pbl 3 kedkom

Upload: anugrah-nurul-fitri

Post on 15-Oct-2015

39 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

skenario 3

TRANSCRIPT

1. Masalah gizi kurang dan berlebih pada anaka. Gizi kurang Gizi kurang merupakan suatu keadaan yang terjadi akibat tidak terpenuhinya asupan makanan. Gizi kurang dapat terjadi karena seseorang mengalami kekurangan salah satu zat gizi atau lebih di dalam tubuh. Akibat yang terjadi apabila kekurangan gizi antara lain : menurunnya kekebalan tubuh (mudah terkena penyakit infeksi), terjadinya gangguan dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, kekurangan energi yang dapat menurunkan produktivitas tenaga kerja, sulitnya seseorang dalam menerima pendidikan dan pengetahuan. Gizi kurang merupakan salah satu masalah gizi yang banyak dihadapi oleh negara-negara yang sedang berkembang, karena : tingkat pendidikan yang rendah, pengetahuan yang kurang mengenai gizi dan perilaku belum sadar akan status gizi. Contoh masalah kekurangan gizi, antara lain KEP (Kekurangan Energi Protein), GAKI (Gangguan Akibat Kekurangan Iodium), nemia Gizi Besi (AGB).

Gizi buruk adalah keadaan kekurangan zat gizi tingkat berat akibat kurang makan dan atau menderita sakit dalam waktu lamaEtiologi Balita tidak mendapat ASI Eksklusif Anak balita disapih sebelum umur dua tahun Anak balita tidak mendapat makanan pendamping ASI pada umur enam bulan atau lebih. Makanan pendamping ASI kurang dan tidak bergizi. Setelah umur enam bulan balita jarang disusui Balita menderita sakit dalam waktu yang lama. Kebersihan diri kurang dan lingkungan kotor

KLASIFIKASI GIZI BURUK

1. Kurang kalori ( marasmus)

Marasmus adalah kekurangan energy pada makanan yang menyebabkan cadangan protein tubuh terpakai sehingga anak kurus dan keriput.

Etiologi :1. Penyebab utama dari kekurangan makanan yang mengandung kalori1. Penyebab umum: Kegagalan menyusui anak : ibunya meninggal dan Tidak adanya makanan tambahan

Tanda & gejala1. Tampak sangat kurus, sehingga tulang terbungkus kulit1. Wajah seperti orang tua1. Cengeng1. Kulit keriput , jari lemak subtikus sangat sedikit sampai tidak ada1. Perut cekung1. Sering disertai penyakit kronis ; diare kronik

Patofisiologi 1. Defisiensi kalori yang lama1. Penghancuran jaringan lemak (kebutuhan energy)1. Menghilangnya lemak dibawah kulit1. Penciutan/pengecilan otot1. Pelisutan tubuh yang menyeluruh

1. Kurang protein ( kwashiorkor )

Kwashiorkor adalah penyebab utama dari kekurangan makanan yang mengandung protein hewani. Penyakit ini biasanya diderita oleh golongan sosial ekonomi rendah.Etiologi :1. Defisiensi asupan protein

Tanda & gejala1. Kegagalan pertumbuhan tampak dengan berat badan rendah maupun ada edema1. Edema pada kaki1. Wajah membulat dan sembab1. Pandangan mata sayu1. Cengeng1. Cracy papement1. Rambut tipis kemerahan seperti warna rambut jagung mudah dicabut tanpa rasa sakit dan rontok1. Pembesaran hati1. Otot mengecil, lebih nyata bila diperiksa pada posisi berdiri dan duduk1. Sering disertai infeksi anemia , diare.

1. Kurang kalori dan protein ( marasmus kwashiorkor )Etiologi, tanda dan gejalanya merupakan gabungan dari marasmus dan kwashiorkor.

PENATALAKSANAAN

Makanan /minuman dengan biologic tinggi gizi kalori / protein. Pemberian secara bertahap dari bentuk dan jumlah mula mula cair (seperti susu) lunak (bubur) biasa ( nasi lembek)Prinsif pemberian nutrisi1. Porsi kecil,sering,rendah serat, rendah laktosa1. Energy / kalori : 100 K kal / kg BB/ hari1. Protein : 1 1,5 g / kg BB / hari1. Cairan : 130 ml / kg BB / hari Ringan sedang : 100 ml / kg BB / hari Edema BeratObati / cegah infeksi 1. AntibioticBila tampak komlikasi : Cotrymoksasol 5 mlBila anak sakit berat : Ampicillin 50 mg / kg BB IM/ IV Setiap 6 Jam Selama 2 Hari

Untuk Melihat kemajuan / perkembangan anak1. Timbang berat badan setiap pagi sebelum diberi makan1. Catat kenaikan BB anak tiap minggu

Pencegahan Memberikan ASI eksklusif sampai anak berumur 6 bulan Anak diberikan makanan yang bervariasi, seimbang Rajin menimbang dan mengukur tinggi anak Jika anak dirawat di rumah sakit karena gizinya buruk, bisa ditanyakan kepada petugas pola dan jenis makanan yang harus diberikan setelah pulang Jika anak telah menderita karena kekurangan gizi, maka segera berikan kalori yang tinggi dalam bentuk karbohidrat, lemak, dan gula.

Implikasi Untuk Upaya Perbaikan Gizi Anak Umur 6-18 TahunMasih tingginya prevalensi kekurusan pada kelompok umur 6-12 tahun (usia sekolah) mengindikasikan adanya risiko terganggunya konsentrasi belajar bagi sekitar sepertiga jumlah siswa SD atau yang sederajat. Masalah kependekan yang masih tinggi, dimana prevalensi kependekan pada anak perempuan juga tinggi yaitu sekitar 30 persen, dimana 12 persen diantaranya adalah sangat pendek. Hal ini merupakan keadaan yang berisiko sebagai calon ibu rumahtangga yang akan melahirkan generasi penerus. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut di atas maka perlu diintensifkan upaya perbaikan gizi anak sekolah, melalui: Peningkatan edukasi gizi bagi anak sekolah baik di sektor pendidikan formal maupun informal untuk pencapaian KADARZI UNTUK SEMUA. Penyediaan makanan tambahan bagi anak sekolah (PMT-AS) terutama untuk daerah-daerah miskin, terutama untuk anak usia sekolah (6-12 tahun).

Implikasi Untuk Upaya Perbaikan Gizi Penduduk DewasaPenyuluhan gizi seimbang diikuti dengan aktivitas fisik diperlukan untuk mengatasi masalah obesitas pada penduduk dewasa, agar dapat dicegah penyakit khronis seperti darah tinggi, kolesterol, diabetes, dan lain-lain.Gizi berlebihStatus gizi lebih merupakan keadaan tubuh seseorang yang mengalami kelebihan berat badan, karena kelebihan jumlah asupan energi yang disimpan dalam bentuk cadangan berupa lemak. Ada yang menyebutkan bahwa masalah gizi lebih identik dengan kegemukan. Kegemukan dapat menimbulkan dampak yang sangat berbahaya yaitu dengan munculnya penyakit degeneratif, seperti diabetes mellitus, penyakit jantung koroner, hipertensi, gangguan ginjal dan masih banyak lagi.Kegemukan (obesitas) dapat terjadi mulai dari masa bayi, anak-anak, sampai pada usia dewasa. Kegemukan pada masa bayi terjadi karena adanya penimbunan lemak selama dua tahun pertama kehidupan bayi. Bayi yang menderita kegemukan maka ketika menjadi dewasa akan mengalami kegemukan pula. Kegemukan pada masa anak-anak terjadi sejak anak tersebut berumur dua tahun sampai menginjak usia remaja dan secara bertahap akan terus mengalami kegemukan sampai usia dewasa. Kegemukan pada usia dewasa terjadi karena seseorang telah mengalami kegemukan dari masa anak-anak.

2. Penilaian status gizi pada anak dan ibu hamilPengertian Status GiziStatus gizi adalah ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi untuk anak yang diindikasikan oleh berat badan dan tinggi badan anak. Status gizi juga didefinisikan sebagai status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan masukan nutrien. Penelitian status gizi merupakan pengukuran yang didasarkan pada data antropometri serta biokimia dan riwayat diit (Beck, 2000: 1).Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi1. Faktor ExternalFaktor eksternal yang mempengaruhi status gizi antara lain:1. Pendapatan Masalah gizi karena kemiskinan indikatornya adalah taraf ekonomi keluarga, yang hubungannya dengan daya beli yang dimiliki keluarga tersebut (Santoso, 1999).1. Pendidikan Pendidikan gizi merupakan suatu proses merubah pengetahuan, sikap dan perilaku orang tua atau masyarakat untuk mewujudkan dengan status gizi yang baik (Suliha, 2001).1. Pekerjaan Pekerjaan adalah sesuatu yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupan keluarganya. Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga (Markum, 1991).1. Budaya Budaya adalah suatu ciri khas, akan mempengaruhi tingkah laku dan kebiasaan (Soetjiningsih, 1998).1. Faktor InternalFaktor Internal yang mempengaruhi status gizi antara lain :1. Usia Usia akan mempengaruhi kemampuan atau pengalaman yang dimiliki orang tua dalam pemberian nutrisi anak balita (Nursalam, 2001).1. Kondisi Fisik Mereka yang sakit, yang sedang dalam penyembuhan dan yang lanjut usia, semuanya memerlukan pangan khusus karena status kesehatan mereka yang buruk. Bayi dan anak-anak yang kesehatannya buruk, adalah sangat rawan, karena pada periode hidup ini kebutuhan zat gizi digunakan untuk pertumbuhan cepat (Suhardjo, et, all, 1986).1. Infeksi Infeksi dan demam dapat menyebabkan menurunnya nafsu makan atau menimbulkan kesulitan menelan dan mencerna makanan (Suhardjo, et, all, 1986).Penilaian Status GiziPenilaian status gizi secara langsung menunit Supariasa (2001) dapat dilakukan dengan:1. Antropometri Antropometri adalah ukuran tubuh manusia. Sedangkan antropometri gizi adalah berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dan tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri secara umum digunakan untuk melihat keseimbangan asupan protein dan energi.1. Klinis Pemeriksaan klinis adalah metode untuk menilai status gizi berdasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi, seperti kulit, mata, rambut, dan mukosa oral atau organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.1. Biokimia Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan. Jaringan tubuh yang digunakan antara lain darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot.1. Biofisik Penilaian status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status gizi dengan melibat kemamapuan fungsi dan melihat perubahan struktur dari jaringan.Penilaian status gizi secara tidak Iangsung menurut Supariasa, IDN (2001) dapat dilakukan dengan:1. Survey Konsumsi MakananSurvey konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat dan gizi yang dikonsumsi.Kesalahan dalam survey makanan bisa disebabkan oleh perkiraan yang tidak tepat dalam menentukan jumlah makanan yang dikonsumsi balita, kecenderungan untuk mengurangi makanan yang banyak dikonsumsi dan menambah makanan yang sedikit dikonsumsi ( The Flat Slope Syndrome ), membesar-besarkan konsumsi makanan yang bernilai sosial tinggi, keinginan melaporkan konsumsi vitamin dan mineral tambahan kesalahan dalam mencatat (food record).1. Statistik VitalYaitu dengan menganalisis data beberapa statistik kesebatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian karena penyebab tertentu dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi.1. Faktor EkologiMalnutrisi merupakan masalah ekologi sebagai hasil interaksi antara beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dan keadaan ekologi seperti iklim, tanah, irigasi, dan lain-lain.Bentuk aplikasi penilaian status gizi dengan antropometri antara lain dengan penggunaan teknik Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI). IMT ini merupakan alat atau cara yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa, khususnya yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. Dengan IMT ini antara lain dapat ditentukan berat badan beserta resikonya. Misalnya berat badan kurang dapat meningkatkan resiko terhadap penyakit infeksi, sedangkan berat badan lebih akan meningkatkan resiko terhadap penyakit degeneratif. Berikut contoh penggunaan metode IMT ini untuk mementukan kondisi berat badan kita. Pada contoh ini akan disampaikan penjelasan tentang cara-cara yang dianjurkan untuk mencapai berat badan normal berdasarkan IMT yang kemudian disesuaikan dengan keseimbangan konsumsi sehari-hari.Untuk memantau indeks masa tubuh orang dewasa digunakan timbangan berat badan dan pengukur tinggi badan. Penggunaan IMT hanya untuk orang dewasa berumur > 18 tahun dan tidak dapat diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil, dan olahragawan.Untuk mengetahui nilai IMT ini, dipergunakan formula sebagai berikut :Berat Badan (Kg)IMT = -------------------------------------------------------Tinggi Badan (m) X Tinggi Badan (m)Berdasarkan perhitungan diatas maka akan dapat ditentukan standard IMT seseorang dengan berpedoman sebagai berikut : KategoriIMT

KurusKekurangan berat badan tingkat berat

Kurus sekaliKekurangan berat badan tingkat ringan17,0 18,4

NormalNormal18,5 25,0

GemukKelebihan berat badan tingkat ringan25,1 27,0

ObesKelebihan berat badan tingkat berat> 27,0

Dalam pemakaian untuk penilaian status gizi, antropomteri disajikan dalam bentuk indeks yang dikaitkan dengan variabel lain. Variabel tersebut adalah sebagai berikut : 1. Umur.

Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi, kesalahan penentuan akan menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Hasil penimbangan berat badan maupun tinggi badan yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat. Kesalahan yang sering muncul adalah adanya kecenderunagn untuk memilih angka yang mudah seperti 1 tahun; 1,5 tahun; 2 tahun. Oleh sebab itu penentuan umur anak perlu dihitung dengan cermat. Ketentuannya adalah 1 tahun adalah 12 bulan, 1 bulan adalah 30 hari. Jadi perhitungan umur adalah dalam bulan penuh, artinya sisa umur dalam hari tidak diperhitungkan ( Depkes, 2004).1. Berat Badan

Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran massa jaringan, termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap perubahan yang mendadak baik karena penyakit infeksi maupun konsumsi makanan yang menurun. Berat badan ini dinyatakan dalam bentuk indeks BB/U (Berat Badan menurut Umur) atau melakukan penilaian dengam melihat perubahan berat badan pada saat pengukuran dilakukan, yang dalam penggunaannya memberikan gambaran keadaan kini. Berat badan paling banyak digunakan karena hanya memerlukan satu pengukuran, hanya saja tergantung pada ketetapan umur, tetapi kurang dapat menggambarkan kecenderungan perubahan situasi gizi dari waktu ke waktu (Djumadias Abunain, 1990).1. Tinggi Badan

Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang dilihat dari keadaan kurus kering dan kecil pendek. Tinggi badan sangat baik untuk melihat keadaan gizi masa lalu terutama yang berkaitan dengan keadaan berat badan lahir rendah dan kurang gizi pada masa balita. Tinggi badan dinyatakan dalam bentuk Indeks TB/U ( tinggi badan menurut umur), atau juga indeks BB/TB ( Berat Badan menurut Tinggi Badan) jarang dilakukan karena perubahan tinggi badan yang lambat dan biasanya hanya dilakukan setahun sekali. Keadaan indeks ini pada umumnya memberikan gambaran keadaan lingkungan yang tidak baik, kemiskinan dan akibat tidak sehat yang menahun ( Depkes RI, 2004).Berat badan dan tinggi badan adalah salah satu parameter penting untuk menentukan status kesehatan manusia, khususnya yang berhubungan dengan status gizi. Penggunaan Indeks BB/U, TB/U dan BB/TB merupakan indikator status gizi untuk melihat adanya gangguan fungsi pertumbuhan dan komposisi tubuh (M.Khumaidi, 1994).Penggunaan berat badan dan tinggi badan akan lebih jelas dan sensitive/peka dalam menunjukkan keadaan gizi kurang bila dibandingkan dengan penggunaan BB/U. Dinyatakan dalam BB/TB, menurut standar WHO bila prevalensi kurus/wasting < -2SD diatas 10 % menunjukan suatu daerah tersebut mempunyai masalah gizi yang sangat serius dan berhubungan langsung dengan angka kesakitan.Macam Klasifikasi Status Gizi1. Klasifikasi Status GiziTabel 1.Tabel Status Gizi

INDEKSSTATUS GIZIAMBANG BATAS *)

Berat badan menurut umur (BB/U)Gizi Lebih> + 2 SD

Gizi Baik -2 SD sampai +2 SD

Gizi Kurang< -2 SD sampai -3 SD

Gizi Buruk< 3 SD

Tinggi badan menurut umur (TB/U)Normal 2 SD

Pendek (stunted)< -2 SD

Berat badan menurut tinggi badan (BB/TB)Gemuk> + 2 SD

Normal -2 SD sampai + 2 SD

Kurus (wasted)< -2 SD sampai -3 SD

Kurus sekali< 3 SD

Sumber : Depkes RI, 2002.1. Klasifikasi di atas berdasarkan parameter antropometri yang dibedakan atas:

1. Berat Badan / Umur Status gizi ini diukur sesuai dengan berat badan terhadap umur dalam bulan yang hasilnya kemudian dikategorikan sesuai dengan tabel 1.1. Tinggi Badan / Umur Status gizi ini diukur sesuai dengan tinggi badan terhadap umur dalam bulan yang hasilnya kemudian dikategorikan sesuai dengan tabel 1.1. Berat Badan / Tinggi Badan Status gizi ini diukur sesuai dengan berat badan terhadap tinggi badan yang hasilnya kemudian dikategorikan sesuai dengan tabel 11. Lingkar Lengan Atas / Umur Lingkar lengan atas (LILA) hanya dikategorikan menjadi 2 kategori yaitu gizi kurang dan gizi baik dengan batasan indeks sebesar 1,5 cm/tahun.

1. Menurut Depkes RI (2005) Parameter berat badan / tinggi badan berdasarkan kategori Z-Score diklasifikasikan menjadi 4 yaitu:1. Gizi Buruk ( Sangat Kurus) : )

( Tersedia air bersih )

( Tersedia jamban )

( Kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni)

( Lantai rumah bukan dari tanah )

Siapa Pelaku dan Sasaran PHBS di Rumah Tangga?Pelaku PHBS di rumah tangga yaitu petugas kesehatan, petugas lintas sektor, tokoh masyarakat dan kader kesehatan. Sasaran PHBS di rumah tangga yaitu seluruh anggota keluarga (Ibu, bapak, anak, nenek, dll).Indikator PHBS Tatanan Institusi PendidikanIndikator PHBS adalah suatu alat ukur untuk menilai keadaan atau permasalahan kesehatan di institusi pendidikan. Sasaran PHBS tatanan institusi pendidikan adalah sekolah dan siswa dengan indikator : Tersedia jamban yang bersih dan sesuai dengan jumlah siswa Tersedia air bersih atau air keran yang mengalir di setiap kelas Tidak ada sampah yang berserakan dan lingkungan sekolah yang bersih dan serasi Ketersediaan UKS yang berfungsi dengan baik Siswa menjadi anggota dana sehat (JPKM) Siswa pada umumnya (60 %) kukunya pendek dan bersih Siswa tidak merokok Siswa ada yang menjadi dokter kecil atau promosi kesehatan sekolah (minimal 10 orang)PHBS di sekolah adalah upaya untuk memperdayakan siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, mau, dan mampu mempraktikkan PHBS dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat. Perilaku hidup bersih dan sehat juga merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya , serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat (Depkes RI, 2007).Indikator PHBS di SekolahA. Memelihara Rambut Agar Bersih dan RapihMencuci rambut secara teratur dan menyisirnya sehingga terlihat rapih. Rambut yang bersih adalah rambut yang tidak kusam, tidak berbau, dan tidak berkutu. Memeriksa kebersihan dan kerapihan rambut dapat dilakukan oleh dokter kecil/kader kesehatan/guru UKS minimal seminggu sekali.B. Memakai Pakaian Bersih dan RapihMemakai baju yang tidak ada kotorannya, tidak berbau, dan rapih. Pakaian yang bersih dan rapih diperoleh dengan mencuci baju setelah dipakai dan dirapikan dengan disetrika. Memeriksa baju yang dipakai dapat dilakukan oleh dokter kecil/kader kesehatan/guru UKS minimal seminggu sekali.C. Memelihara Kuku Agar Selalu Pendek dan BersihMemotong kuku sebatas ujung jari tangan secara teratur dan membersihkannya sehingga tidak hitam/kotor. Memeriksa kuku secra rutin dapat dilakukan oleh dokter kecil/kader kesehatan/guru UKS minimal seminggu sekali.D. Memakai Sepatu Bersih dan RapihMemakai sepatu yang tidak ada kotoran menempel pada sepatu, rapih misalnya ditalikan bagi sepatu yang bertali. Sepatu bersih diperoleh bila sepatu dibersihkan setiap kali sepatu kotor. Memeriksa sepatu yang dipakai siswa dapat dilakukan oleh dokter kecil/kader kesehatan/guru UKS minimal seminggu sekali.E. Berolahraga Teratur dan TerukurSiswa/Guru/Masyarakat sekolah lainnya melakukan olahraga/aktivitas fisik secara teratur minimal tiga kali seminggu selang sehari. Olahraga teratur dapat memelihara kesehatan fisik dan mental serta meningkatkan kebugaran tubuh sehingga tubuh tetap sehat dan tidak mudah jatuh sakit. Olahraga dapat dilakukan di halaman secara bersama-sama, di ruangan olahraga khusus (bila tersedia), dan juga di ruangan kerja bagi guru/ karayawan sekolah berupa senam ringan dikala istirahat sejenak dari kesibukan kerja. Sekolah diharapkan membuat jadwal teratur untuk berolahraga bersama serta menyediakan alat/sarana untuk berolahraga.F. Tidak Merokok di SekolahAnak sekolah/guru/masyarakat sekolah tidak merokok di lingkungan sekolah. Merokok berbahaya bagi kesehatan perokok dan orang yang berada di sekitar perokok. Dalam satu batang rokok yang diisap akan dikeluarkan 4000 bahan kimia berbahaya diantaranya: Nikotin (menyebabkan ketagihan dan kerusakan jantung serta pembuluh darah); Tar (menyebabkan kerusakan sel paru-paru dan kanker) dan CO (menyebabkan berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen sehingga sel-sel tubuh akan mati). Tidak merokok di sekolah dapat menghindarkan anak sekolah/guru/masyarkat sekolah dari kemungkinan terkena penyakit-penyakit tersebut diatas. Sekolah diharapkan membuat peraturan dilarang merokok di lingkungan sekolah. Siswa/guru/masyarakat sekolah bisa saling mengawasi diantara mereka untuk tidak merokok di lingkungan sekolah dan diharapkan mengembangkan kawasan tanpa rokok/kawasan bebas asap rokok.G. Tidak Menggunakan NAPZAAnak sekolah/guru/masyarkat sekolah tidak menggunakan NAPZA (Narkotika Psikotropika Zat Adiktif). Penggunaan NAPZA membahayakan kesehatan fisik maupun psikis pemakainya.H. Memberantas Jentik Nyamuk Upaya untuk memberantas jentik di lingkungan sekolah yang dibuktikan dengan tidak ditemukan jentik nyamuk pada: tempat-tempat penampungan air, bak mandi, gentong air, vas bunga, pot bunga/alas pot bunga, wadah pembuangan air dispenser, wadah pembuangan air kulkas, dan barang-barang bekas/tempat yang bisa menampung air yang ada di sekolah. Memberantas jentik di lingkungan sekolah dilakukan dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui kegiatan: menguras dan menutup tempat-tempat penampungan air, mengubur barang-barang bekas, dan menghindari gigitan nyamuk. Dengan lingkungan bebas jentik diharapkan dapat mencegah terkena penyakit akibat gigitan nyamuk seperti demam berdarah, cikungunya, malaria, dan kaki gajah. Sekolah diharapkan dapat membuat pengaturan untuk melaksanakan PSN minimal satu minggu sekali.I. Menggunakan Jamban yang Bersih dan SehatAnak sekolah/guru/masyarakat sekolah menggunakan jamban/WC/kakus leher angsa dengan tangki septic atau lubang penampungan kotoran sebagai pembuangan akhir saat buang air besar dan buang air kecil. Menggunakan jamban yang bersih setiap buang air kecil ataupun buang air besar dapat menjaga lingkungan di sekitar sekolah menjadi bersih, sehat, dan tidak berbau. Disamping itu tidak mencemari sumber air yang ada disekitar lingkungan sekolah serta menghindari datangnya lalat atau serangga yang dapat menularkan penyakit seperti: diare, disentri, tipus, kecacingan, dan penyakit lainnya. Sekolah diharapkan menyediakan jamban yang memenuhi syarat kesehatan dalam jumlah yang cukup untuk seluruh siswa serta terpisah antara siswa laki-laki dan perempuan. Perbandingan jamban dengan pemakai adalah 1:30 untuk laki-laki dan 1:20 untuk perempuan.J. Menggunakan Air Bersih Anak sekolah/guru/masyarakat sekolah menggunakan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari di lingkungan sekolah. Sekolah diharapkan menyediakan sumber air yang bisa berasal dari air sumur terlindung, air pompa, mata air terlindung, penampungan air hujan, air ledeng, dan air dalam kemasan (sumber air berasal dari smur pompa, sumur, mata air terlindung berjarak minimal 10 meter dari tempat penampungan kotoran atau limbah/WC). Air diharapkan tersedia dalam jumlah yang memenuhi kebutuhan dan tersedia setiap saat.K. Mencuci Tangan dengan Air Mengalir dan Memakai SabunSekolah/guru/masyarakat sekolah selalu mencuci tangan sebelum makan, sesudah buang air besar/sesudah buang air kecil, sesudah beraktivitas, dan atau setiap kali tangan kotor dengan memakai sabun dan air bersih yang mengalir. Air bersih yang mengalir akan membuang kuman-kuman yang ada pada tangan yang kotor, sedangkan sabun selain membersihkan kotoran juga dapat membunuh kuman yang ada di tangan. Diharapkan tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman serta dapat mencegah terjadinya penularan penyakit seperti: diare, disentri, kolera, tipus, kecacingan, penyakit kulit, infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), dan flu burung.L. Membuang Sampah ke Tempat Sampah yang TerpilahAnak sekolah/guru/masyarakat sekolah membuang sampah ke tempat sampah yang tersedia. Diharapkan tersedia tempat sampah yang terpilah antara sampah organik, non-organik, dan sampah bahan berbahaya. Sampah selain kotor dan tidak sedap dipandang juga mengandung berbagai kuman penyakit. Membiasakan membuang sampah pada tempat sampah yang tersedia akan sangat membantu anak sekolah/guru/masyarakat sekolah terhindar dari berbagai kuman penyakit.M. Mengkonsumsi Jajanan Sehat dari Kantin SekolahAnak sekolah/guru/masyarakat sekolah mengkonsumsi jajanan sehat dari kantin/warung sekolah atau bekal yang dibawa dari rumah. Sebaiknya sekolah menyediakan warung sekolah sehat dengan makanan yang mengandung gizi seimbang dan bervariasi, sehingga membuat tubuh sehat dan kuat, angka absensi anak sekolah menurun, dan proses belajar berjalan dengan baik.N. Menimbang Berat Badan dan Mengukur Tinggi Badan Setiap BulanSiswa ditimbang berat badan dan diukur tinggi badan setiap bulan agar diketahui tingkat pertumbuhannya. Hasil penimbangan dan pengukuran dibandingkan dengan standar berat badan dan tinggi badan sehingga diketahui apakah pertumbuhan siswa normal atau tidak normal.

KlasifikasiKlasifikasi PHBS ditentukan berdasarkan nilai perilaku dan lingkungan sehat tiap keluarga dengan ketentuan sebagai berikut : a) Sehat 1 yaitu bila keluarga berperilaku positif kurang dari 25% dari jumlah seluruh indikator PHBS, b) Sehat 2 yaitu bila keluarga perperilaku positif 25% - 49% dari jumlah seluruh indikator PHBS, c) Sehat 3 yaitu bila keluarga berperilaku positif 50% - 74% darijumlah seluruh indikator PHBS, dan d) Sehat 4 yaitu bila keluarga berperilaku positif lebih dari 75% dari jumlah seluruh indikator PHBS. Manfaat Setiap rumah tangga meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit. Rumah tangga sehat dapat meningkat produktivitas kerja anggota keluarga Dengan meningkatnya kesehatan anggota rumah tangga maka biaya yang tadinya dialokasikan untuk kesehatan dapat dialihkan untuk biaya investasi seperti biaya pendidikan dan usaha lain yang dapat meningkatkan kesejahteraan anggota rumah tangga Salah satu indikator menilai keberhasilan Pemerintah Daerah Kabupaten /Kota dibidang kesehatan Meningkatnya citra pemerintah daerah dalam bidang kesehatan dapat menjadi percontohan rumah tangga sehat bagi daerah lain.Bagi Rumah Tangga :1. Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit.1. Anak tumbuh sehat dan cerdas.1. Anggota keluarga giat bekerja.1. Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk memenuhi gizi keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk menambah pendapatan keluarga.Bagi Masyarakat:1. Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat.1. Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah masalah kesehatan.1. Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.

2. MM. Gaya hidup yang mencerminkan prilaku hidup sehat Menggunakan Air Bersih Mencuci Tangan Dengan Air Bersih Dan Sabun Menggunakan Jamban Sehat Memberantas Jentik Dirumah Sekali Seminggu Makan Sayur Dan Buah Setiap Hari Melakukan Aktifitas Fisik Setiap Hari Tidak merokok di dalam rumah

Rumah yang Memenuhi Syarat KesehatanMenurut American Public Health Association (APHA) rumah dikatakan sehat apabila : Memenuhi kebutuhan fisik dasar seperti temperatur lebih rendah dari udara di luar rumah, penerangan yang memadai, ventilasi yang nyaman, kebisingan 45-55 dB, Memenuhi kebutuhan kejiwaan Melindungi penghuninya dari penularan penyakit menular Melindungi penghuninya dari kemungkinan terjadinya kecelakaan

3. Memahami dan Menjelaskan Pola Asuh KeluargaPola asuh orang tua adalah pola perilaku yang diterapkan pada anak dan bersifat relatif konsisten dari waktu kewaktu. Pola perilaku ini dapat dirasakan oleh anak, dari segi negatif dan positif. Pola asuh orangtua merupakan gambaran tentang sikap dan perilaku orangtua dan anak dalam berinteraksi, berkomunikasi selama mengadakan kegiatan pengasuhan.Dalam kegiatan memberikan pengasuhan ini, orangtua akan memberikan perhatian, peraturan, disiplin, hadiah dan hukuman, serta tanggapan terhadap keinginan anaknya. Sikap, perilaku, dan kebiasaan orangtua selalu dilihat, dinilai, dan ditiru oleh anaknya yang kemudian semua itu secara sadar atau tidak sadar akan diresapi kemudian menjadi kebiasaan pula bagi anak-anaknya.Macam macam Pola Asuh Orang Tua Terdapat 4 macam pola asuh orang tua terhadap anaknya yaitu antara lain : Pola asuh DemokratisPola asuh demokratis adalah pola asuh yang memprioritaskan kepentingan anak, akan tetapi tidak ragu-ragu mengendalikan mereka. Pengaruh pola asuh demokratis yaitu akan menghasilkan karakteristik anak-anak yang mandiri, dapat mengontrol diri, mempunyai hubungan baik dengan teman-temannya. Pola asuh OtoriterPola asuh otoriter adalah pola asuh yang cenderung menetapkan standar yang mutlak harus dituruti. Orang tua tipe ini cenderung memaksa, memerintah, menghukum. Orang tua mungkin berpendapat bahwa anak memang harus mengikuti aturan yang ditetapkannya. Pola asuh otoriter biasanya berdampak buruk pada anak, biasanya pola asuh seperti ini menghasilkan karakteristik anak yang penakut, pendiam, tertutup, gemar menentang, suka melanggar norma-norma, berkepribadian lemah. Pola asuh PermisifPola asuh ini memberikan pengawasan yang sangat longgar. Memberikan kesempatan pada anaknya untuk melakukan sesuatu tanpa pengawasan yang cukup, cenderung tidak menegur atau memperingatkan anak apabila anak sedang dalam bahaya. Pola asuh permisif akan menghasilkan karakteristik anak-anak yang tidak patuh, manja, kurang mandiri, mau menang sendiri (egois), dan kurang percaya diri. Pola asuh PenelantarOrang tua tipe ini pada umumnya memberikan waktu dan biaya yang sangat minim pada anak-anaknya. Pola asuh penelantar akan menghasilkan karakteristik anak-anak yang agresif, kurang bertanggung jawab, tidak mau mengalah, sering bolos, dan bermasalah dengan teman.

Pengaruh Pola Asuh Orang Tua terhadap Pembentukan Kepribadian Anaka. Bila dia hidup dalam permusuhan, dia belajar berkelahib. Bila dia hidup dalam ketakutan, dia belajar menjadi penakutc. Bila dia hidup dikasihani, dia belajar mengasihi dirinyad. Bila dia hidup dalam toleransi, dia belajar bersabare. Bila dia hidup diejek, dia belajar menjadi maluPengaruh Pola Asuh Dan Latarbelakang Orang Tua Terhadap Pembentukan Kepribadian Anak Orang Tua yang Bekerja akan berkurang perhatian terhadap anaknya, mengakibatkan terbatasnya interaksi orang tua dengan anaknya. Sehingga anak kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang menyebabkan anak bersifat manja. Orang tua yang tidak bekerja di luar rumah akan lebih fokus pada pengasuhan anak. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan anak menjadi kurang mandiri, karena terbiasa dengan orang tua. Orang tua yang mempunyai latar belakang pendidikan yang tingi akan lebih memperhatikan segala perubahan dan setiap perkembangan yang terjadi pada anaknya. Mereka umumnya mengetahui bagaimana tingkat perkembangan anak dan bagaimana pengasuhan orang tua yang baik sesuai dengan perkembangan anak khususnya untuk pembentukan kepribadian yang baik bagi anak, seperti mengajarkan sopan santun, baik dalam berbicara ataupun dalam hal lain. Orang tua yang mempunyai latar belakang pendidikan yang rendah, kurang memperhatikan tingkat perkembangan anak, dikarenakan orang tua yang masih awam dan tidak mengetahui tingkat perkembangan anak. Pola asuh orang tua seperti ini akan membentuk suatu kepribadian yang kurang baik. Orang tua yang tingkat perekonominnya menengah keatas biasanya memanjakan anaknya. Segala kebutuhan anak dapat terpenuhi dengan kekayaan yang dimiliki orang tua. Anak yang terbiasa dengan pola asuh yang demikian, akan membentuk kepribadian yang manja, serta menilai sesuatu dengan materi dan anak akan sombong dengan kekayaan yang dimiliki orang tua serta kurang menghormati orang yang lebih rendah darinya. Orang tua yang tingkat perekonomiannya menengah kebawah dalam cara pengasuhannya kurang dapat memenuhi kebutuhan anak yang bersifat materi. Orang tua hanya dapat memenuhi kebutuhan anak yang benar-benar penting bagi anak. Perhatian dan kasih sayang orang tualah yang dapat diberikan. Sehingga akan terbentuk kepribadian anak yang mandiri, mampu menyelesaikan permasalahan dan tidak mudah stres dalam menghadapi suatu permasalahan.4. Gaya hidup tidak sehat pada anakCara Hidup Sehat Mencegah Obesitas :1. Mulailah menyusun pola makan dan minum contohnya, melatih makan teratur dgn jadwal yg tepat dan porsi yg cukup dan tidak berlebihan.2. Makanlah dgn menu bervariasi dan sehat juga memperbanyak makanan yg banyak mengandung serat dari buah dan syuran. sebab selain berguna buat kesehatan percernaan serat pun dapat membuat kita lebih cepat kenyang.3. Mengurangi makanan yang digoreng dengan membiasakan mamana dengan cara direbus, dikukus ataupun dipanggang4. mengatur aktifitas fisik. membiasakan bangun pagi dan berolah raga minimal tiga kali seminggu.5. banyak melakukan kegiatan sehari hari yang memerlukan aktifitas fisik.6. membatasi aktifitas pasif seperti menonton tv, video game ataupun penggunaan komputer yang berlama lama.7. tidur yang cukup serta tidak berlebihan8. menghindari beban psikologis dan menghindari stres5. PHBS dan pemberdayaan masyarakat dalam islamHukum menjaga kebersihanAllah SWT berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 57 yang bermaksud:Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu. Dan tidaklah mereka menganiaya Kami, melainkan mereka menganiaya diri mereka sendiri. Hai sekalian manusia, makanlah yang halal dan baik dan apa yang terdapat di mukabumi; dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan, kerana sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagimu.(Surah Al-Baqarah, ayat 168)Sesungguhnya mendapat kemenanganlah orang yang membersihkan dirinya QS Al Ala ayat : 14Dalam Islam, kebersihan adalah bersifat global atau luas. Artinya kebersihan itu meliputi semua aspek dalam Islam. Barangsiapa benar-benar dapat mengamalkan kebersihan yang global secara Islam ini maka oleh Allah mereka dijanjikan kemenangan baik di dunia terlebih lagi di akhirat.Pemberdayaan Masyarakat dalam IslamIslam sebagai ajaran yang sempurna mewajibkan zakat, dan menyerukan memberikan infaq dan shadaqah, sebagai pengejawantahan kepedulian sosial. Zakat dikeluarkan seseorang kepada fakir miskin sebagai tanda syukur atas nikmat Allah SWT. Dinamakan zakat karena di dalamnya terkandung harapan untuk beroleh berkah, membersihkan jiwa dan memupuknya dengan pelbagai kebajikan. Tidak membayar zakat, sanksinya adalah dosa, yang dapat mengurangi kualitas ibadah. Dari sudut pandang agama Islam, kedudukan zakat lebih tinggi daripada pajak.