penyakit dan kelainan pada palpebra

23
Anatomi Konjungtiva dan Palpebra Bagian konjungtiva Konjungtiva palpebra Konjungtiva bulbi Konjungtiva forniks GAMBAR ANATOMI KONJUNGTIVA KET. GBR : 1. Forniks sup & inf 2. Konj.tarsal superior & inf erior 3. Kripte Henle 4. Kel. Krause 5. Kel. Wolfring 6. Kel lakrimal 7. Kel. Manz 8. Tarsus superior

Upload: miftaha-yusrafli

Post on 23-Jun-2015

3.757 views

Category:

Documents


15 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penyakit Dan Kelainan Pada Palpebra

Anatomi Konjungtiva dan Palpebra

Bagian konjungtiva

Konjungtiva palpebra

Konjungtiva bulbi

Konjungtiva forniks

GAMBAR ANATOMI KONJUNGTIVA

KET. GBR :

1. Forniks sup & inf

2. Konj.tarsal superior & inf erior

3. Kripte Henle

4. Kel. Krause

5. Kel. Wolfring

6. Kel lakrimal

7. Kel. Manz

8. Tarsus superior

Page 2: Penyakit Dan Kelainan Pada Palpebra

Penyakit dan Kelainan pada Palpebra

Infeksi dan radang pelpebra

Blefaritis

Blefaritis adalah peradangan subakut atau menahun tepi kelopak mata. Dikenal 2 bentul

antara lain blefaritis seboroik atau blefaritis suamosa dan blefaritis ulserativa atau blefaritis

stafilokok. Blefaritis seboroik dapat merupakan bagian dermatitis seboroik.

Blefaritis seboroik merupakan peradangan kelenjar kulit di daerah bulu mata atau kelenjar

bulu mata (akar rambut). Sering terdapat pada orang-orang yang kulitnya berminyak dan

banyak pelepasan lapisan tanduk di kulit dan daerah bulu mata. Penyebabnya biasanya adalah

kelainan metabolik atau jamur Pitirosporum ovale, walaupun penyebab jamur ini masih

diragukan. Gambaran kliniknya : terdapat sisik yang halus-halus dan berwarna putih,

penebalan kelopak yang disertai madarosis (rontoknya bulu mata). Jika sisik halus diangkat

maka terdapat dasar permukaan kulit yang hiperemik tetapi tidak berulserasi. Pada blefaritis

skuamosa sisik yang halus dan putih berkumpul sepanjang bulu mata mudah lepas tetapi

mudah pula diganti tanpa kerusakan pada bulu matanya. Pengobatannya dengan dibersihkan

tepi kelopak mata terutama sisik yang halus dan memberikan salep yang terdiri dari salisil 1

% dengan vehikulum minyak. Penyulitnya keratitis dan konjungtivitis.

Pengobatan di tempat praktek :

- Menekan dan memeras keluar isi kelenjar meibom

- Membuang sisik-sisik dari pinggir bulu mata dan menggosok tepi kelopak mata

dengan larutan AgNo3 15 atau 2 %

- Pemberian sulfonamid dan steroid dapat memberikan hasil yang baik

Blefaritis ulserativa adalah peradangan tepi kelopak mata akibat infeksi. Diduga penyebab

utama penyakit ini adalah stafilokok. Gejala umum blefaritis adalah kelopak mata merah,

bengkak, perasaan seperti terbakar, dan gatal pada tepian palpebra,terdapat keropeng

kekuning-kuningan yang seolah-olah merekat bulu mata menjadi satu. Bila keropeng dibuang

maka akan terjadi ulkus yang kecil, mudah berdarah di sekeliling dasar bulu mata.

Pengobatan blefaritis ulserativa diberikan sulfonamida, genta misin atau basitrasin dalam

bentuk salap.

Page 3: Penyakit Dan Kelainan Pada Palpebra

Pengobatan belfaritis ulserativa di tempat praktek :

- Membersihkan kelopak mata dan pengangkatan keropeng

- Menggosok lesi dengan AgNo3

- Dapat diberikan timerosol atau nitromersol sebagai obat luar

Penyulitnya ulkus dapat meluas dan mendalam, merusak akar rambut sehingga bulu mata

rontok. Dapat juga menyebabkan konjungtivitis yang menahun. Jika ulkus menyembuh dapat

membentuk jaringan parut yang akan mengakibatkan trikiasis.

Hordeolum

Hordeolum adalah infeksi kelenjar pada palpebra. Bila kelenjar meibom terkena, timbul

pembengkakan besar yang disebut hordeolum interna. Hordeolum ekterna yang lebih kecil

dan lebih superfisial adalah infeksi kelenjar Zeis atau Moll. Kebanyakan hordeolum

disebabkan oleh stafilokok. Gejala utamanya adalah kelopak yang bengkak, dengan rasa

sakit, dan mengganjal, merah dan nyeri bila ditekan.

Hordeolum interna dapat memecah ke arah kulit atau ke permukaan konjungtiva. Hordeolum

eksterna selalu pecah ke arah kulit. Pengobatannya adalah kompres hangat 3 kali sehari

selama 10 menit samapai nanah keluar. Jika keadaan tidak membaik dalam 48 jam dilakukan

insisi dan drainase bahan purulen. Hendaknya dilakukan insisi vertikal pada permukaan

konjungtiva untuk menghindari terpotongnya kelnjar meibom. Sayatan dipencet untuk

mengeluarkan sisa nanah. Jika hordeolum mengarah keluar, dibuat sayatan horizontal pada

kulit untuk mengurangi luka parut. Diberikan antibiotika lokal pada sakus konjungtiva setiap

3 jam terutama bila berbakat untuk rekuren. Antibiotik sistemik diindikasikan jika terjadi

selulitis.

Diagnosis banding hordeolum adalah selulitis preseptal, konjungtivitis adenovirus, dan

granuloma pyogenik.

Kalazion

Kalazion adalah radang granulomatosa menahun steril dan idiopatik pada kelenjar meibom

yang tersumbat. Ditandai dengan benjolan pada kelopak yang tidak terasa sakit, tidak

hiperemi. Jika cukup besar, sebuah kalazion akan menekan bola mata dan menimbulkan

kelainan refraksi. Pengobatan pada kalazion adalah dengan memberikan kompres hangat,

antibiotika setempat dan sistemik. Untuk mengurangkan gejala dilakukan ekskokleasi isi

Page 4: Penyakit Dan Kelainan Pada Palpebra

abses dan dilakukan ekstirpasi kalazion. Insisi dilakukan seperti insisi pada hordeolum

internum. Bila terjadi kalazion yang berulang sebaiknya dilakukan pemeriksaan

histopatologik untuk menghindarkan kesalahan diagnosa dengan kemungkinan adanya suatu

keganasan.

Epitelioma Sel Basal (Karsinoma Sel basal)

Epitelioma sel basal adalah suatu karsinoma yang berasal dari sel basal kulit. Karsinoma ini

merupakkan jenis karsinoma kelopak mata terbanyak. Dapat ditemukan pada semua umur.

Menurut urutannya daerah yang paling sering terkena ialah kelopak bawah, kantus internus,

dan kelopak mata atas. Karsinoma sel basal jarang ebrmetastasis dan sifat ganasnya

dihubungkan dengan gambaran histopatologik dimana ditemukan tanda-tanda keganasan.

Kelenjar getah bening preaurikuler mungkin membesar atau jika tumor terletak di kantus

internus kelenjar submaksilaris dapat membesar.

Pada pemeriksaan histopatologik ditemukan sel-sel tumor yang menyerupai sel basal epitel,

sel-sel yang nukleusnya tidak mempunyai nukleoli tampak berkelompok. Tumor ini

mempunyai gambaran yang seragam dan bersifat basofilik. Dapat dilihat pigmen melanin

pada sel-sel tumor tertentu.

Gejala klinik:

Gejala objektif : tidak terdapat gambaran yang khas bagi karsinoma sel basal, tetapi tampak

sebagai tumor dengan pembesaran ke arah mendatar dengan tepi yang agak meninggi serta

berlilin. Di tengahnya sering kali berbentuk dan induratif (tukak roden). Tumor ini tumbuh

lambat, jarang mengenai jaringan yang lebih dalam karena terdapat fasia yang bertindak

sebagai barrier. Pada keadaan yang sangat lanjut dapat berkembang sampai ke orbita, sinus,

rongga hidung dan rongga tengkorak.

Diagnosis : ditegakan dengan pemeriksaan patologik anatomik

Pengobatan :

1. Operasi secara total yang diikuti dengan pemeriksaan potong beku. Pengangkatan ini

dilakukan sampai terbukti bahwa tepi sayatan bebas sel tumor. Pada umumnya

pengangkatan dengan sayatan 4-5 mm dari tepi karsinoma sudah memberikan daerah

bebas sel tumor.

Page 5: Penyakit Dan Kelainan Pada Palpebra

2. Penyinaran hampir sama efektifnya dengan operasi, tetapi mempunyai beberapa

kelemahan, yaitu ada beberapa lesi yang radioresisten sifatnya. Keburukan lain

penyinaran ialah akan memberikan hasil kosmetik yang buruk.

3. Pembedahan dingin (cryo-surgery)

Denan pendinginan yang hebat, sel tumor diharapkan mati beku dan dikatakan eksisi

dengan cara ini memberikan hasil yang baik.

Herpes Zoster Oftalmik

Herpes zoster oftalmik ialah penyakit infeksi virus herpes zoster yang mengenai bagian

ganglion Gasseri yang menerima serabutsaraf dari cabang oftalmik saraf trigeminus.

Terlibatnya bola mata pada herpes zoster oftalmik ditemukan pada 50% kasus. Mengenai

orang tua umur di atas 50 tahun dan kadang-kadang dapat pula mengenai orang muda.

Kelompok kelainan yang terjadi pada herpes zoster oftalmik bersifat unilateral dibatasi

dengan tegas oleh garis tengah. Cabang maksilaris dan mandibularis saraf trigeminus jarang

terkena. Bila terdapat kelainan pada puncak hidung ini menunjukan sudah terkenanya cabang

nasosiliaris saraf oftalmik (Hutchinson sign). Hal ini merupakan petunjuk bahwa penyulit

intraokuler akan segera timbul.

Gambaran klinik :

Gejala subjektif : infeksi diawali dengan rasa nyeri pada kulit, lesu, gejala-gejala influensa

pada umumnya walaupun gejala apda kulit belum timbul.gejala prodroma tersebut terdapat 1-

3 hari sebelum kelainan kulit timbul.

Gejala objektif : tampak kelompok vesikel pada kulit yang dipersarafi oleh saraf oftalmik.

Vesikel menjadi pustul kemudian terjadi jaringan parut dengan derakat yang berbeda-beda

yang ditemukan pada kelopak mata.

Kelainan pada mata berupa :

- Vesikel di kulit dan pustulasi yang kemudian menjadi ulkus dan menyembuh dengan

menimbulkan keropeng dan parut.

- Edema palpebra

- Konjungtiva hiperemis

Page 6: Penyakit Dan Kelainan Pada Palpebra

- Kornea keruh akibat infiltrat yang terletak subepitelial atau stromal. Infiltrat dapat

berbentuk dendrit.

Pengobatan herpes zoster tidak menggunakan obat spesifik tetapi hanya simptomatik.

Pengobatan steroid superfisialis tanpa masuk ke dalam mata akan mengurangkan gejala

radang. Infeksi herpes zoster diberikan analgetik untuk mengurangi rasa sakit. Penyulit yang

dapat terjadi pada herpes zoter oftalmik adalah uveitis, parese otot penggerak mata, glaukoma

dan neuritis optik.

Deformitas Anatomik Kelopak Mata

Entropion

Entropion adalah suatu keadaan melipatnya kelopak mata ke ara dalam, dapat disebabkan

oleh involusi, sikatriks atau kongenital. Entropion sikatriks dapat mengenai kelopak atas atau

bawa dan disebabkan oleh jaringan parut di konjungtiva dan tarsus, gangguan ini biasanya

pada penyakit-penyakit kronik seperti trachoma.pengobatannya operasi plastik atau suatu

tindakan tarsotomi pada entropion akibat trakoma.

Trikiasis

Trikiasis adalah bulu mata mengenai kornea dapat disebabkan oleh entropion, epiblefaron

atau hanya disebabkan oleh pertumbuhan yang salah arah. Keadaan ini menyebabkan iritasi

kornea dan mendorong terjadinya ulserasi. Pengobatan semetara dengan epilasi atau

emncabut bulu yang salah tumbuh.

Ektropion

Ektropion adalah penurunan dan terbaliknya palpebra inferior ke arah luar, umumnya

bilateral dan sering ditemukan pada orang tua. Keluhannya epifora, mata merah dan

meradang. Pengobatannya adalah dengan bedah plastik.

Xantelasma

Xantelasma adalah kelainan yang terdapat pada permukaan anterior palpebra, umumnya

bilateral di dekat sudut medial mata. Xantelasma merupakan bentuk degenerasi lemak pada

kulit kelopak nasal bawah dan atas sehingga memberikan gambaran kupu-kupu yang

Page 7: Penyakit Dan Kelainan Pada Palpebra

berwarna kuning jingga pada pangkal hidung. Kelainan ini berhubungan erat dengan kadar

kolesterol dalam serum, hiperlipidemi esensial atau pasien diabetes melitus. Pengobatannya

dengan ekstirpasi pada xantelasma tersebut.

Ptosis

Keadaan dimana kelopak mata atas tidak dapat diangkat atau terbuka sehingga celah kelopak

mata menjadi lebih kecil dibandingkan dengan keadaan normal. Terutama akibat tidak

baiknya fungsi muskulus levator palpebra, lumpuhnya saraf ke III untuk levator palpebra atau

dapat pula akibat jaringan penyokong bola mata yang tidak sempurna, sehingga bola mata

tertarik ke belakang atau enoftalmus. Penyebab ptosis antara lain kongenital, miogenik, dan

neurogenik. Ptosis juga dapat terjadi pada miastenia gravis. Apabila pada ptosis kongenital

mengenai kedua mata akan terjadi perubahan bentuk muka di mana dahi dikerutkan dan

kepala menengadah untuk memeperoleh penglihatan yang jelas. Bila ptosis kongenital tidak

segera di atasi dapat mengakibatkan terjadinya ambliopia eks anopsia pada mata bayi

tersebut. Pengobatan dengan pembedahan. Pada ptosis kongenital unilateral pengobatan harus

dilakukan secepatnya sebelum usia 1 tahun. Pada yang bilateral boleh ditunda sampai umur

3-6 tahun. Pembedahannya adalah dengan memperpendek otot levator sehingga tarsus akan

terangkat.

Pseudoptosis

Kelainan pada kelopak sehingga mengakibatkan kelopak tidak muda bergerak atau diangkat,

dapat terlihat apda kelainan kelopak mata seperti hordeolum, kalazion. Pengobatannya

dengan mengobati dan menghilangkan penyebab psudoptosis.

Trauma Kelopak

Akan terjadi edema dan ekimosis atau bercak perdarahan kulit, sehingga memberikan warna

pada kulit kemerah-merahan. Warna ekimosis kelopak akan berubah perlahan-lahan dari

coklat hijau dan kuning. Darah akan diserap, kadang-kadang menimbulkan jaringan parut

sehingga terjadi kelumpuhan otot penggerak mata yang akan menyebabkan ptosis. Ekimosis

dan edema kelopak akibat trauma tumpul akan berkurang dan menghilang dengan sendirinya.

Kompres dingin dalam 48 jam pertama akan mengurangi gejala, kemudian baru diteruskan

dengan kompres hangat.

Page 8: Penyakit Dan Kelainan Pada Palpebra

Penyakit dan Kelainan pada Konjungtiva

Konjungtivitis

Definisi : peradangan pada konjungtiva, biasanya terdiri dari hyperemia konjungtiva disertai

dengan pengeluaran sekret.

Penyebab :

Bakteri : gonokokus, pneumokokus, stafilokokus, difteri.

Virus : Adenovirus tipe 3,7,8,19, Herpes Simpleks, Enterovirus tipe 70.

Klamidia : K. trachomaktis, K. oculogenitalis.

Alergi

Konjungtivitis berdasarkan gambaran klinik dibagi atas :

Konjungtivitis kataral : akut & kronik

Konjungtivitis purulen, mukopurulen

Konjungtivitis membran

Konjungtivitis folikular

Konjungtivitis vernal

Konjuntivitis flikten

Perbedaan Jenis – Jenis Konjungtivitis

Virus Bakteri Alergi

Gatal Minimal Minimal Berat

Hiperemi Menyeluruuh Menyeluruh Menyeluruh

Lakrimasi ++ + +

Page 9: Penyakit Dan Kelainan Pada Palpebra

Sekret ( eksudat ) minimal

( serous,mucous)

banyak

( mukopurulen/

purulen )

Minimal

Adenopati + Jarang -

sel- sel Monosit PMN Eosinofil

Konjungtivitis Kataral

Etiologi :

Biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri, antara lain stafilokok aureus, Pneumokok,

Diplobasil Morax Axenfeld dan basil Koch Weeks.

Bisa juga disebabkan oleh virus, misalnya Morbili, atau bahan kimia seperti bahan kimia basa

(keratokonjungtivitis) atau bahan kimia yang lain dapat pula menyebabkan tanda-tanda

konjungtivitis kataral. Herpes Zoster Oftalmik dapat pula disertai konjungtivitis

Gambaran Klinis

Injeksi konjungtiva, hiperemi konjungtiva tarsal, tanpa folikel, tanpa cobble-stone,

tanpa flikten, terdapat sekret baik serous, mukus, mukopurulen (tergantung penyebabnya).

Dapat disertai blefaritis atau obstruksi duktus lakrimal.

Pengobatan

Pengobatan Konjungtivitis Kataral tergantung kepada penyebabnya. Apabila

penyebabnya karena inf. bakteri maka dapat diberikan antibiotik, seperti : tetrasiklin,

kloromisetin, dan lain-lain. Pada infeksi virus dianjurkan pemakaia sulfasetamid atau obat

anti-virus seperti IDU untuk infeksi Herpes Simplek.

Konjungtivitis Purulen, Mukopurulen

Etiologi : Pada orang dewasa disebabkan oleh infeksi gonokok, pada bayi (terutama yang

berumur di bawah 2 minggu) bila dijumpai konjungtivitis purulen, perlu dipikirkan dua

Page 10: Penyakit Dan Kelainan Pada Palpebra

kemungkinan penyebab, yaitu infeksi golongan Neisseria (gonokok atau meningokok) dan

golongan klamidia (klamidia okulogenital)

Gambaran Klinis

Gambaran konjungtiva tarsal hiperemi seperti pada konjungtivitis kataral.

Konjungtivitis Purulen ditandai sekret purulen seperti nanah, kadang disertai adanya

pseudomembran sebagai massa putih di konjungtiva tarsal.

Pengobatan

Pengobatan konjungtivitis purulen harus intensif.

Penderita harus dirawat diruang isolasi. Mata harus selalu dibersihkan dari sekret sebelum

pengobatan.

Antibiotik lokal dan sistemik

AB sistemik pd dewasa :

Cefriaxone IM 1 g/hr selama 5 hr + irigasi saline atau Penisilin G 10 juta IU/IV/hr selama

5 hr + irigasi

AB sistemik pd neonatus :

Cefotaxime 25 mg/kgBB tiap 8-12 jam selama 7 hr atau Penisilin G 100.000 IU/kgBB/hr

dibagi dl 4 dosis selama 7 hr + irigasi saline

Konjungtivitis membran

Etiologi : Konjungtivitis Membran dapat disebabkan oleh infeksi Streptokok hemolitik dan

infeksi difteria. Konjungtivitis Pseudomembran disebabkan oleh infeksi yang hiperakut, serta

infeksi pneumokok.

Gambaran Klinis

Penyakit ini ditandai dengan adanya membran/selaput berupa masa putih pada

konjungtiva tarsal dan kadang juga menutupi konjungtiva bulbi. Massa ini ada dua

jenis, yaitu membran dan pseudomembran.

Pengobatannya tergantung pada penyebabnya.

Page 11: Penyakit Dan Kelainan Pada Palpebra

Apabila penyebabnya infeksi Streptokok B hemolitik, diberikan antibiotik yang sensitif.

Pada infeksi difteria, diberi salep mata penisillin tiap jam dan injeksi penisillin sesuai umur,

pada anak-anak diberikan penisillin dengan dosis 50.000 unit/KgBB, pada orang dewasa

diberi injeksi penisillin 2 hari masing-masing 1.2 juta unit. Untuk mencegah gangguan

jantung oleh toksin difteria, perlu diberikan antitoksin difteria 20.000 unit 2 hari berturut-

turut.

Konjungtivitis Folikular

Dikenal beberapa jenis konjungtivitis follikular, yaitu konjungtivitis viral,

konjungtivitis klamidia, konjungtivitis follikular toksik dan konjungtivitis follikular yang

tidak diketahui penyebabnya.

Jenis Konjungtivitis Follikular

1. Kerato-Konjungtivitis Epidemi

Etiologi: Infeksi Adenovirus type 8, masa inkubasi 5-10 hari

Gambaran Klinis

Dapat mengenai anak-anak dan dewasa

Gejala radang mata timbul akut dan selalu pada satu mata terlebih dahulu.

Kelenjar pre-aurikuler dapat membesar dan nyeri tekan, kelopak mata

membengkak, konjungtiva tarsal hiperemi, konjungtiva bulbi kemosis.

Terdapat pendarahan subkonjungtiva. Pada akhir minggu pertama perjalanan

penyakit, baru timbul gejala di kornea. Pada kornea terdapat infiltrat bulat

kecil, superfisial, subepitel.

Gejala-gejala subyektif berupa mata berair, silau dan seperti ada pasir. Gejala

radang akut mereda dalam tiga minggu, tetapi kelainan kornea dapat menetap

berminggu-minggu, berbulan-berbulan bahkan bertahun-tahun setelah

sembuhnya penyakit.

Pengobatan

Tidak terdapat pengobatan yang spesifik, dianjurkan pemberian obat lokal sulfasetamid atau

antibiotik untuk mencegah infeksi sekunder.

Page 12: Penyakit Dan Kelainan Pada Palpebra

2. Demam Faringo-Konjungtiva

Etiologi : Penyebab paling sering adalah adenovirus tipe 3

Gambaran Klinis

Lebih sering pada anak daripada orang dewasa.

Terdapat demam, disamping tanda-tanda konjungtivitis follikular akut dan

faringitis akut. Kelenjar pre-aurikuler dapat membesar. Lebih sering

mengenai dua mata, kelopak mata membengkak.

Dua minggu sesudah perjalanan penyakit dapat timbul kelainan kornea, yaitu terdapat infiltrat

bulat kecil superfisial. Faringitis timbul beberapa hari setelah timbulnya konjungtivitis

follikular akut.

Pengobatan

Tidak ada pengobatan yang spesifik

3. Konjungtivitis Hemorraghik Akut

Etiologi : Penyebabnya adalah Entero-virus 70, masa inkubasinya 1-2 hari

Gambaran Klinis

Timbulnya akut, disertai gejala subjektif seperti ada pasir, berair dan diikuti

rasa gatal, biasanya dimulai pada satu mata dan untuk beberapa jam atau satu

dua hari kemudian diikuti peradangan akut mata yang lain.

Penyakit ini berlangsung 5-10 hari, terkadang sampai dua minggu.

Pengobatan

Tidak dikenal obat yang spesifik, tetapi dianjurkan pemberian tetes mata sulfasetamid atau

antibiotik.

4. Konjungtivitis New Castle

Etiologi : Virus New Castle, masa inkubasi 1-2 hari

Page 13: Penyakit Dan Kelainan Pada Palpebra

Konjungtivitis ini biasanya mengenai orang-orang yang berhubungan dengan unggas,

penyakit ini jarang dijumpai.

Gambaran Klinis

kelopak mata bengkak, konjungtiva tarsal hiperemi dan hiperplasi, tampak

folikel-folikel kecil yang terdapat lebih banyak pada konjungtiva tarsal

inferior. Pada konjungtiva tarsal dapat ditemukan perdarahan dan pada

konjungtiviis ini biasanya disertai pembesaran kelenjar pre-aurikular, nyeri

tekan. Sering unilateral

Gejala subjektif : seperti perasaan ada benda asing, berair, silau dan rasa sakit.

Pengobatan

Tidak ada pengobatan yang efektif, tetapi dapat diberi antibiotik untuk mencegah

infeksi sekunder.

5. Inclusion Konjungtivitis

Etiologi : Klamidia okulo-genital, masa inkubasi 4-12 hari

Gambaran Klinis

Gambaran kliniknya adalah konjungtivitis follikular akut dan gambaran ini

terdapat pada orang dewasa dan didapatkan sekret mukopurulen, sedang pada

bayi gambaran kliniknya adalah suatu konjungtivitis purulen yang juga disebut

Inclusion blenorrhoe.

Pengobatan

Diberikan tetrasiklin sistemik, dapat pula diberikan sulfonamid atau eritromisin

6. Trachoma

Etiologi : Klamidia trakoma

Gambaran Klinis

Gambaran klinik terdapat empat stadium :

1. Stadium Insipiens atau permulaan

Page 14: Penyakit Dan Kelainan Pada Palpebra

Folikel imatur kecil-kecil pada konjungtiva tarsal superior, pada kornea di daerah limbus

superior terdapat keratitis pungtata epitel dan subepitel. Kelainan kornea akan lebih jelas

apabila diperiksa dengan menggunakan tes flurosein, dimana akan terlihat titik-titik hijau

pada defek kornea.

2. Stadium akut (trakoma nyata)

Terdapat folikel-folikel di konjungtiva tarsal superior, beberapa folikel matur berwarna abu-

abu

3. Stadium sikatriks

Sikatriks konjungtiva pada folikel konjungtiva tarsal superior yang terlihat seperti garis putih

halus. Pannus pada kornea lebih nyata.

4. Stadium penyembuhan

trakoma inaktif, folikel, sikatriks meluas tanpa peradangan

Pengobatan

Pemberian salep derivat tetrasiklin 3-4 kali sehari selama dua bulan. Apabila perlu dapat

diberikan juga sulfonamid oral.

Konjungtivitis Vernal

Etiologi : Kemungkinan suatu konjungtivitis atopik

Gambaran Klinis

Gejala subyektif yang menonjol adalah rasa sangat gatal pada mata, terutama

bila berada dilapangan terbuka yang panas terik.

Pada pemeriksaan dapat ditemukan konjungtivitis dengan tanda khas adanya cobble-stone di

konjungtiva tarsalis superior, yang biasanya terdapat pada kedua mata, tetapi bisa juga pada

satu mata. Sekret mata pada dasarnya mukoid dan menjadi mukopurulen apabila terdapat

infeksi sekunder.

Pengobatan : Kortikosteroid tetes atau salep mata.

Page 15: Penyakit Dan Kelainan Pada Palpebra

Konjungtivitis Flikten

Etiologi :

• Disebabkan oleh karena alergi terhadap bakteri atau antigen tertentu (hipersensitivitas

tipe IV).

• Gizi buruk dan sanitasi yg jelek merupakan faktor predisposisi

• Lebih sering ditemukan pd anak-anak

Gejala

Adanya flikten yang umumnya dijumpai di limbus. Selain di limbus, flikten dapat juga

dijumpai di konjungtiva bulbi, konjungtiva taarsal dan kornea. Penyakit ini dapat mengenai

dua mata dan dapat pula mengenai satu mata. Dan sifatnya sering kambuh

Apabila flikten timbul di kornea dan sering kambuh, dapat berakibat gangguan penglihatan.

Apabila peradangannya berat, maka dapat terjadi lakrimasi yang terus menerus sampai

berakibat eksema kulit. Keluhan lain adalah rasa seperti berpasir dan silau.

Pengobatan

Usahakan mencari penyebab primernya

Diberikan Kortikosteroid tetes mata/salep

Kombinasi antibiotik + kortikosteroid dianjurkan mengingat kemunginan terdapat infeksi

bakteri sekunder.

Penyakit Degeneratif Konjungtiva

Pinguekula

Definisi : degenerasi hialin jaringan submukosa konjungtiva, yang ditemukan pada orang

tua, terutama yang matany sering mendapat rangsangan sinar matahari, debu dan angin. Letak

bercak ini pada celah kelopak mata terutama bagian nasal. Apabila terjadi peradangan maka

akan terlihat pembuluh darah yang melebar di sekitar bercak degenerasi ini. Tidak perlu

diberikan pengobatan.

Page 16: Penyakit Dan Kelainan Pada Palpebra

Pterigium

Definisi : suatu pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva yang bersifat degeneratif dan invasif.

Biasanya terletak pada celah kelopak bagian nasal maupun temporal konjungtiva yang

meluas ke kornea. Berbentuk segitiga dengan puncak dibagian sentral atau di daerah kornea.

Mudah meradang, dan bila terjadi iritasi maka bagian pterigium akan berwarna merah.

Etiologinya tidak diketahui tidak diketahui dengan jelas dan diduga merupakan suatu

neoplasma, radang dan degenerasi.

Gejala : tidak memberikan keluhan atau akan memberikan keluhan mata iritatif, merah dan

mungkin menimbulkan astigmat. Diagnosis banding pterigium adalah psudopterigium, panus

dan kista dermoid.

Pengobatan tidak diberikan karena bersifat rekuren terutama pada pasien yang masih muda.

Pembedahan dilakukan bila terjadi gangguan penglihatan atau pterigium yang telah menutupi

media penglihatan.

Tumor Konjungtiva

Nevus konjungtiva

Definisi : suatu tumor jinak yang terdiri atas sel-sel yang menghasilkan pigmen, terdapat pada

konjungtiva bulbi dan terutama di daerah limbus atau plika semilunar. Dibedakan antara lain

nevus yang berasal dari bsal epitel dan jaringan stroma bagian dalam. Nevus konjungitva

sama dengan nevus pada kulit, tetapi terdapat epithel inclussion yang dapat tampak sebagai

suatu sangkar yang padat. Epithel inclussion terdiri atas epitel konjungtiva yang berisi sel

lendir yang terus bertumbuh dan mengeluarkan sekresinya.

Pengobatan : nevus jarang menjadi ganas sehingga tidak membutuhan pengobatan.

Melanoma maligna Konjungtiva

Definisi : suatu tumor ganas konjungtiva yang berasal dari nevus konjungtiva atau melanosis.

Biasanya terdapat pada limbus atau karunkula okuli.

Page 17: Penyakit Dan Kelainan Pada Palpebra

Pengobatannya dengan operasi secara radikal dan hanya bermanfaat bila dilakukan sedini

mungkin. Jika terdapat tanda penjalaran harus dilakukan eksenterasi orbita dengan

mengorbankan kelopak mata.

Prognosis penyakit ini biasanya buruk.