refkasjiwa rsj ipit 2
TRANSCRIPT
REFLEKSI KASUS
SEORANG PEREMPUAN USIA 25 TAHUN DENGAN
GANGGUAN PSIKOTIK LIR-SKIZORENIA AKUT (F 23.2)
Disusun Oleh :
Pramesti Fitria G0007130
Pembimbing:
dr. Wahyu Nur Ambarwati, Sp. KJ
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEDOKTERAN JIWA/ PSIKIATRI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/ RS JIWA DAERAH
SURAKARTA
2011
STATUS PENDERITA
I. ANAMNESIS
A. IDENTITAS
Nama : Ny. G
Umur : 25 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : D2 PGSD
Alamat : Boyolali
Pekerjaan : Tidak bekerja
Agama : Islam
Status : Menikah
Masuk Rumah Sakit : 18 November 2011
Tanggal Pemeriksaan : 18 November 2011 dan 19 November 2011
B. RIWAYAT PSIKIATRI
Riwayat penyakit pasien diperoleh dari autoanamnesa dan alloanamnesa.
1. Autoanamnesa dilakukan di IGD pada tanggal 18 dan di Bangsal
Sumbodro 19 November 2011
2. Alloanamnesa dilakukan pada tanggal 18 November 2011, dengan
I. Ny.S, 47 tahun, pendidikan SMA, ibu pasien, agama Islam, suku
Jawa, tidak tinggal serumah dengan pasien.
II. Tn. J, 35 tahun, pendidikan SMA, pekerjaan supllier, suami pasien,
Jawa, Islam tinggal serumah dengan pasien.
1. Keluhan Utama :
Bicara sendiri tidak jelas
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
2
a. Alloanamnesa
Sejak ± 1 minggu SMRS, suami pasien menceritakan bahwa
istrinya mulai berperilaku aneh. Pernah pasien menyentak-nyentak
suaminya untuk segera mandi. Tidak lama kemudian, ternyata pasien
mandi tidak di kamar mandi, namun mandi di tempat wudhu yang
berada pada tempat terbuka. Pasien juga merasa bertemu dengan
mertuanya padahal beliau sudah meninggal. Pasien merasa orang-
orang memplototinya ketika diaberjalan di luar rumah, misal belanja
ke pasar. Sejak saat itu juga pasien dirasa sering cemburu terhadap
suaminya. Hal itu memberat ± 2 hari SMRS.Ibu pasien menceritakan
bahwa pasien bicara sendiri, ngomong melantur, dan merasa ada
sosok yang mengikuti dan mengawasinya. Pasien sangat curiga
dengan apa yang dilakukan suaminya. Pasien sering menelepon dan
mengirim pesan singkat dengan berlebihan. Ketika suami pulang ke
rumah, kurang lebih jam 2 pagi, pasien membuka pintu sambil
membawa daun dan mengibas-ibaskannya pada suami pasien sambil
mengatakan, “Yang hitam-hitam sudah pergi”.
Tiga bulan SMRS, pasien menikah dengan dengan Tn.J, umur
33th. Pernikahan tersebut adalah pernikahan yang kedua dalam
hidupnya, dan menikah secara siri. Selama pernikahan tersebut, pasien
yang bekerja sebagai guru TK selama ± 4 tahun diminta berhenti oleh
suaminya dan diminta untuk menjaga anak-anaknya ketika suaminya
bekerja. Namun, sebenarnya pasien tidak mau karena pemberian uang
(Rp 20,000,00/hari) dirasa kurang. Selama pernikahan itu, suami
pasien mengaku bahwa pasien mulai sering mencurigai suaminya
berbuat selingkuh sewaktu bekerja.
Dua tahun SMRS, pasien bercerai dengan suami pertamanya
setelah 8 tahun pernikahan dan dikarunia 2 orang anak. Mereka
bercerai karena suami pasien berbuat selingkuh. Pasien dikaruniai 2
orang anak dari pernikahan dengan suami pertamanya dan hamil
terlebih dahulu sebelum pernikahan. Suami pertama pasien bekerja di
3
Surabaya mulai selingkuh pada saat memiliki anak pertama dengan
wanita di Surabaya, kemudian diketahui oleh pasien. Pada saat pasien
melahirkan anak kedua, dan berumur 40 hari, suaminya kembali
selingkuh dengan menghamili wanita tersebut. Sebenarnya, pada
awalnya ibu pasien melarang untuk bercerai, agar suaminya tetap
terikat, namun pasien merasa tidak kuat sehingga akhirnya bercerai.
Semenjak perceraiannya, pasien mencoba mengalihkan
kesedihannya degan bersekolah di D2 PGSD Semarang dan kembali
mengikuti pengajian Istihgosah di Demak yang sebelumnya memang
sering dilakukan di masa mudanya sebelum menikah dengan
suaminya. Di Semarang ia tinggal bersama kakenya, dan anaknya
dititipkan ke ibunya. Sekolah tersebut meluluskan muridnya dalam
waktu 2 tahun, namun pasien menghabiskan waktu 3 tahun (2004-
2007). Setelah lulus, pasien bekerja sebagai guru TK.
Selama di pengajian tersebut, pasien memiliki teman dekat sebagai
tempat curhatnya bernama Nn. R. Nn. R memiliki adik, yakni Tn. J
(suami pasien sekarang), yang kemudian dikenalkan pada pasien. Tn.
J juga pernah bercerai sebanyak 3 kali sebelum akhirnya menikah
dengan pasien.
Pada umur 8 tahun, keluarga pasien retak karena orang tuanya
bercerai. Kemudian ibu pasien menikah lagi sehingga mulai saat itu
pasien tinggal bersama ibu kandung dan ayah tirinya. Menurut suami
pasien, ayah danadik kandung pasien juga pernah dirawat di RSJ
dengan keluhan yang sama. Namun, saat pemeriksa menanyakan lebih
lanjut hal tersebut kepada ibu pasien, ibu tersebut menjawab tidak
pernah.
b. Autoanamnesa
4
Pasien perempuan 25 tahun, berpenampilan sesuai umur, pakaian
rapi bersih, dan perawatan diri baik. Ketika ditanya oleh pemeriksa,
pasien tampak gelisah, tidak dapat duduk tenang dan inkooperatif.
Pasien sering mengatakan “aku sayang kamu, aku sayang semuanya”.
Tetapi ketika ditanya bagamana perasaan anda sekarang, dia langsung
menunduk dan menangis. Sebelum masuk ke rumah sakit pun pasien
susah diajak masuk, dan menciumi saudara-saudaranya. Pasien merasa
ada bayangan warna hitam, putih, merah, dan ijo yang mengitari
dirinya. Pasien merasakan bayangan tersebut seolah memplototi
dirinya. Pasien juga mendengar bisikan sangat keras yang tidak dapat
diungkapkan apa kata-kata itu. Setelah ditanya lagi, pasien hanya
menunduk dan menangis.
3. Riwayat Penyakit dahulu
a. Riwayat Psikiatri
Tidak ada riwayat gangguan jiwa sebelumnya.
b. Riwayat Gangguan Medis
- Riwayat hipertensi : disangkal
- Riwayat diabetes mellitus : disangkal
- Riwayat trauma : disangkal
- Riwayat kejang : disangkal
- Riwayat asma : disangkal
c. Riwayat Medis Lain
- Riwayat konsumsi alkohol : disangkal
- Riwayat merokok : disangkal
- Riwayat konsumsi obat psikotropik : disangkal
4. Riwayat Kehidupan Pribadi
5
a. Riwayat Prenatal dan Perinatal
Pasien termasuk anak yang diharapkan merupakan anak pertama dari
dua bersaudara. Selama kehamilan tidak ada penyakit yang diderita
ibunya. Pasien dilahirkan secara normal pervaginam dibantu oleh
bidan. Berat badan lahir cukup, cukup bulan, langsug menangis dan
tidak ada kelainan bawaan. lahir normal, kelahiran di bidan.
b. Riwayat Masa Anak Awal (0-3 tahun)
Pasien minum ASI. Pemeriksa juga tidak mendapat informasi
mengenai problem makan yang dialami pasien. Pasien tumbuh dan
berkembang seperti anak-anak lainnya, diasuh oleh ibu kandungnya,
dengan kasih saying yang cukup pula, bahkan terkesan berlebihan
memanjakannya. Pasien tumbuh normal dan tidak pernah menderita
sakit berat atau cedera kepala.
c. Riwayat Masa Anak Pertengahan (4-11 tahun)
Selama di Sekolah Dasar, pasien tidak pernah tinggal kelas dan pasien
dapat bergaul dengan teman-temannya. Keluarga pasien juga mengaku
bahwa pasien bukan orang pendiam dan tertutup diantara teman-
temannya. Pada umur 3 tahun, pasien mempunyai adik.
d. Riwayat Masa Anak Akhir (pubertas sampai remaja)
Setelah tamat SD, pasien melanjutkan pendidikan ke SMP. Menurut
ibunya, pasien masih dalam batas normal selama SMP maupun SMA,
yakni pergaulan pasien dengan sekitar cukup luas, dan tidak pernah
mencurigai orang lain.
5. Riwayat Masa Dewasa
a. Riwayat Pekerjaan
Pasien bekerja sebagai guru TK setelah tamat dari D2 PGSD
sampai setelah menikah dengan suami kedua
b. Riwayat Perkawinan
Pasien sudah menikah 2 kali, yakni..
c. Riwayat Pendidikan
6
Pasien tamat SD dan melanjutkan SMP, SMA, sampah D2 PGSD
d. Agama
Pasien pemeluk agama Islam. Pasien rajin beribadah.
e. Aktivitas Sosial
Pasien bukan merupakan seorang yang pendiam dan mudah
bergaul.
f. Situasi Hidup Sekarang
Sebelum tinggal di rumah sakit jiwa, pasien tinggal serumah
dengan suami keduanya bersama 2 orang anak kandung, dan 1
orang anak tiri.
e. Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak pertama dari kedua bersaudara. Orang tua
pasien bercerai pada waktu pasien berumur 8 tahun. Kemudian
ibunya menikah lagi sampai sekarang. Ayah kandungnya setengah
tahun yang lalu diketahui menderita gangguan jiwa dengan keluhan
yang sama.
GENOGRAM
Keterangan :
: tanda silang menunjukkan sudah meninggal dunia
: lingkaran tanda gambar untuk jenis kelamin perempuan
7
: kotak tanda gambar untuk jenis kelamin laki-laki
: tanda yang menunjukkan pasien dan mengalami gangguan jiwa.
: tinggal serumah dengan pasien
: tanda yang menunjukkan keluarga yang juga mengalami gangguan jiwa
III.PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
A. Gambaran Umum
a. Penampilan
Seorang perempuan, 25 tahun, penampilan sesuai umur, rambut
panjang panjang sedang melebihi bahu, kulit bersih kuning langsat,
perawatan diri baik, dan memakai sandal.
b. Psikomotor
Pasien tampak gelisah, saat diwawancarai pasien tidak dapat duduk
tenang, namun kontak mata dengan pemeriksa adekuat.
c. Sikap terhadap pemeriksa
Inkooperatif
B. Kesadaran
a. Kuantitatif : Compos Mentis, E4V5M6
b. Kualitatif : Berubah
C. Pembicaraan
Pasien menjawab, namun tidk sesuai dengan pertanyaan yang diberikan,
kadang Blocking dan melantur. Isi dan banyaknya pembicaraan cukup
banyak dalam menjawab pertanyaan pemeriksa. Pasien menjawab dengan
volume suara dan intonasi meningkat, dan artikulasi yang jelas, menjawab
pertanyaan dengan spontan.
D. Alam Perasaan
a. Mood : cemas
b. Afek : meningkat
8
c. Kesesuaian : sesuai (appropriate)
E. Gangguan Persepsi
a. Halusinasi : (+) Visual : pasien mengaku
melihat orang memakai baju warna hitam, putih,
hijau saat diperiksa.
Auditorik : Mendengar bisikan keras
b. Ilusi : (-)
c. Depersonalisasi : (-)
d. Derealisasi : (-)
F. Proses Pikir
a. Bentuk pikir : Non Realistik
b. Arus pikir : Inkoheren
c. Isi pikir :Waham (+)
- Waham curiga : pasien sering mencurigai tentang apapun
yang dilakukan oleh suaminya padahal pengakuan suaminya
suaminya hanya bekerja menjadi supplier sehingga harus pulang
sampai malam. Pasien juga merasa orang-orang sering melihat dan
membicarakan pasien.
- Waham kejar : pasien merasa ada sosok yang mengikuti
dan mengawasi, dan merasa beberapa bayangan hitam, putih,
merah, hijau mengejar dirinya dan memplototi dirinya.
G. Kesadaran dan Kognisi
1. Orientasi
Orang : baik, pasien dapat mengenali orang tuanya.
Pasien dapat mengenali dokter yang merawatnya.
Tempat : baik, pasien mengetahui tempat saat ini dia
berada.
Waktu : sulit dievaluasi
9
2. Daya ingat
Jangka panjang : sulit dievaluasi
Jangka sedang : sulit dievaluasi
Jangka pendek : baik, pasien mampu menceritakan tadi dia makan
apa.
Jangka segera : baik, pasien mampu menyebutkan angka “ buku,
bolpen, tas” yang pemeriksa sebutkan kepada
pasien.
3. Konsentrasi dan perhatian : kurang
Saat tanya jawab dengan pemeriksa, menjawab pertanyaan dengan
spontan, singkat.
4. Kemampuan abstrak
sulit dievaluasi
5. Kemampuan menolong diri sendiri : baik
Pasien dapat makan, minum, sholat, dan mandi sendiri.
H. Tilikan
a. Penilaian realita :buruk
b. Tilikan :derajat 1
I. Taraf Dapat dipercaya
Secara keseluruhan informasi diatas dapat dipercaya.
III. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT
A. Status Interna
1. Kesan Utama : composmentis, kesan status gizi baik
2. Vital Sign :
a. Tekanan darah : 110/70 mmHg
10
b. Nadi : 88 kali/menit
c. Suhu : 36,4oC
d. Respirasi : 19 kali/menit
Kesan : Pemeriksaan vital sign dalam batas normal
B. Pemeriksaan status neurologi : dalam batas normal
IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Dari riwayat penyakit sekarang didapatkan, pasien perempuan usia 25 tahun,
dengan keluhan utama bicara sendiri, ngomong nglantur, dan merasa ada sosok
yang mengikuti dan mengawasinya. Sehari SMRS, pasien mandi tidak di kamar
mandi, namun mandi di tempat wudhu yang berada pada tempat terbuka. Kurang
lebih jam 2 pagi, pasien membuka pintu sambil membawa daun dan mengibas-
ibaskannya pada suami pasien. Pasien berkata “yang hitam-hitam sudah pergi”.
Seminggu sebelumnya, pasien merasa bertemu dengan mertuanya padahal beliau
sudah meninggal. Pasien juga merasa orang-orang yang memplototinya ketika dia
belanja ke pasar. Sejak saat itu juga pasien dirasa sering cemburu oleh suaminya.
Tiga bulan yang lalu, pasien menikah untuk yang kedua kalinya. Selama
pernikahan tersebut, pasien diminta berhenti bekerja sebagai guru TK oleh
suaminya dan diminta untuk menjaga anak-anaknya ketika suaminya bekerja. Dua
tahun yang lalu, pasien bercerai dengan suami pertamanya ketika pernikahan
sudah berlangsung 8 tahun dan dikarunia 2 orang anak. Mereka bercerai karena
suami pasien berbuat selingkuh. Pasien dikaruniai 2 orang anak dari pernikahan
dengan suami pertamanya dan hamil terlebih dahulu sebelum pernikahan
dilaksanakan. Pada umur 8 tahun, keluarga pasien retak karena orang tuanya
bercerai. Kemudian ibu pasien menikah lagi sehingga mulai saat itu pasien tiggal
bersama ibu kandung dan ayah tirinya.
Dari status mental didapatkan aktivitas psikomotor yang gelisah saat
pemeriksaan, kesadaran kualitatif yang berubah, alam perasaan dimana mood
cemas, dan afek meningkat, dengan ketidaksesuaian dengan isi fikirnya. Terdapat
halusinasi visual dan auditorik. Pada proses fikir didapatkan bentuk non realistik,
arus fikir inkoheren, dan isi fikir berupa waham kejar dan waham cemburu Daya
11
konsentrasi dan perhatian kurang. Penilaian realita buruk, tilikan derajat I, untuk
status internus, neurologi, dan pemeriksaan penunjang tidak didapatkan kelainan.
FORMULASI DIAGNOSTIK
Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan pola perilaku dan psikologis
yang secara klinis bermakna dan menimbulkan suatu penderitaan (distress)
dan hendaya (disability) dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari
yang biasa dan fungsi pekerjaan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
pasien ini menderita gangguan jiwa.
Diagnosis Aksis I
Pada satus mental didapatkan bentuk pikir non realistik sehingga pasien
tergolong psikotik.
Dari anamnesis tidak didapatkan riwayat kejang dan trauma, pasien tidak
mengalami nyeri kepala, mual muntah maupun pandangan dobel sehingga
diagnosis gangguan mental organik (F00-F09) dapat disingkirkan. Riwayat
penggunan zat-zat adiktif dan psikoaktif sebelumnya disangkal sehingga
diagnosis gangguan mental dan perilaku akibat zat psikoaktif (F10-F19) dapat
disingkirkan.
Mengingat onset waktu pasien menderita penyakit seperti ini kurang
lebih 1 minggu, didukung waham kejar dan waham cemburu, maka diagnosis
mengarah ke skizofrenia. Karena onset yng masih kurang dari 1 bulan maka
diagnosis berupa gangguan psikotik.
Berdasarkan data-data yang telah tersebut di atas, maka sesuai dengan
kriteria PPDGJ III diusulkan diagnosis axis I untuk pasien ini dengan : F 23.2
Gangguan Psikotik Lir-Skizofrenia Akut dan dengan diferensial diagnosis
F.23.1 Gangguan Psikotik Polimorfik Akut dengan Gejala Skizofrenia dan
F23.3 Gangguan Psikotik Polimorfik Akut Lainnya dengan Predominan
Waham.
12
Diagnosis axis II
Pasien tidak dapat lepas dari ibunya. Setiap ada masalah selalu
menangis. Ibunya memanjakan pasien selama ini. Terakhir SMRS, ibunya
mencoba tidak memberi uang agar pasien mandiri, namun malah muncul
gejala aneh pada pasien, sehingga diagnosis pasien ini adalah ciri kepribadian
Dependen.
Diagnosis axis III
Berdasarkan hasil pemeriksaan vital sign, neurologi, dan laboratorium
tidak didapatkan kelainan.
Diagnosis axis IV
Masalah psikososial yaitu masalah keluarga.
Diagnosis axis V
Skala GAF saat ini : 60-51, gejala sedang dengan disabilitas sedang.
V. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Axis I : F 23.2 Gangguan Psikotik Lir-Skizofrenia Akut
dd F23.1 Gangguan Psikotik Polimorfik Akut dengan Gejala
Skizofrena
F23.3 Gangguan Psikotik Polimorfik Akut Lainnya dengan
Predominan Waham
Axis II : Ciri kepribadian dependen
Axis III : Tidak ada diagnosis
Axis IV : Masalah keluarga
Axis V : GAF 60-51
VI. DAFTAR MASALAH
A. Organobiologik : Tidak Ada
B. Psikologik :
13
1. Gangguan kesadaran kualitatif (berubah)
2. Gangguan alam perasaan (mood dan afek)
3. Gangguan persepsi (halusinasi visual dan auditorik)
4. Gangguan proses pikir (non realistik, waham cemburu, waham
kejar)
5. Gangguan penilaian realita
6. Tilikan diri buruk
VII. RENCANA PENGOBATAN LENGKAP
A. Psikofarmaka
1. Trifluoperazin 3 x 5 mg
2. Carbamazepine 1 x 100 mg
B. Psikoterapi
Terhadap pasien jika kondisi sudah membaik.
Memotivasi pasien agar minum obat secara teratur dan rajin kontrol.
Membantu pasien untuk menerima kenyataan dan menghadapinya.
Membantu pasien untuk dapat kembali melakukan aktivitas sehari-
hari secara bertahap.
Menggali kemampuan pasien agar bisa dikembangkan.
Kepada keluarga :
Memberikan pengertian kepada keluarga pasien tentang gangguan
yang dialami pasien.
Menyarankan kepada keluarga pasien agar memberikan
suasana/lingkungan yang kondusif bagi penyembuhan dan
pemeliharaan pasien.
Menyarankan kepada keluarga agar lebih telaten dalam pengobatan
pasien, dan membawa pasien untuk kontrol secara teratur.
VIII.PROGNOSIS
14
Good Prognosis
No. Keterangan Check List
1. Onset lambat X
2. Faktor pencetus jelas √
3. Onset akut √
4.Riwayat sosial dan, pekerjaan
pramorbid yang baik√
5. Gangguan mood √
6. Mempunyai pasangan √
7. Riwayat keluarga gangguan mood X
8. Sistem pendukung yang baik √
9. Gejala positif √
Poor Prognosis
No. Keterangan Check List
1. Onset muda X
2. Faktor pencetus tidak jelas X
3. Onset tidak jelas √
4.Riwayat sosial, seksual, pekerjaan
pramorbid jelek√
5. Perilaku menarik diri, autistic X
15
6. Tidak menikah, cerai/janda/duda Y
7. Riwayat keluarga skizofrenia √
8. Sistem pendukung yang buruk X
9. Gejala negative X
10. Tanda dan gejala neurologis X
11. Tidak ada remisi dalam 3 tahun -
12. Banyak relaps -
13. Riwayat trauma perinatal X
14. Riwayat penyerangan X
Kesimpulan Prognosis
o Qua ad vitam : bonam
o Qua ad sanam : dubia ad bonam
o Qua ad fungsionam : dubia ad bonam
16