wrap up skenario 1 kekurangan cairan

32
WRAP UP SKENARIO 1 BLOK CAIRAN “KEKURANGAN CAIRAN” Kelompok : B-10 Ketua : Muhammad Dayu Wardana (1102014166) Sekretaris : Saisabela Prima Andina (1102014235) Anggota : Mutia Hayu (1102014176) Putri Mufrida Rahmah (1102014215) Siti Alya Zafira (1102014251) Talsita Danin Salsabila (1102014261) Vini Tien Hajjar Dwianti (1102014274) Zulha Annisa Ichwan (1102014295) FAKULTAS KEDOKTERAN

Upload: vini-tien

Post on 24-Jan-2016

197 views

Category:

Documents


18 download

DESCRIPTION

wrap up sk 1 "kekurangan cairan"

TRANSCRIPT

Page 1: Wrap Up Skenario 1 Kekurangan Cairan

WRAP UP SKENARIO 1

BLOK CAIRAN

“KEKURANGAN CAIRAN”

Kelompok : B-10

Ketua : Muhammad Dayu Wardana (1102014166)

Sekretaris : Saisabela Prima Andina (1102014235)

Anggota : Mutia Hayu (1102014176)

Putri Mufrida Rahmah (1102014215)

Siti Alya Zafira (1102014251)

Talsita Danin Salsabila (1102014261)

Vini Tien Hajjar Dwianti (1102014274)

Zulha Annisa Ichwan (1102014295)

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS YARSI

Jalan. Letjen Suprapto, Cempaka Putih, Jakarta 10510

Telp.62.21.4244574 Fax. 62.21. 4244574

Page 2: Wrap Up Skenario 1 Kekurangan Cairan

Daftar Isi

I. PENDAHULUAN

Daftar Isi…………………………………………………………………….1

Skenario……………………………………………………………………..2

Penentuan Kata-Kata Sulit………………………………………………….3

Pertanyaan…………………………………………………………………. 4

Jawaban……………………………………………………………………. 5

Hipotesis…………………………………………………………………….6

II. SASARAN BELAJAR……….………………………………………………….7

III. PEMBAHASAN…………………………………………………………….…...8

1. Memahami dan menjelaskan cairan

1.1. memahami dan menjelaskan definisi…………………………………………..81.2. memahami dan menjelaskan jenis…………………………………………….. 81.3. memahami dan menjelaskan fungsi……………………………………………8

2. Memahami dan menjelaskan larutan…………………………………………… 92.1 memahami dan menjelaskan definisi…………………………………………... 92.2 memahami dan menjelaskan jenis…………………………………................... 92.3 memahami dan menjelaskan faktor yang mempengaruhi kelarutan……………10

3. Memahami dan menjelaskan keseimbangan cairan tubuh……………………. 113.1 memahami dan menjelaskan mekanisme cairan tubuh……………………….. 123.2 memahami dan menjelaskan kompartemen cairan dalam tubuh………............133.3 memahami dan menjelaskan input – output cairan dalam tubuh.…………...... 14

4. Memahami dan menjelaskan keseimbangan elektrolit dalam tubuh…………. 154.1 memahami dan menjelaskan mekanisme elektrolit dalam tubuh……………… 154.2 memahami dan menjelaskan ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh………15

5. Memahami dan menjelaskan defisiensi cairan dalam tubuh (dehidrasi) 175.1 memahami dan menjelaskan jenis……………………………….…………..… 175.2 memahami dan menjelaskan penyebab……………………………...………... 185.3 memahami dan menjelaskan gejala dan akibat……………..…….…………….185.4 memahami dan menjelaskan penanganan………………..……………………..19

6. Memahami dan menjelaskan etika minum dalam Islam……………….………. 20

IV. DAFTAR PUSTAKA………................................................................................22

1

Page 3: Wrap Up Skenario 1 Kekurangan Cairan

SKENARIO

Kekurangan Cairan

Seorang mahasiswa 19 tahun dibawa ke IGD RS YARSI karena pingsan saat

mengkuti orientasi pengenalan kampus. Pada pemeriksaan fisik : tampak lemas, bibir dan

lidah kering. Sebelum dibawa ke rumah sakit, temannya telah memberikan larutan pengganti

cairan tubuh. Di RS, penderita segera diberikan infus cairan elektrolit. Hasil pemeriksaan

laboratorium menunjukkan : Kadar Natrium 130 mEq/L (Normal = 135 – 147), Kalium : 2.5

mEq/L (N = 3.5 – 5.5) dan Klorida : 95 mEq/L (N = 100 – 106). Setelah kondisi membaik

pasien diperbolehkan pulang dan dianjurkan untuk minum sesuai dengan etika Islam.

2

Page 4: Wrap Up Skenario 1 Kekurangan Cairan

Kata Sulit

1. Pingsan : kehilangan kesadaran2. Cairan elektrolit : substansi yang berionisasi menjadi ion pada saat mengalami fusi dan

mampu menghantarkan listrik3. Natrium : kation utama di cairan ekstraseluler4. Klorida : anion utama di cairan ekstraseluler5. Kalium : kation utama di cairan intraseluler6. Infus : memberikan cairan berisi vitamin dan mineral melalui botol ke pembuluh

darah

3

Page 5: Wrap Up Skenario 1 Kekurangan Cairan

Pertanyaan

1. Apa penyebab kekurangan cairan?2. Apa pengertian dari larutan dan cairan?3. Apa fungsi elektrolit untuk keseimbangan tubuh?4. Bagaimana fungsi Kalium, Natrium dan klroida dalam tubuh?5. Apa akibat jika kekurangan cairan?6. Bagaimana anjuran minum dalam Islam?7. Kondisi fisik apa saja yang menunjukkan kekurangan cairan?8. Apa saja jenis-jenis larutan?9. Apa definisi dehidrasi?10. Apa saja sumber cairan masuk (input) dan keluar(output)?11. Penanganan apa yang diberikan kepada orang yang kekurangan cairan?12. Apa saja penyakit akibat kekurangan cairan?13. Apa fungsi larutan pengganti cairan tubuh dalam scenario tersebut?14. Bagaimana mekanisme keseimbangan cairan tubuh?15. Apa saja jenis-jenis cairan?

4

Page 6: Wrap Up Skenario 1 Kekurangan Cairan

Jawaban

1. Muntah, demam, diare, keringat berlebih, pengeluaran air yang lebih banyak disbanding pemasukannya

2. Larutan : campuran homogen antara solute (zat terlarut) dengan solvent (pelarut, biasanya : air)Cairan : senyawa yang mengalir secara alami, bukan bentuk padat/gas

3. Menjaga sel-sel tubuh dan fungsi tubuh agar dapat berjalan normal, membantu sel menghasilkan energi, menjaga stabilitas dinding sel.

4. Kalium : kelancaran fungsi otak, sel jantung, transmisi saraf; mengubah glukosa -> glikogenNatrium : menjaga volume plasma, keseimbangan asam basa, osmolaritas dan absorbsi glukosa pada mukosaKlorida : berperan sebagai buffer, terdapat di asam lambung dan berperan dalam osmolaritas

5. Dianjurkan dalam Islam, dan makanan yang tidak halal banyak mengandung penyakit6. - Minum tidak boleh berdiri,

- Tidak boleh bernafas selama minum, - Membaca bismillah, - Minum menggunakan tangan kanan

7. - Bibir dan lidah kering- Kulit kering- Sakit kepala ringan- Kurang/tidak buang air kecil- Haus- Lemas

8. Cairan berdasarkan sifatnya : a. Homogenb. Heterogen

Cairan berdasarkan daya hantar listriknya : a. Elektrolit (Kuat, Lemah)

b. Non- elektrolit

9. Berkurangnya cairan di dalam tubuh akibat kegiatan/ kondisi tertentu, contoh: kepanasan, olahraga berat dan lain-lain

10. Cairan yang masuk = oksidasi nutrisiCairan yang keluar = urin, feses, keringat, insensible water loss, air mata

11. Memberikan cairan elektolit seperti oralit 12. Dehidrasi, hiponatremia, hipokalemia, hypovolemia13. Untuk menyeimbangkan cairan tubuh yang hilang14. Volume masuk = volume keluar15. Cairan Intraseluler (CIS), Cairan Ekstraseluler (CES) : Cairan Interstitial, Plasma,

Cairan Transeluler

5

Page 7: Wrap Up Skenario 1 Kekurangan Cairan

Hipotesis

6

Larutan dan Cairan Jenis

ETIKA MINUM MENURUT ISLAM

Fungsi

MEKANISME

INPUT-OUTPUT

DALAM TUBUH MANUSIA

Kompartemen

Pengertian

Keseimbangan air dan elektrolit

Ketidakseimbangan

Page 8: Wrap Up Skenario 1 Kekurangan Cairan

Sasaran Belajar

1. Memahami dan menjelaskan cairan

1.1 memahami dan menjelaskan definisi1.2 memahami dan menjelaskan jenis1.3 memahami dan menjelaskan fungsi

2. Memahami dan menjelaskan larutan2.1 memahami dan menjelaskan definisi2.2 memahami dan menjelaskan jenis2.3 memahami dan menjelaskan faktor yang mempengaruhi kelarutan

3. Memahami dan menjelaskan keseimbangan cairan tubuh3.1 memahami dan menjelaskan mekanisme cairan tubuh3.2 memahami dan menjelaskan kompartemen cairan dalam tubuh3.3 memahami dan menjelaskan input – output cairan dalam tubuh

4. Memahami dan menjelaskan keseimbangan elektrolit dalam tubuh4.1 memahami dan menjelaskan mekanisme elektrolit dalam tubuh4.2 memahami dan menjelaskan ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh

5. Memahami dan menjelaskan defisiensi cairan dalam tubuh (dehidrasi)5.1 memahami dan menjelaskan jenis5.2 memahami dan menjelaskan penyebab5.3 memahami dan menjelaskan gejala dan akibat5.4 memahami dan menjelaskan penanganan

7

Page 9: Wrap Up Skenario 1 Kekurangan Cairan

Pembahasan

1. Memahami dan menjelaskan tentang cairan1.1 Pengertian cairan

Cairan adalah zat yang langsung mengalir secara alamiah, bukan padat atau gas (Kamus Dorland edisi 31)Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri atas pelarut/solvent (biasanya air) dan zat terlarut/solute. Komponen tunggal terbesar dari tubuh adalah air. Air adalah pelarut bagi semua zat terlarut dalam tubuh baik dalam bentuk suspensi maupun larutan

1.2 Jenis – jenis cairan- Cairan Intraseluler- Cairan Ekstraseluler Cairan Interstitial, Plasma, Cairan

Intravaskular1.3 Fungsi cairan tubuh:

1. Mengatur suhu tubuhBila kekurangan air, suhu tubuh akan menjadi panas dan naik.

2. Melancarkan peredaran darahJika tubuh kita kurang cairan, maka darah akan mengental. Hal ini disebabkan cairan dalam darah tersedot untuk kebutuhan dalam tubuh. Proses tersebut akan berpengaruh pada kinerja otak dan jantung.

3. Membuang racun dan sisa makananTersedianya cairan tubuh yang cukup dapat membantu mengeluarkan racun dalam tubuh. Air membersihkan racun dalam tubuh melalui keringat, air seni, dan pernafasan.

4. Mengatur struktur dan fungsi kulit. Kecukupan air dalam tubuh berguna untuk menjaga kelembaban, kelembutan, dan elastisitas kulit akibat pengaruh suhu udara dari luar tubuh.

5. PencernaanMengangkut nutrisi dan oksigen melalui darah untuk segera dikirim ke sel-sel tubuh. Konsumsi air yang cukup akan membantu kerja sistem pencernaan di dalam usus besar karena gerakan usus menjadi lebih lancar, sehingga feses pun keluar dengan lancar.

6. PernafasanParu-paru memerlukan air untuk pernafasan karena paru-paru harus basah dalam bekerja memasukkan oksigen ke sel tubuh dan memompa karbondioksida keluar tubuh. Hal ini dapat dilihat apabila kita menghembuskan nafas ke kaca, maka akan terlihat cairan berupa embun dari nafas yang dihembuskan pada kaca.

7. Sendi dan ototCairan tubuh melindungi dan melumasi gerakan pada sendi dan otot. Otot tubuh akan mengempis apabila tubuh kekurangan cairan. Oleh sebab itu, perlu minum air dengan cukup selama beraktivitas untuk meminimalisir resiko kejang otot dan kelelahan.

8. Pemulihan penyakitAir mendukung proses pemulihan ketika sakit karena asupan air yang memadai berfungsi untuk menggantikan cairan tubuh yang terbuang.

8

Page 10: Wrap Up Skenario 1 Kekurangan Cairan

2. Memahami dan menjelaskan tentang larutan2.1 Pengertian larutan

Larutan adalah campuran homogen satu zat atau lebih yang tersebar secara molecular dalam jumlah medium pelarut secukupnya. (Kamus Dorland edisi 31)Larutan : Campuran homogen dari zat terlarut (solute) dan zat pelarut (solvent) [KBBI,2015]

2.2 Jenis larutanLarutan berdasarkan sifatnya dibagi dua :a. Larutan Homogen : sifat zat terlarut (solute) sama dengan pelarut (solvent)

sehingga tidak dapat dibedakan keduanyab. Larutan Heterogen merupakan zat campuran yang dapat dibedakan pelarut dan

terlarutnya. Campuran dapat diklasifikasikan berdasarkan :a. Fase

b. KejenuhanTidak Jenuh : Qc < KspJenuh : Qc = KspLewat Jenuh : Qc > Ksp

c. Daya Hantar Listrik Elektrolit : larutan yang dapat menghantarkan listrik, dibedakan

atas:a. Elektrolit Kuat

Larutan elektrolit kuat adalah yang mempunyai daya hantar listrik yang kuat, karena zat terlarutnya didalam pelarut (umumnya air), seluruhnya berubah menjadi ion-ion (α = 1)

9

Solvent Contoh Solute contoh Contoh campuran

zat cair Air zat cair Alkohol Spiritus

zat cair Aseton Gas Asetilen Zat untuk las

zat cair Air zat padat Garam Larutan garam

Gas Udara Zat cair Minyak wangi Spray

Gas O2 Gas He Gas untuk mengelas

Gas O2 Zat padat naftalen Kamfer

zat padat

Cd Zat cair Hg Amalgam gigi

zat padat

Pd Gas H2 Gas oven

zat padat

Au Zat padat Ag

Page 11: Wrap Up Skenario 1 Kekurangan Cairan

1) Asam-asam kuat seperti : HCL,HC1O3, H2S04, HNO3dan lain-lain.

2) Basa-basa kuat yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, seperti : NaOH, KOH, Ca(OH)2, Ba(OH)2

dan lain-lain. 3) Garam-garam yang mudah larut seperti : NaCl,

Al2(SO4)3 dam lain-lain.b. Elektrolit Lemah

Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang daya hantar listriknya lemah dengan harga derajat ionisasinya sebesar : 0 < α < 1 1) Asam-asam lemah seperti : CH3COOH,HCN,H2CO3,H2S

dam lain-lain. 2) Basa-basa lemah seperti : NH4OH. Ni(OH)2 dan lain-lain. 3) Garam-garam yang sukar larut seperti

AgCl,CaCrO4,PbI2dan lain-lain Non – Elektrolit : larutan yang tidak dapat menghantarkan

listrik, karena zat terlarutnya didalam pelarut tidak dapat menghasilkan ion-oin (tidak berion) Tergolong kedalam jenis ini misalnya : 1) Larutan Urea 2) Larutan Sukrosa 3) Larutan Glukosa4) Larutan Alkohol

Larutan Berdasarkan Kepekatan : 1. Larutan Encer : Larutan yang menganduang relatif sedikit solute(zat yang

dilarutkan ) dalam larutan 2. Larutan pekat : Larutan yang mengandung banyak solute(zat yang dilarutkan)

dalam larutan 3. Larutan Jenuh : Larutan dimana ada keseimbangan antara solute padat dan

solute dalam larutan 4. Larutan Tidak Jenuh: Larutan yang mengandung jumlah solute yang kurang

dari larutan jenuh.

Larutan berdasarkan Kemampuan Menyerapnya : 1. Larutan ideal yaitu larutan yang memenuhi Hukum Roult. Pada larutan ideal

tidak terjadi penyerapan atau pelepasan kalor pada saat pencampuran larutan 2. Larutan tidak ideal yaitu larutan yang tidak memenuhi hukum Roult. Larutan

tak ideal ini dapat dibagi dua yaitu : a. Larutan yang mengalamami pelepasan kalor pada saat pencampuran

sehingga merupakan larutan yang mengalami penyimpangan positif dari hukum Roult.

b. Larutan yang mengalami penyerapan kalor pada saat pencampuran yang menghasilkan penyimpangan negatif dari hukum Roult.

2.3 Faktor yang mempengaruhi kelarutanc. Temperatur

Semakin panas suhu, semakin mudah memecah molekul agar larutd. Sifat solute dan solvent

10

Page 12: Wrap Up Skenario 1 Kekurangan Cairan

“like dissolve like” : solute akan mudah larut dalam solvent yang punya sifat yang sama dengan induk, contoh : garam dapur (polar) larut dalam air

e. TekananKelarutan suatu gas dalam larutan sebanding dengan tekanan di permukaan larutanHukum Henry C = K p contoh: minuman soda

c. Luas permukaanSemakin banyak permukaan molekul terpapar pada larutan, semakin mudah molekul tersebut bereaksi agar larut.

3. Memahami dan menjelaskan tentang keseimbangan cairan tubuh

Cairan yang masuk = Cairan yang keluar = 2500 ml. Osmolalitas di seluruh tubuh harus seimbang, karena perubahan konsentrasi solute akan diikuti dengan perubahan tekanan osmotiknya.

1. Pengaturan potensi cairan tubuh.2. Mekanisme haus.

Bila asupan (intake) air terlalu banyak, akan segera dikeluarkan dngan mengurangi sekresi ADH dari hipofisis posterior yang mengurangi reabsorbsi air di tubulus distal dan duktus koligentes nefron ginjal. Dengan adanya reseptor baroreseptor akan merangsang pelepasan Atrial Natriuretic Peptide (ANP) yang menimbulkan blokade pada sekresi aldosteron dan diikuti peningkatan pengeluaran natrium dan air melalui urin.

Pada keadaan hipovolemia, tubuh berusaha menghambat pengeluaran air berkelanjutan dengan cara meningkatkan sekresi ADH yang aka meningkatkan reabsorbsi air di ginjal dan timbul rasa haus dan dorongan untuk minum agar kekurangan dapat teratasi.

Pada saat terjadi penurunan volume cairan ekstrasel, volume dan tekanan darah akan berkurang. Yang menimbulkan rangsangan pada sistem renin-angiotensin sehingga timbul respon berupa pengurangan urin, rangsang haus yang disertai meningkatnya pemasukan cairan yang akan meningkat volume cairan ekstrasel. Keseimbangan cairan idpertahankan dengan mengatur volume dan osmolaritas cairan ekstrasel.

Tubuh memiliki mekanisme pengaturan untuk mempertahankan komposisi cairan agar dalam kondisi yang setimbang atau tetap. Banyak organ yang terlibat dalam proses mekanisme ini. Normal kebutuhan cairan adalah 35 cc/KgBB/hr. Namun bila dirata-ratakan, kebutuhan intake(masukan) air pada orang dewasa adalah dari ingesti liquid 1500 cc, daro makanan 700 cc, air dari oksidasi 200 cc sehingga totalnya 2400 cc/hari. Sedangkan untuk pengaturan keseimbangan cairan tubuh terdapat mekanisme pembuangan cairan tubuh yang melibatkan berbagai organ. Organ tersebut adalah melalui kulit 300-400 cc berupa keringat dan penguapan namun

11

Page 13: Wrap Up Skenario 1 Kekurangan Cairan

tergantung pada aktivitas dan suhu. Dari paru-paru 300-400 cc berupa uap air dari ekspirasi. Dari GIT sekitar 200 cc/ hari dan akan meningkat pada kasus diare. Pengeluaran air yang terbanyak terjadi di ginjal, sekitar 1200-1500 cc/hr. Ketika defisit volume cairan ekstraseluler, maka akan terjadi beberapa mekanisme di system endokrin:

- Aldosteron : sebagai absorbs natrium yang disekresi kelenjar adrenal dan tubulus ginjal

- Prostaglandin : asam lemak yang berfungsi merespon radang, pada ginjal mengatur sirkulasi ginjal

- ADH : meningkatkan rearbsorbsi air sehingga mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh

- Mekanisme rasa haus: merangsang pelepasan renin yang dapat menimbulkan produksi angiotensin II sehingga merangsang hipotalamus untuk mengendalikan rasa haus

3.1 Mekanisme keseimbangan cairan tubuhPengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan 2 (dua) parameter

penting, yaitu volume cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel. Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol osmolaritas cairan ekstrasel dengan mempertahankan keseimbangan cairan. Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur keluaran garam dan air dalam urin sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan abnormal dari air dan garam tersebut.

Ginjal juga turut berperan dalam mempertahankan keseimbangan asam-basa dengan mengatur keluaran ion hidrogen dan ion bikarbonat dalam urin sesuai kebutuhan. Selain ginjal, yang turut berperan dalam keseimbangan asam-basa adalah paru-paru dengan mengekskresi ion hidrogen dan CO2, dan sistem dapar (buffer) kimia dalam cairan tubuh. Untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh, ada beberapa mekanisme tubuh diantaranya:

1. Rasa HausPusat rasa haus berada pada hypotalamus dan diaktifkan oleh peningkatan osmolaritas cairan ekstarsel. Dapat juga disebabkan karena hipotensi, poliuri atau penurun volume cairan. Rasa haus merupakan manifestasi klinik dari ketidakseimbangan cairan, sehingga merangsang individu untuk minum

2. Pengaruh HormonalAda 2 jenis hormon yang berperan dalam keseimbangan cairan yaitu Antidiuretik Hormon (ADH) dan Aldosteron.a. Hormon ADHADH dihasilkan Ihipotalamus yang kemudian disimpan pada hipofisis posterior. ADH disekresi ketika terjadi peningkatan serum protein, peningkatan osmolaritas, menurunnya volume CES, latihan/aktivitas yang lama, stress emosional, trauma. Meningkatkan ADH berpengaruh pada peningkatan reabsorpsi cairan pada tubulus ginjal. Reaksi mekanisme haus dan hormonal merupakan reaksi cepat jika terjadi deficit cairan. Faktor

12

Page 14: Wrap Up Skenario 1 Kekurangan Cairan

yang menghambat produksi ADH adalah hipoosmolaritas, meningkatnya volume darah, terpapar dingin, inhalasi CO2dan pemberian antidiuretik.b. Hormon AldosteronHormon ini dihasilkan oleh korteks adrenal dengan fungsinya meningkatkan reabsorpsi sodium dan meningkatkan sekresi dari ginjal. Sekresi aldosteron distimulasi yang utama oleh sistem renin-angotensin I. angiotensin I selanjutnya akan diubah menjadi angiotensin II. Sekresi aldosteron juga distimulasi oleh peningkatan potasium dan penurunan konsentrasi sodium dalam cairan interstisial dan adrenocortikotropik hormon (ACTH) yang diproduksi oleh pituitary anterior. Ketika menjadi hipovolemia, maka terjadi tekanan darah arteri menurun, tekanan darah arteri pada ginjal juga menurun, keadaan ini menyebabkan tegangan otot arteri afferent ginjal menurun dan memicu sekresi renin. Renin menstimulasi aldostreon yang berefek pada retensi sodium, sehingga cairan tidak banyak keluar melaui ginjal.

3. Sistem LimpatikPlasma protein dan cairan dari jaringan tidak secara langsung direaksorpsi kedalam pembuluh darah. Sistem limpatik berperan penting dalam kelebihan cairan dan protein sebelum masuk dalam darah.

4. GinjalGinjal mempertahankan volume dan konsentrasi cairan dengan filtrasi CES di glomerulus, sedangkan sekresi dan reabsorpsi cairan terjadi di tubulus ginjal.

5. PersarafanMekanisme persarafan juga berkontribusi dalam keseimbangan cairan dan sodium. Ketika terjadi peningkatan volume cairan CES, mekanoreseptor merespon pada dinding atrium kiri untuk distensi atrial dengan meningkatkan stroke volume dan memicu respons simpatetik pada ginjal untuk pelepasan aldosteron oleh korteks adrenal.

3.2 Kompartemen cairan dalam tubuh

Air dalam tubuh tersebar antara dua kompartemen cairan utama:

a. Cairan Intraseluler (CIS), berkontribusi sebanyak 2/3 bagian dari air dalam tubuh. Pada umumnya berupa solusi/lautan kalium sebagai kation utama dan protein sebagai anion organic. Membran sel dan proses metabolisme sel mengatur cairan intraseluler. Peranan: Pada proses penyimpanan, penghasilan dan penggunaan energi Proses perbaikan sel Proses replikasi Fungsi khusus seperti: cadangan air untuk mempertahankan volume dan osmolalitas cairan ekstrasel

b. Cairan Ekstraseluler (CES), berkontribusi sebanyak 1/3 dari air dalam tubuh. Cairan yang mengelilingi bagian luar sel. Pada umumnya berupa solusi/larutan

13

Page 15: Wrap Up Skenario 1 Kekurangan Cairan

NaCl dan NAHCO3 dengan Na+ sebagai kation utama dan Cl- sebagai anion utama.

Plasma / IntravaskulerTerdiri dari 1/5 bagian cairan ekstraseluler. Cairan yang volumenya dapat dikontrol secara langsung karena beredar melalui semua organ prekondisi yang melakukan penyesuaian homeostasis.

InterstisiumTerdiri dari 4/5 bagian cairan ekstraseluler.

Pada CES minor dibagi dua:- Limfe: cairan yang dikembalikan dari cairan interstisium ke plasma

melalui sistem pembuluh limfe untuk pertahanan imun.- Trans-sel: Cairan yang disekresikan untuk sel spesifik ke dalam rongga

tubuh untuk fungsi tertentu. Contohnya: cairan pada otak serebrospinal (mengelilingi, membentuk bantalan, dan memberi makan otak dan medulla spinalis), cairan intraokulus (mempertahankan bentuk dan memberi makan mata), cairan sinovium (melumasi dan peredam kejut untuk sendi), cairan pericardium, intrapleura, dan peritoneum (masing-masing melumasi gerakan jantung, paru, dan usus), dan getah pencernaan (mencerna makanan).

Cairan ekstraseluler merupakan perantara antara sel dan lingkungan luar. Semua pertukaran air dan konstituen lainnya antara CIS dan lingkungan luar harus terjadi melewati CES. Plasma hanyalah satu-satunya cairan yang bisa diatur secara langsung baik volume maupun komposisinya. Cairan ini berada dalam sirkulasi. Perubahan komposisi dan volume plasma juga akan mempengaruhi cairan interstitial. Oleh karena itu semua control terhadap plasma akan mengatur keseluruhan CES. Dua faktor yang diatur untuk mempertahankan keseimbangan cairan tubuh adalah volume dan osmolaritasnya. Walaupun regulasi keduanya saling berhubungan (kadar NaCl dan H2O) alasan mengapa keduanya dikontrol sangatlah berbeda.

- Volume CES diatur untuk mempertahankan tekanan darah. Mempertahankan keseimbangan garam adalah bagian terpenting untuk pengaturan volume

- Osmolaritas CES diatur untuk mencegah pembengkakan dan pengerutan sel. Mempertahankan keseimbangan air adalah bagian terpenting untuk mengatur osmolaritas CES

3.3 Input-output cairan dalam tubuhTotal pengeluaran H2O setiap harinya adalah 2600 ml sama dengan jumlah intake H2O. Output H2O disesuaikan dengan input H2O disesuaikan dengan input H2O sehingga kadar H2O dalam tubuh teta terjaga.A. Input cairan dalam tubuhCairan ditambahkan dalam tubuh melalui dua sumber utama : 1. Berasal dari larutan atau cairan makanan yang dimakan yang normalnya

menambahkan cairan tubuh sekitar 2100 ml/hari

14

Page 16: Wrap Up Skenario 1 Kekurangan Cairan

2. Berasal dari sintesis dalam badan sebagai hasil oksidasi karbohidrat, menambah sekitar 200 ml/hari. Kedua hal ini memberikan asupan cairan harian total sekitar 2300 ml/hari. Asupan cairan sangat bervariasi bergantung pada cuaca, kebiasaan dan tingkat aktivitas fisik

B. Output cairan dalam tubuh1. Insensible fluid loss (kehilangan H2O tanpa kesadaran sensorik manusia)

Hampir sebanyak 1 liter H2O keluar dari tubuh manusia tanpa disadari. Variasi asupan cairan harus hati-hati disesuaikan dengan pengeluaran cairan harian. Beberapa pengeluaran cairan tidak dapat diatur dengan tepat. Insensible loss terjadi karena proses repirasi-ekspirasi pada paru-paru dan pengeluaran keringat pada bagian yang tidak mengeluarkan keringat sekalipun. Molekul air dapat berdifusi menembus sel-sel kulit dan berevaporasi tanpa disadari. Namun, kulit memiliki sifat tahan air oleh karena lapisan keratin di bagian terluarnya yang berfungsi menghindari keluarnya H2O secara berlebihan. Ketika lapisan ini rusak (contoh luka bakar) H2O dapat keluar lebih banyak lagi sehingga dapat mengganggu keseimbangan cairan tubuh. Contohnya ada pengeluaran cairan yang berlangsug terus menerus melalui evaporasi sekitar 700 ml/hari pada keadaan normal.

2. Sensible fluid loss (pengeluaran H2O yang disadari)Kehilangan cairan inin dapat melalui tiga jalur yaitu keringat, feses,

dan urine. Jumlah cairan yang hilang melalui keringat sangat bervariasi bergantung pada aktivitas fisik dan suhu lingkungan. Volume keringat normal hanya sekitar 100 ml/hari, tapi pada keasaan cuaca panas ataupun latihan berat, kehilangan cairan kadang-kadang meningkat sampai 1-2 liter/jam. Kehilangan air lewat feses bisa mencapai 100 ml/hari yang bisa bertambah pada penderita diare. Untuk kehilangan cairan lewat urine, volumenya tidak dapat ditentukan dengan pasti tergantung pada keadaan cairan dan elektrolit tubuh.

4. Memahami dan menjelaskan tentang keseimbangan elektrolit dalam tubuh4.1 Mekanisme elektrolit dalam tubuh

Elektrolit merupakan zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Elektrolit mengandung 2 muatan yang berbeda yaitu anion dan kation: Kation bermuatan positif, contohnya: natrium, kalium, magnesium Anion bermuatan negatif, contohnya: klorida, fosfat. Keseimbangan cairan diatur pula oleh kerja hormon yaitu anti-diuretic hormone (ADH) dan aldosteron. Hormon antidiuresis (ADH) dilepaskan oleh kelenjar hipofisis posterior terutama bila terjadi pengurangan bolume darah atau peningkatan osmolalitas darah. Kerja ADH adalah menurunkan pengeluaran urin dengan cara meningkatkan permeabilitas dinding sel duktus koligentes terhadap air sehingga air banyak diserap kembali.

4.2 Ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh

15

Page 17: Wrap Up Skenario 1 Kekurangan Cairan

1. Natrium (Na) a. Hiponatremia 1. Asupan makanan

Rendahnya kadar Na di makanan kurang dari 135 mEq/L Asupan air yang berlebihan : mengakibatkan pengenceran cairan ekstrasel Anoreksia nervosa

2. Keluarnya natrium dari saluran pencernaan Muntah, diare, aspirasi saluran cerna Operasi saluran cerna Bulimia Kehilangan Potassium

3. Keluarnya natrium dari ginjal Gangguan tubulus ginjal : tidak respon terhada ADH pengeluaran Na, Cl

dan H2O Diuretik

4. Pengaruh hormon ADH menyebabkan peningkatan reabsorbsi air dari tubulus distal cairan ekstraseluler menjadi lebih banyak mengandung air kadar Na berkurang

b. Hypernatremia Terjadi karena cairan hipotonik tidak diganti secara adekuat. disebabkan karena penurunan osmolalitas urin turun atau sama dengan urin.

2. Kalium ( K) Kalium merupakan kation terbanyak didalam sel tubuh sebanyak 90% terdapat di cairan intrasel dan 2-3% terdapat i cairan ekstrasel. Kadar Kalium didalam sel 150 mEq/L dan di cairan ekstrasel 3,5-5.3 mEq/L

a. Hipokalemia 1. Asupan makanan

Rendahnya kada K di makanan kurang dari 3,5 mEq/L Malnutrisi, kelaperan, diet tak seimbang Anoreksia nervosa Alkoholic

2. Keluarnya kalium dari saluran pencernaan Muntah, diare, aspirasi cerna Operasi saluran pencernaan Bulimia

3. Keluarnya kalium dari ginjal Hemodialisis

4. Pengaruh hormon Penggunaan steroid terutama kortison dal aldosterondapat meningkatkan

ekskresi kalium dan retensi natrium.b. Hyperkalemia

Disebabkan karena defisiensi aldosteron, deplesi natrium, asidosis, trauma, hemolisis sel darah merah, diuretik pengganti kalium.

16

Page 18: Wrap Up Skenario 1 Kekurangan Cairan

3. Kalsium (Ca)Keseimbangan kalsium merupakan hubungan timbal balik antara absorbsi usus, ekskresi dalam urin dan faktor hormonal. Absorbsi kalsium terjadi di

usus halus terutama di duodenum dan jejunum peroksimal a. Hipokalsemiab. Hiperkalsemia

5. Memahami dan menjelaskan defisiensi cairan dalam tubuh (dehidrasi)Dehidrasi adalah suatu keadaan terlalu banyaknya cairan tubuh yang hilang dan tidak dapat digantikan dengan baik (Adyas, 2011)5.1 Jenis defisiensi cairan tubuh

c. Hypovolemia = suatu keadaan berkurangnya volume (jumlah) air ekstrasel. Berkurangnya air dan natrium terjadi dalam jumlah yang sebanding.

d. Dehidrasi = keadaan yang diakibatkan kehilangan cairan tubuh yang berlebihan (Dorland). Berkurangnya volume cairan intrasel akibat perpindahan air intrasel ke ekstrasel.Dehidrasi dapat dikategorikan berdasarkan tosinitas/ kadar cairan yang hilang yaitu:1. Dehidrasi hipertonik yaitu berkurangnya cairan berupa hilangnya

air lebih banyak dari natrium (dehidrasi hipertonik). Dehidrasi hipertonik ditandai dengan tingginya kadar natrium serum (lebih dari 145 mmol/liter) dan peningkatan osmolalitas efektif serum (lebih dari 285 mosmol/liter).

2. Dehidrasi isotonik atau hilangnya air dan natrium dalam jumlah yang sama. Dehidrasi isotonik ditandai dengan normalnya kadar natrium serum (135-145 mmol/liter) dan osmolalitas efektif serum (270-285 mosmol/liter).

3. Dehidrasi hipotonik hilangnya natrium yang lebih banyak dari pada air. Dehidrasi hipotonik ditandai dengan rendahnya kadar natrium serum (kurang dari 135 mmol/liter) dan osmolalitas efektif serum (kurang dari 270 mosmol/liter.

Sedangkan penggolongan dehidrasi berdasarkan banyaknya cairan yang hilang yaitu:

- Dehidrasi ringan ( < 5 %) kehilangan cairan dan elektrolit Dehidrasi ringan (jika penurunan cairan tubuh 5 persen dari berat badan),

- Dehidrasi sedang ( 5- 8 %) kehilangan cairan dan elektrolit dehidrasi sedang (jika penurunan cairan tubuh antara 5-10 persen dari berat badan,

- Dehidrasi berat ( > 8 %) kehilangan cairan dan elektrolit dehidrasi berat (jika penurunan cairan tubuh lebih dari 10 persen dari berat badan).

17

Page 19: Wrap Up Skenario 1 Kekurangan Cairan

5.2 Penyebab defisiensi cairan tubuh1. Hypovolemia = berkurangnya air dan natrium terjadi dalam jumlah yang

sebanding. (misal: muntah dan diare, pendarahan). Juga dapat hilang melalui ginjal (misal: penggunaan diuretic, diuresis osmotic, salt-wasting nephropathy, hipoaldosteronisme). Atau melalui kulit dan saluran nafas (misal: insensible water losses, keringat, luka bakar). Dan melalui sekuestrasi cairan (misal:pada obstruksi usus, trauma, fraktur, pankreatitis akut).

2. Dehidrasi =1. Insufiensi pemasukan H2O (terjadi pada perjalanan di gurun pasir atau

kesulitan menelan)2. Pengeluaran H20 yang berlebihan (terjadi pada berkeringat, muntah, atau

diare berlebihan)3. Diabetes insipidus (ditandai dengan defisiensi vasopressin, vasopressin

(hormone ADH) meningkatkan permeabilitas tubulus distal dan koligentes terhadap H2O dan dengan demikian meningkatkan konservasi air dengan mengurangi pengeluaran air melalui urin.

4. Peningkatan osmolalitas efektif cairan ekstrasel. Dapat terjadi akibat keluarnya air melalui keringat, penguapan dari kulit, saluran cerna, diabetes insipidus (sentral dan nefrogenik), atau diuresis osmotic.

5.3 Gejala dan akibat defisiensi cairan tubuhBerbagai gejala dehidrasi sesuai tingkatannya:

- Dehidrasi ringana. Muka memerahb. Rasa sangat hausc. Kulit kering dan pecah-pecahd. Volume urine berkurang dengan warna lebih gelap dari biasanyae. Pusing dan lemah, lemas, dan mulai terasa pening dan mualf. Kram otot terutama pada kaki dan tangang. Kelenjar air mata berkurang kelembabannyah. Sering mengantuki. Mulut dan lidah kering dan air liur berkurangj. Tiba tiba jantung berdetak lebih kencangk. Suhu badan meningkat

- Dehidrasi sedanga. Tekanan darah menurunb. Pingsanc. Kontraksi kuat pada otot lengan, kaki, perut, dan punggungd. Kejange. Perut kembungf. Gagal jantungg. Ubun-ubun cekungh. Denyut nadi cepat dan lemah

18

Page 20: Wrap Up Skenario 1 Kekurangan Cairan

- Tanda dehidrasi pada bayi / anak:1. Mulut dan lidah kering2. Tidak keluar air mata saat menangis3. Popok tidak basah selama lebih dari 3 jam4. Perut, mata, dan pipi cekung5. Demam6. Lesu atau rewel7. Kulit tidak segera kembali ke posisi semula jika dicubit kemudian dilepaskan

Akibat defisiensi cairan tubuh:a. Hypovolemia : Untuk yang ringan, akan merasa lemah, cepat lelah dan

haus. Gangguan itu bisa berlanjut menjadi kram otot dan hipotensi ortostatik, yaitu pandangan menjadi gelap ketika berdiri dalam waktu lama. Sedangkan pada tingkat yang lebih berat, hipovolemia dengan tingkat kekurangan cairan hampir 6% ke atas dapat menyebabkan otot melemah, bicara tidak lancar, bibir menjadi biru, bahkan syok.

b. Dehidrasi : turunnya berat badan, demam, kebingungan mental, syok hypovolemia, kehilangan elektrolit, menyebabkan sel mengkerut, kuli kering dan mata cekung menunjukkan lenyapnya H2O dari jaringan lunak di bawahnya, dan lidah kering dan retak karena sekresi liur tertekan.

5.4 Penanganan defisiensi cairan tubuh- Satu-satunya pengobatan untuk dehidrasi adalah dengan mengganti cairan dan

mineral yang hilang dengan cara minum banyak air, susu rendah lemak, atau jus buah. Minuman manis bisa membantu menggantikan gula yang hilang, sedangkan camilan asin bisa menggantikan garam atau sodium yang hilang.

- Pemberian oralit.Oralit digunakan untuk mengatasi dehidrasi. Ketika Anda mengalami dehidrasi, tubuh Anda akan kehilangan gula, garam, dan cairan. Meminum oralit bisa mengembalikan keseimbangan kadar gula, garam, dan cairan di dalam tubuh. Ada banyak produk rehidrasi yang bisa dibeli secara bebas. Konsultasikan kepada dokter atau apoteker untuk mengetahui lebih lanjut tentang oralit.

- Pada pasien diabetes insipidus dapat diterapi dengan pemberian vasopressin melalui semprot hidung

- Mengobati dehidrasi pada bayiDokter bisa memberikan saran pengobatan yang tepat jika bayi Anda mengalami dehidrasi. Segera konsultasikan ke dokter jika Anda mulai khawatir bayi Anda mengalami dehidrasi.Lanjutkan memberikan ASI pada bayi ketika mereka mengalami diare, muntah-muntah, atau demam. Jika Anda memberikan susu formula pada bayi, gantikan dengan susu formula yang bebas laktosa hingga diarenya benar-benar berhenti. Laktosa sulit dicerna jika bayi mengalami diare, bahkan cenderung memperburuk kondisi diarenya. Memberikan oralit  secara teratur disertai

19

Page 21: Wrap Up Skenario 1 Kekurangan Cairan

dengan makanan mereka (ASI, susu formula dicampur air) akan menggantikan cairan, garam, dan gula yang hilang.

- Mengobati dehidrasi pada anak-anakUntuk penanganan dehidrasi pada anak-anak, pemberian air berlebihan justru bisa membuat kadar mineral dalam tubuh lebih menurun dan akibatnya memperburuk kondisi tubuhnya. Maka sebaiknya mereka diberi larutan oralit.Anda bisa gunakan sendok untuk menyuapi cairan kepada anak-anak yang sering mengalami muntah-muntah dan mengalami diare.

- Mengobati dehidrasi pada atlet Untuk dehidrasi yang terjadi akibat olahraga, minuman berenergi yang mengandung elektrolit dan karbohidrat atau gula adalah pilihan terbaik. Hindari segala jenis minuman bersoda.

- Mengobati dehidrasi beratAnak-anak dan orang dewasa yang mengalami dehidrasi berat harus segera ditangani oleh petugas medis di rumah sakit dan kemungkinan akan diperlukan rawat inap. Pasien bisa menerima gula, garam, dan cairan melalui infus. Infus merupakan cara yang cepat dan efektif dalam mengembalikan kadar cairan dan mineral tubuh ke tingkat yang normal

6. Memahami dan menjelaskan etika minum dalam islama. Al Qur’an

QS Al Araf : 31 = “Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesji, makan dan minumlah dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan”

b. Hadist1. Memulai minum dengan membaca basmallah.

Dari Amir bin Abi Salamah, Rasulullah Shallallahu’alaihi wasalam bersabda, “Wahai anakku, jika engkau hendak makan ucapkanlah bismillah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah makanan yang berada didekatmu. (HR Thabrani dalam Mu’jam Kabir).

2. Minum dangan tangan kanan.Rasulullah Shalllallahu’alaihi wasalam Bersabda, “Jika salah seorang dari kalian hendak makan, hendaklah makan dengan tangan kanan. Sesungguhnya setan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya”. (HR.Muslim).

3. Tidak Bernafas dan meniup air minum.Dari abu Qatadah, Nabi shallallahu’alai wasalam bersabda, “Jika kalian minum maka janganlah bernafas dalam wadah air minumnya.” (HR. Bukhari no. 5630 dan Muslim no.263)

5. Minum Dengan Keadaan duduk.

20

Page 22: Wrap Up Skenario 1 Kekurangan Cairan

Disunnahkan minum dengan keadaan duduk, karena dalam hadits Anas disebutkan “Bahwa sesungguhnya nabi Shallallahu’alaihi wasalam melarang minum sambil berdiri”. (HR.Muslim).

6. Bersyukur dan jangan mencela makanan dan minuman.Hendaklah kamu puas dan rela dengan makanan dan minuman yang ada, dan jangan sekali sekali mencelanya. Abu Hurairah Radhiallahu’anhu di dalam haditsnya menuturkan: “Rasulullah Shallallahu’alaihi wasalam sama sekali tidak pernah mencela makanan. Apabila suka sesuatu ia makan dan jika tidak, maka ia tinggalkan”. (Muttafaq’alaih).

7. Larangan makan dan minum menggunakan emas/perak"Dan janganlah kalian minum dari gelas emas atau perak, dan jangan (pula) makan menggunakannya. bahwa itu (piring/gelas dari emas dan perak) untuk mereka (non-muslim) didunia dan untuk kita diakherat." (HR Bukhori, Muslim, Ahmad, At-tirmidzi, An-Nasai, Abu Daud dan Ibnu Majah).

8. Larangan makan dan minum dalam posisi bersandar"Aku pernah bersama Rasulullah Shalallahu 'alaihi wasallam ketika beliau berkata kepada seseorang yang bersamanya juga : Aku tidak makan dalam posisi bersandar." (HR Bukhori, Ahmad, At-tirmidzi, Abu Daud dan Ibnu Majah).

9. Tidak berlebihan dan kekurangan"Sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk nafas." (HR At-Tirmidzi, Ahmad dan Ibnu Majah).

21

Page 23: Wrap Up Skenario 1 Kekurangan Cairan

Daftar Pustaka

Guyton, Arthur C. 1990. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Sudoyo, Aru W. dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I 4th ed. Interna Publishing. 2009: 175 – 185.

http://www.academia.edu/7461174/Fungsi_Larutan_Penyangga

http://www.academia.edu/6553415/Makalah-fisiologi-cairan-dan-elektrolit

http://www.alodokter.com/dehidrasi/pengobatan

http://staff.ui.ac.id/system/files/users/kuntarti/publication/fluidbalance.pdf

22