kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan manusia

21
TUGAS MATA PELAJARAN BIOLOGI PENYAKIT DAN GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN DISUSUN OLEH: SEPTI ANASARI KELAS : XI IPA 2 SMA NEGERI 1 REBANG TANGKAS KECAMATAN REBANG TANGKAS KABUPATN WAY KANAN

Upload: sahrul-aza-hati

Post on 26-Jul-2015

584 views

Category:

Data & Analytics


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan manusia

TUGAS MATA PELAJARAN BIOLOGI

PENYAKIT DAN GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN

DISUSUN OLEH:

SEPTI ANASARI

KELAS : XI IPA2

SMA NEGERI 1 REBANG TANGKAS

KECAMATAN REBANG TANGKAS

KABUPATN WAY KANAN

TAHUN 2014/205

Page 2: Kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan manusia

PENYAKIT PADA SISTEM PERNAPASAN MANUSIA

1. Asma

 Asma ditandai dengan kontraksi yang kaku dari bronkiolus yang menyebabkan

kesukaran bernapas. Asma biasanya disebabkan oleh hipersensitivas bronkiolus

(disebut asma bronkiale) terhadap benda-benda asing di udara. penyebab penyakit ini

juga dapat terjadi dikarenakan faktor psikis dan penyakit menurun.

Gejala Penyakit Asma

Frekuensi dan beratnya serangan asma bervariasi. Beberapa penderita lebih sering

terbebas dari gejala dan hanya mengalami serangan serangan sesak nafas yang

singkat dan ringan, yang terjadi sewaktu-waktu.

Penderita lainnya hampir selalu mengalami batuk dan mengi (bengek) serta mengalami

serangan hebat setelah menderita suatu infeksi virus, olah raga atau setelah terpapar

oleh alergen maupun iritan. Menangis atau tertawa keras juga bisa menyebabkan

timbulnya gejala.

Diagnosa Penyakit Asma

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejalanya yang khas. Untuk memperkuat diagnosis

bisa dilakukan pemeriksaan spirometri berulang. Spirometri juga digunakan untuk

menilai beratnya penyumbatan saluran udara dan untuk memantau pengobatan.

Saluran pernapasan penderita asma memiliki sifat yang khas yaitu sangat peka

terhadap berbagai rangsangan (bronchial hyperreactivity = hipereaktivitas saluran

napas). Asap rokok, tekanan jiwa, alergen pada orang normal tidak menimbulkan asma

tetapi pada penderita asma rangsangan tadi dapat menimbulkan serangan.

Page 3: Kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan manusia

Pada penderita asma, penyempitan saluran pernafasan merupakan respon terhadap

rangsangan yang pada paru-paru normal tidak akan mempengaruhi saluran

pernafasan. Penyempitan ini dapat dipicu oleh berbagai rangsangan, seperti serbuk

sari, debu, bulu binatang, asap, udara dingin dan olahraga.

Gambar 1 : Respon Kekebalan Tubuh

Pada suatu serangan asma, otot polos dari bronki mengalami kejang dan jaringan yang

melapisi saluran udara mengalami pembengkakan karena adanya peradangan dan

pelepasan lendir ke dalam saluran udara.

Hal ini akan memperkecil diameter dari saluran udara (disebut bronkokonstriksi) dan

penyempitan ini menyebabkan penderita harus berusaha sekuat tenaga supaya dapat

bernafas.

Sel-sel tertentu di dalam saluran udara (terutama sel mast) diduga bertanggungjawab

terhadap awal mula terjadinya penyempitan ini. Sel mast di sepanjang bronki

melepaskan bahan seperti histamin dan leukotrien yang menyebabkan terjadinya:

kontraksi otot polos

peningkatan pembentukan lendir

perpindahan sel darah putih tertentu ke bronki.

Sel mast mengeluarkan bahan tersebut sebagai respon terhadap sesuatu yang mereka

kenal sebagai benda asing (alergen), seperti serbuk sari, debu halus yang terdapat di

dalam rumah atau bulu binatang.

Faktor Pencetus Serangan Asma

1. Faktor pada pasien

1. Aspek genetik

2. Kemungkinan alergi

3. Saluran napas yang memang mudah terangsang

4. Jenis kelamin

5. Ras/etnik

2. Faktor lingkungan

1. Bahan-bahan di dalam ruangan :

o Tungau debu rumah

o Binatang, kecoa

2. Bahan-bahan di luar ruangan :

o Tepung sari bunga

o Jamur

Page 4: Kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan manusia

3. Makanan-makanan tertentu, bahan pengawet, penyedap, pewarna makanan

4. Obat-obatan tertentu

5. Iritan (parfum, bau-bauan merangsang, household spray )

6. Ekspresi emosi yang berlebihan

7. Asap rokok dari perokok aktif dan pasif

8. Polusi udara dari luar dan dalam ruangan

9. Infeksi saluran napas

10. Exercise induced asthma, mereka yang kambuh asmanya ketika melakukan

aktivitas fisik tertentu

11. Perubahan cuaca

Pengobatan Asma

Tujuan pengobatan anti penyakit asma adalah membebaskan penderita dari serangan

penyakit asma. Hal ini dapat dicapai dengan jalan mengobati serangan penyakit asma

yang sedang terjadi atau mencegah serangan penyakit asma jangan sampai terjadi.

Ada usaha-usaha pencegahan yang dapat dilakukan untuk mencegah datangnya

serangan penyakit asma, antara lain :

1. Menjaga kesehatan

2. Menjaga kebersihan lingkungan

3. Menghindarkan faktor pencetus serangan penyakit asma

4. Menggunakan obat-obat antipenyakit asma

Mengobati disini bukan berarti menyembuhkan penyakitnya, melainkan menghilangkan

gejala-gejala yang berupa sesak, batuk, atau mengi. Keadaan yang sudah bebas

gejala penyakit asma ini selanjutnya harus dipertahankan agar serangan penyakit

asma jangan datang kembali.

Obat-obatan bisa membuat penderita penyakit asma menjalani kehidupan normal.

Pengobatan segera untuk mengendalikan serangan penyakit asma berbeda dengan

pengobatan rutin untuk mencegah serangan penyakit asma.

Untuk mengobati serangan penyakit asma yang sedang terjadi diperlukan obat yang

menghilangkan gejala penyakit asma dengan segera. Obat tersebut terdiri atas

golongan bronkodilator dan golongan kortikosteroid sistemik.

Page 5: Kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan manusia

2. Tuberkulosis (TBC)

Tuberkulosis merupakan penyakit spesifik yang disebabkan oleh bakteriMycobacterium

tuberculosae. Bakteri ini dapat menyerang semua organ tubuh, tetapi yang paling

sering adalah paru-paru dan tulang. Penyakit ini menyebabkan proses difusi oksigen

yang terganggu karena adanya bintik-bintik kecil pada dinding alveolus. Keadaan ini

menyebabkan :

·   Peningkatan kerja sebagian otot pernapasan yang berfungsi untuk pertukaran udara

paru-paru

·    Mengurangi kapasitas vital dan kapasitas pernapasan

·    Mengurangi luas permukaan membran pernapasan, yang akan meningkatkan

ketebalan membran pernapasan sehingga menimbulkan penurunan kapasitas difusi

paru-paru

Gejala Penyakit TBC

Gejala sistemik/umum

Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari

disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan

bersifat hilang timbul.

Penurunan nafsu makan dan berat badan.

Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah).

Perasaan tidak enak (malaise), lemah.

Gejala khusus

Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian

bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah

bening yang membesar, akan menimbulkan suara “mengi”, suara nafas melemah

yang disertai sesak.

Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan

keluhan sakit dada.

Page 6: Kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan manusia

Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada

suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit di atasnya, pada

muara ini akan keluar cairan nanah.

Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut

sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya

penurunan kesadaran dan kejang-kejang.

Pada pasien anak yang tidak menimbulkan gejala, TBC dapat terdeteksi kalau

diketahui adanya kontak dengan pasien TBC dewasa. Kira-kira 30-50% anak yang

kontak dengan penderita TBC paru dewasa memberikan hasiluji tuberkulin positif. Pada

anak usia 3 bulan – 5 tahun yang tinggal serumah dengan penderita TBC paru dewasa

dengan BTA positif, dilaporkan 30% terinfeksi berdasarkan pemeriksaan

serologi/darah.

Penegakan Diagnosis

Apabila dicurigai seseorang tertular penyakit TBC, maka beberapa hal yang perlu

dilakukan untuk menegakkan diagnosis adalah:

Anamnesa baik terhadap pasien maupun keluarganya.

Pemeriksaan fisik.

Pemeriksaan laboratorium (darah, dahak, cairan otak).

Pemeriksaan patologi anatomi (PA).

Rontgen dada (thorax photo).

Uji tuberkulin.

3. Faringitis

Faringitis merupakan peradangan pada faring sehingga timbul rasa nyeri pada waktu

menelan makanan ataupun kerongkongan terasa kering. Gangguan ini disebabkan

oleh infeksi bakteri atau virus dan dapat juga disebabkan terlalu banyak merokok.

Bakteri yang biasa menyerang penyakit ini adalah Streptococcus pharyngitis.

Gejala

Baik pada infeksi virus maupun bakteri, gejalanya sama yaitu nyeri tenggorokan dan

nyeri menelan.

Page 7: Kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan manusia

Selaput lendir yang melapisi faring mengalami peradangan berat atau ringan dan

tertutup oleh selaput yang berwarna keputihan atau mengeluarkan nanah.

Gejala lainnya adalah:

– demam

– pembesaran kelenjar getah bening di leher

– peningkatan jumlah sel darah putih.

Gejala tersebut bisa ditemukan pada infeksi karena virus maupun bakteri, tetapi lebih

merupakan gejala khas untuk infeksi karena bakteri.

Ada 2 jenis faringitis

Faringitis Virus Faringitis Bakteri

Biasanya tidak ditemukan nanah di tenggorokan

Sering ditemukan nanah di tenggorokan

Demam ringan atau tanpa demam Demam ringan sampai sedang

Jumlah sel darah putih normal atau agak meningkat

Jumlah sel darah putih meningkat ringan sampai sedang

Kelenjar getah bening normal atau sedikit membesar

Pembengkakan ringan sampai sedang pada kelenjar getah bening

Tes apus tenggorokan memberikan hasil negatif

Tes apus tenggorokan memberikan hasil positif untuk strep throat

Pada biakan di laboratorium tidak tumbuh bakteri

Bakteri tumbuh pada biakan di laboratorium

Diagnosa

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Jika diduga

suatu strep throat, bisa dilakukan pemeriksaan terhadap apus tenggorokan.

Pengobatan

Untuk mengurangi nyeri tenggorokan diberikan obat pereda nyeri (analgetik), obat

hisap atau berkumur dengan larutan garam hangat.

Aspirin tidak boleh diberikan kepada anak-anak dan remaja yang berusia dibawah 18

tahun karena bisa menyebabkan sindroma Reye.  Jika diduga penyebabnya adalah

bakteri, diberikan antibiotik.

4. Bronkitis

Penyakit bronkitis karena peradangan pada bronkus (saluran yang membawa udara

menuju paru-paru). Penyebabnya bisa karena infeksi kuman, bakteri atau virus.

Penyebab lainnya adalah asap rokok, debu, atau polutan udara.

Page 8: Kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan manusia

Gejala

Gejala bronkitis berupa:

– batuk berdahak (dahaknya bisa berwarna kemerahan)

– sesak nafas ketika melakukan olah raga atau aktivitas ringan

– sering menderita infeksi pernafasan (misalnya flu)

– bengek

– lelah

– pembengkakan pergelangan kaki, kaki dan tungkai kiri dan kanan

– wajah, telapak tangan atau selaput lendir yang berwarna kemerahan

– pipi tampak kemerahan

– sakit kepala

– gangguan penglihatan.

Bronkitis infeksiosa seringkali dimulai dengan gejala seperti pilek, yaitu hidung meler,

lelah, menggigil, sakit punggung, sakit otot, demam ringan dan nyeri tenggorokan.

Batuk biasanya merupakan tanda dimulainya bronkitis. Pada awalnya batuk tidak

berdahak, tetapi 1-2 hari kemudian akan mengeluarkan dahak berwarna putih atau

kuning. Selanjutnya dahak akan bertambah banyak, berwarna kuning atau hijau.

Pada bronkitis berat, setelah sebagian besar gejala lainnya membaik, kadang terjadi

demam tinggi selama 3-5 hari dan batuk bisa menetap selama beberapa minggu.

Sesak nafas terjadi jika saluran udara tersumbat.

Sering ditemukan bunyi nafas mengi, terutama setelah batuk.

Bisa terjadi pneumonia.

Diagnosa

Diagnosis bronkitis biasanya ditegakkan berdasarkan gejala, terutama dari adanya

lendir.

Pada pemeriksaan dengan menggunakan stetoskop akan terdengar bunyi ronki atau

bunyi pernafasan yang abnormal.

Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan:

– Tes fungsi paru-paru

Page 9: Kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan manusia

– Gas darah arteri

– Rontgen dada.

5. Pneumonia

 Pneumonia adalah peradangan paru-paru dimana alveolus biasanya terinfeksi oleh

cairan dan eritrosit berlebihan. Infeksi disebarkan oleh bakteri dari satu alveolus ke

alveolus lain hingga dapat meluas ke seluruh lobus bahkan seluruh paru-paru.

Umumnya disebabkan oleh bakteri streptokokus (Streptococcus), Diplococcus

pneumoniae, dan bakteri Mycoplasma pneumoniae.

Gejala

Gejala-gejala yang biasa ditemukan adalah:

– batuk berdahak (dahaknya seperti lendir, kehijauan atau seperti nanah)

– nyeri dada (bisa tajam atau tumpul dan bertambah hebat jika penderita menarik nafas

dalam atau terbatuk)

– menggigil

– demam

– mudah merasa lelah

– sesak nafas

– sakit kepala

– nafsu makan berkurang

– mual dan muntah

– merasa tidak enak badan

– kekakuan sendi

– kekakuan otot.

Gejala lainnya yang mungkin ditemukan:

– kulit lembab

– batuk darah

– pernafasan yang cepat

Page 10: Kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan manusia

– cemas, stres, tegang

– nyeri perut.

Diagnosa

Pada pemeriksaan dada dengan menggunakan stetoskop, akan terdengar suara ronki.

Pemeriksaan penunjang:

Rontgen dada

Pembiakan dahak

Hitung jenis darah

Gas darah arteri.

6. Emfisema Paru-paru

 Emfisema disebabkan karena hilangnya elastisitas alveolus. Alveolus sendiri adalah

gelembung-gelembung yang terdapat dalam paru-paru. Pada penderita emfisema,

volume paru-paru lebih besar dibandingkan dengan orang yang sehat karena

karbondioksida yang seharusnya dikeluarkan dari paru-paru terperangkap didalamnya.

Asap rokok dan kekurangan enzim alfa-1-antitripsin adalah penyebab kehilangan

elastisitas pada paru-paru ini.

7. Dipteri

Dipteri merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteriCorynebacterium

diphterial yang dapat menimbulkan penyumbatan pada rongga faring (faringitis)

maupun laring (laringitis) oleh lendir yang dihasilkan oleh bakteri tersebut.

Page 11: Kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan manusia

8. Asfiksi

Asfiksi adalah gangguan dalam pengangkutan oksigen ke jaringan yang disebabkan

terganggunya fungsi paru-paru, pembuluh darah, ataupun jaringan tubuh. Misalnya

alveolus yang terisi air karena seseorang tenggelam. Gangguan yang lain adalah

keracunan karbon monoksida yang disebabkan karena hemoglobin lebih mengikat

karbon monoksida sehingga pengangkutan oksigen dalam darah berkurang.

9. Kanker Paru-paru

Penyakit ini merupakan pertumbuhan sel kanker yang tidak terkendali di dalam jaringan

paru-paru. Kanker ini mempengaruhi pertukaran gas di paru-paru dan menjalar ke

seluruh bagian tubuh. Merokok merupakan penyebab utama dari sekitar 90% kasus

kanker paru-paru pada pria dan sekitar 70% kasus pada wanita. Semakin banyak rokok

yang dihisap, semakin besar resiko untuk menderita kanker paru-paru. Tetapi tidak

menutup kemungkinan perokok pasif pun mengalami penyakit ini. Penyebab lain yang

memicu penyakit ini adalah penderita menghirup debu asbes, kromium, produk

petroleum, dan radiasi ionisasi.

10. Influensa

Page 12: Kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan manusia

Influensa atau flu adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus influensa.

Penyakit ini ditularkan melalui udara melalui bersin dari si penderita. Penyakit ini tidak

hanya menyerang manusia, burung, dan binatang mamalia seperti babi dan orang utan

juga dapat terserang flu.

Pada manusia, gejala umum yang terjadi adalah demam, sakit tenggorokan, sakit

kepala, hidung tersumbat dan mengeluarkan cairan, batuk, lesu serta rasa tidak enak

badan. Dalam kasus yang lebih buruk, influensa juga dapat menyebabkan terjadinya

pneumonia, yang dapat mengakibatkan kematian terutama pada anak-anak dan orang

berusia lanjut.

Masa penularan hingga terserang penyakit ini biasanya adalah 1 sampai 3 hari sejak

kontak dengan hewan atau orang yang influensa.

Penderita dianjurkan agar mengasingkan diri atau dikarantina agar tidak menularkan

penyakit hingga mereka merasa lebih sehat.

11. Asbestosis

Asbestosis adalah suatu penyakit saluran pernapasan yang terjadi akibat menghirup

serat-serat asbes, dimana pada paru-paru terbentuk jaringan parut yang luas. Asbestos

terdiri dari serat silikat mineral dengan komposisi kimiawi yang berbeda. Jika terhisap,

serat asbes mengendap di dalam dalam paru-paru, menyebabkan parut. Menghirup

asbes juga dapat menyebabkan penebalan pleura (selaput yang melapisi paru-paru).

Menghirup serat asbes bisa menyebabkan terbentuknya jaringan parut (fibrosis) di

dalam paru-paru. Jaringan paru-paru yang membentuk fibrosis tidak dapat

Page 13: Kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan manusia

mengembang dan mengempis sebagaimana mestinya. Beratnya penyakit tergantung

kepada lamanya pemaparan dan jumlah serat yang terhirup.

12. Sinusitis

Sinusitis merupakan penyakit peradangan pada bagian atas rongga hidung atau sinus

paranasalis. Penyakit sinusitis disebabkan oleh infeksi bakteri, jamur, virus,

menurunnya kekebalan tubuh, flu, stress, kecanduan rokok, dan infeksi pada gigi.

Berikut ini beberapa gejala yang dapat dikenali pada seseorang yang menderita

penyakit sinusitis.

1. Hidung tersumbat dan terasa geli atau gatal.

2. Tercium bau tidak sedap pada hidung ketika bernapas.

3. Sering bersin.

4. Hidung mengeluarkan ingus kental yang berwarna putih atau kekuning-

kuningan.

5. Kepala terasa sakit seperti ada yang menekan.

Penyakit sinusistis dapat dicegah dengan cara selalu menjaga daya tahan tubuh,

menghilangkan kebiasan merokok, dan memperbanyak mengonsumsi buah-buahan.

13. LARINGITIS (RADANG PITA SUARA)

Laringitis adalah peradangan pada laring (pangkal tenggorok). Laring terletak di puncah

saluran udara yang menuju ke paru-paru (trakea) dan mengandung pita suara.

Penyebab yang paling sering adalah infeksi virus pada saluran pernafasan bagian atas

Page 14: Kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan manusia

(misalnya common cold). Laringitis juga bisa menyertai bronkitis, pneumonia, influenza,

pertusis, campak dan difteri.

Gejala

Gejala biasanya berupa perubahan suara berupa serak sampai hilangnya suara.

Tenggorokan terasa gatal dan tidak nyaman.

Gejala lainnya yang juga bisa ditemukan:

– demam

– tidak enak badan

– kesulitan menelan

– sakit tenggorokan.

Pembengkakan laring menyebabkan terjadinya gangguan pernafasan.

Diagnosa

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik.

Dengan cermin kecil bersudut seperti yang digunakan dokter gigi, dokter bisa melihat

kemerahan dan pembengkakan pada laring.

Pengobatan

Pengobatan pada infeksi oleh virus tergantung kepada gejalanya.

Penderita sebaiknya mengistirahatkan pita suaranya dengan tidak bicara atau bicara

dengan berbisik. Menghirup uap bisa meringankan gejala dan membantu

penyembuhan daerah yang meradang.

Jika penyebabnya bakteri, diberikan antibiotik.

14. PLEURISI (RADANG PLEURA)

Pleurisis / radang pleura (Pleurisy/Pleuritis/ Pleuritic chest pain) adalah suatu

peradangan pada pleura (selaput yang menyelubungi permukaan paru-paru).

Page 15: Kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan manusia

Pleurisi terjadi jika suatu penyebab (biasanya virus atau bakteri) mengiritasi pleura,

sehingga terjadi peradangan. Bila disertai dengan penimbunan cairan di rongga pleura

maka disebut efusi pleura tetapi bila tidak terjadi penimbunan cairan di rongga pleura,

maka disebut pleurisi kering. Setelah terjadi peradangan, pleura bisa kembali normal

atau terjadi perlengketan.

Gejala

Gejala yang paling sering ditemukan adalah nyeri dada, yang biasanya muncul secara

tiba-tiba. Nyeri bervariasi, mulai dari rasa tidak enak sampai nyeri yang tajam dan

menusuk. Nyeri bisa dirasakan hanya pada saat bernafas dalam atau batuk, atau bisa

juga dirasakan terus menerus, tapi bertambah hebat bila bernafas dalam dan batuk.

Jika cairan tertimbun dalam jumlah yang besar, maka akan terjadi pemisahan lapisan

pleura sehingga nyerinya hilang. Cairan dalam jumlah yang besar menyebabkan

penderita mengalami kesulitan dalam mengembangkan paru-parunya pada saat

bernafas sehingga terjadi gawat pernafasan.

Diagnosa

Diagnosis seringkali mudah ditegakkan karena nyerinya yang khas.

Pemeriksaan foto dada mungkin tidak akan menunjukkan adanya suatu pleurisi, tetapi

bisa menggambarkan adanya patah tulang iga, penyakit paru-paru atau penimbunan

sejumlah kecil cairan di rongga pleura.

Pengobatan

Pengobatan pleurisi tergantung kepada penyebabnya.

Jika penyebabnya adalah infeksi bakteri, diberikan antibiotik.

Jika penyebabnya adalah virus, tidak diperlukan pengobatan.

Jika penyebabnya adalah penyakit autoimun, dilakukan pengobatan terhadap penyakit

yang mendasarinya.

15. Hipoksia

Page 16: Kelainan dan penyakit pada sistem pernapasan manusia

Hipoksia yaitu gangguan pernapasan dimana kondisi sindrom kekurangan oksigen

pada pada jaringan tubuh yang terjadi akibat pengaruh perbedaan ketinggian.Pada

kasus yang fatal dapat menyebabkan kematian pada sel-sel. Namun pada tingkat yang

lebih ringan dapat menimbulkan penekanan aktivitas mental (kadang-kadang

memuncak sampai koma), dan menurunkan kapasitas kerja otot.