prosedur audit atas siklus pendapatan dan piutang...

122
UNIVERSITAS INDONESIA PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG USAHA PT MAR LAPORAN MAGANG MARIO RINALDI RACHMAT 1106018713 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI DEPOK JULI 2015 Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Upload: others

Post on 18-Jan-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

UNIVERSITAS INDONESIA

PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN

PIUTANG USAHA PT MAR

LAPORAN MAGANG

MARIO RINALDI RACHMAT

1106018713

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

DEPOK

JULI 2015

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 2: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

UNIVERSITAS INDONESIA

PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN

PIUTANG USAHA PT MAR

LAPORAN MAGANG

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

MARIO RINALDI RACHMAT

1106018713

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

DEPOK

JULI 2015

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 3: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Laporan magang ini adalah hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk

telah saya nyatakan dengan benar.

Nama : Mario Rinaldi Rachmat

NPM : 1106018713

Tanda tangan :

Tanggal : 8 Juli 2015

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 4: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

iii

TANDA PERSETUJUAN

LAPORAN AKHIR MAGANG

Nama Mahasiswa : Mario Rinaldi Rachmat

Nomor Pokok Mahasiswa : 1106018713

Judul Akhir Laporan Magang : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan

Piutang Usaha PT MAR

Tanggal : 8 Juli 2015

Pembimbing Laporan Magang : Agung Nugroho Soedibyo S.E., M.Ak.

(Agung Nugroho Soedibyo S.E., M.Ak)

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 5: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Magang ini diajukan oleh:

Nama : Mario Rinaldi Rachmat

NPM : 1106018713

Program Studi : S1 Akuntansi

Judul Laporan Magang : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang

Usaha PT MAR.

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima

sebagai persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi pada Program Studi Strata 1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Indonesia.

DEWAN PENGUJI

Pembimbing : Agung Nugroho Soedibyo, S.E.,M.Ak. (.....................)

Ketua Penguji : Robert P. Tobing, SE.,M.Ak . (.....................)

Anggota Penguji : Nureni Wijayati, SE.,M.S.Ak (.....................)

Ditetapkan di : Depok

Tanggal : 8 Juli 2015

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 6: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

v

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat dan

karunia serta rahmat-Nya, laporan ini dapat diselesaikan dengan baik sebagai

syarat untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi. Penulis menyadari bahwa laporan ini

dapat diselesaikan dengan bimbingan, bantuan dan dorongan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih

kepada:

1. Kedua orang tua penulis, untuk Bapak Yanuar dan Ibu Fia, beserta Kakak

saya Dian, yang selalu mendukung dan menyemangati saya selama kuliah

hingga menyelesaikan laporan magang ini. Semoga seluruh usaha dan

hasil yang telah dicapai selama perkuliahan ini dapat menjadi hadiah

terbaik bagi keluarga saya.

2. Bapak Agung Nugroho Soedibyo, selaku dosen pembimbing yang telah

menyediakan waktunya, meskipun hanya sempat melakukan beberapa kali

bimbingan dalam membantu Penulis di tengah kesibukan Beliau.

3. Bapak Robert Tobing selaku ketua dosen penguji serta Ibu Nureni

Wijayati selaku anggota dosen penguji yang telah memberikan pelajaran

bagi penulis selama proses sidang.

4. Laras Hapriani, yang selalu ada untuk memberikan bantuan, dukungan,

dan semangat kepada Penulis untuk menyelesaikan laporan magang ini.

5. Sahabat-sahabat Penulis selama di FEUI, yakni Rainer, Ari, Yodi, Budi,

Dennis, Bastian, Agil, Vito, Tomi, Naufal, Kiki, Yongen, dan lainnya yang

selalu menemani, banyak membantu, bersenang-senang dengan Penulis

selama perkuliahan di FEB UI.

6. Pengurus Inti ATV FEUI 2013 Lia, Ira, dan Idwal, beserta keluarga besar

ATV FEUI 2013-2014, sebagai teman seperjuangan dalam membentuk

suatu keluarga, berbagi pengalaman suka duka, dan memberikan penulis

banyak pembelajaran dalam kepanitiaan.

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 7: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

vi

7. Keluarga HR SPA 2013, Tania, Yudi, Gerry, Angga, Inta, Fani, dan

Nathasha, sebagai divisi yang paling kompak dan banyak hiburannya. Ini

adalah grup kerja terbaik yang pernah Penulis rasakan selama di FEB UI.

8. Keluarga besar SPA FEUI 2012-2013, Komdis OPK 2013-2014, TST

FEUI 2012-2013, Kompek FEUI 2012, Desa Binaan 2012-2013, Sosact

FEUI 2014, yang telah memberikan berbagai pengalaman berorganisasi

dan keluarga baru selama di FEUI ini.

9. Sahabat terbaik Penulis di SMAN 1 Tangerang, yakni Jade, Kevin, Adi,

Yoga, Tile, Ompong, Mechael, Dimas, Ferry, Burhan, dan Anggita, yang

banyak membantu Penulis hingga bisa diterima di Universitas Indonesia.

10. KAP RIO atas kesempatan yang diberikan untuk memperoleh banyak

sekali ilmu dan pengalaman kerja selama 3 bulan periode magang. Terima

kasih untuk seluruh rekan-rekan yang pernah berada dalam satu

engagement yang selalu memberikan banuan dan bimbingan Penulis saat

magang, yakni Sagita, Dewi, Elvan, Putra, Jupri, Fadli, Reinita, Agus,

Sidiq, Bram, Alfred, Ocha.

11. Dosen-dosen pengajar serta asisten dosen FEUI selama empat tahun ini

yang memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis.

12. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada

penulis.

Akhir kata saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas

segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga laporan ini

membawa manfaat bagi pengembangan ilmu.

Depok, 8 Juli 2015

Penulis,

Mario Rinaldi Rachmat

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 8: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

vii

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Indonesi a, saya yang bertanda tangan di

bawah ini:

Nama : Mario Rinaldi Rachmat

NPM : 1106018713

Program Studi : S1

Departemen : Akuntansi

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Jenis Karya : Laporan Magang

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada

Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive Royalty-

Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:

Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti

Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,

mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),

merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama

saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Depok

Pada tanggal : 8 Juli 2015

Yang menyatakan

(Mario Rinaldi Rachmat)

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 9: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

viii

ABSTRAK

Nama : Mario Rinaldi Rachmat

Program Studi : S1 Akuntansi

Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha

PT MAR

Laporan magang ini membahas mengenai prosedur audit KAP RIO atas akun

penjualan dan piutang usaha PT MAR, perusahaan manufaktur yang

memproduksi kulit untuk keperluan otomotif dan furniture, untuk periode yang

berakhir pada tanggal 31 Desember 2014. Secara lebih rinci, dibahas mengenai

kebijakan akuntansi, prosedur audit, temuan audit, serta analisis atas siklus

pendapatan dan piutang PT MAR dan proses audit KAP RIO. Berdasarkan hasil

proses audit, ditemukan jika pengakuan pendapatan PT MAR tidak sesuai dengan

PSAK 23, serta terdapat beberapa potensi kecurangan yang ditemukan dari proses

penjualan PT MAR, namun kebijakan akuntansi lainnya atas pendapatan dan

piutang usaha PT MAR telah sesuai dengan PSAK 23, 50, 55, dan 60, serta

prosedur audit yang dijalankan tim audit KAP RIO telah sesuai dengan standar

ISA yang berlaku.

Kata kunci:

Audit, pendapatan, penjualan, piutang usaha, industri manufaktur

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 10: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

ix

ABSTRACT

Name : Mario Rinaldi Rachmat

Study Program : Bachelor of Accounting

Title : Audit Procedures for Revenue and Receivables in

PT MAR

This internship report explains the audit process of KAP RIO on revenue and

receivables cycle in PT MAR, a manufacture company producing leather for

automotive and furniture industry, for the period ended December 31st, 2014.

Furthermore, the report discusses the accounting policies, audit procedures, audit

findings and analysis of revenue and receivables cycle of PT MAR. Based on the

result of audit process, the revenue recognition of PT MAR is not in accordance

with PSAK 23. There are also several potential fraud from sales of PT MAR.

However, the other accounting policies on revenue and receivables of PT MAR

have been in accordance with PSAK 23, 50, 55, 60 and also audit procedures from

KAP RIO have been in accordance with the applicable ISA standard.

Keywords:

Audit, revenue, sales, receivables, manufacture industry

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 11: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................... ii

TANDA PERSETUJUAN LAPORAN AKHIR MAGANG ................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iv

KATA PENGANTAR ............................................................................................ v

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ............................. vii

ABSTRAK ........................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ........................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang dan Tujuan Pelaksanaan Magang.................................... 1

1.2 Latar Belakang Pemilihan Tema Laporan Magang .................................. 2

1.3 Tujuan Pelaporan Magang ........................................................................ 3

1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Program Magang .................................. 3

1.5 Kegiatan Magang Secara Umum .............................................................. 4

1.6 Ruang Lingkup Penulisan Laporan Magang ............................................ 5

1.7 Tujuan Penulisan Laporan Magang .......................................................... 5

1.8 Sistematika Penulisan ............................................................................... 6

BAB 2 LANDASAN TEORI .................................................................................. 8

2.1 Gambaran Umum Audit atas Laporan Keuangan .................................... 8

2.1.1 Pengertian Audit................................................................................ 8

2.1.2 Standar Audit .................................................................................... 8

2.1.3 Asersi Audit ...................................................................................... 9

2.1.4.1 Asersi untuk Jenis Transaksi ......................................................... 9

2.1.4.2 Asersi untuk Saldo Akun ............................................................. 10

2.1.4.3 Asersi tentang Penyajian dan Pengungkapan .............................. 10

2.1.5 Bukti Audit ...................................................................................... 11

2.1.6 Materialitas ...................................................................................... 13

2.2 Proses Audit ........................................................................................... 14

2.2.1 Penilaian Risiko (Risk Assessment) ................................................. 14

2.2.1.1 Penerimaan Penugasan (engagement) ......................................... 14

2.2.1.2 Penyusunan Strategi Audit Menyeluruh ...................................... 14

2.2.1.3 Identifikasi dan penilaian risiko .................................................. 15

2.2.1.4 Pemahaman pengendalian internal .............................................. 16

2.2.2 Menanggapi Risiko (Risk Response) ............................................... 18

2.2.2.1 Uji Pengendalian (Tests of Controls) .......................................... 18

2.2.2.2 Prosedur Analitikal Substantif (Substantive Analytical

Procedures) ................................................................................................ 19

2.2.2.3 Uji Rincian (Test of Details) ....................................................... 19

2.2.3 Pelaporan (Reporting) ..................................................................... 20

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 12: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

xi

2.3 Proses Audit Siklus Penjualan dan Piutang Usaha ................................. 21

2.3.1 Ruang Lingkup Siklus Penjualan dan Piutang Usaha ..................... 21

2.3.2 Fungsi Bisnis dalam Siklus Penjualan dan Piutang Usaha ............. 22

2.3.3 Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi pada

Siklus Penjualan dan Piutang Usaha .............................................................. 24

2.3.4 Prosedur Analitis dan Pengujian Terperinci atas Saldo Akun

Penjualan dan Piutang Usaha ......................................................................... 26

2.4 Pemahaman Pendapatan ......................................................................... 27

2.4.1 Definisi Pendapatan ........................................................................ 27

2.4.2 Pengakuan Pendapatan .................................................................... 28

2.4.3 Pengukuran Pendapatan .................................................................. 29

2.4.4 Pengungkapan Pendapatan .............................................................. 30

2.5 Pemahaman Piutang Usaha .................................................................... 30

BAB 3 PROFIL PERUSAHAAN ......................................................................... 33

3.1 Profil Kantor Akuntan Publik ................................................................. 33

3.2 Profil PT MAR ....................................................................................... 35

BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS .......................................................... 38

4.1 Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR .................................... 38

4.1.1 Proses Pemesanan dan Produksi Barang ......................................... 38

4.1.2 Proses Pengiriman Barang .............................................................. 41

4.1.2.1 Pengiriman Barang Ekspor .......................................................... 42

4.1.2.2 Pengiriman Barang Lokal ............................................................ 42

4.1.3 Proses Pembayaran.......................................................................... 43

4.1.3.1 Penerimaan Uang Muka dari Pelanggan ..................................... 43

4.1.3.2 Proses Penagihan Piutang ............................................................ 44

4.1.4 Proses Penentuan Harga .................................................................. 46

4.1.5 Pengakuan Pendapatan .................................................................... 47

4.1.6 Pemahaman Akun Pendapatan PT MAR ........................................ 48

4.1.6.1 Penjualan ..................................................................................... 48

4.1.6.2 Diskon Penjualan ......................................................................... 48

4.1.6.3 Retur Penjualan ........................................................................... 49

4.1.7 Pemahaman atas Akun Piutang Usaha PT MAR ............................ 51

4.2 Proses Audit KAP RIO atas PT MAR ................................................... 52

4.2.1 Perencanaan dan Perancangan Proses Audit (Audit Planning) ....... 52

4.2.1.1 Penerimaan dan Keberlanjutan Klien .......................................... 52

4.2.1.2 Prosedur Awal Perikatan dengan Klien ....................................... 53

4.2.1.3 Identifikasi Risiko ....................................................................... 54

4.2.1.4 Identifikasi Pengendalian Internal Klien ..................................... 56

4.2.1.5 Materialitas .................................................................................. 59

4.2.1.6 Penyusunan Rencana Audit dan Program Audit ......................... 61

4.2.2 Audit Lapangan (Audit Fieldwork) ................................................. 61

4.2.2.1 Pengujian terhadap Pengendalian ................................................ 64

4.2.2.2 Menyiapkan Kertas Kerja Utama (Lead Schedule) ..................... 65

4.2.2.3 Pengujian Pendapatan atas Penjualan Barang ............................. 67

4.2.2.4 Pengujian cut-off Penjualan dan Piutang Usaha .......................... 75

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 13: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

xii

4.2.2.5 Konfirmasi Piutang Usaha ........................................................... 78

4.2.2.6 Pengujian Rekonsiliasi Akun Piutang Usaha .............................. 79

4.2.2.7 Pengujian atas Allowance for Doubtful Account ......................... 83

4.2.2.8 Pengujian Translasi Mata Uang Asing ........................................ 87

4.2.2.9 Pengujian Penerbitan Credit note setelah Akhir Periode ............ 87

4.2.3 Penyelesaian Kegiatan Audit .......................................................... 88

4.3 Ringkasan Analisis Audit ....................................................................... 89

4.4 Analisa Kebijakan Akuntansi PT MAR ................................................. 91

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................ 96

5.1 Kesimpulan ............................................................................................. 96

5.2 Saran ....................................................................................................... 97

5.2.1 Saran untuk Calon Peserta Magang ................................................ 97

5.2.2 Saran untuk KAP RIO ..................................................................... 98

5.2.3 Saran untuk Departemen Akuntansi FEB UI .................................. 98

DAFTAR REFERENSI ...................................................................................... 100

LAMPIRAN ........................................................................................................ 101

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 14: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Proses Audit........................................................................................ 14

Gambar 3.1 Struktur Perusahaan RIO Indonesia ................................................... 33

Gambar 4.1 Flowchart Proses Penjualan PT MAR ............................................... 39

Gambar 4.2 Flowchart Proses Penagihan Piutang PT MAR ................................. 46

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 15: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Struktur Saham PT MAR 31 Desember 2014 ........................................ 36

Tabel 4.1 Penjelasan Proses Penjualan PT MAR ................................................... 40

Tabel 4.2 Penjelasan Proses Penagihan Piutang PT MAR ..................................... 45

Tabel 4.3 Pendapatan PT MAR per 31 Desember 2014 ......................................... 48

Tabel 4.4 Piutang Usaha PT MAR per 31 Desember 2014 .................................... 52

Tabel 4.5 Control Risk Akun Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR ................ 56

Tabel 4.6 Asersi atas Pengujian Akun Pendapatan dan Piutang Usaha ................. 63

Tabel 4.7 Atribut Pengujian Pengendalian Penjualan dan Piutang Usaha ............. 64

Tabel 4.8 Penentuan Jumlah Sampel Pengujian Pengendalian .............................. 65

Tabel 4.9 Lead Schedule Akun Pendapatan ........................................................... 66

Tabel 4.10 Lead Schedule Akun Piutang Usaha ....................................................... 66

Tabel 4.11 Pencocokan Daftar Rincian dan Neraca Saldo Pendapatan .................... 67

Tabel 4.12 Materialitas Sub-Akun Pendapatan ........................................................ 68

Tabel 4.13 Pengujian Diskon Penjualan ................................................................... 71

Tabel 4.14 Pengujian Retur Penjualan...................................................................... 72

Tabel 4.15 Retur Penjualan Aktual 2014 .................................................................. 74

Tabel 4.16 Provisi Retur Penjualan .......................................................................... 75

Tabel 4.17 Disaggregate PM Pengujian Cut-off Penjualan...................................... 77

Tabel 4.18 Konfirmasi Piutang Usaha ...................................................................... 79

Tabel 4.19 Saldo Negatif Piutang Usaha .................................................................. 82

Tabel 4.20 Perhitungan Penyesuaian Retur Penjualan ............................................. 82

Tabel 4.21 Pengujian Piutang Long Outstanding ..................................................... 85

Tabel 4.22 Pengujian Pembayaran Piutang .............................................................. 86

Tabel 4.23 Analisis atas Prosedur Audit KAP RIO dan Kebijakan PT MAR .......... 89

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 16: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

1 Universitas Indonesia

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Tujuan Pelaksanaan Magang

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia memberikan dua alternatif

tugas akhir untuk syarat kelulusan, yakni menyusun skripsi atau membuat laporan

magang. Penulis memilih alternatif kedua untuk membuat laporan magang karena

program magang merupakan salah satu sarana untuk mempersiapkan diri

menghadapi dunia kerja yang sesungguhnya. Selama masa magang, mahasiswa

diharapkan mampu menerapkan ilmu-ilmu yang didapatkan selama masa

perkuliahan. Program magang akan mempermudah mahasiswa untuk diterima

bekerja di tempat mereka magang dengan adanya jalur direct hire. Sehingga,

program magang ini akan menguntungkan kedua belah pihak, baik dari sisi

mahasiswa dan juga sisi perusahaan.

Bagi kantor akuntan publik, program magang sangat bermanfaat dalam

menghadapi periode peak season di awal tahun. Sudah lazim kita ketahui banyak

kantor akuntan publik kekurangan sumber daya manusia pada periode tersebut.

Dengan program magang, mereka mendapatkan tambahan tenaga kerja yang lebih

hemat biaya dan tidak harus mengontraknya sebagai pegawai tetap. Jika kinerja

peserta magang memuaskan, perusahaan akan melakukan direct hire terhadap

mereka. Perusahaan akan diuntungkan dengan pengalaman magang peserta

sebelum mereka menjadi karyawan tetap.

Menyadari tingginya minat mahasiswa terhadap program magang serta

manfaat yang diberikan, maka Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia

menjadikan program magang sebagai salah satu opsi syarat kelulusan mahasiswa

pengganti tugas skripsi dengan membuat laporan kegiatan magang. Mahasiswa

diharapkan mampu membuat tulisan ilmiah mengenai isu-isu menarik yang

diamati selama masa magang.

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 17: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

2

Universitas Indonesia

1.2 Latar Belakang Pemilihan Tema Laporan Magang

Pendapatan merupakan komponen penting dalam perusahaan karena terkait

dengan kinerja perusahaan dan kelangsungan perusahaan (going concern). Jensen

dan Meckling (1976) lewat teori mereka mengenai agency problem menyatakan

dalam perusahaan akan terjadi konflik kepentingan saat pemegang saham

menginginkan profit semaksimal mungkin, sementara pihak manajemen

mempunyai kepentingan yang berbeda, lebih mendahulukan kepentingan

pribadinya dengan merekayasa angka pendapatan supaya manajemen memperoleh

bonus. Oleh karena itu, pendapatan akan menjadi area yang rawan terjadi

kecurangan di dalamnya. Di sisi lain, pendapatan akan selalu berhubungan dengan

piutang usaha karena keduanya berada dalam satu siklus berkaitan.

Area piutang usaha pada PT MAR, perusahaan yang menjadi topik

pembahasan ini, memiliki keunikan karena tingginya sales return yang berasal

dari penjualan lebih dari satu tahun sebelumnya. Hal di atas dapat menyebabkan

adanya indikasi penggelembungan penjualan tercermin dari besarnya sales return

yang dilakukan di tahun berikutnya. Selain itu, terdapat banyak saldo piutang

negatif yang outstanding pada 31 Desember 2014. Usia piutang ini mempunyai

usia satu tahun lebih namun tidak dimasukkan ke dalam bad debt expense karena

perusahaan tidak menyediakan akun allowance for doubtful account. Padahal

piutang tak tertagih ini dapat mempengaruhi profit dan nilai aset perusahaan yang

sebenarnya.

Auditor eksternal berperan dalam memberikan assurance pelaporan

keuntungan perusahaan terbebas dari kecurangan atau salah saji material. Selain

itu, audit ini akan memberikan keyakinan bahwa penjualan telah dicatat pada

periode yang tepat. Audit piutang dalam perusahaan dapat memberikan penjelasan

mengenai latar belakang piutang tak tertagih, saldo negatif, dan jumlah sales

return dari penjualan tahun-tahun sebelumnya yang sangat besar.

Penulis memilih PT MAR sebagai topik laporan magang karena selain

memiliki akun piutang usaha dan pendapatan yang menarik, juga karena Penulis

diberi kesempatan dan tanggung jawab untuk mengikuti keseluruhan proses audit,

mulai dari awal pelaksanaan audit akhir hingga penyajian laporan audit. Penulis

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 18: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

3

Universitas Indonesia

diberi tanggung jawab untuk mengerjakan semua working paper terkait audit

piutang usaha dan penjualan. Jangka waktu penugasan pada PT MAR merupakan

yang paling lama jika dibandingkan dengan penugasan pada kedua perusahaan

lainnya. PT MAR juga cukup kooperatif dalam bekerja sama dan menyajikan

kelengkapan informasi yang tinggi. Dengan demikian, Penulis mendapat

pemahaman yang lebih mendalam dibandingkan dengan klien lainnya.

1.3 Tujuan Pelaporan Magang

Pembuatan laporan magang ini bertujuan untuk:

Memenuhi persyaratan wajib untuk lulus dalam mata kuliah magang

sebagai salah satu syarat opsi kelulusan dan memperoleh gelar sarjana

ekonomi,

Menerapkan teori yang didapat Penulis selama masa perkuliahan ke dalam

dunia kerja,

Memberikan gambaran dan mempersiapkan mahasiswa dalam menghadapi

lingkungan dunia kerja profesional setelah lulus nantinya,

Membangun relasi antara perusahaan dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Indonesia sebagai institusi pendidikan dan pemasok sumber

daya manusia yang berkualitas untuk dunia usaha.

1.4 Tempat dan Waktu Pelaksanaan Program Magang

Penulis menjalani program magang di KAP RIO yang merupakan afiliasi dari

salah satu KAP terbesar di dunia. Penulis ditempatkan pada bagian Audit di divisi

khusus manufaktur dengan klien berasal dari industri produk konsumen dan

industri, industri teknologi, industri informasi, industri komunikasi, industri

hiburan. Program magang dilaksanakan selama tiga bulan, yaitu terhitung sejak

tanggal 5 Januari 2015 sampai 3 April 2015.

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 19: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

4

Universitas Indonesia

1.5 Kegiatan Magang Secara Umum

Dalam periode magang selama tiga bulan, Penulis ditempatkan dalam tiga

engagement team. Dalam melaksanakan program magang, penulis berada di

bawah bimbingan senior-in-charge serta pengawasan dari seorang manager yang

bertanggung jawab atas klien yang diaudit. Satu tim audit umumnya terdiri dari

empat sampai lima orang auditor, yang terdiri dari satu manajer, satu auditor

senior, dua auditor yunior, dan satu orang peserta magang.

Selama magang, Penulis diberikan tanggung jawab oleh senior untuk

memegang area berisiko rendah, seperti kas, piutang usaha, dan biaya selain

operasional. Tidak terlalu banyak perbedaan tugas antara peserta magang dengan

yunior auditor. Hanya saja area yang dipegang oleh yunior auditor lebih banyak

dan memiliki risiko yang lebih besar. Penulis juga turut membantu pekerjaan para

senior dengan melakukan prosedur audit substantif seperti inspeksi atas dokumen

pendukung, konfirmasi ulang terhadap piutang dan saldo bank, meringkas hasil

rapat, follow up data klien, serta melakukan pengecekan kata dan pembulatan atas

laporan keuangan sebelum diterbitkan.

Sebelum membantu proses audit, peserta magang akan diberikan

pembekalan oleh senior dalam pengerjaan audit. Pekerjaan peserta magang akan

selalu diawasi oleh senior dan diberikan jangka waktu pengerjaan. Selain

mengerjakan area-area yang telah diberikan, Peserta magang juga ikut lembur saat

pekerjaan audit masih banyak dan tidak ada perlakuan khusus terkait jam lembur,

meskipun peserta magang tidak mendapatkan uang lembur tambahan.

Selama magang, Penulis berkesempatan untuk melakukan audit pada tiga

klien. Penulis hanya melakukan proses audit dari kegiatan audit lapangan hingga

pelaporan. Penulis tidak turut serta dalam kegiatan perencanaan. Berikut adalah

gambaran umum klien yang diaudit oleh Penulis selama kegiatan magang, yaitu:

PT ABC, merupakan anak usaha dari perusahaan otomotif terkemuka di

Indonesia, serta merupakan hasil joint venture dengan salah satu pabrik

baja terbesar di Jepang. Didirikan pada tahun 1994, PT ABC bergerak

pada bidang manufaktur yang menyediakan tool steel sebagai bahan baku

pembuatan mold dan dies bagi produsen otomotif maupun non-otomotif.

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 20: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

5

Universitas Indonesia

PT DEF, merupakan salah satu anak dari perusahaan produsen peralatan

medis multinasional yang berpusat di Jepang. Produk utamanya adalah

jarum suntik, tabung suntik, selang medis, serta alat infus. Pabrik PT DEF

di Indonesia didirikan pada tahun 2011 di Karawang, Jawa Barat. Saat ini,

PT DEF merupakan salah satu penguasa pasar domestik terbesar untuk

peralatan medis di Indonesia

PT MAR, merupakan anak usaha dari perusahaan kulit multinasional yang

berpusat di Eropa. Perusahaan ini merupakan salah satu produsen kulit

terbesar di dunia untuk keperluan kulit otomotif dan furniture. PT MAR

didirikan pada tahun 2004 berlokasi di Sentul, Bogor.

1.6 Ruang Lingkup Penulisan Laporan Magang

Ruang lingkup penulisan laporan magang ini akan menjelaskan mengenai:

Praktik akuntansi atas pengakuan, pengukuran, penyajian, dan

pengungkapan akun pendapatan yang berasal dari penjualan PT MAR,

Standar dan peraturan PSAK 23. 50, 55, 60 yang terkait atas pengakuan,

pengukuran, penyajian, dan pengungkapan akun pendapatan dan piutang

usaha yang berasal dari penjualan PT MAR,

Proses audit atas akun pendapatan dan piutang usaha yang diterapkan oleh

KAP RIO terhadap kliennya, PT MAR.

1.7 Tujuan Penulisan Laporan Magang

Tujuan dari penyusunan laporan ini adalah:

Memberikan gambaran umum atas kegiatan magang yang dijalani Penulis,

Memahami dan menganalisis praktik akuntansi klien serta standar dan

peraturan PSAK 23, 50, 55, dan 60 terkait atas pengakuan, pengukuran,

penyajian, dan pengungkapan akun piutang usaha dan pendapatan dari

penjualan klien,

Memahami dan menganalisis proses audit atas akun piutang usaha dan

pendapatan yang diterapkan oleh KAP RIO terhadap kliennya, PT MAR.

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 21: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

6

Universitas Indonesia

1.8 Sistematika Penulisan

Laporan magang ini terbagi menjadi 5 (lima) bab yang bertujuan untuk

mempermudah penjelasan pokok setiap bahasan yang akan dijelaskan, beserta

lampiran sebagai dokumen pendukung. Sistematika penulisan laporan magang ini

adalah sebagai berikut:

BAB 1: PENDAHULUAN

Bab ini berisi informasi mendasar mengenai pelaksanaan program magang

dan penulisan laporan magang. Bab ini diawali dengan latar belakang

pelaksanaan program magang beserta tujuannya, dilanjutkan dengan

informasi mengenai waktu dan tempat pelaksanaan program magang. Bab

ini juga membahas secara singkat pelaksanaan aktivitas magang, ruang

lingkup penulisan dan rumusan masalah, tujuan penulisan laporan magang,

serta sistematika penulisan.

BAB 2: LANDASAN TEORI

Bab ini memaparkan kerangka teoritis yang akan digunakan untuk

melakukan analisis dan pembahasan. Teori yang dijelaskan berkaitan

dengan materi mengenai pengauditan, tujuan-tujuan audit, pengendalian

internal, definisi dan perlakuan akuntansi atas pendapatan dan piutang

usaha, serta PSAK 23, 50, 55, 60.

BAB 3: PROFIL PERUSAHAAN

Bab ini akan menjelaskan mengenai gambaran umum perusahaan tempat

berjalannya kegiatan magang, KAP RIO, serta penjelasan mengenai

gambaran secara umum perusahaan yang menjadi sumber dalam penulisan

laporan magang ini, yakni PT MAR, perusahaan yang secara umum

bergerak dalam industri manufaktur produk kulit olahan.

BAB 4: PEMBAHASAN DAN ANALISIS

Bab ini akan berisi mengenai pembahasan tentang analisis akun

Pendapatan dan Piutang Usaha dari PT MAR serta prosedur audit yang

dilakukan oleh KAP RIO dalam melakukan audit terkait akun pendapatan

dan piutang perusahaan. Selain itu, bab ini juga akan membahas analisis

praktik kebijakan akuntansi terkait piutang PT MAR terhadap PSAK yang

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 22: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

7

Universitas Indonesia

berlaku serta membahas analisis praktik penugasan audit KAP RIO

terhadap teori dan standar yang berlaku.

BAB 5: KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dari pembahasan dan analisis yang telah

dilakukan di bab sebelumnya. Bab ini juga berisikan saran, baik untuk

KAP RIO maupun untuk PT MAR sebagai perusahaan klien yang diaudit.

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 23: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

8 Universitas Indonesia

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Gambaran Umum Audit atas Laporan Keuangan

2.1.1 Pengertian Audit

Menurut Hayes, Wallage, & Gortemarker (2014) audit adalah proses

pengumpulan dan pengevaluasian bukti sistematis mengenai tindakan dan

kejadian ekonomi untuk memastikan kesesuaian asersi manajemen dengan kriteria

yang ditetapkan. Asersi manajemen adalah representasi manajemen dalam bentuk

laporan keuangan yang menjadi dasar dan tujuan auditor mengumpulkan bukti.

Proses audit mengikuti rencana audit yang terstruktur dan terdokumentasi agar

semua bukti audit dapat diperiksa dan dianalisa.

Terdapat dua cara auditor dalam menilai realibitas dan kehandalan

informasi akuntansi dan data lainnya. Pertama dengan melakukan pengujian

terhadap sistem akuntansi dan pengendalian internal manajemen. Kedua adalah

dengan melakukan pengujian, penyelidikan, dan prosedur verifikasi lainnya

terkait transaksi dan saldo akun. Audit dilakukan secara obyektif oleh pihak yang

kompeten dan independen. Audit dilaksanakan dengan tujuan untuk

mengeluarkan opini yang merupakan hasil audit kepada pengguna yang

berkepentingan dalam bentuk laporan tertulis.

2.1.2 Standar Audit

Indonesia telah mengadopsi International Standard on Auditing (ISA) dalam audit

laporan keuangan yang berlaku per 1 Januari 2013. ISA dikeluarkan oleh

International Auditing and Assurance Standards Board (IAASB) yang dibentuk

oleh International Federation of Accountants (IFAC), sebagai badan pembuat

standar auditing dan assurance.

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 24: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

9

Universitas Indonesia

2.1.3 Asersi Audit

ISA 315 mendefinisikan asersi sebagai representasi dari manajemen, secara

„eksplisit maupun implisit, yang terkandung dalam laporan keuangan.

Representasi ini digunakan oleh auditor untuk menemukan berbagai salah saji

yang mungkin terjadi.

Auditor akan menyusun tujuan audit berdasarkan asersi yang dibuat

manajemen. Auditor akan menilai relevansi dari tiap asersi untuk tiap kelompok

transaksi, saldo akun, dan penyajian dan pengungkapan, sehingga auditor dapat

mengembangkan tujuan audit untuk tiap kategori asersi.

Berdasarkan ISA 315, Tuanakotta (2013) menjelaskan auditor wajib

mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji pada tingkat laporan keuangan dan

tingkat asersi untuk jenis transaksi, saldo akun, dan pengungkapan untuk

merancang dan melaksanakan prosedur audit selanjutnya. Asersi dikelompokkan

ke dalam tiga bagian, yakni:

2.1.4.1 Asersi untuk Jenis Transaksi

Asersi untuk jenis-jenis transaksi dan peristiwa yang diaudit adalah:

Keterjadian (occurrence)

Tujuan ini berguna untuk mengetahui bahwa transaksi-transaksi yang telah

tercatat sebelumnya benar-benar terjadi pada waktu tertentu.

Kelengkapan (completeness)

Tujuan ini berguna untuk mengetahui bahwa seluruh transaksi yang terjadi

telah masuk dalam pencatatan klien sesuai dengan dokumen-dokumen

pendukung.

Ketepatan (accuracy)

Transaksi memenuhi tujuan akurat apabila telah tercatat dalam nominal

yang tepat dan benar.

Pengelompokan (classification)

Suatu transaksi memenuhi tujuan klasifikasi apabila transaksi tersebut

sudah tercatat ke dalam akun yang tepat.

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 25: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

10

Universitas Indonesia

Pisah batas (cut-off)

Waktu pencatatan suatu transaksi menjadi kunci penting bagi tujuan ini

karena transaksi dan peristiwa harus dicatat dalam periode akuntansi yang

benar.

2.1.4.2 Asersi untuk Saldo Akun

Asersi audit terkait saldo diaplikasikan pada level saldo akhir akun di neraca,

tidak pada jenis transaksi. Asersi untuk saldo akun adalah:

Eksistensi (existence)

Aset, kewajiban, dan ekuitas yang yang dicantumkan pada saldo memang

benar ada.

Kelengkapan (completeness)

Aset, kewajiban, dan ekuitas telah seluruhnya dicatat.

Hak dan kewajiban (rights and obligations)

Aset dikuasai dan dimiliki oleh entitas, dan utang merupakan kewajiban

dari entitas.

Penilaian dan alokasi (valuation and allocation)

Aset, kewajiban, dan ekuitas dicantumkan dalam laporan keuangan dengan

jumlah yang benar dan semua penyesuaian untuk penilaian dan alokasi

telah dicatat dengan benar

2.1.4.3 Asersi tentang Penyajian dan Pengungkapan

Tujuan audit terkait penyajian dan pengungkapan meliputi:

Keterjadian, Hak dan Kewajiban (occurence, rights and obligations)

Pengungkapan mewakili kejadian yang benar-benar terjadi dan

berhubungan dengan hak dan kewajiban perusahaan.

Kelengkapan (Completeness)

Pengungkapkan seluruh informasi yang perlu untuk diungkapkan di

laporan keuangan.

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 26: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

11

Universitas Indonesia

Ketepatan dan Valuasi (Accuracy & Valuation)

Pengungkapan disajikan secara wajar dan pada jumlah yang tepat.

Klasifikasi dan Kemudahan untuk Dipahami (Classification &

Understandability)

Pengungkapan sudah diklasifikasikan dengan benar dan mudah

dimengerti.

2.1.5 Bukti Audit

Dalam memberikan opini atas suatu laporan keuangan, auditor harus

mengumpulkan sejumlah bukti audit yang cukup dan tepat sebagai dasar

pemberian opini. Menurut Arens et al., (2013), bukti audit adalah segala informasi

yang dapat digunakan oleh auditor untuk menentukan apakah informasi yang

sedang diaudit, dalam hal ini laporan keuangan, telah disajikan sesuai dengan

kriteria yang telah ditetapkan. Dalam menentukan jenis dan jumlah bukti audit

yang digunakan, akan bergantung kepada prosedur audit yang digunakan, ukuran

sampel yang ditetapkan, sampel yang akan dipilih dari populasi, dan waktu

pelaksanaan prosedur audit.

Bukti audit dikatakan relevan apabila telah sesuai dengan tujuan audit.

Jika auditor salah dalam menentukan bukti audit, maka tujuan audit tidak akan

tercapai. Karakteristik bukti audit yang andal dapat dilihat dari independensi

pembuatnya, efektivitas pengendalian internal klien, pengetahuan auditor secara

langsung, kecakapan pembuatnya, derajat objektivitas, dan ketepatan waktu

pengumpulan. Kecukupan bukti audit diukur dari jumlah sampel bukti yang

diambil. Ada dua faktor utama dalam menentukan jumlah sampel, yaitu perkiraan

auditor terhadap terjadinya salah saji (misstatement) dan efektivitas pengendalian

internal klien. Larry F. Konrath (2002) membagi bukti audit menjadi enam tipe,

yakni:

1) Bukti fisik (physical evidence)

Pemeriksaan fisik merupakan inspeksi langsung atau perhitungan yang

dilakukan auditor terhadap aset yang dapat dihitung, dipelihara,

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 27: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

12

Universitas Indonesia

diobservasi, atau diinspeksi, dan terutama mendukung tujuan eksistensi

atau keberadaan (existence).

2) Bukti konfirmasi (confirmation evidence)

Konfirmasi merupakan verifikasi yang diterima dari pihak ketiga yang

independen atas informasi eksistensi serta kepemilikan atau penilaian.

Karena diperoleh dari pihak ketiga yang independen, konfirmasi dianggap

sebagai bukti audit yang sangat handal. Contoh bukti konfirmasi adalah

jawaban atas konfirmasi piutang, utang, atau surat berharga.

3) Bukti dokumentasi (documentation evidence)

Bukti dokumentasi terdiri dari dokumen dan pencatatan klien sebagai

pendukung transaksi, baik dalam bentuk hardcopy maupun softcopy.

Contoh bukti dokumentasi adalah faktur penjualan atau pembelian, journal

voucher, dan general ledger.

4) Bukti matematis (mathematical evidence)

Bukti ini merupakan hasil perhitungan kembali dan rekonsiliasi yang

dilakukan auditor, seperti footing dan cross footing serta perhitungan

kembali atas accruals, beban bunga, pajak penghasilan, dan alokasi beban

penyusutan.

5) Prosedur analisis (analytical procedure evidence)

Bukti ini diperoleh melalui kajian analitis terhadap informasi keuangan

klien. Terdapat tiga bentuk prosedur analitis, yakni analisis horizontal

(trend analysis), analisis vertikal (common size analysis), dan analisis

rasio (ratio analysis). Analisa horizontal adalah analisa dengan

membandingkan dan menyelidiki kenaikan/penurunan angka-angka

laporan keuangan tahun berjalan dengan tahun-tahun sebelumnya. Analisa

vertikal merupakan analisa hubungan antar data dalam periode audit,

seperti laporan kinerja terhadap anggaran yang signifikan. Analisis rasio

dilakukan dengan membandingkan hubungan antar saldo.

6) Bukti lisan (hearsay evidence)

Bukti lisan adalah bukti yang berupa jawaban lisan dari klien atas

pertanyaan auditor. Jenis bukti audit ini dinilai kurang handal karena

bukan berasal dari pihak yang independen, sehingga terdapat risiko bias

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 28: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

13

Universitas Indonesia

pada informasi yang disampaikan oleh klien. Oleh karena itu, ketika

melakukan inquiry dengan klien, auditor disarankan untuk memperoleh

corroborating evidence, yaitu bukti tambahan untuk mendukung bukti

utama yang didapatkan.

2.1.6 Materialitas

Materialitas mengukur apa yang dianggap signifikan oleh pemakai laporan

keuangan dalam membuat keputusan ekonomis (Tuanakotta, 2013). Keputusan

ekonomis yang dimaksud contohnya adalah menanamkan modal, bertransaksi

bisnis, meminjamkan dana, dan lain-lain.

Ketika terdapat salah saji yang signifikan untuk mengubah atau

mempengaruhi keputusan pengguna laporan keuangan (stakeholder), maka dapat

dikatakan telah terjadi salah saji yang material. ISA 320 membagi materialitas

menjadi dua jenis, yaitu:

1) Materialitas menyeluruh (overall materiality) – Materialitas untuk laporan

keuangan secara keseluruhan, dan

2) Materialitas pelaksanaan (performance materiality) – Materialitas

keseluruhan yang dialokasikan ke akun-akun laporan keuangan.

Materialitas ditentukan oleh faktor kuantitatif maupun faktor kualitatif

(Aren et al., 2013). Faktor kuantitatif ditentukan berdasarkan perhitungan atas

ukuran tertentu, seperti penjualan bersih, laba kotor, atau total aset. Sedangkan

faktor kualitatif membutuhkan pertimbangan profesional auditor, contohnya salah

saji yang secara nominal kecil dapat menjadi material jika terdapat konsekuensi

yang berasal dari kewajiban kontraktual. Hal ini menyebabkan nilai nominal

materialitas bersifat relatif tergantung pada pertimbangan auditor dalam

pelaksanaan audit lapangan. Faktanya, nilai materialitas dapat berubah pada saat

pelaksanaan audit apabila ditemukan fakta yang dapat mempengaruhi

pertimbangan auditor dalam pelaksanaan audit.

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 29: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

14

Universitas Indonesia

2.2 Proses Audit

Proses audit berdasarkan ISA adalah audit berbasis risiko (risk-based audit).

Tuanakotta (2013) dalam bukunya “Audit Berbasis ISA” membagi proses audit ke

dalam tiga tahap, sebagaimana dapat dilihat dalam gambar 2.1 berikut ini:

Gambar 2.1 Proses Audit`

Sumber: Tuanakotta (2013). Telah Diolah Kembali.

2.2.1 Penilaian Risiko (Risk Assessment)

Penilaian risiko merupakan tahapan audit di mana auditor melakukan kegiatan

sebelum penugasan, merencanakan strategi audit, melaksanakan prosedur

penilaian risiko untuk semua risiko yang relevan, dan melakukan dokumentasi

atas temuan dan segala perubahan atas rencana audit semula.

2.2.1.1 Penerimaan Penugasan (engagement)

Salah satu keputusan terpenting yang dibuat KAP adalah memutuskan untuk

menerima atau melanjutkan penugasan dan memutuskan penugasan mana yang

harus ditolak. KAP harus mampu menilai kemampuannya dalam melaksanakan

penugasan dan risiko. Aspek yang harus dipertimbangkan oleh KAP adalah

kompetensi, sumber daya, waktu, independensi, risiko penugasan, serta

kemampuan klien untuk dipercaya. Umumnya, KAP akan melakukan pengecekan

terhadap latar belakang klien, khususnya untuk perikatan dengan klien baru.

2.2.1.2 Penyusunan Strategi Audit Menyeluruh

Strategi audit menyeluruh mendokumentasikan keputusan kunci yang dianggap

penting dalam merencanakan audit dan mengomunikasikannya kepada anggota

Risk Assessment

(Menilai risiko)

Risk Response

(Menanggapi risiko)

Reporting

(Pelaporan)

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 30: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

15

Universitas Indonesia

tim. Tahap ini diawali dengan identifikasi terhadap karakteristik penugasan,

penentuan jadwal pelaporan dan pertemuan antara manajemen dengan

stakeholder, penentuan jadwal diskusi tim audit, penentuan materialitas atas klien,

identifikasi perubahan dan perkembangan penting klien, serta identifikasi sifat,

waktu, dan luasnya sumber daya yang diperlukan.

2.2.1.3 Identifikasi dan penilaian risiko

Tujuan penilaian risiko adalah mengidentifikasi sumber-sumber dan penyebab

risiko melalui pemahaman entitas dan kemudian menilai apakah risiko-risiko ini

menyebabkan salah saji material dalam laporan keuangan ataupun menyebabkan

terjadinya kecurangan. Auditor akan menghubungkan dampak risiko dengan area

laporan keuangan dan asersi yang dipengaruhi, atau menentukan apakah risiko

bersifat pervasif terhadap laporan keuangan secara menyeluruh dan secara

potensial memengaruhi banyak asersi.

Ada dua klasifikasi risiko, yakni risiko bisnis dan risiko kecurangan.

Risiko bisnis berasal dari kondisi, peristiwa, atau keputusan yang berdampak

negatif terhadap kinerja perusahaan. Risiko kecurangan dapat diidentifikasi

dengan fraud triangle yang menjelaskan tiga kondisi petunjuk adanya kecurangan

(Tuanakotta, 2013), yakni:

Tekanan (pressure) yang didorong oleh kebutuhan mendesak seperti

kebutuhan ekonomi.

Peluang (opportunity) yang berasal dari lemahnya pengendalian internal

sehingga tidak mampu mencegah, mendeteksi, dan mengoreksi

kecurangan.

Pembenaran (rationalization) yang membuat pelaku merasa wajar dan

membenarkan dirinya atas kesalahan yang telah diperbuat.

Risiko tersebut akan dibagi lagi dalam tingkatan kerentanan (risk

exposure), yakni risiko rendah, sedang, dan tinggi. Klasifikasi terhadap risiko

akan membantu auditor untuk memberikan perhatian lebih pada area dengan

risiko tinggi agar tercipta proses audit yang efisien dan efektif.

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 31: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

16

Universitas Indonesia

Setelah risiko bisnis dan kecurangan diidentifikasi, auditor

mempertimbangkan kemungkinan adanya risiko signifikan yang memiliki

kemungkinan salah saji material begitu besar sehingga memerlukan pertimbangan

audit khusus. Risiko signifikan dinilai sebelum atau tanpa mempertimbangkan

pengendalian internal klien. Risiko signifikan didasarkan atas risiko bawaan,

bukan risiko gabungan antara risiko bawaan dengan risiko pengendalian internal.

Ketika risiko digolongkan sebagai signifikan, auditor harus memberikan

tanggapan berupa langkah audit seperti berikut:

Evaluasi pengendalian internal yang memitigasi risiko signifikan tersebut.

Menyiapkan prosedur audit untuk menanggapi risiko signifikan. Prosedur

ini dirancang untuk memperoleh bukti audit yang handal dan terdiri atas

uji pengendalian serta prosedur substantif.

Penggunaan prosedur analitis substantif saja tidaklah cukup untuk

menanggapi risiko signifikan. Diperlukan prosedur audit lain berupa uji

rincian atau kombinasi uji rincian dengan prosedur analitis substantif.

2.2.1.4 Pemahaman pengendalian internal

Pengendalian internal adalah proses, prosedur, dan kebijakan yang dibuat

manajemen untuk memastikan kehandalan pelaporan keuangan mereka agar

sesuai dengan kerangka akuntansi yang berlaku. Pengendalian internal membahas

sikap manajemen terhadap pengendalian, kompetensi karyawan kunci, penilaian

risiko, dan sistem informasi keuangan. Pengendalian internal dalam ISA 315

terdiri dari 5 komponen, yaitu:

Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian berhubungan dengan fungsi pengelolaan pada

tingkat tertinggi dalam entitas. Pengendalian dalam lingkungan

pengendalian bersifat pervasif di mana pengendalian yang ada tidak

langsung dapat mendeteksi, mencegah, atau mengoreksi salah saji yang

material, namun dapat memengaruhi penilaian auditor terhadap kegiatan

pengendalian pada suat entitas.

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 32: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

17

Universitas Indonesia

Penilaian risiko

Perusahaan menilai risiko dari sudut pandang adanya ancaman terhadap

tujuan perusahaan Di sisi lain, auditor menilai risiko sebagai bagian dari

proses auditnya. Penilaian risiko dilakukan untuk mengidentifikasi risiko

yang muncul dari pengendalian internal. Proses penilaian risiko yang telah

sesuai dengan situasi yang dihadapi perusahaan akan membantu auditor

untuk menilai seberapa besar risiko salah saji material dalam laporan

keuangan yang diauditnya.

Sistem informasi

Suatu sistem informasi terdiri dari manusia, perangkat lunak, infrastruktur

(komponen fisik dan perangkat keras), prosedur, dan data. Sistem

informasi akan mengidentifikasi, merekam, dan menyebarkan informasi

sebagai sarana pengendalian internal untuk membantu tercapainya tujuan

pelaporan keuangan.

Kegiatan pengendalian

Kegiatan pengendalian adalah kebijakan dan prosedur perusahaan untuk

memastikan bahwa petunjuk serta arahan manajemen telah dilaksanakan

sesuai aturan. Kegiatan pengendalian dibuat untuk menanggulangi segala

risiko yang mungkin terjadi dalam kegiatan sehari-hari perusahaan. Bentuk

kegiatan ini dikategorikan menjadi dua jenis, yakni preventif sebagai

tindakan pencegahan dan detektif sebagai tindakan yang dilakukan setelah

terjadinya pelanggaran. Tindakan detektif ini mencoba menemukan

kesalahan untuk kemudian dilakukan perbaikan. Pada entitas kecil akan

lebih banyak ditemukan pengendalian bersifat informal yang tidak

didokumentasikan dengan baik. Pengendalian umumnya berhubungan

dengan kegiatan utama perusahaan seperti penjualan dan pembelian.

Pemantauan

Pemantauan bertujuan untuk memastikan bahwa pengendalian berjalan

efektif dan efisien. Pemantauan memberikan umpan balik kepada

manajemen untuk mengatasi risiko. Sumber informasi untuk pemantauan

biasanya dihasilkan oleh sistem informasi perusahaan itu sendiri. Saat

melakukan evaluasi pemantauan atas pengendalian perusahaan, auditor

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 33: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

18

Universitas Indonesia

perlu memahami sumber informasi terkait kegiatan pemantauan dan dasar

alasan dari kesimpulan manajemen yang menyatakan bahwa informasi

tersebut cukup andal untuk pemantauan.

2.2.2 Menanggapi Risiko (Risk Response)

Berdasarkan ISA 330.3, tujuan auditor adalah memperoleh bukti audit yang cukup

dan tepat tentang risiko salah saji material yang dinilai, dengan merancang dan

mengimplementasikan tanggapan yang tepat terhadap risiko tersebut. Tuanakotta

(2013) menjelaskan dalam tahap risk response, auditor harus menilai risiko

bawaan dan risiko pengendalian pada tingkat laporan keuangan dan pada tingkat

asersi untuk setiap jenis transaksi, saldo akun, dan pengungkapan. Selanjutnya,

auditor mengembangkan prosedur audit responsif dalam menganggapi risiko yang

dinilai.

Untuk risiko salah saji material, tanggapan auditor didokumentasikan

dalam bentuk sebagai berikut:

Rencana audit yang berisi tanggapan atas risiko salah saji material yang

diidentifikasi pada tingkat laporan keuangan.

Rencana audit dalam menangani area laporan keuangan yang material.

Rencana audit yang berisi sifat, scope, dan penjadwalan prosedur audit

spesifik untuk menanggapi risiko salah saji material pada tingkat asersi.

Tanggapan ini akan mencakup penugasan dan supervisi staf yang tepat,

perlunya skeptisisme profesi, luasnya bukti tambahan untuk menguatkan

penjelasan dan representasi manajemen, pertimbangan mengenai jenis prosedur

audit yang dipilih, dan dokumentasi pendukung transaksi material atas area yang

akan diperiksa.

Beberapa kombinasi prosedur audit yang tepat untuk menanggapi risiko

menurut Tuanakotta (2013) adalah sebagai berikut:

2.2.2.1 Uji Pengendalian (Tests of Controls)

Prosedur ini berisi identifikasi terhadap pengendalian internal yang relevan yang

dapat mengurangi lingkup prosedur subtantif lainnya jika diuji. Uji pengendalian

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 34: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

19

Universitas Indonesia

dapat mengurangi jumlah pekerjaan audit jika pengendalian internal yang relevan

berfungsi efektif dan konsisten serta kemungkinan penyimpangan dalam

pengendalian sangat kecil. Selain identifikasi terhadap pengendalian internal,

prosedur ini juga mengidentifikasi setiap asersi yang terdapat dalam saldo akun,

golongan transaksi, dan komponen pengungkapan dalam laporan keuangan.

Sebagai contoh, ketika menguji asersi penjualan suatu entitas kecil di mana

transaksi diproses otomatis dengan sedikit atau tanpa intervensi manual.

Pengujian atas pengendalian biasanya dilakukan dengan cara:

Meminta keterangan kepada karyawan perusahaan klien;

Memeriksa dokumen, pencatatan, dan laporan yang disiapkan oleh klien;

Mengamati prosedur dan aktivitas terkait pengendalian internal;

Melakukan kembali (reperform) prosedur pengendalian yang dilakukan

oleh klien.

2.2.2.2 Prosedur Analitikal Substantif (Substantive Analytical Procedures)

Ini merupakan analisis atas kewajaran saldo akun-akun dan data-data yang

disajikan klien, serta membandingkannya dengan ekspektasi auditor. Pengujian

substantif transaksi bertujuan untuk menentukan apakah keseluruhan komponen

tujuan audit terkait transaksi telah terpenuhi untuk setiap kelas transaksi. Prosedur

ini juga bertujuan untuk menilai kewajaran atas perubahan-perubahan tren yang

signifikan dari data-data yang disajikan klien.

2.2.2.3 Uji Rincian (Test of Details)

Uji rincian merupakan prosedur substantif yang menganalisis rincian atau detail

dari saldo akun, transaksi, dan pengungkapan yang material. Uji rincian meliputi

pemilihan sampel (saldo akun atau transaksi) untuk: menghitung ulang

(recalculate) angka-angka untuk memastikan ketelitian (accuracy), meminta

konfirmasi saldo (piutang, rekening bank, investasi, dan lain-lain), memastikan

transaksi dicatat dalam periode yang benar (uji pisah batas), dan menginspeksi

dokumen pendukung transaksi.

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 35: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

20

Universitas Indonesia

2.2.3 Pelaporan (Reporting)

Menurut Hayes, Wallage, & Gortemarker (2014), dalam merumuskan kesimpulan

untuk opini auditor harus melakukan peninjauan dan penilaian dalam beberapa

hal, yakni:

Informasi keuangan telah disiapkan dengan mengikuti ketentuan akuntansi

yang sesuai dan konsisten.

Informasi keuangan memenuhi regulasi yang relevan dan ketentuan

undang-undang.

Gambaran yang dihasilkan oleh informasi keuangan secara keseluruhan

telah konsisten dengan pengetahuan auditor mengenai bisnis perusahaan.

Terdapat pengungkapan yang memadai terkait hal-hal material yang

relevan dengan informasi keuangan.

Proses pelaporan terdiri dari evaluasi bukti audit yang dikumpulkan dan

pembuatan laporan audit (Tuanakotta, 2013). Rangkaian dalam evaluasi bukti

audit diawali dengan melakukan kajian kembali terhadap materialitas, risiko,

dampak salah saji, dampak kecurangan, kehandalan bukti, dan kehandalan

prosedur analitis. Sebelum opini audit dibuat, auditor akan memeriksa contingent

liabilities (kewajiban yang timbul di masa mendatang dan nilainya tidak dapat

dipastikan) dan subsequent events (kejadian antara tanggal neraca dengan tanggal

audit report dikeluarkan). Berikutnya, seluruh masalah yang ditemukan harus

diselesaikan dengan pihak manajemen serta mengomunikasikan semua temuan

audit kepada pihak terkait, yang bertanggung jawab atas pengawasan secara

menyeluruh dalam perusahaan klien.

Jenis opini yang dapat dikeluarkan oleh auditor menurut Arens et al.,

(2013) adalah:

Opini wajar tanpa pengecualian, diberikan apabila semua laporan, yakni

neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas

sudah tercantum dalam laporan keuangan dan disajikan sesuai standar yang

berlaku. Auditor juga telah mengumpulkan bukti yang cukup dan sudah

melaksanakan audit dengan memenuhi semua standar yang berlaku.

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 36: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

21

Universitas Indonesia

Opini wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelas atau kalimat

modifikasi, diberikan apabila audit membuktikan bahwa laporan keuangan

telah disajikan dengan wajar, namun masih membutuhkan tambahan

informasi lebih detil. Umumnya disebabkan oleh penerapan standar yang

tidak konsisten, adanya keraguan akan keberlangsungan perusahaan, atau

adanya suat masalah yang harus ditekankan.

Opini wajar dengan pengecualian, diberikan karena adanya keterbatasan

auditor dalam mengumpulkan seluruh bukti yang dibutuhkan (scope and

opinion qualification) atau laporan keuangan tidak disajikan sesuai dengan

standar yang berlaku (opinion qualification). Opini ini hanya dapat

dikeluarkan jika laporan keuangan telah disajikan dengan wajar secara

keseluruhan. Jika kondisi tersebut berdampak material, maka opini yang

harus diberikan adalah opini tidak wajar atau disclaimer of opinion.

Opini tidak wajar, dikeluarkan jika auditor percaya bahwa laporan

keuangan secara keseluruhan memiliki kesalahan yang material dan tidak

disajikan dengan wajar.

Penolakan untuk memberi opini (Disclaimer of Opinion), dikeluarkan jika

auditor tidak bisa mendapatkan keyakinan bahwa laporan keuangan

disajikan dengan benar. Terjadi karena pembatasan ruang lingkup audit

atau hubungan yang tidak independen dengan perusahaan. Perbedaan

antara adverse opinion dan disclaimer of opinion adalah disclaimer of

opinion dapat terjadi karena kurangnya informasi dari perusahaan,

sedangkan adverse opinion terjadi karena laporan keuangan tidak disajikan

secara wajar.

2.3 Proses Audit Siklus Penjualan dan Piutang Usaha

2.3.1 Ruang Lingkup Siklus Penjualan dan Piutang Usaha

Siklus penjualan diawali dari pengakuan pendapatan yang diterima oleh

perusahaan melalui kegiatan utama bisnis sampai dengan proses penagihan serta

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 37: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

22

Universitas Indonesia

penerimaan kas atas pendapatan tersebut. Berikut adalah beberapa akun yang

terkait dengan siklus penjualan:

Penjualan (sales)

Kas (cash)

Piutang usaha (account receivable)

Diskon penjualan dan retur penjualan (sales allowances and sales return)

Beban piutang tak tertagih (bad debt expense)

Siklus penjualan menjadi perhatian lebih auditor karena risiko yang tinggi

terhadap defisiensi. Siklus penjualan sangat berperan dalam keberlangsungan

hidup perusahaan. Risiko terkait dengan siklus penjualan dan penerimaan kas,

yaitu pencatatan atas penjualan fiktif, alokasi beban piutang yang terlalu besar,

penggelapan penerimaan kas, pengumpulan piutang usaha dari hasil penjualan,

dan lain-lain.

2.3.2 Fungsi Bisnis dalam Siklus Penjualan dan Piutang Usaha

Siklus penjualan dan penerimaan kas berhubungan dengan kebijakan yang

diambil oleh perusahaan untuk memindahkan kepemilikan barang dan jasa kepada

konsumen setelah barang atau jasa tersebut siap untuk dijual. Sebelum auditor

dapat menilai risiko kontrol dan merancang pengujian pengendalian dan

pengujian substantif transaksi, auditor harus memahami fungsi bisnis, dokumen

yang relevan, dan pencatatan akuntansi dalam siklus bisnis perusahaan. Fungsi

bisnis yang berkaitan dengan siklus penjualan dan penerimaan kas adalah:

Proses pemesanan pembeli

Pesanan oleh pembeli dilakukan menggunakan customer order melalui

telepon, faksimili, email, salesperson, ataupun dokumen biasa. Perusahaan

akan mencatat pesanan dari pembeli pada sales order. Sales order

menunjukkan kuantitas, deskripsi, dan informasi lainnya terkait barang

atau jasa yang dipesan oleh pembeli. Akun yang terkait dalam fungsi

bisnis ini adalah penjualan dan piutang usaha.

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 38: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

23

Universitas Indonesia

Pemberian kredit

Perusahaan perlu melakukan otorisasi terhadap pihak yang berwenang

dalam pemberian kredit sebelum barang dan jasa dikirimkan. Kegagalan

perusahaan dalam melakukan otorisasi dapat mengakibatkan tingginya

tingkat piutang tak tertagih. Otorisasi dilakukan berdasarkan dokumen

sales order. Akun yang terkait dalam fungsi bisnis ini adalah penjualan

dan piutang usaha.

Pengiriman barang

Tahap ini sangatlah penting karena terjadi perpindahan kepemilikan atas

barang dan jasa yang dimiliki oleh perusahaan kepada konsumen. Banyak

perusahaan mengakui penjualan setelah mengirimkan barang pesanan.

Dokumen yang terkait dengan pengiriman barang adalah shipping

document, yang umumnya digabung dengan dokumen bill of lading.

Shipping document mencantumkan deskripsi dari barang yang dikirim,

kualitas barang, kepada siapa barang ditujukan, dan informasi lainnya. Bill

of lading berisi perjanjian antara perusahaan jasa pengiriman dengan

penjual. Akun yang terkait dalam fungsi ini adalah penjualan dan piutang

dagang.

Penagihan dan pencatatan penjualan

Hal yang perlu diperhatikan oleh perusahaan adalah apakah barang yang

telah dikirimkan telah dilakukan penagihan (completeness), penagihan

tidak dilakukan lebih dari satu kali (occurence), dan jumlah penagihan

telah sesuai dengan yang seharusnya (accuracy). Dokumen yang

digunakan untuk melakukan penagihan adalah sales invoice. Pencatatan

atas sales invoice berkaitan dengan akun penjualan dan piutang.

Memproses dan mencatat penerimaan kas

Risiko yang mungkin terjadi dalam fungsi bisnis ini adalah pencurian atas

kas yang masuk. Kas masuk dalam bentuk uang tunai, deposito, cek, mata

uang asing, dan transfer elektronik. Dokumen yang terkait dengan fungsi

bisnis ini adalah dokumen bukti penerimaan kas dan dokumen remittance

advance. Dokumen remittance advance bertujuan untuk mengingatkan

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 39: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

24

Universitas Indonesia

konsumen untuk segera melakukan pembayaran. Akun yang terkait

dengan fungsi bisnis ini adalah kas, piutang usaha, dan diskon.

Memproses dan mencatat retur penjualan

Retur penjualan menandakan adanya pengembalian barang oleh

konsumen. Akibat dari retur penjualan adalah berkurangnya jumlah yang

harus ditagih ke konsumen. Dokumen yang terkait dengan fungsi bisnis ini

adalah credit memo. Pencatatan atas retur penjualan berkaitan dengan akun

penjualan dan akun retur penjualan.

Penghapusan atas piutang tak tertagih

Hal ini dilakukan jika perusahaan meragukan kemampuan pembeli untuk

membayar piutang usaha.

Mempersiapkan akun beban piutang tak tertagih

Hal ini dilakukan jika konsumen tidak dapat membayar piutang usaha

terhadap penjualan secara penuh.

2.3.3 Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi pada

Siklus Penjualan dan Piutang Usaha

Menurut Tuanakotta (2013), kegiatan pertama yang dilakukan auditor sebelum

melakukan pengujian pengendalian (test of control) dan pengujian substantif

transaksi (substantive test of transaction) pada siklus penjualan adalah memahami

sistem pengendalian internal perusahaan pada siklus tersebut. Pemahaman atas

sistem pengendalian internal dapat dilakukan melalui walkthrough, kuesioner,

inquiry dengan manajemen, dan/atau mempelajari flowchart pada siklus bisnis

klien. Komponen pengendalian internal yang harus dipertimbangkan auditor

dalam siklus pendapatan berdasarkan ISA 315 adalah:

Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian yang baik mampu mengurangi beberapa risiko

inheren yang berkaitan dengan siklus pendapatan. Faktor lingkungan

pengendalian yang dapat mengurangi risiko pencatatan pendapatan dan

piutang terlalu tinggi dalam laporan keuangan adalah adopsi manajemen

serta ketaatan terhadap standar integritas dan etika yang tinggi.

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 40: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

25

Universitas Indonesia

Penilaian Risiko

Penilaian risiko oleh manajemen untuk tujuan pelaporan keuangan sama

dengan penilaian risiko inheren oleh auditor eksternal.

Informasi dan Komunikasi (Sistem Akuntansi)

Untuk memahami sistem akuntansi pendapatan, auditor perlu memiliki

pengetahuan mengenai penjualan diawali, barang dan jasa diberikan ke

pembeli, pencatatan piutang, penerimaan kas, serta kebijakan untuk

penyesuaian penjualan (diskon dan retur), termasuk alur dokumen dan

pencatatan data.

Pemantauan

Auditor harus mampu memberikan manajemen suatu umpan balik

mengenai efisiensi dan efektivitas pengendalian internal manajemen yang

berkaitan dengan saldo dan transaksi siklus pendapatan. Manajemen perlu

melakukan tindakan korektif berdasarkan umpan balik atas informasi yang

diterima dari pemantauan.

Penilaian Awal atas Risiko Pengendalian dan Strategi Audit Pendahuluan

Setelah memperoleh bukti terkait pengendalian internal klien, auditor

harus melakukan beberapa prosedur untuk meningkatkan keyakinan atas

pemahaman. Prosedur tersebut seperti pengajuan pertanyaan, observasi,

dan beberapa inspeksi atas bukti yang didokumentasikan. Beberapa

auditor akan menilai risiko pengendalian untuk asersi tertentu secara

sepintas di bawah atau di atas materialitas.

Auditor mengukur besarnya risiko kontrol (control risk) setelah

memastikan apakah klien telah melaksanakan kunci pengendalian internal (key

internal control) dengan baik. Key internal control yang dilakukan oleh klien

dalam siklus penjualan adalah:

Penomoran dokumen pendukung

Pengiriman konfirmasi saldo bulanan

Sistem dokumentasi dan pencatatan yang lengkap

Ketepatan pemisahan tanggung jawab

Otorisasi pihak yang berwenang

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 41: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

26

Universitas Indonesia

Auditor akan menyesuaikan penilaian key internal control dengan tujuan

audit serta tujuan dari pengendalian intern. Setelah itu, auditor menentukan

efektivitas dari pengendalian intern. Apabila pengendalian internal dinilai buruk,

atau memiliki risiko kontrol yang tinggi, maka besar kemungkinan pengendalian

intern tidak mampu mendeteksi salah saji yang material. Dalam kasus ini, auditor

tidak melakukan pengujian pengendalian atas pengendalian intern perusahaan.

Tahap selanjutnya adalah menentukan apakah auditor perlu melakukan

pengujian substantif transaksi. Apabila pengendalian internal perusahaan

menunjukkan defisiensi yang bersifat material, maka auditor wajib untuk

melakukan pengujian substantif transaksi secara ekstensif. Prosedur pengujian

substantif transaksi harus dirancang sedemikian mungkin oleh auditor agar

mampu memenuhi tujuan audit yang ada.

Menurut Arens et al., (2013) tahapan-tahapan yang dilakukan dalam

pelaksanaan prosedur pengujian pengendalian dan pengujian substantif transaksi

pada siklus penjualan sama dengan pendapatan. Perbedaannya terletak pada

pengukuran sistem pengendalian internal. Dalam pendapatan, langkah-langkah

yang dilakukan adalah:

Memastikan kas yang diterima dalam jumlah yang tepat.

Memeriksa bahwa setiap penerimaan kas telah masuk dalam rekening

bank perusahaan.

Melihat apakah ada indikasi penundaan penghapusan piutang (lapping)

pada akun piutang usaha.

2.3.4 Prosedur Analitis dan Pengujian Terperinci atas Saldo Akun

Penjualan dan Piutang Usaha

Prosedur analitis umumnya dilakukan bersamaan dengan pengujian substantif

transaksi. Menurut Arens et al., (2013) prosedur analitis dilakukan dengan

membandingkan rasio atau saldo akun tahun ini dengan tahun sebelumnya.

Prosedur analitis terkait akun penjualan adalah perbandingan persentase laba

kotor, perbandingan persentase penjualan terhadap pelanggan domestik dan

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 42: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

27

Universitas Indonesia

pelanggan asing, perbandingan saldo piutang usaha pelanggan-pelanggan dengan

nilai penjualan yang signifikan, dan lain-lain.

Sementara itu, pengujian terperinci atas saldo ditujukan untuk menemukan

salah saji material pada akun penjualan. Bentuk pengujian ini diantaranya adalah:

Pengujian rincian saldo piutang dan pendapatan

Konfirmasi atas akun piutang

Evaluasi kelayakan piutang tak tertagih

Pengujian pisah batas penjualan

2.4 Pemahaman Pendapatan

2.4.1 Definisi Pendapatan

Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

(PSAK) No.23 (Revisi 2010) mendefinisikan pendapatan sebagai arus masuk

bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama

suatu periode jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang

tidak berasal dari kontribusi penanam modal.

Pendapatan terdiri dari arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang

diterima dan dapat diterima oleh perusahaan untuk dirinya sendiri. Jumlah yang

ditagih atas nama pihak ketiga, seperti pajak pertambahan nilai, tidak termasuk

manfaat ekonomi yang mengalir ke perusahaan dan tidak meningkatkan ekuitas.

Oleh karena itu, jumlah yang ditagih atas nama pihak ketiga tidak termasuk

sebagai definisi pendapatan. Hal yang sama berlaku juga pada hubungan keagenan

saat arus masuk bruto manfaat ekonomi meliputi jumlah yang ditagih atas nama

prinsipal, yang tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas entitas. Konsekuensinya,

jumlah yang ditagih atas nama prinsipal bukan merupakan pendapatan dan yang

dapat diakui sebagai pendapatan hanyalah komisi yang diterima. (Ikatan Akuntan

Indonesia, 2010)

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 43: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

28

Universitas Indonesia

2.4.2 Pengakuan Pendapatan

Kriteria pengungkapan dalam PSAK No.23 (Revisi 2010) diterapkan secara

terpisah untuk masing-masing transaksi. Namun, dalam keadaan tertentu,

diperlukan adanya kriteria pengungkapan pada komponen-komponen yang dapat

diidentifikasikan secara terpisah dari transaksi tunggal. Tujuannya bagi auditor

adalah mencari substansi dari transaksi tunggal tersebut. Di satu sisi, kriteria

pengukuran juga diperlukan untuk dua atau lebih transaksi bersama-sama apabila

transaksi tersebut sedemikian rupa sehingga pengaruh komersialnya tidak dapat

dipahami tanpa melihat rangkaian dua atau lebih transaksi tersebut secara

keseluruhan. (Ikatan Akuntan Indonesia, 2010)

Menurut PSAK No.23 Paragraf 1 (Revisi 2010), pendapatan diakui dalam

ruang lingkup tiga transaksi dan kejadian berikut ini:

Penjualan barang

Pendapatan dari penjualan barang diakui jika seluruh kondisi berikut

sudah terpenuhi:

- Perusahaan telah memindahkan risiko secara signifikan dan telah

memindahkan manfaat kepemilikan kepada pembeli.

- Perusahaan tidak lagi melanjutkan pengelolaan yang biasanya terkait

dengan kepemilikan atas barang ataupun melakukan pengendalian

efektif atas barang yang dijual.

- Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal.

- Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi

tersebut akan mengalir kepada perusahaan tersebut.

- Biaya yang terjadi atau akan terjadi sehubungan transaksi penjualan

tersebut dapat diukur dengan andal.

Penjualan Jasa

Pendapatan sehubungan dengan penjualan jasa harus dapat diestimasi

dengan andal untuk dapat diakui dengan acuan pada tingkat penyelesaian

dari transaksi pada tanggal neraca. Ada beberapa kondisi yang harus

dipenuhi agar penjualan jasa dapat dilakukan estimasi dengan andal:

- Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal.

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 44: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

29

Universitas Indonesia

- Kemungkinan besar manfaat ekonomi yang terkait dengan transaksi

tersebut dapat diperoleh perusahaan.

- Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapat

diukur dengan andal.

- Biaya yang timbul untuk transaksi dan biaya menyelesaikan transaksi

tersebut dapat diukur dengan andal. Jika hasil transaksi terkait dengan

penjualan jasa tidak dapat diestimasi dengan andal, maka pendapatan

diakui hanya yang berkaitan dengan beban terakui yang dapat

terpulihkan.

Penggunaan aset entitas oleh pihak lain yang menghasilkan bunga, royalti,

dan dividen

Pendapatan yang timbul dari penggunaan aset entitas oleh pihak lain yang

menghasilkan bunga, royalti, dan dividen diakui jika kemungkinan besar

manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan diperoleh

perusahaan, dan jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal. Dasar

pengakuan pendapatan adalah sebagai berikut:

- Bunga diakui menggunakan metode suku bunga efektif seperti

dijelaskan dalam PSAK No.55 (Revisi 2011): Instrumen Keuangan:

Pengakuan dan Pengukuran.

- Royalti diakui atas dasar akrual sesuai dengan substansi perjanjian

yang relevan

- Dividen diakui jika hak pemegang saham untuk menerima

pembayaran ditetapkan oleh perusahaan

2.4.3 Pengukuran Pendapatan

Menurut PSAK No.23 Paragraf 8 (Revisi 2010), pendapatan diukur

dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat diterima. Kemudian

dijelaskan dalam paragraf 9, bahwa jumlah pendapatan yang timbul dari transaksi

biasanya ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan dan pembeli atau

pengguna aset tersebut. Jumlah tersebut diukur dengan nilai wajar imbalan yang

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 45: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

30

Universitas Indonesia

diterima atau dapat diterima oleh perusahaan dikurangi jumlah diskon dagang dan

rabat volume yang diperbolehkan oleh perusahaan.

Dalam suatu kasus ketika nilai wajar dari barang atau jasa yang diterima

tidak dapat diukur secara andal, maka menurut PSAK No.23 Paragraf 11 (Revisi

2010) pendapatan tersebut diukur pada nilai wajar dari barang atau jasa yang

diserahkan, disesuaikan dengan jumlah kas atau setara kas yang ditransfer ke

perusahaan.

2.4.4 Pengungkapan Pendapatan

PSAK No.23 Paragraf 33 (Revisi 2010) mengatur mengenai pengungkapan dalam

laporan keuangan terkait pendapatan, diantaranya:

Kebijakan akuntansi yang digunakan untuk pengakuan pendapatan,

termasuk metode yang digunakan untuk menentukan tingkat penyelesaian

transaksi yang melibatkan pemberian jasa

Jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan yang diakui selama

periode tersebut, termasuk pendapatan yang berasal dari:

- Penjualan barang

- Penjualan jasa

- Bunga

- Dividen

- Royalti

Jumlah pendapatan yang berasal dari pertukaran barang atau jasa yang

tercakup dalam setiap kategori signifikan dari pendapatan

2.5 Pemahaman Piutang Usaha

Reeve et al., (2008) mendefinisikan piutang sebagai klaim atas uang kepada

entitas lain, seperti orang, perusahaan bisnis, dan organisasi. Secara garis besar

piutang dapat disimpulkan sebagai klaim atas uang yang berasal dari transaksi

masa lalu dengan pihak lain.

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 46: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

31

Universitas Indonesia

Menurut PSAK No. 1 (Revisi 2013), piutang usaha disajikan sebagai aset

lancar pada neraca karena dapat direalisasikan sebagai bagian dari siklus normal

operasional perusahaan walaupun aset tersebut belum tentu dapat direalisasikan

dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca. Piutang usaha dan piutang lain-

lain harus disajikan terpisah dengan identifikasi yang jelas.

Pada kondisi dan situasi tertentu, perusahaan diwajibkan untuk melakukan

penurunan nilai atas saldo piutang usahanya. Ketentuan penurunan nilai piutang

usaha diatur dalam PSAK No. 50 (Revisi 2010) tentang “Instrumen Keuangan:

Penyajian dan Pengungkapan” dan PSAK No. 55 (Revisi 2011) tentang

“Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”. Kondisi dan situasi yang

dapat menyebabkan penurunan nilai terhadap piutang usaha disebut sebagai bukti

objektif. Bukti objektif tersebut antara lain:

Kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam.

Pelanggaran kontrak, seperti wanprestasi atau tunggakan pembayaran

pokok atau bunga.

Pihak pemberi pinjaman, dengan alasan ekonomi atau hukum tertentu

sehubungan dengan kesulitan keuangan yang dialami pihak peminjam,

memberikan keringanan (konsesi) pada pihak peminjam yang tidak

mungkin diberikan jika pihak peminjam tidak mengalami kesulitan

tersebut.

Terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan bangkrut

atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya.

Berdasarkan data yang dapat diobservasi perusahaan, terdapat indikasi

adanya penurunan atas estimasi arus kas masa depan dari kelompok aset

keuangan sejak pengakuan awal aset dimaksud, meskipun penurunannya

belum dapat diidentifikasi terhadap aset keuangan secara individual dalam

kelompok aset tersebut.

Jika bukti objektif tersebut ditemukan, maka perusahaan harus melakukan

penyisihan piutang. Bukti objektif terjadi akibat dari satu atau lebih peristiwa

setelah pengakuan awal yang merugikan dan berdampak pada arus kas di masa

depan. Menurut PSAK No. 55, penyisihan piutang dibagi menjadi dua metode

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 47: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

32

Universitas Indonesia

secara garis besar yaitu penurunan terhadap aset individual yang signifikan dan

penilaian kelompok. Pertama kali piutang harus dinilai secara individu, jika tidak

ada bukti penurunan nilai saat penilaian individu harus dinilai dalam kelompok

yang sama karakteristik risiko kreditnya. Penurunan nilai kolektif aset keuangan

yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi meliputi kelompok aset

keuangan sejenis yang tidak signifikan secara individual; dan aset keuangan yang

signifikan secara individual yang tidak mengalami penurunan nilai berdasarkan

evaluasi secara individual.

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 48: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

33 Universitas Indonesia

BAB 3

PROFIL PERUSAHAAN

3.1 Profil Kantor Akuntan Publik

KAP RIO, PT RINALDI, dan PT RACHMAT, yang selanjutnya disebut RIO

Indonesia, merupakan anggota dari RIO International Limited yang didirikan

tahun 1998 dan berkantor pusat di Inggris. Penulis menjalankan program magang

pada KAP RIO yang merupakan afiliasi dari salah satu kantor akuntan publik

terbesar di dunia. Saat ini, RIO International Limited telah mempekerjakan lebih

dari 180.000 tenaga kerja profesional di 158 negara. Berikut ini adalah gambaran

umum struktur perusahaan di RIO Indonesia:

Gambar 3.1 Struktur Perusahaan RIO Indonesia

Sumber: Dokumentasi KAP, Telah Diolah Kembali

Dalam menjalankan bisnisnya, RIO Indonesia menawarkan tiga lini jasa

utama, yaitu:

1. Audit and Assurance

Jasa audit dan assurance disediakan oleh KAP RIO, dengan memberikan

jasa-jasa profesional yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas

informasi dari suatu laporan keuangan bagi pengguna laporan keuangan

tersebut guna membuat keputusan. KAP RIO telah menggunakan standar

ISA dalam menerapkan proses auditnya. Jasa yang diberikan oleh KAP

RIO Indonesia

KAP RIO

(Audit & Assurance)

Pertambangan

Keuangan

Manufaktur

PT RINALDI

(Taxation)

PT RACHMAT

(Advisory)

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 49: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

34

Universitas Indonesia

RIO diantaranya financial statement audit, financial accounting, system

and process assurance, IT security, dan jasa assurances lainnya. Pada lini

jasa ini, KAP RIO membagi industri kliennya menjadi tiga grup besar agar

jasa yang diberikan lebih efektif dan agar auditor memiliki pemahaman

lebih mendalam terhadap grup yang ditugaskan kepadanya. Pembagian

grup ini adalah:

Pertambangan

Klien yang termasuk dalam industri ini adalah perusahaan-perusahaan

yang bergerak dalam sub-sektor industri minyak dan gas,

penambangan, utilitas, sumber daya terbarukan, dan pasar karbon.

Jasa Keuangan

Klien yang termasuk dalam industri ini adalah perusahaan-perusahaan

yang bergerak dalam sub-sektor industri perbankan, pasar modal,

asuransi, dan manajemen investasi.

Manufaktur

Layanan jasa audit untuk sektor industri manufaktur produk-produk

konsumen, ritel, logistik, properti, otomotif, farmasi, teknologi,

komunikasi, dan hiburan.

2. Tax

Selain assurance, RIO Indonesia juga menyediakan jasa konsultasi terkait

perpajakan. Sub-bisnis ini dikelola PT RINALDI yang berada dibawah

payung RIO Indonesia. Jasa yang diberikan ditujukan untuk membantu klien

sebagai wajib pajak dalam menjalankan kewajiban perpajakan kepada

pemerintah serta membantu memberikan konsultasi mengenai skema-skema

maksimalisasi penerapan peraturan pajak. Jasa tersebut diantaranya berbentuk

tax advisory service, tax compliance services, tax dispute resolutions, transfer

procing, indirect tax and world trade management services, tax on merger

and acquisitions, international assignment processes, hingga tax on payroll

services.

3. Advisory

Jasa advisory dikelola oleh PT RACHMAT. Jasa advisory bertujuan untuk

membantu klien dengan memberikan saran-saran strategis agar klien dapat

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 50: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

35

Universitas Indonesia

menjalankan operasi dan membuat keputusan dengan efektif dan efisien.

Jasa advisory yang diberikan oleh PT RACHMAT diantaranya

Transaction Services, Business Recovery Services, Internal Audit Services,

Forensic Services, Corporate Valuation Advisory, Lead Advisory, dan

Performance Improvement Services.

3.2 Profil PT MAR

PT MAR didirikan pada 11 Agustus 2004 di lahan seluas 30.000 meter persegi di

salah satu kawasan industri di Jawa Barat. PT MAR merupakan afiliasi dari MAR

Eropa, sebuah perusahaan kulit multinasional yang berpusat di Eropa. Perusahaan

ini merupakan salah satu produsen kulit terbesar di dunia untuk keperluan

otomotif dan furniture. Selain di Indonesia dan Eropa, MAR Eropa mempunyai

pabrik produksi di Amerika Selatan dan Afrika. Produk yang dihasilkan PT MAR

adalah berupa kulit untuk jok mobil, sofa, dan industri fashion.

PT MAR mempunyai struktur perusahaan yang sederhana dan hanya

berlokasi di satu tempat. Visi dari perusahaan ini adalah untuk menjadi yang

terbesar dan terbaik dalam industri kulit otomotif dan furniture di dunia. Misinya

dengan menjadi produsen yang berkualitas, efektif, dan efisien. Nilai yang

dijunjung tinggi dalam perusahaan ini adalah quick and precise services,

partnership, dan trustworthy.

Perusahaan didirikan di Indonesia untuk memperbesar peluang pendapatan

dari pasar yang terus berkembang di Asia. Salah satu alasan pendiriannya adalah

untuk memperpendek waktu pengiriman barang ke Asia. PT MAR mempunyai

kapasitas produksi enam juta square feet. Perusahaan mengklaim sebagai yang

terbesar dan terbaik dalam industri kulit, dengan dilengkapi teknologi modern,

teknisi berkualitas, layanan purna jual memuaskan, dan pemenuhan standar

kualitas yang sesuai pasar.

PT MAR bukan merupakan Public Interest Entity sehingga tidak terdaftar

di bursa saham. Grup pusat PT MAR merupakan sebuah perusahaan berbasis

keluarga. Meskipun merupakan anak usaha MAR Eropa, ternyata saham yang

dimiliki MAR Eropa hanya 25%. Mayoritas saham dipegang oleh korporasi asal

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 51: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

36

Universitas Indonesia

Indonesia, yakni GS sebesar 50%, sedangkan sisanya sebesar 25% dikuasai oleh

korporasi asal Tiongkok, yakni SCH. Struktur kepemilikan saham PT MAR di

Indonesia per 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Struktur Saham PT MAR 31 Desember 2014

Shareholders Share Percentage

GS 50%

SCH 25%

MAR Eropa 25%

Sumber: Dokumentasi KAP, Telah Diolah Kembali

Mayoritas dari konsumen PT MAR adalah berasal dari luar negeri. Total

penjualan ke luar negeri mencapai 75%, sementara 25% sisanya untuk pasar

domestik. Konsumen utama PT MAR umumnya berasal dari Tiongkok, India,

Korea Selatan, serta kawasan Asia Tenggara. Produk yang diekspor berupa kulit

untuk keperluan furniture. Untuk pasar lokal, PT MAR merupakan pemasok kulit

utama untuk sebuah perusahaan otomotif yang menjadi market leader di

Indonesia. Umumnya penjualan domestik dikuasai produk otomotif. Jumlah

penjualan PT MAR terhadap related parties menunjukkan angka yang sangat

kecil. Hubungan dengan related parties berasal dari pembelian bahan baku. Bahan

baku kulit mayoritas didatangkan dari MAR Amerika Selatan dan MAR Afrika.

Sedangkan dengan MAR Eropa, hubungan sebatas pengelolaan bisnis dan

manajemen, teknologi, dan masalah finansial. MAR Eropa memiliki representasi

di PT MAR untuk jabatan marketing manager agar fungsi pengawasan dari grup

pusat mampu berjalan baik.

PT MAR menyajikan laporan keuangan mereka dengan mata uang US

Dollar (US$) yang juga merupakan mata uang fungsional PT MAR. Sementara

itu, untuk transaksi yang menggunakan mata uang lain, nilai tukar yang dipakai

adalah nilai tukar berdasar tax rate. Pada tanggal laporan keuangan, aset dan

liabilitas moneter dalam mata uang selain US$ dikonversi dengan kurs yang

berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang berasal

dari pembayaran atas transaksi-transaksi tersebut dan penjabaran aset dan

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 52: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

37

Universitas Indonesia

liabilitas moneter dalam mata uang selain US$ diakui dalam laporan laba/rugi

komprehensif

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 53: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

38 Universitas Indonesia

BAB 4

PEMBAHASAN DAN ANALISIS

4.1 Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

Pemahaman terhadap area yang diaudit sangat penting bagi auditor untuk

menyusun dan merancang prosedur audit yang efisien. PT MAR hanya memiliki

satu sumber pendapatan yakni dari penjualan barang. Penjualan tersebut terdiri

dari penjualan lokal dan penjualan ekspor. Baik penjualan lokal maupun ekspor

PT MAR menggunakan mata uang US$ sebagai mata uang fungsional mereka.

Produk yang dihasilkan PT MAR berupa bahan kulit olahan untuk industri

furniture dan otomotif. Bahan kulit olahan tersebut memiliki beragam tekstur,

ketebalan, ukuran, dan warna yang disesuaikan dengan permintaan pelanggan.

4.1.1 Proses Pemesanan dan Produksi Barang

Siklus penjualan diawali dengan purchase order dari pelanggan yang diterima

oleh marketing staff. Marketing staff selanjutnya akan membuat order

confirmation dalam SAP dengan status terbuka dan telah disetujui oleh marketing

manager. Bagi pelanggan baru, akan dilakukan pemeriksaan terkait latar belakang

finansial dan reputasi pelanggan. Sedangkan untuk pelanggan lama, sistem SAP

akan melakukan pemeriksaan terkait batasan kredit yang dimiliki dan kinerja

piutang sebelumnya. Jika pelanggan telah melewati batasan kredit, PT MAR akan

meminta pelanggan untuk melunasi pembayaran sebelumnya atau meminta

manajemen grup pusat untuk meningkatkan batas kredit pelanggan.

Berikutnya diadakan rapat antar divisi terkait, yakni marketing,

engineering, production, dan purchasing untuk mempelajari permintaan

pelanggan. Jika mereka mampu memproduksi, maka divisi produksi akan

menerbitkan Surat Kesanggupan Produksi (SKP) yang ditandatangani oleh kepala

produksi. Divisi marketing akan mengirimkan order confirmation kembali kepada

pelanggan lewat email. Dalam order confirmation tersebut, akan tercantum term

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 54: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

39

Universitas Indonesia

of payment dan incoterm yang harus disetujui pelanggan. Jika pelanggan telah

setuju, maka order confirmation akan berstatus locked.

Selanjutnya, divisi production dan warehouse akan membuat Work Order

Production (WOP) berdasarkan order confirmation untuk memulai produksi.

Dalam upaya menjaga ketepatan waktu pengiriman, divisi marketing akan

membuat jadwal pengiriman mingguan kepada divisi produksi dan gudang.

Jadwal pengiriman ditandatangani oleh marketing manager dan accounting

manager. Proses penjualan PT MAR akan dijelaskan lebih rinci pada gambar 4.1

dan Tabel 4.1.

Gambar 4.1 Flowchart Proses Penjualan PT MAR

Sumber: Kertas Kerja KAP RIO (2014). (Data diolah kembali)

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 55: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

40

Universitas Indonesia

Tabel 4.1 Penjelasan Proses Penjualan PT MAR

No.

Proses

Tanggung

Jawab Deskripsi

Dokumen

Terkait

1 Marketing Menerima permintaan pesanan yang berasal dari

customer.

2-3 Marketing

Untuk calon customer baru, lakukan review

calon pelanggan. Review meliputi, tapi tidak

terbatas kepada:

a. Company profile

b. Financial ability

c. Company reputation

4-5 Marketing

Jika hasil review menyatakan calon customer

tidak layak untuk berbisnis, informasikan ke

direktur dan membuat surat konfirmasi

permohonan maaf .

- Surat

permohonan maaf

6 Marketing Apakah kredit limit yang telah ditetapkan sudah

terlampaui?

- Kredit limit per

customer

7-9 Marketing

Informasikan customer dan minta customer

untuk membayar limit kredit terlebih dahulu

sebelum pesanan dikerjakan.

10 Marketing Bila customer meminta kelonggaran,

informasikan ke direktur .

11 Marketing

Kumpulkan informasi terkait peluang bisnis bila

order merupakan produk baru, meliputi:

a. Customer requirements.

b. Internal requirement for the customer

(contoh:bank guarantee to minimize risk,

minimum quantity order, dan lainnya)

c. Goverment regulation related to the product,

environment & safety

- Identifikasi

permintaan

pelanggan (IPP)

12

Marketing,

Engineering,

Production,

Purchasing

Review studi kelayakan termasuk kelayakan

teknis terkait dengan persyaratan/ spesifikasi

produk/jasa telah ditetapkan, kelayakan proses

manufaktur, termasuk analisis risiko.

- Kesanggupan

Produksi (KP)

IPP

13 Marketing

Jika dari hasil study kelayakan menyatakan

bisnis tidak mampu dipenuhi sesuai permintaan

atau mampu dengan beberapa penyesuaian,

maka lakukan kalkulasi ulang dan jika perlu

komunikasikan dengan pelanggan.

- Kesanggupan

Produksi (KP)

IPP

14 Engineering

Membuat estimasi bahan baku & proses dari

pesanan yang akan dibuat berdasarkan hasil

identifikasi kebutuhan customer yang dilakukan

oleh marketing.

- Estimasi

15 Accounting,

Marketing

Dilakukan perhitungan harga untuk penawaran

harga ke customer.

- Rangkuman atas

estimasi

16 Marketing Ajukan penawaran harga kepada customer

berdasarkan rangkuman estimasi.

- Penawaran

17-18 Marketing Jika penawaran harga tidak disepakati, negosiasi

dengan pelanggan (revisi penawaran).

- Penawaran

19 Marketing

Jika negosiasi tidak mencapai kesepakatan,

pesanan batal kemudian update daftar client

lost.

- Daftar client lost

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 56: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

41

Universitas Indonesia

No.

Proses

Tanggung

Jawab Deskripsi

Dokumen

Terkait

20 Marketing

Buat/terima konfirmasi kesepakatan dalam

bentuk tertulis, dapat berupa tapi tidak terbatas

kepada:

a. Contract

b. Purchase Order

c. Work Order Production

- Kontrak/ PO/

WOP

21 Marketing Menerbitkan SO untuk pesanan yang telah

disepakati

- Sales Order

22 Marketing SO diajukan ke customer untuk persetujuan

23 Marketing Setelah SO disetujui, marketing

mendistribusikan ke bagian bagian terkait

24 Marketing kontrak asli diserahkan kepada finance untuk

mempermudah dalam melakukan penagihan.

- Kontrak

agreement

Sumber: Kertas Kerja KAP RIO (2014). (Data diolah kembali)

4.1.2 Proses Pengiriman Barang

Barang yang siap dijual (finished goods) akan dikemas oleh staf produksi dan

dikirim ke divisi warehouse. Kemudian divisi warehouse akan mempersiapkan

packing list sesuai dengan order confirmation. Packing list diotorisasi oleh

marketing manager dan ditandatangani oleh accounting manager. Gudang akan

memperbarui status finished goods di sistem SAP, yang dapat dikontrol oleh divisi

marketing, sehingga mereka akan mampu mengidentifikasi kesiapan pengiriman.

Staf bagian pengiriman akan membandingkan jadwal pengiriman dengan

status finished goods di SAP. Kemudian staf tersebut mengonfirmasi staf gudang

jika finished goods siap dikirim sesuai jadwal. Setiap minggu, jadwal pengiriman

akan diperbarui oleh staf warehouse.

Semua dokumen pendukung yakni delivery notes, packing list untuk

ekspor, dan faktur diserahkan dari divisi pemasaran kepada divisi finance dan

accounting. Delivery notes dan faktur diperiksa dan ditandatangani oleh

accounting manager. Setelah barang dimuat ke truk, security juga akan

memeriksa kesesuaian barang dengan dokumen pendukung dan memberi cap

untuk catatan pengiriman.

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 57: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

42

Universitas Indonesia

4.1.2.1 Pengiriman Barang Ekspor

Saat pengiriman barang untuk ekspor, staf marketing akan membuat packing list

dan delivery notes berdasarkan order confirmation dalam SAP. Ketika delivery

notes dibuat, sistem akan secara otomatis menerbitkan invoice dan melakukan

jurnal pendapatan. Jurnal tersebut adalah sebagai berikut:

Jurnal Pengiriman Barang Ekspor

Dr. Harga Pokok Penjualan xxx

Cr. Barang Jadi xxx

Jurnal Pendapatan Ekspor

Dr. Piutang Usaha xxx

Cr. Penjualan xxx

Selanjutnya staf khusus ekspor-impor akan membuat Pemberitahuan

Ekspor Barang (PEB) dan Surat Perintah Pengeluaran Barang (SPPB) yang harus

ditandatangani accounting manager. Staf khusus ekspor impor akan kembali

mencocokkan PEB dengan dokumen pendukung lainnya seperti invoice, delivery

notes, dan packing list sebelum barang dinyatakan siap dikirim. Dokumen tersebut

berikutnya diserahkan kepada divisi finance oleh staf marketing.

4.1.2.2 Pengiriman Barang Lokal

Proses pengiriman barang lokal diawali dengan staf marketing yang membuat

invoice, packing list, dan faktur pajak sebagai syarat dokumen untuk pembayaran

pajak. Delivery notes dapat dibuat setelah invoice dan seluruh pembayaran pajak

(PPN masukan) telah lengkap. Semua pembayaran pajak harus dilengkapi karena

perusahaan berada di kawasan berikat. Setelah dua sampai tiga hari proses

pembayaran pajak selesai, staf marketing akan membuat delivery notes dan barang

siap diantarkan kepada pelanggan.

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 58: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

43

Universitas Indonesia

Jurnal Pengiriman Barang Lokal

Dr. Harga Pokok Penjualan xxx

Cr. Barang Jadi xxx

Jurnal Pendapatan Barang Lokal

Dr. Piutang Usaha xxx

Cr. Penjualan xxx

Cr. PPN Keluaran xxx

4.1.3 Proses Pembayaran

4.1.3.1 Penerimaan Uang Muka dari Pelanggan

PT MAR melakukan transaksi penjualan melalui metode pembayaran kredit dan

hanya sebagian kecil menggunakan pembayaran tunai. Pembayaran kredit diawali

dengan down payment sebesar 20% sampai 30% dari total transaksi. Untuk klien

yang memiliki reputasi baik dan telah bekerja sama dalam waktu lama dengan

perusahaan, tidak diharuskan membayar down payment. Jangka waktu

pembayaran umumnya bervariasi satu hingga tiga bulan tergantung perjanjian

yang disepakati dengan pelanggan.

Pembayaran oleh pelanggan sebagian besar melalui transfer bank.

Pelanggan akan memberi tahu divisi marketing melalui surat elektronik dan

melampirkan bukti transfer bank. Staf marketing akan memberitahukan staf divisi

finance melalui surat elektronik beserta lampiran bukti transfer. Staf finance

bagian piutang akan memastikan pembayaran yang diterima staf finance bagian

bank bahwa pembayaran telah diterima. Jika pembayaran telah diterima, staf

finance bagian bank akan membuat cash receipt (Bukti Penerimaan Kas) dan

memberikannya kepada staf finance bagian piutang untuk memasukkan

pembayaran ke dalam sistem SAP.

Jurnal akuntansi ketika perusahaan menerima pembayaran uang muka dari

pelanggan disajikan sebagai berikut:

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 59: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

44

Universitas Indonesia

Jurnal Penerimaan Uang Muka

Dr. Biaya Bank xxx

Dr. Bank/Kas xxx

Cr. Uang Muka dari Pelanggan xxx

Jurnal akuntansi ketika penjualan telah diakui sehingga saldo uang muka

dihapuskan adalah sebagai berikut:

Jurnal Penghapusan Uang Muka setelah Penjualan Diakui

Dr. Uang Muka dari Pelanggan xxx

Dr. Piutang xxx

Cr. Penjualan xxx

Jurnal Pengiriman Barang

Dr. Harga Pokok Penjualan xxx

Cr. Barang Jadi xxx

4.1.3.2 Proses Penagihan Piutang

PT MAR mempunyai prosedur penagihan yang berbeda antara penjualan ekspor

dan impor. Untuk penjualan ekspor, PT MAR akan mengingatkan pelanggan dua

hari sebelum tanggal jatuh tempo. Sementara penjualan lokal adalah tujuh hari

sebelum tanggal jatuh tempo. Flowchart penagihan terhadap piutang PT MAR

disajikan dalam gambar 4.2 dan penjelasan dari masing-masing proses dijelaskan

pada Tabel 4.2.

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 60: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

45

Universitas Indonesia

Gambar 4.2 Flowchart Proses Penagihan Piutang MAR

Sumber: Kertas Kerja KAP RIO (2014). (Data diolah kembali)

Tabel 4.2 Proses Penagihan Piutang PT MAR

No. Tanggung

Jawab Deskripsi

Dokumen

Terkait

1 Marketing

Administrator Terima dokumen dari marketing administrator

2 Staf AR & AP

Cek kelengkapan dokumen yang diberikan oleh

marketing administrator. Apabila lengkap, lanjut ke

proses nomor 3. Bila tidak lengkap, lanjut ke proses

nomor 4

Invoice,

Packing list

PEB

BL

Surat Jalan

Faktur Pajak

LC

3 Staf AR & AP

Marketing

Follow up kekurangan dokumen, kembalikan kepada

marketing administrator untuk kelengkapannya

4 Staf A/R Dokumen yang telah lengkap dimasukkan ke filling

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 61: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

46

Universitas Indonesia

No. Tanggung

Jawab Deskripsi

Dokumen

Terkait

5 Staf A/R

Informasikan kepada customer mengenai jatuh tempo

pembayaran 1 minggu sebelum tanggal jatuh tempo

untuk penjualan lokal dan 2 hari sebelum tanggal jatuh

tempo untuk penjualan ekspor

Email

(terlampir

dokumen

terkait)

6 Staf A/R Terima schedule pembayaran dari customer

7 Staf A/R, Staf

Finance Follow up ke customer untuk melakukan pembayaran

Email,

Phone

8 Staf A/R Periksa apakah customer melakukan pembayaran ?

9 Staf A/R

Jika customer sudah melakukan pembayaran, lakukan

pencocokan pembayaran dengan bukti pembayaran

yang dimiliki.

Report A/R

10 Staf A/R Buat bukti penerimaan piutang terhadap pembayaran

yang sudah dilakukan customer.

11 Staf A/R Lakukan report account receivable. Report A/R

12 Staf A/R Jika customer belum melakukan pembayaran,

konfirmasi marketing & customer.

Email,

Phone

13 Staf A/R

Cek apakah penyebab keterlambatan pembayaran

dikarenakan adanya Claim dari Customer? Jika YA,

lihat pada prosedur claim untuk diskon dan retur.

Claim report

Sumber: Kertas Kerja KAP RIO (2014). (Data diolah kembali)

Jurnal akuntansi ketika menerima pelunasan pembayaran dari pelanggan

disajikan sebagai berikut:

Jurnal Pelunasan Pembayaran

Dr. Biaya Bank xxx

Dr. Bank xxx

Cr. Piutang xxx

4.1.4 Proses Penentuan Harga

Dalam menentukan harga, PT MAR akan berpaku pada daftar harga yang

dikeluarkan grup pusat. Daftar harga tersebut berupa rentang harga sehingga

memungkinkan untuk terjadi negosiasi dengan pelanggan. Harga yang disetujui

dengan pelanggan harus mendapatkan persetujuan dari marketing manager selaku

perwakilan grup pusat.

Rentang harga tersebut akan dimasukkan ke dalam sistem SAP. Ketika

bagian administrator marketing akan membuat jurnal transaksi penjualan, harga

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 62: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

47

Universitas Indonesia

jual yang dimasukkan harus lebih tinggi dari batas harga minimum. Jika lebih

rendah, sistem SAP akan otomatis menolak. Marketing manager akan selalu

memeriksa harga yang dimasukkan staf administrator marketing berdasarkan

daftar harga grup pusat PT MAR.

4.1.5 Pengakuan Pendapatan

Berdasarkan PSAK 23, pendapatan diakui ketika terjadi perpindahan risiko dan

manfaat dari produsen ke konsumen. Dalam penjualan ekspor, incoterm yang

umum digunakan PT MAR umumnya adalah CIF (Cost, Insurance and Freight),

sehingga transfer of risk sebagai dasar pendapatan diakui terjadi ketika barang

tiba di pelabuhan penjual. Pelabuhan yang digunakan PT MAR adalah Pelabuhan

Tanjung Priok, Jakarta. Dokumen pendukung incoterm tersebut adalah bill of

lading, yakni dokumen tertulis yang mencantumkan tanggal tiba di pelabuhan,

jenis barang, serta jumlah barang. Untuk penjualan lokal, incoterm yang

digunakan adalah FOB yang mengakui pendapatan ketika barang keluar dari

gudang penjual. Dokumen pendukung incoterm ini adalah delivery notes yang

telah ditandatangani pelanggan sebagai bukti barang telah sampai di gudang

pelanggan.

Dalam praktik akuntansi PT MAR, pendapatan diakui ketika invoice

diterbitkan bersamaan dengan barang akan keluar dari gudang. Ini menyebabkan

adanya risiko cut-off dalam pengakuan penjualan PT MAR karena delivery notes

dan invoice dibuat bersamaan saat barang dikirim sehingga tidak sesuai dengan

pengakuan pendapatan berdasarkan PSAK 23. Incoterm pada PT MAR menjadi

tidak berperan dalam menentukan tanggal transfer risk penjualan ekspor karena

sistem akuntansi PT MAR mengakui pendapatan setiap invoice diterbitkan saat

pengiriman barang. Pada penjualan lokal, invoice dibuat saat PT MAR mengurus

masalah perpajakan 2-3 hari sebelum barang dikirim, sehingga secara otomatis

pendapatan diakui sebelum barang keluar dari gudang.

Pengakuan pendapatan PT MAR tidak sesuai dengan PSAK 23. Risiko

cut-off pada pengakuan pendapatan akan lebih dibahas pada pengujian cut-off

pendapatan di Sub-bab 4.2.2.4.

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 63: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

48

Universitas Indonesia

4.1.6 Pemahaman Akun Pendapatan PT MAR

Akun pendapatan PT MAR terdiri dari 3 sub-akun utama, yakni penjualan, retur

penjualan, dan diskon penjualan. Dalam penyajiannya, setiap sub-akun akan

dipisahkan berdasarkan transaksi ekspor atau lokal. Berikut ini adalah rincian

akun pendapatan dari PT MAR per 31 Desember 2014 yang sudah diaudit.

Tabel 4.3 Pendapatan PT MAR per 31 Desember 2014

Deskripsi Akun Nominal (USD)

Penjualan ekspor 35.000.000

Penjualan lokal 10.000.000

Retur penjualan ekspor (1.000.000)

Retur penjualan lokal (100.000)

Diskon penjualan ekspor (200.000)

Diskon penjualan lokal (200.000)

Total – Pendapatan 43.500.000

Sumber: Kertas Kerja KAP RIO (2014). (Telah diolah kembali)

4.1.6.1 Penjualan

Penyajian akun penjualan PT MAR dibagi menjadi penjualan ekspor dan

penjualan impor. Penjualan ekspor PT MAR hampir mencapai 75% dari total

keseluruhan penjualan. Selain pendapatan dari penjualan produk mereka,

penjualan lokal juga merepresentasikan penjualan barang scrap atau bahan kulit

tidak terpakai.

4.1.6.2 Diskon Penjualan

Metode pemberian diskon penjualan pada PT MAR berbeda dengan

pemberian diskon pada perusahaan umum. Diskon penjualan biasanya diberikan

dalam bentuk potongan harga ketika pembeli melunasi piutangnya dalam jangka

waktu tertentu. PT MAR tidak pernah memberikan potongan atas pelunasan

piutang pelanggannya yang lebih cepat dari tanggal jatuh tempo.

Diskon pada pelanggan diberikan karena dua penyebab utama. Diskon

pertama berasal dari barang sampel yang diberikan kepada pelanggan sebagai

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 64: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

49

Universitas Indonesia

bentuk promosi. Barang sampel ini tidak diakui sebagai biaya marketing,

melainkan sebagai pengurang pendapatan dalam bentuk diskon penjualan. Setelah

barang sampel sampai di tangan pelanggan, staf pemasaran akan

menginformasikan divisi akuntansi untuk menerbitkan credit note. Credit note

tersebut harus diotorisasi oleh finance manager atau accounting manager.

Diskon kedua berasal dari potongan harga yang diberikan kepada

konsumen akibat adanya barang cacat. PT MAR akan bernegosiasi atas tuntutan

barang cacat tersebut untuk tidak dikembalikan dengan memberikan diskon.

Tuntutan harus disertai bukti yang relevan. Jika diperlukan, perusahaan akan

mengirimkan perwakilannya untuk melihat kecacatan produk mereka dan

menghitung jumlah diskon yang akan diberikan. Staf pemasaran akan membuat

complain sheet dan ditandatangani marketing manager. Selanjutnya staf

pemasaran akan meneruskan complain sheet kepada divisi keuangan untuk

membuat invoice diskon yang ditandatangani finance manager.

Ketika credit note diterbitkan, sistem SAP akan secara otomatis membuat

jurnal sebagai berikut:

Jurnal Diskon Penjualan Akibat Barang Sampel

Dr. Diskon Penjualan xxx

Cr. Piutang xxx

4.1.6.3 Retur Penjualan

Retur penjualan terjadi ketika kualitas barang cacat sangat buruk dan tidak bisa

ditolerir sehingga pelanggan menolak diberi diskon. Bentuk retur penjualan yang

diberikan PT MAR terdiri dari dua jenis, yakni retur barang biasa dan rework.

Retur barang biasa adalah ketika pelanggan mengembalikan barang yang telah

dibeli dan meminta untuk pengurangan nilai transaksi. Sementara rework adalah

ketika pelanggan mengembalikan barang cacat dan meminta PT MAR untuk

memperbaiki kualitas barang tersebut. Setelah barang selesai diperbaiki, PT MAR

akan mengirimkan kembali barang tersebut pada konsumen. Tidak terdapat

batasan waktu dalam melakukan retur selama barang tersebut belum terpakai.

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 65: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

50

Universitas Indonesia

Proses retur penjualan diawali dengan staf gudang yang menginformasikan

staf pemasaran ketika barang yang diretur telah diterima dan mencocokkannya

dengan delivery notes. Selanjutnya staf pemasaran membuat sales order return

pada sistem SAP yang disesuaikan dengan sales order sebelumnya. Staf

pemasaran akan membuat jurnal sebagai berikut:

Jurnal Retur Penjualan ketika Barang Tiba di Gudang

Dr. Barang Jadi xxx

Cr. Harga Pokok Penjualan xxx

Staf pemasaran akan mengirimkan complain sheet yang telah

ditandatangani marketing manager kepada divisi keuangan. Staf keuangan akan

membuat credit memo yang juga diotorisasi staf administrasi pemasaran. Staf

keuangan akan membuat jurnal retur tersebut sebagai berikut:

Jurnal Pengakuan Retur Penjualan

Dr. Retur Penjualan xxx

Cr. Piutang xxx

Sementara terkait dengan retur bersifat rework, PT MAR tidak

membebankan biaya rework tersebut kepada konsumen. Saat melakukan

pengiriman kembali barang rework yang telah selesai, PT MAR akan

mengakuinya sebagai suatu penjualan sehingga tidak net-off terhadap saldo retur

penjualan. Nominal pencatatan penjualan akibat rework tetap sama dengan

nominal rework. Penjurnalan yang dilakukan PT MAR adalah sebagai berikut:

Jurnal Pengembalian Barang Rework kepada Pelanggan

Dr. Piutang xxx

Cr. Penjualan xxx

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 66: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

51

Universitas Indonesia

Jurnal Pengiriman Barang Rework

Dr. Harga Pokok Penjualan xxx

Cr. Barang Jadi xxx

Khusus tahun 2014, terdapat beberapa retur penjualan yang berasal dari

barang yang ditarik kembali oleh perusahaan akibat pelanggan mengalami

kesulitan finansial dalam pelunasan barang tersebut. Untuk menghindari kerugian

lebih besar, PT MAR memutuskan untuk menarik kembali barang yang masih

dapat digunakan.

4.1.7 Pemahaman atas Akun Piutang Usaha PT MAR

Piutang usaha diukur berdasarkan sales invoice yang diterbitkan PT MAR, yang

berisi keterangan rinci mengenai penjualan produk (kuantitas, harga, dan jadwal

pengiriman) serta jangka waktu pembayaran oleh konsumen. Jangka waktu

pembayaran berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan dalam mengumpulkan

seluruh nilai piutang usahanya. Apabila perusahaan tidak mampu mengumpulkan

nilai piutang usahanya secara utuh, maka perusahaan wajib melakukan penyisihan

piutang tak tertagih. PT MAR tidak mempunyai akun penyisihan piutang tak

tertagih karena menurut mereka semua piutang usaha yang telah jatuh tempo

walaupun dalam waktu lama tetap akan tertagih. Pelunasan bagi pelanggan yang

mengalami kesulitan keuangan dilakukan dengan cicilan secara bertahap oleh

pelanggan yang akan mengurangi nilai piutang perusahaan.

Piutang usaha PT MAR dibagi menjadi tiga, yakni piutang ekspor, piutang

lokal, serta piutang grup. Piutang grup adalah piutang yang berasal dari penjualan

kepada sesama anggota grup pusat MAR di Eropa. Namun pada 31 Desember

2014, tidak terdapat saldo dari piutang grup. Berikut ini adalah rincian akun

piutang usaha yang disajikan PT MAR per 31 Desember 2014.

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 67: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

52

Universitas Indonesia

Tabel 4.4 Piutang Usaha PT MAR per 31 Desember 2014

Deskripsi Akun Nominal (USD)

Piutang ekspor 5.000.000

Piutang lokal 1.000.000

Total – Piutang 6.000.000

Sumber: Kertas Kerja KAP RIO (2014). (Telah diolah kembali)

4.2 Proses Audit KAP RIO atas PT MAR

Kegiatan audit KAP RIO atas PT MAR dilakukan berdasarkan pedoman audit

KAP RIO Global (KAP RIO Audit Guidance). Proses audit KAP RIO terdiri dari

tiga tahap dan akan dijelaskan lebih lanjut pada sub-bab berikutnya, yaitu:

1. Perencanaan dan Perancangan Proses Audit (Audit Planning)

2. Audit Lapangan (Audit Fieldwork)

3. Penyelesaian Kegiatan Audit (Audit Completion)

4.2.1 Perencanaan dan Perancangan Proses Audit (Audit Planning)

Pada proses perencanaan, penulis tidak terlibat langsung karena penulis belum

memulai program magang. Hasil laporan magang penulis hanya berdasarkan

dokumentasi dan inquiry penulis kepada senior auditor. Proses perencanaan yang

dilakukan KAP RIO memiliki langkah-langkah yang sesuai dengan proses menilai

risiko berdasarkan ISA yang telah dijelaskan pada Sub-bab 2.4.1. Berikut ini

adalah sekilas proses perencanaan audit PT MAR.

4.2.1.1 Penerimaan dan Keberlanjutan Klien

PT MAR telah diaudit KAP RIO sejak tahun 2011, sehingga KAP RIO telah

memiliki cukup pemahaman mengenai nature bisnis PT MAR. Namun, tim audit

tetap perlu melakukan evaluasi penerimaan dan keberlanjutan, di antaranya

dengan memperbarui pemahaman mengenai pengendalian dan bisnis klien, serta

menilai kembali risiko di dalamnya. Maka dari itu, Engagement Leader, Manager,

dan Senior In Charge tim audit KAP RIO bertemu dengan Direktur Utama,

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 68: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

53

Universitas Indonesia

Finance Manager, serta Accounting Manager PT MAR pada planning meeting

tanggal 8 September 2014, untuk melakukan analisis dan penilaian risiko dari

ikatan kerja sama kedua belah pihak. Hasil pertemuan tersebut menyimpulkan

tidak terdapat perubahan signifikan terkait lingkungan dan nature bisnis

perusahaan.

KAP RIO menilai keberlanjutan audit dilakukan berdasarkan Financial

Risk Assessment Sytem (FRISK) yang merupakan tools dalam penilaian kelayakan

audit mulai dari sisi nature bisnis, risiko bisnis sampai dengan intensi terjadinya

fraud. Sebuah KAP sebaiknya tidak menerima engagement perusahaan yang tidak

layak audit. Hasil output dari FRISK berupa nilai angka dan juga tingkatan

kondisi risiko klien. Selain sistem FRISK, KAP RIO juga melakukan penilaian

atas aktivitas anti money laundering (AML). Aktivitas AML bertujuan untuk

mencegah tindakan pencucian uang atas uang hasil korupsi. Setelah risiko

termitigasi dalam sistem FRISK dan auditor berkeyakinan bahwa prosedur AML

dijalankan, KAP RIO dapat melanjutkan pelaksanaan audit terhadap PT MAR.

4.2.1.2 Prosedur Awal Perikatan dengan Klien

Setelah KAP RIO memutuskan untuk menerima penugasan audit, tahap

selanjutnya adalah membuat perjanjian kerja sama dengan klien (engagement

letter), membentuk tim audit, dan mengecek independensi masing-masing anggota

tim audit. Engagement letter bersifat kontrak dengan pemahaman penuh terkait

apapun dalam proses pelaksanaan engagement KAP RIO 2014 yang

ditandatangani oleh kedua belah pihak. Dalam engagement letter ini juga dibahas

mengenai isu independensi auditor terhadap PT MAR sehingga hasil audit akan

bersifat objektif sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Tahap berikutnya adalah menentukan jumlah dan komposisi tim audit.

Tim audit KAP RIO untuk PT MAR terdiri dari satu signing partner, satu

director, satu manager, satu senior auditor, satu junior auditor, serta satu

vocational employee (peserta internship). Setiap anggota tim audit harus diperiksa

independensinya terhadap klien dengan mengonfirmasi surat pernyataan bahwa

anggota tim independen terhadap klien. Dalam penugasan audit ini, tidak

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 69: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

54

Universitas Indonesia

ditemukan masalah tentang independensi anggota tim audit sehingga audit dapat

dilanjutkan ke tahap berikutnya.

4.2.1.3 Identifikasi Risiko

Prosedur perencanaan berikutnya adalah menganalisa faktor industri dan bisnis

PT MAR. Hal ini dibutuhkan sebagai gambaran awal secara umum mengenai

treatment yang akan diberikan hingga isu yang mungkin muncul selama proses

pelaksanaan audit.

Identifikasi awal adalah memahami industri dan bisnis klien. Mayoritas

hasil produksi PT MAR adalah kulit untuk furniture dan automotive. Kawasan

Asia menjadi pangsa pasar yang menjanjikan bagi industri ini dengan jumlah

penduduknya yang besar. Sifat konsumtif sebagai negara berkembang menjadikan

pasar ini sangat menjanjikan. Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan

Bermotor Indonesia di tahun 2014, penjualan mobil dan motor meningkat sebesar

5 persen atau mencapai 5 juta unit per tahunnya. Konsumen terbesar PT MAR

adalah market leader industri otomotif di dunia, sehingga pertumbuhan tersebut

berdampak langsung terhadap peningkatan penjualan PT MAR.

Auditor juga perlu memahami faktor peraturan undang-undang yang

berkaitan dengan bisnis PT MAR terbaru. Beberapa peraturan tersebut di

antaranya adalah:

1. Berdasarkan UU No. 40 tahun 2007 mengenai Perseroan Terbatas, PT

MAR harus memiliki cadangan laba ditahan sebesar 20% dari total laba

yang dibayarkan.

2. Berdasarkan UU No. 13 tahun 2003 mengenai ketenagakerjaan, PT MAR

harus melakukan estimasi penyisihan untuk imbalan kerja.

3. Berdasarkan PER-43/PJ/2010 mengenai transfer pricing, PT MAR

diwajibkan menyiapkan dokumentasi transfer pricing untuk setiap

transaksi dengan related party yang totalnya mencapai

Rp.10.000.000.000,- per tahun.

4. Perusahaan berhak atas fasilitas pajak karena berada di Kawasan Berikat

Sentul.

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 70: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

55

Universitas Indonesia

Berikutnya auditor KAP RIO melakukan identifikasi atas risiko yang

ditimbulkan PT MAR dan dampak risiko terhadap materialitas dan kecurangan

(fraud). Ada beberapa risiko bisnis klien yang diidentifikasi oleh KAP TWR

yakni:

1. Risiko salah saji material terkait estimasi penyisihan akun imbalan kerja

karyawan.

Imbalan kerja karyawan disajikan PT MAR sesuai dengan PSAK 24

berdasarkan UU No. 13 tahun 2003. Imbalan kerja dihitung oleh pihak

ketiga yang independen pada akhir tahun. Auditor harus memeriksa

bagaimana manajemen PT MAR dalam memberlakukan imbalan kerja

mereka. Auditor menyimpulkan derajat ketidakpastian terhadap estimasi

imbalan kerja PT MAR sebagai derajat rendah.

2. Risiko salah saji material terkait estimasi masa manfaat aset tetap.

IAS 16 mewajibkan perusahaan untuk melakukan depresiasi terhadap aset

tetap mereka. Berdasarkan inquiry yang dilakukan auditor, tidak terdapat

perubahan kebijakan akuntansi terkait aset tetap. PT MAR tidak

menggunakan jasa profesional dalam menilai masa manfaat aset tetap.

3. Risiko management override of control.

Manajemen memiliki kemungkinan secara langsung maupun tidak

langsung untuk memanipulasi pencatatan akuntansi dan manipulasi

laporan keuangan dengan mengesampingkan kontrol yang sudah ada.

Risiko ini signifikan untuk semua asersi audit. Auditor harus melakukan

pemeriksaan dalam pencatatan jurnal untuk mengetahui jurnal-jurnal yang

dilakukan secara manual dan bukan oleh otorisasinya.

4. Risiko fraud dalam pengakuan pendapatan.

Risiko ini berupa pengakuan pendapatan yang tidak tepat karena kesalahan

dalam penetapan transfer risk saat penjualan barang seperti dijelaskan

pada Sub-bab 4.1.5. Auditor mengklasifikasikan ini sebagai risiko tinggi

karena besarnya volume penjualan. Risiko ini tinggi pada asersi cut-off

namun normal untuk asersi audit yang lainnya. Auditor harus melakukan

pengujian pada cut-off penjualan untuk mengetahui dampaknya pada

laporan keuangan.

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 71: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

56

Universitas Indonesia

Auditor juga menyimpulkan risiko rendah pada penjualan fiktif

karena tidak adanya insentif atau bonus bagi karyawan ketika sukses

menjual barang dalam jumlah besar, dan grup pusat yang lebih

mengutamakan tingkat collectibility piutang daripada penjualan tinggi tak

tertagih. Selain itu, sistem informasi PT MAR berintegrasi dengan grup

pusat sehingga memudahkan untuk mendeteksi fraud.

Langkah terakhir dalam tahap ini adalah menentukan control risk untuk

akun penjualan dan akun piutang usaha. Tingkat kepercayaan auditor terhadap

kontrol dari perusahaan terhadap akun pendapatan dan piutang hanya untuk

beberapa asersi audit tertentu. Bagi risiko signifikan terkait pengakuan

pendapatan, diperlukan banyak bukti audit dalam pengujian substantif. Sementara

control risk dan planned substantive evidence untuk akun penjualan dan piutang

usaha terangkum dalam Tabel 4.5 berikut ini:

Tabel 4.5 Control Risk Akun Pendapatan dan Piutang Usaha

Risiko Terkait Inherent

Risk

Expected

Control

Reliance

Planned

Substantive

Evidence

Akun

Penjualan

Risk of fraud in revenue

recognition

Significant Partial Medium

Risk of material

misstatement

Normal Partial Low

Akun Piutang

Usaha

Risk of material

misstatement

Normal Partial Low

Sumber: Kertas Kerja KAP RIO (2004). (Telah diolah kembali)

4.2.1.4 Identifikasi Pengendalian Internal Klien

Auditor berkewajiban dalam menilai kelayakan atas proses pengendalian internal

terkait mitigasi risiko klien. KAP RIO mengevaluasi pengendalian internal

perusahaan berdasarkan komponen ISA 315, yakni:

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 72: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

57

Universitas Indonesia

1. Lingkungan Pengendalian

- Kode etik perusahaan tercantum dalam Collective Labor Agreement

(CLA). Perusahaan mewajibkan karyawan untuk memiliki dan

membaca CLA. Perjanjian ini menyatakan hak dan kewajiban

karyawan yang berlaku dari tahun 2012 hingga 2014. Perusahaan juga

mengadakan traning untuk secara teratur berkomunikasi isi peraturan

perusahaan kepada semua karyawan.

- PT MAR tidak memiliki komite audit. Namun PT MAR langsung

diawasi oleh grup pusat di Eropa lewat pengintegrasian sistem SAP

mereka. Seluruh kebijakan strategis perusahaan yang berisiko tinggi

harus dikonsultasikan dengan grup pusat.

- Masing-masing divisi dibagi menjadi beberapa departemen dengan

masing-masing kepala departemen dan staf sehingga tugas dapat

didelegasikan dengan efektif sehingga karyawan memiliki

pengetahuan, keterampilan dan integritas yang diperlukan untuk

melakukan pekerjaan mereka.

- Bonus diberikan oleh grup pusat berdasarkan penilaian terhadap

kondisi pasar dan kinerja grup PT MAR global secara keseluruhan.

Tanpa adanya key performance indicator formal yang ditentukan grup

pusat, memungkinkan PT MAR tidak memperoleh tekanan hebat

terkait pencapaian keuangan. PT MAR tidak menjanjikan bonus

tahunan terhadap karyawannya secara individu. Namun ketika

mendapat bonus dari grup pusat, maka seluruh karyawan akan

mendapat bonus sesuai kinerja mereka.

2. Penilaian Risiko

Setiap tahun manajemen grup pusat akan membuat perencanaan dengan

mempertimbangkan keadaan ekonomi lokal seperti pertumbuhan dan

inflasi. Hasil dari perencanaan tersebut berupa laporan anggaran yang

telah disetujui kedua belah pihak.

PT MAR tidak memiliki program khusus untuk mengidentifikasi

inherent risk yang dapat mempengaruhi secara langsung atau tidak

langsung kepada perusahaan. Untuk risiko fraud, PT MAR juga tidak

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 73: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

58

Universitas Indonesia

memiliki program khusus untuk mengendalikannya. Namun melalui

kontrol yang baik, PT MAR yakin mereka akan menemukan risiko yang

mungkin ada. Risiko yang diidentifikasi oleh masing-masing kepala

departemen akan dibahas dengan direktur. Isu penting akan langsung

melibatkan grup pusat. Dengan mempertimbangkan kompleksitas dan

ukuran perusahaan, auditor menyimpulkan kontrol yang ada sudah cukup

memadai.

3. Informasi dan Komunikasi

PT MAR menggunakan SAP untuk mengakomodasi kebutuhan dalam

pelaporan keuangan. Sistem ini telah memasukkan proses pemisahan tugas

dan wewenang di mana informasi hanya bisa diakses oleh masing-masing

departemen yang relevan. Tidak terdapat perubahan sistem dan SOP dalam

operasional perusahaan dibandingkan dengan tahun lalu.

Jika ada perubahan kebijakan terkait SAP, accounting manager

akan mengomunikasikan kepada grup dan hanya grup yang dapat

memutuskan. Hanya terdapat tiga orang yang bertanggung jawab pada

fungsi IT, di mana salah satunya adalah accounting manager. Dua orang

selain itu hanya akan mengurusi masalah software dan hardware tertentu.

4. Pengawasan Pengendalian

PT MAR tidak mempunyai divisi internal audit. Setiap kepala divisi

(manager) bertanggung jawab memastikan kegiatan dalam divisi mereka

berjalan baik dan efektif. Selain itu, grup pusat selalu mengirimkan

perwakilannya mengunjungi PT MAR. Grup pusat juga menempatkan

beberapa perwakilan mereka dalam jajaran struktur perusahaan, seperti

marketing manager.

5. Aktivitas pengendalian

Tim audit telah mendokumentasikan seluruh pengendalian terkait siklus

penjualan dan piutang usaha PT MAR pada Sub-bab 4.1.

Berdasarkan pemahaman dan evaluasi lima komponen pengendalian

internal PT MAR, tim audit menyimpulkan bahwa kelima elemen yang terdapat

pada framework pengendalian internal PT MAR telah sesuai dengan standar ISA.

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 74: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

59

Universitas Indonesia

Dengan pertimbangan ukuran dan kompleksitas PT MAR, pengendalian internal

dalam PT MAR cukup memadai. Tim audit juga mendapatkan hasil yang

memadai dari beberapa pengujian terkait kelima elemen pengendalian tersebut.

4.2.1.5 Materialitas

Setelah mengidentifikasi lingkungan bisnis PT MAR, auditor akan menentukan

batas materialitas. Konsep materialitas dibagi berdasarkan tiga tingkatan, yakni

overall materiality (OM), performance materiality (PM), serta summary of

uncorrected misstatements (SUM). Selama proses pelaksanaan audit, materialitas

dapat diubah apabila terjadi kondisi atau peristiwa yang mempengaruhi tingkat risiko

bisnis klien. Auditor wajib merahasiakan materialitas dari pengetahuan klien. Angka

materialitas merupakan angka yang sudah dibulatkan untuk memudahkan pengerjaan

audit. Konsep materialitas yang diterapkan KAP RIO mengikuti konsep materialitas

ISA 320 yang telah dijelaskan pada Bab 2 sebelumnya. Namun terdapat penambahan

tingkatan materialitas Summary of Uncorrected Misstatement (SUM). Penentuan

materialitas KAP RIO untuk PT MAR adalah:

1. Overall Materiality (OM)

OM adalah keseluruhan penilaian materialitas atas laporan keuangan

secara umum. OM sangat penting karena menjadi dasar penentuan opini

audit dan digunakan untuk dasar penentuan tingkatan materialitas yang

lain, yaitu PM dan SUM. Penentuan OM tidak terlepas dari profesional

judgement auditor. Dalam engagement PT MAR 2014, OM adalah 1% dari

total laba/rugi sebelum pajak per 31 Desember 2014. PT MAR merupakan

perusahaan berorientasi laba sehingga dasar penentuan materialitasnya

adalah laba sebelum pajak. Pertimbangan rule of thumb 1% disebabkan

perusahaan tidak berupa public interest entity (PIE), laporan keuangan

hanya digunakan perusahaan induk dan bank, serta adanya pinjaman bank

yang disertai jaminan. Berikut adalah perhitungan untuk materialitas

tingkat OM:

OM = 1% * [total revenue]

= 1% * US$43.500.000

= US$435.000

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 75: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

60

Universitas Indonesia

2. Performance Materiality (PM)

Materialitas di bawah overall materiality adalah performance materiality.

Apabila ruang lingkup overall materiality adalah laporan keuangan secara

keseluruhan, ruang lingkup performance materiality adalah untuk masing-

masing financial statement line items (FSLI). PM digunakan di dalam tahap

perencanaan untuk merencanakan saldo akun, kelompok transaksi dan

pengungkapan mana yang akan diperiksa. “Pedoman Audit KAP RIO”

menyatakan bahwa PM ditentukan pada nominal kurang dari OM,

umumnya adalah 50% - 75% dari jumlah OM. Pengurangan persentase

tersebut disebut haircut. Tim audit KAP RIO memutuskan untuk

menggunakan haircut sebesar 25% karena KAP RIO telah mengaudit PT

MAR pada periode-periode sebelumnya dan memiliki risiko audit yang

rendah. Berikut adalah perhitungan performance materiality:

PM = (100% - [haircut]) * [OM]

= (100% - 25%) * US$435.000

= US$326.250 ≈ US$330.000

3. Summary of Uncorrected Misstatement (SUM)

SUM adalah tingkatan materialitas di mana salah saji yang nominalnya di

bawah SUM tersebut dianggap tidak signifikan terhadap pengambilan

keputusan pengguna laporan keuangan sehingga tidak diperlukan

penyesuaian audit. Ruang lingkup dari SUM posting level adalah masing-

masing transaksi yang dilakukan oleh PT MAR. KAP RIO menentukan SUM

adalah sebesar 10% dari OM dengan pertimbangan rendahnya risiko audit

keseluruhan dan PT MAR bukan public interest company. Berikut adalah

perhitungan SUM untuk audit PT MAR:

SUM = 10% * [OM]

= 10% * US$435.000

= US$43.500

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 76: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

61

Universitas Indonesia

4.2.1.6 Penyusunan Rencana Audit dan Program Audit

Selain memberikan jasa audit keuangan, Tim audit juga melakukan audit sistem

informasi yang bekerja sama dengan tim Risk Control Solutions (RCS) dari KAP

RIO. Tim RCS akan membantu tim audit memahami sistem SAP PT MAR. Salah

satu pengujian yang dilakukan tim RCS adalah pengujian manual jurnal untuk

jurnal akuntansi yang tidak biasa.

Pendekatan audit akan menggunakan pendekatan pengujian pengendalian

(test of control) dan pengujian rincian saldo (test of detail balances). Setelah

semua rencana program audit siap, tim audit mengadakan kick-off meeting pada 8

Desember 2014. Kick-off meeting membahas isu-isu mengenai penugasan audit

terkait, seperti pengenalan tim, jadwal kerja, penjelasan umum tentang klien dan

performa perusahaan, risiko yang terdapat pada klien, pendekatan audit,

penentuan materialitas, dan lainnya.

4.2.2 Audit Lapangan (Audit Fieldwork)

Setelah melakukan perancanaan audit, langkah selanjutnya adalah melakukan

audit lapangan. Audit lapangan pada KAP RIO merupakan bentuk menanggapi

risiko dari tahap sebelumnya yang disesuaikan dengan proses audit berbasis ISA.

Jenis pengujian dalam audit lapangan yang dilakukan KAP RIO adalah:

1. Pengujian pengendalian (test of control)

2. Pengujian rincian secara subtantif (test of details)

Tahapan di atas memiliki prosedur dan tujuan audit yang berbeda.

Pemilihan prosedur bergantung pada pertimbangan profesional tim audit dengan

melihat kondisi klien. Standar tidak memaksakan suatu prosedur selama tujuan

audit atas akun terkait dapat memberikan keyakinan auditor atas laporan keuangan

yang bebas salah saji. Ketika melaksanakan sebuah prosedur pengujian yang

membutuhkan pengambilan sampel, tim audit menggunakan pedoman KAP RIO

yang mempunyai tiga metode dalam pengujian sampel, yaitu:

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 77: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

62

Universitas Indonesia

1. Targeted Testing

Sampel dipilih menggunakan karakteristik tertentu, umumnya adalah

transaksi dengan nominal yang material, karena transaksi tersebut

dianggap mempunyai kemungkinan lebih besar untuk mengandung salah

saji material dibandingkan dengan transaksi dengan nominal di bawah

batas materialitas.

2. Non-Statistical Sampling

Metode ini dipilih untuk populasi yang jumlahnya banyak dan nominalnya

cenderung homogen. Non-statistical sampling juga dapat menjadi

tambahan pengujian bagi metode targeted testing. Hal ini dilakukan untuk

menambah tingkat keyakinan auditor atas sisa populasi yang tidak masuk

ke dalam kriteria targeted.

3. Accept Reject Testing

Accept reject testing tidak menguji salah saji moneter dalam suatu akun

atau populasi, melainkan untuk menerima atau menolak suatu karakteristik

atau atribut tertentu. Jika hasil pengujian ditolak, maka sumber dari

pengecualian harus diidentifikasi dan perlu dilakukan prosedur tambahan

lain untuk mencapai tujuan audit.

KAP RIO menggunakan sebuah macro dalam Microsoft Excel untuk

mempermudah auditor mencari jumlah sampel yang diperlukan dengan beragam

metode pengambilan sampel. Dengan mengisikan informasi yang dibutuhkan

pada template macro tersebut, jumlah sampel yang dibutuhkan akan segera

muncul secara otomatis. Informasi yang dibutuhkan umumnya adalah nominal

populasi, jumlah transaksi terkait populasi, nilai materialitas yang dipilih serta

level of evidence.

Audit lapangan pada engagement PT MAR terdiri dari sembilan jenis

pengujian, di mana pengujian pertama adalah untuk pengujian pengendalian (test

of control) dan pengujian berikutnya adalah untuk pengujian rincian secara

substantif (test of detail). Pengujian pengendalian hanya bertujuan untuk menilai

efektivitas pengendalian perusahaan, sedangkan pengujian rincian, selain

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 78: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

63

Universitas Indonesia

bertujuan untuk menilai efektivitas pengendalian, juga bertujuan untuk menilai

kebenaran nominal/unit moneternya.

Setiap prosedur memiliki tujuan audit masing-masing. Oleh karena itu,

dalam membangun keyakinan atas bebas salah saji atas akun tertentu, tim audit

membuat berbagai macam prosedur pengujian rincian untuk memenuhi seluruh

tujuan audit secara keseluruhan. Asersi audit yang ingin dicapai tim audit untuk

setiap pengujian terangkum dalam Tabel 4.6 berikut.

Tabel 4.6 Asersi atas Pengujian Akun Pendapatan dan Piutang Usaha

No. Prosedur Tujuan Audit

C A C/O E/O RO PD V

Test of Control

1 Pengujian terhadap

pengendalian √ √ √ √ √ √ √

Test of Detail

2 Menyiapkan kertas kerja utama

(lead schedule). √

3 Pengujian pendapatan atas

penjualan barang. √ √ √

4 Pengujian terhadap cut-off akun

penjualan dan piutang usaha. √ √

5 Konfirmasi atas akun piutang

usaha. √ √ √ √

6 Pengujian rekonsiliasi akun

piutang usaha. √ √ √ √

7 Pengujian atas allowance for

doubtful account. √ √ √

8 Pengujian translasi atas mata

uang asing pada akun piutang

usaha.

9 Pengujian terhadap credit note

setelah periode tutup buku. √ √ √ √

A = accuracy, C = completeness, V = valuation, C/O = Cut-off, E/O = existence/occurence, RO =

rights and obligations, PD = presentation and disclosure

Sumber: Kertas Kerja KAP RIO (2014). (Telah diolah kembali)

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 79: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

64

Universitas Indonesia

4.2.2.1 Pengujian terhadap Pengendalian

KAP RIO telah melakukan pengujian pengendalian terkait siklus penjualan dan

piutang usaha. Pada Sub-bab 4.2.1 mengenai perencanaan audit, tim audit telah

terlebih dahulu melakukan pemahaman terhadap bisnis PT MAR. Pengujian

pengendalian kali ini ditujukan untuk menilai kelayakan sistem yang digunakan

oleh PT MAR dalam menjalankan kegiatan operasional harian dan pelaporan

keuangan terkait dengan kegiatan operasional tersebut.

Pengujian dilakukan dengan meninjau dokumen terkait transaksi penjualan

untuk memastikan dokumen pendukung transaksi telah sesuai dengan atribut

pengendalian yang ditentukan. Setiap atribut pengujian akan mencapai tujuan

audit yang berbeda. Atribut yang harus dipenuhi beserta tujuan auditnya dalam

dalam melakukan pengujian ini akan dijelaskan pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Atribut Pengujian Pengendalian Penjualan dan Piutang Usaha

Atribut Pengujian Objektif

1 Order confirmation atau purchase order dari pelanggan

dapat dipastikan keberadaannya (existence)

E/O

2 Delivery notes telah disetujui oleh accounting supervisor. V, R, E/O, RO

3 Jumlah barang dalam invoice sama dengan jumlah barang

pada delivery notes.

A, E/O

4 Harga dalam invoice telah sesuai dengan harga pada order

confirmation.

A, E/O

5 Jumlah penjualan pada invoice telah sesuai dengan jumlah

penjualan pada buku besar

A, C, V

6 Jumlah kas masuk pada bank statement telah sesuai dengan

total penjualan pada invoice yang telah disesuaikan dengan

jumlah retur atau diskon.

A, C, V

7 Jurnal penjualan dicatat pada akun yang tepat secara akurat. A, C, V

Keterangan:

A = accuracy, C = completeness, V = valuation, R = restricted access, E/O = existence/occurence,

RO = rights and obligations

Sumber: Kertas Kerja KAP RIO (2014). (Telah diolah kembali)

Dalam menentukan jumlah sampel yang akan diuji, auditor menggunakan

pedoman audit KAP RIO secara global. Berdasarkan pedoman audit KAP RIO

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 80: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

65

Universitas Indonesia

ketika melakukan pengujian pengendalian secara manual, auditor harus

mempertimbangkan frekuensi transaksi seperti berikut:

Tabel 4.8 Penentuan Jumlah Sampel Pengujian Pengendalian

Frekuensi pengendalian Jumlah populasi Jumlah sampel

Annual 1 1

Quarterly 4 1

Monthly 12 2

Weekly 52 4

Daily 250 10

Multiple times per day Lebih dari 250 15

Sumber: Kertas Kerja KAP RIO (2014). (Telah diolah kembali)

Tabel 4.8 menjelaskan mengenai berapa jumlah sampel yang harus

diambil untuk setiap jumlah transaksi. Semakin banyak transaksi terjadi maka

frekuensi pengendalian akan semakin sering sehingga jumlah sampel yang

diambil akan semakin banyak.

Jumlah transaksi penjualan PT MAR pada tahun 2014 adalah sebanyak

1.391 transaksi. Ini menggambarkan jika rata-rata transaksi harian mencapai lima

transaksi atau lebih. Dengan mempertimbangkan jumlah transaksi tersebut serta

untuk memberikan tingkat kenyamanan tertinggi, maka jumlah sampel yang

diambil adalah 15 transaksi secara acak. Berdasarkan pengujian pengendalian

yang dilakukan KAP RIO atas dokumen pendukung transaksi yang disesuaikan

dengan atribut yang disebutkan sebelumnya, tim audit menyimpulkan tidak ada

pengecualian atas pengujian ini. Seluruh sampel terpilih memenuhi atribut yang

dibutuhkan. Dokumentasi terkait pengujian pengendalian dapat dilihat pada

Lampiran 1.

4.2.2.2 Menyiapkan Kertas Kerja Utama (Lead Schedule)

Prosedur pertama yang dilakukan dalam TOD adalah melakukan prosedur analitis.

Dokumentasi prosedur analitis dituangkan dalam lead schedule. Lead schedule

merupakan alat yang digunakan sebagai dokumentasi utama dalam pelaksanaan

audit lapangan. Dalam lead schedule akan terdapat prosedur analitis berupa

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 81: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

66

Universitas Indonesia

analisa pergerakan akun serta dokumentasi yang menghubungkan dengan

pengujian rincian yang dilakukan oleh tim audit. Lead schedule dari akun

pendapatan serta piutang usaha PT MAR dapat dilihat pada Tabel 4.9 dan Tabel

4.10.

Tabel 4.9 Lead Schedule Akun Pendapatan

Tabel 4.10 Lead Schedule Akun Piutang Usaha

Legenda

^ Mathematically footed

TB Telah dicocokkan dengan neraca saldo per 31 Desember 2014

PY Telah dicocokkan dengan laporan keuangan yang telah diaudit 31 Desember 2013

Sumber: Kertas Kerja KAP RIO (2014). (Telah diolah kembali)

Pada praktiknya, tim audit menyiapkan sendiri lead schedule atas semua

akun yang akan diaudit. Langkah ini diawali dengan auditor memasukkan saldo

akun untuk periode yang berjalan dari neraca saldo klien. Jika terdapat

penyesuaian yang terjadi selama audit berjalan, penyesuaian tersebut segera

dimasukkan ke dalam kolom Penyesuaian ($). Sehingga akan didapatkan saldo

terbaru periode berjalan setelah penyesuaian yang berada pada kolom Saldo

Tahun 2014 telah Disesuaikan ($). Auditor juga harus mengecek akurasi angka-

angka yang digunakan di dalam lead schedule dengan melakukan footing.

Nama Akun Saldo Tahun

2014 ($)

Penyesuaian

($)

Saldo Tahun

2014

Disesuaikan ($)

Saldo Tahun

2013 ($) Variansi ($)

Variansi

%

Pendapatan

Penjualan Ekspor 35.000.000 - 35.000.000 23.000.000 12.000.000 52,2%

Penjualan Lokal 10.000.000 - 10.000.000 12.000.000 (2.000.000) -16,7%Retur Penjualan Ekspor (1.000.000) - (1.000.000) (230.000) (770.000) 334,8%

Retur Penjualan Lokal (100.000) - (100.000) (70.000) (30.000) 42,9%

Diskon Penjualan Ekspor (200.000) - (200.000) (340.000) 140.000 -41,2%

Diskon Penjualan Lokal (200.000) - (200.000) (10.000) (190.000) 1.900,0%

Total - Pendapatan 43.500.000 - 43.500.000 34.350.000 9.150.000 26,6%

, TB , PY

Nama Akun Saldo Tahun

2014 ($)

Penyesuaian

($)

Saldo Tahun

2014

Disesuaikan ($)

Saldo Tahun

2013 ($)

Variansi

($)

Variansi

%

Piutang Usaha

Piutang Ekspor 5.000.000 5.000.000 3.200.000 1.800.000 56,3%

Piutang Lokal 1.000.000 1.000.000 1.200.000 (200.000) -16,7%Piutang Italia - - 150.000 (150.000) -100,0%

Total - Piutang Usaha 6.000.000 - 6.000.000 4.550.000 1.450.000 31,9%

, TB , PY

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 82: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

67

Universitas Indonesia

Nominal tersebut nantinya akan digunakan untuk pelaporan keuangan sehingga

dapat memuaskan asersi presentation and disclosure.

Selanjutnya auditor memasukkan angka saldo dari laporan keuangan

periode sebelumnya, yakni tahun 2013 yang telah diaudit, ke dalam kolom Saldo

Tahun 2013 telah Disesuaikan ($) dan membandingkannya dengan Saldo tahun

2014 ($). Perbedaan yang terjadi dicatat ke dalam dan mencatat perhitungan

perbedaan tersebut ke dalam kolom Variansi ($) dan Variansi (%). Perbandingan

tersebut untuk melihat pergerakan suatu akun selama setahun apakah berjalan

secara wajar atau tidak.

4.2.2.3 Pengujian Pendapatan atas Penjualan Barang

Pengujian ini dilakukan untuk memastikan bahwa tidak terdapat salah saji

material pada akun penjualan, dan tidak ada tindak kecurangan yang dilakukan

oleh manajemen PT MAR atas pengakuan pendapatan. Pengujian ini berlaku

untuk penjualan, diskon penjualan, dan retur penjualan.

Langkah awal yang harus dilakukan auditor adalah mendapatkan daftar

rincian transaksi penjualan dari pihak manajemen untuk periode tahun 2014.

Daftar rincian tersebut akan dicocokkan dengan nominal penjualan, retur

penjualan, dan diskon penjualan pada neraca saldo PT MAR. Tabel 4.11

menjelaskan cara pencocokan daftar rincian dengan neraca saldo.

Tabel 4.11 Pencocokan Daftar Rincian dan Neraca Saldo Pendapatan

Nama Akun

Saldo

Tahun 2014

($)

Saldo per

Daftar

Rincian ($)

Selisih

($) Catatan

Pendapatan

Penjualan Ekspor 35.000.000 35.000.000 -

Penjualan Lokal 10.000.000 10.000.000 -

Retur Penjualan Ekspor (1.000.000) (990.000) (10.000)

Retur Penjualan Lokal (100.000) (100.000) -

Diskon Penjualan Ekspor (200.000) (200.000) -

Diskon Penjualan Lokal (200.000) (200.000) -

Total 43.500.000 43.510.000 (10.000) >> Passed as

below SUM

Sumber: Kertas Kerja KAP RIO (2014). (Telah diolah kembali)

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 83: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

68

Universitas Indonesia

Pencocokan ini bersifat untuk memeriksa kebenaran saldo akhir penjualan

secara keseluruhan. Terdapat selisih sebesar US$10.000 yang berasal dari retur

penjualan. Selisih tersebut berada di bawah batas SUM sebesar US$43.500,

sehingga auditor menganggap hal ini sebagai selisih tidak material dan tidak

diperlukan analisis lebih mendalam.

Berikutnya auditor melakukan pengujian untuk masing-masing sub-akun,

yakni diskon, retur, dan penjualan. Pengujian untuk sub-akun tersebut dipisahkan

karena ketiganya memiliki sifat yang berbeda. Pengujian ini dilakukan dengan

inspeksi dokumen pendukung terhadap sampel dari transaksi-transaksi dalam

daftar rincian. Pengujian ini akan menggabungkan transaksi ekspor dan lokal

dalam setiap jenis sub-akun pendapatan. Sampel untuk penjualan dan diskon

ditentukan menggunakan metode non-statistical sampling, sedangkan sampel

untuk pengujian retur penjualan menggunakan metode targeted testing yang

diperkuat oleh non-statistical testing.

Sebelum menentukan jumlah sampel menggunakan non-statistical

sampling, auditor harus menentukan materialitas untuk setiap sub-akun. Tingkat

materialitas penjualan menggunakan dissagregate performance materiality (PM)

karena akun penjualan terdiri dari 3 sub-akun sehingga PM harus dibagi

berdasarkan proporsi masing-masing sub-akunnya. Pembagian proporsi dibagi

berdasarkan nilai absolut dari masing-masing nominal sub-akun sehingga diskon

dan retur tidak akan mengurangi total penjualan bersih, melainkan menambah

total penjualan bersih. Materialitas yang digunakan adalah nominal terbesar di

antara nominal PM proporsional dengan SUM. Penentuan materialitas sub-akun

dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut.

Tabel 4.12 Materialitas Sub-Akun Pendapatan

Kategori Nominal

Absolut ($)

Dissagregate

PM ($)

Threshold

($) Test/Untest

Penjualan 46.000.000 320.000 320.000 Test

Diskon 400.000 3.000 43.500 Test

Retur 1.100.000 6.500 43.500 Test

Total 47.500.000 330.000

Sumber: Kertas Kerja KAP RIO (2014). (Telah diolah kembali)

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 84: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

69

Universitas Indonesia

1. Penjualan

Metode pengujian yang digunakan pada pengujian penjualan adalah non-

statistical testing. Metode tersebut dipilih karena transaksi bersifat

homogen dan tidak terdapat satu invoice dari penjualan yang memiliki

nilai di atas threshold yang ditentukan. Setelah memasukkan informasi

yang dibutuhkan dalam macro non-statistical sampling KAP RIO, seperti

nominal populasi, jumlah transaksi, tingkat materialitas, dan level of

evidence, maka jumlah sampel yang dibutuhkan segera didapatkan. Jumlah

sampel untuk penjualan adalah 115 invoice dari total 1.391 invoice.

Pemilihan sampel dilakukan secara haphazard, yakni acak dan tersebar

mewakili setiap kriteria seperti nominal, tanggal transaksi, dan pelanggan.

Pada pengujian ini, misstatement terjadi ketika terdapat perbedaan

pada jumlah barang, harga barang, nominal transaksi di daftar rincian,

invoice, purchase order, dan surat jalan atau bill of lading. Selain itu

dilakukan pencocokan tanggal antara tanggal invoice dan tanggal transfer

risk yang bertujuan untuk uji pengendalian terhadap ketepatan waktu

pencatatan jurnal. Untuk memeriksa tanggal transfer risk, auditor harus

mencocokkan informasi incoterm pada invoice dengan tanggal bill of

lading pada penjualan ekspor atau tanggal delivery notes untuk penjualan

lokal. Incoterm untuk penjualan ekspor umumnya adalah CIF, sedangkan

incoterm untuk lokal umumnya adalah FOB. Incoterm tersebut akan

menentukan tanggal transfer risk dan tanggal pengakuan pendapatan.

115 sampel penjualan yang terpilih menunjukkan tidak ada selisih

baik jumlah barang maupun nominal transaksi dari antar dokumen

pendukung tersebut. Auditor menyimpulkan sub-akun penjualan disajikan

dengan tepat karena didukung oleh dokumen yang memadai dan telah

dicatat secara akurat. Namun ditemukan selisih waktu (lead time) berkisar

1-7 hari antara tanggal pencatatan penjualan dengan tanggal transfer risk

yang disesuaikan dengan incoterm pada beberapa transaksi. Ini

menunjukkan masih terdapat kesalahan dalam pencatatan pengakuan

pendapatan PT MAR. Selisih waktu tersebut dapat dihiraukan auditor

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 85: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

70

Universitas Indonesia

selama masih dalam periode pembukuan yang sama sehingga tidak

mempengaruhi neraca saldo pendapatan akhir tahun PT MAR.

Dokumentasi pengujian penjualan dapat dilihat pada Tabel

Lampiran 2. Dokumentasi tersebut hanya mengambil hasil inspeksi untuk

10 sampel. Tabel pertama mencocokkan daftar rincian, invoice, dan order

confirmation dari masing-masing transaksi. Sementara tabel kedua

mencocokkan daftar rincian dengan dokumen pengiriman beserta tanggal

transfer of risk untuk setiap transaksi.

2. Diskon Penjualan

Pengujian diskon penjualan menggunakan metode non-statistical testing

karena tidak terdapat credit note yang memiliki nominal di atas threshold

yang ditentukan, yakni US43.500. Berdasarkan macro template KAP RIO,

jumlah sampel yang dibutuhkan adalah 6 credit note dari total 81 credit

note.

Dokumen pendukung berupa credit note untuk diskon karena

barang sampel atau invoice diskon untuk diskon karena barang cacat.

Kriteria misstatement sampel diskon adalah saat ada perbedaan antara

jumlah barang dan nominal di daftar rincian dengan dokumen pendukung

serta pencatatan jurnal tidak sesuai tanggal yang seharusnya. Selain itu,

credit note yang diterbitkan harus mendapat tanda tangan dari orang yang

diberikan kewenangan, yakni marketing head dan accounting manager.

Hasil dari inspeksi sampel diskon penjualan adalah tidak

ditemukan perbedaan antar dokumen pendukung sehingga dapat

disimpulkan bahwa diskon penjualan disajikan secara memadai. Pengujian

menunjukkan 4 dari 6 diskon yang diberikan diakibatkan oleh pemberian

sampel barang contoh kepada pelanggan, sementara sisanya akibat barang

cacat. Dokumentasi pengujian sampel diskon dapat dilihat pada Tabel

4.13.

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 86: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

71

Universitas Indonesia

Tabel 4.13 Pengujian Diskon Penjualan

Legenda

(1) Saldo pada dokumen pendukung sama dengan saldo daftar rincian.

(2) Credit note diotorisasi accounting manager dan marketing manager.

(3) Tanggal dokumen pendukung telah sesuai dengan tanggal jurnal dalam sistem.

Sumber: Kertas Kerja KAP RIO (2014). (Telah diolah kembali)

3. Retur Penjualan

Pengujian terakhir adalah untuk sub-akun retur penjualan. Pengujian ini

menggunakan metode targeted testing untuk nominal invoice di atas

threshold dan metode non-statistical testing untuk sisa populasi yang tidak

termasuk sampel targeted. Terdapat 3 transaksi retur bernilai di atas

US$43.500 yang akan dijadikan sampel targeted. Untuk sampel non-

statistical, berdasarkan macro KAP RIO, jumlah sampel yang harus

diambil adalah 5 credit note.

Dokumen yang dibutuhkan sama seperti diskon penjualan, yakni

credit note. Pengujian dilakukan dengan mencocokkan nominal, jumlah

barang, dan tanggal transaksi di credit note dengan daftar rincian.

Misstatement terjadi ketika terdapat selisih pada nominal dan kuantitas

barang tanpa ada penjelasan yang memadai. Auditor juga perlu memeriksa

periode penjualan dari retur penjualan tersebut karena retur penjualan

dimungkinkan akan berasal dari penjualan tahun-tahun sebelumnya.

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 87: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

72

Universitas Indonesia

Tabel 4.14 Pengujian Retur Penjualan

Legenda

(1) Saldo pada credit note sama dengan saldo daftar rincian.

(2) Jumlah barang credit note sama dengan jumlah barang pada daftar rincian.

(3) Tanggal CN telah sesuai dengan tanggal jurnal.

Sumber: Kertas Kerja KAP RIO (2014). (Telah diolah kembali)

Hasil pengujian terhadap 11 sampel menunjukkan tidak terdapat

selisih pada jumlah barang dan nominal transaksi. Tanggal pencatatan juga

telah sesuai dengan tanggal credit note. Namun ditemukan beberapa retur

penjualan yang berasal dari penjualan tahun 2013. Auditor memutuskan

untuk melakukan investigasi lebih jauh terkait retur penjualan untuk

memastikan tidak terjadi penggelembungan penjualan tahun sebelumnya.

Investigasi ini didukung pula oleh fakta lapangan yang ditemukan pada

pengujian allowance for doubtful account (Sub-bab 4.2.2.7) bahwa banyak

retur yang berasal dari tahun 2012 dan 2013.

Assessment atas retur penjualan diawali dengan mengidentifikasi

periode penjualan dari seluruh retur penjualan. Auditor meminta klien

untuk mengidentifikasi nomor invoice penjualan dari masing-masing

credit note. Pada credit note akan tercantum nomor invoice penjualan dan

penyebab retur terjadi. Namun memeriksa seluruh credit note akan

menghabiskan banyak waktu. Auditor cukup meminta klien untuk menarik

tanggal penjualan masing-masing credit note dari sistem SAP klien. Proses

penarikan data diawasi langsung oleh auditor sehingga kemurnian data

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 88: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

73

Universitas Indonesia

klien dapat dipastikan. Dokumentasi atas assessment retur penjualan dapat

dilihat lebih jelas pada Lampiran 3.

Identifikasi ini menunjukkan retur penjualan berasal dari penjualan

periode tahun 2014, 2013, dan sebelum tahun 2013. Retur dari penjualan

2014 sebesar US$650.000, retur dari penjualan 2013 sebesar US$250.000,

dan retur dari penjualan sebelum 2013 sebesar US$70.000. Berdasarkan

wawancara dengan accounting manager PT MAR, selisih waktu lebih dari

1 tahun antara credit note dan invoice penjualan karena PT MAR tidak

memberikan batasan waktu retur untuk pelanggannya selama barang

tersebut belum digunakan dan masih memenuhi kriteria minimal PT MAR

untuk retur. Barang-barang di gudang pelanggan yang tidak terpakai dalam

beberapa tahun juga dapat dilakukan retur jika terdapat warna atau tekstur

yang rusak. Umumnya retur tersebut berupa rework yang akan

dikembalikan ke pelanggan dalam beberapa hari. Hal ini menyebabkan

terdapat beberapa retur yang berasal dari penjualan periode 2013 atau

sebelumnya.

Prosedur assessment berikutnya adalah mengidentifikasi penyebab

dari masing-masing retur penjualan. Penyebab retur dapat diketahui cara

yang sama seperti identifikasi tanggal penjualan, yakni dengan menarik

data dari sistem SAP klien. Hasil pengujian menunjukkan retur penjualan

umumnya diakibatkan oleh ketidaksesuaian warna, ketebalan, dan tekstur

kulit, adanya lipatan dan bekas cat, atau kulit yang terkelupas dan kaku.

Retur penjualan bervariasi jumlahnya tergantung dengan keadaan barang

yang diterima pelanggan.

Selain penyebab yang dijelaskan sebelumnya, terdapat satu

penyebab retur penjualan yang menjadi perhatian khusus auditor, yakni

retur penjualan dari PT JP yang berasal dari penjualan tahun 2013 dan

2012. PT JP mengalami kesulitan keuangan dalam melunasi utang mereka.

PT MAR memutuskan untuk menarik kembali barang mereka di PT JP.

Barang yang dapat ditarik adalah barang yang masih dapat digunakan

kembali sesuai kriteria PT MAR. Kesulitan keuangan PT JP selanjutnya

akan dibahas lebih lanjut pada pengujian atas penyisihan piutang tak

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 89: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

74

Universitas Indonesia

tertagih. Dokumentasi assessment retur penjualan dapat dilihat pada

Lampiran 3 yang mencantumkan contoh dokumentasi untuk 18 credit note

yang dipilih penulis secara acak.

Setelah auditor mengidentifikasi periode penjualan dan penyebab

masing-masing retur, auditor akan menganalisa dampak retur penjualan

tahun sebelumnya terhadap pendapatan PT MAR tahun 2014. Perhitungan

dampak retur tersebut dapat dilihat pada perhitungan berikut.

Tabel 4.15 Retur Penjualan Aktual 2014

Nominal ($)

Retur penjualan tahun 2014 dari penjualan sebelum tahun

2014 (US$250.000 + US$70.000) 320.000

Rework tahun 2014 dari penjualan sebelum tahun 2014 (30.000)

Retur penjualan dari PT JP akibat kesulitan keuangan (120.000)

Retur penjualan aktual tahun 2014 yang berasal dari

penjualan sebelum 2014 170.000

Sumber: Kertas Kerja KAP RIO (2014). (Telah diolah kembali)

Perhitungan di atas menunjukkan retur penjualan aktual tahun 2014

yang bukan berasal dari penjualan tahun 2014 sebesar US$170.000. Total

retur di tahun 2013 dan sebelumnya akan dikurangi rework, karena rework

tidak mengurangi pendapatan, dan dikurangi retur PT JP karena retur

tersebut bukan berasal dari barang cacat melainkan karena kesalahan

pelanggan. Karena US$170.000 masih berada di bawah batas performance

materiality (US$330.000), auditor menyimpulkan tidak ada dampak salah

saji yang material terhadap penyajian pendapatan PT MAR di tahun 2013.

Berdasarkan fakta di atas, pada tahun ini ada kemungkinan PT

MAR akan menerima retur dari penjualan tahun sebelumnya sehingga PT

MAR harus menyediakan provisi untuk retur penjualan. Provisi atas retur

dibutuhkan karena kemungkinan besar mengurangi pendapatan PT MAR

di masa depan. Auditor menggunakan data historis aktual dari tahun-tahun

sebelumnya untuk mengestimasi dan menghitung jumlah provisi yang

disediakan.

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 90: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

75

Universitas Indonesia

Tabel 4.16 Provisi Retur Penjualan

Nominal ($)

Retur penjualan aktual tahun 2014 dari penjualan tahun

2013 170.000

Saldo pendapatan tahun 2013 (audited) 34.350.000

% Provisi 0,5%

Saldo pendapatan tahun 2014 45.000.00

Ekspektasi provisi retur penjualan tahun 2014 225.000

Retur penjualan aktual tahun 2014 (Tidak termasuk

rework) dari penjualan tahun 2014 550.000

Sumber: Kertas Kerja KAP RIO (2014). (Telah diolah kembali)

Tabel 4.16 menunjukkan 0,5% dari total pendapatan tahun 2013

akan diretur pada tahun 2014. Dengan saldo pendapatan selama tahun

2014 sebesar US$45.000.000, auditor memperkirakan provisi retur

penjualan tahun 2015 sebesar 0,5% dari total penjualan 2014 yakni sebesar

US$225.000. Provisi tersebut adalah estimasi retur penjualan tahun 2015

yang berasal dari penjualan 2014. Karena retur penjualan aktual tahun

2014 sebesar US$550.000 telah melebihi ekspektasi provisinya, maka

auditor menyimpulkan PT MAR tidak perlu memiliki provisi untuk retur

penjualan di tahun 2014. Auditor menyimpulkan retur penjualan tahun

2014 telah disajikan secara wajar tanpa pengecualian.

Pada assessment retur penjualan ini, auditor juga menyimpulkan

tidak ada masalah pada net realizable value karena barang yang diretur

dapat dijual kepada pelanggan lain atau digunakan sendiri untuk produksi.

Auditor telah melakukan pengujian net realizable value untuk semua

finished goods, dan tidak ditemukan adanya pengecualian. Pengujian net

realizable value berada di luar cakupan penulis sehingga tidak akan

dibahas lebih jauh.

4.2.2.4 Pengujian cut-off Penjualan dan Piutang Usaha

Pengujian ini dilakukan untuk memastikan bahwa penjualan dan piutang usaha

dicatat pada periode yang tepat dan konsisten dengan kebijakan pengakuan

pendapatan perusahaan. Prosedur audit dilakukan untuk memenuhi asersi cut-off.

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 91: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

76

Universitas Indonesia

Berdasarkan pemahaman sebelumnya mengenai penjualan lokal, terdapat

risiko pengakuan lebih cepat (early recognition) karena pendapatan diakui saat

invoice dibuat sehingga tidak sesuai dengan pengakuan pendapatan PSAK 23.

Setelah invoice dibuat, terdapat jeda waktu 2-3 hari untuk administrasi PPN

sebelum barang benar-benar dikirim. Sebelumnya, tim audit juga telah melakukan

uji pengendalian pada pada pengujian penjualan barang. Berdasarkan alasan

tersebut, tim audit memutuskan populasi untuk penjualan lokal adalah 1 minggu

hari kerja sebelum dan setelah 31 Desember 2014 (cut-off date). Populasi tersebut

adalah penjualan yang dilakukan tanggal 22-31 Desember 2014 dan 1-12 Januari

2015.

Demikian pula dengan penjualan ekspor yang juga memiliki risiko early

recognition. Dengan incoterm CIF dan CFR, transfer risk diakui sesuai tanggal

bill of lading di pelabuhan. Namun PT MAR mengakui pendapatan saat invoice

dibuat atau barang keluar dari gudang. Berdasarkan pengujian pengendalian dan

pengujian penjualan barang, tim audit menemukan terdapat lead time sekitar 1-14

hari atas selisih waktu pengakuan tersebut. Oleh karena itu, tim audit memutuskan

populasi untuk penjualan ekspor adalah 14 hari kerja sebelum dan setelah cut off

date. Populasi tersebut adalah penjualan tanggal 11-31 Desember 2014 dan 1-21

Januari 2015.

Setelah menentukan populasi, tim audit segera meminta daftar rincian

penjualan sesuai tanggal populasi yang ditentukan. Pengujian ini membagi area

penjualan menjadi penjualan lokal sebelum cut-off, penjualan lokal setelah cut-off,

penjualan ekspor sebelum cut-off, dan penjualan ekspor setelah cut-off.

Tingkat materialitas diukur menggunakan disaggregate PM untuk

penjualan lokal dan ekspor, masing-masing untuk sebelum dan setelah cut-off.

Metode pengujian yang digunakan adalah targeted testing dan non-statistical

testing. Karena tidak terdapat penjualan lokal pada tanggal yang ditentukan, maka

auditor tidak melakukan pengujian sampel. Perhitungan disaggregate PM dan

jumlah sampel yang diperlukan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 92: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

77

Universitas Indonesia

Tabel 4.17 Disaggregate PM Pengujian Cut-off Penjualan

Populasi

($)

Disaggregate

PM ($)

Sampel

Targeted

Sampel

Non-statistical

Sebelum Cut-off

Lokal 0 0 0 0

Ekspor 1.800.000 330.000 1 6

1.800.000 330.000

Setelah Cut-off

Lokal 400.000 65.000 0 7

Ekspor 1.600.000 265.000 0 8

2.000.000 330.000

Sumber: Kertas Kerja KAP RIO (2014). (Telah diolah kembali)

Dokumen pendukung pada pengujian ini adalah surat jalan untuk

penjualan lokal dan bill of lading untuk penjualan ekspor. Kriteria yang harus

dipenuhi pada pengujian ini adalah:

Jumlah barang dan nominal transaksi pada daftar rincian telah sesuai

dengan invoice.

Jenis dan jumlah barang pada invoice telah sesuai dengan delivery notes

(lokal) atau bill of lading (ekspor).

Periode pencatatan penjualan telah sesuai dengan tanggal delivery notes

(lokal) atau bill of lading (ekspor). Pencatatan penjualan harus memiliki

dokumen pendukung yang tertanggal di tahun yang sama.

Dokumentasi atas seluruh pengujian cut-off terlampir pada Lampiran 4,

Lampiran 5, dan Lampiran 6. Hasil pengujian terhadap seluruh sampel

menunjukkan transaksi penjualan telah memenuhi kriteria yang ditentukan. Risiko

early recognition dapat diminimalkan karena PT MAR tidak memiliki aktivitas

bisnis sejak 22 Desember 2014 hingga akhir tahun. Hal ini didukung dengan tidak

adanya penjualan lokal PT MAR dari tanggal 21 Desember 2014 hingga akhir

tahun, serta invoice terakhir penjualan ekspor tercatat pada tanggal 22 Desember

2014. Auditor juga menambahkan 1 sampel penjualan lokal terakhir, yakni

tanggal 19 Desember 2014, untuk menambahkan tingkat keyakinan bahwa tidak

ada penjualan semenjak 22 Desember 2014.

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 93: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

78

Universitas Indonesia

Risiko early recognition tidak mempengaruhi laporan keuangan tahunan

PT MAR, melainkan mempengaruhi laporan keuangan bulanan PT MAR. Tim

audit dapat memberikan keyakinan jika penjualan tahun 2014 telah disajikan

dengan tepat dan dicatat pada periode yang sesuai.

4.2.2.5 Konfirmasi Piutang Usaha

Pengujian ini bertujuan untuk mendapatkan konfirmasi dari pihak ketiga atas

saldo akun piutang usaha PT MAR. Pengujian ini untuk memenuhi asersi

completeness, accuracy, existence/occurence, serta rights and obligation.

Konfirmasi yang tim audit kirimkan berupa konfirmasi atas invoice yang

belum dilunasi pihak ketiga. Tim audit melakukan kontrol terhadap proses konfirmasi

dengan menentukan informasi yang diperlukan, menentukan pihak yang perlu

dikonfirmasi, merancang format konfirmasi piutang usaha, dan mengirimkan

konfirmasi langsung ke pihak ketiga. Konfirmasi dilakukan atas saldo piutang usaha

per tanggal 31 Desember 2014.

Tim audit melakukan pengujian ini dengan menggunakan metode targeted

testing. Terdapat 2 invoice pada daftar rincian yang bernilai di atas performance

materiality. Untuk menambah keyakinan, tim audit juga melakukan pengujian

non-statistical testing terhadap saldo piutang yang tidak termasuk targeted.

Berdasarkan macro template KAP RIO, jumlah sampel non-statistical yang

diperlukan adalah 13 invoice piutang usaha. Tim audit tidak memisahkan sub-

akun piutang ekspor dan piutang lokal pada pengujian ini.

Tabel 4.18 merupakan dokumentasi atas balasan konfirmasi dari pihak

ketiga yang diterima tim audit. Hanya 3 pelanggan yang membalas konfirmasi

tersebut, yakni PT SL, PT KBB, dan PT DGLC. Konfirmasi yang diterima tim

audit tidak memiliki selisih dengan pencatatan pada sistem PT MAR.

Sementara itu, terdapat 3 pelanggan, yakni PT JKK, PT US, dan PT TBI,

yang tidak membalas konfirmasi. Atas 6 invoice dari 3 pelanggan tersebut, tim

audit melakukan prosedur tambahan alternatif berupa penelusuran subsequent

cash receipt. Penelusuran ini disertai dengan inspeksi pada invoice, bill of lading,

dan rekening koran yang merupakan bukti pelunasan. Dokumentasi untuk

alternatif prosedur ini Penulis sajikan pada Lampiran 7.

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 94: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

79

Universitas Indonesia

Tabel 4.18 Konfirmasi Piutang Usaha

No. Lokal/ Ekspor

Nama Pelanggan

Nomor Invoice

Saldo ($)

Balasan Konfirmasi

Saldo ($)

Selisih ($)

Bentuk Konfirmasi

Targeted

1 Ekspor SL 3308400401 345.000 345.000 0 Asli

2 Ekspor JKK 3308400534 380.000 - - Tidak diterima

Non-statistical

1 Ekspor US 3308400510 180.000 - - Tidak diterima

2 Ekspor US 3308400445 130.000 - - Tidak diterima

3 Ekspor SL 3308400449 310.000 310.000 0 Asli

4 Ekspor SL 3308400511 270.000 270.000 0 Asli

5 Ekspor SL 3308400530 205.000 205.000 0 Asli

6 Ekspor JKK 3308400479 220.000 - - Tidak diterima

7 Ekspor JKK 3308400550 20.000 - - Tidak diterima

8 Ekspor DGLC 3308400516 165.000 165.000 0 Asli

9 Ekspor DGLC 3308400544 180.000 180.000 0 Asli

10 Lokal KBB 3307400835 145.000 145.000 0 Asli

11 Lokal KBB 3307400780 80.000 80.000 0 Asli

12 Lokal TBI 3307400785 20.000 - - Tidak diterima

13 Lokal TBI 3307400843 15.000 - - Tidak diterima

2.665.000 1.700.000 -

Sumber: Kertas Kerja KAP RIO (2014). (Telah diolah kembali)

Hasil prosedur alternatif menunjukkan seluruh sampel invoice telah

dilunasi pada bulan Januari dan Februari 2015. Pencocokan data pada daftar

rincian dengan invoice dan bill of lading bertujuan untuk memastikan bahwa

transaksi benar terjadi. Rekening koran menunjukkan pelanggan telah melunasi

hutangnya. Terdapat selisih antara nominal invoice dengan nominal rekening

koran pada penjualan ekspor akibat biaya bank dari letter of credit. Selisih pada

penjualan lokal karena PT TBI melakukan pelunasan sekaligus untuk beberapa

invoice. Tim audit telah melakukan inquiry atas selisih tersebut dan memastikan

bahwa selisih yang ada benar adanya.

4.2.2.6 Pengujian Rekonsiliasi Akun Piutang Usaha

Setelah auditor melakukan pengujian atas transaksi penjualan PT MAR, auditor

akan menguji piutang atas penjualan yang belum lunas tersebut per 31 Desember

2014. Pengujian ini membutuhkan dokumen pendukung berupa daftar rincian

terkait saldo piutang usaha PT MAR per 31 Desember.

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 95: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

80

Universitas Indonesia

Langkah pertama diawali dengan mencocokkan saldo pada lead schedule

dengan daftar rincian akun piutang usaha. Pada proses ini auditor tidak

menemukan adanya selisih pada penyajian akun piutang PT MAR.

Setelah langkah tersebut, auditor melakukan analisa terkait daftar rincian

untuk mencari transaksi-transaksi atau saldo tidak wajar. Auditor perlu membuat

summary jumlah piutang untuk masing-masing pelanggan. PT MAR. Saldo tidak

wajar yang ditemukan pada daftar rincian PT MAR adalah adanya saldo negatif

pada beberapa pelanggan PT MAR. Terdapat 7 pelanggan bersaldo negatif yakni

dengan total nilai sebesar US$52.470.

Auditor perlu menelusuri lebih dalam saldo negatif tersebut dengan

memisahkan transaksi bernilai negatif dari daftar rincian. Total transaksi negatif

adalah US$618.676. Saldo ini bukan berasal dari nilai net off atau summary saldo

per perusahaan, melainkan jumlah untuk setiap satu transaksi yang bersifat

negatif. Jumlah ini sangat signifikan karena di atas overall materiality untuk PT

MAR, sehingga auditor harus melakukan inquiry terhadap manajemen mengenai

penyebab saldo negatif tersebut untuk mengambil keputusan apakah perlu

dilakukan penyesuaian atau tidak.

Hasil inqury kepada klien menunjukkan saldo negatif disebabkan oleh

beberapa hal, yakni:

Retur atau diskon yang diberikan kepada pelanggan. Retur atau diskon

pada kenyataannya tidak akan langsung mengurangi nilai transaksi invoice

tersebut, melainkan akan dibebankan pada penjualan berikutnya. Saldo

negatif muncul karena belum ada penjualan kembali pada pelanggan

tersebut dari tanggal retur atau diskon sampai 31 Desember 2014. Jika

saldo bersih piutang akhir tahun pelanggan tersebut negatif, maka auditor

perlu melakukan penyesuaian karena saldo negatif tersebut

merepresentasikan kewajiban pada laporan keuangan. Saldo negatif akan

disesuaikan menjadi down payment dari Pelanggan. Namun selama saldo

bersih dari pelanggan tersebut bernilai positif, auditor memutuskan untuk

tidak melakukan penyesuaian. Saldo bersih adalah jumlah piutang masing-

masing pelanggan per 31 Desember 2014.

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 96: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

81

Universitas Indonesia

Retur akibat PT JP mengalami kesulitan keuangan dalam melunasi hutang

mereka dari penjualan tahun 2013. PT MAR memutuskan untuk menarik

barang mereka di gudang PT JP. Auditor tidak melakukan penyesuaian

untuk retur seperti ini.

Pembayaran cicilan oleh pelanggan yang mengalami kesulitan keuangan.

Terdapat 6 pelanggan, termasuk PT JP, yang diberikan kelonggaran untuk

melakukan cicilan pelunasan dalam jangka waktu yang ditentukan.

Auditor menemukan 1 pelanggan, yakni PT UTI, yang memiliki saldo

bersih piutang negatif. PT UTI melakukan pembelian di tahun 2012

sebesar US$24.000. Karena kesulitan keuangan, PT UTI melunasi

hutangnya dengan cicilan. Namun mereka melakukan retur barang setelah

membayar cicilan, sehingga saldo bersih piutang mereka justru menjadi

negatif. Baik pembayaran cicilan dan retur penjualan PT UTI harus

dilakukan penyesuaian. Auditor perlu melakukan penyesuaian atas saldo

negatif ini karena merepresentasikan kewajiban pada laporan keuangan. 5

pelanggan PT MAR lainnya memiliki saldo bersih positif yang

menandakan pembayaran cicilan mereka belum lunas hingga 31 Desember

2014, sehingga auditor tidak perlu melakukan penyesuaian.

Alasan-alasan lain seperti pengembalian PPN saat terjadi retur dan uang

transportasi atau pengiriman barang yang masih harus dibayarkan PT

MAR kepada pelanggannya. Penyesuaian akan dilakukan ketika saldo

bersih pelanggan pada akhir tahun berjumlah negatif.

Tabel 4.19 pada halaman berikut menampilkan pelanggan PT MAR yang

memiliki saldo bersih piutang negatif. Beberapa perusahaan yang memiliki nilai

transaksi negatif seperti PT JP tidak dicantumkan karena memiliki saldo bersih

positif per 31 Desember 2014. Setelah melakukan analisa terhadap masing-masing

transaksi piutang bersaldo negatif, auditor harus melakukan penyesuaian terhadap

temuan mereka.

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 97: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

82

Universitas Indonesia

Tabel 4.19 Saldo Negatif Piutang Usaha

Pelanggan

Saldo

Rincian

Saldo

Bersih

Saldo Negatif

Harus

Disesuaikan

PT HUI (Ekspor)

- Freight cost ditanggung PT MAR (20) (20) (20)

PT SLF (Ekspor)

- Diskon penjualan (1.000) (1.000) (1.000)

PT CPF (Ekspor)

- Biaya transportasi ditanggung PT MAR (2.500) (2.500) (2.500)

PT OTC (Lokal)

- Freight cost ditanggung pelanggan 50

- Freight cost ditanggung PT MAR (3.050) (3.000) (3.050)

PT UTI (Ekspor)

- Penjualan tahun 2012 24.000

- Biaya bank 50

- Pembayaran cicilan (11.000) (11.000)

- Retur penjualan (16.000) (2.950) (16.000)

PT SAM (Ekspor)

- Diskon penjualan (5.000) (5.000) (5.000)

PT WPC (Ekspor)

- Retur penjualan (38.000) (38.000) (38.000)

Total (52.470) (76.570)

Sumber: Kertas Kerja KAP RIO (2014). (Telah diolah kembali)

Tabel 4.20 Perhitungan Penyesuaian Retur Penjualan

Saldo negatif harus disesuaikan - 76.570

Saldo bersih negatif - 52.470

Selisih

- 24.100

Rekonsiliasi

- Offset PT OTC 50

- Offset PT UTI 24.050

Selisih setelah rekonsiliasi -

Sumber: Kertas Kerja KAP RIO (2014). (Telah diolah kembali)

Tabel 4.20 menjelaskan mengenai pencocokan saldo yang akan

disesuaikan agar menciptakan rekonsiliasi dengan perhitungan sebenarnya. Saldo

negatif piutang yang harus disesuaikan menjadi akun uang muka dari pelanggan

adalah sebesar US52.470. Auditor dan PT MAR sepakat untuk memasukkan

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 98: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

83

Universitas Indonesia

penyesuaian dalam bentuk reklasifikasi akun tersebut ke dalam Client Late

Adjustment (CLA). Jumlah saldo negatif tersebut direklasifikasi sebagai uang

muka dari pelanggan karena memiliki sifat akun kewajiban. Selain itu, sifat akun

piutang usaha seharusnya bersaldo positif, sehingga auditor harus melakukan

penyesuaian terhadap saldo pelanggan dengan nominal akhir negatif. Jurnal

penyesuaian yang harus dibuat auditor adalah sebagai berikut:

Dr. Piutang Lokal US$49.420

Dr. Piutang Ekspor US$3.050

Cr. Uang Muka dari Pelanggan US$52.470

4.2.2.7 Pengujian atas Allowance for Doubtful Account

Pengujian ini berhubungan dengan kapabilitas perusahaan terkait kolektabilitas

piutang usahanya. Semakin lama konsumen dalam melunasi piutang usaha, maka

semakin tinggi risiko kredit yang dihadapi karena konsumen yang bersangkutan

tidak menaati payment term yang telah disepakati sebelumnya.

Langkah awal yang dilakukan auditor adalah memahami kebijakan dan

proses bisnis perusahaan dalam mengestimasi piutang tak tertagih dan

penghapusan piutang. Namun hal ini tidak berlaku bagi PT MAR karena PT MAR

tidak mempunyai penyisihan piutang tak tertagih. Berdasarkan inquiry, PT MAR

beralasan jika seluruh piutang masih dapat tertagih, salah satunya dengan

menggunakan pelunasan secara cicilan. Tim audit telah menganalisa kembali

daftar rincian piutang untuk memastikan tidak ada write-off pada piutang usaha.

Hanya terdapat saldo negatif yang menunjukkan pelunasan cicilan sedang

berlangsung.

Pengujian selanjutnya, auditor akan membuat perhitungan kembali umur

piutang. Tujuan pengujian ini adalah melakukan konfirmasi bahwa saldo piutang

usaha sudah dikategorikan dalam aging category yang benar oleh sistem

pencatatan PT MAR. Jumlah sampel diambil dengan menggunakan metode accept

reject KAP RIO. Dengan memasukkan jumlah populasi lebih dari 200 transaksi

pada macro template KAP RIO, didapatkan jika tim audit harus mengambil 16

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 99: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

84

Universitas Indonesia

sampel transaksi. 16 sampel dipilih harus mewakili masing-masing

pengelompokan umur piutang. Metode accept reject mengharuskan seluruh

kriteria yang dipakai telah dipenuhi. Kriteria pencocokan untuk pengujian ini

adalah tanggal transaksi, tanggal jatuh tempo, dan nominal transaksi dalam

invoice telah sama dengan sistem SAP PT MAR. 16 sampel yang diujikan

menyatakan sampel telah memenuhi semua kriteria yang ditentukan. Auditor

menyimpulkan manajemen telah mengklasifikasikan umur piutang usaha dengan

benar.

Berdasarkan perhitungan umur piutang, tim audit dapat menentukan

piutang usaha yang telah lama tak tertagih (long outstanding). Piutang yang tidak

tertagih melebihi 90 hari dari jatuh tempo akan dianggap sebagai piutang long

outstanding. Hasil penelusuran tim audit dapat dirangkum pada tabel 4.21 di

halaman berikut.

Tabel 4.21 Pengujian Piutang Long Outstanding

Pelanggan 90-180 180-360 >360 Total Keterangan

PT GLI

(50) 250

- 200

Pembayaran cicilan yang belum

lunas.

PT UTI -

(28.000)

24.000

(4.000)

Pembayaran cicilan disertai retur

penjualan. Telah dijelaskan pada

pengujian rekonsiliasi piutang

usaha.

PT SAM - -

(5.000)

(5.000)

Diskon penjualan yang telah

dibuat CLA pada pengujian

rekonsiliasi piutang usaha.

PT JP -

(120.000)

210.000

90.000

Pembayaran cicilan yang belum

lunas.

PT NFL - 200.000

-

200.000

Jumlah ini akan net-off dengan

retur penjualan tertanggal 15

Desember 2014. Sisa saldo long

outstanding hanya US$25.601

yang akan dilunasi dalam bentuk

cicilan.

PT SLF

(1.000) -

-

(1.000)

Diskon penjualan yang telah

dibuat CLA pada pengujian

rekonsiliasi piutang usaha.

PT BU 7.000 -

-

7.000

Tim audit telah menelusuri

subsequent receipt di tahun

2015. PT BU telah melunasi

pada Februari 2015

TOTAL 6.050 52.250

229.000

287.200

Sumber: Kertas Kerja KAP RIO (2014). (Telah diolah kembali)

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 100: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

85

Universitas Indonesia

PT MAR tidak langsung melakukan net-off saat terjadi cicilan pelunasan

piutang atau retur penjualan akibat kesulitan pembayaran, sehingga piutang tak

tertagih akan terus muncul pada daftar rincian hingga pembayaran cicilan tersebut

selesai atau telah dilunasi. Hal ini dapat kita lihat pada kasus PT GLI, PT UTI, PT

JP, dan PT NFL. Sementara piutang PT SLF dan PT SAM telah direklasifikasi ke

dalam akun uang muka dari pelanggan.

Untuk menambah tingkat keyakinan, tim audit telah menelusuri

subsequent receipt dari pelanggan hingga bulan Februari 2015. Tim audit

menemukan adanya pembayaran cicilan dari PT JP dan pelunasan piutang PT BU

pada bulan Februari sehingga tidak diperlukan penyisihan piutang. Tim audit

telah memeriksa bukti kas masuk pada rekening koran bank sebagai dokumen

pendukung.

Auditor juga melakukan penelusuran terhadap saldo piutang 31 Desember

2014 yang telah dilunasi per tanggal 28 Februari 2015. Penelusuran ini telah

diatur dalam ISA 560 mengenai peristiwa kemudian setelah tanggal laporan

keuangan agar auditor dapat memperoleh bukti dan memberi keyakinan atas

penyesuaian dan pengungkapan dalam laporan keuangan.

Tim audit memerlukan daftar rincian piutang per 28 Februari 2015 untuk

mengetahui piutang yang telah dilunasi. Sales invoice akan dicocokkan dengan

dokumen pendukung berupa rekening koran bank sebagai tanda telah lunas.

Metode pengujian menggunakan targeted testing untuk invoice di atas

performance materiality (PM) dan non-statistic untuk sisa invoice lainnya.

Terdapat 2 invoice bernilai di atas PM. Dengan menggunakan macro non-statistic,

tim audit memerlukan 9 sampel secara acak.

Dokumentasi audit atas pengujian pelunasan piutang dapat dilihat pada

Tabel 4.22. Berdasarkan pengujian tersebut, auditor menyimpulkan seluruh

invoice piutang 31 Desember 2014 yang sudah tidak ada pada daftar rincian 28

Februari 2015 telah merepresentasikan pelunasan dari pelanggan.

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 101: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

86

Universitas Indonesia

Tabel 4.22 Pengujian Pembayaran Piutang

Sumber: Kertas Kerja KAP RIO (2014). (Telah diolah kembali)

PSAK 55 mengatur mengenai persyaratan nilai piutang dapat diturunkan,

salah satunya adalah kesulitan keuangan signifikan yang dialami konsumen.

Namun dalam kasus ini, PT MAR tidak melakukan write off atas piutang tak

tertagih karena mereka beranggapan semua piutang masih dapat ditagih. Cara

yang ditempuh mereka dalam menagih adalah dengan proses cicilan piutang

tersebut sesuai jangka waktu yang ditentukan. Tim audit telah menemukan bukti

objektif mengenai cicilan pelunasan piutang berupa arus kas masuk dan adanya

saldo negatif pada piutang usaha yang merepresentasikan pembayaran cicilan.

Tim audit menyimpulkan ketiadaan penyisihan piutang tak tertagih PT MAR

cukup beralasan.

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 102: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

87

Universitas Indonesia

4.2.2.8 Pengujian Translasi Mata Uang Asing

Pengujian translasi mata uang asing bertujuan untuk mengidentifikasi saldo yang

disajikan dalam mata uang asing dan menghitung ulang translasi saldo tersebut

menggunakan closing rates dari pihak eksternal. Tim audit melakukan pengujian

untuk memenuhi tujuan asersi valuation.

Penyajian laporan keuangan PT MAR menggunakan mata uang US$

selaku mata uang fungsional mereka. Seluruh penjualan juga dilakukan dalam

mata uang US$. Namun dalam penjualan lokal, mereka dikenakan pajak keluaran

yang dalam pencatatan disajikan dalam US$, namun dilakukan translasi ke dalam

Rupiah pada fakturnya. Translasi tersebut menggunakan kurs pajak (Indonesian

Tax and Exchange Rates) pada tanggal transaksi sehingga auditor harus

melakukan pengujian translasi ulang pada masing-masing transaksi dalam daftar

rincian dengan menggunakan kurs pajak per 31 Desember 2014.

Setelah dilakukan translasi ulang, auditor menemukan saldo akun piutang

usaha PT MAR seharusnya adalah US$5.999.000 dari yang sebelumnya sebesar

US$6.000.000. Terdapat selisih US$1.000 yang mengurangi akun piutang usaha

PT MAR.

Auditor memutuskan untuk berkomunikasi dengan tim manajemen PT

MAR terkait adanya selisih tersebut. Akhirnya kedua belah pihak sepakat untuk

memasukkan selisih tersebut ke dalam penyesuaian yang diajukan klien (Client

Late Adjustment). Klien berhak mengajukan penyesuaian terhadap penyajian

laporan keuangan mereka selama jumlahnya di bawah SUM. Adjustment tersebut

menghasilkan jurnal penyesuaian sebagai berikut:

Dr. Unrealized Loss – Forex US$1.000

Cr. Piutang Lokal US$1.000

4.2.2.9 Pengujian Penerbitan Credit note setelah Akhir Periode

Pengujian peristiwa kemudian (subsequent events) ini bertujuan untuk mengetahui

frekuensi retur atau keluhan pelanggan dari penjualan periode 2014 pada tahun

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 103: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

88

Universitas Indonesia

2015. Populasi yang digunakan auditor adalah daftar retur atau diskon penjualan

selama bulan Januari dan Februari 2015. Daftar rincian retur tersebut sebelumnya

harus dicocokkan dengan neraca saldo per 28 Februari 2015. Jumlah populasi

credit note adalah US$63.018.

Terdapat 1 credit note pada pencatatan sistem SAP PT MAR dengan

nominal US$45.500 sehingga tim audit memutuskan untuk melakukan

penelusuran atas credit note tersebut. Tidak ada pengujian untuk selain sampel di

atas karena sisa populasi lebih kecil dari threshold retur dan diskon penjualan,

yakni di bawah US$43.500.

Inspeksi dokumen dilakukan dengan mencocokkan informasi pada

pencatatan sistem SAP dengan credit note tersebut, seperti tanggal, nominal

invoice, dan jumlah barang. Tim audit juga menelusuri penjualan awal atas credit

note tersebut sebelum dilakukan retur. Credit note tersebut disebabkan oleh

adanya perbedaan warna sehingga pelanggan meminta untuk dilakukan perbaikan

atau rework.

Berdasarkan inquiry dengan manajemen, rework tersebut telah selesai dan

barang telah dikirim kembali kepada pelanggan. Tim audit melakukan inspeksi

atas dokumen pendukung pengiriman kembali barang tersebut dan tidak ada

pengecualian ditemukan.

Auditor menyimpulkan jika transaksi retur penjualan selama 2015 dapat

dipertanggung jawabkan. Volume retur telah sesuai dengan data historis atas retur

di tahun-tahun sebelumnya.

4.2.3 Penyelesaian Kegiatan Audit

Tahap akhir atas pelaksanaan audit adalah penyelesaian dan pelaporan audit. Tim

audit akan memberikan opini audit terkait audit fieldwork yang telah dilaksanakan

dalam engagement PT MAR 2014.

Auditor memeriksa kembali draft laporan keuangan klien, beserta

representation letter dari manajemen yang menyatakan bahwa manajemen

mengakui apa yang menjadi tanggung jawabnya atas laporan keuangan yang

disusun. Draft tersebut diperiksa untuk memenuhi compliance terhadap PSAK.

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 104: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

89

Universitas Indonesia

Kemudian auditor memasukkan angka-angka hasil audit ke dalam draft. Angka-

angka beserta pengungkapannya dicocokkan dan diperiksa kembali. Terakhir,

auditor menambahkan pernyataan opini atas laporan keuangan klien ke dalam

draft. Opini audit yang diberikan KAP RIO kepada PT MAR adalah wajar tanpa

pengecualian (unqualified opinion). Setelah pengecekan terakhir oleh tim audit,

draft laporan keuangan diberikan kepada signing partner untuk final review dan

penandatanganan laporan keuangan yang telah diaudit.

4.3 Ringkasan Analisis Audit

Pada bagian ini penulis akan mencoba melakukan analisa terkait kesesuaian

pelaksanaan audit KAP RIO terhadap International Standard Auditing (ISA).

Tabel 4.23 Analisis atas Prosedur Audit KAP RIO

Teori/Standar Praktik Analisis

Proses audit (Tuanakotta,

2013)

1. Risk assessment

2. Risk response

Uji pengendalian

Prosedur analitikal

subtantif

Uji rincian

3. Reporting

Proses audit KAP RIO terdiri dari:

1. Perencanaan audit

Identifikasi risiko dan

pengendalian internal

2. Audit lapangan

Pengujian pengendalian

Pengujian rincian

3. Penyelesaian dan pelaporan audit

KAP RIO telah

menerapkan proses

audit berbasis ISA,

sehingga seluruh

rangkaian

pengerjaan audit

telah sesuai dengan

ISA.

Asersi berdasarkan ISA 315 Tujuan audit berdasarkan Pedoman

Audit KAP RIO

Secara substansi

telah sesuai dengan

teori dan standar ISA

315 yang berlaku

Penilaian dan Pengendalian

Internal (ISA 315)

Pengujian pengendalian internal klien

pada tahap perencanaan audit

Telah sesuai dengan

standar ISA 315

Penggunaan materialitas (ISA

320)

Penerapan materialitas berdasarkan

Pedoman Audit KAP RIO meliputi:

1. Overall materiality (OM)

2. Performance materiality (PM)

3. Summary of Uncorrected

Misstatements (SUM)

Secara substansi

telah sesuai dengan

teori dan standar

ISA 320.

Sumber: Data olahan

Proses audit yang dilakukan oleh KAP RIO secara substansial telah sesuai

dengan teori yang berikan. Proses pelaksanaan audit menurut Tuanakotta (2013)

adalah menilai risiko, menanggapi risiko, dalam membuat pelaporan. Proses

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 105: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

90

Universitas Indonesia

penilaian risiko secara garis besar yaitu melakukan engagement, menilai risiko

dan pengendalian internal, menilai materialitas, hingga dokumentasi pelaporan.

Semua hal ini telah dilakukan oleh KAP RIO dalam tahap perencanaan audit.

Proses audit kedua adalah menanggapi risiko yang terdiri dari pengujian

pengendalian, pengujian detail, dan prosedur analitis. Secara substansi, audit

lapangan yang dilakukan KAP RIO telah sesuai dengan proses menanggapi risiko

tersebut. Audit lapangan terdiri dari pengujian pengendalian serta pengujian

rincian secara substantif. Proses audit terakhir adalah pelaporan yang

menghasilkan opini audit dengan melihat kembali secara keseluruhan proses

audit. KAP RIO telah melakukan ketentuan dan prosedur sesuai dengan teori yang

ada.

Pedoman Audit KAP RIO telah memenuhi standar berlaku terkait asersi

audit serta penentuan materialitas. Tim audit PT MAR telah menjalan pedoman

dengan baik. Namun saat dilakukan proses penyesuaian terkait client late

adjustment (CLA), terdapat fungsi audit yang berjalan tidak sebagaimana

mestinya. CLA seharusnya berasal dari manajemen yang diberikan kepada

auditor. Namun pada kenyataannya, CLA ini berasal dari temuan auditor yang

diajukan kepada klien untuk dijadikan CLA.

Dalam segi pengendalian internal, meskipun PT MAR tidak memiliki

manajemen khusus, tetapi dapat berjalan baik karena struktur perusahaan yang

sederhana dan tidak kompleks. Proses uji pengendalian yang dilakukan oleh KAP

RIO telah sesuai dengan lima komponen pengendalian internal ISA 315, yang

terdiri dari identifikasi atas lingkungan pengendalian, penilaian risiko informasi dan

komunikasi, pengawasan pengendalian, dan aktivitas pengendalian.

Opini audit atas engagement PT MAR 2014 adalah wajar tanpa

pengecualian. Ini berarti bahwa laporan keuangan yang disusun oleh manajemen

PT MAR secara reasonable bebas salah saji material. Penyesuaian yang ada pada

siklus pendapatan dan piutang juga bersifat tidak material. Hal ini dikarenakan tim

audit melaksanakan audit berdasarkan asersi manajemen, penggunaan metode

sampling dan penerapan materialitas. Keseluruhan proses audit dilaksanakan

mengikuti aturan yang berlaku di Indonesia (ISA) dan mengacu pada pedoman

KAP RIO Global. Pelaksanaan audit ditutup dengan pelaporan yang tepat waktu

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 106: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

91

Universitas Indonesia

karena koordinasi yang baik antara auditor dan manajemen dalam hal

pengumpulan data sampai dengan proses diskusi.

4.4 Analisa Kebijakan Akuntansi PT MAR

Kebijakan akuntansi PT MAR terkait pendapatan ternyata menimbulkan

banyak celah untuk terjadinya income smoothing oleh manajemen. Saldo negatif

piutang, retur serta cicilan akibat pelunasan piutang pelanggan yang mengalami

kesulitan keuangan merupakan hal-hal yang berisiko terjadinya kecurangan.

Potensi kecurangan yang dapat dilakukan manajemen tersebut akan dijelaskan

pada penjelasan berikut ini.

1. Retur Penjualan

PT MAR memiliki kriteria khusus terkait barang yang dapat diretur dari

pelanggan yang mengalami kesulitan keuangan. Barang yang diretur harus

berkualitas masih baik sehingga dapat dijual kembali. Namun kebijakan

retur penjualan semacam ini menimbulkan potensi kecurangan yang dapat

dilakukan oleh manajemen.

Terdapat kemungkinan jika pelanggan tersebut adalah pihak yang

memiliki hubungan istimewa dengan PT MAR. Pelanggan ini diberikan

fasilitas untuk meretur barang sisa tidak terpakai yang tidak digunakan

untuk produksi. Kemungkinan lainnya adalah PT MAR menitipkan barang

mereka kepada pelanggan untuk dijual, ketika barang tersebut tidak laku

terjual, maka pelanggan dapat mereturnya kepada PT MAR. Hal ini

terlihat dari besarnya retur penjualan akibat konsumen tidak mampu

melunasi piutangnya.

Risiko atas retur penjualan PT MAR ini diperbesar dengan tidak

adanya batasan waktu bagi pelanggan untuk melakukan retur. Pada proses

audit, ditemukan adanya retur yang berasal dari penjualan 1-2 tahun

sebelumnya dari beberapa pelanggan. Ini semakin menguatkan adanya

dugaan hubungan istimewa antara PT MAR dengan pelanggan tersebut.

Meskipun, PT MAR beranggapan kebijakan semacam ini untuk menjaga

hubungan baik dengan konsumen.

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 107: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

92

Universitas Indonesia

Kebijakan semacam ini menguntungkan bagi kedua belah pihak,

karena akan memperbesar penjualan PT MAR dan memperkecil risiko

kerugian pelanggan. Padahal, kebijakan seperti ini mirip perlakuan

akuntansi untuk barang konsinyasi, meskipun barang tersebut adalah

bahan baku produksi.

Retur semacam ini menimbulkan potensi terjadinya income

smoothing, yakni dengan menggelembungkan penjualan tahun ini dan

melakukan retur di periode akan datang, agar manajemen dapat memenuhi

target penjualan periode saat ini dengan mudah. Auditor hanya mampu

menguji penjualan tersebut sebatas bukti transaksi, namun tidak dapat

melihat fisik barang keluar sebenarnya. sehingga ada kemungkinan

penjualan tersebut adalah fiktif. Ini dapat dilakukan ketika terjadi

kerjasama antara PT MAR dan pelanggannya untuk membuat dokumen

pendukung penjualan. Penjualan fiktif ini lebih menguntungkan karena

tidak perlu mengeluarkan biaya transportasi untuk retur

2. Retur Penjualan akibat Rework

PT MAR menyediakan fasilitas rework bagi pelanggan yang tidak puas

dengan kualitas produk PT MAR. Mereka akan mencatat rework sebagai

retur penjualan. Pengembalian barang rework tersebut kepada pelanggan

akan diakui PT MAR sebagai suatu penjualan baru.

Rework mampu menimbulkan fraud ketika terdapat kerja sama

antara beberapa pihak dalam proses ini. Pelanggan PT MAR membeli

barang dari pihak ketiga. Barang tersebut nantinya justru akan diretur

kepada PT MAR untuk dilakukan rework karena kualitas pengerjaan PT

MAR yang lebih baik. Biaya untuk rework ini akan dibebankan kepada PT

MAR, namun manajemen PT MAR akan menagih biaya tersebut kepada

pelanggan mereka tanpa pencatatan akuntansi. Ini merupakan bentuk

penyalahgunaan sumber daya perusahaan untuk kepentingan tertentu.

Bentuk kecurangan ini merupakan kecurangan internal yang dilakukan

untuk menguntungkan beberapa pihak pribadi, ataupun justru atas

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 108: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

93

Universitas Indonesia

persetujuan manajemen untuk meminimalkan pembayaran pajak mereka

jika proses tersebut diakui sebagai penjualan baru.

3. Cicilan Pelanggan yang Mengalami Kesulitan Keuangan

Ketika terdapat konsumen yang mengalami kesulitan melunasi

pembayaran, PT MAR memberikan kemudahan untuk pelanggan

melakukan cicilan pelunasan. Berdasarkan penelusuran tim audit,

pembayaran cicilan seharusnya dilakukan setiap bulan sekali berdasarkan

jangka waktu yang disepakati. Namun pada kenyataannya, pembayaran

cicilan ini tidak dilakukan rutin setiap bulan, bahkan ada yang terhenti

selama enam bulan. Jumlah pembayaran cicilan ini juga tidak menentu,

hanya sesuai dengan kemampuan pelanggan saja.

Ini menunjukkan lemahnya kebijakan perusahaan terkait

kolektabilitas piutang mereka, karena tidak ada peraturan serta kriteria

ketat dalam memberikan pelunasan melalui cicilan. PSAK 55 telah

mengatur mengenai penurunan nilai piutang dilakukan ketika terdapat

bukti objektif jika pelanggan mengalami kesulitan keuangan dan

wanprestasi, serta adanya estimasi penurunan arus kas di masa depan.

PT MAR seharusnya melakukan penyisihan piutang tak tertagih

atas pelanggan yang telah mengingkari janji pelunasan piutang dalam

bentuk cicilan tiap bulan tersebut. Namun PT MAR tidak melakukan

penyisihan karena akan mengurangi nilai piutang mereka dan menambah

jumlah biaya (bad debt expense). Dengan berasumsi jika pelanggan tetap

melakukan cicilan, PT MAR terbebas dari melakukan penyisihan piutang

tak tertagih sehingga nilai aset mereka tetap terjaga dan jumlah pendapatan

mereka tidak berkurang akibat adanya bad debt expense.

4. Cut-off Pengakuan Penjualan

Pengakuan penjualan PT MAR tidak sesuai dengan PSAK 23.

Berdasarkan PSAK 23, pendapatan diakui ketika telah terjadi transfer risk.

PT MAR mengakui pendapatan berdasarkan penerbitan invoice, bukan

saat terjadinya transfer risk. Namun risiko salah saji pada pengakuan

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 109: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

94

Universitas Indonesia

pendapatan dapat dihindari karena perusahaan meliburkan operasional

perusahaan 10 hari sebelum tanggal cut-off.

Sebagai perusahaan yang memiliki cabang di setiap benua, PT

MAR seharusnya mampu memperbaiki pencatatan pendapatan mereka

agar sesuai dengan perpindahan risiko dan manfaatnya. Incoterm yang

ada selama ini tidak memiliki manfaat apapun karena PT MAR tetap

mengakui pendapatan saat invoice diterbitkan. Risiko ini mungkin dapat

dihindari untuk pelaporan keuangan tahunan, namun untuk pelaporan

keuangan bulanan dipastikan terdapat salah saji pengakuan pendapatan

karena tidak adanya jeda waktu 10 hari seperti di akhir tahun.

5. Pengendalian Internal

Pengendalian internal yang dilakukan PT MAR telah mampu untuk

menanggulangi potensi kecurangan dilakukan pihak internal, khususnya

karyawan mereka sendiri. Hal ini dikarenakan ukuran dan kompleksitas

PT MAR yang cukup sederhana. Risiko kecurangan lebih besar justru

berasal dari pimpinan perusahaan yang ingin melakukan income

smoothing dengan melakukan kerja sama dengan pihak luar seperti

dijelaskan sebelumnya.

Potensi kecurangan di atas dapat dilakukan oleh manajemen PT MAR atau

bahkan merupakan kebijakan dari direksi dan grup pusat PT MAR untuk

memperbaiki kinerja perusahaan. Auditor hanya mampu menginformasikan

potensi kecurangan yang ada pada jajaran direksi PT MAR, namun rekomendasi

tersebut menjadi tidak berarti ketika hal ini dilakukan sebagai kebijakan penjualan

direksi.

Potensi kecurangan dengan income smoothing ini harus dilaporkan oleh

tim auditor dalam bentuk management letter kepada direksi PT MAR, yang isinya

memberitahukan kelemahan dari pengendalian internal perusahaan (baik material

maupun tidak material) yang ditemukan selama pelaksanaan pemeriksaan, disertai

dengan saran-saran perbaikan. Saran yang dapat diberikan untuk melakukan

pencegahan ini adalah:

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 110: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

95

Universitas Indonesia

1. Pengetatan kriteria pelanggan yang dapat dikategorikan mengalami

kesulitan keuangan, sehingga dapat meminimalkan risiko piutang tak

tertagih. Besarnya jumlah pelanggan yang mencicil hutangnya serta

diretur barangnya oleh PT MAR menunjukkan pengawasan PT MAR

masih rendah terhadap calon pelanggannya.

2. Jika cicilan tidak dapat dibayar secara rutin, PT MAR harus

menyisihkan piutang tersebut ke dalam piutang tak tertagih dan bad

debt expense, agar sesuai dengan ketentuan PSAK 55 mengenai

penurunan nilai piutang.

3. Perbaikan sistem pencatatan untuk pendapatan, sehingga pengakuan

pendapatan tidak dicatat saat invoice diterbitkan. PT MAR dapat

memundurkan tanggal invoice secara manual ketika telah terjadi

perpindahan risiko dan manfaat atas penjualan barang. Ini adalah hal

umum yang banyak dilakukan oleh perusahaan lain.

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 111: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

96 Universitas Indonesia

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

KAP RIO melakukan audit atas laporan keuangan PT MAR untuk periode yang

berakhir pada tanggal 31 Desember 2014. Seluruh pembahasan dan analisis dalam

laporan magang ini terkait dengan penjualan dan piutang usaha PT MAR. Audit

yang dilakukan bertujuan untuk memastikan bahwa penjualan dan piutang usaha

telah dicatat dengan nilai yang wajar dan pencatatannya telah sesuai dengan

ketentuan PSAK.

KAP RIO telah menjalin perikatan audit dengan PT MAR sejak tahun

2011. Engagement tahun 2014 merupakan pelaksanaan audit untuk tahun

keempat. Hal ini menyebabkan KAP RIO telah mengetahui dengan baik bisnis

dari PT MAR sehingga tidak ditemukan kesulitan berarti pada proses audit PT

MAR tahun 2014. Sistem pencatatan PT MAR cukup rapih dan manajemen

mampu menyediakan seluruh data yang diperlukan untuk proses

pendokumentasian bukti audit.

KAP RIO menjalankan prosedur audit dengan berbasis ISA, sehingga

seluruh pelaksanaan auditnya sesuai dengan ketentuan ISA. Prosedur audit KAP

RIO dimulai dari tahap perencanaan audit, pelaksanaan audit lapangan, serta

penyelesaian dan pelaporan hasil audit. Pada proses perencanaan, tim audit

mengidentifikasi beberapa risiko yang berhubungan dengan penyajian pendapatan

dan piutang usaha PT MAR, seperti risiko fraud saat pengakuan pendapatan dan

management override control. Selain identifikasi risiko, tim audit juga melakukan

penilaian terhadap pengendalian internal dari perusahaan untuk menghadapi risiko

tersebut. Dari proses ini pula ditemukan adanya risiko salah saji pada pendapatan

karena pengakuan pendapatan tidak sesuai dengan incoterm yang berlaku.

Tahap berikutnya adalah audit lapangan yang terdiri dari pengujian

pengendalian dan pengujian rincian secara substantif. Pengujian pengendalian

digunakan untuk menguji rancangan dan implementasi pengendalian PT MAR.

Bentuk pengujian ini adalah melakukan pemeriksaan terhadap seluruh dokumen

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 112: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

97

Universitas Indonesia

pendukung penjualan agar sesuai dengan kriteria pengujian yang ditentukan

sebelumnya. Pengujian rincian secara substantif pendapatan dan piutang usaha

pada engagement ini terdiri dari pengujian pendapatan dari penjualan barang,

pengujian cut-off penjualan, pengujian rekonsiliasi piutang usaha, pengujian pada

penyisihan piutang tak tertagih, pengujian translasi mata uang asing, pengujian

pada credit note setelah akhir periode, dan konfirmasi atas saldo piutang usaha.

Tahap akhir atas pelaksanaan audit adalah penyelesaian dan pelaporan

audit. Tim audit KAP RIO memberikan opini audit wajar tanpa pengecualian

(unqualified) sehingga dapat disimpulkan bahwa akun-akun terkait penjualan dan

piutang usaha PT MAR telah disajikan secara wajar.

Secara keseluruhan, engagement PT MAR 2014 berjalan dengan lancar

dan tepat waktu karena adanya kerja sama yang profesional antara PT MAR dan

KAP RIO selama pelaksanaan audit keuangan atas laporan keuangan yang

berakhir tanggal 31 Desember 2014.

Terkait kebijakan akuntansi PT MAR, penulis menemukan beberapa

potensi untuk terjadinya kecurangan income smoothing yang dilakukan

manajemen. Potensi kecurangan ini umumnya berasal dari retur penjualan dan

cicilan pelunasan piutang yang tidak wajar. Terdapat beberapa kemungkinan

kecurangan yang dilakukan PT MAR dengan pelanggannya agar keduanya dapat

diuntungkan.

5.2 Saran

5.2.1 Saran untuk Calon Peserta Magang

Terkait dengan penulisan tugas akhir laporan magang, penulis memberikan

beberapa saran kepada calon peserta magang di KAP pada tahun-tahun berikutnya

berdasarkan pengalaman penulis, yaitu:

1. Selalu mempersiapkan diri sebelum melakukan penugasan audit ke klien.

Persiapan tersebut dapat dilakukan dengan memahami industri dan bisnis

klien, serta mempelajari kembali peraturan, PSAK, dan teori akuntansi

yang terkait dengan klien, terutama pada bagian-bagian akun atau proses

bisnis yang ditugaskan kepada peserta magang.

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 113: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

98

Universitas Indonesia

2. Bagi peserta magang yang menjadikan laporan magang sebagai tugas

karya akhir, sebaiknya sejak jauh hari telah menentukan tema atau area

yang akan dijadikan fokus laporan sehingga lebih mudah mengumpulkan

data dan mencari informasi sedalam-dalamnya kepada senior

bersangkutan. Berdasarkan pengalaman penulis, ketika program magang

selesai, maka akan semakin sulit untuk bertemu dan bertanya pada senior

karena kesibukan mereka. Sebaiknya juga peserta magang mempersiapkan

beberapa alternatif tema untuk laporan magang agar dapat disesuaikan

dengan kriteria dosen pembimbing.

5.2.2 Saran untuk KAP RIO

Sebagai salah satu peserta magang di KAP RIO, penulis mencoba untuk

memberikan beberapa masukan terkait pelaksanaan magang di KAP RIO untuk ke

depannya. Masukan tersebut adalah:

1. Pemberian pelatihan yang lebih terperinci mengenai sistem IT audit KAP

RIO yang merupakan sarana utama pelaksanaan audit. Pelatihan yang teah

didapatkan Penulis hanya berupa pelatihan untuk seratus orang dalam satu

ruangan dengan dua trainer, sehingga materi yang disampaikan kurang

jelas.

2. Pembatasan jam lembur untuk peserta magang. Peserta magang di KAP

RIO tidak mendapatkan uang lembur, namun tetap dipaksakan bekerja

hingga larut malam. Ini menciptakan ketidakadilan bagi peserta magang

karena tenaga yang dikeluarkan untuk lembur tidak mendapatkan

kompensasi. Lembur tentu tidak sesuai dengan tujuan program magang

yang memberikan edukasi kepada peserta magang mengenai dunia kerja

audit.

5.2.3 Saran untuk Departemen Akuntansi FEB UI

Selain untuk calon peserta magang tahun berikutnya, penulis juga ingin memberi

saran kepada Departemen Akuntansi FEB UI selaku pihak yang

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 114: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

99

Universitas Indonesia

menyelenggarakan tugas akhir laporan magang sebagai syarat kelulusan kuliah.

Saran tersebut adalah:

1. Kesempatan magang bagi mahasiswa tingkat akhir semakin dibuka lebar,

sehingga bermanfaat untuk peningkatan kualitas mahasiswa lewat

pengalaman kerja secara nyata. DepAk FEB UI juga diharapkan terus

menggali informasi mengenai proses penerimaan program magang dari

KAP dan perusahaan lainnya.

2. Pembaruan terhadap kurikulum laboratorium audit agar menggunakan

komputer sebagai sarana belajar mengajar, karena praktik kertas kerja

manual sudah tidak sesuai dengan praktik kerja di KAP.

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 115: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

100 Universitas Indonesia

DAFTAR REFERENSI

Arens, Alvin, A., Elder, R.J., & Beasley, M.S (2014). Auditing and assurance

services an integrated approach (15th ed). New Jersey: Pearson Education.

Hayes, Wallage, & Gortemarker. (2014). Principles of Auditing: An Introduction

to International Standards on Auditing, Second Edition. Toronto: Pearson

Prentice Hall

Ikatan Akuntan Indonesia. (2010). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

Nomor 23 Revisi 2010: Pendapatan. Jakarta: Yayasan Salemba Empat.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2010). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

Nomor 50 Revisi 2010: Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan.

Jakarta: Yayasan Salemba Empat.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2013). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan

Nomor 55 Revisi 2013: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran.

Jakarta: Yayasan Salemba Empat.

Ikatan Akuntan Indonesia. (2010). Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 60:

Instrumen Keuangan: Pengungkapan. Jakarta: Yayasan Salemba Empat.

Jensen, M. C and Meckling, W.H. (1976). Theory of the Firm : Managerial

Behavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial

Economics, Oktober, 1976, V. 3, No. 4, pp. 305-360.

Larry F. Konrath. (2002). “Auditing, A Risk Analyses Approach, 5th

Edition.

Ohio: SouthWestrn.

PT MAR. (2014). Annual Report PT MAR. Bogor

Reeve, James M., et al. (2008). Principle of Accounting: Indonesian Adaptation.

Jakarta: Salemba Empat.

RIO. (2011). Pedoman Audit KAP RIO. London: RIO

Scott, William. (2006). Financial Accounting Theory. Fourth Edition. Toronto:

Pearson Prentice Hall.

Tuanakotta, T.M. (2013). Audit berbasis ISA. Jakarta: Salemba Empat.

Universitas Indonesia. (2008). Pedoman Teknis Penulisan Tugas Akhir

Mahasiswa. Depok: Universitas Indonesia.

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 116: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

101

Universitas Indonesia

Lampiran 1

Pengujian Pengendalian PT MAR

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 117: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

102

Universitas Indonesia

Lampiran 2

Pengujian Penjualan

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 118: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

103

Universitas Indonesia

Lampiran 3

Assessment Retur Penjualan

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 119: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

104

Universitas Indonesia

Lampiran 4

Pengujian Penjualan Ekspor sebelum Cut-off

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 120: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

105

Universitas Indonesia

Lampiran 5

Pengujian Penjualan Ekspor setelah Cut-off

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 121: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

106

Universitas Indonesia

Lampiran 6

Pengujian Penjualan Lokal setelah Cut-off

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015

Page 122: PROSEDUR AUDIT ATAS SIKLUS PENDAPATAN DAN PIUTANG …lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-5/20416256-TA... · Judul : Prosedur Audit atas Siklus Pendapatan dan Piutang Usaha PT MAR

107

Universitas Indonesia

Lampiran 7

Prosedur Alternatif Konfirmasi Piutang

Prosedur audit..., Mario Rinaldi Rachmat, FEB UI, 2015