zeinmuhammaddwifakhrudin.files.wordpress.com · web view- klien merasa lidah kering, tulang pipi...

25
MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN “ANAK DENGAN DIARE” Dosen Pembimbing : Hj.SUPANIK S.Kep.Ns., M.MKes. DISUSUN OLEH : KELOMPOK 3B - KELAS 1A AKADEMI KEPERAWATAN Kelompok III B Kelas 1A - Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Lamongan

Upload: phungtu

Post on 11-May-2018

225 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: zeinmuhammaddwifakhrudin.files.wordpress.com · Web view- Klien merasa lidah kering, tulang pipi menonjol, turgor menurun - Gangguan metabolik ( asidosis metabolik - Denyut nadi cepat

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

“ANAK DENGAN DIARE”

Dosen Pembimbing : Hj.SUPANIK S.Kep.Ns., M.MKes.

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3B - KELAS 1A

AKADEMI KEPERAWATAN

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN

Tp.2011/2012Jl.kusuma Bangsa no.7A Lamongan

Kelompok III B Kelas 1A - Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Lamongan

Page 2: zeinmuhammaddwifakhrudin.files.wordpress.com · Web view- Klien merasa lidah kering, tulang pipi menonjol, turgor menurun - Gangguan metabolik ( asidosis metabolik - Denyut nadi cepat

KONSEP DASAR MEDIS

1. Pengertian

a. Diare adalah keadaan frekuensi BAB lebih dari 4x pada bayi dan lebih dari

3x pada anak, konsistensi faeces encer, dapat berwarna hijau/dapat pula

bercampur lendir dan darah/lendir saja (Ngastiyah, 143)

b. Diare adalah peningkatan frekuensi disertai peningkatan air (Wharley and

Wong’s, 1233)

c. Diare adalah peningkatan sebagai suatu peningkatan frekuensi, keenceran

dan volume tinja serta diduga selama 3 tahun pertama kehidupan, seorang

anak akan mengalami 1-3x episode akut diare berat (Nelson, 20)

2. Klasifikasi Diare

a. Diare akut

1). Pengertian

Meningkatnya kekerapan, bertambahnya cairan/banyaknya tinja yang

dikeluarkan relatif terhadap kebiasaan yang ada pada pasien dan

berlangsung kurang dari 1 minggu/keluarnya tinja cair lebih dari 3x dalam

24 jam.

2). Etilogi

- Infeksi bakteri, virus, parasit

Bakteri : Salmonella, shigella, compylobacteri, E. coli, yasina

acromonas, clostridium deficite, stophilococcus aureus.

Virus : Rota virus, norwalk virus, astro virus/corona virus,

adeno virus, pesti virus, carieci virus, porvo virus.

Parasit : Entamuba histolitica, clardia lambia, nocros palidium,

tricuris tricuria.

Diet : Pemberian susu terlalu dini setelah diare, makanan

baru, pemberian gula yang berlebihan, ingesti yang

berlebihan dari fruktosa.

Kelompok III B Kelas 1A - Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Lamongan

Page 3: zeinmuhammaddwifakhrudin.files.wordpress.com · Web view- Klien merasa lidah kering, tulang pipi menonjol, turgor menurun - Gangguan metabolik ( asidosis metabolik - Denyut nadi cepat

- Pengobatan : Antibiotik, laxant

- Toxic : Bahan-bahan logam berat (arsentik, mercuri) phospates

organik.

- Fungsional : Iritasi saluran cerna

3). Patogenesis

Virus masuk ke traktus digestifus bersama makanan dan minuman

Berkembang dalam usus

Masuk dalam epithel-ephitel usus

Kerusakan bagian afikal villi usus halus

Replacement bagian apikal oleh sel kripta yang belum matang

Absorpsi yang tak adekuat

Diare

Kelompok III B Kelas 1A - Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Lamongan

Page 4: zeinmuhammaddwifakhrudin.files.wordpress.com · Web view- Klien merasa lidah kering, tulang pipi menonjol, turgor menurun - Gangguan metabolik ( asidosis metabolik - Denyut nadi cepat

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare anak :

a). Gangguan osmotik

Makanan/zat dalam usus tidak dapat diserap

Tekakan osmotik dalam rongga usus meningkat

Cairan dan elektrolit masuk dalam usus

Diare

b). Gangguan sekresi

Toksin dalam usus

Peningkatan sekresi, air dan elektolit dalam rongga usus

Diare

c). Gangguan mobilitas usus

Hiperperistaltik absorpsi makanan menurun diare

Peristaltik menurun kuman berkembang biak diare

Manifestasi klinik

- Nausea - Nyeri

- Vomiting - Demam

- Klien merasa lidah kering, tulang pipi menonjol, turgor menurun

- Gangguan metabolik asidosis metabolik

- Denyut nadi cepat (120 x/menit), TD menurun sampai tidak terukur,

gelisah, pucat, extremitas dingin, kadang syanosis

- Kurang kalium aritmia jantung

- Perfusi ginjal menurun anusia

Secara klinik diare akut dibagi :

Kelompok III B Kelas 1A - Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Lamongan

Page 5: zeinmuhammaddwifakhrudin.files.wordpress.com · Web view- Klien merasa lidah kering, tulang pipi menonjol, turgor menurun - Gangguan metabolik ( asidosis metabolik - Denyut nadi cepat

a. Koliriform adalah diare yang terdiri dari cairan saja

b. Disentriform adalah diare dengan lendir kental dan kadang darah

4). Diagnosa

1. Anamnesa

2. Pemeriksaan Fisik

Pengkajian terhadap dehidrasi output urinaria, BB, mukosa

membran, turgor kulit, fontamel pada infant pucat, kulit kering, pada

dehidrasi sedang TD menurun dan naik.

3. Pemeriksaan Penunjang

- Pemeriksaan darah tepi lengkap

- Pemeriksaan analisa gas darah, elektrolit, ureum, kreatinin dan

berat jenis plasma.

- Pemeriksaan urin lengkap

- Pemeriksaan tinja lengkap dan kultur

5). Penatalaksanaan pinsip :

- Kaji keseimbangan cairan dan elektrolit

- Rehidrasi

- Terapi cairan maintenance

- Pemberian diet yang adekuat

Kelompok III B Kelas 1A - Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Lamongan

Page 6: zeinmuhammaddwifakhrudin.files.wordpress.com · Web view- Klien merasa lidah kering, tulang pipi menonjol, turgor menurun - Gangguan metabolik ( asidosis metabolik - Denyut nadi cepat

Umur kurang dari 3 bulan Umur lebih dari 3 bulan

Dehidrasi berat tiap resolusi

Cairan III : 30 cc/kg BB dalam 2 jam

(5 tts/kg BB/mnt)

Cairan I : 30 cc/kg BB dalam 1 jam

(10 tts/kg BB/mnt)

Dehidrasi sedang tahap penanganan sisa

defisit

Cairan III : 70 cc/kg BB dalam 7 jam

(3 tts/kg BB/mnt)

Cairan II : 70 cc/kg BB dalam 3-7 jam

(3 tts/kg BB/mnt dalam 7 jam)

(3 tts/kg BB/mnt dalam 3 jam)

Dehidrasi ringan tahap rumatan dan

penanganan kehilangan yang masih

berlangsung

Cairan III : 150 cc/kg BB/24 jam

(2 tts/kg BB/mnt)

oral oralit : 10 cc/kg BB/jam

Cairan II : 150 cc/kg BB/24 jam

(2 tts/kg BB/mnt)

Keterangan :

- Cairan I : RL, garam padi (Pz/Ns 0,9)

- Cairan II : ½ Strergith Daro (Darrow Glukosa)

Dextose 5% + 6 cc NaCl 15% + Bicarbonat + KCL

RL : R 4 Laktase (1,6 M) = 1 : 1 : 4 + KCL

Ka – EN 3 B (Na = 50; K = 20; Cl = 50; Laktat = 20; Kal = 10,8;

Ma = 290

- Cairan III : Pz = P10 = 1 : 4 + Bicarbonat (15 Mg) + KCL (10 Meg/Lt)

Dextrose 10% in ¼ saline + Bicarbonat (15 Meg) + KCL (10 Meg/lt)

Dextrose 10% 0,8 NaCl

Kelompok III B Kelas 1A - Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Lamongan

Page 7: zeinmuhammaddwifakhrudin.files.wordpress.com · Web view- Klien merasa lidah kering, tulang pipi menonjol, turgor menurun - Gangguan metabolik ( asidosis metabolik - Denyut nadi cepat

b. Diare Kronik

1) Pengertian

Adalah diare yang berlangsung lebih dari 14 hari.

2) Klasifikasi

a) Diare persisten

(1) Pengertian

Menetap dalam 2 minggu/lebih setelah epidemi

gastroenteritis acut pada seorang bayi berusia lebih dari 3

bulan.

(2) Etiologi

- Intoleran laktosa

- Menetapkannya patogen penyebab

- Sindrome usus halus terkontaminasi

- Malnutrisi

(3) Patofisiologi, didasarkan 2 hal utama :

- Melanjutkan kerusakan mukosa

- Perbaikan mukosa yang terlambat

b) Intraktable diare

(1) Pengertian

Adalah diare yang sukar disembuhkan

(2) Etiologi

Kelainan anatomi, infeksi virus, infeksi intestinal,

intoleransi gula, intolerasi protein.

3) Manifestasi klinis

Serangan pertama tidak ada demam maupun tanda toksisitas,

gejala pada banyak kasus seperti gastroenteristik.

Kelompok III B Kelas 1A - Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Lamongan

Page 8: zeinmuhammaddwifakhrudin.files.wordpress.com · Web view- Klien merasa lidah kering, tulang pipi menonjol, turgor menurun - Gangguan metabolik ( asidosis metabolik - Denyut nadi cepat

4) Penatalaksanaan

a) Simptomatis

- Rehidrasi : oralit, cairan infus.

- Anti spasmodik, antikolinergik (antagonis stimulus

kolinergik pada reseptor muskarinik)

- Obat anti diare : obat anti motilitas dan sekresi usus

(loperamid, difenoksilat, kodein fisfat), oktreolid

(Sandostatin) obat anti diare yang mengeringkan tinja dan

absorpsi zat toksik.

- Anti emetik (Metokloropamid, Proklorpazin, Domperidon)

- Vit dan mineral, tgt kebut vit Biz, vit A, vit K, preparat

besi, zink, dll.

- Obat extrak enzim pankreas

- Alumunium hidroksida

- Fenotiazin dan As. Nikotorat.

b) Kausal

Pengobatan kausal diberikan pada infeksi/non infeksi, pada

diare kronik dengan penyebab infeksi, obat diberikan berdasar

etiologinya.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

I. Pengkajian

1. Biodata : sering terjadi pada umur dibawah 2 tahun.

2. KU : diare

3. RPS

Frekuensi BAB meningkat dengan bentuk dan konsistensi yang lain dari

biasanya dapat cair dan berlendir/berdarah dan dapat pula disertai gejala lain

panas, muntah, anoreksia, nausea, vomiting.

Kelompok III B Kelas 1A - Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Lamongan

Page 9: zeinmuhammaddwifakhrudin.files.wordpress.com · Web view- Klien merasa lidah kering, tulang pipi menonjol, turgor menurun - Gangguan metabolik ( asidosis metabolik - Denyut nadi cepat

4. RPD

Jika disebabkan infeksi parenteral (infeksi) diluar alat pencernaan, OMA

infeksi.

5. RPK

Ada pasien yang menderita alergi makanan (diare yang disebabkan adalah

alergi terhadap makanan).

6. ADL

a. Nutrisi : terjadi anoreksia, mual, muntah

b. Eleminasi : BAB lebih dari 4x (bayi)/BAB lebih dari 3x (anak) dapat cair,

lendir, berdarah dan BAK frekuensi menurun

c. Pesonal hygiene : iritasi pada sekitar usus

d. Aktivitas : lemas dan mengantuk

e. Istirahat tidur : bisa terganggu bisa tidak

7. Pemeriksaan fisik

- Keadaan umum : kedaan dehidrasi ringan, kesadaran kompos mentis

keadaan lebih dari lanjut, apatis, somnolen, koma.

- Sistem kardiovaskuler : peningkatan jantung, nadi, TD menurun, nadi

kecil dan cepat serta meningkat suhu tubuh.

- Sistem RR : Pernafasan cepat, dalam dan teratur

- Sistem pencernaan : peningkatan frekuensi BAB dan peningkatan

peristaltik usus, kembung, distersi abdomen, tympani.

- Sistem perkemihan : produksi urine menurun (oliguri – anuri)

- Sistem integumen : turgor menurun, panas, pucat, kapiler refill melambat,

warna kemerahan/lecet (terutama sekitar anus)

- Sistem muskulo : kejang bila panas meningkat, pada hypoglikemi

tremor/getar, hipokalemi, distensi abdomen.

Secara spesifik bilamana bayi/anak jatuh dalam keadaan kekurangan

cairan/dehidrasi maka untuk masing-masing tingkatan digambar sebagai

berikut :

Kelompok III B Kelas 1A - Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Lamongan

Page 10: zeinmuhammaddwifakhrudin.files.wordpress.com · Web view- Klien merasa lidah kering, tulang pipi menonjol, turgor menurun - Gangguan metabolik ( asidosis metabolik - Denyut nadi cepat

Komponen

Pengkajian

Dehidrasi

Ringan Sedang Berat

Keadaan umum

Nadi

UUB

Turgor

Mata

Air mata

Selaput lendir

Urine

Kehilangan

Penurunan BB

BJ urine

Sadar, haus, gelisah

Normal

Normal

Dicubit cepat kembali

Nomal

Ada

Basah

Normal

40-50 cc/kg BB

< 5 %

1,010 – 1,025

Haus, gelisah

Cepat, kecil

Cekung

< 2 dt

cowong

Tidak ada

Kering

berkurang

50-60 cc/kg BB

8%

1,010 – 1,025

Somnolerut, lemah, syok

Cepat, kecil, kadang-

kadang teraba

Cokong sekali

> 2 dt

sangat cowong

Tidak ada

sangat kering

Tidak ada

100 – 110 cc/kg BB

> 10%

> 1,025

II. Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul

a. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit (diare) s/d. out put yang

berlebihan ditandai dengan :

- Berak cair/muntah

- Mata cowong, UUB cekung

- Turgor kulit menurun, produksi urine menurun

- Peningkatan BJ urine

b. Pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan s/d. penurunan intake,

peningkatan absorpsi nutrisi dan cairan ditandai dengan :

- Muntah

- Anoreksia

- BB menurun

Kelompok III B Kelas 1A - Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Lamongan

Page 11: zeinmuhammaddwifakhrudin.files.wordpress.com · Web view- Klien merasa lidah kering, tulang pipi menonjol, turgor menurun - Gangguan metabolik ( asidosis metabolik - Denyut nadi cepat

c. Gangguan rasa nyaman (nyeri) sehubungan dengan hipo/hiperperistaltik

ditandai dengan :

- Distensi abdomen

- Perut kembung

d. Kurangnya pengetahuan sehubungan dengan kurangnya informasi tentang

penyebab terjadinya diare.

e. Kecemasan sehubungan denmgan perpisahan dengan orang tua, lingkungan

asing, prosedur tindakan.

f. Resiko tinggi terjadi gangguan integritas kulit (daerah perianal) sehubungan

dengan PH darah bersifat asam.

g. Resiko tinggi terjadi infeksi (penularan pada orang lain) sehubungan dengan

kurangnya pengetahuan tentang pencegahan penularan penyakit.

III. Intervensi

1. Dx. I

Tujuan : volume cairan dan elektrolit dalam tubuh seimbang (kurangnya

cairan dan elektrolit terpenuhi) dengan kriteria :

- Turgor kulit cepat kembali

- Asupan dan pengeluaran seimbang

- BJ urine antara 1,010 – 1,025

Intervensi :

a. Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam sampai keadaan stabil dan tentukan

penyebab dari kekurangan cairan dan elektrolit.

R : Kehilangan cairan yang aktif secara terus menerus akan

mempengaruhi tanda-tanda vital dalam mempertahankan aktivitas.

b. Observasi keadaan kulit melalui warna, kelembaban dan turgor.

Pertahankan terapi IV untuk mengganti cairan dengan menggunakan

cairan koloid, kristaloid dan berikan cairan PO sesuai kebutuhan.

Kelompok III B Kelas 1A - Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Lamongan

Page 12: zeinmuhammaddwifakhrudin.files.wordpress.com · Web view- Klien merasa lidah kering, tulang pipi menonjol, turgor menurun - Gangguan metabolik ( asidosis metabolik - Denyut nadi cepat

R : Koloid menghindari ruang intra vaskuler dan mengumpulkan cairan

dari interstitium ke dalam pembuluh darah, menggantikan intra

extra seluler dan mendistribusikan keluar intra vaskuler dan

interstitium.

c. Monitor asupan dan pengeluaran tiap jam dan laporkan bila terdapat

pengeluaran yang menghebat.

R : Volume cairan menurun dan hipovolemik yang diakibatkan oleh

penurunan plasma sebagai mengakibatkan penurunan aliran kearah

ginjal.

d. Timbang pasien tiap hari pada waktu yang sama

R : Berat badan merupakan indikator untuk kesimbangan cairan tubuh

yang melalui proses asupan dan pengeluaran.

e. Observasi BJ urine tiap 8 jam

R : Pemekatan urine merupakan respon terhadap kurangnya air

sebagaimana pelepasan ADH dalam berespon terhadap osmolitas

cairan tubuh.

f. Pantau serum elektrolit adanya kelebihan cairan selama penggantian

cairan dan laporkan jika ada tanda-tanda gangguan keseimbangan cairan

dan elektrolit serta keadaan yang memburuk.

R : Kondisi yang memburuk dari gangguan elektrolit atau adanya

keluaran urine yang menurun, pemekatan urine, hipotensi,

peningkatan nadi dan tensi, kelemahan dan perubahan status

mental.

2. Dx. II

Tujuan : kebutuhan nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhan dengan kriteria :

- Berat badan sesuai umur

- Anak mengkonsumsi diit sesuai kebutuhan

Kelompok III B Kelas 1A - Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Lamongan

Page 13: zeinmuhammaddwifakhrudin.files.wordpress.com · Web view- Klien merasa lidah kering, tulang pipi menonjol, turgor menurun - Gangguan metabolik ( asidosis metabolik - Denyut nadi cepat

Intervensi :

a. Bersama pasien dan keluarga tentukan berat badan ideal anak sesuai

dengan tahap pertumbuhannya dan program diit yang akan dilakukan

anak.

R : Keikutsertaan keluarga secara aktif dalam menentukan asupan

nutrisi menyebabkan keluarga berperan aktif dalam tindakan

berikutnya.

b. Lakukan program kerjasama dengan ahli gizi dalam menentukan diit anak

berikan porsi kecil dengan frekuensi sering.

R : Penentuan diit/kalori yang dikonsumsi oleh anak sangat berperan

dalam peningkatan berat badan, berikan porsi kecil dengan

frekuensi sering meminimalkan metabolisme dalam tubuh.

c. Ajarkan pada orang tua dan keluarga untuk memonitor pemasukan dan

pengeluaran makanan anak.

R : Mencatat asupan oral dan keinginan pasien mempermudah deteksi

dini asupan yang tidak adekuat.

d. Bantu anak dan keluarga dalam mengidentifikasi acuan makan makanan

yang tinggi protein dan karbohidrat.

R : Penambahan beberapa makanan kecil akan menambah peningkatan

asupan kalori.

e. Ajarkan kebersihan oral dan ruangan yang bersih sebelum makan

R : Kondisi oral dan ruangan yang bersih akan meningkat rasa dan

selera makan.

f. Timbang berat badan anak tiap hari, monitor asupan dan keluaran

R : Berat badan merupakan indikator dari keseimbangan asupan dan

keluaran.

Kelompok III B Kelas 1A - Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Lamongan

Page 14: zeinmuhammaddwifakhrudin.files.wordpress.com · Web view- Klien merasa lidah kering, tulang pipi menonjol, turgor menurun - Gangguan metabolik ( asidosis metabolik - Denyut nadi cepat

3. Dx. III

Tujuan : rasa nyaman terpenuhi, anak terbebas dari distensi abdomen dengan

kriteria :

- Abdomen supel tidak ada distensi

- Dapat tidur dengan nyaman

- Dapat bermain tanpa gangguan

Intervensi

a. Rubah/ganti posisi tidur tiap 3 jam

R : Perubahan posisi dapat merangsang peristaltik usus sehingga

mengurangi distensi abdomen.

b. Lakukan kompres hangat pada daerah perut

R : Dengan kompres hangat, distensi abdomen akan mengalami

relaksasi, pada kasus peradangan akut/peritonitis akan

menyebabkan penyebaran infeksi.

c. Meminimalkan tangis anak

R : Dengan menangis memudahkan udara masuk di dalam lambung

sehingga memperberat distensi abdomen

d. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat dan monitor efek

samping obat tersebut.

R : Efek farmakologis pada anak ditentukan oleh sensitivitas individual

4. Dx. IV

Tujuan : keluarga mengerti tentang penyebab diare

Intervensi :

a. Berikan penjelasan tentang penyebab diare

R : Dengan pengetahuan yang kurang anak atau orang tua tidak

mengetahui komplikasi dari diare sehingga anak atau orang tua

tidak serius untuk mengontrol adanya infeksi dan teknik isolasi

sehingga penyakit ini dapat menular pada keluarga atau masyarakat.

Kelompok III B Kelas 1A - Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Lamongan

Page 15: zeinmuhammaddwifakhrudin.files.wordpress.com · Web view- Klien merasa lidah kering, tulang pipi menonjol, turgor menurun - Gangguan metabolik ( asidosis metabolik - Denyut nadi cepat

b. Ajarkan cuci tangan sebelum makan

R : Mencegah terjadinya infeksi

c. Beritahu pada orang tua/anak tentang bahaya diare

R : Berusaha semaksimal mungkin menghindari penyakit diare

d. Ajarkan teknik isolasi

R : Mencegah terjadinya penularan

e. Ajarkan orang tua untuk membawa anaknya ke klinik apabila timbul

gejala lebih dari 1 minggu.

R : Deteksi dini untuk mengetahui adanya kelainan dan komplikasi

5. Dx. V

Tujuan : dapat menunjukan tanda kenyamanan

Intervensi :

a. Berikan perawatan mulut dan kenyamanan bagi bayi

R : Memberi rasa nyaman

b. Berikan kesempatan pada keluarga saat jam kunjung dan partisipasi

dalam perawatan.

R : Mencegah timbulnya stres terhadap perpisahan

c. Sentuh, buka, dekap dan ajak bicara sebanyak mungkin

R : Memberikan kenyamanan dan menghindari stres

d. Pertahankan simulasi sensori dan pengenalan pada tahap perkembangan

optimum.

R : Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan optimum

6. Dx. VI

Tujuan : mempertahankan kulit perianal tetap utuh dengan kriteria :

- Kulit intac/kulit yang mengalami lesi sembuh

- Kelembaban kulit stabil

- Sirkulasi integumen lancar

Kelompok III B Kelas 1A - Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Lamongan

Page 16: zeinmuhammaddwifakhrudin.files.wordpress.com · Web view- Klien merasa lidah kering, tulang pipi menonjol, turgor menurun - Gangguan metabolik ( asidosis metabolik - Denyut nadi cepat

Intervensi :

a. Lakukan pengkajian kerusakan kulit dan lakukan pencatatan teratur

R : PH faeces semakin asam, kerusakan kulit semakin meningkat

b. Jaga kulit tetap bersih

R : Kulti yang lembab merupakan media yang efektif untuk

perkembangbiakan kuman.

c. Lakukan debridement dan bersihkan luka, gunakan cream/salep untuk

luka dan lakukan massage di sekitar luka.

R : Pembersihan luka memungkinkan kotoran-kotoran kuman terangkat

sehingga cream/salep dapat diabsorpsi dengan baik.

7. Dx. VII

Tujuan : tidak terjadi infeksi/penularan pada orang lain

Intervensi :

a. Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat anak

R : Kuman/bakteri yang menempel pada tangan akan terdesinfeksi

dengan memakai sabun/antiseptik.

b. Lakukan isolasi pada anak dan alat yang digunakan

R : Dengan isolasi dapat memutuskan mata rantai penularan sehingga

infeksi silang dapat dihindari.

c. Motivasi dan anjurkan pada keluarga serta pengunjung untuk melakukan

pencegahan terjadinya penularan.

R : Pengetahuan yang memadai akan membuat keluarga dan

pengunjung kooperatif terhadap pencegahan penularan.

Kelompok III B Kelas 1A - Akademi Keperawatan Pemerintah Kabupaten Lamongan