pre eklampsia & eklampsia

30
PRE-EKLAMPSI DAN EKLAMPSI

Upload: erlina-wati

Post on 16-Apr-2017

640 views

Category:

Education


5 download

TRANSCRIPT

PRE-EKLAMPSI DAN EKLAMPSI

1. Pre-eklampsi

• Pre eklamsi merupakan suatu kondisi yang spesifik pada kehamilan, terjadi setelah minggu ke- 20 gestasi, ditandai dengan hipertensi dan proteinuria, edema juga dapat terjadi (Wijayarini, Maria:2001)

1. Pre eklamsia Ringan Adalah suatu sindroma spesifik kehamilan dengan menurunnya perfusi organ yang berakibat terjadinya vasospasme pembuluh darah dan aktivasi endotel.2. Pre Eklamsia Berat Adalah pre eklamsia dengan tekanan darah sistolik lebih dari ≥ 160 mmHg dan tekanan darah diastolic ≥ 110 mmHg disertai proteinuria lebih 5 gr / 24 jam.

KLASIFIKASI PRE EKLAMSIA

Etiologi penyakit ini sampai saat ini belum diketahui dengan pasti.

Penyebab lain yang diperkirakan terjadi, adalah :- Kelainan aliran darah menuju rahim.- Kerusakan pembuluh darah.- Masalah dengan sistim ketahanan tubuh.- Diet atau konsumsi makanan yang salah. Namun jika tidak ditangani secara tepat dan cepat,

preeklamsia akan segera berubah menjadi eklamsia yang berakibat fatal pada bayi dan ibu, yaitu infeksi dan perdarahan yang menyebabkan kematian.

Etiologi

Resiko LEBIH tinggi PRE EKLAMSI

• Kehamilan pertama• Memiliki sejarah pre eklamsi di keluarganya• Memiliki banyak anak• Ibu hamil usia remaja• Wanita hamil di atas usia 40 tahun• Wanita dengan tekanan darah tinggi• Memiliki gangguan ginjal sebelum hamil

Diagnosis pre-eklampsia ditegakkan berdasarkan :

1. peningkatan tekanan darah yang lebih besar atau sama dengan 140/90 mmHg

2. atau peningkatan tekanan sistolik > 30 mmHg atau diastolik > 15 mmHg

3. atau peningkatan mean arterial pressure >20 mmHg, atau MAP > 105 mmHg

4. proteinuria signifikan, 300 mg/24 jam atau > 1 g/ml5. diukur pada dua kali pemeriksaan dengan jarak waktu 6 jam6. edema umum atau peningkatan berat badan berlebihan

Diagnosa

TANDA DAN GEJALA PRE EKLAMSIA

1) Penambahan berat badan yang berlebihan bila terjadi kenaikan 1 kg seminggu beberapa kali.

2) Edema, terlihat sebagai peningkatan berat badan, pembengkakan kaki, jari tangan dan muka.

3) Hipertensi, tekanan darah ≥ 140/90 mmHg atau tekanan sistolik meningkat >30 mmHg atau tekanan diastolic >15 mmHg yang diukur setelah pasien beristirahat selama 30 menit.

4) Proteiunuria bila terdapat protein sebanyak 0,3 g/l dalam air kencing 24 jam atau pemeriksaan menunjukan+1 atau 2; atau kadar protein ≥1g/l dalam urin yang dikeluarkan dengan kateter, diambil minimal dua kali dengan jarak waktu 6 jam.

Menurut Williams, 2002 : 399, diagnosis preeklamsi ditegakan berdasarkan adanya dua dari empat gejala, yaitu:

komplikasi a. Pada Ibu

b. Pada Janin

• Eklampsia• Solusio plasenta• Pendarahan subkapsula hepar• Kelainan pembekuan darah ( DIC )• Sindrom HELPP ( hemolisis, elevated, liver,enzymes dan low platelet count )• Ablasio retina• Gagal jantung hingga syok dan kematian

• Terhambatnya pertumbuhan dalam uterus• Prematur• Asfiksia neonatorum• Kematian dalam uterus• Peningkatan angka kematian dan kesakitan perinatal

• stirahat, berbaring pada sisi kiri tubuh agar janin tidak menindih urat darah

• Sering melakukan pemeriksaan sebelum kelahiran• Mengurangi makan garam• Minum 8 gelas air putih per hari• Hindari stress• Perbanyak makan sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan,

wortel, buah-buahan.• Hindari minum susu, kafein, soft drink dan junk food• Ganti garam meja dengan garam laut• Mengkonsumsi supleman dan vitamin• Minum obat jika diperlukan (sesuai dengan anjuran dokter)

Pengobatan pre-eklampsia berat

• Dapat ditangani secara aktif atau konservatif. • Aktif berarti : kehamilan diakhiri / diterminasi

bersama dengan pengobatan medisinal.• Konservatif berarti : kehamilan dipertahankan

bersama dengan pengobatan medisinal.

2. Eklampsi

• Eklamsi adalah kelainan akut pada ibu hamil, persalinan atau masa nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang atau koma, dimana sebelumnya sudah menunjukkan gejala-gejala pre eklamsi (hipertensi, edems, proteinuri).

Gejala klinis Eklamsi adalah sebagai berikut:

•1. Terjadi pada kehamilan 20 minggu atau lebih2. Terdapat tanda-tanda pre eklamsi ( hipertensi, edema, proteinuri, sakit kepala yang berat, penglihatan kabur, nyeri ulu hati, kegelisahan atu hiperefleksi)3. Kejang-kejang atau koma.

KlasifikasiMenurut saat terjadinya eklampsia :

Berdasarkan waktu terjadinya eklampsia dapat di bagi :

1.Eklampsia ante partum ialah eklampsi yang terjadi sebelum persalinan (paling sering setelah 20 minggu kehamilan)2.Eklampsia intrapartum ialah eklampsia sewaktu persalinan.3.Eklampsia postpartum, eklampsia setelah persalinan.

1. Eklampsia gravidarum Kejadian 50% sampai 60 % Serangan terjadi dalam keadaan hamil2. Eklampsia parturientum Kejadian sekitar 30 % sampai 50 % Saat sedang inpartuBatas dengan eklampsia gravidarum sukar di tentukan terutama saat mulai inpartu3. Eklampsia puerperium Kejadian jarang 10 % Terjadi serangan kejang atau koma seletah persalinan berakhir

Kejang dalam eklamsi ada 4 tingkat, meliputi:

1. Tingkat awal atau aura (invasi). Berlangsung 30-35 detik, mata terpaku dan terbuka tanpa melihat (pandangan kosong) kelopak mata dan tangan bergetar, kepala diputar kekanan dan kekiri.

2. Stadium kejang tonikSeluruh otot badan menjadi kaku, wajah kaku tangan menggenggam dan kaki membengkok kedalam, pernafasan berhenti muka mulai kelihatan sianosis, lodah dapat trgigit, berlangsung kira-kira 20-30 detik.

3. Stadium kejang klonikSemua otot berkontraksi dan berulang ulang dalam waktu yang cepat, mulut terbuka dan menutup, keluar ludah berbusa dan lidah dapat tergigit. Mata melotot, muka kelihatan kongesti dan sianosis. Setelah berlangsung selama 1-2 menit kejang klonik berhenti dan penderita tidak sadar, menarik mafas seperti mendengkur.

4. Stadium komaLamanya ketidaksadaran ini beberapa menit sampai berjam-jam. Kadang antara kesadaran timbul serangan baru dan akhirnya penderita tetap dalam keadaan koma.

Komplikasi eklampsia

Komplikasi yang terberat adalah kematian ibu dan janin, usaha utama ialah melahirkan bayi hidup dari ibu yang menderita pre eklampsia dan eklampsia. Komplikasi yang tersebut di bawah ini biasanya terjadi pada pre eklampsia berat dan eklampsia :

1.      Solusio plasentaKarena adanya takanan darah tinggi, maka pembuluh darah dapat mudah pecah, sehingga terjadi hematom retropalsenta yang dapat menyebabkan sebagian plasenta dapat terlepas.

2.      HipofibrinogenemiaAdanya kekurangan fibrinogen yang beredar dalam darah , biasanya di bawah 100 mg persen. Sehingga pemeriksaan kadar fibrinogen harus secara berkala.

3.      HemolisisKerusakan atau penghancuran sel darah merah karena gangguan integritas membran sel darahmerah yang menyebabkan pelepasan hemoglobin. Menunjukkan gejala klinik hemolisis yang dikenal karena ikterus.

4.      Perdarahan otakKomplikasi ini merupakan penyebab utama kematian maternal pada penderita eklampsia.

5.      Kelainan mataKehilangan penglihatan untuk sementara, yang berlangsung sampai seminggu. Perdarahan kadang-kadang terjadi pada retina yang merupakan tanda gawat akan terjadinya apopleksia serebri.

6.      Edema paru – paru 7.      Nekrosis hati   Nekrosis periportal hati pada eklampsia merupakan akibat vasopasmus

arteriol umum. Kerusakan sel-sel hati dapat diketahui dengan pemeriksaan faal hati, terutama penentuan enzim-enzimnya.

8.      Sindroma HELLPMerupakan suatu kerusakan multisistem dengan tanda-tanda : hemolisis, peningkatan enzim hati, dan trombositopenia yang diakibatkan disfungsi endotel sistemik. Sindroma HELLP dapat timbul pada pertengahan kehamilan trimester dua sampai beberapa hari setelah melahirkan.

9.      Kelainan ginjalKelainan ini berupa endoteliosis glomerulus yaitu pembengkakan sitoplasma sel endotelial tubulus ginjal tanpa kelainan struktur lainnya. Kelainan lain yang dapat timbul ialah anuria sampai gagal ginjal.

 10.  Kopmlikasi lain yaitu lidah tergigit, trauma dan fraktur karena jatuh akibat

kejang -  kejang pneumonia aspirasi, dan DIC. 11.  Prematuritas, dismaturitas, dan kematian janin intra uterin.

Organ-organ yang mengalami perubahan akibat eklampsi.

1. Otak2. Plasenta dan rahim3. Ginjal4. Paru-paru5. Mata6. Keseimbangan air dan elektrolit.

Pencegahan

1. Memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat, bahwa eklampsi bukanlah suatu penyakit kemasukan (magis), seperti banyak disangka oleh masyarakat awam.

2. Meningkatkan jumlah poliklinik (balai) pemeriksaan ibu hamil serta mengusahakan agar semua ibu hamil memeriksakan kehamilannya sejak hamil muda.

3. Pelayanan kebidanan bermutu, yaitu pada tiap-tiap pemeriksaan kehamilan diamati tanda-tansa preeklampsi dan mengobatinya sedini mungkin

Prinsip penatalaksanaan :

1. Penderita eklampsi harus dirawat inap di rumah sakit.2. Pengangkutan ke rumah sakit.

Tujuan perawatan di rumah sakit ialah menghentikan konvulsi, mengurangi vasospasme, meningkatkan dieresis, mencegah infeksi, memberikan pengobatan yang cepat dan tepat, serta melakukan terminasi kehamilan setelah 4 jam serangan kejang yang terakhir, dengan tidak memperhitungkan tuanya kehamilan.

4. Sesampainya di rumah sakit, pertolongan pertamaObservasi penderita

6. Regim-regim pengobatan :• Regim sufas magnesikus.• Regim sodium pentotal.• Regim valium(diazepam)• Regim litik koktil (lytic cocktail)• Regim stroganoff7. Pemberian antibiotika8. Penanganan obstetri

Managemen Asuhan KebidananA. Langkah I (Pengumpulan data)1. Data Subyektifa. Identitas :Istri : nama suami : nama

umurumuralamat alamatpekerjaan pekerjaanagama agamapendidikanpendidikanstatus perkawinan suku/rassuku/ras

b. Keluhan utamac. Riwayat menstruasid. Riwayat perkawinane. Riwayat obstetric yang laluf. Riwayat kehamilan sekarangg. Riwayat kesehatan sekarang dan laluh. Riwayat kesehatan keluargai. Riwayat psikososial

2. Data obyektif- Pemeriksaan umum :Tekanan darah :Berat badan :- Pemeriksaan khusus :• Inspeksi : Akan terjadi edema karena penimbunan

cairan umum dan berlebihan dalam jaringan tubuh yang dijumpai pada muka, kaki maupun jari tangan yang tidak hilang setelah istirahat.

• Palpasi : leopold ILeopold IILeopold IIILeopold IV

• Auskultasi• Perkusi

B. Langkah II ( interpretasi data )Diagnosa kebidanan

Ibu hamil ,G….P….A…H…., usia kehamilan, janin hidup / tidak, tunggal / kembar, intrauterine / ekstrauterin, letkep / letsu,keadaan jalan lahir, KU ibu dan janin baik atau tidak.

Langkah III ( mengidentifikasi masalah atau masalah potensial )

Masalah : ibu hamil dengan dengan pre-eklampsi/eklampsi.

Masalah potensial : solusio plasenta, hipofibrinogenemia, hemolisis, perdarahan otak, kelainan mata, edema paru – paru, nekrosis hati, sindroma HELLP, kelainan ginjal, gangguan pernafasan, kejang sampai koma, prematuritas, dismaturitas, kematian janin intrauterine dan kematian ibu.

Langkah IV ( Tindakan segera )• Bebaskan jalan nafas, dengan memasang spatel pada mulut ibu

agar lidah tidak tergigit dan jalan nafas bisa terbuka. • Baringkan pasien pada sisi kiri dengan posisi trendelenbrug untuk

mengurangi resiko aspirasi• Beri O2 4 sampai 6 liter / menit• Pasang infus glukosa 5 % di tambah dengan valium 10 – 20 mgr• Kontrol KU pasien• Hindari terjadinya trauma tambahan sebab pasien dapat terjatuh

dari tempat tidurnya saat terjadinya kejang.• Kolaborasi dengan dokter Sp,OG dan segera rujuk untuk

penanganan selanjutnya

Langkah V ( Perencanaan atau intervensi )

• Beri tahu kepada keluarga hasil pemeriksaan ibu• Anjuran kepada keluarga untuk mengatur posisi ibu dengan

kaki sedikit lebih tinggi dari pada kepala• Pantau perkembangan KU secara adekuat• Beri keluarga motivasi berupa dukungan dan semangat

emosional• Buat informed consent• Siapkan BAKSOKUDA• Lakukan kolaborasi dengan dokter Sp, Og untuk pemberian

therapy dan penanganan selanjutnya• Lakukan rujukan segera

Langkah VI ( Penatalaksanaan)• Memberitahu kepada keluarga hasil pemeriksaan ibu• Menganjurkan keluarga untuk mengatur posisi ibu dengan kaki

sedikit lebih tinggi dari pada kepala• Memantau perkembangan KU secara adekuat• Memberikan keluarga motivasi berupa dukungan dan semangat

emosional• Membuat informed consent• Menyiapkan BAKSOKUDA• Melakukan kolaborasi dengan dokter Sp, Og untuk pemberian

therapy dan penanganan selanjutnya• Melakukan rujukan segera

Langkah VII ( Evaluasi)• Keluarga telah mengetahui hasil pemeriksaan pada ibu.• Keluarga telah mengatur posisi ibu dengan kaki sedikit lebih

tinggi dari pada kepala• Telah melakukan pemantauan perkembangan KU secara adekuat• Telah Memberikan keluarga motivasi berupa dukungan dan

semangat emosional• informed consent disetujui oleh pasien dan keluarga pasien.• Telah Menyiapkan BAKSOKUDA• Telah berkolaborasi dengan dokter Sp, Og untuk pemberian

therapy dan penanganan selanjutnya• Telah Melakukan rujukan segera