pbl 3 fixeddd
TRANSCRIPT
Laporan Problem Based Learning Skenario 3
Blok Reproductive System Semester V
Tutor : dr. Nasyid Abdullah
Oleh : Kelompok I
Anggia Puspitasari G1A008058
Tiara Melodi M G1A009001
Mina Rahmanda Putri G1A009011
David Santoso G1A009031
Argarini Dian P G1A009041
Sudjati Adhinugroho G1A009051
Tri Sejati Rahmawati G1A009061
Zuldi Erdiansyah G1A009071
Rahma Dewi A G1A009081
Kunangkunang P Bulan G1A009091
Anggita Dyah Intan S G1A009095
Auzia Tania Utami G1A009129
KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN
JURUSAN PENDIDIKAN DOKTER
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2011
PENDAHULUAN
Wanita memiliki organ reproduksi yang berbeda dengan laki-laki, dimana
seorang wanita memiliki sepasang ovarium yang berfungsi untuk menghasilkan
sel ovum guna kepentingan reproduksinya. Selain itu banyak pula penyakit yang
dpat menyerang organ tersebut, misalnya kista ovarium. Kista ovarium ini
merupakan penyakit yang sering muncul pada seorang wanita.
Kista merupakan sebuah kantong yang berisi cairan, pus, udara atau
bahan-bahan lainnya yang dapat tumbuh dimana saja dengan jenis yang
bermacam-macam. Bentuk kista pun bermacam-macam, ada yang berbentuk
kistik dan ada yang mneyerupai buah anggur.jenis kista pun bermacam-macam,
antara lain : kista fungsional, kista dermoid, kista endometrium (kista coklat) dan
lain-lain. Kista yang berada didalam ovarium atau di permukaannya disebut
sebagai kista ovarium. Kebanyakan kista ovarium bersifat jinak, tetapi sebagian
kecil lainnya dapat berubah menjadi ganas (kanker) dan sering terjadi pada
wanita yang berada pada usia reproduksi (prawirohardjo, 2007).
Pada sebagian besar kanker ovarium berbentuk tumor kistik (kista
ovarium) dan sebagian kecil berbentuk tumor padat. Kanker ovarium merupakan
penyebab kematian terbanyak dari semua kanker ginekologi. Angka kematian
yang tinggi ini disebabkan karena penyakit ini awalnya bersifat asimptomatik dan
baru menimbulkan keluhan apabila sudah terjadi metastasis, sehingga 60% - 70%
pasien datang pada stadium lanjut, sehingga penanganan yang tepat pada saat
masih dalam tahap kistoma ovarii sangat diperlukan. (Prawirohardjo, 2007)
PBL KASUS III
INFO 1
Ny Luna usia 29 tahun, akhir-akhir ini merasakan kecemasan dan depresi
yang cukup berat, karena menurut pemeriksaan dokter yang terakhir yaitu 2 bulan
yang lalu dinyatakan menderita tumor di kandungannya. Masalah ini sudah
disampaikan kepada suaminya, yaitu Tn. Jono (30 tahun). Ny luna juga merasa
khawatir dan takut jika dioperasi, karena mereka selama berumah tangga 2 tahun
belum juga dikaruniai momongan. Yang dipikirkan apakah dengan dioperasi
nanti, justru akan bertambah sulit untuk mempunyai anak. Oleh karena itu, selama
2 bulan ini Ny Luna berusaha mendatangi pengobatan Alternatif yang dijanjikan
bisa sembuh tanpa operasi, namun sampai sekarang belum membuahkan hasil,
malah tumornya dirasakan semakin bertambah besar.
Kemudian pada akhirnya, Ny Luna dengan ditemani suaminya mendatangi
RS Margono untuk konsultasi dan menjalani pemeriksaan lagi.
Dari hasil anamnesa di poliklinik Obstetri dan Ginekologi didapatkan
informasi sebagai berikut :
Keluhan utama : jika menstruasi nyeri. ;riwayat menstruasi terakhir :
HPHT : 15 Oktober 2010; Pola siklus haid 3 bulan terakhir adalah teratur, siklus
mens 28 – 30 hari; lama haid : rata-rata 5-7 hari, volume darah mens : normal,
Disamping nyeri saat haid, nyeri juga dirasakan saat koitus.
Pertanyaan :
1. Masalah apa yang terdapat pada pasien ini?
2. Informasi apa lagi yang saudara ekplorasi dari proses anamnesa dengan
pasien ?
Pembahasan :
1. Masalah pada pasien
a. Ny. Luna sejak 2 bulan yang lalu dinyatakan menderita tumor di
kandungannya.
Keadaan tumor yang didiagnosa pada 2 bulan yang lalau
merupakan masalah yang terjadi pada ny.Luna. tumor merupakan
pertumbuhan baru jaringan dimana multiplikasi sel tidak terkontrol dan
progresif (Dorland, 1998).
Pada tumor kandungan baik jinak maupun ganas akan dapat
memberikan kelainan. Pada tumor jinak akan memberikan kelainan
berupa, kelainan akibat petumbuhan, kelainan akibat hormonal,
kealainana akibat komplikasi. Kaliana tersebut dapat menyebabkan
rasa tidak enak pada perut bagian bawah akibat tekana tumor ke organ
sekitar, gangguan hormonal apabila tumor berada pada ovarium.
Perdarahan uteri disfungsional juga dapat terjadi pada penderita tumor
akibat komplikasi dan sifat dari tumor iru sendiri (Berek, 2007).
b. Khawatir dan takut jika dioperasi (RAHMADEWI)
c. Selama 2 tahun menikah belum juga dikaruniai momongan (ZULDI)
d. Nyeri saat haid (Dismonorhea)
Dismenorea atau nyeri haid ialah rasa tidak enak di perut
bawah yang dirasa sangat hebat, sehingga memaksa penderita untuk
istirahat dan meninggalkan pekerjaan atau cara hidupnya sehari-hari,
untuk beberapa jam atau beberapa hari sebelum dan selama haid. Dan
sering kali disertai dengan rasa mual (Sarwono,dkk, 2005).
Dismenorea dibagi atas (Sarwono, dkk, 2005):
1. Dismenorea primer (esensial, intrinsik, idiopatik)
Ialah dismenorea terjadi namun tidak berhubungan dengan
kelainan ginekologi atau kelainan pada alat-alat genital yang nyata.
2. Dismenorea sekunder (ekstrinsik, yang diperoleh, acquired)
Ialah dismenorea yang disebabkan oleh kelainan ginekologik atau
penyakit yang menyebabkan (salpingitis kronika, endometriosis,
adenomiosis uteri, stenosis servisis uteri, dll).
e. Nyeri saat koitus (Dispareunia)
Dispareunia ialah nyeri pada alat kelamin atau nyeri di dalam
panggul yang terjadi selama koitus (hubungan seksual). Nyeri bisa di
bagian luar vagina, bagian dalam vagina, atau bisa pula di daerah
abdomen maupun pelviks (H.winter Griffith, MD).
Nyeri biasa timbul pada saat koitus, pertama kali koitus, saat di
pertengahan, ketika orgasme, ataupun ketika selesai koitus.
Dispareunia lebih sering terjadi pada wantia, namun juga bisa terjadi
pada pria. Dispareunia dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya ialah :
1. Faktor Psikis
a. Trauma psikis, misalnya wanita korban kasus pemerkosaan.
b. Kemarahan atau perasaan jijik terhadap mitra seksualnya.
c. Rasa takut hamil, belum mengharapkan anak.
d. Pemanasan kurang lama dan maksimal.
e. Posisi tertentu waktu berhubugan.
2. Faktor fisik
a. Menurut Winter, karena infeksi pada kelamin dan
peradangan pada kelenjar(kelanjar Bartholin atau kelenjar
Skene). Atau penyakit lain pada vagina, leher rahim,
ataupun tuba falopi.
b. Xerosis (kekeringan, terutama setelah meopause)
c. Female genital mutilation, ketika introitus vagina menjadi
lebih kecil dari ukuran semula untuk penetrasi (diperberat
bila terdapat scar).
d. Terapi radiasi
e. Bekas episiotomi
f. Ny Luna berusaha mendatangi pengobatan Alternatif yang dijanjikan
bisa sembuh tanpa operasi, namun sampai sekarang belum
membuahkan hasil (RAHMADEWI)
g. Depresi
Dasar penyebab depresi yang pasti tidak diketahui, banyak usaha
untuk mengetahui penyebab dari gangguan ini. Menurut Kaplan dalam
Tarigan (2003), Faktor-faktor yang dihubungkan dengan penyebab
dapat dibagi atas: faktor biologi, faktor genetik dan faktor psiko sosial.
Dimana ketiga faktor tersebut juga dapat saling mempengaruhi satu
dengan yang lainnya.
Faktor biologi :
1. Faktor neurotransmitter
Dari biogenik amin, norepinefrin dan serotonin
merupakan dua neurotransmitter yang paling berperan dalam
patofisiologi gangguan mood. .
2. Faktor neuroendokrin
Hipothalamus adalah pusat regulasi neuroendokrin dan
menerima rangsangan neuronal yang menggunakan
neurotransmitter biogenic amin. Bermacam-macam disregulasi
endokrin dijumpai pada pasien gangguan mood.
3. Faktor Neuroanatomi
Beberapa peneliti menyatakan hipotesisnya, bahwa
gangguan mood melibatkan patologik dan sistem limbik, ganglia
basalis dan hypothalamus.
Faktor Genetik
Data genetik menyatakan bahwa faktor yang signifikan
dalam perkembangan gangguan mood adalah genetik. Pada
penelitian anak kembar terhadap gangguan depresi berat, pada anak
kembar monozigot adalah 50 %, sedangkan dizigot 10 – 25 %.
Faktor Psikososial
suatu pengamatan klinik menyatakan bahwa peristiwa atau
kejadian dalam kehidupan yang penuh ketegangan sering
mendahului episode gangguan mood. Satu teori menjelaskan
bahwa stress yang menyertai episode pertama akan menyebabkan
perubahan fungsional neurotransmitter dan sistem pemberi tanda
intra neuronal yang akhirnya perubahan tersebut menyebabkan
seseorang mempunyai resiko yang tinggi untuk menderita
gangguan mood selanjutnya.
h. Tumor semakin membesar
Hal ini dapat terjadi karena terjadinya kista. Kista sendiri dapat
membesar akibat dari penimbunan darah yang berlebihan
saat menstruasi dan bukan akibat dari tumor.
2. Informasi yang diekplorasi dari proses anamnesa dengan pasien
a. Riwayat haid
Ditanyakan apakah pasien menstruasi teratur atau tidak. Selain
itu apakah pasien setiap kali mengalami menstruasi mengalami nyeri
saat menstruasi atau dismenore atau tidak.
b. Riwayat obstetric
Pada anamnesis riwayat obstetric, tanyakan mengenai usia
pasien saat koitus pertamakali, apakah kurang dari 17 tahun atau tidak.
Tanyakan juga apakah pasien menggunakan alat kontrasepsi, jika
pasien menggunakan alat kontrasepsi maka jenis kontrasepsi apa yang
digunakan.
c. Riwayat penyakit dahulu
Ditanyakan apakah pasien pernah mengalami gejala yang sama
seperti sekarang ini. Keluhan pasien setelah didiagnosis tumor 2 tahun
yang lalu.
d. Riwayat penyakit keluarga
Pada riwayat penyakit keluarga perlu ditanyakan apakah ada
keluarga yang mengalami gejala yang sama. Ditanyakan juga
mengenai adakah riwayat infertile pada keluarganya.
3. Hipotesa BESERTA ALASAN YA!!
a. Endometriosis (INTAN)
b. Kista ovarium
Melihat gejala yang dialami pasien yaitu nyeri saat menstruasi.
Selain itu, gejala yang lain yaitu nyeri saat koitus, nyeri perut bagian
bawah, nyeri punggung terkadang menjalar sampai ke kaki, terkadang
disertai nyeri saat buang air kecil dan atau buang air besar, dan siklus
menstruasi yang tidak teratur.
c. Karsinoma serviks
Karsinoma pada serviks adalah keadaan dimana sel neoplastik
terdapat pada seluruh lapisan epitel. Perubahan prakanker lain yang
tidak sampai melibatkan seluruh lapisan epitel serviks disebut displasia
yang dibagi menjadi ringan, sedang, dan berat. Displasia adalah
neoplasia servikal intraepitelial (CIN). Tingkatann ya adalah CIN1
(displasia ringan), CIN2 (isplasia sedang), dan CIN3 (displasia berat).
Tidak ada gejala yang spesifik untuk kanker serviks. Perdarahan
merupakan satu-satunya gejala yang nyata, tetapi sering tidak terjadi
pada awal penyakit sehingga kanker sudah lanjut pada saat ditemukan.
Sedangkan pengaruh kanker rahim pada sistem reproduksi
sendiri adalah:
1. Kemandulan
2. Abortus
3. Menghambat pertumbuhan janin
4. Kelainan pada persalinan
5. Perdarahan dan infeksi
INFO 2
Pemeriksaan fisik :
- Keadaan umum : baik, kompos mentis, tidak anemis, tidak sesak
nafas, status gizi cukup
- Berat badan : 45 kg; tinggi badan : 152 cm
- Vital sign : dalam batas normal
- Status internus (praesens) : tidak ada kelainan
- Status ginekologis :
Inspeksi : perut membuncit dibawah, tidak ada jaringan parut
bekas operasi sebelumnya
Palpasi : teraba massa tumor dengan ukuran
Batas atas : 2 jari dibawah umbilicus.
Batas kanan dan kiri : linea midklavikularis kanan
dan kiri.
Batas bawah : kesan pole bawah masuk dalam
rongga panggul.
Konsistensi tumor, lunak, kistik, permukaan rata.
Mobilitas tumor cukup, kesan tidak ada perlengketan.
Tidak nyeri tekan pada adneksa kanan dan kiri
Perkusi : test undulasi (-), pekak alih pekak sisi (-)
Auskultasi : bising usus (+) Normal, methalic sound (-)
Pertanyaan :
1. Bagaimana interpretasi saudara sementara ini, dengan hasil pemeriksaan
fisik?
Analisis info 2
1. Interpretasi info 2
a. Palpasi kemungkinan tumor berada didaerah ovarium
Konsistensi tumor lunak, kistik, permukaan rata berarti menunjukan
bahwa itu tumor jinak.
b. Mobilitas tumor cukup, kesann tidak ada perlenggketan menunjukan
bahwa itu tumor jinak.
c. Tidak nyeri pada adneksa kanan dan kiri berarti tidak ada tumor pada
tuba falopii
d. tes undulasi (-), pekkak alih sisi (-) menunjukan tidak ada keganasan.
e. bising usus (+) normal, methalic sound (-) menunjukan tidak ada
pendesakan tumor ke usus; menunjukan tidak ada metastasis tumor ke
usus, yang mengakibatkan obstruksi.
2. Perbedaan tumor ganas dan jinak ?
Perbaningan tumor jinak dan ganas ginekologi (
Perbandingan Tumor jinak Tumor ganas
Keadaan umum 1. Baik
2. tidak anemis
3. bisa sesak
napas/tergantung
4. status gizi masih baik
5. vital sign biasanya
normal.
6. status internus bisa
normal.
1. kurang baik
2. tampak sakit, kurus
3. Anemis
4. Sesak nafas
5. status gizi lebih
buruk
6. vital sign normal.
7. status internus
biasanya abnormal
Inspeksi Perut bawah
membuncit
Perut bawah
membuncit
Palpasi 1. teraba massa tumor
2. konsistensi tumor
biasanya lunak
3. biasannya kistik,
tetapi bisa juga solid
4. permukaan rata, licin
5. mobilitas tumor
cukup
6. biasanya tidak ada
perlengketan
1. teraba masssa tumor
2. konsistensi tumor
biasanya keras
3. biasanya solid
4. permukaan tidak
rata, kasar
5. biasanya berbenjoj-
benjol
6. biasanya immobile
7. biasanya terrjadi
perlengketan
Perkusi Asites (-)
Tes undulasi, pekak
alih, dan pekak sisi (-)
Asites (+)
Auskultasi Bising usus (+)
Methalic sound (-)
Bising usus abnormal
Methallic sound (-)
3. Alasan karsinoma serviks dihilangkan dari hipotesa. Dilihat dari :
a. Definisi (RAHMADEWI)
b. Factor risiko
Wanita banyak partner
Wanita kawin usia muda
Hygiene genitalia kurang
Penyakit hubungan seksual
Wanita perokok
Wanita banyak anak (multiparitas)
Usia 35 – 45 tahun
c. Tanda dan gejala :
Awal tanpa gejala
Keputihan bau bususk
Contact bleeding
Nyeri panggul
4. Definisi endometriosis
Endometriosis adalah suatu keadaan dimana jaringan endometrium yang
masih berfungsi terdapat diluar kavum uteri (Sarwono, 2007).
INFO 3
1. Pemeriksaan dalam :
Inspekulo :
- Vulva, urethra, dan vagina tidak ada kelainan.
- Serviks : ukuran sejempol kaki orang dewasa, tidak ada lesi seperti
erosion, tumor, polip.
- OUE tertutup, fluor albus (-), fluksus (-)
- Dinding mukosa vagina licin, tidak ada infiltrate di mukosa vagina,
ruggae dbn.
2. Pemeriksaan BIMANUAL :
- Uterus teraba ukuran sebesar telur ayam, posisi anteflexi.
- Teraba massa tumor, konsistensi kistik, permukaan rata, tidak
berlobus-lobus.
- Ukuran batas atas 2 jari bawah umbilicus, batas kanan-kiri linea
mideoklavikularis kanan-kiri, batas bawah pole bawah tumor kesan
masuk rongga panggul, mobilitas cukup.
- Nyeri tekan parametrium kanan-kiri tidak ada.
- Nyeri tekan portio (-), forniks posterior vagina tidak menonjol.
Pertanyaan :
1. Apa diagnosis yang bisa saudara tegakan sekarang ini?
2. Pemeriksaan penunjang apa lagi yang perlu saudara butuhkan?
Analisis info 3
1. Interpretasi info 3
Pemeriksaan dalam :
Inspekulo :
- Vulva, urethra, dan vagina tidak ada kelainan Normal
- Serviks : ukuran sejempol kaki orang dewasa, tidak ada lesi seperti
erosion, tumor, polip Normal
- OUE tertutup Menandakan belum pernah melahirkan ataupun
mengalami keguguran
- fluor albus (-) Tidak mengalami keputihan
- fluksus (-) Tidak ada cairan/darah yang mengalir
- Dinding mukosa vagina licin, tidak ada infiltrate di mukosa vagina,
ruggae dbn Normal
Pemeriksaan BIMANUAL :
- Uterus teraba ukuran sebesar telur ayam, posisi anteflexi
Ukuran dan posisi normal
- Teraba massa tumor, konsistensi kistik, permukaan rata, tidak
berlobus-lobus Teraba tumor jinak dengan konsistensi kistik
- Ukuran batas atas 2 jari bawah umbilicus, batas kanan-kiri linea
mideoklavikularis kanan-kiri, batas bawah pole bawah tumor kesan
masuk rongga panggul, mobilitas cukup Curiga letak tumor
pada tuba falopii atau ovarium
- Nyeri tekan parametrium kanan-kiri tidak ada Normal
- Nyeri tekan portio (-) tidak adanya tanda kehamilan ektopik
- forniks posterior vagina tidak menonjol Normal
2. Hipotesa saat ini :
a. Endometriosis
b. Kista ovarium
3. Pembagian tumor ovarium
a. Solid
b. Kistik
1. Non neoplasma
Fungsionalberasal dari sel telur dan korpus luteum yang
terjadi bersamaan siklus normal haid. Jenis : kistoma folikel,
kistoma lutein, kista stein Leventhal ovarii.
Non-Fungsional Kista serosa inklusi, berasal dari permukaan
epitelium yang berkurang di dalam korteks
2. Neoplasma
Kista ovarii simplekspermukaan halus, bertangkai, bilateral
Kista ovarii muscinosum belum diketahui pasti, diduga
berasaldari teratoma dansel germinativum
Kistadenoma ovarii serosumberasal dari sel germinativum
ovarium
Kista endometrioidpermukaan licin, unilateral, berisisel
epitel selapis menyerupai sel germinativum.
Kistadermoidteratoma kista jinak (Joedosepoetro, 2005)
4. Alasan endometriosis dicoret dari hipotesa
a. Pada endometriosis ditemukan uterus yang semakin membesar,
sementara itu pada info 3 dikatakan bahwa uterus teraba ukuran
sebesar telur ayam yang menandakan bahwa uterus masih dalam batas
normal.
b. Endometriosis sering kali terjadi pada wanita berumur sekitar $) tahun
dengan banyak anak, sementara itu pada info 1 didapatkan bawha
pasien seorang wanita berusia 29 tahun dan belum perna mempunyai
seorang anak.
c. Pada endometriosis dapat dijumpai sulit dan sakit saaf defekasi tetapi
pada info yg didapatkan tidak ada tanda tanda seperti itu (Sarwono,
2008).
INFO 4
Hasil laboratorium darah :
a. hemoglobin 11 gr %
b. hematokrit 28 %
c. trombosit 300.000/mm3
d. leukosit 10.000/mm3
e. CT (Clotting Time) dan BT(Bleeding Time) dalam batas normal
f. APTT (Activated Partial Thromboplastine Time) 10 menit
g. PTT (Prothrombine Time) 3 menit
h. Ureum darah 20/mm3
i. Kreatinin darah 0,7/mm3
j. SGOT/ AST 12
k. SGPT/ ALT 20
l. AFP normal
Diagnosis Kerja :
1. kistoma ovarii
2. infertilitas primer 2 tahun
Pertanyaan :
Apa tindakan yang akan saudara usulkan untuk diagnosis tersebut di atas?
Interpretasi info 4
a. Hemoglobin 11 gr % (sedikit menurun; normalnya 12-16 gr %) Agak
menurun
b. Hematokrit 28 % (menurun; normalnya 38-48 %) Menurun
c. Trombosit 300.000/mm3 (normal : 150.000-350.000/mm3) agak meninggi
d. Leukosit 10.000/mm3 (normal : 4.000-11.000/mm3) agak meninggi
e. CT (Clotting Time) dan BT(Bleeding Time) dalam batas normal
f. APTT (Activated Partial Thromboplastine Time) 10 menit menurun
(normal : 20-40 menit)
g. PTT (Prothrombine Time) 3 menit (normal : 11-14 menit) Menurun
h. Ureum darah 20/mm3 (normal : 8-26/mm3) Normal
i. Kreatinin darah 0,7/mm3 (normal : 0,5-1,3/mm3) Normal
j. SGOT/ AST 12 (normal : 5-40) Normal
k. SGPT/ ALT 20 (normal : 0-40) Normal
l. AFP (Alfa Feto-protein) normal
Kemungkinan besar tidak mengarah keganasan, hanya tumor jinak saja.
Pembahasan Info 4
1. Mengapa PTT dan APTT tidak normal?
Keadaan ini dapat terjadi pada pasien yang mnegalami koagulopati.
Biasanya ditandai dengan mens yang berat sehingga perlu dilakukan
pemeriksaan darah komplit untuk mendeteksi anemia , masalah yang berat
seperti leukimia atau penyakit yang berhubungan dengan trombositopenia.
Selain itu perlu diperhatikan fungsi hatinya. Penurunan faktor pembekuan
darah yang di produksi oleh hati dapat menyebabkan terjadinya
perdarahan. Kelaian koagulasi juga terjadi pada abnormalitas seperti von
willebrand disease (Berek, 2007).
2. Mengapa pada karsinoma ovarii Hb menurun?
Karena pada pasien dengan karsinoma ovarii akan mengalami anemia,
sehingga hal tersebut akan menyebabkan hb pun akan menurun
3. Mengapa pada karsinoma ovarii Ht menurun?
Penurunan kadar hematokrit dalam serangkaian pemeriksaan dapat
menunjukkan bahwa terjadi perdarahan pada intrapretoneal.
4. Tindakan yang diusulkan berkaitan dengan kondisi Ny. Luna?
Setelah melakukan tindakan laoratorium, untuk menetukan diagnosis dari
penyakit yang berhubungan dengan massa adalah dilakukan pemeriksaan
yang lain. Pemeriksaan yang dapat memastikan kondisi pasien yang
sebenarnya. Pemeriksaan yang bisa dilakukan adalah pemeriksaan
radiologi dan pembedahan laparotomi maupun laparoskopi. Namun
sebagai dokter umum, tindakan yang dilakukan adalah merujuk kepad
dokter spesialis bedah onkologi. Namun akan dipaparkan sekilas mengenai
pemerisaan penunjang yang akan dilakukan :
Pemeriksaan radiologi
Pemeriksaan ini menurut beberapa studi penelitian, sangat diperlukan .
pemeriksaan yang paling diindikasikan adalah USG pelvis. USG pelvis
mampu untuk melihat asal masa untuk melihat apakah berasala dari uterin,
adneksa, traktus digestivus. Pemeriksaan USG ini juga memberikan
informasi mengenai ukuran dari massa tersebut, juga konsistensinya
(Berek, 2007)
5. Macam – macam Infertilitas? Dan alasan mengapa Ny. Luna di diagnosis
infertilitas primer 2 tahun?
Infertilitas adalah ketidakmampuan hamil setelah 12 bulan melakukan
intercourse teratur tanpa menggunakan kontrasepsi. (Setyawan, 2011)
Macam-macam infertilitas, yaitu : (Prawirohardjo, 2009)
a. Infertilitas primer
Jika istri belum pernah hamil walaupun bersenggama dan dihadapkan
kepada kemungkinan kehamilan selama 12 bulan.
b. Infertilitas sekunder
Jika istri pernah hami, akan tetapi kemudian tidak terjadi kehamilan
lagi walaupun bersenggama dan dihadapkan kepada kemungkinan
kehamilan selama 12 bulan.
Ny. Luna didiagnosis infertilitas primer 2 tahun, karena Ny. Luna belum
pernah hamil sebelumnya dan selama 2 tahun setelah menikah belum juga
dikaruniai momongan.
6. Perbedaan kista ovarium dan Endometriosis
Perbedaan Endometriosis Kistoma Ovarii
Definisi Endometriosis adalah suatu
penyakit di mana bercak-bercak
jaringan endometrium tumbuh di
luar rahim, padahal dalam
keadaan normal endometrium
hanya ditemukan di dalam
lapisan rahim
Kistoma ovarii merupakan
suatu tumor, baik yang kecil
maupun yang besar, kistik atau
padat, jinak atau ganas
Epidemiolog
i
Muncul pada usia produktif .
angka kejadian endometriosis
mencapai 5-10 % pada wanita
umumnya dan lebih dari 50%
pada wanita perimenopause
Kistoma dermoid yang
merupakan bagian dari kistoma
ovarium 80 % didapati pada
penderita yang berusia antara
20-30 tahun.
Pada wanita usia muda
(biasanya kurang dari 40 tahun)
resiko tumor menjadi ganas
berkurang
Pada usia rata-rata 30 tahun,
tumor rata-rata berukuran 6 cm
dan teratoma bilateral kira-kira
10 %
Letak Paling banyak ditemukan di
ovarium
Korpus luteum ovarium
Tanda dan
Gejala
Nyeri sebelum menstruasi
Nyeri saat koitus
Nyeri panggul
Nyeri pinggang bawah
Nyeri saat miksi, terutama saat
menstruasi
Lemah
Infertile
Diare
Konstipasi
Sebagian besar tidak menyadari
bila menderita kistoma.
gejala maka paling sering
dirasakan adalah rasa nyeri
pada perut bagian bawah dan
pinggul.
pembesaran kistoma yang
terlampau cepat sehingga organ
disekitarnya menjadi teregang,
perdarahan yang terjadi di
dalam kistoma dan tangkai
kistoma yang terpeluntir.
Penunjang 1. Laparoskopi
2. Biopsi endometrium
3. USG rahim
4. Barium enema
5. CT scan atau MRI perut.
pemeriksaan USG, MRI dan
CT Scan
Terapi
elektrokauter atau sinar laser.
Ovarektomi (pengangkatan
ovarium) dan histerektomi
(pengangkatan rahim), terapi
sulih estrogen
Umumnya kistoma ovarium
pada wanita usia subur akan
menghilang dengan sendirinya
dalam 1 sampai 3 bulan.
Pengangkatan ovarium,
salphingooforektomi,
histerektomi
Dari pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pasien menderita
kistoma ovarii. Oleh karena itu, diagnosis kerja dari penyakit pasien tersebut
adalah kistoma ovarii curiga kistoma endometrioid.
INFO 5
Pasien dilakukan laparotomi kistektomi sinistra dengan adhesiolisis pada ovarium
sinistra dan tuba sinistra. Durante operasi : kistoma ovarii ruptur saat dilakukan
diseksi kapsul kistoma keluar cairan konsistensi kental berwarna cokelat
kehitaman, mengotori seluruh lapangan operasi di kavum peritoneum. Sebagian
massa tumor melekat dengan salping kiri dan sisi kiri uterus. Ukuran uterus 8x8x6
cm3, antefleksi. Ovarium dan tuba falopii kanan dalam batas normal. Tes patensi
tuba : tuba kiri nonpatent; tuba kanan patent.
Pertanyaan :
1. Apa diagnosis pasca operasi pada pasien?
2. Bagaimana prognosis jangka panjang setelah operasi tentang fertilitasnya
atau kista endometriosisnya?
Pembahasan Info 5
1. Diagnosis Ny.Luna pasca operasi?
Kistoma endometriosis dan Infertil primer selama 2 tahun
2. Tes patensi tuba?
3. Bagaimana prognosis jangka panjang setelah opersi terhadap fertilitas
Ny.Luna?
Dikarenakan pada kasus yang terkena kistoma ovarii adalah ovarium
bagian kiri, maka pasien masih mungkin memiliki keturunan karena
berdasarkan hasil pemeriksaan patensi tuba didapatkan bahwa tuba falopii
dan ovarium bagian kanan masih paten dan masih memungkinkan untuk
terjadinya fertilisasi.
4. Bagaimana prognosis jangka panjang prognosis penyakit kista ovarium?
Prognosis untuk kista ovarium jinak adalah baik. Namun untuk kista yang
dapat berkembang untuk menjadi kanker ovarium angka kelangsungan
hidup 5 tahun (“5 Years survival rate”) penderita kanker ovarium stadium
lanjut hanya kira-kira 20-30%, sedangkan sebagian besar penderita 60-
70% ditemukan dalm keadaan stadium lanjut. Selama ovarium kanan
masih berfungsi dengan baik, Ny. Luna masih mempunyai harapan untuk
hamil kembali (William, 2005).
5.
BAB II
KISTOMA OVARII
A. DEFINISI KISTOMA OVARII
Kista berarti kantung yang berisi cairan. Kista ovarium (atau kista indung
telur) berarti kantung berisi cairan, normalnya berukuran kecil, yang
terletak di indung telur (ovarium). Kista indung telur dapat terbentuk
kapan saja, pada masa pubertas sampai menopause, juga selama masa
kehamilan.
B. ETIOLOGI KISTOMA OVARII
Sampai sekarang ini penyebab dari Kista Ovarium belum sepenuhnya
dimengerti, tetapi beberapa teori menyebutkan adanya gangguan dalam
pembentukan estrogen dan dalam mekanisme umpan balik ovarium-
hipotalamus.
Kista ovarium disebabkan oleh gangguan (pembentukan) hormon pada
hipotalamus, hipofisis, dan ovarium. Gagalnya sel telur (folikel) untuk
berovulasi. Kistoma indung telur timbul dari folikel yang tidak berfungsi
selama siklus menstruasi (Prawirohardjo,2007)
C. EPIDEMIOLOGI KISTOMA OVARII
Keganasan ovarium merupakan 6 kasus kanker terbanyak dan merupakan
penyebab kematian oleh karena keganasan ginekologi. Terdapat variasi
yang luas insidensi keganasan ovarium, rata-rata tertinggi terdapat di
Negara Skandinavia (14,5-15,3 per 100.000 populasi).
Di Amerika insidensi keganasan ovarium semua ras adalah 12,5 kasus per
100.000 populasi pada tahun 1988 sampai 1991. Sebagian besar kistoma
adalah kistoma fungsional dan jinak. Di Amerika , karsinoma ovarium
didiagnosa pada kira-kira 22.000 wanita, kematian sebanyak 16.000 orang.
Di Indonesia sendiri menurut penelitian ditemukan frekuensi sebesar 27 %
hingga 29 % wanita di Indonesia menderita kista ovarium ini, dan tumor
paling sering ditemui pada wanita yang berusia antara 20 – 50 tahun dan
jarang pula terjadi pada masa pubertas. (Prawirohardjo,2007)
D. TANDA GEJALA KIATOMA OVARII
Jika masih jinak seringkali tanpa gejala, namun ada beberapa gejala yang
bisa muncul :
1. Timbul rasa nyeri saat menstruasi (Dismenorhae)
2. Sering merasakan nyeri di perut bagian bawah.
3. Sering merasa nyeri saat berhubungan suami istri (Dispareunia)
4. Sering merasa nyeri pada punggung yang menjalar ke kakii
5. Sukar buang air besar (Konstipasi)
6. Nyeri saat buang air kecil (Disuria)
7. Siklus menstruasi tidak teratur dan kerap mengeluarkan darah dalam
jumlah banyak
8. Rasa nyeri pada (tulang) punggung bawah (Low back pain)
(Handayani, 2007)
E. KLASIFIKASI KISTOMA OVARII
Tumor kistik dari ovarium yang jinak dibagi dalam golongan non-
neoplastik (fungsionil) dan golongan neoplastik.
1. Kistoma ovarium non-neoplastik (fungsionil)
a. Kistoma Follikel
Kistoma ini berasal dari follikel yang menjadi besar semasa proses
atresia folliculi. Setiap bulan sejumlah besar follikel menjadi mati,
disertai kematian ovum, disusul dengan degenerasi dari epitel
follikel. Pada masa ini tampaknya sebagai kistoma-kistoma kecil.
Tidak jarang ruangan follikel diisi dengan cairan yang banyak,
sehingga terbentuklah kistoma yang besar, yang dapat ditemukan
pada pemeriksaan klinis. Biasanya besarnya tidak melebihi sebuah
jeruk. Sering terjadi pada pubertas, climacterium, dan sesudah
salpingektomi. (Prawirohardjo,2007)
Tanda dan Gejala
Kistoma jenis ini tidak memberikan gejala yang karakteristik,
bahkan kadang-kadang tidak menunjukkan gejala-gejala apapun.
Kurve suhu basal bersifat monofasis. Bila mencapai ukuran yang
cukup besar, kistoma tersebut dapat memberikan rasa penuh dan
tidak enak pada daerah yang dikenai. Seperti pada semua tumor
ovarii dapat menyebabkan torsi. Kadang-kadang walaupun jarang,
dapat terjadi rupture spontan, dengan disertai tanda-tanda
perdarahan intra abdominal sehingga gambaran klinisnya dapat
menyerupai suatu kehamilan ektopik yang terganggu. Yang paling
sering terjadi ialah cairan kistoma tersebut mengalami resorpsi
secara spontan setelah satu atau dua siklus. (Prawirohardjo,2007)
Diagnosis
Diagnosa hanya dapat ditentukan dengan palpasi dari tumor
tersebut. Tetapi kita tidak akan dapat menentukan dengan sekali
pemeriksaan, apakah kistoma ini neoplastik atau non neoplastik,
kecuali bila ukurannya sangat besar. (Prawirohardjo,2007)
b. Kistoma Lutein
Kistoma ini dapat terjadi pada kehamilan, lebih jarang di luar
kehamilan. Kistoma lutein yang sesungguhnya, umumnya berasal
dari corpus luteum haematoma. Perdarahan ke dalam ruang corpus
selalu terjadi pada masa vaskularisasi. Bila perdarahan ini sangat
banyak jumlahnya, terjadilah corpus luteum haematoma, yang
berdinding tipis dan berwarna kekuning-kuningan. Secara
perlahan-lahan terjadi resorpsi dari unsur-unsur darah, sehingga
akhirnya tinggallah cairan yang jernih, atau sedikit bercampur
darah. Pada saat yang sama dibentuklah jaringan fibroblast pada
bagian dalam lapisan lutein sehingga pada kistoma corpus lutein
yang tua, sel-sel lutein terbenam dalam jaringan-jaringan perut.
(Prawirohardjo,2007)
Tanda dan Gejala
Pada beberapa kasus sering mnyerupai kehamilan ektopik. Haid
kadang-kadang terlambat, diikuti dengan perdarahan sedikit yang
terus menerus, disertai rasa sakit pada bagian perut bawah. Pada
pemeriksaan klinis ditemukan benjolan yang sakit. Ada yang
menganggap kistoma ini sebagai korpus luteum persistens, dimana
oleh sesuatu sebab tidak terjadi regresi. Suatu jenis yang jarang
dari kistoma lutein ialah yang ditemukan pada mola hydatidosa
atau chorio epithelioma. Dalam beberapa kasus dari jenis ini,
dindingnya dibentuk oleh sel granulose yang mengalami
luteinisasi, tetapi pada umumnya kistoma dibntuk oleh sel theca
lutein dan jaringan ikat. ( Prawirohardjo, 2007)
Beberapa tipe kista lutein antara lain:
1. Kista granulosa lutein
Merupakan kista yang terjadi di dalam korpus luteum ovarium
yang fungsional. Kista yang timbul pada permulaan kehamilan
ini dapat membesar akibat dari penimbunan darah yang
berlebihan saat menstruasi dan bukan akibat dari tumor.
Diameternya yang mencapai 5-6 cm menyebabkan rasa tidak
enak di daerah panggul. Jika pecah, akan terjadi perdarahan di
rongga perut.
Pada wanita yang tidak hamil, kista ini menyebabkan
menstruasi terlambat, diikuti perdarahan yang tidak teratur.
2. Kista theca lutein
Merupakan kista yang berisi cairan bening dan berwarna
seperti jerami. Timbulnya kista ini berkaitan dengan tumor
ovarium dan terapi hormon
( Handayani, 2009)
c. Stein Levental ovary
Biasanya kedua ovarium membesar dan bersifat polykistik,
permukaan rata, berwarna keabu-abuan dan berdinding tebal. Pada
pemeriksaan mikroskopis akan tampak tunica yang tebal dan
fibrotik. Dibawahnya tampak follikel dalam bermacam-macam
stadium, tetapi tidak ditemukan corpus luteum. Secara klinis
memberikan gejala yang disebut Stein-Leventhal Syndrom, yaitu
yang terdiri dari hirsutisme, sterilitas, obesitas dan oligomenorrhoe.
Kecenderungan virilisasi mungkin disebabkan hyperplasi dari
tunica interna yang menghasilkan zat androgenic. Kelainan ini
merupakan penyakit herediter yang autosomal dominant.
(Prawirohardjo,2007)
d. Germinal inclusion cyst
Terjadi oleh karena invaginasi dari epitel germinal dari ovarium.
Biasanya terjadi pada wanita tua. Tidak pernah memberi gejala-
gejala yang berarti. (Prawirohardjo,2007)
2. Kistoma ovarium yang neoplastik atau proliferatif
a. Kistoma ovarii simpleks
Kistoma ini mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya
bertangkai, seringkali bilateral, dan dapat menjadi besar. Dinding
kistoma tipis dan cairan di dalam kistoma jernih, serus, dan
berwarna kuning. Pada dinding kistoma tampak lapisan epitel
kubik. Berhubung dengan adanya tangkai, dapat terjadi torsi
(putaran tangkai) dengan gejala-gejala mendadak. Diduga bahwa
kistoma ini suatu jenis kistomadenoma serosum yang kehilangan
epitel kelenjarnya berhubung dengan tekanan cairan dalam
kistoma. Terapi terdiri atas pengangkatan kistoma dengan reseksi
ovarium, akan tetapi jaringan yang dikeluarkan harus segera
diperiksa secara histologik untuk mengetahui apakah ada
keganasan. (Prawirohardjo,2007)
b. Kistomadenoma Ovarii Musinosum
Asal tumor ini belum diketahui dengan pasti. Menurut Meyer, ia
mungkin berasal dari suatu teratoma di mana dalam
pertumbuhannya satu elemen mengalahkan elemen-elemen lain.
Ada penulis yang berpendapat bahwa tumor berasal dari lapisan
germinativum, sedang penulis lain menduga tumor ini mempunyai
asal yang sama dengan tumor Brenner. (Prawirohardjo,2007)
Gambaran Klinik
Tumor lazimnya berbentuk multilokuler; oleh karena itu,
permukaan berbagala (lobulated). Kira-kira 10% dapat mencapai
ukuran yang amat besar, lebih-lebih pada penderita yang datang
dari pedesaan. Pada tumor yang besar tidak lagi dapat ditemukan
jaringan ovarium yang normal. Tumor biasanya unilateral, akan
tetapi dapat juga ditemui yang bilateral.
Kistoma menerima darahnya melalui suatu tangkai; kadang-kadang
dapat terjadi torsi yang mengakibatkan gangguan sirkulasi.
Gangguan ini dapat menyebabkan perdarahan dalam kistoma dan
perubahan degeneratif, yang memudahkan timbulnya perlekatan
kistoma dengan omentum, usus-usus dan peritoneum parietale.
Dinding kistoma agak tebal dan berwarna putih keabu-abuan; yang
terakhir ini khususnya bila terjadi perdarahan atau perubahan
degeneratif di dalam kistoma. Pada pembukaan terdapat cairan
lendir yang khas, kental seperti gelatin, melekat dan berwarna
kuning sampai coklat tergantung dari percampurannya dengan
darah. Pada pemeriksaan mikroskopik tampak dinding kistoma
dilapisi oleh epitel torak tinggi dengan inti pada dasar sel; terdapat
di antaranya sel-sel yang membundar karena terisi lendir (goblet
cells). Sel-sel epitel yang terdapat dalam satu lapisan mempunyai
potensi untuk tumbuh seperti struktur kelenjar: kelenjar-kelenjar
menjadi kistoma-kistoma baru, yang menyebabkan kistoma
menjadi multilokuler. Jika terjadi sobekan pada dinding kistoma,
maka sel-sel epitel dapat tersebar pada permukaan peritoneum
rongga perut, dan dengan sekresinya menyebabkan
pseudomiksoma peritonei. Akibat pseudomiksoma peritonei ialah
timbulnya penyakit menahun dengan musin terus bertambah dan
menyebabkan banyak perlekatan. Akhirnya, penderita meninggal
karena ileus dan atau inanisi. Pada kistoma kadang-kadang dapat
ditemukan daerah padat, dan pertumbuhan papiler. Tempat-tempat
tersebut perlu diteliti dengan seksama oleh karena di situ dapat
ditemukan tanda-tanda ganas. Keganasan ini terdapat dalam kira-
kira 5-10% dari kistomadenoma musinosum.
c. Kistomadenoma Ovarii Serosum
Pada umumnya para penulis berpendapat bahwa kita ini berasal dari
epitel permukaan ovarium (germinal epithelium).
Gambaran Klinik
Pada umumnya kistoma jenis ini tak mencapai ukuran yang amat
besar dibandingkan dengan kistomadenoma musinosum. Permukaan
tumor biasanya licin, akan tetapi dapat pula berrbagala karena
kistoma serosum pun dapat berbentuk multilokuler, meskipun
lazimnya berongga satu. Warna kistoma putih keabu-abuan. Ciri khas
kistoma ini adalah potensi pertumbuhan papiler ke dalam rongga
kistoma sebesar 50%, dan keluar pada permukaan kistoma sebesar
5%. Isi kistoma cair, kuning, dan kadang-kadang coklat karena
campuran darah. Tidak jarang kistomanya sendiri kecil, tetapi
permukaannya penuh dengan pertumbuhan papiler (solid papilloma).
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa tidak mungkin membedakan
gambaran makroskopik kistomadenoma serosum papiliferum yang
ganas dari yang jinak, bahkan pemeriksaan mikroskopik pun tidak
selalu memberi kepastian. Pada pemeriksaan mikroskopik terdapat
dinding kistoma yang dilapisi oleh epitel kubik atau epitel torak yang
rendah, dengan sitoplasma eosinofil dan inti sel yang besar dan gelap
warnanya. Karena tumor ini barasal dari epitel permukaan ovarium
(germinal ephithelium), maka bentuk epitel pada papil dapat beraneka
ragam tetapi sebagian besar epitelnya terdiri atas epitel bulu getar,
seperti epitel tuba. Pada jaringan papiler dapat ditemukan
pengendapan kalsium dalam stromanya yang dinamakan psamoma.
(Prawirohardjo, 2007)
Perubahan Menjadi Ganas
Apabila ditemukan pertumbuhan papilifer, proliferasi dan stratifikasi
epitel, serta anaplasia dan mitosis pada sel-sel, kistomadenoma
serosum secara mikroskopik digolongkan kedalam kelompok tumor
ganas. Akan tetapi, garis pemisah antara kistomadenoma ovarii
papiliferum yang jelas ganas kadang-kadang sukar ditentukan. Oleh
karena itu, tidaklah mengherankan bahwa potensi keganasan yang
dilaporkan sangat berbeda-beda. Walaupun demikian, dapat
dikatakan bahwa 30% - 35% dari kistomadenoma serosum
mengalami perubahan keganasan. Bila pada suatu kasus terdapat
implantasi pada peritoneum disertai dengan asites, maka prognosis
penyakit itu kurang baik, meskipun diagnosis histopatologis
pertumbuhan itu mungkin jinak (histopatologically benign). Klinis
kasus tersebut menurut pengalaman harus dianggap sebagai
neoplasma ovarium yang ganas (clinically malignant).
(Prawirohardjo,2007)
d. Kistoma Endometrioid
Kistoma ini biasanya unilateral dengan permukaan licin; pada
dinding dalam terdapat satu lapisan sel-sel, yang menyerupai lapisan
epitel endometrium. Kistoma ini, yang ditemukan oleh Sartesson
dalam tahun 1969, tidak ada hubungannya dengan endometriosis
ovarii. (Prawirohardjo,2007)
e. Kistoma Dermoid
Sebenarnya kistoma dermoid ialah satu teratoma kistik yang jinak
dimana struktur-struktur ektodermal dengan diferensiasi sempurna,
seperti epitel kulit, rambut, gigi dan produk glandula sebasea
berwarna putih kuning menyerupai lemak nampak lebih menonjol
daripada elemen-elemen entoderm dan mesoderm. Tentang
histogenesis kistoma dermoid, teori yang paling banyak dianut ialah
bahwa tumor berasal dari sel telur melalui proses partenogenesis.
(Prawirohardjo,2007)
Gambaran Klinik
Tidak ada ciri-ciri yang khas pada kistoma dermoid. Dinding kistoma
kelihatan putih, keabu-abuan, dan agak tipis. Konsistensi tumor
sebagian kistik kenyal, di bagian lain padat. Sepintas lalu kelihatan
seperti kistoma berongga satu, akan tetapi bila dibelah, biasanya
nampak satu kistoma besar dengan ruangan kecil-kecil dalam
dindingnya. Pada umumnya terdapat satu daerah pada dinding bagian
dalam yang menonjol dan padat. (Robin,2007)
Tumor mengandung elemen-elemen ektodermal, mesodermal dan
entodermal. Maka dapat ditemukan kulit, rambut, kelenjar sebasea,
gigi (ektodermal), tulang rawan, serat otot jaringan ikat
(mesodermal), dan mukosa traktus gastrointestinalis, epitel saluran
pernapasan, dan jaringan tiroid (entodermal). Bahan yang terdapat
dalam rongga kistoma ialah produk dari kelenjar sebasea berupa
massa lembek seperti lemak, bercampur dengan rambut. Rambut ini
terdapat beberapa serat saja, tetapi dapat pula merupakan
gelondongan seperti konde. Pada kistoma dermoid dapat terjadi torsi
tangkai dengan gejala nyeri mendadak di perut bagian bawah. Ada
kemungkinan pula terjadinya sobekan dinding kistoma dengan akibat
pengeluaran isi kistoma dalam rongga peritoneum. Perubahan
keganasan agak jarang, kira-kira dalam 1,5% dari semua kistoma
dermoid, dan biasanya pada wanita lewat menopause. Yang tersering
adalah karsinoma epidermoid yang tumbuh dari salah satu elemen
ektodermal. Ada kemungkina pula bahwa satu elemen tumbuh lebih
cepat dan menyebabkan terjadinya tumor yang khas.
(Prawirohardjo,2007)
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG KISTA OVARII
1. Laparaskopi
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah
tumor berasal dari ovarium atau tidak, dan untuk menentukan silat-
sifat tumor itu.
2. Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor apakah
tumor berasal dari uterus, ovarium, atau kandung kencing, apakah
tumor kistik atau solid, dan dapatkah dibedakan pula antara cairan
dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak.
Pada pemeriksaan ini akan tampak akan terlihat sebagai struktur kistik
yang bulat (kadang-kadang oval) dan terlihat sangat echolucent dengan
dinding dinding yang tipis/tegas/licin, dan di tepi belakang kista
nampak bayangan echo yang lebih putih dari dinding depannya. Kista
ini dapat bersifat unillokuler (tidak bersepta) atau multilokuler
(bersepta-septa).
Kadang-kadang terlihat bintik-bintik echo yang halus-halus (internal
echoes) di dalam kista yang berasal dari elemen-elemen darah di dalam
kista.
Gambar 1. Tampak gambaran Ultrasonografi pada Kistoma Ovarii
3. Foto rotgen
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks.
Selanjutnya, pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat gigi
dalam tumor. Penggunaan foto rontgen pada pictogram intravena dan
pemasukan bubur barium dalam colon disebut di atas.
4. Parasentesis
Telah disebut bahwa fungsi pada asites berguna menentukan sebab
asites. Perlu diingatkan bahwa tindakan tersebut dapat mencemarkan
cavum peritonei dengan kista bila dinding kista tertusuk.
(Wiknjosastro, et.all, 1999)
G. PENATALAKSAAN KISTOMA OVARII
1. Penatalaksanaan secara umum
Umumnya kista ovarium pada wanita usia subur akan menghilang
dengan sendirinya dalam 1 sampai 3 bulan. Meskipun ada diantaranya
yang pecah namun tidak akan menimbulkan gejala yang berarti. Kista
jenis ini termasuk jinak dan tidak memerlukan penanganan medis.
Meskipun demikian, pengawasan tetap harus dilakukan terhadap
perkembangan kista sampai dengan beberapa siklus menstruasi. Bila
memang ternyata tidak terlalu bermakna maka kista dapat diabaikan
karena akan mengecil sendiri. Jika wanita usia reproduksi yang masih
ingin hamil, berovulasi teratur dan tanpa gejala, dan hasil USG
menunjukkan kista berisi cairan, dokter tidak memberikan pengobatan
apapun dan menyarankan untuk pemeriksaan USG ulangan secara
periodic untuk melihat apakah ukuran kista membesar. Pendekatan ini
juga menjadi pilihan bagi wanita pascamenopouse jika kista berisi
cairan dan diameternya kurang dari 5 cm (Joedosepoetro, 2005).
2. Pil Kontrasepsi
Jika terdapat kista fungsional, pil kontrasepsi yang digunakan untuk
mengecilkan ukuran kista. Pemakaian pil kontrasepsi juga mengurangi
peluang pertumbuhan kista (Joedosepoetro, 2005).
3. Pembedahan
Jika kista ovarium tidak menghilang setelah beberapa episode
menstruasi, semakin besar, lakukan pemeriksaan ultrasound, nyeri,
pada masa postmenopouse, dokter harus segera mengangkatnya. Ada 2
tindakan bedah yang utama, yaitu: Laparoskopi dan Laparatomy.
Pembedahan dimulai dengan teknik pembedahan atau operasi yang
dilakukan dengan membuat lubang kecil 3 buah lubang (berdiameter
5-10 milimeter) di sekitar perut pasien. Satu lubang pada pusar
digunakan untuk memasukkan sebuah alat yang dilengkapi kamera
untuk memindahkan gambar dalam rongga perut ke layar monitor,
sementara dua lubang yang lain untuk peralatan bedah yang lain,
misalnya laser yang akan mengangkat kista ovarium. Biasanya untuk
laparoskopi pasien diperbolehkan pulang pada hari ke-3 atau ke-4,
sedangkan untuk laparotomi pasien diperbolehkan pulang pada hari ke-
8 atau ke-9 (Joedosepoetro, 2005).
KESIMPULAN
RAHMA
Rahma,laporan nya udah jadi nihh,Di CEK dan di Baca ya
sayangg..
Tapi ada tinggal ini ada beberapa anak yang belum ngirim,
Nanti rahma hubungin mereka aja yang belom ngirim siapa
aja yah, terus suruh kirim di email rahma aja yahhh
sayang…
Ini laporanya udah aku edit dan udah aku rapihin, Rahma
cuman tinggal ngedit dirapihin,diganti pengaturan A4 dan
disamain sama format laporan yang bener aja, terus rahma
masukin sasbel yang ada namanya rahma sendiri, terus
nanti rahma Print,Jilid dan Kumpulin…
Makasihhh ya sayanggg…….
DAFTAR PUSTAKA
Berek, J.S., Novak, E. 2007. Berek and Novak’s Gynecology. Lippincott Williams
& Wilkins : USA
Griffith HW. Instructions for Obstetric and Gynecologic Patients. New York.
Elsevier Inc.
Joedosepoetro, M., Sutoto. 2005. Tumor Jinak pada Alat-Alat Genital dalam Ilmu
Kandungan.Edisi 2. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Joedosepoetro, M., Sutoto. 2005. Tumor Jinak pada Alat-Alat Genital dalam Ilmu
Kandungan. Edisi 2. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Mochtar, Rustam. Sinopsis Obstetri Jilid1 .Jakarta,EGC,1998
Norwitz, Errol, Schorge, John. 2006. At a Glance Obstetri & Ginekologi Edisi
Kedua. Penerbit Erlangga: Jakarta
Novak, P.D. 1998. Dorland’s Pocket Medical Dictionary. EGC : Jakarta
Prawirohardjo S, Wiknjosastro H, Sumapraja S, Saifuddin AB. 2005. Ilmu
Kandungan Edisi Kedua Cetakan Keempat. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Prawirohardjo, Sarwono. 2007. Ilmu Kandungan. Edisi 2. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Prawirohardjo, s. (2009). Ilmu Kandungan Edisi Kedua Cetakan Ketujuh. Jakarta :
Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Sylvia A Price. 2007 . Patofisiologi Konsep klinis proses-proses penyakit .
Penerbit EGC : Jakarta
William, Helm C. 2005. Ovarian Cysts. American College of Obstetricians
and Gynecologists. Available at: http: //emedicine.com