apikal dominan

23
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meristem adalah jaringan yang sel-selnya tetap bersifat embrional artinya mampu terus menerus membelah diri tak terbatas untuk menambah jumlah sel tubuh. Sel penyusun meristem biasanya isodioometrik dan berdinding tipis serta realtif lebih kaya protoplas dibandingkan dengan sel-sel jaringan dewasa walaupun tidak menemukan kriteria umum secara morfologis untuk membedakan sel meristem dan sel jaringan dewasa yang belum mengalami spesialisasi. Kemungkinan sl-sel meristematik yang besar atau suatu sel inisiasi, atau sel yang dekat dengan sel inisial makin besar makin banyak vakuolanya (Wilkins, 1989). Semua sel membelah terus tetapipada pertemuan dan perkembangan selanjutnya pembelahan sel dan pertambahan jumlah sel menjadi terbts pada daerah yang sangat sedikit mengalami diferensiasi yaitu suatu jaringan yang tetap bersifat embrionik di dalam jaringan dan sel-selnya tetap mempunyai kemampuan membelah. Jaringan embrionik di dalam jaringan dewasa ini yang kita sebut jaringan meristem (Sitompul, 1995). Meristem apikal berasal dari organ lain tidak berasal dari embrio tetapi berasal dari jaringan sekunder yang sudah dewasa seperti meristem sekunder meskipun struktur dan fungsinya adalah meristem primer. Meristem apikal dibagi menjadi dua daerah penting yaitu: promeristem, prokambium dan meristem dasar yang dapat dibedakan. Promeristem akan menghasilkan sistem epidermal, meristem apikal daerah prokambium menghasilkan jaringan pengangkut primer dan meristem dasar akan membentuk jaringan dasar pada tumbuhan seperti parenkima dan sklerenkima dan korteks dan empulur serta kolenkima korteks(Lakitan, 2007). 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah berdasarkan latar belakang diatas adalah: - Bagaimana cara mengamati pengaruh auksin pada pembentukan tunas samping?

Upload: wahdaniatirahma

Post on 14-Jul-2016

51 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

cghgnbh

TRANSCRIPT

Page 1: apikal dominan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Meristem adalah jaringan yang sel-selnya tetap bersifat embrional artinya mampu terus menerus membelah diri tak terbatas untuk menambah jumlah sel tubuh. Sel penyusun meristem biasanya isodioometrik dan berdinding tipis serta realtif lebih kaya protoplas dibandingkan dengan sel-sel jaringan dewasa walaupun tidak menemukan kriteria umum secara morfologis untuk membedakan sel meristem dan sel jaringan dewasa yang belum mengalami spesialisasi. Kemungkinan sl-sel meristematik yang besar atau suatu sel inisiasi, atau sel yang dekat dengan sel inisial makin besar makin banyak vakuolanya (Wilkins, 1989).

Semua sel membelah terus tetapipada pertemuan dan perkembangan selanjutnya pembelahan sel dan pertambahan jumlah sel menjadi terbts pada daerah yang sangat sedikit mengalami diferensiasi yaitu suatu jaringan yang tetap bersifat embrionik di dalam jaringan dan sel-selnya tetap mempunyai kemampuan membelah. Jaringan embrionik di dalam jaringan dewasa ini yang kita sebut jaringan meristem (Sitompul, 1995).

Meristem apikal berasal dari organ lain tidak berasal dari embrio tetapi berasal dari jaringan sekunder yang sudah dewasa seperti meristem sekunder meskipun struktur dan fungsinya adalah meristem primer. Meristem apikal dibagi menjadi dua daerah penting yaitu: promeristem, prokambium dan meristem dasar yang dapat dibedakan. Promeristem akan menghasilkan sistem epidermal, meristem apikal daerah prokambium menghasilkan jaringan pengangkut primer dan meristem dasar akan membentuk jaringan dasar pada tumbuhan seperti parenkima dan sklerenkima dan korteks dan empulur serta kolenkima korteks(Lakitan, 2007).

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah berdasarkan latar belakang diatas adalah:

- Bagaimana cara mengamati pengaruh auksin pada pembentukan tunas samping?

1.3 Tujuan

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengamati pengaruh auksin pada pembentukan tunas samping.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembagian meristem

Page 2: apikal dominan

Berdasarkan posisi meristem pada tumbuhan meristem dibagi sebagai berikut (Guritno, 1995):

1. Meristem apikal, yang terdapat pada pucuk sumbu batang dan akar pokok serta cabangnya.

2. Meristem interkalar, yang terdapat diantara jaringan dewasa seperti jaringan pada pangkal ruas rumput-rumputan.

3. Meristem lateral, yang letaknya pararel dengan lingkaran organ tempat meristem tersebut ditemukan.

2.2 Pertumbuhan Tanaman dan Dominansi Apikal

Pertumbuhan tanaman adalah suatu proses yang kompleks yang merupakan proses yang vital menyebabkan suatu perubahan yang tetap pada setiap tanmana atau bagiannya dipandang dari sudut ukuran, bentuk, berat dan volumenya. Pertumbuhan tanamna setidaknya menyangkut beberapa fase atau proses diantaranya (Dwijoseputro, 1983):

1. Fase pembentukan sel.

2. Fase perpanjangan dan pembesaran sel.

3. Fase diferensiasi sel.

Dominansi pertumbuhan terdapat dibagian apeks atau ujung organ, yang disebut sebagian dominansi apikal. Dominansi apikal diartikan sebagai persaingan antara tunas pucuk dengan tunas lateral dalam hal pertumbuhan. Sedangkan menurut dominansi apikal merupakan konsentrasi pertumbuhan pada ujung tunas tumbuhan, dimana kuncup terminal secara parsial menghambat pertumbuhan kuncup aksilar (Dartius, 1991).

Dominansi apikal atau dominanis pucuk biasanya menandai pertumbuhan vegetatif tanaman yaitu pertumbuhan akar, batang dan daun. Dominansi apikal setidaknya berpengaruh dalam menghambat pertumbuhan lateral. Selama masih ada tunas pucuk, pertumbuhan tunas lateral akan terhambat sampai jarak tertentu dari pucuk. Dominasi pucuk dapat dikurangi dengan memotong bagian pucuk tumbuhan yang akan mendorong pertumbuhan tunas lateral(Filter, 1991).

2.3 Hormon Auksin Pendukung Dominansi Apikal

Thimann dan Skoog menunjukkan bahwa dominanis apikal disebabkan oleh auksin yang didifusikan tunas pucuk ke bawah (polar) dan ditimbun pada tunas lateral, hal ini akna menghambat pertumbuhan tunas lateral karena konsentrasinya masih terlalu tinggi.Konsentrasi auksin yang tinggi ini akan menghambat pertumbuhan tunas lateral yang dekat dengan pucuk. Auksin diproduksi secara endogen pada bagian pucuk tanmana yang akna didistribusikan secara polar yag mampu menghambat pertumbuhan tunas lateral (Heddy, 1990).

Auksin adalah zat yang ditemukan pada ujung kara, batang, pembentukan bunga yang berfungsi untuk pengatur pembesaran sel di daerah belakang meristem ujung. Hormon auksin adalah hormon pertumbuhan pada semua jenis tanaman nama lain dari hormon ini adalah IAA atau Asam Indol Asetat. Hormon auksin ini terletak pada ujung batang dan ujung akar, fungsi dari hormon

Page 3: apikal dominan

auksin ini adalah membantu dalam proses mempercepat pertumbuhan baik pertumbuhan akar maupun pertumbuhan batang, mempercepat pematangan buah, mengurangi jumlah biji dalam buah. Salah satu fungsi auksin adalah mematahkan dominanis pucuk atau apikal yaitu suatu kondisi dimana pucuk tanaman atau akar tidak mau berkembang (Salisbury, 1992).

Pengaruh auksin terhadap pertumbuhan jaringan tanaman didga melalui (Tjitrosoepomo, 1998):

- Mengiduksi sekresi ion H+ keluar sel melalui dinding sel. Pengasaman dinding sel menyebabkan K+ diambil dan pengambila ini mengurangi potensial air dalam sel. Akibatnya air masuk ke dalam sel dan sel membesar.

- Mempengaruhi metabolisme RNA yang berarti metabolisme protein mungkin melalui trasnkripsi molekul RNA. Auksin sintetik yang sering digunakan dalam kultur jaringan tanmana tercantum di dalam tabel di bawah.

- Memacu terjadinya dominansi apikal.

- Dalam jumlah sedikit memacu pertumbuhan akar.

Page 4: apikal dominan

Pembahasan Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa terjadi perbedaan waktu tumbuh antara tanaman yang diberi ZPT IAA dengan ZPT IBA. Tanaman yang diberi perlakuan IAA dengan konsentrasi 0 ppm, 1 ppm dan 2 ppm tidak tumbuh, sedangkan IAA dengan konsentrasi 1,5 ppm mulai tumbuh pada hari ke-6. Tanaman yang diberi perlakuan IBA dengan konsentrasi 0 ppm mulai tumbuh pada hari ke-6, IBA dengan konsentrasi 1 ppm mulai tumbuh pada hari ke-9, IBA dengan konsentrasi 1,5 ppm mulai tumbuh pada hari ke-4, sedangkan IBA dengan konsentrasi 2 ppm tidak tumbuh. Dominasi apikal merupakan fenomena pertumbuhan ujung batang yang mendominasi pertumbuhan bagian lain sehingga pembentukan cabang lateral akan terhambat (Darmanti, 2008).

Sebagian besar tanaman apabila pertumbuhan batang telah mencukupi maka secara alami cabang lateral akan tumbuh pada nodus bagian bawah yang cukup jauh dari ujung batang. Proses ini dapat disebabkan karena semakin jauh dari ujung batang pengaruh dominansi apikal semakin berkurang. Dominansi apikal dan pembentukan cabang lateral ini dipengaruhi oleh keseimbangan konsentrasi hormon (Khrishnamoorthy, 1981; Taiz and Zeiger, 1998 dan Hopkins, 1995). Perlakuan girdling, sintesis auksin di ujung batang tetap berlangsung tetapi transportnya melalui floem dihambat sehingga konsentrasi auksin di nodus atau ketiak daun yang terdapat di bawah girdl semakin rendah. Dengan turunnya auksin di ketiak daun akan memacu pembentukan hormone sitokinin (Taiz dan Zeiger, 1998).

Prinsip dari perlakuan untuk mengatur keseimbangan hormon pada ketiak daun di bawah ujung batang dapat dilakukan dengan girlding (Taiz and Zeiger, 1998 dan Hopkins, 1995). Girdling adalah peristiwa penghilangan floem secara melingkar pada batang (Hopkins, 1995). Mekanisme penghilangan floem dapat dilakukan dengan melilitkan kawat atau tali. Teori “Direct Theory of Auksin” yang menerangkan tentang fenomena dominansi apikal menerangkan bahwa auksin yang disintesis pada ujung batang akan ditransport secara basipetal ke bagian batang yang lebih bawah. Hal ini menyebabakan terakumulasinya auksin pada ketiak daun dibawahnya yang akan menginisiasi pembentukan tunas lateral pada ketiak daun terhambat atau terjadi dormansi tunas lateral. Inisiasi pembentukan tunas lateral mensyaratkan konsentrasi auksin yang lebih rendah dibandingkan konsentrasi auksin optimal untuk pertumbuhan memanjang batang. Teori ”Nutritive Diversion Theory “ menerangkan bahwa arah distribusi nutrisi dan metabolit dikontrol oleh auksin. Sintesis auksin terjadi di apikal batang dan daun-daun muda yang sedang tumbuh. Auksin tersebut kemudian ditransport secara basipetal ke bagian bawah. Meskipun demikian, konsentrasi auksin pada bagian apikal tetap lebih tinggi dibandingkan dengan bagian di bawah apikal batang. Nutrisi atau metabolit lebih banyak ditransport ke bagian tanaman yang mempunyai konsentrasi auksin tinggi, sehingga nutrisi dan metabolit akan lebih banyak ditransport ke apikal batang sehingga pertumbuhan apikal batang akan menekan pertumbuhan cabang lateral (Khrishnamoorthy, 1981).

Menurut Sato dan Mori (2001), turunnya konsenrasi auksin akan mensintesis hormone sitokinin. Tanaman kontrol tidak menunjukkan pertumbuhan tunas lateral. Hal ini disebabkan karena pada umur tersebut pertumbuhan cabang lateral tertekan oleh pertumbuhan apikal batang. Yang berarti bahwa dominansi apikal masih berpengaruh kuat sepanjang batang atau cabang yang tidak diberi perlakukan girdling dan tanaman control. Jaringan tumbuhan mengandung lebih dari satu macam hormon, hormon-hormon tersebut mungkin mempunyai efek yang sama atau tidak sama. Efek hormon tersebut bisa komulatif, sinergis atau antagonis. Keseimbangan di antara hormon tersebut penting untuk perkembangan tumbuhan yang normal. Pengaruh fitohormon yang sama

Page 5: apikal dominan

dapat berbeda pada tanaman yang berbeda, pada musim yang berbeda, juga tergantung pada interaksi dengan metabolit yang lain dan sensitifitas jaringan terhadap fitohormon yang bersangkutan (Lyndon 1990 ; Devies, 1995).

Peristiwa dominansi apikal berkaitan dengan peranan berbagai jenis hormon dan interaksi antara hormon–hormon tersebut. Heddy (1989), berpendapat bahwa auksin, sitokinin, etilen dan ABA perperan dalam peristiwa dominansi apikal ini. Khrishnamoorthy, 1981; Taiz dan Zeiger, 1998 dan Hopkins, 1995 menerangkan fenomena ini dengan teori keseimbangan hormon auksin dengan sitokinin (direct theory of auksin). Auksin disintesis pada bagian tanaman yang sedang aktif mengalami pertumbuhan antara lain di bagian apikal batang. Secara basipetal, auksin tersebut ditransport ke bagian bawah secara terus menerus sehingga konsentrasi auksin pada bagian nodus (ketiak daun) cukup tinggi. Konsentrasi auksin yang cukup tinggi ini akan menghambat aktifitas enzim isopentenil transferase yang merupakan katalisator pembentukan sitokinin, sehingga sintesis sitokinin dihambat. Keseimbangan konsentrasi sitokinin yang rendah dan auksin yang tinggi ini akan menghambat diferansiasi sel pada nodus untuk membentuk primordia cabang. Selain itu, konsentrasi IAA yang tinggi dan terhambatnya aktifitas enzim isopentenil transferase di nodus secara tidak langsung akan berakibat memacu sintesis ABA yang akan menghambat pertumbuhan cabang lateral.

Batang yang diberi perlakuan, dua cabang lateral tidak tumbuh dibawah girdl setelah 2 bulan perlakuan. Hal ini disebabkan karena pada saat itu pengaruh dominansi apikal pada dua nodus dibawah perlakuan girdl masih ada. Girdl menyebabkan terhambatnya transport auksin dari meristem apikal ke bawah. Hal ini sesuai dengan pendapat Hoad (1995), bahwa transport auksin melalui floem, sedang menurut Salisbury dan Ross (1991) transport auksin melalui sel-sel parenkim yang mengelilingi floem. Menurut direct theory of auksin, hal ini kemudian akan menyebabkan konsentrasi auksin di bagian nodus yang berada di bawah apikal batang makin lama makin berkurang. Rendahnya konsentrasi auksin pada nodus ini akan memacu aktfiitas enzim isopentenil transferase yang merupakan katalisator pada sintesis sitokinin, sehingga sintesis sitokinin dipacu (Sato dan Mori, 2001).

Keseimbangan konsentrasi sitokinin tinggi dan auksin rendah ini akan memacu terjadinya pembelahan dan diferensiasi sel pada nodus untuk membentuk primordia cabang lateral. Lebih lanjut Khrishnamoorthy (1981), bahwa pada peristiwa pematahan dominansi apikal seperti pada perlakuan girdling ini sitokinin berpengaruh memacu diferensiasi berkas pengangkut pada primordial cabang, sehingga memfasilitasi transport air dan nutrisi dari batang ke primordium dan memacu pembentukan cabang lateral. Selanjutnya primordium cabang yang baru terbentuk ini karena merupakan jaringan meristem, maka kemudian akan mensintesis auksin sendiri untuk pertumbuhannya menjadi cabang atau untuk pertumbuhan cabang itu sendiri. Meskipun perlakuan girdling selain menghambat transport auksin juga menghambat transport fotosintat dari daun yang ada di atas girdl sebagai source ke bawah girdl, tetapi terjadi pembentukan dan pertumbuhan cabang lateral. Kondisi ini disebabkan karena pada perlakuan girdling ini ketersediaan hara tercukupi dengan dilakukannya pemupukan. Hal ini sesuai dengan pendapat Wareing dan Phillips (1981), yang menyatakan bahwa terhambatnya pertumbuhan cabang lateral menurut “Nutrtive Diversion Theory “disebabkan nutrisi lebih banyak ditransport ke apikal batang dibanding ke tunas lateral hanya berlaku pada kondisi defisiensi hara, sedang pada kondisi hara tercukupi kekurangan nutrisi pada

Page 6: apikal dominan

nodus tidak menghambat pembentukan cabang lateral.Heddy (1989), menyatakan pengaruh fisiologi auksin pada tumbuhan meliputi:

1. Pemanjangan sel

Pada koleoptil batang, jika terdapat jumlah auksin yang optimal dapat mempengaruhi pemanjangan sel.

2. Tunas ketiak

IAA yang telah dibentuk di meristem apikal ditransport ke bagiab bawah tumbuhan dapat menghambat pekembangan tunas ketiak. Namun bila meristem apikal dipotong maka akan meningkatkan perkembangan tunas lateral.

3. Absisi daun

Daun dapat terpisah dengan batang bila sel pada absisi daun mengalami perubahan kimia dan fisik4. Aktifitas cambium

Auksin merangsang pembelahan sel cambium

5. Tumbuh akar

IAA dapat menghambat pemanjangan akar bila tidak dalam keadaan optimal.

Kesimpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa IBA pada konsentrasi 1,5 ppm lebih efektif dibandingkan dengan IAA.

DAFTAR PUSTAKA

Dartius. 1991. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. USU-Press. Medan.

Dwijoseputro, D. 1983. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia. Jakarta.

Filter, A. H. dan R. K. M. Hay. 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. UGM Press. Yogyakarta.

Guritno, B. dan Sitompul, S. M. 1995. Analisis Pertumbuhan Tanaman.UGM Press. Yogyakarta.

Heddy, S. 1990. Biologi Pertanian. Rajawali Press. Jakarta.

Page 7: apikal dominan

Lakitan, B. 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Salisbury, dan Ross. 1992. Fisiologi Tumbuhan. ITB Press. Bandung.

Sitompul, S. M. dan Guritno. B. 1995. Pertumbuhan Tanaman. UGM Press. Yogyakarta.

Tjitrosoepomo, H.S. 1998. Botani Umum. UGM Press. Yogyakarta.

Wilkins, M. B. 1989. Fisologi Tanaman. Bumi Aksara. Jakarta.

PENGHAMBATAN TUMBUHAN TUNAS LATERALDAN DOMINASI TUNAS APIKAL

Tujuan :Meneliti pengaruh auksin terhadap pertumbuhan tunas lateral.

I. PENDAHULUANTerdapat dua fase dalam pertumbuhan tumbuhan secara umum, yaitu fase pertumbuhan vegetatif dan fase pertumbuhan generatif. Pada fase pertumbuhan vegetatif terjadi pertumbuhan pada proses pembentukan organ yang baru seperti daun, cabang, dan akar. Sedangkan pada fase pertumbuhan generatif terbentuk organ alat perkembang biakan seperti bunga, buah, dan biji.Pada tumbuhan dikotil, pertumbuhan secara, fase pertumbuhan vegetatif di tandai dengan adanya dominasi pucuk yang akan menghambat pertumbuhan lateral. Dominasi pertumbuhan pucuk dapat dikurangi dengan memotong bagian pucuk tumbuhan yang akan mendorongpertumbuhan tunas lateral. Pertumbuhan tunas lateral akan terhambat bila bagian pucuk yang di potong diberi auksin. Hal tersebut menunjukan adanya pengaturan mekanisme pengaturan pertumbuhan kearah lateral oleh auksin. Auksin diproduksi secara endogen pada bagian pucuk tumbuhan, yang akan didistribusikan secara polar yang mampu menghambat pertumbuhan tunas lateral. II. HASIL PENGAMATANPerlakuan Panjang rata-rata tunas lateral (mm) Diameter rata-rata batang (mm)Kontrol 7 4Tanaman dipotong & diberi pasta lanolin - 6Tanaman dipotong & diberi pasta IAA - 7,5

III. PEMBAHASANAuksin merupakan hormon terhadap tumbuhan yang mempunyai peranan luas terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Sifat penting auksin adalah berdasarkan konsentrasinya, dapat merangsang dan menghambat pertumbuhan. Auksin berperan penting dalam perubahan dan pemanjangan sel.Berdasarkan hasil percobaan, diketahui bahwa pada tanaman yang dipotong dan diberi pasta lanolin atau IAA, pertumbuhan tunas lateral tanaman tersebut menjadi terhambat bahkan tidak tumbuh sama sekali. Berbeda dengan tanaman kontrol yang pertumbuhan tunas lateralnya lebih cepat dibandingkan dengan tunas apikal. Hal terjadi karena dengan memotong bagian pemanjangan pada koleptil atau batang dikotil, kemudian menumbuhkannya dengan menambahkan auksin, yaitu berupa groowton. Jika groowton ditambahkan pada sisa batang yang terpotong, maka perkembangan kuncup samping dan arah pertumbuhan yang tegak akan terhambat.Pengaruh auksin terhadap pertumbuhan jaringan tanaman diduga melalui dua cara, yaitu : 1)

Page 8: apikal dominan

Menginduksi sekresi ion H+ keluar sel melalui dinding sel. Pengasaman dinding sel menyebabkan K+ diambil dan pengembalian ini mengurangi potensial air dalam sel. Akibatnya air masuk ke dalam sel dan sel membesar, dan 2) Mempengaruhi metabolisme RNA yang berarti metabolisme protein, mungkin melalui trankripsi molekul RNA. Auksin sintetik yang sering digunakan dalam kultur jaringan tanaman memacu terjadinya dominasi apikal, serta dalam jumlah sedikit memacu pertumbuhan akar. IV. KESIMPULANpada tanaman yang dipotong dan diberi pasta lanolin atau IAA, pertumbuhan tunas lateral tanaman tersebut menjadi terhambat bahkan tidak tumbuh sama sekali. Hal terjadi karena dengan memotong bagian pemanjangan pada koleptil atau batang dikotil, kemudian menumbuhkannya dengan menambahkan auksin, yaitu berupa groowton. Jika groowton ditambahkan pada sisa batang yang terpotong, maka perkembangan kuncup samping dan arah pertumbuhan yang tegak akan terhambat.

DAFTAR PUSTAKA[Anonim].2008.mukhtarom-ali.blogspot.com/2008/02/fungsi-auksin.html (20 Mei 2010)[Anonim].2009.21ildahshiro.blogspot.com/…/fisiologi-tumbuhan-pengaruh-auksin.html(20 Mei 2010)[Anonim].2009.ikaakmala-akmal.blogspot.com/…/dominasi-pertumbuhan.html (20 Mei 2010)[Anonim].2010.wawan-junaidi.blogspot.com/…/pengaruh-auksin-terhadap-pemanjangan.html (20 Mei 2010)

JAWABAN PERTANYAAN1. Menyebabkan pembesaran diameter batang, berhubungan dengan pembelahan sel di daerah kambium dimana hal tersebut terjadi karena pengaruh fisiologis auksin. Dan menghambat pertaumbuhan tunas lateral.2. Auksin dapat menghambat pertumbuhan tunas lateral berkolerasi dengan jarak terhadap meristem apikal. Keefktifan auksin bergantung pada konsentrasinya dan jenis tempat.3. Kegunaan dari pengaruh auksin terhadap pertumbuhan lateral yang dapat dimanfaatkan pada pemeliharaan tanaman tahunanadalah, misalnya pada teh, yang dibutuhkan adalah tunas/ daun sedangkan auksin menghambat tunas lateral. Daun di petik dan diolah dengan adanya pemangkasan, pengaruh auksin terhambat sehingga tunas lateral tumbuh dan tanaman tumbuh lebat.4. Pengaruh pemangkasan pucuk terhadap pertumbuhan adalah untuk menghambat kandungan auksin pada tumbuhan yang mendominasi pertumbuhan tunas apikal sehingga, jika auksin dihambat maka tunas lateral dapat terangsang untuk perkembangan dengan baik dan cepat. Hal ini dilakukan pada tanaman hortikultura karena untuk memperoleh hasil yang besar dan memperbanyak percabangan sehingga bisa didapat hasil yang besar dan memperbanyak percabangan sehingga bisa bisa didapat hasil yang lebih banyak berupa buah dan daun.

I.PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam fisologi tumbuhan, apikal dominan adalah suatu prinsip distribusi auksin dalam organisasi tumbuhan, dengan menekankan pertumbuhan ke arah atas (apikal) dan mengesampingkan percabangan (lateral). Auksin sebagai faktor penyebab dominasi apical ini merupakan hormon yang

Page 9: apikal dominan

diproduksi secara alamiah dalam tumbuh tanaman. Auksin banyak digunakan dalam kerja mikropropagasi dan bekerja sama dengan medium makanan ( nutrien ) untuk memelihara pertumbuhan kalus, suspensi sel atau organ ( seperti meristem, tunas dan ujung akar ) dan mengatur morfogenesis.

Auksin berperan dalam pertumbuhan untuk memacu proses pemanjangan sel. Hormone auksin dihasilkan pada bagian koleoptil (titik tumbuh). Jika terkena cahaya matahari, auksin menjadi tidak aktif. Kondisi fisiologis ini mengakibatkan bagian yang tidak terkena cahaya matahari akan tumbuh lebih cepat dari bagian yang terkena cahaya matahari. Akibatnya, tumbuhan akan memmbengkok ke arah cahaya matahri. Auksin yang diedarkan ke seluruh bagian tumbuhan mempengaruhi pemanjangan, pembelahan, dan siferensiasi sel tumbuhan.

Auksin yang dihasilkan pada tunas apical (ujung) batang dapat menghambat tumbuhnya tunas lateral (samping) atau tunas ketiak. Bila tunas apical batang dipotong, tunas lateral akan menumbuhkan daun-daun. Peristiwa ini disebut dominansi apikal. Pada praktikum ini akan melihat bagaimana pola pertumbuhan tunas aksiler di bawah pucuk.

B.Tujuan

Untuk mengetahui efek IAA pada gejala apical dominan.

II.TINJAUAN PUSTAKA

Auksin adalah salah satu hormon tumbuh yang tidak terlepas dari proses pertumbuhan dan perkembangan (growth and development) suatu tanaman. Kata Auksin berasal dari bahasa Yunani auxein yang berarti meningkatkan. Sebutan ini digunakan oleh Frits Went (1962) untuk senyawa yang belum dapat dicirikan tetapi diduga sebagai penyebab terjadinya pembengkokan koleoptil kearah cahaya (Yox, 2008).

Pada pertumbuhan tanaman terdapat persaingan antara tunas pucuk dengan tunas lateral dalam hal pertumbuhannya Selama masih ada tunas pucuk, pertumbuhan tunas lateral akan terhambat sampai jarak tertentu dari pucuk. Pada batang sebgaian besar, kuncup apikal memberi pengaruh yang menghambat kuncup terhadap tunas lateral dengan mencegah atau menghambat perkembangannya. Produksi kuncup yang tidak berkembang mengandung pertahanan pasif karena bila kuncup rusak kuncup samping akan tumbuh dan menjadi tajuk (Hilman,1984)

Dominansi pertumbuhan terdapat dibagian apeks atau ujung organ, yang disebut sebagian dominansi apikal. Dominansi apikal diartikan sebagai persaingan antara tunas pucuk dengan tunas lateral dalam hal pertumbuhan. Sedangkan menurut dominansi apikal merupakan konsentrasi pertumbuhan pada ujung tunas tumbuhan, dimana kuncup terminal secara parsial menghambat pertumbuhan kuncup aksilar (Dartius, 1991).

Page 10: apikal dominan

Dominansi apikal atau dominanis pucuk biasanya menandai pertumbuhan vegetatif tanaman yaitu pertumbuhan akar, batang dan daun. Dominansi apikal setidaknya berpengaruh dalam menghambat pertumbuhan lateral. Selama masih ada tunas pucuk, pertumbuhan tunas lateral akan terhambat sampai jarak tertentu dari pucuk. Dominasi pucuk dapat dikurangi dengan memotong bagian pucuk tumbuhan yang akan mendorong pertumbuhan tunas lateral (Filter, 1991).

III.METEDELOGI PERCOBAAN

A. Tempat dan Waktu Percobaan

Tempat Percobaan : di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan,Gedung B Lantai II

Waktu Percobaan : Kamis, 20 Maret 2014, pukul : 14.00 WIB

B.Bahan dan Alat

1) Tanaman kedelai (Glycine max).

2) Lart.IAA dalam lanolin ( 0,1 dan 0,5 % )

C.Metode Kerja

1. tiga polybag disiapkan dan ditanami 6-8 biji kacang kedelai

2. 3 tanaman kacang yang homogeny dipilih dari sejumlah biji yang tumbuh.

3. Perlakuan :

a) Tanaman pada pot I dibiarkan tumbuh normal.

b) Tanaman pada pot II, bagian pucuk tanaman di potong,kemudian batang

c) bekas potongan diolesi dengan lanolin.

d) Tanaman pot III, bagian pucuk batangnya di potong, dan diolesi dengan IAA dalam lanolin (0,1% atau 0,5%)

4. Tanaman diletakkan de green house dan di siram secukupnya.

5. pertumbuhan tunas ketiak diamati setelah 2 minggu.

Page 11: apikal dominan

IV.Hasil dan Pembahasan

A.Hasil Percobaan

Dari percobaan yang kami lakukan terhadap tanaman kedelai (Glycine max ) yang diberikan IAA dan lanolin dan berikut hasil :

Sampel tanaman Objek kontrol Objek Lanolin IAA 0,1% IAA 0,5%

1 12* 6 ** 5 ** 6 **

2 11* 5 ** 5 ** 7 **

3 12* 5 ** 6 ** 7 **

Rata-rata 12 6 5 7

Ket : * = tunas tumbuh normal

* = tunas tumbuh menyirip kesamping

B.Pembahasan.

Dari percobaan yang telah dilakukan menghasilkan data dimana pertumbuhan dengan IAA lebih cepat dari pada lanolin.Hal demikian dapat membuktikan bahwa auksin berperan aktif dalam aktifitas pertumbuhan tunas.Terlihat jelas perbedaan tunas yang di beri lanolin dan IAA,dimana tunas yang di potong dan di beri lanolin mengeras dan menghitam sedangkan pada tunas yang di berikan IAA hanya menguning dan lunak.

Page 12: apikal dominan

Juga dapat di perhatikan dalam pertumbuhan tunas di sampingnya bahwa yang lanolin lebih lambat tumbuh dari pada tunas yang diberikan IAA.Hala ini membuktikan juga jika peran auksin bejalan sesuai apa yang seharusnya.Terlebih lagi auksin yang konsentrasinya 0,5 % juga auksin alami yang ada pada tanaman itu sendiri.

Auksin merupakan hormon pertumbuhan pada tumbuhan yang mempunyai peranan luas terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Sifat penting auksin adalah berdasarkan konsentrasinya, dapat merangsang dan menghambat pertumbuhan. Auksin berperan penting dalam perubahan dan pemanjangan sel. hormon auksin diproduksi secara endogen pada bagian pucuk apikal tanaman. Fungsi dari hormon auksin ini dalah membantu dalam proses mempercepat pertumbuhan, baik itu pertumbuhan akar maupun pertumbuhan batang, mempercepat perkecambahan, membantu dalam proses pembelahan sel, mempercepat pemasakan buah, mengurangi jumlah biji dalam buah

V.PENUTUP

E.Kesimpulan

Dari percobaan yang telah kami lakukan dapat di simpulkan bahwa :

1. Apikal dominan merupakan suatu prinsip distribusi auksin dalam organisasi tumbuhan, dengan menekankan pertumbuhan ke arah atas (apikal) dan mengesampingkan percabangan (lateral).

2. Auksin sangat mempengatuhi pertumbuhan tunas

3. Lanolin lebih lambat dalam merangsang pertumbuhan dari pada IAA.

4. Auksin pada tanaman lebih baik dari pada IAA buatan itu sendiri.

Page 13: apikal dominan

F.Saran

Usahakan percobaan ini dilakukan dengan teliti dan hati-hati,agar hasil yang di tunjukan sesuai dengan yang kita harapkan dan di perhatikan setiap waktu yang di tentukan agar hasilnya memuaskan.

DAFTAR PUSTAKA

Dartius. 1991. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. USU-Press. Medan.

Filter, A. H. dan R. K. M. Hay. 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. UGM Press. Yogyakarta.http://luqmanmaniabgt.blogspot.com/2012/07/laporan-dominansi-apikal.html . Di akses pada 17 mei 2014

Hilman. 1997. Pertumbuhan Tanaman Tinggi. Cakrawala: Yogyakarta . http://cangkulmania.blogspot.com/p/efek-auksin.html . Di akses pada 17 mei 2014.

Yox, 2008, Agronomi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.http://andialdimatoroputra.blogspot.com/2014/01/laporan-praktikum-fisiologi-tumbuhan_1282.html . Akses pada 17 mei 2014.

Landasan Teori

Auksin yang dihasilkan oleh pucuk tanaman mengalir ke seluruh bagian tanaman dengan pola transport basipetal. Pergerakan auksin ini menghambat pertumbuhan calon tunas aksilar yang berada di ketiak daun menjadi tunas. Inilah proses yang disebut dengan dominasi apikal. Pembuangan sumber auksin diyakini dapat menghilangkan pengaruh dominasi apikal pada tanaman. Pada beberapa tanaman dominasi apikal tidak diharapkan karena tanaman itu diharapkan memiliki banyak cabang dan tumbuh dengan rimbun. Pada tanaman lain, dominasi apikal justru diharapkan

Page 14: apikal dominan

agar tanaman memiliki batang yang lurus dan tinggi tanpa banyak cabang. Pada praktikum ini akan didemonstrasikan pengaruh auksin pada domonasi apikal tanaman.

1.2 Tujuan Praktikum

Mengetahui pengaruh hormon tumbuh terhadap dominasi apikal dan penghambatan pertunasan.

BAB II

Tinjauan Pustaka

Sebuah hubungan yang diantara efek sitokinin terhadap dominansi apikal dan fasiasi tanaman yang disebabkan oleh mikroorganisme Corinebakterium fscians dijelaskan oleh samuels (1961). Gejala-gejala penyakit ini, hilangnya domonansi apikal ini dengan kemunculan selanjutnya ”sapu tukang sihir” dari pucuk yang tumbuh sampai dapat dirangkap seluruhnya oleh pemprosesan kinetin, yang menyatakan bahwa sitokinin alamiah terlibat didalam etiologi penyakit. (Malcolm B. Wilkins. 1989)

Tumbuhan terdiri dari bagian organel-organ-jaringan-sel. Terdapat berbagai jenis sel tumbuhan, seperti sel yang mampu menghasilkan materi kimia tertentu (hasil fotosintesis, sel yang aktif ketika masih hidup dan yang katif ketika setelah mati. Secara umum jenis sel pada tumbuhan merupakan gabungan dari tiga proses berikut :

pembelahan sel tumbuhan

pembesaran sel tumbuhan

diferensiasi sel tumbuhan

Pembelahn dan pembesaran sel tumbuhan merupakan proses pertumbuhan, dan proses pertumbuhan dan diferensiasi adalah proses perkembangan. Prtumbuhan pada tumbvuhan dikelompokan menjadi dua, pertumbuhan primer merupakan pertumbuhan dari hasil pembelahan sel-sel pada jaringan meristem primer. Pertumbuhan sekunder merupakan hasil aktivitas jaringan meristem sekunder berupa kambium dan kambium gabus. (Diah Aryuliana,dkk.1999).

Pada beberapa tumbuhan, terlihat bahwa pertumbuhan bagian ujung batang akan mempengaruhi tumbuh dan perkembangan bagian tumbuhan lainnya. Gejala ini dikenal sebagai dominasi pucuk. Tunas-tunas yang tumbuhan pada bagian ketiak daun akan terkorelasi jarak dengan meristem apikal. Tunas lateral yang dekat dengan ujung batang tetap dorman. Jika meristem apikal diganti dengan sumber IAA yang dapat mendorong atau menghambat tumbuh tergantung konsentrasinya dan jenis jaringan dimana IAA berkerja. Meristem apikal dan daun-daun muda adalah pusat-pusat sintesa IAA, dan IAA dari pusat-pusat ini ditransport kebagian bawah batang sehingga menghambat pertumbuhan tunas lateral. Tunas lateral ketiak daun tua tidak cukup kuat dihambat kerena konsentrasi IAA yang rendah dan dapat berkembang menjadi cabang. (Suwasono Heddy, 1983)

Page 15: apikal dominan

Tindakan membuang tunas apikal digunakan petani dan ahli hortikultura untuk membentuk tanaman yang bercabang banyak dan pembentukan tunas bunga yang lebih banyak.

BAB III

Bahan dan Metodelogi

2.1 Bahan

Ø Campuran lanolin yang mengandung 400 ppm IAA

Ø Tanaman kangkung berumur lebih dari 7 hari.

2.2 Cara Kerja

Ø Mengambil 9 tanaman yang sehat.

Ø Memotong 6 tanaman tepat dibawah daun kedua; 3 tanaman yang lain dibiarkan

Ø Siapkan pasta lanolin berisi IAA..

Ø Siapkan pasta lanolin berisi IAA..

Ø Oleskan pasta lanolin tanpa IAA ke 3 bekas luka pada tanaman kangkung.

Ø Oleskan pasta lanolin tanpa IAA ke 3 bekas luka pada tanaman lainnya.

Ø Berikan pada label tanaman yang mendapat perlakuan.

Ø Mengganti pasta lanolin pada hari ke-5.

Ø Setelah 14 hari sejak perlakuan, diukur :

a) Panjang tunas aksilar yang tumbuh (mm)

b) Garis tengah batang di tempat bekas potongan.

Ø Amati tanaman dan buat laporan.

BAB IV

Hasil dan Pemabahasan

4.1 .Hasil Pengamatan

Page 16: apikal dominan

PerlakuanRata-rata Panjang Daun Lateral Rata-rata Diameter Batang

Lanolin + IAA :

Awal

Akhir

5,9

6,3

3,03

4,23

3,2

4,4

0,14

0,22

0,13

0,23

0,12

0,19

Lanolin :

Awal

Akhir

Kontrol :

Awal

Akhir

4.2 .Pembahasan

Dari tabel hasil diatas dapat dilihat bahwa pola jarak pertumbuhan awal terhadap panjang daun lateral mengalami pertumbuhan jarak yang bervariasai sesuai dengan perlakuannya. Jika dilakukan perbandingan rata-rata pertumbuhan panjang daun lateral pada saat awal-akhir antara perlakuan dengan Lanolin+IAA: lanolin: kontrol = 0.4: 1.2: 1.2. dari ini dapat diuraikan bahawa penambhaan IAA pada daun lateral akan berkorelasi negatif terhadap pertumbuhan panjang daun lateralnnya, hal ini dapat disebabkan terlalu banyaknya konsentrasi IAA pada daun lateral yang juga sebagai pusat pembentukan IAA. Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa “Jika meristem apikal diganti dengan sumber IAA yang dapat mendorong atau menghambat tumbuh tergantung konsentrasinya dan jenis jaringan dimana IAA berkerja.

Dan dikaji dari rata-rata pertumbuhan diameter batangnya pada saat awal-akhir antara perlakuan dengan Lanolin+IAA: lanolin: kontrol = 0.08: 0.1: 0.07. secara fulgar atau langsung dapat diterjemahkan bahawa pada batang yang atau tanpa penambahan IAA memiliki tingkat pertumbuhan yang relatif sama yang hanya sangat sedikit berbeda dengan perlakuan pemberian lanolin saja. Kondisi ini dijelaskan sebagai reaksi efek dari IAA yang dihasilkan apikal neristem dan dau-daun muda yang ditransporkan kebagian-bagian bawah tanaman yang apabila sesuai penempatan fungsinya akan menambah tingkat pertumbuhan, walaupun dalam waktu yang lama/lambat. Ini juga sesuai dengan pendapat riset ahli bahwa “Meristem apikal dan daun-daun muda adalah pusat-pusat sintesa IAA, dan IAA dari pusat-pusat ini ditransport kebagian bawah batang sehingga menghambat pertumbuhan tunas lateral

Page 17: apikal dominan

BAB V

Kesimpulan

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan bagian ujung batang akan mempengaruhi tumbuh dan perkembangan bagian tumbuhan lainnya. Gejala ini dikenal sebagai dominasi pucuk. Jika meristem apikal diganti dengan sumber IAA yang dapat mendorong atau menghambat tumbuh tergantung konsentrasinya dan jenis jaringan dimana IAA berkerja. . Kondisi ini dijelaskan sebagai reaksi efek dari IAA yang dihasilkan apikal neristem dan dau-daun muda yang ditransporkan kebagian-bagian bawah tanaman yang apabila sesuai penempatan fungsinya akan menambah tingkat pertumbuhan, walaupun dalam waktu yang lama/lambat. Ini juga sesuai dengan pendapat riset ahli bahwa “Meristem apikal dan daun-daun muda adalah pusat-pusat sintesa IAA, dan IAA dari pusat-pusat ini ditransport kebagian bawah batang sehingga menghambat pertumbuhan tunas lateral.

Daftar Pustaka

Aryuliana, Diah, dkk.1999. Biologi. Erlangga. Jakarta

Heddy, Suwasono. 1986. Hormon Tumbuhan. CV. Rajawali, Jakarta.

Suharjo, Usman K.J. 2011. Penuntun Praktikum Dasar-Dasar Fisiologi Tanaman. Universitas Bengkulu: Bengkulu.

Wilkins. Malcolm B. 1989.Fisiologi Tanaman. Melton Putra Offest. Jakarta. Anggota IKAPI