askeb patologi

Upload: randy-andot-laroga

Post on 14-Jul-2015

1.089 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Minggu, 06 Februari 2011ASUHAN KEBIDANAN PADA PERSALINAN PATOLOGIS INERSIA UTERI SEKUNDER TERHADAP Ny. S DI POLINDES DESA PURWOKERTO KOTA GAJAHDiposkan oleh MaPhia BlacK di 02:55

LANDASAN TEORI INERSIA UTERI

A. Pengertian Distosia kelainan tenaga/his adalah his tidak normal dalam kekuatan / sifatnya menyebabkan rintangan pada jalan lahir, dan tidak dapat diatasi sehingga menyebabkan persalinan macet (Prof. Dr. Sarwono Prawirohardjo, 1993). Menurut Prof. dr. Ida Bagus Gde Manuaba (1998) dalam persalinan diperlukan his normal yang mempunyai sifat : 1. Kontraksi otot rahim mulai dari salah satu tanduk rahim. 2. Fundal dominan, menjalar ke seluruh otot rahim 3. Kekuatannya seperti memeras isi rahim 4. Otot rahim yang telah berkontraksi tidak kembali ke panjang semula sehingga terjadi retraksi dan pembentukan segmen bawah rahim. Jenis-jenis kelainan his menurut Prof. dr. Sarwono Prawirohardjo (1993) : 1. His Hipotonik His hipotonik disebut juga inersia uteri yaitu his yang tidak normal, fundus berkontraksi lebih kuat dan lebih dulu daripada bagian lain. Kelainan terletak pada kontraksinya yang singkat dan jarang. Selama ketuban utuh umumnya tidak berbahaya bagi ibu dan janin. Hisnya bersifat lemah, pendek, dan jarang dari his normal. Inersia uteri dibagi menjadi 2, yaitu : a. Inersia uteri primer

Bila sejak awal kekuatannya sudah lemah dan persalinan berlangsung lama dan terjadi pada kala I fase laten. b. Inersia uteri sekunder Timbul setelah berlangsung his kuat untuk waktu yang lama dan terjadi pada kala I fase aktif. His pernah cukup kuat tetapi kemudian melemah. Dapat ditegakkan dengan

melakukan evaluasi pada pembukaan. Pada bagian terendah terdapat kaput, dan mungkin ketuban telah pecah. Dewasa ini persalinan tidak dibiarkan berlangsung sedemikian lama sehingga dapat menimbulkan kelelahan otot uterus, maka inersia uteri sekunder ini jarang ditemukan. Kecuali pada wanita yang tidak diberi pengawasan baik waktu persalinan. 2. His Hipertonik His hipertonik disebut juga tetania uteri yaitu his yang terlalu kuat. Sifat hisnya normal, tonus otot diluar his yang biasa, kelainannya terletak pada kekuatan his. His yang terlalu kuat dan terlalu efisien menyebabkan persalinan berlangsung cepat ( 40 dtk 4 x dlm 10 mnt, lama > 40 dtk 4 x dlm 10 mnt, lama > 40 dtk 3 x dlm 10 mnt, lama 20-40 dtk 3 x dlm 10 mnt, lama 20-40 dtk TD 110/70 Pols 80 80 78 80 85 85 80 80 88 120/80 36,5 C0

: normal kanan kiri, jari-jari tidak ada oedema, kuku dan telapak tangan tidak

Temp 370C

RR 20 x/mnt 20 x/mnt 20 x/mnt 19 x/mnt 20 x/mnt 18 x/mnt 18 x/mnt 19 x/mnt 18 x/mnt

II. INTERPRETASI DATA DASAR 1. Diagnosa Ibu G2P1A0 hamil 39 minggu, janin tunggal, hidup, intra uterine, presentasi kepala, ibu inpartu kala I fase laten. Ds : Ibu mengeluh mulas pada perut bagian bawah menjalar ke pinggang bercampur darah. sejak

pukul 05.00 WIB disertai pengeluaran pervaginam lendir Do : a. Leopold I bagian bokong

: TFU pertengahan pusat-Px, pada fundus teraba agak keras tapi tidak melenting berarti

Leopold II : Punggung kanan Leopold III : Bagian terendah teraba bulat, keras dan melenting

berarti kepala. Leopold IV : Bagian terendah janin sudah masuk PAP.

b. DJJ (+) frekuensi 130 x/menit, teratur c. His ada 3 x dalam 10 menit lamanya 20-40 detik d. Pada pemeriksaan dalam pembukaan serviks 3 cm, ketuban utuh.

2. Masalah a. Nyeri adanya his Ds : Ibu mengatakan nyeri pada saat his datang menjalar dari perut pinggang. Do : Pada awal persalinan his adekuat dan teratur dalam waktu yang lama bagian bawah ke

lalu mulai melemah. b. Gangguan rasa nyaman Ds : Ibu mengatakan kandung kemihnya penuh sehingga ada keinginan berkemih Do : Teraba blas ibu penuh saat diraba. untuk

3. Kebutuhan a. Persiapan fisik seperti nutrisi, posisi dan hidrasi

b. Dukungan psikologis dari orang terdekat c. Informasi tentang kondisi ibu saat ini dan proses persalinan yang akan berlangsung.

d. Persiapan tempat, peralatan, obat-obatan dan penolong persalinan Ds : Ibu mengatakan cemas dalam menghadapi persalinan Do : Ibu tampak lemah.

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL Potensial terjadi pemanjangan kala II

IV. IDENTIFIKASI MASALAH YANG MEMBUTUHKAN TINDAKAN SEGERA DAN KOLABORASI Kolaborasi dengan dokter tentang kebutuhan cairan, obat-obatan dan tindakan yang akan dilakukan. V. PERENCANAAN 1. a. Jelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini b. Libatkan keluarga dalam memberikan dukungan psikologis pada saat c. Observasi kala I menggunakan partograf dan kolaborasi bila ada proses persalinan

komplikasi. persiapkan bidan

d. Siapkan ruangan bersalin, alat, kebutuhan fisik dan psikologis ibu, serta dengan memperhatikan teknik aseptic dan antiseptic. 2. Penyuluhan cara mengejan yang efektif a. Jelaskan manfaat mengejan yang efektif

b. Ajarkan ibu cara mengejan yang efektif c. Observasi cara mengejan ibu. 3. Penyuluhan mengatasi rasa nyeri a. Jelaskan pada ibu penyebab rasa nyeri

b. Ajarkan ibu cara mengatasi nyeri c. Observasi keadaan ibu 4. Pemenuhan nutrisi ibu a. Berikan makanan jika ibu lapar

b. Berikan minum jika ibu haus c. Berikan minuman manis sebagai penambah tenaga kepada ibu

d. Anjurkan ibu istirahat jika lelah VI. IMPLEMENTASI

1. a. Menjelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini memasuki kala I persalinan dengan his yang melemah b. Melibatkan keluarga dalam memberikan dukungan psikologis saat proses persalinan c. Melakukan observasi kala I dengan partograf, meliputi DJJ, penurunan kepala, pembukaan serviks, frekuensi his dan tanda-tanda vital. d. Persiapan persalinan : 1) Menyiapkan ruangan persalinan 2) Menyiapkan alat-alat persalinan : partus set, heating set, air DTT dan clorin, pakaian bayi, handuk, handuk, kering dan basah. 3) Menyiapkan alat resusitasi 4) Menyiapkan pakaian bayi 5) Memantau kemajuan persalinan dengan partograf 6) Melakukan PD setiap 4 jam 1 x atau indikasi inpartu 7) Menyiapkan alat penanganan syok dan perdarahan 8) Memenuhi kebutuhan fisik ibu : makan, minum, BAK dan BAB 9) Memenuhi kebutuhan psikologis ibu dengan memberikan dukungan persalinan tempat sampah

10) Meyiapkan alat (pelindung diri) untuk bidan : mitela, masker, barascort, kacamata, handscoen, sepatu booth 11) Melakukan penyuluhan mengenai cara mengejan yang efektif dan menjelaskan manfaat mengejan yang efektif pada ibu. apabila ibu mengejan dengan baik akan membantu mempercepat penurunan kepala dan pengeluaran bayi. Mengajarkan cara mengejan yang efektif, mengejan dilakukan pada saat datang his dan telah memasuki kala II persalinan. Sehingga diafragma berfungsi dengan baik. Posisi mengejan : badan ibu dilengkungkan dengan dagu menempel di dada dan mata melihat ke arah perut, ibu tidak mengeluarkan suara, kaki ditarik ke arah badan atau perut dengan kedua tangan menarik pangkal paha dan bokong tidak diangkat, sehingga posisi lithotomi dapat mempercepat penurunan kepala. 12) Mengobservasi cara mengejan ibu. 2. Melakukan penyuluhan cara mengatasi rasa nyeri yang disebabkan oleh his yang melemah

a.

Menjelaskan pada ibu penyebab nyeri, nyeri disebabkan karena adanya kontraksi uterus yang akan membantu mendorong janin untuk keluar.

b. Mengajarkan cara mengatasi rasa nyeri, anjurkan ibu untuk jalan-jalan dengan bantuan keluarga atau anjurkan ibu untuk tidur dengan posisi miring ke kiri agar pembukaan serviks lebih cepat. VII. EVALUASI 1. Ibu mengerti dengan kondisinya saat ini 2. Ruangan dan peralatan persalinan sudah dipersiapkan 3. Ibu bersedia untuk miring ke kiri 4. Kemajuan persalinan baik 5. Hasil pengawasan kala I dengan partograf DJJ : 140 x/menit TTV : TD : 110/70 mmHg RR : 20 x/menit 6. Kandung kemih kosong 7. Frekuensi his : 3 x dalam 10 menit lamanya 20-40 detik Nadi : 88 x/menit Temp : 370C

KALA II Pukul 21.00 WIB S : 1. Ibu mengatakan sakit perut yang berarti, mulai dari perut bagian bawah dan menjalar ke pinggang. 2. Ibu mengatakan sudah mengeluarkan air ketuban 3. Ibu mengatakan ingin meneran. O : 1. Ibu dengan inersia uteri setelah diberikan oksitasin drips tampak ada

perbaikan his. His 5 kali dalam 10 menit lamanya > 40 detik 2. Pemeriksaan dalam a. Vulva : tidak ada oedema dan varises, bisul, tumor, dan fistula

b. Introitus vagina : rugea masih teraba c. Porsio d. Serviks c. Ketuban d. Presentasi e. Penurunan : lunak, tipis dan lembut : pembukaan 10 cm : sudah pecah (-) pada pukul 20.45 WIB secara spontan : UUK puka : Hoodge IV

3. Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis TTV : TD : 120/80 mmHg Pols 4. DJJ : Teratur A : 1. Diagnosa Ibu G2P1A0, hamil 39 minggu, janin tunggal, intra uterine, presentasi kepala, inpartu kala II dengan inersia uteri. Dasar : Ibu mengatakan hamil anak ke-2, HPHT : 20-02-2007 Ibu mengatakan sudah ingin meneran, kontraksi uterus 5 x dalam 10 menit lamanya > 40 detik. Pembukaan serviks lengkap 10 cm, selabut ketuban sudah pecah, perineum menonjol, vulva membuka 2. Masalah Nyeri adanya his Dasar : Ibu mengatakan nyeri yang semakin kuat 3. Kebutuhan a. Dukungan keluarga dalam proses persalinan : 88 x/menit RR Temp : 18 x/menit : 36,50C

b. Penatalaksanaan nyeri his c. P Pertolongan persalinan yang bersih, aman dan nyaman

: 1. Jelaskan kondisi ibu saat ini sudah masuk masa persalinan

2. Lakukan pengawasan kala II menggunakan partograf, pantau tenaga ibu, pantau kontraksi setiap 30 menit, pantau penurunan, presentasi kepala dan DJJ. 3. Anjurkan dan ajarkan pada ibu cara mengejan yang efektif saat his ada dan relaksasi pada saat his menghilang.

4. Observasi cara mengedan ibu 5. Libatkan keluarga dalam proses persalinan dengan memberikan dukungan pada saat ibu mengejan. 6. Lakukan pertolongan persalinan, tolong kepala, bahu dan badan kemudian bersihkan jalan nafas. 7. Periksa janin tunggal atau kembar. 8. Observasi perdarahan pervaginam dan adanya laserasi. 9. Bayi lahir spontan pervaginam pukul 21.00 WIB BB PB : 3500 gram : 50 cm Jenis kelamin Anus Caput : Laki-laki : (+) : tidak ada

Apgar score : 8/9

KALA III Pukul 21.30 WIB S : 1. Ibu mengatakan perutnya mulas. 2. Ibu mengatakan merasa lega dan senang atas kelahiran bayinya. O : 1. Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis TTV : TD : 110/70 mmHg Pols 2. Massase : 90 x/menit uterus untuk RR Temp memastikan : 18 x/menit : 370C adanya bayi kedua, TFU 2

jari dibawah pusat 3. Kotraksi uterus baik : uterus teraba bulat dan keras seperti batu. 4. Plasenta belum lahir, tampak tanda-tanda pelepasan plasenta yaitu uterus bundar dan keras. Adanya perdarahan yang tiba-tiba dan agak banyak, dan A : 1. Diagnosa Ibu partus spontan pervaginam, in partu kala III. Dasar : Bayi lahir pukul 21.00 WIB, uterus teraba bulat dan keras, TFU 2 jari dibawah pusat dan plasenta belum lahir 2. Masalah memanjangnya bagian tali pusat yang telah lahir.

Nyeri perut bagian bawah Dasar : Ibu mengatakan nyeri perut bagian bawah, plasenta belum lahir, kontraksi uterus baik dan TFU 2 jari dibawah pusat. 3. Kebutuhan a. Manajemen aktif akal III

b. Pemenuhan nutrisi dan cairan P : 1. Jelaskan kondisi ibu saat ini bahwa ibu sedang berada pada kala III persalinan. 2. Memantau tanda-tanda vital. TD Pols : 110/70 mmHg : 90 x/menit RR : 18 x/menit Temp : 370C

3. Melakukan manajemen aktif kala III a. Memberikan suntikan oksitosin 10 U IM 1) Setelah bayi lahir, bungkus kain dan susukan pada ibunya 2) Periksa uterus untuk memastikan tidak ada bayi yang lain 3) Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik 4) Suntikan oksitosin 10 U IM pada 1/3 bawah paha kanan bagian luar selambat-lambatnya 2 menit setelah bayi lahir b. Melakukan penegangan tali pusat terkendali 1) Pindahkan klem kedua vulva. 2) Letakkan tangan yang lain pada abdomen ibu di atas tulang pubis posisi dorso cranial untuk meraba kontraksi uterus, setelah kuat lakukan penegangan tali pusat secara hati3) Setelah plasenta lahir, anjurkan ibu hati. untuk meneran sehingga plasenta dengan ada kontraksi yang yang menjepit tali pusat sekitar 5-10 cm dari

terdorong ke introitus vagina, tetapi tegangkan tali pusat ke arah bawah mengikuti arah jalan lahir. 4) Saat plasenta terlihat pada introitus vagina, lahirkan plasenta dengan

kedua tangan. 5) Lakukan penarikan secara lembut dan berlahan-lahan. 4. Lahirkan plasenta dengan hati-hati.

Plasenta lahir lengkap pukul 21.15 WIB a. Kotiledon dan selabut plasenta utuh/lengkap b. Panjang tali pusat c. Lebar plasenta d. Berat plasenta c. Tebal plasenta : 20 cm : 13 cm : 500 gram : 2 cm

5. Melakukan heating jika terdapat robekan jalan lahir 6. Melakukan massase fundus a. Setelah 15 detik lakukan massase fundus secara sirkuler b. Letakkan telapak tangan pada fundus uteri c. Jelaskan tindakan ini pada ibu, mungkin ibu akan merasa kurang nyaman d. Ajarkan ibu untuk melakukannya sendiri, dengan lembut dan mantap gerakkan tangan secara memutar (sirkuler) pada fundus uteri sehingga uteri berkontraksi dengan baik. 7. Melakukan vulva higine pada ibu 8. Observasi perdarahan dan robekan jalan lahir.

KALA IV Pukul 22.00 WIB S : 1. Ibu mengatakan badannya lemah dan letih. 2. Ibu mengatakan perutnya masih mules saat menyusui. O : 1. Keadaan umum Keadaan umum : baik 2. Pemeriksaan TTV RR : 19 x/menit Temp : 370C kesadaran : composmentis

TD : 120/80 mmHg Pols : 88 x/menit 3. Pola eliminasi ibu BAB BAK

: Belum BAB setelah PP : 1 x, kandung kemih kosong

4. Kotraksi uterus baik 5. Perdarahan pervaginam + 150 cc

6. Pengeluaran lochea rubra 7. Pengeluaran ASI lancar 8. TFU 3 jari dibawah pusat 9. Tidak ada laserasi jalan lahir A : 1. Diagnosa Ibu P1A0 partus spontan pervaginam kala IV Dasar : a. Ibu partus spontan pervaginam pukul 21.00 WIB b. Plasenta lahir lengkap pukul 21.15 WIB c. TFU 3 jari dibawah pusat 2. Masalah Gangguan rasa nyaman Dasar punggung 3. Kebutuhan a. Personal hygiene : Ibu mengatakan badannya lemah, pegal-pegal dan nyeri

b. Memberikan rasa nyaman c. P Memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan

: 1. Menjelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini.

2. Memantau TTV TD Pols : 120/80 mmHg : 88 x/menit RR : 19 x/menit Temp : 370C

3. Memantau kontraksi uterus 4. Pemeriksaan kandung kemih 5. Memantau adanya perdarahan setiap 15 menit dalam 1 jam pertama dan 30 menit dalam 1 jam kedua dan lochea 6. Penyuluhan personal hygiene Beritahu ibu untuk selalu membersihkan daerah kemaluannya setelah BAK dan BAB dengan arah dari depan ke belakang. Ibu harus mandi 2 x / hari dan ganti pakaian bersih. 7. Pemenuhan nutrisi dan cairan

8. Pemenuhan istirahat atau tidur Tidur siang Tidur malam : 1-2 jam : 6-7 jam

9. Penyuluhan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan 10. Pemenuhan rasa nyaman (mobilisasi dini), dengan menganjurkan ibu untuk miring ke kanan/ke kiri dan berjalan-jalan setelah 6 jam PP.

DAFTAR PUSTAKA

Sarwono Prawirohardjo, Prof.Dr.dr, 1992, Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka, Jakarta Bagus, Ida Gde Manuaba, 1998, Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana, Jakarta ; EGC Sastrowinoto, Sulaiman, 1993, Obstetri Fisiologi, Fakultas Kedokteran UNPAD, Bandung