analisis teknikal

18
R i DANAREKSA RESEARCH INSTITUTE 3 Mengukur Kekuatan Trend R i DANAREKSA RESEARCH INSTITUTE 4 Mengukur Kekuatan Trend 1. Indikator Aaron Indikator ini diciptakan dan dikembangkan oleh Welles Wilder untuk mengevaluasi trend pergerakan harga saham yang terjadi saat ini, akankah terus berlanjut, atau mulai melemah Indikator ini terdiri atas Aroon Up, Aroon Down, dan Aroon Oscillator (AO). Indikator Aroon merupakan indikator yang mengukur kekuatan trend saat ini dan peluang trend tersebut akan berlanjut. Aroon Up (AU) Jika AU > 70, maka trend kenaikan memiliki momentum yang kuat. Jika AU < 50, maka trend yang terjadi saat ini telah kehilangan momentum kenaikan. Jika AU < 30, maka trend penurunan lebih dominan. Aroon Down (AD) Jika AD > 70, maka trend penurunan memiliki momentum yang kuat. Jika AD < 50, maka trend penurunan saat ini telah kehilangan momentumnya. Jika AD < 30, maka trend kenaikan lebih mendominasi. Namun, apabila nilai kedua indikator (baik Aroon Up dan Aroon Down) lebih besar dari 70, maka hal ini menunjukkan trend kuat kearah yang sama.

Upload: ahmad-azam-huda

Post on 23-Oct-2015

36 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Penjelasan tentang metode statistika dengan berbagai macam cara kemungkinan

TRANSCRIPT

Ri DANAREKSA RESEARCH INSTITUTE3

Mengukur Kekuatan Trend

Ri DANAREKSA RESEARCH INSTITUTE4

Mengukur Kekuatan Trend

1. Indikator Aaron

• Indikator ini diciptakan dan dikembangkan oleh Welles Wilder untuk mengevaluasi trend pergerakan harga saham yang terjadi saat ini, akankah terus berlanjut, atau mulai melemah

• Indikator ini terdiri atas Aroon Up, Aroon Down, dan Aroon Oscillator (AO).

• Indikator Aroon merupakan indikator yang mengukur kekuatan trend saat ini dan peluangtrend tersebut akan berlanjut.

Aroon Up (AU)

• Jika AU > 70, maka trend kenaikan memiliki momentum yang kuat.

• Jika AU < 50, maka trend yang terjadi saat ini telah kehilangan momentum kenaikan.

• Jika AU < 30, maka trend penurunan lebih dominan.

Aroon Down (AD)

• Jika AD > 70, maka trend penurunan memiliki momentum yang kuat.

• Jika AD < 50, maka trend penurunan saat ini telah kehilangan momentumnya.

• Jika AD < 30, maka trend kenaikan lebih mendominasi.

Namun, apabila nilai kedua indikator (baik Aroon Up dan Aroon Down) lebih besar dari 70, maka hal ini menunjukkan trend kuat kearah yang sama.

Ri DANAREKSA RESEARCH INSTITUTE5

Mengukur Kekuatan Trend

Aaron Up kembali meningkat keataslevel 70, seiring turunnya Aaron Down, yang menunjukkankekuatan trend naik ASII kembali muncul.

Ri DANAREKSA RESEARCH INSTITUTE6

Mengukur Kekuatan Trend

2. Average Directional Movement Index

• Indikator ini berguna untuk mengukur apakah pergerakan harga saham saat ini masih dalamtrend ( naik atau turun), atau bergerak flat (sideways).

• ADX mendasarkan pada pergerakan dua indikator ADX, yaitu +DI (14 periode) dan –DI (14 periode).

• +DI menunjukkan adanya tekanan kenaikan harga (naik), sedangkan –DI menunjukkan tekanan penurunan harga (turun).

• ADX < 20 menunjukkan trend lemah, dan jika ADX > 40, menunjukkan adanya trend kuat.

• Ketika ADX bergerak dari bawah nilai 20 menuju nilai diatas 20, terbentuknya trend.

• Ketika ADX bergerak dari atas nilai 40 menuju nilai dibawah 40, terbentuknya kondisitrading.

• Pada saat trend cukup kuat (garis ADX mengindikasikan adanya trend), sinyal beli ditunjukkanketika garis +DI memotong dari bawah keatas garis –DI, yang berarti bahwa tekanan kenaikanharga lebih besar daripada tekanan penurunannya, dan sebaliknya sinyal jual ditunjukkanketika garis –DI memotong dari atas kebawah garis +DI.

• Titik ekstrim, yang merupakan perpotongan antara +DI dan –DI, dapat berfungsi sebagai titikmasuk atau keluar pasar.

Ri DANAREKSA RESEARCH INSTITUTE7

Mengukur Kekuatan Trend

Nilai ADX turun ke level dibawah 20, yang menunjukkan kondisi nontrending atau harga saham cenderung bergerak flat, dengan tekanan naik sedikit lebih kuat dibandingkan tekanan turun.

Ri DANAREKSA RESEARCH INSTITUTE8

Mengukur Tingkat Volatilitas Pasar

Ri DANAREKSA RESEARCH INSTITUTE9

Mengukur Tingkat Volatilitas Pasar

1. Chaikin Volatility

• Indikator ini berguna untuk mengukur volatilitas saham.

• Kenaikan nilai indikator ini menunjukkan bahwa volatilitas saham sedang meningkat.

• Ketika CV naik disaat harga saham juga naik, maka hal ini menunjukkan masih tingginya minat investor membeli saham.

• Ketika CV turun disaat harga saham masih naik, maka kondisi ini mengindikasikan harga saham sudah hampir puncak, dan bersiaplah akan pembalikan.

• Ketika CV turun disaat harga saham turun atau bergerak flat, maka hal ini menunjukkan investor sedang bosan.

• Ketika CV naik disaat harga saham bergerak turun, maka hal ini menjadi indikasi tekanan jual yang tinggi, atau panic selling.

• Indikator ini tidak dapat digunakan sendiri, melainkan melengkapi indikator lainnya.

Ri DANAREKSA RESEARCH INSTITUTE10

Mengukur Tingkat Volatilitas Pasar

Harga saham naik yang diikuti kenaikan CV. Hal ini menjadi indikasi pelaku pasar masih memburu saham. Namun jika diikuti penurunan harga berarti investor cenderung ragu

Ri DANAREKSA RESEARCH INSTITUTE11

Mengukur Tingkat Volatilitas Pasar

Harga saham naik, sementara CV menurun. Hal ini menjadi sinyal bahwa kenaikan harga hampir puncak. Indikasi pembalikan harga muncul

Ri DANAREKSA RESEARCH INSTITUTE12

Mengukur Tingkat Volatilitas Pasar

2. Average True Range Technical Indicator (ATR)

• Indikator ini berguna untuk melihat volatilitas pergerakan harga saham.

• Nilai ATR yang rendah menunjukkan volatilitas rendah (rentang pergerakan harga yang terbatas),

• Tingginya nilai ATR menunjukkan tingginya volatilitas harga (lebarnya rentang pergerakan harga).

• ATR dapat mencapai nilai tinggi, ketika pasar anjlok, pasca tekanan jual yang tinggi (sepertipanic selling).

Ri DANAREKSA RESEARCH INSTITUTE13

Mengukur Tingkat Volatilitas Pasar

Naiknya nilai ATR menggambarkan tingginya volatilitas harga saham

Ri DANAREKSA RESEARCH INSTITUTE14

Mengukur Tingkat Volatilitas Pasar

Volatilitas harga turun bersamaan dengan tren penurunan harga. Pelaku pasar cenderung menunggu, dan melepas sahamnya

Volatilitas saham naik bersamaan dengan turunnya harga saham, menunjukkan tekanan jual yang cukup besar

Ri DANAREKSA RESEARCH INSTITUTE15

Mengukur Tekanan Jual atau Beli

Ri DANAREKSA RESEARCH INSTITUTE16

Mengukur Tekanan Beli atau Jual

1. Accumulation/Distribution (A/D)

• Indikator ini berguna untuk mengukur aliran uang masuk dan keluar untuk suatu saham.

• Idenya adalah naik atau turunnya harga saham dapat dikatakan memiliki “kekuatan”, jika diikutiperubahan volume saham yang diperdagangkan. Bobot volume perdagangan ini yang dimasukkan dalam perhitungan A/D.

• Perubahan volume transaksi saham bertujuan untuk mengonfirmasi perubahan harga.

• Interpretasi:

a. Indikator A/D yang meningkat mengindikasikan tekanan beli yang besar, yang efektifmengangkat harga saham. Jika berlangsung cukup lama, maka terkait dengan akumulasisaham.

b. Indikator A/D yang menurun, mengindikasikan tekanan jual, yang menekan harga. Jikaberlangsung lama, maka sinyal ini dipercaya terkait dengan distribusi saham.

c. Divergence antara harga dan A/D mengindikasikan adanya perubahan arah trend. Ketikaindikator A/D naik disaat harga saham turun, maka diprediksi harga saham akan naik dalamwaktu dekat.

Ri DANAREKSA RESEARCH INSTITUTE17

Mengukur Tekanan Beli atau Jual

Naiknya nilai A/D disertai kenaikan harga saham menandakan naiknya akumulasi saham

A/D cenderung bergerak flat, dalam 1 bulan terakhir, sedangkan harga terus bergerak naik. Hal ini merupakan indikasi divergence, atau akan ada koreksi terhadap harga

Ri DANAREKSA RESEARCH INSTITUTE18

Mengukur Tekanan Beli atau Jual

2. Chaikin Money Flow

• Indikator ini berguna untuk mengukur tekanan beli atau jual. Pengembangan dari indikator A/D.

• Idenya adalah jika harga saham ditutup dekat dengan harga tertinggi dan volume yang meningkat (tinggi), maka merupakan sinyal akumulasi saham. Sebaliknya jika harga saham ditutup dekat dengan harga terendah, dan volume yang meningkat, maka merupakan sinyal distribusi saham

• Interpretasi

a. Nilai Chaikin Money Flow (CMF) positif mengindikasikan sinyal akumulasi, sedangkan nilai CMF negatif menunjukkan sinyal distribusi.

b. Nilai CMF yang berada direntang 0,1 sampai -0,1, menunjukkan bahwa sinyal akumulasi dan distribusi saham belum kuat diberikan.

c. Nilai CMF lebih dari 0,25 dan -0,25, mengindikasikan sinyal bullish dan bearish yang lebih dapat dipercaya.

d. Pada saat CMF naik, dan harga saham turun tekanan beli tinggi,namun tidak cukup mampu mengangkat harga kemungkinan sinyal kenaikan harga saham

Ri DANAREKSA RESEARCH INSTITUTE19

Mengukur Tekanan Beli atau Jual

Akumulasi saham juga terlihat dari naiknya nilai CMF diatas nol

Harga saham naik, dan CMF masih melemah, merupakan sinyal pembalikan harga dalam waktu dekat (CMF mendekati nol)

Ri DANAREKSA RESEARCH INSTITUTE20

Identifikasi Overbought dan Oversold

Ri DANAREKSA RESEARCH INSTITUTE21

Identifikasi Overbought/Oversold

1. Commodity Channel Index

• Indikator ini dikembangkan oleh Donald Lambert.

• Idenya adalah harga saham memiliki siklus naik dan turun dalam interval berkala

• Indikator ini berguna untuk menentukan area jenuh jual (oversold) dan area jenuh beli(overbought), yang menjadi pertimbangan masuk dan keluar pasar.

• Interpretasi:

a. Nilai Commodity Channel Index (CCI) berada diatas 100, menunjukkan bahwa harga sahammemasuki area jenuh beli,

b. Nilai CCI dibawah -100, berarti memasuki area jenuh jual.

Ri DANAREKSA RESEARCH INSTITUTE22

Identifikasi Overbought/Oversold

Mulai turunnya nilai CCI dari area overbought, menunjukkan turunnya tekanan akumulasi saham

Ri DANAREKSA RESEARCH INSTITUTE23

Identifikasi Overbought/Oversold

2. Slow Stochastic

• Indikator ini dikembangkan oleh George C. Lane

• Indikator ini berguna untuk menentukan area jenuh jual (oversold) dan area jenuh beli(overbought), guna strategi masuk dan keluar pasar.

• Interpretasi:

a. Nilai Slow Stochastic (SS) dibawah 20 mengindikasikan harga saham berada di area oversold, sedangkan jika diatas 80 dianggap memasuki area averbought.

b. Sinyal beli dan jual dapat dihasilkan dari perpotongan garis %K dengan %D, dan divergensidari level overbought atau oversold.

c. Sinyal beli muncul ketika garis %K memotong garis %D dari bawah keatas. Sinyal jual muncul ketika garis %K memotong garis %D dari atas kebawah.

d. Hati-hati menggunakan indikator ini ketika SS bergerak sideways.

Ri DANAREKSA RESEARCH INSTITUTE24

Identifikasi Overbought/Oversold

Garis %K bergerak diatas %D menunjukkan harga saham masih bergerak naik

Ri DANAREKSA RESEARCH INSTITUTE25

Identifikasi Overbought/Oversold

3. Relative Strength Index

• Indikator ini dikembangkan oleh J. Welles Wilder.

• Indikator ini berguna untuk menentukan area jenuh jual (oversold) dan area jenuh beli(overbought).

• Interpretasi:

a. Garis RSI yang berada dibawah 30 mengindikasikan oversold, dan jika diatas 70 berartioverbought.

b. Failure swings dapat dibedakan dalam bearish failure swing (BEFS) dan bullish failure swing(BUFS).

• BEFS terjadi ketika RSI telah mencapai level diatas 70 (K1), selanjutnya turun (T1), dan naik kembali (K2) namun tidak setinggi K1, dan turun kebawah T1. BEFS ini akanterlihat seperti huruf “M”.

• BUFS akan terjadi pada level 30 dan membentuk pola huruf “W”. Baik BEFS atau BUFS sendiri tidak serta merta memberikan sinyal jual atau beli.

• Baik BEFS atau BUFS sendiri tidak serta merta memberikan sinyal jual atau beli. Harusdikonfirmasi dengan indikator lain, seperti slow stochastic.

Ri DANAREKSA RESEARCH INSTITUTE26

Identifikasi Overbought/Oversold

Kenaikan harga saham telah mencapai titik jenuh. Hal ini terlihat dari nilai RSI yang berada diatas angka 70.

Ri DANAREKSA RESEARCH INSTITUTE27

Identifikasi Overbought/Oversold

BEFS (pola huruf M) diikuti penurunan harga saham. Hal ini juga dikonfirmasi oleh perpotongan %K SS dari atas kebawah %D

Ri DANAREKSA RESEARCH INSTITUTE28

Identifikasi Bullish dan Bearish

Ri DANAREKSA RESEARCH INSTITUTE29

Identifikasi Bullish/Bearish

1. Negative Volume Index

• Negative Volume Index (NVI) berguna untuk mengidentifikasi kondisi pasar apakah sedang dalam bullish atau bearish.

• Jika nilai NVI berada diatas 1 tahun moving averagenya, maka probabilitas pasar beradadalam kondisi bullish mencapai 95%.

• Jika nilai NVI berada dibawah 1 tahun moving averagenya, maka probabilitas pasar beradadalam kondisi bullish turun menjadi 50%.

Ri DANAREKSA RESEARCH INSTITUTE30

Identifikasi Bullish/Bearish

Kenaikan harga saham selama lebih dari 3 bulan menunjukkan kondisi pasar yang bullish. Hal ini juga terlihat dari nilai NVIyang berada diatas 1 tahun MA nya

Ri DANAREKSA RESEARCH INSTITUTE31

Identifikasi Bullish/Bearish

2. Positive Volume Index

• Positive Volume Index (PVI) berguna untuk mengidentifikasi kondisi pasar apakah sedang dalam bullish atau bearish.

• Jika nilai PVI berada diatas 1 tahun moving averagenya, maka probabilitas pasar berada dalam kondisi bearish turun menjadi 21%.

• Jika nilai PVI berada dibawah 1 tahun moving averagenya, maka probabilitas pasar beradadalam kondisi bearish mencapai 67%.

Ri DANAREKSA RESEARCH INSTITUTE32

Identifikasi Bullish/Bearish

Naiknya nilai PVI diatas 1 tahun MA nya juga mengindikasikan probabilitas kondisi pasar dalam keadaan bearish menurun.

Ri DANAREKSA RESEARCH INSTITUTE33

Identifikasi Harga Saham Relatif Tinggi atau Rendah

Ri DANAREKSA RESEARCH INSTITUTE34

Identifikasi Harga Saham Relatif Tinggi atau Rendah

1. Bollinger Bands

• Indikator ini dikembangkan oleh John Bollinger.

• Indikator ini berguna untuk mengidentifikasi apakah harga saham relatif tinggi atau rendah.

• Indikator ini terdiri atas middle band, upper band, dan lower band.

• Harga saham dianggap tinggi ketika menyentuh upper band, dan rendah disaat menyentuhlower band.

• Double Bottom Buy: Sinyal ini terjadi ketika harga saham menembus lower band, dankembali berbalik arah (titik reverse pertama) diatas lower band. Satu hal yang pentingadalah ketika terjadi penurunan yang kedua, dan berbalik (titik reverse kedua), maka titikini lebih tinggi dari titik reverse pertama, dan diatas lower band. Sinyal bullish (beli) terjadijika harga saham bergerak memotong keatas middle band.

• Double Top Sell: Sinyal ini sifatnya hampir sama dengan double bottom buy, tetapiditerapkan pada kondisi bearish. Sinyal ini terjadi ketika harga saham bergerak menembusupper band, dan berbalik (titik reverse pertama), selanjutnya terjadi kenaikan kedua danberbalik arah(titik reverse kedua). Titik reverse kedua ini biasanya lebih rendah dari yang pertama dan berada dibawah upper band. Sinyal bearish (jual) terjadi jika harga sahambergerak memotong kebawah middle band

Ri DANAREKSA RESEARCH INSTITUTE35

Identifikasi Bullish/Bearish

Harga saham yang telah menyentuh upper band, menunjukkan harga saham yang relatif tinggi

Ri DANAREKSA RESEARCH INSTITUTE36

Identifikasi Bullish/Bearish

Double bottom buyDouble top sell

Ri DANAREKSA RESEARCH INSTITUTE37

Terima Kasih