pemerikaan penunjang&terapi katarak
TRANSCRIPT
Pemerikaan Penunjang
1. Pemeriksaan visus
Bergantung dari lokasi dan stadium maturasi katarak, visus dapat berkisar dari 6/9
sampai hanya dapat melihat persepsi cahaya saja.
2. Pemeriksaan penyinaran miring (Oblique illumination examination) Pemeriksaan
ini untuk melihat warna lensa di sekitar pupil yang dapat bervariasi pada berbagai
macam katarak.
3. Iris shadow test
Tujuan tes bayangan adalah untuk mengetahui derajat kekeruhan lensa. Dasar
pemeriksaan adalah makin sedikit lensa keruh pada bagian posterior maka makin
besar bayangan iris pada lensa yang keruh tersebut, sedang makin tebal kekeruhan
lensa makin kecil bayangan iris pada lensa.
Bila bayangan iris pada lensa terlihat besar dan letaknya jauh terhadap pupil
berarti lensa belum kerih seluruhnya (belum sampai ke depan) ; ini terjadi pada
katarak imatur, keadaan ini disebut shadow test (+).
Apabila bayangan iris pada lensa kecil dan dekat terdapat pupil berarti lensa
sudah keruh seluruhnya (sampai pada kapsul anterior) terdapat pada katarak
matur, keadaan ini disebut shadow test (-).
Bila katarak hipermatur, lensa sudah keruh seluruhnya, mengecil serta terletak
jauh di belakang pupil, sehingga bayangan iris pada lensa besar dan keadaan ini
disebut pseudopositif.
Penatalaksanaan
1. Pengobatan non-bedah
a. Pengobatan penyebab dari katarak
Pengobatan penyebab dari katarak sangat penting dilakukan untuk menghentikan atau
memperlambat perjalanan penyakit katarak sehingga proses pembedahan dapat ditunda.
Mengobati dan mengkontrol Diabetes Mellitus.
Penghentian pemakaian obat-obatan yang bersifat kataraktogenik seperti
kortikosteroid, phenothiazine, dan miotics.
b. Meningkatan kemampuan penglihatan pada penderita katarak imatur dan katarak insipien
Pengaturan pencahayaan. Pada pasien dengan kekeruhan lensa bagian perifer,
pencahayaan yang terang dapat membantu meningkatan kemampuan penglihatan.
Sebaliknya, pada penderita katarak dengan kekeruhan lensa bagian sentral
membutuhkan pencahayaan yang redup untuk mendapatkan penglihatan yang baik.
Pemakaian kaca mata hitam pada penderita katarak sentral akan sangat membantu
refraksi, di mana dapat berubah dalam jangka waktu yang lumayan singkat, harus
selalu dikontrol secara berkala
Penggunaan mydriatic dapat membantu menigkatkan penglihatp
Penghambat aldose reduktase bekerja dengan menghambat konversi glukosa menjadi
sorbitol, menunjukkan pencegahan katarak karena gula.
Agen antikatarak lainnya termasuk sorbitol lowering agent, aspirin, glutathione
raising agent dan antioksidan vitamin C dan E juga dapat menghambat proses
kekeruhan lensa.
2. Pembedahan
Indikasi :
Memperbaiki kemampuan penglihatan. Tindakan pembedahan dilakukan jika katarak
tersebut telah mengganggu aktivitas sehari-hari penderita
Adanya Indikasi medis Terkadang visus penderita masih bagus dan masih dapat
melakukans kegiatan sehari-hari, namun tindakan pembedahan dapat dianjurkan jika
ada indikasi medis seperti:
o Lens Induced glaucoma
o Phacoanaphylactic endophtalmitis
o Penyakit-penyakit pada retina seperti retinopati diabetes atau ablasi retina di mana
pengobatannya dihambat oleh adanya kekeruhan lensa
Indikasi kosmetik Untuk mendapatkan kembali pupil yang bewarna hitam
3. Evaluasi preoperatif
Sebelum melakukan tindakan pembedahan, pemeriksaan secara keseluruhan harus
dilakukan.
Pemeriksaan kesehatan umum
Pemeriksaan mata
Pemeriksaan fungsi retina
Menilai apakah ada infeksi local pada mata
Pemeriksaan bilik mata depan dengan slit lamp
Pemeriksaan tekanan bola mata
4. Pengobatan Preoperatif
Antibiotik topical
Menurunkan tekanan bola mata (IOP)
Menjaga agar pupil tetap berdilatasi
Teknik anestesi yang digunakan:
1. Lokal
Pada Operasi katarak teknik anestesi yang umumnya digunakan adalah anestesi lokal.
Adapun anestesi lokal dilakukan dengan teknik:
a. Topikal anestesi
b. Sub konjungtiva ( sering digunakan ) obat anestesi yang dipakai Lidokain
+ Markain (1:1)
c. Retrobulbaer
d. Parabulbaer
2. Umum (general Anastesi)
Anestesi umum digunakan pada pasien yang tidak kooperatif, bayi dan anak.
Penatalaksanaan definitif untuk katarak senilis adalah ekstraksi lensa. Lebih dari bertahun-
tahun, tehnik bedah yang bervariasi sudah berkembang dari metode yang kuno hingga
tehnik hari ini phacoemulsifikasi. Hampir bersamaan dengan evolusi IOL yang digunakan,
yang bervariasi dengan lokasi, material, dan bahan implantasi. Bergantung pada integritas
kapsul lensa posterior, ada 2 tipe bedah lensa yaitu intra capsuler cataract ekstraksi (ICCE)
dan ekstra capsuler cataract ekstraksi (ECCE).
Intra Capsuler Cataract Ekstraksi (ICCE)
Tindakan pembedahan dengan mengeluarkan seluruh lensa bersama kapsul. Seluruh lensa
dibekukan di dalam kapsulnya dengan cryophake dan depindahkan dari mata melalui
incisi korneal superior yang lebar. Oleh karena itu, zonule atau ligamen hialoidea yang
telah berdegenasi dan lemah adalah salah satu dari indikasi dari metode ini. Sekarang
metode ini hanya dilakukan hanya pada keadaan lensa subluksatio dan dislokasi. Pada
ICCE tidak akan terjadi katarak sekunder dan merupakan tindakan pembedahan yang
sangat lama populer. Dapat dilakukan di tempat dengan fasilitas bedah mikroskopis yang
terbatas, pada kasus-kasus yang tidak stabil seperti intumescent, hipermatur, dan katarak
luksasi, jika zonular tidak berhasil dimanipulasi untuk mengeluarkan nukleus dan korteks
lensa melalui prosedur ECCE.
Kontraindikasi:
Kontraindikasi absolut pada katarak anak dan dewasa muda dan kasus ruptur kapsula
traumatic. Sedangkan kontraindikasi relatif pada high myopia, marfan syndrome, katarak
morgagni, dan adanya vitreous di bilik mata depan.
Komplikasi:
Komplikasi yang dapat terjadi pada pembedahan ini astigmatisme, glukoma, uveitis,
endoftalmitis, dan perdarahan.
Extra Capsular Cataract Extraction (ECCE)
Tindakan pembedahan pada lensa katarak dimana dilakukan pengeluaran isi lensa dengan
memecah atau merobek kapsul lensa anterior sehingga massa lensa dan kortek lensa dapat
keluar melalui robekan meninggalkan kapsul posterior yang masih intak. ECCE melalui
ekspesi nukleus prosedur utama pada operasi katarak. Pelaksanaan prosedur ini tergantung
dari ketersediaan alat, kemamppuan ahli bedah dan densitas nukleus. Pada saat ini hampir
semua kasus untuk katarak dilakukan pembedahan dengan teknik ini kecuali jika ada
kontraindikasi. Pembedahan ini dilakukan pada pasien katarak muda, pasien dengan
kelainan endotel, bersama-sama keratoplasti, implantasi lensa intra ocular posterior,
perencanaan implantasi sekunder lensa intra ocular, kemungkinan akan dilakukan bedah
glukoma, mata dengan prediposisi untuk terjadinya prolaps badan kaca, mata sebelahnya
telah mengalami prolap badan kaca, sebelumnya mata mengalami ablasi retina, mata
dengan sitoid macular edema, pasca bedah ablasi, untuk mencegah penyulit pada saat
melakukan pembedahan katarak seperti prolaps badan kaca. Penyulit yang dapat timbul
pada pembedahan ini yaitu dapat terjadinya katarak sekunder. Kontraindikasi yaitu adanya
subluksasi dan dislokasi dari lensa. Prosedur ECCE memerlukan keutuhan dari zonular
untuk pengeluaran nukleus dan materi kortikal lainnya. Oleh karena itu, ketika zonular
tidak utuh pelaksanaan prosedur yang aman melalui ekstrakapsular harus dipikirkan lagi.
Keuntungan ECCE dibandingkan dengan ICCE:
ECCE dapat dilakukan pada penderita di semua usia kecuali jika zonule tidak intak,
sedangkan pada ICCE tidak dapat dilakukan pada penderita usia di bawah 40 tahun.
Pada ECCE dapat dilakukan implantasi IOL sedangkan pada ICCE tidak dapat
dilakukan
Komplikasi postoperative yang berhubungan dengan vitreous (herniasi pada bilik
mata depan, papillary blok, vitreous touch syndrome) hanya dapat terjadi pada ICCE,
sedangkan pada ECCE komplikasi tersebut tidak dapat terjadi.
Insidens untuk komplikasi seperti endoftalmitis, cystoid macular edema, dan ablasi
retina lebih kecil pada ECCE dibandingkan dengan teknik ICCE
Kemungkinan astigmatisme postoperative lebih kecil pada ECCE dibandingkan
dengan ICCE karena insisi yang dilakukan lebih kecil
Keuntungan ICCE dibandingkan dengan ECCE:
Teknik ICCE lebih simple, mudah dilakukan, lebih murah dan tidak memerlukan alat
yang canggih.
Komplikasi kekeruhan lensa posterior pasca operasi sangat mungkin terjadi pada
proses ECCE, tidak dengan teknik ICCE
ICCE membutuhkan waktu yang relatif singkat, cocok untuk operasi massal
Ada 3 macam tipe dari ECCE:
Conventional extracapsular cataract Insicion (ECCE)
Manual small incision cataract surgery (SICS)
Phacoemulsification.
Phakoemulsifikasi
Prosedur ekstrakapsular dengan mengemulsifikasi nukleus lensa menggunakan
gelombang ultrasonic (40.000 MHz) kemudian diaspirasi. Pada tehnik ini diperlukan irisan
yang sangat kecil (sekitar 2-3mm) di kornea. Getaran ultrasonic akan digunakan untuk
menghancurkan katarak, selanjutnya mesin PHACO akan menyedot massa katarak yang telah
hancur sampai bersih. Sebuah lensa Intra Okular yang dapat dilipat dimasukkan melalui
irisan tersebut. Karena incisi yang kecil maka tidak diperlukan jahitan, akan pulih dengan
sendirinya, yang memungkinkan pasien dapat dengan cepat kembali melakukan aktivitas
sehari-hari. Tehnik ini bermanfaat pada katarak kongenital, traumatik, dan kebanyakan
katarak senilis. Tehnik ini kurang efektif pada katarak senilis padat, dan keuntungan incisi
limbus yang kecil agak kurang kalau akan dimasukkan lensa intraokuler, meskipun sekarang
lebih sering digunakan lensa intra okular fleksibel yang dapat dimasukkan melalui incisi kecil
seperti itu.
SICS
Teknik operasi Small Incision Cataract Surgery (SICS) yang merupakan teknik
pembedahan kecil. Di negara yang berkembang, teknik ini lebih dipilih karena biaya yang
lebih murah, teknik yang lebih mudah dipelajari, lebih aman untuk dilakukan dan mempunyai
aplikasi yang lebih luas. Sesudah ekstraksi katarak mata tak mempunyai lensa lagi yang
disebut afakia. Tanda-tandanya adalah bilik mata depan dalam, iris tremulans dan pupil
hitam. Pada (pseudofakia)
Menggunakan lensa kontak
Menggunakan kacamata afakia, kacamata ini tebal, berat, dan tidak nyaman. Kacamata
untuk penglihatan jauh dan dekat sebaiknya diberikan dalam dua kacamata untuk
menghindarkan aberasi sferis dan aberasi khromatis.
Kelebihan Conventional ECCE dibandingkan SICS:
Teknik yang lebih simple yang dapat dipelajari dalam waktu yang relatif lebih singkat
Kekurangan Conventional ECCE dibandingkan SICS:
Insisi yang panjang (10-12mm)
Jahitan yang dibutuhkan banyak
Membutuhkan tindakan lepas jahitan yang rentan terhadap infeksi
Iritasi dan abses pada suture postoperasi
Insiden yang cukup tinggi untuk astigmatisme pasca operasi
Prolaps iris, bilik mata depan menjadi dangkal, kebocoran jahitan dapat terjadi
Prolaps vitreous, operative hard eye, dan expulsive choroidal hemorrage dapat terjadi
Keuntungan SICS dibandingkan dengan phacoemulsifikasi
Dapat dilakukan pada semua jenis katarak, termasuk hard cataract grade IV dan V
Prosedur yang lebih mudah untuk dipelajari dibandingkan dengan teknik
phacoemulsifikasi
Keuntungan yang paling signifikan dari SICS adalah tidak bergantung pada mesin dan
dapat dilakukan di mana saja
Komplikasi postoperasi lebih jarang
Waktu operasi yang dibutuhkan relatif lebih singkat
Biaya yang dibutuhkan lebih murah
Kekurangan SICS dibandingkan dengan phacoemulsifikasi
Injeksi konjungtiva selama 5-7 hari pada tempat dilakukannya pembedahan
Nyeri tekan yang ringan karena adanya insisi pada sclera
Terkadang postoperative hyphema dapat terjadi
Astigmatisma post operasi lebih mungkin terjadi karena insisi SICS (6mm) lebih besar
dibandingkan dengan phakoemulsifikasi
Pemasangan Lensa Tanam (IOL)
Merupakan pilihan utama untuk kasus aphakia. Bahan dasar IOL yang dipakai sampai saat ini
yaitu polymethylmethacrylate (PMMA). Ada beberapa tipe dari IOL berdasarkan metode
fiksasinya di mata:
Anterior Chamber IOL
Lensa jenis ini berada di depan iris dan disuport oleh anterior chamber. ACIOL ini dapat
ditanam setelah proses ICCE dan ECCE. Jenis ini jarang dipakai karena mempunyai resiko
tinggi terjadinya bullous Keratopathy.
Iris-Supported lenses
Lensa difiksasi di iris dengan bantuan jahitan. Lensa jenis ini juga telah jarang dipakai
karena mempunya insidens yang tinggi terjadinya komplikasi post operatif
Posterior chamber lenses
PCIOL ini terletak di bagian belakang iris yang disuport oleh sulkus siliar atau oleh
capsular bag. Ada 3 jenis dari PCIOL yang sering dipakai:
o Rigid IOL
Terbuat secara keseluruhan dari PMMA
o Foldable IOL
Dipakai untuk penanaman melalui insisi yang kecil(3,2mm) setelah tindakan
phacoemulsifikasi dan terbuat dari silikom, akrilik, hydrogel dan collaner
o Rollable IOL
IOL yang paling tipis dan biasa dipakai setelah mikro insisi pada phakonit teknik,
terbuat dari hydrogel.
Pseudophakia
Adalah keadaan aphakia ketika sudah dipasang lensa tanam (IOL). Keadaan setelah
pemasangan lensa tanam:
Emmetropia
Keadaan di mana kekuatan lensa yang ditanam tepat. Pasien yang demikian hanya
membutuhkan kacamata plus untuk penglihatan dekat saja
Consecutive Myopia
Keadaan di mana kekuatan lensa yang ditanam overkoreksi. Pasien yang demikian
membutuhkan kacamata untuk menangani myopia dan juga membutuhkan kacamata plus
untuk penglihatan dekatnya
Consecutive Hypermetropia
Keadaan di mana kekuatan lensa yang ditanam underkoreksi sehinggamembutuhkan
kacamata plus untuk penglihatan jauhnya dan tambahan +2D, +3D untuk penglihatan
dekatnya.
Tanda-tanda pseudophakia:
o Surgical scar, biasanya dapat dilihat di dekat limbus
o Anterior chamber biasanya sedikit lebih dalam dibandingkan dengan mata normal
o Iridodonesis ringan
o Purkinje image test menunjukkan empat gambaran.
o Pupil bewarna kehitam-hitaman tetapi ketika sinar disenter ke arah pupil maka akan
terlihat pantulan reflex. Ada tidaknya IOL dapat dikonfirmasi dengan mendilatasi pupil.
o Status visus dan refraksi dapat bermacam-macam, sesuai dengan IOL yang ditanam.
Perawatan Pasca Bedah
Jika digunakan tehnik insisi kecil, maka penyembuhan pasca operasi biasanya lebih pendek.
Pasien dapat bebas rawat jalan pada hari itu juga, tetapi dianjurkan untuk bergerak dengan
hati-hati dan menghindari peregangan atau mengangkat benda beratselama sekitar satu bulan,
olahraga berat jangan dilakukan selama 2 bulan. Matanyadapat dibalut selama beberapa hari
pertama pasca operasi atau jika nyaman, balutan dapat dibuang pada hari pertama pasca
operasi dan matanya dilindungi pakaikacamata atau dengan pelindung seharian. Kacamata
sementara dapat digunakan beberapa hari setelah operasi, tetapi biasanya pasien dapat
melihat dengan baik melalui lensa intraokuler sambil menantikan kacamata permanen
( Biasanya 6-8 minggu setelah operasi ) Selain itu juga akan diberikan obat untuk :
- Mengurangi rasa sakit, karena operasi mata adalah tindakan yang menyayat
maka diperlukan obat untuk mengurangi rasa sakit yang mungkin timbul
benerapa jam setelah hilangnya kerja bius yang digunakan saat pembedahan
- Antibiotik mencegah infeksi, pemberian antibiotik masih dianggap rutin dan
perlu diberikan atas dasar kemungkinan terjadinya infeksi karena kebersihan
yang tidak sempurna.
- Obat tetes mata streroid. Obat yang mengandung steroid ini berguna untuk
mengurangi reaksi radang akibat tindakan bedah.
- Obat tetes yang mengandung antibiotik untuk mencegah infeksi pasca bedah.