rp2.900/eks sport, hlm 5 (di luar p. jawa rp3.100/eks ... filehubungi media indonesia tadi malam...

1
BANYAK produk pangan dan nonpangan impor yang beredar di pasaran belum mencantum- kan kode, nomor registrasi, dan label berbahasa Indonesia dalam kemasannya. Hal itu merugikan konsumen karena tidak tahu spesikasi dan cara pakai barang yang dibelinya. Produk-produk impor yang belum memenuhi ketentuan registrasi dan pelabelan itu ditemukan di sejumlah gerai di sebuah mal di kawasan Blok M dan pasar swalayan di Blok S, Jakarta Selatan, dalam inspeksi mendadak (sidak). Sidak dilaksanakan Menteri Perdagangan Mari Elka Panges- tu, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Kustanti- nah, serta anggota Tim Terpadu Pengawasan Barang Beredar, di Jakarta Selatan, kemarin. Menurut Mari, inspeksi di- lakukan terkait dengan pe- meriksaan syarat-syarat yang harus dipenuhi sebelum sebuah produk diedarkan. “Di antaranya, wajib men- cantumkan label manual ba- hasa Indonesia yang menjelas- kan cara penggunaan, bahan pembuat, dan memperoleh sertifikat ML untuk produk dari luar negeri dan DL untuk lokal,” ujarnya. Kustantinah menambah- kan, produk impor yang tidak ada kode registrasi dan label berbahasa Indonesianya akan merugikan konsumen. “Mereka tidak tahu apa isi produk yang dibeli, kapan tanggal kedalu- warsanya, serta bagaimana cara pakainya,” jelasnya. Rombongan memulai ins- peksi di gudang milik PT P di kawasan Blok M Square. Di sana ditemukan makanan impor yang tidak beregistrasi dan label berbahasa Indonesia. Tim juga menyita produk asal Malaysia dan Jepang. Hal yang sama ditemukan pada produk asal Korea di Supermarket Mu Gung Hwa (MGH). Kepala Badan POM menam- bahkan, pelaku usaha yang masih melanggar ketentuan terancam sanksi pidana se- bagaimana diatur dalam UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Saat menanggapi temuan itu, Manajer MGH, Rick, menyang- gah bahwa produk yang dijual belum terdaftar di Badan POM. Dia mengakui mengalami kesu- litan dalam memperoleh serti- kat ML dari instansi terkait. (Atp/X-8) R ATUSAN pemuda memegang bambu runcing berdiri di de- pan Istana Kepresi- denan Gedung Agung Yogya- karta. Istana itu hanya berjarak sekitar 300 meter dari Istana Sri Sultan di Keraton Yogyakarta. Apakah Yogya sedang dalam darurat perang dan bersiaga menghadapi musuh? Tentu saja tidak. Tetapi warga Yogya sedang gundah. Setelah berminggu-minggu diburu wedus gembel yang keluar dari letusan Gunung Merapi dan menelan ratusan korban jiwa, kini warga Yogya dihadapi isu monarki. Sri Sultan Hamengku Buwono dan Sri Paduka Paku Alam kelak tidak lagi menjabat Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam RUU Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang sedang digodok, pemerintah mengusulkan agar Sri Sultan dan Paku Alam ditempatkan sebagai orang nomor satu dan nomor dua di DIY dengan sejumlah hak istimewa. Adapun gubernur- wagub dipilih langsung. Kerabat Keraton Yogya ti- dak sreg dengan usulan pe- merintah. ‘’Posisi itu seperti mendudukkan Sultan seba- gai macan ompong, sekaligus menjauhkan Sultan dari rakyat. Dengan kedudukan itu, Sultan menjadi seperti etalase saja,” te- gas GBPH Prabukusumo, adik Sultan HB X yang juga Ketua DPD Partai Demokrat DIY, di Yogyakarta Jumat (3/12) sore. Bahkan kemarin beredar kabar Prabukusumo mundur dari Demokrat. Prabu kecewa karena Demokrat berkeras Gu- bernur DIY dipilih langsung. Namun, Wakil Ketua DPD Partai Demokrat DIY Sukedi membantah informasi itu. ‘’Ti- dak benar. Itu baru wacana,” tegas Sukedi tadi malam. Prabukusumo ketika di- hubungi Media Indonesia tadi malam untuk mengonrmasi- kan berita pengunduran di- rinya, mengaku sedang rapat. Namun, Sukedi membenar- kan polemik RUU Keistime- waan DIY membuat Prabu ti- dak nyaman karena aspirasinya tidak mendapatkan tempat. Reaksi berbagai elemen masyarakat Yogya semakin mengental. Gerakan Rakyat Yogyakarta menegaskan Sultan gubernur dan Paku Alam wakil gubernur adalah harga mati bagi rakyat DIY. ‘’Bagi kami tidak ada kata lain dalam keistimewaan itu kecuali Sultanku gubernurku dan Paku Alamku wakil gu- bernurku,’’ kata Sekretaris Gerakan Rakyat Yogyakarta, Sulistyo Admojo, kemarin. Ketua Parade Nusantara DIY Jiono menambahkan, posisi Sultan HB X sebagai Gubernur DIY tidak bisa ditawar. Di sela- sela sebuah diskusi di Jakarta kemarin Jiono mengatakan jika RUU Keistimewaan DIY disah- kan dengan muatan Gubernur DIY dipilih, rakyat DIY siap memboikot pemilihan itu. Dualisme Bagi pakar hukum tata ne- gara Irman Putra Sidin, tidak menjadikan Sri Sultan sebagai Gubernur DIY sama dengan menjerumuskan DIY ke dalam dualisme kepemimpinan. Ini membuat jalannya pemerin- tahan DIY tidak kondusif. “Jika nanti ada lembaga baru, akan membuat dua ruang pe- ngontrol gubernur, yakni pe- merintah pusat dan keraton. Kalau ini yang terjadi, jelas inkonstitusional,” ujarnya. Mantan anggota Pansus RUU Keistimewaan DIY Syaifullah Ma’sum menambahkan, jika ada pemisahan kewenangan antara Sultan dan Gubernur DIY, akan membuat rakyat Yogya tidak kondusif karena masyarakat DIY lebih taat pada Sultan, bukan gubernur. (Mad/ AU/X-4) [email protected] Berita terkait hlm 2 GBPH Prabukusumo, adik kandung Sultan HB X, berniat mundur dari Ketua Partai Demokrat DIY. Widjajadi SEBUAH penelitian yang dilakukan Fakultas Kesehatan Ma- syarakat Universitas Michigan, AS, baru-baru ini menemukan, perilaku terlalu higienis dapat menurunkan sistem imunitas. Penelitian dilakukan terhadap kelompok remaja dan dewasa yang terlalu sering menggunakan sabun antibakteri mengan- dung triclosan dan bisphenol A (BPA). Bahan kimia antimikroba itu biasanya digunakan dalam produk sabun antibakteri, pasta gigi, peralatan medis, dan pembungkus popok. Adapun BPA, yang banyak digunakan untuk membuat jenis plastik, dipercaya dapat memengaruhi hormon manusia. Dalam penelitian itu, para peneliti menemukan bahwa ke- lompok anak dan remaja yang memiliki kandungan triclosan tinggi di dalam tubuh lebih mudah terkena alergi terhadap suatu barang ataupun makanan. “Terlalu banyak triclosan dapat membunuh mikroorganisme yang sebenarnya bisa mendukung daya tahan tubuh. Jadi dianjurkan jangan terlalu bersih atau kotor,” jelas Prof Allison Aiello, anggota tim peneliti. (Healthday/*/X-8) ONLINE HARI INI mediaindonesia.com Latihan untuk Seks Fantastis KECEWA dengan kehidupan seks Anda dan pasangan yang tidak mendebarkan seperti dahulu? Lupakan saja tips tentang bagaimana cara menyenangkan si dia. (Media Perempuan) Tiga Faktor Bahagiakan Wanita KEBAHAGIAAN semakin menjadi bisnis yang menguntungkan. Banyak penulis menerbitkan buku dengan topik menjadi pribadi yang bahagia disertai cara menggapainya. (Media Hidup Sehat) PAUSE Bugar dengan Privasi Tak perlu lagi risih ditonton orang saat tubuh mengikuti gerakan instruktur senam. Health, Hlm 14 Perluas Wawasan soal HIV Ancaman HIV/AIDS semakin meluas tidak pandang kalangan. Sudah saatnya pengetahuan HIV/AIDS tidak sekadar dikaitkan dengan alasan moral. Life & Family, Hlm 16 Layanan Berlangganan & Customer Service SMS: 08121128899 T: (021) 5821303 No Bebas Pulsa: 08001990990 e-mail: [email protected] Rp2.900/eks (di luar P. Jawa Rp3.100/eks) Rp67.000/bulan (di luar P.Jawa + ongkos kirim) MEDIAINDONESIA.COM JUJUR BERSUARA MINGGU, 5 DESEMBER 2010 | NO.10875 | TAHUN XLI | 24 HALAMAN REUTERS/ LUCY NICHOLSON Kings Korban Lakers Sacramento Kings menjadi tumbal pertama kebangkitan Los Angeles Lakers. Sport, Hlm 5 Perkawinan fesyen dan teknologi mestinya tidak melulu futuristis atau bak alien. Style, Hlm 13 Fesyen Terjemahan Teknologi MI/ SUMARYANTO Importir belum Patuhi Ketentuan Produk Impor Masyarakat DIY lebih taat pada Sultan, bukan gubernur.’’ Syaifullah Ma'sum Mantan anggota Pansus RUU Keistimewaan DIY Terlalu Higienis Turunkan Sistem Imun MI/ USMAN ISKANDAR Sultan Harus Tetap Gubernur LAGI, tim nasional Indonesia tampil luar biasa. Setelah membantai Malaysia 5-1, Irfan Bachdim dan kawan-kawan mencukur Laos enam gol tanpa balas dalam laga lanjutan Grup A AFF Suzuki Cup 2010 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, tadi malam. Dengan mempertahankan the winning team, semangat skuat ‘Merah Putih’ menggebu untuk menggempur Laos sejak menit awal. Apalagi, juara tiga kali sekaligus favorit kuat Thailand ternyata ditahan Malaysia tanpa gol dalam laga sebelumnya di tempat yang sama. Namun, pelatih timnas Alfred Riedl mengaku para pemain harus bekerja keras pada 20 menit awal sebelum berpesta gol ke gawang lawan. “Skor yang adil. Namun, awal pertandingan berjalan sulit karena Laos bermain cukup baik,” kata juru taktik berkebangsaan Austria itu. Kemampuan Riedl membaca permainan bekas tim yang pernah diasuhnya itu membuahkan hasil optimal. Lewat kombinasi serangan yang dibangun Okto Maniani, M Ridwan, Irfan, dan Firman Utina, timnas mutlak mendominasi pertarungan. Firman membuka keunggulan lewat titik putih menit ke-28. Dua gol berikutnya dicetak Ridwan dan Firman untuk menutup babak pertama. Striker blasteran Indo-Belanda Irfan menghidupkan serangan timnas dengan tampil memukau lewat kecepatan larinya. Kerja samanya dengan pemain naturalisasi Christian Gonzales melahirkan gol keempat di menit ke-62. Dua gol tambahan ‘Merah Putih’ disumbangkan Okto serta pemain pengganti Arif Suyono. “Segalanya menjadi lancar setelah kami unggul 3-0 di babak pertama,” imbuh Riedl. Dengan dua kemenangan, Indonesia memas- tikan tempat di seminal sebagai juara Grup A. Perolehan enam angka timnas dipastikan tidak akan tergeser peserta lainnya meski kalah melawan Thailand pada laga terakhir, Selasa (7/12) depan. “Mungkin ada pemain yang dirotasi ka- rena tim sudah lolos, tetapi kami tetap ingin menghibur penonton dengan kemenangan,” tan- das pelatih yang sempat diancam bakal digusur Ketua Umum PSSI Nurdin Halid ini. Sementara itu, Thailand kini berada dalam tekanan setelah kembali memetik satu poin. Robson menyoroti buruknya penyelesaian akhir kendati Nataporn Phanrit dan kawan-kawan selalu mendominasi pertandingan. “Masalah ini sama seperti kami alami di Asian Games (Guangzhou). Para pemain melepaskan banyak tendangan ke gawang dan menciptakan peluang, tetapi hanya sedikit berbuah gol,” keluh mantan pemain Manchester United dan timnas Inggris itu. (Nav/*/R-3) BINTANG LAPANGAN: Gelandang Timnas Indonesia Firman Utina (15) merayakan kemenangan bersama striker Irfan Bachdim dalam laga Grup A AFF Suzuki Cup 2010 melawan Laos di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, tadi malam. Cukur Laos 6-0 Merah Putih ke Semifinal MI/ RAMDANI MI/ ADAM DP Mari Elka Pangestu Menteri Perdagangan

Upload: vuongminh

Post on 29-Apr-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BANYAK produk pangan dan nonpangan impor yang beredar di pasaran belum mencantum-kan kode, nomor registrasi, dan label berbahasa Indonesia dalam kemasannya.

Hal itu merugikan konsumen karena tidak tahu spesifi kasi dan cara pakai barang yang dibelinya.

Produk-produk impor yang belum memenuhi ketentuan registrasi dan pelabelan itu ditemukan di sejumlah gerai di sebuah mal di kawasan Blok M dan pasar swalayan di Blok S, Jakarta Selatan, dalam inspeksi

mendadak (sidak). Sidak dilaksanakan Menteri

Perdagangan Mari Elka Panges-tu, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Kustanti-nah, serta anggota Tim Terpadu Pengawasan Barang Beredar, di Jakarta Selatan, kemarin.

Menurut Mari, inspeksi di-lakukan terkait dengan pe-meriksaan syarat-syarat yang harus dipenuhi sebelum sebuah produk diedarkan.

“Di antara nya, wajib men-cantumkan label manual ba-hasa Indonesia yang menjelas-kan cara penggunaan, bahan

pembuat, dan memperoleh sertifikat ML untuk produk dari luar negeri dan DL untuk lokal,” ujarnya.

Kustantinah menambah-kan, produk impor yang tidak

ada kode registrasi dan label berbahasa Indonesianya akan merugikan konsumen. “Mereka tidak tahu apa isi produk yang dibeli, kapan tanggal kedalu-warsanya, serta bagaimana cara pakainya,” jelasnya.

Rombongan memulai ins-peksi di gudang milik PT P di kawasan Blok M Square. Di sana ditemukan makanan impor yang tidak beregistrasi dan label berbahasa Indonesia. Tim juga menyita produk asal Malaysia dan Je pang.

Hal yang sama ditemukan pada produk asal Korea di

Su permarket Mu Gung Hwa (MGH).

Kepala Badan POM menam-bahkan, pelaku usaha yang masih melanggar ketentuan terancam sanksi pidana se-bagaimana diatur dalam UU Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen.

Saat menanggapi temuan itu, Manajer MGH, Rick, menyang-gah bahwa produk yang dijual belum terdaftar di Badan POM. Dia mengakui mengalami kesu-litan dalam memperoleh serti-fi kat ML dari instansi terkait. (Atp/X-8)

RATUSAN pemuda memegang bambu runcing berdiri di de-pan Istana Kepresi-

denan Gedung Agung Yogya-karta. Istana itu hanya berjarak sekitar 300 meter dari Istana Sri Sultan di Keraton Yogyakarta.

Apakah Yogya sedang dalam darurat perang dan bersiaga menghadapi musuh?

Tentu saja tidak. Tetapi warga Yogya sedang gundah. Se telah berminggu-minggu diburu wedus gembel yang keluar dari letusan Gunung Merapi dan menelan ratusan korban jiwa, kini warga Yogya dihadapi isu monarki. Sri Sultan Hamengku Buwono dan Sri Paduka Paku Alam kelak tidak lagi menjabat Gubernur dan Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dalam RUU Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang sedang digodok, pemerintah mengusulkan agar Sri Sultan dan Paku Alam ditempatkan sebagai orang nomor satu dan nomor dua di DIY dengan sejumlah hak istimewa. Adapun gubernur-wagub dipilih langsung.

Kerabat Keraton Yogya ti-dak sreg dengan usulan pe-merintah. ‘’Posisi itu seperti mendudukkan Sultan seba-gai macan ompong, sekaligus menjauhkan Sultan dari rakyat. Dengan kedudukan itu, Sultan menjadi seperti etalase saja,” te-gas GBPH Prabukusumo, adik Sultan HB X yang juga Ketua DPD Partai Demokrat DIY, di Yogyakarta Jumat (3/12) sore.

Bahkan kemarin beredar ka bar Prabukusumo mundur dari Demokrat. Prabu kecewa karena Demokrat berkeras Gu-bernur DIY dipilih langsung. Namun, Wakil Ketua DPD

Partai Demokrat DIY Sukedi membantah informasi itu. ‘’Ti-dak benar. Itu baru wacana,” tegas Sukedi tadi malam.

Prabukusumo ketika di-hubungi Media Indonesia tadi malam untuk mengonfi rmasi-kan berita pengunduran di-rinya, mengaku sedang rapat.

Namun, Sukedi membenar-kan polemik RUU Keistime-waan DIY membuat Prabu ti-dak nyaman karena aspirasinya tidak mendapatkan tempat.

Reaksi berbagai elemen ma syarakat Yogya semakin me ngental. Gerakan Rakyat Yogya karta menegaskan Sultan gubernur dan Paku Alam wakil gubernur adalah harga mati bagi rakyat DIY.

‘’Bagi kami tidak ada kata lain dalam keistimewaan itu kecuali Sultanku gubernurku dan Paku Alamku wakil gu-bernurku,’’ kata Sekretaris Gerakan Rakyat Yogyakarta, Sulistyo Admojo, kemarin.

Ketua Parade Nusantara DIY Jiono menambahkan, posisi Sultan HB X sebagai Gubernur DIY tidak bisa ditawar. Di sela-sela sebuah diskusi di Jakarta kemarin Jiono mengatakan jika RUU Keistimewaan DIY disah-kan dengan muatan Gubernur DIY dipilih, rakyat DIY siap memboikot pemilih an itu.

DualismeBagi pakar hukum tata ne-

gara Irman Putra Sidin, tidak menjadikan Sri Sultan sebagai Gubernur DIY sama dengan menjerumuskan DIY ke dalam dualisme kepemimpinan. Ini membuat jalannya pemerin-tahan DIY tidak kondusif.

“Jika nanti ada lembaga baru, akan membuat dua ruang pe-ngontrol gubernur, yakni pe-merintah pusat dan keraton. Kalau ini yang terjadi, jelas inkonstitusional,” ujarnya.

Mantan anggota Pansus RUU Keistimewaan DIY Syaifullah Ma’sum menambahkan, jika ada pemisahan kewenangan antara Sultan dan Gubernur DIY, akan membuat rakyat Yogya tidak kondusif karena masyarakat DIY lebih taat pada Sultan, bukan gubernur. (Mad/AU/X-4)

[email protected] terkait hlm 2

GBPH Prabukusumo, adik kandung Sultan HB X, berniat mundur dari Ketua Partai Demokrat DIY.

Widjajadi

SEBUAH penelitian yang dilakukan Fakultas Kesehatan Ma-syarakat Universitas Michigan, AS, baru-baru ini menemukan, perilaku terlalu higienis dapat menurunkan sistem imunitas.

Penelitian dilakukan terhadap kelompok remaja dan dewasa yang terlalu sering menggunakan sabun antibakteri mengan-dung triclosan dan bisphenol A (BPA). Bahan kimia antimikroba itu biasanya digunakan dalam produk sabun antibakteri, pasta gigi, peralatan medis, dan pembungkus popok.

Adapun BPA, yang banyak digunakan untuk membuat jenis plastik, dipercaya dapat memengaruhi hormon manusia.

Dalam penelitian itu, para peneliti menemukan bahwa ke-lompok anak dan remaja yang memiliki kandungan triclosan tinggi di dalam tubuh lebih mudah terkena alergi terhadap suatu barang ataupun makanan.

“Terlalu banyak triclosan dapat membunuh mikroorganisme yang sebenarnya bisa mendukung daya tahan tubuh. Jadi dianjurkan jangan terlalu bersih atau kotor,” jelas Prof Allison Aiello, anggota tim peneliti. (Healthday/*/X-8)

ONLINE HARI INImediaindonesia.com

Latihan untuk Seks FantastisKECEWA dengan kehidupan seks Anda dan pasangan yang tidak mendebarkan seperti dahulu? Lupakan saja tips tentang bagaimana cara menyenangkan si dia. (Media Perempuan)

Tiga Faktor Bahagiakan WanitaKEBAHAGIAAN semakin menjadi bisnis yang menguntungkan. Banyak penulis menerbitkan buku dengan topik menjadi pribadi yang bahagia disertai cara menggapainya. (Media Hidup Sehat)

PAUSE

Bugar dengan PrivasiTak perlu lagi risih ditonton orang saat tubuh mengikuti gerakan instruktur senam.Health, Hlm 14

Perluas Wawasan soal HIV Ancaman HIV/AIDS semakin meluas tidak pandang kalangan. Sudah saatnya pengetahuan HIV/AIDS tidak sekadar dikaitkan dengan alasan moral.Life & Family, Hlm 16

Layanan Berlangganan & Customer Service

SMS: 08121128899T: (021) 5821303

No Bebas Pulsa: 08001990990 e-mail: [email protected]

Rp2.900/eks(di luar P. Jawa Rp3.100/eks)

Rp67.000/bulan(di luar P.Jawa + ongkos kirim)

M E D I A I N D O N E S I A . C O M JUJUR BERSUARA MINGGU, 5 DESEMBER 2010 | NO.10875 | TAHUN XLI | 24 HALAMAN

REUTERS/ LUCY NICHOLSON

Kings Korban LakersSacramento Kings menjadi tumbal pertama kebangkitan Los Angeles Lakers.Sport, Hlm 5

Perkawinan fesyen dan teknologi mestinya tidak melulu futuristis atau bak alien.Style, Hlm 13

FesyenTerjemahanTeknologi

MI/ SUMARYANTO

Importir belum Patuhi Ketentuan Produk Impor

Masyarakat DIY lebih taat pada Sultan, bukan gubernur.’’ Syaifullah Ma'sumMantan anggota Pansus RUU Keistimewaan DIY

Terlalu Higienis Turunkan Sistem Imun

MI/ USMAN ISKANDAR

Sultan Harus Tetap Gubernur

LAGI, tim nasional Indonesia tampil luar biasa. Setelah membantai Malaysia 5-1, Irfan Bachdim dan kawan-kawan mencukur Laos enam gol tanpa balas dalam laga lanjutan Grup A AFF Suzuki Cup 2010 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, tadi malam.

Dengan mempertahankan the winning team, semangat skuat ‘Merah Putih’ menggebu un tuk menggempur Laos sejak menit awal. Apalagi, juara tiga kali sekaligus favorit kuat Thailand ternyata ditahan Malaysia tanpa gol dalam laga sebelumnya di tempat yang sama.

Namun, pelatih timnas Alfred Riedl mengaku para pemain harus bekerja keras pada 20 menit awal sebelum berpesta gol ke gawang lawan. “Skor yang adil. Namun, awal pertandingan berjalan sulit karena Laos bermain cukup baik,” kata juru taktik berkebangsaan Austria itu.

Kemampuan Riedl membaca permainan bekas tim yang pernah diasuhnya itu membuahkan hasil optimal. Lewat kombinasi serangan yang dibangun Okto Maniani, M Ridwan, Irfan, dan Firman Utina, timnas mu tlak mendominasi pertarungan.

Firman membuka keunggulan lewat titik

pu tih menit ke-28. Dua gol berikutnya dicetak Ridwan dan Firman untuk menutup babak pertama. Striker blasteran Indo-Belanda Irfan menghidupkan serangan timnas dengan tampil memukau lewat kecepatan larinya.

Kerja samanya dengan pemain naturalisasi Christian Gonzales melahirkan gol keempat di menit ke-62. Dua gol tambahan ‘Merah Putih’ disumbangkan Okto serta pemain pengganti Arif Suyono. “Segalanya menjadi lancar setelah kami unggul 3-0 di babak pertama,” imbuh Riedl.

Dengan dua kemenangan, Indonesia memas-tikan tempat di semifi nal sebagai juara Grup A. Perolehan enam angka timnas dipastikan tidak akan tergeser peserta lainnya meski kalah melawan Thailand pada laga terakhir, Selasa (7/12) depan.

“Mungkin ada pemain yang dirotasi ka-rena tim sudah lolos, tetapi kami tetap ingin menghibur penonton dengan kemenangan,” tan-das pelatih yang sempat diancam bakal digusur Ketua Umum PSSI Nurdin Halid ini.

Sementara itu, Thailand kini berada dalam tekanan setelah kembali memetik satu poin. Robson menyoroti buruknya penyelesaian akhir kendati Nataporn Phanrit dan kawan-kawan selalu mendominasi pertandingan.

“Masalah ini sama seperti kami alami di Asian Games (Guangzhou). Para pemain melepaskan banyak tendangan ke gawang dan menciptakan peluang, tetapi hanya sedikit berbuah gol,” keluh mantan pemain Manchester United dan timnas Inggris itu. (Nav/*/R-3)

BINTANG LAPANGAN: Gelandang Timnas Indonesia Firman Utina (15) merayakan kemenangan bersama striker Irfan Bachdim dalam laga Grup A AFF Suzuki Cup 2010 melawan Laos di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, tadi malam.

Cukur Laos 6-0Merah Putih ke Semifinal

MI/ RAMDANI

MI/ ADAM DP

Mari Elka PangestuMenteri Perdagangan