dehumidifikasi kelompok 4 kelas b
DESCRIPTION
dehumidifikasi.. operasi teknik kimiaTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proses pengondisian udara merupakan proses perlakuan terhadap kondisi
suatu udara untuk mengatur suhu, kelembaban dan proses pendistribusiannya
sehingga dicapai kondisi nyaman yang dibutuhkan oleh penghuni yang berada di
dalam suatu ruangan. Pengondisian udara pada tempat-tempat yang memiliki
udara yang panas dan lembab sangat dibutuhkan. Hal ini dilakukan mengingat
faktor kenyamanan yang dirasakan oleh penghuninya.
Pengaturan kelembaban kini bukan hanya dipakai untuk kenyamanan
belaka namun dipakai dalam berbagai proses seperti pengeringan. Sasaran utama
yang hendak dicapai dalam pengondisian udara adalah penurunan kelembaban dan
kelembaban relatif berkisar 40-70%. Udara dengan kelembaban tinggi, kuantitas
uap airnya juga sangat tinggi akan berpotensi terjadinya korosi. Selain itu, udara
yang lembab juga menyebabkan bakteri tumbuh subur sehingga dapat merusak
kesehatan.
Peralatan yang telah dikembangkan untuk tujuan ini secara konvensional
adalah memakai koil pendingin. Namun dengan penurunan kelembaban secara
konvensional memiliki beberapa kekurangan yaitu terjadi pengumpulan air
kondensasi yang dapat menimbulkan masalah lain seperti :pertumbuhan bakteri,
energi juga sangat besar jika menggunakan sistem pendingin konvensional.
Pertimbangan–pertimbangan yang harus dimiliki oleh alat pengondisian
udara adalah hemat energi, tujuan pengondisian udara terpenuhi dan yang paling
terpenting adalah ramah lingkungan.Oleh sebab itu, perlu dicari solusi yang
terbaik sebagai alternatif untuk sistem penurunan kelembaban yang selain hemat
energi juga ramah lingkungan.
Dehumidifikasi adalah proses pengurangan kandungan air dalam udara.
Pemanasan dalam dehumidifikasi bertujuan untuk menguapkan sejumlah air
dalam udara proses. Dehumidifikasi dapat terjadi pada pendinginan maupun
1
pemanasan udara. Pada proses dehumidifikasi ini terjadi perubahan kalor laten
tanpa disertai perubahan kalor sensibel.
1.2 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dehumidifikasi dan prinsip kerja alat
dhumidifikasi
2. Mengetahui metode-metode pada proses dehumidifikasi
3. Mengetahui aplikasi dehumidifikasi
2
BAB II
PEMBAHASAN
1.3 Psikometrik
Dehumidifikasi adalah proses kimia yang menurunkan jumlah uap air
dalam udara sehingga terjadi penurunan entalpi dan ratio kelembaban. Pada proses
ini terjadi perubahan kalor laten tanpa disertai perubahan kalor sensibel.
Contohnya pada proses pembuatan H2SO4, proses pengeringan dari padatan yang
mengandung kadar air, dan lain-lain..Hal ini berkaitan erat dengan kelembaban
udara. Psikrometrik adalah ilmu yang membahas mengenai kelembaban udara
dengan variabel dry bulb temperature, relative humidity, humidity ratio dan wet
bulb temperature.
Gambar 2.1 Grafik Psikometrik
3
1.3.1 Dry Bulb Temperature
Gambar 2.2 Dry bulb temperature Gambar 2.3 Suhu bola
kering pada psikrometrik
chart
Gambar 2.2 menunjukkan suhu bola kering (dry bulb) udara.Suhu bola
kering adalah suhu normal yang diukur termometer.Suhu bola kering disebut juga
suhu sensibel.Suhu bola kering berada pada sisi horizontal pada psikrometrik
chart.
1.3.2 Relative Humidity
Humiditas relatif adalah kandungan kelembaban dalam udara pada suhu
tertentu.Humiditas relatif terpengaruh oleh suhu. Ketika suhu naik maka
humiditas relatif akan berkurang.
Gambar 2.4 Humiditas relatif pada psikrometrik chart
4
1.3.3 Humidity Ratio
Merupakan perbandingan berat uap air yang ada dalam udara.Berat yang
diukur menggunakan satuan grains. Tujuh ribu grains sama dengan satu pound.
Misalnya diketahui humiditas spesifik 55 grains uap air per pound udara.Ini
berarti dalam 1 pound udara terdapat 55 grains uap air dan 6945 udara.Spesifik
humidity terdapat pada garis vertikal pada psikrometrik chart.
Gambar 2.5 Spesifik rasio pada psikrometrik chart
1.3.4 Wet Bulb Temperature
Suhu bola basah merupakan suhu dimana air pada termometer menguap
sehingga termometer akan lebih dingin.
Gambar 2.6 Wet bulb temperature
5
1.4 Metode Dehumidifikasi
Gambar 2.7 Alur proses dehumidifikasi
1. Udara ditarik masuk ke dalam unit dengan kipas (fan)
2. Udara melewati permukaan yang dingin
3. Dikarenakan udaranya menjadi dingin, titik-titik air nya terkondensasi
4. Air jatuh ke dalam penampung
5. Udara dipanaskan kembali dengan sistem pemulihan panas
6. Udara dilewatkan kembali ke dalam ruangan bersuhu 2oC lebih hangat dan
7. Pencairan sistem otomatis Unit pembentukan es kembali
8. Air is re-heated by the heat recovery system
9. Air Passes back into room 2 degrees Celsius warmer and considerably
dryer
10. Defrost system automatically de-ices unit as necessary
11. Unit mati secara otomatis ketika kontainer penuh
12. Saat unit mencapai tingkat kekeringan yang dipilih akan nonaktif secara
otomatis
1.4.1 Dehumidifikasi Berdasarkan Pendinginan
6
Pada saat udara dikontakkan dengan koil pendingin pada suhu dibawah
dew point udara maka pada saat yang samadry bulb temperatur udara mulai
berkurang. Ketika suhu mencapai dew point udara maka uap air mulai
terkondensasi membentuk embun.Kandungan uap air dalam udara menjadi
berkurang karena terjadi dehumidifikasi pada saat pendinginan udara. Gambar 2.2
menunjukkan pada proses pendinginan dan dehumidifikasi udara, dry bulb, wet
bulb temperature dan entalpi berkurang.
Gambar 2.8 Pendinginan dan dehumidifikasi
Contact Factor (β)
β = (xA - xB) / (xA - xC)
= (hA - hB) / (hA - hC)
≈ (tA - tB) / (tA - tC) (1)
dimana :
β = contact factor
x = specific humidity (kg/kg)
h = enthalpy (kJ/kg)
t = temperature (oC)\
Bypass Factor (BPF)
7
BPF = (hB - hC) / (hA - hC)
= (tB - tC) / (tA - tC)
= (xB - xC) / (xA - xC) (2)
Hubungan antara contact factor dan bypass factor adalah
BPF = 1 - β (3)
Heat Flow in a Cooling Coil
Total panas yang melalui koil adalah
q = m (hA - hB) (4)
dimana :
q = heat flow rate (kJ/s, kW)
m = mass flow rate of air (kg/s)
Total panas pada koil dapat juga dihitung menggunakan
qs = v ρ (hA – hB) ( 5)
dimana
v = volume flow (m3/s)
ρ = massa jenis udara (kg/m3)
Panas total terbagi menjadi panas sensibel dan panas laten. Panas sensibel dapat
dihitung menggunakan
qs = m cp (tA - tB) (6)
dimana
cp = 1.01 – kapasitas panas spesifik udara (kJ/kg oC)
Panas laten dapat dihitung dengan
qs = m hwe (xA - xB) (7)
dimana
hwe = 2502 (kJ/kg)
1.4.2 Dehumidifikasi Berdasarkan Pemanasan (Desiccant Dehumidifiers)
8
Bila panas yang masuk akal diterapkan untuk peningkatan suhu udara.
Namun, tidak ada perubahan dalam isi kelembaban udara. Efek ini ditunjukkan
pada grafik psychrometric sebagai garis horizontal lurus mulai dari kiri dan
memperluas ke kanan. reaksi pengikatan uap air oleh molekul akan meningkatkan
dry bulb temperature dan menghasilkan panas/energy. Dewpoint tetap tidak
berubah , RH diturunkan namun kelembaban udara tetap tidak berubah .
Metode ini memanfaatkan sifat higroskopis suatu molekul. Molekul yang
bersifat higroskopis akan menyerap air dari udara pada tekanan uap yang rendah.
Syarat utama yang harus dipenuhi suatu molekul adalah molekul tersebut haruslah
dingin dan kering.Mekanisme penyerapan air dari udara oleh suatu molekul
higroskopis adalah sebagai berikut.
Pertama molekul menyerap air dari udara (poin 1).Hal ini disebabkan
tekanan uap molekul yang lebih rendah dari sekitar.Selanjutnya terjadi
perpindahan air ke molekul yang menghasilkan panas dan menyebabkan kenaikan
tekanan uap. Saat ini tekanan uap molekul sama dengan sekitar. Oleh karena itu,
molekul tidak dapat menyerap air lebih banyak lagi dari udara (poin 2).Kemudian
molekul dipanaskan (poin 3) sehingga tekanan uap lebih tinggi dari sekitar dan air
yang ada dalam molekul tadi berpindah ke udara (aliran yang berbeda). Dalam
keadaan ini molekul telah kering, akan tetapi tekanan uapnya masih tinggi
sehingga perlu dilakukan pendinginan untuk menurunkan tekanan uapnya. Pada
proses ini, reaksi pengikatan uap air oleh molekul akan meningkatkan dry bulb
temperature dan menghasilkan panas/energi seperti terlihat pada Gambar 2.9.
9
Gambar 2.9 Pemanasan dan dehumidifikasi
Gambar 2.10 Mekanisme desiccant dehumidifier
10
1.4.3 Liquid Spray Tower
Gambar 2.11 Liquid Spray Tower
Alat ini bekerja berdasarkan prinsip desiccant.Molekul higroskopis dapat
berfasa cair maupun padat.Udara (biasanya disebut udara proses) dikontakkan
dengan cairan yang disemprotkan dari atas sehingga uap air dalam udara dapat
diserap molekul cairan. Penyemprotan ini berlangsung berulang-ulang hingga
cairan jenuh oleh uap air (ditunjukkan oleh indikator). Selanjutnya cairan
dipindahkan ke kolom kanan pada Gambar 2.9, dipanaskan sehingga tekanan
uapnya lebih tinggi dari sekitar dan uap air lepas ke udara (udara
reaktivasi).Kemudian cairan didinginkan agar tekanan uapnya kembali rendah.
Liquid spray towerdehumidifiers memiliki beberapa karakteristik unik
yang menguntungkan. Dehumidifikasi adalah termodinamika cukup elegan,
karena pengering hanya dipanaskan atau didinginkan ke titik minimum yang
diperlukan untuk mencapai dehumidifikasi yang diperlukan. Ketika proses
membutuhkan kelembaban konstan dan udara masuk kering, air dapat
ditambahkan untuk solusi pengering sehingga kondisioner akan bertindak sebagai
humidifier bukan Dehumidifier.
Keuntungan:
1. Kapasitas aliranudarabesar.
2. Desainmodular.
3. Menyediakandekontaminasimikrobiologi.
11
4. Mengurangikebutuhanregenerasiudara.
5. Kemampuan penyimpanan energibesar
6. Kualitaspengeringmudah dipantaudan disesuaikan.
7. Tidak adakemungkinan kebocoranaliran udarasilang.
8. Suhu udaradan kelembabandikontrol secara bersamaan.
Kekurangan:
Memilikiwaktu yang sulit untuk menjagatingkat kelembabandi bawah 10%.
1.4.4 Solid Packed Tower
Prinsip kerjanya hampir sama dengan liquid spray tower. Pada desiccant
padat, bukan molekulnya yang dipindahkan untuk pemanasan tetapi udara proses
yang dialihkan ke kolom lain. Pertama, udara proses dikontakkan dengan padatan
molekul. Setelah padatan jenuh, maka udara dialirkan ke luar.Kolom pertama tadi
dialirkan udara reaktivasi yang berasal dari kolom kedua.Selanjutnya kolom
dipanaskan sehingga uap air dapat berpindah dari padatan ke udara reaktivasi.
Gambar 2.12 Solid Packed Tower
12
1.4.5 Rotating Horizontal Bed
Alat ini berputar diantara udara proses dan udara reaktivasi. Ketika pada
udara proses maka uap air dari udara berpindah ke molekul. Lalu roda berputar ke
arah udara reaktivasi dimana uap air dari padatan dipindahkan dengan
pemanasan.Selanjutnya molekul kembali didinginkan sementara roda terus
berputar.
Gambar 2.13 Rotating horizontal bed
1.4.6 Multiple Vertical Bed
Seperti solid packed tower, desain ini dapat mencapai dewpoints karena
kebocoran antara proses dan sirkuit reaktivasi udara diminimalkan. Juga karena
unggun yang terpisah dari satu sama lain, perbedaan tekanan antara proses dan
reaktivasi tidak begitu penting, sehingga airstreams dapat diatur dalam pola
counterflow dan lebih efisien untuk panas yang lebih baik dan transfer massa. Jadi
dibandingkan dengan rotating horizontal bed, multiple vertical bedcenderung
lebih mahal, dan dapat memerlukan lebih banyak pemeliharaan.
13
Gambar 2.14 Multiple Vertical Bed
1.4.7 Rotating Honeycomb
Desain lain Dehumidifier adalah menggunakan rotating honeycombe untuk
pengering pada proses danairstreamsre aktivasi. Hal ini kadang-kadang disebut
DEW(roda pengering). Pengering dibagi seperti struktur semi-keramik, yang
menyerupai karton bergelombang yang telah digulung menja dibentuk roda. Roda
berputar perlahan-lahan antara proses danairstreamsreaktivasi.
Gambar 2.15 Rotating Honeycombe
14
1.5 Aplikasi Proses Dehumidifikasi
1.5.1 Korosi
Korosi biasanya terjadi pada logam besi dan baja. Korosi atau perkaratan
pada logam tersebut tidak akan terjadi apabila nilai humiditas relatif berada
dibawah 50%. Dewasa ini dehumidifikasi lebih sering digunakan untuk
melindungi logam dari perkaratan. Dehumidifikasi cukup efisien dan lebih murah
daripada proses painting yang biasa dilakukan untuk melapisi logam.
Gambar 2.16 Korosi pada logam
1.5.2 Kondensasi
Kondensasi adalah perubahan suatu zat (biasanya air) dari fasa uap
menjadi cair. Kondensasi tidak akan terjadi apabila dew point berada dibawah
suhu permukaan.
15
Gambar 2.17 Kondensasi pada permukaan logam
1.5.3 Pembentukan Es
Es tidak akan terbentuk apabila kontak udara dengan es memiliki dew
point yang lebih rendah dari suhu permukaan. Pembentukan es terkadang
merupakan masalah pada beberapa proses, misalnya pada cold storage.
Pembentukan es pada cold storage menyebabkan terjadinya penurunan efisiensi
dalam proses pendinginan. Oleh karena itu, diperlukan suatu proses yang dapat
menghambat pembentukan es seperti dehumidifikasi.
Gambar 2.18 Pembentukan es
1.5.4 Handling of Hygroscope Materias
Material higroskopis memerlukan penanganan yang ekstra (karena dapat
dengan mudah meyerap air) dalam pendistribusian dari produsen ke
konsumen.Pendistribusian ini dapat berjalan lancar apabila material tersebut
dijaga pada humiditas relatif yang rendah.
16
Gambar 2.19 Higroskopis material
1.5.5 Drying Building
Bangunan-bangunan yang memiliki tingkat kelembaban yang tinggi
memerlukan proses dehumidifikasi. Pada beberapa kasus, embun yang terdapat
dalam bangunan dihilangkan dengan pemanasan. Akan tetapi perlu diketahui
bahwa pemanasan hanya akan memindahkan embun ke bagian lain dalam
bangunan tersebut. Pemanasan juga menghabiskan biaya yang besar sehingga
dehumidifikasi muncul sebagai metode yang efisien dengan penggunaan energi
yang kecil.
Gambar 2.20 Drying building
1.5.6 Pembentukan Jamur
17
Pembentukan jamur dapat dicegah apabila kondisi udara memiliki
humiditas relatif dibawah 70%.Hal ini sangat penting dilakukan mengingat
beberapa material seperti kayu dapat ditumbuhi jamur pada kelembaban udara
yang tinggi.
Gambar 2.21 Jamur pada kayu
1.5.7 Pemusnahan Bakteri
Bakteri membutuhkan kelembaban untuk melangsungkan hidup.Jika
kelembaban udara rendah maka pertumbuhan bakteri terhambat.Dengan
dehumidifikasi, bakteri-bakteri yang merugikan dapat dimusnahkan.
Gambar 2.22 Pertumbuhan bakteri
18
BAB III
PENUTUP
1.6 Kesimpulan
1. Dehumidifikasi adalah proses pengurangan kadar air dalam udara dengan
pemanasan yang bertujuan untuk menguapkan sejumlah air dalam udara
proses.
2. Metode-metode dehumidifakasi adalah Dehumidifikasi berdasarkan
pendinginan, Dehumidifikasi berdasarkan pemanasan (Desiccant
Dehumidifiers), Liquid spray tower, Solid packed tower, Rotating
horizontal bed, Multiple vertical bed, dan Rotatinghoneycomb.
3. Aplikasi Proses Dehumidifikasi yaitu pada peristiwa Korosi, Kondensasi,
Pembentukan Es, Handling of Hygroscope Materials, Drying Building,
Pembentukan Jamur, Pemusnahan Bakteri
1.7 Saran
Pembaca dapat memilih dengan tepat alat dehumidifier dan lebih
mempelaari metode-metode dehumidifikasi
19
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Cooling-heating equations.
[http://www.engineeringtoolbox.com/cooling-heating-equations-
d_747.html.] Diakses 18 September 2013
Anonim. Dehumidifier.
[http://www.way-technovation.com/Dehumidifier/introduc.html] Diakses
16 September 2013
Anonim, how to use the psychrometric chart [www.mp-int.com/documents/ Psych
% 20Chart%20Instructions.pdf] Diakses 24 September 2013
Anonim.Process control. [http://www.angelfire.com /ak5/process control/
humidity. html] Diakses 16 September 2013
Anonim. Psychrometric chart.
[http://www.engineeringtoolbox.com/psychrometric-chart-mollier-
d_27.html] Diakses 16 September 2013
20
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3
2.1 Psikometrik................................................................................................3
2.1.1 Dry Bulb Temperature..........................................................................4
2.1.2 Relative Humidity..................................................................................4
2.1.3 Humidity Ratio......................................................................................5
2.1.4 Wet Bulb Temperature..........................................................................5
2.2 Metode Dehumidifikasi.............................................................................6
2.2.1 Dehumidifikasi Berdasarkan Pendinginan............................................6
2.2.2 Dehumidifikasi Berdasarkan Pemanasan (Desiccant Dehumidifiers). .9
2.2.3 Liquid Spray Tower.............................................................................11
2.2.4 Solid Packed Tower.............................................................................12
2.2.5 Rotating Horizontal Bed.....................................................................13
2.2.6 Multiple Vertical Bed..........................................................................13
2.2.7 Rotating Honeycomb...........................................................................14
2.3 Aplikasi Proses Dehumidifikasi..............................................................15
2.3.1 Korosi..................................................................................................15
2.3.2 Kondensasi..........................................................................................15
2.3.3 Pembentukan Es..................................................................................16
2.3.4 Handling of Hygroscope Materias......................................................16
2.3.5 Drying Building...................................................................................17
2.3.6 Pembentukan Jamur............................................................................17
2.3.7 Pemusnahan Bakteri............................................................................18
BAB III PENUTUP................................................................................................19
3.1 Kesimpulan..............................................................................................19
3.2 Saran........................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................20
21