analisis masalah (1).doc

Upload: wijay27

Post on 12-Oct-2015

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

ANALISIS MASALAH

1.rumah penduduktelanjang kaki

a. Bagaimana kriteria rumah yang layak huni? 1 Rumah yang sehat memerlukan strategi desain tersendiri dipadu dengan kepedulian sang penghuni rumahuntuk tetap menjaga dan memeliharanya dengan baik. Beberapa kriteria rumah sehat adalah sebagai berikut:1. KeringRumah dikondisikan dengan membangun sistem bangunan yangdikonstruksi dengan lingkungan dalam ruangan yang terkontrol. Bisa dilakukan dengan menjaga agar sistem saluran air, saluran pembuanganterjaga dengan baik.Begitu pun masalah perembesan dan kebocoran rumah, hendaknyadiatur agar tidak terjadi.2. BersihSistem bangunan yang dimiliki memungkinkan agar rumah bebas kotoran, debu, asap serta kontaminanlainnya. Rumah yang berada di dekat jalan raya jelas berbeda penangannya dengan rumah yang ada di kompleks persawahan.3. AmanRumah hendaknya dibangun dengan bentuk, fungsi, dan peralatan yang aman bagi penghuni. Konsep ergonomisdi setiap piranti hendaknya juga dipikirkan dengan matang. Sisi keamanan adalah faktor yang penting, demimenghindari terjadinya kecelakaan di dalam maupun di sekitar rumah.4. Bebas KontaminasiGunakan cat rumah dan produk-produk bangunan yang aman dan tidak mengganggu kesehatan. Jauhi penggunaan formaldehida untuk meminimalisir kontaminasi anggota keluarga.5. Memiliki VentilasiVentilasi berfungsi untuk memperlancar pertukaran udara segar. Standardnya harus ada di setiap ruangan.6. Bebas dari hewan penggangguPenghuni hendaknya menjaga agar setiap sudut rumah bebas dari hewan pengganggu seperti tikus, kecoa, cicak, dll. Hewan-hewan ini selalu berusaha untuk mencari makanan dan sarang di dalam rumah sehingga anda harusbenar-benar ekstra bekerja keras untuk mengenyahkannya.7. TerawatRumah yang sehat adalah rumah yang setiap elemennya terawat dan terpelihara dengan baik. Para penghuni rumah hendaknya mengatur jadwal khusus untuk saling berbagi tugas melakukan tugas ini demi kepentingan bersama.b. Bagaimana resiko terhadap kesehatan yang akan timbul akibat rumah yang berlantai tanah? 2 Partikel radon terdapat dalam tanah. Apabila tidak ada yang menghalangi antara tanah dan rumah (misal lantai) maka gas radon akan menguap dan memasuki ruangan. Ditambah lagi tanpa ventilasi yang cukup, maka gas radon tidak dapat dikeluarkan ke luar rumah secara total. Partikel radon kemudian terhirup masuk ke paru-paru. Radon merupakan senyawa yang tidak stabil dimana dalam waktu 3,8 hari, akan berdegradasi menjadi polonium dan akan mengeluarkan radiasi alfa. Polonium dalam waktu 3 menit akan berubah menjadi timbal yang akan mengeluarkan radiasi alfa. Radiasi alfa kemudia terakumulasi dalam epitel paru dan akan mengubah susunan genetik yang akan mengakibatkan kanker paru. Menurut Adnani dan Mahastuti (2006), lantai rumah merupakan faktor risiko terjadinya penyakit TBC Paru. Risiko untuk menderita TBC Paru 3 - 4 kali lebih tinggi pada penduduk yang tinggal pada rumah yang lantainya tidak memenuhi syarat kesehatan. Hal ini sesuai pendapat Fahmi (2005) yang menyatakan bahwa lantai tanah memiliki peran terhadap proses kejadian TBC Paru melalui kelembaban ruangan, karena lantai tanah cenderung menimbulkan kelembaban. Tanah juga merupakan tempat tinggal makhluk hidup yang dapat membahayakan kesehatan manusia, seperti parasit, serangga, dan banyak mikroorganisme lain. Mikroorganisme tersebut dapat masuk kedalam tubuh manusia melalui kulit, udara, dan makanan yang akhirnya berakibat terhadap timbulnya berbagai macam penyakit.

c. Bagaimana resiko dari masyarakat yang tidak memakai alas kaki? 3

Kebiasaan tidak memakai alas kaki, ditambah jika kondisi lantai rumah yang masih tanah, kandang ternak yang berdekatan dengan rumah, dan terkadang buang hajat disembarang tempat ketika mereka bekerja di sawah/ladang, sehingga masyarakat lebih mudah terkena infeksi oleh parasit terutama cacing.

Lantai rumah yang masih dari tanah ditambah dengan tidak memakai alas kaki dapat menyebabkan cacing masuk kedalam tubuh manusia melalui kulit telapak kaki. Biasanya jenis cacing tambang, seperti Ancylostoma duodenale dan Necator americanusd. Bagaimana solusi yg tepat dan spesifik untuk masalah ini? 4 Upaya yang dapat dilakukan: Menggunakan alas kaki

Memasang karpet untuk melapisi lantai

Membiasakan budaya memakai alas kaki terutama saat kontak dengan tanah atau keluar rumah

- rumah yang terbuat dari kayu dan semen4,5,6

- Sumber air 7,8,9

- Sumber energi 10,11,12

2.sumber air.kemarau

a. Berapa besar kebutuhan air domestik per-orang? 5

100-150 liter /orang/hari

b. Bagaimana resiko penggunaan air yang berasal dari sungai dan air rawa dari sawah tehadap kesehatan? 6 Dari hasil pemeriksaan kualitas air minum yang bersumber dari air sumur penduduk, hasilnya menunjukkan ketidaksesuaian dengan kualitas air minum yang seharusnya atau meningkat dari kadar normal yang seharusnya yaitu :

Parameter biologis: E. Coli, Total Coliform

Parameter kimia: Arsen

Arsen (As) adalah metal yang mudah patah, berwarna keperakan dan sangat toksik. Keracunan akut menimbulkan gejala muntaber disertai darah, disusul dengan koma dan bila dibiarkan akan menimbulkan kematian. Secara kronis racun As dapat menimbulkan anoreksia, kolik, mual, diare atau konstipasi, ikterus, perdarahan pada ginjal, dan kanker kulit. As dapat menimbulkan iritas, alergi dan cacat bawaan.

c. Bagaimana kriteria sumur yang baik? 7 Sumur gali tidak boleh dibangun di lokasi bekas pembuangan sampah

Jarak minimum lokasi sumur gali dengan sumber pencemar seperti cubluk, tangki septik, dll adalah 10 meter

Mudah dijangkau/tidak terlalu jauh dari rumah

Penentuan lokasi yang layak untuk sumur yang akan digunakan oleh beberapa keluarga harus dimusyawarahkan terlebih dahulu

Sumur gali dilengkapi dengan saluran pembuangan untuk mencegah terjadinya genangan air di sekitar sumur.

d. Bagaimana solusi yang tepat dan spesifik untuk masalah ini? 83.sumber energi.briket batubara

a. Bagaimana resiko penggunaan kayu bakar dan briket batubara terhadap lingkungan dan kesehatan? 9

LPG, minyak tanah, kayu bakar

Batu bara sebagai bahan bakar dapat menimbulkan polutan yang mencemari udara berupa :

CO (karbon monoksida) NOx (oksida-oksida nitrogen) SOx (oksida-oksida belerang) HC (senyawa-senyawa karbon) Fly ash (partikel debu) Banyaknya penyakit pernapasan yang disebabkan oleh partikel-partikel yang dihasilkan dari penggunaan dan pengolahan batubara, yaitu Silikosis oleh Debu-debu silica , Asbestosis, Bisinosis, Antrakosis dan Beriliosis. Dapat menyebabkan terjadinya kematian oleh zat-zat seperti NOx, SOx dan gas CO yang berbahaya jika berada diluar batas kenormalan karena sifat mereka yang beracun. Dapat membuat lingkungan udara disekitar daerah penuh dengan debu dan megganggu kenyamanan.

Terjadinya Global Warming yang salah satunya diakibatkan karena kadar CO2 yang banyak dan merupakan pemicu utama terjadinya efek rumah kaca dan berhubungan pula dengan pemanasan bumi. Dapat menyebabkan hujan asam dari proses reaksi antaran Sox dengan udara.b. Bagaimana solusi yang tepat dan spesifik untuk masalah ini? 104.pada bulan januari..berminggu-minggu

a. Apa saja kemungkinan yang dapat menyebabkan kabut asap? 11

Kebakaran hutan,pembakaran sampah yang berlebihan

b. Bagaimana resiko kabut asap terhadap lingkungan dan kesehatan? 12

Kualitas udara baik , tapi terdapat kabut asap di bulan tertentu

Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Kemenkes Tjandra Yoga Aditama menjelaskan, pada kondisi kesehatan tertentu, orang akan lebih mudah mengalami gannguan kesehatan akibat kabut asap. Khususnya pada orang dengan gangguan paru dan jantung, lansia, dan anak-anak.

Menurutnya, ada delapan gangguan kesehatan yang dapat terjadi akibat kabut asap, yakni :

1. Kabut asap dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan, serta menyebabkan reaksi alergi, peradangan dan mungkin juga infeksi.

2. Kabut asap dapat memperburuk asma dan penyakit paru kronis lain. Seperti bronkitis kronik, PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik).

3. Kemampuan kerja paru menjadi berkurang dan menyebabkan orang mudah lelah dan mengalami kesulitan bernapas.

4. Mereka yang berusia lanjut dan anak-anak (juga mereka yang punya penyakit kronik) dengan daya tahan tubuh rendah akan lebih rentan untuk mendapat gangguan kesehatan.

5. Kemampuan paru dan saluran pernapasan mengatasi infeksi berkurang. Sehingga menyebabkan lebih mudah terjadi infeksi.

6. Secara umum berbagai penyakit kronik juga dapat memburuk.

7. Bahan polutan di asap kebakaran hutan yang jatuh ke permukaan bumi, kemungkinan juga dapat menjadi sumber polutan di sarana air bersih dan makanan yang tidak terlindungi.

8. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) jadi lebih mudah terjadi, terutama karena ketidakseimbangan daya tahan tubuh (host), pola bakteri/virus dan lain-lain penyebab penyakit (agent) dan buruknya lingkungan (environment).

Particulat Matter 10 (PM10) adalah partikel debu yang berukuran 10 mikron

Debu partikulat ini juga terutama dihasilkan dari emisi gas buang kendaraan. Sekitar 50% - 60% dari partikel melayang merupakan debu berdiameter 10 m atau dikenal dengan PM10. Debu PM10 ini bersifat sangat mudah terhirup dan masuk ke dalam paru-paru, sehingga PM10 dikategorikan sebagai Respirable Particulate Matter ( RPM ). Akibatnya akan mengganggu sistem pernafasan bagian atas maupun bagian bawah (alveoli). Pada alveoli terjadi penumpukan partikel kecil sehingga dapat merusak jaringan atau sistem jaringan paru-paru, sedangkan debu yang lebih kecil dari 10 m, akan menyebabkan iritasi mata, mengganggu serta menghalangi pandangan mata (Chahaya, 2005)

c. Bagaimana solusi yg tepat dan spesifik untuk masalah ini? 13

Mengurangi pemakaian bahan-bahn penyebab polusi

Memakai masker

Pembuatan ventilasi yang baik di rumah

5.pelayanan kesehatan.orang sakit

a.bagaimana resiko pelayanan dan petugas kesehatan di desa yang kurang memadai? 14 Didesa ini jumlah kelahiran yang ditolong oleh dukun masi lebih banya dibanding kelahiran yang ditolong oleh bidan , hal ini menyebabkan meningkatnya risiko kesehatan berupa perdarahan pasca persalinan akibat prosedur melahirkan yang mungkin tidak baik dan infeksi akibat penggunaan alat yang mungkin tidak steril.

6.di desa inibuang sampah

a. Bagaimana manajemen pembuangan dan pengolahan sampah yang benar? 15

Membentuk petugas pengolahan sampah dan melakukan kerja bakti

Pengolahan sampah untuk daur ulang sehingga dapat digunakan kembali

Melakukan pemilahan sampah

Sampah menjadi Kompos Sampah biologis, basah atau organik dapat dijadikan kompos dengan cara menimbun sampah tersebut di tanah untuk jangka waktu tertentu hingga membusuk. Pangan dan Makanan TernakSampah yang berupa buah-buahan dan sayur-sayuran yang belum sepenuhnya rusak dapat dijadikan makanan ternak atau binatang lain yang dikembang biakkan. Pembuatan tempat pembuangan akhir

Persyaratan umum lokasi pembuangan akhir menurut SK SNI T-13-1990-F adalah sebagai berikut:a) Sudah tercakup dalam perencanaan tata ruang kota dan daerah

b) Jenis tanah kedap air

c) Daerah yang tidak produktif untuk pertaniand) Dapat dipakai minimal 5-10 tahun

e) Tidak membahayakan atau mencemarkan sumber air

f) Jarak dari daerah pusat pelayanan 10 kmg) Daerah yang bebas banjir

b.Apa resiko dari membuang sampah di rawa? 16 Limbah cair yang berasal rumah tangga tidak mencemari sumber air, tidak menimbulkan bau, dan tidak mencemari permukaan tanah;

Limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan bau, tidak mencemari permukaan tanah dan air tanah.

7.dalam kurun waktubanyak orang

a. Mengapa bisa terjadi keracunan makanan sampai dua kali pada kurun waktu 2010-2011? 17

Terjadinya keracunan sebanyak dua kali dalam acara hajatan yang melibatkan banyak orang, yang mungkin diakibatkan karena faktor lingkungan (tempat penyajian yang tidak bersih dan kualitas air yang buruk) dan faktor diri sendiri (kebersihan diri, contoh : mencuci tangan ketika mengolah dan memakan makanan.b. Bagaimana solusi yg tepat dan spesifik untuk masalah ini? 18

Penggunaan air yang baik

Cara memasak yang baik dengan menggunakan sumber energi panas yang baik

Cara menyajikan makanan yang baik

8.dari pihak kabupaten.lampiran.

a. Jelaskan intepretasi hasil pemeriksaan kualitas air minum! 19

ParameterHasil UjiBaku MutuInterpretasi

E. coliTotal Coliform

Arsen

Flourida

Total kromium

Kadmium

Nitrit

Nitrat

Sianida

Selenium2000/100 cc

1000/100 cc

0,05 mg/L

1,4 mg/L

0,03 mg/L

0,01 mg/L

2 mg/L

25 mg/L

0,07 mg/L

0,01 mg/L-

-

0,01 mg/L

1,5 mg/L

0,05 mg/L

0,03 mg/L

3 mg/L

50 mg/L

0,07 mg/L

0,01 mg/LMeningkat

Meningkat

Meningkat

Normal

Normal

Normal

Normal

Normal

Normal

Normal

b. Jelaskan intepretasi hasil pemeriksaan kualitas udara! 20ParameterWaktu PengukuranHasil ujiKadar Maksimal yang DiperbolehkanInterpretasi

SO224 jam500 micrgr/M3365 micrgr/M3Tinggi

CO24 jam30 000 micrgr/M310 000 micrgr/M3Tinggi

Nox24 jam200 micrgr/M3150 micrgr/M3Tinggi

O31 jam200 micrgr/M3235 micrgr/M3N

Hidrokarbon3 jam100 micrgr/M3160 micrgr/M3N

TSP24 jam500 micrgr/M3230 micrgr/M3Tinggi

Pb24 jam5 micrgr/M32 micrgr/M3Tinggi

9. ada hal menarik..yang tinggi

a. Bagaimana ventilasi yang baik dalam rumah? 2110.akhir-akhir ininarkoba.

a. Apa saja syarat yang harus dipatuhi pengguna lalu lintas dan undang-undang apa yang mengatur pelanggaran pengguna lalu lintas? 22 b. Apa undang-undang yang mengatur tentang penggunaan minuman keras dan narkoba ? 23

UU Narkotika (UU No. 35 Tahun 2009):Dijelaskan bahwa untuk bahan-bahan yang mengandung narkotika atau bahan asli narkotika hanya boleh digunakan sesuai dengan peraturan dan tidak boleh dimiliki warga sipil tanpa kepentingan yang jelas (tujuannya harus untukpenelitian dan pengobatan dengan pengawasan tertentu. Yang mengedarkan dan syarat bolehnya beredar bahan tersebut adalah pada daerah tersebut memiliki: Dokter, Farmasi, Apotek, Rumah Sakit, Puskesmas, Balai Pengobatan, Serta pemberian obat dengan bahan narkotika harus diresepkan langsung dari dokter.

Peraturan Daerah Kota Palembang nomor 10 tahun 2011 tentang pengawasan, penertiban, dan pengendalian peredaran minuman beralkohol

11. Apa saja upaya yang seharusnya dilakukan oleh puskesmas terkait dengan segala masalah yang dialami penduduk desa MJT? 24

Puskesmas melakukan penyuluhan terkait PHBS (program hidup bersih dan sehat) seperti menggunakan sumber air yang bersih, mengurangi penggunaan bahan bakar berpoplutan tinggi, dan melakukan proses pengelolahan sampah guna meningkatkan taraf kesehatan masyarakat di desa Mjt. Puskermas berperan dalam pemberdayaan masyarakat, yang dimaksud dalam hal ini adalah puskesmas berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat memiliki kesadaran, kemampuan dan kemauan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat.

Puskesmas lebih menyusun pelayanan kesehatan terhadap masyarakat dengan tujuan memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan dan pemulihan kesehatan.

12. Apa yang seharusnya dilakukan oleh Dinkes dan Pemda setempat berdasarkan masalah yg dialami penduduk desa MJT? 25 Pemerintah setempat dalam hal ini kantor kecamatan perlu melakukan koordinasi dengan puskesmas melalui pertemuan berkala yang diselenggarakan ditingkat kecamatan guna melakukan perencanaan, pergerakan pelaksanaan, perngawasan, pengendalian serta penilaian.

Dinas kesehatan kabupaten / kota bertanggungjawab membina serta memberikan bantuan administratif dan bantuan teknis kepada puskesmas.

Dinas kesehatan menyediakan fasilitas rujukan dari puskesmas ke berbagai pelayanan kesehatan. Dinas kesehatan merencanakan tugas pembangunan kesehatan yang kemudian bekerjasama dengan puskesmas sebagai penanggungjawab.

Peraturan Pemerintah RI Nomor 41 tahun 1999 tentang pencemaran udara.13.Apa saja pelatihan khusus yg direkomendasikan untuk pemuka masyarakat dan petugas kesehatan? 26 Bentuk pelatihan khusus yang dapat diberikan pada masyarakat dan petugas kesehatan setempat:

Pelatihan khusus kerajinan tangan, yaitu dengan mendaur ulang sampah menjadi bahan yang berguna

Pelatihan sanitasi sumber air

Pelatihan pembuatan pupuk kompos dengan memanfaatkan sampah organik

Pelatihan pengelolaan hygiene dan sanitasi makanan

Pelatihan cara mengemudi yang baik

Pelatihan untuk para pemuka dan tokoh masyarakat

HIPOTESIS : Permasalahan kesehatan lingkungan yg kurang baik di desa MJT Sumsel terjadi karena perilaku pengetahuuan individu dan peran tenaga kesehatan serta kepatuhan kepada perundang-undangan yg berlaku tidak berjalan sinergis.

Pengelolahan Sampah

Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendaur-ulangan , atau pembuangan dari material sampah. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam . Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat, cair, gas, atau radioaktif dengan metoda dan keahlian khusus untuk masing masing jenis zat. Praktek pengelolaan sampah berbeda beda antara Negara maju dan negara berkembang, berbeda juga antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan, berbeda juga antara daerah perumahan dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yg tidak berbahaya dari pemukiman dan institusi di area metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah dari area komersial dan industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah.Sampah dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara tergantung dari kondisi yang dianut oleh kebijakan negara setempat. Penggolongan ini dapat didasarkan atas sumber sampah, komposisi, bentuk, lokasi, proses terjadinya, sifat, dan jenisnya. Penggolongan ini sangat penting dalam penentuan penanganan dan pemanfaatan sampah. Klasifikasi sampah berdasarkan sumbernya, yaitu:

a. Sampah Domestik/Pemukiman Penduduk

Jenis sampah yang dihasilkan biasanya berupa sisa makanan, bahan-bahan sisa dari pengolahan makanan atau samapah basah (garbage), dan sampah kering (rubbish).

b. Sampah Komersil

Sampah yang berasal dari toko, restoran, hotel, dan perkantoran. Jenis sampah yang dihasilkan berupa sampah makanan, kertas, karton, plastik, kaca, logam, sampah khusus, dan kadang-kadang sampah B3.

c. Sampah Institusi

Sampah institusi antara lain sekolah, rumah sakit, penjara, dan pusat pemerintahan. Jenis sampah yang dihasilkan berupa sampah makanan, kertas, karton, plastik, kaca, logam, sampah khusus, dan kadang-kadang sampah B3.

d. Sampah Konstruksi dan Pemugaran

Sampah yang berasal dari kegiatan konstruksi, remodeling, perbaikan perumahan, dan perbaikan bangunan komersil. Sampah yang dihasilkan berupa batu bara, beton, plester, dan lain-lain. Sampah pemugaran adalah sampah yang berasal dari reruntuhan bangunan, jalan retak, trotoar, dan jembatan. Jenis sampah yang dihasilkan adalah kaca, plastik, baja, dan juga sama dengan sampah konstruksi.

e. Sampah Pelayanan Kota

Sampah pelayanan kota terdiri atau sampah penyapuan jalan, sampah taman, pantai, dan sampah sarana rekreasi. Lumpur instalasi pengolahan dan sisa-sisa lain yang termasuk ke dalam jenis ini berasal dari pengolahan air minum, pengolahan air buangan, dan pengolahan limbah indusri.

f. Sampah Industri

Macam dan jenis sampah yang dihasilkan tergantung kepada jenis industri.

g. Sampah Pertanian

Sampah jenis ini berasal dari aktifitas pertanian seperti kegiatan penanaman, panen, peternakan, dan pemupukan. Pada umumnya sampah jenis ini bukan merupakan tanggung jawab dari pihak persampahan kota.

Klasifikasi sampah berdasarkan kandungan organik dan anorganik, yaitu:

a. Sampah Basah (Garbage)

Sampah basah adalah sampah yang mengandung unsur-unsur organik, sifatnya mudah terurai dn membusuk, dan akan menghasilkan air lindi. Sampah golongan ini merupakan sisa-sisa makanan dari rumah tangga, hasil sampingan kegiatan pasar.

b. Sampah kering

Sampah kering adalah sampah yang mengandung unsur-unsur anorganik, tidak membusuk, tidak mudah terurai, dan tidak mengandung air. Sampah kering terdiri atas:

a. Sampah yang mudah terbakar (combustible) seperti kayu, kertas, kain, dan lain-lain.

b. Sampah tidak mudah terbakar (non combustible) seperti logam, kaca, keramik, dan lain-lain.

c. Abu (Dust/Ash)

Abu adalah sampah yang mengandung unsur organik dan anorganik yang berasal dari proses atau kegiatan pembakaran. Klasifikasi sampah berdasarkan komposisinya

a. Sampah yang berseragam

Sampah yang berasal dari kegiatan industri pada umumnya termasuk pada sampah seragam serta sampah perkantoran yang terdiri atas kertas, karton, dan kertas karbon.

b. Sampah yang tidak seragam (campuran)

Sampah campuran berasal dari pasar atau sampah dari tempat-tempat umum.Sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan pada Pasal 5 UU Pengelolan Lingkungan Hidup No.23 Th.1997, bahwa masyarakat berhak atas Lingkungan hidup yang baik dan sehat. Untuk mendapatkan hak tersebut, pada Pasal 6 dinyatakan bahwa masyarakat dan pengusaha berkewajiban untuk berpartisipasi dalam memelihara kelestarian fungsi lingkungan, mencegah dan menaggulangi pencemaran dan kerusakan lingkungan. Terkait dengan ketentuan tersebut, dalam UU NO. 18 Tahun 2008 secara eksplisit juga dinyatakan, bahwa setiap orang mempunyai hak dan kewajiban dalam pengelolaan sampah. Dalam hal pengelolaan sampah pasal 12 dinyatakan, setiap orang wajib mengurangi dan menangani sampah dengan cara berwawasan lingkungan. Masyarakat juga dinyatakan berhak berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan, pengelolaan dan pengawasan di bidang pengelolaan sampah. Tata cara partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sampah dapat dilakukan dengan memperhatikan karakteristik dan tatanan sosial budaya daerah masing-masing. Berangkat dari ketentuan tersebut, tentu menjadi kewajiban dan hak setiap orang baik secara individu maupun secara kolektif, demikian pula kelompok masyarakat pengusaha dan komponen masyarakat lain untuk berpartisipasi dalam pengelolaan sampah dalam upaya untuk menciptakan lingkungan perkotaan dan perdesaan yang baik, bersih, dan sehat.

Beberapa pendekatan dan teknologi pengelolaan dan pengolahan sampah yang telah dilaksanakan antara lain adalah: Teknologi Komposting Pengomposan adalah salah satu cara pengolahan sampah, merupakan proses dekomposisi dan stabilisasi bahan secara biologis dengan produk akhir yang cukup stabil untuk digunakan di lahan pertanian tanpa pengaruh yang merugikan (Haug, 1980). Penelitian yang dilakukan oleh Wahyu (2008) menemukan bahwa pengomposan dengan menggunakan metode yang lebih modern (aerasi) mampu menghasilkan kompos yang memiliki butiran lebih halus, kandungan C, N, P, K lebih tinggi dan pH, C/N rasio, dan kandungan Colform yang lebih rendah dibandingkan dengan pengomposan secara konvensional. Teknologi Pembuatan Pupuk Kascing

Pengolahan sampah menjadi listrik.

Pengelolaan sampah dengan pendekatan teknologi diharapkan penanganan sampah lebih cepat, efektif dan efisien serta dapat memberikan manfaat lain.

Pengelolaan sampah mandiri

Pengolahan sampah mandiri adalah pengolahan sampah yang dilakukan oleh masyarakat di lokasi sumber sampah seperti di rumah-rumah tangga. Masyarakat perdesaan yang umumnya memiliki ruang pekarangan lebih luas memiliki peluang yang cukup besar untuk melakukan pengolahan sampah secara mandiri. Model pengelolaan sampah mandiri akan memberikan manfaat lebih baik terhadap lingkungan serta dapat mengurangi beban TPA. Pemilahan sampah secara mandiri oleh masyarakat di Kota Denpasar masih tergolong rendah yakni baru mencapai 20% (Nitikesari, 2005). Pengelolaan sampah berbasis masyarakat

1) Berbagai masalah yang dihadapi masyarakat dalam pengelolaan sampah pemukiman kota yang ada di Desa Seminyak, Sanur Kauh dan Sanur Kaja, dan Desa Temesi Gianyar, yaitu: masalah pengadaan lahan untuk lokasi devo, terbatasnya peralatan teknologi dan perawatannnya, terbatasnya dana untuk perekrutan tenaga kerja baru yang memadai, produksi kompos yang masih rendah, sulit dan terbatasnya pemasaran kompos sehingga secara ekonomi pengelola cendrung mengalami defisit.

2) Model pengelolaan sampah pemukiman kota yang berbasis sosial kemasyarakatan dapat dilakukan secara adaptif dengan memperhatikan aspek karakteristik sosial dan budaya masyarakat, aspek ruang (lingkungan), volume, dan jenis sampah yang dihasilkan.

Pola pengelolaan sampah berbasis masyarakat sebaiknya dilakukan secara sinergis (terpadu) dari berbagai elemen (Desa, pemerintah, LSM, pengusaha/swasta, sekolah, dan komponen lain yang terkait) dengan menjadikan komunitas lokal sebagai objek dan subjek pembangunan, khususnya dalam pengelolaan sampah untuk menciptakan lingkungan bersih, aman, sehat, asri, dan lestariUndang-Undang tentang pengelolaan sampah telah menegaskan berbagai larangan seperti membuang sampah tidak pada tempat yang ditentukan dan disediakan, membakar sampah yang tidak sesaui dengan persyaratan teknis, serta melakukan penanganan sampah dengan pembuangan terbuka di TPA. Penutupan TPA dengan pembuangan terbuka harus dihentikan dalam waktu 5 tahun setelah berlakunya UU No. 18 Tahun 2008. Dalam upaya pengembangan model pengelolaan sampah perkotaan harus dapat melibatkan berbagai komponen pemangku kepentingan seperti pemerintah daerah, pengusaha, LSM, dan masyarakat. Komponen masyarakat perkotaan lebih banyak berasal dari pemukiman (Desa Pakraman dan Dinas), sedangkan di perdesaan umumnya masih sangat erat kaitannya dengan keberadaan kawasan persawahan dengan kelembagaan subak yang mesti dilibatkan. Pemilihan model sangat tergantung pada karakteristik perkotaan dan perdesaan serta karakteristik sampah yang ada di kawasan tersebut.

Beberapa Metoda Pengolahan Sampah:

Metode Daur-ulangProses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan kembali disebut sebagai daur ulang. Pengolahan kembali secara fisikMetode ini adalah aktifitas paling populer dari daur ulang , yaitu mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang dibuang , contohnya botol bekas pakai yang dikumpulkan kembali untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang sudah tercampur.Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum aluminum , kaleng baja makanan/minuman, Botol HDPE dan PET , botol kaca , kertas karton, koran, majalah, dan kardus. Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa di daur ulang.

Pengolahan biologisMaterial sampah organik , seperti zat tanaman , sisa makanan atau kertas , bisa diolah dengan menggunakan proses biologis untuk kompos, atau dikenal dengan istilah pengkomposan.Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagi pupuk dan gas methana yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.

Pemulihan energiKandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan cara menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya menajdi bahan bakar tipe lain. Daur-ulang melalui cara perlakuan panas bervariasi mulai dari menggunakannya sebakai bahan bakar memasak atau memanaskan sampai menggunakannya untuk memanaskan boiler untuk menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator. Pirolisa dan gasifikasi adalah dua bentuk perlakukan panas yang berhubungan , dimana sampah dipanaskan pada suhu tinggi dengan keadaan miskin oksigen. Proses ini biasanya dilakukan di wadah tertutup pada Tekanan tinggi. Pirolisa dari sampah padat mengubah sampah menjadi produk berzat padat , gas, dan cair. Produk cair dan gas bisa dibakar untuk menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi produk lain. Padatan sisa selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk seperti karbon aktif. Gasifikasi dan Gasifikasi busur plasma yang canggih digunakan

Penimbunan daratPembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk membuang sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia. Penimbunan ini biasanya dilakukan di tanah yg ditinggalkan , lubang bekas pertambangan , atau lubang lubang dalam. Sebuah situs penimbunan darat yg di desain dan di kelola dengan baik akan menjadi tempat penimbunan sampah yang hiegenis dan murah. Sedankan penimbunan darat yg tidak dirancang dan tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan , diantaranya angin berbau sampah , menarik berkumpulnya Hama , dan adanya genangan air sampah. Efek samping lain dari sampah adalah gas methan dan karbon dioksida yang juga sangat berbahaya. Pembakaran/pengkremasianPembakaran adalah metode yang melibatkan pembakaran zat sampah. Pengkremasian dan pengelolaan sampah lain yg melibatkan temperatur tinggi baisa disebut Perlakuan panas. kremasi merubah sampah menjadi panas, gas, uap dan abu.Pengkremasian dilakukan oleh perorangan atau oleh industri dalam skala besar. Hal ini bsia dilakukan untuk sampah padat , cari maupun gas. Pengkremasian dikenal sebagai cara yang praktis untuk membuang beberapa jenis sampah berbahaya, contohnya sampah medis (sampah biologis). Pengkremasian adalah metode yang kontroversial karena menghasilkan polusi udara.Pengkremasian biasa dilakukan dinegara seperti jepang dimana tanah begitu terbatas ,karena fasilitas ini tidak membutuhkan lahan seluas penimbunan darat.Sampah menjadi energi (Waste-to-energy=WtE) atau energi dari sampah (energy-from-waste = EfW) adalah terminologi untuk menjelaskan samapah yang dibakar dalam tungku dan boiler guna menghasilkan panas/uap/listrik.Pembakaran pada alat kremasi tidaklah selalu sempurna , ada keluhan adanya polusi mikro dari emisi gas yang keluar cerobongnya. Perhatian lebih diarahkan pada zat dioxin yang kemungkinan dihasilkan di dalam pembakaran dan mencemari lingkungan sekitar pembakaran.

Metode penghindaran dan penguranganSebuah metode yang penting dari pengelolaan sampah adalah pencegahan zat sampah terbentuk , atau dikenal juga dengan pengurangan sampah. Metode pencegahan termasuk penggunaan kembali barang bekas pakai , memperbaiki barang yang rusak , mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakan kembali (seperti tas belanja katun menggantikan tas plastik ), mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan barang sekali pakai (contohnya kertas tissue) ,dan mendesain produk yang menggunakan bahan yang lebih sedikit untuk fungsi yang sama (contoh, pengurangan bobot kaleng minuman).

Tata Cara Pengelolaan Sampah Di Pemukiman

Tata cara yang digunakan untuk menentukan pengelolaan sampah di kawasan pemukiman mencakup tentang perencanaan, pengoperasian, pembiayaan, institusi dan peran serta masyarakat. Operasional pengelolaan sampah di permukiman disyaratkan adanya keterlibatan aktif masyrakat pengelola sampah kota dan pengembang perumahan baru terutama dalam mengelola dan mengadakan sarana persampahan di lingkungan permukiman . Ketentuan pengelola sampah :

a) Perencanaan dilakukan dengan mempertimbangkan jumlah rumah, klas dan tipe bangunan; jumlah sampah yang akan dikelola berdasarkan jumlah penduduk, jumlah dan luas bangunan/fasilitas umum, besaran timbulan sampah berdasarkan sumbernya.b) Teknik operasional ditentukan berdasarkan kondisi topografi dan lingkungan pelayanan, kondisi social ekonomi, partisipasi masyrakat, jumlah dan jenis timbulan sampah, pola operasional dilakukan melaui pewadahan, pengumpulan, pemindahan di transfer depo, pengangkutan ke TPA.c) Pembiayaan meliputi seluruh biaya pengelolaan untuk operasi, pemeliharaan serta penggantian alat. Cara pengerjaan dilakukan dengan menganalisa atas penyebaran rumah, luas daerah yang dikelola, jumlah penduduk dan tingkat pendapatan, jumlah rumah berdasarkan tipe,timbulan sampah per hari, jumlah bangunan fasilitas umum, kondisi jalan, topografi dan lingkungan untuk menentukan alternative system termasuk jenis peralatan. Tata Cara Pemilihan Lokasi Tempat Pembuangan Akhir Sampah

Tempat pembuangan akhir sampah adalah sarana fisik untuk berlangsungnya kegiatan pembuangan akhir sampah berupa tempat yang digunakan untuk mengkarantinakan sampah kota secara aman. Kriteria lokasi TPA harus memenuhi persyaratan/ketentuan hukum, pengelolaan lingkungan hidup dengan AMDAL (Analisa Mengenai Dampak Lingkungan), serta tata ruang yang ada.

Ada beberapa kriteria lokasi tempat pembuangan sampah:

a) Kriteria regional digunakan untuk menentukan kelayakan zone meliputi kondisi geologi, hidrogeologi, kemiringan tanah, jarak dari lapangan terbang, cagara alam banjir dengan periode 25 tahun.b) Kriteria penyisih digunakan untuk memilih lokasi terbaik sebagai tambahan meliputi iklim, utilitas, lingkungan biologis, kondisi tanah, demografi, batas administrasi, kebisingan, bau, estetika dan ekonomi.c) Kriteria penetapan digunakan oleh instansi berwenang untuk menyetujui dan menetapkan lokasi terpilih sesuai kebijakan setempat. Cara pengerjaan yaitu dengan melakukan analisis terhadap data sekunder, berupa peta topografi, geologi lingkungan, hidrogeologi, bencana alam, peta administrasi, kepemilikan lahan, tata guna lahan dan iklim, data primer berdasarkan criteria, pembuatan peta skala 1 : 25.000 atau 1 : 50.000 dan identifikasi lokasi potersial.