makalah pbl 3

23
Pemeriksaan Fungsi Paru-Paru pada Manusia Kelly 102012078 E 3 Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510 kelly [email protected] Pendahuluan Sistem pernapasan atau respirasi pada manusia adalah sistem menghirup oksigen dari udara serta mengeluarkan karbon dioksida dan uap air. Dalam proses pernapasan, oksigen merupakan zat kebutuhan utama. Oksigen untuk pernapasan diperoleh dari udara di lingkungan sekitar. Alat-alat pernapasan berfungsi memasukkan udara yang mengandung oksigen dan mengeluarkan udara yang mengandung karbon dioksida dan uap air. Tujuan proses pernapasan yaitu untuk memperoleh energi. Pada peristiwa bernapas terjadi pelepasan energi. Sistem pernapasan pada manusia mencakup dua hal, yakni saluran pernapasan dan mekanisme pernapasan. Pernapasan sangat penting bagi makhluk hidup karena tanpa oksigen, aktivitas dalam tubuh tidak dapat berlangsung. Untuk 1

Upload: kresentia-kelly

Post on 30-Sep-2015

44 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

makalah

TRANSCRIPT

Pemeriksaan Fungsi Paru-Paru pada ManusiaKelly 102012078 E 3Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJalan Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat [email protected]

PendahuluanSistem pernapasan atau respirasi pada manusia adalah sistem menghirup oksigen dari udara serta mengeluarkan karbon dioksida dan uap air. Dalam proses pernapasan, oksigen merupakan zat kebutuhan utama. Oksigen untuk pernapasan diperoleh dari udara di lingkungan sekitar. Alat-alat pernapasan berfungsi memasukkan udara yang mengandung oksigen dan mengeluarkan udara yang mengandung karbon dioksida dan uap air. Tujuan proses pernapasan yaitu untuk memperoleh energi. Pada peristiwa bernapas terjadi pelepasan energi. Sistem pernapasan pada manusia mencakup dua hal, yakni saluran pernapasan dan mekanisme pernapasan.Pernapasan sangat penting bagi makhluk hidup karena tanpa oksigen, aktivitas dalam tubuh tidak dapat berlangsung. Untuk menghasilkan sistem pernapasan yang sempurna, diperlukan organ-organ penunjang yang dikenal dengan alat-alat pernapasan. Alat-alat pernapasan pada manusia meliputi 3 bagian penting yaitu hidung, saluran pernapasan (faring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus, dan alveolus) dan paru-paru. Proses pernpasan meliputi 2 proses yaitu inspirasi (mengambil udara) dan ekspirasi (mengeluarkan udara). Berdasarkan organ yang terlibat dalam peristiwa inspirasi dan ekspirasi, pernapasan ada dua jenis yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.

PembahasanA. Mekanisme PernapasanDalam membahas mekanisme pernapasan, ada beberapa hal yang akan dijelaskan secara lebih mendalam antara lain organ pernapasan, otot pernapasan, pusat pernapasan, pertukaran gas O2 dan CO2, serta faktor eksternal yang berpengaruh terhadap mekanisme pernapasan.1. Organ Pernapasana. Struktur Makroskopis HidungHidung merupakan alat pernapasan paling luar yang mempunyai lubang dan rongga. Hidung eksternal berbentuk piramid disertai dengan suatu akar dan dasar. Bagian ini terdiri dari septum nasi, nostril eksternal, tulang hidung (os nasal, os vomer dan lempeng perpendikular tulang etmoid, konka nasalis superior, medius, dan inferior serta meatus superior, medius, dan inferior) dan 4 pasang sinus paranasalis (frontalis, ethmoidalis, maxillaris, dan sphenoidalis).

Gambar 1. Sinus Paranasalis.1

Rongga hidung berfungsi sebagai pintu tempat masuk dan keluarnya udara pernapasan. Rongga hidung ditumbuhi rambut dan dilapisi oleh selaput lendir yang berfungsi untuk menyaring udara pernapasan yang mungkin mengandung debu. Selain itu, pada rongga hidung bagian atas terdapat konka yang banyak mengandung kapiler darah dan berfungsi untuk menghangatkan udara pernapasan agar sesuai dengan suhu tubuh manusia.1 FaringFaring adalah tempat persimpangan antara kerongkongan dan tenggorokan. Pada bagian ini terdapat katup epiglotis yang mengatur membuka dan menutupnya saluran pernapasan dengan saluran pencernaan secara bergantian. Faring terbagi menjadi nasofaring, orofaring, dan laringofaring. Nasofaring adalah bagian posterior rongga nasal yang membuka ke arah rongga nasal melalui 2 naris internal (koana). Nasofaring terdiri dari 2 tuba eustachius yang menghubungkan nasofaring dengan telinga tengah dan amandel (adenoid). Orofaring terdiri atas uvula dan amandel palatinum. Laringofaring mengelilingi mulut esofagus dan laring yang merupakan gerbang untuk sistem respiratorik selanjutnya.2

Gambar 2. Organ Pernapasan.2 LaringPada bagian bawah faring terdapat bagian yang membesar yang merupakan pangkal batang tenggorok yang disebut laring, sedangkan celah di dalamnya disebut glotis. Di dalam laring terdapat pita tipis yang mudah bergetar serta dapat menimbulkan suara yang disebut pita suara. Laring menghubungkan faring dengan trakea. Laring berbentuk seperti kotak triangular dan ditopang oleh 9 kartilago (3 berpasangan dan 3 tidak berpasangan). Kartilago yang tidak bepasangan terdiri dari kartilago tiroid, kartilago krikoid, dan epiglotis). Sedangkan kartilago yang berpasangan terdiri dari kartilago aritenoid, kartilago kornikulata, kartilago kuneiform). Ada 2 pasang lipatan lateral yang membagi rongga laring. Pasangan bagian atas adalah pita suara palsu / plika ventrikularis dan pasangan bagian bawah adalah pita suara sejati / plika vokalis.2

Gambar 3. Laring Bagian Posterior.2 TrakeaTrakea adalah tuba berbentuk pipa spiral dengan panjang 10-12 cm dan diameter 2,5 cm serta terletak di atas permukaan anterior esofagus. Tuba ini merentang dari laring pada area vertebra serviks keenam sampai area vertebra toraks kelima tempatnya membelah menjadi 2 bronkus utama. Dengan struktur dan bentuk pipa maka fungsi trakea adalah untuk saluran udara pernapasan menuju ke alveolus. Trakea dapat tetap terbuka karena adanya 16 sampai 20 cincin kartilago berbentuk C.3

BronkusBronkus merupakan percabangan dari trakea yang menuju paru-paru kanan dan kiri. Bronkus mempunyai bentuk seperti pipa sehingga juga berfungsi sebagai saluran udara pernapasan dari trakea menuju alveolus. Struktur bronkus sama dengan trakea, hanya dindingnya lebih halus. Bronkus yang menuju ke paru-paru kiri lebih mendatar, sedangkan bronkus yang menuju ke paru-paru kanan lebih curam sehingga bronkus kanan lebih mudah terserang penyakit.3 BronkiolusBronkus yang bercabang-cabang banyak menjadi saluran-saluran kecil yang menyebar ke seluruh permukaan alveolus disebut dengan bronkiolus. Bronkiolus terbagi menjadi 2 bronkiolus kiri dan 3 bronkiolus kanan. Percabangan ini membentuk cabang yang lebih halus seperti pembuluh. Bronkiolus berfungsi sebagai saluran udara pernapasan dari bronkus menuju gelembung-gelembung alveolus.3 AlveolusAlveolus berfungsi sebagai permukaan respirasi dengan luas total mencapai 100 m2. Alveolus adalah bagian paru-paru yang berbentuk gelembung-gelembung udara, yang mempunyai dinding tipis, selalu lembab, dan banyak mengandung kapiler darah sehingga berfungsi sebagai tempat terjadinya difusi oksigen dan karbon dioksida melalui kapiler darah tersebut.3 Paru-ParuParu-paru terletak di dalam rongga dada. Rongga dada dan perut dibatasi oleh suatu sekat disebut diafragma. Paru-paru ada dua buah yaitu paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Paru-paru kanan terdiri atas tiga gelambir (lobus) yaitu lobus superior, lobus medius, dan lobus inferior. Sedangkan paru-paru kiri terdiri atas dua lobus yaitu lobus superior dan lobus inferior. Paru-paru diselimuti oleh selaput pembungkus paru-paru yang disebut pleura untuk melindungi paru-paru dari gesekan ketika bernapas. Kapasitas maksimal paru-paru berkisar sekitar 3,5 liter.3

Gambar 4. Bagian-Bagian Paru-Paru.3b. Struktur MikroskopisPada bagian ini akan dibahas mengenai struktur histologi yang terdapat pada organ pernapasan manusia. HidungOrgan yang berongga pada hidung terdiri dari tulang, tulang rawan hialin, otot bercorak, dan jaringan ikat. Pada kulit luar terdiri atas epitel berlapis gepeng dengan lapisan tanduk, rambut-rambut halus, kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. Rongga hidung (kavum nasi) dibagi menjadi 2 yaitu vestibulum nasi dan fossa nasalis. Pada vestibulum nasi terdapat vibrisae (rambut-rambut kasar), kelenjar sebasea dan kelenjar keringat. Vestibulum nasi tersusun atas epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk dan berubah menjadi epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet sebelum masuk fossa nasalis.4 FaringFaring terdiri dari 3 bagian yaitu nasofaring, orofaring, dan laringofaring. Nasofaring tersusun atas epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet. Di bawah membrana basilaris, pada lamina propria terdapat kelenjar campur. Pada bagian posterior terdapat jaringan limfoid yang membentuk tonsila faringea. Orofaring tersusun atas epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk. Orofaring terletak di belakang rongga mulut dan permukaan belakang lidah. Orofaring akan dilanjutkan ke bagian atas menjadi epitel mulut dan ke bawah ke epitel oesophagus. Laringofaring tersusun atas epitel bervariasi, sebagian besar epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk.4 LaringLaring tersusun atas epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet kecuali ujung plika vokalis berlapis gepeng. Dinding laring terdiri dari tulang rawan hialin, tulang rawan elastis, jaringan ikat, otot skelet, dan kelenjar campur. Rangka laring mempunyai 9 tulang rawan yang terdiri atas tulang rawan hialin (1 tulang rawan tiroid, 1 tulang rawan krikoid dan 2 tulang rawan aritenoid) dan tulang rawan elastis (1 tulang rawan epiglotis, 2 tulang rawan kuneiformis, dan 2 tulang rawan kornikulata). Ujung tulang rawan aritenoid tersusun atas tulang rawan elastis.4 TrakeaRangka trakea berbentuk C terdiri atas tulang rawan hialin. Cincin-cincin tulang rawan satu dengan yang lain dihubungkan oleh jaringan penyambung padat fibroelastis dan retikulin yang disebut ligamentum anulare untuk mencegah agar lumen trakea tidak meregang berlebihan dan otot polos berperan untuk mendekatkan kedua tulang rawan.Bagian trakea yang mengandung tulang rawan disebut pars katilagenia. Bagian trakea yang mengandung otot disebut pars membranasea. Pada bagian posterior trakea, terdapat banyak kelenjar sepanjang lapisan muskular. Pada trakea terdapat 5 jenis sel yaitu sel goblet, sel silindris bersilia, sel sikat, sel basal dan sel sekretorik bergranul.4 BronkusBronkus ekstrapumonal sama dengan trakea tetapi diameternya lebih kecil. Pada bronkus intrapulmonal, mukosa membentuk lipatan longitudinal dan tersusun atas epitel bertingkat torak bersilia bersel goblet. Selain itu, bentuknya sferis, tulang rawan tidak beraturan, dan susunan muskulus seperti spiral. Bronkus terkecil tersusun atas epitel selapis torak bersilia bersel goblet.4 Bronkiolus Bronkiolus tersusun atas epitel selapis torak bersilia bersel goblet / tanpa sel goblet. Bronkiolus tidak memiliki tulang rawan. Pada bronkiolus terminalis disusun oleh epitel selapis torak bersilia tanpa sel goblet / epitel selapis torak rendah. Di antara deretan sel ini ada sel clara yang mempunyai mikrovili dan granula kasar. Lapisan luarnya terdiri dari serat kolagen, serat elastin, pembuluh darah dan saraf. Sedangkan bronkiolus respiratorius tersusun atas epitel torak rendah / epitel selapis kubis bersilia / tanpa silia dan tanpa sel goblet. Di antara sel kubis terdapat sel clara.4 AlveolusAlveolus merupakan kantong-kantong kecil terdiri dari selapis sel seperti sarang tawon. Di sekitar alveoli terdapat serat elastin dan serat kolagen (mencegah regangan yang berlebihan sehingga kapiler dan septum interalveolaris tidak rusak). Alveolus tersusun atas epitel selapis gepeng. Sel-sel dinding alveolus terdisi dari sel alveolar tipe I / sel epitel alveoli / sel alveolar kecil / pneumonosit tipe I, sel alveolar tipe II / sel septal / sel alveolar besar / Pneumonosit II, sel alveolar fagosit, dan sel endotel kapiler.4 Paru-paruParu-paru manusia berjumlah sepasang dan di dalamnya terdapat banyak alveolus. Masing-masing paru-paru dibungkus oleh suatu selaput yang disebut pleura. Di dalamnya terdapat cairan limpa yang berfungsi untuk melindungi paru-paru dari gesekan pada waktu inspirasi dan ekspirasi. Pleura terbagi menjadi 2 yaitu pleura viseralis dan pleura parietalis. Di antara pleura terdapat kavum pleura yang berisi cairan serosa. Pleura disusun oleh jaringan ikat fibrosa dengan serat elastin dan kolagen dan sel fibroblas, dilapisi oleh selapis mesotel. Pada bayi, paru-paru berwarna merah muda karena terdapat banyak pembuluh darah. Semakin tua, paru-paru akan berwarna abu-abu karena penimbunan CO2 dalam sel-sel fagositosit di septum interlobularis.4 2. Otot PernapasanSemua otot inspirasi bekerja untuk meningkatkan volume toraks, yang menyebabkan penurunan tekanan intrapleura dan alveolar sehingga menimbulkan gradien tekanan alveolar-mulut, kemudian menarik udara ke dalam paru. Otot pernapasan sejati terdiri dari M. seratus posterior, Mm. Levator costarum, Mm. Intercostales, M. subcostalis, M. transversus thoracis, dan diafragma. Diafragma yang merupakan inspirasi utama, bergerak turun ketika diafragma berkontraksi, sekitar 1,5 cm selama pernapasan tenang dan 6-7 cm selama pernapasan dalam. Selama pernapasan tenang, iga pertama tetap tidak bergerak dan otot interkostalis eksterna naik dan membalikkan iga lainnya. Dinding dada dan paru yang membesar akan kembali ke keadaan semula (recoil) dengan sendirinya dan pernapasan tenang tidak menggunakan otot ekspirasi.Ketika ventilasi atau resistensi terhadap pernapasan meningkat, otot-otot inspirasi tambahan membantu inspirasi. Otot-otot tersebut meliputi M. pectoralis major, M. pectoralis minor, M. sternocleidomastoideus, M. scalenus (anterior, medius, posterior), M. serratus anterior, M. latissimus dorsi, dan M. iliocostalis bagian atas. Bila ventilasi melebihi sekitar 40 L/menit, maka terjadi aktivasi otot-otot ekspirasi yang meliputi M. iliocostalis bagian bawah, M. longissimus, M. rectus abdominis, M. obliquus abdominis externus dan M. obliquus internus yang mempercepat recoil diafragma dengan meningkatkan tekanan-intra abdomen.53. Pusat PernapasanPusat pernapasan dibagi menjadi 2 yaitu pusat pernapasan volunter dan pusat pernapasan otomasi. Pusat pengaturan pernapasan volunter di korteks serebri, impulsnya disalurkan melalui traktus kortikospinalis ke motor neuron saraf pernapasan. Bila hubungan pusat dengan perifer terputus, maka pernapasan spontan berhenti. Akan tetapi, pernapasan yang disengaja masih dapat dilakukan. Pusat pernapasan otomasi terletak di 2 bagian otak, yaitu medula oblongata dan pons. Pusat pernapasan ini terbagi menjadi 3 bagian yaitu pusat respirasi, pusat apneustik, dan pusat pneumotaksik.Pada pusat respirasi, di formasio retikularis, medula oblongata lepas muatan berirama menghasilkan pernapasan spontan. Medula oblongata mengatur irama pernapasan. Ketika kita mengambil napas dalam-dalam, sensor di dalam jaringan paru-paru mengirimkan impuls kembali ke medula untuk menghentikan pusat pengaturan pernapasan. Pusat respirasi terdiri dari kelompok dorsal dan kelompok ventral. Kelompok dorsal terutama terdiri dari neuron I, secara periodik melepaskan impuls dengan frekuensi 12-15/menit. Serat-serat yang keluar dari neuron I sebagian besar berakhir di motor neuron medula spinalis yang akan mempersarafi otot-otot inspirasi. Lepasnya muatan neuron I merupakan gerakan inspirasi.6Sebagian serat saraf dari kelompok dorsal menuju kelompok ventral. Kelompok ventral terdiri dari neuron I dan neuron E. Keduanya tidak aktif pada pernapasan tenang bila kebutuhan ventilasi meningkat. Neuron I ventral diaktifkan melalui rangsang dari kelompok dorsal. Impuls melalui serat saraf yang keluar dari kelompok ventral akan merangsang motor neuron yang mempersarafi otot-otot inspirasi tambahan melaui N. IX dan N. X. Neuron E akan dirangsang I dorsal untuk mengeluarkan impuls yang menyebabkan kontraksi otot-otot ekspirasi (terjadi ekspirasi aktif). Ada mekanisme umpan balik negatif antara neuron I dorsal dan neuron E ventral. Impuls dari neuron I dorsal selain merangsang motor neuron otot inspirasi juga merangsang neuron E ventral. Neuron E ventral sebaliknya mengeluarkan impuls yang menghambat neuron I dorsal. Neuron I dorsal menghentikan aktivitasnya sendiri melaui rangsang hambatan. Pusat respirasi mampu melepaskan impuls spontan berirama tetapi dipengaruhi oleh impuls dari berbagai bagian yaitu impuls aferen dari jaringan parenkim paru melalui N. X, korteks serebri, pusat apneustik, dan pusat pneumotaksik. Pusat apneustik terletak di pons bagian bawah. Pusat ini berpengaruh tonik terhadap pusat inspirasi dan dihambat impuls aferen melalui N. X. Pusat pneumotaksik terletak di pons bagian atas. Impuls dari sini menghambat aktivitas neuron I (rangsang inspirasi dihentikan). Pusat pneumotaksik lebih dominan daripada pusat apneustik. Bila pengaruh pusat pneumotaksik dan N. X dihilangkan maka pengaruh tonik pusat apneustik terhadap pusat respirasi dominan sehingga mengakibatkan apneusis (henti napas pada fase inspirasi). Pengaruh hambatan melalui N. X masih ada terjadi irama pernapasan yang lebih lambat dan dalam.3

4. Pertukaran Gas O2 dan CO2Pernapasan adalah pertukaran dua gas yaitu oksigen dan karbon dioksida. Fungsi pernapasan adalah untuk mengambil O2 dari atmosfer dan melepaskan CO2 dari darah melalui alveoli paru-paru. O2 digunakan untuk metabolisme dan CO2 merupakan hasil metabolisme. Kadar O2 di atmosfer yaitu 20,96% dan saat ekspirasi 15%. Sedangkan kadar CO2 di atmosfer yaitu 0,04% dan saat ekspirasi yaitu 5%. O2 berkurang 5% diambil oleh darah dan CO2 bertambah 5% dari jaringan.Proses difusi adalah proses masuknya molekul gas ke dalam cairan. Faktor terpenting yang menyebabkan difusi gas yaitu perbedaan tekanan parsial gas antara alveoli dan darah. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan proses difusi adalah perbedaan tekanan parsial gas dan tekanan gas, luas penampang lintang antar muka gas dan cairan, panjang jarak yang harus ditembus molekul-molekul gas, dan daya larut gas.6Pertukaran gas O2 dan CO2 selama pernapasan terjadi pada ujung arteri dan jaringan. Pada ujung arteri, O2 dari alveoli banyak berdifusi ke darah sedangkan O2 yang berdifusi dari darah ke alveoli sedikit sehingga tekanan O2 darah makin tinggi. Semakin tinggi tekanan O2 darah maka semakin banyak O2 berdifusi ke dalam alveoli hingga pada ujung vena sudah terjadi keseimbangan.Pada saat pertukaran O2 dan CO2 di jaringan, di bagian arteri PO2 sebesar 95 mmHg dan PO2 jaringan sebesar 40 mHg. Selisihnya yaitu 55 mmHg akan mendorong O2 masuk ke jaringan (terjadi difusi O2 dari darah ke jaringan) hingga pada ujung vena PO2 sama yaitu 40 mmHg dan akhirnya terjadi keseimbangan.Transport O2 dan CO2 terutama dilakukan eritrosit karena mengandung Hb. Hb mengikat O2 di kapiler paru dan dilepaskan di jaringan. Hb dapat mengikat CO2 yang diproduksi jaringan dan dilepaskan di paru.a. Transport O2O2 yang larut sangat sedikit. Menurut hukum Henry, O2 yang larut sebanyak 0,393 mL/100 mL. Sedangkan pada keadaan sebenarnya yaitu 20 mL/menit. Perbedaan yang besar ini karena kemampuan Hb dalam transport O2. O2 terikat secara kimia dengan Hb. Tiap komponen heme mengandung 1 atom zat besi (Fe). Hb dapat berubah menjadi bentuk oxygenated saat mengikat O2 dan membentuk oksihemoglobin.Hb + O2 HbO2Di kapiler jaringan, Hb melepaskan O2 (deoksigenasi) menjadi deoxygenated (deoksihemoglobin).HbO2 Hb + O2 Tiap atom Fe dalam heme mampu mengikat 1 molekul O2, tiap molekul Hb dapat mengikat 4 molekul O2. Hb tersaturasi penuh dengan O2 bila seluruh Hb dalam tubuh berikatan secara maksimal dengan O2. Faktor penting dalam penentuan persen saturasi HbO2 adalah PO2 darah.7b. Transport CO2CO2 diangkut dalam sel darah merah dan plasma. CO2 sebagai terlarut, daya larut CO2 lebih besar dari O2. CO2 merupakan hasil respirasi selular. Di sel jaringan, tekanan CO2 tinggi sehingga terjadi difusi CO2 ke pembuluh kapiler dan diangkut melalui 2 cara yaitu cara fisika dan kimia. Dengan cara fisika, CO2 diangkut oleh plasma darah (7%) karena kelarutan CO2 dalam plasma darah adalah 24 kali lebih besar daripada kelarutan CO2.Dengan cara kimia, CO2 berdifusi ke sel darah merah dan diubah menjadi: Carbamino haemoglobin (HbCO2)CO2 terikat dengan Hb 23% membentuk HbCO2.Hb + CO2 HbCO2 Ion bikarbonat (HCO3-)CO2 berdifusi dalam darah merah membentuk HCO3-. Ion H+ dinetralisir oleh Hb menjadi HHb.H+ + Hb HHbIon HCO3- keluar dari sel darah merah menuju plasma diganti oleh ion Cl- (pergeseran korida). Dalam plasma. Ion HCO3- bertindak sebagai buffer untuk mengontrol pH darah.7

5. Faktor EksternalFaktor eksternal yang dapat mempengaruhi mekanisme pernapasan yaitu perubahan tekanan atmosfer.a. Penurunan Tekanan AtmosferSemakin tinggi dari pemukaan laut, tekanan atmosfer semakin rendah. Komposisi / kadar udara gas di udara tetap dan tekanan gas rendah. Pada ketinggian 3.000 m (10.000 kaki) di atas permukaan laut, PO2 alveol 60 mmHg sehingga meningkatkan rangsang ventilasi. Semakin tinggi ketinggiannya, maka rangsang ventilasi akan semakin meningkat dan terjadi hiperventilasi (bernapas berlebihan). Hal ini menyebabkan terjadinya alkalosis respiratorik. Orang yang belum beraklimatisasi maka akan mengalami gangguan mental seperti eforia dan mudah marah pada ketinggian 3.700 m. Pada ketinggian 5.500 m, akan terjadi hipoksia berat sehingga menyebabkan Acute Mountain Sickness (AMS) yang diinduksi hipoksia hipoksik. Pada ketinggian 6.100 m, akan menyebabkan terjadinya gangguan sistem saraf pusat seperti kejang-kejang dan kehilangan kesadaran. Peningkatan O2 pada udara pernapasan akan menyebabkan toleransi pada ketinggian meningkat.7

b. Peningkatan Tekanan AtmosferSaat menyelam di kedalaman 10 m air laut dan 10,4 m air tawar maka akan meningkatkan tekanan pada tubuh sebesar 1 atmosfer. Pada kedalaman 30 m, tekanan pada tubuh 4 atmosfer sehingga perlu alat bantu SCUBA (Self Contained Under Water Brreathing Apparatus). Waktu menyelam akan menyebabkan tekanan lingkungan meningkat sehingga P N2 (tubuh) meningkat. Penyelam yang dengan cepat naik ke permukaan air akan menyebabkan tekanan lingkungan menurun sehingga N2 keluar dari larutan membentuk gelembung-gelembung di jaringan dan cairan tubuh. Hal ini akan mengakibatkan rasa nyeri dan gejala gangguan saraf.7

B. SpirometriSpirometri adalah pemeriksaan volume dan kapasitas paru yang masuk dan keluar dari paru-paru. Alat untuk mengukur volume udara yang bergerak masuk ke dalam dan keluar dari paru serta pengukuran kemampuan seseorang menginhalasi dan mengekhalasi di dalam ruang tertutup disebut spirometer. Hasil dari spirometri disebut spirogram.8 Spirometer digunakan untuk mengukur volume paru antara lain:a. Volume tidal (TV)Volume alun napas, udara yang keluar masuk paru pada pernapasan tenang.b. Volume cadangan inspirasi (IRV)Volume udara maksimal yang dapat masuk paru sesudah inspirasi biasa.c. Volume cadangan ekspirasi (ERV)Jumlah udara maksimal yang dapat dikeluarkan dari paru sesudah ekspirasi biasa.d. Volume residu (RV)RV merupakan udara yang masih tersisa dalam paru sesudah ekspirasi maksimal, terdiri dari volume kolaps dan volume minimal. Volume kolaps adalah udara yang masih dapat dikeluarkan dari paru sesudah ekspirasi maksimal bila paru kolaps. Sedangkan volume minimal adalah udara yang masih tinggal dalam paru sesudah paru kolaps.e. Kapasitas inspirasi (IC)LC = TV + IRVf. Kapasitas residu fungsional (FRC)FRC = ERV + RVg. Kapasitas vital (VC)VC merupakan jumlah maksimal udara yang dapat dihirup dan dikeluarkan selama satu kali napas.VC = IRV + TV + ERVh. Kapasitas paru total (TLC)TLC = VC + RV.8

PenutupSistem pernapasan bekerja untuk memasukkan dan mengeluarkan udarake dalam dan keluar tubuh. Udara yang dimasukkan ke dalam tubuh adalahoksigen, sedangkan yang dikeluarkan adalah karbon dioksida. Sistem pernapasanberfungsi untuk memasok oksigen ke sel-sel tubuh. Oksigen digunakan oleh seltubuh untuk membakar sari-sari makanan supaya dihasilkan tenaga. Tenagaberguna untuk melakukan segala aktivitas hidup. Udara yang dihasilkan dari prosespembentukan energi ini adalah karbon dioksida. Karbon dioksida ini kemudiandikeluarkan oleh tubuh melalui organ pernapasan. Oleh karena itu, di dalambernapas, terdapat kegiatan menarik dan membuang napas. Aktivitas pernapasan melibatkan beberapa organ pernapasan yaitu hidung, faring, laring, trakea, bronkus, bronkious, dan paru-paru. Untuk mengetahui volume dan kapasitas paru yang masuk dan keluar dari paru-paru dilalukan suatu pemeriksaan yang disebut spirometri. Alat yang digunakan untuk mengukur volume udara yang bergerak masuk ke dalam dan keluar dari paru disebut spirometer.

Daftar Pustaka1. Suryo J. Herbal penyembuh gangguan sistem pernapasan. Yogyakarta: Penerbit B First; 2010.h.5-12.2. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2003.h.262-77.3. Firmansyah R, Mawardi A, Riandi MU. Sistem pernapasan. Jakarta: PT Setia Purna Inves; 2009.h.106-7.4. Bloom, Fawcett. Buku ajar histologi. Edisi ke-12. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2003.h.262-77.5. Leach RM, Ward J, Wiener CM. Sistem respirasi. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2007.h.13.6. Campbell NA, Reece JB. Biologi. Edisi ke-5. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2004.h.64-6.7. Guyton. Fisiologi manusia dan mekanisme penyakit. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2003.h.275-8.8. Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Edisi ke-3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007.h.531-2.

13