referat bedah - andri

49
BAB I PENDAHULUAN Kata “suture” merupakan kata yang yang mendeskripsikan benda atau material yang digunakan untuk mengikat pembuluh darah atau menyatukan (agar saling berdekatan) jaringan. Suture digunakan untuk menutup luka, yang prosesnya disebut dengan “suturing”. Suture material yaitu benang suture, diklasifikasikan berdasarkan beberapa hal, seperti bahan pembuatnya yaitu alami (catgut dan silk) maupun sintetis, dapat atau tidaknya benang tersebut diserap oleh tubuh (absorable dan non-absorbale), dan lain sebagainya. Penggunaan serta aplikasi dari berbagai jenis benang suture ini akan berbeda pada tiap-tiap jaringan tubuh sesuai dengan karakteristik benang dan anatomi dari jaringan itu sendiri. Dengan banyaknya variasi jenis dan fungsi dari suture material, pengetahuan dan pemahaman dokter mengenai karakteristik suture material, karakteristik histologis berbagai jaringan tubuh, serta proses penyembuhan luka merupakan modal yang penting dalam proses suturing, dimana hasil akhir yang diharapkan adalah keuntungan bagi pasien, yaitu luka tertutup dengan cara yang baik yang mengoptimalkan kesembuhan dalam waktu yang minimum. Teknik penutupan luka ada berbagai macam bergantung pada pengetahuan dokter mengenai teknik penutupan luka, lokasi 1

Upload: william-sulistyono

Post on 11-Feb-2016

160 views

Category:

Documents


22 download

DESCRIPTION

bedah

TRANSCRIPT

Page 1: Referat Bedah - Andri

BAB I

PENDAHULUAN

Kata “suture” merupakan kata yang yang mendeskripsikan benda atau

material yang digunakan untuk mengikat pembuluh darah atau menyatukan (agar

saling berdekatan) jaringan. Suture digunakan untuk menutup luka, yang prosesnya

disebut dengan “suturing”.

Suture material yaitu benang suture, diklasifikasikan berdasarkan beberapa

hal, seperti bahan pembuatnya yaitu alami (catgut dan silk) maupun sintetis, dapat

atau tidaknya benang tersebut diserap oleh tubuh (absorable dan non-absorbale),

dan lain sebagainya. Penggunaan serta aplikasi dari berbagai jenis benang suture

ini akan berbeda pada tiap-tiap jaringan tubuh sesuai dengan karakteristik benang

dan anatomi dari jaringan itu sendiri.

Dengan banyaknya variasi jenis dan fungsi dari suture material, pengetahuan

dan pemahaman dokter mengenai karakteristik suture material, karakteristik

histologis berbagai jaringan tubuh, serta proses penyembuhan luka merupakan

modal yang penting dalam proses suturing, dimana hasil akhir yang diharapkan

adalah keuntungan bagi pasien, yaitu luka tertutup dengan cara yang baik yang

mengoptimalkan kesembuhan dalam waktu yang minimum.

Teknik penutupan luka ada berbagai macam bergantung pada pengetahuan

dokter mengenai teknik penutupan luka, lokasi luka, dan ketersediaan alat dan

bahan yang mendukung untuk dilakukanya penutupan luka pada pasien.

1

Page 2: Referat Bedah - Andri

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anatomi Kulit

Kulit adalah organ yang terletak paling luar dan membatasinya dari

lingkungan hidup manusia. Luas kulit orang dewasa 2m2 dengan berat kira-kira 16%

berat badan. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin

kesehatan dan kehidupan. Kulit juga sangat kompleks, elastis dan sensitive,

bervariasi pada keadaan iklim, umur, jenis kelamin, ras, dan juga bergantung pada

lokasi tubuh. Kulit mempunyai berbagai fungsi seperti sebagai perlindung, pengantar

haba, penyerap, indera perasa, dan fungsi pergetahan. (Tortora, Derrickson, 2009)

Warna kulit berbeda-beda, dari kulit yang berwarna terang, pirang dan hitam,

warna merah muda pada telapak kaki dan tangan bayi, serta warna hitam

kecoklatan pada genitalia orang dewasa. (Djuanda, 2003)

Demikian pula kulit bervariasi mengenai lembut, tipis dan tebalnya; kulit yang

elastis dan longgar terdapat pada palpebra, bibir dan preputium, kulit yang tebal dan

tegang terdapat di telapak kaki dan tangan dewasa. Kulit yang tipis terdapat pada

muka, yang berambut kasar terdapat pada kepala. (Djuanda, 2003)

Pembagian kulit secara garis besar tersusun atas tiga lapisan utama yaitu

lapisan epidermis atau kutikel, lapisan dermis, dan lapisan subkutis. Tidak ada garis

tegas yang memisahkan dermis dan subkutis, subkutis ditandai dengan adanya

jaringan ikat longgar dan adanya sel dan jaringan lemak. (Tortora, Derrickson, 2009)

2

Page 3: Referat Bedah - Andri

2.1.1. Lapisan Epidermis

Lapisan epidermis terdiri atas stratum korneum, stratum lusidum, stratum

granulosum, stratum spinosum, dan stratum basale. Stratum korneum adalah

lapisan kulit yang paling luar dan terdiri atas beberapa lapisan sel-sel gepeng yang

mati, tidak berinti, dan protoplasmanya telah berubah menjadi keratin (zat tanduk).

Stratum lusidum terdapat langsung di bawah lapisan korneum, merupakan lapisan

sel-sel gepeng tanpa inti dengan protoplasma yang berubah menjadi protein yang

disebut eleidin. Lapisan tersebut tampak lebih jelas di telapak tangan dan kaki

(Djuanda, 2003).

Stratum granulosum merupakan 2 atau 3 lapis sel-sel gepeng dengan

sitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti di antaranya. Butir-butir kasar ini terdiri

atas keratohialin. Stratum spinosum terdiri atas beberapa lapis sel yang berbentuk

poligonal yang besarnya berbeda-beda karena adanya proses mitosis.

Protoplasmanya jernih karena banyak mengandung glikogen, dan inti terletak

ditengah-tengah. Sel-sel ini makin dekat ke permukaan makin gepeng bentuknya. Di

antara sel-sel stratum spinosun terdapat jembatan-jembatan antar sel yang terdiri

atas protoplasma dan tonofibril atau keratin. Pelekatan antar jembatan-jembatan ini

membentuk penebalan bulat kecil yang disebut nodulus Bizzozero. Di antara sel-sel

3

Page 4: Referat Bedah - Andri

spinosum terdapat pula sel Langerhans. Sel-sel stratum spinosum mengandung

banyak glikogen (Djuanda, 2003).

Stratum germinativum terdiri atas sel-sel berbentuk kubus yang tersusun

vertical pada perbatasan dermo-epidermal berbasis seperti pagar (palisade).

Lapisan ini merupakan lapisan epidermis yang paling bawah. Sel-sel basal ini

mrngalami mitosis dan berfungsi reproduktif. Lapisan ini terdiri atas dua jenis sel

yaitu sel-sel yang berbentuk kolumnar dengan protoplasma basofilik inti lonjong dan

besar, dihubungkan satu dengan lain oleh jembatang antar sel, dan sel pembentuk

melanin atau clear cell yang merupakan sel-sel berwarna muda, dengan sitoplasma

basofilik dan inti gelap, dan mengandung butir pigmen (melanosomes) (Djuanda,

2003).

2.1.2. Lapisan Dermis

Lapisan yang terletak dibawah lapisan epidermis adalah lapisan dermis yang

jauh lebih tebal daripada epidermis. Lapisan ini terdiri atas lapisan elastis dan fibrosa

padat dengan elemen-elemen selular dan folikel rambut. Secara garis besar dibagi

menjadi 2 bagian yakni pars papilare yaitu bagian yang menonjol ke epidermis,

berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah, dan pars retikulare yaitu bagian

bawahnya yang menonjol kea rah subkutan, bagian ini terdiri atas serabut-serabut

penunjang misalnya serabut kolagen, elastin dan retikulin. Dasar lapisan ini terdiri

atas cairan kental asam hialuronat dan kondroitin sulfat, di bagian ini terdapat pula

fibroblast, membentuk ikatan yang mengandung hidrksiprolin dan hidroksisilin.

Kolagen muda bersifat lentur dengan bertambah umur menjadi kurang larut

sehingga makin stabil. Retikulin mirip kolagen muda. Serabut elastin biasanya

bergelombang, berbentuk amorf dan mudah mengembang serta lebih elastis

(Djuanda, 2003).

2.1.3. Lapisan Subkutis

Lapisan subkutis adalah kelanjutan dermis yang terdiri atas jaringan ikat

longgar berisi sel-sel lemak di dalamnya. Sel-sel lemak merupakan sel bulat, besar,

dengan inti terdesak ke pinggir sitoplasma lemak yang bertambah. Sel-sel ini

membentuk kelompok yang dipisahkan satu dengan yang lain oleh trabekula yang

fibrosa. Lapisan sel-sel lemak disebut panikulus adipose, berfungsi sebagai

4

Page 5: Referat Bedah - Andri

cadangan makanan. Di lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah,

dan getah bening. Tebal tipisnya jaringan lemak tidak sama bergantung pada

lokasinya. Di abdomen dapat mencapai ketebalan 3 cm, di daerah kelopak mata dan

penis sangat sedikit. Lapisan lemak ini juga merupakan bantalan (Djuanda, 2003).

Vaskularisasi di kulit diatur oleh 2 pleksus, yaitu pleksus yang terletak di

bagian atas dermis (pleksus superficial) dan yang terletak di subkutis (pleksus

profunda). Pleksus yang di dermis bagian atas mengadakan anastomosis di papil

dermis, pleksus yang di subkutis dan di pars retikulare juga mengadakan

anastomosis, di bagian ini pembuluh darah berukuran lebih besar. Bergandengan

dengan pembuluh darah teedapat saluran getah bening (Djuanda, 2003).

2.2. Teknik Penutupan Luka

Prinsipnya adalah untuk mencapai penataan kembali anatomi dari tepi luka

dan memberikan kekuatan yang memadai sementara luka penyembuhan. Pada saat

yang sama, ahli bedah juga mencoba untuk meminimalkan komplikasi fungsional

dan estetika. Sering kali berbagai teknik jahitan dan simpul digunakan untuk

memaksimalkan penutupan luka dan meminimalkan komplikasi yang dapat terjadi.

(Preuss S, Breuing KH, Eriksson E; 2000)

2.2.1. Luka

Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Keadaan ini dapat

disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat kimia,

ledakan, sengatan listrik, atau gigitan hewan. (Sjamsuhidajat, 2011)

Bentuk luka bermacam-macam bergantung penyebabnya, misalnya luka

sayat atau vulnus scissum disebabkan oleh benda tajam, sedangkan luka tusuk

yang disebut vulnus punctum akibat benda runcing. Luka robek, laserasi atau vulnus

laceratum merupakan luka yang tepinya tidak rata disebabkan oleh benda yang

permukaannya tidak rata. Luka lecet pada permukaan kulit akibat gesekan disebut

ekskoriasi. Panas dan kimia juga dapat menyebabkan luka bakar. (Sjamsuhidajat,

2011)

5

Page 6: Referat Bedah - Andri

2.2.2. Suture Material

Pemilihan suture material dapat berbeda-beda bergantung pada jaringan

yang terkena dan pemahaman dokter mengenai karakteristik suture material,

karakteristik jaringan tubuh, dan proses penyembuhan luka. (Dunn DL, 2002)

2.2.2.1 Benang

Benang merupakan benda asing yang diimplant ke dalam jaringan tubuh.

Dimana benda asing ini dapat mengakibatkan timbulnya reaksi jaringan, sehingga

dalam menutup luka, suatu lapang kerja steril dan teknik aseptik sangat diperlukan

untuk meminimalisasi terjadinya resiko infeksi. (Terhure M, 2012)

A. Karakteristik fisik dari benang menentukan kegunaannya; karakteristik ini meliputi :

a. Konfigurasi

Konfigurasi benang didasarkan pada jumlah helai bahan yang digunakan

untuk membuatnya. Sebuah benang dapat monofilamen (yaitu, untai tunggal) atau

multifilamen. Benang Multifilamen dapat dipelintir atau dikepang. (Satteson ES,

2015)

b. Ukuran

United States Pharmacopeia (USP) sizes distandardisasi dan terkait dengan

berbagai diameter tertentu (dalam milimeter) yang diperlukan untuk menghasilkan

kekuatan regang tertentu. Rentang diameter ini bervariasi dengan berbagai kategori

bahan jahitan. Kategori ini termasuk bahan-bahan alami, bahan-bahan sintetis yang

dapat diserap, dan bahan-bahan sintetis yang tidak dapat diserap. Ukuran disajikan

dengan nol, seperti 3-0, 4-0, 5-0, dan 6-0; nol yang lebih banyak menunjukkan

ukuran yang lebih kecil. (Satteson ES, 2015)

USP designation

Collagen diameter

(mm)

Synthetic absorbable

diameter (mm)

Non-absorbable

diameter (mm)

American wire gauge

11-0 0,01

6

Page 7: Referat Bedah - Andri

10-0 0,02 0,02 0,02

9-0 0,03 0,03 0,03

8-0 0,05 0,04 0,04

7-0 0,07 0,05 0,05

6-0 0,1 0,07 0,07 38-40

5-0 0,15 0,1 0,1 35-38

4-0 0,2 0,15 0,15 32-34

3-0 0,3 0,2 0,2 29-32

2-0 0,35 0,3 0,3 28

0 0,4 0,35 0,35 26-27

1 0,5 0,4 0,4 25-26

2 0,6 0,5 0,5 23-24

3 0,7 0,6 0,6 22

4 0,8 0,6 0,6 21-22

5 0,7 0,7 20-21

6 0,8 19-20

7 18

c. Kekuatan Regang

Kekuatan regang dari material adalah stres maksimal yang dapat ditahan

sebelum putus. Tingkat di mana benang kehilangan kekuatan regang dari waktu ke

waktu tidak sama dengan penyerapannya dan bervariasi antara bahan benang.

Implantasi dan ikatan pada benang menurunkan kekuatan regang benang. Kering,

tidak dipakai, maka benang yang dapat diserap (absorbable) kehilangan 4-13% dari

kekuatan awalnya setelah direndam dalam larutan natrium klorida selama 24 jam.

Benang yang diikat memiliki dua pertiga kekuatan dari benang yang tidak diikat.

(Satteson ES, 2015)

d. Knot (Ikatan/Simpul)

Simpul merupakan bagian penting dalam tindakan bedah. Proses hemostasis,

penyambungan jaringan, jahitan akan bertahan jika dilakukan penyimpulan dengan

7

Page 8: Referat Bedah - Andri

teknik yang benar. Tiap jaringan yang dijahit mempunyai karakter yang berbeda,

untuk itulah diperlukan teknik penyimpulan yang berbeda pula.

Prinsip – Prinsip Dalam Membuat Simpul

Kuat dan tidak mudah lepas

Sederhana

Ikatan sekecil mungkin, ujung dipotong secukupnya.

Tidak boleh ada gesekan antara untaian benang yang akan melemahkan

jahitan

Tidak boleh ada kerusakan materi jahitan (tidak boleh menjepit benang

dengan instrumen)

Tidak boleh terdapat tarikan yang berlebihan

Pertahankan tarikan pada satu ujung benang setelah ikatan pertama supaya

lilitan tidak longgar pada jahitan kontinu

Macam Simpul

Reef knot

Dilakukan tiga kali simpul dengan gerakan 1 dan 3 sama. Semua simpul

memakai reef knot. Dapat dikerjakan dengan :

Satu tangan

Dua tangan

Instrumen

Surgeon’s knot

Simpul pertama dilakukan 2 kali lilitan selanjut nya simpul 1 kali lilitan dengan

arah/gerakan yang berbeda dengan sebelumnya. Dipakai jika regangan

tinggi.

Deep Tying

8

Page 9: Referat Bedah - Andri

Dilakukan pada area yang dalam (misalnya simpul di intra abdomen)

dilakukan  beberapa simpul yang sama (sleep knot dan diakhiri dengan reef

knot. Sebaiknya menggunakan tangan(bukan instrument)

Slip Knot

Dua simpul yang sama kemudian didorong dengan jari, kemudian simpul

ketiga berlawanan dengan simpul 1 dan 2.

Prinsip gerakan  dalam simpul

Terdiri dari 2 macam gerakan:

Gerakan simpul ke 1 harus sama dengan 3, 5, 7 dst.

Gerakan simpul ke 2 harus sama dengan 4, 6, 8 dst.

Hasilnya :

Kemudian dilanjutkan sekali lagi dengan arah yang berlawanan dari simpul

terakhir.

Deep Tying

9

Page 10: Referat Bedah - Andri

Perbedaan dengan reef knot :

Pada pengencangan simpul benang tidak boleh ditarik ke atas melainkan

harus didorong ke bawah menggunakan jari telunjuk.

Slip knot

Terdiri atas :

Dua kali gerakan yang sama (dengan telunjuk atau jari tengah) atau

Gerakan reef knot yang ditarik ke arah yang sama (tanpa penyilangan)

Harus diakhiri dengan reef knot. Jadi terdapat 4 gerakan

10

Page 11: Referat Bedah - Andri

Reef knot dengan menggunakan instrumen

Ulangi dengan arah ikatan kedua beda dengan yang pertama dan ikatan

ketiga sama dengan ikatan pertama.

e. Plastisitas dan Elastisitas

Plastisitas adalah kemampuan benang untuk mempertahankan bentuk dan

panjang baru setelah terjadi peregangan. Plastisitas memungkinkan jahitan untuk

mengakomodasi luka bengkak, sehingga mengurangi risiko jaringan terjepit dan

terbentuknya tanda goresan silang. (Satteson ES, 2015)

Elastisitas adalah kemampuan benang untuk mendapatkan kembali bentuk

dan panjang aslinya setelah peregangan. Setelah pembengkakan dari luka reda,

benang kembali pada panjang aslinya dan membuat luka menutup kembali.

11

Page 12: Referat Bedah - Andri

Sebagian besar benang bersifat elastis; beberapa diantaranya adalah plastis.

(Satteson ES, 2015)

Memori adalah kemampuan benang untuk kembali ke bentuk semula setelah

terjadi deformasi dengan ikatan. Memori berkaitan dengan plastisitas dan elastisitas.

Benang dengan memori tingkat tinggi, terutama benang monofilamen, kaku dan sulit

untuk ditangani dan mungkin lebih rentan terjadi simpul yang longgar dan tidak

terikat. (Satteson ES, 2015)

f. Handling Characteristics

Handling Characteristics dari bahan-bahan benang didefinisikan dengan

kelenturan dan koefisien gesekan. Kelenturan mengacu pada kemudahan benang

untuk bisa ditekuk. Koefisien gesekan adalah ukuran licin benang. Benang dengan

koefisien gesekan tinggi, benang umumnya dikepang, lebih sulit untuk melewati

jaringan, sehingga menyebabkan cedera yang lebih besar pada jaringan selama

penempatan dan pengangkata jahitan. Namun, benang ini lebih lentur, menjadi lebih

mudah untuk ditangani dan dimanipulasi untuk mengikat simpul. (Satteson ES,

2015)

g. Reaksi Jaringan

Jenis benang yang berbeda menghasilkan berbagai tingkat reaksi jaringan

yang berbeda, khususnya peradangan. Peradangan yang hebat mengurangi

resistensi terhadap infeksi dan penundaan terjadinya penyembuhan luka. Jenis dan

ukuran benang dianggap faktor utama yang berkontribusi terhadap reaksi ini. Bahan-

bahan alami yang diserap melalui proteolisis, menyebabkan respon inflamasi yang

menonjol, sedangkan bahan sintetis yang diserap melalui hidrolisis, menghasilkan

reaksi minimal. (Satteson ES, 2015)

h. Sifat Antibakteri

Sifat antimikroba intrinsik pada benang dan penambahan lapisan antimikroba

ekstrinsik telah lama dipercaya sebagai cara untuk mengurangi infeksi pada tempat

pembedahan dengan mengurangi perlekatan bakteri pada benang, tetapi produk

benang ini baru-baru saja tersedia di pasar. (Satteson ES, 2015)

12

Page 13: Referat Bedah - Andri

Produk-produk yang tersedia saat ini menggunakan triclosan (dilapisi Vicryl

ditambah antibakteri; Ethicon dan Monocryl ditambah antibakteri; Ethicon). Biosida

antimikroba ini telah terbukti mengurangi kolonisasi Staphylococcus aureus dan

Staphylococcus epidermidis methicillin-sensitive dan methicillin-resistant pada

benang in vitro. (Satteson ES, 2015)

Pelapis banang antimikroba lain seperti poly [(aminoethyl methacrylate)-co-

(butyl methacrylate)] (PAMBM) telah terbukti memberikan aktivitas bacteriosida

terhadap S. aureus dibandingkan dengan bakteriostatik dari triclosan secara in vitro;

namun, produk tersebut belum diuji in vivo dan, oleh karena itu, belum tersedia

secara komersial. (Satteson ES, 2015)

B. Klasifikasi benang :

a. Berdasarkan bisa atau tidaknya diserap oleh tubuh, benang

diklasifikasikan menjadi benang absorbable (dapat diserap tubuh) dan

non-absorbable (tidak dapat diserap tubuh). (Preuss S, Breuing KH,

Eriksson E; 2000)

Benang yang dapat diabsorbsi, benang catgut didapatkan dari

submukosa usus domba atau serosa usus sapi. Benang catgut dapat

terurai di dalam jaringan dalam beberapa hari, sedangkan benang catgut

yang direndam di dalam asam kromik dapat bertahan dua sampai empat

kali lebih lama. (Preuss S, Breuing KH, Eriksson E; 2000)

Benang yang dapat diserap lainnya merupakan sintetis dengan

metode-metode kimiawi dan kemudian dimodifikasi secara fisik untuk

dimaksimalkan fungsinya dengan tujuan tertentu. Umumnya, benang yang

cepat diabsorbsi digunakan untuk menjahit mukosa, sedangkan benang

yang lama diabsorbsi untuk dermis / kulit. (Preuss S, Breuing KH, Eriksson

E; 2000)

Benang-benang yang tidak dapat diserap dapat terdiri dari

beberapa serat alami, seperti linen, kapas, atau sutera, yang dipilin atau

dikepang. Serat-serat sintetis seperti nilon dapat juga dikepang.

Umumnya, benang-benang sintetis monofilamen halus lebih dipilih oleh

karena benang-benang ini menyebabkan sedikit reaksi jaringan. Benang-

13

Page 14: Referat Bedah - Andri

benang yang paling umum adalah yang terbuat dari polypropylene atau

polyethylene (nilon). (Preuss S, Breuing KH, Eriksson E; 2000)

Benang-benang stainless steel dapat juga digunakan sebagai

benang monofilamen atau multifilament yang dipilin. Stainless steel

mempunyai kekuatan regang yang sangat baik tetapi sering sekali sulit

dipergunakan. (Preuss S, Breuing KH, Eriksson E; 2000)

Benang yang dapat diserap biasanya banyak digunakan untuk :

(Terhure M, 2012)

Internal (bagian dalam)

Intradermal / subkutikular

Kulit (jarang)

Benang yang tidak dapat diserap biasanya banyak digunakan

untuk : (Terhure M, 2012)

Terutama untuk kulit, membutuhkan pengangkatan jahitan

Material dari bahan stainless steel dapat digunakan pada tubuh

bagian dalam serta dapat ditinggalkan dalam waktu yang lama

14

Page 15: Referat Bedah - Andri

b. Berdasarkan Bahan Pembuatnya Natural Atau Alami

Suture material ini terbuat dari kolagen yang berasal dari

usus mamalia. Pada bahan natural atau alami seringkali

mengakibatkan reaksi jaringan dan adanya sifat antigen dari

bahan ini menyebabkan terjadinya reaksi inflamasi. (Dunn DL,

2002)

Sintetis Atau BuatanSuture material ini terbuat dari bahan sintetis kolagen

(polimer). Polimer yang memiliki sifat absorbable dan non-

absorbable disintesis dari campuran polyester. (Dunn DL, 2002)

c. Berdasarkan Jumlah Filament Monofilament

Bahan monofilament terbuat dari satu benang (single

stranded). Struktur dari suture material ini lebih tahan dari

kontaminasi mikroorganisme. Benang monofilament juga lebih

mudah menembus jaringan (tahanannya rendah) daripada benang

multifilament. Namun dalam menggunakan dan menyimpul

monofilament harus hati-hati karena kerusakan pada benang ini

akan mengakibatkan lemahnya benang dan akan memicu

kegagalan suturing yang prematur. (Dunn DL, 2002)

MultifilamentBahan-bahan multifilament berasal dari beberapa filament

yang dijalin menjadi satu. Benang multifilament cenderung memiliki

15

Page 16: Referat Bedah - Andri

kekuatan regangan yang besar dan fleksibilitas serta piabilitas

yang lebih besar dari benang-benang moofilament. Benang jenis

ini juga lebih mudah untuk digunakan dan disimpul. Namun karena

benang multifilament memiliki sifat kapilaritas yang cukup besar,

cairan akan terserap disepanjang benang multifilament.

Penyerapan cairan ini mengakibatkan turut masuknya patogen

yang akan meningkatkan resiko infeksi luka. (Dunn DL, 2002)

d. Benang Absorbable Dan Non-Absorbable Berdasarkan Bahan Pembuatnya :

Absorbable suture berbahan alami atau naturalKolagen

Suture material kolagen berasal dari pencampuran antara

tendon fleksor profunda sapi dalam asam sianoasetik lalu dibentuk

mejadi pita-pita. Pita tersebut kemudian diberi cairan formaldehid,

dijalin lalu dikeringkan. (Dunn DL, 2002)

Kekuatan polimer kolagen akan menurun hingga 25% atau

kurang dari nilai awalnya setelah 15 hari dalam tubuh. Absorbsi

komplit dari material ini membutuhkan waktu kira-kira 2 hingga 8

bulan. Mekanisme material kolagen mengalami degradasi adalah

lewat enzim lisosom. (Dunn DL, 2002)

Plain Surgical Gut Atau Cat GutCat gut berasal dari submukosa usus domba dan serosa

usus sapi. Jejunum dan ileum dari hewan-hewan tersebut dibuat

menjadi benang-benang longitudinal. Kekuatan regangan (tensile

strength) dari benang jenis ini bertahan 7 hingga 10 hari post

implantasi (hasil bervariasi tergantung dari individu). Absorbsinya

16

Page 17: Referat Bedah - Andri

akan komplit dalam 70 hari. Cat gut berwarna putih dan

kekuningan. Cat gut harus disimpul paling sedikit 3 kali karena di

dalam tubuh akan mengembang. Cat gut ini banyak digunakan

untuk : (Dunn DL, 2002)

Memperbaiki secara cepat jaringan yang memerlukan

perawatan minimal

Ligasi pembuluh darah superfisial

Fast absorbing surgical gut

Fast absorbing surgical gut diindikasikan untuk penggunaan

epidermal (membutuhkan waktu absorbsi hanya 5 hingga 7 hari)

serta tidak direkomendasikan untuk penggunaan bagian dalam

tubuh. (Dunn DL, 2002)

Chromic surgical gut

Chromic surgical gut berasal dari bahan kolagen pada usus

domba atau sapi yang dilapisi oleh chromium sehingga menjadi

lebih keras dan diabsorbsi lebih lama. Material jenis ini

mengakibatkan reaksi jaringan yang moderat dan tidak

17

Page 18: Referat Bedah - Andri

direkomendasikan untuk jaringan yang sembuh lama serta

membutuhkan perawatan yang lama. Rata-rata kekuatan

regangannya (tensile strength) antara 10 hingga 14 hari. Kekuatan

regangan ini akan hilang secara komplit dalam 21 hingga 28 hari.

Chromic surgical gut berwarna coklat dan kebiruan, ukuran : 3,0 –

3. Chromic surgical gut digunakan untuk penjahitan luka yang

diperkirakan belum merapat dalam 10 hari, untuk menjahit tendon

pada penderita yang tidak kooperatif dan bila mobilisasi segera

harus segera dilakukan. (Dunn DL, 2002)

Absorbable suture berbahan sintetisBahan yang dipakai berasal dari polimer kimia yang akan

diabsorbsi dengan cara hidrolisis serta bahan-bahan ini akan

mengakibatkan reaksi jaringan yang lebih sedikit dibandingkan

dengan yang berasal dari bahan natural. (Dunn DL, 2002)

Polyglycolate (Dexon)Benang sintetis yang mempunyai kekuatan regangan

(tensile strength) sangat besar. Diserap habis setelah 60-90 hari.

Efek reaksi jaringan yang dihasilkan lebih kecil daripada catgut.

Digunakan untuk menjahit fasia otot, kapsul organ, tendon, dan

penutupan kulit secara subkutikuler. Dexon tidak mengandung

protein kolagen, antigen, dan zat pirogen sehingga menimbulkan

reaksi jaringan minimal. Karena bentuknya yang berpilin jagan

digunakan untuk menjahit dipermukaan kulit karena dapat

meningkatkan pertumbuhan bakteri sehingga timbul infeksi. (Dunn

DL, 2002)

18

Page 19: Referat Bedah - Andri

Polyglactin 910 (Vicryl)Merupakan suture material sintetis (polimer dari asam

poliglikolat) dengan jalinan multifilament dan dilapisi dengan

kopolimer dari laktat dan glikolat (polyglactin 370). Adanya sifat

penolak air dari laktat mengakibatkan penurunan kekuatan

regangan (tensile strength) berjalan lambat. Absorbsi berlangsung

minimal 40 hari dan komplit dalam 56 hingga 70 hari. Suture

material ini mengakibatkan reaksi jaringan yang minimal. Vicryl

hanya digunakan untuk menjahit daerah-daerah yang tertutup

seperti pada soft tissue secara umum, ligasi pembuluh darah,

menautkan fasia dan menjahit kulit secara subkutikule. Vicryl

merupakan kontraindikasi untuk jahitan permukaan kulit. Vicryl

biasanya berwarna ungu. (Dunn DL, 2002)

Polyglecaprone 25(Monocryl)Polyglecaprone 25(Monocryl) merupakan benang

monofilament yang merupakan kopolimer dari glikolat dan

ekaprolakton. Suture material ini mudah digunakan dan disimpul.

kekuatan regangan (tensile strength) sangat tinggi (7 hari) dan

akan menghilang dalam 12 hari. Absorbsi akan komplit pada 91

hingga 119 hari. Polyglecaprone 25 biasanya digunakan untukn

subkutikular, soft tissue, dan ligasi. (Dunn DL, 2002)

19

Page 20: Referat Bedah - Andri

PolysorbKarakteristik dari benang Polysorb lebih baik dari Polygactin

910. Permukaan dari Polysorb dilapisi untuk menurunkan koefisien

friksi. Suture material ini dilapisi oleh campuran antara kaprolakton

atau kopolimer glikolat dan kalsium stearil laktilat. Absorbsi akan

komplit antara 56 hingga 70 hari. (Dunn DL, 2002)

Polydioxanone (PDS)Polydiaxanone (PDS) merupakan benang monofilament

polyester yang dibuat dari polydiaxanone. Benang ini sangat sedikit

menyebabkan reaksi jaringan. Kekuatan regangan (tensile

strength) bertahan selama 14 hari (70%) dan 42 hari (25%). Waktu

absorbsinya minimal 14 hari dan komplit dalam 6 bulan. PDS

digunakan untuk soft tissue terutama pada bedah anak, bedah

kardiovaskular, ginekologi, opthalmologi, bedah plastik, dan bedah

digestif. Namun material jenis ini tidak direkomendasikan untuk

jaringan yang penyembuhannya lambat yang membutuhkan

perawatan yang lama. (Dunn DL, 2002)

MaxonMerupakan suture material sintetis absorbable yang baru

dan terbuat dari polymetilen karbonat (Maxon). Karakteristiknya

sangat mirip dengan PDS II, termasuk kekuatan regangan (tensile

strength) dan profil absorbsi. (Dunn DL, 2002)

V-lockMerupakan suture material berkait. V-lock dibuat untuk

menutup luka tampa perlu simpul. Absorbsi terjadi dalam waktu 26

hari. (Dunn DL, 2002)

CaprosynBenang caprosyn sangat cepat diabsorbsi dan merupakan

inovasi terbaru dari perkembangan benang monofilament

20

Page 21: Referat Bedah - Andri

absorbable. Benang monofilament dari bahan sintetis ini berasal

dari Polyglytone 621 poliester sintetis yang tersusun dari glikolat,

kaprolakton, trimetilen karbonat dan laktat. Kekuatan regangan

(tensile strength) dari bahan ini hilang saat 21 hari post implantasi.

(Dunn DL, 2002)

Non-Absorbable Berbahan Alami Atau NaturalSurgical Silk

Benang surgical silk terbuat dari benang sutera. Silk terdiri

atas 95% protein serta 5% lilin, lemak, dan garam. Banyak ahli

bedah menyatakan bahwa surgical silk merupakan benang

standard yang utama. (Dunn DL, 2002)

Walaupun diklasifikasikan sebagai benang non-absorbable,

namun surgical silk akan diabsorbsi lewat proteolisis sehingga

surgical silk juga dapat diklasifikasikan sebagai suture material

absorbable yang lambat. Secara in vivo, seluruh kekuatan dari silk

akan menghilang dalam waktu dua tahun. Sering kali benang ini

tidak terdeteksi pada bekas luka setelah dua tahun. (Dunn DL,

2002)

Masalahnya adalah surgical silk dapat merangsang reaksi

inflamasi akut. Reaksi inflamasi yang terjadi akan memicu

proliferasi dari sel polimorfonuklear, limfosit serta makrofag.

Kemudian selanjutnya akan terjadi reaksi tubuh biasanya berupa

enkapsulasi oleh jaringan ikat fibrosa. (Dunn DL, 2002)

Surgical silk bersifat tidak licin karena sudah dikombinasi

dengan perekat. Pada penggunaan disebelah luar benang harus

dibuka kembali. Berwarna hitam dan putih. Ukuran : 5,0 – 3.

Kegunaan untuk menjahit kulit, mengikat pembuluh arteri (arteri

besar) dan sebagai teugel (kendali). (Dunn DL, 2002)

21

Page 22: Referat Bedah - Andri

Surgical cottonSuture material ini dibuat dari jalinan panjang serat kapas.

Surgical cotton memiliki sifat non-absorbable. (Dunn DL, 2002)

Surgical steelBenang surgical steel dibuat dari bahan stainless steel (besi-

kromium-nikel-molybdenum alloy) dan terdapat dalam bentuk

monofilament dan multifilament. Pada surgical steel terdapat

kekuatan regangan (tensile strength) yang besar dan reaksi

jaringan yang rendah. Suture material ini juga dapat disimpul

dengan baik dan kuat. (Dunn DL, 2002)

Surgical steel digunakan pada bedah ortopedi, bedah saraf,

dan bedah thorax. Tipe dari benang ini juga dapat digunakan untuk

penutupan dinding abdomen serta penutupan sternum. Namun

benang jenis ini dapat sulit digunakan karena dapat terjadi

fragmentasi dan bengkok. Terpotongnya serta terkoyaknya

jaringan tubuh akan menjadi resiko. (Dunn DL, 2002)

Non-Absorbable Berbahan SintetisNylon

Nylon merupakan suture aterial polimer poliamid yang

tersedia dalam bentuk monofilament (Ethilon/Monosof) serta

22

Page 23: Referat Bedah - Andri

multifilament (Nurolon/Surgilon). Elastisitas material ini sangat

berguna dalam penutupan kulit. (Dunn DL, 2002)

Nylon bersifat pliable terutama ketika lembab sehingga

sangat cocok untuk bedah plastik kosmetik. (Dunn DL, 2002)

Polyester fiber (Mersilene/Surgidac [uncoated] and Ethibon/Ti-cron [coated])

Suture material ini mengakibatkan reaksi jaringan yang

minimal. Material jenis ini sering kali digunakan untuk anastomosis

pembuluh darah dan untuk penempatan material prostesa. (Dunn

DL, 2002)

Polypropylene (Prolene)Polypropylene (Prolene) merupakan benang monofilament

yang merupakan sebuah stereoisomer kristalina isostatik dari

polimer propilen linear. Polypropylene berukuran sangat kecil dan

halus sehingga tidak banyak menimbulkan kerusakan dan reaksi

jaringan. Pada beberapa merek, polypropylene langsung

bersambungan dengan jarum berukuran diameter sama sehingga

tidak menimbulkan trauma yang berlebihan. Polypropylene ini

banyak digunakan pada luka terkontaminasi dan luka infeksi.

Kelemahan polypropylene ini adalah sulit disimpul dan sering

terlepas sendiri. (Dunn DL, 2002)

23

Page 24: Referat Bedah - Andri

2.2.2.2. Jarum

A. Syarat Jarum Suture yang baik adalah : (Dunn DL, 2002)

Terbuat dari stainless steel berkualitas tinggi.

Berukuran setipis mungkin tanpa mengurangi kekuatannya.

Stabil apabila dijepit pada needle holder.

Dapat membawa benang menembus jaringan dengan trauma minimal.

Cukup tajam untuk menembus jaringan dengan perlawanan minimal.

Cukup kaku / kuat sehingga tidak mudah bengkok, sekaligus cukup

elastis agar tidak mudah patah saat dipakai selama pembedahan.

Steril dan anti karat untuk mencegah masuknya mikroorganisme dan

benda asing ke dalam luka.

B. Komponen Jarum Suture

Terlepas dari tujuan penggunaannya, setiap jarum bedah memiliki tiga dasar

komponen : (Dunn DL, 2002)

24

Page 25: Referat Bedah - Andri

Mata.

Tubuh.

Ujung.

Pengukuran dari komponen-komponen ini ditentukan sehingga dapat

digunakan seefisien mungkin (Dunn DL, 2002).

Ukuran jarum diukur dalam inci atau dalam satuan metrik. Pengukuran berikut

menentukan ukuran jarum : (Dunn DL, 2002)

Chord length - jarak garis lurus dari ujung jarum ke mata jarum.

Needle length - jarak yang diukur sepanjang jarum itu sendiri dari ujung

jarum ke mata jarum mengikuti kelengkungan jarum.

Radius - jarak dari pusat lingkaran ke tubuh jarum.

Diameter - ketebalan kawat jarum. Jarum yang berukuran sangat kecil

dilihat dari diameternya diperlukan untuk operasi mikro. Jarum yang besar

dan berat digunakan untuk menembus tulang sternum.

C. Klasifikasi Jarum SutureJarum suture diklasifikasikan menjadi dua, yaitu jarum traumatik dan jarum

atraumatik berdasarkan lubang jarumnya. (Dunn DL, 2002)

Jarum traumatik merupakan jarum dengan lubang jarum, dapat berupa

closed eyed maupun french eyed needle. Jarum traumatik ini terpisah dari

benangnya, sehingga benangnya harus dipasang terlebih dahulu sebelum

melakukan suturing, dan jarum jenis ini dapat dipakai berulang-ulang. Keuntungan

dari jarum jenis ini adalah dapat berpasangan dengan ukuran benang yang

bermacam-macam. Namun, kerugiannya apabila melakukan suturing dengan jarum

ini adalah meningkatnya resiko kerusakan jaringan yang dijahit akibat kedua helai

benang harus menembus jaringan pada saat yang bersamaan sehingga lubang

tempat masuknya suture material menjadi lebih besar. Selain itu jarum jenis ini dapat

digunakan berulang kali sehingga ketajaman dari ujung jarumnya akan berkurang.

(Dunn DL, 2002)

Saat ini, jarum atraumatik lebih banyak digunakan. Jarum atraumatik adalah

jarum yang menyatu dengan benangnya, atau disebut juga dengan swaged needle

atau eyeless neddle. Jarum atraumatik ini memberikan lebih banyak keuntungan,

25

Page 26: Referat Bedah - Andri

seperti trauma yang dihasilkan lebih minimal karena bagian jarum yang

bersambungan dengan benang berukuran lebih tipis dari bagian jarum yang lain.

Jarum jenis ini lebih praktis karena tidak perlu memasang benang terlebih dahulu

sebelum suturing, sehingga dapat menghemat waktu tindakan. Selain itu, benang

dari jarum atraumatik tidak akan lepas dari jarumnya. (Dunn DL, 2002)

D. Tipe Jarum SutureTipe jarum suture dibedakan berdasarkan konfigurasi ujung dan badan dari

jarum tersebut. Tipe jarum dibedakan menjadi tiga, yaitu cutting needle, taper point

needle, dan blunt tip needle. (Dunn DL, 2002)

Cutting needle memiliki paling tidak dua tepi tajam yang berlawanan. Cutting

needle kemudian dibagi menjadi tiga, yaitu standard cutting needle, reverse cutting

needle, dan side cutting needle. Standard cutting needle memiliki tiga tepi tajam,

dimana tajam ketiga berada di kurvatura bagian dalam. Sedangkan pada reverse

cutting needle, tepi tajam ketiga berada pada kurvatura bagian luar. Side cutting

needle disebut juga spatula needle, memiliki desain yang unik dimana jarum ini

berbentuk datar pada kedua sisi kurvaturanya, baik kurvatura bagian dalam maupun

bagian luar, serta memiliki dua tepi tapam pada sisi lateralnya. (Dunn DL, 2002)

Taper point needle disebut juga round needle. Jarum ini menembus jaringan

tanpa memotongnya karena ujungnya yang runcing dan tajam. Badan jarumnya

kemudian memipih berbentuk oval maupun persegi panjang. (Dunn DL, 2002)

Blunt tip needle. Saat menembus jaringan, secara teknis jarum ini membelah

jaringan bukan memotongnya. Jarum ini banyak digunakan pada jaringan yang

rapuh. (Dunn DL, 2002)

26

Page 27: Referat Bedah - Andri

2.2.2.3. Plester dan Perekat

Plester bedah dapat digunakan sendirian atau dengan penjahitan dan

perekat. Ahli bedah harus berhati-hati untuk tidak memberikan tegangan yang

berlebihan pada plester karena hal ini dapat menyebabkan lecet pada kulit. Pada

wajah, plester bedah sering dilekatkan secara longitudinal. Selain untuk membantu

penutupan luka, plester juga berfungsi sebagai pembalut yang melindungi dan

membungkus luka selama proses penyembuhan. (Preuss S, Breuing KH, Eriksson

E; 2000)

Sejumlah perekat luka biologis atau sintetis diuji untuk dipergunakan dalam

penutupan luka. Perekat jenis fibrin tidak sekuat perekat-perekat sintetis namun

lebih ditoleransi oleh jaringan. Perekat ini dapat digunakan sendirian atau dengan

penjahitan. (Preuss S, Breuing KH, Eriksson E; 2000)

27

Page 28: Referat Bedah - Andri

Perekat-perekat sintetis seperti acrylic glues digunakan di atas luka. Perekat

luka berguna karena mereka sering mengantikan kebutuhan anestesi lokal untuk

menutup luka. Peran penting perekat ini pada prosedur elektif dan nonelektif belum

ditentukan. (Preuss S, Breuing KH, Eriksson E; 2000)

2.2.2.4. Staples

Berbagai macam peralatan staples/jepret kadang-kadang berguna untuk

penutupan luka kulit. Kita kadang-kadang menggunakannya untuk penutupan luka

sementara selama prosedur bedah, kemudian menggantikannya dengan penjahitan.

Kita juga lebih memilih staples saat mengamankan area yang luas dari cangkok kulit

pada prosedur-prosedur perbaikan luka bakar atau kasus lainnya. (Preuss S,

Breuing KH, Eriksson E; 2000)

Dua kekurangan utama pada staples meliputi : (Preuss S, Breuing KH,

Eriksson E; 2000)

1. Dengan menggunakan staples sulit untuk mencapai ketelitian dan

perkiraan dari tepi kulit seperti pada penjahitan.

2. Untuk menghilangkan staples selalu lebih sakit dibandingkan dengan

penjahitan.

Peralatan staples yang dapat menghilangkan dua kerugian ini akan sangat

praktis untuk digunakan. (Preuss S, Breuing KH, Eriksson E; 2000)

28

Page 29: Referat Bedah - Andri

2.2.3. Teknik Menjahit Luka

2.2.3.1. Penjahitan Luka

Luka bersih dan diyakini tidak mengalami infeksi serta berumur kurang dari 8

jam boleh dijahit primer, sedangkan luka terkontaminasi berat dan atau tidak

berbatas tegas sebaiknya dibiarkan sembuh per sekundam atau pertertiam.

(Maroeki D, 1993)

Penjahitan luka membutuhkan beberapa persiapan baik alat, bahan serta

beberapa peralatan lain. Urutan teknik juga harus dimengerti oleh operator serta

asistennya. (Maroeki D, 1993)

2.2.3.2. Alat yang Dibutuhkan : (Maroeki D, 1993)

Tissue forceps (pinset) terdiri dari dua bentuk yaitu tissue forceps bergigi

ujungnya (surgical forceps) dan tanpa gigi di ujungnya yaitu atraumatic tissue

forceps dan dressing forceps.

Scalpel handles dan scalpel blades

Dissecting scissors

Suture scissors

Needleholders

Suture needles (jarum)

Doek steril

29

Page 30: Referat Bedah - Andri

2.2.3.3. Bahan yang Dibutuhkan : (Maroeki D, 1993)

Benang

Cairan desinfektan : povidon-iodine 10% (bethadine)

Cairan NaCl 0,9% dan perhydrol 5% untuk mencuci luka

Anestesi lokal lidocain 2%

Handscoen

Kasa steril

2.2.3.4. Urutan Teknik Penjahitan Luka (Suture Techniques) (Maroeki D, 1993)

1. Persiapan alat dan bahan

2. Persiapan asisten dan operator

3. Desinfeksi lapangan operasi

4. Anestesi lapangan operasi

5. Debridement dan eksisi tepi luka

30

Page 31: Referat Bedah - Andri

6. Penjahitan luka

7. Perawatan luka

2.2.3.5. Cara Memegang Alat (Maroeki D, 1993)

1. Instrumen tertentu seperti pemegang jarum, gunting, dan pemegang kasa :

yaitu ibu jari dan jari keempat sebagai pemegang utama, sementara jari

kedua dan ketiga dipakai untuk memperkuat pegangan tangan. Untuk

membuat simpul benang setelah jarum ditembuskan pada jaringan, benang

dilingkarkan pada ujung pemegang jarum.

2. Pinset lazim dipegang dengan tangan kiri, diantara ibu jari serta jari kedua

dan ketiga. Jarum dipegang di daerah separuh bagian belakang.

3. Handscoen dipakai menurut teknik tanpa singgung.

2.2.3.6. Persiapan Alat

1. Sterilisasi dan cara sterilisasiSterilisasi adalah tindakan untuk membuat suatu alat-alat atau bahan dalam

keadaan steril. (Maroeki D, 1993)

Sterilisasi dapat dilakukan dengan cara : (Maroeki D, 1993)

a. Secara kimia : yaitu dengan bahan yang bersifat bakterisida, seperti

formalin, savlon, alkohol.

b. Secara fisik yaitu dengan :

Panas kering (oven udara panas) :

Selama 20 menit pada 2000C

Selama 30 menit pada 1800C

Selama 90 menit pada 1600C

Uap bertekanan (autoclave) : selama 15 menit pada 1200C dan

bertekanan 2 atmosfer.

Panas basah, yaitu di dalam air mendidih selama 30 menit. Cara

ini hanya dianjurkan bila cara lain tidak tersedia.

2. PengepakanSebelum dilakukan sterilisasi secara fisik, semua instrument harus dibungkus

dengan dua lapis kain secara rapat yang diikutkan dalam proses sterilisasi.

Pada bagian luar pembungkus, ditempelkan suatu indikator (yang akan

berubah warna setelah instrument tersebut menjadi steril). Untuk

31

Page 32: Referat Bedah - Andri

mempertahankan agar instrument yang dibungkus tetap dalam keadaan steril,

maka kain pembungkus dibuka menurut teknik tanpa singgung. (Maroeki D,

1993)

2.2.3.7. Persiapan Penjahitan (kulit) : (Maroeki D, 1993)

1. Rambut sekitar tepi luka dicukur sampai bersih.

2. Kulit dan luka didesinfeksi dengan cairan bethadine 10%, dimulai dari bagian

tengah kemudian menjauh dengan gerakan melingkar.

3. Daerah operasi dipersempit dengan doek steril, sehingga bagian yang

terbuka hanya bagian kulit dan luka yang akan dijahit.

4. Dilakukan anestesi lokal dengan injeksi infiltrasi kulit sekitar luka.

5. Luka dibersihkan dengan cairan perhydrol dan dibilas dengan cairan NaCl.

6. Jaringan kulit, subcutis, fascia yang mati dibuang dengan menggunakan

pisau dan gunting.

7. Luka dicuci dengan perhydrol dan dibilas dengan NaCl.

8. Jaringan subcutan dijahit dengan benang yang dapat diserap yaitu plain cat

gut dengan simple interrupted suture.

9. Kulit dijahit benang yang tak dapat diserap yaitu silk atau nylon.

2.2.3.8. Macam-Macam Jahitan Luka

1. Jahitan Simpul TunggalSinonim : Jahitan Terputus Sederhana, Simple Interrupted Suture

Merupakan jenis jahitan yang sering dipakai, digunakan juga untuk jahitan

situasi. (Dunn DL, 2002)

Teknik :

Melakukan penusukan jarum dengan jarak antara 0,5-1 cm di tepi luka

dan sekaligus mengambil jaringan subkutannya sekalian dengan

menusukkan jarum secara tegak lurus pada atau searah garis luka.

Simpul tunggal dilakukan dengan benang absorbable dengan jarak

antara 1 cm.

Simpul diletakkan ditepi luka pada salah satu tempat tusukan.

Benang dipotong kurang lebih 1 cm.

2. Jahitan Matras HorisontalSinonim : Horizontal Mattress suture Interrupted mattress

32

Page 33: Referat Bedah - Andri

Jahitan dengan melakukan penusukan seperti simpul, sebelum disimpul

dilanjutkan dengan penusukan sejajar sejauh 1 cm dari tusukan pertama.

Memberikan hasil jahitan yang kuat. Jahitan ini digunakan untuk kulit tebal

(tangan dan kaki). (Dunn DL, 2002)

3. Jahitan Matras VertikalSinonim : Vertical Mattress suture, Donati, Near to near and far to far

Jahitan dengan menjahit secara mendalam dibawah luka kemudian

dilanjutkan dengan menjahit tepi-tepi luka. Biasanya menghasilkan

penyembuhan luka yang cepat karena didekatkannya tepi-tepi luka oleh

jahitan ini. (Dunn DL, 2002)

Jahitan ini digunakan saat eversi kulit tidak dapat dilakukan dengan jahitan

sederhana saja. Jahitan jenis ini cenderung menghasilkan bekas luka yang

sangat jelas dan jelek bila tidak diangkat lebih awal. (Dunn DL, 2002)

4. Jahitan Jelujur SederhanaSinonim : Simple running suture, Simple continous, Continous over and over

Jahitan ini sangat sederhana, sama dengan kita menjelujur baju. Biasanya

menghasilkan hasil kosmetik yang baik, tidak disarankan penggunaannya

pada jaringan ikat yang longgar. (Dunn DL, 2002)

5. Jahitan Jelujur FestonSinonim : Running locked suture, Interlocking suture

Jahitan kontinyu dengan mengaitkan benang pada jahitan sebelumnya, biasa

sering dipakai pada jahitan peritoneum. Merupakan variasi jahitan jelujur

biasa. (Dunn DL, 2002)

6. Jahitan Simpul IntrakutanSinonim : Subcutaneus Interupted Suture, Intradermal buried suture,

Interrupted dermal stitch.

Jahitan simpul pada daerah intrakutan, biasanya dipakai untuk menjahit area

yang dalam kemudian pada bagian luarnya dijahit pula dengan simpul

sederhana. (Dunn DL, 2002)

7. Jahitan Jelujur IntrakutanSinonim : Running subcutilar suture. Jahitan jelujur subcutilar.

Jahitan jelujur yang dilakukan dibawah kulit, jahitan ini terkenal menghasilkan

kosmetik yang baik. (Dunn DL, 2002)

33

Page 34: Referat Bedah - Andri

2.2.3.9. Penutupan Luka

Adalah mengupayakan kondisi lingkungan yang baik pada luka sehingga

proses penyembuhan berlangsung optimal. (Maroeki D, 1993)

Pembalutan

Pertimbangan dalam menutup dan membalut luka sangat tergantung pada

penilaian kondisi luka. Pembalutan berfungsi sebagai pelindung terhadap

penguapan, infeksi, mengupayakan lingkungan yang baik bagi luka dalam proses

penyembuhan, sebagai fiksasi dan efek penekanan yang mencegah berkumpulnya

rembesan darah yang menyebabkan hematom. (Maroeki D, 1993)

2.2.3.10. Pemberian Antibiotik

Prinsipnya pada luka bersih tidak perlu diberikan antibiotic dan pada luka

terkontaminasi atau kotor maka perlu diberikan antibiotik. (Maroeki D, 1993)

34

Page 35: Referat Bedah - Andri

2.2.3.11. Pelepasan Jahitan, Staples, dan Plester

Prinsipnya adalah untuk melepaskan jahitan dan staples sesegera mungkin

saat kekuatan regangan luka cukup kuat untuk menghindari luka terbuka kembali.

Kekuatan regangan tidak pernah kembali ke keadaan normal sempurna, dan waktu

beberapa minggu diperlukan sebelum luka cukup kuat untuk bertahan dari trauma

seperti terbentur siku pada saat berolahraga dengan kontak fisik. (Preuss S, Breuing

KH, Eriksson E; 2000)

Lebih awal penjahitan yang menembus epidermis diangkat maka makin kecil

kemungkinan bekas penjahitan terlihat saat luka telah sembuh. Hal ini juga berlaku

pada staples. Plester bedah jarang meninggalkan bekas permanen, dan oleh karena

itu disarankan untuk merekatkan luka selama mungkin. Juga disarankan untuk

merekatkan luka setelah pengangkatan jahitan atau staples jika terdapat resiko luka

dapat terbuka kembali. (Preuss S, Breuing KH, Eriksson E; 2000)

Jahitan diangkat apabila fungsinya sudah tidak diperlukan lagi. Waktu

pengangkatan jahitan tergantung dari berbagai faktor seperti, lokasi, jenis luka, usia,

kesehatan, sikap penderita, dan ada tidaknya infeksi.

Berdasarkan lokasi dari hari tindakan :

Muka atau leher hari ke 5

Perut hari ke 7-10

Telapak tangan hari ke 10

Jari tangan hari ke 10

Tungkai atas hari ke 10

Tungkai bawah hari ke 10-14

Dada hari ke 7

Punggung hari ke 10-14

35

Page 36: Referat Bedah - Andri

BAB III

KESIMPULAN

Suture material merupakan alat-alat kedokteran yang digunakan untuk

menyatukan jaringan tubuh setelah terjadinya luka atau setelah dilakukannya

tindakan pembedahan.

Suture material terdiri dari benang, jarum, plester, perekat, dan staples.

Pemilihan suture material dapat berbeda-beda, hal ini dipengaruhi oleh beberapa

hal, diantaranya adalah keadaan luka, pengetahuan dokter mengenai suture

material, dan ketersediaan suture materil.

Pemahaman mengenai luka dan teknik penutupan luka sangat penting oleh

karena hal ini akan berdampak pada pembentukan bekas luka yang baik. Jenis luka

yang berbeda akan membutuhkan penanganan luka yang berbeda pula.

36

Page 37: Referat Bedah - Andri

DAFTAR PUSTAKA

Djuanda A. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin; Edisi 4. Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia. Jakarta. 2003.

Dunn DL. Wound Closure Material. USA : University of Minnesota. 2002.

Marzoeki D. Luka dan Perawatannya (Luka, Asepsis/Antisepsis dan Desinfektan,

Luka Bakar). Airlangga University Press. Surabaya. 1993.

Preuss S, Breuing KH, Eriksson E; Plastic Surgery Techniques Volume One. Mosby.

Philadelphia. 2000.

Satteson ES, et al. Materials of Wound Closure.

http://emedicine.medscape.com/article/1127693-overview Update : Februari

13, 2015.

Sjamsuhidajat; de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. EGC. Jakarta. 2011.

Terhure M, et al. Materials of Wound Closure.

www.emedicine.medscape.com/article/1127693-overview Update : April 3,

2012.

Tortora, GJ dan Derrickson, BH. Principles of Anatomy and Physiology. Twelfth

Edition. 2009.

37