073 1 0.073 T5 Product life cycl e yang relati f pendek. 0.077 2 0.154

Total 1 2.845

3.10 Matriks SWOT

Setelah mendapatkan hasil evaluasi dari faktor internal (IFE) dan faktor

eksternal (EFE), maka tahap selanjutnya yang akan digunakan untuk memperoleh

detil strategi yang akan dikembangkan adalah matriks SWOT yang digambarkan

pada Tabel 3.4.

3.11 Matriks Internal dan Eksternal (IE Matrix)

Hasil evaluasi dari matrix IFE dan EFE yang digambarkan pada matrix IE

(Tabel 3.5: Matriks IE) menunjukkan bahwa posisi PT Indo Sari Abadi berada pada

Sel V (range EFE menengah dan range IFE menengah). Dimana strategi yang

umumnya diterapkan pada sel III, V, atau VII merupakan tipe strategi jaga dan

pertahankan (Strategi Penetrasi Pasar dan Strategi Pengembangan Produk).

133

Tabel 3.4: Matriks SWOT Strengths:

1. Meningkatnya omset penjualan serta aset perusahaan

2. Mempunyai lini produk yang kompetitif.

3. Inovasi berkelanjutan. 4. Jaringan distribusi dan

penjualan mandiri. 5. Pelopor produk jenis

“ wafer cerutu coklat” di industri wafer Indonesia.

Weaknesses: 1. Tidak seimbangnya

kapasitas produksi dengan permintaan pasar.

2. Sistem informasi belum diimplementasikan secara menyeluruh.

3. Biaya komunikasi yang tinggi

4. Pemasaran masih kurang efekti f.

5. Keterbatasan sumber daya manusia.

Opportunities:

1. Pangsa pasar wafer besar.

2. Tingkat pertumbuhan pasar wafer sekitar 10% per tahun

3. Perkembangan teknologi informasi yang pesat.

4. Adanya peningkatan trend konsumerisme masyarakat.

5. Peluang untuk melakukan ekspansi sangat besar.

Strategi SO: 1. Membangun sistem informasi

terintegrasi. (S3 O3) 2. Pengembangan jalur

distribusi ke seluruh wilayah Sumatra dan Bali. (S4 O1 O5)

3. Mengarahkan investasi perusahaan pada distribusi (penambahan depo dan armada). (S4 O1 O2 O4)

Strategi WO: 1. Menggencarkan program

promosi produk. (W4 O1 O2 O4)

2. Meningkatkan kapasitas produksi untuk memenuhi permintaan. (W1 O1 O2 O4)

3. Membangun sistem e-SCM untuk meningkatkan efisiensi biaya dan waktu dari proses bisnis perusahaan. (W2 W3 O3)

4. Meningkatkan kinerja PPIC untuk memaksimalkan efekti fitas produksi. (W1 O1)

Threats: 1. Krisis finansial global

yang pengaruhnya cukup terasa di Indonesia.

2. Tingkat diferensiasi produk besar.

3. Kenaikan harga bahan baku pokok serta minyak dunia.

4. Populernya sistem konsinyasi (jual titip) produk.

5. Product life cycl e yang relati f pendek.

Strategi ST: 1. Mendorong R&D untuk

inovasi dan diversifikasi produk. (S3 S5 T1 T2 T5)

Strategi WT: 1. Mengembangkan riset pasar.

(W4 T1) 2. Membangun sistem penjualan

konsinyasi. (W2 W3 T4) 3. Bekerjasama dengan

profesional untuk meningkatkan kualitas manajemen. (W1 W5 T1)

134

Tabel 3.5: Matriks IE TOTAL RATA RATA TERTIMBANG IFE Kuat Rata-rata Lemah 3,0 - 4,0 2,0 - 2,99 1,0 - 1,99 4,0 3,0 2,0 1,0

TOTA

L R

ATA

RA

TA

TER

TIM

BA

NG

EFE

Tinggi

3,0 - 4,0

I II III

3,0

Menengah 2,0 - 2,99

IV V VI

2,0

Rendah 1,0 - 1,99

VII VIII IX

1,0

3.12 Matriks QSPM (Quantitive Strategic Planning Matrix)

Hasil perhitungan dari matriks QSPM yang terdapat pada Tabel 3.6

menunjukkan bahwa perusahaan akan menjalankan strategi “Membangun sistem e-

SCM” yang memiliki bobot tertinggi dari kedua alternatif strategi.

3.13 Proses Bisnis

Gambaran proses bisnis seperti terlihat pada Gambar 3.23 mencakup sistem

penawaran, pemesanan, produksi, penjualan, dan retur. Berikut merupakan garis

besar proses bisnis PT Indo Sari Abadi:

Pertama-tama bagian marketing akan mengajukan Surat Penawaran Produk

kepada konsumen. Proses ini biasanya melibatkan tanya jawab dan negosiasi antara

bagian marketing dengan konsumen. Dan apabila penawaran tersebut diterima, maka

konsumen akan mengajukan pemesanan dan diterima oleh bagian penjualan. Setelah

itu bagian penjualan akan melakukan pengecekan stok produk. Apabila stok produk

di Gudang Barang Jadi (GBJ) mampu memenuhi pesanan konsumen maka langsung

dilakukan proses pengiriman barang. Namun apabila stok produk di GBJ tidak

135

Tabel 3.6: Matriks QSPM ALTERNATIF STRATEGI

Faktor Kunci Bobot

Penetrasi Pasar (Pengembangan jalur

distribusi)

Pengembangan Layanan (Membangun

sistem e-SCM) AS TAS AS TAS

Faktor Eksternal Kunci Pangsa pasar wafer besar. 0.145 4 0.580 1 0.145 Tingkat pertumbuhan pasar wafer sekitar 10% per tahun 0.147 - - - - Perkembangan teknologi informasi yang pesat. 0.099 1 0.099 4 0.395 Adanya peningkatan trend konsumerisme masyarakat. 0.104 - - - - Peluang untuk melakukan ekspansi sangat besar. 0.092 4 0.367 1 0.092 Krisis finansial global yang pengaruhnya terasa di Indonesia. 0.098 - - Tingkat diferensiasi produk besar. 0.085 - - - - Kenaikan harga bahan baku pokok serta minyak dunia. 0.080 1 0.080 4 0.321 Populernya sistem konsinyasi (jual titip) produk. 0.073 1 0.073 4 0.292 Product life cycle yang relatif pendek. 0.077 - - - - Total bobot faktor eksternal kunci 1 Faktor Internal Kunci Meningkatnya omset penjualan serta aset perusahaan 0.151 4 0.604 4 0.604 Mempunyai lini produk yang kompetitif . 0.141 3 0.424 1 0.141 Inovasi berkelanjutan. 0.112 1 0.112 4 0.448 Jaringan distribusi dan penjualan mandiri. 0.117 4 0.468 3 0.351 Pelopor produk jenis “wafer cerutu coklat” di industri wafer Indonesia. 0.103 4 0.413 1 0.103 Tidak seimbangnya kapasitas produksi dengan permintaan pasar. 0.085 1 0.085 4 0.340 Sistem informasi belum diimplementasikan secara menyeluruh. 0.077 1 0.077 4 0.307 Biaya komunikasi yang tinggi 0.072 2 0.143 4 0.287 Pemasaran masih kurang efektif. 0.085 - - - - Keterbatasan sumber daya manusia. 0.058 - - - - Total bobot faktor internal kunci 1 Total nilai ketertarikan 3.525 3.825

136

mencukupi maka bagian penjualan akan mengajukan Surat Permintaan Produksi

kepada bagian produksi.

Bagian GBB selalu bertanggung jawab terhadap stok bahan baku yang dimiliki

perusahaan. Setiap harinya kepala gudang akan melakukan penilaian dengan cara

mengamati mesin produksi dan berapa kapasitas yang mereka hasilkan pada hari

tertentu. Di saat stok bahan baku mulai menipis maka GBB akan meminta

penambahan bahan baku kepada bagian Pembelian, kemudian bagian pembelian

akan menghubungi Supplier dan melakukan pemesanan bahan baku.

Proses produksi melibatkan beberapa sub-proses, yakni pembuatan adonan di

lab, pencetakan menggunakan mesin, dan proses packing. Setelah proses produksi

selesai dilakukan maka barang jadi akan disimpan ke Gudang Barang Jadi (GBJ)

dimana barang tersebut menanti untuk dikirimkan ke depo atau konsumen. Setelah

keluar Sales Order (biasanya beserta faktur penjualan dan surat jalan) dari bagian

penjualan, maka barang akan dikirim ke depo atau konsumen.

Konsumen yang melakukan proses retur mengirimkan barang retur yang

dikategorikan rusak atau kadaluarsa kepada bagian penjualan untuk diperiksa.

Apabila syarat-syarat terpenuhi maka bagian penjualan akan mengeluarkan surat

retur kepada pihak GBJ, untuk kemudian dilakukan penggantian barang kepada

konsumen.

137

Bahan baku yang disimpan terlalu

lama

Hambatan produksi karena stok bahan

baku kosong

Penjualan

GBB

Konsumen

$

Produksi

GBJ

2. Surat pemesanan konsumen

4. Suratpermintaanproduksi(SPP)

5. cek stock bahan baku

10. barang jadi +surat pengiriman barang jadi

12. barang + Surat Jalan + Faktur Penjualan

3. Pengecekan stok produk

11. Sales Order + Faktur Penjualan

Supplier

7. Surat pemesananbahan baku

8. bahan baku + surat jalan + faktur pembelian

Pembelian

6. Surat permintaanpembelian (SPP)

bahan baku

9. bahan baku

13. barang retur

14. Surat pengiriman (retur)

15. barang + surat jalan + surat retur

Marketing

1. Surat penawaran produk

Gambar 3.23: Proses pemesanan, penjualan, pembelian dan retur PT Indo Sari Abadi

Kesalahan i nformasi pengiriman dan

penerimaan barang

Bahan baku tidak sinkron dengan

kebutuhan produksi

Bahan baku tidak sinkron dengan

kebutuhan produksi

138

3.14 Analisis Kebutuhan Informasi

Tabel 3.7: Matriks analisis kebutuhan informasi

Strategi Tujuan Sasaran Permasalahan Solusi Kebutuhan Informasi

Membangun sistem informasi terintegrasi.

Memenuhi kebutuhan arus informasi yang tepat sasaran, tepat waktu, dan akurat.

- Pembuatan database terpusat

- Komputerisasi proses bisnis

- Peningkatan efekti fitas operasional.

- Aktivitas bisnis kurang responsi f karena informasi jarang beredar di luar lingkup internal masing-masing bagian.

- Perencanaan produksi sering terhambat.

- Peningkatan pembagian informasi antar bagian

- Alokasikan penanggung jawab yang jelas untuk bagian PPIC.

- Data stok gudang

- Peramalan produksi

Membangun sistem e-SCM.

Meningkatkan value berupa efisiensi biaya dan waktu dari proses bisnis yang menghubungkan perusahaan dengan rekan bisnis (supplier dan pelanggan).

- Sharing informasi stok dan permintaan bahan/produk.

- Administrasi elektronik secara langsung.

- Adanya redundancy data karena keterlambatan / kesalahan informasi pengiriman dan penerimaan barang

- Hambatan produksi karena stok bahan supplier kosong

- Tingkat permintaan yang fluktuati f mendorong perusahaan meningkatkan stok idle produk.

- Perbaiki kualitas informasi

- Integrasikan sistem internal dengan supplier

- Integrasikan sistem internal dengan konsumen

- Data stok rekan bisnis

- Data produksi

- Analisis supplier (pemesanan penawaran)

- Data penerimaan barang

- Data pemesanan

Membangun sistem tender bahan baku.

Manajemen tender bahan baku terkomputerisasi yang dapat memberikan value kepada perusahaan secara signifikan.

- Proses tender real-time yang memudahkan pekerjaan semua pihak.

- Upgrade value chain antara perusahaan dengan supplier

- Proses negosiasi tendering sangat memakan biaya dan waktu staff karena adanya perbedaan jarak dan waktu.

- Tingginya arus proposal dan requirement yang menyulitkan perusahaan dalam memilih tender yg tepat.

- Gunakan teknologi internet

- Gunakan sistem tender terpusat untuk menangani proposal dan requirement

- Data tender - Data penawaran dari supplier

139

Analisis kebutuhan informasi yang terdapat pada Tabel 3.7 dibuat untuk menentukan

informasi apa saja yang dibutuhkan oleh strategi perusahaan untuk digunakan dalam

analisis dan perancangan sistem e-Supply Chain Management.