akmen

8
Biaya Absorbsi Perhitungan biaya dengan cara variable costing dapat juga digunakan untuk menghitung atau membuat anggaran variable (variable budget). Anggaran variable berguna untuk menentukan tingkat produksi dan penjualan yang paling menguntungkan serta menentukan tingkat produksi dan penjualan minimum yang dapat di lakukan. Variable budget Mesin 1000 ton/bulan Biaya tetap Contoh: Sebuah perusahaan mempunyai kapasitas terpasang sebesar 1000 ton /bulan, rincian biaya per unit adalah sebagai berikut: Bahan baku > 5000 /kg Tenaga kerja Langsung > 4000/kg Biaya Overhead Variabel > Rp.1000 Biaya Overhead tetap > Rp. 2500 Biaya pemasaran variable > Rp. 1500 Biaya pemasaran tetap > Rp. 800 Biaya admin variable > Rp. 600 Biaya administrasi tetap > Rp. 1100 Apabila perusahaan berproduksi diatas kapasitas 80% maka perusahaan menggunakan tambahan biaya untuk menyewa gudang sebesar Rp. 100 jt Diminta: buatlah anggaran fleksibel untuk tingkat produksi 60%, 75% dan 90% jika harga jual sebesar Rp.20000 /kg.

Upload: mastama

Post on 27-Jun-2015

257 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: AKMEN

Biaya Absorbsi

Perhitungan biaya dengan cara variable costing dapat juga digunakan untuk menghitung atau membuat anggaran variable (variable budget). Anggaran variable berguna untuk menentukan tingkat produksi dan penjualan yang paling menguntungkan serta menentukan tingkat produksi dan penjualan minimum yang dapat di lakukan.

Variable budget

Mesin 1000 ton/bulan Biaya tetap

Contoh:

Sebuah perusahaan mempunyai kapasitas terpasang sebesar 1000 ton /bulan, rincian biaya per unit adalah sebagai berikut:

Bahan baku > 5000 /kgTenaga kerja Langsung > 4000/kgBiaya Overhead Variabel > Rp.1000Biaya Overhead tetap > Rp. 2500Biaya pemasaran variable > Rp. 1500Biaya pemasaran tetap > Rp. 800Biaya admin variable > Rp. 600Biaya administrasi tetap > Rp. 1100

Apabila perusahaan berproduksi diatas kapasitas 80% maka perusahaan menggunakan tambahan biaya untuk menyewa gudang sebesar Rp. 100 jt

Diminta: buatlah anggaran fleksibel untuk tingkat produksi 60%, 75% dan 90% jika harga jual sebesar Rp.20000 /kg.

Page 2: AKMEN

Penjualan……………………….

Biaya variable

Bahan Baku………………….

Tenaker………………………. Overhead Var………………

Total By Prod Var……………

Margin kontribusi kotor….

Biaya variable lain”

Pemasaran………………….

Administrasi………………..

Margin kontribusi bersih….

Biaya tetap

Overhead………………………

Administrasi………………….

Pemasaran……………………

Pusat laba dinilai berdasarkan laporan L/R, pusat biaya dinilai dengan anggaran sedangkan pusat investasi dinilai dari tingkat pengembalian investasi (Return of Investment). Pengukuran investasi dapat juga diukur dengan laporan L/R variable maupun laporan L/R Absorbsi, pengukuran ini tetap memperhitungkan tingkat pengembalian investasi.

60% 75% 90%1.200.000.000

300.000.000240.000.00060.000.000

600.000.000600.000.000

90.000.00036.000.000

126.000.000474.000.000

250.000.000110.000.00080.000.000

440.000.000

1.500.000.000

375.000.000350.000.00075.000.000

750.000.000750.000.000

Page 3: AKMEN

Devisi-devisi yang merupakan pusat investasti akan memiliki laporan L/R dan neraca sendiri-sendiri. Sebuah perusahaan mempunyai dua devisi, A dan B laba bersih A sebesarRp. 100 jt, laba bersih B Rp.200 jt, investasi yang dimiliki oleh A sebesar Rp.500 jt, sedangkan investasi yang dihabiskan oleh B Rp.2 Milyar, tentukan devisi manakah yang memiliki kinerja yang lebih bagus dengan menghitung ROI.

Dalam menghitung tingkat pengembalian investasi laba yang dihitung merupakan laba sebelum bunga dan pajak sedangkan asset sebagai penghitung dana investasi merupakan aktiva operasi (operating asset) yaitu seluruh aktiva yang digunakan untuk menghasilkan laba operasi termasuk kas, piutang, persediaan, tanah, gedung dan peralatan.

Untuk menghitung tingkat pengembalian modal (ROI) ada alternative lain yaitu dengan menghitung margin dan perputaran

ROI=Margin x Perputaran

Margin adalah rasio laba operasi terhadap penjualan sedangkan perputaran merupakan jumlah yang dihasilkan dari investasi dalam aktiva operasi

Contoh:

Penjualan 500 jt, HPP 240 jt Margin kotor 260 jt

Beban Adm 230 jt

Laba operasi 30 jt

Pada awal operasi nilai buku bersih bersih aktiva 320 jt, sedangkan akhir tahun aktiva perusahaan sebesar 245 jt. Diminta hitunglah aktiva operasi rata”, margin, perputaran, dan ROI

Aktivasi operasi rata” 320 jt + 245 jt : 2 = 565 : 2 = 282

Margin = 30 jt : 50 jt x 100% = 6%

Perputaran = 500jt : 282 jt = 1,67

ROI = 0,06 x 1,67 = 10,56 %

Untuk mengukur kinerja pusat investasidapat menggunakan laba residu dan nilai tambah ekonomi, laba residu (residual income) adalah perbedaan antara laba operasi dan pengembalian minimum yang diisyaratkan atas aktiva perusahaan,

Page 4: AKMEN

laba residu = laba operasi – (tingkat pengembalian minimum x aktiva rata”)

jika laba residu kurang dari 0 maka ini menunjukan devisi yang bekerja tidak dapat melakukan pengembalian atas investasi, kelemahan dari metode laba residu hanya berorientasi pada laba jangka pendek.

Nilai tambah ekonomi, cara menghitung laba residu adalah dengan mencari nilai tambah ekonomi yang merupakan laba bersih – total biaya modal tahunan

Nilai tambah ekonomi juga disebut economic value added (EVA) merupakan bentuk satuan ekonomi dari hasil operasi bersih dari sebuah perusahaan. Penekanan EVA adalah laba bersih operasi dan biaya actual dari modal

EVA= laba operasi setelah pajak – (persentasi biaya modal x total modal yang dipakai)

Aspek berlaku di EVA dapat mendorong jenis perilaku yang sesuai dari berbagai devisi dengan menentukan tekanan pada operasi

Suku bunga harga transfer, nilai barang yang ditransfer dari pusat pertanggung jawaban ke devisi devisi berdasarkan laba operasi, pengembalian operasi, dan laba residu disebut juga harga transfer atau dapat diartikkan dengan harga yang dibebankan dari satu devisi kedevisi yang lain pada perusahan yang sama dampak dari penetapan harga transfer adalaha biaya yang telah terjadi pada satu devisi akan dibebankan pada devisi lain sehingga kinerja dari satu devisi akan mempengaruhi devisi yang lain.

Analisa CPV

Analisa bisaya pendapatan dan volume (CPV) bertujuan untuk menghitung tingkat produksi atau penjualan yang dapat dilakukan dimana pada tingkat itu menghasilkan laba yang maksimum, analisis ini bertitik berrat pada pengendalian biaya tetap sebagai biaya yang secara total tidak akan terpengaruh oleh volume

Relevan range

Suatu batas maksimum dari kemampuan biaya tetap untuk dibebani oleh volume

Dalam analisa PVC perhitungan yang di lakukan dengan metode variable costing, dimana dilakukan dengan cara detail.

Untuk biaya semi variable tetap dilakukan pemisahaan antara biaya variable dan biaya tetap dengan metode khusus.

Margin kontribusi adalah selisih antara pendapatan penjualan dengan biaya variable sedangkan rasio margin kontribusi adalah tingkat persentase margin kontribusi terhadap penjualan.

Page 5: AKMEN

Analisa titik impas (Break Event Point), merupakan salah satu analisa yang digunakan untuk menentukan tingkat penjualan dan bauran produk yang diperlukan untuk meutup semua biaya yang terjadi pada periode tersebut.

BEP

Penjualan = H. produksi

=BT+BV=BT+(v.x.Bv/v)

Contoh:

Sebuah perusahaan hanya memproduksi 1 produk kapasitas normal 20ribu/th dan harga jual $5/unit, biaya yang relevan adalah sbb:

Biaya Variabel Total Biaya Tetap

Bahan baku $ 1 -Tenaga kerja langsung $ 1,20 -Overhead pabrik $ 0,50 $ 15.000Beban pemasaran $ 0,30 $ 5.000Beban Administrasi - $ 6.000

$ 26.000

Jatuh tempo FC = 260001-VC/5 1-3/5

= 26000 = 65.000 2/5

Jml unit FC5-VC

= 26000 = 26000 = 13000 5-3 2

Penjualan FC+π1-VC/526.000+10.000

Page 6: AKMEN

1-3/536.000 = $ 90.000 2/526.000+10.000 = 36.000 = 1800 unit 5-3 2

Margin pengaman (margin safety) yaitu sampai berapa banyak penjualan dapat turun dari angka penjualan yang dipilih sebelum perusahaan mencapai titik impas. Sedangkan rasio margin pengaman merupakan tingkat presentase laba yang diperoleh dibandingkan dengan penjualan.