skripsi analisis akuntansi persediaan barang …
TRANSCRIPT
i
SKRIPSI
ANALISIS AKUNTANSI PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN DENGAN
MENGGUNAKAN METODE PERPETUAL PADA PERUSAHAAN
MISI PASARAYA KABUPATEN JENEPONTO
ASTUTI SYAM
10573 02766 11
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2015
i
SKRIPSI
ANALISIS AKUNTANSI PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN DENGAN
MENGGUNAKAN METODE PERPETUAL PADA PERUSAHAAN
MISI PASARAYA KABUPATEN JENEPONTO
ASTUTI SYAM
10573 02766 11
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Ekonomi pada Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2015
ii
iii
iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang bertanda tangan dibawah ini,menyatakan :
Nama : Astuti Syam
Nim : 10573 02766 11
Tempat/Tanggal Lahir : pamisorang, 28 Oktober 1992
Jenis Kelamin : perempuan
Program Studi : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Perguruan tinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar
Skripsi yang berjudul : Analisis Akuntansi Persediaan Barang Dagangan
Dengan Menggunakan Metode Perpetual pada Perusahaan Misi Pasaraya
Kabupaten Jeneponto.
Dengan Pembimbing masing-masing:
1. Dr. Hj. Ruliaty, MM
2. Abd. Salam HB, SE,.M.Si, Ak,CA
Benar adalah hasil karya sendiri,bebas dari unsur ciplakan/plagiat.Pernyataan
ini dibuat dalam keadaan sadar dan apabila dikemudian hari ditemukan
ketidakbenaran,maka saya bersedia dituntut didalam/luar pengadilan dan
menanggung segala resiko yang diakibatkannya.
Demikian surat pernyataan ini dibuat sebagai tanggung jawab formal untuk
dipergunakan sebagaimana mestinya.
Makassar, Agustus 2015
Yang membuat pernyatan
Astuti Syam
Nim : 10573 02766 11
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Persembahan
Ayahanda dan ibundaku, beserta Keluargaku tersayang
terima kasih atas segenap ketulusan cinta & kasih sayangnya selama ini.
Do’a, nasehat, motivasi dan semangat, perjuangan dan pengorbanan
untuk ananda...
Semoga limpahan karunia-Nya senantiasa tercurah kepada kalian
semua. Aamiin..
Pengetahuan yang benar tidak diukur dari seberapa banyak anda menghafal dan
seberapa banyak yang mampu anda jelaskan, melainkan, pengetahuan yang benar
adalah ekspresi kesalehan (melindungi diri dari apa yang Allah larang dan
bertindak atas apa yang Allah amanatkan)
(Abu Na’im)
Jika seseorang bepergian dengan tujuan mencari ilmu, maka Allah akan
menjadikan perjalanannya seperti perjalanan menuju surge.
(Nabi Muhammad SAW)
vi
ABSTRAK
Astuti Syam. 2015. Analisis Akuntansi Persediaan Barang Dagangan Dengan
Menggunakan Metode Perpetual pada Perusahaan Misi Pasaraya Kabupaten
Jeneponto. Pembimbing Dr. Hj. Ruliaty dan Abd. Salam HB.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah pencatatan dan
penilaian persediaan dapat mengurangi kesalahan perhitungan persediaan dan
dengan dengan menggunakan metode perpetual dapat menghasilkan harga pokok
persediaan yang tepat pada perusahaan Misi Pasaraya.
Metode analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan analisis
kuantitatif dan kualitatif yaitu analisis yang berdasarkan perhitungan dan
pembahasan.
Dari hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa dalam
proses pencatatan dan penilaian persediaan barang dagangan pada perusahaan
Misi Pasaraya setelah menggunakan metode perpetual dapat mengurangi
kesalahan perhitungan persediaan barang dagangan dan dapat menghasilkan
harga pokok penjualan yang tepat setiap kali penjualan untuk mengantisipasi
resiko kerugian akibat kesalahan pencatatan barang yang ada di perusahaan Misi
Pasaraya.
Kata Kunci : Akuntansi Persediaan Barang Dagangan, Metode Perpetual.
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil Alamin puji syukur sedalam-dalamnya penulis
panjatkan kehadirat Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang karena
dengan rahmat dan hidayah-nyalah sehingga skripsi ini yang berjudul “Analisis
Akuntansi Persediaan Barang Dagangan Dengan Menggunakan Metode
Perpetual pada Perusahaan Misi Pasaraya Kabupaten Jeneponto” dapat
diselesaikan, meskipun dalam bentuk yang sangat sederhana. Penulis menyadari
sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan disebabkan karena
kemampuan dan pengalaman penulis masih sangat terbatas. Dengan ini, kritik dan
saran yang bersifat konstruktif demi kesempurnaannya senantiasa diharapkan.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk melaksanakan
penelitian program studi fakultas ekonomi dan bisnis, jurusan akuntansi
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ayah (Muh. Zainal) dan Ibu (Sumiati) yang tanpa henti mengalirkan doa
untuk keselamatan dan keberhasilan penulis serta memberikan semangat dan
motivasi.
2. Bapak Dr. H. irwan Akib, M.Pd selaku rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar.
viii
3. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung, SE, MA selaku dekan fakultas ekonomi dan
bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Ismail Badollahi, SE,. M.Si, Ak, CA selaku ketua jurusan atas saran,
bimbingan dan arahannya dalam penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Dr. Hj. Ruliaty, MM selaku dosen pembimbing I, dan bapak Abd. Salam
HB, SE. M.Si, Ak, CA selaku pembimbing II atas bimbingan dan arahannya.
6. Seluruh dosen, karyawan dan staf fakultas ekonomi dan bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan bantuan tak ternilai dalam
menyelesaikan studi penulis.
7. Pimpinan Misi Pasaraya beserta karyawannya yang senantiasa meluangkan
waktunya dalam membantu penulis.
8. keluargaku tercinta yang selama ini membantu orang tuaku membiayai penulis
serta senantiasa memberikan dorongan, dukungan dan motivasi dalam
berjuang mendapatkan gelar sarjana.
9. Buat sahabatku sandra, rahma, riski, wulan dan darmi, terima kasih atas
bantuan, kebersamaan serta dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Buat teman-teman risna, dwi, iin, nurul, ika dan ipul serta seluruh teman-
teman angkatan 2011 khususnya jurusan akuntansi yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu.
11. Tanpa menjadikan urutan terakhir makasih banyak khusus dan special yang
selalu di hati “Dhika” yang selalu memacu penulis mengejar gelar sarjana.
ix
Penulis juga mendoakan agar Allah SWT berkenang membalas amal
kebaikan dan senantiasa memberikan lindungan, rahmat dan hidayah-Nya
kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam penyeselesaian
skripsi ini, amin.
Makassar, Agustus 2015
ASTUTI SYAM
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ......................................................... iii
SURAT PENYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................. iv
MOTTO DA PERSEMBAHAN ..................................................................... v
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................ ........................... x
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Persediaan ................................................................................ 8
B. Metode Pencatatan Persediaan ................................................ 17
C. Perbedaan Sistem Pencatatan Perpetual dan Periodik/fisik ..... 23
D. Penilaian Persediaan dengan Metode Perpetual ...................... 24
xi
E. Penyesuaian atas Persediaan Barang Dagangan ..................... 25
F. Kesalahan dalam Perhitungan Persediaan ............................... 26
G. Penyajian Persediaan dalam Laporan Keuangan ..................... 26
H. Estimasi Persediaan ................................................................. 27
I. Kerangka Pikir ......................................................................... 28
J. Hipotesis .................................................................................. 29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 30
B. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 30
C. Jenis dan Sumber Data ............................................................ 31
D. Metode Analisis Data ............................................................... 31
BAB IV GAMBARAN UMUN LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan ..................................................... 32
B. Visi dan Misi Perusahaan ........................................................ 35
C. Struktur Organisasi Perusahaan ............................................... 35
D. Proses Penyaluran dan Aspek Pemasaran Barang Dagangan
Pada PT Mega Indah Sari Makassar ........................................ 40
E. Mekanisme Kerja Unit Usaha ................................................... 42
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Jenis-jenis Persediaan pada Misi Pasaraya .............................. 44
B. Prosedur Pembelian dan Penjualan pada Misi Pasaraya ......... 45
C. Akuntansi Persediaan Barang Dagangan pada Misi Pasaraya 46
D. Metode Penilaian Persediaan Barang Dagangan pada
xii
Misi Pasaraya ........................................................................... 55
E. Analisis Pembahasan Metode Perpetual dan Rata-rata ............ 66
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 68
B. Saran ......................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 70
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pikir ........................................................................ 28
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Perusahaan .............................................. 37
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Perbedaan Sistem Pencatatan Perpetual dan Periodik ................... 23
Tabel 4.1 Setoran Modal Pemilik .................................................................... 32
Tabel 5.1 Daftar Persediaan Barang Dagangan .............................................. 47
Tabel 5.2 Jurnal Umum ................................................................................... 49
Tabel 5.3 Buku Besar ...................................................................................... 51
Tabel 5.4 Kartu Persediaan ABC Kecap Manis 275 ml................................... 56
Tabel 5.5 Kartu Persediaan Bakso .................................................................. 57
Tabel 5.6 Kartu Persediaan Appel Merah 1 kg ................................................ 58
Tabel 5.7 Kartu Persediaan Buavita Jeruk Mandarin 1000 ml ........................ 59
Tabel 5.8 Kartu Persediaan Lifeboy ................................................................ 60
Tabel 5.9 Kartu Persediaan Minyak Goreng Bimoli 1 liter ............................. 61
Tabel 5.10 Kartu Persediaan Gulaku 1 kg ....................................................... 62
Tabel 5.11 Kartu Persediaan Clear Men SHP Hairfall 70 ml ......................... 63
Tabel 5.12 Kartu Persediaan Lux BTY White Glamour 85 gr ........................ 64
Tabel 5.13 Kartu Persediaan ABC Sambal Asli 135 ml .................................. 65
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Jenis-jenis Barang Dagangan Misi pasaraya pada Bulan
Maret 2015 ........................................................................... 72
Lampiran 2 Prosedur Penerimaan Barang Dagangan Misi Pasaraya
Kabupaten Jeneponto ............................................................. 80
Lampiran 4 Persuratan .............................................................................. 81
Dokumentasi ...........................................................................................
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada masa sekarang ini, dimana situasi dan kondisi perekonomian semakin
banyak persaingan dan para pelaku ekonomi akan bergelut didalamnya tanpa
pengenalan batas waktu, bangsa, rentang waktu dan budaya. Keadaan ini
disebabkan adanya arus informasi dan komunikasi yang semakin didapat,
sehingga mendorong para pelaku ekonomi untuk membuat suatu terobosan dan
kiat tersendiri dalam memperbaiki dan memantapkan aktivitasnya dalam dunia
usaha.
Era globalisasi telah menuntut adanya perubahan paradigma lama dalam
segala bidang, salah satunya adalah bidang perdagangan. Semakin tingginya
tingkat persaingan dan bisnis lokal maupun global dan kondisi ketidakpastian
memaksa perusahaan untuk mencapai keunggulan kompetitif (competitive
edvantage) agar mampu memenangkan persaingan dibisnis global.
Setiap perusahaan, baik itu perusahaan perdagangan ataupun perusahaan
pabrik serta perusahaan jasa selalu mengadakan persediaan. Perusahaan dagang
adalah perusahaan yang menjual produk (barang jadi), akan tetapi perusahaan
tidak membuat atau menghasilkan sendiri produk yang akan dijualnya melainkan
memperolehnya dari perusahaan lain. (Hery, 2013:2).
Setiap perusahaan mempunyai kendala dalam menjalankan usahanya,
kendala yang melanda mayoritas perusahaan-perusahaan perdagangan adalah
masalah keuangan, saat ini sudah banyak perusahaan yang gulung tikar karena
1
2
kondisi keuangan yang tidak sehat sehingga tidak mampu bertahan menghadapi
perdagangan bebas. Meskipun banyak perusahaan perdagangan yang masih
bermasalah dengan keterbatasan modal namun banyak hal yang dapat dilakukan
perusahaan perdagangan agar tetap dapat bertahan dalam persaingan usaha yang
semakin ketat tanpa harus menambah modal usahanya, yaitu dengan menerima
persediaan barang dagang dari perusahaan industri yang memproduksi barang
jadi. Tanpa adanya persediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada resiko
bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan
pelanggan yang memerlukan atau meminta barang atau jasa. Persediaan diadakan
apabila keuntungan yang diharapkan dari persediaan tersebut hendaknya lebih
besar daripada biaya-biaya yang ditimbulkannya.
Persediaan merupakan kekayaan perusahaan yang memiliki peranan
penting dalam operasi bisnis, maka persediaan perlu melakukan manajemen
persediaan proaktif, artinya perusahaan harus mampu mengantisipasi keadaan
maupun tantangan yang ada dalam manajemen persediaan untuk mencapai sasaran
akhir dalam manajemen persediaan, yaitu untuk memanimasi total biaya yang
harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk penanganan persediaan (Yamit,
2002:47).
Misi Pasaraya merupakan perusahaan swasta yang bergerak dibidang
perdagangan yang bertujuan untuk memperoleh laba. Perusahaan ini terletak di
jalan turi No.2 (samping lapangan passamaturukang), Kabupaten Jeneponto.
Kegiatan utama Misi Pasaraya adalah membeli barang dagangan dari pemasok
kemudian menjualnya kembali kepada konsumen. Barang dagangan adalah barang
3
yang dibeli dalam keadaan jadi dan di simpan di gudang untuk dijual kembali
seperti, makanan, minuman, pakaian dan sebagainya. Perusahaan dagang harus
mampu mengadakan persediaan barang dagangannya karena tanpa adanya
persediaan barang dagangan akan mengakibatkan terganggunya proses
perdagangan dan berarti pula bahwa pengusaha akan kehilangan kesempatan
memperoleh keuntungan yang seharusnya dia dapatkan. perusahaan juga tidak
akan berjalan sesuai yang diinginkan dan perusahaan juga akan bangkrut jika
persediaan tidak tersedia pada saat diperlukan.
Akuntan haruslah ekstra hati-hati terutama pada waktu berurusan dengan
metode pencatatan dan penilaian atas persediaan. Sebuah kesalahan yang terjadi
dalam metode pencatatan dan penilaian atas persediaan akan berakibat fatal, baik
pada neraca maupun laporan laba rugi. Dalam neraca dari sebuah perusahaan
dagang, nilai persediaan sering kali merupakan komponen yang sangat signifikan
(material) dibanding dengan nilai keseluruhan aktiva lancar. Sedangkan dalam
laporan laba rugi, besarnya harga pokok persediaan (yang dijual) merupakan
komponen utama penentu kinerja atau hasil kegiatan operasional perusahaan
selama periode (Hery, 2013:153).
Persediaan seharusnya disimpan dalam gudang yang di mana aksesnya
dibatasi hanya untuk karyawan tertentu saja. Setiap pengeluaran barang dari
gudang seharusnya dilengkapi atau didukung dengan formulir permintaan barang,
yang telah diotorisasi sebagaimana mestinya. Suhu tempat dimana barang
disimpan juga seharusnya diatur sedemikian rupa untuk menhindari terjadinya
kerusakan atas barang dagangan. Perusahaan dagang secara sistematis akan selalu
4
menyelenggarakan catatan persediaan untuk menentukan berapa besarnya barang
dagangan yang tersedia untuk dijual dan juga berapa yang telah laku terjual.
Terdapat dua jenis metode akuntansi yang lazim dipakai dalam mencatat
persediaan barang dagangan, yaitu metode atau sistem pencatatan perpetual dan
metode atau sistem pencatatan periodik/fisik.
Sistem pencatatan perpetual adalah suatu sistem yang menyelenggarakan
pencatatan terus-menerus yang menelusuri persediaan dan harga pokok penjualan
atas dasar harian. Sedangkan sistem pencatatan periodik adalah metode pencatatan
persediaan yang tidak mengikuti mutasi persediaan sehingga untuk mengetahui
jumlah persediaan pada saat tertentu dengan menggunakan sistem pencatatan
persediaan barang (Zaki Baridwan, 2004:253). Dalam sistem perpetual, catatan
mengenai harga pokok dari masing-masing barang dagangan yang dibeli maupun
yang dijual diselenggarakan secara terperinci.
Sistem pencatatan ini akan secara terus menerus menunjukkan berapa
besarnya saldo persediaan barang dagangan yang ada di gudang untuk masing-
masing jenis persediaan. Dengan sistem pencatatan perpetual, harga pokok dari
barang yang dijual ditentukan setiap kali penjualan terjadi. Dengan sistem
periodik, pembelian barang dagangan akan dicatat dengan menggunakan akun
pembelian bukan akun persediaan barang dagangan seperti yang dilakukan pada
sistem pencatatan perpetual.
Penggunaan sistem pencatatan perpetual mampu memberikan infomasi
yang efektif atas persediaan. Informasi mengenai jumlah atas masing-masing jenis
barang dagangan dapat segera tersedia dalam buku besar pembantu untuk masing-
5
masing persediaan. Untuk menjamin keakuratan besarnya persediaan yang
dilaporkan dalam laporan keuangan, perusahaan dagang seharusnya melakukan
pemeriksaan perpetual agar dapat membandingkan dengan data persediaan yang
tercatat dalam buku besar untuk menentukan besarnya kekurangan yang ada atas
saldo fisik persediaan. Jadi dapat dikatakan bahwa dalam sistem pencatatan
perpetual, pemeriksaan fisik dilakukan bukan untuk menghitung saldo akhir
persediaan melainkan sebagai menganalisis mengenai keabsahan atas saldo
persediaan yang dilaporkan dalam buku besar persediaan.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil
judul “Analisis Akuntansi Persediaan Barang Dagangan dengan
Menggunakan Metode Perpetual Pada Perusahaan MISI PASARAYA
Kabupaten Jeneponto”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan
permasalahan dalam penelitian yaitu :
1. Apakah pencatatan dan penilaian persediaan dapat mengurangi kesalahan
perhitungan persediaan barang dagangan pada perusahaan Misi Pasaraya.
2. Apakah pencatatan dan penilaian persediaan dengan menggunakan metode
perpetual dapat menghasilkan harga pokok persediaan yang tepat pada
perusahaan Misi Pasaraya.
6
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis berdasarkan rumusan
masalah diatas yaitu :
1. Untuk mengetahui apakah pencatatan dan penilaian persediaan dapat
mengurangi kesalahan perhitungan persediaan barang dagangan pada
perusahaan Misi Pasaraya.
2. Untuk mengetahui apakah pencatatan dan penilaian persediaan dengan
menggunakan metode perpetual dapat menghasilkan harga pokok
persediaan yang tepat pada perusahaan Misi Pasaraya.
D. Manfaat Penelitian
Dari penelitian diharapkan akan memperoleh informasi yang dapat
digunakan oleh :
1. Penulis
Agar dapat memahami masalah barang dagang khususnya perusahaan
yang menggunakan metode pencatatan dan juga sebagai sarana
menerapkan teori mengenai persediaan yang diperoleh dari bangkuh kuliah
kedalam lingkungan perusahaan yang sesungguhnya.
2. Perusahaan
Dalam digunakan sebagai bahan evaluasi mengenai analisis persediaan
yang diterapkan selama ini. Selain itu, sebagai masukan dalam
memperbaiki kinerja perusahaan terutama dalam hal menganalisis
persediaan.
7
3. Pihak-pihak lain
Sebagai bahan pertimbangan dalam memecahkan masalah mengenai
analisis persediaan dalam perusahaan dan diharapkan dapat berguna untuk
menambah pengetahuan sekaligus sebagai bahan acuan untuk
perbandingan dalam penelitian.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Persediaan
1. Pengertian Persediaan
Persediaan adalah bagian utama dalam neraca dan seringkali
merupakan perkiraan yang nilainya cukup besar yang melibatkan modal kerja
yang besar. Tanpa adanya persediaan barang dagangan, perusahaan akan
menghadapi resiko dimana pada suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan
dari pada pelanggannya.
Tentu saja kenyataan ini dapat berakibat buruk bagi perusahaan,
karena secara tidak langsung perusahaan menjadi kehilangan kesempatan
untuk memperoleh keuntungan yang seharusnya didapatkan. Persediaan
didefenisikan sebagai barang dagang jadi yang disimpan atau digunakan
untuk dijual pada periode mendatang, yang dapat berbentuk bahan baku yang
disimpan untuk diproses, barang dalam proses manufaktur dan barang jadi
yang disimpan untuk dijual maupun diproses.
Menurut pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) No. 14 butir
4 (revisi 2009) pengertian persediaan adalah asset :
a. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa.
b. Dalam proses produksi untuk penjualan tersebut, dan
c. Dalam bentuk bahan baku atau perlengkapan untuk digunakan dalam
proses produksi atau pemberian jasa.
8
9
Persediaan menurut para ahli yaitu :
a. Menurut Hamizar dan Muhammad Nuh (2009:91), persediaan adalah
barang-barang yang dibeli dan dijual oleh perusahaan yang
bersangkutan tanpa mengadakan perubahan yang berarti terhadap orang
bersangkutan.
b. Rangkuti (2004:1), persediaan merupakan bahan-bahan, bagian yang
disediakan dan bahan-bahan dalam proses terdapat dalam perusahaan
untuk proses produksi, serta barang-barang jadi dan prosuk yang
disediakan untuk memenuhi permintaan dari komsumen atau pelanggan
setiap waktu.
c. Menurut Hery (2009:298), persediaan barang dagangan (hanya ada satu
klasifikansi), dimana barang dagangan ini dimiliki oleh perusahaan dan
sudah langsung dalam bentuk siap untuk dijual dalam kegiatan bisnis
normal perusahaan sehari-hari.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa persediaan
adalah barang-barang yang dibeli untuk dijual oleh perusahaan tanpa
mengadakan perubahan serta dijual kembali kepada konsumen untuk dipakai
dalam kehidupan sehari-hari.
2. Jenis-jenis Persediaan
Setiap jenis persediaan memiliki karakteristik tersendiri dan cara
pengelolaan yang berbeda. Rangkuti (2007:15) memaparkan persediaan dapat
dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu :
10
a. Persediaan bahan mentah (raw material), yaitu persediaan barang-
barang berwujud, seperti: besi, kayu serta komponen-komponen lain
yang digunakan dalam proses produksi.
b. Persediaan komponen-komponen rakitan (purchased parts
components), yaitu persediaan barang dagangan yang diperoleh dari
perusahaan lain yang secara langsung dapat dirakit menjadi suatu
produk.
c. Persediaan bahan pembantu atau penolong (supplies), yaitu persediaan
barang-dagang yang diperlukan dalam proses produksi, tetapi bukan
merupakan bagian atau komponen barang jadi.
d. Persediaan barang dalam proses (work in process), yaitu persediaan
barang-barang yang merupakan keluaran dari tiap-tiap bagian dalam
proses produksi atau yang telah diolah menjadi suatu bentuk, tetapi
masih perlu diproses lebih lanjut menjadi barang jadi.
e. Persediaan barang jadi (finished goods), yaitu persediaan barang-barang
yang telah selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan siap dijual atau
dikirim kepada pelanggan.
Persediaan barang baik dalam usaha barang maupun dalam
perusahaan manufaktur merupakan jumlah yang akan memengaruhi neraca
laporan laba rugi. Oleh karena itu, persediaan barang yang dimiliki selama
satu periode harus dapat dipisahkan mana yang akan sudah dibebankan
sabagai biaya (harga pokok penjualan) yang akan dilaporkan dalam laporan
11
laba rugi dan mana yang masih belum terjual yang akan menjadi persediaan
dalam neraca.
3. Tujuan Persediaan
Ada 3 dasar tujuan persediaan yang dapat diuaraikan adalah sebagai
berikut :
a. Tujuan keuangan (financial objective) maksudnya adalah modal atau
dana yang tertanam dalam persediaan selalu dalam batas-batas yang
diinginkan.
b. Tujuan perlindungan hak milik/kekayaan (property protection
objective) :
1) Menghindari dan melindungi persediaan terhadap kerusakan
pemborosan dan pemakaian yang tidak perlu.
2) Memberikan jaminan dalam batas tertentu bahwa modal yang
tertanam dalam persediaan sesuai dalam pembukuan persediaan.
c. Tujuan praktis dalam operasi/pelaksanaan (operating objective)
1) Untuk memperoleh suatu hubungan yang seimbang antara produksi
dan biaya penyimpanan di gudang serta pelayanan terhadap
konsumen.
2) Untuk mencapai kerugian yang minimum akibat barang yang
disimpan menjadi rusak atau harga yang menurun.
12
4. Fungsi Persediaan
Pada prinsipnya persediaan mempermudah atau memperlancar
jalannya operasi perusahaan/pabrik yang harus dilakukan secara berturut-turut
untuk memproduksi barang-barang serta menyampaikan pada para pelanggan
atau konsumen.
Rangkuti (2007:15) menjelaskan adapun fungsi-fungsi persediaan oleh
suatu perusahaan/pabrik adalah sebagai berikut :
a. Fungsi decoupling adalah persediaan yang memungkinkan perusahaan
dapat memenuhi permintaan pelanggan tanpa tergantung pada supplier.
Persediaan bahan mentah diadakan agar perusahaan tidak akan
sepenuhnya tergantung pada pengadaannya dalam hal kuantitas dan
waktu pengiriman. Persediaan barang dalam proses diadakan agar
departemen-departemen dan proses-proses individual perusahaan
terjaga ”kebiasaannya”. Persediaan barang jadi diperlukan untuk
memenuhi permintaan produk yang tidak pasti daripada pelanggan.
Persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan
konsumen yang tidak dapat diperkirakan atau diramalkan disebut
fluctuation stock.
b. Fungsi economic lot sizing perlu mempertimbangkan penghematan atau
potongan pembelian, biaya pengangkutan per unit menjadi lebih murah
dan sebagainya. Hal ini disebabkan perusahaan melakukan pembelian
dalam kuantitas yang telah besar dibanding biaya-biaya karena besarnya
persediaan (biaya sewa gudang, investasi, resiko, dan sebagainya).
13
c. Fungsi antisipasi, apabila perusahaan menghadapi fluktuasi permintaan
yang dapat diperkirakan dan diramalkan berdasarkan pengalaman atau
data-data masa lalu, yaitu permintaan musiman.
Terdapat 4 faktor yang dijadikan sebagai fungsi perlunya
persediaan (Yamit, 2003:6), yaitu:
a. Faktor waktu yaitu menyangkut lamanya proses produksi dan
distribusi sebelum barang jadi sampai kepada konsumen
b. Faktor ketidakpastian waktu barang datang dari supplier
menyebabkan perusahaan memerlukan persediaan agar tidak
terhambat proses produksi maupun keterlambatan pengiriman
kepada konsumen
c. Faktor ketidakpastian penggunaan dari dalam perusahaan
disebabkan oleh kesalahan peramalan permintaan, kerusakan
mesin, keterlambatan operasi, bahan cacat, dan kondisi-kondisi
lainnya.
d. Faktor ekonomis adalah adanya keinginan perusahaan untuk
mendapatkan alternatif biaya rendah untuk memproduksi atau
membeli barang dalam menentukan jumlah yang paling ekonomis.
5. Faktor yang Menentukan Persediaan
Persediaan barang dagangan dalam suatu perusahaan dipengaruhi oleh
berbagai macam faktor yang saling berhubungan, seperti:
14
a. Lead time
Jika perusahaan ingin berjalan dengan lancar maka faktor lead time
harus dipertimbangkan dengan sebaik-baiknya mengingat adanya tenggang
waktu pada saat pemesanan dan saat penerimaan barang sehingga dengan
adanya persediaan yang baik maka jumlah persediaan yang ada akan selalu
cukup memenuhi kebutuhan-kebutuhan operasi. Dengan kata lain
perusahaan harus menetapkan suatu jumlah minimum untuk saat
pemesanan, sehingga pada saat barang diterima jumlah persediaan masih
tetap barada pada titik yang memungkinkan perusahaan berproduksi dan
beroperasi secara normal.
b. Jumlah Penjualan
Frekuensi atau jumlah penjualan barang dagangan juga
mempengaruhi tingkat persediaan, semakin sering atau semakin banyak
barang dijual dalam operasi perusahaan maka akan semakin besar jumlah
persediaan yang dibutuhkan.
c. Karakteristik Fisik
Karakteristik barang yang mudah rusak atau tidak mempengaruhi
banyaknya persediaan. Contohnya saja roti mempunyai waktu kadaluwarsa
yang pendek akan memiliki waktu persediaan yang sedikit dibandingkan
dengan persediaan besi yang tidak memiliki batas kadaluwarsa.
d. Biaya-biaya yang timbul
Dengan adanya persediaan selain menguntungkan juga akan
menimbulkan biaya. Oleh karena itu dalam menentukan jumlah persediaan
15
harus juga mempertimbangkan biaya-biaya yang akan ditimbulkan. Ada 4
jenis biaya persediaan (Rangkuti, 2004:16) yaitu:
1) Biaya penyimpanan (holding cost atau carrying cost)
Biaya terdiri atas biaya-biaya yang bervariasi secara langsung
dengan kualitas persediaan. Biaya penyimpanan per periode akan
semakin besar apabila barang yang dipesan semakin banyak atau
rata-rata persediaan semakin tinggi. Yang termasuk biya ini adalah:
a) Biaya fasilitas penyimpanan, seperti: pendingin ruangan dan
penerangan.
b) Biaya modal (opportunity cost of capital) yaitu alternatif
pendapatan atas dana yang diinvestasikan dalam perusahaan.
c) Biaya keusangan
d) Dan sebagainya.
2) Biaya pemesanan atau Pembelian (Ordering cost atau procurement
cost)
Pada umumnya biaya pemesanan tidak naik apabila kuantitas
pesanan bertambah besar. Tetapi semakin banyak komponen yang
dipesan, jumlah pesanan per periode semakin turun maka biaya
pemesanan total per periode sama dengan jumlah pesanan setiap
periode dikalikan dengan biaya yang dikeluarkan setiap kali pesan.
Biaya ini meliputi:
a) Biaya pemesanan dan biaya ekspedisi
b) Biaya telepon
16
c) Biaya pengepakan dan penimbangan
d) Dan sebagainya
3) Biaya Penyiapan (set up cost)
Hal ini terjadi apabila barang yang dijual diproduksi sendiri dalam
pabrik perusahaan. Perusahaan menghadapi biaya persiapan untuk
memproduksi komponen tertentu. Biaya ini terdiri dari:
a) Biaya mesin yang menganggur
b) Biaya penyiapan tenaga kerja langsung
c) Biaya ekspedisi
d) Dan sebagainya
4) Biaya kehabisan atau kekurangan bahan (shortage cost)
Biaya ini adalah biaya yang timbul apabila persediaan tidak
mencukupi permintaan dari barang yang terjadi. Biaya-biaya yang
termasuk biaya ini adalah:
a) Kehilangan penjualan
b) Kehilangan pelanggan
c) Biaya pemesanan khusus
d) Dan sebagainya.
6. Penyebab Persediaan
Persediaan merupakan suatu hal yang tak terhindarkan. Menurut
Baroto (2002:53) mangatakan bahwa penyebab timbulnya persediaan adalah
sebagai berikut :
a. Makanisme pemenuhan atas permintaan
17
Permintaan terhadap suatu barang tidak dapat dipenuhi seketika bila
barang tersebut tidak tersedia sebelumnya. Untuk menyiapkan barang
ini diperlukan waktu untuk pembuatan dan pengiriman, maka adanya
persediaan merupakan hal yang sulit dihindarkan.
b. Keinginan untuk meredam ketidakpastian
Ketidakpastian terjadi akibat permintaan yang bervariasi dan tidak pasti
dalam jumlah maupun waktu kedatangan, waktu pembuatan yang
cenderung tidak konstan antara satu produk dengan produk berikutnya,
waktu tenggang (leat time) yang cenderung tidak pasti karena banyak
faktor yang tidak dapat dikendalikan, ketidakpastian ini dapat diredam
dengan menggunakan persediaan.
c. Keinginan melakukan spekulasi yang bertujuan mandapatkan
keuntungan besar dari kenaikan di masa mendatang.
B. Metode Pencatatan Persediaan
1. Sistem Pencatatan Perpetual
Sistem pencatatan perpetual adalah suatu sistem yang
menyelenggarakan pencatatan terus-menerus yang menelusuri persediaan dan
harga pokok penjualan atas dasar harian. Dalam sistem perpetual, catatan
mengenai harga pokok dari masing-masing barang dagangan yang dibeli
maupun yang dijual diselanggarakan secara terperinci. Sistem pencatatan ini
akan terus-menerus menunjukan berapa besarnya saldo persediaan barang
dagangan yang ada di gudang untuk masing-masing persediaan.
18
Harga pokok dijual ditentukan setiap kali penjualan terjadi, yang perlu
di perhatikan dalam mencatat transaksi barang dagangan dengan
menggunakan metode/sistem perpetual ini adalah bahwa akun pembelian,
retur pembelian, potongan pembelian, dan akun ongkos angkut tidak akan
pernah digunakan, seluruh akun-akun tersebut digantikan dengan akun
persediaan barang dagangan.
Menurut Hamizar dan Muhammad Nuh (2009:93), pencatatan
transaksi persediaan dengan metode ini akan langsung mempengaruhi
persediaan barang dagangan misalnya untuk mencatat transaksi pembelian
barang dagangan langsung dicatat pada rekening persediaan disebelah debet
dan penjualan barang dagangan dicatat pula pada rekening persediaan
disebelah kredit. Metode pencatatan ini dibantu dengan buku pembantu
persediaan barang dagangan dengan membuat kartu persediaan barang (stock
card).
Menurut Zaki Baridwan (2008:151), mengemukakan bahwa dalam
metode perpetual setiap jenis persediaan dibuatkan rekening sendiri-sendiri
yang merupakan buku pembantu persediaan. Rincian dalam buku pembantu
bisa dirawat dalam rekening kontrol persediaan yang digunakan untuk
mencatat persediaan ini terdiri dari beberapa kolom yang dapat dipakai untuk
mencatat pembelian, penjualan, dan saldo persediaan.
Penggunaan metode perpetual akan memudahkan penyusunan naraca
dan laporan laba rugi jangka pendek, karena tidak perlu lagi mengadakan
perhitungan fisik untuk mengetahui jumlah persediaan akhir. Walapun neraca
19
dan laporan laba rugi dapat segera disusun tanpa mengadakan perhitungan
fisik atas barang. Setidak-tidaknya setahun sekali perlu diadakan pengecekan
apakah jumlah barang dalam gudang sesuai dengan jumlah dalam rekening
persediaan.
a. Mencatat pembelian
Pembelian barang dagangan dari pemasok dapat dilakukan baik
secara tunai maupun kredit. Transaksi pembelian pada umumnya baru
akan dicatat ketika barang sudah di terima dari pemasok (penjual).
Setipa pembelian seharusnya didukung/dilengkapi dengan dokumen
yang akan memberikan bukti tertulis dari adanya transaksi tersebut.
Pembelian tunai dicatat dengan menaikkan saldo akun persediaan
barang dagangan dan mengurangi saldo akun kas, sedangkan pembelian
secara kredit tentu saja akan menambah saldo akun utang usaha bagi
perusahaan yang membeli.
Sedangkan untuk pembelian secara kredit akan didukung dengan
faktur pembelian (purchase invoice). Faktur pembelian ini merupakan
salinan faktur penjualan yang dikirim oleh penjual. Jadi si pembeli tidak
perlu menyiapkan faktur pembelian, karena salinan faktur penjualan
yang disiapkan dan dikirim oleh si penjual akan menjadi faktur
pembelian bagi si pembeli.
2. Sistem pencatatan periodik/fisik (physical/periodic inventory system)
sistem penacatatan periodik/fisik adalah sistem dimana harga pokok
penjualan dihitung secara periodik dengan mengadakan semata-mata pada
20
perhitungan fisik tanpa menyelenggarakan catatan hari ke hari atas unit yang
terjual atau yang ada ditangan. Dengan sistem ini, pembelian barang
dagangan akan dicatat dengan menggunakan akun pembelian bukan akun
persediaan barang dagangan seperti yang dilakukan pada sistem pencatatan
perpetual. Juga, dengan sistem periodik, akun-akun berikut ini secara terpisah
(masing-masing) akan digunakan potongan pembelian, retur pembelian dan
penyesuaian harga beli, dan ongkos angkut masuk.
Dalam sistem periodik/fisik maupun perpetual tidak ada perbedaan
dalam hal pencatatan atas akun ongkos angkut keluar dan potongan
penjualan, hal ini dikarenakan bahwa ongkos angkut keluar dan potongan
penjualan bukanlah merupakan komponen dalam menghitung besarnya harga
pokok penjualan.
Menurut Hamizar dan Muhammad Nuh (2009:92), pencatatan
transaksi persediaan barang dagangan dengan metode ini tidak langsung
berkaitan dengan barang dagangan yang bersangkutan. Misalnya bila terjadi
pembelian barang dagangan akan dicatat pada rekening khusus yaitu
pembelian (purchase) dan penjualan barang dagangan dicatat rekening
penjualan. Dengan cara ini bertambahnya barang dagang atau berkembangnya
barang dagangan atau keluar masuknya barang dagangan tidak bisa dideteksi
secara langsung. Akibat dari cara ini adalah barang dagang yang tercatat
dalam pembukuan perusahaan pada akhir periode adalah barang dagang pada
awal periode sehingga pada akhir periode nilainya harus dihitung kembali dan
disesuaiakan kembali dengan persediaan akhir periode.
21
Barang dagang akhir periode harus dihitung fisknya secara langsung
agar dapat menggambarakan nilai persediaan barang dagang yang
sesungguhnya dalam laporan keuangan. Dengan demikian agar nilai
persediaan barang dagangan yang akan dilaporkan dalam keuangan tercatat
sama dengan nilai persediaan dagangan akhir, maka harus dibuat jurnal
penyesuaian pada akhir periode akuntansi.
a. Mencatat pembelian
Akun pembelian yang digunakan untuk mencatat transaksi
pembelian dalam sistem periodik merupakan akun/perkiraan sementara
yang memiliki saldo normal di sebelah debet. Pembelian ini akan
menambah besarnya nilai barang yang tersedia untuk dijual.
Pengurangan nilai barang yang tersedia untuk dijual dengan nilai
persediaan akhir akan diperoleh besarnya harga pokok penjualan.
Karena pembelian merupakan akun sementara, maka akun ini nantinya
pada akhir tahun haruslah ditutup ke perkiraan ikhtisar laba rugi agar
supaya salda akhir menjadi nol dan tidak dibawa ke periode akuntansi
tahun berikutnya.
3. Kelebihan dan Kelemahan Sistem penacatatan Perpetual dan
Periodik/fisik
a. Kelebihan dan kelemahan sistem pencatatan perpetual
Ada beberapa kelebihan sistem pencatatan perpetual yaitu :
1) Entitas mengetahui nilai saldo persediaan lebih cepat dibanding
periodik yang dihitung hanya pada akhir periode, dikarenakan
22
transaksi persediaan diperbarui secara terus-menerus terhadap
persediaan didalam laporan naraca.
2) Cocok untuk perusahaan besar dikarenakan SDM sudah siap untuk
melakukan input setiap saat.
Adapun beberapa kelemahan sistem pencatatan periodik/fisik yaitu :
1) Memerlukan SDM untuk melakukan penjurnalan terus-menerus
untuk aktivitas persediaan.
2) Tetap melakukan stok opname untuk menverifikasi nilai saldo
persediaan di laporan neraca di banding fisiknya.
b. Kelebihan dan kelemahan sistem pencatatan periodik/fisik
Adapun beberapa kelebihan sistem pencatatan periodik/fisik
1) Tidak memerlukan SDM untuk melakukan penjurnalan terhadap
aktivitas persediaan, dikarenakan penjurnalan dilakukan satu sampai
dua caliper periode. Jika dilakukan sering, namanya bukan sistem
periodik tetapi perpetual.
2) Cocok untuk perusahaan berskala kecil
Adapun beberapa kelemahan sistem pencatatan periodik/fisisk
1) Informasi tentang persediaan tidak terus-menerus diperbarui, oleh
karena itu informasi dan data hanya bisa diketahui pada akhir
periode.
2) Tetap melakukan stok opname untuk mengklarifikasi nilai saldo
persediaan di laporan neraca dan di banding terhadap fisiknya.
23
3) Setiap transaksi, seperti retur, diskon, barang rusak dan lain-lain
tidak terlihat dengan jelas karena digabungkan menjadi satu
transaksi dalam akhir periode.
C. Perbedaan Sistem Pencatatan Perpetual dan Periodik/fisik
Berikut perbedaan sistem pencatatan perpetual dan periodik/fisik. Dari
perbandingan dibawah ini terlihat bahwa jurnal yang digunakan untuk mencatat
transaksi pembelian, penjualan, dan retur pada metode periodik/fisik berbeda
dengan jurnal pada sistem perpetual.
Table 2.1 Perbedaan Sistem Pencatatan Perpetual dan Periodik
No Transaksi Perpetual Periodik
1 Pembelian Persediaan barang dagang xxx
Kas/utang usaha xxx
Pembelian xxx
Kas/utang usaha xxx
2 Retur
pembelian
Utang usaha xxx
Persediaan barang dagang xxx
Utang usaha xxx
Retur pembelian xxx
3 Penjualan Piutang usaha xxx
Penjualan xxx
HPP xxx
Persediaan barang dagang xxx
Piutang usaha xxx
Penjualan xxx
4 Retur
penjualan
Retur penjualan xxx
Piutang usaha xxx
Persediaan barang dagang xxx
HPP xxx
Retur penjualan xxx
Piutang usaha xxx
5 Ayat
penyesuaian
Ihktisar laba rugi xxx
Persediaan barang dagang xxx
Persediaan barang dagang xxx
Ihktisar laba rugi xxx
Tidak perlu dibuat jurnal
penyesuaian.
24
D. Penilaian Persediaan dengan Metode Perpetual
Menurut Hamizar dan Muhammad Nuh (2009:97) pencatatan persediaan
dengan sistem perpetual, setiap terjadi transaksi penjualan barang dagangan
diadakan perhitungan dan pencatatan harga pokok penjualan. Penilaian persediaan
akhir dengan sistem perpetual dapat dilakukan dengan metode sebagai berikut :
1. Metode FIFO (first in first out)
Metode ini dapat dipakai untuk menentukan harga pokok dari barang yang
sudah terjual. Bila harga pokok penjualan dihitung dengan metode masuk
pertama keluar pertama (MPKP) atau first in first out (FIFO), maka
dianggap barang yang dibeli pertama harus dijual (dikeluarkan) lebih
dahulu. Bila penjualan (pengeluaran) barang yang terakhir melebihi
jumlah pembelian barang dagangan yang pertama tadi, maka diambilkan
dari pembelian berikutnya.
2. Metode LIFO (last in first out)
Metode ini dipakai untuk menetukan harga pokok dari barang yang sudah
terjual. Bila harga pokok penjualan dihitung dengan metode masuk
terakhir keluar pertama (MTKP) atau last in first out (LIFO), maka
dianggap barang yang dibeli terakhir harus dijual (dikeluarkan) lebih
dahulu. Bila penjualan (pengeluaran) barang yang terakhir melebihi
jumlah pembelian barang dagangan yang tadi, maka diambilkan dari
pembelian sebelumnya.
25
3. Metode rata-rata (everage method)
Dalam metode ini, barang-barang yang dikeluarkan akan dibebani harga
pokok pada akhir periode, karena harga pokok rata-rata baru dihitung pada
akhir periode dan akibatnya, jurnal untuk mencatat berkurangnya
persediaan barang juga dibuat pada akhir periode. Apabila harga pokok
rata-rata dicatat setiap ada pengeluaran barang maka diperlukan untuk
menghitung harga pokok rata-rata setiap kali pembelian barang. Sehingga
dalam satu periode akan terdapat beberapa harga pokok rata-rata.
E. Penyesuaian atas Persediaan Barang Dagangan
Apabila perusahaan menggunakan metode atau sistem periodik/fisik dalam
mencatat barang dagangannya, maka pada setiap akhir periode akuntansi setelah
dilakukan perhitungan fisik atas besarnya persediaan barang dagangan yang ada,
bagian akuntansi akan membuat ayat jurnal penyesuaian untuk mencatat besarnya
persediaan akhir yang ada digudang (posisi persediaan per tanggal laporan).
Ayat jurnal penyesuaian yang perlu dibuat adalah sebagai berikut :
Menghapus saldo persediaan awal :
Ihktisar laba rugi xxx
Persediaan barang dagangan xxx
Mencatat persediaan barang dagangan akhir :
Persediaan barang dagangan xxx
Ihktisar laba rugi xxx
26
F. Kesalahan dalam Perhitungan Persediaan
Persediaan awal maupun persediaan akhir digunakan untuk menghitung
besarnya harga pokok penjualan dalam sistem pencatatan periodik. Persediaan
akhir di periode berjalan akan secara otomatis menjadi persediaan awal di tahun
berikutnya. Kesalahan yang terjadi dalam melakukan penghitungan atas
persediaan akan mempengaruhi baik neraca maupun laporan laba rugi.
Kesalahan dalam mencatat besarnya fisik persediaan ini akan
menyebabkan salah saji dalam saldo persediaan akhir. Karena persediaan
merupakan aktiva lancar, maka besarnya aktiva lancar maupun total aktiva
perusahaan secara keseluruhan juga akan menjadi salah saji di neraca. Di samping
itu, kesalahan dalam melakukan perhitungan atas persediaan ini juga akan
mengakibatkan besarnya harga pokok penjualan, laba kotor, dan laba bersih yang
tersaji dalam laporan laba rugi menjadi keliru.
Efeknya terhadap harga pokok penjualan dapat ditentukan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
G. Penyajian Persediaan dalam Laporan Keuangan
Menurut soemarso (2009:384), dalam laporan keuangan persediaan barang
dagang disajikan baik dalam neraca maupun dalam perhitungan laba rugi.
Persediaan barang dagang tercantum dalam neraca, yang biasanya juga
merupakan akhir dari suatu periode akuntansi. Dalam perhitungan laba rugi
persediaan barang dagang muncul dalam harga pokok penjualan.
Persediaan awal + harga pokok pembelian – persediaan akhir = harga pokok
penjualan
27
Di neraca, persediaan disajikan dalam kelompok aktiva lancar setelah akun
piutang, sehingga besar kecilnya nilai saldo persediaan yang disajikan
berpengaruh terhadap besar kecilnya nilai aktiva (asset) secara keseluruhan. Di
laporan laba rugi, besar kecilnya penggunaan persediaan menentukan besar
kecilnya harga pokok penjualan (HPP), yang juga akan menentukan besar
kecilnya laba atau rugi yang disajikan di dalam laporan laba rugi.
H. Estimasi Persediaan
Teknik estimasi persediaan digunakan untuk menentukan nilai persediaan
ketika catatan perpetual tidak diselanggarakan dan perhitungan fisik atas
persediaan dirasakan tidak praktis atau tidak memungkinkan untuk dilakukan.
Ketika catatan persediaan perpetual diselanggarakan, teknik estimasi persediaan
ini juga dapat digunakan sebagai alat pengecekan yang independen mengenai
keabsahan nilai persediaan yang dihasilkan oleh sistem akuntansi perpetual
tersebut. Dalam akuntansi, besarnya nilai persediaan dapat diestimasi dengan
menggunakan metode yaitu :
1. Metode Laba Kotor (gross profit method)
Metode laba kotor menggunakan estimasi laba kotor untuk mengestimasi
besarnya persediaan pada akhir periode. Metode laba kotor ini didasarkan
pada observasi bahwa hubungan antara penjualan bersih dengan harga
pokok penjualan biasanya relatif cukup stabil dari satu periode ke periode
berikutnya. Jadi, besarnya persentase laba kotor untuk periode berjalan
diasumsikan sama dengan besarnya persentase laba kotor yang dihasilkan
dalam periode-periode sebelumnya.
28
2. Metode Harga Ecer (retail method).
Metode harga ecer banyak dipakai oleh perusahaan pengecer untuk
menghitung nilai persediaan akhir menurut estimasi harga pokok (harga
perolehan). Sama seperti metode laba kotor, metode harga ecer ini dapat
digunakan untuk menentukan besarnya estimasi persediaan kapan pun
diinginkan, dan memungkinkan untuk mengestimasi nilai persediaan fisik
atas persediaan atau untuk menyelenggarakan catatan persediaan
perpetual.
I. Kerangka Pikir
Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan
diatas, maka untuk memudahkan penulis dalam membahas lebih lanjut disusunlah
kerangka pikir, dapat digambarkan bentuk skema sebagai berikut:
29
Gambar : 2.1 kerangka pikir
Sumber : olahan dari peneliti
J. Hipotesis
Dalam kaitannya dengan permasalahan yang telah dikemukakan
sebelumnya maka hipotesis yang diajukan adalah: “Diduga bahwa dalam
pencatatan dan penilaian persediaan barang dagangan dengan menggunakan
metode perpetual dapat mengurangi kesalahan perhitungan persediaan barang
dagangan dan dapat menghasilkan harga pokok persediaan akhir yang tepat pada
perusahaan Misi Pasaraya”.
Persediaan Barang Dagangan
(Aktiva Perusahaan)
Metode Pencatatan
Perpetual
Metode Sistem
pencatatan (Rata-rata)
HPP
MISI PASARAYA
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi ini dilakukan di Misi Pasaraya yang beralamatkan di jalan Turi
No.2 (samping lapangan passamaturukang), Kabupaten Jeneponto. Perusahaan ini
bergerak dibidang perdagangan. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja
(purposive) dengan menimbang bahwa perusahaan merupakan salah satu pusat
perdagangan yang berkembang dan produktif di kota jeneponto. Penelitian ini
dimulai pada bulan maret sampai april 2015.
B. Metode Pengumpulan Data
Dalam penulisan proposal ini, penulis mengadakan penelitian dengan
mengumpulkan data-data dengan menggunakan dua macam metode yaitu :
1. Penelitian pustaka (library research), yaitu penelitian yang dilakukan
melalui penelahan buku-buku literatur yang relevan dengan topik dan
masalah yang diteliti.
2. Penelitian lapangan (field research), adalah penelitian yang dilakukan
dengan mengamati langsung objek penelitian dalam hal ini adalah Misi
Pasaraya kabupaten jeneponto dengan melakukan serangkaian kegiatan,
diantaranya wawancara dengan pihak perusahaan yang ada kaitannya
dengan penulisan.
30
31
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis data dari penelitian ini adalah :
a. Data kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan berupa
informasi baik secara lisan maupun tulisan.
b. Data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari
perusahaan sebagai hasil observasi dan wawancara, yang
diselanjutnya data tersebut dapat disesuaikan dengan bahasa laporan.
2. Sumber data :
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari
perusahaan sebagai hasil observasi dan wawancara, yang selanjutnya
data tersebut dapat disesuaikan dengan bahasan laporan.
b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari dokumentasi objek
penelitian, berupa laporan tertulis yang dibuat secara periodik dan
berskala.
D. Metode Analisis Data
Untuk menganalisis data yang diperoleh kemudian disajikan berdasarkan
analisis, maka dilihat dari data yang diperoleh dan digunakan dalam penelitian ini.
Analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif dan kualitatif yaitu
analisis yang berdasarkan perhitungan dan pembahasan.
32
BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan
PT Mega Indah Sari didirikan berdasarkan Akta Notaris No.40, tanggal 29
Agustus 1995 dihadapan Mohammad Rifat Tajoeddin, SH, Notaris Dili Timor-
Timur yang telah mendapatkan pengesahaan dari Menteri Kehakiman RI
berdasarkan surat keputusan No. C2-2560 HT. 01. 01 th. 96, tanggal 26 februari
1996 dengan nomor daftar perusahaan 503/3202/Diskom/II/1996. Selanjutnya
berdasarkan berita acara rapat dan perubahan anggaran dasar No. 42 tanggal 26
April 2000 dihadapan Abdul Muis, SH. Notaris makassar, tempat dan kedudukan
perseroan mengalami perubahan dari Kabupaten Dili, Provinsi Timor-Timur ke
Kotamadya Makassar Provinsi Sulawesi Selatan.
Berdasarkan BA rapat dan perubahan anggaran dasar tersebut diatas
dijelaskan bahwa modal dasar perseroan berjumlah Rp 5.000.000.000,- (lima
milyar rupiah) yang terbagi dalam 50.000,- (lima puluh ribu) lembar saham
masing-masing bernilai nominal Rp 100.000- sedangkan modal disetor adalah
sebanyak Rp 1.250.000.000,- dengan komposisi kepemilikan sebagai berikut :
Tabel 4.1 Setoran Modal Pemilik
No Pemegang Saham Jumlah saham Nilai Saham (Rp)
1 M. yasin Azis, SE 7.250 lembar 750.000.000
2 Dirman Sube 1.250 lembar 125.000.000
3 Amir Kamaruddin 1.250 lembar 125.000.000
4 Hj. Naya 1.250 lembar 125.000.000
5 Hj. Jumriah 1.250 lembar 125.000.000
Jumlah 12.500 lembar 1.250.000.000
32
33
Key Person dalam perusahaan ini adalah H.M. Yasin Azis, SE, usahawan
sulawesi selatan dengan latar belakang pendidikan Sarjana Ekonomi Universitas
Muslim Indonesia yang telah merintis di Timor-Timur pada tahun 1987 sejak
usaha masih bersifat perorangan sampai berkembang seperti saat ini.
PT Mega Indah Sari adalah perusahaan yang bergerak dibidang General
Kontraktor, perdagangan dan distributor bahan bangunan dan usahanya
supermarket yang pada awalnya merupakan usaha perorangan yang dirintis sejak
tahun 1987 oleh H.M. Yasin Azis, SE. Pada awalnya perusahaan ini berkantor
pusat di Dili, Timor-Timur dimana proyek-proyek yang ditangani umumnya
berlokasi di Timor-Timur dengan berbagai macam proyek baik proyek swasta
maupun proyek dibawah naungan pemerintah dengan jumlah 148 kontrak yang
mengalami selama 8 tahun yakni mulai dari tahun 1989 sampai dengan 1997.
Begitu pula perusahaan telah memiliki supermarket dan toko bahan bangunan atau
material di Dili Timor-Timur. Namun sejak provinsi Timor-Timur memisahkan
diri dari negara kesatuan RI maka perusahaan memindahkan usahanya ke
makassar, begitu pula dengan seluruh asset yang dimiliki.
Sejak memindahkan usahanya di makassar tahun 1998, perusahaan telah
berkembang dengan baik yakni membuka lokasi usaha dan kantor pusat di Jl.
Antang Raya No. 49 A, dengan beberapa unit usaha, antara lain :
1. General Kontraktor, berpengalaman menangani berbagai proyek swasta
maupun proyek dibawah naungan pemerintah.
34
2. Distributor, dan toko bahan bangunan (material) yang melayani penjualan
partai maupun eceran di 5 Outlet yakni Makassar, Jeneponto, Barru, Sinjai
dan Sidrap.
3. 6 Outlet Supermarket, penjualan elektronik dan alat listrik yang dikenal
sebagai Supermarket Misi Pasaraya (Mega Indah Sari Timor) di Jl. Antang
Raya No. 49-51, Jl. Sultan Hasanuddin No. 23 Kabupaten Barru, Jl. Turi
No. 2 Bonto Sunggu kabupaten Jeneponto, dan Jl. K.H.A. Dahlan No. 30
Palopo, Jl. K.H. Agus Salim Plaza BTC lantai 3 Kab. Bone dan Jl. Jend.
Sudirman Kab. Sidrap.
4. Perdagangan dan pengelolaan kayu dengan lokasi pabrik sungguminasa
Gowa.
Dengan operasinya PT Mega Indah Sari telah menyerap tenaga kerja
sekitar 800 orang yang terdiri dari berbagai latar belakang dan tingkat pendidikan
mulai dari SMU sampai dengan Sarjana. Seiring dengan prioritas pengembangan
kawasan Indonesia Timur untuk mengejar ketinggian dari kawasan barat baik
tingkat kesejahteraan, peningkatan sarana dan prasarana maupun saluran distribusi
maka pemerintah terus membangun dan memperbaiki infrastruktur di wilayah ini.
Mengingat hal tersebut diatas maka PT Mega Indah Sari yang bergerak
dibidang bisnis jasa kontruksi, distribusi dan potensi untuk berkembang lebih
besar dengan dibarengi dengan perencanaan dan manajemen yang baik dan
memadai.
35
B. Visi dan Misi Perusahaan
Kegiatan usaha yang dijalankan oleh perusahaan tidak terlepas dari visi
dan misi. Visi dan misi tersebut memiliki tujuan agar kelangsungan hidup
perusahaan berjalan terus-menerus tanpa adanya batasan waktu.
1. Visi
Menjadikan perusahaan lebih berkembang dengan mengutamakan
kepuasan pelanggan dan menjadikan perusahaan yang dapat
diperhitungkan khususnya dengan bidang perdagangan yang sama.
2. Misi
Menjual barang dagangan yang sesuai dengan keinginan pelanggan,
menjaga dan memperbaiki produk yang dijual dengan mngutamakan
barang dagangan yang berkualitas, terus mngembangkan barang dagangan
dengan perubahan pasar dan teknologi yang ada.
C. Struktur Organisasi Perusahaan
Perkembangan kegiatan dalam suatu perusahaan, tidaklah dapat berjalan
dengan baik tanpa adanya korelasi antar masing-masing unit dengan baik dalam
perusahaan suatu organisasi yang baik selalu menjelaskan tentang tugas-tugas,
wewenang dan tanggungjawab sekaligus mengatur hubungan kerja diantara
orang-orang secara horizontal. Dalam suatu perusahaan kerja sama ini diperlukan
karena pelaksana-pelaksana kegiatan yang sangat kompleks sering berkaitan
sehingga keberhasilan dari suatu sistem yang lain dan kemungkinan tujuan
organisasi perusahaan dapar tercapai.
36
Dalam usaha pencapaian tujuan perusahaan, maka diperlukan adanya
struktur organisasi yang memegang peran penting dan ditunjang pula dengan
personil yang ada, yang mana melalui srtuktur organisasi ini dapat membantu
pencapaian tujuan perusahaan secara efektif dan efisien, karena dalam suatu
struktur ada tata pembagian kerja dan hubungan kerja antara sekolompok orang
yang bergabung dalam organisasi tersebut. Struktur organisasi yang baik akan
mendorong kerjasama yang baik didalam perusahaan, selain itu juga menaikan
modal dari para karyawan untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab dengan
baik.
Misi Pasaraya merupakan suatu perusahaan juga mempunyai struktur
organisasi yang menggambarkan dengan jelas susunan dan tanggung jawab yang
ada di dalamnya. Adapun bentuk struktur yang dimiliki oleh Misi Pasaraya adalah
berbentuk organisasi garis. Untuk lebih jelasnya menyangkut dengan struktur
organisasi Misi Pasaraya dilihat pada gambar berikut ini:
37
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Misi Pasaraya
Berdasarkan struktur organisasi di atas, maka uraian tugas dan tanggung
jawab masing-masing bagian sebagai tanggung jawab berikut:
1. Tugas dan Tanggungjawab Site Manager
a. Memberikan instruksi kerja pada pelaksanaan untuk melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan peraturan yang telah dibuat.
b. Melakukan kontrol dan pengecekan pekerjaan apakah telah memenuhi
waktu yang telah ditetapkan dalam time schedule.
c. Melakukan koordinasi dengan pelaksana dalam pengadaan kebutuhan
tenaga kerja.
Site Manager
Ka. Personalia
Bendahara
Pramuniaga
Koordinasi Staf Administrasi
Kasir
Gudang
Security Cleaning Service
Konsumsi
38
2. Tugas dan Tanggungjawab Ka. Personalia
a. Membuat perencanaan pegawai sesuai kebutuhan dari setiap
departemen bertanggungjawab dalam memilih dan mendapatkan
pegawai yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
b. Memberikan pelatihan kepada pegawai agar mempunyai motivasi kerja
dan menemukan solusi untuk setiap personalia yang dihadapi oleh
perusahaan.
3. Tugas dan Tanggungjawab Bendahara
a. Melakukan penelitian dan analisa keuangan termasuk masalah pajak.
b. Melakukan verifikasi ulang atas semua bukti kas, penerimaan dan
pengeluaran kas.
c. Melakukan verifikasi atas semua buku penjualan tunai, faktur penjualan
dan nota pembelian serta bukti barang dari perusahaan ke konsumen.
4. Tugas dan Tanggungjawab Koordinasi
a. Mengkoordinasi pekerjaan staf administrasi dan keuangan.
b. Memeriksa setiap transaksi setoran kas masuk dan transaksi kas keluar.
c. Bertanggungjawab atas administrasi dan saldo transaksi bank.
d. Memeriksa kebenaran transaksi dan saldo kartu rekeningkredit,
tabungan, deposito berjangka, register deposito berjangka.
e. Memeriksa laporan kredit dan tabungan hariandan bulanan.
5. Tuga dan Tanggungjawab Staf Administrasi
a. Input pelunasan
b. Memonitor pelunasan cabang
39
c. Filling faktur dan,
d. Mendorong kenaikan collection cabang.
6. Tugas dan Tanggungjawab Pramuniaga
a. Memajang barang dengan mendahulukan mengisi rak/display yang
stoknya kosong sesuai dengan sistem FIFO (first in first out) dan
tanggal kadaluarsa (Exp. Date) terutama untuk produk makanan,
minuman, dan obat-obatan.
b. Memajang sesuai dengan pengolompokan barang (grouping) dan
disesuaikan dengan ukuran, warna, besar packing/barang yang ada
didekatnya.
c. Memajang barang sesuai dengan besarnya ruang pajang yang disiapkan
dan dilakukan pengontrolan dengan teliti secara terus-menerus untuk
menghindari kehilangan (srinkage).
d. Menjaga kebersihan dan kerapian atas barang dan tempat display.
7. Tugas dan Tanggungjawab Bagian Gudang
a. Mempersiapkan barang yang akan dikirim bertanggungjawab atas
penyimpanan kembali barang yang diterima dari retur penjualan.
b. Bertanggungjawab menyerahkan surat order penjualan dan barangnya
kebagian pengiriman.
c. Mengajukan permintaan pembelian sesuai dengan posisipersediaan
yang ada di gudang.
8. Tugas dan Tanggungjawab Kasir
a. Ambil modal di supervisor.
40
b. Menempati lokasi kasir masing-masing yang telah ditentukan oleh
supervisor.
c. Menyiapkan struk penjualan, karet gelang, spon air, form pengisian
uang hasil transaksi.
d. Membersihkan mesin dan meja POS (point of sales).
e. Hidupkan PC dan program POS (point of sales).
D. Proses Penyaluran dan Aspek Pemasaran Barang Dagangan Pada PT
Mega Indah Sari Makassar
Proses penyaluran dan aspek pemasaran pada PT Mega Indah Sari
Makassar sebagai berikut :
1. Suplai langsung dari produsen
Pada dasarnya setiap perusahaan-perusahan yang bergerak
dibidang penjualan bahan bangunan selalu berupaya menjaga ketersediaan
barang (ready stock), hal ini dimaksudkan memperoleh kepercayaan dari
konsumen. Guna menjamin ketersediaan barang, PT Mega Indah Sari
Makassar melakukan suplai langsung dari produsen. beberapa keuntungan
yang diperoleh dari sistem suplai langsung dari produsen antara lain:
a. Untuk pembelian banyak tentu memperoleh discount langsung.
b. Biaya angkut yang timbul lebih kecil.
c. Frekuensi suplai yang dibutuhkan lebih efektif.
Kondisi seperti ini yang terjadi pada PT. Megah Indah Sari
Makassar, yang sudah memperoleh kesepakatan antara produsen. Namun
bilamana belum memiliki hubungan langsung dengan produsen, pemilik
41
toko bahan bangunan PT Mega Indah Sari maupun kontraktor bisa
mengakses ke pusat perdagangan yang dituju.
Beberapa bahan bangunan yang disuplai langsung dengan skala
harian/mingguan adalah pasir dan kayu, besi beton & semen. Kondisi ini
tergantung omzet dan stok yang bisa ditampung. Sedangkan untuk bahan
bangunan pendukung seperti cat, kawat, pipa pvc, perlengkapan instalasi
air dan listrik maupun aksesori rumah rata-rata di suplai sebulan sekali.
2. Suplai dari agen/distributor/salesman
Berkaitan dengan angaran operasional perusahan, PT. Mega Indah
Sari Makassar juga memakai jasa agen/distributor/salesmen. Kondisi ini
tidak lain adalah untuk persiapan barang sebelum habis. Beberapa produk
yang ditawarkan tentu berkaitan dengan skala perioritas pengadaan barang
dan kemampuan usahanya, serta fasilitas menguntungkan yang ditawarkan
para sales tersebut.
3. Bahan bangunan yang dipasarkan
Bahan bangunan yang dijual pada PT Mega Indah Sari berasal dari
bahan bangunan yang langsung merupakan hasil alam seperti pasir dan
batu maupun yang sudah diproses oleh pengusaha kecil yaitu batu bata,
batako, genteng dan kayu olahan (wood working) dan semen.
PT Mega Indah Sari juga memasarkan bahan bangunan mulai dari
ubin keramik, besi beton, seng, kawat, segala macam paku, kaca, plywood,
cat kayu dan cat tembok, meni, plamur, tiner, plywood, pipa pvc.
Termasuk bahan bangunan sebagai bagian sistem pabrikasi komponen dan
42
perlengkapan peralatan bahan bangunan, seperti perlengkapan kunci pintu
dan jendela, perlengkapakan instalasi air dan listrik, kuas, amplas kayu dan
besi, serta berbagai komponen dan perlengkapan peralatan bahan
bangunan lainnya.
4. Cara pembayaran
Adapun sistem pembayaran yang dilakukan pada PT Mega Indah
Sari rata-rata produsen menerapkan pembayaran diundur satu bulan.
Namun untuk toko yang baru didirikan atau kontraktor yang masih baru
harus membayar tunai kepada produsen atau distributornya. Untuk
pelanggan yang sudah lama berlangganan jika membutuhkan bahan-bahan
untuk keperluan rumah hanya tinggal menelpon dan barang tersebut dapat
diantarkan kerumah yang dituju dan pembayarannya pun dapat dilakukan
dirumah konsumen secara tunai.
E. Mekanisme Kerja Unit Usaha
Secara garis besar PT Mega Indah Sari Timor memiliki unit usaha di
berbagai daerah, khusunya di area sulawesi selatan yang saling berkaitan antara
unit usaha satu dengan unit usaha yang lain. Bentuk pengawasan yang dilakukan
dalam unit usaha yaitu pengawasan stock barang usaha sampai dengan
pengawasan keuangan (finance). Dalam kurung waktu pengawasan yang
dilakukan yaitu 3 kali dalam setahun.
1. Pengawasan Stock Barang Usaha
Guna menjaga stock barang usaha, perusahaan melakukan evaluasi
barang yang laku terjual dalam kurung waktu yaitu 6 bulan. Evaluasi ini
43
dimaksudkan untuk menjamin stock material 6 bulan kedepan. Namun jika
pengiriman stock mengalami keterlambatan dari makassar tentu peran unit
usaha di daerah yang memiliki jarak dekat berperan penting. Contoh untuk
unit usaha di daerah Barru, Sidrap, dan Palopo. unit usaha kota barru tentu
berperan penting untuk mensuplai langsung ke daerah sidrap dan palopo
tanpa harus menunggu pengiriman dari makassar. Kondisi ini
dimaksudkan untuk menekan biaya operasional perusahaan.
2. Pengawasan Keuangan Perusahaan
Schedule pengawasan keuangan perusahaan dilakukan 3 kali dalam
setahun (/4 bulan) yang dimkasudkan dalam menjamin saldo kas
perusahaan. Untuk triwulan I s/d II cukup dilakukan penyampaian laporan
ke unit (makassar), kondisi ini berlaku untuk unit-unit usaha. Sedangkan
untuk final triwulan atau III setiap site manager menyampaikan laporan
keuangan dan kendala-kendala yang dihadapi dilapangan serta melakukan
perencanaan usaha tahun mendatang.
44
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Jenis-jenis Persediaan pada Misi Pasaraya
Misi Pasaraya memiliki beraneka ragam persediaan untuk kebutuhan
sehari-hari antara lain :
1. Fresh yang terdiri dari buah-buahan (produce), roti (bakery), produk sosis
(Dairy dan Daily, dan daging (meat).
2. Grocery yang terdiri dari berbagai produk makanan (food), non makanan
(non food), alat rumah tangga dan elektronik (GMS).
Jenis-jenis persediaan yang dimiliki Misi Pasaraya menurut kondisinya
adalah :
1. Persediaan digudang yaitu persediaan yang disimpan sementara digudang
penyimpanan sebelum di pajang di toko.
2. Persediaan ditoko yaitu persediaan langsung dijual kepada pembeli secara
pelayanan sendiri yang dipajang ditoko dan ditata sedemikian rupa
pemajangannya.
3. Persediaan rusak yaitu persediaan yang mutunya tidak sama seperti semula
atau habis masa kadaluwarsanya yang tidak dapat dijual yang dicadangkan
dalam persediaan rusak dan persediaan yang rusak tersebut dikembalikan
ke perusahaan dimana ada beberapa perusahaan yang dapat mengganti
barang yang rusak tersebut dan adapun yang tidak sesuai dengan kebijakan
yang diberikan oleh perusahaan tersebut.
44
45
B. Prosedur Pembelian dan Penjualan pada Misi Pasaraya
Prosedur pembelian yang dilakukan oleh Misi Pasaraya adalah 80%
pembelian kredit, dalam hal ini transaksi pembelian dalam Misi Pasaraya ini di
tandai atau diawali dari adanya permintaan dari masing-masing konsumen untuk
meminta barang yang sudah habis kepada fungsi gudang yang kemudian fungsi
gudang mengecek persediaan barang tersebut melalui data persediaan yang ada di
dalam komputer dan jika persediaan telah mencapai batas minimum maka secara
otomatis fungsi pembelian akan membuat surat permintaan pembelian barang
yang akan diotorisasi oleh kepala bagian pembelian kemudian akan dilakukan
pemesanan kepada pemasok barang yang akan di pesan.
Misi Pasaraya menggunakan dokumen order pembelian untuk memesan
barang kepada pemasok yang telah dipilih. Dokumen ini berisi nama barang, jenis
barang, jumlah barang yang dipesan, ukuran, harga perunit, harga eceran, total
harga (net), tempo pembayaran, dan tanggal pengiriman,. Surat order pembelian
ini terdiri dari tiga rangkap. Rangkap pertama berwarna putih dipegang oleh
pemasok, rangkap kedua berwarna merah dipegang oleh bagian pembelian, dan
rangkap yang ketiga berwarna kuning dipegang oleh bagian keuangan.
Prosedur penjualan pada Misi Pasaraya merupakan urutan kegiatan
penjualan mulai dari diterimanya barang dagang dari konsumen sebagai bukti
adanya transaksi penjualan sampai pada pencatatan penjualan.
Misi Pasaraya merupakan perusahaan retail yang melakukan kegiatan penjualan
secara langsung. Artinya, barang-barang yang dijual tersedia di rak-rak yang
diklasifikasikan sesuai dengan jenis barang, merk, ukuran, warna dan harga. Konsumen
tinggal memilih dan mengambil sendiri barang yang diinginkan untuk kemudian dibawa
46
ke kasir yang tersedia untuk dilakukan proses pembayaran, ia akan mendapatkan tanda
bukti pembayaran berupa struk penjualan sehingga barang pun beralih pemilikan menjadi
milik konsumen dan transaksi pun selesai.
C. Akuntansi Persediaan Barang Dagangan pada Misi Pasaraya
1. Kondisi Persediaan Barang Dagangan
Misi Pasaraya merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang
perdagangan. Persediaan barang yang terdapat di Misi Pasaraya terhitung
begitu banyak ini dapat dilihat karena persediaan yang dimiliki Misi
Pasaraya tidak hanya yang ada di toko yang terpajang tetapi juga Misi
Pasaraya memiliki gudang yang di mana gudang ini menyimpan
persediaan barang, yang jika suatu saat barang yang di pajang di toko
sudah habis maka barang yang sama dapat diganti dengan mengmbil
barang yang baru yang ada ditoko. Jumlah persediaan barang dagang yang
saat ini di miliki Misi Pasaraya lebih dari 4 Milyar. Karena persediaan
barang yang dimiliki Misi Pasaraya sangat banyak maka beberapa sampel
persediaannya adalah sebagai berikut :
47
Tabel 5.1
Daftar Persediaan Barang Dagangan
Awal Bulan Maret 2015
Misi Pasaraya
No Nama Barang Kuantitas Harga Perunit Jumlah
1 ABC kecap manis 275 ml 250 11.200 1.680.000
2 Bakso 50 38.000 1.900.000
3 Appel merah 1 kg 50 39.000 1.950.000
4 Buavita jeruk mandarin 1000
ml
50 6.500 325.000
5 Lifeboy sabun cair 450 ml 50 13.700 685.000
6 Minyak goreng bimoli 1 liter 200 11.500 2.300.000
7 Gulaku 1 kg 157 11.500 1.805.500
8 Clear men SHP hairfall 70 ml 265 20.300 5.379.500
9 Lux bty white glamour 85 gr 300 2.300 690.000
10 ABC sambal asli 135 ml 200 4.900 980.000
Jumlah 17.695.000
Sumber : Misi Pasaraya (2015)
2. Penerapan Metode Perpetual pada Misi Pasaraya
Metode pencatatan persediaan yang digunakan perusahaan adalah
metode perpetual yaitu setiap penjualan akan langsung diketahui harga
pokok penjualannya. Dalam metode ini perusahaan tidak mengenal akun
pembelian maupun akun penjualan dalam pencatatanya. Namun akun
pembelian dan penjualan diganti dengan akun persediaan barang
48
dagangan. Dalam metode pencatatan perpetual, setiap pembelian barang
dagangan dari pemasok akan dicatat oleh perusahaan dengan cara
mendebet persediaan barang dagang dan mengkredit akun kas atau hutang
dagang. Demikian juga, pada setiap transaksi penjualan barang dagangan
ke pelanggan, harga pokok dari barang yang dijual akan dicatat dengan
cara mendebet akun harga pokok penjualan dan mengkredit akun
persediaan barang dagang.
Penerapan metode pencatatan perpetual di Misi Pasaraya di dukung
dengan penggunaan sistem komputerisasi sehingga pencatatan dapat
dilakukan dengan cepat dan efektif, sistem ini dapat menyimpan data-data
barang dagangan hasil pembelian dan penjualan serta menyimpan data-
data barang dagangan yang tersisa setelah adanya penjualan.
Adapun transaksi yang dilakukan oleh Misi Pasaraya pada bulan
maret 2015 dengan barang ABC Kecap Manis 275 ml adalah sebagai
berikut :
Tgl 5, dibeli barang dagangan seharga Rp 2.240.000.
Tgl 5, dijual barang dagangan seharga Rp 1.000.000
Tgl 9, dibeli barang dagangan secara kredit seharga Rp 560.000.
Tgl 9, dijual barang dagangan seharga Rp 1.750.000.
Tgl 12, dijual barang dagangan seharga Rp 1.725.000.
Tgl 15, dijual barang dagang seharga Rp 780.000.
Tgl 17, dijual barang dagangan seharga Rp 1.780.000.
Tgl 19, dijual barang dagangan seharga Rp 2.200.000.
49
Tgl 20, dibeli barang dagangan secara kredit dari PT. Kima seharga Rp
560.000.
Tgl 20, dijual barang dagangan seharga Rp 1.200.000.
Tgl 23, dijual barang dagangan seharga Rp 2.500.000.
Tgl 25, dijual barang dagangan seharga Rp 2.000.000.
Tgl 27, dijual barang dagangan seharga Rp 570.000.
Tgl 30, dijual barang dagangan seharga Rp 1.500.000.
Dari transaksi di atas dapat di jurnal sebagai berikut :
Tabel 5.2 Misi Pasaraya
Jurnal umum
Per 31 Desember 2015
Tgl Keterangan Debet Kredit
5 Persediaan barang dagang
Hutang dagang
Rp 2.240.000
Rp 2.240.000
5 Kas
Penjualan
Hpp
Persediaan barang dagang
Rp 1.000.000
Rp 280.000
Rp 1.000.000
Rp 280.000
9 Persediaan barang dagang
Utang dagang
Rp 560.000
Rp 560.000
9 Kas
Penjualan
Hpp
Persediaan barang dagang
Rp 1.750.000
Rp 392.000
Rp 1.750.000
Rp 392.000
12 Kas
Penjualan
Rp 1.725.000
Rp 1.725.000
50
Hpp
Persediaan barang dagang
Rp 224.000
Rp 224.000
15 Kas
Penjualan
Hpp
Persediaan barang dagang
Rp 780.000
Rp 156.800
Rp 780.000
Rp 156.800
17 Kas
Penjualan
Hpp
Persediaan barang dagang
Rp 1.780.000
Rp 224.000
Rp 1.780.000
Rp 224.000
19 Kas
Penjualan
Hpp
Persediaan barang dagang
Rp 2.200.000
Rp 280.000
Rp 2.200.000
Rp 280.000
20 Persediaan barang dagang
Hutang dagang
Rp 560.000
Rp 560.000
20 Kas
Penjualan
Hpp
Persediaan barang dagang
Rp 1.200.000
Rp 268.800
Rp 1.200.000
Rp 268.800
23 Kas
Penjualan
Hpp
Persediaan barang dagang
Rp 2.500.000
Rp 168.800
Rp 2.500.000
Rp 168.800
25 Kas
Penjualan
Hpp
Persediaan barang dagang
Rp 2.000.000
Rp 190.400
Rp 2.000.000
Rp 190.400
27 Kas
Penjualan
Rp 570.000
Rp 570.000
51
Hpp
Persediaan barang dagang
Rp 313.600
Rp 313.600
30 Kas
Penjualan
Hpp
Persediaan barang dagang
Rp 1.500.000
Rp 347.200
Rp 1.500.000
Rp 347.200
Jumlah Rp 23.210.600 Rp 23.210.600
Tabel 5.3
Buku Besar
No Akun : 101 Nama Akun : Kas
tgl Kas Ref Debet Kredit Saldo
Debet kredit
05/03/2015 dijual barang dagang 1.000.000 1.000.000
9 dijual barang dagang 1.750.000 2.750.000
12 dijual barang dagang 1.725.000 4.475.000
15 dijual barang dagang 780.000 5.255.000
17 dijual barang dagang 1.780.000 7.035.000
19 dijual barang dagang 2.200.000 9.235.000
20 dijual barang dagang 1.200.000 10.435.000
23 dijual barang dagang 2.500.000 12.935.000
25 dijual barang dagang 2.000.000 14.935.000
27 dijual barang dagang 570.000 15.505.000
30 dijual barang dagang 1.500.000 17.005.000
52
No Akun : 103 Nama Akun : Persediaan Barang Dagang
tgl perkiraan ref Debet kredit Saldo
Debet kredit
5/03/2015 dibeli barang dagang 2.240.000 2.240.000
5 dijual barang dagang 280.000 1.960.000
9 dibeli barang dagang 560.000 2.520.000
9 dijual barang dagang 392.000 2.128.000
12 dijual barang dagang 224.000 1.904.000
15 dijual barang dagang 156.800 1.747.200
17 dijual barang dagang 224.000 1.523.200
19 dijual barang dagang 280.000 1.243.200
20 dibeli barang dagang 560.000 1.803.200
20 dijual barang dagang 268.800 1.534.400
23 dijual barang dagang 168.800 1.365.600
25 dijual barang dagang 190.400 1.175.200
27 dijual barang dagang 313.600 861.600
30 dijual barang dagang 347.200 514.400
No Akun : 301 Nama Akun : Hutang dagang
tgl perkiraan Ref Debet Kredit saldo
debet kredit
5/03/2015 dibeli barang dagang 2.240.000 2.240.000
9 dibeli barang dagang 560.000 2.800.000
20 dibeli barang dagang 560.000 3.360.000
53
No Akun : 501 Nama Akun : Penjualan
tgl perkiraan ref Debet Kredit saldo
debet kredit
5/03/2015 dijual barang dagang 1.000.000 1.000.000
9 dijual barang dagang 1.750.000 2.750.000
12 dijual barang dagang 1.725.000 4.475.000
15 dijual barang dagang 780.000 5.255.000
17 dijual barang dagang 1.780.000 7.035.000
19 dijual barang dagang 2.200.000 9.235.000
20 dijual barang dagang 1.200.000 10.435.000
23 dijual barang dagang 2.500.000 12.935.000
25 dijual barang dagang 2.000.000 14.935.000
27 dijual barang dagang 570.000 15.505.000
30 dijual barang dagang 1.500.000 17.005.000
No Akun : 602 Nama Akun : Hpp
tgl perkiraan ref Debet Kredit saldo
debet kredit
5/03/2015 dijual barang dagang 280.000 280.000
9 dijual barang dagang 392.000 672.000
12 dijual barang dagang 224.000 896.000
15 dijual barang dagang 156.800 1.052.800
17 dijual barang dagang 224.000 1.276.800
19 dijual barang dagang 280.000 1.556,800
20 dijual barang dagang 268.800 1.825.600
23 dijual barang dagang 168.800 1.994.400
25 dijual barang dagang 190.400 2.184.800
27 dijual barang dagang 313.600 2.498.400
30 dijual barang dagang 347.200 2.845.600
Pada dasarnya proses pembukuan merupakan suatu hal yang penting
dilakukan oleh perusahaan yang bergerak dibidang perindustrian maupun
dibidang perdagangan. Salah satu bagian dalam pembukuan adalah
pencatatan atas setiap transaksi yang terkait dengan persediaan barang
54
dagang. Itu dikarenakan persediaan merupakan salah satu unsur yang paling
aktif dalam operasi perusahaan yang secara berlanjut diperoleh, diubah, dan
yang kemudian dijual kembali. Pencatatan dimulai dari pencatatan terhadap
adanya barang masuk (barang yang dibeli dari supplier) dan barang keluar
(barang yang dijual kepada customer). Transaksi ini paling sering terjadi
dalam operasi perusahaan.
Penggunaan metode perpetual ini dapat memudahkan pihak
perusahaan untuk mengetahui persediaan barang dagang dengan cepat jika
sewaktu-waktu dibutuhkan tanpa harus menghitung persediaan barang dagang
yang ada digudang. Selain itu penggunaan metode perpetual juga
memberikan pengendalian yang efektif atas persediaan. Informasi mengenai
jumlah atas masing-masing jenis barang dagangan dapat segera tersedia
dalam buku besar pembantu untuk masing-masing persediaan. Untuk
menjamin keakuratan besarnya persediaan yang dilaporkan dalam laporan
keuangan. Dalam metode perpetual perusahaan tidak mencatat secara khusus
adanya biaya angkut barang dan potongan pembelian. Namun nilai persediaan
barang dagang dapat berubah sewaktu-waktu sebagai pengaruh dari adanya
transaksi yang terjadi.
Metode pencatatan yang digunakan oleh Misi Pasaraya cukup
sederhana, bagian administrasi hanya mencatat keluar masuknya barang.
Sehingga menghasilkan laporan pembelian dan penjualan perhari dan
perbulan. Kemudian data tersebut digunakan dalam pembuatan laporan laba
rugi yang dilakukan setiap bulan.
55
D. Metode Penilaian Persediaan Barang Dagangan pada Misi Pasaraya
Sama halnya dengan pencatatan, penilaian persediaan barang dagangan
dalam sebuah perusahaan juga sangat penting dilakukan. Karena dengan
dilakukannya penilaian ini, perusahaan akan mengetahui berapa nilai barang
dagangan yang masih tersisa di akhir periode. Selain itu penilaian persediaan
diperlukan untuk menghitung persediaan akhir yang akan dimasukkan di neraca
dan harga pokok penjualan yang akan dilaporkan dalam laporan laba rugi.
Misi pasaraya menggunakan metode penilaian persediaan dengan
menggunakan metode rata-rata (everage), dimana dalam metode ini barang yang
keluar akan dibebani harga pokok pada akhir periode, karena metode rata-rata
baru dihitung pada akhir periode, apabila harga pokok rata-rata dicatat setiap ada
pengeluaran barang maka diperlukan untuk menghitung harga pokok rata-rata
setiap pembelian barang. Sehingga dalam satu periode akan terdapat beberapa
harga pokok rata-rata.
Penilaian terhadap barang dagangan dilakukan dengan melihat informasi
jumlah persediaan yang ada di sistem komputerisasi karena disanalah tersimpan
data-data stok barang dagangan yang masih tersisa setelah adanya transaksi
penjualan pada satu bulan periode. Berikut ini adalah kartu persediaan selama
bulan maret 2015 perusahaan dagang Misi Pasaraya melakukan transaksi yang
berkaitan dengan persediaan barang dagang dengan metode rata-rata sebagai
berikut :
56
Tabel 5.4 Kartu Persediaan
Misi Pasaraya
Nama Barang : ABC Kecap Manis 275 ml
Kode Barang : 010
tgl
Masuk Keluar saldo
unit harga Jumlah unit Harga Jumlah Unit Harga jumlah
01-Mar-15 250 11200 2800000
05-Mar-15 200 11200 2240000 450 11200 5040000
05-Mar-15 25 11200 280000 425 11200 4760000
09-Mar-15 50 11.200 560000 475 11200 5320000
09-Mar-15 35 11200 392000 440 11200 4928000
12-Mar-15 20 11200 224000 420 11200 4704000
15-Mar-15 14 11200 156800 406 11200 4547200
17-Mar-15 20 11200 224000 386 11200 4323200
19-Mar-15 25 11200 280000 361 11200 4043200
20-Mar-15 50 11.200 560000 411 11200 4603200
20-Mar-15 24 11200 268800 387 11200 4334400
23-Mar-15 15 11200 168000 372 11200 4166400
25-Mar-15 17 11200 190400 355 11200 3976000
27-Mar-15 28 11200 313600 327 11200 3662400
30-Mar-15 31 11200 347200 296 11200 3315200
Sumber : PT. Misi Pasaraya (2015)
Dari tabel 5.4 dapat diketahui bahwa nilai persediaan akhir sebanyak 296
pcs dengan nilai sebesar Rp 11.200. Sedangkan harga pokok penjualannya adalah
sebagai berikut :
Persediaan awal Rp 2.800.000
Pembelian bersih Rp 3.360.000
Barang siap dijual Rp 6.160.000
Persediaan akhir (Rp 3.315.200)
Harga pokok penjualan (HPP) Rp 2.844.800
57
Tabel 5.5 Kartu Persediaan
Misi Pasaraya
Nama Barang : Bakso
Kode Barang : 020
Tgl Masuk Keluar Saldo
Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah
01-Mar-15 50 38000 1900000
05-Mar-15 5 38000 190000 45 38000 1710000
10-Mar-15 4 38000 152000 41 38000 1558000
14-Mar-15 50 38000 1900000 91 38000 3458000
17-Mar-15 10 38000 380000 81 38000 3078000
20-Mar-15 3 38000 114000 78 38000 2964000
23-Mar-15 6 38000 228000 72 38000 2736000
27-Mar-15 20 38000 760000 102 34274,51 3496000
29-Mar-15 10 34274,51 342745,1 92 34274,51 3153255
31-Mar-15 5 34274,51 171372,6 87 34274,51 2981882
Sumber : PT. Misi Pasaraya (2015)
Dari tabel 5.5 dapat diketahui bahwa nilai persediaan akhir sebanyak 87
pcs dengan nilai sebesar Rp 34.274,51. Sedangkan harga pokok penjualannya
adalah sebagai berikut :
Persediaan awal Rp 1.900.000
Pembelian bersih Rp 2.660.000
Barang siap dijual Rp 4.560.000
Persediaan akhir (Rp 2.981.882)
Harga pokok penjualan (HPP) Rp 1.578.118
58
Tabel 5.6 Kartu Persediaan
Misi Pasaraya
Nama Barang : Appel Merah 1 kg
Kode Barang : 030
Tgl
Masuk Keluar Saldo
Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah
01-Mar-15 50 39000 1950000
03-Mar-15 2 39000 78000 48 39000 1872000
07-Mar-15 5 39000 195000 43 39000 1677000
10-Mar-15 3 39000 117000 40 39000 1560000
15-Mar-15 7 39000 273000 33 39000 1287000
20-Mar-15 30 39000 1170000 63 39000 2457000
24-Mar-15 6 39000 234000 57 39000 2223000
27-Mar-15 3 39000 117000 54 39000 2106000
29-Mar-15 10 39000 390000 44 39000 1716000
31-Mar-15 50 39000 1950000 94 39000 3666000
31-Mar-15 10 39000 390000 84 39000 3276000
Sumber : Misi Pasaraya (2015)
Dari tabel 5.6 dapat diketahui bahwa nilai persediaan akhir sebanyak 84
pcs dengan nilai sebesar Rp 39.000. Sedangkan harga pokok penjualannya adalah
sebagai berikut :
Persediaan awal Rp 1.950.000
Pembelian bersih Rp 3.120.000
barang siap dijual Rp 5.070.000
Persediaan akhir (Rp 3.276.000)
Harga pokok penjualan (HPP) Rp 1.794.000
59
Tabel 5.7 Kartu Persediaan
Misi pasaraya
Nama Barang : Buavita Jeruk Mandarin 1000 ml
Kode Barang : 040
Tgl Masuk Keluar Saldo
Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah
01-Mar-15 50 6500 325000
03-Mar-15 5 6500 32500 45 6500 292500
07-Mar-15 10 6500 65000 35 6500 227500
10-Mar-15 5 6500 32500 30 6500 195000
15-Mar-15 50 6500 325000 80 6500 520000
15-Mar-15 5 6500 32500 75 6500 487500
24-Mar-15 30 6500 195000 105 6500 682500
24-Mar-15 12 6500 78000 93 6500 604500
29-Mar-15 10 6500 65000 83 6500 539500
31-Mar-15 8 6500 52000 75 6500 487500
Sumber : Misi Pasaraya (2015)
Dari tabel 5.7 dapat diketahui bahwa nilai persediaan akhir sebanyak 75
pcs dengan nilai sebesar Rp 6.500. Sedangkan harga pokok penjualannya adalah
sebagai berikut :
Persediaan awal Rp 325.000
Pembelian bersih Rp 520.000
Barang siap dijual Rp 845.000
Persediaan akhir (Rp 487.500)
Harga pokok penjualan (HPP) Rp 357.500
60
Tabel 5.8 Kartu Persediaan
Misi Pasaraya
Nama Barang : Lifeboy
kode Barang : 050
Tgl Masuk Keluar Saldo
Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah
01-Mar-15 50 13700 685000
05-Mar-15 4 13700 54800 46 13700 630200
07-Mar-15 7 13700 95900 39 13700 534300
10-Mar-15 5 13700 68500 34 13700 465800
16-Mar-15 2 13700 27400 32 13700 438400
15-Mar-15 8 13700 109600 24 13700 328800
24-Mar-15 30 13700 411000 54 13700 739800
24-Mar-15 5 13700 68500 49 13700 671300
29-Mar-15 3 13700 41100 46 13700 630200
31-Mar-15 6 13700 82200 40 13700 548000
Sumber : Misi Pasaraya (2015)
Dari tabel 5.8 dapat diketahui bahwa nilai persediaan akhir sebanyak 40
pcs dengan nilai sebesar Rp 13.700. Sedangkan harga pokok penjualannya adalah
sebagai berikut :
Persediaan awal Rp 685.000
Pembelian Rp 411.000
Barang siap dijual Rp 1.096.000
Persediaan akhir (Rp 548.000)
Harga pokok penjualan (HPP) Rp 548.000
61
Tabel 5.9 Kartu Persediaan
Misi Pasaraya
Nama Barang : Minyak goreng Bimoli 1 liter
Kode Barang : 060
Tgl Masuk Keluar Saldo
Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah
01-Mar-15 200 11500 2300000
06-Mar-15 15 11500 172500 185 11500 2127500
07-Mar-15 7 11500 80500 178 11500 2047000
10-Mar-15 4 11500 46000 174 11500 2001000
15-Mar-15 8 11500 92000 166 11500 1909000
18-Mar-15 100 11500 1150000 266 11500 3059000
18-Mar-15 20 11500 230000 246 11500 2829000
24-Mar-15 10 11500 115000 236 11500 2714000
26-Mar-15 7 11500 80500 229 11500 2633500
31-Mar-15 10 11500 115000 219 11500 2518500
Sumber : Misi Pasaraya (2015)
Dari tabel 5.9 dapat diketahui bahwa nilai persediaan akhir sebanyak 219
pcs dengan nilai sebesar Rp 11.500. Sedangkan harga pokok penjualannya adalah
sebagai berikut :
Persediaan awal Rp 2.300.000
Pembelian Rp 1.150.000
Barang siap dijual Rp 3.450.000
Persediaan akhir (Rp 2.518.500)
Harga pokok penjualan (HPP) Rp 931.500
62
Tabel 5.10 Kartu Persediaan
Misi Pasaraya
Nama Barang : Gulaku 1 kg
Kode Barang : 070
Tgl Masuk Keluar Saldo
Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah
01-Mar-15 157 11500 1805500
06-Mar-15 10 11500 115000 147 11500 1690500
07-Mar-15 5 11500 57500 142 11500 1633000
10-Mar-15 4 11500 46000 138 11500 1587000
15-Mar-15 9 11500 103500 129 11500 1483500
17-Mar-15 20 11500 230000 109 11500 1253500
20-Mar-15 50 11600 580000 159 11531,45 1833500
20-Mar-15 8 11531,45 92251,6 151 11531,45 1741248
26-Mar-15 7 11531,45 80720,15 144 11531,45 1660528
31-Mar-15 50 11500 575000 194 11523,34 2235528
Sumber : Misi Pasaraya (2015)
Dari tabel 5.10 dapat diketahui bahwa nilai persediaan akhir sebanyak 194
pcs dengan nilai sebesar Rp 11.523,34. Sedangkan harga pokok penjualannya
adalah sebagai berikut :
Persediaan awal Rp 1.805.500
Pembelian bersih Rp 1.155.000
Barang siap dijual Rp 2.960.500
Persediaan akhir (Rp 2.235.528)
Harga pokok penjualan (HPP) Rp 724.972
63
Tabel 5.11 Kartu Persediaan
Misi Pasaraya
Nama Barang : Clear Men SHP Hairfall 70 ml
Kode Barang : 080
Tgl Masuk Keluar Saldo
Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah
01-Mar-15 265 20300 5379500
05-Mar-15 12 20300 243600 253 20300 5135900
07-Mar-15 50 20300 1015000 303 20300 6150900
07-Mar-15 15 20300 304500 288 20300 5846400
13-Mar-15 10 20300 203000 278 20300 5643400
17-Mar-15 35 20300 710500 243 20300 4932900
20-Mar-15 30 20300 609000 273 20300 5541900
20-Mar-15 20 20300 406000 253 20300 5135900
24-Mar-15 15 20300 304500 238 20300 4831400
26-Mar-15 50 20300 1015000 288 20300 5846400
26-Mar-15 21 20300 426300 267 20300 5420100
31-Mar-15 12 20300 243600 255 20300 5176500
Sumber : Misi Pasaraya (2015)
Dari tabel 5.11 dapat diketahui bahwa nilai persediaan akhir sebanyak 255
pcs dengan nilai sebesar Rp 20.300. Sedangkan harga pokok penjualannya adalah
sebagai berikut :
Persediaan awal Rp 5.379.500
Pembelian Rp 2.639 .000
Barang siap dijual Rp 8.018.500
Persediaan akhir (Rp 5.176.500)
Harga pokok penjualan (HPP) Rp 2.842.000
64
Tabel 5.12 Kartu Persediaan
Misi Pasaraya
Nama Narang : Lux BTY White Glamour 85 gr
Kode Barang : 090
Tgl Masuk Keluar Saldo
Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah
01-Mar-15 300 2300 690000
05-Mar-15 10 2300 23000 290 2300 667000
06-Mar-15 25 2300 57500 265 2300 609500
09-Mar-15 15 2300 34500 250 2300 575000
13-Mar-15 28 2300 64400 222 2300 510600
17-Mar-15 35 2300 80500 187 2300 430100
19-Mar-15 100 2300 230000 287 2300 660100
19-Mar-15 21 2300 48300 266 2300 611800
24-Mar-15 8 2300 18400 258 2300 593400
27-Mar-15 50 2300 115000 208 2300 478400
29-Mar-15 50 2300 115000 258 2300 593400
29-Mar-15 35 2300 80500 223 2300 512900
Sumber : Misi Psaraya (2015)
Dari tabel 5.12 dapat diketahui bahwa nilai persediaan akhir sebanyak 223
pcs dengan nilai sebesar Rp 2.300. Sedangkan harga pokok penjualannya adalah
sebagai berikut :
Persediaan awal Rp 690.000
Pembelian Rp 345.000
Barang siap dijual Rp 1.035.000
Persediaan akhir (Rp 512.900)
Harga pokok penjuualan (HPP) Rp 522.100
65
Tabel 5.13 Kartu Persediaan
Misi Pasaraya
Nama Barang : ABC Sambal Asli 135 ml
Kode Barang : 0100
Tgl Masuk Keluar Saldo
Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah Unit Harga Jumlah
01-Mar-15 200 4900 980000
05-Mar-15 23 4900 112700 177 4900 867300
08-Mar-15 20 4900 98000 157 4900 769300
11-Mar-15 17 4900 83300 140 4900 686000
15-Mar-15 100 4900 490000 240 4900 1176000
15-Mar-15 30 4900 147000 210 4900 1029000
19-Mar-15 18 4900 88200 192 4900 940800
23-Mar-15 50 4900 245000 242 4900 1185800
23-Mar-15 24 4900 117600 218 4900 1068200
25-Mar-15 16 4900 78400 202 4900 989800
30-Mar-15 15 4900 73500 187 4900 916300
Sumber : Misi pasaraya (2015)
Dari tabel 5.13 dapat diketahui bahwa nilai persediaan akhir sebanyak 187
pcs dengan nilai sebesar Rp 4.900. Sedangkan harga pokok penjualannya adalah
sebagai berikut :
Persediaan awal Rp 980.000
Pembelian bersih Rp 735.000
Barang siap dijual Rp 1.715.000
Persediaan akhir (Rp 916.300)
Harga pokok penjualan (HPP) Rp 798.700
66
E. Analisis Pembahasan Metode Perpetual dan Rata-rata
Dari hasil analisis di atas, pihak Misi Pasaraya dapat mengetahui berapa
jumlah barang yang tersedia dan berapa harga pokoknya. Misi Pasaraya ini
termasuk perusahaan ritel yang menjual barang dagangan dengan cara mengecer.
Sehingga dalam penentuan harga pokoknya di pasang perunit barang. Dengan
demikian dalam penilaian persediaan barang dagangan akhir pihak Misi Pasaraya
menggunakan metode rata-rata (everage), di mana metode ini mampu
memberikan beberapa harga pokok penjualan yang bisa membantu perusahaan
dalam menjual barang dagangannya.
Misi Pasaraya menggunakan metode perpetual dalam proses pencatatan
persediaan barang dagangan. Metode ini cocok diaplikasikan di perusahaan
seperti Misi Pasaraya dimana terdapat beragam jenis barang dagangan yang
nilainya relatif kecil dan metode ini dapat memberikan infomasi mengenai
pembelian dan penjualan barang dagangan, sistem ini juga akan memudahkan
bagian pembukuan dalam penyusunan laporan keuangan jangka pendek, sehingga
tidak perlu lagi melakukan perhitungan fisik untuk mengetahui jumlah persediaan
akhir. Juga dapat dengan segera diketahui jika terjadi kekeliruan atau kesalahan
perhitungan dan adanya kekurangan stok maupun kelebihan ataupun penumpukan
stok barang dagangan.
Perhitungan harga pokok penjualan yang tepat dan akurat merupakan hal
yang perlu dilakukan oleh setiap perusahaan, karena tanpa adanya perhitungan
harga pokok penjualan perusahaan tersebut akan mengalami masalah dalam
penentuan harga pokok suatu barang. Jadi dapat disimpulkan bahwa dengan
67
menggunakan metode pencatatan dan penilaian persediaan yang diterapkan pada
perusahaan Misi Pasaraya dapat mengurangi kesalahan perhitungan persediaan
barang dagangan dan dapat menghasilkan harga pokok penjualan yang tepat pada
perusahaan Misi Pasaraya.
68
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan mengenai persediaan barang dagangan
dengan menggunakan metode perpetual pada Misi Pasaraya, maka penulis dapat
menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Bahwa dalam proses pencatatan dan penilaian persediaan pada Misi
Pasaraya setelah menggunakan metode perpetual dapat mengurangi
kesalahan perhitungan persediaan barang dagangan dan sebagai alat
informasi untuk mengetahui proses pembelian dan penjualan yang
dilakukan oleh Misi Pasaraya.
2. Dengan menggunakan metode perpetual dapat menghasilkan harga pokok
penjualan yang tepat setiap kali penjualan untuk mengantisipasi resiko
kerugian akibat kesalahan percatatan persediaan barang yang ada di
perusahaan Misi Pasaraya, dimana dengan menggunakan metode ini juga
dapat memberikan informasi dan manfaat bagi perusahaan. Sedangkan
Metode penilaian yang diterapkan oleh Misi Pasaraya yaitu metode rata-
rata, metode ini mampu memberikan beberapa harga pokok penjualan
yang tepat untuk digunakan pada perusahaan sehingga dapat diketahui
proses pembelian dan penjualan yang terjadi pada perusahaan Misi
Pasaraya.
68
69
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka disarankan
berikut ini:
1. Untuk lebih menyempurnakan fungsi pencatatan dan penilaian persediaan
barang dagangan digudang, sebaiknya dilaksanakan/difungsikan
sebagaimana mestinya dan pemilik perusahaan sebaiknya melakukan
pemeriksaan secara mendadak terhadap kegiatan penjualan tanpa adanya
pemberitahuan kepada pihak atau bagian-bagian yang yang akan di
periksa, dengan jadwal yang tidak teratur di setiap bagian. Hal ini
dilakukan agar setiap karyawan atau bagian yang terkait dapat
melaksanakan tugasnya sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.
2. Dalam menjalankan aktivitasnya, hendaknya perusahaan memperhatikan
perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam dunia usaha terutama
yang menyangkut proses pencatatan dan penilaian persediaan barang
dagangan.
70
DAFTAR PUSTAKA
Baridwan, Zaki. 2008. Intermediate Accounting. Edisi ke-8. Yogyakarta: BPFE-
yogyakarta.
____________ . 2004. Intermediate accounting. Edisi ke-8. Yogyakarta: BPFE-
yogyakarta.
Baroto, Teguh. 2002. Akuntansi Suatu Pengantar. (http:/www.
kajianpustaka.com);
Hery. 2013. Akuntansi perusahaan jasa dan dagang. bandung: CV. Alfabeta.
____ . 2009. Pengantar akuntansi 1. Universitas Indonesia. Jakarta.
Hamizar, Nuh Muhammad. 2009. Intermediate accounting. Jakarta: CV. Fajar
Ikatan Akuntansi Indonesia.2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba
Empat.
Keiso, D.E., Weygandt, J.J dan Warfield T.D. 2004, Intermediate Accounting.
Edisi 11. Jakarta:Salemba Empat.
Nasution, Arman Hakim. 2003. Perencanaan dan Pengendalian Produksi. Edisi
pertama. Surabaya: Guna widya.
Rangkuti, Freddy. 2007. Manajemen persediaan: aplikasi di bidang bisnis.
Jakarta: RajaGrafindo persada.
_____________ . 2004. Manajemen Persediaan. Jakarta : RajaGranfindo persada.
S.R, Soemarso. 2009. Akuntansi Suatu Pengantar. Edisi ke 5. Jakarta: Salemba
Empat.
Walter T. Harrison Jr, Charles T. horngren. 2011. Akuntansi Keuangan. Edisi ke-8
IFRS. Jakarta: Erlangga.
Yamit, Zulian. 2002. Manajemen Persediaan. Jakarta: Ekonisia.
___________ . 2003. Manajemen Persediaan. Jakarta : Ekonisia
71
LAMPIRAN
72
Lampiran 1
Jenis-jenis Barang Dagangan Misi Pasaraya
Bulan Maret 2015
No Nama Barang Harga Satuan Kelompok
1 Cafela Latte 250 mL Rp 4,290.00 mL Food
2 Frisian Flag Susu Kental Manis Coklat pouch 220 g Rp 6,990.00 g Food
3 Okky koko anggur pet 320 mL Rp 4,790.00 mL Food
4 Buavita Jeruk Mnadarin 1000 ml Rp 6,500.00 ml Food
5 Nutrisari jeruk peras sachet 5*12 g Rp 6,190.00 G Food
6 Produgen Hi-cal Gold 245 g Rp 27,990.00 g Food
7 Entrasol active vanila latte Rp 51,490.00 g Food
8 Biskuat cocopandan 157,5 g Rp 7,490.00 g Food
9 Good Time mini choco chip 45 g Rp 5,390.00 g Food
10 Mayumi Mayonaise Yummy 100 g Rp 5,990.00 g Food
11 Morin selai stroberi 330 g Rp 23,490.00 g Food
12 Marine boy hot shrimp/tomato 30 g Rp 8,790.00 g Food
13 Jack'n jill piattos snack kentang rasa BBQ/sapi 85 g Rp 7,690.00 g Food
14 Nusantara madu murni 250 mL Rp 45,990.00 mL Food
15 Delmonte Sambal 340 mL Rp 10,790.00 mL Food
16 Milna biskuit bayi original/jeruk/pisang 6+130 g Rp 13,990.00 g Food
17 Haan Delima Puding Mix Cokelat 165 g Rp 15,190.00 g Food
18 Aneka Beras 5/10 kg Rp 79,990.00 kg Food
19 Mi Instant 70 g Rp 1,490.00 g Food
20 Gulaku 1 kg Rp 11.500.00 kg Food
21 Naget Ayam 500 g Rp 32,990.00 g Meat
22 Chicken Rolade/Beef Rolade Rp 40,990.00 Bungkus Food
23 Pembersih lantai 800 mL Rp 7,790.00 mL Non Food
24 Tisu toilet emboss 1/6/10's Rp 15,990.00 Bungkus Non Food
25 Baby pull up pants m20/L20/XL20's Rp 34,990.00 Bungkus Non Food
26 Popok alas XL8's Rp 33,990.00 Bungkus Non Food
27 Sunripe jus apel/jeruk 1 Lt Rp 11,990.00 Lt Food
28 Nutrive benecol 6*100 mL Rp 36,690.00 mL Food
29 Diamond keju cheddar 180 g Rp 21,490.00 g Non Food
30 Euro gourmet thousand island/wasabi 290 mL Rp 24,990.00 mL Food
31 Kanzler Garlic frankfurter 300 g Rp 42,990.00 g Food
32 Oceans king Pangsit ikan/naget ikan/cumi stik 200 g Rp 14,250.00 g Meat
33 Bernardi Sosis sapi delicious 12's Rp 39,890.00 Bungkus
Dairy dan
dayli
73
34 Fiesta Seafood Shrimp 200 g Rp 36,190.00 g Food
35 Topi koki Beras setra ramos 10 kg Rp 189,990.00 kg Food
36 La fonte fettucine 450 g Rp 13,990.00 g Food
37 Clear Men SHP Hairfall 70 ml Rp 20,300.00 g Food
38 Paseo tisu wajah Essential Softpack 250's Rp 12,390.00 Bungkus Non Food
39 Bango Bumbu Bacem tahu&tempe/Ayam 60 g Rp 2,490.00 g Food
40 Pond's Face Scrub White Boost 100 mL Rp 26,990.00 mL Non Food
41 Pond's White Beauty Light Cream 50 g Rp 45,990.00 g Non Food
42 Shinzu'I Skin Lightening Body Lotion 210 mL Rp 24,090.00 mL Non Food
43 Lefebuoy Sabun cair 450 mL Rp 13,700.00 mL Non Food
44 Rejoice shampo & kondisioner 320 mL Rp 27,990.00 mL Non Food
45
Mamy poko popok celana ekstra Dry
M32/L30/XL26/XXl22's Rp 87,890.00 Bungkus Non Food
46 OTO Popok Dewasa M10/L8/Xl6's Rp 56,990.00 Bungkus Non Food
47 Charm night Wing pelindung samping 16's Rp 15,990.00 Bungkus Non Food
48 SOS karbol wangi clasic pine/Lemon pine pouch 800 mL Rp 10,290.00 mL Non Food
49 SO klin pembersih lantai refill 800 mL Rp 8,890.00 mL Non Food
50 Molto softener ultra pure 900 mL Rp 24,790.00 mL Non Food
51 Bagus kamper with case w 3337 Rp 13,790.00 Bungkus Non Food
52 Torabika Cappucino bag 10*25 g Rp 15,990.00 g Food
53 Frisian flag susu UHT 1 Lt Rp 14,490.00 Lt Food
54 Frisian flag suprima jelajah 1-3 tahun vanila 800 g Rp 81,890.00 g Food
55 Morinaga child kid 3 vanila/madu 800 g Rp 137,190.00 g Food
56 s26 Procal Gold 3 vanila box 700 g Rp 206,790.00 g Food
57 Blue Band cake & cookies sachet 200 g Rp 5,290.00 g Food
58 Filma minyak goreng non kolestrol 1 Lt Rp 15,790.00 Lt Food
59 Fiesta Happy star Nugget 500 g Rp 51,990.00 g Food
60 Segitiga Biru 1 kg Rp 8,990.00 kg Food
61 Merries popok celana good skin M34/L30/XL25's Rp 60,990.00 Bungkus Non Food
62 Rexona invsible roll on men/women 40 mL Rp 14,990.00 mL Non Food
63 Pepsodent pasta gigi herbal 190 g Rp 13,190.00 g Non Food
64 Bakso Rp 38,000.00 bungkus Food
65 Hit aerosol anti nyamuk dan kecoa wangi lemon 600 mL Rp 34,390.00 mL Non Food
66 Attack easy deterjen bubu 1,2 kg Rp 23,490.00 kg Non Food
67 Head&shoulders shampo 165/170 mL Rp 20,990.00 mL Non Food
68 Lux sabun cair 450 mL Rp 23,490.00 mL Non Food
69 Mentos pure fres gum mint/spearmint 52,5 g Rp 17,390.00 g Food
70 Taro net potato BBQ/seaweed 70 g Rp 6,090.00 g Food
71 Jack'n jill piatos snack kentang 50 g Rp 5,290.00 g Food
74
72 Kusuka kripik kentang 60 g Rp 4,390.00 g Food
73 MR.Potato crips oroginal 100 g Rp 13,890.00 g Food
74 You C 100 isotonik drink water orang/lemon 500 mL Rp 6,290.00 mL Food
75 Fatigon hydro+natural 6*250 mL Rp 29,390.00 mL Food
76 MR.P roasted peanuts honey/chili 80 g Rp 8,990.00 g Food
77 Floridina orange 360 mL Rp 2,590.00 mL Food
78 Mayasi kacang 70 g Rp 7,890.00 g Food
79 ABC kopi susu 20*31 g Rp 21,990.00 g Food
80 Happytoss kripik mexico/tortilla chips green 160 g Rp 9,990.00 g Food
81 Pia 100 150 g Rp 7,190.00 g Food
82 Cadbury dairy milk 65 g Rp 14,490.00 g Food
83 Maitos 90 g Rp 4,590.00 g Food
84 2 Tang jasmine premium envelope 25's Rp 11,290.00 Bungkus Food
85 Oreo kraft 137 g Rp 8,490.00 g Food
86 Qtela tempe rasa rumput laut 60 g Rp 5,190.00 g Food
87 snickers chocolate 35 g Rp 4,190.00 g Food
88 Lux bty White Glamour 85 gr Rp 2,300.00 gr Non Food
89 Shinzui sabun batang 90 g Rp 3,790.00 g Non Food
90 Dream body wash refill450 mL Rp 29,990.00 mL Non Food
91 My baby powder fresh fruity/sweet floral 350 g Rp 15,190.00 g Non Food
92 My baby fabric softener original/sweet floral 700 mL Rp 10,790.00 mL Non Food
93 Johnson baby powder blossoms 300 g Rp 15,290.00 g Non Food
94 Scott's Emulsion Vita 200 mL Rp 30,490.00 mL Non Food
95 Jescool tablet effervescent 6's Rp 11,990.00 Bungkus Non Food
96 Soho curcuma plus emulsion B/CR 200 mL Rp 24,990.00 mL Non Food
97 Enzim pasta gigi 40 plus Rp 40,490.00 Bungkus Non Food
98 Omica sikat gigi+helm 1's Rp 3,290.00 Bungkus Non Food
99 Axe deo Body spray dark/gold temptation 150 mL Rp 33,990.00 mL Non Food
100 Sunsilk shampo 340 mL Rp 32,990.00 mL Non Food
101 Dove shampo & kondisioner 320 mL Rp 37,990.00 mL Non Food
102 Pepsodent sikat gigi double care clean mp3 Rp 19,990.00 Bungkus Non Food
103 Pepsodent obat kumur herbal 500 mL Rp 30,990.00 mL Non Food
104 Zwitsal baby bath hair & body 500 mL Rp 28,690.00 mL Non Food
105 Citra body lotion bengkoang 250 mL Rp 18,990.00 mL Non Food
106 Vaseline healthy white perfect 10 200 mL Rp 34,990.00 mL Non Food
107 Masako penyedap rasa ayam/sapi 100 g Rp 3,490.00 g Food
108 Appel Merah 1 kg Rp 39,000.00 g Food
109 forvita minyak goreng 900 mL Rp 13,190.00 mL Food
110 Sipulen beras lng grain crystal 10 kg Rp 248,890.00 kg Food
75
111 Sania minya goreng 1 L Rp 13,190.00 Lt Food
112 Kunci mas minyak goreng 2 L Rp 25,790.00 Lt Food
113 ABC sambal asli 135 ml Rp 4.900.00 g Food
114 ABC Kecap Manis 275 ml Rp 11,200.00 ml Food
115 Dua belibis sambal 340 mL Rp 15,990.00 mL Food
116 Bango kecap manis 600 mL Rp 17,990.00 mL Food
117 Royco bumbu komplit Rp 1,190.00 Bungkus Food
118 Ayam jago beras wangi long grain 5 kg Rp 109,690.00 Kg Food
119 Bamboe bumbu instants Rp 5,190.00 Bungkus Food
120 Mama suka tepung roti 200 g Rp 15,490.00 G Food
121 Delmonte tomato ketchup LKL 340 mL Rp 8,890.00 mL Food
122 Garuda kacang garing istimewa asli pati 450 g Rp 25,890.00 G Food
123 Garuda kacang kulit rasa bawang putiih 250 g Rp 16,290.00 G Food
124 Garuda rosta kacang oven rasa bawang 100 g Rp 5,290.00 G Food
125 Garuda kacang telur 100 g Rp 4,990.00 G Food
126 Mirai Ocha 500 mL Rp 4,390.00 mL Food
127 Dua kelinci kacang sukro/polong 140 g Rp 5,490.00 G Food
128 Dua kelinci tic tac 100 g Rp 3,490.00 G Food
129 Dua kelinci kacang garing 250 g Rp 14,390.00 G Food
130 Deka crepes chocowi 90 g Rp 6,990.00 G Food
131 Milo 240 mL Rp 6,490.00 mL Food
132 Nescafe Ice coffe 240 mL Rp 6,490.00 mL Food
133 Nescafe smoovlatte 190 mL Rp 5,990.00 mL Food
134 Nissin lemonia cookies/coklat 130 g Rp 4,790.00 G Food
135 Nissin biscuit kelapa ijo 280 g Rp 13,390.00 G Food
136 Monde serena egg roll 168 g Rp 5,390.00 G Food
137 Khong guan malkist abon sapi creackers 145 g Rp 4,990.00 G Food
138 Caladine lotion 60 mL Rp 10,990.00 mL Non Food
139 Emeron shampoo 340 mL Rp 18,390.00 mL Non Food
140 NR hair reactive 200 mL Rp 73,790.00 mL Non Food
141 Pantene shampoo 670 mL Rp 49,990.00 mL Non Food
142 Mitu Baby soft care wipes pink/blue 50's Rp 8,890.00 Bungkus Non Food
143 Mamypoko wipes non alkohol perfume 52's Rp 7,990.00 Bungkus Non Food
144 Pierre Cardin Deo Body Spray 150 mL Rp 49,990.00 mL Non Food
145 Adidas deo body sprau 150 mL Rp 24,890.00 mL Non Food
146 Minyak Goreng Bimoli 1 liter Rp 11,500.00 Lt Non Food
147 selsun shampoo 7 flower/herbal 120 mL Rp 26,990.00 mL Non Food
148 Dettol sabun batang 4+1 110 g Rp 18,990.00 mL Non Food
149 Medicare sabun batang 90 g Rp 1,890.00 G Non Food
76
150 Aizhuka sabun batang 85 g Rp 3,990.00 G Non Food
151 Mustika ratu shower gel 245 mL Rp 18,990.00 mL Non Food
152 Charm Body fit extra maxi wing 20's Rp 9,990.00 Bungkus Non Food
153 Nina anion Softcare 24 cm 10's Rp 11,890.00 Bungkus Non Food
154 Kotex Soft & smooth overnight wing 16's Rp 15,990.00 Bungkus Non Food
155 Softex super deluxe maxi fit wing 24's Rp 14,490.00 Bungkus Non Food
156 Luwak White koffie 20*20 g Rp 19,790.00 G Food
157 Nyam-nyam fantasi stick 25 g Rp 2,690.00 G Food
158 Arnotts good time 80 g Rp 7,490.00 G Food
159 Tini wini biti creakers 20/25 g Rp 1,490.00 G Food
160 Sobisco choco mania 90 g Rp 6,490.00 G Food
161 Ichi Ocha green tea/madu 500 mL Rp 2,990.00 mL Food
162 Nutrisari jeruk perasa 5*14 g Rp 6,190.00 G Food
163 L-men water 350 mL Rp 4,790.00 mL Food
164 Tic tac candy 15 g Rp 5,490.00 G Food
165 Kinder joy chocolate 20 g Rp 9,990.00 G Food
166 Relaxa mint candy 135 g Rp 5,390.00 G Food
167 Richese/Richocho 75 g Rp 3,990.00 G Food
168 Citoku 50 g Rp 4,490.00 G Food
169 Panther energy power red/lava blast 250 mL Rp 4,390.00 mL Food
170 Poci the celup vanila 25*2 g Rp 4,790.00 G Food
171 Tomorion custas 276 g Rp 29,490.00 G Food
172 Biskuat energi original/coklat Rp 7,490.00 Bungkus Food
173 Glico pocky milk/choco banana 27,5 g Rp 4,990.00 G Food
174 Lifree light popok celana deawas M20/L16/XL 12's Rp 162,890.00 Bungkus Non Food
175 Rinso anti noda 1,4 kg Rp 20,490.00 Kg Non Food
176 Rinso matic liquid top load pouch 800 mL Rp 14,490.00 mL Non Food
177 Molto perfume essence 900 mL Rp 19,790.00 mL Non Food
178 Sunlight anti bakteri new ref 800 mL Rp 10,890.00 mL Non Food
179 CIF cream lemon/cream reg ref 325 g Rp 4,990.00 G Non Food
180 Wipol ultra PTCN 750 mL Rp 8,490.00 mL Non Food
181 Domestos toilet green,blue,pink leh 500 mL Rp 9,490.00 mL Non Food
182 Tessa tisu toilet Rp 33,990.00 Bungkus Non Food
183 Coca cola 1,5 L Rp 11,850.00 Lt Food
184 Fanta 1,5 L Rp 11,850.00 Lt Food
185 Sprite 1,5 L Rp 11,850.00 Lt Food
186 Frestea jasmine/green tea 750 mL Rp 5,990.00 mL Food
187 Minute Maid Pulpy 1 L Rp 10,800.00 Lt Food
188 Beng beng maxx 32 g Rp 2,890.00 G Food
77
189 Roma sari gandum 149 g Rp 4,990.00 G Food
190 Roma sari gandum family 290 g Rp 8,490.00 G Food
191 Roma marie biskuit 115 g Rp 5,390.00 G Food
192 Roma slai olai biskuit susu 240 g Rp 8,990.00 G Food
193 Roma coffejoy 142 g Rp 6,290.00 G Food
194 Roma cheeskreess keju 200 g Rp 7,790.00 G Food
195 Aqua air minum click and go 750 mL Rp 4,390.00 mL Food
196 Mizone fresh in crispy apple/juice strawbery 500 mL Rp 4,790.00 mL Food
197 Sosro joy tea 500 mL Rp 3,990.00 mL Food
198 Fruit tea 500 mL Rp 4,790.00 mL Food
199 Happy jus 200 mL Rp 1,890.00 mL Food
200 Tebs 500 mL Rp 5,790.00 mL Food
201 Kispray 3 in 1 pouch 300 mL Rp 3,490.00 mL Non Food
202 Nice genuine tisu wajah 900 g Rp 20,290.00 G Non Food
203 Merries pants good skin M34/L30/XL26's Rp 49,990.00 Bungkus Non Food
204 Attack deterjen bubuk 800 g Rp 15,490.00 G Non Food
205 Goon eco junior pants friend L 20 Rp 34,990.00 Bungkus Non Food
206 Downy pelembut/pewangi 900 mL Rp 19,990.00 mL Non Food
207 Soklin Liquid softergen 800 mL Rp 10,490.00 mL Non Food
208 Selmat wafer chocolate cream 198 g Rp 11,490.00 G Food
209 Silverqueen chunky bar 100 g Rp 20,390.00 G Food
210 Delfi top X-tra Large 38 g Rp 2,990.00 G Food
211 Delfi cha cha milk chocolate 40 g Rp 4,490.00 G Food
212 Loacker Quadratii 125 g Rp 26,490.00 G Food
213 Meiji hello panda coklat/strowber 45 g Rp 6,490.00 g Food
214 Pringles potato crips 110 g Rp 14,790.00 g Food
215 Tao kae noi crispy seeweed 15 g Rp 19,490.00 g Food
216 Tango wafer 76 g Rp 4,890.00 g Food
217 Tango kraffel orange sweet 80 g Rp 4,490.00 g Food
218 Tango crunch cake 80 g Rp 6,790.00 g Food
219 Klop milk & Chocolate 128 g Rp 3,990.00 g Food
220 Fullo blasto 18 g Rp 1,390.00 g Food
221 Oops hotsa abon pedas/BBQ manis pedas 103 g Rp 4,490.00 g Food
222 Kaya king Roasted peanut 40 g Rp 3,290.00 g Food
223 Vita puding 110 g Rp 2,690.00 g Food
224 Kiranti datang bulan Rp 3,790.00 Botol Food
225 Teh gelas original 330 mL Rp 2,390.00 mL Food
226 Blaster choco/naepoliton 140 g Rp 3,790.00 g Food
227 Station Rainbow 96 g Rp 3,190.00 g Food
78
228 Formula sikat gigi platinum protector extreme clean 2+1 Rp 17,990.00 Bungkus Non Food
229 Formula obat kumur 250 mL Rp 11,790.00 mL Non Food
230 Formula pasta gigi sparkling white 190 g Rp 7,990.00 g Non Food
231 SGM Eksplor 3 vanila 900 g Rp 69,290.00 g Food
232 Ultra milk UHT cuklat/plain 1 L Rp 12,890.00 Lt Food
233 Promina nasi tim ayam,tomat,wortel 200 g Rp 12,790.00 g Food
234 Nutrilon royal 4 vanila 800 g Rp 156,290.00 g Food
235 Pediasure complate coklat/vanila 900 g Rp 265,890.00 g Food
236 Ensure natural powder probiotik coklat/vanila 400 g Rp 100,890.00 g Food
237 Nutrijel myvla vanila/coklat 60 g Rp 4,890.00 g Food
238 Nutrijell puding lapis cocopandan/gula jawa 100 g Rp 8,790.00 g Food
239 Quaker instants oats/cooking 800 g Rp 29,990.00 g Food
240 Energen instans nutritious cereal choco/vanila 10*29 g Rp 11,590.00 g Food
241 Budy jam coklat kacang/coklat cup 150 g Rp 6,490.00 g Food
242 Morin Twin chocolate peanut spread 300 g Rp 28,490.00 g Food
243 Indofood bumbu instant 45/50 g Rp 3,990.00 g Food
244 Indofood sambal 340 mL Rp 8,990.00 mL Food
245 Chesa tepung premiks untuk saos 435 g Rp 16,790.00 g Food
246 cap 3 ayam mie super merah/kuning 200 g Rp 3,490.00 g Food
247 Indomie soto mie soto special Rp 1,790.00 g Food
248 Sunco minyak goreng sawit 2 L Rp 24,490.00 Lt Food
249 ABC pack Rp 1,890.00 Bungkus Food
250 Sedaap mie cup Rp 3,190.00 Bungkus Food
251 SaSa tepung bumbu original/kentucky 225 g Rp 4,490.00 g Food
252 Ayam Brand tuna 185 g Rp 21,490.00 g Meat
253 Pronas corned beef 340 g Rp 24,490.00 g Food
254 CIP corned beef 198 g Rp 15,990.00 g Food
255 Senna kerupuk udang 380 g Rp 25,990.00 g Food
256 Finna kerupuk nusantara 380 g Rp 24,490.00 g Food
257 Haan pancake mix chese/choco 150 g Rp 8,690.00 g Food
258 Tropicana slim no calorie swetener daibetics 50*2 g Rp 38,290.00 g Food
259 Dancaw madu 1,5 kg Rp 129,490.00 kg Food
260 Dancaw nutrigold madu 3 1500 g Rp 186,490.00 g Food
261 Kidzee platinum choco rich milk/vanilla delight 350 g Rp 48,490.00 g Food
262 Entrasol gold 370 g Rp 53,990.00 G Food
263 Prenagen lactamom ibu menyesui vanila/coklat Rp 32,990.00 G Food
264 Prenagen mommy ibu hamil 600 g Rp 90,990.00 G Food
265 Diabetasol stick pack 10*30 g Rp 75,590.00 G Food
79
Lampiran 3
PROSEDUR PENERIMAAN BARANG DAGANGAN MISI PASARAYA
KAB. JENEPONTO
Keterangan :
Pemasok (supplier) melakukan pengiriman barang ke Misi Pasaraya dan
langsung di terima oleh petugas gudang. Selanjutnya petugas gudang melihat nota
order yang mencocokkannya dengan barang, baik dari segi kualitas dan kuantitas.
Proses selanjutnya, supplier membawa nota order kepada bagian
administrasikeuangan untuk menyelesaikan masalah pembayaran.
SUPPLIER
(PEMASOK)
CEK NOTA &
TANGGAL KIRIM
PETUGAS GUDANG
FISIK BARANG NOTA ORDER
SIAPKAN TEMPAT
BERI NOMOR URUT
PADA BARANG
CEK KUANTITAS
CEK MUTU
CEK PERIODE
80
RIWAYAT HIDUP
Astuti Syam, Lahir di Pamissorang Desa Maccini Baji,
Kecamatan Batang, Kabupaten Jeneponto, Provinsi Sulawesi
Selatan, pada tanggal 28 Oktober 1992. Anak pertama dari
dua bersaudara pasangan Muh. Zainal dan Sumiati. Penulis
mulai masuk ke jenjang Pendidikan Dasar Tahun 1999 dan
lulus pada Tahun 2005 di SD Negeri 87 Pamissorang. Dan
pada tahun yang sama masuk ke SMPN 1 Turatea dan lulus pada Tahun 2008.
Pada tahun yang sama pula penulis melanjutkan pendidikan di SMKN 1
Jeneponto dan lulus pada tahun 2011. Kemudian penulis melanjutkan studi ke
Universitas Muhammadiyah Makassar tahun 2011 jurusan Akuntansi Program
Strata Satu (S1).
87