saviraayu7.files.wordpress.com · web viewmakalah post partum blues diajukan untuk memenuhi tugas...

27
MAKALAH POST PARTUM BLUES Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Askeb Nifas Dan Menyusui DOSEN PEMBIMBING ENDANG, SST Disusun Oleh Kelompok : 1. BINTI NAFIAH (12.006) 2. DIAN TRI UTAMI (12.010) 3. EKA WULANDARI (12.012) 4. IKA SURYANINGRUM (12.021) 5. IMROATUL MUFIDAH (12.022) 6. INDRAWATI (12.023) 7. KIKI DWI ANDRYANI (12.025) 8. NOVITA HARIYANI (12.029) 9. NUNUNG KRISTIANA (12.030) 10. RIKA AYUNI T (12.034) 11. RIKA ENGGAR WATI (12.035) 12. ZULVI AMALA (12.045) 13. ZULIANA FITRIANI (12.045) AKADEMI KEBIDANAN MEDIKA WIYATA KEDIRI 1

Upload: others

Post on 09-Nov-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: saviraayu7.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH POST PARTUM BLUES Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Askeb Nifas Dan Menyusui DOSEN PEMBIMBING ENDANG, SST Disusun Oleh Kelompok

MAKALAHPOST PARTUM BLUES

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Askeb Nifas Dan Menyusui

DOSEN PEMBIMBING

ENDANG, SST

Disusun Oleh Kelompok :

1. BINTI NAFIAH (12.006)

2. DIAN TRI UTAMI (12.010)

3. EKA WULANDARI (12.012)

4. IKA SURYANINGRUM (12.021)

5. IMROATUL MUFIDAH (12.022)

6. INDRAWATI (12.023)

7. KIKI DWI ANDRYANI (12.025)

8. NOVITA HARIYANI (12.029)

9. NUNUNG KRISTIANA (12.030)

10. RIKA AYUNI T (12.034)

11. RIKA ENGGAR WATI (12.035)

12. ZULVI AMALA (12.045)

13. ZULIANA FITRIANI (12.045)

AKADEMI KEBIDANAN MEDIKA WIYATA KEDIRI2013

1

Page 2: saviraayu7.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH POST PARTUM BLUES Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Askeb Nifas Dan Menyusui DOSEN PEMBIMBING ENDANG, SST Disusun Oleh Kelompok

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................... 1

1.3 Tujuan Pembahasan................................................................................. 2

1.4 Manfaa..................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum .................................................................................. 3

B. Fase-fase perubahan psikologis pada ibu pasca partum.......................... 3

C. Pengertian post partum blues.................................................................. 3

D. Faktor-faktor penyebab post partum blues.............................................. 4

E. Individu yang beresiko............................................................................ 7

F. Patofisiologis........................................................................................... 7

G. Gejala-gejal post partum blues ............................................................... 9

H. Pemeriksaan penunjang........................................................................... 10

I. Penatalaksanaan / cara mengatasi post partum blues.............................. 10

J. Cara mencegah post partum blues........................................................... 12

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................................. 14

B. Saran ........................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 15

2

Page 3: saviraayu7.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH POST PARTUM BLUES Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Askeb Nifas Dan Menyusui DOSEN PEMBIMBING ENDANG, SST Disusun Oleh Kelompok

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr. Wb.

Alhamdulillaahirabbil’alamin, puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat

Allah SWT, karena atas berkat limpahan rahmat, karunia dan hidayahNya-lah kami dapat

menyelesaikan makalah tentang “POST PARTUM BLUES”.

Selain bertujuan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Askeb Nifas Dan Menyusui,

makalah ini juga disusun dengan maksud agar pembaca dapat memperluas ilmu dan

pengetahuan tentang post partum blues.

Kami juga mengucapkan terima kasih pada Dosen Mata Kuliah Askeb Nifas Dan

Menyusui yang telah membimbing kami. Tak lupa kami mengucapkan terima kasih

kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.

Kritik dan saran selalu kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini

selanjutnya. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada

pembaca dan dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin

Wassalamu’alaikumWr. Wb.

Kediri, 06 April 2013

Penyusun

3

Page 4: saviraayu7.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH POST PARTUM BLUES Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Askeb Nifas Dan Menyusui DOSEN PEMBIMBING ENDANG, SST Disusun Oleh Kelompok

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis, perubahan

psikologis dan adaptasi dari seorang wanita yang pernah mengalaminya. Sebagian

besar kaum wanita menganggap bahwa kehamilan adalah kodrati yang harus dilalui

tetapi sebagian lagi menggapnya, sebagai peristiwa yang menetukan kebidupan

selanjutnya.

Perubahan fisik dan emosional yang komplek, memerlukan adaptasi terhadap

penyesuaian pola hidup dengan proses kehamilan yang terjadi. Konflik antara

keinginan prokreasi kebanggan yang ditumbuhkan dari norma-nomra social kultur

dan persoalan dalam kehamilan itu sendiri dapat merupakan pencetus berbagai reaksi

psikologis mulai dari reaksi emosional emosional ringan hingga ke tingkat gangguan

jiwa yang berat.

Beberapa penyesuaian dibutuhkan oleh wanita dalam mengahadapi aktivitas

dan peran barunya sebagai ibu pada minggu-minggu atau bulan-bulan pertama setelah

melahirkan, baik tetapi sebagian lainnya tidak berhasil menyesuaikan diri dan

mengalami gangguan-gangguan psikologis dengan berbagai gejala atau sindroma

yang oleh para peneliti dan klinisi disebut post-partum blues.

Post-partum blues. Sendiri sudah dikenal sejak lama. Savage pada tahun 1875 telah

menulis refrensi di literature kedokteran mengenai suatu keadaan disforia ringan

pasca salin yang disebut sebagai milk fewer karena gejala disforia tersebut muncul

bersamaan dengan laktasi. Dewasa ini post-partum blues (PPB) atau serig juga disebut

maternity blues atau baby blues dimengerti sebagai suatu sindroma gangguan efek

ringan yang sering tampak dalam minggu petama setelh persalinan dan ditandai

dengan gejala-gejala seperti :reaksi deprsi/sedih/disforia, menangis , mudah

tersinggung (iritabilitas), cemas, labilitas perasaan, cenderung menyalahkan diri

sendiri , gangguan tidur dan gangguan nafsu makan . Gejala-gejala ini muncul setelah

persalinan dan pada umumnya akan menghilang dalam waktu antara beberapa jam

sampai beberapa hari . Namun pada beberapa kasus gejala-gejala tersebut terus

bertahan dan baru menghilang setelah beberapa hari. Minggu atau bulan kemudian

bahkan dapat berkembang menjadi keadaan yang lebih berat.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa fase-fase dari perubahan psikologi ibu pasca partum?

2. Apa pengertian dari post partum blues?

3. Apa faktor yang menyebabkan post partum blues?

4. Bagaimana gejala dari post partum blues?

4

Page 5: saviraayu7.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH POST PARTUM BLUES Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Askeb Nifas Dan Menyusui DOSEN PEMBIMBING ENDANG, SST Disusun Oleh Kelompok

5. Bagaimana cara memberikan asuhan pada ibu post partum?

C. TUJUAN

Agar kita sebagai seorang calon bidan dapat :

1. Mengetahui fase-fase perubahan psikologi pada ibu pasca partum

2. Mengetahui apa itu post partum blues

3. Mengetahui factor penyebab post partum blues

4. Mengetahui gejala-gejala post partum blues

5. Memberikan asuhan pada ibu yang mengalami post partum

D. MANFAAT

Manfaat kita sebagai seorang calon bidan untuk mempelajari mengenai post

partum blues ini, yaitu : karena kita sebagai seorang calon bidan yang tentunya akan

selalu berhadapan dengan wanita sepanjang daur kehidupannya pastinya harus bisa

memberikan asuhan pada wanita sepanjang daur kehidupannya. Apalagi masalah post

partum blues adalah masalah yang di hadapi oleh wanita pasca persalinan dengan kita

mempelajari post partum blues tentunya kita bisa mencegah agar hal tersebut tidak di

hadapi oleh ibu pasca persalinan. Dan bagi ibu yang sudah terkena gejala post partum

blues hendaknya kita sebagai seorang tenaga kesehatan harus mencegah agar tidak

sampai pada tahap selanjutnya yaitu pada yang lebih parah lagi. Dan juga diharapkan

agar kita bisa memberikan asuhan pada ibu-ibu pasca persalinan agar tidak

mengalami post partum blues dan juga memberikan asuhan pada ibu yang mengalami

post partum blues.

5

Page 6: saviraayu7.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH POST PARTUM BLUES Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Askeb Nifas Dan Menyusui DOSEN PEMBIMBING ENDANG, SST Disusun Oleh Kelompok

BAB II

PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM

Masa nifas (puerperium) dimulai sejak kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-

alat kandungan kembali seperti keadaan saat sebelum hamil. Masa nifas berlangsung

kira-kira selama 6 minggu. Pengawasan dan asuhan post partum masa nifas sangat

diperlukan yang tujuannya adalah menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik

maupun psikologis, melaksanakan sekrining yang komprehensif, mendeteksi masalah,

mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya.

Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB,

menyusui, pemberian immunisasi pada saat bayi sehat, memberikan pelayanan KB.

Reaksi emosional yang biasanya muncul pada perempuan di masa nifas pasca

melahirkan yaitu:

1. ‘maternity blues’ atau ‘post partum blues’ atau ‘blues’

2. Psikis pasca persalinan

3. Depresi pasca persalinan.

B. FASE-FASE PERUBAHAN PSIKOLOGI PADA IBU PASCA PARTUM

Seorang ibu yang berada pada periode pascapartum mengalami banyak perubahan

baik perubahan fisik maupun psikologi. Perubahan psikologi pascapartum pada

seorang ibu yang baru melahirkan terbagi dalam tiga fase:

taking in dimana pada fase ini ibu ingin merawat dirinya sendiri, banyak bertanya

dan bercerita tentang pengalamannya selama persalinan yang berlangsung 1

sampai 2 hari.

taking hold dimana pada fase ini ibu mulai fokus dengan bayinya yang

berlangsung 4 sampai 5 minggu.

fase letting-go dimana ibu mempunyai persepsi bahwa bayinya adalah perluasan

dari dirinya, mulai fokus kembali pada pasangannya dan kembali bekerja

mengurus hal-hal lain.

C. PENGERTIAN POST PARTUM BLUES

Perubahan tersebut merupakan perubahan psikologi yang normal terjadi pada

seorang ibu yang baru melahirkan. Namun, kadang-kadang terjadi perubahan

psikologi yang abnormal. Gangguan psikologi pascapartum dibagi menjadi tiga

kategori yaitu postpartum blues atau kesedihan pascapartum, depresi pascapartum

nonpsikosis, dan psikosis pascapartum.

6

Page 7: saviraayu7.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH POST PARTUM BLUES Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Askeb Nifas Dan Menyusui DOSEN PEMBIMBING ENDANG, SST Disusun Oleh Kelompok

Postpartum blues dapat terjadi sejak hari pertama pasca persalinan atau pada saat

fase taking in, cenderung akan memburuk pada hari ketiga sampai kelima dan

berlangsung dalam rentang waktu 14 hari atau dua minggu pasca persalinan.

Postpartum blues merupakan gangguan suasana hati pascapersalinan yang bisa

berdampak pada perkembangan anak karena stres dan sikap ibu yang tidak tulus terus-

menerus bisa membuat bayi tumbuh menjadi anak yang mudah menangis, cenderung

rewel, pencemas, pemurungdan mudah sakit. Keadaan ini sering disebut puerperium

atau trimester keempat kehamilan yang bila tidak segera diatasi bisa berlanjut pada

depresi pascapartum yang biasanya terjadi pada bulan pertama setelah persalinan.

Saat ini postpartum blues yang sering juga disebut maternity blues atau baby blues

diketahui sebagai suatu sindrom gangguan afek ringan yang sering tampak dalam

minggu pertama setelah persalinan.

D. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB POST PARTUM BLUES

Etiologi atau penyebab pasti terjadinya postpartum blues sampai saat ini belum

diketahui. Namun, banyak faktor yang diduga berperan terhadap terjadinya

postpartum blues, antara lain:

1. Faktor hormonal yang berhubungan dengan perubahan kadar estrogen,

progesteron, prolaktin dan estradiol. Penurunan kadar estrogen setelah melahirkan

sangat berpengaruh pada gangguan emosional pascapartum karena estrogen

memiliki efek supresi aktifitas enzim monoamine oksidase yaitu suatu enzim otak

yang bekerja menginaktifasi noradrenalin dan serotonin yang berperan dalam

perubahan mood dan kejadian depresi.

2. Faktor demografi yaitu umur dan paritas.

3. Pengalaman dalam proses kehamilan dan persalinan.

4. Latar belakang psikososial ibu

5. Takut kehilangan bayinya atau kecewa dengan bayinya.

Ada beberapa hal yang menyebabkan post partum blues, diantaranya :

1. Lingkungan melahirkan yang dirasakan kurang nyaman oleh si ibu.

2. Kurangnya dukungan dari keluarga maupun suami.

3. Sejarah keluarga atau pribadi yang mengalami gangguan psikologis.

4. Hubungan sex yang kurang menyenangkan setelah melahirkan

5. Tidak ada perhatian dari suami maupun keluarga

6. Tidak mempunyai pengalaman menjadi orang tua dimasa kanak-kanak atau

remaja. Misalnya tidak mempunyai saudara kandung untuk dirawat.

7. Takut tidak menarik lagi bagi suaminya

8. Kelelahan, kurang tidur

7

Page 8: saviraayu7.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH POST PARTUM BLUES Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Askeb Nifas Dan Menyusui DOSEN PEMBIMBING ENDANG, SST Disusun Oleh Kelompok

9. Cemas terhadap kemampuan merawat bayinya

10. Kekecewaan emosional (hamil,salin)

11. Rasa sakit pada masa nifas awal

Cycde (Regina dkk, 2001) mengemukakan bahwa depresi postpartum tidak

berbeda secara mencolok dengan gangguan mental atau gangguan emosional. Suasana

sekitar kehamilan dan kelahiran dapat dikatakan bukan penyebab tapi pencetus

timbulnya gangguan emosional.

Nadesul (1992), penyebab nyata terjadinya gangguan pasca melahirkan adalah

adanya ketidakseimbangan hormonal ibu, yang merupakan efek sampingan kehamilan

dan persalinan. Sarafino (Yanita dan Zamralita, 2001), faktor lain yang dianggap

sebagai penyebab munculnya gejala ini adalah masa lalu ibu tersebut, yang mungkin

mengalami penolakan dari orang tuanya atau orang tua yang overprotective,

kecemasan yang tinggi terhadap perpisahan, dan ketidakpuasaan dalam pernikahan.

Perempuan yang memiliki sejarah masalah emosional rentan terhadap gejala depresi

ini, kepribadian dan variabel sikap selama masa kehamilan seperti kecemasan,

kekerasan dan kontrol eksternal berhubungan dengan munculnya gejala depresi.

Hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Llewellyn–Jones (1994),

karakteristik wanita yang berisiko mengalami depresi postpartum adalah : wanita

yang mempunyai sejarah pernah mengalami depresi, wanita yang berasal dari

keluarga yang kurang harmonis, wanita yang kurang mendapatkan dukungan dari

suami atau orang–orang terdekatnya selama hamil dan setelah melahirkan, wanita

yang jarang berkonsultasi dengan dokter selama masa kehamilannya misalnya kurang

komunikasi dan informasi, wanita yang mengalami komplikasi selama kehamilan.

Pitt (Regina dkk, 2001), mengemukakan 4 faktor penyebeb depresi postpartum

sebagai berikut :

a. Faktor konstitusional. Gangguan post partum berkaitan dengan status paritas

adalah riwayat obstetri pasien yang meliputi riwayat hamil sampai bersalin serta

apakah ada komplikasi dari kehamilan dan persalinan sebelumnya dan terjadi lebih

banyak pada wanita primipara. Wanita primipara lebih umum menderita blues

karena setelah melahirkan wanita primipara berada dalam proses adaptasi, kalau

dulu hanya memikirkan diri sendiri begitu bayi lahir jika ibu tidak paham perannya

ia akan menjadi bingung sementara bayinya harus tetap dirawat.

b. Faktor fisik. Perubahan fisik setelah proses kelahiran dan memuncaknya gangguan

mental selama 2 minggu pertama menunjukkan bahwa faktor fisik dihubungkan

dengan kelahiran pertama merupakan faktor penting. Perubahan hormon secara

drastis setelah melahirkan dan periode laten selama dua hari diantara kelahiran dan

munculnya gejala. Perubahan ini sangat berpengaruh pada keseimbangan. Kadang

8

Page 9: saviraayu7.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH POST PARTUM BLUES Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Askeb Nifas Dan Menyusui DOSEN PEMBIMBING ENDANG, SST Disusun Oleh Kelompok

progesteron naik dan estrogen yang menurun secara cepat setelah melahirkan

merupakan faktor penyebab yang sudah pasti.

c. Faktor psikologis. Peralihan yang cepat dari keadaan “dua dalam satu” pada akhir

kehamilan menjadi dua individu yaitu ibu dan anak bergantung pada penyesuaian

psikologis individu. Klaus dan Kennel (Regina dkk, 2001), mengindikasikan

pentingnya cinta dalam menanggulangi masa peralihan ini untuk memulai

hubungan baik antara ibu dan anak..

d. Faktor sosial. Paykel (Regina dkk, 2001) mengemukakan bahwa pemukiman yang

tidak memadai lebih sering menimbulkan depresi pada ibu – ibu, selain kurangnya

dukungan dalam perkawinan.Menurut Kruckman (Yanita dan zamralita, 2001),

menyatakan terjadinya depresi pascasalin dipengaruhi oleh faktor :

1. Biologis. Faktor biologis dijelaskan bahwa depresi postpartum sebagai akibat

kadar hormon seperti estrogen, progesteron dan prolaktin yang terlalu tinggi

atau terlalu rendah dalam masa nifas atau mungkin perubahan hormon tersebut

terlalu cepat atau terlalu lambat.

2. Karakteristik ibu, yang meliputi :

a. Faktor umur. Sebagian besar masyarakat percaya bahwa saat yang tepat bagi

seseorang perempuan untuk melahirkan pada usia antara 20–30 tahun, dan

hal ini mendukung masalah periode yang optimal bagi perawatan bayi oleh

seorang ibu. Faktor usia perempuan yang bersangkutan saat kehamilan dan

persalinan seringkali dikaitkan dengan kesiapan mental perempuan tersebut

untuk menjadi seorang ibu.

b. Faktor pengalaman. Beberapa penelitian diantaranya adalah pnelitian yang

dilakukan oleh Paykel dan Inwood (Regina dkk, 2001) mengatakan bahwa

depresi pascasalin ini lebih banyak ditemukan pada perempuan primipara,

mengingat bahwa peran seorang ibu dan segala yang berkaitan dengan

bayinya merupakan situasi yang sama sekali baru bagi dirinya dan dapat

menimbulkan stres. Selain itu penelitian yang dilakukan oleh Le Masters

yang melibatkan suami istri muda dari kelas sosial menengah mengajukan

hipotesis bahwa 83% dari mereka mengalami krisis setelah kelahiran bayi

pertama.

c. Faktor pendidikan. Perempuan yang berpendidikan tinggi menghadapi

tekanan sosial dan konflik peran, antara tuntutan sebagai perempuan yang

memiliki dorongan untuk bekerja atau melakukan aktivitasnya diluar rumah,

dengan peran mereka sebagai ibu rumah tangga dan orang tua dari anak–

anak mereka (Kartono, 1992).

d. Faktor selama proses persalinan. Hal ini mencakup lamanya persalinan, serta

intervensi medis yang digunakan selama proses persalinan. Diduga semakin

9

Page 10: saviraayu7.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH POST PARTUM BLUES Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Askeb Nifas Dan Menyusui DOSEN PEMBIMBING ENDANG, SST Disusun Oleh Kelompok

besar trauma fisik yang ditimbulkan pada saat persalinan, maka akan

semakin besar pula trauma psikis yang muncul dan kemungkinan perempuan

yang bersangkutan akan menghadapi depresi pascasalin.

e. Faktor dukungan sosial. Banyaknya kerabat yang membantu pada saat

kehamilan, persalinan dan pascasalin, beban seorang ibu karena

kehamilannya sedikit banyak berkurang.

E. INDIVIDU YANG BERESIKO

Secara global diperkirakan terdapat 20% wanita melahirkan menderita post partum

blues, di Belanda diperkirakan sekitar 2-10% ibu melahirkan mengidap gangguan ini.

Beberapa kondisi yang dapat memunculkan depresi post partum blues:

1. Ibu yang pernah mengalami gangguan kecemasaan termasuk depresi sebelum

hamil

2. Kejadian-kejadian sebagai stressor yang terjadi pada ibu hamil, seperti kehilangan

suaminya.

3. Kondisi bayi yang cacat, atau memerlukan perawatan khusus pasca melahirkan

yang tidak pernah dibayangkan oleh sang ibu sebelumnya.

4. Melahirkan di bawah usia 20 tahun.

5. Tidak adanya perencanaan kehamilan atau kehamilan yang tidak diharapkan

6. Ketergantungan pada alkohol atau narkoba

7. Kurangnya dukungan yang diberikan oleh anggota keluarga, suami, dan teman

8. Kurangnya komunikasi, perhatian, dan kasih sayang dari suami, atau pacar, atau

orang yang bersangkutan dengan sang ibu.

9. Mempunyai permasalahan keuangan menyangkut biaya, dan perawatan bayi.

10. Kurangnya kasih sayang dimasa kanak-kanak

11. Adanya keinginan untuk bunuh diri pada masa sebelum kehamilan.

F. PATOFISIOLOGIS

Para wanita lebih mungkin mengembangkan depresi post partum jika mereka

terisolasi secara sosial dan emosional serta baru saja mengalami peristiwa kehidupan

yang menekan. Post partum blues tidak berhubungan dengan perubahan hormonal,

bikimia atau kekurangan gizi. Antara 8% sampai 12% wanita tidak dapat

menyesuaikan peran sebagai orang tua dan menjadi sangat tertekan sehingga mencari

bantuan dokter.

Beberapa dugaan kemunculan ini disebabkan oleh beberapa faktor dari dalam dan

luar individu. Penelitian dari Dirksen dan De Jonge Andriaansen (1985) menunjukkan

bahwa depresi tersebut membawa kondisi yang berbahaya bagi perkembangan anak di

kemudian hari. De Jonge Andriaansen juga meneliti beberapa teknologi medis

(penggunaan alat-alat obstetrical) dalam pertolongan melahirkan dapat memicu 10

Page 11: saviraayu7.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH POST PARTUM BLUES Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Askeb Nifas Dan Menyusui DOSEN PEMBIMBING ENDANG, SST Disusun Oleh Kelompok

depresi ini. Misalnya saja pada pembedahan caesar, penggunaan tang, tusuk

punggung, episiotomidan sebagainya.

Perubahan hormon dan perubahan hidup ibu pasca melahirkan juga dapat

dianggap pemicu depresi ini. Diperikiran sekitar 50-70% ibu melahirkan

menunjukkan gejala-gejala awal kemunculan depresi post partum blues, walau

demikian gejala tersebut dapat hilang secara perlahan karena proses adaptasi dan

dukungan keluarga yang tepat.

Faktor biologis yang paling banyak terlibat adalah factor hormonal. Perubahan

kadar hormon pada wanita memegang peran penting ; perubahan suasana hati biasa

terjadi sesaaat sebelum menstruasi sesaat sebelum menstruasi (ketegangan

pramenstruasi) dan setelah persalinan (depresi post partum). Perubahan hormone

serupa biasa terjadi pada wanita pemakai pil KB yang mengalami depresi.

Kelainan fungsi tiroid yang sering terjadi pada wanita, juga merupakan factor

factor yang berperan dalam terjadinya depresi. Depresi juga bias terjadi karena atau

bersamaan dengan sejumlah penyakit atau kelainan fisik. Kelainan fisik bias

menyebabkan terjadinya depresi secara ; langsung, misalnya ketika penyakit tiroid

menyebabkan berubahnya kadar hormon. Yang bias menyebabkan terjadinya depresi

tidak langsung, misalnya ketika penyakit atritis rematoid menyebabkan nyeri dan

cacat, yang bias menyebabkan depresi.

Ada pula kelainan fisik menyebabkan depresi secara langsung dan tidak langsung.

Misalnya AIDS; secara langsung menyebabkan depresi jika virus penyebabnya

merusak otak; secara tidak langsung menyebabkan depresi jika menimbulkan dampak

negative terhadap kehidupan penderitanya.

Secara umum sebagaian besar wanita mengalami gangguan emosional setelah

melahirkan. Clydde (Regina dkk, 2001), bentuk gangguan postpartum yang umum

adalah depresi, mudah marah dan terutama mudah frustasi serta emosional. Gangguan

mood selama periode postpartum merupakan salah satu gangguan yang paling sering

terjadi pada wanita baik primipara maupun multipara. Menurut DSM-IV, gangguan

pascasalin diklasifikasikan dalam gangguan mood dan onset gejala adalah dalam 4

minggu pascapersalinan. ada 3 tipe gangguan mood pascasalin, diantaranya adalah

maternity blues, postpartum depression dan postpartum psychosis (Ling dan Duff,

2001).

Depresi postpartum pertama kali ditemukan oleh Pitt pada tahun 1988. Pitt

(Regina dkk, 2001), depresi postpartum adalah depresi yang bervariasi dari hari ke

hari dengan menunjukkan kelelahan, mudah marah, gangguan nafsu makan, dan

kehilangan libido (kehilangan selera untuk berhubungan intim dengan suami). Masih

menurut Pitt (Regina dkk, 2001) tingkat keparahan depresi postpartum bervariasi.

Keadaan ekstrem yang paling ringan yaitu saat ibu mengalami “kesedihan sementara”

11

Page 12: saviraayu7.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH POST PARTUM BLUES Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Askeb Nifas Dan Menyusui DOSEN PEMBIMBING ENDANG, SST Disusun Oleh Kelompok

yang berlangsung sangat cepat pada masa awal postpartum, ini disebut dengan the

blues atau maternity blues. Gangguan postpartum yang paling berat disebut psikosis

postpartum atau melankolia. Diantara 2 keadaan ekstrem tersebut terdapat kedaan

yang relatif mempunyai tingkat keparahan sedang yang disebut neurosa depresi atau

depresi postpartum.

Menurut Duffet-Smith (1995), depresi pascasalin bisa berkaitan dengan terjadinya

akumulasi stres. Ada stres yang tidak dapat dihindari, seperti operasi. Depresi adalah

pengalaman yang negatif ketika semua persoalan tamapak tidak terpecahkan.

Persoalan juga tidak akan terpecahkan dengan berpikir lebih positif, tetapi sikap itu

akan membuat depresi lebih dapat dikendalikan.

Monks dkk (1988), menyatakan bahwa depresi postpartum merupakan problem

psikis sesudah melahirkan seperti labilitas afek, kecemasan dan depresi pada ibu yang

dapat berlangsung berbulan – bulan. Sloane dan Bennedict (1997) menyatakan bahwa

depresi postpartum biasanya terjadi pada 4 hari pertama masa setelah melahirkan dan

berlangsung terus 1 – 2 minggu.

Llewellyn–Jones (1994), menyatakan bahwa wanita yang didiagnosa secara klinis

pada masa postpartum mengalami depresi dalam 3 bulan pertama setelah melahirkan.

Wanita yang menderita depresi postpartum adalah mereka yang secara sosial dan

emosional merasa terasingkan atau mudah tegang dalam setiap kejadian hidupnya.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa depresi postpartum adalah

gangguan emosional pasca persalinan yang bervariasi, terjadi pada 10 hari pertama

masa setelah melahirkan dan berlangsung terus – menerus sampai 6 bulan bahkan

sampai satu tahun.

G. GEJALA-GEJALA POST PARTUM BLUES

Gejala – gejala postpartum blues ini bisa terlihat dari perubahan sikap seorang ibu.

Gejala tersebut biasanya muncul pada hari ke-3 atau 6 hari setelah melahirkan.

Beberapa perubahan sikap tersebut diantaranya, yaitu :

1. Sering tiba-tiba menangis karena merasa tidak bahagia

2. Tidak sabar

3. Penakut

4. Tidak mau makan

5. Tidak mau bicara

6. Sakit kepala sering berganti mood

7. Mudah tersinggung ( iritabilitas)

8. Tidak percaya diri

9. Khususnya terhadap hal yang semula sangat diminati

10. Tidak mampu berkonsentrasi dan sangat sulit membuat keputusan

11. Merasa tidak mempunyai ikatan batin dengan si kecil yang baru saja dilahirkan

12

Page 13: saviraayu7.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH POST PARTUM BLUES Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Askeb Nifas Dan Menyusui DOSEN PEMBIMBING ENDANG, SST Disusun Oleh Kelompok

12. Merasa tidak menyayangi bayinya

13. Insomnia yang berlebihan.

Gejala – gejala itu mulai muncul setelah persalinan dan pada umumnya akan

menghilang dalam waktu antara beberapa jam sampai beberapa hari. Namun jika

masih berlangsung beberapa minggu atau beberapa bulan itu dapat disebut postpartum

depression.

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Skrining untuk mendeteksi gangguan mood / depresi sudah merupakan acuan

pelayanan pasca salin yang rutin dilakukan. Untuk skrining ini dapat dipergunakan

beberapa kuesioner dengan sebagai alat bantu. Endinburgh Posnatal Depression Scale

(EPDS) merupakan kuesioner dengan validitas yang teruji yang dapat mengukur

intensitas perubahan perasaan depresi selama 7 hari pasca salin. Pertanyaan-

pertanyaannya berhubungan dengan labilitas perasaan, kecemasan, perasaan bersalah

serta mencakup hal-hal lain yang terdapat pada post-partum blues . Kuesioner ini

terdiri dari 10 (sepuluh) pertanyaan, di mana setiap pertanyaan memiliki 4 (empat)

pilihan jawaban yang mempunyai nilai skor dan harus dipilih satu sesuai dengan

gradasi perasaan yang dirasakan ibu pasca salin saat itu. Pertanyaan harus dijawab

sendiri oleh ibu dan rata-rata dapat diselesaikan dalam waktu 5 menit. Cox et. Al.,

mendapati bahwa nilai skoring lebih besar dari 12 (dua belas) memiliki sensitifitas

86% dan nilai prediksi positif 73% untuk mendiagnosis kejadian post-partum blues .

EPDS juga telah teruji validitasnya di beberapa negara seperti Belanda, Swedia,

Australia, Italia, dan Indonesia. EPDS dapat dipergunakan dalam minggu pertama

pasca salin dan bila hasilnya meragukan dapat diulangi pengisiannya 2 (dua) minggu

kemudian.

I. PENATALAKSANAAN/CARA MENGATASI POST PARTUM BLUES

Penanganan gangguan mental pasca-salin pada prinsipnya tidak berbeda dengan

penanganan gangguan mental pada momen-momen lainya. Para ibu yang mengalami

post-partum blues membutuhkan pertolongan yang sesungguhnya. Para ibu ini

membutuhkan dukungan pertolongan yang sesungguhnya. Para ibu ini membutuhkan

dukungan psikologis seperti juga kebutuhan fisik lainnya yang harus juga dipenuhi.

Mereka membutuhkan kesempatan untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan

mereka dari situasi yang menakutkan. Mungkin juga mereka membutuhkan

pengobatan dan/atau istirahat, dan seringkali akan merasa gembira mendapat

pertolongan yang praktis.

Dengan bantuan dari teman dan keluarga, mereka mungkin perlu untuk mengatur

atau menata kembali kegiatan rutin sehari-hari, atau mungkin menghilangkan

beberapa kegiatan, disesuaikan dengan konsep mereka tentang keibuan dan perawatan

13

Page 14: saviraayu7.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH POST PARTUM BLUES Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Askeb Nifas Dan Menyusui DOSEN PEMBIMBING ENDANG, SST Disusun Oleh Kelompok

bayi. Bila memang diperlukan, dapat diberikan pertolongan dari para ahli, misalnya

dari seorang psikolog atau konselor yang berpengalaman dalam bidang tersebut.

Para ahli obstetri memegang peranan penting untuk mempersiapkan para wanita

untuk kemungkinan terjadinya gangguan mental pasca-salin dan segera memberikan

penanganan yang tepat bila terjadi gangguan tersebut, bahkan merujuk para ahli

psikologi/konseling bila memang diperlukan. Dukungan yang memadai dari para

petugas obstetri, yaitu: dokter dan bidan/perawat sangat diperlukan, misalnya dengan

cara memberikan informasi yang memadai/adekuat tentang proses kehamilan dan

persalinan, termasuk penyulit-penyulit yang mungkin timbul dalam masa-masa

tersebut serta penanganannya.

Post-partum blues juga dapat dikurangi dengan cara belajar tenang dengan menarik

nafas panjang dan meditasi, tidur ketika bayi tidur, berolahraga ringan, ikhlas dan

tulus dengan peran baru sebagai ibu, tidak perfeksionis dalam hal mengurusi bayi,

membicarakan rasa cemas dan mengkomunikasikannya, bersikap fleksibel, bergabung

dengan kelompok ibu-ibu baru. Dalam penanganan para ibu yang mengalami post-

partum blues dibutuhkan pendekatan menyeluruh/holistik. Pengobatan medis,

konseling emosional, bantuan-bantuan praktis dan pemahaman secara intelektual

tentang pengalaman dan harapan-harapan mereka mungkin pada saat-saat tertentu.

Secara garis besar dapat dikatakan bahwa dibutuhkan penanganan di tingkat

perilaku, emosional, intelektual, sosial dan psikologis secara bersama-sama,  dengan

melibatkan lingkungannya, yaitu: suami, keluarga dan juga teman dekatnya.

Cara mengatasi gangguan psikologi pada nifas dengan postpartum blues ada dua

cara yaitu :

Dengan cara pendekatan komunikasi terapeutik

Tujuan dari komunikasi terapeutik adalah menciptakan hubungan baik antara bidan

dengan pasien dalam rangka kesembuhannya dengan cara :

1. Mendorong pasien mampu meredakan segala ketegangan emosi

2. Dapat memahami dirinya

3. Dapat mendukung tindakan konstruktif.

4. Dengan cara peningkatan support mental

Beberapa cara peningkatan support mental yang dapat dilakukan keluarga

diantaranya:

1. Sekali-kali ibu meminta suami untuk membantu dalam mengerjakan pekerjaan

rumah seperti : membantu mengurus bayinya, memasak, menyiapkan susu dll.

2. Memanggil orangtua ibu bayi agar bisa menemani ibu dalam menghadapi

kesibukan merawat bayi

14

Page 15: saviraayu7.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH POST PARTUM BLUES Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Askeb Nifas Dan Menyusui DOSEN PEMBIMBING ENDANG, SST Disusun Oleh Kelompok

3. Suami seharusnya tahu permasalahan yang dihadapi istrinya dan lebih perhatian

terhadap istrinya

4. Menyiapkan mental dalam menghadapi anak pertama yang akan lahir

5. Memperbanyak dukungan dari suami

6. Suami menggantikan peran isteri ketika isteri kelelahan

7. Ibu dianjurkan sering sharing dengan teman-temannya yang baru saja melahirkan

8. Bayi menggunakan pampers untuk meringankan kerja ibu

9. Mengganti suasana, dengan bersosialisasi

10. Suami sering menemani isteri dalam mengurus bayinya

Selain hal diatas, penanganan pada klien postpartum blues pun dapat dilakukan

pada diri klien sendiri, diantaranya dengan cara :

1. Belajar tenang dengan menarik nafas panjang dan meditasi

2. Tidurlah ketika bayi tidur

3. Berolahraga ringan

4. Ikhlas dan tulus dengan peran baru sebagai ibu

5. Tidak perfeksionis dalam hal mengurusi bayi

6. Bicarakan rasa cemas dan komunikasikan

7. Bersikap fleksibel

8. Kesempatan merawat bayi hanya datang 1 x

9. Bergabung dengan kelompok ibu

J. CARA MENCEGAH POST PARTUM BLUES

Berikut ini beberapa kiat yang mungkin dapat mengurangi resiko Postpartum Blues

yaitu :

1. Pelajari diri sendiri

Pelajari dan mencari informasi mengenai Postpartum Blues, sehingga Anda

sadar terhadap kondisi ini. Apabila terjadi, maka Anda akan segera mendapatkan

bantuan secepatnya.

2. Tidur dan makan yang cukup

Diet nutrisi cukup penting untuk kesehatan, lakukan usaha yang terbaik dengan

makan dan tidur yang cukup. Keduanya penting selama periode postpartum dan

kehamilan.

3. Olahraga

Olahraga adalah kunci untuk mengurangi postpartum. Lakukan peregangan

selama 15 menit dengan berjalan setiap hari, sehingga membuat Anda merasa lebih

baik dan menguasai emosi berlebihan dalam diri Anda.

15

Page 16: saviraayu7.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH POST PARTUM BLUES Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Askeb Nifas Dan Menyusui DOSEN PEMBIMBING ENDANG, SST Disusun Oleh Kelompok

4. Hindari perubahan hidup sebelum atau sesudah melahirkan

Jika memungkinkan, hindari membuat keputusan besar seperti membeli rumah

atau pindah kerja, sebelum atau setelah melahirkan. Tetaplah hidup secara

sederhana dan menghindari stres, sehingga dapat segera dan lebih mudah

menyembuhkan postpartum yang diderita.

5. Beritahukan perasaan

Jangan takut untuk berbicara dan mengekspresikan perasaan yang Anda

inginkan dan butuhkan demi kenyamanan Anda sendiri. Jika memiliki masalah dan

merasa tidak nyaman terhadap sesuatu, segera beritahukan pada pasangan atau

orang terdekat.

6. Dukungan keluarga dan orang lain diperlukan

Dukungan dari keluarga atau orang yang Anda cintai selama melahirkan, sangat

diperlukan. Ceritakan pada pasangan atau  orangtua Anda, atau siapa saja yang

bersedia menjadi pendengar yang baik. Yakinkan diri Anda, bahwa mereka akan

selalu berada di sisi Anda setiap mengalami kesulitan.

7. Persiapkan diri dengan baik

Persiapan sebelum melahirkan sangat diperlukan.

8. Senam Hamil

Kelas senam hamil akan sangat membantu Anda dalam mengetahui berbagai

informasi yang diperlukan, sehingga nantinya Anda tak akan terkejut setelah keluar

dari kamar bersalin. Jika Anda tahu apa yang diinginkan, pengalaman traumatis

saat melahirkan akan dapat dihindari.

9. Lakukan pekerjaan rumah tangga

Pekerjaan rumah tangga sedikitnya dapat membantu Anda melupakan golakan

perasaan yang terjadi selama periode postpartum. Kondisi Anda yang belum stabil,

bisa Anda curahkan dengan memasak atau membersihkan rumah. Mintalah

dukungan dari keluarga dan lingkungan Anda, meski pembantu rumah tangga

Anda telah melakukan segalanya.

10. Dukungan emosional

Dukungan emosi dari lingkungan dan juga keluarga, akan membantu Anda

dalam mengatasi rasa frustasi yang menjalar. Ceritakan kepada mereka bagaimana

perasaan serta perubahan kehidupan Anda, hingga Anda merasa lebih baik

setelahnya.

11.  Dukungan kelompok Postpartum Blues

Dukungan terbaik datang dari orang-orang yang ikut mengalami dan merasakan

hal yang sama dengan Anda. Carilah informasi mengenai adanya kelompok

Postpartum Blues yang bisa Anda ikuti, sehingga Anda tidak merasa sendirian

menghadapi persoalan ini.

16

Page 17: saviraayu7.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH POST PARTUM BLUES Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Askeb Nifas Dan Menyusui DOSEN PEMBIMBING ENDANG, SST Disusun Oleh Kelompok

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Baby blues atau postpartum blues adalah keadaan di mana seorang ibu

mengalami perasaan tidak nyaman setelah persalinan, yang berkaitan dengan

hubungannya dengan si bayi, atau pun dengan dirinya sendiri. Ketika plasenta

dikeluarkan pada saat persalinan, terjadi perubahan hormon yang melibatkan

endorphin, progesteron, dan estrogen dalam tubuh Ibu, yang dapat mempengaruhi

kondisi fisik, mental dan emosional Ibu.

Banyak faktor diduga berperan pada sindroma ini, antara lain adalah faktor

hormonal, faktor demografik yaitu umur dan paritas, pengalaman dalam proses

kehamilan dan persalinan, takut kehilangan bayi, bayi sakit ( kuning, dll ), takut untuk

memulai hubungan suami istri (ML), anak akan terganggu, dan latar belakang

psikososial wanita yang bersangkutan.

Penanganan gangguan mental postpartum pada prinsipnya tidak berbeda dengan

penanganan gangguan mental pada momen-momen lainya. Para ibu ini membutuhkan

dukungan psikologis seperti juga kebutuhan fisik lainnya yang harus juga dipenuhi.

Mereka membutuhkan kesempatan untuk mengekspresikan pikiran dan perasaan

mereka dari situasi yang menakutkan. Mungkin juga mereka membutuhkan

pengobatan dan/atau istirahat, dan seringkali akan merasa gembira mendapat

pertolongan yang praktis.

Inti dari Asuhan yang diberikan mencakup perilaku, emosional, intelektual, sosial

dan psikologis klien secara bersamaan dengan melibatkan lingkungannya, yaitu:

suami, keluarga dan juga teman dekatnya.

B. SARAN

Dengan pembuatan makalah ini diharapkan pembaca bisa memahami konsep

dasar postpartum blues dan bagaimana penerapan asuhan yang tepat diberikan kepada

pasien yang menderita masalah tersebut. Post-partum blues ini dikategorikan sebagai

sindroma gangguan mental yang ringan oleh sebab itu sering tidak dipedulikan

sehingga tidak terdiagnosis dan tidak ditatalaksanai sebagaimana seharusnya,

akhirnya dapat menjadi masalah yang menyulitkan, tidak menyenangkan dan dapat

membuat perasaan perasaan tidak nyaman bagi wanita yang mengalaminya. Setelah

diketahui bagaimana asuhan yang benar maka diharapkan postpartum blues ini

berkurang atau dapat ditangani dengan benar. Selain itu, diharapkan pembaca dapat

membagi informasi ini kepada masyarakat dan dapat mempraktekkan ilmunya saat di

lapangan nantinya.

17

Page 18: saviraayu7.files.wordpress.com · Web viewMAKALAH POST PARTUM BLUES Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Askeb Nifas Dan Menyusui DOSEN PEMBIMBING ENDANG, SST Disusun Oleh Kelompok

DAFTAR PUSTAKA

Ramawati, Anita, dkk. 2009. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya.

Saleha, Siti. 2013. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika .

Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Yogyakarta:

C.V Andi Offset(Penerbit Andi).

Sunarsih, Tri. 2013. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta: Salemba Medika.

18