resume metlit

21
1. Carilah rumusan masalah penelitian dalam sebuah artikel jurnal dan jelaskan rancangan apa yang terbaik untuk meneliti pertanyaan tersebut berikut alasannya 2. Apa yang membedakan penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif? Jelaskan minimal tiga karakterisik pembedanya. 3. Buatlah peta literature untuk literature-literature yang anda peroleh. Masukan penelitian anda kedalam peta tersebut dan gambarlah garis dari penelitian anda ke kategori-kategori penelitian lain sehingga pembaca dapat mudah melihat bagaimana penelitian anda benar-benar memperluas penelitian atau literature yang sudah ada. 4. Buatlah tinjauan pustaka untuk penelitian kuantitatif dan perhatikan langkah-langkah yang sudah dijelaskan sebelumnya variabel-variabel penelitian anda dapat terlihat dengan jelas 5. Berlatihlah dengan menggunakan data base online terkomputerisasi untuk mencari literature yang relevan dengan topik anda. Lakukan pencarian berulang-ulang hingga anda menemukan satu literature yang sangat terkait dengan topik penelitian anda. Kemudian lakukan pencarian ulang dengan memanfaatkan descriptor-deskriptor yang terdapat dalam literature tersebut. Ambilllah 10 Literatur yang telah anda pilih dan abstarksikan literature tersebut untuk tinjauan pustaka anda

Upload: anifaaa

Post on 10-Sep-2015

283 views

Category:

Documents


44 download

DESCRIPTION

cobaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa

TRANSCRIPT

1. Carilah rumusan masalah penelitian dalam sebuah artikel jurnal dan jelaskan rancangan apa yang terbaik untuk meneliti pertanyaan tersebut berikut alasannya2. Apa yang membedakan penelitian kuantitatif dan penelitian kualitatif? Jelaskan minimal tiga karakterisik pembedanya.3. Buatlah peta literature untuk literature-literature yang anda peroleh. Masukan penelitian anda kedalam peta tersebut dan gambarlah garis dari penelitian anda ke kategori-kategori penelitian lain sehingga pembaca dapat mudah melihat bagaimana penelitian anda benar-benar memperluas penelitian atau literature yang sudah ada.4. Buatlah tinjauan pustaka untuk penelitian kuantitatif dan perhatikan langkah-langkah yang sudah dijelaskan sebelumnya variabel-variabel penelitian anda dapat terlihat dengan jelas5. Berlatihlah dengan menggunakan data base online terkomputerisasi untuk mencari literature yang relevan dengan topik anda. Lakukan pencarian berulang-ulang hingga anda menemukan satu literature yang sangat terkait dengan topik penelitian anda. Kemudian lakukan pencarian ulang dengan memanfaatkan descriptor-deskriptor yang terdapat dalam literature tersebut. Ambilllah 10 Literatur yang telah anda pilih dan abstarksikan literature tersebut untuk tinjauan pustaka anda6. Dengan merujuk pada beberapa contoh tujuan penelitian kuantitatif, tulislah satu saja tujuan penelitian. Seperti biasa, pastikan tulisan anda singkat, tidak lebih dari sepertiga halaman7. Untuk penelitian kualitatif, tulislah dua jenis rumusan masalah utama yang kemudian diikuti oleh lima hingga tujuh subrumusan masalah8. Untuk penelitian kuantitatif, tulislah dua jenis rumusan masalah. Jenis rumusan pertama ditulis secara deskriptif tentang variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian. Jenis rumusan kedua ditulis secara inferensial yang menghubungkan(atau membandingkan) variabel bebas dan variabel terikat. Ikutilah model yang disajikan dalam rumusan masalah deskriptif dan rumusan masalah inferensial9. Buatlah desain penelitian berdasarkan prosedur-prosedur penelitian eksperimen10. Rancanglah penelitian yang mengombinasikan model kualitatif dan kuantitatif dengan memprioritaskan pengumpulan data kualitatif ketimbang pengumpulan data kuantitatif. Jelaskan juga pendekatan yang diambil (sekuensial, konkruen, dan transformative) dalam menyajikan atau menuliskan pendahuluan, tujuan penelitian, rumusan masalah, dan strategi pengumpulan dataJawab:Berdasarkan Artikel Jurnal Matematika Vol.1 No. 1 (2012) Halaman 50-53Rumusan masalah: Apakah siswa yang belajar dengan pembelajaran metode TANDUR lebih baik daripada siswa yang belajar dengan pembelajaran konvensional?Rancangan penelitian: Salah satu tahap dalam proses penelitian adalah menyusun rancangan penelitian. Rancangan penelitian adalah rencana tentang bagaimana mengumpulkan, menyajikan, dan menganalisa data untuk memberi arti terhadap data tersebut secara efisien. Dalam artian, maka rancangan penelitian meliputi tahapan, yaitu sebagai berikut: penentuan instrument pengambil data penelitian, cara pengumpulan, pengaturan dan analisis data yang akan digunakan, serta pemberian kesimpulan atas hasil analisis yang telah dilakukan. Untuk menjawab rumusan masalah tersebut jika dilihat dari sifat permasalahannya, maka metode penelitian yang cocok dilakukan adalah metode penelitian eksperimen, dengan variabel bebas nya metode TANDUR dan variabel terikatnya adalah hasil belajar. Sehingga dengan metode eksperimen, dapat mengetahui kemungkinan hubungan sebab-akibat dengan cara memberikan satu atau lebih perlakuan kepada satu atau lebih kelompok dengan kontrol yang tidak diberikan perlakuan, dimana perlakuan yang diberikan adalah pembelajaran dengan metode TANDUR. Selanjutnya, demi keberhasilan penelitian, menyusun instrument terlebih dahulu dengan mengidentifikasi variable-variable yang akan diteliti, menjabarkan variabel menjadi indikator-indikator, menjabarkan indikator menjadi item-item, mendistribusikan setiap butir item kedalam jenis instrument, serta merumuskan butir soal atau pertanyaan maupun pernyataan untuk setiap jenis instrument. Selanjutnya, instrument pengumpulan data yang cocok digunakan adalah tes, angket, dan wawancara. Tes bisa digunakan untuk melihat hasil belajar siswa setelah dan sebelum dikenakan perlakuan, sedangkan angket dan wawancara berguna untuk memperoleh sejumlah keterangan atau informasi dari siswa tentang perlakuan yang diterima setelah mendapatkan pengalaman belajar. Kemudian desain penelitian yang digunakan adalah Randomized Control Group Only Design dengan teknis analisis data yaitu menggunakan uji t, untuk menguji hipotesis yang telah diajukan yang mengarah kepada kesimpulan penelitian. Perbedaan penelitian kuantitatif dan kualitatif:Perbedaan mendasar dari metode penelitian kuantitatif dan kualitatif yaitu terletak pada strategi dasar penelitiannya. Penelitian kuantitatif dipandang sebagai suatu yang bersifat konfirmasi dan deduktif, sedangkan penelitian kualitatif bersifat eksploratoris dan induktif. Bersifat konfirmasi disebabkan karena metode penelitian kuantitatif ini bersifat menguji hipotesis dari suatu teori yang telah ada. Penelitian bersifat mengkonfirmasi antara teori dengan kenyataan yang ada dengan mendasarkan pada data ilmiah baik dalam bentuk angka. Penarikan kesimpulan bersifat deduktif yaitu dari sesuatu yang bersifat umum ke sesuatu yang bersifat khusus. Hal ini berangkat dari teori-teori yang membangunnya. Berikut perbedaannya:1. Dari segi spesifiknya penelitian kuantitatif lebih menggunakan pendekatan dalam arti bahwa peneliti menyimpulkan data dengan menetapkan terlebih dahulu konsep sebagai variabel-variabel yang berhubungan dari teori yang sudah ada dan dipilih oleh peneliti. Kemudian variabel tersebut dicari dan ditetapkan indikator-indikatornya. 2. Dari konsep atau teori penelitian kuantitatif bertolak dari konsep (variabel) yang terdapat dalam teori yang dipilih oleh peneliti kemudian dicari datanya, melalui kuisioner untuk pengukuran variabel-variabelnya, disisi lain, penelitian kualitatif berangkat dari cerita rinci atau asli mereka, kemudian para responden dan peneliti member penafsiran sehingga menciptakan konsep sebagai temuan3. Dari segi hipotesis penelitian kuantitatif merumuskan hipotesis sejak awal, yang berasal dari teori relevan yang telah dipilih, sedangkan penelitian kualitatif bisa menggunakan hipotesis dan bisa tanpa hipotesis. Jika ada maka hipotesis ditemukan di tengah pengalihan data, kemudian dibuktikan melalui pengumpulan data yang lebih mendalam lagi4. Dari segi tekhnik pengumpulan data, penelitian kuantitatif mengutamakan menggunakan kuisioner, sedangkan penelitian kualitatif mengutamakan penggunakan wawancara dan observasi5. Dari segi permasalahan atau tujuan penelitian, penelitian kuantitatif mengetahui tingkat pengaruh, kerataan korelasi atau asosiasi antarvariabel. Sedangkan penelitian kualitatif mengetahui tentang makna (berupa konsep) yang ada dibalik cerita dari para responden dan latar sosial yang diteliti6. Dari segi tekhnik memperoleh jumlah (size) responden (sampel) pendekatan kuantitatif ukuran sampelnya bersifat representative (perwakilan) dan diperoleh dengan menggunakan rumus, presentase atau tabel populasi-sampel serta telah ditentukan sebelum pengumpulan data. Sedangkan penelitian kualitatif jumlah respondennya diketahui ketika pengumpulan data mengalami kejenuhan7. Dari bentuk sajian data, penelitian kuantitatif berupa angka atau tabel sedangkan kualitatif datanya disajikan dalam bentuk cerita sesuai bahasa dan pandangan responden8. Dari segi analisa data, penelitian kuantitatif dilakukan diakhir pengumpulan data dengan menggunakan penghitungan statistik. Sedangkan penelitian kualitatif, analisa data dilakukan sejak awal turun ke lokasi mellui pengumpulan data cara-cara menambah informasi, mereduksi, mengelola dan seterusnya sampai memberi interferensi9. Dari segi instrument, penelitian kualitatif memiliki instrument berupa penelitian itu sendiri. Karena penelitian sebagai manusia dapat beradaptasi dengan para kuisioner sedangkan penelitian kualitatif instrument adalah angket atau kuisioner10. Dari segi kesimpulan, penelitian kualitatif, interpretasi data oleh peneliti dari pengecekan dan kesepakatan subjek penelitian, sebab merelakan yang lebih tepat untuk member penjelasan data atau informasi yang telah diungkapkan, disisi lain penelitian. Kuantitatif sepenuhnya dilkaukan oleh peneliti berdasarkan hasil penghitungan atau analisa statistik.Peta Literatur:

Penggunaan Strategi Solso Pada Model Numbered Heads Together (NHT) dalam Memahami Pemecahan Masalah Matematika pada Materi Operasi Perkalian Aljabar Kelas VIII di SMP N 1 Kota Jambi

Hasil BelajarStrategi Solso pada Model NHT

Pembentukan Kelompok pada Strategi Pemecahan Masalah Solso dalam Model NHTStrategi Pemecahan Masalah Solso

Proses belajar dan pembelajaran matematika

Model Numbered Heads Together (NHT)Tinjauan Materi

Tinjauan Pustaka untuk Penelitian Kuantitatif:Contoh:1. Proses Belajar dan Pembelajaran MatematikaProses belajar dan pembelajaran merupakan dua kegiatan yang terjadi sekaligus. Belajar merupakan proses perubahan pengetahuan, sikap, dan tingkah laku seperti dijelaskan oleh Sani (2013:40) bahwa Belajar merupakan aktivitas interaksi aktif individu terhadap lingkungan sehingga terjadi perubahan tingkah laku. Demikian pula Slameto (2013:2) mengungkapkan bahwa Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.Soemanto (2012:104) juga berpendapat bahwa:Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktivitas dan prestasi hidup manusia tidak lain adalah hasil dari belajar. Kita pun hidup menurut hidup dan bekerja menurut apa yang telah kita pelajari.

Berdasarkan kutipan diatas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses yang terjadi pada diri seseorang, sehingga setelah melalui proses belajar tersebut terjadi perubahan pada dirinya.Guru dalam belajar matematika perlu melakukan proses yang disebut pembelajaran. Pembelajaran merupakan suatu prosedur penciptaan kondisi belajar yang memungkinkan proses belajar mengajar berlangsung dengan mudah dan sistematik untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih baik. Sani (2013:40) menegaskan Pembelajaran adalah penyediaan kondisi yang mengakibatkan terjadinya proses belajar pada diri peserta didik. Hubungan dengan matematika seperti dikemukakan Kusumaningrum, Saefudin (2012), Pembelajaran Matematika adalah upaya untuk melatih kemampuan cara berpikir tingkat tinggi, seperti kemampuan berpikir kritis, kreatif, logis, analitis, dan reflektif.Dalam pembelajaran, peserta didik lebih banyak mengkonstruksikan pengetahuan bagi dirinya sendiri dan bukan hanya transformasi dari guru. Untuk itu, dalam pembelajaran matematika guru dituntut untuk bisa memilih dan menggunakan strategi, model, metode, teknik dan pendekatan yang banyak melibatkan peserta didik dalam belajar. Salah satu strategi yang dapat membuat peserta didik berfikir kritis, logis, sistematis, kreatif, dan analisis adalah dengan menerapkan strategi pemecahan masalah solso.

2. Strategi Pemecahan Masalah SolsoPemecahan masalah adalah suatu pemikiran yang terarah secara langsung untuk menemukan suatu solusi atau jalan keluar untuk suatu masalah yang spesifik(Robert L. Solso, dkk, 2008:434). Menurut Wena (2009:52) bahwa:Pemecahan masalah dipandang sebagai suatu proses untuk menemukan kombinasi dari sejumlah aturan yang dapat diterapkan dalam upaya mengatasi situasi baru. Pemecahan masalah tidak sekedar sebagai bentuk kemampuan menerapkan aturan-aturan yang telah dikuasai melalui kegiatan-kegiatan belajar terlebih dahulu, melainkan lebih dari itu, merupakan proses untuk mendapatkan seperangkat aturan pada tingkat yang lebih tinggi.

Pemecahan masalah merupakan bagian penting dari kurikulum matematika. Russefendi (dikutip dari Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI 2007, h.161) menegaskan bahwa: Yang menjadi sentral pengajaran matematika adalah pemecahan masalah. Proses pembelajaran dengan pemecahan masalah akan membantu peserta didik dalam mengembangkan keterampilan intelektual mereka dan mengajarkan kepada peserta didik bagaimana memecahkan masalah dan menggunakan langkah-langkah pemecahan masalah. Sesuai dengan teori Vygotsky bahwa pembelajaran efektif akan berhasil dikembangkan melalui setting pemecahan masalah(Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP-UPI, 2007:167). Ditegaskan pula dengan hasil penelitian Fachrurazi (2011:85) bahwa pembelajaran berbasis masalah efektif untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kemampuan komunikasi matematis peserta didik. Sesuai pula dalam konteks abad ke-21, bahwa keterampilan utama yang harus dimiliki adalah keterampilan belajar dan berinovasi, berkenaan yaitu dengan kemampuan berpikir kreatif dan kemampuan memecahkan masalah(Abidin, 2014:9).Hal yang perlu ditingkatkan dalam mengembangkan kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah adalah kemampuan menyangkut teknik dan strategi pemecahan masalah. Pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman merupakan elemen-elemen penting dalam belajar matematika. Dalam pemecahan masalah, peserta didik dituntut memiliki kemampuan untuk mensintesis elemen-elemen tersebut sehingga akhirnya dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan baik.Solso (dikutip dari Wena 2009, h.56) mengemukakan enam tahap pemecahan masalah, yaitu:a. Identifikasi permasalahanb. Representasi atau penyajian permasalahanc. Perencanaan Pemecahand. Menerapkan atau mengimplementasikan perencanaane. Menilai perencanaanf. Menilai hasil pemecahanSecara operasional kegiatan guru dan peserta didik selama proses pembelajaran dapat dijabarkan sebagai berikut:No.Tahap PembelajaranKegiatan GuruKegiatan Peserta didik

1.Identifikasi PermasalahanMemberi Permasalahan pada peserta didikMemahami Permasalahan

Membimbing peserta didik dalam melakukan identifikasi permasalahanMelakukan Identifikasi terhadap masalah yang dihadapi

2.Representasi atau penyajian permasalahanMembantu peserta didik untuk merumuskan dan memahami masalah secara benarMerumuskan dan pengenalan permasalahan

3.Perencanaan pemecahanMembimbing peserta didik melakukan perencanaan pemecahan masalahMelakukan perencanaan pemecahan masalah

4.Menerapkan atau mengimplementasikan perencanaanMembimbing peserta didik menerapkan perencanaan yang telah dibuatMenerapkan rencana pemecahan masalah

5.Menilai PerencanaanMembimbing peserta didik dalam melakukan penilaian terhadap perencanaan pemecahan masalahMelakukan penilaian terhadap perencanaan pemecahan masalah

6.Menilai hasil pemecahanMembimbing peserta didik melakukan penilaian terhaddap hasil pemecahan masalahMelakukan penilaian terhadap hasil pemecahan masalah

Sumber: Wena (2009:56)Proses pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah solso mempunyai kelebihan dan kekurangan, meskipun dalam pembelajaran sudah membuat perencanaan yang baik dan diterapkan sesuai dengan skenario yang sudah dibuat. Menurut Sutirman (2013:42) penerapan pemecahan masalah mempunyai kelebihan yaitu:1. Strategi yang cukup bagus untuk lebih memahami isi pelajaran2. Dapat menantang kemampuan peserta didik serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi peserta didik3. Meningkatkan aktivitas pembelajaran peserta didik4. Membantu peserta didik mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata5. Membantu peserta didik untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan6. Pemecahan masalah bisa memperlihatkan kepada peserta didik bahwa setiap mata pelajaran pada dasarnya merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh peserta didik, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku saja7. Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesesuaikan dengan pengetahuan baruSelain itu kekurangan dari penerapan pemecahan masalah adalah:1. Manakala peserta didik tidak mempunyai minat dan kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari dapat dipecahkan, maka mereka merasa enggan untuk mencoba2. Proses belajar mengajar dengan strategi ini memerlukan waktu yang cukup banyak3. Tanpa pemahaman mengapa mereka harus berusaha untuk memecahkan masalah yang mereka pelajari, maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajariKelemahan-kelemahan tersebut harus diantisipasi dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Antisipasi yang dapat dilakukan adalah menjelaskan mengapa peserta didik harus berusaha memecahkan masalah yang dipelajari dan memberikan pengarahan tentang pelaksanaan pemecahan masalah dalam kegiatan belajar sebelum pembelajaran dimulai. Selama pembelajaran, peserta didik tetap diarahkan dalam mencari solusi dari permasalahan yang diberikan guru.

3. Tinjauan MateriOperasi perkalian aljabar merupakan salah satu materi yang dipelajari oleh peserta didik kelas VIII SMP. Mengingat setiap bahasan dalam matematika saling berkaitan satu dengan yang lain, maka operasi bentuk aljabar penting dikuasai oleh peserta didik karena sebagai dasar untuk menguasai materi selanjutnya. Umumnya, bentuk aljabar diekspresikan dalam bahasa simbol matematika yang di set dalam konteks yang jauh dari realitas sehari-hari. Sehingga, peserta didik sering merasa bosan saat mengikuti pembelajaran dan tidak mampu menerapkan teori di sekolah untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Apabila peserta didik mengalami kesulitan dalam mempelajari aljabar, maka kemungkinan peserta didik juga akan mengalami kesulitan ketika mempelajari materi aljabar tingkat selanjutnya.Berdasarkan pengamatan Fajar (2012), ternyata yang membedakan peserta didik yang mampu dan tidak mampu dalam pembelajaran matematika bukan karena peserta didik itu cerdas dan tidak cerdas, tetapi kebanyakan peserta didik tidak dapat mengerjakan soal-soal matematika dengan benar. Bukan karena materi pembelajarannya, namun lebih terletak pada konsep dasar matematika yang belum dikuasai dengan baik terutama operasi-operasi aljabar.Berikut ini contoh kesalahan peserta didik dalam pengerjaan matematika:Menghilangkan suku tengah pada operasi kuadrat. Contoh: (Jadi, suku tengahnya tidak ditulis, seharusnya hasilnya Pendistribusian dalam perkalian aljabar. Contoh:

Suku yang belakang tidak dikalikan, seharusnya hasilnya

1. Memahami Perkalian Bentuk AljabarSecara umum, perkalian bentuk aljabar mengikuti proses:

Operasi perkalian aljabar memiliki sifat sebagai berikut:1. Sifat Komutatifa + b = b + aa x b = b x a2. Sifat Asosiatifa + ( b + c ) = ( a + b ) + ca x ( b x c ) = ( a x b ) x c3. Sifat Distributif (Perkalian terhadap penjumlahan)a x ( b + c ) = ( a x b ) + ( a x c )atau a ( b + c ) = a b + a c(Buku Guru Kelas VIII SMP Kurikulum 2013)Masalah 1Dalam diri manusia terdapat gen yang menentukan sifat keturunan. Misalkan, sepasang orangtua mempunyai rambut keriting dengan genotif Kk. gen K menunjukkan gen dominan untuk rambut keriting dan gen k menunjukkan gen resesif untuk rambut lurus. Apabila gen orang tua digabungkan maka semua kombinasi yang mungkin adalah...Alternatif Penyelesaian:Diketahui : Ayah mempunyai genotif Kk (Rambut Keriting) Ibu mempunyai genotif Kk (Rambut Keriting) K menunjukkan gen dominan rambut keriting, misalkan x k menunjukkan gen resesif rambut lurus, misalkan y Gen kedua orangtua digabungkanDitanya : Tentukan kombinasi yang mungkin

Kk

KKKKk

kKkkk

atau(K + k)(K + k) = KK + Kk + Kk + kk= KK + 2Kk + kkArti dari kombinasi gen diatas adalah kemungkinan jenis rambut anak dari kedua orangtua tersebut adalah rambut keriting atau rambut lurus.(K + k)(K+k) adalah satu contoh perkalian suku dua dengan suku dua.

(Basri, 2012).

Tujuan Penelitian:Untuk mengetahui apakah siswa yang belajar dengan pembelajaran metode TANDUR lebih baik daripada siswa yang belajar dengan pembelajaran konvensionalRumusan Masalah Penelitian Kualitatif:1. Bagaimana upaya yang dilakukan guru dalam optimalisasi pendidikan moral di SMP N 1 Kota Jambi?Subrumusan masalah:a. Apa yang menyebabkan guru ingin mengoptimalkan pendidikan moral di SMP N 1 Kota Jambi?b. Seberapa besar pengaruh guru dalam mengoptimalkan pendidikan moral di SMP N 1 Kota Jambi?c. Apakah guru dapat mengembangkan moral siswa di SMP N 1 Kota Jambi?2. Bagaimana pengaruh kecerdasan emosional terhadap hasil belajar matematika kelas VII di MTs S Nurul Falah Jambi?a. Apa yang mempengaruhi kecerdasan emosional anak?b. Bagaimana membentuk kecerdasan emosional anak?c. Apakah ada pengaruh yang signifikan kecerdasan emosional terhadap hasil belajar matematika?

Rumusan Masalah Penelitian Kuantitatif:Secara deskriptif:Seberapa besar pengaruh strategi polya dan strategi solso dalam memecahkan masalah matematika siswa?Secara Inferensial:Bagaimana perbandingan kemampuan pemecahan masalah siswa yang mendapat strategi pembelajaran polya dan strategi pembelajaran solso?Desain Penelitian Berdasarkan Prosedur-Prosedur Penelitian Eksperimen:Contoh: Pengaruh Ruang Kelas ber AC (X) terhadap Daya Tahan Belajar Siswa (O)Menggunakan desain penelitian pre-experimental design karena desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh. Hal itu karena masih terdapat variabel-variabel luar yang ikut berpegaruh terhadap terbentuknya variabel dependen. Jadi, hasil eksperimen yang merupakan variabel dependen itu bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen. Hal ini dapat terjadi karena tidak adanya variabel control dan sampel tidak dipilih secara random. Bentuk pre-experimental design salah satunya yaitu one-shoot case study. Paradigma dalam penelitian eksperimen model ini dapat digunakan sebagai berikut:X OX= Treatment yang diberikan (variabel independen)O= Observasi (variabel dependen)Paradigma ini dapat dibaca sebagai berikut:Terdapat suatu kelompok diberi perlakuan dan selanjutnya diobservasi hasilnya. Perlakuan adalah sebagai vvariabel independen dan hasil adalah sebagai variabel dependen.

Contoh rancangan penelitian kombinasi:Contoh ini merupakan contoh penelitian kombinasi dengan pendekatan sequential explanatory. Metode kuantitatif untuk menguji hipotesis, sedangkan metode kualitatif untuk membuktikan, memperdalam, dan memperluas data kualitatif. Sesuai karakteristik metode kombinasi sequential explanatory, dimana pada tahap pertama penelitian menggunakan metode kuantitatif dan pada tahap kedua menggunakan metode kualitatif. Dengan demikian, penelitian kombinasi dilakukan untuk menjawab rumusan masalah penelitian kuantitatif dan rumusan masalah penelitian kualitatif atau rumusan masalah yang berbeda, tetapi saling melengkapi. Contoh:Langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:Penelitian tahap pertama dilakukan untuk memperoleh data kuantitatif tentang tinggi badan, nilai pencapaian kompetensi guru berdasarkan kompetensi kepribadian, pedagogi, professional dan sosial. Langkah-langkah dalam penggunaan metode kuantitatif adalah menentukan populasi dan sampel sebagai tempat untuk menguji instrument untuk pengumpulan data, analisis data dan selanjutnya membuat laporan yang diakhiri dengan kesimpulan dan saran. Penelitian tahap dua dilakukan dengan metode kualitatif untuk memperluas dan memperdalam data tentang profil guru. Langkah dari metode kualitatif ini adalah menentukan setting penelitian yang disitu ada masalah atau potensi. Selanjutnya peneliti melakukan kajian teori perspektif yang berfungsi untuk memandu peneliti dalam mengumpulkan data dan analisis data. Setelah itu peneliti masuk ke setting penelitian dengan melakukan pengumpulan data dan analisis data kualitatif dan akhirnya peneliti dapat menemukan gambaran yang utuh dari objek penelitian tersebut, mengkonstruksi makna dari hipotesis.