contoh desain operasional bab 1 2 3
TRANSCRIPT
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPSMELALUI MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING PADA
SISWA KELAS V SDN PULOSARI 01 KABUPATEN TULUNGAGUNG
PROPOSAL
Oleh :ANA WAHYU KURNIA
NIM 120151411974
UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASARAGUSTUS 2015
1
2
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini akan membahas mengenai (1) latar belakang, (2) rumusan
masalah, (3) hipotesis penelitian, (4) manfaat penelitian, (5) ruang lingkup
penelitian, (6) definisi operasional. Secara berurutan bagian-bagian tersebut
dipaparkan sebagai berikut :
A. Latar Belakang
Proses pembelajaran di SDN Pulosari 01 pada siswa kelas V saat
pembelajaran IPS diperoleh data sebagai berikut: 1) guru kurang optimal
dalam penggunaan model pembelajaran CBSA dan sama sekali tidak ada
media pembelajaran, 2) rendahnya keterlibatan siswa dalam pembelajaran,
masih banyak yang berbicara dengan teman, 3) siswa masih belum siap
dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan , 4) guru menggunakan metode
ceramah secara terus menerus dan siswa hanya mendengarkan materi yang
dijelaskan oleh guru, 5) suasanan belajar yang kurang menyenangkan yakni
siswa hanya mendengarkan materi yang disampaikan guru, membaca ulang
materi, dan kemudian mengerjakan soal. 6) diperlukan pemahaman siswa
mengenai materi IPS secara menyeluruh. Permasalahan ini memberi dampak
3
pada rendahnya hasil belajar siswa karena siswa kurang mampu memahami
materi IPS yang disampaikan.
Dalam pembelajaran, siswa dituntut berperan lebih aktif dan kreatif
dari guru, guru hanya berperan sebagai fasilitator atau pembimbing. Tujuan
dari keaktifan siswa ini adalah siswa mampu secara mandiri membangun
konsep berpikir, berperilaku, dan bersosialisasi di masyarakat sesuai dengan
karakter-karakter luhur yang telah didapatkan di sekolah seperti nilai
kejujuran, kedisiplinan, tanggung jawab, kesopanan, kepedulian, kerukunan,
saling menyayangi, saling menghormati, dan simpati. Guru sebagai fasilitator
dan pembimbing, artinya guru tetap membimbing siswa dalam proses
pembelajaran yang berlangsung agar siswa tidak salah langkah.
Namun berdasarkan fakta, pelajaran IPS dianggap sebagai jenis
pelajaran yang menuntut siswa untuk menghafal. Penyampaian materi dengan
ceramah, membaca sendiri, menghafal, dan mengerjakan soal sehingga siswa
menjadi sulit faham dan mudah lupa. Keberhasilan penguasaan materi IPS
tergantung dari model pembelajaran yang dipilih guru untuk mempermudah
pemahaman siswa, dan seberapa banyak kesempatan yang diberikan guru
kepada siswa untuk membangun pemahannya dengan cara siswa sendiri.
Untuk mengatasi permasalahan yang telah dipaparkan, guru harus
menggunakan model pembelajaran yang bervariasi dan banyak melibatkan
aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran. Berdasarkan dari permasalahan
tersebut, perlu adanya model pembelajaran yang dapat melibatkan siswa
secara aktif untuk membangun pemahamannya sendiri dan membuat
4
pembelajaran berlangsung menyenangkan. Salah satu model yang dapat
digunakan adalah model pembelajaran model pembelajaran Mind Mapping.
Model pembelajaran ini dipilih dengan berbagai kelebihan yang dianggap
mampu dijadikan salah satu alternatif untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Beberapa kelebihan model pembelajaran Mind Mapping antara lain dalam proses
menuangkan pikiran melalui Mind Mapping siswa berusaha mengatur segala fakta
dan hasil pemikiran dengan cara meniru cara kerja alami otak. Dengan
menggunakan model pembelajaran tersebut, pelajaran yang diterima siswa dapat
diingat dengan bantuan catatan dengan cabang-cabang kata. Siswa berfikir dan
mengemukakan ide kreatif melalui bahasa gambar, diagram, kode, simbol, dan
grafik sesuai dengan kreatifitas masing-masing siswa.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, perlu dilakukan penelitan
yang berkaitan dengan model pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar
siswa sehingga peneliti tertarik untuk pelaksanaan penggunaan model
pembelajaran Mind Mapping dalam proses pembelajaran IPS melakukan
penelitian dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar IPS Melalui Model
Pembelajaran Mind Mapping pada Siswa Kelas V SDN Pulosari 01
Kabupaten Tulungagung”
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah diperlukan untuk menunjukkan secara jelas apa yang
akan diteliti dan apa yang ingin dicapai setelah penelitian. Berdasarkan latar
belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
5
1. Bagaimanakah penerapan model mind mapping pada pembelajaran IPS di
kelas V SDN Pulosari 01 Kabupaten Tulungagung?
2. Apakah model pembelajaran Mind Mapping dapat meningkatkan hasil belajar
IPS pada siswa kelas V SDN Pulosari 01 Kabupaten Tulungagung?
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam tindakan ini adalah sebagai berikut :
1. Dengan menerapkan model pembelajaran Mind Mapping siswa dapat lebih
aktif dalam kegiatan pembelajaran.
2. Model Pembelajaran Mind Mapping dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada pembelajaran IPS siswa kelas V SDN Pulosari 01 Kabupaten
Tulungagung
D. Manfaat Penelitian
1. Guru
Bagi guru penelitian ini berguna untuk meningkatkan kualitas pembelajaran,
kualitas pengetahuan, kreatifitas dalam penggunaan model-model
pembelajaran, pengembangan diri, dan penguasaan keterampilan mengajar.
2. Siswa
Bagi siswa penelitian ini berguna untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam
pembelajaran, membangun kreativitas siswa untuk membangun pola pikirnya
secara mandiri, sehingga hasil belajar siswa meningkat.
3. Sekolah
6
Bagi sekolah penelitian ini berguna untuk memberikan kajian dalam peningkatan
mutu belajar dan hasil belajar siswa di sekolah tersebut, sehingga mutu sekolah
dapat meningkat.
4. Peneliti
Bagi peneliti, penelitian ini berguna untuk menambah pengetahuan dan
pengalaman yang didapat dari fakta di lapangan, mengembangkan
keterampilan mengajar, dan mengembangkan diri.
E. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini terbatas pada
1. Penelitian akan dilaksanakan di SDN Pulosari 01 Kabupaten Tulungagung
tepatnya di Desa Pulosari Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
2. Subjek dalam penelitian ini adalah peneliti yang bertindak sebagai guru yang
mengajar siswa kelas V SDN Pulosari 01 Kabupaten Tulungagung Tahun
Ajaran 2015/2016 dengan jumlah siswa sebanyak 33 siswa yang terdiri atas 12
siswa putra dan 21 siswa putri.
3. Model pembelajaran yang akan digunakan adalah Mind Mapping.
4. Penelitian akan dilaksanakan pada semester 2 pada Kompetensi Dasar 2.1
Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan
Belanda dan Jepang
5. Pada penelitian ini difokuskan pada peningkatan hasil belajar yang meliputi
penilaian afektif dan kognitif.
F. Definisi Operasional
7
Perlunya definisi istilah dalam pengamatan ini adalah untuk menghindari
kesalahan arti dan pemahaman bahasa.
1. Peningkatan adalah adanya perubahan menjadi lebih baik yang dapat
diketahui dari hasil tes pada pra tindakan, siklus I ke siklus selanjutnya.
2. Hasil belajar adalah segala sesuatu yang diperoleh individu dari pengalaman-
pengalaman setelah mengikuti proses belajar.
3. IPS adalah mata pelajaran yang diajarkan di jenjang sekolah dasar hingga
menengah. IPS mengkaji tentang manusia dan segala sesuatu disekitarnya.
4. Mind Mapping merupakan suatu model pembelajaran untuk mempelajari
konsep dengan memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang
terdapat di dalam diri siswa sehingga siswa mudah dalam mengingat materi
pembelajaran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini dibahas mengenai (1) hasil belajar, (2) pembelajaran, (3) Ilmu
Pengetahuan Sosial SD, (4) model pembelajaran Mind Mapping. Secara berurutan
bagian-bagian tersebut dipaparkan sebagai berikut :
A. Hasil belajar
Kegiatan pembelajaran tidak terlepas dari hasil belajar yang diharapkan
dari pembelajaran yang telah dilaksanakan. Hasil belajar merupakan skor yang
dicapai siswa setelah belajar dalam jangka waktu tertentu yang diukur dengan
menggunakan tes tulis. Hasil belajar berdasarkan para ahli dapat dideskripsikan
sebagai berikut.
Menurut Aunurrahman (2010:18) Belajar dapat didefinisikan
Belajar merupakan suatu proses mengkontruksi pengetahuan melalui keterlibatan fisik dan mental siswa secara aktif. Belajar juga merupakan suatu proses mengasimilasikan dan menghubungkan bahan yang dipelajkari dengan pengalaman-pengalaman yang dimiliki seseorang sehingga pengetahuannya tentang obyek tertentu menjadi lebih kokoh
Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku yang dipengaruhi oleh
pengalaman siswa tentang lingkungannya dan tergantung dari apa yang telah ia
ketahui, baik berkenaan dengan pengertian, konsep, formula, dan sebagainya
(Annurrahman : 19)
8
9
B. Pembelajaran
Pembelajaran yang diselenggarakan di sekolah merupakan bagian utama
dari pendidikan . Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan
menyampaikan pengetahuan pada diri siswa untuk mengembangkan segala
potensi yang dimiliki siswa baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor.
(Moedjiono, 2007:5)
Dalam pembelajaran di kelas seorang guru diharapkan dapat menerapkan
berbagai model pembelajaran agar dapat mengembangkan segala potensi siswa
tersebut. Pembelajaran akan lebih bermakna jika guru dapat memilih dan
manggunakan model pembelajaran yang tepat. Sekarang ini banyak guru yang
masih menggunakan mtetode pembelajaran yang konvensional seperti metode
ceramah atau penugasan. Hal ini membuat pembelajaran menjadi monoton dan
bersifat satu arah, yaitu siswa sebagai penerima informasi. Oleh karena itu
diperlukan pengetahuan dan pemahaman oleh guru tentang model-model
pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran.
C. Ilmu Pengetahuan Sosial SD
IPS di Sekolah Dasar merupakan mata pelajaran yang berdiri sendiri
sebagai integrasi dari sejumlah konsep disiplin ilmu sosial, humaniora, sains,
bahkan berbagai isu dan masalah sosial kehidupan. (Sapriya, 2008:3).
Materi IPS di Sekolah Dasar tidak terlihat aspek disiplin keilmuannya
melainkan lebih kepada dimensi pedagogik dan psikologis serta karakteristik
kemampuan berpikir peserta didik yang bersifat dinamis atau selalu berkembang.
10
D. Model Pembelajaran Mind Mapping
Mind Mapping merupakan suatu model pembelajaran yang menekankan
hubungan antar konsep dalam pembelajaran berupa pemetaan pikiran yang
merupakan salah satu teknik mencatat tingkat tinggi. Mereka berfikir dan
memunculkan gagasan, bukan hanya melalui bahasa imaji, gambar, kode, simbol,
grafik, dan sebagainya yang sama hebatnya dan bahkan lebih hebat dari baris dan
kata (Suyatno, 2009: 23).
Selain hal tersebut di atas, beberapa ahli juga mengemukakan pengertian
Mind Mapping. Pengertian Mind Mapping menurut Buzan (2007: 4) yaitu:
Mind Mapping adalah cara mudah untuk menggali informasi dari dalam dan luar otakmu. Mind Mapping adalah cara baru untuk belajar dan berlatih yang cepat dan ampuh. Mind Mapping adalah cara membuat catatan yang tidak membosankan. Mind Mapping adalah cara terbaik untuk mendapatkan ide baru dan merencanakan proyek.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Mind
Mapping adalah suatu model pembelajaran untuk mempelajari konsep dengan
memadukan dan mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri
siswa. Mind Mapping ini memudahkan siswa untuk mengingat materi
pembelajaran, meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi, membantu
mengorganisasikan materi, menambah semangat mebaca, dan memberikan
wawasan baru.
Mind Mapping dibuat dengan struktur berjenjang dari konsep yang bersifat
umum menuju konsep yang bersifat khusus. Mind Mapping membantu siswa
belajar, menyusun, dan menyimpan sebanyak mungkin informasi yang
diinginkan, dan mengelompokkannya dengan cara yang alami, serta memberi
kemudahan kepada siswa agar memiliki ingatan yang sempurna.
11
1. Langkah-langkah Membuat Mind Mapping
Pembuatan Mind Mapping dilakukan dengan membuat suatu diagram yang
berisi tentang ide-ide penting atau suatu topik tertentu dihubungkan satu sama
lain. Untuk membuat Mind Mapping dari sebuah materi yang dibacanya, siswa
dilatih untuk mengidentifikasi ide-ide kunci yang berhubungan dengan suatu
topik. Setelah ide-ide tersebut muncul, selanjutnya ide-ide tersebut disusun dalam
suatu pola logis.
Agar penyusunan ide-ide tidak menyulitkan siswa, terdapat langkah-
langkah yang dapat diterapkan untuk menyusun Mind Mapping. Menurut
Suyatno, (2009: 94) terdapat tujuh langkah dalam membuat Mind Mapping yaitu:
a) Penulisan dimulai dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya di letakkan mendatar, b) Gunakan gambar atau foto untuk ide sentral atau konsep pokok, karena gambar melambangkan topik utama, c) Gunakan warna, karena bagi otak warna sama menariknya dengan gambar sehingga peta pikiran lebih hidup, d) Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tingkat satu dan dua, dan seterusnya. e) Buatlah garis hubung yang melengkung, f) Gunakan satu kata kunci untuk setiap cabang atau garis, g) Gunakan gambar, karena setiap gambar bermakna seribu kata.
Berdasarkan langkah-langkah tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
pembuatan Mind Mapping dimulai dari hal-hal sebagai berikut: a)
Mengidentifikasi konsep pokok yang akan dibahas dalam pembelajaran. Konsep
pokok diletakkan di tengah kertas dapat berupa foto, gambar atau tulisan, b)
Mengidentifikasi konsep penjelas. Hal ini dilakukan dengan mengajukan
pertanyaan berdasarkan konsep pokok yang sedang dipelajari. c) Siswa
menggambarkan hubungan antara setiap konsep dan menandainya dengan garis
melengkung atau preposisi. Setiap garis yang terbentuk diberikan kata keterangan
dengan menggunakan huruf besar, warna atau simbol. d) Siswa membuat cabang-
cabang konsep penjelas diteruskan ke cabang yang lebih kecil untuk memperinci
12
konsep menjadi yang lebih khusus sesuai dengan pengetahuan dan kreativitas
mereka.
2. Kelebihan Mind Mapping
Mind Mapping dapat dikatakan suatu model pembelajaran yang dapat
menyeimbangkan kerja otak. Pembelajaran Mind Mapping didasarkan pada cara
kerja otak kita dalam menyimpan informasi seperti cara kerja otak menyimpan
informasi dalam sel saraf yang bercabang-cabang seperti cabang pohon. Mind
Mapping melibatkan kedua belah otak maka mind map bekerja selaras dengan
kerja alami otak sehingga informasi dalam pembelajaran tersimpan dalam memori
jangka panjang.
Pemilihan suatu model untuk menunjang proses pembelajaran tentunya
mempertimbangkan berbagai kelebihan-kelebihan yang dimiliki oleh suatu model
tersebut. Model pembelajaran Mind Mapping menurut Windura dalam Saadah
(2010: 22) memiliki beberapa kelebihan yaitu:
1) Mind Mapping memungkinkan penggunanya melihat gambaran keseluruhan sekaligus detil permasalahan pada saat yang bersamaan, 2) Mendapatkan gambaran keseluruhan menegani materi pelajaran, dan bisa melihat informasinya secara mudah, 3) Otak mampu mengingat informasi karena kata dalam Mind Mapping berupa kata kunci yang kuat, 4) Penggunaan gambar dan ilustrasi dalam belajar akan mengaktifkan otak kanan anak, dan menyeimbangkan dengan otak kirinya, 5) Penggunaan warna juga mengaktifkan sisi otak kanan anak, otak kita diciptakan untuk menikmati warna-warni dalam kehidupan kita, 6) Mind Mapping menunjukkan suatu pengelompokkan informasi sangat jelas sehingga mudah untuk diingat, 7) Menggunakan hierarki antara informasi sehingga tingkat informasi juga diperhatikan, 8) Informasi akan lebih mudah diingat karena terasosiasi dengan informasi lain yang sudah diingatnya dan menyebabkan hubungan antar informasi menjadi jelas dan sistematis, 9) Pusat Mind Map ada di tengah kertas sehingga menarik perhatian mata dan otak agar mudah untuk fokus, dan 10) Sesuatu yang unik lebih mudah diingat, hal ini karena setiap siswa memiliki hasil Mind Map yang berbeda untuk setiap individu walaupun materi pelajaran yang sama.
Melihat kelebihan-kelebihan pada model pembelajaran Mind Mapping di
atas, dalam proses menuangkan pikiran melalui Mind Mapping siswa berusaha
13
mengatur segala fakta dan hasil pemikiran dengan cara meniru cara kerja alami
otak. Kelebihan-kelebihan Mind Mapping ini digunakan oleh guru untuk
memperkenalkan konsep-konsep kepada siswa. Konsep-konsep yang telah
diberikan kepada siswa kemudian dibuat suatu hubungan agar menyatu dan utuh
tidak terpisah-pisah. Konsep-konsep yang telah diterimanya dapat diingat oleh
siswa, sehingga pembelajaran yang dialami dapat bermakna bagi siswa.
3. Manfaat Mind Mapping
Menggunakan model pembelajaran tentunya mempertimbangkan manfaat
dari model tersebut. Dalam kegiatan pembelajaran Mind Mapping memiliki
beberapa manfaat bagi siswa seperti yang dijelaskan oleh Alamsyah (2009: 31)
bahwa Mind Mapping dalam pembelajaran dapat digunakan dalam hal-hal sebagai
berikut: a) meringkas materi pelajaran, b) mengkaji ulang tentang suatu materi
yang telah disampaikan, c) mencatat pengetahuan atau materi baru, d) melakukan
bedah buku, e) membuat pengelolaan diskusi kelas.
Sedangkan menurut Windura dalam Saadah ( 2010: 23) diluar
pembelajaran Mind Mapping bermanfaat untuk membiasakan siswa membuat
perencanaan dalam kehidupannya di antaranya:
1) Membantu dalam proses pengambilan keputusan, misalnya keputusan untuk mengikuti kursus, pemaikaian uang jajan bulanan dan penghematan uang jajan, 2) Membuat perencanaan kegiatan yang matang dan membentuk sikap disiplin, misalnya rencana membersihkan dan merenovasi kamar tidur, 3) Membantu kegiatan instropeksi diri, misalnya sikap baik yang harus dilakukan dan sikap buruk yang harus ditinggalkan oleh siswa, 4) Membantu siswa merancang masa depannya sendiri, misalnya perencanaan cita-cita untuk masa depan.Berdasarkan penggunaannya Mind Mapping dapat dibagi menjadi 2 (dua)
yaitu bermanfaat dalam pembelajaran dan di luar pembelajaran. Manfaat Mind
Mapping dalam pembelajaran diantaranya membantu siswa mengingat materi
pelajaran yang telah dipelajarinya, memunculkan ide-ide kreatif dengan membuat
14
cabang-cabang dari konsep utama, gambar, dan warna yang telah dibuat, melatih
konsentrasi dan menghemat waktu dalam belajar. Sedangkan di luar pembelajaran
membantu siswa dalam proses perencanaan hidupnya yang meliputi pengambilan
keputusan, merencanakan kegiatan dan cita-citanya dimasa yang akan datang,
serta membantu siswa dalam mengintrospeksi dirinya sendiri.
15
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini akan membahas mengenai (1) jenis dan pendekatan penelitian, (2)
kehadiran dan peran peneliti di lapangan, (3) kancah penelitian , (4) subyek
penelitian, (5) data dan sumber data, (6) teknik pengumpulan data, (7) teknik
analisis data, (8) prosedur penelitian. secara berurutan bagian-bagian tersebut
dipaparkan sebagai berikut :
A. Pendekatan Penelitian
Menurut pengertiannya penelitian tindakan adalah penelitian tentang hal-
hal yang terjadi dimasyarakat atau sekolompok sasaran, dan hasilnya langsung
dapat dikenakan pada masyarakat yang bersangkutan (Arikunto, 2006: 82). Ciri
atau karakteristik utama dalam penelitian tindakan adalah adanya partisipasi dan
kolaborasi antara peneliti dengan anggota kelompok sasaran.
Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan,
maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan
Taggart (dalam Arikunto, 2006: 15), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu
ke siklus yang berikutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action
(tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). Langkah pada
siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan,
dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang
21
16
berupa identifikasi permasalahan. Siklus spiral dari tahap-tahap penelitian
tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut:
RANCANGAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS
Rancangan penelitian yang akan digunakan adalah mengikuti model
yang dikembangkan oleh Arikunto. Gambar siklus PTK dari Arikunto dapat
dilihat pada gambar 3.1 berikut ini.
Gambar 3.1 Siklus PTK (Arikunto, 2007:74)
Pada tahap perencanaan (plan) peneliti bersama mitra peneliti (observer)
melakukan identifikasi masalah-masalah pembelajaran di dalam kelas. Peneliti
melakukan observasi kelas dan melakukan wawancara kepada guru kelas V,
13
Permasalahan I
Apabila permasalahan belum terselesaikan
Permasalahan baru hasil refleksi
Perencanaan tindakan I
Refleksi I Pengamatan/ pengumpulan data I
Pelaksanaan tindakan IIPerencanaan
tindakan II
Pelaksanaan tindakan I
Dilanjutkan ke siklus berikutnya, dan seterusnya
Pengamatan/ pengumpulan data II
Refleksi II
Siklus I
Siklus II
17
kemudian melakukan diskusi untuk dapat menemukan masalah yang dianggap
paling mendesak untuk diatasi melalui Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Pada tahap pelaksanaan tindakan (act) yaitu menerapkan RPP yang telah
dibuat dalam praktik pembelajaran dikelas. Pada tahap observasi (observe)
dilakukan pengamatan jalannya proses pembelajaran, mencatat pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan siswa, mencatat gejala-gejala yang tampak dalam
proses pembelajaran, merekam jalannya proses pembelajaran, dan akibat-akibat
yang tampak dalam proses pembelajaran.
Pada tahap refleksi (reflect) ini merupakan tindakan yang dilakukan
peneliti dengan mitra peneliti (observer) dalam kerangka menemukan kelemahan
dan kekurangan pada praktik pembelajaran yang dilakukan untuk mencari
pemecahan maupun penguatan-penguatan terhadap pembelajaran yang masih
dipandang kurang optimal.
B. Kehadiran dan Peran Peneliti di Lapangan
Kehadiran peneliti mutlak sangat diperlukan dalam penelitian ini. Hal ini
dikarenakan pada saat pengumpulan data dilakukan dalam situasi yang
sesungguhnya oleh peneliti. Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif adalah
sebagai perencana, pelaksana, pengumpulan data, penafsir data, penganalisis, dan
pelaporan hasil penelitian.
Penelitian ini melibatkan peneliti, observer, dan siswa. Observer akan
membantu peneliti dalam pelaksanaan pengumpulan data yang dilakukan di dalam
kelas. Observer bertugas mengamati kegiatan-kegiatan siswa di kelas sesuai
dengan lembar observasi dari peneliti. Peneliti disini membutuhkan satu observer
dalam setiap siklus
18
C. Kancah Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas V SDN Pulosari 01 Kabupaten
Tulungagung dengan jumlah siswa 33 yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 21
siswa perempuan.
Dipilihnya SD ini sebagai lokasi penelitian karena SD ini termasuk SD
yang telah menerapkan beberapa model pembelajaran konstruktivistik tetapi
belum seluruhnya diterapkan dalam pembelajaran di kelas.
D. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini meliputi siswa kelas V yang berjumlah 33 siswa,
terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 21 siswa perempuan.
Dilihat dari prestasi belajar siswanya untuk pelajaran IPS khususnya pada
materi Perjuangan mencapai Kemerdekaan masih banyak yang berada di bawah
standar minimal kelulusan. Ditinjau dari motivasi belajar siswa dalam
pembelajaran IPS, siswa memiliki motivasi belajar IPS yang rendah. Hal tersebut
terbukti dari rendahnya nilai siswa untuk mata pelajaran IPS dan rendahnya
respon siswa selama pembelajaran IPS berlangsung.
E. Data dan Sumber Data
Data pada penelitian ini meliputi a) data perencanaan yang berupa
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), b) data proses yang berupa aktifitas
guru dan aktifitas siswa, dan c) data hasil tes kognitif. Adapun sumber data dari
penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V SD Negeri Pulosari 01 Kabupaten
Tulungagung semester genap tahun pelajaran 2015/2016.
19
F. Pengumpulan Data
Pengumpulan data bertujuan untuk mendapatkan data yang benar-benar
valid sebagai penunjang keberhasilan peneliti. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Observasi
Kegiatan observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi
yang berisi aspek-aspek kegiatan guru dan digunakan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Mind
Mapping. Selain itu lembar observasi berisi aspek-aspek kegiatan siswa dalam
mengikuti kegiatan belajar dengan menggunakan model pembelajaran Mind
Mapping.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan hasil rekaman kegiatan guru dan siswa dalam
bentuk gambar atau foto selama proses pembelajaran berlangsung. Dokumentasi
yang dimaksud berupa foto-foto kegiatan pembelajaran. Foto-foto tersebut antara
lain pada saat guru menjelaskan materi, siswa mengerjakan tugas LKS secara
kelompok, ketika guru memberikan bimbingan kepada siswa pada saat
mengerjakan soal, dan ketika siswa mempresentasikan dan melaporkan hasil kerja
kelompoknya.
4. Wawancara
Peneliti melakukan alat pengumpul data berupa wawancara yang ditujukan
kepada guru kelas V yang bertujuan untuk menggali informasi mengenai aktivitas
siuswa sehari-hari khususnya terhadap pelajaran IPS.
20
5. Tes
Peneliti menggunakan tes sebagai alat pengumpul data. Arikunto (2002:
127) menyatakan bahwa tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat
lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Tes yang
digunakan dalam penelitian ini adalah tes akhir yang dilakukan pada tiap siklus.
Pemberian tes dilakukan pada akhir pembelajaran tiap siklus.
Jenis tes yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis berbentuk
tes essay atau uraian. Tes yang akan diberikan terdiri atas dua jenis tes yaitu tes
individu (Tes Evaluasi) dan tes kelompok (Lembar Kerja Peserta Didik).
G. Analisis Data, Evaluasi dan Refleksi
Analisis data secara kualitatif menurut Akbar dalam Saadah (2010: 33)
dilakukan melalui tiga tahap yaitu a) Reduksi data adalah proses penyederhanaan
data yang dilakukan melalui proses seleksi, pengelompokan, dan
pengorganisasian data mentah menjadi sebuah informasi yang bermakna. b)
Paparan data adalah upaya menampilkan data secara jelas dan mudah dipahami
dalam bentuk naratif, grafik, atau bentuk lainnya. c) Penyimpulan adalah
pengambilan intisari dan sajian data yang telah terorganisasi dalam bentuk
pernyataan atau kalimat yang singkat, padat dan bermakna.
Hasil analisis data ini akan dijadikan dasar untuk menentukan keberhasilan
pemberian tindakan. Selain itu analisis data ini akan digunakan dasar untuk
melaksanakan tindakan selanjutnya, jika pemberian tindakan sebelumnya tidak
21
berhasil. Berdasarkan analisis maka akan ditentukan mana yang perlu dilakukan
perbaikan untuk pelaksanaan tindakan selanjutnya.
H. Prosedur Penelitian
Secara umum, prosedur PTK terdiri dari : (1) Penentuan focus masalah;
(2) perencanaan tindakan perbaikan; (3) pelaksanaan tindakan perbaikan; (4)
observasi dan interpretasi; (5) analisis dan refleksi; (6) perencanaan tindak lanjut
(Akbar, 2009:38)
1. Tahap Pratindakan
Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap ini yaitu mengobservsi
kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan oleh guru wali kelas V,
mengumpulkan data/ permasalahan, hasil tes pada tahap pratindakan, dan
merefleksi. Data hasil dari refleksi tersebut didiskusikan bersama observer untuk
dapat menentukan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan pada siklus I.
Sebelum itu, peneliti juga berdiskusi bersama observer untuk menentukan materi
yang akan diteliti, waktu pelaksanaan penelitian, metode yang akan digunakan,
dan strategi yang akan digunakan dalam pembelajaran yang akan dilakukan oleh
peneliti. Selain itu, peneliti bersama observer juga mendiskusikan instrumen
penilaian yang akan digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Penelitian
juga menjelaskan observer ketika peneliti melakukan pembelajaran siklus I
tentang cara menilai aktivitas siswa pada saat melakukan diskusi dengan model
pembelajaran Mind Mapping.
22
2. Tindakan Siklus I
a. Perencanaan Tindakan
Dalam tahap ini peneliti telah merencanakan tindakan kelas untuk
menerapkan Mind Mapping. Perencanaan tindakan tersebut antara lain sebagai
berikut a) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I tentang
Memahami peraturan perundang-undangan tingkat pusat dan daerah. b)
Menyiapkan topik untuk laporan yang akan disusun oleh siswa dan LKS (Lembar
Kegiatan Siswa) dan kunci jawaban dari LKS. c) Menyiapkan soal tes pada siklus
I. d) Menyiapkan rubrik atau deskriptor dari soal tes pada siklus I. e) Menyiapkan
lembar observasi tentang keterlaksanaan guru dan siswa dalam penerapan model
Mind Mapping.
b. Pelaksanaan TindakanSebelum pelaksanaan tahapan Mind Mapping dilakukan, peneliti
membacakan tujuan-tujuan pembelajaran sesuai dengan materi yang akan dibahas.
Tahap-tahap dalam Mind Mapping antara lain sebagai berikut: a) Mengidentifikasi
konsep pokok yang akan dibahas dalam pembelajaran. Konsep pokok diletakkan
di tengah kertas dapat berupa foto, gambar atau tulisan. b) Mengidentifikasi
konsep penjelas. Hal ini dilakukan dengan mengajukan pertanyaan berdasarkan
tentang konsep pokok yang sedang dipelajari. c) Siswa menggambarkan hubungan
antara setiap konsepdan menandainya dengan garis melengkung atau preposisi.
Setiap garis yang terbentuk diberikan kata keterangan dengan menggunakan huruf
besar, warna atau simbol. d) Siswa membuat cabang-cabang konsep penjelas
diteruskan ke cabang yang lebih kecil untuk memperinci konsep menjadi yang
lebih khusus sesuai dengan pengetahuan dan kreativitas mereka.
23
c. Observasi
Kegiatan observasi ini dilakukan untuk mengamati kemampuan berpikir
kritis dan hasil belajar siswa serta kegiatan yang dilakukan siswa selama proses
pembelajaran berlangsung. Jadi tahap observasi ini dilakukan observer dan
peneliti pada saat pembelajaran.
d. Refleksi
Refleksi ini dilakukan untuk mencatat atau menulis tentang kekurangan-
kekurangan dan kelebihan dari pembelajaran yang dilakukan, serta mengkoreksi
hal-hal yang perlu diperbaiki ataupun tambahan pada siklus selanjutnya. Tahap
refleksi ini dilakukan sesuai dengan instrument penelitian yang digunakan yaitu
meliputi refleksi pada lembar observasi keterlaksanaan Mind Mapping, lembar
penilaian tes atau hasil belajar berpikir kritis siswa, dan refleksi siswa. Jadi segala
kekurangan maupun kelebihan dari tindakan tersebut ditulis lengkap sehingga
dengan adanya refleksi ini akan mempermudah peneliti dalam mengadakan
perbaikan-perbaikan pada siklus berikutnya.
3. Tindakan Siklus II
Tindakan pada siklus II ini seperti halnya pada siklus I. Siklus II juga
terdiri dari dua pertemuan, masing-masing pertemuan mencakup kegiatan
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Kegiatan tahapan
pada siklus II ini akan disesuaikan dengan masalah-masalah proses dan hasil
pembelajaran yang terjadi pada siklus I, hal-hal yang belum dicapai pada siklus 1
akan dilanjutkan dan dicari solusinya pada siklus II. Pada pelaksanaan siklus II ini
menekankan pada peningkatan keaktifan siswa, karena pada siklus I keaktifan
24
siswa belum terlihat. Jika hasil yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan II masih
belum memuaskan, maka akan dilaksanakan siklus III dan seterusnya. Jumlah
siklus pada penelitian ini bergantung pada hasil temuan yang diperoleh hingga
tujuan penelitian tercapai.
DAFTAR RUJUKAN
25
Akbar, Sa’dun. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Cipta Media Aksara
Alamsyah, Maurizal. 2009. Kiat Jitu Meningkatkan Hasil Dengan Mind Mapping. Yogyakarta: Mitra Pelajar.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan untuk SD/MI. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Buzan, Tony. 2007. Buku Pintar Mind Map untuk Anak. Jakarta: PT. Gramedia.
Moedjiono dan Dimyati. 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti.
Saadah, Umi. 2010. Peningkatan Hasil Belajar IPS Menggunakan Metode Pembelajaran Mind Mapping Siswa Kelas IV SDN Plosorejo 01 Kabupaten Blitar. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FIP UM.
Sapriya, dkk. 2006. Konsep Dasar IPS. Bandung: UPI Press
Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Sidoarjo: Mas Media Buana Pustaka.
Toyibin, M. Azis & A. Kosasih Djahiri. 1991/1992. Pendidikan Pancasila II. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.
Udin, dkk. 2007. Materi Pembelajaran IPS SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
26
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARANILMU PENGETAHUAN SOSIAL
KELAS V SEMESTER II
Disusun Oleh:ANA WAHYU KURNIA
120151411974
UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN KEPENDIDIKAN SEKOLAH DAN PRASEKOLAHPROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
Agustus 2015
27
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS I PERTEMUAN I
Satuan Pendidikan : SD Negeri Pulosari 01
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/Semester : V / II
Alokasi Waktu : 2 X 35 Menit
A. STANDAR KOMPETENSI
2. Menghargai Peranan Tokoh Pejuang dan Masyarakat dalam
mempersiapkan dan Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
B. KOMPETENSI DASAR
2.1 Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan
Belanda dan Jepang
C. INDIKATOR
Pertemuan I
2.1.1 Siswa dapat mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa
penjajahan Belanda
D. TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS
Pertemuan I
1) Melalui kegiatan mengeksplorasi materi, Siswa dapat mendeskripsikan
perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dengan
benar
E. MATERI POKOK
Pertemuan I : perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan
Belanda
28
F. SKENARIO PEMBELAJARAN
1. Pertemuan I
No KegiatanPengorganisasian
Kelas Waktu
1 Kegiatan Awal
1. Salam
2. Do’a
3. Absensi
4. Apersepsi
5. Eksplorasi Materi
Guru menyampaikan materi yang akan
dipelajari yaitu “perjuangan para tokoh
pejuang pada masa penjajahan Belanda dan
Jepang”.
6. Eksplorasi Tujuan
Dengan mempelajari materi ini diharapkan
siswa dapat Mendeskripsikan perjuangan para
tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda
dan Jepang dengan benar
Klasikal
Klasikal
Klasikal
Klasikal
Klasikal
Klasikal
10 Menit
2 Kegiatan Inti
1. Guru menyampaikan kepada siswa mengenai
model pembelajaran yang akan dipakai adalah
mind mapping
2. Siswa diberi kesempatan untuk membaca
materi di bukunya yang berkaitan dengan
materi pokok yang akan dilaksanakan dengan
model mind mapping.
3. Siswa menggaris bawahi hal-hal penting yang
terdapat pada tokoh perjuangan tersebut sesuai
dengan bimbingan guru.
4. Guru meletakkan gambar tokoh dan nama
tokoh pada posisi di tengah-tengah papan
Klasikal
Klasikal
Klasikal
Klasikal
Klasikal
Klasikal
45 menit
29
No KegiatanPengorganisasian
Kelas Waktu
contoh mind mapping, gambar ini
dimaksudkan sebagai konsep utama.
5. Siswa mencoba membuat beberapa cabang
dari konsep utama yang diberikan oleh guru.
6. Siswa membuat garis penghubung antar
konsep tersebut dengan bermacam-macam
warna.
7. Siswa menuliskan kata-kata/kalimat yang
sesuai dengan garis hubung yang telah dibuat
dengan disertai gambar untuk mengingat.
8. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok
masing-masing kelompok terdiri dari 4 orang
siswa.
9. Guru membagikan LKS kepada masing-
masing kelompok.
10. Siswa mendapatkan LKS yang telah
dibagikan oleh guru.
11. Siswa mendapatkan informasi dari guru cara
mengerjakan LKS.
12. Siswa bersama dengan kelompoknya
mengerjakan LKS secara berdiskusi.
13. Beberapa kelompok memperesentasikan hasil
diskusinya di depan kelas.
14. Siswa bersama-sama dengan guru membuat
kesimpulan.
15. Guru memberikan pemantapan konsep pada
siswa melalui tanya jawab.
Klasikal
Individu
Kelompok
Kelompok
Kelompok
Kelompok
Kelompok
Klasikal
Kelompok
Kelompok
Klasikal
Klasikal
3 Kegiatan Akhir 15 Menit
30
No KegiatanPengorganisasian
Kelas Waktu
1. Siswa bersama guru menyimpulkan hasil
pembelajaran.
2. Siswa mengerjakan tes akhir.
3. Guru mengadakan refleksi tentang hasil belajar
yaitu menanyakan kesan dan pesan dari siswa
sebagai upaya perbaikan proses pembelajaran
berikutnya.
4. Do’a
5. Salam
Klasikal
Individual
Klasikal
Klasikal
Klasikal
G. MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN
Model Pembelajaran
Mind Mapping
Metode Pembelajaran
Ceramah
Tanya Jawab
Pemberian Tugas
Diskusi Kelompok
H. MEDIA/ALAT DAN SUMBER PEMBELAJARAN
Media/Alat Pembelajaran
1. Gambar contoh mind mapping materi perjuangan para tokoh pejuang pada
masa penjajahan Belanda
Sumber Pembelajaran
Susilaningsih, Endang, dan Linda S. Limbong. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial 5 Untuk SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
31
I. PENILAIAN
1. Prosedur : Proses dan Hasil
2. Jenis Penilaian : Tes dan Non Tes
3. Teknik Penilaian : Tulis dan Perbuatan
4. Bentuk Penilaian : Subyektif
5. Alat penilaian :
Instrumen Penilaian Proses : lembar pengamatan dan rubrik/standar
penskoran
Instrumen penilaian Hasil : Soal, kunci jawaban dan standard penskoran
Guru Kelas V
(Nama)NIP
Blitar, 20 Agustus 2015Peneliti
ANA WAHYU KURNIANIM. 1201561411974
Mengetahui,Kepala SD Negeri Pulosari 01
(Nama)NIP
J. LAMPIRAN
1. Rangkuman Materi
2. Media
3. LKS
4. Kunci Jawaban LKS
5. Lembar Tes Akhir
6. Kunci Jawaban Tes Akhir
7. Format Penilaian Proses
33
Lampiran 1
RANGKUMAN MATERI
PERTEMUAN I
PERJUANGAN PARA TOKOH DAERAH DALAM MELAWAN PENJAJAH
A. PENJAJAHAN BELANDA DI INDONESIA
Perjuangan Para Tokoh Daerah Untuk Mengusir Penjajah
A. Perjuangan Sultan Agung
Adalah raja mataram yang paling terkenal. Untuk mengusir belanda,
Sultan Agung mengerahkan 10.000 prajurit ke Batavia, namun serangan ini gagal.
Sebab, Belanda mendapat bantuan dari daerah lain.
Belajar dari kegagalan yang pertama , tahun 1629 Sultan Agung
menyerang lagi, namun serangan ini pun mengalami kegagalan, karena belanda
membakar gudang-gudang beras persediaan bahan makanan bagi prajurit
mataram. Akibatnya prajurit mataram kekurangan bahan makanan dan terjangkit
berbagai macam penyakit.
Walaupun telah 2 kali mengalami kegagalan , Sultan Agung telah
menujukan kepada Belanda bahwa bangsa Indonesia tidak mau dijajah. Beliau
berjuang untuk kepentingan bangsa dan negara.
B. Perjuangan Pattimura
Pattimura adalah pahlawan dari Maluku. Bernama asli Thomas Matulessi.
Belanda menguras semua hasil alam yang dimiliki Kepulauan Maluku, seperti
Rempah-rempah, akibatnya rakyat hidup sengsara dan menderita. Melihat hal itu
Pattimura bangkit memimpin rakyat Maluku untuk mengusir Belanda. Pasukan
Pattimura berhasil merebut benteng Duursted pada tanggal 16 Mei 1817. Dalam
peristiwa ini menewaskan Residen Van Den Berg dan sebagai balasan atas
34
kekalahannya ,Belanda mendatangkan bala bantuan yang lebih banyak dan
dengan senjata lengkap untuk merebut benteng itu kembali.
Pattimura pantang menyerah dan tidak takut terhadap Belanda. Dengan
bantuan seorang pahlawan putri yang bernama Kristina Matra Tiahahu, pattimura
bersama rakyat berjuang terus untuk mengusir Belanda. Namun pattimura berhasil
ditangkap oleh Belanda dan kemudian dibujuk untuk bekerjasama , namun ditolak
dengan tegas. Akibat penolakan ini, Belanda memutuskan untuk menghukum
gantung pattimura dan pattimurapun berkata dengan lantang : “ Pattimura tua
boleh dihancurkan, tetapi pattimura-pattimura muda akan bangkit.”
C. Perjuangan Untung Suropati
Wilayahnya dari Jawa Tengah sampai Jawa Timur. Perlawanan Untung
Suropati dipicu oleh ketidak adilan dan penghianatan bangsa Belanda terhadap
Bangsanya. Perlawanannya dimulai tahun 1686 di Jawa Barat, kemudian
diteruskan ke Jawa Tengah dan Jawa Timur. Di jawa Tengah Untung Suropati
mendapat bantuan dari Sunan Amangkurat II . Dikartasura, Untung suropati
berhasil mengusir pasukan Belanda dan membunuh pimpinannya Kapten Tack.
Setelah sebagian daerah Jawa Timur berhasil dikuasai, Untung Suropati kemudian
mengangkat dirinya sebagai adipati Wiranegara. Pusat pemerintahannya di
Bangil, Jawa Timur. Kedudukan Untung Suropati semakin kuat setelah
Amangkurat III menggabungkan diri.
Tahun1706 dibantu pasukan Mataram, Belanda menyerang Bangil . Kota
Bangil di pertahankan mati-matian, hingga banyak menimbulkan korban dari
kedua belah pihak, termasuk Untung Suropati.
D. Perjuangan Pangeran Diponegoro
Dengan segala siasat, belanda berhasil menanamkan pengaruhnya di
kerajaan Mataram. Rakyat ditindas dengan beban berat seperti kerja rodi dan
diberlakukannya bermacam-macam pajak. Kerajaan Mataram pun dipecah
menjadi 4 kerajaan kecil yaitu Surakarta, Yogyakarta, Mangkunegara, dan Paku
alaman. Cara hidup sebagian bangsawan Mataram sangat dipengaruhi oleh
Belanda, sehingga menyimpang dari norma ajaran Islam.
35
Melihat keadaan itu Raden Mas Ontowiryo(Pangeran Diponegoro) dari
kasultanan Yogyakarta berkeinginan mengusir Belanda. Perang dimulai setelah
Belanda membuat jalan melalui makam leluhur Pangeran Diponegoro.
Berlangsung tahun 1825-1830 dengan pusat pertahanan di Selarong. Pimpinan
yang membantu pangeran Diponegoro dalam perang ini adalah pangeran
Mangkubumi, Kiai Mojo, dan Sentot Pawirodirjo. Diponegoro menggunakan
siasat perang gerilya. Siasat ini berhasil. Perang kemudian meluas kedaerah
Banyumas, Kedu, Surakarta, Semarang, Demak, Grobogan, Rembang, dan
Madiun.
Karena kualahan, Jendral De Kock melakukan suatu tipu muslihat dengan
taktik benteng stelseel yakni berperang dengan pura-pura dengan cara menyerah.
Belanda menyusun strategi untuk berpura-pura ingin melakukan perundingan
untuk menangkap Pangeran Diponegoro. Perundingan dilaksanakan di Magelang,
Pangeran Diponegoro ditangkap dan diasingkan ke Menado yang kemudian
dipindahkan ke Makasar sampai wafatnya tahun 1855.
E. perjuangan Tuanku Imam Bonjol
Perlawanan rakyat di wilayah Minangkabau, Sumatra Barat, terhadap
Belanda dipimpin oleh Imam Bonjol. Perlawananyang disebut juga perang Paderi
ini berkobar mulai tahun 1821 -1837.
Pada awalnya, perang Paderi terjadi karena adanya perselisihan antara
kaum adat dan kaum Paderi. Kedua kaum tersebut tidak sepakat mengenai
pelaksanaan ajaran Islam. Kaum Paderi berkehendak untuk melaksanakan ajaran
Islam secara murni dan tidak tidak terpengaruh adat, sedangkan kaum adat
berpendapat sebaliknya. Masing-masing golongan saling mempertahankan
pendapatnya, sehingga pertikaian pun tidak terelakan lagi.
Peristiwa ini merupakan kesempatan baik bagi Belanda untuk merebut
Sumatra Barat, degan siasatnya yaitu politik adudomba. Belanda kemudian
membantu pihak yang lemah,yaitu kaum adat,untuk menghadapi kaum
Paderi.Kesua kaum itu sama-sama menyadari bahwa peristiwa ini hanya akan
menguntungkan Belanda semata.Kaum Paderi dan Adat kemudian bersatu
melakukan perlawanan terhadap Belanda.
36
Namun sayang,akibat taktik licik belanda,Tuanku Imam Bonjol di
tangkap.Beliau diasingkan ke Cianjur dan tidak lama kemudian dipindahkan ke
Ambon dan Makasar sampai wafatnya.
F.Perjuangan pangeran Antasari
Pangeran Antasari adalah pejuang dan pahlawan dari Kalimantan.
Bertepatan dengan penggantian tahta kerajaan, Belanda menghendaki Tamjid
Illahi untuk naik tahta,hal ini untuk menguntungkan Belanda.Melihat hal ini
kemudian rakyat mendekati Pangeran Hidayattulah yang lebih berhak menduduki
tahta kerajaan.Belanda berusaha menyelesaikan permasalahan dengan cara
kekerasan,akibatnya perlawanan rakyat mulai berkobar pada tauhun 1859 di
bawah pimpinan Pangeran Hidayattulah.Namun Pangeran Hidayattulah
tertangkap dan di asingkan di Cianjur.
Pangeran Hidayattulah digantikan dengan Pangeran Antasari, Pangeran
Antasari dan rakyat kalimantan mempertahankan wilayah kalimantan dengan
mati-matian sampai tahun 1863.
G.Perjuangan rakyat Aceh
Dimulai tahun 1873 terjadi karena Belanda ingin menguasai Aceh yang
terlentak dipintu gerbang selat malaka.Letak Aceh sangat strategis untuk
menguasai Nusantara.
Serangan pertama Belanda di bawah pimpinan Jenderal Kohler berhasil di
patahkan oleh pasukan rakyat Aceh yang dipimpin antara lain oleh Teuku
Umar,Cut Nyak Dien, Teuku Cik Di Tiro, Panglima Polem dan Cut
Mutia.Jenderal Kohler tewas dan prejutitnya kembali ke Batavia. Dengan segala
taktik Belanda berhasil menguasai Kotaraja. Hendak menguasai daerah di luar
kota, Jenderal Pel tewa dalam perang. Belanda menggunakan siasat kultur stelsel
yang bersifat mempertahankan diri dalam benteng, namun gagal. Teuku Umar
berhasil memperdayai Belanda denga cara menyerah dan kembali menyerang
Belanda. Pada tahun 1899 Teuku gugur di medan perang sebagai pahlawan
bangsa, namun perlawanan rakyat terus berkobar sampai tahun 1903.
37
H. perlawanan Sisingamangaraja XII dan Rakyat Batak
Dipimpin oleh Raja Batak sisingamangaraja XII atas nama Kerajaan
Bakara di daerah Tapanuli, tahun 1883-1907. Pada tahun 1907 Sisingamangaraja
tertembak dan gugur, namun sesuai kepercayaan rakyat Batak rohnya dipercaya
masih ada melawan penjajah Belanda, dan rakyat Batak dengan semangat
melanjudkan perjuangan melawan Belanda
39
Lampiran 3
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK
PERTEMUAN I
Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar
Kelas / Semester : V / I
Materi Pokok : Perjuangan Para Tokoh Daerah dalam
Melawan Penjajah
PETUNJUK1. Bukalah amplop yang diberikan oleh gurumu!
2. Perhatikan setiap potongan-potongan kata yang terdapat pada amplop
yang diberikan oleh gurumu!
3. Carilah potongan kartu yang menunjukkan ide pokok dari materi yang
sedang dipelajari!
4. Tempelkan potongan kata yang merupakan ide pokok bahasan
tersebut pada posisi tengah!
5. Susunlah potongan-potongan kartu kata yang lain menjadi sebuah
Mind Mapping!
6. Identifikasi setiap potongan-potongan kartu tersebut menjadi cabang-
cabang konsep selanjutnya!
7. Berikan hiasan gambar atau warna dari Mind Mapping yang telah dibuat!
Kelompok : .....
Nama Anggota Kelompok :
1. . . . . . . . . . . . . . . . .
2. . . . . . . . . . . . . . . . .
3. . . . . . . . . . . . . . . . .
4. . . . . . . . . . . . . . . . .
41
Lampiran 5
TES AKHIR
PERTEMUAN I
Nama :No absen :Kelas :
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas !
1. Pahlawan wanita dari Aceh yang merupakan istri dari Teuku Umar bernama………..
2. Perang Aceh terjadi pada tahun…………….3. Kerajaan Bakara adalah kerajaan yang diperintah oleh,
…………………… ketika diserang oleh Belanda4. Ketika Raja-raja Bali menolak mengakui Belanda, maka terjadi
Perang…………….5. Hukum yang berlaku di Kerajaan-kerajaan Bali adalah……………..6. Berkaitan dengan nomor 5, Hukum tersebut berisi………………7. Ketika Patih Danureja memasang tonggak pembangunan Rel Kereta api
di atas makam leluhur atas suruhan Belanda, Pahlawan kita yang bergerilya pada saat itu bernama………………….
8. Taktik Belanda yang berhasil melumpuhkan perlawan Pangeran Diponegoro disebut taktik…………………..
9. Perang Paderi terjadi bermula karena perbedaan pendapat antara kaum……………dengan kaum………………..
10. Monopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku sangat ditentang oleh Pahlawan kita yang bernama asli…………………….
42
Lampiran 6
KUNCI JAWABAN TES AKHIR
PERTEMUAN I
1. Pahlawan wanita dari Aceh yang merupakan istri dari Teuku Umar bernama………..Cut Nyak Dien
2. Perang Aceh terjadi pada tahun…………….1873--1906
3. Kerajaan Bakara adalah kerajaan yang diperintah oleh,…………………… ketika diserang oleh BelandaSisimangaraja XII
4. Ketika Raja-raja Bali menolak mengakui Belanda, maka terjadi Perang…………….Puputan
5. Hukum yang berlaku di Kerajaan-kerajaan Bali adalah……………..Tawan Karang
6. Berkaitan dengan nomor 5, Hukum tersebut berisi………………Kerajaan- Kerajaan di Bali berhak merampas atau memiliki kapal yang terdampar di wilayah Bali
7. Ketika Patih Danureja memasang tonggak pembangunan Rel Kereta api di atas makam leluhur atas suruhan Belanda, Pahlawan kita yang bergerilya pada saat itu bernama………………….Pangeran Diponegoro
8. Taktik Belanda yang berhasil melumpuhkan perlawan Pangeran Diponegoro disebut taktik…………………..Benteng Stelsel
9. Perang Paderi terjadi bermula karena perbedaan pendapat antara kaum……………dengan kaum………………..Adat-Paderi
10. Monopoli perdagangan rempah-rempah di Maluku sangat ditentang oleh Pahlawan kita yang bernama asli…………………….Thomas Matulessi
43
Lampiran 6
FORMAT PENILAIAN PROSESLEMBAR OBSERVASI
AKTIVITAS SISWA KELAS V SD NEGERI PULOSARI 01 DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN
MODEL MIND MAPPING
Tindakan atau siklus ke : Hari / Tanggal : Materi Pembelajaran :
N Nama Siswa
Aspek yang diamati
SkorKeaktifan siswa
Kerjasama siswa
Penguasaan konsep
Kemampuan membuat hub. antar konsep
3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1123456789101112JumlahNilaiPersentase (%)
Kriteria penilaian:
a. Keaktifan siswa
3 = Siswa aktif mengerjakan soal dan selalu menjawab pertanyaan dari
guru
2 = Siswa aktif mengerjakan soal dan tidak mau menjawab jika diberi
pertanyaan dari guru
1 = Siswa tidak mau mengerjakan soal dan tidak mau menjawab
pertanyaan dari guru
44
b. Kerjasama siswa
3 = Siswa mampu bekerja sama dalam kegiatan belajar
2 = Siswa mampu bekerja sama dalam kegiatan belajar dengan diperintah
guru
1 = Siswa bersikap pasif dan tidak mau bekerjasama
c. Penguasaan Konsep
3 = Siswa menguasai seluruh konsep yang diberikan
2 = Siswa menguasai sebagian konsep yang diberikan
1 = Siswa tidak mengusai dan mengerti konsep yang telah diberikan
d. Kemampuan membuat hubungan antar konsep
3 = Siswa mampu mencari dan membuat hubungan antar konsep dalam
membuat Mind Mapping
2 = Siswa mampu mencari dan membuat hubungan antar konsep dalam
membuat Mind Mapping dengan diperintah guru
1 = Siswa tidak mampu mencari dan membuat hubungan antar konsep
dalam
membuat Mind Mapping
Kriteria taraf keberhasilan tindakan ditentukan sebagai berikut:85% < NR ≤ 100% : Sangat baik70% < NR ≤ 84% : Baik55% < NR ≤ 69% : Cukup45% < NR ≤ 54% : Kurang baik0% < NR ≤ 44% : Sangat kurang baik
Blitar, Agustus 2015Guru Kelas
(NAMA)NIP
45
FORMAT LEMBAR OBSERVASI
AKTIVITAS GURU KELAS V SD NEGERI PULOSARI 01
DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN
MODEL MIND MAPPING
Tindakan atau siklus ke : Hari / Tanggal : Materi Pembelajaran :
Petunjuk :
1. Amatilah dengan cermat kegiatan pembelajaran yang sedang
berlangsung!
2. Berikan skor antara 1 s.d 3 sesuai dengan criteria yang ada dengan cara
member tanda centang (√) pada kolom yang sesuai dengan ketentuan
sebagai berikut!
Cara menghitung data hasil observasi aktivitas guru yaitu sebagai
berikut:
Skor tertinggi = 3
Skor terendah = 1
Skor 3 jika setiap aspek sudah nampak dalam kegiatan pembelajaran
Skor 2 jika setiap aspek cukup nampak dalam kegiatan pembelajaran
Skor 1 jika setiap aspek kurang nampak dalam kegiatan pembelajaran
No Aspek yang diamatiSkor Persentase
(%)1 2 31 Pra Kegiatan
a. Mengucapkan salamb. Mengajak berdoac. PresensiKegiatan Awala. Apersepsi dan menggalai pengetahuan awalb. Menyampaikan informasi tentang materi yang akan dipelajaric. Menyampaikan informasi tentang tujuan pembelajaran yang akan dicapai
3 Kegiatan Intia. Menampilkan media pembelajaranb. Menyampaikan konsep utama kepada siswac. Menilai kegiatan siswa dalam membuat Mind Mappingd. Melaksanakan diskusi kelase. Memberikan penguatan terhadap hasil kerja siswa
46
4 Kegiatan Akhira. Membimbing siswa untuk menarik kesimpulan kegiatan pembelajaranb. Melaksanakan evaluasi sesuai dengan tujuan pembelajaranc. Mengadakan refleksi di akhir pembelajarand.Memberikan pemantapan di akhir pembelajaran
JumlahSkor Akhir% Nilai Rata-rataKriteria Tingkat Keberhasilan
Kriteria taraf keberhasilan tindakan ditentukan sebagai berikut:
85% < NR ≤ 100% : Sangat baik
70% < NR ≤ 84% : Baik
55% < NR ≤ 69% : Cukup
45% < NR ≤ 54% : Kurang baik
0% < NR ≤ 44% : Sangat kurang baik
Blitar, Oktober 2012Guru Kelas V
NAMANIP
47
Lampiran 7
LEMBAR PENILAIAN HASIL
No Nama Siswa Nilai
Ketuntasan
Tuntas (T)BelumTuntas
(BT)1.2.3.4.5.JumlahRata-rata% KetuntasanKriteria Tingkat Keberhasilan
Kriteria Penilaian Tes Akhir :
1. Jumlah soal 10 (subyektif)
2. Skor tiap soal
Jawaban benar dan lengkap = 10
Jawaban benar tetapi kurang lengkap = 5
Jawaban salah = 0
3. Skor maksimal semua soal = 100
4. Standard Ketuntasan = 75
4. Rumus nilai Tes Akhir
NA=Skor yangdicapai siswaJumla h skor max
x100