proposal kuantitatif bab i

28
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah upaya manusia untuk “memanusiakan manusia”. Manusia pada hakekatnya adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi dibandingkan dengan makhluk lain ciptaan-Nya disebabkan memiliki kemampuan berbahasa dan akal pikiran/rasio, sehingga manusia mampu mengembangkan dirinya sebagai manusia yang berbudaya. Kemampuan mengembangkan diri dilakukan melalui interaksi dengan lingkungannya, baik lingkungan sosial menempatkan peranan, posisi, tugas dan tanggung jawabnya sebagai makhluk sosial. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (2) dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 22 tahun 2006 bahwa cakupan untuk mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk mengenal,menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi serta menanamkan kebiasaan berfikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri. Dalam peningkatan proses dan hasil belajar para siswa sebagai satu indikator kualitas pendidikan, perbaikan dan penyempurnaan sistem pengajaran merupakan upaya yang realistis. Upaya tersebut diarahkan pada kualitas pengajaran sebagai suatu proses yang diharapkan dapat mewujudkan minat belajar para siswa. Dan diharapkan dengan adanya proses belajar yang baik juga akan meningkatkan hasil belajar 1

Upload: andhika-pratama-putra

Post on 16-Dec-2015

36 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Sm

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPendidikan adalah upaya manusia untuk memanusiakan manusia. Manusia pada hakekatnya adalah makhluk Tuhan yang paling tinggi dibandingkan dengan makhluk lain ciptaan-Nya disebabkan memiliki kemampuan berbahasa dan akal pikiran/rasio, sehingga manusia mampu mengembangkan dirinya sebagai manusia yang berbudaya. Kemampuan mengembangkan diri dilakukan melalui interaksi dengan lingkungannya, baik lingkungan sosial menempatkan peranan, posisi, tugas dan tanggung jawabnya sebagai makhluk sosial.

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (2) dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia nomor 22 tahun 2006 bahwa cakupan untuk mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SD/MI/SDLB dimaksudkan untuk mengenal,menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi serta menanamkan kebiasaan berfikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri.

Dalam peningkatan proses dan hasil belajar para siswa sebagai satu indikator kualitas pendidikan, perbaikan dan penyempurnaan sistem pengajaran merupakan upaya yang realistis. Upaya tersebut diarahkan pada kualitas pengajaran sebagai suatu proses yang diharapkan dapat mewujudkan minat belajar para siswa. Dan diharapkan dengan adanya proses belajar yang baik juga akan meningkatkan hasil belajar peserta didik sehingga tujuan dari sistem pendidikan nasioanal dapat tercapai.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menuntut pengembangan kemampuan siswa SD dalam bidang IPA yang sangat diperlukan oleh siswa untuk melanjutkan belajar ke sekolah yang lebih tinggi atau untuk mengembangkan bakat dan minat serta untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. Melalui pembelajaran IPA dapat melatih keterampilan anak untuk berfikir secara kreatif dan inovatif yang merupakan sebagai tahap latihan awal bagi anak agar dapat berfikir secara kritis dalam rangka mengembangkan kreatifitas dan minat siswa secara dini terhadap lingkungan.

Dalam pendidikan terdapat adanya proses belajar mengajar yang didalamnya ada faktor-faktor penunjang keberhasilan belajar. Pembelajaran sebagai suatu sistem merupakan suatu pendekatan mengajar yang mengemukakan hubungan sistematik antara berbagai komponen, sistem merupakan suatu pendekatan mengajar yang mengemukakan hubungan sistematik antara berbagai komponen, diantaranya tujuan pembelajaran, bahan pembelajaran, metode belajar mengajar, media dan evaluasi pengajaran. Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Keberhasilan pengajaran IPA dapat ditentukan oleh berbagai hal antara lain, kemampuan siswa dan kemampuan guru itu sendiri didalam melaksanakan proses belajar mengajar yang bermakna sesuai dengan tujuan pengajaran IPA yang terdapat dalam kurikulum.Keberhasilan pembelajaran dapat ditentukan oleh bagaimana siswa itu sendiri dalam mengikuti pelajaran dan menerima informasi yang telah disampaikan oleh guru. Aktivitas belajar siswa merupakan aktifitas yang dilakukan oleh siswa dalam proses belajar mengajar.

Kegiatan pembelajaran di kelas akan berpengaruh dalam tercapainya hasil belajar, karena perwujudan pembelajaran yang baik dapat dilihat dari aktivitas belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran. Sedangkan aktivitas belajar di rumah dapat menunjang hasil belajar yang baik, karena waktu yang dimiliki oleh siswa lebih banyak di rumah. Belajar IPA tidak hanya dengan membaca, menulis dan menghafal saja, tetapi memerlukan pengamatan, pemahaman dan praktek langsung. Maka dari itu diperlukan banyak latihan, ketekunan dan kesungguhan dalam mempelajarinya. Siswa dituntut untuk selalu aktif dalam proses pembelajarannya. Aktif disini maksudnya aktif secara fisik dan intelektual. Belajar IPA memerlukan pengamatan, pemahaman dan percobaan, karena IPA adalah disiplin ilmu yang erat kaitannya dengan kehidupan siswa sehari-hari. kehidupan siswa. Dalam belajar IPA, siswa harus banyak berlatih, tekun dan sungguh-sungguh dalam belajar.

Penggunaan metode pembelajaran oleh guru itu harus tepat disesuaikan dengan materinya sehingga menimbulkan keaktifan siswa dalam pembelajaran untuk menerima dan mengolah informasi serta mengikuti proses pembelajaran yang berlangsung. Hal ini mampu menimbulkan hasil belajar yang berbeda . Dengan dasar itulah penulis memilih SD di Kecamatan Kebumen sebagai objek penelitian. SD di Kecamatan Kebumen dalam pembelajaran IPA masih banyak yang menggunakan metode ceramah ,tanya jawab dan penugasan. Berdasarkan kondisi di atas penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang Perbedaan Metode Ceramah dan Metode Demonstrasi Terhadap Hasil Belajar IPA Kelas V Ditinjau Dari Minat Belajar Siswa SD Se-Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo Tahun Pelajaran 2015-2016

1.2 Identifikasi MasalahBerdasarkan uraian yang dikemukakan pada latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah ada pengaruh penggunaan metode demonstrasi dan ceramah terhadap hasil belajar IPA siswa SD kelas V se-Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo tahun 2015/2016?

2. Apakah metode demonstrasi memberikan hasil belajar lebih baik dibanding metode ceramah dalam hasil belajar IPA siswa kelas V se-Kecamatan Kota Barat tahun 2015/2016?

3. Apakah ada pengaruh aktifitas belajar terhadap hasil belajar IPA siswa SD kelas V Se-Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo tahun 2015/2016?4. Apakah Aktivitas belajar tinggi memberikan hasil belajar lebih baik dibanding aktivitas belajar rendah dalam hasil belajar IPA siswa SD kelas V Se-Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo tahun 2015/2016?1.3 TUJUAN PENELITIANTujuan umum dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan pembelajaran IPA di sekolah dasar dan mengembangkan keterampilan proses serta mengoptimalkan kemampuan yang dimiliki oleh siswa . Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah :

1 Untuk mengetahui apakah ada pengaruh penggunaan metode demonstrasi dalam hasil belajar IPA siswa kelas V Se-Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo tahun 2015/2016.

2 Untuk mengetahui apakah metode demonstarsi memberikasn hasil lebih baik dibanding metode ceramah dalam hasil belajar IPA siswa SD kelas V se-Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo 2015/2016.

3 Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh aktivitas belajar terhadap hasil belajar IPA siswa SD kelas V se-Kecamatan Kebumen 2015/2016 .

4 Untuk mengetahui apakah aktivitas belajar tinggi memberikan hasil belajar lebih baik dibandingkan aktifitas belajar rendah dalam hasil belajar IPA siswa SD kelas V se-Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo 2015/20161.4 MANFAAT PENELITIAN

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi sekolah dasar se-Kecamatan Kebumen. Manfaat penelitian yang diharapkan dari hasil penelitian ini ada dua macam, yaitu manfaat secara praktis dan manfaat secara teroritis.

1.4.1 Manfaat teoretis

a. Informasi yang diperoleh dari penelitian ini akan dapat menambah ilmu pengetahuan dibidang pendidikan tentang perbedaan metode ceramah dan demonstrasi terhadap hasil belajar IPA.

b. Informasi yang diperoleh melalui penelitian ini dapat dikembangkan oleh peneliti selanjutnya dalam kajian yang sama. 1.4.2 Manfaat praktis

1.4.2.1 Manfaat bagi Guru

Sebagai masukan bagi guru mengenai perlunya menerapkan metode pembelajaran IPA yang dapat melatih keterampilan proses dalam mencari informasi ilmiah yang harus dimiliki oleh siswa , misalnya metode demonstrasi.

1.4.2.2 Manfaat bagi Siswa

a. Siswa dapat meningkatkan hasil belajar IPA

b. Siswa dapat termotivasi untuk dapat mengikuti pembelajaran yang ada di sekolah.

c. Siswa dapat memperoleh pengalaman langsung sehingga mengesan pada diri siswa.

1.4.2.3 Manfaat bagi Sekolah Dasar

Sebagai bahan pertimbangan bagi sekolah dalam rangka pendayagunaan alat peraga IPA guna meningkatkan pemahaman konsep-konsep IPA.BAB II

KAJIAN TEORI2.1 LANDASAN TEORI

2.1.1 Hasil Belajar IPA

2.1.1.1 Karakteristik Berfikir Anak Usia SD

Piaget (dalam Wahyudi, 2000: 7), mengemukakan karakteristik berfikir anak usia SD adalah sebagai berikut:

Kombinasivitas atau klasifikasi adalah suatu operasi dua kelas atau lebih yang dikombinasikan ke dalam suatu kelas yang lebih besar;

a. Reversibilitas adalah operasi kebalikan yang ciri utama dari teori Piaget;

b. Asosiasivitas adalah suatu operasi terhadap beberapa kelas yang dikombinasikan menurut sembarang urutan;

c. Identitas adalah suatu operasi yang menunjukkan adanya unsure nol yang dapat dikombinasikan dengan unsur atau kelas hasilnya tidak berubah;

d. Korespondensi 1-1 antara objek-objek dari dua kelas;

e. Keadaan adanya prinsip-prinsip konservasi. Konservasi adalah berkenaan dengan kesadaran bahwa satu aspek dari benda tetap sama sementara itu aspek lainnya berubah.

Karakteristik tersebut menjadi bahan referensi guru untuk menyajikan pembelajaran yang bisa menyalurkan karakteristik yang ada. Dalam pembelajaran IPA, karakteristik tersebut berkaitan dengan rasa keingintahuan tentang materi baru atau materi yang masih asing. Dalam hal ini tentunya tidak terlepas dari penerapan pola asuh orang tua yang tepat seharusnya dapat menjadi sarana untuk menyalurkannya.2.1.1.2 IPA

1. Pengertian IPA

Ilmu Pengetahuan Alam (Sains) merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan dan memiliki sikap ilmiah. Pendidikan IPA (Sains) juga menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar siswa mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar (KTSP, 2010: 106).

Menurut Srini (2001: 2) kata IPA merupakan singkatan kata Ilmu Pengetahuan Alam yang merupakan terjemahan dari kata-kata Bahasa Inggris Natural Science secara singkat sering disebut Science. Natural artinya alamiah, berhubungan dengan alam atau bersangkutpaut dengan alam. Science artinya ilmu pengetahuan. Jadi Ilmu Pengetahuan Alam(IPA) atau science itu secara harfiah dapat disebut sebagai ilmu tentang alam ini, ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam.

Dalam Kartini Kartono (2005: 447) science (ilmu pengetahuan) adalah studi mengenai gejala-gejala alam melalui metode-metode eksperimental.

Menurut Kurikulum Berbasis Kompetensi 2004, sains berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga sains bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan sains di Sekolah Dasar diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar.

Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang gejala alam meliputi makhluk hidup dan kehidupannya, benda/materi, energy dan perubahannya, bumi dan alam semesta, yang dapat diperoleh secara sistematis melalui proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian gagasan-gagasan yang bertujuan untuk menanamkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai ilmiah pada siswa serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.

2.1.2 Tujuan dan Manfaat IPA

Tujuan pembelajaran IPA di SD menurut Kurikulum KTSP (Depdiknas:2006) secara terperinci adalah.

a. Memperoleh keyakinan terhadap Tuhan YME berdasarkan kebenaran, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

c. Mengembangkan rasa ingin tahu sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologin dan masyarakat

d. Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan

e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu citaan Tuhan

f. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA sebagai dasar untuk melnjutkan pendidikan ke SMP atau MTs

Pelajaran IPA pada anak sekolah dasar difokuskan pada alam sekitar dan gejala alam. Pembelajaran IPA pada anak sekolah dasar memiliki beberapa manfaat diantaranya:

a. Membantu pemahaman anak tentang konsep sains dan keterkaitannya pada kehidupan sehari-hari

b. Membantu menumbuhkan minat pada anak untuk mengengenal dan mempelajari benda-benda serta kejadian dilingkungan sekitar

c. Membantu anak agar mampu menerapkan berbagai konsep sains untuk menjelaskan gejala-gejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari

d. Membantu anak usia sekolah dasar untuk dapat mengenal dan memupuk keagungan Tuhan YME2.1.3 Hasil Belajar2.1.3.1 Pengertian HasilMenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia menyatakan bahwa hasil adalah pencapaian, hasil, prestasi achievement, kemahiran, hasil yang dicapai, perolehan acquisition pencapaian, hasil karya,kecakapan, kepandaian.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian hasil adalah pencapaian atau perolehan dari sesuatu.2.1.3.2 Pengertian Belajar

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, belajar diartikan sebagai usaha atau upaya untuk mendapat suatu kepandaian (Poerwadarminta, 2002:108).

Belajar adalah proses yang melahirkan atau mengubah sesuatu kegiatan melalui jalan latihan (baik dalam laboratorium atau dalam lingkungan alamiah) yang dibedakan dari perubahan-perubahan oleh faktor yang tidak termasuk latihan (Nasution, 1995:34-35).

Belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri individu dengan adanya interaksi antara individu dan individu dengan lingkungannya (Usman, 2008:5).

Jadi, belajar adalah proses perubahan tingkah laku individu ke arah yang lebih baik yang bersifat relatif tetap akibat adanya interaksi dan latihan yang dialaminya.

2.1.3.3 Pengertian Hasil Belajar

Menurut Djamarah (2008 : 175) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan perubahan yang terjadi akibat dari kegiatan yang telah dilakukan oleh individu.Dimyati(2009: 3) menyatakan bahwa hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar.

Robert Gagne (dalam Djiwandono, 2008: 217) mengemukakan bahwa meninjau hasil belajar dicapai oleh siswa dan meninjau proses belajar menuju ke hasil belajar dan langkah-langkah instruksional yang dapat diambil oleh guru dalam membantu siswa belajar. Kategori hasil belajar menurut Gagne yaitu informasi verbal, kemahiran intelektual, pengaturan kegiatan kognitif, sikap dan keterampilan motorik.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh setelah melakukan pelatihan dan pengalaman yang dapat ditunjukkan dengan adanya perubahan-perubahan perilaku baik yang bersifat aktual maupun potensial dimana perubahan itu dapat dalam segi kognitif, afektif, dan psikomotor.

Berdasarkan uraian di atas tentang karakteristik siswa kelas III SD, IPA, dan Hasil Belajar maka dapat disimpulkan tentang hasil belajar IPA siswa SD yaitu suatu perubahan yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses belajar tentang ilmu yang mempelajari gejala alam, baik dalam data kuantitatif maupun kualitatif.

2.1.4 Perbedaan Metode Ceramah dan Metode Demonstrasi

2.1.4.1 Metode Ceramah

2.1.4.1.1 Pengertian metode ceramah

Pemilihan metode ceramah pada umumnya digunakan karena sudah menjadi kebiasaan dalam suatu kegiatan pembelajaran. Di samping itu juga, metode ceramah digunakan karena guru biasanya belum puas kalau dalam kegiatan pembalajaran tidak melakukan ceramah. Demikian juga dengan siswa, mereka akan belajar manakala ada guru yang memberikan materi pelajaran melalui ceramah, sehingga kalau ada guru yang berceramah berarti ada kegiatan pembelajaran dan jika tidak ada guru berarti tidak ada kegiatan pembelajaran.

Metode ceramah merupakan metode yang paling umum atau paling banyak digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran. Metode ceramah merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menyampaikan informasi atau materi pelajaran kepada siswa dalam kegiatan pembelajaran. Wina Sanjaya mendefinisikan metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pelajaran melalui penuturan lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa. (Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran,h.147.)

Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisional, karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dengan anak didik dalam proses belajar mengajar. (Yatim Riyanto, Pengembangan Kurikulum, h. 27.)

Berdasarkan pendapat tersebut bisa disimpulkan bahwa metode ceramah merupakan metode yang sudah sejak lama digunakan dalam kegiatan pembelajaran, khususnya pada kegiatan pembelajaran yang bersifat konvesional atau pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered).

2.1.4.1.2 Langkah-langkah Menggunakan Metode Ceramah

Langkah-langkah menggunakan metode Ceramah adalah sebagai berikut:

a) Menentukan Tujuan pembicaraan ( ceramah ) harus dirumuskan dengan jelas

b) Meneliti ketepatan penggunaan metode ceramah untuk mencapai tujuan.

c) Menyusun ceramah dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

Bahan ceramah dapat dimengerti dengan jelas, maksudnya setiap pengertian dapat menghubungkan pembicaraan dengan pendengar dengan tepat.

Dapat menangkap perhatian siswa

Memperlihatkan kepada pendengar bahwa bahan yang mereka peroleh berguna bagi kehidupan mereka.

d) Menanamkan pengertian yang jelas.

e) Menangkap perhatian siswa dengan menunjukkan kegunaan dari materi yang sedang diujikan dalam kehidupan sehari-hari

2.1.5 Kelebihan dan Kekurangan Metode Ceramah

2.1.5.1 Kelebihan metode ceramah

a. Guru menguasai arah pembicaraan seluruh kelas : jika kelas sedang berdiskusi mungkin ada siswa yang mengajukan pendapat berbeda dengan anggota kelompok yang lain, hal ini dapat mempengaruhi suasana dan diskusi menjadi berkepanjangan bahkan menyimpang dari pokok bahasan. Tetapi pada metode ceramah hanya guru yang berbicara, maka Ia dapat menemukan sendiri arah pembicaraan.

b. Organisasi kelas sederhana : Dengan ceramah, persiapan utama bagi guru adalah buku catatatan. Pada seluruh jam pelajaran Ia berbicara sambil berdiri atau kadang-kadang duduk. Cara ini palingh sederhana dalam pengaturan kelas.

2.1.5.2 Kelemahan Metode ceramah

a. Mudah terjadi verbalisme (pengertian kata-kata).

b. Yang visual menjadi rugi, yang auditif (mendengar) yang besarn menerimanya.

c. Bila selalu digunakan dan terlalu lama, membosankan.

d. Guru menyimpulkan bahwa siswa mengerti dan tertarik pada ceramahnya, ini sukar sekali.

2.1.6 Metode Demonstrasi

2.1.6.1 Pengertian Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi digunakan guru untuk memperagakan atau menunjukkan suatu prosedur yang harus dilakukan peserta didik yang tidak hanya dapat dijelaskan dengan kata-kata saja. Metode demonstrasi diartikan sebagain cara penyajian pelajaran dengan memperagakan dan menunjukkan kepada peserta didik suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang memahami atau ahli dalam topik bahasan yang harus didemonstrasikan.

2.1.6.2 Langkah-langkah Menggunakan Metode demonstrasi

a. Guru menjelaskan kepada siswa tentang tujuan penggunaan metode demonstrasi, agar siswa memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksperimen.

b. Memberi penjelasan kepada siswa tentang alat-alat serta bahan-bahan yang akan digunakan dalam eksperimen, hal-hal yang harus dikontrol dengan ketat, urutan eksperimen, dan hal-hal yang perlu dicatat.

c. Selama eksperimen berlangsung guru mengawasi pekerjaan siswa.

d. Setelah eksperimen selesai guru bersama dengan siswa membahas dan menyimpulkan hasil percobaan siswa.

e. Siswa diberikan soal evaluasi berdasarkan percobaan yang telah dilaksanakan.

2.1.6.3 Kelebihan dan Kekurangan Metode Demonstrasi

2.1.6.3.1 Kelebihan metode demonstrasi

a. Membuat pelajaran menjadi lebih jelas dan lebih kongkrit dan menghindari verbalismeb. Memudahkan peserta didik memahami bahan pelajaran

c. Proses pengajaran akan lebih menarik

d. Merangsang peserta didik untuk lebih aktif mengamati dan dapat mencobanya sendiri

e. Dapat disajikan bahan pelajaran yang menggunakan metode yang lain

2.1.6.3.2 Kekurangan metode demonstrasi

a. Memerlukan ketrampilan guru secara khusus

b. Keterbatasan dalam sumber belajar, alat pelajaran, situasi yang harus dikondisikan dan waktu untuk mendemonstrasikan sesuatu

c. Memerlukan waktu yang banyakd. Memerlukan kematangan dalam perancangan atau persiapan

2.2 Kerangka BerfikirBerdasarkan Kajian teori yang telah dikemukakan, maka disusunlah kerangka berfikir sebagai berikut :

2.2.1 Pengaruh Penggunaan Metode Demonstrasi dan Metode Ceramah Terhadap Hasil Belajar IPA

Perbedaan Metode eksperimen dan metode ceramah

NoFaktor PembedaMETODE DEMONSTRASIMETODE CERAMAH

1.Pengertiancara penyajian pelajaran dengan memperagakan dan menunjukkan kepada peserta didik suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang memahami atau ahli dalam topik bahasan yang harus didemonstrasikan.metode ceramah merupakan metode yang sudah sejak lama digunakan dalam kegiatan pembelajaran, khususnya pada kegiatan pembelajaran yang bersifat konvesional atau pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher centered).

2Langkah-langkah(1) Guru menjelaskan kepada siswa tentang tujuan penggunaan metode demonstrasi, agar siswa memahami masalah yang akan dibuktikan melalui eksperimen.

(2) Memberi penjelasan kepada siswa tentang alat-alat serta bahan-bahan yang akan digunakan dalam eksperimen, hal-hal yang harus dikontrol dengan ketat, urutan eksperimen, dan hal-hal yang perlu dicatat.

(3) Selama eksperimen berlangsung guru mengawasi pekerjaan siswa.

(4) Setelah eksperimen selesai guru bersama dengan siswa membahas dan menyimpulkan hasil percobaan siswa.

(5) Siswa diberikan soal evaluasi berdasarkan percobaan yang telah dilaksanakan.

a) Menentukan Tujuan pembicaraan ( ceramah ) harus dirumuskan dengan jelas

b) Meneliti ketepatan penggunaan metode ceramah untuk mencapai tujuan.

c) Menyusun ceramah

d) Menanamkan pengertian yang jelas.

e) Menangkap perhatian siswa dengan menunjukkan kegunaan dari materi yang sedang diujikan dalam kehidupan sehari-hari

1. Kelebihan(1) Membuat pelajaran menjadi lebih jelas dan lebih kongkrit dan menghindari verbalisme

(2) Memudahkan peserta didik memahami bahan pelajaran

(3) Proses pengajaran akan lebih menarik

(4) Merangsang peserta didik untuk lebih aktif mengamati dan dapat mencobanya sendiri

(5) Dapat disajikan bahan pelajaran yang menggunakan metode yang lain

(1) Guru menguasai arah pembicaraan seluruh kelas : jika kelas sedang berdiskusi mungkin ada siswa yang mengajukan pendapat berbeda dengan anggota kelompok yang lain, hal ini dapat mempengaruhi suasana dan diskusi menjadi berkepanjangan bahkan menyimpang dari pokok bahasan. Tetapi pada metode ceramah hanya guru yang berbicara, maka Ia dapat menemukan sendiri arah pembicaraan.

(2) Organisasi kelas sederhana : Dengan ceramah, persiapan utama bagi guru adalah buku catatatan. Pada seluruh jam pelajaran Ia berbicara sambil berdiri atau kadang-kadang duduk. Cara ini palingh sederhana dalam pengaturan kelas.

Kekurangan(1) Memerlukan ketrampilan guru secara khusus

(2) Keterbatasan dalam sumber belajar, alat pelajaran, situasi yang harus dikondisikan dan waktu untuk mendemonstrasikan sesuatu

(3) Memerlukan waktu yang banyak

(4) Memerlukan kematangan dalam perancangan atau persiapan(1) Mudah terjadi verbalisme (pengertian kata-kata).

(2) Yang visual menjadi rugi, yang auditif (mendengar) yang besar

menerimanya.

(3) Bila selalu digunakan dan terlalu lama, membosankan.

(4) Guru menyimpulkan bahwa siswa mengerti dan tertarik pada ceramahnya, ini sukar sekali.

(1) Mudah terjadi verbalisme (pengertian kata-kata).

(2) Yang visual menjadi rugi, yang auditif (mendengar) yang besar

menerimanya.

(3) Bila selalu digunakan dan terlalu lama, membosankan.

(4) Guru menyimpulkan bahwa siswa mengerti dan tertarik pada ceramahnya, ini sukar sekali.

5Peran siswaSiswa bertanggung jawab dalam berksperimen baik tim/kelompok maupun individual dan mengembangkan pembelajaran mereka masing-masing.Guru adalah penentu jalannya proses pembelajaran.

6Posisi guruGuru sebagai fasilitator, guru hanya menjelaskan prosedur pelaksanaan eksperimen.Guru menguasai proses pembelajaran.

7Penempatan siswaMenempatkan siswa sebagai subjek belajarSiswa ditempatkan sebagai objek belajar yang berperan sebagai penerima informasi secara pasif.

8Evaluasi Keberhasilan pembelajaran diukur dengan berbagai cara, yaitu tes dan non tes yang dilakukan secara individual maupun penilaian tim/kelompok.Keberhasilan pembelajaran biasanya hanya diukur dari tes.

2.2.2 Pengaruh Aktivitas Belajar Siswa Terhadap Hasil Belajar IPA

Sistem belajar siswa aktif akan lebih efektif jika diterapkan dalam pembelajar di sekolah. Artinya, sistem belajar mengajar menekankan pada keaktifan siswa secara fisik, intelektual dan emosional guna mendapatkan hasil belajar yang merupakan perpaduan antara ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Kemudian mengajar dikatakan sukses apabila ada keterlibatan siswa secara aktif untuk belajar, dan keberhasilan atau kesuksesan guru dalam mengajar ditentukan oleh aktivitas siswa dalam belajar. Demikian pula keberhasilan siswa dalam belajar ditentukan oleh peran guru dalam mengajar.

Keaktifan siswa dalam pembelajaran akan menyebabkan interaksi yang tinggi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa yang dapat melibatkan kemampaun maksimal mereka. Aktivitas belajar siswa akan mengakibatkan terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang mengarah pada peningkatan hasil belajar siswa. Jadi, siswa yang aktif dalam pembelajaran akan semakin banyak menyerap materi, sehingga kemungkinan siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang baik menjadi lebih tinggi. Kemudian antara aktivitas belajar siswa dengan hasil belajar siswa bisa berpengaruh, dan hendaknya diteliti terlebih dahulu apakah pengaruh yang dimaksud searah atau berlawanan arah. Pada penelitian ini diharapkan pengaruhnya searah, yaitu makin aktif siswa maka makin tinggi hasil belajar yang diperoleh2.3 HipotesisHipotesis adalah sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan yang diteliti sampai terbukti melalui data yang terkumpul.Berdasarkan Kajian teori maupun kerangka pemikiran yang telah dikemukakan dalam penelitian ini, maka diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut :

a. Ada perbedaan pengaruh penggunaan metode demonstrasi dan metode ceramah terhadap hasil belajar IPA siswa SD kelas III se-Kecamatan Kebumen tahun 2015/2016b. Metode demonstrasi memberikan hasil belajar lebih baik dibanding metode ceramah dalam hasil belajar IPA siswa kelas V se-Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo tahun 2015/2016c. Ada perbedaan pengaruh aktifitas belajar terhadap hasil belajar IPA siswa kelas V Se-Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo tahun 2015/2016d. Aktivitas belajar tinggi memberikan hasil belajar lebih baik dibanding aktivitas belajar rendah dalam hasil belajar IPA siswa SD kelas V Se-Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo tahun 2015/2016

17