percobaan v - alchemist08's blog | this is the real me, , , · web viewsenyawa ini merupakan...
Embed Size (px)
TRANSCRIPT

Kumpulan Laporan Praktikum Kimia Fisika
9 9
PERCOBAAN V
Judul Percobaan : REAKSI HIDROGEN PEROKSIDA DENGAN ASAM
IODIDA
Tujuan : Mempelajari kinetika reaksi dari hidrogen peroksida
dengan asam iodida.
Hari / tanggal : Senin / 18 November 2008.
Tempat : Laboratorium Kimia PMIPA FKIP Unlam Banjarmasin.
I. DASAR TEORI
Kalium Permanganat telah banyak dipergunakan sebagai agen
pengoksidasi selama lebih dari 100 tahun. Satu tetes 0,1 N KMnO4 memberikan
warna merah muda yang jelas pada larutan yang biasa dipergunakan dalam sebuah
titrasi. Warna ini dipergunakan untuk mengindikasi kelebihan reagen tersebut.
Reaksi yang paling umum dalam laboratorium adalah reaksi yang terjadi
dalam larutan-larutan yang bersifat amat asam, 0,1 N atau lebih besar.
MnO4- + 5e + 8H+ → Mn2+ + 4H2O E0 = + 1,51 volt
Banyak reagen pengoksidasi yang kuat dapat dianalisis dengan
menambahkan KI dan mentitrasi iodin yang dibebaskan. Karena banyak agen
pengoksidasi membutuhkan suatu larutan asam untuk bereaksi dengan iodin,
natrium tiosulfat biasanya digunakan sebagai titrannya.
Reaksi hidrogen peroksida dengan kalium iodida dalam suasana asam dan
dengan adanya natrium tiosulfat, maka peroksida akan membebaskan iodium yang
berasal dari kalium iodida yang telah diasamkan dengan asam sulfat. Kecepatan
reaksi sangat tergantung kepada peroksida, kalium iodida dan asamnya.
Bila reaksi ini merupakan reaksi irreversible (karena adanya natrium
tiosulfat yang akan merubah iodium bebas menjadi asam iodida kembali).
Kecepatan reaksi yang terjadi besarnya seperti pada reaksi pembentukannya,
sampai konsentrasi terakhir tidak berubah.
Created By:Ummu hani

Kumpulan Laporan Praktikum Kimia Fisika
9 9
Pada percobaan ini kecepatan reaksi hanya bergantung pada berkurangnya
konsentrasi hidrogen peroksidanya saja sehingga reaksi ini mengikuti reaksi orde
pertama.
Pada larutan yang mempunyai keasaman tinggi atau kadar iodida yang
tinggi akan didapatkan kecepatan reaksi yang lebih besar. Untuk menghitung
kecepatan reaksi yang penjabarannya dapat dihitung yang memerlukan besarnya
konstanta kecepatan reaksi adalah sebagai berikut:
Untuk reaksi orde 1, n =1, hasil integrasi didapatkan:
Ln C = -kt
Dimana Co = konsentrasi mula-mula
Ct = konsentrasi setelah t detik
Di dalam percobaan ini volume tiosulfat yang dititrasi sebanyak (b)
merupakan jumlah peroksida yang bereaksi selama t detik, maka konsentrasi
peroksida setelah t detik besarnya adalah: (a-b).
Jika a adalah banyaknya tiosulfat yang setara dengan peroksida saat to atau
mula-mula, persamaannya menjadi:
Ln (a-b) = -kt + ln a
Dengan membuat grafik ln (a-b) versus t maka akan didapat –k sebagai
angka arah dari grafik lurus tersebut (gradient), sehingga harga k dapat ditentukan.
Reaksi reduksi adalah reaksi penangkapan elektron atau reaksi terjadinya
penurunan bilangan oksidasi. Sedangkan reaksi oksidasi adalah pelepasan elektron
Created By:Ummu hani

Kumpulan Laporan Praktikum Kimia Fisika
9 9
atau reaksi terjadinya kenaikan bilangan oksidasi. Jadi, reaksi redoks adalah reaksi
penerimaan elektron dan pelepasan elektron atau reaksi
Hidrogen Peroksida
Hidrogen peroksida dengan rumus kimia H2O2 ditemukan oleh Louis
Jacques Thenard di tahun 1818. Senyawa ini merupakan bahan kimia anorganik
yang memiliki sifat oksidator kuat. Bahan baku pembuatan hidrogen peroksida
adalah gas hidrogen (H2) dan gas oksigen (O2). Teknologi yang banyak digunakan
di dalam industri hidrogen peroksida adalah auto oksidasi Anthraquinone.
Hidrogen peroksida (H2O2) adalah cairan bening, agak lebih kental
daripada air tidak berwarna dan memiliki bau yang khas agak keasaman., yang
merupakan oksidator kuat. Sifat terakhir ini dimanfaatkan manusia sebagai bahan
pemutih (bleach), disinfektan, oksidator, dan sebagai bahan bakar roket.
Hidrogen peroksida dijual bebas, dengan berbagai merek dagang dalam
konsentrasi rendah (3-5%) sebagai pembersih luka atau sebagai pemutih gigi
(pada konsentrasi terukur). Dalam konsentrasi agak tinggi (misalnya merek
dagang Glyroxyl) dijual sebagai pemutih pakaian dan disinfektan. Penggunaan
hidrogen peroksida dalam kosmetika dan makanan tidak dibenarkan karena zat ini
mudah bereaksi (oksidan kuat) dan korosif
H2O2 larut dengan sangat baik dalam air. Dalam kondisi normal hidrogen
peroksida sangat stabil, dengan laju dekomposisi yang sangat rendah. Pada saat
mengalami dekomposisi hidrogen peroksida terurai menjadi air dan gas oksigen,
dengan mengikuti reaksi eksotermis berikut:
H2O2 O2 + H2O + kalor (panas)
Oksidator ini dapat dipakai dalam bentuk garam natrium peroksida padat
maupun dalam bentuk larutan encernya dalam asam. Paro-reaksi hidrogen
peroksida dalam larutan yang bersifat asam dapat dirumuskan sebagai berikut;
H2O2 + 2H+ + 2e 2H2O E0 = 1,78 V
Sedangkan kelebihan pereaksi ini dapat dihilangkan dengan pendidihan.
Created By:Ummu hani

Kumpulan Laporan Praktikum Kimia Fisika
9 9
Indikator Kanji
Warna dari sebuah larutan iodin 0,1 N cukup intens sehingga iodine dapat
bertindak sebagai indikator bagi dirinya sendiri. Iodine juga memberikan warna
ungu atau violet yang intens untuk zat-zat pelarut seperti karbon tetraklorida dan
kloroform, dan terkadang kondisi ini dipergunakan dalam mendeteksi titik akhir
dari titrasi-titrasi. Namun demikian, suatu larutan (penyebaran koloidal) dari kanji
lebih umum dipergunakan, karena warna biru gelap dari kompleks iodine-kanji
bertindak sebagai suatu tes yang amat sensitive untuk iodine. Mekanisme
pembentukan kompleks yang berwarna ini tidak diketahui, namun ada pemikiran
bahwa molekul-molekul iodine tertahan di permukaan β-amylose, suatu
konstituen dari kanji. Larutan-larutan kanji dengan mudah dekomposisinya oleh
bakteri, dan biasanya sebuah substanti, seperti asam borat, ditambahkan sebagai
bahan pengawet.
Natrium Tiosulfat
Kristal natrium tiosulfat dengan rumus kimianya Na2S2O3.5H2O, meskipun
garam natrium tiosulfat mudah diperoleh dalam keadaan murni, tetapi oleh karena
kandungan air kristalnya tidak dapat diketahui dengan tepat sehingga larutannya
tidak dapat digunakan sebagai larutan standar primer, artinya untuk menjadi
larutan standar, larutan natrium tiosulfat harus distandarisasikan dahulu
menggunakan larutan standar lain (primer) seperti K2Cr2O7, KIO3, Cu dan lain-
lain.
Natrium tiosulfat umumnya dibeli sebagai pentahidrat Na2S2O3.5H2O, dan
larutan-larutannya distandardisasi terhadap sebuah standar primer. Larutan-larutan
tersebut tidak stabil pada jangka waktu yang lama, sehingga boraks atau natrium
karbonat seringkali ditambahkan sebagai bahan pengawet.
Iodin mengoksidasi tiosulfat menjadi ion tetrationat:
I2 + 2 S2O32- → 2I- + S4O6
2-
Reaksinya berjalan cepat, sampai selesai dan tidak ada reaksi sampingan.
Berat ekivalen dari NaS2O3.5H20 adalah berat molekulernya 248,17, karena satu
Created By:Ummu hani

Kumpulan Laporan Praktikum Kimia Fisika
9 9
elektron persatu molekul hilang. Jika pH dari larutan diatas 9, tiosulfat teroksidasi
secara parsial menjadi sulfat:
4I2 + S2O32- + 5 H2O → 8I- + 2SO4
2- + 10H+
Dalam larutan yang netral, atau sedikit alkalin, oksidasi menjadi sulfat tidak
muncul, terutama jika iodin dipergunakan sebagai titran. Banyak agen
pengoksidasi kuat, seperti garam permanganat, garam dikromat, dan garam serium
(IV), mengoksidasi tiosulfat menjadi sulfat, namun reaksinya tidak kuantitatif.
II. ALAT DAN BAHAN
Alat – alat yang digunakan yaitu :
Buret 50 ml : 1 buah
Labu Erlenmeyer 500 ml : 1 buah
Labu Erlenmeyer 100 ml : 1 buah
Gelas ukur 250 ml : 1 buah
Gelas ukur 100 ml : 1 buah
Spatula : 1 buah
Stopwatch : 1 buah
Labu pengenceran 50 ml : 1 buah
Pengaduk magnet : 1 buah
Neraca analitik : 1 buah
Pipet tetes : 1 buah
Gelas kimia : 1 buah
Kaca arloji : 1 buah
Stirrer : 1 buah
Statif : 1 buah
Klem : 1 buah
Bahan - bahan yang digunakan yaitu :
Hidrogen peroksida 3%
Asam sulfat 2 N
Created By:Ummu hani

Kumpulan Laporan Praktikum Kimia Fisika
9 9
Kalium Permanganat 0,1 N
Kalium iodida kristal
Asam sulfat pekat
Natrium tiosulfat 0,1 N
Larutan kanji
Aquadest
III. PROSEDUR KERJA
1. Mencari ekivalen hidrogen peroksida dengan tiosulfat.
Mengencerkan 10 mL hidrogen peroksida menjadi 100 mL.
a. Mengambil 10 mL dari pengenceran itu, menambahkan 10 mL asam sulfat 2
N dan menitrasi dengan larutan kalium permanganat 0,1 N.
b. Mengambil 100 mL kalium permanganat 0,1 N memasukkan ke dalam
Erlenmeyer 100 mL yang telah berisi 2 gram kalium iodida dalam 20 mL air
dan 1 mL asam sulfat pekat, kemudian menitrasi dengan natrium tiosulfat
sampai berwarna ungu permanen.
2. Kecepatan reaksi
a. Mengisi buret dengan larutan standart tiosulfat
b. Membuat 2 macam larutan menjadi berikut:
1. Memipet 1 ml dari hidrogen peroksida 3,5%, memasukkan ke dalam
labu takar 50 ml, menambahkan aquades hingga batas (campuran A)
2. Menuangkan 250 ml aquades ke dalam elenmeyer 500 ml lalu
menambahkan 15 ml asam sulfat 2N, menambahkan 1,5 ml larutan kanji
dan menmbahkan pula 0,75 gram kalium iodida, mengaduk larutan
hingga homogen (campuran B)
Sebelum mulai pengamatan menambahkan 2 mL tiosulfat dari
buret ke dalam larutan campuran B, kemudian menambahkan dengan cepat
campuran A dan campuran B dan mencatat waktunya saat itu dengan
stopwatch. Mengaduk larutan itu dengan pengaduk magnet. Bila tiosulfat
yang ditambahkan telah habis bereaksi, kelebihan iodium yang terjadi akan
Created By:Ummu hani

Kumpulan Laporan Praktikum Kimia Fisika
9 9
merubah larutan menjadi berwarna biru. Mencatat waktu terjadinya warna
biru ini, kemudian menambahkan lagi beberapa mL tiosulfat lagi,
mengamati perubahan warnanya lagi dan seterusnya sampai tiosulfat dalam
buret habis (penambahan tiosulfat tiap satu menit sekali). Selama mengamati
lamanya waktu bereaksi dari awal sampai terjadinya setiap perubahan
larutan itu.
IV. HASIL PENGAMATAN
No Variabel yang diamati Hasil pengamatan
1 Mencari ekivalen hidrogen
peroksida dengan tiosulfat
a. Mencampur 10 mL H2O2 + 10
mL H2SO4 2N
Menetesi larutan dengan
KMnO4 0,1 N sampai terjadi
perubahan warna
Larutan homogen
KMnO4 yang diperlukan 4 tetes =
larutan menjadi berwarna ungu
muda
b. - 2 gram KI + 20 mL air
- 2 gram KI + 20 mL air + 1 mL
H2SO4
-Larutan + 10 mL KMnO4
- Menitrasi larutan dengan
natrium tiosulfat
- Larutan homogen
- Ada gas, larutan berwarna
kuning
- larutan berwarna coklat
kehitaman
- volume Na2S2O3 = 16 mL
Created By:Ummu hani

Kumpulan Laporan Praktikum Kimia Fisika
9 9
2
Kecepatan reaksi
a. Mencampur 1 mL H2O2 3% +
aquadest (larutan A) hingga
batas
b. 250 mL aquadest + 15 mL
H2SO4 2 N + 1,5 mL larutan
kanji + 0,75gram KI (larutan B)
Larutan B + 2 mL tiosulfat
c. Larutan A + larutan B dengan
cepat
d. Menambahkan 2 mL tiosulfat
sambil mengaduk dengan
pengaduk magnet dengan jeda
waktu tiap penambahan 1 menit
e. Menambahkan 36 mL tiosulfat
sambil mengaduk dengan
pengaduk magnet dengan jeda
waktu tiap penambahan 1 menit
(18 menit)
f. Penambahan 40 ml tiosulfat
dengan waktu 20 menit
g. Penambahan 50 ml tiosulfat
dengan waktu 25 menit
- larutan homogen
- larutan homogen, suhu tak
berubah
- larutan homogen
- Tidak terjadi perubahan
- Tidak terjadi perubahan
- larutan menjadi keruh
- larutan semakin keruh
- larutan putih keruh
V. ANALISIS DATA
1. Mencari ekivalen hidrogen peroksida dengan natrium
tiosulfat.
Pada percobaan awal dilakukan untuk menentukan konsentrasi H2O2 2 N
dan kemudian menitrasinya dengan KMnO4 sampai larutan berwarna ungu muda
Created By:Ummu hani

Kumpulan Laporan Praktikum Kimia Fisika
9 9
permanen. KMnO4 yang diperlukan untuk menghasilkan perubahan warna adalah
4 tetes atau 0,2 ml. Yang artinya pada volume ini telah telah tercapai titik ekivalen
dimana semua KMnO4 dan H2O2 tepat habis bereaksi. Penambahan H2SO4
bertujuan untuk mempercepat reaksi karena reaksi dengan KMnO4 berjalan cepat
pada suasana asam serta reaksi tidak balik atau reversible.
Kalium permanganat merupakan oksidator kuat sehingga pada suasana asam akan
tereduksi menjadi Mn2+ menurut reaksi berikut :
MnO4- + 5e + 8H+ → Mn2+ + 4H2O Eº = +1,51 V
Permanganat bereaksi secara cepat dengan banyak reduktor berdasarkan
reaksi ini. Dalam percobaan ini yang bertindak sebagai sebagai reduktor adalah
H2O2. Persamaan reaksi reduksi H2O2 adalah sebagai berikut:
H2O2 → 2H+ + O2 + 2e- Eº = +1,78 V
Dari reaksi diatas terlihat bahwa H2O2 akan teroksidasi menjadi oksigen
bebas (O2).
Secara lengkap reaksi yang terjadi antara H2O2 dengan KMnO4 dapat ditulis
sebagai berikut:
MnO4- + 5e + 8H+ → Mn2+ + 4H2O (x2)
H2O2 → 2H+ + O2 + 2e (x5)
2MnO4- + 16H+ + 10e → 2Mn2+ + 8H2O
5H2O2 → 10H+ + 5O2 + 10e
2MnO4- + 5 H2O2 + 6H+ → 2Mn2+ + 5O2 + 8H2O
Dari reaksi tersebut dapat dihitung normalitas H2O2 yang dititrasi adalah
sebesar 8x 10-4.
Pada percobaan kedua yaitu menitrasi dengan tiosulfat larutan dari
campuran antara 2 g KI, 20 mL aquadest, 1 mL H2SO4 pekat dan 10 mL KMnO4,
yang bertujuan untuk menentukan konsentrasi Na2S2O3. Setelah pencampuran
larutan berwarna coklat kehitaman dan terasa hangat yang ditimbulkan karena
reaksi eksoterm yaitu pada saat sebelum titrasi. Setelah dititrasi larutan berubah
Created By:Ummu hani

Kumpulan Laporan Praktikum Kimia Fisika
9 9
warna menjadi berwarna coklat muda setelah penambahan 16 mL Na2S2O3. Hal
ini menunjukkan bahwa iodin telah habis bereaksi dengan tiosulfat.
Oleh karena klarutan ditambahkan asam sulfat maka suasana larutan
menjadi asam. Sehingga reaksi yang terjadi adalah iodin mengoksidasi tiosulfat
menjadi ion tetradionat :
I2 + 2 S2O32- → 2I- + S4O6
2-
Dalam larutan yang bersifat asam, permanganat akan tereduksi menjadi
Mn2+, sedangkan iod akan teroksidasi menjadi I2. Persamaan reaksinya sebagai
berikut:
MnO4- + 5e + 8H+ → Mn2+ + 4H2O (x2)
2I- → I2 + 2e (x5)
2MnO4- + 16H+ + 10e → 2Mn2+ + 8H2O
10I- → 5I2 + 10e
2MnO4- + 10I- + 16H+ → 2Mn2+ + 5I2 + 8H2O
Pada saat larutan berwarna coklat muda, ini menunjukkan bahwa iodin telah
habis bereaksi dengan tiosulfat. Persamaan reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut:
2MnO4- + 10I- + 16H+ → 2Mn2+ + 5I2 + 8H2O (x1)
I2 + 2 S2O32- → 2I- + S4O6
2- (x5)
2MnO4- + 10I- + 16H+ → 2Mn2+ + 5I2 + 8H2O
5I2 + 10 S2O32- → 10I- + 5S4O6
2-
2MnO4- + 10 S2O3
2- + 16H+ → 2Mn2+ + 5S4O62- + 8H2O
Dari persamaan reaksi tersebut dapat ditentukan normalitas natrium tiosulfat
(Na2S2O3) yang digunakan untuk menitrasi. Dari perhitungan didapatkan bahwa
normalitas natrium tiosulfat (Na2S2O3) yang digunakan adalah 0,0125 N.
2. Kecepatan reaksi
Created By:Ummu hani

Kumpulan Laporan Praktikum Kimia Fisika
9 9
Dalam percobaan ini ada 2 campuran yang dibuat. Yaitu campuran A yang
merupakan reaksi antara H2O2 dengan aquadest yang menghasilkan warna bening.
Selanjutnya campuran B terdiri atas aquadest, asam sulfat, larutan kanji dan
kalium iodida. Larutan yang dihasilkan pada campuran B yaitu bening dan
homogen. Kemudian penambahan 2 mL Na2S2O3 pada larutan B tetap menjadikan
larutan bening. Penambahan Na2S2O3 pada larutan B bertujuan agar iodium tidak
mudah menguap, Na2S2O3 berfungsi sebagai zat baku. Sedangkan penambahan
asam sulfat bertujuan agar iodium mudah dioksidasi.
Secara teoritis reaksi kalium permanganat dengan kalium permanganat
dengan kalium iodida, larutan kanji dan asam sulfat dalam 20 mL air,
menghasilkan larutan yang berwarna coklat kemerahan. Setelah dititrasi dengan
natrium tiosulfat tahap demi tahap akan menjadi berwarna bening. Larutan
berwarna bening ini terjadi karena pada akhir reaksi terbentuk larutan on
tetrationat yang tidak berwarna.
Reaksi pembentukan ion tetrationat dar
i oksidasi iodine terhadap natrium tiosulfat:
I2 + 2S2O32- 2I- + S4O6
-
Ion iodium akan tereduksi menjadi ion yang bebas. Pada saat larutan
ditambahkan dengan larutan tiosulfat, larutan yang semula berwarna coklat
kemerahan menjadi berwarna bening, ini berarti iodida telah bereaksi dengan
tiosulfat untuk menghasilkan ion iodium bebas.
Keberadaan ion iodium bebas ini akan bereaksi dengan larutan kanji
menghsailkan warna biru. Iodin dan kanji akan membentuk suatu kompleks yang
berwarna biru gelap. Pembentukan kompleks yang berwarna biru ini karena
molekul-molekul iodin tertahan di permukaan β-amylose, suatu konstituen dari
kanji.
Pada percobaaan yang dilakukan terjadi kegaagalan karena kemungkinan
adanya kesalahan dalam prosedur. Seharusnya pencampuran campuran A pada
campuran B dilakukan dengan cepat, namun pada percobaan ini ada jeda waktu
yang lumayan lama saaat pencampurannya. Oleh karena itu setelah pencampuran,
Created By:Ummu hani

Kumpulan Laporan Praktikum Kimia Fisika
9 9
larutan tidak berubah warna menjadi biru. Sehingga percobaan dihentikan dan
kecepatan reaksi dari percobaan ini tidak dapat dihitung.
VI. KESIMPULAN
1. Pada percobaan ini ion permanganat berperan sebagai oksidator
2. Hidrogen peroksida dalam reaksi bertindak sebagai reduktor.
3. Berdasarkan percobaan diperoleh normalitas H2O2 sebesar 8x 10-4 N,
dan normalitas Na2S2O3 sebesar 0,0125 N.
4. Percobaan tentang kecepatan reaksi terjadi kegagalan karena adanya
kesalahan prosedur.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Day, R.A dan A.LUnderwood. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta:
Erlangga.
Rivai, Harrizul. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta: Erlangga.
Tim dosen praktikum kimia fisika. 2007. Petunjuk Praktikum Kimia
Fisika. Banjarmasin: FKIP Unlam. ( tidak dipublikasikan ).
Vogel. 1994. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Bagian
1 Edisi Ke Lima. Jakarta : Media Pustaka
Created By:Ummu hani

Kumpulan Laporan Praktikum Kimia Fisika
9 9
LAMPIRAN
PERHITUNGAN
a. ekivalen H2O2
Dik: V KMnO4 = 0,20 mL
N KMnO4 = 0,1 N
V H2O2 = 10 mL
Dit: N H2O2 ...........?
Penyelesaian:
MnO4- + 5e + 8H+ → Mn2+ + 4H2O x2
H2O2 → 2H+ + O2 + 2e x5
2MnO4- + 16H+ + 10e → 2Mn2+ + 8H2O
5H2O2 → 10H+ + 5O2 + 10e
2MnO4- + 5 H2O2 + 6H+ → 2Mn2+ + 5O2 + 8H2O
Grek KMnO4 = Grek H2O2
2 x V KMnO4 x N KMnO4 = 5 x V H2O2 x N H2O2
2 x 0,2 ml x 0,1 M = 5 x 10 ml x N H2O2
0,04 ml.N
N H2O2 =
50 ml
N H2O2 = 8 x 10-4 N
Jadi, ekivalen H2O2 adalah 8 x 10-4 N.
b. Normalitas Na2S2O3
Dik: V Na2S2O3 = 16 mL
N KMnO4 = 0,1 N
Created By:Ummu hani

Kumpulan Laporan Praktikum Kimia Fisika
9 9
V KMnO4 = 10 mL
Dit: N Na2S2O3...........?
Penyelesaian:
MnO4- + 5e + 8H+ → Mn2+ + 4H2O x2
2I- → I2 + 2e x5
2MnO4- + 16H+ + 10e → 2Mn2+ + 8H2O
10I- → 5I2 + 10e
2MnO4- + 10I- + 16H+ → 2Mn2+ + 5I2 + 8H2O x1
I2 + 2 S2O32- → 2I- + S4O6
2- x5
2MnO4- + 10I- + 16H+ → 2Mn2+ + 5I2 + 8H2O
5I2 + 10 S2O32- → 10I- + 5S4O6
2-
2MnO4- + 10 S2O3
2- + 16H+ → 2Mn2+ + 5S4O62- + 8H2O
Grek S2O32- = Grek KMnO4
10 x V S2O32- x N S2O3
2- = 2 x VMnO4- x N MnO4
-
10 x 16 ml x N S2O32- = 2 x 10 ml x 0,1 N
N S2O32- =
N S2O32- = 0,0125 N
Jadi, normalitas Natrium Tiosulfat adalah 0,0125 N.
Created By:Ummu hani
2 ml.N
160 ml

Kumpulan Laporan Praktikum Kimia Fisika
9 9
FLOWCHART
PERCOBAAN V
REAKSI HIDROGEN PEROKSIDA DENGAN ASAM IODIDA
1. Mencari ekivalen hidrogen peroksida dengan tiosulfat
Created By:Ummu hani
10 mL H2O2(l)
mengencerkan sampai 100 mL
Larutan H2O2
Larutan 10 mL H2O2 + 10 mL H2SO4 2 N
memasukkan dalam erlenmeyer
Larutan
menitrasi dengan larutan KMnO4
larutan

Kumpulan Laporan Praktikum Kimia Fisika
9 9
2. Kecepatan reaksi
Created By:Ummu hani
2 gram Kalium Iodida + 20 mL air + 1 mL H2SO4 pekat+ 10 mL KMnO4 0,1 N + 1,5 mL cairan
- mencampurkan ke dalam erlenmeyer 100 ml
Larutan
- Menitrasi dengan lautan tiosulfat
Larutan
2 mL H2O2 3 %
- Memasukkan ke dalam labu takar 100 mL
- Menambahkan aquades sampai batas
Larutan A
2 mL H2O2 3 %