analisis akuntansi persediaan barang dagang pada cv....

17
1 Analisis Akuntansi Persediaan Barang Dagang pada CV. Kawal Pantai Bintan Oleh : Nama : Ade Irmayani N.I.M : 090462201009 Jurusan : Akuntansi ABSTRAKSI CV. Kawal Pantai Bintan bergerak di bidang dagang, kegiatan utama CV. Kawal Pantai Bintan adalah pelayanan penyediaan bahan baku pangan ( food supply) yang berasal dari alam, berupa ikan laut dalam. Setiap perusahaan yang memiliki manajemen yang baik dalam akuntansinya maka diperlukan pencatatan dan penilaian persediaan yang akurat sehingga menghasilkan laporan keuangan yang akurat sesuai dengan PSAK No.14, karena metode yang digunakan dalam mencatat dan menilai persediaan membantu pihak manajemen dalam membuat keputusan agar tidak terjadi kekurangan dan kelebihan barang sehingga selalu dapat memenuhi kebutuhan pelanggan. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kualitatif. Jenis data yangdigunakan adalah data sekunder berupa data dokumentasi dari arsip-arsip perusahaan pada tahun 2012. Kemudian data yang telah kumpulkan dari perusahaan selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif dengan cara mengumpulkan data, menyusun, mengklasifikasi, menginterpretasikan, mengolah dan menganalisis data sehingga diperoleh gambaran masalah yang diteliti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada dasarnya Akuntansi Persediaan pada CV. Kawal Pantai Bintan belum sesuai dengan PSAK Nomor 14 (Revisi 2008), seperti tidak adanya biaya persediaan, biaya lain-lain dan biaya konversi pada pengukuran persediaan, biaya standar pada Teknik pengukuan biayanya, tidak ada pemulihan kembali pada pengakuan sebagai beban dan tidak adanya penurunan nilai, pemulihan dari setiap terjadinya penurunan nilai, dan peristiwa setiap terjadinya pemulihan nilai pada Pengungkapan dalam laporan keuangannya, adapun yang sesuai dengan PSAK Nomor 14 (revisi 2008) yaitu, biaya pembelian, biaya persediaan pemberi jasa pada pengukuran persediaan, metode eceran pada Teknik pengukuran biaya, menggunakan metode penilaian FIFO pada rumus biaya, dan jika persediaan barang dijual harus diakui sebagai beban pada periode pendapatan, seluruh kerugian persediaan diakui sebagai beban pada periode terjadinya penurunan atau kerugian pada pengakuan sebagai beban. Kata Kunci : Akuntansi Persediaan, PSAK 14 (Revisi 2008)

Upload: ngoxuyen

Post on 05-Feb-2018

272 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Akuntansi Persediaan Barang Dagang pada CV. …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/.../2014/...AKUNTANSI-20141.pdf · Analisis Akuntansi Persediaan Barang Dagang pada CV

1

Analisis Akuntansi Persediaan Barang Dagang pada CV. Kawal Pantai Bintan

Oleh :

Nama : Ade Irmayani

N.I.M : 090462201009

Jurusan : Akuntansi

ABSTRAKSI

CV. Kawal Pantai Bintan bergerak di bidang dagang, kegiatan utama CV. Kawal

Pantai Bintan adalah pelayanan penyediaan bahan baku pangan (food supply) yang

berasal dari alam, berupa ikan laut dalam. Setiap perusahaan yang memiliki manajemen

yang baik dalam akuntansinya maka diperlukan pencatatan dan penilaian persediaan

yang akurat sehingga menghasilkan laporan keuangan yang akurat sesuai dengan

PSAK No.14, karena metode yang digunakan dalam mencatat dan menilai persediaan

membantu pihak manajemen dalam membuat keputusan agar tidak terjadi kekurangan

dan kelebihan barang sehingga selalu dapat memenuhi kebutuhan pelanggan.

Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kualitatif. Jenis data

yangdigunakan adalah data sekunder berupa data dokumentasi dari arsip-arsip

perusahaan pada tahun 2012. Kemudian data yang telah kumpulkan dari perusahaan

selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif dengan cara

mengumpulkan data, menyusun, mengklasifikasi, menginterpretasikan, mengolah dan

menganalisis data sehingga diperoleh gambaran masalah yang diteliti.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada dasarnya Akuntansi Persediaan pada

CV. Kawal Pantai Bintan belum sesuai dengan PSAK Nomor 14 (Revisi 2008), seperti

tidak adanya biaya persediaan, biaya lain-lain dan biaya konversi pada pengukuran

persediaan, biaya standar pada Teknik pengukuan biayanya, tidak ada pemulihan

kembali pada pengakuan sebagai beban dan tidak adanya penurunan nilai, pemulihan

dari setiap terjadinya penurunan nilai, dan peristiwa setiap terjadinya pemulihan nilai

pada Pengungkapan dalam laporan keuangannya, adapun yang sesuai dengan PSAK

Nomor 14 (revisi 2008) yaitu, biaya pembelian, biaya persediaan pemberi jasa pada

pengukuran persediaan, metode eceran pada Teknik pengukuran biaya, menggunakan

metode penilaian FIFO pada rumus biaya, dan jika persediaan barang dijual harus

diakui sebagai beban pada periode pendapatan, seluruh kerugian persediaan diakui

sebagai beban pada periode terjadinya penurunan atau kerugian pada pengakuan sebagai

beban.

Kata Kunci : Akuntansi Persediaan, PSAK 14 (Revisi 2008)

Page 2: Analisis Akuntansi Persediaan Barang Dagang pada CV. …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/.../2014/...AKUNTANSI-20141.pdf · Analisis Akuntansi Persediaan Barang Dagang pada CV

2

A. Pendahuluan

1. Latar Belakang Penelitian

Akuntansi merupakan control dan juga berfungsi sebagai alat untuk mengukur

tingkat keberhasilan perusahaan dalam mengelola persediaan. Dalam perhitungan

rugi laba, nilai persediaan mempengruhi besarnya harga pokok sehingga

mempengaruhi laba operasioal perusahaan. Sebaliknya dalam neraca, persediaan

akhir tercatat dalam aktiva lancar. Oleh sebab itu dalam penyusunan laporan

keuangan persediaan merupakan hal yang sangat penting.

Semakin besar suatu perusahaan, maka semakin besar pula organisasi

perusahaan. Sehingga semakin besar pula pendelegasian wewenang yang harus

dilakukan. Dalam mengontrol pendelegasian wewenang dan tanggungjawab tersebut

haruslah dibentuk akuntansi persediaan yang dapat menjamin keamanan persediaan.

CV. Kawal Pantai Bintan adalah perusahaan yang bergerak dibidang usaha

perdagangan, dimana barang-barang yang dijual oleh perusahaan tersebut berupa

bahan mentah atau bahan baku. Kegiatan CV. Kawal Pantai Bintan adalah dalam

pelayanan penyediaan bahan baku pangan (food supply) dan catering untuk

masyarakat pada umumnya dan untuk pabrik, perkantoran, hotel dan lain-lain. Dalam

menjalankan aktivitasnya, perusahaan mendatangkan barang-barang melalui

prosedur penerimaan, pemprosesan, penyimpanan dan pengeluaran persedian yang

semua kegiatan tersebut memerlukan pengawasan yang memadai terhadap

persediaan tersebut, sehingga tujuan perusahaan untuk mencapai laba yang optimal

dapat terwujud.

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul : “Analisis Akuntansi Persediaan Barang Dagang pada

CV. Kawal Pantai Bintan”.

2. Rumusan Masalah

Apakah Akuntansi persediaan pada CV. Kawal Pantai Bintan sudah sesuai dengan

PSAK No.14?

3. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui apakah Akuntansi Persediaan pada CV. Kawal Pantai Bintan

sudah sesuai dengan PSAK No.14.

4. Sistematika Penulisan Penelitian

BAB I : Dalam bab ini dijabarkan tentang latar belakang penelitian, perumusan

masalah, tujuan penelitian, pembatasan masalah, manfaat penelitian,

dan sistematika penulisan.

BAB II : Bab ini akan menguraikan kerangka teoretik yang berhubungan dengan

variabel penelitian, dan penelitian terdahulu.

BAB III : Bab ini menguraikan tentang Metode Penelitian, Lokasi Penelitian,

Jenis dan Sumber Data, Metode Pengumpulan Data, Analisa Data.

BAB IV : Bab ini menguraikan tentang hasil penelitian

BAB V : Bab ini menguraikan tentang kesimpulan dan saran

B. Tinjauan Teori dan Hipotesis

1. Pengertian Persediaan Barang

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam PSAK No.14 paragraf 05

(2008:14.2) memberikan definisi persediaan sebagai berikut :

Persediaan digunakan untuk menyatakan barang berwujud seperti :

Persediaan adalah asset :

a. tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa;

Page 3: Analisis Akuntansi Persediaan Barang Dagang pada CV. …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/.../2014/...AKUNTANSI-20141.pdf · Analisis Akuntansi Persediaan Barang Dagang pada CV

3

b. dalam proses produksi untuk penjualan tersebut; atau

c. dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi

atau pemberian jasa.

2. Pengertian Akuntansi

Menurut American Accounting Association yang diterjemahkan oleh Soemarso

(2007 : 3) bahwa akuntansi adalah proses mendefinisikan, mengatur dan melaporkan

informasi ekonomi untuk memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas

dan tegas bagi mereka yang menggunakan informasi tersebut.

C. Metode Penelitian

1. Pengumpulan Data

Teknik ataupun metode pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer

maupun sekunder. Sumber primer merupakan sumber data yang memberikan data

kepada pengumpul data, sedangkan sumber sekunder adalah sumber data yang secara

tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalkan melalui dokumen

atau arsip (Sumarni dan Salamah 2006 : 85).

Dalam penelitian ini ada 3 teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu

dengan cara :

a. Observasi, dimana metode ini menuntut adanya pengamatan dari si peneliti baik

secara langsung maupun tidak langsung terhadap objek yang diteliti dengan

menggunakan instrumen berupa pedoman penelitian dalam bentuk lembar

pengamatan atau lainnya (Umar, 2007 : 87). Teknik ini dilakukan guna

mengumpulkan data-data berupa data dokumentasi tentang prosedur pengiriman

dan penerimaan barang dagang seperti ikan yang merupakan hasil tangkapan yang

di akan eskpor dan dijual oleh CV. Kawal Pantai Bintan, faktur-faktur pengiriman

dan penjualan dan hal-hal yang berhubungan dengan pencatatan akuntansi

persediaan ikan pada CV. Kawal Pantai Bintan.

b. Wawancara/Interview, yang digunakan untuk studi pendahuluan dalam

menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam (Sugiyono, 2010:194).

c. Studi Literatur (Kepustakaan), merupakan teknik pengumpulan data dengan

mengumpulkan, membaca dan mengkaji dokumen, buku-buku yang relevan baik

yang dibeli maupun yang ada diperpustakaan provinsi kepulauan riau.

2. Analisis Data

Data yang peneliti kumpulkan dari perusahaan selanjutnya dianalisa dengan

menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu data yang sudah diperoleh dijelaskan

dengan kata-kata yang sistematis sehingga penelitian dapat diterangkan secara

objektif. Metode deskriptif merupakan metode yang dilakukan dengan cara

mengumpulkan data, menyusun, mengklasifikasi, menginterpretasikan, mengolah

dan menganalisis data sehingga diperoleh gambaran masalah yang diteliti.

Analisis dilaksanakan dengan cara menelaah seluruh data yang tersedia yang

bersumber dari pengamatan yang sudah ditulis dalam catatan lapangan, wawancara

dan sebagainya. Selain itu digunakan juga PSAK No. 14 sebagai panduan dan

menggunakan teori-teori mengenai akuntansi persediaan untuk menganalisis

perlakuan akuntansi persediaan yang diterapkan oleh CV. Kawal Pantai Bintan

apakah telah sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan. Melalui seluruh data yang

didapat dan semua teori yang mendukung maka dilakukan pembahasan sehingga

dapat ditarik kesimpulan dan saran.

Page 4: Analisis Akuntansi Persediaan Barang Dagang pada CV. …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/.../2014/...AKUNTANSI-20141.pdf · Analisis Akuntansi Persediaan Barang Dagang pada CV

4

D. Pembahasan

1. Jenis – Jenis Persediaan

Persediaan barang dagangan pada CV. Kawal Pantai Bintan adalah meliputi

barang yang dibeli dan disimpan untuk dijual kembali dalam kegiatan normal

perusahaan. Hal ini sesuai dengan PSAK 14 (Revisi 2008) dalam paragraf 7 (14.3)

menyatakan bahwa persediaan meliputi barang yang dibeli dan dimiliki untuk dijual

kembali, misalnya, barang dagangan dibeli oleh pengecer untuk dijual kembali.

2. Metode Pencatatan Persediaan CV. Kawal Pantai Bintan menggunakan sistem perpetual. Dengan

menggunakan sistem ini maka perusahaan akan senantiasa mengetahui saldo

persediaan yang ada pada saat tertentu dengan cara melihat buku persediaan (buku

tekong) dan juga memberikan kemudahan dalam melakukan pengawasan persediaan

barang yang ada dalam gudang. Setiap barang yang didistribusikan oleh CV. Kawal

Pantai Bintan terlebih dahulu harus dicatat dalam buku besar persediaan. Pencatatan

persediaan ini sangat penting karena menyangkut seluruh aktifitas perusahaan juga

berpengaruh pada penyusunan laporan keuangan. Apabila pencatatan persediaan

dilakukan dengan tepat, maka laporan keuangan tersebut dapat disajikan dengan

benar.

Dengan penerapan sistem pencatatan perpetual, pencatatan dilakukan secara

terus menerus tiap terjadi transaksi persediaan. Persediaan yang ada disesuaikan

dengan jumlah pemesanan dari konsumen. Jika persediaan belum mencukupi dengan

jumlah permintaan maka ikan akan diendapkan paling lama satu minggu agar ikan

tidak mengalami penurunan kualitas daging. Jadi dengan melihat sistem pencatatan

yang diterapkan oleh CV. Kawal Pantai Bintan, dapat diketahui bahwa perusahaan

telah melaksanakan sistem pengawasan yang memadai terhadap persediaan barang

dagangan yang dimiliki.

3. Metode Penilaian Persediaan

Berdasarkan penelitian, CV Kawal Pantai Bintan menggunakan metode FIFO

(First In First Out), Perusahaan menggunakan metode FIFO ini untuk memudahkan

penghitungan cost. Hal ini dikarenakan barang yang di beli lebih dahulu (masuk)

adalah barang yang paling dulu dijual (keluar). Dengan demikian barang-barang

yang ada dalam persediaan, berasal dari pembelian-pembelian yang terakhir karena

barang-barang yang berasal dari pembelian sebelumnya telah dijual (dikeluarkan).

Dalam metode ini persediaan akhir dinilai dengan harga pokok pembelian yang

paling akhir oleh karenanya, barang-barang yang dibeli pertama kali adalah barang-

barang pertama yang dijual dan barang-barang sisa di tangan (persediaan akhir)

diasumsikan untuk biaya akhir. Karenanya untuk penentuan pendapatan, biaya-biaya

sebelumnya di cocokkan dengan pendapatan dan biaya-biaya yang baru digunakan

untuk penilaian laporan neraca. Metode ini konsisten dengan arus biaya aktual, sejak

pemilik barang dagang mencoba untuk menjual persediaan lama pertama kali.

Sedangkan sisa dari persediaan akan diecerkan ke penjual ikan yang ada Pacar

Bintan Centre Tanjungpinang. Dengan demikian tidak ada kejadian pendendapan

ikan yang terlalu lama di gudang, karena pengendapan terlalu lama akan

menyebabkan penurunan kualitas dading ikan yang berpengaruh terhadap harga jual

sehingga mengurangi pendapatan CV. Kawal Pantai Bintan.

Page 5: Analisis Akuntansi Persediaan Barang Dagang pada CV. …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/.../2014/...AKUNTANSI-20141.pdf · Analisis Akuntansi Persediaan Barang Dagang pada CV

5

4. Penyajian Dalam Laporan Keuangan

Persediaan akhir barang dagangan pada CV. Kawal Pantai Bintan telah

tercantum dalam laporan rugi labakhususnya pada bagian harga pokok penjualan.

Nilai persediaan pada laporan rugi laba ini adalah cukup tinggi mengingat CV.

Kawal Pantai Bintan adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha dagang

yang investasi terbesarnya terletak pada persediaan barang dagangan. Dalam laporan

laba rugi CV. Kawal Pantai Bintan, persediaan barang dagangan akan muncul dalam

harga pokok penjualan yang terdiri dari : persediaan awal ditambahkan dengan

pembelian periode tersebutsehingga diperoleh barang yang tersedia untuk dijual.

Kemudian dikurangkan dengan nilai dari persediaan akhir pada tahun periode

berjalan sehingga bisa diperoleh harga pokok penjualannya (HPP). Jika penjualan

bersih dikurangkan dengan harga pokok penjualan maka laba kotor operasi

perusahaan bisa didapatkan hasilnya seperti yang terlihat pada laporan rugi laba.

Nilai persediaan yang tercantum dalam laporan keuangan adalah merupakan nilai

persediaan akhir pada laporan laba rugi CV. Kawal Pantai Bintan tahun 2012.

Dapat disimpulkan penyajian persediaan dalam laporan keuanganCV. Kawal Pantai

Bintan telah sesuai PSAK Nomor 14, dimana persediaan disajikan pada laporan rugi

laba yaitu pada bagian harga pokok penjualan, dan dalam neraca persediaan dapat

disajikan dalam aktiva lancar.

Berikut disajikan data harga pembelian dan penjualan ikan oleh CV. Kawal Pantai

Bintan :

Tabel 4.1. Harga Pembelian dan Penjualan IkanLuar Negeri (Ekspor/Kg)

No. Jenis Ikan

Harga Beli Harga Jual

Maret

s/d

Agustus

September

s/d

Februari

Maret

s/d

Agustus

September

s/d

Februari

Ikan

Beku

1 Ikan Tongkol Putih 10.000 15.000 24.000 30.000 26.000

2 Ikan Pari Minki 8.000 10.000 24.000 30.000 26.000

3 Ikan Pari Air 12.000 15.000 32.000 39.000 35.000

4 Ikan Pari Pasir 15.000 20.000 36.000 42.000 38.000

5 Ikan Jahan 10.000 15.000 32.000 39.000 35.000

6 Ikan Merah 25.000 32.000 60.000 70.000 65.000

Sumber : CV. Kawal Pantai Bintan, 2012

Page 6: Analisis Akuntansi Persediaan Barang Dagang pada CV. …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/.../2014/...AKUNTANSI-20141.pdf · Analisis Akuntansi Persediaan Barang Dagang pada CV

6

Tabel 4.2. Harga Pembelian dan Penjualan Ikan Dalam Negeri (Domestik/Kg)

No. Jenis Ikan

Harga Beli Harga Jual

Maret

s/d

Agustus

September

s/d

Februari

Maret

s/d

Agustus

September

s/d

Februari

Ikan

Beku

1 Ikan Kembung 12.000 16.000 18.000 22.000 -

2 Ikan Kaci 20.000 25.000 28.000 33.000 -

3 Ikan Tukak 9.000 12.000 13.000 16.000 -

4 Ikan Sebelah 8.000 10.000 12.000 15.000 -

5 Ikan Selikur 10.000 14.000 15.000 19.000 -

6 Ikan Selar 15.000 20.000 19.000 27.000 -

7 Ikan Pinang 8.000 12.000 12.000 16.000 -

8 Ikan Tongkol

Merah 6.000 10.000 10.000 14.000 -

9 Ikan Tongkol

Putih 10.000 15.000 14.000 19.000 -

10 Ikan Merah 25.000 32.000 40.000 55.000 -

Sumber : CV. Kawal Pantai Bintan, 2012

Berdasarkan data di atas dapat dilakukan analisis pendapatan dari penjualan ikan

oleh CV. Kawal Pantai Bintan. Analisis laba bersih penjualan ikan dalam satu tahun :

CV.Kawal Pantai Bintan

LAPORAN RUGI / LABA

PER 01 Januari - 31 Desember 2012

PENJUALAN

Penjualan Luar Negeri

Rp 19,951,000,000

Penjualan Dalam Negeri

Rp 4,424,548,000

Jumlah Penjualan

Rp 24,375,548,000

HARGA POKOK PENJUALAN

Rp (11,284,488,000)

Laba Kotor / Laba Usaha

Rp 13,091,060,000

Page 7: Analisis Akuntansi Persediaan Barang Dagang pada CV. …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/.../2014/...AKUNTANSI-20141.pdf · Analisis Akuntansi Persediaan Barang Dagang pada CV

7

Biaya Operasional

Biaya Pengiriman

Rp 869,759,000

Biaya Umum & Adminsitrasi

Rp 269,398,000

Biaya Gaji/Upah

Rp 799,800,000

Biaya Listrik

Rp 587,844,000

Biaya Telepon

120,587,000

Biaya Air

Rp 39,764,000

Biaya Pembelian Es/Pendingin

Rp 1,937,600,000

Total Biaya Operasional

Rp 4,624,752,000

Biaya Non Operasional

Biaya Penyusutan Gedung

Rp 150,962,000

Biaya Perawatan Gedung

Rp 362,867,000

Biaya Perawatan Box Ikan

Rp 38,500,000

Total Biaya Non Operasional

Rp 552,329,000

Total Biaya

Rp (5,177,081,000)

LABA BERSIH

Rp 7,913,979,000

Berdasarkan analisis Laporan Rugi/Laba di atas diperoleh laba bersih, yang

cukup baik bagi perusahaankarena CV. Kawal Pantai Bintan selalu melakukan

pengontrolan terhadap kualitas ikan yang diekspor kepada konsumen di Singapura dan

Malaysia dan pasar lokal Tanjungpinang. Demikian halnya sisa stok yang dijual eceran

ke konsumen di Pasar Bintan Centre Tanjungpinang. Pengendalian persediaan selalu

dilakukan oleh bagian gudang terhadapikan yang masuk dari nelayan segera dikemas

dalam box yang diberi es untuk menjaga kualitas daging ikan. Kemudian bagian gudang

akan langsung mengirimkan sejumlah box ikan ke konsumen sesuai dengan permintaan,

sedangkan sisanya akan disimpan dalam gudang sebagai persediaan dan sebagian sisa

ikan akan diolah menjadi ikan beku untuk menjaga persediaan pada saat terjadinya

musim tidak melaut, sehingga jika terjadi pemesanan ikan maka masih ada stok ikan

beku yang dapat dikirimkan ke konsumen. Walaupun harga ikan beku lebih rendah

daripada harga ikan segar, jumlah persediaan diakui sebagai biaya selama periode

berjalan, perusahaan memiliki persediaan atau modal yang melebihi dari kewajiban atau

hutang, total jumlah harga persediaan menurut jenis ikannya dicatat dalam rincian harga

pokok penjualan

Untuk memperoleh laba yang maksimal, CV. Kawal Pantai Bintan selalu

melakukan pengecekan pada persediaan ikan-ikan yang akan dikirim. Pengendapan

ikan-ikan di gudang maksimal tujuh hari (1 minggu) untuk jenis ikan segar menjaga

kualitas ikan yang akan dikirim. Sedangkan untuk ikan beku, diendapkan maksimal 2

bulan. Jika pengendapan dilakukan lebih dari waktu maksimal penyimpanan maka ikan-

ikan yang akan dikirim mengalami pembusukan (rusak) sehingga daya jual mengalami

penurunan sehingga mempengaruhi laba yang akan diperoleh dan juga mengurangi

minat pembeli (konsumen) untuk membeli ikan pada CV. Kawal Pantai Bintan.

Page 8: Analisis Akuntansi Persediaan Barang Dagang pada CV. …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/.../2014/...AKUNTANSI-20141.pdf · Analisis Akuntansi Persediaan Barang Dagang pada CV

8

Analisis harga pokok penjualan (HPP) pada CV. Kawal Pantai Bintan dapat

dilihat pada hasil perhitungan di bawah ini :

Persediaan Awal

Ikan Pari Air

Segar Rp 296,100,000

Beku Rp 76,500,000

Ikan Pari Pasir

Segar Rp 258,500,000

Beku Rp 110,000,000

Ikan Pari Minki

Segar Rp 166,400,000

Beku Rp 66,200,000

Ikan Tongkol Putih

Segar Rp 209,000,000

Beku Rp 97,500,000

Ikan Jahan

Segar Rp 256,000,000

Beku Rp 136,000,000

Ikan Merah

Segar Rp 543,500,000

Beku Rp 310,400,000

Rp 2,526,100,000

Pembelian

Ikan Pari Air Rp 1,252,400,000

Ikan Pari Pasir Rp 1,604,000,000

Ikan Pari Minki Rp 615,800,000

Ikan Tongkol

Putih Rp 1,284,000,000

Ikan Jahan Rp 1,155,500,000

Ikan Merah Rp 2,990,025,000

Ikan Tongkol

Merah Rp 205,338,000

Ikan Pinang Rp 242,976,000

Ikan Kembung Rp 380,160,000

Ikan Kaci Rp 618,045,000

Ikan Tukak Rp 248,544,000

Ikan Sebelah

Rp

102,950,000

Ikan Selikur Rp 327,710,000

Ikan Selar Rp 478,640,000

Rp 11,506,088,000

Page 9: Analisis Akuntansi Persediaan Barang Dagang pada CV. …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/.../2014/...AKUNTANSI-20141.pdf · Analisis Akuntansi Persediaan Barang Dagang pada CV

9

Barang tersedia untuk dijual Rp 14,032,188,000

Persediaan Akhir

Ikan Pari Air

Segar Rp 333,600,000

Beku Rp 86,500,000

Ikan Pari Pasir

Segar Rp 279,000,000

Beku Rp 120,000,000

Ikan Pari Minki

Segar Rp 166,400,000

Beku Rp 76,200,000

Ikan Tongkol Putih

Segar Rp 221,000,000

Beku Rp 111,000,000

Ikan Jahan

Segar Rp 248,500,000

Beku Rp 136,000,000

Ikan Merah

Segar Rp 637,600,000

Beku Rp 331,900,000

Rp 2,747,700,000

Harga Pokok Penjualan

Rp 11,284,488,000

Page 10: Analisis Akuntansi Persediaan Barang Dagang pada CV. …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/.../2014/...AKUNTANSI-20141.pdf · Analisis Akuntansi Persediaan Barang Dagang pada CV

10

CV. Kawal Pantai Bintan

Neraca

Per 31 Desember 2012

Aktiva Lancar Aktiva Kewajiban Dan Modal

Kas 1.348.790.000 Hutang Lancar

Piutang Dagang 1.418.854.000 Hutang dagang 2.679.724.000

Persediaan 2.747.700.000

Perlengkapan Kantor 138.273.000

Prlgk Gudang 131.125.000

Total Aktiva Lancar 5.784.742.000

Aktiva Tetap

Peralatan Modal 6.951.622.000

Box 1.732.470.000

Akm. Peny. Box (35.760.000)

1.696.710.000

Freezer 1.483.270.000

Akm. Peny. Freezer (18.892.000)

1.464.382.000

Peralatan Kantor 699.729.000

Akm. Peny. Kantor (14.217.000)

685.512.000

Total Aktiva 9.631.346.000 Total Hutang + Modal 9.631.346.000

Page 11: Analisis Akuntansi Persediaan Barang Dagang pada CV. …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/.../2014/...AKUNTANSI-20141.pdf · Analisis Akuntansi Persediaan Barang Dagang pada CV

11

Berdasarkan hasil pembahasan tersebut, dapat dibuat suatu tabel perbandingan

antara kegiatan akuntansi persediaan pada CV.Kawal Pantai Bintan dengan PSAK

No.14 (Revisi 2008) sebagai berikut :

Tabel 3. Analisis kesesuaian PSAK No. 14 (Revisi 2008) dengan hasil penelitian di

CV. Kawal Pantai Bintan

No Analisis PSAK No.14 CV.Kawal Pantai Bintan Sesuai Tidak

Sesuai

1 Pendefinisian Istilah Pendefinisian

Persediaan adalah aset :

a. tersedia untuk dijual dalam

kegiatan usaha biasa;

b. dalam proses produksi untuk

penjualan tersebut ; atau

c. dalam bentuk bahan atau

perlengkapan untuk digunakan dalam

proses produksi atau pemberian jasa.

Definisi, persediaan meliputi barang

yang dibeli dan dimiliki untuk dijual

kembali

a. CV. Kawal Pantai Bintan

memiliki bahan mentah

yang tersedia untuk dijual

dalam kegiatan usahanya.

Di CV. Kawal Pantai Bintan

persediaan adalah ikan yang

dibeli dari nelayan, disimpan

dan untuk dijual kembali.

2 Pengukuran

1. Pengukuran persediaan

a. Biaya persediaan

Biaya persediaan harus meliputi

semua biaya pembelian, biaya

konversi, dan biaya lain yang timbul

sampai persediaan berada dalam

kondisi dan lokasi saat ini.

b. Biaya pembelian

Biaya pembelian persediaan meliputi

harga beli, bea impor, pajak lainnya

(kecuali yang kemudian dapat

ditagih kembali oleh identitas kepada

otoritas pajak), biaya pengangkutan,

biaya penanganan, dan biaya lainnya

yang secara langsung dapat

diatribusikan pada perolehan barang

jadi, bahan, dan jasa. Diskon dagang,

rabat dan hal lain yang serupa

dikurangkan dalam menentukan

biaya pembelian.

CV. Kawal Pantai Bintan

telah memperhitungkan

segala jenis biaya yang

timbul sampai persediaan

berada di lokasi yang

dicantumkan dalam ikhtisar

rugi laba yang meliputi

biaya persediaan seperti

biaya es,biaya air.

CV. Kawal Pantai Bintan

telah memperhitungkan

segala jenis biaya pembelian

seperti biaya pembelian ikan

dari nelayan.

Page 12: Analisis Akuntansi Persediaan Barang Dagang pada CV. …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/.../2014/...AKUNTANSI-20141.pdf · Analisis Akuntansi Persediaan Barang Dagang pada CV

12

c. Biaya konversi

Biaya konversi persediaan meliputi

biaya yang secara langsung terkait

unik yang diproduksi, misalnya

biaya tenaga kerja langsung.

Termasuk juga alokasi sistematis

overhead produksi tetap dan

variabel yang timbul dalam

mengonversi bahan menjadi barang

jadi. Overhead produksi tetap adalah

biaya produksi tetap adalah biaya

produksi tidak langsung yang relatif

konstan, tanpa memerhatikan

volume produksi yang dihasilkan

seperti penyusutan dan pemeliharaan

bangunan dan peralatan pabrik, dan

biaya manajemen dan biaya

administrasi pabrik. Overhead

produksi variabel adalah biaya

produksi tidak langsung yang

berubah secara langsung, atau

hampir secara langsung, mengikuti

perubahan volume produksi, seperti

bahan tidak langsung dan biaya

tenaga kerja tidak langsung.

d. Biaya Lain-Lain

Biaya-biaya lain hanya dibebankan

sebagai biaya persediaan sepanjang

biaya tersebut timbul agar persediaan

berada dalam kondisi dan lokasi saat

ini. Misalnya, dalam keadaan

tertentu diperkenankan untuk

memasukkan overhead non produksi

atau biaya perancangan produk

untuk pelanggan tertentu sebagai

biaya persediaan.

e. Biaya Persediaan Pemberi Jasa

Sepanjang pemberi jasa memiliki

persediaan, mereka mengukur

persediaan tersebut pada biaya

produksinya. Biaya persediaan

tersebut terutama meliputi biaya

tenaga kerja dan biaya personalia

lainnya yang secara langsung

menangani pemberian jasa, termasuk

personalia penyelia, dan overhead

yang dapat diatribusikan. Biaya

tenaga kerja dan biaya lainnya yang

terkait dengan personalia penjualan

Tidak ada

Tidak ada

Pada CV. Kawal Pantai

Bintan biaya persediaan

pemberi jasa terdiri dari

biaya listrik, telepon, biaya

penyusutan barang,

Penyusutan gedung biaya

perawatan box, biaya

administrasi dan umum, gaji

pegawai, dan upah buruh

Page 13: Analisis Akuntansi Persediaan Barang Dagang pada CV. …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/.../2014/...AKUNTANSI-20141.pdf · Analisis Akuntansi Persediaan Barang Dagang pada CV

13

dan administrasi umum tidak

termasuk sebagai biaya persediaan

tetapi diakui sebagai beban pada

periode terjadinya. Biaya persediaan

pemberi jasa tidak termasuk marjin

laba atau overhead yang tidak dapat

diatribusikan yang sering merupakan

faktor pembebanan harga oleh

pemberi jasa.

2. Teknik Pengukuran

a. Biaya Standar

Biaya standar memperhitungkan

tingkat normal penggunaan bahan

dan perlengkapan, tenaga kerja,

efisiensi dan utilisasi kapasitas.

Biaya standar di-review secara

reguler dan, jika diperlukan, direvisi

sesuai dengan kondisi terakhir.

b. Metode eceran

Metode eceran seringkali digunakan

dalam industri eceran untuk menilai

persediaan dalam jumlah besar item

yang berubah dengan cepat, dan

memiliki marjin yang sama di mana

tidak praktis untuk menggunakan

metode penetapan biaya lainnya.

Biaya persediaan ditentukan dengan

mengurangi nilai jual persediaan

dengan persentase marjin bruto yang

sesuai. Persentase tersebut

digunakan dengan memerhatikan

persediaan yang telah diturunkan

nilainya di bawah harga jual normal.

Persentasi rata-rata sering digunakan

untuk setiap departemen eceran.

Tidak ada biaya standar

Biaya eceran karena barang

yang diekspor adalah barang

yang mudah rusak jadi

harganya sewaktu-waktu

bisa berubah dan turun

sesuai dengan keadaan

barang saat diterima oleh

konsumen dan biaya tersebut

disesuaikan dengan sesuai

musim dan fluktuasi harga

pasar, yang biasanya

berubah mengikuti

perubahan musim.

3.Rumus Biaya

a. Formula MPKP

Mengasumsikan item persediaan

yang pertama dibeli akan dijual atau

digunakan terlebih dahulu sehingga

item yang tertinggal dalam

persediaan akhir adalah yang dibeli

atau diproduksi kemudian.

Metode penilaian persediaan

CV. Kawal Pantai Bintan

menggunakan formula

MPKP/FIFO (First In First

Out) Rumus biaya tersebut

telah sesuai dengan PSAK

No. 14 yang menyatakan

bahwa biaya persediaan

harus dihitung dengan

menggunakan rumus biaya

masuk pertama keluar

pertama (MPKP).

Page 14: Analisis Akuntansi Persediaan Barang Dagang pada CV. …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/.../2014/...AKUNTANSI-20141.pdf · Analisis Akuntansi Persediaan Barang Dagang pada CV

14

b. Dalam rumus biaya rata-rata

tertimbang

Biaya setiap item ditentukan

berdasarkan biaya rata-rata

tertimbang dari item yang serupa

pada awal periode dan biaya item

yang serupa yang dibeli atau

diproduksi selama suatu periode.

Perhitungan rata-rata dapat

dilakukan secara berkala atau pada

setiap penerimaan kiriman,

tergantung pada keadaan entitas.

Tidak ada

3

.

Pengakuan Pengakuan sebagai beban

a. Jika barang dalam persediaan dijual,

maka nilai tercatat persediaan

tersebut harus diakui sebagai beban

pada periode diakuinya pendapatan

atas penjualan tersebut.

b. Setiap penurunan nilai persediaan di

bawah biaya menjadi nilai realisasi

bersih dan seluruh kerugian

persediaan harus diakui sebagai

beban pada periode terjadinya

penurunan atau kerugian tersebut.

c. Setiap pemulihan kembali penurunan

nilai persediaan karena peningkatan

kembali nilai realisasi bersih, harus

diakui sebagai pengurangan terhadap

jumlah beban persediaan pada

periode terjadinya pemulihan

tersebut.

Pada CV.Kawal Pantai

Bintan uang yang

dikeluarkan untuk

pembelian ikan pada

nelayan telah dicatat dan

diakui sebagai modal

dagang ikan pada perode

terjadinya pembelian ikan

tersebut. Kemudian dari CV.

Kawal Pantai Bintan ikan

tersebut akan dijual kembali

kepada konsumen dengan

harga yg lebih besar dari

pembelian.

Dalam CV. Kawal Pantai

Bintan apabila terjadinya

penurunan harga jual ikan,

penurunan harga diakui, hal

ini bisa terjadi apabila

terjadinya kerusakan

kualitas ikan saat ikan

diterima konsumen.

Dalam CV. Kawal Pantai

Bintan apabila terjadi

kerusakan kualitas ikan

maka ikan tersebut tidak

bisa dipulihkan kembali dan

persahaan mengakui

kerusakan ikan dengan

kerugiannya

Page 15: Analisis Akuntansi Persediaan Barang Dagang pada CV. …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/.../2014/...AKUNTANSI-20141.pdf · Analisis Akuntansi Persediaan Barang Dagang pada CV

15

4

.

Pengungkapan Pengungkapan dalam Laporan

Keuangan

a. Kebijakan akuntansi yang digunakan

dalam pengukuran persediaan,

termasuk rumus biaya yan

digunakan.

b. Total jumlah tercatat persediaan dan

jumlah nilai tercatat menurut

klasifikasi yang sesuai bagi entitas.

c. Jumlah tercatat persediaan yang

dicatat dengan nilai wajar dikurangi

biaya untuk menjual

d. Jumlah persediaan yang diakui

sebagai beban selama periode

berjalan

e. Jumlah setiap penurunan nilai yang

diakui sebagai pengurang jumlah

persediaan yang diakui sebagai

beban dalam periode berjalan

sebagaimana dijelaskan dalam

paragraf 32

f. Jumlah dari setiap pemulihan dari

setiap penurunan nilai yang diakui

sebagai pengurang jumlah

persediaan yang diakui sebagai

beban dalam periode berjalan

sebagaimana dijelaskan pada

paragraf 32

g. Kondisi atau peristiwa penyebab

terjadinya pemulihan nilai

persediaan yang diturunkan

sebagaimana dijelaskan pada

paragraf 32

Dalam CV. Kawal Pantai

Bintan pengukuran

persediaan menggunakan

biaya pembelian dan dengan

rumus MPKP/ FIFO

Total jumlah harga

persediaan menurut jenisnya

dicatat.

Jumlah persediaan dicatat

dengan nilai yang

sebenarnya dikurangi

dengan biaya operasional

Jumlah persediaan yang

diakui sebagai biaya selama

periode berjalan.

Dalam CV. Kawal Pantai

Bintan apabila terjadi

penurunan harga jual ikan,

maka kerugian tersebut akan

diakui, hal ini bisa terjadi

apabila terjadinya kerusakan

kualitas saat ikan diterima

konsumen, tetapi tidak

diungkapkan di laporan

keuangan.

Dalam CV. Kawal Pantai

Bintan apabila terjadi

kerusakan kualitas ikan

maka ikan tersebut dihargai

lebih rendah dari harga

pembelian tidak bisa

dipulihkan kembali dan

tidak ada peningkatan

kualitas ikan dan perusahaan

mengakui kerusakan ikan

dan kerugian.

Dalam CV. Kawal Pantai

Bintan tidak ada pemulihan

persediaan dikarenakan

persediaan berupa ikan yang

tidak bisa dipulihkan karena

berupa ikan segar

Page 16: Analisis Akuntansi Persediaan Barang Dagang pada CV. …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/.../2014/...AKUNTANSI-20141.pdf · Analisis Akuntansi Persediaan Barang Dagang pada CV

16

h. Nilai tercatat persediaan yang

diperuntukkan sebagai jaminan

kewajiban

Perusahaan memiliki

persediaan yang nilainya

diperuntukkan sebagai

jaminan kewajiban.

E. Kesimpulan dan Saran

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya

Akuntansi Persediaan pada CV. Kawal Pantai Bintan belum sesuai dengan

PSAK Nomor14 (Revisi 2008), seperti tidak adanya biaya persediaan, biaya

lain-lain dan biaya konverrsi pada pengukuran persediaan,biaya standar pada

Teknik pengukuan biayanya, tidak ada pemulihan kembali pada pengakuan

sebagai bebandan tidak adanya penurunan nilai, pemulihan dari setiap terjadinya

penurunan nilai, dan peristiwa setiap terjadinya pemulihan nilai pada

Pengungkapan dalam laporan keuangannya, adapun yang sesuai dengan PSAK

Nomor 14 (revisi 2008) yaitu, biaya pembelian, biaya persediaan pemberijasa

pada pengukuran persediaan, metode eceran pada Teknik pengukuran biaya,

menggunakan metode penilaian FIFO pada rumusbiaya, dan jika persediaan

barang dijual harus diakui sebagai beban pada periode pendapatan, seluruh

kerugian persediaan diakui sebagai beban pada periode terjadinya penurunan

atau kerugian pada pengakuan sebagai beban. 2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti menyarankan :

a. CV.Kawal Pantai Bintan

1) Semestinya CV. Kawal Pantai Bintan menambah beberapa karyawan lagi

untuk menghindari terjadinya peyelewengan dan menghindari terjadinya

perangkapan tugas dan tanggung jawab.

2) CV. Kawal Pantai Bintan seharusnya mempunyai gudang yang dipisahkan

dengan barang yang akan dikirim langsung dengan barang yang masih

disimpan di gudang untuk memudahkan dalam pengecekan barang

(persediaan). Diperlukan box-box yang baru karena box-box yang digunakan

untuk menyimpan bahan baku tersebut sudah banyak yang rusak sehingga

menganggu kualitas bahan baku.

3) CV. Kawal Pantai Bintan seharusnya melakukan pencatatan/pelaporan tentang

penurunan nilai/harga jual saat terjadinya kerusakan kualitas dalam Laporan

Rugi/Laba.

4) Sebaiknya CV.Kawal Pantai Bintan melakukan pencatatan pengungkapan

dalam laporan keuangan dan membuat biaya standar dalam pengukuran biaya

yang digunakan.

b. Peneliti Yang Lain

Diharapkan dapat mengembangkan penelitian ini lebih lanjut dan meninjau

kembali dari faktor-faktor lain yang berhubungan dengan akuntansi barang

dagang. Karena dalam penelitian ini hanya terbatas pada akuntansi persediaan

saja.

Page 17: Analisis Akuntansi Persediaan Barang Dagang pada CV. …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/.../2014/...AKUNTANSI-20141.pdf · Analisis Akuntansi Persediaan Barang Dagang pada CV

17

DAFTAR PUSTAKA

Kieso, W. W. 2008. Akuntansi Intermediate Edisi I. Jakarta: Erlangga. Mulya, Hadari. 2010. Memahami Edisi Dasar. Edisi 2. Jakarta: Mitra Wacana Media. Mulyadi, 2008. Sistem Akuntansi. Cetakan Keempat. Jakarta : Salemba Empat.

Munawir S. 2007. Akuntansi Laporan Keuangan. Liberty. Yogyakarta. Mursyidi. 2010. Akuntansi Dasar. Bandung: Ghalia Indonesia.

Priyambodo B. 2007. Manajemen Industri, edisi ke-1. Yogyakarta: Global Pustaka

Utama .

Rangkuti, Freddy. 2005. Great Sales Forecast For Marketing. Jakarta : PT. Gramedia

Pustaka Utama.

Riduwan. 2009. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung : alfabeta.

Sadeli L. 2008. Dasar Dasar Akuntansi. PT. Bumi Aksara. Jakarta. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan “Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R & D”. Bandung : Alfabeta.

Suharli, Michell. 2006. Akuntansi untuk Bisnis Jasa dan Dagang, Edisi Pertama, Graha

Ilmu, Yogyakarta.

Sumarni, Murti dan Salamah Wahyuni. 2006. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta

: Andi. Umar, Husein. 2007, Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis, Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada. Warren, Carl S, James M, Reeve, Philip E. Fess, 2005. Pengantar Akuntansi, Edisi ke-

21, Buku 1, Cetakan Pertama, Terjemahan Aria Farahmita, Amanugrahani,

Taufik Hendrawan , Jakarta : Salemba Empat. Wasif, Said Khaerul, dan Muhammad Gade. 2010. Akuntansi Keuangan 1. Edisi 2. Jakarta:

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Yamit, Zulian. 2005. Manajemen Kualitas Produk dan Jasa. Ed. 1, cet. 4. Yogyakarta :

Ekonisia Kampus Fakultas Ekonomi UII Yogyakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2008. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (Revisi

2008). Jakarta : Salemba Empat.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2008. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (Revisi

2008). Jakarta : Salemba Empat.