pengantar ika
DESCRIPTION
ilmu k anakTRANSCRIPT
Wiyarni Pambudi Departemen Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 16 & 18 September 2014
pengantar kepaniteraan umum ILMU KESEHATAN ANAK
PANDUAN KEPANITERAAN IKA � Tujuan Kepaniteraan � Kompetensi � Metode Pembelajaran � Pelaksanaan Kepaniteraan � Evaluasi Kepaniteraan � Alur Kepaniteraan
2 kepaniteraan IKA 2014
PANDUAN KEPANITERAAN IKA � Standar Pelayanan Medis IKA
� Alur diagnosIk � Tatalaksana
� Bahan Bacaan � www.edukia.org � www.idai.or.id
3 kepaniteraan IKA 2014
kepaniteraan IKA 2014 4
kepaniteraan IKA 2014 5
KEBUTUHAN PENDEKATAN KOMPREHENSIF � Komprehensif = holisIk = utuh � Illness vs Disease � Efisiensi terapi dokter tergantung pada:
� Pengetahuan � Keterampilan � Perilaku � Kemampuan menjalin kerjasama dengan pasien � Kemampuan menilai situasi emosi pasien � Kemampuan mengenali diri sendiri � Kemampuan menciptakan suasana kondusif dalam berbagai kondisi pasien
� Kunci berkomunikasi : menjadi pendengar akIf 6 kepaniteraan IKA 2014
WAWANCARA MEDIS PASIEN ANAK � Stres ke dokter à defense mechanism à coping
� Usia < 2 tahun (tahap sensori motor) � Usia 2-‐5 tahun (tahap pra operasional) � Usia 5-‐9 tahun (tahap operasional konkret) � Usia > 10 tahun (tahap operasional formal)
� Teknik komunikasi dengan pasien anak � Membuka hubungan � Membuka diskusi � Mengumpulkan informasi � Memahami ekspektasi pasien � Berbagi informasi � Mencapai kesepakatan
7 kepaniteraan IKA 2014
KAIDAH PERILAKU ‘PRIMA FACIE’ � Beneficience
� Wajib berbuat baik kepada pasien dan masyarakat � Non maleficience
� Do no harm � Respect for person
� MenghormaI dan melaksanakan hak-‐hak pasien � Prinsip otonomi � Prinsip privasi � Prinsip berbicara jujur dan benar
� Confiden8ally � Menjaga rahasia medikolegal
� Jus8ce � Berlaku adil terhadap semua pasien kepaniteraan IKA 2014 8
PENDEKATAN DIAGNOSIS PADA ANAK SAKIT ANAMNESIS � Awali dengan pertanyaan terbuka untuk mengetahui keluhan utama
� Pertanyaan tersebut akan berkembang menuju riwayat Imbulnya penyakit sesuai keluhan/gejala spesifik
� Untuk membantu membuat diagnosis banding perlu digali riwayat pasien, keluarga, masyarakat serta lingkungan
� Riwayat pasien tdd: riwayat kehamilan dan persalinan, riwayat pemberian makan. informasi mengenai tahap perkembangan dan perilaku anak, catatan imunisasi dan kondisi kesehatan sebelumnya
9 kepaniteraan IKA 2014
PENDEKATAN DIAGNOSTIK ANAK SAKIT � 7 aspek analisis keluhan pasien
� Aspek kronologis
� Aspek kualitas � Sejauh mana daya toleransi dan adaptasi pasien
� Aspek kuanItas � Sejauh mana keluhan mempengaruhi akIvitas, asupan, BAB/BAK, Idur
� Lokasi � PerisIwa/kondisi yang memicu � Keluhan lain yang menyertai � Faktor yang memperingan dan memperberat keluhan 10
batas sehat-‐sakit
keluhan prodromal
keluhan utama
keluhan tambahan
konsul/ MRS
follow up S-‐O-‐A-‐P
� Riwayat nutrisi
11
PENDEKATAN DIAGNOSIS PADA ANAK SAKIT
12
PENDEKATAN DIAGNOSIS PADA ANAK SAKIT
Imunisasi Dasar 0 bulan HepaIIs B 0 1 bulan BCG, Polio 1 2 bulan DPT-‐HepB-‐Hib 1, Polio 2 3 bulan DPT-‐HepB-‐Hib 2, Polio 3 4 bulan DPT-‐HepB-‐Hib 3, Polio 4 9 bulan Campak
Imunisasi Lanjutan 18 bulan DPT-‐HepB-‐Hib 24 bulan Campak
13
PENDEKATAN DIAGNOSIS PADA ANAK SAKIT PEMERIKSAAN FISIK � Semua anak sakit harus diperiksa secara menyeluruh sehingga Idak ada tanda penIng yang terlewaI. Namun , kebalikan dengan pendekatan sistemaIs pada orang dewasa, pemeriksaan pada anak perlu diatur sedemikian rupa untuk menghindari kekesalan anak sekecil mungkin.
� Biarkan anak nyaman berada dalam pelukan ibu/pengasuhnya.
14 kepaniteraan IKA 2014
PENDEKATAN DIAGNOSIS PADA ANAK SAKIT � AmaI tanda yang terlihat sebelum menyentuh anak:
� Apakah anak sadar, tertarik memandang sekeliling? � Apakah anak terlihat setengah sadar? � Apakah anak gelisah/rewel? � Apakah anak muntah? � Apakah anak mampu untuk mengisap atau menyusu? � Apakah anak terlihat sianosis atau pucat? � Apakah terdapat tanda-‐tanda gangguan pernapasan? � Apakah anak menggunakan otot bantu pernapasan? � Apakah ada tarikan dinding dada bagian bawah? � Apakah anak terlihat bernapas cepat? � Hitung napas anak.
15 kepaniteraan IKA 2014
PENDEKATAN DIAGNOSIS PADA ANAK SAKIT
16 kepaniteraan IKA 2014
PENDEKATAN DIAGNOSIS PADA ANAK SAKIT � Hal tersebut harus dicari dan dicatat sebelum anak merasa terganggu. Jika anak terganggu atau menangis, mungkin perlu dibiarkan sejenak bersama ibunya untuk menenangkan anak, atau ibu anak dapat diminta untuk menyusui, sebelum tanda utama seperI frekuensi pernapasan anak dapat diukur.
� Kemudian lanjutkan dengan tanda yang memerlukan sentuhan pada anak namun Idak terlalu mengganggu, seperI auskutasi. Akan didapatkan sedikit informasi yang berguna bila anak menangis. Karenanya, tanda yang dapat mengganggu anak, seperI mengukur suhu atau memeriksa turgor, dilakukan paling akhir.
17 kepaniteraan IKA 2014
PENDEKATAN DIAGNOSIS PADA ANAK SAKIT PEMERIKSAAN LABORATORIUM � Pemeriksaan laboratorium dilakukan berdasarkan riwayat dan pemeriksaan pasien dan juga membantu untuk mempersempit diagnosis banding � Hemoglobin atau hematokrit � Pemeriksaan darah untuk petanda infeksi/serologi � Glukosa darah � Mikroskopis cairan serebrospinalis, urin atau feses � Golongan darah dan uji silang � Dalam penanganan neonatal sakit, serum bilirubin merupakan invesIgasi penIng
18 kepaniteraan IKA 2014
DIAGNOSIS DAN TATALAKSANA � Setelah semua penilaian selesai dilakukan, perImbangkan berbagai kondisi yang dapat menyebabkan penyakit anak dan buat dafar kemungkinan diagnosis bandingnya.
� Setelah menentukan diagnosis utama dan diagnosis tambahan ditentukan, mulailah dengan rencana tatalaksana. Jika ada lebih dari satu diagnosis atau masalah, rekomendasi tatalaksana untuk semua masalah dapat dilakukan bersamaan.
� Perlu dikaji kembali dafar diagnosis banding pada ,tahap lebih lanjut setelah memeriksa reaksi pasien terhadap tatalaksana pengobatan, atau menemukan gejala klinis baru. Pada tahap ini, diagnosis dapat diperbaiki, atau memasukkan diagnosis tambahan.
PENDEKATAN DIAGNOSIS PADA ANAK SAKIT
19 kepaniteraan IKA 2014
20
CLINICAL REASONING Konsep berpikir seorang dokter dalam
merumuskan masalah medis membutuhkan koherensi dan konsistensi
Jangan membuat diagnosis HANYA
berdasar anamnesis Hipotesis dengan anamnesis memiliki
probabilitas kesalahan 20%
PENEGAKAN DIAGNOSIS � Seorang dokter baru dapat merumuskan diagnosis jika terdapat 2 syarat sbb: � Terdapat tanda patognomonik � Napas stridor + selaput puIh di tonsil à diferi � Demam + ‘3C’ + ruam + bercak Koplik à campak � Eksofalmus bilateral à penyakit Grave
� Memenuhi kriteria yang disepakaI (konsensus) � Kriteria Jones à demam rheumaIk
kepaniteraan IKA 2014 21
ANAMNESIS ANAK DG KELUHAN DIARE � Sasaran :
� MemasIkan apakah pasien mengalami diare � Menggali riwayat penyakit diare � Menentukan kemungkinan penyebab diare � Mengetahui upaya pencegahan & pengobatan yang sudah dilakukan
� Mencari kemungkinan komplikasi
kepaniteraan IKA 2014 22
ANAMNESIS ANAK DG KELUHAN DIARE � Sejak kapan berlangsungnya diare (BAB cair > 3x/hari) à menentukan klasifikasi diare
� < 7 hari : diare akut � 7-‐14 hari : diare berkepanjangan � > 14 hari : diare persisten
� KarakterisIk diare : � Frekuensi berak & jumlah Inja (dalam 24 jam) à menentukan derajat kehilangan cairan � Perkembangan diare : menetap, cenderung bertambah berat atau berkurang, tampak lebih cowong, rasa haus berlebih/sulit minum, frekuensi & jumlah kencing 6 jam terakhir
kepaniteraan IKA 2014 23
ANAMNESIS ANAK DG KELUHAN DIARE � Sifat Inja (konsistensi, warna, bau, lendir, darah) à menentukan eIologi diare � cair + ampas, warna kuning/hijau, muntah ± : virus, ETEC/EPEC, salmonelosis
� lendir + darah, panas ±, tenesmus : EIEC/EHEC, shigelosis, disentri
� puIh spt tajin, bau amis, profus tanpa tenesmus, muntah tanpa mual : kolera
kepaniteraan IKA 2014 24
ANAMNESIS ANAK DG KELUHAN DIARE � Terdapat hal-‐hal yang mendahului atau menyertai diare à menentukan patofisiologi & komplikasi diare: � Pemberian makanan/minuman tertentu � ASI à diberikan/Idak � Susu formula à diberikan/Idak, baru diganI/Idak, takaran & jumlah yang diminum
� Makanan lain à diberikan/Idak, baru dicoba/Idak, jenis & jumlah yang dimakan
� Muntah à frekuensi, isi, jumlah, derajat berat, Imbul sebelum/bersamaan/setelah diare, sifat muntah � muntah dulu, baru diare : infeksi sal napas à diare � muntah bersamaan dg diare : hipermoIlitas kepaniteraan IKA 2014 25
ANAMNESIS ANAK DG KELUHAN DIARE � diare dulu, baru muntah : hipermoIlitas, ggn asam basa/elektrolit
� Demam à Imbul sebelum/bersamaan/setelah diare : krn infeksi/dehidrasi
� Keluhan lain à batuk/pilek : ISPA, sesak : pneumonia/ asidosis, kembung : hipoK, disuria : ISK, telinga keluar cairan : OMA, kejang : ggn keseimbangan elektrolit/ hipoglikemia/KD/infeksi SSP, kesadaran ↓ : ensefaliIs, BB ↓ : malnutrisi
kepaniteraan IKA 2014 26
ANAMNESIS ANAK DG KELUHAN DIARE � Apakah keluhan sudah pernah dirasakan sebelumnya, bagaimana intensitasnya, berlangsung berapa lama, berapa sering interval kambuhnya
� Apakah ada saudara, kerabat serumah yang pernah atau sedang memiliki keluhan serupa
� Upaya yang telah dilakukan dan bagaimana hasilnya � ASI/PASI, makanan à biasa/ditambah/dikurangi/ dihenIkan
� Oralit, cairan lain à diberikan/Idak, jumlah � Obat à diberikan/Idak, jenis � Tindakan lain à dikerjakan/Idak
kepaniteraan IKA 2014 27
ANAMNESIS ANAK DG KELUHAN BATUK � Sasaran :
� MemasIkan apakah pasien mengalami batuk � Menggali riwayat penyakit batuk � Menentukan kemungkinan penyebab batuk � Mengetahui upaya pencegahan & pengobatan yang sudah dilakukan
� Mencari kemungkinan komplikasi
kepaniteraan IKA 2014 28
ANAMNESIS ANAK DG KELUHAN BATUK � Sejak kapan berlangsungnya batuk � KarakterisIk batuk : Imbul mendadak, perlahan-‐lahan, terus-‐menerus, hilang Imbul, apakah berhubungan dengan waktu (pagi/siang/sore), apakah dipengaruhi perubahan posisi, jenis batuk (kering atau produkIf, bagaimana deskripsi dahak – kekentalan, warna, bau, ada darah atau Idak) � Lokasi anatomis IRA ~ gejala klinis khas � Batuk pilek + hidung mampet + demam ≈ ILI à IRA atas (ISPA) : riniIs akut/common cold/ coryza/selesma, rinosinusiIs
kepaniteraan IKA 2014 29
ANAMNESIS ANAK DG KELUHAN BATUK � Batuk + demam Inggi + nyeri telan ± sesak à IRA atas (ISPA) : faringiIs, nasofaringiIs, tonsilliIs, diferia, pertusis, influenza
� Batuk + demam + sesak à IRA bawah (ISPB) : pneumonia, sindroma croup/laringo-‐trakeo-‐bronkiIs, bronkioliIs
� Perkembangan batuk : menetap, cenderung bertambah berat atau berkurang
� Terdapat hal-‐hal yang mendahului atau menyertai batuk (demam, pilek, sesak napas, mengi, sianosis, nyeri telan, muntah, BB ↓)
kepaniteraan IKA 2014 30
ANAMNESIS ANAK DG KELUHAN BATUK � Apakah keluhan sudah pernah dirasakan sebelumnya, bagaimana intensitasnya, berapa sering interval kambuhnya
� Apakah ada saudara, kerabat serumah yang pernah atau sedang memiliki keluhan serupa, riwayat imunisasi
� Upaya yang telah dilakukan dan bagaimana hasilnya
kepaniteraan IKA 2014 31
ANAMNESIS ANAK DG KELUHAN DEMAM � Sasaran :
� MemasIkan apakah pasien mengalami demam � Menggali riwayat penyakit demam � Menentukan kemungkinan penyebab demam � Mengetahui upaya pencegahan & pengobatan yang sudah dilakukan
� Mencari kemungkinan komplikasi
kepaniteraan IKA 2014 32
ANAMNESIS ANAK DG KELUHAN DEMAM � Sejak kapan berlangsungnya demam (suhu aksiler ≥ 37.8ºC)
� < 7 hari : demam akut : ISPA, diare, inf virus dengue, meningiIs/ensefaliIs, OMA, ISK, eksantema akut, morbili, rubela, demam skarlet, varisela
� 7-‐10 hari : demam berkepanjangan : Ifoid, pneumonia, malaria, TB, keganasan, autoimun
� > 21 hari : tanpa sebab jelas : FUO � KarakterisIk demam : Imbul mendadak, perlahan-‐lahan, terus-‐menerus, hilang Imbul, apakah berhubungan dengan waktu (pagi/siang/sore)
kepaniteraan IKA 2014 33
ANAMNESIS ANAK DG KELUHAN DEMAM � Perkembangan demam : menetap, cenderung bertambah berat atau berkurang � Demam konInyu = variasi diurnal <1⁰C � Demam intermiten = variasi >1⁰C s/d suhu N � Demam remiten = variasi >1⁰C di atas suhu N � Demam bifasik
� Terdapat hal-‐hal yang mendahului atau menyertai demam (anoreksia, rasa lelah, ruam, gejala perdarahan, menggigil, nyeri kepala, nyeri perut, meracau, kejang, penurunan kesadaran, dsb)
kepaniteraan IKA 2014 34
ANAMNESIS ANAK DG KELUHAN DEMAM � Apakah keluhan sudah pernah dirasakan sebelumnya, bagaimana intensitasnya, berapa sering interval kambuhnya
� Apakah ada saudara, kerabat serumah yang pernah atau sedang memiliki keluhan serupa
� Apakah ada riwayat kontak dengan hewan (vektor) atau riwayat bepergian ke daerah tertentu, riwayat imunisasi sebelumnya
� Upaya yang telah dilakukan dan bagaimana hasilnya
kepaniteraan IKA 2014 35
CONTOH KASUS � Seorang bayi berusia 16 bulan mengalami demam selama 5 hari, batuk dan sulit makan � Tanda kegawatan dan tanda prioritas/penIng apa saja yang muncul? � Tanda klinis: � Takipnea � Tarikan dinding dada ke dalam
� Tanda kegawatan: � Distres pernapasan berat
� Apakah diagnosisnya? � Pneumonia dan gagal jantung
36 kepaniteraan IKA 2014
CONTOH KASUS � Seorang anak perempuan berusia 3 tahun menderita batuk dan kesulitan bernapas � Tanda kegawatan dan tanda prioritas/penIng apa saja yang muncul? � Tanda klinis: � Tarikan dinding dada ke dalam � Retraksi sternal � Tarikan pada trakea
� Tanda kegawatan: � Distres pernapasan berat
� Apakah diagnosisnya? � Asma
37 kepaniteraan IKA 2014
CONTOH KASUS � Seorang anak laki-‐laki berusia 10 tahun menderita demam selama sehari, muntah dan letargi � Tanda kegawatan dan tanda prioritas/penIng apa saja yang muncul? � Tanda klinis: � Tidak responsif terhadap suara dan sentuhan, Idak sadar, pucat, takipnea, waktu pengisian kapiler lambat, petekie, ruam yg Idak memucat
� Tanda kegawatan: � Koma
� Apakah diagnosisnya? � MeningiIs meningokokal dan sepIkemia
38 kepaniteraan IKA 2014
Many things we need can wait. The child cannot. Now is the Ime his bones are formed, his mind developed.
To him we cannot say tomorrow. His name is TODAY
-‐Gabriela Mistral-‐
Wiyarni Pambudi Departemen Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara 17-‐18 Maret 2014
pengantar kepaniteraan umum ILMU KESEHATAN ANAK
KASUS 1
kepaniteraan IKA 2014 41
� Anak laki-‐laki berusia 5 tahun, BB 20 kg � Anamnesis:
� Keluhan utama : demam + nyeri telan � 2 hari demam Inggi mendadak disertai nyeri telan � Batuk pilek (-‐), pusing, mual muntah 3x/hari isi makanan/minuman
� Nyeri sendi (-‐), binIk merah (-‐), mimisan (-‐) � Sudah berobat ke Puskesmas, diberi penurun panas belum ada perbaikan
Tambahan anamnesis apalagi yang diperlukan?
KASUS 1 � Anamnesis demam
kepaniteraan IKA 2014 42
Data tempat Inggal pasien
• Keluhan utama • Lokasi • Awitan • Kronologis • Kualitas • KuanItas • Gejala penyerta • Faktor pencetus • Faktor yang mempemberat • Riwayat penyakit dahulu • Riwayat penyakit keluarga
daerah endemik?
mendadak/menetap?
remiuent/intermiuen/hecIc fever?
KASUS 1 � Anamnesis tambahan untuk demam:
� Nyeri saat BAK (-‐), sering kencing (-‐), kencing keruh (-‐) � Anamnesis tambahan untuk nyeri telan: � Coryza (-‐), mata merah (-‐) � Ngorok saat Idur, sesak/kesulitan napas (-‐), riwayat imunisasi DPT (?)
� Anamnesis tambahan untuk mual muntah: � Diare (-‐), sakit perut (-‐)
kepaniteraan IKA 2014 43
KASUS 1 � Gejala penyerta à Injauan sistem
� Usia � < 60 hari : Serious Bacterial Infec8on � 2 bulan -‐ 3 tahun : Fever without Source � > 3 tahun : demam dengan fokus infeksi
� Sistem respirasi � Sistem digesIf � Sistem kardiovaskuler � Sistem muskuloskeletal
Pemeriksaan fisik apa yang perlu dicari?
kepaniteraan IKA 2014 44
KASUS 1 � Pemeriksaan fisik
� Keadaan Umum : sadar, kurang akIf, sakit ringan, suhu 38,7°C, denyut nadi 108 x/m, laju napas 28 x/m
� Hidung: discharge (-‐), tonsil: T3-‐T3, faring hiperemi (+), pelebaran pembuluh darah (+), detritus (+), palatal petechie (+), pembesaran KGB leher (-‐)
� Cor: bising (-‐), suara jantung menjauh (-‐) � Pulmo: ronkhi (-‐) � Abdomen: supel, BU (+) normal, haI dan limpa: tak membesar, nyeri tekan (-‐)
� Ekstremitas : t.a.k
Diagnosis banding dan diagnosis kerja? 45
KASUS 1 � Diagnosis banding
� TonsilofaringiIs bakterial � TonsilifaringiIs viral
� Diagnosis kerja � TONSILOFARINGITIS BAKTERIAL
Bagaimana mengarahkan ke infeksi GAS?
o Kriteria Mc Isaac o Kriteria Centor o Kriteria modifikasi
46
Pediatrics 2010;126:e608–e614
KASUS 1 � Kriteria modifikasi
kepaniteraan IKA 2014 47
Step 1 Skoring : § Umur ≥ 60 bulan = 3 § Bacterial signs = 2 § Viral signs = 0 -‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐-‐ Total skor = 4
kepaniteraan IKA 2014 48
A B C
Umur Skor Tanda infeksi bakteri Skor Tanda infeksi virus
Skor
≤ 35 bulan 36-59 bulan ≥ 60 bulan
1 2 3
Pembesaran kelenjar leher Sakit kepala
Petekie di langit-langit mulut Nyeri perut
Onset cepat (<12 jam)
1 1 1 1 1
Konjungtivitis Coryza Diare
1 1 1
Skor total = A + B – C Tanpa pemeriksaan swab tenggorok/RADT • Skor ≤ 2 : terapi simtomatis • Skor ≥ 3 : terapi antibiotik Dengan pemeriksaan RADT • Skor ≤ 2 : terapi simtomatis • Skor 3 + RADT ⊕ : terapi antibiotik • Skor ≥ 4 : terapi antibiotik
KASUS 1
� AnIbioIk: � Amoksisilin 50 mg/kgBB/hari seIap 8 jam selama 10 hari
� Alergi à Eritomisin
kepaniteraan IKA 2014 49
KASUS 2 � Anak perempuan berusia 2 tahun, BB 12 kg � Ax:
� Demam 3 hari tambah Inggi, 2 hari sblm berobat demam (+) Inggi, turun naik
� Batuk berdahak, pilek dengan sekret kental, agak kuning, sesak (-‐)
� BAB cair, frekuensi 2-‐3 kali/hari, mual/muntah (-‐) � Sejak pagi ini demam tambah Inggi, nafsu makan <, muntah (+) 1x, anak tampak lesu
� Sudah ke dokter, diberi penurun panas, obat batuk dan amoksisilin, belum ada perbaikan
kepaniteraan IKA 2014 50
KASUS 2 � PF:
� KU : sadar, kurang akIf, sakit ringan, sesak (-‐), suhu 39,8oC, denyut nadi 108 x/m, laju napas 24 x/m
� KonjungIva Idak hiperemis. � Hidung discharge mucopurulent, tonsil T1-‐T1, faring hiperemi (+), detritus (-‐), telinga dbN
� Leher: pembesaran KGB (-‐) � Jantung: bising (-‐) � Paru: dbN � HaI/limpa: tak membesar, nyeri tekan (-‐) � Ekstremitas: t.a.k
kepaniteraan IKA 2014 51
KASUS 2 � Lab:
� Hb 11,2 g/dL, lekosit 13.600/uL, Ht 38 vol%, trombosit 250.000/uL, hitung jenis 1/1/5/34/57/2
Apa diagnosisnya?
NASOFARINGITIS AKUT
Viral?
Bakterial?
kepaniteraan IKA 2014 52
KASUS 2
kepaniteraan IKA 2014 53
KASUS 2
kepaniteraan IKA 2014 54
Kriteria Centor • Demam > 39°C • Eksudat tonsil • Pembesaran KGB leher • Batuk (-‐)
Temuan: • Demam (+) • Batuk (+) • Pilek (+) • Diare (+)
" Pada IRA karena virus, sekresi: jernih à puIh kental à hijau/ kuning dalam 3 hari
" Warna dan opasitas Idak membedakan dari penyakit bakterial
Hanya 1 yang (+) Suspek infeksi virus
Sekret mukopurulen (?)
KASUS 2 Nilai normal lekosit dan hitung jenis
• IRA atas dapat ditemukan lekositosis dg hitung jenis shiB to the leB • Lekosit saat awal dapat sedikit meningkat tanpa bandemia, diikuI dengan penurunan s/d < 5000/uL setelah 4-‐7 hari pada ± 50% kasus faringiIs viral à limfosit aIpikal, limfositosis atau limfopenia
kepaniteraan IKA 2014 55
Usia Lekosit 103/mm3 Segmen Bands Limfosit Monosit Eosinofil Basofil Limfosit
aOpikal
0-‐3 hari 9.0-‐35.0 32-‐62 10-‐18 19-‐29 5-‐7 0-‐2 0-‐1 0-‐8
1-‐2 mgg 5.0-‐20.0 14-‐34 6-‐14 36-‐45 6-‐10 0-‐2 0-‐1 0-‐8
1-‐6 bln 6.0-‐17.5 13-‐33 4-‐12 41-‐71 4-‐7 0-‐3 0-‐1 0-‐8
7 bln – 2 thn 6.0-‐17.0 15-‐35 5-‐11 45-‐76 3-‐6 0-‐3 0-‐1 0-‐8
2-‐5 thn 5.5-‐15.5 23-‐45 5-‐11 35-‐65 3-‐6 0-‐3 0-‐1 0-‐8
5-‐8 thn 5.0-‐14.5 32-‐54 5-‐11 28-‐48 3-‐6 0-‐3 0-‐1 0-‐8
13-‐18 thn 4.5-‐13.0 34-‐64 5-‐11 25-‐45 3-‐6 0-‐3 0-‐1 0-‐8
KASUS 2 � Apa rencana tatalaksana pasien ini? � Apakah pasien akan diberikan anIbioIk?
� Tatalaksana: � Obat simtomaIs � Observasi tanpa pemberian AB
kepaniteraan IKA 2014 56
Tidak atau tunda meresepkan AB � OMA � Sakit tenggorokan akut/faringiIs
akut/tonsilliIs akut � Common cold/rhinosinusiIs akut � Batuk akut/bronkiIs akut
PerOmbangkan meresepkan AB � OMA bilateral pada anak < 2 tahun � OMA pada anak dengan otorrhoea � Sakit tenggorokan akut/faringiIs
akut/tonsilliIs akut dengan kriteria Centor ≥ 3
Pediatr Clin N Am 56 (2009) 101–117ca 57 kepaniteraan IKA 2014
58
KESIMPULAN � IRA atas:
� Infeksi virus >>> � Infeksi bakteri ±15% GABHS
59
Keep Calm and become
A GREAT DOCTOR
Terapi Cairan pada Anak
kepaniteraan IKA 2014 61
Mengapa kita butuh cairan? � Osmolalitas serum ↑ à ADH � Deplesi volume cairan � SIADH
� Urine � Insensible losses à evaporasi ↑ pada anak � Intrinsic losses à metabolisme ↑ pada anak Dipengaruhi : RR (usia, nyeri, venIlasi), suhu lingkungan, defek kulit bawaan
kepaniteraan IKA 2014 62
Kemana cairan tubuh berkurang?
Distribusi cairan tubuh Cairan tubuh = ECF (5% plasma + 15% intersIsial) + 30-‐40% ICF
kepaniteraan IKA 2014 63
Komposisi cairan tubuh
kepaniteraan IKA 2014 64
Sediaan cairan infus
kepaniteraan IKA 2014 65
Kebutuhan cairan anak �
Jenis terapi cairan � Defisit � Rumatan � Replacement (ongoing losses)
kepaniteraan IKA 2014 66
Case
kepaniteraan IKA 2014 67
Volume cairan tubuh & kadar Hb
kepaniteraan IKA 2014 68
Panduan terapi cairan
kepaniteraan IKA 2014 69
Pemilihan cairan infus
kepaniteraan IKA 2014 70
Dehidrasi
kepaniteraan IKA 2014 71
Dehidrasi
kepaniteraan IKA 2014 72
Komposisi ORS
kepaniteraan IKA 2014 73
Komposisi cairan infus
kepaniteraan IKA 2014 74
KAD
kepaniteraan IKA 2014 75