penegakan hukum di indonesia

36
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan kelembagaan dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi dan masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak, sebagai perantara utama dalam hubungan sosial antar masyarakat terhadap kriminalisasi. Hukum di Indonesia merupakan campuran dari sistem hukum Eropa, hukum agama, dan hukum adat. Sebagian besar sistem yang dianut, baik perdata maupun pidana berbasis pada hukum Eropa, khususnya dari Belanda karena aspek sejarah masa lalu Indonesia yang merupakan wilayah jajahan dengan sebutan Hindia-Belanda (Nederlandsch-Indie). Hukum agama karena sebagian besar masyarakat Indonesia menganut Islam, maka dominasi hukum atau syariat Islam lebih banyak terutama di bidang perkawinan, kekeluargaan, dan warisan. Selain itu, di Indonesia juga berlaku sistem hukum adat yang diserap dalam perundang- undangan atau yurisprudensi, yang merupakan penerusan dari aturan-aturan setempat dari masyarakat dan budaya-budaya yang ada di wilayah nusantara. Namun, apakah hukum di Indonesia berjalan sesuai alurnya? Jawabannya iya, namun tak sedikit yang tidak berjalan sesuai alur. Undang-Undang Dasar 1945 secara tegas menerangkan dalam pasal 1 ayat (3) UUD 1945 perubahan ketiga yang berbunyi “Negara Indonesia adalah Negara hukum”. Artinya, Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang berdasar atas 1

Upload: sriwijaya-university-indonesia

Post on 16-May-2015

70.883 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penegakan Hukum di Indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan

kelembagaan dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi dan

masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak, sebagai perantara utama dalam hubungan

sosial antar masyarakat terhadap kriminalisasi. Hukum di Indonesia merupakan campuran dari

sistem hukum Eropa, hukum agama, dan hukum adat. Sebagian besar sistem yang dianut, baik

perdata maupun pidana berbasis pada hukum Eropa, khususnya dari Belanda karena aspek

sejarah masa lalu Indonesia yang merupakan wilayah jajahan dengan sebutan Hindia-Belanda

(Nederlandsch-Indie). Hukum agama karena sebagian besar masyarakat Indonesia menganut

Islam, maka dominasi hukum atau syariat Islam lebih banyak terutama di bidang perkawinan,

kekeluargaan, dan warisan. Selain itu, di Indonesia juga berlaku sistem hukum adat yang

diserap dalam perundang-undangan atau yurisprudensi, yang merupakan penerusan dari

aturan-aturan setempat dari masyarakat dan budaya-budaya yang ada di wilayah nusantara.

Namun, apakah hukum di Indonesia berjalan sesuai alurnya? Jawabannya iya, namun tak

sedikit yang tidak berjalan sesuai alur.

Undang-Undang Dasar 1945 secara tegas menerangkan dalam pasal 1 ayat (3) UUD

1945 perubahan ketiga yang berbunyi “Negara Indonesia adalah Negara hukum”. Artinya,

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum (rechtsstaat),

tidak berdasar atas kekuasaan (machstaat), dan pemerintah berdasarkan sistem konsitusi

(hukum dasar), bukan absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas). Dan perwujudan hukum

tersebut terdapat dalam UUD 1945 serta peraturan perundangan di bawahnya. Tetapi kenapa

sistem hukum di negeri ini selalu menjadi topik yang tak bosan-bosannya diperbincangkan

dan selalu membuat masalah. Apakah sistem yang berlaku tidak sesuai dengan karakter

bangsa Indonesia? Apakah para pelaku hukum yang tidak mengetahui ganjaran setiap

tindakan penyelewengan yang mereka lakukan? Atau apakah ganjaran dari sistem hukum

tersebut yang kurang tegas untuk mengatasi berbagai macam permasalahan tindak pidana?

Hukum di Indonesia yang bisa kita lihat saat ini bisa dikatakan sebagai hukum yang

carut marut, mengapa? Karena dengan adanya pemberitaan mengenai tindak pidana di

televisi, surat kabar, dan media elektronik lainnya kita dapat mengambil kesimpulan bahwa

hukum di Indonesia carut marut. Banyak sekali kejadian yang menggambarkannya, mulai dari

1

Page 2: Penegakan Hukum di Indonesia

tindak pidana yang diberikan oleh maling sandal hingga maling uang rakyat. Sebenarnya

permasalahan hukum di Indonesia dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya yaitu

sistem peradilannya, perangkat hukumnya, inkonsistensi penegakan hukum, intervensi

kekuasaan, maupun perlindungan hukum.

Hukum Negara ialah aturan bagi Negara itu sendiri, bagaimana suatu Negara

menciptakan keadaan yang relevan, keadaan yang menentramkan kehidupan sosial

masyarakatnya, menghindarkan dari segala bentuk tindak pidana maupun perdata. Namun

tidak di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini, pemberitaan di media masa sungguh

tragis. Bahkan dari Hasil survei terbaru dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI) menyebutkan

bahwa 56,0 persen publik menyatakan tidak puas dengan penegakan hukum di Indonesia,

hanya 29,8 persen menyatakan puas, sedangkan sisanya 14,2 persen tidak menjawab. Sebuah

fenomena yang menggambarkan betapa rendahnya wibawa hukum di mata publik.

Dengan landasan pemikiran ini, penulis akan mencoba memaparkan mengenai hukum,

penegakannya, aspek-aspek yang menjadi subjek dan objeknya, serta penerapannya di tengah

masyarakat yang tidak puas dengan keadaan penegakan hukum di Indonesia sekarang ini.

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dalam perkara ini adalah sebagai berikut.

1. Definisi Negara Indonesia sebagai Negara hukum.

2. Sistem dan penegakan hukum di Indonesia.

3. Penegakan hukum dan dampak yang timbul dari penegakan hukum di Indonesia.

4. Penegakan hukum dan ketidakpuasan masyarakat terhadap penerapannya.

5. Solusi dan cara menghadapai permasalahan dalam penegakan hukum di Indonesia.

C. TUJUAN

Tujuan dalam pembahasan ini adalah interpretasi terhadap rumusan permasalahan ini,

yaitu.

1. Untuk mengetahui defenisi Negara sebagai Negara hukum.

2. Untuk mengetahui sistem penegakan hukum di Indonesia.

3. Untuk mengetahui penegakan hukum dan dampak yang timbul dari penegakan

hukum di Indonesia.

4. Untuk mengetahui penegakan hukum dan ketidakpuasan masyarakat terhadap

penerapannya.

2

Page 3: Penegakan Hukum di Indonesia

5. Untuk mengetahui solusi dan cara menghadapai permasalahan dalam penegakan

hukum di Indonesia.

D. MANFAAT

Adapun manfaat yang diharapkan dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut.

1. Dapat mengetahui dasar-dasar dalam pembentukan hukum Negara Indonesia.

2. Dapat mengetahui sistem penegakan hukum yang berlaku di Indonesia.

3. Dapat mengetahui dampak dalam penegakan hukum di Indonesia.

4. Dapat mengetahui kenapa masyarakat tidak puas dengan penegakan hukum di

Indonesia.

5. Dapat mengetahui dan menilai bagaimana solusi dalam pemecahan permasalahan

hukum di Indonesia.

6. Khusus bagi pemerintahan, memberikan gambaran mengenai sistem penegakan

hukum yang berlaku dalam masyarakat, serta diharapkan dapat menilai, menelaah

dan membuat suatu keputusan dalam pemecahan masalah penegakan hukum

tersebut.

3

Page 4: Penegakan Hukum di Indonesia

BAB II

PEMBAHASAAN

A. DEFINISI NEGARA INDONEISA SEBAGAI NEGARA HUKUM

a. Negara

Sebelum menelaah lebih jauh mengenai definisi Negara sebagai Negara hukum, perlu

diketahui terlebih dahulu istilah-istilah Negara serta aspek yang terdapat di dalamnya. Istilah

Negara terjemahan dari de staat (bahasa Belanda), the state (bahasa Inggris), L’etat (bahasa

Perancis), statum (bahasa Latin), lo stato (bahasa Italia), dan der staat (dalam bahasa Jerman).

Dari sekian banyak istilah yang digunakan untuk Negara, istilah Negara mengandung banyak

arti dari beberapa ahli, yakni sebagai berikut.

Prof. Nasroen

Negara itu adalah suatu bentuk pergaulan hidup dan oleh sebab itu harusjuga ditinjau

secara sosiologis agar dapati dijelaskan dan dipahami.

Aristoteles

Negara (polis) adalah persekutuan dari keluarga dan desa untuk mencapai kehidupan

yang sebaik-baiknya.

Hans Kalsen

Negara adalah suatu susunan pergaulan hidup bersama dengan tata paksa.

Soenarko

Negara ialah suatu organisasi masyarakat yang mempunyai daerah tertentu, tempat

kekuasaan Negara berlaku sepenuhnya sebagai souvereign (kedaulatan).

G. Pringgodigdo, S. H

Negara ialah suatu organisasi kewibawaan yang harus memenuhi persyaratan unsur-

unsur tertentu, yaitu harus ada pemerintahan yang berdaulat, wilayah tertentu, rakyat yang

hidup dengan teratur sehingga merupakan suatu nation (bangsa).

4

Page 5: Penegakan Hukum di Indonesia

M. Solly Lubis, S. H

Negara adalah suatu bentuk pergaulan hidup manusia secara komunitas. Negara itu

mempunyai syarat-syarat tertentu , yaitu mempunyai daerah tertentu, rakyat tertentu, dan

mempunyai pemerintahan.

Fr. Oppenheimer

Bila di suatu masyarakat tertentu terdapat suatu diferensiasi politik (antara pihak yang

memerintah dan pihak yang diperintah) dan seterusnya, maka terdapatlah suatu Negara.

Kesimpulannya, Negara adalah suatu bentuk organisasi yang melakukan pergaulan

(karena adanya perbedaan) tertentu dimana terdapat sistem yang mengaturnya (bersifat

memaksa) dengan unsur-unsur yang di dalamnya untuk mencapai tingkat kehidupan sebaik-

baiknya.

Unsur-unsur terjadinya Negara menurut Oppenheim-Lauterpacht ada tiga unsur

pokok Negara, yaitu adanya rakyat, adanya wilayah atau daerah tertentu, dan pemerintah yang

berdaulat. Unsur ini disebut sebagai unsur konstitutif, artinya jika salah satu unsur tersebut

tidak ada, maka Negara pun tidak ada. Kemudian ada unsur deklaratif (bukan merupakan

unsur yang mutlak) yaitu pengakuan dari Negara lain, artinya jika ada pengakuan dari

Negara-negara lain, menyatakan bahwa Negara baru tersebut diterima sebagai anggota baru

dalam pergaulan antarnegara.

Secara umum suatu organisasi dapat disebut sebaagi Negara apabila memenuhi syarat

atau unsur mutlak dan unsur yang tidak mutlak sebagai pelengkap adanya Negara tersebut.

Tetapi dalam perkembangan sejarah, jelas terlihat ada semacam bentuk kenegaraan yang

mengikatkan diri dengan Negara lain karena alasan tertentu, bahkan ada daerah yang

berpemerintahan sendiri. Oleh karena itu, dapat dibedakan antara bentuk Negara dan bentuk

kenegaraan. Adapun bentuk Negara yang banyak dianut di dunia adalah Negara kesatuan

(unitaris), yaitu Negara yang bersusun tunggal, Negara yang hanya terdiri atas satu Negara,

satu pemerintahan, satu kepala Negara, satu undang-undang dasar negara, dan satu lembaga

legistalif untuk seluruh wilayah negaanya, contohnya Indonesia. Bentuk Negara yang kedua

adalah Negara serikat (federasi), yaitu Negara yang terdiri atas gabungan beberapa Negara

yang semula berdiri sendiri, kemudian bergabung menjadi suatu Negara serikat, sehingga

menjadi Negara bagian yang melepaskan sebagian kekuasaannya kepada Negara serikat,

contoh Negara Amerika Serikat.

5

Page 6: Penegakan Hukum di Indonesia

b. Hukum

Hukum adalah sistem yang terpenting dalam pelaksanaan atas rangkaian kekuasaan

kelembagaan dari bentuk penyalahgunaan kekuasaan dalam bidang politik, ekonomi dan

masyarakat dalam berbagai cara dan bertindak, sebagai perantara utama dalam hubungan

sosial antar masyarakat terhadap kriminalisasi dalam hukum pidana, hukum pidana yang

berupayakan cara negara dapat menuntut pelaku dalam konstitusi hukum menyediakan

kerangka kerja bagi penciptaan hukum, perlindungan hak asasi manusia dan memperluas

kekuasaan politik serta cara perwakilan di mana mereka yang akan dipilih.

Hukum dapat dibagi dalam berbagai bidang,

antara lain hukum pidana/hukum publik, hukum

perdata/hukum pribadi, hukum acara, hukum tata

negara, hukum administrasi negara/hukum tata usaha

negara, hukum internasional, hukum adat, hukum

islam, hukum agraria, hukum bisnis, dan hukum

lingkungan.

Hukum Pidana

Hukum pidana termasuk pada ranah hukum publik. Hukum pidana adalah hukum yang

mengatur hubungan antar subjek hukum dalam hal perbuatan - perbuatan yang diharuskan dan

dilarang oleh peraturan perundang - undangan dan berakibat diterapkannya sanksi berupa

pemidanaan dan/atau denda bagi para pelanggarnya.

Hukum Perdata

Salah satu bidang hukum yang mengatur hubungan-hubungan antara individu-individu

dalam masyarakat dengan saluran tertentu. Hukum perdata disebut juga hukum privat atau

hukum sipil. Salah satu contoh hukum perdata dalam masyarakat adalah jual beli rumah atau

kendaraan.

Hukum Acara

Untuk tegaknya hukum materiil diperlukan hukum acara atau sering juga disebut

hukum formil. Hukum acara merupakan ketentuan yang mengatur bagaimana cara dan siapa

yang berwenang menegakkan hukum materiil dalam hal terjadi pelanggaran terhadap hukum

materiil. Tanpa hukum acara yang jelas dan memadai, maka pihak yang berwenang

menegakkan hukum materiil akan mengalami kesulitan menegakkan hukum materiil. Untuk

menegakkan ketentuan hukum materiil pidana diperlukan hukum acara pidana, untuk hukum

6

Page 7: Penegakan Hukum di Indonesia

materiil perdata, maka ada hukum acara perdata. Sedangkan, untuk hukum materiil tata usaha

negara, diperlukan hukum acara tata usaha negara. Hukum acara pidana harus dikuasai

terutama oleh para polisi, jaksa, advokat, hakim, dan petugas Lembaga Pemasyarakatan.

Sistem hukum yang terdapat di dunia antara lain, Sistem hukum Eropa Kontinental,

Anglo-Saxon (yaitu sistem hukum yang berlaku di Kerajaan Inggris Raya dan negara-negara

persemakmuran atau negara-negara yang terpengaruh oleh Inggris, misalnya Amerika

Serikat), sistem hukum adat/kebiasaan, sistem hukum agama.

c. Indoneisa sebagai Negara Hukum

Landasan Yuridis Negara Hukum Indonesia. Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI) adalah negara yang berdasar atas hukum (rechtsstaat), tidak berdasar atas kekuasaan

(machstaat), dan pemerintah berdasarkan sistem konsitusi (hukum dasar), bukan absolutisme

(kekuasaan yang tidak terbatas). Hal ini tertuang jelas dalam Pasal 1 ayat (3) UUD 1945

perubahan ketiga yang berbunyi, “Negara Indonesia adalah Negara hukum”. Sebagai

konsekuensi dari Pasal 1 ayat (3) Amandemen ketiga Undang-Undang Dasar 1945, tiga

prinsip dasar wajib dijunjung oleh setiap warga Negara yaitu, supremasi hukum, kesetaraan

dihadapan hukum, dan penegakan hukum dengan cara-cara yang tidak bertentangan denagn

hukum.

Perwujudan hukum tersebut terdapat dalam Undang-Undang 1945 serta peraturan

perundang-undangan di bawahnya. Negara bertujuan melindungi segenap bangsa dan seluruh

tumpah darah Indonesia serta turut memajukan kesejahteraan umum dan kecerdasan rakyat.

Negara hukum Indonesia menganut konsep Negara hukum materiil (welfare state), artinya

Negara yang pemerintahannya memiliki keleluasan untuk turut campur tangan dalam urusan

warga dengan dasar bahwa pemerintah ikut bertanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyat.

Negara hukum berkaitan dengan dengan Hak Asasi Manusia (HAM). Sebab, salah

satu ciri dari Negara hukum adalah adanya jaminan atas HAM. Oleh karena itu, Negara

hukum bertanggung jawab atas perlindungan dan penegakan hak asasi para warganya.

Hukum di Indonesia merupakan campuran dari sistem hukum Eropa, hukum agama,

dan hukum adat. Sebagian besar sistem yang dianut, baik perdata maupun pidana berbasis

pada hukum Eropa, khususnya dari Belanda karena aspek sejarah masa lalu Indonesia yang

merupakan wilayah jajahan dengan sebutan Hindia-Belanda (Nederlandsch-Indie). Hukum

agama karena sebagian besar masyarakat Indonesia menganut Islam, maka dominasi hukum

atau syariat Islam lebih banyak terutama di bidang perkawinan, kekeluargaan, dan warisan.

Selain itu, di Indonesia juga berlaku sistem hukum adat yang diserap dalam perundang-

7

Page 8: Penegakan Hukum di Indonesia

undangan atau yurisprudensi, yang merupakan penerusan dari aturan-aturan setempat dari

masyarakat dan budaya-budaya yang ada di wilayah nusantara.

Hukum Pidana Indonesia

Hukum pidana merupakan bagian dari hukum publik. Hukum pidana terbagi menjadi

dua bagian, yaitu hukum pidana materiil dan hukum pidana formil. Hukum pidana materiil

mengatur tentang penentuan tindak pidana, pelaku tindak pidana, dan pidana (sanksi). Di

Indonesia, pengaturan hukum pidana materiil diatur dalam kitab undang-undang hukum

pidana (KUHP). Hukum pidana formil mengatur tentang pelaksanaan hukum pidana materiil.

Di Indonesia, pengaturan hukum pidana formil telah disahkan dengan UU nomor 8 tahun

1981 tentang hukum acara pidana (KUHAP).

Hukum Perdata Indonesia

Hukum perdata disebut pula hukum privat atau hukum sipil sebagai lawan dari hukum

publik. Jika hukum publik mengatur hal-hal yang berkaitan dengan negara serta kepentingan

umum (misalnya politik dan pemilu (hukum tata negara), kegiatan pemerintahan sehari-hari

(hukum administrasi atau tata usaha negara), kejahatan (hukum pidana), maka hukum perdata

mengatur hubungan antara penduduk atau warga negara sehari-hari, seperti misalnya

kedewasaan seseorang, perkawinan, perceraian, kematian, pewarisan, harta benda, kegiatan

usaha dan tindakan-tindakan yang bersifat perdata lainnya.

Hukum perdata di Indonesia didasarkan pada hukum perdata di Belanda, khususnya

hukum perdata Belanda pada masa penjajahan. Bahkan Kitab Undang-undang Hukum Perdata

(dikenal KUHPer.) yang berlaku di Indonesia tidak lain adalah terjemahan yang kurang tepat

dari Burgerlijk Wetboek (atau dikenal dengan BW)yang berlaku di kerajaan Belanda dan

diberlakukan di Indonesia (dan wilayah jajahan Belanda) berdasarkan asas konkordansi.

Untuk Indonesia yang saat itu masih bernama Hindia-Belanda, BW diberlakukan

mulai 1859. Hukum perdata Belanda sendiri disadur dari hukum perdata yang berlaku di

Perancis dengan beberapa penyesuaian.

Buku I tentang Orang: mengatur tentang hukum perseorangan dan hukum keluarga,

yaitu hukum yang mengatur status serta hak dan kewajiban yang dimiliki oleh subyek hukum.

Buku II tentang Kebendaan: mengatur tentang hukum benda, yaitu hukum yang

mengatur hak dan kewajiban yang dimiliki subyek hukum yang berkaitan dengan benda,

antara lain hak-hak kebendaan, waris dan penjaminan.

Buku III tentang Perikatan: mengatur tentang hukum perikatan (atau kadang disebut

juga perjanjian (walaupun istilah ini sesunguhnya mempunyai makna yang berbeda), yaitu

8

Page 9: Penegakan Hukum di Indonesia

hukum yang mengatur tentang hak dan kewajiban antara subyek hukum di bidang perikatan,

antara lain tentang jenis-jenis perikatan (yang terdiri dari perikatan yang timbul dari

(ditetapkan) undang-undang dan perikatan yang timbul dari adanya perjanjian), syarat-syarat

dan tata cara pembuatan suatu perjanjian.

Buku IV tentang Daluarsa dan Pembuktian: mengatur hak dan kewajiban subyek

hukum (khususnya batas atau tenggat waktu) dalam mempergunakan hak-haknya dalam

hukum perdata dan hal-hal yang berkaitan dengan pembuktian.

Hukum Tata Negara

Hukum tata negara adalah hukum yang mengatur tentang negara, yaitu antara lain

dasar pendirian, struktur kelembagaan, pembentukan lembaga-lembaga negara, hubungan

hukum (hak dan kewajiban) antar lembaga negara, wilayah dan warga negara. Hukum tata

negara mengatur mengenai negara dalam keadaan diam artinya bukan mengenai suatu

keadaan nyata dari suatu negara tertentu (sistem pemerintahan, sistem pemilu, dll dari negara

tertentu) tetapi lebih pada negara dalam arti luas. Hukum ini membicarakan negara dalam arti

yang abstrak.

Hukum Tata Usaha (Administrasi) Negara

Hukum tata usaha (administrasi) negara adalah hukum yang mengatur kegiatan

administrasi negara. Yaitu hukum yang mengatur tata pelaksanaan pemerintah dalam

menjalankan tugasnya . hukum administarasi negara memiliki kemiripan dengan hukum tata

negara.kesamaanya terletak dalam hal kebijakan pemerintah ,sedangkan dalam hal perbedaan

hukum tata negara lebih mengacu kepada fungsi konstitusi/hukum dasar yang digunakan oleh

suatu negara dalam hal pengaturan kebijakan pemerintah,untuk hukum administrasi negara

dimana negara dalam "keadaan yang bergerak". Hukum tata usaha negara juga sering disebut

HTN dalam arti sempit.

Hukum Acara Pidana Indonesia

Hukum acara pidana Indonesia adalah hukum yang mengatur tentang tata cara

beracara (berperkara di badan peradilan) dalam lingkup hukum pidana. Hukum acara pidana

di Indonesia diatur dalam UU nomor 8 tahun 1981.

Hukum Acara Perdata Indonesia

Hukum acara perdata Indonesia adalah hukum yang mengatur tentang tata cara

beracara (berperkara di badan peradilan) dalam lingkup hukum perdata. Dalam hukum acara

9

Page 10: Penegakan Hukum di Indonesia

perdata, dapat dilihat dalam berbagai peraturan Belanda dulu (misalnya; Het Herziene

Inlandsh Reglement/HIR, RBG, RB,RO).

Hukum antar Tata Hukum

Hukum antar tata hukum adalah hukum yang mengatur hubungan antara dua golongan

atau lebih yang tunduk pada ketentuan hukum yang berbeda.

Hukum Adat di Indonesia

Hukum adat adalah seperangkat norma dan aturan adat yang berlaku di suatu wilayah.

Hukum Islam di Indonesia

Hukum Islam di Indonesia belum bisa ditegakkan secara menyeluruh, karena belum

adanya dukungan yang penuh dari segenap lapisan masyarakat secara demokratis baik melalui

pemilu atau referendum maupun amandemen terhadap UUD 1945 secara tegas dan konsisten.

Aceh merupakan satu-satunya provinsi yang banyak menerapkan hukum Islam melalui

Pengadilan Agama, sesuai pasal 15 ayat 2 Undang-Undang RI No. 4 Tahun 2004 Tentang

Kekuasaan Kehakiman yaitu : Peradilan Syariah Islam di Provinsi Nanggroe Aceh

Darrussalam merupakan pengadilan khusus dalam lingkungan peradilan agama sepanjang

kewenangannya menyangkut kewenangan peradilan agama, dan merupakan pengadilan

khusus dalam lingkungan peradilan umum sepanjang kewenangannya menyangkut

kewenangan peradilan umum.

B. SISTEM PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA

a. Sistem

Kata “sistem” dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia mengandung arti susunan

kesatuan-kesatuan yang masing-masing tidak berdiri sendiri, tetapi berfungsi membentuk

kesatuan secara keseluruhan. Sistem adalah kesatuan yang utuh dari suatu rangkaian, yang

kait-mengait satu sama lain.

Menurut Prof. Sumantri, sistem adalah sekelompok bagian yang bekerja bersama-

sama untuk melakukan sesuatu maksud. Apabila salah satubagian rusak atau tidak dapat

menjalankan tugasnya, maka maksud yang hendak dicapai tidak akan terpenuhi, atau setidak-

tidaknya sistem yang telah terwujud akan mendapat gangguan. Unsur-unsur dalam sistem

mencakup antara lain:

1. Seperangkat komponen, elemen, dan bagian

2. Saling berkaitan dan bergantung

10

Page 11: Penegakan Hukum di Indonesia

3. Kesatuan yang terintegrasi

4. Memiliki peranan dan tujuan tertentu

5. Interaksi antarsistem membentuk sistem lain yang lebih besar.

Sistem hukum adalah satu kesatuan hukum yang berlaku pada suatu Negara tertentu

yang dipatuhi dan ditaati oleh setiap warganya.

b. Penegakan Hukum di Indonesia

Operasionalisasi dari konsep Negara hukum Indonesia dituangkan dalam konstitutsi

Negara, yaitu UUD 1945. UUD 1945 merupakan hukum dasar Negara yang menempati posisi

sebagai hukum Negara tertinggi dalam tertib hukum (legal order) Indonesia. Di bawah UUD

1945 terdapat berbagai aturan hukum/perundang-undangan yang bersumber berdasarkan pada

UUD 1945.

Legal order merupakan satu kesatuan sistem hukum yan tersusun secara tertib di

Indonesia dituangkan dalam ketetapan MPR No. III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan

Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan.

Dalam ketetapan tersebut dinyatakan bahwa yang dimaksud sumber hukum adalah

sumber yang dijadikan bahan untuk penyusunan perundang-undangan. Sumber hukum terdiri

atas sumber hukum tertulis dan tidak tertulis. Sumber hukum dasar nasional adalah Pancasila

sebagaimana yang tertulis dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945, yaitu Ketuhanan

Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan

Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan,

serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan batang

tubuh Undang-Undang Dasar 1945.

Adapun tata urutan perundangan adalah sebagai berikut.

1. Undang-Undang Dasar 1945

2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia

3. Undang-Undang

4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

5. Peraturan Pemerintah;

1. Keputusan Presiden

2. Peraturan Daerah.

Saat ini tidak mudah untuk memaparkan kondisi hukum di Indonesia tanpa adanya

keprihatinan yang mendalam mendengar ratapan masyarakat yang terluka oleh hukum, dan

kemarahan masyarakat pada mereka yang memanfaatkan hukum untuk mencapai tujuan

11

Page 12: Penegakan Hukum di Indonesia

mereka tanpa menggunakan hati nurani. Dunia hukum di Indonesia tengah mendapat sorotan

yang amat tajam dari seluruh lapisan masyarakat, baik dari dalam negri maupun luar negri.

Dari sekian banyak bidang hukum, dapat dikatakan bahwa hukum pidana menempati

peringkat pertama yang bukan saja mendapat sorotan tetapi juga celaan yang luar biasa

dibandingkan dengan bidang hukum lainnya. Bidang hukum pidana merupakan bidang hukum

yang paling mudah untuk dijadikan indikator apakah reformasi hukum yang dijalankan di

Indonesia sudah berjalan dengan baik atau belum. Hukum pidana bukan hanya berbicara

tentang putusan pengadilan atas penanganan perkara pidana, tetapi juga meliputi semua

proses dan sistem peradilan pidana. Proses peradilan berawal dari penyelidikan yang

dilakukan pihak kepolisian dan berpuncak pada penjatuhan pidana dan selanjutnya diakhiri

dengan pelaksanaan hukuman itu sendiri oleh lembaga pemasyarakatan. Semua proses pidana

itulah yang saat ini banyak mendapat sorotan dari masyarakat karena kinerjanya, atau perilaku

aparatnya yang jauh dari kebaikan.

Corak hukum yang sebagian besar telah bobrok oleh pelaku yang hanya

mementingkan pribadi atau kelompok. Walaupun ada kebaikan-kebaikan serta berjalannya

hukum sesuai alur, namun itu hanya sebagian kecil dari kerusakan sistem yang berlaku

sekarang.

Hukum di Negara kita ini dapat diselewengkan atau disuap dengan mudahnya, dengan

inkonsistensi hukum di Indonesia, seperti pemberian hukuman kepada para pejabat Negara

yang menyalahi aturan hukum, misalnya saat terkena tilang polisi lalu lintas, ada beberapa

oknum polisi yang mau bahkan terkadang minta disuap agar kasus ini tidak diperpanjang,

polisinya pun mendapatkan keuntungan materi dengan cepat namun salah tempat. Ini

merupakan contoh-contoh dalam lingkungan terdekat kita. Masih banyak kasus-kasus yang

dapat dijadikan contoh dari penyelewengan hukum di Indonesia.

Kita dapat mengambil beberapa contoh tentang salahnya penegakan hukum di

Indonesia Saat seseorang mencuri sandal misalnya, seperti yang pernah diberitakan belum

12

Page 13: Penegakan Hukum di Indonesia

lama ini, ia disidang dan didenda hanya karena mencuri sandal seorang briptu yang harganya

bisa dibilang murah, sedangkan para koruptor di Indonesia bisa dengan leluasa merajalela,

menikmati tanpa dosa, karena mereka memandang rendah hukum yang ada di Indonesia.

Karena kenyataannya memang lebih banyak benarnya, kita ambil contoh Arthalyta Suryani,

dia menempati rutan dengan sarana eksklusif, bisa dikatakan eksklusif, sampai-sampai ada

ruang untuk berkaraoke, ini juga bisa dijadikan sebagai pembelian hukum di Indonesia.

Kasus korupsi dinilai sebagai penyakit yang sangat kronis, meski Pemerintah Susilo

Bambang Yodhoyono-Budiono berjanji tidak pandang bulu dalam penegakan supremasi

hukum di Indonesia. Pada kenyataan tidak sejalan dengan harapan kita semua, banyak kasus

korupsi yang dalam pengusutannya tidak mampu menguak fakta apalagi menangkap dalang

intelektualnya. Banyak oknum penegak hukum yang ikut terlibat dalam pusaran kasus

korupsi, sehingga tidak dapat ditangkap dan diadili sesuai hukum.

Kejadian diatas merupakan segelintir masalah penegakan hukum yang bersarang di

Indonesia dan merupakan salah satu contoh dari sekian banyak kasus-kasus penegakan hukum

yang semakin semrawut. Walaupun tak semua penegakan hukum di Indonesia ini semuanya

berbau negatif, namun sebagian besar semuanya mengarah kea rah sana. Tidak jujur jika

semua penegakan hukum di Indonesia baik dan tidak jujur pula bila semua penegakan hukum

di Indonesia buruk. Pernyataan dari Presiden Susilo Bambang Yodhoyono.

C. DAMPAK DALAM PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA

Penyelewengan atau inkonsistensi di Indonesia berlangsung lama bertahun-tahun

hingga sekarang, sehingga bagi masyarakat Indonesia ini merupakan rahasia umum, hukum

yang dibuat berbeda dengan hukum yang dijalankan, contoh paling dekat dengan lingkungan

adalah, penilangan penegemudi kendaraan yang melanggar tata tertib lalu lintas. Mereka yang

melanggar tata tertib lalu lintas tidak jarang

ingin berdamai di tempat atau menyelewengkan

hukum, kemudian seharusnya aparat yang

menegakkan hukum tersebut dapat menangi

secara hukum yang berlaku di Indonesia, namun

tidak jarang penegak hukum tersebut justru

mengambil kesempatan yang tidak terpuji itu

untuk menambah pundi-pundi uangnya.

Oleh karena itu, akibat-akibat yang ditimbulkan dari masalah penyelewengan hukum

tersebut diantaranya, yaitu:

13

Page 14: Penegakan Hukum di Indonesia

1. Ketidakpercayaan masyarakat pada hukum

Masyarakat berependapat hukum banyak merugikan mereka, terlebih lagi

soal materi sehingga mereka berusaha untuk menghindarinya. Karena mereka

percaya bahwa uanglah yang berbicara, dan dapat meringankan hukuman mereka,

fakta-fakta yang ada diputar balikan dengan materi yang siap diberikan untuk

penegak hukum. Kasus-kasus korupsi di Indonesia tidak terselesaikan secara

tuntas karena para petinggi Negara yang terlibat di dalamnya mempermainkan

hukum dengan menyuap sana sini agar kasus ini tidak terungkap, akibatnya

kepercayaan masayarakatpun pudar.

2. Penyelesaian konflik dengan kekerasan

Penyelesaian konflik dengan kekerasan contohnya ialah pencuri ayam

yang dipukuli warga, pencuri sandal yang dihakimi warga. Konflik yang terjadi di

sekelompok masyarakat di Indonesia banyak yang diselesaikan dengan kekerasan,

seperti kasus tawuran antar pelajar, tawuran antar suku yang memperebutkan

wilayah, atau ada salah satu suku yang tersakiti sehingga dibalas degan kekerasan.

Mereka tidak mengindahkan peraturan-peraturan kepemerintahan, dengan

masalah secara geografis, mereka. Ini membuktikan masayarakat Indonesia yang

tidak tertib hukum, seharusnya masalah seperti maling sandal atau ayam dapat

ditangani oleh pihak yang yang berwajib, bukan dihakimi secara seenakanya,

bahkan dapat menghilangkan nyawa seseorang.

3. Pemanfaatan Inkonsistensi Penegakan Hukum untuk Kepentingan Pribadi

Dari beberapa kasus di Indonesia, banyak warga Negara Indonesia yang

memanfaatkan inkonsistensi penegakan hukum untuk kepentingan pribadi.

Contohnya ialah pengacara yang menyuap polisi ataupun hakim untuk

meringankan terdakwa, sedangkan polisi dan hakim yang seharusnya bisa menjadi

penengah bagi kedua belah pihak yang sedang terlibat kasus hukum bisa jadi lebih

condong pada banayknya materi yang diberikan oleh salah satu pihak yang sedang

terlibat dalam kasus hukum tersebut.

4. Penggunaan Tekanan Asing dalam Proses Peradilan

Dalam hal ini kita dapat mengambil contoh pengrusakan lingkungan yang

diakibatkan oleh suatu perusahaan asing yang membuka usahanya di Indonesia,

mereka akan minta bantuan dari negaranya untuk melakukan upaya pendekatan

kepada Indonesia, agar mereka tidak mendapatkan hukuman yang berat, atau

dicabut izin memproduksinya di Indonesia.

14

Page 15: Penegakan Hukum di Indonesia

D. KETIDAKPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PENEGAKAN HUKUM DI

INDONESIA

Ketidakpuasan masyarakat terhadap penegakan hukum di Indonesia ini merupakan

fakta dan data yang ditunjukkan dari hasil survei terhadap masyarakat oleh Lembaga Survei

Indonesia (LSI) yang menyebutkan bahwa 56,0 persen publik menyatakan tidak puas dengan

penegakan hukum di Indonesia, hanya 29,8 persen menyatakan puas, sedangkan sisanya 14,2

persen tidak menjawab. Mereka yang tak puas terhadap penegakan hukum di Indonesia

merata di semua segmen. Mereka yang tinggal di kota maupun desa, berpendidikan tinggi

maupun rendah, mereka yang berasal dari ekonomi atas maupun ekonomi bawah.

Namun demikian, mereka yang tinggal di desa, berasal dari ekonomi bawah, dan

berpendidikan rendah lebih tak puas jika dibandingkan dengan mereka yang berada di kota

dan berpendidikan tinggi. Hal ini disebabkan karena mereka yang berada di desa dan

kelompok ekonomi bawah lebih sering menghadapi kenyataan merasa diperlakukan tidak adil

jika berhadapan dengan aparat hukum. Ketidakpuasaan responden terhadap penegakan hukum

di Indonesia cenderung meningkat dari tahun ke tahun yaitu 37,4 persen (Survei LSI Januari

2010), sebesar 41,2 persen (Oktober 2010), sebesar 50,3 persen (September 2011), sebesar

50,3 persen (Oktober 2012), dan terakhir 56,6 persen (April 2013).

Uraian di atas menunjukkan betapa rusaknya hukum di Indonesia. Mungkin yang tidak

mendapat sorotan adalah lembaga pemasyarakatan karena tidak banyak orang yang

mengamatinya. Tetapi lembaga ini sebenarnya juga tidak dapat dikatakan sempurna. Lembaga

yang seharusnya berperan dalam memulihkan sifat para warga binaan (terpidana) ternyata

tidak dapat menjalankan tugasnya dengan baik. Jumlah narapidana yang melebihi dua kali

lipat dari kapasitasnya menjadikan nasib narapidana juga semakin buruk. Mereka tidak

tambah sadar, tetapi justru belajar melakukan tindak pidana baru setelah berkenalan dengan

narapidana lainnya. Tentunya ini jauh dari konsep pemidanaan yang sesungguhnya bertujuan

untuk merehabilitasi terpidana. Bahkan fakta yang ada hari ini, beberapa narapidana dengan

leluasanya membuat “aturan” sendiri dengan merubah hotel prodeo tersebut menjadi hotel bak

bintang lima.

E. MENGATASI PERMASALAHAN PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA

Keprihatinan yang mendalam tentunya melihat reformasi hukum yang masih berjalan

lambat dan belum memberikan rasa keadilan bagi masyarakat. Tidaklah berlebihan jika

dikatakan bahwa pada dasarnya apa yang terjadi akhir-akhir ini merupakan ketiadaan keadilan

yang dipersepsi masyarakat (the absence of justice). Ketiadaan keadilan ini merupakan akibat

15

Page 16: Penegakan Hukum di Indonesia

dari pengabaian hukum (diregardling the law), ketidakhormatan pada hukum (disrespecting

the law), ketidakpercayaan pada hukum (distrusting the law) serta adanya penyalahgunaan

hukum (misuse of the law). Sejumlah masalah yang layak dicatat berkenaan dengan bidang

hukum antara lain:

1. Sistem peradilan yang dipandang kurang independen dan imparsial

2. Belum memadainya perangkat hukum yang mencerminkan keadilan sosial

3. Inkonsistensi dalam penegakan hukum

4. Masih adanya intervensi terhadap hukum

5. Lemahnya perlindungan hukum terhadap masyarakat

6. Rendahnya kontrol secara komprehensif terhadap penegakan hukum

7. Belum meratanya tingkat keprofesionalan para penegak hukum

8. Proses pembentukan hukum yang lebih merupakan power game yang mengacu

pada kepentingan the powerfull daripada the needy.

Konsep Reformasi Hukum Setelah melihat kondisi hukum yang terpuruk tersebut

maka tidak ada kata lain selain terus mengedepankan reformasi hukum yang telah digagas

oleh bangsa ini. Kegiatan reformasi Hukum perlu dilakukan dalam rangka mencapai

supremasi hukum yang berkeadilan. Beberapa konsep yang perlu diwujudkan antara lain:

Penggunaan hukum yang berkeadilan sebagai landasan pengambilan keputusan oleh

aparatur negara.

1. Adanya lembaga pengadilan yang independen, bebas dan tidak memihak.

2. Aparatur penegak hukum yang professional

3. Penegakan hukum yang berdasarkan prinsip keadilan

4. Pemajuan dan perlindungan HAM

5. Partisipasi publik

6. Mekanisme control yang efektif.

Pada dasarnya reformasi hukum harus menyentuh tiga komponen hukum yang

disampaikan oleh Lawrence Friedman yang meliputi:

16

Page 17: Penegakan Hukum di Indonesia

1. Struktur Hukum, dalam pengertian bahwa strukstur hukum merupakan pranata

hukum yang menopang sistem hukum itu sendiri, yang terdiri atas bentuk hukum,

lembaga-lembaga hukum, perangkat hukum, dan proses serta kinerja mereka.

2. Substansi Hukum, dimana merupakan isi dari hukum itu sendiri, artinya isi hukum

tersebut harus merupakan sesuatu yang bertujuan untukmenciptakan keadilan dan

dapat diterapkan dalam masyarakat.

3. Budaya Hukum, hal ini terkait dengan profesionalisme para penegak hukum dalam

menjalankan tugasnya, dan tentunya kesadaran masyarakat dalam menaati hukum

itu sendiri.

Kiranya dalam rangka melakukan reformasi hukum tersebut ada beberapa hal yang

harus dilakukan antara lain:

1. Penataan kembali struktur dan lembaga-lembaga hukum yang ada termasuk

sumber daya manusianya yang berkualitas

2. Perumusan kembali hukum yang berkeadilan

3. Peningkatan penegakkan hukum dengan menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran

hukum

4. Pengikutsertaan rakyat dalam penegakkan hukum

5. Pendidikan publik untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap hukum,

dan

6. Penerapan konsep Good Governance (Pemerintahan yang baik).

Ada berbagai macam cara untuk mengatasi masalah penegakan hukum di Indonesia,

yaitu :

1. Didalam rangka penyusunan dan penyempurnaan peraturan perundang-undangan

agar lebih memperhatikan rasa keadilan pada masyarakat dan kepentingan nasional

sehingga mendorong adanya kesadaran hukum masyarakat untuk mematuhinya.

2. Penegak hukum seharusnya berjalan tidak semata melihat fakta, tapi menimbang

serta melihat latar belakang peristiwa, alasan terjadinya kejadian, unsur

kemanusiaan dan juga menimbang rasa keadilan dalam memberikan keputusan.

Hakim diwajibkan mencari dan menemukan kebenaran materil yang menyangkut

nilai-nilai keadilan yang harus diwujudkan dalam peradilan pidana. Namun

demikian, hakikat tugas hakim itu sendiri memang seharusnya mencari dan

menemukan kebenaran materil untuk mewujudkan keadilan materiil. Dengan ini

diharapkan tidak ada keputusan yang kontroversial dan memberikan keputusan

yang seadil-adilnya sehigga yang terjadi pada nenek minah tidak terjadi lagi.

17

Page 18: Penegakan Hukum di Indonesia

3. Hukum seharusnya tidak ditegakkan dalam bentuknya yang paling kaku, arogan,

hitam putih. Tapi harus berdasarkan rasa keadilan yang tinggi, tidak hanya

mengikuti hukum dalam konteks perundang-undangan hitam putih semata. Karena

hukum yang ditegakkan yang hanya berdasarkan konteks hitam putih belaka hanya

akan menghasilkan putusan-putusan yang kontoversial dan tidak memenuhi rasa

keadilan yang sebenarnya.

4. Hakim sebagai pemberi putusan seharusnya tidak menjadi corong undang-undang

yang hanya mengikuti peraturan perundang-undangan semata tanpa

memperdulikan rasa keadilan. Tapi hakim seharusnya mengikuti perundang-

undangan dengan mementingkan rasa keadilan yang seadil-adilnya. Sehingga

keputusannya dapat memenuhi rasa keadilan yang sebenarnya.

5. Komisi Yudisial sebagai komisi yang dibentuk untuk mengawasi perilaku hakiki

seharusnya memberi peringatan dan sanksi yang tegas kepada hakim yang

memberikan putusan yang kontroversial dan tidak memenuhi rasa keadilan, juga

yang melanggar kode etik.

6. Meningkatkan pembinaan integritas, kemampuan atau ketrampilan dan ketertiban

serta kesadaran hukum dari pelaksana penegak hukum tentang tugas dan

tanggungjawabnya. Dalam melaksanakan tugasnya penegak hukum benar-benar

melaksanakan asas persamaan hak di dalam hukum bagi setiap anggota

masyarakat.

7. Mencukupi kebutuhan personal, sarana dan prasarana untuk pelaksanaan

penegakan hukum. Meningkatkan kesejahteraan penegak hukum. Sehingga tidak

ada hakim yang terlibat kasus korupsi.

8. Memberikan pendidikan dan penyuluhan hukum baik formal maupun informal

secara berkesinambungan kepada masyarakat tentang pentingnya penegakan

hukum diIndonesiasehingga masyarakat sadar hukum dan menaati peraturan yang

berlaku.

9. Menyediakan bantuan hukum bagi si miskin dan buta hukum.

Melaksanakan asas proses yang tepat, cepat dan biaya ringan di semua tingkat

peradilan.

10. Pemberian sanksi yang tegas kepada aparat penegak hukum yang tidak

menjalankan tugas dengan semestinya.

11. Harus ada reformasi institusional didalam tubuh lembaga penegak hukum. Bukan

hanya reformasi didalam tubuh Polri dan KejaksaanRItapi juga pada lembaga

penegak hukum lain Komisi Pemberantasan Korupsi ( KPK ) dan Lembaga

18

Page 19: Penegakan Hukum di Indonesia

Perlindungan Saksi dan korban ( LPSK ). Hal ini dikarenakan carut-marutnya

hukum yang ada di Indonesiajuga disebabkan karena adanya oknum-oknum yang

tidak bertanggungjawab didalam tubuh lembaga penegak hukum. Kejaksaan sudah

mencanangkan adanya pembaruan didalam tubuh Kejaksaan yakni terkait tentang

perekrutan jaksa, kode perilaku, standar minimum profesi, dan pengawasan sanksi

disiplin. Selain itu saat Kejaksaan juga merencanakan pemangkasan tiga ribu

jabatan jaksa, pengektifan peran pengawasan dan pembinaan, bidang intelejen

ditugasi mencegah perbuatan tercela jaksa, pemberian reward and punishment.

Kepolisian juga telah merencakan meminta setiap jajaran merancang target dalam

waktu tertentu, mengadakan kontrak kerja dan pakta integritas, mengevaluasi

secara rutin kinerja jajaran, transparansi sistem rekrutmen anggota polisi dan

proses pelayanan administarasi.

12. Adanya penghargaan bagi jaksa dan hakim berprestasi yang memberikan

terobosan-terobosan dalam penegakan hukum diIndonesia. Dengan adanya

penghargaan ini diharapkan setiap jaksa maupun hakim berlomba untuk

memberikan terobosan yang bermanfaat bagi penegakan hukum diIndonesia.

13. Perlunya Kapolri dan Jaksa Agung yang berwibawa, yang mempunyai kredibilitas

tinggi.

Selain pencegahan, pengejaran (dalam contoh kasus) dan pengusutan kasus-kasus

korupsi, pemerintah harus terus berusaha mengejar aset dan memulihkan kerugian negara.

Disamping itu, pemerintah juga harus tetap melanjutkan upaya serupa untuk mengatasi aksi

terorisme dan bahaya lainnya yang dapat memecahbelah keutuhan NKRI serta mencegah

berkembangnya radikalisme dan juga meningkatkan pemberantasan segala kegiatan ilegal,

mulai dari penebangan liar (illegal Logging), penangkapan ikan liar (illegal fishing) hingga

penambangan liar (illegal mining), baik yang lokal maupun yang transnasional. Dari semua

itu kiranya korupsi yang akan menjadi sebuah bahaya laten harus menjadi prioritas utama

untuk diberantas. Melihat kenyataan, bahwa penegakan hukum di Indonesia tidak akan

mengalami kemajuan yang begitu pesat, tetapi kemajuan itu akan tetap ada. Hal ini terlihat

dari komitmen pemerintah untuk mewujudkan penegakkan hukum dengan didukung oleh

aparat penegak hukum lainnya. Kasus mafia peradilan yang akhir-akhir ini banyak disorot

masyarakat akan menjadikan penegak hukum lebih berhati-hati dalam menjalankan tugasnya.

Meskipun saat ini kepercayaan masyarakat terhadap aparat penegak hukum masih

sangat rendah. Keberanian lembaga-lembaga hukum bangsa ini akan menjadi titik cerah bagi

penegakan hukum. Namun selain itu kesadaran masyarakat dalam menaati hukum akan

19

Page 20: Penegakan Hukum di Indonesia

menjadi hal yang mempengaruhi penegakkan hukum di Indonesia. Karena lemahnya

penegakan hukum selama ini juga akibat masyarakat yang kurang menaati hukum.

20

Page 21: Penegakan Hukum di Indonesia

BAB III

PENUTUPAN

A. KESIMPULAN

Masalah penegakan hukum di Indonesia merupakan masalah yang sangat serius dan

akan terus berkembang jika unsur di dalam sistem itu sendiri tidak ada perubahan, tidak ada

reformasi di bidang itu sendiri. Karakter bangsa Indonesia yang kurang baik merupakan aktor

utama dari segala ketidaksesuaian pelaksanaan hukum di negari ini. Perlu ditekankan sekali

lagi, walaupun tidak semua penegakan hukum di Indonesia tidak semuanya buruk, namun

keburukan penegakan ini seakan menutupi segala keselaran hukum yang berjalan di mata

masyarakat. Begitu banyak kasus-kasus hukum yang silih berganti dalam kurun waktu relatif

singkat, bahkan bersamaan kejadiaannya. Perlu ada reformasi yang sebenarnya, karena

permasalahan hukum ini merupakan permasalahan dasar suatu Negara, bagaimana masyarakat

bisa terjamin keamanannya atau bagaimana masyarakat bisa merasakan keadilan yang

sebenarnya, hukum lah yang mengatur semua itu, dan perlu digaris-bawahi bahwa hukum

sebanarnya telah sesuai dengan kehidupan masyarakat, tetapi pihak-pihak yang ingin

mengambil keuntungan baik pribadi maupun kelompok merupakan penggagas segala

kebobrokan hukum di negeri ini.

Perlu banyak evaluasi-evaluasi yang harus dilakukan, harus ada penindaklanjutan

yang jelas mengenai penyelewengan hukum yang kian hari kian menjadi. Perlu ada ketegasan

tersendiri dan kesadaran yang hierarki dari individu atau kelompok yang terlibat di dalamnya.

Perlu ditanamkan mental yang kuat, sikap malu dan pendirian iman dan takwa yang sejak

kecil harus diberikan kepada kader-kader pemimpin dan pelaksana aparatur Negara atau

pihak-pihak berkepentingan lainnya. Karena baik untuk hukum Indonesia, baik pula untuk

bangsanya dan buruk untuk hukum di negeri ini, buruk pula konsekuensi yang akan diterima

oleh masayarakat dan Negara.

Jadi, penerapan dalam pasal 1 ayat (3) UUD 1945 perubahan ketiga yang berbunyi

“Negara Indonesia adalah Negara hukum”, harus dilaksanakan, karena sudah demikian

ketetapan itu berlaku. Merupakan karekteristik yang harus tertanam dalam diri pribadi

ataupun kelompok kepentingan. Kita harus malu dengan Undang-Undang tersebut, harus

malu dengan pendiri bangsa yang rela menumpahkan darah demi memperjuangkan

kemerdekaan Indonesia, kita harus menghargai semua perjuangan itu dengan hal yang tidak

dapat membuat negeri ini malu di mata masyarakat ini sendiri bahkan dunia luar. Bangsa yang

besar tidak hanya berdasarkan luasan wilayahnya ataupun betapa banyaknya jumlah

penduduk, tetapi dengan menghargai perjuangan para pahlawan terdahulu dengan

21

Page 22: Penegakan Hukum di Indonesia

menjalankan ketentuan hukum yang berlaku demi terciptanya keamanan, ketentraman dan

kesejahteraan masyarakat.

B. KRITIK DAN SARAN

Kritik dan saran sangat kami harapkan dalam makalah ini, segala kekurangan yang ada

dalam makalah ini mungkin karena kelalaian atau ketidaktahuan kami dalam penyusunannya.

Segala hal yang tidak relevan, kekurangan dalam pengetikan atau bahkan ketidakjelasan

dalam makalah ini merupakan proses kami dalam memperlajari bidang studi ini dan

diharapkan kami yang menulis ataupun bagi pembaca dapat mengambil manfaat dari makalah

ini.

22

Page 23: Penegakan Hukum di Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Budiyanto. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Erlangga

Hanafi, A. Hafizar, dkk. 1997. Tata Negara. Jakarta: Yudhistira

Winarno. Pendidikan Kewarganegaraan

Anonim. 2013. Penegakan Hukum di Indonesia. Diakses pada tanggal 19 April 2013 dalam

(http://rahayusimanungkalit.blogspot.com/2012/03/penegakan-hukum-di-Indonesia.-

html)

Anonim. 2013. Penegakan Hukum di Indonesia Sangat Memprihatinkan. Diakses pada

tanggal 19 April 2013 dalam (http://news.okezone.com/read/2013/04/10/339/789007/-

penegakan-hukum-di-indonesia-sangat-memprihatinkan)

Anonim. 2013. Hukum. Diakses pada tanggal 19 April 2013 dalam (http://id.wikipedia.org/-

wiki/Hukum)

Anonim. 2013. Hukum Indonesia. Diakses pada tanggal 19 April 2013 dalam

(http://id.wikipedia.org/wiki/Hukum_Indonesia)

Anonim. 2013. Masalah Penegakan Hukum di Indonesia. Diakses pada tanggal 19 April 2013

dalam (http://ervinanana.blogspot.com/2012/03/masalah-penegakan-hukum-di-indone-

sia.html)

Anonim. 2013. Mengatasi Masalah Penegakan Hukum di Indonesia. Diakses pada tanggal 19

April 2013 dalam (http://justiceinmanyrooms.wordpress.com/2012/02/10/mengatasi-

masalah-penegakan-hukum-di-indonesia/)

Anonim. 2013. Wajah Hukum Indonesia. Diakses pada tanggal 19 April 2013 dalam

(http://sindycateichal.blogspot.com/2012/05/wajah-hukum-indonesia.html)

Anonim. 2013. Foto-Kegiatan/Law. Diakses pada tanggal 19 April 2013 dalam

(http://hukum.pasuruankota.go.id/wp-content/gallery/foto-kegiatan/law.jpg)

23