contoh kir

25
Berbagai upaya terobosan tengah dilakukan oleh pemerintah dewasa ini berkaitan dengan mencari dan mengembangkan potensi- potensi yang harus dikuasai oleh guru, yang bertindak sebagai Sumber Daya Manusia yang menjembatani perlembengan ilmu pengetahuan serta teknologi yang harus di transfer kepada peserta didik guna mengembangkan bakat, minat serta potensi yang dimiliki peserta didik sehingga kelak kemudian hari mampu mengisi kemerdekaan ini dengan berbagai potensi yang dikuasai sehingga pembangunan pendidikan nasional dapat terwujud dengan sempurna karena di isi oleh generasi muda yang berkualitas. Dalam hal ini bahwa pembangunan sumber daya manusia mempunyai peranann yang sangat penting bagi kesuksesan dan keseimbangan pembangunan nasional yang telah digariskan, pembangunan serta peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prioritas yang harus diperhatikan dan dirancang sedemikian rupa serta berdasarkan pemikiran yang matang untuk mengimbangi lajunya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang mendunia. Pendidikan memiliki peranan yang sangat vital serta merupakan suatu wadah yang sangat tepat di dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia serta harus menjadi prioritas secara optimal dan berkesinambungan, agar kualitas peserta didik pada jenjang pendidikan dasar yang merupakan pondasi untuk jenjang pendidikan SMP benar-benar berkualitas serta memiliki kompetensi yang tinggal mematangkan setelah peserta didik yang bersangkutan pada jenjang pendidikan berikutnya, sehingga terlihat dengan jelas ada kesinambungan antara jenjang pendidikan tingkat sekolah dasar dengan tingkat pendidikan sekolah menengah pertama. Perlu menjadi acuan dimana jenjang pendidikan sekolah dasar sangat menentukan tingkat keberhasilan peserta didik manakala yang bersangkutan mengikuti jenjang pendidikan pada SMP, mengingat hal di atas maka pendidikan pada sekolah dasar harus benar-benar diupayakan seoptimal mungkin. A. Latar Belakang

Upload: independent

Post on 08-Feb-2023

9 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Berbagai upaya terobosan tengah dilakukan oleh pemerintahdewasa ini berkaitan dengan mencari dan mengembangkan potensi-potensi yang harus dikuasai oleh guru, yang bertindak sebagaiSumber Daya Manusia yang menjembatani perlembengan ilmupengetahuan serta teknologi yang harus di transfer kepadapeserta didik guna mengembangkan bakat, minat serta potensiyang dimiliki peserta didik sehingga kelak kemudian hari mampumengisi kemerdekaan ini dengan berbagai potensi yang dikuasaisehingga pembangunan pendidikan nasional dapat terwujud dengansempurna karena di isi oleh generasi muda yang berkualitas.Dalam hal ini bahwa pembangunan sumber daya manusia mempunyaiperanann yang sangat penting bagi kesuksesan dan keseimbanganpembangunan nasional yang telah digariskan, pembangunan sertapeningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prioritasyang harus diperhatikan dan dirancang sedemikian rupa sertaberdasarkan pemikiran yang matang untuk mengimbangi lajunyaperkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yangmendunia.

Pendidikan memiliki peranan yang sangat vital serta merupakansuatu wadah yang sangat tepat di dalam upaya peningkatankualitas sumber daya manusia serta harus menjadi prioritassecara optimal dan berkesinambungan, agar kualitas pesertadidik pada jenjang pendidikan dasar yang merupakan pondasiuntuk jenjang pendidikan SMP benar-benar berkualitas sertamemiliki kompetensi yang tinggal mematangkan setelah pesertadidik yang bersangkutan pada jenjang pendidikan berikutnya,sehingga terlihat dengan jelas ada kesinambungan antarajenjang pendidikan tingkat sekolah dasar dengan tingkatpendidikan sekolah menengah pertama.

Perlu menjadi acuan dimana jenjang pendidikan sekolah dasarsangat menentukan tingkat keberhasilan peserta didik manakalayang bersangkutan mengikuti jenjang pendidikan pada SMP,mengingat hal di atas maka pendidikan pada sekolah dasar harusbenar-benar diupayakan seoptimal mungkin.

A. Latar Belakang

Yang melatar belakang belakangi Penulis mengambil tema “Pelayanan Pendidikan Yang Berkualitas Dapat MengembangkanPotensi Peserta Didik Secara Maksimal ” bahwa merupakan suatukeharusan yang mutlak dimana guru hendaknya memiliki rentradalam mengembangkan kompetensi yang dimilikinya sehingga dapatmemberikan peluang bagi peserta didik dalam upayanya memupukbakat, minat serta kecakapan yang harus dikuasai, sehinggapeserta didik memiliki kualitas pendidikan yang sejalan dengantertuang dalam tujuan pembangunan pendidikan nasional.

B. Maksud dan Tujuan

Adapun yang menjadi maksud dan tujuan Penulis mengambil Temadiatas, adalah mencoba untuk mengingatkan kembali bahwasedianya guru ditantang untuk senantiasa melakukan perubahan-perubahan yang akan membawa inovatif bagi tumbuh kembangnyadunia ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga guru mampumengimbangi pesan moral yang tertuang di dalam tujuanpembangunan pendidikan nasional, dengan cara berusaha maksimaldalam meningkatkan kualitas pendidikan peserta didik sehinggakelak kemudian hari benar-benar mampu mengembangkankecakapannya menjadi suatu keakhlian yang memiliki nilai jual.

C. Dasar Hukum

1.  Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SistemPendidikan Nasional.2.  Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Otonomi Daerah.3.  Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2007 tentang PembagianKewenangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah Otonom.4.  Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang StandarNasional Pendidikan.5. Intruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2005 Tentang GerakanNasional Percepatan Wajib Belajar Pendidikan dasar 9 Tahun danPemberantasan Buta Aksara.6.  Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2004 Tentang RencanaStratejik Pembangunan provinsi.7.  Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2007 Tentang AnggaranPendapatan Belanja Daerah Provinsi.8.  Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2003 tentang PemeriharaanBahasa Sastra dan Aksara Daerah.

9. Keputusan Gubernur Jawa Barat tentang Organisasi dan TataKerja Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat.10. Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006Tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar danMenengah.11. Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006Tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan pendidikanDasar dan Menengah.12. Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006Tentang Pelaksanaan Peraturan Mendiknas Nomor 22 dan 23.13. Undang-undang nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem PendidikanNasional.14. Undang-undang Nomor 25 tahun 2000 Tentang ProgramPembangunan Nasional ( PROPENAS ) Tahun 2000-2004.15. Keputusan Mentri Pendidikan Nasional Nomor 053/U/2001Tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan MinimalPenyelenggaraan Persekolahan Bidang Pendidikan Dasar danMenengah.

D. Hasil Yang Ingin Dicapai.

Melalui kompetensi yang dimiliki guru maka kualitas pendidikanakan terlihat dari hasil prestasi peserta didik, sehinggamemudahkan untuk mengajak bekerja sama dengan orang tua, danjuga pemerintah minimal pemerintahan setempat mengingat ketikasatu sekolah mampu mencetak peserta didik yang memilikikualitas maka sekolah itu akan favorit di masyarakat, di sinimenujukan bahwa prestasi kerja guru dan kepiawaian guru dalampendidik sangat berpengaruh untuk menumbuhkan kepercayaan baikdari pemerintah, masyarakat serta di dalam intern sekolah.

BAB IIPELAYANAN PENDIDIKAN YANG BERKUALITAS DAPAT MENGEMBANGKAN

POTENSI PESERTA DIDIK SECARA MAKSIMAL

Keberhasilan pembangunan pendidikan nasional ditentukan olehkualitas gurunya serta perangkat sekolah yang bertindaksebagai sumber daya manusia, sebagai roda penggerak tingkatkeberhasilan pembangunan, sekolah dalam hal ini termsukperangkat sistemdi dalamnya adalah merupakan pengambilkeputusan, penentu kebijakan, perancang, pemikir, perencana

juga pelaksana terdepan sebagai pelaku control segaliguspengamat serta pengawas pembangunan dalam bidang pendidikan.Mengingat keberadaan sumber daya manusia merupakan syaratutama bagi keberhasilan pembangunan pendidikan dewasa ini,sehingga kualitas pendidikan harus mendapat perhatian khususdari pemerintah secara terus-menerus dan berkesinambungansehingga dapat mengimbangi kemajuan dunia ilmu pengetahuan danteknologi yang sejalan dengan perkembangan pembangunannasional yang tengah di rintis pada saat ini, dimanapendidikan itu akan berarti apabila pendidikan yangbersangkutan memiliki system yang berkualitas serta relevandengan pembangunan dewasa ini, mengingat hal tersebut makadalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia secaramenyeluruh dan berlangsung secara terus menerus, yang tentusaja tidak lepas dari arah kebijakan pemerintah denganstrategi pengembangan yang sudah sedemikian rupa di rancangsehingga peningkatan kualitas pendidikan merupakan kebijakandan program yang harus dilaksanakan secara optimal.

Pada dasarnya peningkatan mutu pendidikan harus dimulai denganpeningkatan mutu pendidikan pada sekolah dasar, mengingatpendidikan sekilah dasar merupakan pondasi untuk pengembanganke jenjang pendidikan menengah pertama juga pada jenjangpendidikan selanjutnya, akan lebih sempurnalagi apabila orangtuaberinisiatif menyekolahkan anak-anaknya yang dimulai daripendidikan taman kanak-kanak, maka akan lebih efektiflagidalam pengembangannya ketika peserta didik berada padapendidikan dasar. Jenjang pendidikan dasar pada sekolah dasarmerupakan bentuksatuan pendidikan yang sangat urgenkeberadaannya, dalam hal ini seorang anak tanpa menempuhsekolah pendidikan dasar maka yang bersangkutan tidak akanbias melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah pertamaapalagi pada jenjang pendidikan setingkat diatasnya.Keberhasilan peserta didik dalam menempuh pendidikan padajenjang pendidikan selanjutnya sangatlah ditentukan olehstandar kompetensi pada jenjang pendidikan dasar, dengandemikian jelas, pemerintah dalam hal ini harus benar-benarjeli dan tanggap, agar senantiasa melakukan terobosan-terobosan untuk mengembangkan kompetensi yang harus dikuasaioleh guru sekolah dasar, hal ini dimaksudkan agar cita-citayang ingin di capai untuk peningkatan mutu pendidikan dapat

terwujud sesuai yang tertuang di dalam tujuan pendidikannasional. 

Berkaitan dengan peningkatan kualitas pendidikan pada jenjangpendidikan sekolah dasar yang merupakan standar priritas untuktingkat keberhasilan peserta didik pada jenjang pendidikanmenengah pertama juga menengah atas, ada dua hal yang harusdilaksanakan yang merupakan langkah yang harus dilaksanakanyaitu, sebagai langkah pertama adalah subtansi peningkatanmutu pendidikan dan langkah berikutnya adalah strategipeningkatan mutu pendidikan, yang lebih dipokuskan kepada poldan strategi pengembangan sekolah dasar secara menyeluruh,selanjutnya dalam peningkatan mutu pendidikan harus dipusatkankepada pembinaan kegiatan belajar mengajar dalam berbagaikomponen pendukungnya yaitu profesionalisme guru, sarana danprasarana belajar, manajemen pendidikan, penampilan dan fisiksekolah, serta partisipasi masyarakat.

A. Sekolah.

Sekolah adalah merupakan suatu lembaga atau organisasi yangdidalamnya terdiri dari perangkat system yang terdiri dari ;pimpinan sekolah, guru yang bertindak sebagai obyek pelaku danpengelola administrasi serta orang tua dari pesrta didik yangmenyekolahkan anaknya pada lembaga pendidikan tersebut.Keberhasilan sebuah lembaga pendidikan yang dalam hal iniadalah sekolah tidak lepas dari kemampuan yang professionaldari pimpinan dalam mengendalikan perangkat di dalamnya dengankomitmen pada tugas pokok dan fungsi, mengingat pimpinan yangbaik adalah seseorang yang tahu kecakapan yang dimiliki olehmitra kerjanya sehingga yang bersangkutan tahu memposisikanharus dimana anak buahnya di tempatkan sesuai dengan keakhlianyang dimilikinya, maka untuk yang bersangkutan juga dapatdikatakan sebagai pimpinan yang professional. Pendidikansekolah dasar, mengemban misi sebagai lembaga pendidikan yangmenyelenggarakan proses pembelajaran yang merupakan pondasibagi peserta didik usia dasar, guru di sini mengemban tugasmemberikan bekal sebagai kemampuan dasar sehingga pesertadidik siap dan layak untuk melanjutkan pendidikan ke jenjangpendidikan menengah pertama.

B. Peran Masyarakat Sekolah

Berbicara peserta didik, tidak lepas dari orang tua siswa yangbertindak sebagai subyek pelaku, pada posisinya ketika sekolahbanyak melibatkan orang tua siswa, manakala sekolah menerapkankebijakan-kebijakan yang harus dijalankan, dan dibuat orangtua untuk mengerti tentang program sekolah yang harusdijalankan maka pihak sekolah akan mendapat banyak kemudahandimana ketika orang tua secara prosedur sudah paham benarprogram-program sekolah yang harus dijalankan, maka peranserta orang tua yang tersangkut pinansial bias turut andilmenjadi bagian yang berperan serta aktif turut membangunpendidikan ini agar berjalan dengan maksimal, dan tanpakendala yang berarti. Peran serta aktif orang tua siswa,sangat menunjang kelangsungan pelaksanaan program-programsekolah yang akan dilaksanakan minimal diperlukan sekurang-kurangnya enam kali pertemuan dengan orang tua dalam satutahunnya, dengan demikian akan mempermudah bagi sekolahdidalam mengambil keputusan-keputusan yang akan dijalankankarena adanya partisipasi masyarakat dalam kafasitas orang tuadari peserta didik yang di sekolahkan pada sekolah kita.

Dengan kemudahan sekolah di dalam mengambil keputusan di dalampengelolaan sekolah dalam rangka disentralisasi pendidikan,ditandai dengan adanya kewenangan pihak sekolah di dalampengambilan keputusan yang notabene akan lebih leluasa dalammengoptimalkan pengelolaan sumber daya manusia denganpengalokasian sesuai dengan prioritas program agar sekolahlebih eksis terhadap kebutuhan-kebutuhan sekolah mengingatpasilitas penunjang tersedia secara maksimal, hal ini dapatmempermudah dalam pentranferan ilmu pengetahuan , ketrampilanuntuk mendapatkan kualitas pendidikan sesuai yang diharapkan.

C. Peran Peserta Didik.

Peran peserta didik sebagai subyek belajar adalah individuyang terdiri dari berbagai karakter, adat istiadat, lingkungansocial, cara mendidik orang tua juga pariatif, dengan tingkatdaya nalar serta kecerdasan yang tentu saja berbeda, dan halini merupakan acuan serta sebagai bahan pertimbangan bagi guruuntuk lebih mengenal lagi keberadaan peserta didiksebagaiindividu dengan cirri-ciri seperti ; dalam diri peserta

didik ada syaraf yang memiliki fungsi rasional dan secarareflex menggerakan tingkah laku intelektual sebagai makhluksocial, secara individu peserta didik memiliki potensi dankompetensi walaupun dalam keterbatasan, dalam hal ini pesertadidik sebagai makhluk social tidak lepas dariperilaku yangbaik dan buruk, satu sisi lingkungan adalah penentu tingkahlaku bagi peserta didik secara individu yang merupakanpengalaman dari kemampuan untuk bergaul yang dipelajari,dengan demikian peserta didik adalah merupakan titik sentraldari target atau rancang bangun system yang akan kitajalankan.

Peserta didik akan menjadi adalah merupakan factor penentudalam mengembangkan proses beajar mengajar, peserta didikmerupakan pihak yang ingin mencapai segala yang telah dicita-citakan, memiliki harapan serta tujuan yang hendak dicapai,melalui kompetensi yang di kuasainya, keberadaan peserta didikdalam proses belajar mengajar titik sentral sebagai kelompokindividu yang belum dewasa baik secara jasmani maupun rokhani,melalui bimbingan, arahan serta pembinaan dari guru yangdilaksanakan secara terus menerus dan berkesinambungan makaakan mencapai tingkat kedewasaan yang dilaluinya dengan prosessehingga memiliki suatu kecakapan disamping melalui prosesbelajar maka bentuk –bentuk kemampuan yang ada secarakodratidengan sendirinya akan muncul, sehingga peserta didikmenguasaikecakapan khusus yang alami dan tampak setelah proses belajarmengajar di laluinya secara bertahap.

Ada yang harus kita perhatikan sebagai pemenuhan darikebutuhanpeserta didik dalam pelaksanaan proses belajar mengajar,dengan tujuan untuk menginformasikan materi pelajaran dengandilengkapi oleh kelengkapan sarana prasarana, sehingga materipelajaran yang diinformasikan dapat dipahami dengan jelaskarena diserasikan dengan pasilitas yang memadai. Dalam haiini perlu diperhatikan pula kebutuhan-kebutuhan peserta didikseperti: (1) Kebutuhan jasmani dan rokhani; (2) Kebutuhansosial; dan (3) Kebutuhan intelektual.

Dengan demikian kita selaku guru akan lebih mudah apabila hal-hal diatas menjadi bahan pertimbangan untuk mensikapikelangsungan pelaksanaan proses belajar mengajar yangdilaksanakan sehingga peserta didik dalam pertumbuhan serta

perkembangannya dapat berjalan dengan normal dan mencapaitujuan yang diharapkan baik oleh pihak orang tua murid,sekolah juga pemerintah sejalan dengan tujuan pendidikannasional yang ingin dicapai. Untuk mempermudah penstranferailmu pengetahuan dan ketrampilan juga pesan moral yang akandisampaikan kepada peserta didik maka seyogyanya gurumemperhatikan keberadaan individu tiap peserta didik, dengancara mengenal lebih dekat hal-hal yang berkaitan dengan :(1)Latar belakang pengetahuan dan taraf pengetahuan; (2) Carabelajar peserta didik; (3) Usia Peserta didik; (4) TingkatKematangan; (5) Spektrum dan ruang lingkup minat; (6)Lingkungan social ekonomi; (7) Hambatan-hambatan lingkungandan kebudayaan; (8) Inteligenesia; (9) Keselarasan dan sikap;(10) Prestasi belajar; dan (11) Motivasi. Dengan mengenal hal-hal diatas, dapat mempermudah guru untuk menjlankan tugasnyadalam mengajar sekaligus mendidik serta mengembangkan metodepembelajaran sehingga peningkatan kualitas pendidikan dapattercapai sesuai yang diharapkan.

D. Peran Guru sebagai Sebagai Tenaga Profesional.

Guru adalah merupakan bagian terpenting yang berperan dalampemberdayaan peserta didik, mengingat guru memiliki andilbesar dalam proses pelaksanaan pembelajaran, dengan demikianguru memiliki andil besar yang berkewajiban untuk berperanaktif dalam menempatkan tuntutan masyarakat akan kompetensiyang harus di kuasai oleh peserta didik, dengan memposisikandiri sebagai tenaga professional dalam arti bahwa gurumemiliki tanggung jawab untuk membentuk bakat, minat sertaprestasi peserta didik sehingga menguasai suatu kecakapan yangdapat bermanfaat kelak kemudian hari, sebagai generasi bangsayang punya nilai jual dan siap untuk menjadi manusia yangproduktif serta tepat guna.

Guru sebagai tenaga professional mengandung arti bahwa gurusebagai tenaga pendidik yang secara umum diartikan bahwaprofesi guru adalah pekerjaan dalam bidang ilmu pengetahuandan teknologi dengan cirri dari pekerjaan professional guruadalah memiliki profesi filosofis dan ketanggapan yang bijakdengan kompetensi yang dimilikinya dalam melaksanakanpekerjaan sehari-hari, dengan ketelitian serta kecermatan

dalam menentukan langkah serta sikap pada saat berhadapandengan peserta didik. Guru dengan profesinya memiliki hal-haldalam ukuran serta kriteria seperti:1. Spesial dengan latar belakang teori yang luas, dalam artibahwa seorang guru berwawasan luas, dan berkeakhlian khususyang handal.Profesi guru merupakan karir yang dibina secara organistordalam arti bahwa guru memiliki hak otonomijabatan, dengan kodeetik jabatan, serta merupakan karya bakti seumur hidup.2. Diakui masyarakat sebagai pekerjaan yang terhormat sertamemiliki dedikasi tinggi dalam pengertian bahwa, gurumemperoleh dukungan dari masyarakat, mendapat pengesahan danperlindungan hukum, memiliki status pekerjaan yang jelas dansehat, serta memiliki jaminan hidup yang layak.

Profesi guru dengan kriterianya, akan membawa konsekuensi yangfundamental terhadap lajunya program pendidikan yangberlangsung, terutama yang berkaitan dengan tenagakependidikan, hal ini mengandung arti bahwa keberhasilanprogram pendidikan tidak lepas dari peran serta aktifmasyarakat secara keseluruhan, baik sebagai sumber asal maupunsumber daya atau sebagai yang berkepentingan dengankelangsungan keberhasilan peserta didik, hal ini harus dijadikan sebagai kajian oleh semua unsur terkait dalam tingkatkeberhasilan kualitas pendidikan seperti yang tertuang didalam tujuan pendidikan nasional yang telah digariskan.

E. Peran Guru Sebagai Pendidik Dan Pembimbing.

Guru dengan jabatan fungsionalnya, sebagai tenaga kependidikanprofesional dan mendapat kepercayaan penuh dari masyarakatsebagaifigurdari seseorang yang memiliki segudang prestasidengan sejumlah ilmu pengetahuandan teknologi dalam artianguru adalah gudangnya ilmudan kepercayaan itu berlaku sampaiakhir hayat. Seseorang dengan sebutan guru tidak cukup hanyamenguasai materi pelajaran saja, dalam hal ini guru hendaknyamampu secara maksimal meunjukan kepiawaiannya dengan lebihkepada menunjukan figur dengan kepribadian guru disertaitingkat kedewasaan yang matang, guru juga harus mampumemposisikan diri sebagai orang tua kedua bagi peserta didik,teman, sahabat, juga lawan bicara yang menyenangkan sehingga

peserta didik akan merasa nyaman bila berhadapan dengan kitadalam figur guru.

Dalam keseharian di lapangan guru tidak hanya menguasai danmenyampaikan materi pelajaran saja tapi selebihnya adalahmembimbing , mengarahkan, membina peserta didik sehinggamemiliki karakter yang terpuji, melalui mendidik , seorangguru dapat dengan mudah secara bertahap menanamkan nilai-nilaimoral yang tidak lepas dari contoh-contoh yang guru lakukansehingga akan menjadi suri tauladan bagi peserta didik. Padasaat ini peran guru sebagai pengajar sangat terlihat denganjelas, hal ini akan memberikn kesan secara umum bahwa gurucenderung hanya mengejar tingkat keberhasilan peserta didiknyahanya terpokus pada nilai-nilai dari mata pelajarannya saja,kurang memperhatikan tingkah laku atau tindakan moral pesertadidik dalam kehidupan sehari-harinya. Guru adalah suatuprofesi yang memiliki warna dan nuansa, dimata peserta didik,masyarakat atau lingkungan social tempat dimana guru itubertempat tinggal, dalam kaitannya dengan fungsinya sebagaipendidik maka sosok guru adalah merupakan sosok dari pribadiyang terintegritas, seorang guru dalam posisinya sebagaipendidik berarti sekaligus didalamnya sebagai pembimbing,mengingat arahan, pembinaan yang di lakukan oleh seorang gurumerupakan bagian dari serangkaian upaya pendidikan yang mutlakharus dilakukan.

Pada pelaksanaan proses pembelajaran dilapangan baik yangberlangsung di dalam sekolah maupun di luar sekolah, gurumemiliki dua fungsi yaitu fungsi morl dan fungsi kedinasan,intinya dalam kehidupan sehari-hari baik dalam lingkungankedinasan ataupun diluar keinasan yang lebih peka terbcaadalah fungsi moralnya dengan status guru yang tidak biasdilepaskan dalm kehidupan sehari-harinya, sehingga guru padaposisinya sebagai pembimbing dan juga pendidik nuansa fungsimoral mewarnai dlam wujud pekerjaan yang mutlak sebagai abdinegara karena nilai pinansial bagi guru harus dikesampingkan,guru sebagai abdi Negara senantiasa harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :1. Panggilan dari hati nurani,2. Senantiasa menyayangi dan mencintai peserta didik,3. Menerima peserta didik dengan segala kekurangan dankelemahannya,

4. Tidak memilah keberadaan peserta didik.5. Menjalankan tugas dan fungsi sebagai guru dengan penuh rasatanggung jawab secara maksimal dan menyadari sepenuhnya akantugas dan fungsi sebagai guru.

Pendidikan adalah upaya yang harus di jalankan oleh guru dalammemimpin peserta didik secara umum mencapai pertumbuhan sertaperkembangan peserta didik kearah pendewasaan dengan sejumlahilmu pengetahuan dan teknologi yang sesuai dengan jenjangpendidikan yang di tempuh peserta didik sehinggga pesertadidik mampu memilah antara benar dan salah, baik dan burukserta memiliki nilai moral yang dapat dipertanggung jawabkansehingga punya bekal kecakapan untuk masa depan peserta didikdengan sendirinya. Dengan demikian timbul kepercayaan darimasyarakat sehingga lembaga pendidikan yang dalam hal inisekolah punya nilai jual sebagai sekolah pavorit, dan dengansendirinya masyarakatlah yang mendatangi sekolah kita ketikasekolah kita punya perangkat system yang memiliki kualitasstandar seperti yang diharapkan oleh pemerintah keberhasilandalam bidang pendidikan dengan kuaitas yang menjanjikan.

BAB IIIKESIMPULAN

Sebagai usaha yang dilakukan oleh sekolah dalam upayameningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan di awalai olehpemberdayaan perangkat system dengan tugas pokok masing-masingdan komitmen yang dijlin sebagai tingkat keberhasilan awal,tentu saja tidak lepas dari peningkatan mutu pendidikan tenagakependidikannya dengan secara berkesinambungan seiring denganlajudan berkembangnya dunia ilmu pengetahuan dan teknologisehingga dapat seimbang dalam pentransferan ilmu pengetahuan,ketrampilan , juga nilai-nilai moral yang harus diterapkankepada peserta didik.

Sehubungan dengan hal diatas guru seyogyanya memiliki beberapahal yang merupakan kompetensi yang memang harus dikuasai olehguru dalam menyampaikan ilmu pengetahuan, ketrampilan sertasikap kepada peserta didik, seperti ;

1. Memahami dan memposisikan diri sebagai guru dengankedewasaan yang matang dan kepiwaian daya nalar serta wawasan,sehingga dengan sendirinya dapat menumbuhkan kharismatik diri.2. Mengenal jati diri peserta didik dengan segala kekuranganserta kelebihannya dengan tidak memilah standar socialkehidupan peserta didik sehingga peserta didik merasakankenyamanan yang alami manakala berhadapan dengan guru.3. Memiliki kecakapan yang handal dalam memberi bimbingansehingga dapat menempatkan tingkat perkembangan peserta didik,baik perkembangan tingkat emosi, minat, bakat serta kecakapankhusus, juga prestasi-prestasi akademik, fisik serta social.Dengan mengetahui hal di atas maka guru akan mendapatkemudahan-kemudahan dalam mensikapi berbagai aspek yang dapatmemudahkan bagi peserta didik menerima materi pelajaran yangditerapkan.4. Guru harus memiliki dasar pengetahuan yang luas tentangtujuan pendidikan nasional yang telah digariskan yang merupanstandar untuk tujuan pendidikan yang ingin dicapai sehinggaguru memiliki rancang bangun program dalam menginformasikansejumlah ilmu pengetahuan, keterampilan serta sikap yangtumbuh dan berkembang sesuai tuntutan dan kebutuhanpembangunan dalam bidang pendidikan yang berkualitas.5. Guru hendaknya mengikuti tumbuh kembangnya dunia ilmupengetahuan yang pesat berkembang dan senantiasa inivatif,sehingga guru dapat secara tidak sadar membawa peserta didikuntuk aktif mengikuti perkembangan iptek secara menyeluruh.

Berkaitan dengan peran dan fungsinya guru sebagai pengajarsekaligus, pendidik, pembimbing, maka guru memiliki peranganda dalam memposisikan diri dilapangan manakala berhadapandengan peserta didik. Kepiawaian guru dalam mentranfer ilmupengetahuan, ketrampilan serta nilai-nilai moral yng harus dikembangkan dan berbekas pada diri peserta didik menjadi suatukecakapan yang harus dikuasai, guru hendaknya berusaha secaramaksimal menciptakan suasana yang dapat membuat nyaman bagipeserta didik ketika berhadapan dengan kita, peserta didikharus memiliki rasa sadar bahwa guru adalah orang tua ke dua,bahwa guru adalah sahabat, dan bahwa guru adalah seseorangyang nyaman di ajak bicara sehingga pergaulan antara guru danpeserta didik akan tampak harmunis, dan ini bermanfaat untukmncetak kualitas pendidikan sesuai dengan tujuan pendidikannasional yang harus di capai.

DAFTAR PUSTAKA

Edi Suardi, Drs. , S Nasution Prof., Dr.,MA., M Moh RifaiJoedoprawiro., Administrasi dan Superpisi Pendidikan,Direktorat pendidikan Guru dan Tenaga Teknis, DirektoratPendidikan dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Dasar danMenengah Departemenn Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 1976.Rocman Natawijaya, Drs., LJ Moleong, Drs., MA., PsikologiPendidkan. Direktorat pendidikan Guru dan Tenaga Teknis,Direktorat Pendidikan dasar dan Menengah Departemen PendidikanDasar dan Menengah Departemenn Pendidikan dan Kebudayaan. MeiTahun 1979Engkoswara, Drs., M.Ed., Eddy Susanto Drs., Kalang MM., MA.,S. Nasution Dr., Simanjuntak, IP., Prof., MA., Usaha Perbaikandalam Bidang Pendidikan Dan Administrasi Pendidikan.Direktorat pendidikan Guru dan Tenaga Teknis, DirektoratPendidikan dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Dasar danMenengah Departemenn Pendidikan dan Kebudayaan. 1 JanuariTahun 1972.Eddy Suardi. Drs., Suwardi. Administrasi Kekolah. Direktoratpendidikan Guru dan Tenaga Teknis, Direktorat Pendidikan dasardan Menengah Departemen Pendidikan Dasar dan MenengahDepartemenn Pendidikan dan Kebudayaan. Mei Tahun 1979.Darmastuti Suetrisno. Ir., M.Ed., Peningkatan Mutu PendidikanDi Sekolah Dasar : Pendekatan Menyeluruh dan Desentralististentang Pola dan Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan.Departemen Pendidikan Nasional. Direktorat Jendral PendidikanDasar Dan Menengah Direktorat Taman Kanak-Kanak Dan SekolahDasar Jakarta 2001.Darmastuti Suetrisno. Ir., M.Ed., Manajemen Berbasis SekolahUntuk Sekolah Dasar. Departemen Pendidikan Nasional.Direktorat Jendral Pendidikan Dasar Dan Menengah DirektoratTaman Kanak-Kanak Dan Sekolah Dasar Jakarta 2001.Sardiman A.M., Interaksi dan Motivasi Bekajar Mengajar. _Ed.I, Cet. II._ Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Jakarta 2004.Dimyati. Dr., Mudjiono. Drs., Belajar dan Pembelajaran.RinekaCipta Jakarta, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta1985.

Contoh #2 : Dampak Globalisasi Terhadap Pendidikan

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yangmendunia dan tidak mengenal batas wilayah. Globalisasi padahakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan,kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yangakhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama danmenjadi pedoman bersama bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia(Edison A. Jamli, 2005). Proses globalisasi berlangsungmelalui dua dimensi, yaitu dimensi ruang dan waktu.Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan sepertibidang ideologi, politik, ekonomi, dan terutama pada bidangpendidikan. Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktorpendukung utama dalam globalisasi. Dewasa ini, teknologiinformasi dan komunikasi berkembang pesat dengan berbagaibentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia.Oleh karena itu globalisasi tidak dapat dihindarikehadirannya, terutama dalam bidang pendidikan.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disertai dengansemakin kencangnya arus globalisasi dunia membawa dampaktersendiri bagi dunia pendidikan. Banyak sekolah di indonesiadalam beberapa tahun belakangan ini mulai melakukanglobalisasi dalam sistem pendidikan internal sekolah. Hal initerlihat pada sekolah – sekolah yang dikenal dengan billingualschool, dengan diterapkannya bahasa asing seperti bahasaInggris dan bahasa Mandarin sebagai mata ajar wajib sekolah.Selain itu berbagai jenjang pendidikan mulai dari sekolahmenengah hingga perguruan tinggi baik negeri maupun swastayang membuka program kelas internasional. Globalisasipendidikan dilakukan untuk menjawab kebutuhan pasar akantenaga kerja berkualitas yang semakin ketat. Denganglobalisasi pendidikan diharapkan tenaga kerja Indonesia dapat

bersaing di pasar dunia. Apalagi dengan akan diterapkannyaperdagangan bebas, misalnya dalam lingkup negara-negara ASEAN,mau tidak mau dunia pendidikan di Indonesia harus menghasilkanlulusan yang siap kerja agar tidak menjadi “budak” di negerisendiri.

Persaingan untuk menciptakan negara yang kuat terutama dibidang ekonomi, sehingga dapat masuk dalam jajaran raksasaekonomi dunia tentu saja sangat membutuhkan kombinasi antarakemampuan otak yang mumpuni disertai dengan keterampilan dayacipta yang tinggi. Salah satu kuncinya adalah globalisasipendidikan yang dipadukan dengan kekayaan budaya bangsaIndonesia. Selain itu hendaknya peningkatan kualitaspendidikan hendaknya selaras dengan kondisi masyarakatIndonesia saat ini. Tidak dapat kita pungkiri bahwa masihbanyak masyarakat Indonesia yang berada di bawah gariskemiskinan. Dalam hal ini, untuk dapat menikmati pendidikandengan kualitas yang baik tadi tentu saja memerlukan biayayang cukup besar. Tentu saja hal ini menjadi salah satupenyebab globalisasi pendidikan belum dirasakan oleh semuakalangan masyarakat. Sebagai contoh untuk dapat menikmatiprogram kelas Internasional di perguruan tinggi terkemuka ditanah air diperlukan dana lebih dari 50 juta. Alhasil haltersebut hanya dapat dinikmati golongan kelas atas yang mapan.Dengan kata lain yang maju semakin maju, dan golongan yangterpinggirkan akan semakin terpinggirkan dan tenggelam dalamarus globalisasi yang semakin kencang yang dapat menyeretmereka dalam jurang kemiskinan. Masyarakat kelas atasmenyekolahkan anaknya di sekolah – sekolah mewah di saatmasyarakat golongan ekonomi lemah harus bersusah payah bahkanuntuk sekedar menyekolahkan anak mereka di sekolah biasa.Ketimpangan ini dapat memicu kecemburuan yang berpotensimenjadi konflik sosial. Peningkatan kualitas pendidikan yangsudah tercapai akan sia-sia jika gejolak sosial dalammasyarakat akibat ketimpangan karena kemiskinan danketidakadilan tidak diredam dari sekarang.    

B. Rumusan Masalah

Secara umum, rumusan masalah  pada makalah “Dampak GlobalisasiTerhadap Pendidikan” ini dapat dirumuskan seperti padapertanyaan berikut.1. Apa dampak dari globalisasi untuk  dunia pendidikan?2. Penyebab buruknya pendidikan di era globalisasi?3. Cara penyesuan pendidikan di Indonesia pada eraglobalisasi?

C. Tujuan

1. Bagi PenulisMakalah ini disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan dosendalam mata kuliah pengantar pendidikan. Selain itu, bagi dirikami pribadi makalah ini juga diharapkan bisa digunakan untukmenambah pengetahuan yang lebih bagi mahasiswa, baik dalamlingkup universitas negeri malang maupun di civitas akademikayang lain.

2. Bagi PembacaMakalah ini dimaksudkan untuk membahas dampak globalisasiterhadap dunia pendidikan dan menambah ilmu pengetahuanmengenai globalisasi. Para pembaca yang dominan dari kaulamahasiswa bisa digunakan untuk langkah menuju ke pengetahuanyang lebih luas, sehingga kedepannya tercipta sdm-sdm yangunggul.

3. Bagi MasyarakatDiharapkan masyarakat bisa lebih memahami tentang arti pentingglobalisasi sehingga dampak negatif yang berimbas bisa leihdiperkecil. Dan juga diharapkan agar realisasi kegiatanpositif terhadap adanya pendidikan semakin lebih baik.    

BAB II : PEMBAHASAN

A. Pengaruh Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan

Perkembangan dunia pendidikan di Indonesia tidak dapatdilepaskan dari pengaruh perkembangan globalisasi, di manailmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat. Era pasar

bebas juga merupakan tantangan bagi dunia pendidikanIndonesia, karena terbuka peluang lembaga pendidikan dantenaga pendidik dari mancanegara masuk ke Indonesia. Untukmenghadapi pasar global maka kebijakan pendidikan nasionalharus dapat meningkatkan mutu pendidikan, baik akademik maupunnon-akademik, dan memperbaiki manajemen pendidikan agar lebihproduktif dan efisien serta memberikan akses seluas-luasnyabagi masyarakat untuk mendapatkan pendidikan.

Ketidaksiapan bangsa kita dalam mencetak SDM yang berkualitasdan bermoral yang dipersiapkan untuk terlibat dan berkiprahdalam kancah globalisasi, menimbulkan dampak positif dannegatif dari dari pengaruh globalisasi dalam pendidikandijelaskan dalam poin-poin berikut:1. Dampak Positif Globalisasi Terhadap Dunia PendidikanIndonesiaa. Pengajaran Interaktif MultimediaKemajuan teknologi akibat pesatnya arus globalisasi, merubahpola pengajaran pada dunia pendidikan. Pengajaran yangbersifat klasikal berubah menjadi pengajaran yang berbasisteknologi baru seperti internet dan computer. Apabila dulu,guru menulis dengan sebatang kapur, sesekali membuat gambarsederhana atau menggunakan suara-suara dan sarana sederhanalainnya untuk mengkomunikasikan pengetahuan dan informasi.Sekarang sudah ada computer. Sehingga tulisan, film, suara,music, gambar hidup, dapat digabungkan menjadi suatu proseskomunikasi. Dalam fenomena balon atau pegas, dapat terlihatbahwa daya itu dapat mengubah bentuk sebuah objek. Dulu,ketika seorang guru berbicara tentang bagaimana daya dapatmengubah bentuk sebuah objek tanpa bantuan multimedia, parasiswa mungkin tidak langsung menangkapnya. Sang guru tentuakan menjelaskan dengan contoh-contoh, tetapi mendengar takseefektif melihat. Levie dan Levie (1975) dalam Arsyad (2005)yang membaca kembali hasil-hasil penelitian tentang belajarmelalui stimulus kata, visual dan verbal menyimpulkan bahwastimulus visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuktugas-tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali,dan menghubung-hubungkan fakta dengan konsep.

b. Perubahan Corak PendidikanMulai longgarnya kekuatan kontrol pendidikan oleh negara.Tuntutan untuk berkompetisi dan tekanan institusi global,

seperti IMF dan World Bank, mau atau tidak, membuat duniapolitik dan pembuat kebijakan harus berkompromi untukmelakukan perubahan. Lahirnya UUD 1945 yang telah diamandemen,UU Sisdiknas, dan PP 19 tahun 2005 tentang Standar NasionalPendidikan (SNP) setidaknya telah membawa perubahan paradigmapendidikan dari corak sentralistis menjadi desentralistis.Sekolah-sekolah atau satuan pendidikan berhak mengaturkurikulumnya sendiri yang dianggap sesuai dengan karakteristiksekolahnya. Kemudahan Dalam Mengakses Informasi Dalam duniapendidikan, teknologi hasil dari melambungnya globalisasiseperti internet dapat membantu siswa untuk mengakses berbagaiinformasi dan ilmu pengetahuan serta sharing riset antarsiswaterutama dengan mereka yang berjuauhan tempat tinggalnya.Pembelajaran Berorientasikan Kepada Siswa Dulu, kurikulumterutama didasarkan pada tingkat kemajuan sang guru. Tetapisekarang, kurikulum didasarkan pada tingkat kemajuan siswa.KBK yang dicanangkan pemerintah tahun 2004 merupakan langkahawal pemerintah dalam mengikutsertakan secara aktif siswaterhadap pelajaran di kelas yang kemudian disusul dengan KTSPyang didasarkan pada tingkat satuan pendidikan. Di dalamkelas, siswa dituntut untuk aktif dalam proses belajar-mengajar. Dulu, hanya guru yang memegang otoritas kelas.Berpidato di depan kelas. Sedangkan siswa hanya mendngarkandan mencatat. Tetapi sekarang siswa berhak mengungkapkan ide-idenya melalui presentasi. Disamping itu, siswa tidak hanyabisa menghafal tetapi juga mampu menemukan konsep-konsep, danfakta sendiri.

2. Dampak Negatif Globalisasi Terhadap Dunia PendidikanIndonesiaa. Komersialisasi PendidikanEra globalisasi mengancam kemurnian dalam pendidikan. Banyakdidirikan sekolah-sekolah dengan tujuan utama sebagai mediabisnis. John Micklethwait menggambarkan sebuah kisah tentangpesaingan bisnis yang mulai merambah dunia pendidikan dalambukunya “Masa Depan Sempurna” bahwa tibanya perusahaanpendidikan menandai pendekatan kembali ke masa depan. Salahsatu ciri utamanya ialah semangat menguji murid ala Victoriayang bisa menyenangkan Mr. Gradgrind dalam karya Dickens.Perusahaan-perusahaan ini harus membuktikan bahwa merekamemberikan hasil, bukan hanya bagi murid, tapi juga pemegangsaham.(John Micklethwait, 2007:166).

b. Bahaya Dunia MayaDunia maya selain sebagai sarana untuk mengakses informasidengan mudah juga dapat memberikan dampak negative bagi siswa.Terdapat pula, Aneka macam materi yang berpengaruh negativebertebaran di internet. Misalnya: pornografi, kebencian,rasisme, kejahatan, kekerasan, dan sejenisnya. Berita yangbersifat pelecehan seperti pedafolia, dan pelecehan seksualpun mudah diakses oleh siapa pun, termasuk siswa. Barang-barang seperti viagra, alkhol, narkoba banyak ditawarkanmelalui internet. Contohnya, 6 Oktober 2009 lalu diberitakansalah seorang siswi SMA di Jawa Timur pergi meninggalkansekolah demi menemui seorang lelaki yang dia kenal melaluisitus pertemanan “facebook”. Hal ini sangat berbahaya padaproses belajar mengajar.

c. KetergantunganMesin-mesin penggerak globalisasi seperti computer daninternet dapat menyebabkan kecanduan pada diri siswa ataupunguru. Sehingga guru ataupun siswa terkesan tak bersemangatdalam proses belajar mengajar tanpa bantuan alat-alattersebut.    

B. Keadaan Buruk Pendidikan di Indonesia

1. Paradigma Pendidikan Nasional yang Sekular-MaterialistikDiakui atau tidak, sistem pendidikan yang berjalan diIndonesia saat ini adalah sistem pendidikan yang sekular-materialstik. Hal ini dapat terlihat antara lain pada UUSisdiknas No. 20 tahun 2003 Bab VI tentang jalur, jenjang, danjenis pendidikan bagian kesatu (umum) pasal 15 yang berbunyi :Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik,profesi, advokasi, kagamaan, dan khusus dari pasal ini tampakjelas adanya dikotomi pendidikan, yaitu pendidikan agama danpendidikan umum. Sistem pendidikan dikotomis semacam initerbukti telah gagal melahirkan manusia yang sholeh yangberkepribadian sekaligus mampu menjawab tantangan perkembanganmelalui penguasaan sains dan teknologi. Secara kelembagaan,

Sekularisasi pendidikan tampak pada pendidikan agama melaluimadrasah, institusi agama, dan pesantren yang dikelola oleh

Departemen Agama; sementara pendidikan umum melalui sekolahdasar, sekolah menengah, kejurusan serta perguruan tinggi umumdikelola oleh Departemen Pendidikan Nasional. Terdapat kesanyang sangat kuat bahwa pengembangan ilmu-ilmu kehidupan(iptek) dilakukan oleh Depdiknas dan dipandang sebagai tidakberhubungan dengan agama. Pembentukan karakter siswa yangmerupakan bagian terpenting dari proses pendidikan justrukurang tergarap secara serius. Agama ditempatkan sekadar salahsatu aspek yang perannya sangat minimal, bukan menjadilandasan seluruh aspek.

Pendidikan yang sekular-materialistik ini memang bisamelahirkan orang yang menguasai sains-teknologi melaluipendidikan umum yang diikutinya. Akan tetapi, pendidikansemacam itu terbukti gagal membentuk kepribadian peserta didikdan penguasaan ilmu agama. Banyak lulusan pendidikan umum yang‘buta agama’ dan rapuh kepribadiannya. Sebaliknya, mereka yangbelajar di lingkungan pendidikan agama memang menguasai ilmuagama dan kepribadiannya pun bagus, tetapi buta dari segisains dan teknologi. Sehingga, sektor-sektor modern diisiorang-orang awam. Sedang yang mengerti agama membuat dunianyasendiri, karena tidak mampu terjun ke sektor modern.

2. Mahalnya Biaya PendidikanPendidikan bermutu itu mahal, itulah kalimat yang seringterlontar di kalangan masyarakat. Mereka menganggap begitumahalnya biaya untuk mengenyam pendidikan yang bermutu.Mahalnya biaya pendidikan dari Taman Kanak-Kanak (TK) sampaiPerguruan Tinggi membuat masyarakat miskin memiliki pilihanlain kecuali tidak bersekolah. Makin mahalnya biaya pendidikansekarang ini tidak lepas dari kebijakan pemerintah yangmenerapkan MBS (Manajemen Berbasis Sekolah), dimana diIndonesia dimaknai sebagai upaya untuk melakukan mobilisasidana. Karena itu, komite sekolah yang merupakan organ MBSselalu disyaratkan adanya unsur pengusaha. Asumsinya,pengusaha memiliki akses atas modal yang lebih luas. Hasilnya,setelah komite sekolah terbentuk, segala pungutan disodorkankepada wali murid sesuai keputusan komite sekolah. Namun dalampenggunaan dana, tidak transparan. Karena komite sekolahadalah orang-orang dekat kepada sekolah.

Kondisi ini akan lebih buruk dengan adanya RUU tentang BadanHukum Pendidikan (RUU BHP). Berubahnya status pendidikan darimilik publik ke bentuk Badan Hukum jelas memiliki konsekuensiekonomis dan politis amat besar. Dengan perubahan status itupemerintah secara mudah dapat melempar tanggung jawabnya ataspendidikan warganya kepada pemilik badan hukum yang sosoknyatidak jelas. Privatisasi atau semakin melemahnya peran negaradalam sektor pelayanan publik tak lepas dari tekanan utang dankebijakan untuk memastikan pembayaran utang. Utang luar negeriIndonesia sebesar 35-40 persen dari APBN setiap tahunnyamerupakan faktor pendorong privatisasi pendidikan. Akibatnya,sector yang menyerap pendanaan besar seperti pendidikanmenjadi korban. Dana pendidikan terpotong hingga tinggal 8persen (Kompas, 10/5/2005).

Koordinator LSM Education network foa Justice (ENJ), YantiMukhtar (Republika, 10/5/2005) menilai bahwa denganprivatisasi pendidikan berarti Pemerintah telah melegitimasikomersalialisasi pendidikan dengan menyerahkan tanggung jawabpenyelenggaraan pendidikan ke pasar. Dengan begitu, nantinyasekolah memiliki otonomi untuk menentukan sendiri biayapenyelenggaraan pendidikan. Sekolah tentu saja akan mematokbiaya setinggi-tingginya untuk meningkatkan dan mempertahankanmutu. Akibatnya, akses rakyat yang kurang mampu untukmenikmati pendidikan berkualitas akan terbatasi dan masyarakatsemakin terkotak-kotak berdasarkan status sosial, antara kayadan miskin.

Pendidikan berkualitas memang tidak mungkin murah, tetapipersoalannya siapa yang seharusnya membayarnya?. KewajibanPemerintahlah untuk menjamin setiap warganya memperolehpendidikan dan menjamin akses masyarakat bawah untukmendapatkan pendidikan bermutu. Akan tetapi, kenyataanPemerintah justru ingin berkilah dari tanggung jawab. Padahalketerbatasan dana tidak dapat dijadikan alasan bagi Pemerintahuntuk ‘cuci tangan’. Fandi achmad (Jawa Pos, 2/6/2007)menjelaskan bahwa "mencermati konteks pendidikan dalam praktikseperti itu, tujuan pendidikan menjadi bergeser. Awalnya,pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan tidakmembeda-bedakan kelas sosial. Pendidikan adalah untuk semua.Namun, pendidikan kemudian menjadi perdagangan bebas (freetrade).

Tesis akhirnya, bila sekolah selalu mengadakan drama tahunajaran masuk sekolah dengan bentuk pendidikan diskriminatifsedemikian itu, pendidikan justru tidak bisa mencerdaskanbangsa. Ia diperalat untuk mengeruk habis uang rakyat demikepentingan pribadi maupun golongan."

3. Kualitas SDM yang RendahAkibat paradigma pendidikan nasional yang sekular-materialistik, kualitas kepribadian anak didik di Indonesiasemakin memprihatinkan. Dari sisi keahlian pun sangat jauhjika dibandingkan dengan Negara lain. Jika dibandingkan denganIndia, sebuah Negara dengan segudang masalah (kemiskinan,kurang gizi, pendidikan yang rendah), ternyata kualitas SDMIndonesia sangat jauh tertinggal. India dapat menghasilkankualitas SDM yang mencengangkan. Jika Indonesia masihdibayang-bayangi pengusiran dan pemerkosaan tenaga kerja takterdidik yang dikirim ke luar negeri, banyak orang Indiamendapat posisi bergengsi di pasar Internasional.

Di samping kualitas SDM yang rendah juga disebabkan dibeberapa daerah di Indonesia masih kekurangan guru, dan iniperlu segera diantisipasi. Tabel 1. berikut menjelaskantentang kekurangan guru, untuk tingkat TK, SD, SMP dan SMUmaupun SMK untuk tahun 2004 dan 2005. Total kita masihmembutuhkan sekitar 218.000 guru tambahan, dan ini menjaditugas utama dari lembaga pendidikan keguruan.Dalam menghadapi era globalisasi, kita tidak hanya membutuhkansumber daya manusia dengan latar belakang pendidikan formalyang baik, tetapi juga diperlukan sumber daya manusia yangmempunyai latar belakang pendidikan non formal.

C. Penyesuaian Pendidikan Indonesia di Era Globalisasi

Dari beberapa takaran dan ukuran dunia pendidikan kita belumsiap menghadapi globalisasi. Belum siap tidak berarti bangsakita akan hanyut begitu saja dalam arus global tersebut. Kitaharus menyadari bahwa Indonesia masih dalam masa transisi danmemiliki potensi yang sangat besar untuk memainkan peran dalamglobalisasi khususnya pada konteks regional. Inilah salah satutantangan dunia pendidikan kita yaitu menghasilkan SDM yangkompetitif dan tangguh. Kedua, dunia pendidikan kita

menghadapi banyak kendala dan tantangan. Namun dari uraian diatas, kita optimis bahwa masih ada peluang.

Ketiga, alternatif yang ditawarkan di sini adalah penguatanfungsi keluarga dalam pendidikan anak dengan penekanan padapendidikan informal sebagai bagian dari pendidikan formal anakdi sekolah. Kesadaran yang tumbuh bahwa keluarga memainkanperanan yang sangat penting dalam pendidikan anak akan membuatkita lebih hati-hati untuk tidak mudah melemparkan kesalahandunia pendidikan nasional kepada otoritas dan sektor-sektorlain dalam masyarakat, karena mendidik itu ternyata tidakmudah dan harus lintas sektoral. Semakin besar kuantitasindividu dan keluarga yang menyadari urgensi peranan keluargaini, kemudian mereka membentuk jaringan yang lebih luas untukmembangun sinergi, maka semakin cepat tumbuhnya kesadarankompetitif di tengah-tengah bangsa kita sehingga mampubersaing di atas gelombang globalisasi ini.

Yang dibutuhkan Indonesia sekarang ini adalah visioning(pandangan), repositioning strategy (strategi) , danleadership (kepemimpinan). Tanpa itu semua, kita tidak akanpernah beranjak dari transformasi yang terus berputar-putar.Dengan visi jelas, tahapan-tahapan yang juga jelas, dankomitmen semua pihak serta kepemimpinan yang kuat untukmencapai itu, tahun 2020 bukan tidak mungkin Indonesia jugabisa bangkit kembali menjadi bangsa yang lebih bermartabat danjaya sebagai pemenang dalam globalisasi.

BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan

Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yangmendunia dan tidak mengenal batas wilayah. Globalisasi padahakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan,kemudian ditawarkan untuk diikuti oleh bangsa lain yangakhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama danmenjadi pedoman bersama bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia

Dampak Positif Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan Indonesia1. Pengajaran Interaktif Multimedia : Kemajuan teknologiakibat pesatnya arus globalisasi, merubah pola pengajaran pada

dunia pendidikan. Pengajaran yang bersifat klasikal berubahmenjadi pengajaran yang berbasis teknologi baru sepertiinternet dan computer.2. Perubahan Corak Pendidikan, mulai longgarnya kekuatankontrol pendidikan oleh negara. Tuntutan untuk berkompetisidan tekanan institusi global, seperti IMF dan World Bank, mauatau tidak, membuat dunia politik dan pembuat kebijakan harusberkompromi untuk melakukan perubahan.

Dampak Negatif Globalisasi Terhadap Dunia Pendidikan Indonesia1. Komersialisasi Pendidikan : Era globalisasi mengancamkemurnian dalam pendidikan. Banyak didirikan sekolah-sekolahdengan tujuan utama sebagai media bisnis. John Micklethwaitmenggambarkan sebuah kisah tentang pesaingan bisnis yang mulaimerambah dunia pendidikan dalam bukunya “Masa Depan Sempurna”bahwa tibanya perusahaan pendidikan menandai pendekatankembali ke masa depan.2. Bahaya Dunia Maya : Dunia maya selain sebagai sarana untukmengakses informasi dengan mudah juga dapat memberikan dampaknegative bagi siswa. Terdapat pula, Aneka macam materi yangberpengaruh negative bertebaran di internet. Misalnya:pornografi, kebencian, rasisme, kejahatan, kekerasan, dansejenisnya. Berita yang bersifat pelecehan seperti pedafolia,dan pelecehan seksual pun mudah diakses oleh siapa pun,termasuk siswa. Barang-barang seperti viagra, alkhol, narkobabanyak ditawarkan melalui internet.

Penyebab buruknya pendidikan di era globalisasi di indonesiaadalah Mahalnya Biaya Pendidikan, Kualitas SDM yang Rendah danfasilitas pendidikan ang kurang, itu yang mengakibatkanpendidikan tidak berjalan dengan lancar. Yang dibutuhkanIndonesia sekarang ini adalah visioning (pandangan),repositioning strategy (strategi) , dan leadership(kepemimpinan). Tanpa itu semua, kita tidak akan pernahberanjak dari transformasi yang terus berputar-putar. Denganvisi jelas, tahapan-tahapan yang juga jelas, dan komitmensemua pihak serta kepemimpinan yang kuat untuk mencapai itu.

B. Saran

Penulis memberikan saran yang ditujukan untuk:

1. Masyarakat agar para orang tua memperhatikan kepentingananaknya dalam hal pendidikan sehingga pendidikan berjalandengan lancar.2. Pemerintah harus menggarkan danan yang cukup untukkeperluan pendidikan dan menambah beasiswa bagi guru untuktraining.

DAFTAR PUSTAKA

Asri B. 2008.  Pembelajaran Moral. Jakarta: PT Rineka Cipta.Faizah, F. 2009.  Dampak Globalisasi Terhadap DuniaPendidikan,(Online)(http://www.blogger.com/profile/14458280955885383127),diakses 18 Oktober 2011.Munir.  2010.  Pendidikan Karakter. Yogyakarta: PT PustakaInsan Maqdani, Anggota IKPI.Surya,  M. 2002.  Dasar-dasar Kependidikan di SD. Pusatpenerbitan Universitas Terbuka. Suryabrata, S. 2010. PsikologiKepribadian.  Jakarta: Rajawali Pers.Januar, I. 2006. Globalisasi pendidikan dI indonesia,(Online),(www.friendster.com/group/tabmain.php?statpos=mygroup&gid=340151), diakses 18 Oktober  2011.Wardoyo, C. 2007. Urgensi Pendidikan Moral (Online),(http://www.nu.or.i) diakses 18 oktober 2011.