jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/skripsi-jurnal.docx · web view8.bapak imam yudhi...

162
IMPLEMENTASI PENGELOLAAN DANA PENGEMBANGAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (DPPM) OLEH PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN DI KELURAHAN GUNUNG LENGKUAS KECAMATAN BINTAN TIMUR KABUPATEN BINTAN TAHUN 2014 SKRIPSI Oleh : RENOLD SAGITA DARISMAN 080565201073 PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2016

Upload: phamxuyen

Post on 09-Apr-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

IMPLEMENTASI PENGELOLAAN DANA PENGEMBANGAN

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (DPPM) OLEH PEMERINTAH

KABUPATEN BINTAN DI KELURAHAN GUNUNG LENGKUAS

KECAMATAN BINTAN TIMUR KABUPATEN BINTAN TAHUN 2014

SKRIPSI

Oleh :

RENOLD SAGITA DARISMAN080565201073

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2016

Page 2: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

IMPLEMENTASI PENGELOLAAN DANA PENGEMBANGAN

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (DPPM) OLEH PEMERINTAH

KABUPATEN BINTAN DI KELURAHAN GUNUNG LENGKUAS

KECAMATAN BINTAN TIMUR KABUPATEN BINTAN TAHUN 2014

Skripsi Diajukan Sebagai Syarat Untuk

Memperoleh Gelar Sarjana dalam Bidang Ilmu Pemerintahan

SKRIPSI

Oleh :

RENOLD SAGITA DARISMAN080565201073

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2016

Page 3: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

MOTTO

SELALU ADA HARAPAN BAGI MEREKA YANG SERING BERDOA

SELALU ADA JALAN BAGI MEREKA YANG SERING BERUSAHA

Skripsi ini penulis persembahkan untuk:Kedua Orangtua, Istri dan Anakku, Para Dosen serta Teman-teman Sekalian

KATA PENGANTAR

i

Page 4: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

Assalammualaikum WR. WB,

Puji dan puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena atas

rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Tak lupa pula, penulis kirimkan salam dan salawat kepada junjungan kita semua,

Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, dan seluruh sahabatnya.

Penulisan skripsi yang berjudul: IMPLEMENTASI PENGELOLAAN

DANA PENGEMBANGAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (DPPM)

OLEH PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN DI KELURAHAN GUNUNG

LENGKUAS KECAMATAN BINTAN TIMUR KABUPATEN BINTAN

TAHUN 2014, ini dimaksudkan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar

kesarjanaan di bidang ilmu Sosial pada Universitas Maritim Raja Ali Haji, jurusan

Ilmu Pemerintahan.

Penulis mengucapkan rasa terimasih yang sebesar-besarnya atas semua

bantuan yang telah diberikan, baik secara langsung maupun tidak langsung selama

penyusunan skripsi ini hingga selesai. Secara khusus rasa terimakasih tersebut saya

sampaikan kepada: 

1. Kedua orang tuaku , anak dan istriku serta seluruh keluargaku yang selalu

memberikan doa dan yang tak pernah lelah memberi dukungan moril dan

materil dalam segala aktifitas penulis.

2. Bapak Prof. Dr. Syafsir Akhlus, M.Sc selaku Rektor Universitas Maritim Raja

Ali Haji.

ii

Page 5: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

3. Bapak Drs. Sonhaji, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji.

4. Bapak Bismar Arianto, M.Si selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji.

5. Bapak Afrizal, S.IP, M.Si selaku Ka. Prodi Ilmu pemerintahan Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji.

6. Bapak Kustiawan, M.Pol.Sc selaku Sekjur Ilmu pemerintahan Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji.

7. Bapak Yudhanto S.A, S.Ip.,MA selaku Kepala Labor Ilmu pemerintahan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji.

8. Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah

bersedia meluangkan waktunya dalam membantu penulis dalam penyusunan

skripsi ini.

9. Bapak Nazaki, S.Sos., M.Si selaku Pembimbing Kedua yang telah bersedia

meluangkan waktunya dalam membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.

10. Bapak dan Ibu Dosen serta staf bidang Prodi Ilmu Pemerintahan fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji.

11. Rekan-rekan mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali Haji yang selalu

memberikan motivasi kepada penulis.

iii

Page 6: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

12. Kepada Lurah, staf dan warga kelurahan Gunung Lengkuas yang telah

memberikan waktu dan kerjasama sehingga penelitian ini selesai seperti yang

diharapkan.

Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini belum sempurna, baik dari segi materi

meupun penyajiannya. Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat

diharapkan dalam penyempurnaan skripsi ini.

Terakhir penulis berharap, semoga skripsi ini dapat memberikan hal yang

bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca dan khususnya bagi penulis juga.

Tanjungpinang, 9 Agustus 2016

RENOLD SAGITA DARISMAN

iv

Page 7: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

ABSTRAK

Program DPPM merupakan wujud perhatian dan tanggungjawab pihak perusahaan kepada masyarakat disekitar wilayah tambang berupa pemberian bantuan pembangunan infrastruktur dan beasiswa pendidikan untuk masyarakat yang ada di kelurahan Gunung Lengkuas. Namun pada kenyataannya, keinginan perusahaan tidak sejalan dengan apa yang diinginkan oleh masyarakat desa tersebut. Mereka lebih memilih mendapatkan bantuan dalam bentuk materi (uang). Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Implementasi Pengelolaan Dana Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat (Dppm) Oleh Pemerintah Kabupaten Bintan Di Kelurahan Gunung Lengkuas Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan Tahun 2014”.

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk memantau apakah implementasi dari pengelolaan program kegiatan DPPM perusahaan sudah berjalan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.

Penelitian ini bersifat kualitatif dengan format penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penulis berusaha untuk menyelidiki, mempelajari dan selanjutnya menggambarkan atau melukiskan objek penelitian. Data yang diperoleh berasal dari hasil wawancara penulis kepada informan sebanyak 14 orang informan.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, 1)Pelaksanaan DPPM oleh perusahaan bukan hanya menguntungkan masyarakat disekitar perusahaan, akan tetapi juga menguntungkan perusahaan itu sendiri baik jangka pendek maupun jangka panjang, 2)Membantu pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara berkesinambungan, 3)Pelaku usaha sadar bahwa mereka adalah bagian dari masyarakat dimana mereka beroperasi dan mereka harus turut serta dalam gerak pertumbuhan bersama masyarakat, 4)Kegiatan DPPM oleh perusahaan diarahkan untuk memperbesar akses masyarakat untuk mencapai kondisi sosial, ekonomi dan budaya yang lebih baik, 5) Pengembangan masyarakat dalam berbagai bentuk seharusnya merupakan tanggung jawab sosial perusahaan.

Kata Kunci : Pemberdayaan, Partisipasi Masyarakat, Kebijakan Publik

v

Page 8: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

ABSTRACT

DPPM program represented concern and responsibility of the company to the community around the mine area in the form of provision of infrastructure and educational scholarships for the people in the village of Mount galangal. But in fact, the company's desire is not in line with what is desired by the people of the village. They prefer to get help in the form of material (money). Based on these descriptions, researchers interested in conducting research with the title "Implementation Of Community Development Funds Management (Dppm) Bintan By Local Governments In Gunung Lengkuas Village East Bintan Sub District Bintan 2014".

The purpose of this research is to monitor whether the implementation of the program management activities DPPM company has been running according to predefined rules.

This study is a qualitative descriptive study format with a qualitative approach. The author sought to investigate, learn and further illustrate or describe the object of research. Data obtained from the proceeds of an author interview to the informant as much as 14 informants.

From the results of this study concluded that, 1) The DPPM by companies not only benefit people around the company, but also benefits the company itself both short term and long term, 2) Assist the government in improving the welfare of the community on an ongoing basis, 3) Actors conscious effort that they are part of the communities in which they operate and they have to participate in the movement of growth with the community, 4) Activity DPPM by the company intended to expand community access to achieve social, economic and culture better, 5) development of society in various forms should be a corporate social responsibility.

Keywords: Empowerment, Community Participation, Public Policy

vi

Page 9: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL LUAR........................................................................

HALAMAN JUDUL DALAM....................................................................

HALAMAN PERNYATAAN.....................................................................

HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................i

HALAMAN TANDA TANGAN PENGUJI............................................ii

HALAMAN PENGESAHAN REVISI SKRIPSI..................................iii

HALAMAN MOTTO...............................................................................iv

KATA PENGANTAR................................................................................v

ABSTRAK BAHASA INDONESIA.......................................................vi

ABSTRAK BAHASA INGGRIS............................................................vii

DAFTAR ISI...........................................................................................viii

DAFTAR TABEL.....................................................................................ix

DAFTAR BAGAN.....................................................................................x

DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................1

A. Latar Belakang Masalah...................................................................1

B. Rumusan Masalah..........................................................................10

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian....................................................10

D. KERANGKA TEORITIS..............................................................11

1. Kebijkan Publik.........................................................................11

2. DPPM.........................................................................................13

3. Implementasi Kebijakan............................................................16

E. KERANGKA PEMIKIRAN..........................................................19

vii

Page 10: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

F. METODE PENELITIAN...............................................................22

1. Jenis Penelitian..........................................................................22

2. Lokasi Penelitian.......................................................................23

3. Informan....................................................................................23

4. Sumber dan Jenis Data..............................................................24

5. Teknik dan Alat Pengumpulan Data.........................................25

6. Teknik Analisis Data.................................................................26

BAB II LANDASAN TEORI..................................................................28

A. Pemberdayaan.................................................................................28

B. Partisipasi Masyarakat.....................................................................31

C. Kebijakan Publik.............................................................................33

1. Implementasi Kebijakan............................................................35

2. Tugas Dan Pelaksanaan DPPM.................................................42

3. Dasar Hukum.............................................................................45

4. Pedoman Tata Cara Pengelolaan dan Pencairan Dana Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Untuk Kegiatan Pertambangan Mineral dan Batuan Di Kabupaten Bintan................................46

a. Pengelolaan Dana Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPM)..............................46

b. Realisasi Pelaksanaan DPPM di Kabupaten Bintan..............48c. Mekanisme Pencairan Dana

Pengembangan dan PemberdayaanMasyarakat (DPPM)..............................................................49

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN....................56

A. Keadaan Geografis.....................................................................56

B. Struktur Organisasi............................................................................57

C. Visi dan Misi.....................................................................................60

D. Jenis-jenis Pelayanan di Gunung Lengkuas......................................60

viii

Page 11: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

BAB IV ANALISA DATA......................................................................65

A. Ukuran dan Tujuan Kebijakan.........................................................67

B. Sumber daya.....................................................................................70

C. Karakteristik Organisasi Pelaksana..................................................79

D. Komunikasi Antar Organisasi Terkait Dan Kegiatan-Kegiatan Pelaksanaan...............................................82

E. Disposisi Atau Sikap Para Pelaksana...............................................86

F. Lingkungan Sosial, Ekonomi Dan Politik........................................89

BAB V PENUTUP..................................................................................92

A. Kesimpulan.......................................................................................92

B. Saran.................................................................................................93

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

ix

Page 12: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I.1 Perusahaan Bauksit di Kabupaten Bintan.................................8

Tabel I.2 Teori Implementasi Kebijakan................................................17

Tabel I.3 Informan..................................................................................24

Tabel II.1 Perusahaan Bauksit di Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan.............................................47

Tabel II.2 Realisasi Program DPPM Perusahaan Bauksit di Kurahan Gunung Lengkuas Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan Tahun 2014..............................................................................54

Tabel III.1 Pembagian Wilayah Rukun Tetangga.....................................63

Tabel III.2 Pemeluk Agama Masyarakat Kelurahan Gunung Lengkuas..................................................64

Tabel III.3 Pekerjaan Masyarakat Kelurahan Gunung Lengkuas..............64

x

Page 13: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan I.1 Kerangka Pemikiran..............................................................20

Bagan II.1 Mekanisme Pencairan Dana Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat.............................................51

Bagan III.1 Struktur Organisasi................................................................62

Bagan IV.1 Mekanisme Penyaluran Dana Pengembangan Dan Pemberdayaan Masyarakat..................77

xi

Page 14: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Lembar Revisi Ujian Skripsi

Lampiran II Lembar Pedoman Wawancara

Lampiran III Surat Keputusan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas

Maritim Raja Ali Haji tentang Penetapan Komisi Pembimbing Skripsi

Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UMRAH.

Lampiran IV Surat Keputusan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas

Maritim Raja Ali Haji tentang Dosen Penelaah Seminar Usulan

Penelitian Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UMRAH .

Lampiran V Surat Rekomendasi Penelitian dari Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Maritim Raja Ali Haji.

Lampiran VI Surat Rekomendasi Penelitian dari Badan Kesatuan bangsa,

Politik dan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Bintan.

Lampiran VII Lembar Konsultasi

xii

Page 15: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Cita-cita pembangunan yang mengisyaratkan pemerataan kesejahteraan bagi

seluruh rakyat Indonesia wajib dijalankan oleh seluruh elemen, baik elemen

pemerintah maupun elemen masyarakat. Pembangunan yang selama ini bertumpu

pada pemerintah sebagai penggerak roda pemerintahan tentu memerlukan dukungan

pihak swasta yang merupakan bagian tidak terpisahkan dalam bagian pemangku

kepentingan (Stakeholder) yang memiliki peran.

Sektor swasta dalam hal ini perseroan terbatas dapat memberikan kontribusi

yang sangat besar dalam menjalankan pembangunan, baik itu secara langsung maupun

tidak langsung. Secara langsung tentu berkaitan dengan kegiatan usaha yang

dijalankannya sedangkan secara tidak langsung dapat dilakukan melaui kegiatan sosial

atau sering juga disebut dengan kegiatan Community Social Responsibility (CSR).

CSR merupakan kewajiban Perseroan untuk menjalankan pengembangan sosial

bagi masyarakat di sekitar tempatnya berkegiatan usaha sebagaimana diatur dalam

Pasal 74 UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan PP No. 47 Tahun

2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas yang

menyebutkan bahwa setiap perseroan terbatas selaku subjek hukum mempunyai

Tanggungjawab Sosial dan lingkungan.

1

Page 16: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

2

Salah satu bentuk CSR adalah kegiatan pengembangan dan pemberdayaan

masyarakat (DPPM), yang apabila dilakukan secara massive (banyak) dan

berkesinambungan (terus-menerus) dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat

secara signifikan. Melalui kegiatan ini banyak hal dapat dilakakukan dari

pembangunan infrastruktur hingga pemberiaan beasiswa bagi masyarakat tidak

mampu sehingga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Kabupaten Bintan yang merupakan elemen pemerintah yang mendapatkan

mandat dari pemerintah pusat dan pemerintah provinsi untuk menjalankan fungsi

pemerintahan di wilayah administrasi Kabupaten Bintan tentu harus berperan aktif

dalam mewujudkan CSR bagi masyarakat Kabupaten Bintan, terlebih lagi sering

kita dengar adanya program Dana Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat

(DPPM) perusahaan pertambangan yang diselenggarakan oleh Pemerintah

Kabupaten Bintan.

Pertambangan merupakan salah satu sektor yang menonjol di Kabupaten

Bintan mengingat daerah ini merupakan penghasil bauksit terbesar di Indonesia

pada masanya. Setelah PT Antam, Tbk tidak lagi menjalankan kegiatan usaha

pertambangannya, di wilayah Kabupaten Bintan muncul perusahaan-perusahaan

lokal yang menjalankan kegiatan usaha pertambangan mineral logam (bauksit)

dan batuan (granit dan pasir) yang apabila dikelola dengan baik dapat

berkontribusi bagi masyarakat.

Di Kabupaten Bintan kewajiban perusahaan pertambangan untuk

melaksanakan CSR dalam menjalankan kegiatan usaha pertambangan di fasilitasi

Page 17: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

3

oleh pemerintah Kabupaten Bintan dalam mempertemukan dan memenuhi

kebutuhan masyarakat sekitar pertambangan dengan perusahaan pertambangan.

Melihat dampak yang ditimbulkan sehingga dapat memastikan masing-masing

perusahaan melaksanakan kewajiban CSR nya dan masyarakat terbantu sesuai

dengan yang di harapkan. Hal ini biasa disebut dengan pelaksanaan program Dana

Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPM) dimana perusahaan

pertambangan diwajibkan untuk menjaminkan sejumlah uang pada rekening

masing-masing perusahaan dengan cq. Bupati Bintan untuk mengawasi

pelaksanaan CSR perusahaan pertambangan. Salah satu wilayah di kabupaten

Bintan yang telah terlaksana kewajiban Pengembangan dan Pemberdayaan

Masyarakatnya oleh perusahaan pertambangan adalah wilayah kelurahan Gunung

Lengkuas.

Melihat hal-hal tersebut diatas, atas keunikan yang tidak terdapat pada

Kabupaten/Kota di luar Provinsi Kepulauan Riau ini penulis tertarik untuk

melakukan penelitian guna mengetahui sampai sejauh mana keberhasilan atas

pelaksanaan kegiatan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat yang

dilakukan perusahaan pertambangan dengan di fasilitasi oleh pemerintah daerah

Kabupaten Bintan dalam rangka mewujudkan cita-cita pembangunan yang

mengisyaratkan pemerataan kesejahteraan.

Salah satu pemerintah daerah di Indonesia yang menjalankan fungsi

melaksanakan urusan pemerintahan adalah daerah yang mempunyai Sumber Daya

Alam yang sangat melimpah dan dipergunakan untuk kemakmuran rakyat. Salah

satu Kekayaan Sumber Daya Alam Indonesia adalah pertambangan yang sangat

Page 18: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

4

potensial untuk kebutuhan dalam negeri maupun yang dapat dimanfaatkan untuk

dunia internasioanal. Indonesia merupakan Negara yang kaya akan kandungan

mineral. Secara regional Indonesia berada pada posisi tumbukan dua lempeng

besar,yaitu Lempeng Pasifik dan Lempeng Australia. Pergerakan dari kedua

lempeng tersebut menyebabkan pembentukan mineralisasi berbagai mineral atau

bahan galian berharga. Akan tetapi, hasil dari pertambangan tersebut tidak dapat

diperbaharui. Oleh karena itu,kegiatan pertambangan harus berwawasan

lingkungan dan berkelanjutan.

Salah satu Provinsi yang memiliki potensi pertambangan yang potensial

yaitu Provinsi Kepri, yang terletak di Kabupaten Bintan kecamatan Bintan Timur.

Bahan galian yang dimiliki oleh daerah ini yang berpotensi untuk dikembangkan

adalah pertambangan bauksit. Struktur tanah di kelurahan Gunung Lengkuas yang

sebagian besar mengandung mineral bauksit menghasilkan bahan galian bauksit

yang memiliki kadar mineral yang sangat tinggi. Pemanfaatan yang baik terhadap

bahan galian bauksit tersebut dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah

(PAD),sehingga kesejahteraan masyarakatnya dapat meningkat.

Sesuai dengan Undang-Undang No 32 tahun 2004 Tentang Pemerintah

Daerah, maka setiap daerah memiliki kewenangan utuk mengelola dan

memanfaatkan segala sumber daya yang ada di daerahnya termasuk pemanfaatan

dan pengelolaan pertambangan. Semua hal yang berkaitan dengan pertambangan,

mulai dari penerbitan izin sampai dengan pengawasan dan pengendalian berada

ditangan pemerintah daerah kabupaten atau kota. Adanya penyerahan urusan

Page 19: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

5

pertambangan kepada daerah di satu sisi telah mendorong tumbuh kembang dan

bergairahnya investasi di bidang pertambangan.

Dari hasil pertambangan tersebut masyarakat juga sedikit terbantu dengan

adanya CSR (Corporate Social Responcibility) sebagai bentuk tanggung jawab

perusahaan terhadap masyarakat yang ada di sekitar wilayah pertambangan.

Untuk merealisasikan CSR tersebut, maka pemerintah daerah mengeluarkan suatu

kebijakan yang disebut dengan program DPPM ( Dana Pengembangan dan

Pemberdayaan Masyarakat) yang harus disetor pihak perusahaan untuk

pengembangan program pembangunan masyarakat (Community Development).

Pada mulanya, DPPM disebut dengan istilah DKTM (Dana Kepedulian Terhadap

Masyarakat) yang dituangkan dalam bentuk Peraturan Bupati Nomor 34 tahun

2009 tentang Pedoman Tata cara Pencairan Serta Pengelolaan Lingkungan dan

Dana Kepedulian Terhadap Masyarakat (DKTM) Untuk Mineral Bukan Logam

dan Mineral Logam di Wilayah Pertambangan. Namun setelah terbitnya Peraturan

Daerah Kabupaten Bintan Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pengelolaan

Pertambangan Mineral maka istilah DKTM diubah menjadi DPPM (Dana

Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat) yang bertujuan untuk menyampaikan

persepsi tentang kegiatan CSR (Coorporate Social Responsibility) perusahaan

pertambangan di Kabupaten Bintan untuk menigkatkan kesejahteraan masyarakat.

Dalam membantu masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat, khususnya masyarakat disekitar wilayah tambang, masih memerlukan

pelayanan-pelayanan penguatan kapasitas dan pemberdayaan masyarakat untuk

meningkatkan pendapatan, pelayanan kesehatan, dan pelayan pendidikan. Mereka

Page 20: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

6

berhak menerima pelayanan-pelayanan dan pemberdayaan itu karena perusahaan

telah mendapatkan keuntungan secara ekonomis sehingga sudah sewajarnya

perusahaan mendistribusikan sebagian kepada mereka.

Mencermati tentang pendekatan antara perusahaan dan masyarakat perlu

adanya kajian dalam membantu masyarakat meningkatkan kesejahteraannya. Ini

terkait dengan kepentingan masyarakat terlibat dalam program DPPM (Dana

Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat). Sebagian besar masyarakat yang

hidup disekitar perusahaan pertambangan adalah masyarakat ekonomi menengah

kebawah yang masih memerlukan pelayanan-pelayanan penguatan kapasitas

untuk meningkatkan pendapatan, pelayanan kesehatan, dan pelayanan pendidikan.

Mereka merasa berhak mendapatkan pelayanan-pelayanan itu karena perusahaan

sudah mendapatkan banyak keuntungan secara ekonomis sehingga sudah

sewajarnya kalau perusahaan meredistribusikan sebagian kepada mereka. Selain

itu, masyarakat merupakan bagian yang terkena terhadap dampak kegiatan

penambangan melalui pencemaran yang mungkin muncul sehingga wajar kalau

mereka mendapatkan fasilitas program DPPM yang diarahkan oleh Pemerintah

Daerah.

Pengalokasian dari DPPM direncanakan dan dilaksanakan selaras dengan

program Pemerintah Daerah. Dalam menjalankan program ini, Pemerintah

Daerah membantu pihak pengusaha pertambangan dalam menyusun program

pemberdayaan masyarakat agar tepat sasaran dan sejalan dengan program

pemerintah sehingga tidak terjadi tumpang tindih. Hal ini dilakukan demi

Page 21: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

7

tercapainya tujuan dari program DPPM yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat yang berada di sekitar wilayah tambang.

Guna tercapainya tujuan dari pemerintah tersebut maka Pemerintah

Kabupaten Bintan melalui Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Bintan

pada tahun 2014 membuat suatu kegiatan yang menangani pelayanan-pelayan

tersebut agar tepat sasaran. Dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas

Pertambangan dan Energi Tahun 2014 membuat suatu Program yaitu Kegiatan

DPPM (Dana Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat) sesuai dengan

Peraturan Bupati Bintan No.37 Tahun 2013 tentang Pedoman Tata Cara

Pengelolaan dan Pencairan Dana Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat

Untuk Kegiatan Pertambangan Mineral Dan Batuan di Kabupaten Bintan.

Berikut tata cara penyetoran dan pencairan Dana Pengembangan dan

Pemberdayaan Masyarakat dan besarnya ditetapkan sebagai berikut :

a. Dana pengembangan dan pemberdayaan masyarakat merupakan kewajiban

dari perusahaan terhadap masyarakat disekitar lokasi tambang yang

terkena dampak langsung, besarannya sesuai dengan surat Keputusan

Bupati Bintan Nomor 501/X/2013 tentang Penetapan Besaran Dana

Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Untuk Kegiatan

Pertambangan Mineral Logam.

b. Dana tersebut disimpan pada rekening masing-masing perusahaan.

Page 22: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

8

c. Peruntukan dan penanggungjawaban dana tersebut diatas dilakukan secara

terbuka dan transparan, dimana mekanisme pengawasannya dilakukan oleh

tim yang di bentuk.

d. Pemegang IUP dan IUPK wajib menyusun program Pengembangan

dan Pemberdayaan Masyarakat. Program tersebut dikonsultasikan oleh

Pemerintah Daerah Kabupaten Bintan.

e. Dana pengembangan pemberdayaan masyarakat dapat diajukan oleh

masyarakat kepada Bupati Bintan Cq.Dinas Pertambangan dan Energi

Kabupaten Bintan untuk diteruskan kepada pemegang IUP atau IUPK.

Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang telah dikeluarkan oleh pemerintah

Kabupaten Bintan melalui Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Bintan

dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel I.1Perusahaan Bauksit di Kabupaten Bintan

No Nama Perusahaan Lokasi

1. PT. Wahana Karya Suksesindo Utama Kecamatan Bintan Timur

2. PT. Bina Dompak Indah Kecamatan Mantang dan

Kecamatan Bintan Timur

3. PT. Bintang Cahaya Terang Kecamatan Bintan Timur

4. PT. Lobindo Nusa Persada Kecamatan Mantang dan

Kecamatan Bintan TimurSumber Data : Dinas Pertambangan dan Energi Kab.Bintan

Pembagian DPPM dapat dibagi menjadi dua wilayah untuk masyarakat yang

terkena dampak yaitu:

Page 23: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

9

1. Ring I adalah masyarakat yang ada di wilayah blok penambangan (1–

2km) dan mendapat 70% dari keselurahan DPPM yang tersedia;

2. Ring II adalah masyarakat yang ada di sekitar wilayah penambangan

yang terkena dampak tidak langsung (>2km) dan mendapat sekitar 30%

dari keseluruhan DPPM yang tersedia.

Program DPPM merupakan wujud perhatian dan tanggung jawab pihak

perusahaan kepada masyarakat disekitar wilayah tambang, baik dalam bentuk

program fisik maupun program non fisik kepada masyarakat. Adapun bentuk

bantuan yang diberikan dari program DPPM tersebut adalah berupa pembangunan

infrastruktur dan Beasiswa Pendidikan untuk masyarakat yang ada di kelurahan

Gunung Lengkuas. Namun pada kenyataannya, keinginan perusahaan tidak

sejalan dengan apa yang diinginkan oleh masyarakat desa tersebut. Mereka lebih

memilih mendapatkan bantuan dalam bentuk materi (uang). Bagi mereka, bantuan

berupa materi lebih bermanfaat dan efektif untuk mereka daripada digunakan

untuk pembangunan infrastruktur desa. Uang tersebut dapat mereka gunakan

untuk membiayai kehidupan sehari-hari karena masyarakat di sana rata-rata

merupakan masyarakat ekonomi menengah ke bawah.

Keinginan yang tidak sejalan antara perusahaan dan masyarakat Gunung

Lengkuas ini lah yang menjadi permasalahan utama dalam pencapaian tujuan

program DPPM sehingga dibutuhkan solusi yang tepat guna menyelesaikan

masalah tersebut agar tidak terjadinya penyimpangan dari tujuan awal program

DPPM tersebut.

Page 24: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

10

Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tergerak untuk melakukan

penelitian dengan judul “IMPLEMENTASI PENGELOLAAN DANA

PENGEMBANGAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (DPPM) OLEH

PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN DI KELURAHAN GUNUNG

LENGKUAS KECAMATAN BINTAN TIMUR KABUPATEN BINTAN

TAHUN 2014”.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana implementasi pengelolaan dana pengembangan dan

pemberdayaan masyarakat (DPPM) yang terdapat di Kabupaten Bintan

apakah sudah berjalan sesuai dengan yang diharapkan atau tidak?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memantau apakah implementasi

dari pengelolaan program kegiatan DPPM perusahaan sudah berjalan

sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.

2. Kegunaan dari penelitian

a. Dari sudut pandang teoritis, diharapkan penelitian ini dapat membuka

cakrawala berfikir akademis dalam memahami, mengerti dan

mendalami tentang implementasi pengelolaan DPPM oleh Pemerintah

Daerah Kabupaten Bintan.

Page 25: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

11

b. Dari sudut pandang praktis, diharapkan hasil penelitian mampu

memberikan sumbangan pemikiran bagi pembuat kebijakan khususnya

Pemerintah Daerah Kabupaten Bintan serta Pemerintah Daerah

(Pemda) lain pada umumnya dalam upaya meningkatkan program

DPPM dalam perencanaan pembangunan di kelurahan Gunung Lengkuas

kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan tahun2014.

D. Kerangka Teoritis

1. Kebijakan Publik

Lingkup dari studi kebijakan publik sangat luas karena mencakup

berbagai bidang dan sektor seperti ekonomi, politik, sosial, budaya, hukum, dan

sebagainya. Disamping itu dilihat dari hirarkirnya kebijakan publik dapat bersifat

nasional, regional maupun lokal seperti Undang-Undang, Peraturan Pemerintah,

Peraturan Presiden, Peraturan Menteri, Peraturan Pemerintah Daerah/Provinsi,

Keputusan Gubernur, Peraturan Daerah Kabupaten/Kota, Dan Keputusan

Bupati/Walikota.

Secara terminologi pengertian kebijakan publik (public policy) itu ternyata

banyak sekali, tergantung dari sudut mana kita mengartikannya. Easton

memberikan definisi kebijakan publik sebagai the authoritative allocation of

values for the whole society atau sebagai pengalokasian nilai-nilai secara paksa

kepada seluruh anggota masyarakat. Laswell dan Kaplan juga mengartikan

kebijakan publik sebagai a projected program of goal, value, and practice atau

sesuatu program pencapaian tujuan, nilai-nilai dalam praktek-praktek yang

Page 26: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

12

terarah. Pressman dan Widavsky sebagaimana dikutip Budi Winarno (2002: 17)

mendefinisikan kebijakan publik sebagai hipotesis yang mengandung kondisi-

kondisi awal dan akibat-akibat yang bias diramalkan. Kebijakan publik itu harus

dibedakan dengan bentuk-bentuk kebijakan yang lain misalnya kebijakan swasta.

Hal ini dipengaruhi oleh keterlibatan faktor-faktor bukan pemerintah.

Robert Eyestone sebagaimana dikutip Leo Agustino (2008 : 6)

mendefinisikan kebijakan publik sebagai hubungan antara unit pemerintah dengan

lingkungannya. Banyak pihak beranggapan bahwa definisi tersebut masih terlalu

luas untuk dipahami, karena apa yang dimaksud dengan kebijakan publik dapat

mencakup banyak hal.James E Anderson sebagaimana dikutip Islamy (2009: 17)

mengungkapkan bahwa kebijakan adalah serangkaian tindakan yang mempunyai

tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh seorang pelaku atau

sekelompok pelaku guna memecahkan suatu masalah tertentu.

Menurut Nugroho (2003:164), ada dua karakteristik dari kebijakan publik,

yaitu:

a. kebijakan publik merupakan sesuatu yang mudah untuk dipahami, karena

maknanya adalah hal-hal yang dikerjakan untuk mencapai tujuan

nasional;

b. kebijakan publik merupakan sesuatu yang mudah diukur, karena

ukurannya jelas yakni sejauh mana kemajuan pencapaian cita-cita

sudah ditempuh.

Page 27: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

13

Berdasarkan pendapat berbagai ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa

kebijakan publik adalah serangkaian tindakan yang dilakukan atau tidak

dilakukan oleh pemerintah yang berorientasi pada tujuan tertentu guna

memecahkan masalah-masalah publik atau demi kepentingan publik. Kebijakan

untuk melakukan sesuatu biasanya tertuang dalam ketentuan-ketentuan atau

peraturan perundang-undangan yang dibuat pemerintah sehingga memiliki sifat

yang mengikat dan memaksa.

2. DPPM (Dana Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat)

Pertama kali istilah DKTM (Dana Kepedulian Terhadap Masyarakat)

dituangkan dalam bentuk Peraturan Bupati Nomor 34 tahun 2009 tentang

Pedoman Tata cara Pencairan Serta Pengelolaan Lingkungan dan Dana

Kepedulian Terhadap Masyarakat (DKTM) Untuk Mineral Bukan Logam dan

Mineral Logam di Wilayah Pertambangan. Setelah terbitnya Peraturan Daerah

Kabupaten Bintan Nomor 1 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Pertambangan

Mineral maka istilah DKTM diubah menjadi DPPM (Dana Pengembangan

Pemberdayaan Masyarakat) yang bertujuan untuk menyampaikan persepsi

tentang kegiatan CSR (Coorporate Social Responsibility) perusahaan

pertambangan di Kabupaten Bintan.

Kepentingan diantara stakeholders dan motif perusahaan merealisasi

program DPPM tidak terlepas dari substansi program serta pendekatan yang

diadopsi perusahaan dalam merealisasi program. Beberapa program untuk

meningkatkan perekonomian masyarakat disekitar wilayah tambang namun

Page 28: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

14

secara umum realisasi program lebih berorientasi pada kegiatan-kegiatan sosial

berupa pendirian infrastruktur dalam bentuk pembangunan fasilitas pendidikan,

kesehatan, transportasi, sarana dan prasarana air bersih, fasilitas olah raga, dan

tempat peribadatan. Pendirian fasilitas transportasi berupa jalan misalnya

diwilayah tempat tinggal masyarakat yang berada disekitar wilayah tambang

masih kurang memadai sehingga perlu perhatian dari perusahaan yang berada di

lokasi tambang. Dengan demikian diharapkan bahwa dari program DPPM dapat

meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.

Secara faktual kondisi masyarakat yang hidup disekitar perusahaan

pertambangan menunjukkan bahwa mereka masih tergolong masyarakat ekonomi

menengah kebawah dan sarat dengan masalah-masalah tingkat pendidikan yang

rendah, keterbatasan layanan kesehatan, dan menghadapi masalah pengangguran.

Kalau diperhatikan secara lebih detail program-program tersebut belum

mencakup aspek lain yang juga penting, yaitu program penyelesaian masalah

lingkungan yang melibatkan peran serta masyarakat.

Mencermati tentang pendekatan antara perusahaan dan masyarakat perlu

adanya kajian dalam membantu masyarakat meningkatkan kesejahteraannya. Ini

terkait dengan kepentingan masyarakat terlibat dalam program DPPM (Dana

Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat). Sebagian besar masyarakat yang

hidup disekitar perusahaan pertambangan adalah masyarakat ekonomi menengah

kebawah yang masih memerlukan pelayanan-pelayanan penguatan kapasitas

untuk meningkatkan pendapatan, pelayanan kesehatan, dan pelayanan pendidikan.

Mereka merasa berhak mendapatkan pelayanan-pelayanan itu karena perusahaan

Page 29: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

15

sudah mendapatkan banyak keuntungan secara ekonomis sehingga sudah

sewajarnya kalau perusahaan meredistribusikan sebagian kepada mereka. Selain

itu, masyarakat merupakan bagian yang terkena terhadap dampak kegiatan

penambangan melalui pencemaran yang mungkin muncul sehingga wajar kalau

mereka mendapatkan fasilitas program DPPM yang diarahkan oleh Pemerintah

Daerah.

Bertemunya kepentingan-kepentingan itu menimbulkan masalah yang

cukup serius. Motif perusahaan merealisasi program turut menentukan model

realisasi program. Program yang tidak didasarkan pada semangat untuk melayani

masyarakat lokal menjadi sebab perusahaan tidak melibatkan masyarakat dan

pemerintah daerah. Realisasi program cenderung dilakukan secara tertutup dan

didesain oleh perusahaan. Sementara itu pemerintah daerah mengharapkan

program DPPM bisa diintegralisasi dengan program-programnya dalam kerangka

pembangunan regional. Di pihak lain masyarakat juga mengharapkan bahwa

program tersebut mampu memberdayakan mereka. Oleh karena itu,DPPM bukan

hanya sekedar program yang dibuat saja,akan tetapi perlu dilakukannya realisasi

implementasi terhadap program DPPM tersebut. Hal ini dilakukan agar tujuan

dari pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat bisa tercapai

dengan semestinya.

3. Implementasi Kebijakan

Page 30: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

16

Van Meter dan Van Horn dalam Budi Winarno (2005:102)

mendefinisikan implementasi kebijakan publik sebagai “Tindakan-tindakan yang

dilakukan oleh organisasi publik yang diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan

yang telah ditetapkan dalam keputusan-keputusan sebelumnya. Tindakan-

tindakan ini mencakup usaha-

usaha untuk mengubah keputusan-keputusan menjadi tindakan-tindakan

operasional dalam kurun waktu tertentu maupun dalam rangka melanjutkan usah-

usaha untuk mencapai perubahan-perubahan besar dan kecil yang ditetapkan oleh

keputusan-keputusan kebijakan”.Berikut beberapa teori implementasi kebijakan

publik menurut para ahli yaitu :

Tabel I.2Teori Implementasi Kebijakan

Page 31: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

17

George C.Edward III Ripleydan FranklinDonald Van Metter dan Carl

Van Horn

KomunikasiTingkat kepatuhan pada

ketentuan yang berlaku

Ukuran dan Tujuan

Kebijakan

Sumber dayaLancarnya pelaksanaan

rutinitas fungsiSumberdaya

DisposisiTerwujudnya kinerja dan

dampak yang dikehendaki

Karakteristik Agen

Pelaksana

Struktur birokrasiSikap/Kecenderungan

(Disposition) para pelaksana

Komunikasi Antarorganisasi

dan Aktivitas Pelaksana

 Lingkungan Ekonomi,

Sosial, dan Politik

Sumber : George C. Edward III. Edward III (dalam Agustino, 2008 : 149-154) Policy Implementasi and Bureacracy, Randall B. Repley and Grace A. Franklin(1986 : 232-33) (dalam Alfatih, 2010:51-52) Wahab,Abdul, 1991:66.

Proses implementasi kebijakan publik baru dapat dimulai apabila tujuan-

tujuan kebijakan publik telah ditetapkan, program-program telah dibuat, dan dana

telah dialokasikan untuk pencapaian tujuan kebijakan tersebut.

Berdasarkan pemahaman diatas konklusi dari implementasi jelasmengarah

kepada pelaksaan dari suatu keputusan yang dibuat oleh eksekutif. Tujuannya

adalah untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi sehingga tercipta rangkaian

yang terstruktur dalam upaya penyelesaian masalah tersebut. Dalam konsep

implementasi terdapat kata “rangkaian terstruktur” yang memiliki makna bahwa

Page 32: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

18

dalam prosesnya implmentasi pasti melibatkan berbagai komponen dan

instrumen.

Pemerintah dalam hal ini adalah yang membuat dan melaksanakan

peraturan daerah merupakan pion penting dalam penyelengaraan pemerintahan.

Pelayanan dan pengaturan berkenaan dengan nilai dasar yang dijelaskan pada

konsep tentang masarakat yaitu mengenai hak dan kewajiban masyarakat. Yang

pertama mengenai tugas pengaturan, jika yang bertugas mengatur adalah

pemerintah maka yang diatur adalah yangdiperintah dalam hal ini masyarakat.

Berarti pemerintah memiliki hak untuk mengatur dan masyarakat memiliki

kewajiban untuk diatur. Hal ini terkait dengan konsep implementasi kebijakan.

Dalam aturan peraturan Bupati BintanNomor 37 tahun 2013 tentang

Pedoman Tata Cara Pengelolaan dan Pencairan DPPM untuk Kegiatan

Pertambangan Mineral dan Batuan, Pemerintah Daerah yang dimaksud penulis

dalam melaksanakan Peraturan Daerah tersebut adalah aparatur dari Dinas

Pertambangan dan Energi Kabupaten Bintan.

Penjelasan mengenai peraturan Bupati Bintan Nomor 37 tahun

2013tentangKonsep Pengelolaan Dan Tata Cara pencairan DPPM adalah segala

upaya atau kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah yang berkaitan

dengan implementasi Dana Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat (DPPM)

dapat berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku.

E, Kerangka Pemikiran

Page 33: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

19

Menurut Uma Sekaran dalam Sugiyono (2011 : 60) mengemukakan

bahwa Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai hal yang

penting jadi dengan demikian maka kerangka berpikir adalah sebuah pemahaman

yang melandasi pemahaman-pemahaman yang lainnya, sebuah pemahaman yang

paling mendasar dan menjadi pondasi bagi setiap pemikiran atau suatu bentuk

proses dari keseluruhan dari penelitian yang akan dilakukan.

Bagan I.1Kerangka Pemikiran

Kebijakan Publik

DPPM

Implementasi DPPM

Peraturan Bupati

Bintan No.37 Tahun

2013

Donald Van Metter dan Carl

Van Horn

1.Ukurandan TujuanKebijakan

2.Sumberdaya

3. Karakteristik Agen Pelaksana

4.Sikap/Kecenderungan

(Disposition) para pelaksana

5.Komunikasi Antarorganisasi

dan Aktivitas Pelaksana

6.LingkunganEkonomi, Sosial,

dan Politik

Berhasil /

Tidak

Berhasil

Page 34: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

20

Dari rangkaian gambar di atas dapat dilihat dengan jelas bahwa kebijakan

publik yang dibuat oleh pemerintah guna mensejahterakan masyarakatnya adalah

dengan membuat program DPPM (Dana Pengembangan dan Pemberdayaan

Masyarakat). Setelah program tersebut dibuat, maka selanjutnya dilakukan tahap

implementasi dari kebijakan yang telah dibuat yang mencakup bagaimana tata

cara dari tahap pengelolaan sampai dengan tahap pencairan program DPPM

tersebut sesuai dengan Peraturan Bupati Bintan Nomor 37 Tahun 2013. Tahap

implementasi kebijakan tersebut tidak akan dimulai sebelum tujuan dan sasaran

ditetapkan terlebih dahulu yang dilakukan oleh formulasi kebijakan.

Dengan demikian, tahap implementasi kebijakan terjadi hanya setelah

undang-undang ditetapkan dan dana disediakan untuk membiayai implementasi

kebijakan tersebut. Agar dapat mengkaji dengan baik suatu implementasi

kebijakan publik, pemerintah juga perlu mengetahui variabel atau faktor-faktor

penentunya. Untuk menggambarkan secara jelas variabel atau faktor-faktor yang

berpengaruh penting terhadap implementasi kebijakan publik serta guna

penyederhanaan pemahaman. Sehingga dapat diketahui apakah proses

pengelolaan DPPM tersebut berhasil dilaksanakan atau malah mengalami

kegagalan yang membuat program pemerintah tersebut tidak berjalan sesuai

dengan yang telah ditetapkan dan diharapkan guna mensejahterakan masyarakat.

Page 35: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

21

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Sugiono (2001:6) penelitian

deskriptif adalah penelitian yang dilakukan terhadap atau menggabungkan dengan

variabel lain. Sedangkan metode kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-

orang atau prilaku yang dapat diamati. Bodgan dan Taylor (Meloeng; 2007: 3).

Menurut Nawawi (1995:44) bahwa metode deskriptif dapat diartikan

sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan

menggambarkan/melukiskan keadaan subjek/objek penelitian (seseorang

lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta

yang tampak atau sebagaimana adanya. Adapun ciri-ciri pokok metode deskriptif

menurut Nawawi (1995:64) adalah sebagai berikut:

a. Memusatkan pada masalah-masalah yang ada pada saat penelitian

dilakukan (saat sekarang) atau masalah-masalah yang bersifat aktual.

b. Menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana

adanya diiringi dengan interprestasi rasional yang adequet.

Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian

kualitatif ialah penelitian yang bertujuan memahami fenomena yang sedang

terjadi. Penulis berusaha untuk menyelidiki, mempelajari dan selanjutnya

menggambarkan atau melukiskan objek penelitian, yaitu Implementasi

Page 36: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

22

Pengelolaan Dana Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat ( DPPM ) di

Kelurahan Gunung Lengkuas Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan Tahun

2014.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Gunung Lengkuas Kecamatan

Bintan Timur Kabupaten Bintan Tahun 2014. Pemilihan lokasi penelitian

dilakukan secara sengaja (purposive) dengan mempertimbangkan:

a. Kelurahan Gunung Lengkuas merupakan Kelurahan Terbaik di Kabupaten

Bintan dan no. 6 se Indonesia.

b. Pada dasarnya Kelurahan, berperan sebagai perpanjangan tangan dari

Pemerintah Kabupaten Bintan yaitu dalam mewujudkan Pembangunan

Jangka Panjang Kelurahan (PJPK). Hal ini menjadi tantangan bagi

Pegawai Kelurahan dalam menjalanan visi, misi dan tugasnya untuk

menciptakan masyarakat yang peduli dalam pembangunan, kreatif, serta

mampu meningkatkan kesejateraan perekonomian dan keamanan di

tingkat Kelurahan.

3. Informan

Informan penelitian adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan

informasi tentang situasi dan kondisi latar belakang penelitian (Moleong

2000:97). Adapun kriteria yang dijadikan sebagai informan adalah dari pegawai

yang bekerja di Kantor Kelurahan Gunung Lengkuas Kecamatan Bintan Timur

Kabupaten Bintan yang cukup lama bekerja yaitu selama 5 tahun, dan warga

Page 37: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

23

yang ikut berpartisipasi dalam kegiatan DPPM di Kelurahan Kelurahan Gunung

Lengkuas. Yang dijadikan informan dalam penelitian ini sebagai berikut:

Tabel I.3

Informan

No Informan Jumlah

1. Lurah Gunung Lengkuas 1 orang

2. Karyawan Perusahaan 2 orang

3.Pegawai Dinas Pertambangan dan Energi

Kabupaten Bintan4 orang

4.Kepala Seksi Pembangunan Kelurahan Gunung

Lengkuas1 orang

5. Ketua RW 1 orang

6. Ketua RT 1 orang

7. Ketua Karang Taruna 1 orang

8. Warga yang menerima bantuan 3 orang

Jumlah 14 orang

4. Sumber dan Jenis Data

Data adalah bahan keterangan tentang sesuatu obyek penelitian yang lebih

menekankan pada aspek materi, segala sesuatu yang hanya berhubungan dengan

keterangan tentang suatu fakta yang ditemui peneliti di daerah penelitian (Bungin,

2001:123).

Data dalam penelitian terdiri dari data primer dan data sekunder:

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari informan

sumber utama Implementasi Pengelolaan DPPM Pemerintah Kabupaten

Page 38: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

24

Bintan terhadap Masyarakat Lokal di Kelurahan Gunung Lengkuas

Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan Tahun 2014.

b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari

sumbernya, yakni melalui pengumpulan dokumen-dokumen atau catatan

tertulis lainnya seperti data mengenai lokasi penelitian, struktur organisasi

serta data lainnya yang dipandang perlu melalui Kelurahan Gunung

Lengkuas Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan Tahun 2014.

5. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Untuk menghimpun data yang diperjelas maka digunakan teknik

pengumpulan data sebagai berikut :

a. Wawancara

Wawancara yaitu cara pengumpulan data yang langsung dilakukan penulis

kepada petugas yang berwenang melalui tanya jawab. Dalam penelitian

ini, penulis menggunakan informan sebagai media dalam pengumpulan

data. Informan yaitu orang-orang yang dapat diamati serta memberikan

data dan informasi baik berupa kata-kata atau tindakan serta mengetahui

dan memahami berbagai masalah yang diteliti.

b. Observasi

yaitu cara pengambilan data dengan cara mengamati/turun langsung ke

lapangan guna membandingkan keterangan-keterangan yang diperoleh

dengan kenyataan.

Page 39: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

25

c. Dokumentasi

yaitu pengumpulan data penelitian lain berupa dokumen-dokumen tertulis

seperti buku, skripsi, jurnal, artikel, internet yang relevan dengan

penelitian.

6. Teknik Analisis Data

Dalam rangka memberikan gambaran yang jelas, logis dan akurat

mengenai hasil pengumpulan data. Data yang diperoleh dihimpun menurut jenis

dan kelompoknya, maka selanjutnya dilaksanakan pengelolaan dan analisis data

yang dilakukan dengan cara deskriptif kualitatif, yaitu mengemukakan masalah

menurut apa adanya. Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan

jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data dan memutuskan apa yang

dapat diceritakan kepada orang lain.

Analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis

kualitatif yaitu berdasarkan pandangan-pandangan informan sehingga dapat

menjawab permasalahan dari penulis ini. Untuk lebih jelasnya, langkah-langkah

dalam teknik analisa data pada penelitian ini meliputi:

a. Pengumpulan data, peneliti mencatat semua data secara objektif sesuai

dengan hasil observasi dan wawancara dilapangan.

b. Reduksi data, pemilihan data sesuai dengan fokus penelitian, dalam bentuk

pengarahan, penggolongan, menajamkan.

c. Penyajian data, sekumpulan informasi yang telah tersusun dan memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Page 40: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

26

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pemberdayaan

Empowerment yang diterjemahkan dalam bahasa Indonesia

berarti pemberdayaan adalah sebuah konsep yang lahir sebagai bagian dari

perkembangan alam pikiran masyarakat dan kebudayaan barat utamanya Eropa.

Untuk memahami konsep empowerment secara tepat dan jernih memerlukan

upaya pemahaman latar belakang konseptual yang melahirkannya.

Secara konseptual pemberdayaan atau pemberkuasaan (empowerment)

berasal dari kata power (kekuasaan atau keberdayaaan), karena ide utama

pemberdayaan bersentuhan dengan konsep mengenai kekuasaan. Kekuasaan

seringkali dikaitkan dengan kemampuan kita untuk membuat orang lain

melakukan apa yang kita inginkan, terlepas dari keinginan dan niat mereka. Ilmu

sosial tradisional menekankan bahwa kekuasaan berkaitan dengan pengaruh dan

kontrol.

Pengertian ini mengasumsikan bahwa kekuasaan sebagai suatu yang tidak

berubah atau tidak dapat dirubah. Kekuasaan senantiasa tercipta dan hadir dalam

konteks relasi sosial antar manusia. Karena itu kekuasaan dan hubungan

kekuasaan dapat berubah. Dengan pemahaman kekuasaan seperti itu,

pemberdayaan sebagai sebuah proses perubahan kemudian memiliki konsep yang

bermakna.

Pemberdayaan menurut Suhendra (2006:74-75) adalah suatu kegiatan

yang berkesinambungan, dinamis, secara sinergis mendorong keterlibatan semua

Page 41: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

27

potensi yang ada secara evolutif dengan keterlibatan semua potensi. Selanjutnya

pemberdayaan menurut Ife (dalam Suhendra, 2006:77) adalah meningkatkan

kekuasaan atas mereka yang kurang beruntung (empowerment aims to increase

the power of disadvantage).

Sedangkan menurut Widjaja (2003:169) pemberdayaan masyarakat adalah

upaya meningkatkan kemampuan dan potensi yang dimiliki masyarakat, sehingga

masyarakat dapat mewujudkan jati diri, harkat dan martabatnya secara maksimal

untuk bertahan dan mengembangkan diri secara mandiri baik di bidang ekonomi,

sosial, agama dan budaya. Lebih lanjut Kartasasmita (1995:95) mengemukakan

bahwa upaya memberdayakan rakyat harus dilakukan melalui tiga cara yakni :

1. Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat

untuk berkembang. Kondisi ini berdasarkan asumsi bahwa setiap

individu dan masyarakat memiliki potensi yang dapat

dikembangkan. Hakikat dari kemandirian dan keberdayaan rakyat

adalah keyakinan dan potensi kemandirian tiap

individu perlu untuk diberdayakan. Proses pemberdayaan

masyarakat berakar kuat pada proses kemandirian tiap individu,

yang kemungkinan meluas ke keluarga, serta kelompok masyarakat baik

ditingkat lokal maupun nasional.

2. Memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat dengan

menerapkan langkah-langkah nyata, menampung berbagai masukan,

menyediakan prasarana dan sasaran yang baik fisik (irigasi, jalan, dan

listrik), maupun sosial (sekolah dan fasilitas pelayanan kesehatan) yang

Page 42: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

28

dapat diakses oleh masyarakat lapisan paling bawah. Terbentuknya

akses pada berbagai peluang akan membuat rakyat makin berdaya,

seperti tersedianya lembaga-lembaga pendanaan, pelatihan, dan

pemasaran. Dalam upaya pemberdayaan masyarakat ini yang

penting antara lain adalah peningkatan mutu dan perbaikan

sarana pendidikan dan kesehatan, serta akses pada sumber- sumber

kemajuan ekonomi seperti modal, teknologi, informasi, lapangan

kerja, dan pasar.

3.  Memberdayakan masyarakat dalam arti melindungi dan membela

kepentingan masyarakat yang lemah. Dalam proses pemberdayaan harus

dicegah jangan sampai yang lemah bertambah lemah atau

mungkin terpinggirkan dalam menghadapi yang kuat. Oleh

karena itu, perlindungan dan pemihakan kepada yang lemah amat

mendasar sifatnya dalam konsep pemberdayaan masyarakat.

Melindungi dan membela harus dilihat sebagai upaya untuk mencegah

terjadinya persaingan yang tidak seimbang dan eksploitasi atas yang lemah.

Dari beberapa teori diatas dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan

merupakan suatu kegiatan meningkatkan kekuasaan kepada masyarakat yang

kurang beruntung secara berkesinambungan, dinamis, serta berupaya untuk

membangun daya itu untuk mendorong, memotivasi dan membangkitkan

kesadaran masyarakat agar ikut serta terlibat dalam mengelola semua potensi

yang ada secara evolutif.

Page 43: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

29

Pemberdayaan ini memiliki tujuan dua arah, yaitu melepaskan belenggu 

kemiskinan dan keterbelakangan dan memperkuat posisi lapisan masyarakat

dalam struktur kekuasaan. Pemberdayaan  adalah  sebuah  proses  dan  tujuan. 

Sebagai  proses,  pemberdayaan  adalah  serangkaian  kegiatan  untuk 

memperkuat  kekuasaan  atau  keberdayaan  kelompok  lemah  dalam 

masyarakat,  termasuk  individu-individu  yang  mengalami  masalah 

kemiskinan.  Sebagai  tujuan,  maka  pemberdayaan  merujuk pada keadaan atau

hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial yaitu  masyarakat  yang 

berdaya,  memiliki  kekuasaan  atau  mempunyai  pengetahuan  dan  kemampuan 

dalam  memenuhi  kebutuhan  hidupnya  baik  yang  bersifat fisik, ekonomi

maupun sosial seperti memiliki kepecayaan diri, mampu  menyampaikan 

aspirasi,  mempunyai  mata  pencaharian,  berpartisipasi  dalam  kegiatan sosial,

dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.

B. Partisipasi Masyarakat

Menurut Ach. Wazir Ws., et al. (1999: 29) partisipasi bisa diartikan

sebagai keterlibatan seseorang secara sadar ke dalam interaksi sosial dalam situasi

tertentu. Dengan pengertian itu, seseorang bisa berpartisipasi bila ia menemukan

dirinya dengan atau dalam kelompok, melalui berbagai proses berbagi dengan

orang lain dalam hal nilai, tradisi, perasaan, kesetiaan, kepatuhan dan

tanggungjawab bersama.

Partisipasi masyarakat menurut Isbandi (2007: 27) adalah keikutsertaan

masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di

Page 44: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

30

masyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk

menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan keterlibatan

masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi.

Mikkelsen (1999: 64) membagi partisipasi menjadi 6 (enam) pengertian,

yaitu:

1. Partisipasi adalah kontribusi sukarela dari masyarakat kepada proyek tanpa

ikut serta dalam pengambilan keputusan;

2. Partisipasi adalah “pemekaan” (membuat peka) pihak masyarakat untuk

meningkatkan kemauan menerima dan kemampuan untuk menanggapi

proyek- proyek pembangunan;

3. Partisipasi adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat dalam perubahan

yang ditentukannya sendiri;

4. Partisipasi adalah suatu proses yang aktif, yang mengandung arti bahwa

orang atau kelompok yang terkait, mengambil inisiatif dan menggunakan

kebebasannya untuk melakukan hal itu;

5. Partisipasi adalah pemantapan dialog antara masyarakat setempat dengan

para staf yang melakukan persiapan, pelaksanaan, monitoring proyek, agar

supaya memperoleh informasi mengenai konteks lokal, dan

dampak-dampak sosial;

6. Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri,

kehidupan, dan lingkungan mereka.

Page 45: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

31

Dari tiga pakar yang mengungkapkan definisi partisipasi di atas, dapat

dibuat kesimpulan bahwa partisipasi adalah keterlibatan aktif dari seseorang, atau

sekelompok orang (masyarakat) secara sadar untuk berkontribusi secara sukarela

dalam program pembangunan dan terlibat mulai dari perencanaan, pelaksanaan,

monitoring sampai pada tahap evaluasi.

C. Kebijakan Publik

Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan

dasar rencana dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara

bertindak. Istilah ini dapat diterapkan pada pemerintahan, organisasi dan

kelompok sektor swasta, serta individu. Kebijakan berbeda dengan peraturan dan

hukum. Jika hukum dapat memaksakan atau melarang suatu perilaku (misalnya

suatu hukum yang mengharuskan pembayaran pajak penghasilan), kebijakan

hanya menjadi pedoman tindakan yang paling mungkin memperoleh hasil yang

diinginkan.Kebijakan adalah arah tindakan yang mempunyai maksud yang

ditetapkan oleh seorang aktor atau sejumlah aktor dalam mengatasi suatu masalah

atau suatu perubahan(kamus hukum, 2008).

Menurut Friedrich (1969) dalam Agustino (2008:7) kebijakan publik

adalah serangkaian tindakan/kegiatan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok

atau pemerintah dalam suatu lingkungan tertentu dimana terdapat hambatan-

hambatan (kesulitan-kesulitan) dan kemungkinan-kemungkinan (kesempatan-

kesempatan) dimana kebijakan tersebut diusulkan agar berguna dalam

mengatasinya untuk mencapai tujuan yang dimaksud.

Page 46: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

32

Sedangkan kebijakan menurut Anderson (1984) dalam Agustino (2008:7)

mendefinisikan kebijakan sebagai serangkaian kegiatan yang mempunyai

maksud/tujuan tertentu yang diikuti dan dilaksanakan oleh seorang aktor atau

sekelompok aktor yang berhubungan dengan suatu permasalahan atau suatu hal

yang diperhatikan. 

Sementara itu, Chandier & Piano (1988) berpendapat bahwa kebijakan

publik adalah pemanfaatan yang srategis terhadap sumberdaya-sumberdaya yang

ada untuk memecahkan masalah-masalah publik atau pemerintah. Dalam

kenyataannya, kebijakan tersebut telah banyak membantu para pelaksana pada

tingkat birokrasi pemerintah maupun para politisi untuk memecahkan masalah-

masalah publik. (Tangkilisan,  2003:1).

Berdasarkan beberapa pengertian tentang kebijakan yang telah

dikemukakan oleh para ilmuwan tersebut, kiranya dapatlah ditarik kesimpulan

bahwa pada hakekatnya studi tentang policy (kebijakan) mencakup pertanyaan :

what, why, who, where, dan how. Semua pertanyaan itu menyangkut tentang

masalah yang dihadapi lembaga lembaga yang mengambil keputusan yang

menyangkut isi, cara atau prosedur yang ditentukan, strategi, waktu keputusan itu

diambil dan dilaksanakan.

Disamping kesimpulan tentang pengertian kebijakan dimaksud, pada

dewasa ini istilah kebijakan lebih sering dan secara luas dipergunakan dalam

kaitannya dengan tindakan-tindakan pemerintah serta perilaku negara pada

umumnya (Charles O. Jones dalam Agustino 2008:8).

Page 47: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

33

1. Implementasi Kebijakan

Van Meter dan Van Horn dalam Budi Winarno (2005:102)

mendefinisikan implementasi kebijakan publik sebagai tindakan-tindakan yang

dilakukan oleh organisasi publik yang diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan

yang telah ditetapkan dalam keputusan-keputusan sebelumnya. Tindakan-

tindakan ini mencakup usaha-usaha untuk mengubah keputusan-keputusan

menjadi tindakan-tindakan operasional dalam kurun waktu tertentu maupun

dalam rangka melanjutkan usaha-usaha untuk mencapai perubahan-perubahan

besar dan kecil yang ditetapkan oleh keputusan-keputusan kebijakan. Proses

implementasi kebijakan publik baru dapat dimulai apabila tujuan-tujuan kebijakan

publik telah ditetapkan, program-program telah dibuat, dan dana telah

dialokasikan untuk pencapaian tujuan kebijakan tersebut. Adapun implementasi

kebijakan menyangkut tiga hal, yaitu sebagai berikut :

1. Adanya tujuan atau sasaran kebijakan

2. Adanya aktivitas atau kegiatan pencapaian tujuan

3. Adanya hasil kegiatan 

Menurut Anderson (dalam Fadillah Putra, 2003:82) Implementasi

kebijakan dapat dilihat dari empat aspek yaitu sebagai berikut:

1. Who is involved in policy implementation

Yang berarti siapa yang mengimplementasikan kebijakan 

2.  The nature of the administrative process

Yang berarti hakekat dari proses administrasi 

3.  Compliance with policy content

Page 48: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

34

Yang berarti kepatuhan kepada kebijakan 

4.  Impact

Yang berarti efek dan dampak dari implementasi kebijakan

Sementara itu, menurut Mazmanian dan Sabatier (dalam Wahab,

2001:68) arti implementasi kebijakan adalah pelaksana keputusan kebijakan

dasar, biasanya dalam bentuk undang-undang. Namun dapat pula berbentuk

perintah-perintah atau keputusan eksekutif yang penting atau badan peradilan

lainnya, keputusan tersebut mengidentifikasikan masalah yang ingin diatasi,

menyebutkan secara tegas tujuan atau sasaran yang ingin di capai dengan

berbagai cara untuk menstruktur atau mengatur proses implementasinya.

Sedengkan menurut Lester dan Stewart (2000:104) mendefinisikan

implementasi kebijakan sebagai: “The stage of the policy process imadiately after

the passage of a law. Implementation viewed most broadly, means administration

of the law in which various actors, organizations, procedures, and techniques

work together to put adopted policies into effect in an effort to attain policy or

program goals”. (Tahap penyelenggaran kebijakan segera setelah ditetapkan

menjadi undang-undang. Dalam pandangan luas implementasi diartikan sebagai

pengadministrasian undang-undang kedalam berbagai faktor, organisasi,

prosedur, dan teknik-teknik yang bekerja secara bersama-sama untuk mencapai

tujuan dan dampak yang ingin diupayakan oleh kebijakan tersebut).

Pada akhirnya, berbicara mengenai implementasi menjadi belum lengkap

tanpa membahas mengenai model-model implementasi dari suatu kebijakan.

Page 49: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

35

Menurut Parson (dalam Putra, 2003:233) secara garis besar model implementasi

kebijakan dapat dibagi menjadi empat yaitu:

1. Model Analisis Kegagalan.

Model ini dapat dipahami dari definisi implementasi yang dikemukakan

sebagai berikut: implementasi sebagai proses interaksi penyusunan

tujuan dengan tindakan (Pressman dan Wildavsky, 1973:211);

implementasi sebagai politik adaptasi saling menguntungkan

(McLaughlin, 1975:134); dan implementasi sebagai bentuk

permainan (Bardach,1977:89) (Putra,2003:212).

2. Model Rasional (Top-Down).

Model ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi faktor-faktor mana yang

membuat implementasi sukses. Pemahaman terhadap model ini

dikemukakan oleh beberapa ahli kebijakan sebagaimana dikemukakan

diantaranya oleh Van Meter dan Van Horn (1975:127) yang

memakai pandangan bahwa implementasi perlu

mempertimbangkan isi atau tipe kebijakan; Hood (1976:322)

memandang implementasi sebagai administrasi yang sempurna;

Gun (1978:45) memandang beberapa syarat untuk mengimplementasikan

kebijakan secara sempurna; Grindle (1980:98) lebih memandang

implementasi sebagai proses politik dan Administrasi. Sedangkan,

Sebatier dan Mazmanian (1979:89) melihat implementasi dari

kerangka analisisnya. Posisi model top- down yang diambil oleh

Sabatier dan Mazmanian terpusat pada hubungan antara

Page 50: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

36

keputusan-keputusan dengan pencapaiannya, formulasidengan

implementasinya, dan potensi hirarki dengan batas-batasnya, serta

kesungguhan implementers untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

dalam kebijakan tersebut.

3. Model Bottom-Up.

Model ini merupakan kritikan terhadap model pendekatan top-down terkait

dengan pentingnya faktor-faktor lain dan interaksi organisasi. Misalnya

implementasi harus memperhatikan interaksi antara pemerintah dengan

warga negara (Lipsky,1971:34). Implementasi dalam konteks model ini

dapat dipahami dari beberapa definisi diantaranya: implementasi

sebagai proses yang disusun melalui konflik dan tawar menawar

(Wetherley dan Lipsky, 1977:189); implementasi harus memakai

multiple frameworks (Elmor, 1978,1979:45); implementasi

harus dianalisis dalam institusional structures (Hjern et

al,1978:67); implementasi kebijakan merupakan proses alur (Smith,1973:129)

(Putra,2003:234).

4. Model Teori-Teori Hasil Sintesis (Hybrid Theories)

Model ini dapat dipahami dari definisi implementasi yang dikemukakan

sebagai berikut: implementasi sebagai evolusi (Majone dan

Wildavsky,1984:96); implementasi sebagai pembelajaran (Browne

dan Wildavsky,1984:223); implementasi sebagai policy action

continuum (Lewis dan Flynn,1978,1979:94 Barret dan

Fudge,1981:102); implementasi sebagai sirkuler leadership

Page 51: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

37

(Nakamura dan Smallwood,1980:189); implementasi

sebagai hubungan inter-organisasi (Hjern dan Porter,1981:289); implementasi

dan tipe-tipe kebijakan (Ripley dan Franklin, 1982:133); implementasi

sebagai hubungan antarorganisasi (Toole dan Montjoy,1984);

implementasi sebagai teori kontingensi (Alexander,1985:145);

implementasi sebagai analisis kasus (Pressman dan

Wildavsky,1973:233; Bullock dan M.Lamb,1986:167);

implementasi sebagai bagan subsistem kebijakan

(Sabatier,1986:189); dan implementasi sebagai manajemen sektor publik

(Hughes,1994:156).

Menurut Syaukani dkk (2004 : 295) Implementasi adalah pelaksanaan

serangkaian kegiatan dalam rangka untuk memberikan kebijakan publik sehingga

kebijakan dapat membawa hasil, seperti yang diharapkan. Mereka termasuk

serangkaian kegiatan, persiapan pertama menetapkan aturan yang merupakan

interpretasi dari kebijakan tersebut. Kedua, mempersiapkan sumber daya untuk

mendorong pelaksanaan kegiatan termasuk infrastruktur, sumber daya keuangan

dan tentu saja penentuan siapa yang bertanggung jawab untuk melaksanakan

kebijakan ini. Ketiga, bagaimana mengantarkan kebijaksanaan konkret untuk

umum.

Berdasarkan pandangan ini diketahui bahwa proses pelaksanaan

kekhawatiran kebijakan yang sebenarnya tidak hanya perilaku badan administratif

bertanggung jawab untuk melaksanakan program dan menimbulkan ketaatan

Page 52: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

38

kepada diri kelompok sasaran, melainkan menyangkut jaringan kekuatan politik,

ekonomi, sosial dan secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi perilaku

dari semua pihak yang terlibat untuk menetapkan arah yang tujuan kebijakan

publik dapat terwujud sebagai hasil dari kegiatan pemerintah.

Dari berbagai pendapat mengenai implementasi diatas, pada akhirnya

dapat ditarik kesimpulan bahwa implementasi merupakan proses melaksanakan

keputusan yang dihasilkan dari pernyataan kebijakan (policy statement) kedalam

aksi kebijakan (policy action). Implementasi dimaksudkan untuk memahami apa

yang senyatanya terjadi setelah suatu kebijakan dirumuskan dan berlaku merujuk

pada kegiatan-kegiatan yang dijalankan oleh berbagai aktor yang mengikuti

arahan tertentu untuk mencapai tujuan dan hasil yang diharapkan.

Berdasarkan pemahaman diatas konklusi dari implementasi jelasmengarah

kepada pelaksaan dari suatu keputusan yang dibuat oleh eksekutif. Tujuannya

adalah untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi sehingga tercipta rangkaian

yang terstruktur dalam upaya penyelesaian masalah tersebut. Dalam konsep

implementasi terdapat kata “rangkaian terstruktur” yang memiliki makna bahwa

dalam prosesnya implmentasi pasti melibatkan berbagai komponen dan

instrumen. Tiga kegiatan utama yang paling penting dalam implementasi

keputusan adalah:

1. Penafsiran yaitu merupakan kegiatan yang menterjemahkan makna program

kedalam pengaturan yang dapat diterima dan dapat dijalankan.

2. Organisasi yaitu merupakan unit atau wadah untuk menempatkan program

ke dalam tujuan kebijakan.

Page 53: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

39

3. Penerapan yang berhubungan dengan perlengkapan rutin bagi pelayanan,

upah, dan lain-lainnya. (Tangkilisan, 2003:18)

Pemerintah dalam hal ini adalah yang membuat dan melaksanakan

peraturan daerah merupakan pion penting dalam penyelengaraan pemerintahan.

Pelayanan dan pengaturan berkenaan dengan nilai dasar yang dijelaskan pada

konsep tentang masarakat yaitu mengenai hak dan kewajiban masyarakat. Yang

pertama mengenai tugas pengaturan, jika yang bertugas mengatur adalah

pemerintah maka yang diatur adalah yangdiperintah yaitu masyarakat. Berarti

pemerintah memiliki hak untuk mengatur dan masyarakat memiliki kewajiban

untuk diatur. Hal ini terkait dengan konsep implementasi kebijakan.

Melihat dari penjelasan di atas, dapat dilihat bahwa pemerintah daerah

memiliki peranan penting dalam menjalankan implementasi kebijakan. Hal

tersebut dapat dilihat di dalam aturan Peraturan Bupati Bintan Nomor 37 tahun

2013 tentang Pedoman Tata Cara Pengelolaan dan Pencairan DPPM untuk

Kegiatan Pertambangan Mineral dan Batuan. Pemerintah Daerah yang dimaksud

penulis dalam melaksanakan Peraturan Daerah tersebut adalah aparatur dari Dinas

Pertambangan dan Energi Kabupaten Bintan.

Penjelasan mengenai Peraturan Bupati Bintan Nomor 37 Tahun 2013

tentang Konsep Pengelolaan Dan Tata Cara Pencairan DPPM adalah segala upaya

atau kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah yang berkaitan dengan

implementasi Dana Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPM) dapat

berjalan sesuai dengan aturan yang berlaku.

Page 54: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

40

2. Tugas Dan Pelaksanaan DPPM

Kepentingan diantara stakeholders dan motif perusahaan merealisasi

program DPPM tidak terlepas dari substansi program serta pendekatan yang

diadopsi perusahaan dalam merealisasi program. Beberapa program untuk

meningkatkan perekonomian masyarakat disekitar wilayah tambang namun

secara umum realisasi program lebih berorientasi pada kegiatan-kegiatan berupa

pendirian infrastruktur dalam bentuk pembangunan fasilitas pendidikan,

kesehatan, transportasi, sarana dan prasarana air bersih, fasilitas olah raga, dan

tempat peribadatan. Pendirian fasilitas transportasi berupa jalan misalnya

diwilayah tempat tinggal masyarakat yang berada disekitar wilayah tambang

masih kurang memadai sehingga perlu perhatian dari perusahaan yang berada di

lokasi tambang. Dengan demikian diharapkan bahwa dari program DPPM dapat

meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.

Secara faktual kondisi masyarakat yang hidup disekitar perusahaan

pertambangan menunjukkan bahwa mereka masih tergolong masyarakat ekonomi

menengah kebawah dan sarat dengan masalah-masalah tingkat pendidikan yang

rendah, keterbatasan layanan kesehatan, dan menghadapi masalah pengangguran.

Kalau diperhatikan secara lebih detail program-program tersebut belum

mencakup aspek lain yang juga penting, yaitu program penyelesaian masalah

lingkungan yang melibatkan peran serta masyarakat.

Dalam pelaksanaan program DPPM dapat disusun langsung oleh pihak

perusahaan dan bisa juga diajukan oleh masyarakat setempat berbentuk proposal

Page 55: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

41

permohonan. Pengajuan tersebut akan di evaluasi oleh tim evaluasi DPPM.

Berdasarkan Keputusan Bupati Bintan Nomor: 331/XI/2007 tentang Tim Evaluasi

dan Tata Cara Pencairan Dana Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat

(DPPM), maka susunan Tim Evaluasi terdiri dari:

1. Pengarah : 1. Bupati Bintan 2. Wakil Bupati Bintan 3. AsistenPerekonomian dan

PembangunanKabupatenBintan

2. Ketua : Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Bintan

3. Wakil Ketua : Kepala BPLH Kabupaten Bintan

4. Sekretaris : Sekretaris Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Bintan

5. Anggota Tetap : 1. BAPPEDA Kabupaten Bintan 2. BPMP & KB Kabupaten Bintan

6. Anggota Tidak tetap: Camat, Lurah/Kades setempat.

Adapun tujuan dari program DPPM tersebut adalah :

a. Mewujudkan pembangunan masyarakat lokal yang berkelanjutan guna

meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat bagi

komunitas setempat dan masyarakat pada umumnya.

b. Meningkatkan pendapatan masyarakat lokal dan daerah, serta menciptakan

lapangan kerja bagi masyarakat sekitar wilayah tambang.

c. Mendukung terjalinnya hubungan antara pemegang Izin Usaha Pertambangan

(IUP) dengan masyarakat yang serasi, seimbang dan sesuai dengan

lingkungan, nilai, norma dan budaya masyarakat.

Page 56: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

42

Berdasarkan uraian di atas, adapun kaitannya dengan penelitian yang

dilakukan oleh peneliti adalah peneliti ingin melihat sejauh mana program dari

implementasi DPPM itu berjalan. Menurut Van Meter dan Van Horn dalam Budi

Winarno (2005:102) implementasi kebijakan publik sebagaitindakan-tindakan

yang dilakukan oleh organisasi publik yang diarahkan untuk mencapai tujuan-

tujuan yang telah ditetapkan dalam keputusan-keputusan sebelumnya. Tindakan-

tindakan ini mencakup usaha-usaha untuk mengubah keputusan-keputusan

menjadi tindakan-tindakan operasional dalam kurun waktu tertentu maupun

dalam rangka melanjutkan usah-usaha untuk mencapai perubahan-perubahan

besar dan kecil yang ditetapkan oleh keputusan-keputusan kebijakan. Proses

implementasi kebijakan publik baru dapat dimulai apabila tujuan-tujuan kebijakan

publik telah ditetapkan, program-program telah dibuat, dan dana telah

dialokasikan untuk pencapaian tujuan kebijakan tersebut.

Dengan demikian, tahap implementasi kebijakan terjadi hanya setelah

undang-undang ditetapkan dan dana disediakan untuk membiayai implementasi

kebijakan tersebut. Agar dapat mengkaji dengan baik suatu implementasi

kebijakan publik,pemerintah juga perlu mengetahui variabel atau faktor-faktor

penentunya. Untuk menggambarkan secara jelas variabel atau faktor-faktor yang

berpengaruh penting terhadap implementasi kebijakan publik serta guna

penyederhanaan pemahaman. Sehingga dapat diketahui apakah proses

pengelolaan DPPM tersebut berhasil dilaksanakan atau malah mengalami

kegagalan yang membuat program pemerintah tersebut tidak berjalan sesuai

dengan yang telah ditetapkan dan diharapkan guna mensejahterakan masyarakat.

Page 57: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

43

3. Dasar Hukum

Dasar hukum dari program pemberdayaan masyarakat termuat dalam :

a. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 tentang

Perseroan Terbatas.

b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2012

tentang Tanggungjawab Ssosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas.

c. Peraturan Daerah Kabupaten Bintan Nomor 1 Tahun 2012 tentang

Pengelolaan Pertambangan Mineral Bab VII Ps 11.

d. Peraturan Bupati Bintan Nomor 37 Tahun 2013 tentang Pedoman Tata

caraPengelolaan dan Pencairan Dana Pengembangan dan Pemerdayaan

Masyarakat untuk Kegiatan Pertambangan Mineral dan Batuan di

Kabupaten Bintan.

e. Keputusan Bupati Bintan Nomor 501/X/2013 tentang Penetapan

Besaran Dana Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Untuk

Kegiatan Pertambangan Mineral Logam.

4. Pedoman Tata Cara Pengelolaan dan Pencairan Dana Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Untuk Kegiatan Pertambangan

Mineral dan Batuan Di Kabupaten Bintan

a. Pengelolaan Dana Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPM)

Dana Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat (DPPM) merupakan dana

yang harus disetor pihak perusahaan untuk pengembangan program pembangunan

masyarakat (Community Development). Adapun tata cara penyetoran dan

Page 58: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

44

pencairan Dana Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat dan besarnya

ditetapkan sebagai berikut :

a. Dana pengembangan dan pemberdayaan masyarakat merupakan

kewajiban dari perusahaan terhadap masyarakat disekitar lokasi

tambang yang terkena dampak langsung, besarannya sesuai dengan surat

Keputusan Bupati Bintan Nomor 501/X/2013 tentang Penetapan

Besaran Dana Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat Untuk Kegiatan

Pertambangan Mineral Logam.

b. Dana tersebut disimpan pada rekening masing-masing perusahaan.

c. Peruntukan dan pertanggungjawaban dana tersebut diatas dilakukan

secara terbuka dan transparan, dimana mekanisme pengawasannya

dilakukan oleh tim yang di bentuk.

d. Pemegang IUP dan IUPK wajib menyusun program Pengembangan dan

Pemberdayaan Masyarakat. Program tersebut dikonsultasikan oleh

Pemerintah Daerah Kabupaten Bintan.

e. Dana pengembangan pemberdayaan masyarakat dapat diajukan oleh

masyarakat kepada Bupati Bintan Cq. Dinas Pertambangan dan Energi

Kabupaten Bintan untuk diteruskan kepada pemegang IUP atau IUPK.

Program DPPM merupakan wujud perhatian dan tanggung jawab pihak

perusahaan kepada masyarakat di sekitar wilayah tambang, baik dalam bentuk

program fisik maupun program non fisik kepada masyarakat. Izin Usaha

Pertambangan (IUP) yang telah dikeluarkan oleh pemerintah Kabupaten Bintan

Page 59: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

45

melalui Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Bintan dapat dilihat pada

tabel berikut :

Tabel II.1Perusahaan Bauksit di Kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan

No Nama Perusahaan Lokasi1. PT. Wahana Karya Suksesindo Utama Kecamatan Bintan Timur

2. PT. Bina Dompak Indah Kecamatan Bintan Timur

3. PT. Bintang Cahaya Terang Kecamatan Bintan Timur

4. PT. Lobindo Nusa Persada Kecamatan Bintan Timur

Sumber Data : Dinas Pertambangan dan Energi Kab.Bintan

b. Realisasi Pelaksanaan DPPM di Kabupaten Bintan

Tahun 2014 Dana Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat yang

menjadi salah satu perhatian pemerintah Kabupaten Bintan melalui Dinas

Pertambangan dan Energi Kabupaten Bintan, merupakan program unggulan

sebagaimana Visi dan Misi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di

Kabupaten Bintan. Pembagian DPPM dapat dibagi menjadi dua wilayah untuk

masyarakat yang terkena dampak yaitu:

1. Ring I adalah masyarakat yang ada di wilayah blok penambangan (1–2km)

dan mendapat 70% dari keselurahan DPPM yang tersedia;

Page 60: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

46

2. Ring II adalah masyarakat yang ada di sekitar wilayah penambangan yang

terkena dampak tidak langsung (>2km) dan mendapat sekitar 30% dari

keseluruhan DPPM yang tersedia.

Pencairan DPPM diajukan oleh Perusahaan pertambangan yang

berdasarkan program utama pengembangan pemberdayaan masyarakat dan

masyarakat melalui Lurah atau Kades setempat dikoordinir oleh Camat kepada

perusahaan pertambangan dan dapat dicairkan setelah mendapat persetujuan

tertulis dari Bupati Cq. Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Bintan.

Adapun besaran Dana Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat

(DDPM) oleh perusahaan pertambnagan menurut Keputusan Bupati Bintan

Nomor 501/X/2013 tentang Penetapan Besaran Dana Pengembangan dan

Pemberdayaan Masyarakat untuk Kegiatan Pertambangan dan Mineral Logam

adalah sebagai berikut :

1. Dana Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPM) merupakan

kewajiban pihak perusahaan pertambangan yang harus dijaminkan dan

disetorkan ke rekening masing-masing perusahaan, dengan dana yang

disepakati sebesar Rp 2.000,- (dua ribu rupiah) per Ton.

2. Penyetoran DPPM dilakukan sebelum atau pada saat penjualan

(lokal/ekspor).

3. Peruntukkan dan pertanggungjawaban dana dilakukan secara terbuka dan

transparan dimana mekanisme pelaksanaannya diawasi oleh tim yang

dibentuk untuk itu.

Page 61: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

47

c. Mekanisme Pencairan Dana Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (DPPM)

Pencairan DPPM diajukan oleh Perusahaan pertambangan yang

berdasarkan program utama pengembangan pemberdayaan masyarakat dan dapat

dicairkan setelah mendapat persetujuan tertulis dari Bupati Cq. Dinas

Pertambangan dan Energi Kabupaten Bintan melalui rekomendasi dari tim

evaluasi DPPM, Cq. Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Bintan.

Pencairan DPPM dapat diajukan oleh masyarakat melalui Lurah atau

Kades setempat di kelurahan atau desa setempat dikoordinir oleh Camat kepada

perusahaan pertambangan dan dapat dicairkan setelah mendapat persetujuan

tertulis dari Bupati, melalui rekomendasi dari tim evaluasi DPPM.

Adapun tugas dari tim evaluasi DPPM adalah sebagai berikut :

1. Menerima, mengevaluasi dan merekomendasi permohonan pencairan DPPM

dari masyarakat sekitar lokasi tambang dan area proyek kepada Bupati.

2. Memproses DPPM yang diajukan masyarakat yang telah disetujui pihak

perusahaan yang disesuaikan dengan ketersediaan DPPM pada rekening

perusahaan.

3. Membuat berita acara evaluasi dan konsep surat persetujuan pencairan

DPPM yang ditandatangani oleh Bupati.

4. Memonitor dan mengawasi pelaksanaan dan penggunaan DPPM yang telah

dicairkan dan menyelesaikan permasalahan yang timbul di lapangan.

Page 62: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

48

Bagan II.1

Mekanisme Pencairan Dana Pengembangan Dan Pemberdayaan Masyarakat

Sumber Data : Dinas Pertambangan dan Energi Kab.Bintan

PERUSAHAAN

HAAN

MASYARAKAT

AKAT

BUPATI BINTAN

BINTAN

PERUSAHAAN

HAAN

- Proposal diajukan ke Bupati Bintan cq.Dinas

Pertambangan dan Energi Kab.Bintan sesuai

dengan dana yang ada

- Laporan Pertanggungjawaban

dengan dana yang ada

- Proposal diajukan ke perusahaan melalui

Kepala Desa/Lurah setempat

- Dikoordinir oleh Camat setempat

- Laporan Pertanggungjawaban

- Persetujuan pencairan yang disesuaikan

dengan dana yang ada

- Mengajukan kepada Bupati Bintan Cq.Dinas

Pertambangan dan Energi Kab.Bintan

- Evaluasi permohonan oleh tim

- Sinkronisasi ketersediaan dana

- Berita acara

- Surat pencairan DPPM kepada perusahaan

- Pencairan DPPM oleh perusahaan

- Pendistribusian / penyerahan DPPM

- Laporan Pertanggungjawaban

Page 63: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

49

Di dalam pengajuan proposal DPPM, hal yang pertama kali dilakukan adalah :

1. Masyarakat melakukan musyawarah di tingkat desa atau kelurahan perihal

bantuan yang akan diusulkan untuk pemberdayaan dan pengembangan

masyarakatnya.

2. Merumuskan proposal untuk diajukan ke kelurahan atau desa melalui RT / RW

/ LPM setempat.

3. Setelah mendapatkan persetujuan dari Lurah atau Kades setempat,maka

proposal tersebut diteruskan kepada kecamatan untuk meminta persetujuan

Camat.

4. Kemudian proposal yang telah disetujui oleh Lurah dan Camat, diberikan

kepada perusahaan melalui Kepala Desa atau Lurah setempat.

5. Pihak perusahaan selaku pemilik dana, memeriksa kembali proposal apakah

sudah sesuai dengan tujuan awal dari program DPPM tersebut.

6. Setelah diperiksa oleh pihak perusahaan dan pihak perusahaan menyetujuinya

maka pihak perusahaan mengeluarkan surat permohonan pencairan DPPM

kepada BUPATI BINTAN cq. Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten

Bintan.

7. Proposal yang telah diterima oleh Distamben Kabupaten Bintan akan

diverifikasi oleh tim Evaluasi yang terdiri dari :

a. Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Bintan Selaku Ketua

Tim evaluasi

b. Kepala BPLH Kabupaten Bintan selaku wakil ketua

c. Sekretaris Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Bintan

d. BAPPEDA Kabupaten Bintan selaku anggota tetap

Page 64: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

50

e. BPMP& KB Kabupaten Bintan selaku anggota tetap

f. Camat, Lurah/Kades setempat selaku anggota tidak tetap

8. Proposal yang telah di evaluasi dan di setujui oleh tim evaluasi maka pihak

DISTAMBEN selaku pelaksana evaluasi kegiatan DPPM akan mengajukan

surat rekomendasi persetujuan pencairan DPPM bersama berita acara rapat

evaluasi tim evaluasi DPPM dan proposal DPPM kepada Bupati Bintan untuk

disetujui.

8. Selanjutnya surat rekomendasi pencairan DPPM yang telah disetujui dan

ditandatangani oleh Bupati Bintan akan diserahkan kepada perusahaan dan

Bank dimana dana DPPM di simpan untuk dicairkan.

9. Kemudian dana yang telah di cairkan oleh pihak perusahaan diserahkan kepada

pihak kelurahan selaku penanggungjawab laporan untuk dikoordinasikan

dengan masyarakat.

Page 65: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

51

Tabel II.2Realisasi Program DPPM Perusahaan Bauksit di Kurahan Gunung

Lengkuas Kecamatan Bintan Timur Kabupaten BintanTahun 2014

NO NAMA PERUSAHAANDAN BANTUAN KELURAHAN/DESA

1 2 31 PT. LOBINDO NUSA PERSADA

Bantuan kegiatan pembangunan Surau Pintu Hidayah di Kelurahan Gunung Lengkuas Kecamatan Bintan Timur.

Rp. 68.000.000,-

2 PT. BINTANG CAHAYA TERANGBantuan kegiatan program perusahaan untuk pembangunan di Kelurahan Gunung Lengkuas Kecamatan Bintan Timur:Pembangunan Sarana dan Prasarana Kp.Batu Licin Laut:

1. Pagar keliling TPU samping Masjid Al-Azhar;2. Pagar keliling TPU samping Jl. SD N 018 Bintim;3. Rehab atap dan plafon posyandu Wijaya Kusuma;4. Rehab Lapangan Volly dan Takraw;5. Penimbunan tanah batumiring dibibir pantai;6. Pengadaan tenda set ukuran 4x6m;7. Pembuatan sani tasi air bersih dan towetr kapasitan 3

ton; 8. Pembangunan jaringan tiang listrik Kp.Wacopek: 9. Bantuan pengadaan jaringan dan tiang listrikBiaya perencaaan dan pengendalian

TOTAL

Rp.Rp.Rp.Rp.Rp.Rp.Rp.

Rp.Rp.

Rp.

36.830.000,-36.830.000,-15.000.000,-40.010.000,-45.000.000,-30.000.000,-40.000.000,-

358.250.000,- 30.096.000,-

632.016.000,-

3 PT. BINTANG CAHAYA TERANG

1. Bantuan beasiswa pendidikan Strata-1 (S1) Tahap III Tahun ke-3 untuk Mahasiswa/i Kelurahan Gunung Lengkuas Kecamatan Bintan Timur sejumlah 8 (delapan) orang.

Rp. 64.000.000,-

Sumber Data : Dinas Pertambangan dan Energi Kab.Bintan

Page 66: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

52

TATA CARA PEMBUATAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN

Bab I Pendahuluan

Bab II Kegiatan Serah Terima

- Uraian Kegiatan

- Dokumentasi

- Berita Acara Serah Terima

Bab III Kegiatan Pelaksanaan DPPM : (Keterangan Per Item yang

dilengkapi dengan) :

- Uraian Kegiatan dan mengenai bantuan DPPM tersebut

(Lokasi, Kampung, Dusun, RW, RT dan ukuran-

ukuran Bangunan, tentang Pengadaan barang, dll)

- Dokumentasi Awal (sebelum Pelaksanaan)

- Dokumentasi Akhir ( setelah Pelaksanaan)

- Keterangan Pelimpahan / Penyerahan Pekerjaan dan

Bukti Penyerahan Dana

- Rincian Pemakaian Dana (Bon Pembelian, kwitansi, dll)

Bab IV Penutup yang ditandatangani oleh perusahaan, Lurah /

Kepala Desa yang bersangkutan.

Page 67: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

53

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Kondisi Geografis

Kelurahan Gunung Lengkuas adalah bagian dari salah satu kelurahan di

wilayah Kecamatan BintanTimur, Kabupaten Bintan. Kelurahan Gunung

Lengkuas sebagai suatu pemerintahan terkecil yang dipimpin oleh Lurah yang

diangkat oleh Pemerintah Daerah. Kelurahan Gunung Lengkuas mempunyai 4

Rukun Warga (RW) dan 19 Rukun Tetangga (RT).

Kelurahan Gunung Lengkuas merupakan hasil pemekaran dari Kelurahan

Kijang Kota, Kecamatan Bintan Timur berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 23

Tahun 2004 tanggal 29 September 2004 yang terdiri dari:

1. Kelurahan Kijang Kota

2. Kelurahan Sungai Lekop

3. Kelurahan Gunung Lengkuas

4. Kelurahan Sei Enam

Secara Geografis wilayah kelurahan Gunung Lengkuas berada di atas

permukaan laut 157 meter dengan curah hujan pertahun 149,3 cm serta suhu

berkisar rata-rata 28°C - 31°C. Adapun luas wilayah secara keseluruhan adalah =

81,5 km² dengan batas wilayah sebagai berikut :

1. Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kelurahan Sei Lekop dan Desa

Toapaya

Page 68: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

54

2. Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kelurahan Sei Enam dan Laut

3. SebelahTimur : Berbatasan dengan Kelurahan Sei Lekop dan

Kelurahan Kijang Kota dan Kelurahan Sei Enam

4. Sebelah Barat :Berbatasan dengan Kecamatan Tanjungpinang Timur Kota

Tanjungpinang

Dari Luas 81,5 km² tersebut terdiri dari Hutan Lindung ( Hutan Lindung

Gunung Lengkuas dan Sungai Pulai ), beberapa perusahaan ( seperti PT. Multi

Dwi Makmur) tanah perkebunan, pertanian, tambak, pertambangan bauksit,

fasilitas umum serta perkarangan masyarakat dan lain-lain.

Mayoritas usaha masyarakat adalah pertanian dan perkebunan yang cukup

menjanjikan apabila tetap dikelola dengan baik seperti palawija yang telah dijual

ke beberapa daerah di luar Kabupaten Bintan bahkan ada juga yang di ekspor

keluar negeri.

B. Struktur Organisasi

Untuk memfungsikan struktur organisasi dan tata kerja dalam

melaksanakan tugas pokoknya kelurahan Gunung Lengkuas melaksanakan azas

Desentralisasi dan Tugas pembantuan. Beban tugas pemerintahan khususnya

Kelurahan Gunung Lengkuas semakin berat seiring dengan diberlakukannya

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan

Undang-Undang 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan

Daerah.

Page 69: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

55

Untuk Melaksanakan tugas pokoknya, Lurah Gunung Lengkuas harus

didukung oleh pegawai yang memiliki dedikasi dan loyalitas yang tinggi. Dalam

hal ini semuanya tertuang dalam Struktur Organisasi Kelurahan Gunung

Lengkuas dengan tugas dan fungsinya sebagai berikut :

1. Sekretaris

a. Melakukan Pembinaan dan Pelayanan Administrasi kepada seluruh

kesatuan Organisasi.

b. Penyusunan Rencana, mengendalikan dan mengevaluasi pelaksanaanya.

c. Penyelengaraan Administrasi Keuangan.

d. Pengelolaan Urusan umun.

2. Seksi Pemerintahan

a. Melaksanakan urusan Pemerintahan Umum.

b. Melaksanakan Pembinaan Pemerintahan Kelurahan.

3. Seksi Ketentraman dan Ketertiban

a. Melakukan pembinaan ketentraman dan ketertiban daerah, pembinaan

ideologi politik dalam negeri dan pembinaan polisi pamong praja

b. Menyusun program dan penyelengaraan ketentraman dan ketertiban

daerah, Pembinaan ideologi politik dalam negeri dan pembinaan polisi

pamong praja

Page 70: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

56

4. Seksi Pembangunan

a. Melakukan perencanaan penyusunan program serta melakukan

pengendaliandan pembinaan pembangunan.

b. Menyusun program dan pembinaan pembangunan sarana dan prasarana

fisik, perekonomian dan produksi.

c. Menyusun program dan pembinaan pembangunan pada umumnya serta

pembinaan lingkungan hidup.

5. Seksi Kesejahteraan Masyarakat

a. Mengkoordinasikan penyusunan program dan melakukan pembinaan

kesejahteraan masyarakat, pembinaan kependudukan, peranan wanita

dan olahraga.

b. Menyusun program di bidang pembinaan keagamaan, pendidikan,

kebudayaan dan kesejahteraan masyarakat.

C. Visi dan Misi

Kelurahan Gunung Lengkuas mempunyai Visi : Menjadi model pelayanan

masyarakat dengan menerapkan pelayanan yang prima, yang dapat dibanggakan

masyarakat sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

Makna yang terkandung dalam visi tersebut berarti setiap pemberian

pelayanan kepada masyarakat mengedepankan ketepatan waktu penyelesaian,

tepat sasaran dan menekan biaya administrasi ( efektif dan efesien ) dengan

Page 71: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

57

mengikuti prosedur atau persyaratan yang disesuaikan pada setiap urusan

berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku

Adapun misi Kelurahan Gunung Lengkuas adalah:

a. Menyelenggarakan administrasi pemerintahan, pembangunan serta pelayanan

masyarakat dengan tingkat aktifitas dan efesiensi yang tinggi.

b. Penyajian dan pengelolaan data yang akurat di bidang kependudukan dan data

pendukung lainnya.

D. Jenis-Jenis Pelayanan Di Kelurahan Gunung Lengkuas

1. Pelayanan Pengaduan masyarakat yang meliputi :

a. Pengaduan masyarakat bidang pemerintahan.

b. Pengaduan masyarakat bidang kependudukan.

c. Pengaduan masyarakat bidang kesra.

d. Pengaduan masyarakat bidang pendidikan.

e. Pengaduan masyarakat bidang kesehatan.

f. Pengaduan masyarakat bidang keagamaan dan ketertiban.

2. Pelayanan Administrasi Kependudukan

a. Pengurusan Pembuatan KTP.

b. Pengurusan Pembuatan KK.

c. Surat Pengantar Akte Kelahiran.

d. Surat Keterangan Kematian.

e. Surat Keterangan Pindah-Datang.

Page 72: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

58

f. Surat Keterangan Identitas Diri.

g. Surat Keterangan Pengantar Nikah.

h. Surat Keterangan Tidak Mampu.

i. Surat Keterangan Pindah Datang orang asing.

j. Surat Keterangan SKCK.

k. Surat Keterangan Lainnya.

3. Pelayanan Administrasi Pertanian

a. Pengurusan Surat Keterangan Riwayat Pemilikan Tanah (Alas Hak ).

b. Pengurusan Surat Keterangan Penggarapan Tanah.

c. Pengurusan Surat Keterangan Hibah.

d. Pengurusan Pembayaran PBB.

Page 73: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

59

Bagan III.1Struktur Organisasi

Sumber Data : Kelurahan Gunung Lengkuas

LURAHIVAN GOLAR RIADY, S.Sos

IVAN

PERANGKAT KELURAHAN SEKRETARIS LURAH

KASI PEMERINTAHANRUDI ANDATAMA, SE

RUDI

KASI PEMBANGUNANPRADITO SONY WIDAGDO, S. IP

KASI KESOSROSDUALITA SUZANTY

ROSDUALIT

KASI TRANTIBANDI ASRISAL, S.Sos

ANDI

STAFFFIRMANSYAH

STAFFSUPRAPNO

SUPRANO

STAFFJALALUDDIN

STAFFSUNARDI

STAFFRIA HELDAWATI

STAFFRONEY

STAFFNURSAH

NURSAH

STAFFBUDI PURNOMO

Page 74: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

60

Tabel III.1Pembagian Wilayah Rukun Tetangga

NO

RUKUN TETANGGA LOKASI

1 RW I KM 16 – KM 152 RT 01 / RW I KAMPUNG SEI JATI3 RT 02 / RW I KAMPUNG TELAGA BIRU4 RT 03 / RW I KAMPUNG TERATAI5 RT 04 / RW I KAMPUNG SUKA DAMAI6 RT 05 / RW I GANG MAWAR7 RW II KM 18 – KM 198 RT 01 / RW II KAMPUNG BANGUN REJO9 RT 02 / RW II GANG PERKUTUT10 RT 03 / RW II KAMPUNG BANGUN REJO11 RT 04 / RW II GANG MAKMUR12 RW III JL. NUSANTARA – KM 2013 RT 01 / RW III JL. NUSANTARA – KM 2014 RT 02 / RW III JL. NUSANTARA – KM 2015 RT 03 / RW III GANG MELATI16 RT 04 / RW III JL. LINGKAR WACOPEK17 RW IV WACOPEK18 RT 01 / RW IV KAMPUNG WACOPEK19 RT 02 / RW IV KAMPUNG WACOPEK20 RT 03 / RW IV KAMPUNG WACOPEK21 RT 04 / RW IV KAMPUNG BATU LICIN22 RT 05 / RW IV KAMPUNG WACOPEK23 RT 06 / RW IV KAMPUNG BATU LICIN

Sumber Data : Kelurahan Gunung Lengkuas

1. Laporan Jumlah Penduduk, Pemeluk Agama dan Pekerjaan

1. Jumlahpenduduk :

1. Laki – laki : 3442 Jiwa

2. Perempuan : 3047 Jiwa

Jumlah 6489 Jiwa

Terdiridari : 1932 KK

2. Pemeluk Agama Tabel III.2

Page 75: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

61

Pemeluk Agama Masyarakat Kelurahan Gunung Lengkuas

Perincian Laki-laki Perempuan Jumlah1. Islam 3071 Jiwa 2680 Jiwa 5751 Jiwa2. Kristen Katolik 66 Jiwa 63 Jiwa 129 Jiwa3. Kristen Protestan 169 Jiwa 155 Jiwa 324 Jiwa4. Budha 133 Jiwa 145 Jiwa 278 Jiwa5. Hindu 3 Jiwa 4 Jiwa 7 Jiwa6. Lain- lain 0 Jiwa 0 Jiwa 0 Jiwa

Jumlah 3442 Jiwa 3047 Jiwa 6489 JiwaSumber Data : Kelurahan Gunung Lengkuas

3. Pekerjaan

Tabel III.3Pekerjaan Masyarakat Kelurahan Gunung Lengkuas

Perincian Jumlah1. Instansi Pemerintah 77 Orang2. Karyawan / Swasta 1573 Orang3. ABRI 5 Orang4. Pedagang 275 Orang5. Nelayan 172 Orang6. Buruh 1119 Orang7. Pensiunan 21 Orang8. Pertukangan 103 Orang9. Pengangguran 584 Orang10.Petani 405 Orang11.IRT 742 Orang12.Pelajar 576 Orang13.Belum bekerja ( 0-6 thn ) 837 OrangSumber Data : Kelurahan Gunung Lengkuas

BAB IV

Implementasi Pengelolaan DPPM Oleh Pemerintah Kabupaten Bintan di Kelurahan Gunung Lengkuas Kecamatan Bintan

Timur Kabupaten Bintan Tahun 2014

Page 76: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

62

Implementasi merupakan suatu keputusan untuk mencapai sasaran

tertentu, maka untuk merealisasikan pencapaian sasaran tersebut diperlukan

serangkaian  aktivitas pelaksanaannya. Mengingat bahwa implementasi suatu

program merupakan suatu hal yang kompleks karena banyaknya faktor yang

saling mempengaruhi dan terkait, maka untuk memahami adanya perbedaan

antara apa yang diharapkan tercapai dengan yang terjadi kemudian menimbulkan

kesadaran mengenai pentingnya studi-studi implementasi.

Implementasi juga diartikan sebagai realisasi dari rencana yang ditetapkan

sebelumnya. Lebih lanjut Van Meter dan Van Horn dalam Budi Winarno

(2005:102) mendefinisikan implementasi kebijakan publik sebagai tindakan-

tindakan yang dilakukan oleh organisasi publik yang diarahkan untuk mencapai

tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam keputusan-keputusan sebelumnya.

Tindakan-tindakan ini mencakup usaha-usaha untuk mengubah keputusan-

keputusan menjadi tindakan-tindakan operasional dalam kurun waktu tertentu

maupun dalam rangka melanjutkan usaha-usaha untuk mencapai perubahan-

perubahan besar dan kecil yang ditetapkan oleh keputusan-keputusan

kebijakan.  Dari pendapat tersebut dapat dipahami bahwa segala sumber dalam

usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh pembuat

kebijakan, didalamnya mencakup : manusia, dana, dan kemampuan organisasi

yang dilakukan baik oleh pemerintah maupun swasta serta individu atau

kelompok.

Proses implementasi ini merupakan sebuah abstraksi atau performansi

suatu kebijakan yang pada dasarnya secara sengaja dilakukan untuk meraih

Page 77: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

63

kinerja implementasi kebijakan yang tinggi yang berlangsung dalam hubungan

berbagai variabel. Penjelasan di atas menggambarkan bahwa implementasi

kebijakan berjalan secara linear dari keputusan politik, pelaksana dan kinerja

kebijakan publik. Di dalam implementasi kebijakan, kinerja kebijakan

dipengaruhi oleh beberapa variabel yang saling berkaitan, variabel-variabel

tersebut yaitu:

1. Ukuran dan tujuan kebijakan

2. Sumber daya

3. Karakteristik organisasi pelaksana

4. Sikap para pelaksana

5. Komunikasi antar organisasi terkait dan kegiatan-kegiatan pelaksanaan

6. Lingkungan sosial, ekonomi dan politik

Adapun indikator yang peneliti lakukan adalah dengan menggunakan

pedoman wawancara terhadap target informan yang akan diteliti yaitu :

A. Ukuran dan Tujuan Kebijakan

Kinerja implementasi kebijakan dapat diukur tingkat keberhasilannya dari

ukuran dan tujuan kebijakan yang bersifat realistis dengan sosio-kultur yang ada

di level pelaksana kebijakan. Ketika ukuran dan dan sasaran kebijakan terlalu

Page 78: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

64

ideal (utopis), maka akan sulit direalisasikan (Agustino, 2006:154). Van Meter

dan Van Horn (dalam Sulaeman, 1998:222) mengemukakan untuk mengukur

kinerja implementasi kebijakan tentunya menegaskan standar dan sasaran tertentu

yang harus dicapai oleh para pelaksana kebijakan, kinerja kebijakan pada

dasarnya merupakan penilaian atas tingkat ketercapaian standar dan sasaran

tersebut.

Pemahaman tentang maksud umum dari suatu standar dan tujuan

kebijakan adalah penting.Implementasi kebijakan yang berhasil, bisa jadi

gagal (frustated) ketika para pelaksana (officials), tidak sepenuhnya menyadari

terhadap standar dan tujuan kebijakan. Standar dan tujuan kebijakan memiliki

hubungan erat dengan disposisi para pelaksana (implementors). Arah disposisi

para pelaksana (implementors) terhadap standar dan tujuan kebijakan juga

merupakan hal yang “crucial”.

Tahapan implementasi suatu kebijakan tidak akan dimulai sebelum tujuan

dan sasaran direncanakan terlebih dahulu yang dilakukan dalam tahap formulasi

kebijakan. Dengan demikian, tahap implementasi kebijakan terjadi hanya setelah

undang-undang tentang suatu kebijakan dikeluarkan dan dana yang disediakan

untuk membiayai implementasi kebijakan tersebut telah tersedia. Standar dan

sasaran kebijakan sebaiknya harus jelas dan terukur, sehingga tidak menimbulkan

interpretasi yang dapat menyebabkan terjadinya konflik di antara para agen

implementasi.

Di Kabupaten Bintan pada tahap formulasi kebijakan sesuai dengan yang

disampaikan oleh informan pada Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten

Page 79: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

65

Bintan yang merupakan seorang PNS Dinas Pertambangan dan Energi

Kabupaten Bintan berinisial Rwz Sarjana Pertambangan sebagai Kasi Bimbingan

Pengusahaan Pertambangan dan Pemanfaatan Sumber Daya Mineral yang

bertugas melaksanakan program DPPM di Kabupaten Bintan mengatakan :

“Pelaksanaan DPPM tertuang didalam PERDA Kabupaten Bintan No. 1 Tahun 2012 Tentang Pengolaan Pertambangan Mineral. Ukuran

keberhasilan pelaksanaan DPPM adalah tercapainya kesejahteraan dan berdaya gunanya masyarakat sekitar tempat dilaksanakannya kegiatan pertambangan oleh perusahaan pertambangan, sedangkan tujuannya adalah untuk mewujudkan Visi dan Misi Bupati Bintan dalam mensejahterakan masyakarat Kabupaten Bintan secara luas yang tidak terakomodir oleh pembiayaan APBD

Kabupaten Bintan”. (sumber hasil wawancara hari Rabu tanggal 8 Juni 2016)

Rwz ditetapkan sebagai PPTK Kegiatan Evaluasi DPPM melalui

keputusan Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Bintan Nomor

136/IV/2013 seperti pada lampiran.

Apa yang dikemukakan oleh informan berinisial Rwz juga di dukung oleh

seorang Pegawai yang juga merupakan staf Rwz berinisial Hd Sarjana Teknik

yang bertugas membantu Rwz memproses proposal DPPM perusahaan

pertambangan yang masuk dari kelurahan maupun perusahaan pertambangan

untuk selanjutnya dilakukan evaluasi dan dibuat rancangan surat persetujuan

pencairan DPPM oleh Bupati Bintan menyatakan bahwa :

“DPPM ini dilaksanakan untuk melaksanakan hasil musrenbang yang

tidak terakomodir oleh APBD Kabupaten Bintan “. (sumber hasil wawancara

hari Rabu tanggal 8 Juni 2016).

Apa yang disampaikan oleh informan Rwz dan Hd ditambahkan oleh

seorang pegawai Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Bintan berinisial

Page 80: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

66

RaSarjana Pertambangan sebagai Kepala Seksi Penataan dan Konservasi

Pertambangan yang bertugas melaksanakan Penataan dan Konservasi menyatakan

bahwa :

“ Pelaksanaan DPPM di Kabupaten Bintan ini merupakan inovasi daerah Kabupaten Bintan, dimana dalam otonomi daerah diberikan keleluasaan kepada Pemerintah Daerah untuk melakukan inovasi kebijakan dalam membangun daerahnya selama tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. Peraturan pemerintah tentang CSR pada saat penyusunan PERDA memang belum terbit tetapi dalam undang-undang perusahaan pelaku usaha diwajibkan untuk melaksanakan CSR. Dalam

hal ini Pemerintah Kabupaten Bintan melakukan invosi kebijakan untuk menetapkan masing-masing perusahaan menjaminkan dana pada rekening masing-masing perusahaan untuk digunakan dalam mensejahaterakan dan memberdayakan masyarakat sekitanya sesuai kemampuan perusahaan pertambangan”. (sumber hasil wawancara hari Rabu tanggal 8 Juni 2016)

Dari beberapa pendapat informan diatas terlihat bahwa pelaksanaan

DPPM merupakan niat baik perusahaan pertambangan yang disalurkan melalui

kegiatan CSR yang difasilitasi pemerintah daerah Kabupaten Bintan untuk

masyarakat melalui kegiatan yang disebut Dana Pengembangan dan

Pemberdayaan Masyarakat. Dalam hal ini, menurut penulis kegiatan DPPM

merupakan salah satu wujud kebijakan pro rakyat yang dilaksanakan oleh

Pemerintah Daerah Kabupaten Bintan, yang dilaksanakan dengan kreatifitas

untuk menciptakan tata aturan pelaksanaaan dalam mewujudkan kesejahteraan

masyarakat walaupun pemerintah pusat belum menyusun petunjuk teknis

pelaksanaan.

Selain itu, ukuran keberhasilan program DPPM yang dilaksanakan oleh

pemerintah Kabupaten Bintan ini adalah meningkatnya kesejahteraan masyarakat

sekitar wilayah dilakukannya kegiatan pertambangan melalui pengembangan dan

Page 81: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

67

pemberdayaan masyarakat sekitar, sehingga ukuran keberhasilan

penyelenggaraaan DPPM di Kabupaten Bintan dapat dilihat dari tingkat

kesejahteraan masyarakat sebelum adanya kegiatan pertambangan dan sesudah

adanya kegiatan pertambangan, dalam hal ini masyarakat pada Kelurahan Gunung

Lengkuas.

B.  Sumber Daya

Keberhasilan implementasi kebijakan sangat tergantung dari kemampuan

memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Manusia merupakan sumber daya yang

terpenting dalam menentukan keberhasilan suatu implementasi kebijakan. Setiap

tahap implementasi menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas

sesuai dengan pekerjaan yang diisyaratkan oleh kebijakan yang telah ditetapkan

secara politik. Selain sumber daya manusia, sumber daya finansial dan waktu

menjadi perhitungan penting dalam keberhasilan implementasi kebijakan.

Van Mater dan Van Horn (dalam Widodo 1974:123) menegaskan bahwa

“sumber daya kebijakan (policy resources) tidak kalah pentingnya dengan

komunikasi. Sumber daya kebijakan ini harus juga tersedia dalam rangka untuk

memperlancar administrasi implementasi suatu kebijakan. Sumber daya ini terdiri

atas dana atau insentif lain yang dapat memperlancar pelaksanaan

(implementasi) suatu kebijakan. Kurangnya atau terbatasnya dana atau insentif

lain dalam implementasi kebijakan, adalah merupakan sumbangan besar terhadap

gagalnya implementasi kebijakan.

Page 82: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

68

Sumber daya di sini berkaitan dengan segala sumber yang dapat

digunakan untuk mendukung keberhasilan implementasi kebijakan. Sumber daya

ini mencakup sumber daya manusia, anggaran, fasilitas, informasi dan

kewenangan yang dijelaskan sebagai berikut :

1. Sumber Daya Manusia (Staff)

Implementasi kebijakan tidak akan berhasil tanpa adanya dukungan dari

sumber daya manusia yang cukup kualitas dan kuantitasnya. Kualitas

sumber daya manusia berkaitan dengan keterampilan, dedikasi, profesionalitas,

dan kompetensi di bidangnya. Sedangkan kuantitas berkaitan dengan

jumlah sumber daya manusia apakah sudah cukup untuk melingkupi seluruh

kelompok sasaran. Sumber daya manusia sangat berpengaruh terhadap

keberhasilan implementasi, sebab tanpa sumber daya manusia yang

kehandalan sumber daya manusia, implementasi kebijakan akan berjalan

lambat.

2. Anggaran (Budgetary)

Dalam implementasi kebijakan, anggaran berkaitan dengan kecukupan modal

atau investasi atas suatu program atau kebijakan untuk menjamin terlaksananya

kebijakan, sebab tanpa dukungan anggaran yang memadai, kebijakan tidak

akan berjalan dengan efektif dalam mencapai tujuan dan sasaran. 

3. Fasilitas (facility)

Fasilitas atau sarana dan prasarana merupakan salah satu faktor yang

berpengaruh dalam implementasi kebijakan. Pengadaan fasilitas yang layak,

Page 83: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

69

seperti gedung, tanah dan peralatan perkantoran akan menunjang dalam

keberhasilan implementasi suatu program atau kebijakan.

4. Informasi dan Kewenangan (Information and Authority)

Informasi juga menjadi faktor penting dalam implementasi kebijakan, terutama

informasi yang relevan dan cukup terkait bagaimana mengimplementasikan

suatu kebijakan. Sementara wewenang berperan penting terutama untuk

meyakinkan dan menjamin bahwa kebijakan yang dilaksanakan sesuai dengan

yang dikehendaki.

Sebelum penulis mengulas lebih dalam tentang sumber daya yang paling

penting yaitu sumber daya manusia, penulis ingin mengetahui terlebih dahulu

sumber daya lain dalam pelaksanaan kegiatan DPPM yaitu mengenai darimana

dana untuk kegiatan DPPM ini berasal. Menurut salah seorang karyawan PT BCT

yang merupakan Kepala Teknik Tambang berinisial Ry mengatakan bahwa :

“Kegiatan DPPM ini sumber dananya berasal dari Dana Jaminan yang di

tabungkan di Bank dengan rekening atas nama Direktur PT BCT “.

(sumber hasil wawancara hari Kamis tanggal 9 Juni 2016)

Hal senada juga disampaikan oleh pegawai Dinas Pertambangan dan

Energi Kabupaten Bintan yang berinisial Jm Sarjana Ekonomi yang merupakan

salah satu staf di bagian Pertambangan Umum yang bertugas menerima dan

mencatat bukti setor pembayaran DPPM dari pihak perusahan mengatakan

bahwa :

“Berdasarkan Keputusan Bupati Bintan No. 500/X/2013 perusahaan diwajibkan untuk menyisihkan sebagian hasil produksinya di bank pada rekening masing-masing perusahaan untuk melaksanakan kegiatan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat sekitar tempat perusahaan

Page 84: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

70

pertambangan melakukan kegiatan usaha pertambangan “. (sumber hasil wawancara hari Kamis tanggal 9 Juni 2016)

Dari dua pendapat diatas dapat dilihat bahwa kegiatan pengembangan dan

pemberdayaan masyarakat ini sumber dananya berasal dari dana jaminan yang di

jaminkan perusahaan pada bank tertentu. Penempatan dana jaminan DPPM

perusahaan pertambangan dapat dilihat pada bukti setor pembayaran sebagaimana

terlampir.

Setelah kita mengetahui kegiatan ini sumber dananya berasal darimana

tentu selanjutnya kita perlu mengetahui bagaimana penyaluran dana tersebut.

Untuk itu, menurut pendapat Informan Rwz Sarjana Pertambangan sebagai Kasi

Bimbingan Pengusahaan Pertambangan dan Pemanfaatan Sumber Daya Mineral

yang bertugas melaksanakan program DPPM di Kabupaten Bintan mengatakan

bahwa :

“Mekanisme penyaluran dana sesuai denganPeraturan Bupati Nomor 37 Tahun 2013 Tentang Pedoman Tata Cara Pengelolaan dan Pencairan

Dana Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Untuk Kegiatan Pertambangan Mineral dan Batuan di Kabupaten Bintan”. (sumber hasil wawancara hari Kamis tanggal 9 Juni 2016).

Untuk mengetahui lebih jelas lagi tentang dana DPPM ini, penulis juga

bertanya langsung kepada perusahaan pertambangan apakah pengelolaan dana

yang dikeluarkan oleh perusahaan pertambangan yang dilakukan oleh Pemerintah

Daerah sudah sesuai atau belum. Seorang karyawan perusahaan pertambangan

berinisial Az menyatakan bahwa :

“ Selama ini penyaluran DPPM dilaksanakan sudah sesuai dengan mekanisme yang di atur dalam Peraturan Bupati Nomor 37 Tahun 2013. Proses tersebut sudah kami jalankan sesuai dengan taat

Page 85: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

71

aturan.Alhamdulillah masyarakat sudah merasa terbantu ekonominya dan kami perusahaan pun dapat membangun citra melalui kegiatan ini “. (sumber

hasil wawancara hari Kamis tanggal 9 Juni 2016)

Hal ini juga didukung oleh pendapat informan berinisial Rs yang

merupakan Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial pada Kelurahan Gunung Lengkuas

yang menyatakan bahwa :

“ Tidak semua kebutuhan yang tertuang dalam musrenbang untuk kelurahan Gunung Lengkuas dalam menjalankan pembangunan dapat diakomodir seluruhnya oleh APBD Kabupaten Bintan. Kami sangat terbantu dengan adanya program ini, sehingga kami dapat membangun Gunung Lengkuas dengan menggunakan Dana bantuan dari perusahaan pertambangan”. (sumber hasil wawancara hari Jumat tanggal 10 Juni 2016)

Hal-hal terkait informasi-informasi yang telah disampaikan diatas perlu

penulis tanyakan secara langsung kepada masyarakat. Salah seorang masyarakat

Gunung Lengkuas yang penulis tanyakan yang merupakan ketua RT 04 berinisial

Wn menyebutkan bahwa :

“ Kami sangat senang dengan adanya DPPM ini. Kami tahu karena pasal ni dah dibualkan orang di mana-mana namanya dulu DKTM, banyak fasilitas di kampong ni yang dibangun menggunakan DPPM ini. Tapi kami sebenarnya lebih senang lagi kalau bantuan tu berupa duit aje, jadi senang nak

digunakan”. (sumber hasil wawancara hari Jumat tanggal 10 Juni 2016)

Hal senada diungkap juga oleh seorang warga Gunung Lengkuas yang

berinisial Ar yang mengatakan bahwa :

“Bantuan DPPM ni, bagus. Tapi kami warga sini lebih memilih bantuan

macam langsung macam dulu. Kayak uang debu yang langsung dibagikan

perbulan ke setiap KK. Kalo sekarang takde lagi. Ganti dengan bangun

Page 86: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

72

fasilitas ni lah”. (sumber hasil wawancara hari Jumat tanggal 10 Juni

2016)

Lain halnya dengan yang diungkapkan oleh seorang warga Gunung

lengkuas berinisial Zm yang menyebutkan bahwa:

“ Dulu mesjid kami ni buruk kurang nyaman kalau nak sembayang,

sekarang dah sejuk, cantik dah nyaman untuk sembahyang”. (sumber hasil

wawancara hari Jumat tanggal 10 Juni 2016).

Menurut salah seorang penerima bantuan Beasiswa berinisial Ms yang

merupakan Mahasiswa STAI semester enam mengatakan bahwa :

“ Menurut saya pribadi bantuan ini sangat membantu karna masih banyak di luar sana mahasiswa-mahasiswa kekurangan biaya dan mungkin ada yg putus kuliah karena kekurangan biaya. Jadi apalagi bantuan ini berjalan setiap tahun sehingga setiap semester ada juga bantuan yang biasa itu kan setiap bulan ini untuk jangka waktu satu tahun jadi setiap tahun sampai semester akhir tetap dapat, apalagi yang orang tuanya kerjanya tidak memadai jadi saya sangat

terbantu sekali”. (sumber hasil wawancara hari Jumat tanggal 10 Juni 2016).

Seorang ibu rumah tangga di kelurahan Gunung Lengkuas yang berinisial

Lz menyebutkan bahwa :

“Kami senang dengan program DPPM ni, dah tebangun TPA untuk anak-

anak belajar mengaji, sekarang anak saya balek sekolah ngaji di TPA tu”.

(sumber hasil wawancara hari Jumat tanggal 10 Juni 2016)

Page 87: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

73

Melihat penjelasan dari informan-informan diatas dan Peraturan Bupati

No. 37 Tahun 2013 Tentang Tata Cara Pengelolaan dan Pencairan Dana

Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Untuk Kegiatan Pertambangan

Mineral dan Batuan Di Kabupaten Bintan dapat penulis gambarkan mekanisme

penyaluran DPPM di Kabupaten Bintan sebagai berikut :

Bagan IV.1Mekanisme Penyaluran Dana Pengembangan Dan Pemberdayaan

Masyarakat

PERUSAHAAN

MASYARAKAT

- Proposal diajukan ke Bupati Bintan cq.Dinas

Pertambangan dan Energi Kab.Bintan sesuai

dengan dana yang ada

- Laporan Pertanggungjawaban

- Proposal diajukan ke perusahaan melalui

Kepala Desa/Lurah setempat

- Dikoordinir oleh Camat setempat

- Persetujuan pencairan yang disesuaikan

dengan dana yang ada

Page 88: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

74

Sumber Data : Dinas Pertambnagan dan Energi Kab.Bintan

Melihat pendapat yang disampaikan oleh informan-informan diatas, dapat

penulis lihat bahwa masyarakat Gunung Lengkuas merasa senang dan terbantu

dengan adanya kegiatan program DPPM ini, namun ada juga sebagian dari

masyarakat di kelurahan Gunung Lengkuas yang menganggap bahwa bantuan

dalam bentuk uang langsung lebih bermanfaat daripada bantuan berupa

pembangunan sarana dan prasarana. Sehingga dapat penulis gambarkan bahwa

program DPPM ini belum sepenuhnya sesuai dengan keinginan masyarakat. Oleh

karena itu, perlu adanya pemahaman yang disampaikan kepada masyarakat

- Persetujuan pencairan yang disesuaikan

dengan dana yang ada

Page 89: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

75

sehingga masyarakat tidak berfikiran bahwa bantuan langsung berupa uang lebih

bermanfaat daripada bantuan berupa pembangunan sarana dan prasaran di

kelurahan Gunung Lengkuas. Di dalam suatu kebijakan, hendaknya apa yang

diinginkan oleh masyarakat dan perusahaan bisa sejalan. Hal ini dikarenakan

masyarakat bukan hanya sebagai subjek implementasi kebijakan tetapi juga

termasuk objek kebijakan publik.

Namun dari keseluruhan proses yang ada, dapat penulis gambarkan bahwa

manusia yang merupakan sumber daya terpenting dalam menentukan

keberhasilan suatu implementasi kebijakan oleh Pemerintah Kabupaten Bintan

telah dapat melaksanakan penyaluran dana yang merupakan sumber daya

finansial dalam kurun waktu yang tidak telalu lama dalam melaksanakan suatu

implementasi kebijakan.

C.  Karakteristik Organisasi Pelaksana

Pusat perhatian pada agen pelaksana meliputi organisasi formal dan

organisasi informal yang akan terlibat dalam pengimplementasian kebijakan. Hal

ini penting karena kinerja implementasi kebijakan akan sangat dipengaruhi oleh

ciri yang tepat serta cocok dengan para agen pelaksananya. Hal  ini berkaitan

dengan konteks kebijakan yang akan dilaksanakan pada beberapa kebijakan yang

menuntut pelaksanaan kebijakan yang ketat dan displin. Pada konteks lain

Page 90: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

76

diperlukan agen pelaksana yang demokratis dan persuasif. Selain itu, cakupan

atau luas wilayah menjadi pertimbangan penting dalam menentukan agen

pelaksana kebijakan.

Dalam pelaksanaan program DPPM oleh Pemerintah Kabupaten Bintan

melibatkan organisasi formal yaitu elemen Pemerintah Daerah Kabupaten Bintan

yang terdiri dari Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Bintan, Kelurahan

Gunung Lengkuas, Perusahaan Pertambangan dan RT/RW.Sedangkan organisasi

informal yaitu masyarakat dapat penulis gambarkan :

1. Karakteristik Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Bintan.

Menurut informan yang merupakan pegawai Dinas Pertambangan dan

Energi Kabupaten Bintan yang berinisial Am yang merupakan staf

dibagian Sekretariat mengatakan bahwa :

“ Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 32 Tahun 2011 Tentang Standar Operasional Pelayanan pada Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Bintan menyatakan bahwa salah satu tugas pokok dan fungsi (TUPOKSI) Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Bintan adalah untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat di bidang Pertambangan Umum dan Ketenagalistrikan agar dapat berjalan efektif, efesien, dan tepat waktu khususnya pelayanan umum bidang pertambangan dan energi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bintan. Sehingga tata kerja pegawai Dinas Pertambangan dan Energi tentu mengacu pada Peraturan Bupati yang

dimaksud. Untuk SOP pelaksanaan program DPPM dilakukan sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 37 Tahun 2013 Tentang Pedoman Tata Cara Pengelolaan dan Pencairan Dana Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Untuk Kegiatan Pertambangan Mineral dan Batuan di Kabupaten Bintan”. (sumber hasil wawancara hari Jumat tanggal 10 Juni 2016)

2. Karakteristik Kelurahan Gunung Lengkuas

Menurut informan yang merupakan pegawai Kelurahan Gunung Lengkuas

yang berinisial Rs sebagai Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial yang

Page 91: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

77

melaksanakan tugas dalam memproses permohonan DPPM dari masyarakat

pada Kelurahan Gunung Lengkuas menyatakan bahwa :

“ Sesuai Peraturan Bupati Kabupaten Bintan Nomor 41 Tahun 2011 Tentang Tugas Pokok Dan Fungsi Organisasi Kelurahan Kabupaten Bintan, Kelurahan Gunung Lengkuas merupakan badan pengkoordinasian kegiatan pemberdayaan masyarakat. Dalam hal kegiatan DPPM ini, kelurahan mempunyai peranan dalam penyampaian pengajuan proposal bantuan kepada pihak perusahaan pertambangan”. (sumber hasil wawancara hari Jumat tanggal 10 Juni 2016).

3. Perusahaan Pertambangan

Menurut informan yang merupakan karyawan perusahan pertambangan

yang berinisial Sp Sarjana Ekonomi sebagai karyawan bagian Comunnity

Development di PT BCT yang menyebutkan :

“Perusahaan kami merupakan Badan Hukun yang berbentuk perseroan terbatasyang di tuangkan melalui AKTA NOTARIS, untuk melakukan kegiatan usahapertambangan persereoan terbatas ini wajib memiliki ijin yang disebut dengan Izin Usaha Pertambangan ( IUP )”. (sumber hasil wawancara hariJumattanggal 10 Juni 2016)

4. RT/RW

Menurut informan yang merupakan pegawai Kelurahan Gunung Lengkuas

yang berinisial Jl menyatakan bahwa :

“ Sesuai dengan Peraturan Bupati Bintan Nomor 67 Tahun 2011 Tentang Rukun Tetangga (RT) Dan Rukun Warga (RW) di Kabupaten Bintan

bahwa salah satu tugas RT adalah pembuatan gagasan dalam pelaksanaan pembangunan dengan mengembangkan aspirasi dan swadaya murni masyarakat. Sedangkan tugas dari RW adalah fasilitator dalam hubungan antar RW  dan antar masyarakat dengan Pemerintahan Desa atau

kelurahan dan daerah”. Dari isi Perbup tersebut dapat kita ketahui bahwa RT /RW memiliki peranan dalam menyampaikan aspirasi ataupun pendapatnya yang kemudian akan disampaikan oleh RT /RW kepada kelurahan setempat”. (sumber hasil wawancara hari Jumat tanggal 10 Juni 2016)

Page 92: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

78

Selain organisasi pelaksana formal dalam hal ini juga terdapat organisasi

pelaksana informal yaitu masyarakat. Peran masyarakat disini berdasarkan

Peraturan Bupati Nomor 37 Tahun 2013 dapat berperan serta aktif baik dalam

pengajuan permohonan sebuah kegiatan / bantuan maupun pelaksanaan kegiatan.

Melihat kararteristik-karakteristik organisasi pelaksana diatas, dalam

pelaksanaan program DPPM oleh Pemerintah Kabupaten Bintan di Gunung

Lengkuas dapat dilihat bahwa perlunya keterbukaan oleh semua pihak. Hal

tersebut terkait dengan keterbukaan perusahaaan akan kesanggupan dana dalam

memberikan bantuan, keterbukaan elemen pemerintah daerah dalam memfasilitasi

antara perusahaan pertambangan dan masyarakat juga mengawasi serta peran

aktif masyarakat dalam melihat pelaksanaan program DPPM hingga mendapatkan

hasil yang diharapkan.

D.  Komunikasi Antar Organisasi Terkait dan Kegiatan-Kegiatan Pelaksanaan

Agar kebijakan publik bisa dilaksanakan dengan efektif, menurut Van

Horn dan  Van Mater (dalam Widodo 1974:135) apa yang menjadi standar tujuan

harus dipahami oleh para individu (implementors). Yang bertanggung jawab atas

pencapaian standar dan tujuan kebijakan, karena itu standar dan tujuan harus

dikomunikasikan kepada para pelaksana. Komunikasi dalam kerangka

penyampaian informasi kepada para pelaksana kebijakan tentang apa yang

menjadi standar dan tujuan harus konsisten dan seragam (consistency and

uniformity) dari berbagai sumber informasi.

Page 93: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

79

Jika tidak ada kejelasan dan konsistensi serta keseragaman terhadap suatu

standar dan tujuan kebijakan, maka yang menjadi standar dan tujuan kebijakan

sulit untuk bisa dicapai. Dengan kejelasan itu, para pelaksana kebijakan dapat

mengetahui apa yang diharapkan darinya dan tahu apa yang harus dilakukan.

Dalam suatu organisasi publik, pemerintah daerah misalnya, komunikasi sering

merupakan proses yang sulit dan komplek. Proses pentransferan berita kebawah di

dalam organisasi atau dari suatu organisasi ke organisasi lain, dan ke komunikator

lain, sering mengalami ganguan(distortion) baik yang disengaja maupun tidak.

Jika sumber komunikasi berbeda memberikan interprestasi yang tidak

sama (inconsistent) terhadap suatu standar dan tujuan, atau sumber informasi

sama memberikan interprestasi yang penuh dengan pertentangan (conflicting),

maka pada suatu saat pelaksana kebijakan akan menemukan suatu kejadian yang

lebih sulit untuk melaksanakan suatu kebijakan secara intensif.

Dengan demikian, prospek implementasi kebijakan yang efektif, sangat

ditentukan oleh komunikasi kepada para pelaksana kebijakan secara akurat dan

konsisten (accuracy and consistency) (Van Mater dan Varn Horn, dalam Widodo

1974:135). Disamping itu, koordinasi merupakan mekanisme yang ampuh dalam

implementasi kebijakan. Semakin baik koordinasi komunikasi di antara pihak-

pihak yang terlibat dalam implementasi kebijakan, maka kesalahan akan semakin

kecil, demikian sebaliknya.

Untuk melaksanakan program DPPM oleh Pemerintah Kabupaten Bintan

tentu membutuhkan kerjasama yang berkesinambungan antara organisasi

pelaksana sesuai dengan SOP yang telah di tetapkan. Untuk itu penulis menggali

Page 94: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

80

komunikasi yang di bangun antara para pihak yang merupakan organisasi

pelaksana. Berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 37 Tahun 2013 Tentang

Pedoman Tata Cara Pengelolaan dan Pencairan Dana Pengembangan dan

Pemberdayaan Masyarakat Untuk Kegiatan Pertambangan Mineral dan Batuan di

Kabupaten Bintanyang merupakan SOP dalam melaksanakan kegiatan DPPM

dapat dilihat bahwa menurut Rwz Sarjana Pertambangan sebagai Kasi Bimbingan

Pengusahaan Pertambangan dan Pemanfaatan Sumber Daya Mineral yang

bertugas melaksanakan program DPPM di Kabupaten Bintan mengatakan :

“ Kami akan segera memproses proposal kegiatan DPPM yang masuk baik dari perusahaan maupun masyarakat melalui kelurahan Gunung Lengkuas

untuk dapat dievalusi dan dibuatkan persetujuan Bupati untuk mencairkan dana yang dijaminkan perusahan untuk melaksanakan kegiatan yang di mohonkan karena rekening perusahan tersebut cq Bupati. Cq tersebut dimaksudkan untuk melihat dan mengawasi penggunaan dana jaminan

DPPM tersebut.” (sumber hasil wawancara hari Jumat tanggal 10 Juni 2016).

Proses dalam mencairkan DPPM PT BCT untuk masyarakat Gunung

Lengkuas dapat dilihat pada Surat Masuk dan Surat Keluar, Nota dinas dari

Kadistamben ke Bupati Bintan, Berita acara rapat tim evaluasi, Surat Persetujuan

Pencairan DPPM PT BCT oleh Bupati Bintan seperti terdapat pada lampiran. Hal

tersebut juga disampaikan oleh karyawan perusahan berinisial Az bahwa :

“ Setiap proposal yang kami ajukan selalu tidak terlalu lama menunggu

proses pencairannya, karena dana tersebut merupakan dana kami,

pemerintah daerah hanya menfasilitasi. Komunikasi juga kita bangun untuk

mempercepat proses itu .“ (sumber hasil wawancara hari Jumat tanggal 10 Juni

2016)

Page 95: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

81

Pernyataan yang disampaikan karyawan berinisial Rz diatas diperkuat dengan

bukti dokumen sebagaimana terlampir.

Kepada pihak kelurahan Gunung Lengkuas juga penulis tanyakan apakah

setiap proposal kegiatan masyarakat yang diajukan melalui kelurahan Gunung

Lengkuas segera di tindak lanjuti oleh Dinas Pertambangan dan Energi

Kabupaten Bintan. Seorang pegawai Gunung Lengkuas yang biasa melakukan

pengurusan program DPPM untuk masyarakat yang berinisial Rs ini

menyebutkan bahwa :

“ Setiap proposal dari masyarakat yang masuk ke kelurahan Gunung Lengkuas akan segera kami sampaikan ke Dinas Pertambangan dan

Energi untuk ditindak lanjuti.Komunikasi kita bangun untuk menyesuaikan kemampuan perusahaan dan hal ihwal yang dimohonkan masyarakat

untuk di bantu”. (sumber hasil wawancara hari Jumat tanggal 10 Juni 2016).

Pernyataan yang disampaikan pegawai Kelurahan Gunung Lengkuas

berinisial Rs yang merupakan Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial diatas diperkuat

dengan bukti Surat masuk dan Surat Keluar dari Kelurahan Gunung Lengkuas

sebagaimana terlampir.

Proses dalam mencairkan DPPM PT BCT untuk masyarakat Gunung

Lengkuas dapat dilihat pada Berita Acara Hasil Evalusi, Nota Dinas dari

Kadistamben ke Bupati Bintan dan Surat Persetujuan Pencairan DPPM PT BCT

oleh Bupati Bintan sebagai Terlampir.

Dari penjelasan masing-masing diatas terlihat komunikasi yang dibangun

antara organisasi pelaksana sudah berjalan dengan baik, dapat dilihat juga bahwa

Page 96: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

82

kepentingan masyarakat di kedepankan. Namun demikian, komunikasi yang telah

dibangun dengan baik ini perlu dijaga keberlangsungannya, karena organisasi

pelaksana formal merupakan jabatan yang sewaktu-waktu dapat berganti orang

yang melaksanakannya.

E.  Disposisi Atau Sikap Para Pelaksana

Menurut pendapat Van Metter dan Van Horn dalam Agustinus (2006:54)

sikap penerimaan atau penolakan dari agen pelaksana kebijakan sangat

mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan implementasi kebijakan publik. Hal

ini sangat mungkin terjadi karena kebijakan yang dilaksanakan bukanlah hasil

formulasi warga setempat yang mengenal betul permasalahan dan persoalan yang

mereka rasakan. Tetapi kebijakan publik biasanya bersifat top down yang sangat

mungkin para pengambil keputusan tidak mengetahui bahkan tak mampu

menyentuh kebutuhan, keinginan atau permasalahan yang harus diselesaikan.

Sikap mereka itu dipengaruhi oleh pandangannya terhadap suatu

kebijakan dan cara melihat pengaruh kebijakan itu terhadap kepentingan-

kepentingan organisasinya dan kepentingan-kepentingan pribadinya. Van Mater

dan Van Horn (1974:137) menjelaskan disposisi bahwa implementasi kebijakan

diawali  penyaringan (befiltered) lebih dahulu melalui persepsi dari

pelaksana(implementors)dalam batas mana kebijakan itu dilaksanakan. Terdapat

Page 97: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

83

tiga macam elemen respon yang dapat mempengaruhi kemampuan dan

kemauannya untuk melaksanakan suatu kebijakan, antara lain terdiri dari

pertama, pengetahuan (cognition), pemahaman dan pendalaman (comprehension

and understanding) terhadap kebijakan. Kedua, arah respon mereka apakah

menerima, netral atau menolak (acceptance, neutrality, and rejection).Dan

ketiga, intensitas terhadap kebijakan.

Pemahaman tentang maksud umum dari suatu standar dan tujuan

kebijakan adalah penting. Karena, bagaimanapun juga implementasi kebijakan

yang berhasil, bisa jadi gagal (frustated) ketika para pelaksana (officials), tidak

sepenuhnya menyadari terhadap standar dan tujuan kebijakan.Arah disposisi para

pelaksana (implementors) terhadap standar dan tujuan kebijakan juga merupakan

hal yang “crucial”. Implementors mungkin bisa jadi gagal dalam melaksanakan

kebijakan, dikarenakan mereka menolak apa yang menjadi tujuan suatu kebijakan

(Van Mater dan Van Horn, 1974:138).

Sebaliknya, penerimaan yang menyebar dan mendalam terhadap standar

dan tujuan kebijakan diantara mereka yang bertanggungjawab untuk

melaksanakan kebijakan tersebut, adalah merupakan suatu potensi yang besar

terhadap keberhasilan implementasi kebijakan (Kaufman dalam Van Mater dan

Van Horn, 1974:212).Pada akhirnya, intesitas disposisi para

pelaksana (implementors) dapat mempengaruhi

pelaksana (performance) kebijakan. Kurangnya atau terbatasnya intensitas

disposisi ini, akan bisa menyebabkan gagalnya implementasi kebijakan.

Page 98: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

84

Salah satu indikator berhasil atau tidaknya suatu implementasi kebijakan

di laksanakan dalam hal ini pelaksanaaan program DPPM adalah sikap para

pelaksana, sikap tersebut dapat penulis gambarkan sesuai dengan pendapat yang

di berikan oleh informan antara lain PNS Dinas Pertambangan dan Energi

Kabupaten Bintan berinisial Rwz Sarjana Pertambangan sebagai Kasi Bimbingan

Pengusahaan Pertambangan dan Pemanfaatan Sumber Daya Mineral yang

bertugas melaksanakan program DPPM di Kabupaten Bintan mengatakan :

“ Setiap proposal yang masuk dan dicairkan tidak kami pungut dana, hal tersebut tentu dapat memberatkan masyarakat dan perusahaan. Untuk melakukan monitoring pelaksanaan kegiatan DPPM kami memiliki

anggaran kegiatan yang bersumber dari APBD Kabupaten Bintan.” (sumber hasil wawancara hari Senin tanggal 13 Juni 2016)

Pernyataan tersebut diatas dikuatkan dengan melihat Anggaran kegiatan

Pembinaan Usaha Pertambangan Umum dan Sumberdaya Mineral yang terdapat

pada lampiran. Karyawan PT BCT yang berinisial Ry mengatakan bahwa :

“ Dalam melakukan pengurusan permohonana pencairan dana DPPM kami selalu diawasi oleh pimpinan perusahaan terkait akuntabilitas dan transparansi pelaksanaan kegiatan yang harus dilaporkan secara berkala sebagai

pertanggungjawaban keberhasilan pelaksanaan tugas.” (sumber hasil wawancara hari Senin tanggal 13 Juni 2016)

Penyataan yang disampaikan karyawan PT BCT di atas diperkuat dengan

bukti surat pertanggungjawaban ( SPJ) sebagaimana terlampir dalam lampiran.

Sama halnya dengan yang disampaikan oleh pegawai Kelurahan yang berinisial

Rs bahwa :

“ Dalam memproses setiap proposal permohonan bantuan / kegiatan dari masyarakat tidak kami pungut biaya, pelaksanaanya pun harus sesuai

rencana karena setelah kegiatan selesai dilaksanakan kami wajib melaporkan ke perusahaan dan Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten

Page 99: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

85

Bintan untuk membuktikan kesesuaian pelaksanaan kegiatan.” (sumber hasil wawancara hari Senin tanggal 13 Juni 2016)

Begitu juga yang disampaikan oleh Zk yang merupakan masyarakat

kelurahan Gunung Lengkuas :

“ Biasanya setiap akan mengajukan permohonan bantuan atau kegiatan warga sini selalu musyawarah terlebih dahulu, sehingga masyarakat sudah tahu apa yang diminta dan apa yg dapat dikabulkan. Pelaksanaannya pun kami awasi bersama, bahkan dalam berbagai kegiatan masyarakat yang berperan langsung dalam pelaksanaannya .” (sumber hasil wawancara

hari Senin tanggal 13 Juni 2016)Pernyataan dari Zk tersebut juga diperkuat oleh Sd yang menyatakan bahwa :

“Setahu saya tidak terdapat penyelewengan dana karna hasil yang dapat

kami lihat sudah sesuai dengan yang di harapkan.” (sumber hasil wawancara

hari Senin tanggal 13 Juni 2016)

Begitu juga pernyataan yang dikeluarkan oleh Hs :

“ Tidaksemua permohonan bantuan / kegiatan yang kami ajukan dapat di penuhi, setahu saya itu disesuaikan dengan kemampuan perusahaan,

namun demikian biasanya bantuan / kegiatan dilakukan pada hal-hal yang merupakan prioritas utama.” (sumber hasil wawancara hari Senin tanggal

13 Juni 2016).

Pernyataan Zk, Sd dan Hs diperkuat dengan berita acara rapat musyawarah RT

yang terdapat pada lampiran.

Melihat sikap para pelaksana dari pendapat yang disampaikan oleh para

masyarakat, penulis dapat melihat bahwa sikap para pelaksana tidak menyimpang

sehingga tidakterpengaruh oleh kepentingan-kepentingan organisasi dan

kepentingan pribadi yang dapat menyebabkan kurangnya atau terbatasnya

intensitas disposisi yang dapat mengakibatkan gagalnya implementasi kebijakan.

F.  Lingkungan Sosial, Ekonomi Dan Politik

Page 100: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

86

Hal terakhir yang perlu diperhatikan guna menilai kinerja implementasi

kebijakan adalah sejauh mana lingkungan eksternal turut mendorong keberhasilan

kebijakan publik. Lingkungan sosial, ekonomi dan politik yang tidak kondusif

dapat menjadi sumber masalah dari kegagalan kinerja implementasi kebijakan.

Karena itu, upaya implementasi kebijakan mensyaratkan kondisi lingkungan

eksternal yang kondusif.

Masyarakat Gunung Lengkuas yang rata-rata berprofesi sebagai petani

kebun yang tingkat pendidikannya tidak terlalu tinggi tentu tidak terlalu

memahami aturan yang ditetapkan oleh pemerintah pusat maupun pemerintah

daerah melalui peraturan perundang–undangan. Hal ini tidak berlaku bagi

pelaksanaan DPPM khususnya di kelurahan Gunung Lengkuas. Hal ini dapat di

lihat dari pendapat masyarakat, seperti yang disampaikan oleh ketua Karang

Taruna Gunung Lengkuas yang berinisial Mm :

“ Kami sudah tahu bahwa ada kegiatan DPPM di kelurahan Gunung

Lengkuas karena sudah mendapat sosialisasi dari Kelurahan Gunung

Lengkuas dan menjadi bahan perbincangan di masyarakat.” (sumber hasil

wawancara hari Senin tanggal 13 Juni 2016).

Secara ekonomi masyarakat Gunung Lengkuas merupakan masyarakat

kelas menengah ke bawah yang pemenuhan kebutuhannya adalah dari hari ke

hari, namun hal tersebut tidak menjadikan masyarakat Gunung Lengkuas manja

dan bergantung sepenuhnya kepada dana bantuan yang di salurkan melalui

kegiatan DPPM. Hal tersebut disampaikan oleh masyarakat Gunung Lengkuas

yang berinisial Bj bahwa :

Page 101: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

87

“ Kami memang orang susah, tapi untuk makan sehari-hari cukuplah,

apabila kami minta bantuan ke perusahaan pertambangan dikasih kami

bersukur, tak dikasih pun tak masalah.” (sumber hasil wawancara hari Senin

tanggal 13 Juni 2016)

Faktor ekonomi ini tentu mempengaruhi upaya dalam

mengimplementasikan kebijakan karena apabila masyarakat dengan ekonomi

lemah yang dalam kondisi minta bantuan tidak diberikan marah, tentu

menimbulkan gejolak di dalam masyarakat.

Kehidupan politik masyarakat Gunung Lengkuas karena dipimpin oleh

seorang Lurah tentu tidak terpengaruh langsung terhadap upaya yang diambil

Lurah dalam koridor politis. Hal tersebut berbeda apabila masyarakat yang di

pimpin oleh seorang Kepala Desa karena Kepala Desa dapat mempengaruhi

warganya untuk melakukan tindakan yang bersifat negatif dan massive yang dapat

mempengaruhi suhu politik di daerah tersebut. Hal ini di ungkapkan oleh seorang

warga Gunung Lengkuas berinisial Aj bahwa :

“ Kami hidup di kampung ni aman damai aja, kami tak terlalu memikirkan

masalah yang rumit-rumit lah apalagi masalah politik yang penting

kampong ni aman dan kesejahteraan kami pun diperhatikan oleh

pemerintah.” (sumber hasil wawancara hari Senin tanggal 13 Juni 2016).

Dari pendapat-pendapat diatas dapat penulis lihat bahwa faktor sosial,

ekonomi dan politik masyarakat Gunung Lengkuas secara umum tidak terlalu

mempengaruhi pelaksanaan implementasi kebijakan pelaksanaan DPPM di

kelurahan Gunung Lengkuas.

Page 102: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

88

Kondisi lingkungan yang mendukung ini tentu dapat memudahkan

masing-masing organisasi pelaksana kebijakan dalam melaksanakan kewajiban

sesuai dengan tugas dan fungsinya masing-masing sehingga tidak terlalu rumit

dan menyulitkan.

Page 103: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

3

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Program Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat (DPPM) yang telah

dilaksanakan melalui Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Bintan

bertujuan agar masyarakat yang berada di sekitar perusahaan dapat membangun

dirinya sendiri dan membantu meningkatkan kemandirian baik secara material

maupun spiritual, sehingga dapat disimpulkan diantaranya :

a. Pengajuan proposal DPPM memakan waktu yang cukup lama hingga

berbulan-bulan.

b. Pencairan Dana Pengembangan dan Pemberdayaan masyarakat tidak sejalan

dengan apa yang diinginkan oleh masyarakat sekitar yaitu antara dana yang

dikeluarkan perusahaan untuk membangun infrastruktur desa dan pemberian

beasiswa dengan keinginan masyarakat yang menginginkan bantuan itu

diberikan secara langsung dalam bentuk uang.

B. Saran

Page 104: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

4

Adapun saran dari peneliti setelah melakukan penelitian di keluran

Gunung Lengkuas kecamatan Bintan Timur Kabupaten Bintan adalah sebagai

berikut :

a. Pencairan dana Pengembangan Pemberdayaan Masyarakat oleh perusahaan

perusahaan pertambangan hendaknya dilaksanakan dalam waktu yang

sesingkat- singkatnya sehingga manfaatnya dapat langsung dirasakan oleh

masyarakat disekitarnya.

b. Pengajuan proposal bantuan DPPM harusnya lebih mudah dan tidak memakan

waktu yang lama.

c. Hendaknya perusahaan memberikan bantuan sesuai dengan kebutuhan

masyarakat yaitu bantuan secara langsung dalam bentuk uang yang dapat

mereka gunakan untuk membiayai kehidupan sehari-hari dan juga dapat

digunakan sebagai modal usaha ataupun untuk mengembangkan usahanya

sehingga kehidupan ekonomi mereka bisa menjadi lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Page 105: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

5

Referensi Buku :

Agustino, Leo. 2008. Dasar-dasar Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta.

Al Fatih, Andy. 2010. Implementasi Kebijakan dan Pemberdayaan Masyarakat.

Bandung: UNPAD Press.

Bungin, Burhan. 2009. Penelitian Kualitatif. Jakarta : Kencana. 

. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif.

Yogyakarta: Gajah Mada Press.

Islamy, Irfan. 2009. Prinsip- prinsip Perumusan Kebijaksanaan Negara. Bumi

Aksara: Jakarta

Margono. 2004. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Moleong, L. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda karya.

. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya:

Bandung.

Nawawi, Hadari. 1995 Metode Penelitian Bidang Sosial, Cetakan 6 Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press.

Nugroho, D.Riant. 2003. Kebijakan Publik: Formulasi, Implementasi, dan

Evaluasi. Jakarta: PT.Elex Media Komputindo.

Rivai, Veithzal. 2007.Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi Edisi Kedua.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Page 106: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

6

Suharto, Edi. 2005. Analisis Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta.

.2007. Kebijakan Sosial sebagai Kebijakan Publik. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaf, Kualitatif,

dan R&D. Bandung: Alfabeta.

. 2001. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta.

Thoha, Miftah. 2009. Kepemimpinan dalam Manajemen. Jakarta: PT.RajaGrafindo

Persada.

Wahab, Silichin Abdul. 2005. Analisis Kebijakan Negara. Jakarta: PT.Elex Media

Komputindo.

. 2005. Analisis Kebijakan Negaradari Formulasi ke

Penyusunan Model-model Implementasi Kebijakan Publik. Jakarta: Bumi

Aksara

Winarno, Budi. 2005. Teori dan Proses Kebijakan Publik. Yogyakarta: Media

Pressindo

Peraturan Perundang-undangan

Peraturan Daerah Kabupaten Bintan Nomor 1 Tahun 2012 tentang “Pengelolaan Pertambangan Mineral.”

Peraturan Daerah Kabupaten Bintan Nomor 7 Tahun 2008 tentang “Pembentukan Dinas Daerah Kabupaten Bintan.”

Page 107: jurnal.umrah.ac.idjurnal.umrah.ac.id/.../2017/02/SKRIPSI-JURNAL.docx · Web view8.Bapak Imam Yudhi Prastya, S.Ip., MPA selaku Pembimbing Utama yang telah bersedia meluangkan waktunya

7

Peraturan Bupati Bintan Nomor 37 Tahun 2013 tentang “Pedoman Tata Cara Pengelolaan Dan Pencairan Dana Pengembangan Dan Pemberdayaan Masyarakat Untuk Kegiatan Pertambangan Mineral Dan Batuan Di Kabupaten Bintan.”

Peraturan Bupati Bintan Nomor 32 Tahun 2011 tentang “Standar Operasi Pelayanan Pada Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Bintan.”

Keputusan Bupati Bintan Nomor 500/X/2013 tentang “Penetapan Besaran Jaminan Reklamasi untuk Kegiatan Pertambangan Mineral Logam.

Website

http://milmanyusdi.blogspot.co.id/2009/11/metodologi-penelitian-bab-iii.html

https://iyosrosmana.wordpress.com/2009/06/19/populasi-dan-sampel/

https://id.wikipedia.org/wiki/Kebijakan_publik

https://kertyawitaradya.wordpress.com/2010/01/26/tinjauan-teoritis-implementasi-kebijakan-publik/