bab iv pembahasan
TRANSCRIPT
BAB IV PEMBAHASAN
Secara ringkas, proses penyajian data, pengolahan dan pemaparan
hasil olahan data yang dilakukan pada bab tiga meliputi beberapa tahap
yaitu :
1. Statistika deskriptif untuk menjelaskan distribusi jawaban
responden terhadap pernyataan dalam angket
2. Uji korelasi Pearson, untuk melihat seberapa kuatnya hubungan
antara satu variabel bebas dengan satu variabel terikatnya secara
parsial
3. Analisis regresi dan pembentukan persamaan regresinya yang
menjelaskan hubungan matematis berupa variabel bebas yang
dinyatakan sebagai fungsi dari beberapa variabel bebasnya
4. Uji kelayakan model untuk melihat sejauhmana model yang
dikembangkan dalam penelitian ini mampu menjelaskan fenomena
yang dianalisis dan dapat menjadi predictor bagi populasi
sampelnya
4.1 Statistik Deskriptif – Karakteristik Jawaban Responden
Berdasarkan pada distribusi jawaban responden pada pernyataan-
pernyataan dalam angket dapat dibuat indeks dari masing-masing variabel
yang diteliti. Perhitungan angka indeks ini bertujuan untuk mengetahui
deskripsi kualitas dari masing-masing variabel pada sampel penelitian,
apakah termasuk rendah, sedang atau kuat.
Perhitungan angka indeks dilakukan dengan teknik scoring dengan
nilai maksimum adalah 5 dan minimum 1, sesuai dengan skor yang
digunakan dalam angket.
Tabel 4.1 : Indeks Karakteristik Individual Responden
Pernyataan Frekuensi tiap skor Nilai Index 5 (SS) 4 (S) 3 (R) 2 (TS) 1 (STS)
Pernyataan 1 59 41 0 0 0 91.80Pernyataan 2 75 21 0 4 0 93.40Pernyataan 3 24 73 0 3 0 83.60Pernyataan 4 24 73 0 3 0 83.60Pernyataan 5 2 59 0 37 2 64.40Pernyataan 6 58 40 0 1 1 90.60Pernyataan 7 51 39 0 9 1 86.00Pernyataan 8 22 67 0 10 1 79.80Penyataan 9 90 10 0 0 0 98.00Pernyataan 10 87 13 0 0 0 97.40Pernyataan 11 64 32 0 4 0 91.20TOTAL 959.80Nilai index total rata-rata 87.25
Sumber : Data Penelitian yang diolah
Nilai indeks terendah dihasilkan jika semua responden menjawab
STS (skor = 1) yang menghasilkan indeks = 20 sedangkan indeks tertinggi
dihasilkan jika semua responden menjawab SS (skor = 5) yang
menghasilkan indeks = 100.
Maka rentang indeks karakteristik individual adalah 20 hingga 100
dengan rentang sebesar 80. Dengan menggunakan kriteria tiga kotak,
maka dihasilkan interpretasi nilai indeks sebagai berikut :
20 – 46.7 = rendah
46.71 – 73.3 = sedang
73.31 – 100 = tinggi
Terlihat bahwa indeks rata-rata karakteristik individual responden berada
pada kisaran tinggi.
40
Tabel 4.2 : Indeks Karakteristik Organisasional Responden
Pernyataan Frekuensi tiap skor Nilai Index 5 (SS) 4 (S) 3 (R) 2 (TS) 1 (STS)
Pernyataan 1 4 95 0 1 0 80.40Pernyataan 2 33 67 0 0 0 86.60Pernyataan 3 55 20 0 25 0 81.00Pernyataan 4 1 54 0 38 7 60.80Pernyataan 5 0 3 0 79 18 37.60Pernyataan 6 66 33 0 1 0 92.80Pernyataan 7 65 31 0 4 0 91.40Pernyataan 8 0 64 0 32 4 64.80Penyataan 9 61 39 0 0 0 92.20Pernyataan 10 22 71 0 6 1 81.40Pernyataan 11 55 44 0 1 0 90.60TOTAL 859.60Nilai index total rata-rata 78.15
Sumber : Data Penelitian yang diolah
Nilai indeks terendah dihasilkan jika semua responden menjawab
STS (skor = 1) yang menghasilkan indeks = 20 sedangkan indeks tertinggi
dihasilkan jika semua responden menjawab SS (skor = 5) yang
menghasilkan indeks = 100.
Maka rentang indeks karakteristik individual adalah 20 hingga 100
dengan rentang sebesar 80. Dengan menggunakan kriteria tiga kotak,
maka dihasilkan interpretasi nilai indeks sebagai berikut :
20 – 46.7 = rendah
46.71 – 73.3 = sedang
73.31 – 100 = tinggi
Terlihat bahwa indeks rata-rata karakteristik individual responden berada
pada kisaran tinggi.
41
Tabel 4.3 : Indeks Karakteristik Materi E-learning Responden
Pernyataan Frekuensi tiap skorNilai Index
5 (SS) 4 (S) 3 (R) 2 (TS) 1 (STS)Pernyataan 1 30 40 0 28 2 73.60Pernyataan 2 31 64 0 4 1 84.00Pernyataan 3 52 42 0 5 1 87.80Pernyataan 4 52 24 0 2 22 76.40Pernyataan 5 54 42 0 3 1 89.00Pernyataan 6 54 43 0 2 1 89.40Pernyataan 7 53 40 0 6 1 87.60Pernyataan 8 53 41 0 5 1 88.00TOTAL 675.80Nilai index total rata-rata 84.48
Sumber : Data Penelitian yang diolah
Nilai indeks terendah dihasilkan jika semua responden menjawab
STS (skor = 1) yang menghasilkan indeks = 20 sedangkan indeks tertinggi
dihasilkan jika semua responden menjawab SS (skor = 5) yang
menghasilkan indeks = 100.
Maka rentang indeks karakteristik individual adalah 20 hingga 100
dengan rentang sebesar 80. Dengan menggunakan kriteria tiga kotak,
maka dihasilkan interpretasi nilai indeks sebagai berikut :
20 – 46.7 = rendah
46.71 – 73.3 = sedang
73.31 – 100 = tinggi
Terlihat bahwa indeks rata-rata karakteristik individual responden berada
pada kisaran tinggi.
42
Tabel 4.4 : Indeks Karakteristik Kinerja Pembelajaran Responden
Pernyataan Frekuensi tiap skorNilai Index
5 (SS) 4 (S) 3 (R) 2 (TS) 1 (STS)Pernyataan 1 42 54 0 3 1 86.60Pernyataan 2 42 32 0 25 1 77.80Pernyataan 3 31 65 0 3 1 84.40Pernyataan 4 52 44 0 3 1 88.60Pernyataan 5 51 23 0 24 2 79.40Pernyataan 6 51 43 0 4 2 87.40Pernyataan 7 52 22 0 25 1 79.80Pernyataan 8 51 43 0 4 2 87.40TOTAL 671.40Nilai index total rata-rata 83.93
Sumber : Data Penelitian yang diolah
Nilai indeks terendah dihasilkan jika semua responden menjawab
STS (skor = 1) yang menghasilkan indeks = 20 sedangkan indeks tertinggi
dihasilkan jika semua responden menjawab SS (skor = 5) yang
menghasilkan indeks = 100.
Maka rentang indeks karakteristik individual adalah 20 hingga 100
dengan rentang sebesar 80. Dengan menggunakan kriteria tiga kotak,
maka dihasilkan interpretasi nilai indeks sebagai berikut :
20 – 46.7 = rendah
46.71 – 73.3 = sedang
73.31 – 100 = tinggi
Terlihat bahwa indeks rata-rata karakteristik individual responden berada
pada kisaran tinggi.
Tabel 4.5 : Indeks Karakteristik Kinerja Transfer Pengetahuan Responden
43
Pernyataan Frekuensi tiap skorNilai Index
5 (SS) 4 (S) 3 (R) 2 (TS) 1 (STS)Pernyataan 1 74 23 0 2 1 93.40Pernyataan 2 52 46 0 2 0 89.60Pernyataan 3 31 65 0 3 1 84.40Pernyataan 4 30 45 0 24 1 75.80Pernyataan 5 1 74 0 24 1 70.00Pernyataan 6 22 73 0 4 1 82.20Pernyataan 7 73 25 0 2 0 93.80Pernyataan 8 51 42 0 6 1 87.20TOTAL 676.40Nilai index total rata-rata 84.55
Sumber : Data Penelitian yang diolah
Nilai indeks terendah dihasilkan jika semua responden menjawab STS
(skor = 1) yang menghasilkan indeks = 20 sedangkan indeks tertinggi
dihasilkan jika semua responden menjawab SS (skor = 5) yang
menghasilkan indeks = 100.
Maka rentang indeks karakteristik individual adalah 20 hingga 100
dengan rentang sebesar 80. Dengan menggunakan kriteria tiga kotak,
maka dihasilkan interpretasi nilai indeks sebagai berikut :
20 – 46.7 = rendah
46.71 – 73.3 = sedang
73.31 – 100 = tinggi
Terlihat bahwa indeks rata-rata karakteristik individual responden berada
pada kisaran tinggi.
4.2 Uji Korelasi Pearson
Pada uji korelasi Pearson, didapatkan beberapa kesimpulan sebagai
berikut :
1. Karakteristik individual ( ) memiliki korelasi yang signifikan
terhadap kinerja pembelajaran ( ) dengan tingkat korelasi sebesar
0.440 dan tingkat signifikansi hampir mendekati 0
44
2. Karakteristik organisasional ( ) memiliki korelasi yang signifikan
terhadap kinerja pembelajaran ( ) dengan tingkat korelasi sebesar
0.691 dan tingkat signifikansi hampir mendekati 0
3. Karakteristik materi e-learning ( ) memiliki korelasi yang signifikan
terhadap kinerja pembelajaran ( ) dengan tingkat korelasi sebesar
0.961 dan tingkat signifikansi hampir mendekati 0
4. Karakteristik individual ( ) memiliki korelasi yang signifikan
terhadap kinerja transfer pengetahuan ( ) dengan tingkat korelasi
sebesar 0.651 dan tingkat signifikansi hampir mendekati 0
5. Karakteristik organisasional ( ) memiliki korelasi yang signifikan
terhadap kinerja transfer pengetahuan ( ) dengan tingkat korelasi
sebesar 0.766 dan tingkat signifikansi hampir mendekati 0
6. Karakteristik materi e-learning ( ) memiliki korelasi yang signifikan
terhadap kinerja transfer pengetahuan ( ) dengan tingkat korelasi
sebesar 0.927 dan tingkat signifikansi hampir mendekati 0
4.3 Analisa hasil uji korelasi
4.3.1 Analisa hipotesa : Diduga karakteristik individu mempengaruhi
efektifitas e-learning secara signifikan
Variabel yang dikorelasikan adalah variabel karakteristik individu ( )
terhadap variabel terikat kinerja pembelajaran ( ) dan kinerja transfer
pengetahuan ( ).
4.3.1.1 Korelasi antara dan
Keluaran program SPSS menghasilkan koefisien korelasi = 0.440. Dari
tabel Nilai product moment, untuk dan taraf signifikansi 1%
didapatkan =0.256. Harga sehingga dapat dikatakan
bahwa hipotesis diterima. Dengan demikian karakteristik individu yang
diteliti sebagai sampel dalam penelitian ini berkorelasi positif dan
signifikan terhadap efektifitas e-learning dalam definisinya sebagai kinerja
45
pembelajaran. Hasil yang signifikan pada taraf signifikansi 1% berarti
sampel penelitian dapat digeneralisasikan pada populasi engineer BSS di
PT Telkomsel dengan margin kesalahan hanya 1%. Sejauhmana
pengaruh karakteristik individu terhadap kinerja pembelajaran dapat
diketahui melalui koefisien determinasi = 19.36% yang artinya 19.36%
dari kinerja pembelajaran ditentukan oleh karakteristik individual peserta
e-learning.
4.3.1.2 Korelasi antara dan
Keluaran program SPSS menghasilkan koefisien korelasi = 0.651. Dari
tabel Nilai product moment, untuk dan taraf signifikansi 1%
didapatkan =0.256. Harga sehingga dapat dikatakan
bahwa hipotesis diterima. Dengan demikian karakteristik individu yang
diteliti sebagai sampel dalam penelitian ini berkorelasi positif dan
signifikan terhadap efektifitas e-learning dalam definisinya sebagai kinerja
transfer pengetahuan. Hasil yang signifikan pada taraf signifikansi 1%
berarti sampel penelitian dapat digeneralisasikan pada populasi engineer
BSS di PT Telkomsel dengan margin kesalahan hanya 1%. Sejauhmana
pengaruh karakteristik individu terhadap kinerja pembelajaran dapat
diketahui melalui koefisien determinasi = 42.38% yang artinya 42.38%
dari kinerja transfer pengetahuan ditentukan oleh karakteristik individual
peserta e-learning.
Dilihat dari model penelitian dimana variabel memiliki tiga indikator
yaitu kemauan pribadi, kemampuan menggunakan komputer serta tingkat
hasil belajar yang diharapkan, maka beberapa pernyataan dari angket
menghasilkan respon positif :
Tabel 4.6 : Pernyataan vs Respon variabel
No Pernyataan Respon
1 Saudara merasa memerlukan pelatihan Positif
46
yang disajikan
2 Materi pelatihan sesuai dengan kebutuhan
kerja sehari-hari Saudara
Positif
3 Materi pelatihan mendukung pencapaian
kinerja Saudara
Positif
4 Materi pelatihan mendukung pencapaian
kinerja unit kerja Saudara
Positif
5 Saudara pernah mendapatkan program
pelatihan serupa
Positif
6 Dalam mengikuti pelatihan ini Saudara
tidak dipaksa oleh adanya perintah atasan
atau bagian HR
Positif
7 Saudara merasa nyaman dengan metode
e-learning
Negatif
8 Saudara memiliki cukup waktu untuk
mengikuti program e-learning
Negatif
9 Saudara memiliki kemampuan teknis
dalam pengoperasian komputer
sehubungan dengan e-learning yang
saudara ikuti
Positif
10 Saudara memiliki harapan akan
peningkatan pengetahuan dan
kemampuan teknis setelah mengikuti
program e-learning
Positif
11 Saudara memiliki kemampuan bahasa
Inggris yang baik
Positif
Sumber : Data Penelitian yang diolah
Pernyataan dalam variabel yang paling banyak menghasilkan respon
negatif adalah pernyataan 7 dan 8 yang termasuk dalam indikator
kemauan diri, sub indikator lokus kendali diri. Dilihat dari lokasi kerja
responden yang memberikan respon negatif terhadap kedua pernyataan
tersebut, didapatkan fakta bahwa sebagian besar adalah engineer BSS
47
yang berlokasi kerja di remote area dimana waktu kerja mereka lebih
panjang karena hampir semua pekerjaan dilakukan secara mandiri yang
menuntut penggunaan lebih dari tenaga, pikiran dan waktu mereka
sehingga kekurangan waktu dan kurang fokus untuk mengikuti program e-
learning secara konsisten. Tetapi secara umum, semua jawaban
responden terhadap variabel menghasilkan resultan yang positif yang
artinya walaupun tidak semua skor bernilai positif tetapi skor untuk
jawaban lainnya mampu mengimbangi. Disimpulkan bahwa hipotesis
adanya hubungan erat serta bersifat kausalitas antara karakteristik
peserta program e-learning terhadap kinerja pembelajaran yang dihasilkan
adalah benar dan terbukti.
4.3.2 Analisa hipotesa : Diduga karakteristik organisasi mempengaruhi
efektifitas e-learning secara signifikan.
Variabel yang dikorelasikan adalah variabel karakteristik organisasi (
) terhadap variabel terikat kinerja pembelajaran ( ) dan kinerja transfer
pengetahuan ( ).
4.3.2.1 Korelasi antara dan
Keluaran program SPSS menghasilkan koefisien korelasi = 0.691. Dari
tabel Nilai product moment, untuk dan taraf signifikansi 1%
didapatkan =0.256. Harga sehingga dapat dikatakan
bahwa hipotesis diterima. Dengan demikian karakteristik organisasi yang
diteliti dalam penelitian ini berkorelasi positif dan signifikan terhadap
efektifitas e-learning dalam definisinya sebagai kinerja pembelajaran.
Hasil yang signifikan pada taraf signifikansi 1% berarti sampel penelitian
dapat digeneralisasikan pada populasi engineer BSS di PT Telkomsel
dengan margin kesalahan hanya 1%. Sejauhmana pengaruh karakteristik
individu terhadap kinerja pembelajaran dapat diketahui melalui koefisien
determinasi = 47.748% yang artinya 47.748% dari kinerja pembelajaran
ditentukan oleh karakteristik organisasional dari perusahaan
penyelenggara program e-learning.
48
4.3.2.2 Korelasi antara dan
Keluaran program SPSS menghasilkan koefisien korelasi = 0.766. Dari
tabel Nilai product moment, untuk dan taraf signifikansi 1%
didapatkan =0.256. Harga sehingga dapat dikatakan
bahwa hipotesis diterima. Dengan demikian karakteristik organisasi yang
diteliti dalam penelitian ini berkorelasi positif dan signifikan terhadap
efektifitas e-learning dalam definisinya sebagai kinerja transfer
pengetahuan. Hasil yang signifikan pada taraf signifikansi 1% berarti
sampel penelitian dapat digeneralisasikan pada populasi engineer BSS di
PT Telkomsel dengan margin kesalahan hanya 1%. Sejauhmana
pengaruh karakteristik individu terhadap kinerja pembelajaran dapat
diketahui melalui koefisien determinasi = 58.675% yang artinya 58.675%
dari kinerja transfer pengetahuan ditentukan oleh karakteristik
organisasional dari perusahaan penyelenggara program e-learning.
Dilihat dari model penelitian dimana variabel memiliki dua indikator
yaitu desain strategi instruksional dan dukungan luar yang dalam hal ini
adalah dukungan teknis dari organisasi dan rekan sekerja, maka
beberapa pernyataan dari angket menghasilkan respon positif :
Tabel 4.7 : Pernyataan vs Respon
No Pernyataan Respon
1 Rekan sekerja mendukung Saudara untuk
mengikuti program pelatihan ini
Positif
2 Atasan mendukung Saudara untuk
mengikuti program pelatihan ini
Positif
3 Perusahaan memberikan waktu bagi
Saudara untuk mengikuti program
Positif
49
pelatihan ini
4 Saudara tidak disibukkan oleh hal lainnya
(misalnya penanganan gangguan) selama
mengikuti program pelatihan ini
Negatif
5 Perusahaan memberikan sanksi jika
Saudara tidak mengikuti program e-
learning
Negatif
6 Perusahaan memberikan sarana untuk
mendukung Saudara dalam mengikuti
program e-learning (misal : komputer &
jaringan yang handal)
Positif
7 Perusahaan memberikan prosedur
pemilihan dan pendaftaran pada program
e-learning tertentu secara mudah
Positif
8 Perusahaan memberikan bobot yang sama
terhadap hasil dari program e-learning
yang Saudara dapatkan dibandingkan
dengan pelatihan dengan metode reguler
(in-house)
Positif
9 Pemilihan materi e-learning tidak
ditentukan oleh atasan
Positif
10 Ada cukup banyak kesempatan untuk
mempraktekkan keterampilan yang
diajarkan dalam pelatihan
Positif
11 Perusahaan memberikan kemudahan
proses registrasi bagi Saudara untuk
memilih materi e-learning via HRIS
Positif
Sumber : Data Penelitian yang Diolah
Pernyataan dalam variabel yang paling banyak menghasilkan
respon negatif adalah pernyataan 4 dan 5 yang termasuk dalam indikator
desain strategi instruksional sub indikator strategi manajemen pelatihan.
Respon negatif paling terlihat pada pernyataan yang mengkonfirmasikan
50
apakah perusahaan memberikan waktu khusus bagi engineer BSS untuk
mengikuti program e-learning tanpa harus diganggu oleh pekerjaan
penanganan gangguan.
Pada model penelitian dari Lowe, J.S & Holton, E.F (A theory of
effective computer-based instruction for adults) dinyatakan bahwa strategi
manajemen pelatihan berhubungan dengan pengaturan pelaksanaan
pelatihan yang meliputi pengaturan jadual, pengaturan sarana teknis serta
pengaturan serangkaian instruksi selama pelatihan berlangsung.
Pengaturan instruksi ini dimaksudkan agar setiap peserta mendapatkan
status terkini dalam setiap tahapan materi yang disajikan hingga
pemberian skor test akhir dan pembuatan sertifikat online. Kondisi negatif
yang diberikan oleh lingkungan organisasi terhadap peserta secara pasti
akan menghasilkan respon negatif dari peserta karena peserta akan
sangat terganggu oleh pekerjaan rutin sehingga tahapan-tahapan program
yang telah disusun sedemikian rupa tidak mampu menghasilkan tingkat
pemahaman yang optimal bagi peserta. Prinsip dasar program e-learning
yang mempersyaratkan instruksi secara berurut di samping mampu
mengakomodasi fleksibilitas kemampuan peserta dalam hal ini kurang
diabaikan oleh organisasi yang diteliti, dan hasilnya adalah respon negatif
peserta dalam pernyataan angket.
Secara keseluruhan, respon dari sampel pada pernyataan-pernyataan
dalam variabel adalah positif dan menghasilkan resultan yang positif
juga. Hasil pengolahan data menunjukkan hipotesis “diduga karakteristik
organisasi mempengaruhi efektifitas e-learning secara signifikan” telah
terbukti.
4.3.3 Analisa hipotesa : Diduga karakteristik materi e-learning
mempengaruhi efektifitas e-learning secara signifikan
Variabel yang dikorelasikan adalah variabel karakteristik materi e-
learning ( ) terhadap variabel terikat kinerja pembelajaran ( ) dan
kinerja transfer pengetahuan ( ).
51
4.3.3.1 Korelasi antara dan
Keluaran program SPSS menghasilkan koefisien korelasi = 0.961. Dari
tabel Nilai product moment, untuk dan taraf signifikansi 1%
didapatkan =0.256. Harga sehingga dapat dikatakan
bahwa hipotesis diterima. Dengan demikian karakteristik organisasi yang
diteliti dalam penelitian ini berkorelasi positif dan signifikan terhadap
efektifitas e-learning dalam definisinya sebagai kinerja pembelajaran.
Hasil yang signifikan pada taraf signifikansi 1% berarti sampel penelitian
dapat digeneralisasikan pada populasi engineer BSS di PT Telkomsel
dengan margin kesalahan hanya 1%. Sejauhmana pengaruh karakteristik
individu terhadap kinerja pembelajaran dapat diketahui melalui koefisien
determinasi = 92.35% yang artinya 92.35% dari kinerja pembelajaran
ditentukan oleh karakteristik organisasional dari perusahaan
penyelenggara program e-learning.
4.3.3.2 Korelasi antara dan
Keluaran program SPSS menghasilkan koefisien korelasi = 0.927. Dari
tabel Nilai product moment, untuk dan taraf signifikansi 1%
didapatkan =0.256. Harga sehingga dapat dikatakan
bahwa hipotesis diterima. Dengan demikian karakteristik organisasi yang
diteliti dalam penelitian ini berkorelasi positif dan signifikan terhadap
efektifitas e-learning dalam definisinya sebagai kinerja transfer
pengetahuan. Hasil yang signifikan pada taraf signifikansi 1% berarti
sampel penelitian dapat digeneralisasikan pada populasi engineer BSS di
PT Telkomsel dengan margin kesalahan hanya 1%. Sejauhmana
pengaruh karakteristik individu terhadap kinerja pembelajaran dapat
diketahui melalui koefisien determinasi = 85.93% yang artinya 85.93%
dari kinerja transfer pengetahuan ditentukan oleh karakteristik
organisasional dari perusahaan penyelenggara program e-learning.
Berbeda dengan dua variabel lainnya, hampir keseluruhan
pernyataan pada variabel menghasilkan respon positif. Dapat dikatakan
bahwa seluruh sampel engineer BSS menganggap desain materi e-
52
learning yang mereka ikuti sudah cukup memadai dan sesuai dengan
harapan. Beberapa jawaban negatif didapatkan dari responden yang
ternyata kurang memiliki akses terhadap program ini akibat keterbatasan
prasarana misalnya jaringan data yang kurang handal dan lokasi kerja
yang jauh. Responden jenis ini biasanya adalah engineer BSS yang
mendapat penugasan di remote area. Karena sebaran dan jumlah mereka
yang kecil dibandingkan lokasi kerja BSS pada umumnya, maka penulis
mengasumsikan respon negatif mereka sebagai akibat dari kondisi
lingkungan kerja dan bukan dari desain materi e-learning itu sendiri.
Secara keseluruhan, respon dari sampel pada pernyataan-pernyataan
dalam variabel adalah positif dan menghasilkan resultan yang positif
juga. Hasil pengolahan data menunjukkan hipotesis “diduga karakteristik
materi e-learning mempengaruhi efektifitas e-learning secara signifikan”
telah terbukti.
4.2 Analisa uji regresi
Regresi yang digunakan dalam pengolahan data pada penelitian ini
adalah regresi linear multivariate. Ketiga variabel bebas : akan
dihubungkan dengan variabel terikat melalui suatu persamaan
regresi linear. Karena variabel bebas : efektifitas pelaksanaan e-learning
didefinisikan dalam dua bentuk maka akan dibentuk dua persamaan
regresi linear multivariate tanpa mengurangi hubungan kausalitas antara
karakteristik individual, karakteristik organisasional serta karakteristik
materi e-learning dengan efektifitas program e-learning itu sendiri.
4.2.1 Regresi terhadap
Dari pengolahan menggunakan perangkat lunak SPSS 17.0 pada bab
sebelumnya didapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.8 : Model Summary Regresi terhadap
Model Summaryb
53
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .966a .932 .930 1.71752
Sumber : Hasil Olahan SPSS
Tabel 4.9 : Koefiesian Regresi terhadap
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.867 2.189 .853 .396
karakteristik individual -.234 .069 -.146 -3.368 .001
karakteristik organisasional .278 .090 .163 3.100 .003
karakteristik materi e-
learning
.917 .037 .920 24.608 .000
Sumber : Hasil Olahan SPSS
Tabel 4.10 : ANOVA Regresi terhadap
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 3899.322 3 1299.774 440.620 .000a
Residual 283.188 96 2.950
Total 4182.510 99
a. Predictors: (Constant), karakteristik materi e-learning, karakteristik individual, karakteristik
organisasional
b. Dependent Variable: kinerja pembelajaran
Sumber : Hasil Olahan SPSS
54
Hasil uji-t untuk ketiga variabel pada tingkat signifikansi 1% berdasarkan
tabel menunjukkan pengaruh karakteristik individual dan karakteristik
materi e-learning terhadap kinerja pembelajaran dapat dibuktikan dengan
tingkat kepercayaan 99%. Tetapi uji-t pada variabel karakteristik
organisasional hanya dapat dibuktikan pada tingkat kepercayaan 95%
dengan nilai Sig = 0.003. Korelasi ketiga variabel bebas secara bersama-
sama adalah sebesar 0.966 dengan tingkat signifikasi pada uji-F sebesar
0.000 mendekati 0% yang artinya sangat goodness of-fit terjadi. Dengan
tingkat signifikansi sedemikian dapat disimpulkan bahwa model regresi di
atas layak untuk menjelaskan hubungan kausalitas antara ketiga variabel
bebas terhadap variabel terikatnya.
Pada persamaan regresi yang dihasilkan terlihat adanya koefisien
negatif yaitu pada variabel karakteristik individual. Hal ini dapat dijelaskan
dengan matrix korelasi antar variabel bebas yang diregresikan
sebagaimana terlihat pada tabel 4.11 berikut :
Tabel 4.11 : Korelasi koefisien Regresi terhadap
55
Coefficient Correlationsa
Model
karakteristik materi
e-learning
karakteristik
individual
karakteristik
organisasional
1 Correlations karakteristik materi e-
learning
1.000 .118 -.573
karakteristik individual .118 1.000 -.708
karakteristik
organisasional
-.573 -.708 1.000
Covariances karakteristik materi e-
learning
.001 .000 -.002
karakteristik individual .000 .005 -.004
karakteristik
organisasional
-.002 -.004 .008
a. Dependent Variable: kinerja pembelajaran
Sumber : Hasil Olahan SPSS
Terlihat adanya koefisien korelasi yang bernilai positif antara karakteristik
individual dan karakteristik materi e-learning yaitu sebesar 0.118. Dari
analisis korelasi parsial didapatkan bahwa korelasi antara karakteristik
individual terhadap kinerja pembelajaran sebesar 0.440 dan korelasi
antara karakteristik materi e-learning terhadap kinerja pembelajaran
sebesar 0.961. Secara matematis, ketika ketiga variabel bebas
diregresikan dengan kondisi ada dua variabel bebasnya yang berkorelasi
maka akan terjadi kompensasi berupa nilai minus pada salah satu
koefisen untuk variabel yang lebih lemah korelasinya terhadap variabel
bebasnya. Jadi, adanya nilai minus bukan mengindikasikan hubungan
yang kausalitas negatif melainkan hanya representasi matematis akibat
adanya korelasi antar variabel bebasnya.
4.2.1 Regresi terhadap
56
Tabel 4.12 : Koefisien Regresi terhadap
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 1.912 1.755 1.089 .279
Karakteristik individual .256 .056 .235 4.601 .000
Karakteristik organisasional .035 .072 .030 .482 .631
Karakteristik materi e-
learning
.537 .030 .789 17.963 .000
Sumber : Hasil Olahan SPSS
Tabel 4.13 : Model Summary Regresi terhadap
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate
1 .952a .907 .904 1.37737
Sumber : Hasil Olahan SPSS
Tabel 4.14 : ANOVA Regresi terhadap
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1766.634 3 588.878 310.402 .000a
Residual 182.126 96 1.897
Total 1948.760 99
a. Predictors: (Constant), karakteristik materi e-learning, karakteristik individual, karakteristik
organisasional
b. Dependent Variable: kinerja transfer pengetahuan
Sumber : Hasil Olahan SPSS
Berbeda dengan persamaan regresi sebelumnya dimana hasil regresi
menunjukkan korelasi signifikan dari semua variabel bebas terhadap
57
variabel terikatnya maka pada persamaan kedua ini ternyata karakteristik
organisasional hanya berkorelasi positif terhadap kinerja transfer
pengetahuan pada tingkat signifikansi 63.1% dan harus dibuang dari
model regresi. Walaupun secara keseluruhan terdapat hubungan
kausalitas yang signifikan antara ketiga variabel bebas terhadap kinerja
transfer pengetahuan yang ditandai dengan nilai R = 0.952 pada tingkat
signifikansi Sig=0.000 tetapi secara parsial, dalam persamaan regresi
yang dihasilkan ternyata kurang memiliki pengaruh dibandingkan kedua
variabel bebas lainnya. Revisi model harus dilakukan untuk mendapatkan
persamaan regresi tanpa melibatkan variabel karakteristik organisasional.
Tabel 4.15 : Revisi model regresi terhadap
Model Summary
Model R
R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Change Statistics
R Square
Change
F
Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .952a .906 .904 1.37191 .906 469.199 2 97 .000
a. Predictors: (Constant), karakteristik materi e-learning, karakteristik individual
Sumber : Hasil Olahan SPSS
Tabel 4.16 : ANOVA Revisi model regresi terhadap
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1766.193 2 883.096 469.199 .000a
Residual 182.567 97 1.882
Total 1948.760 99
a. Predictors: (Constant), karakteristik materi e-learning, karakteristik
individual
b. Dependent Variable: kinerja transfer pengetahuan
Sumber : Hasil Olahan SPSS
Tabel 4.17 : Koefisien Revisi model regresi terhadap
58
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 2.210 1.637 1.350 .180
karakteristik
individual
.275 .039 .252 7.032 .000
karakteristik pelatihan .545 .024 .801 22.350 .000
Sumber : Hasil Olahan SPSS
Pada persamaan revisi ini, didapatkan tingkat signifikansi dan
sebesar 0.000 yang artinya korelasi antara kedua variabel tersebut
terhadap kinerja transfer pengetahuan sangat erat. Uji kelayakan model
dapat dilakukan dengan melihat nilai R = 0.952 dengan Sig = 0.000 yang
menunjukkan goodness of-fit dari model regresi yang digunakan.
Untuk mengetahui perbedaan tingkat korelasi antara variabel bebas
dengan variabel terikatnya secara bersamaan sesuai dengan model
regresi yang dihasilkan pada kedua persamaan di atas penulis
menganalisanya dari jawaban responden pada angket yang diberikan
terutama pada bagian variabel karakteristik organisasi. Dari jawaban
angket terlihat bahwa pernyataan yang sering diberi skor negatif (skor <3)
pada variabel adalah pernyataan bahwa peserta e-learning tidak
disibukkan oleh pekerjaan rutinnya seperti penanganan gangguan selama
mengikuti program. Hal ini sangat wajar mengingat tugas utama seorang
engineer BSS yang diwajibkan merespon semua gangguan pada jaringan
secepat mungkin. Dalam salah satu jurnal yang diterbitkan oleh ASTD
disebutkan bahwa salah satu asesmen untuk menguji siap tidaknya suatu
organisasi melaksanakan program e-learning adalah asesmen kultural
yang di antaranya adalah kesediaan organisasi untuk memberikan waktu
khusus untuk peserta pelatihan tanpa diganggu pekerjaan rutinnya, (Karl
Kapp, 2005, halaman 3).
59
Berdasarkan model penelitian yang penulis gunakan serta beberapa
pendapat peneliti di bidang pelatihan sumberdaya manusia, penulis
mengambil kesimpulan bahwa memang ada hubungan yang signifikan
antara dukungan organisasi pada efektifitas pelaksanaan program
pelatihan online yang dalam penelitian ini ternyata ditemukan fakta bahwa
organisasi yang diteliti dalam thesis ini belum memberikan dukungan yang
optimal dari sisi penyediaan waktu khusus bagi engineer BSS untuk
mengikuti pelatihan online. Temuan bahwa karakteristik organisasi tidak
memiliki korelasi yang sekuat dua variabel lainnya justeru menguatkan
hipotesa bahwa ada hubungan yang signifikan dan bersifat kausalitas
antara karakteristik organisasional terhadap efektifitas pelaksanaan
program pelatihan online melalui e-learning.
60