patofisiologi
TRANSCRIPT
PATOFISIOLOGI
Patofisiologi
Bila pertahanan normal pada mata seperti epitel kornea mengalami gangguan, risiko
terjadinya infeksi sangat tinggi. Penyebab yang mungkin seperti trauma langsung pada
kornea, penyakit alis mata yang kronis, abnormalitas tear film yang mengganggu
keseimbangan permukaan bola mata dan trauma hipoksia akibat pemakaian lensa kontak.
Koloni bakteri patologi pada lapisan kornea bersifat antigen dan akan melepaskan enzim dan
toksin. Hal ini akan mengaktifkan reaksi antigen antibodi yang mengawali proses inflamasi.
Sel-sel PMN pada kornea akan membentuk infiltrat. PMN berfungsi memfagosit bakteri.
Lapisan kolagen stroma dihancurkan oleh bakteri dan enzim leukosit dan proses degradasi
berlanjut meliputi nekrosis dan penipisan. Karena penipisan lapisan ini, dapat terjadi
perforasi menyebabkan endoftalmitis. Bila kornea telah sembuh, dapat timbul jaringan
sikatrik yang menyebabkan penurunan tajam penglihatan. Bakteri gram positif lebih banyak
menjadi penyebab infeksi bakterialis di dunia bagian selatan. Psaeudomonas aeruginosa
paling banyak ditemukan pada ulkus kornea dan keratitis karena lensa kontak.
Terbentuknya ulkus pada kornea mungkin banyak ditentukan oleh adanya
kolagenase yang dibentuk oleh sel epitel baru dan sel radang. Dikenal ada 2 bentuk tukak
pada kornea, yaitu sentral dan marginal/perifer. Tukak kornea sentral disebabkan oleh
infeksi bakteri, jamur, dan virus. Sedangkan perifer umumnya disebabkan oleh reaksi toksik,
alergi, autoimun, dan infeksi. Infeksi pada kornea perifer biasanya disebabkan oleh kuman
Stafilococcus aureus, H. influenza, dan M. lacunata. Gambar 1 berikut ini menunjukkan
patofisiologi terjadinya ulkus kornea.
aktivasi
hidrolase
Gambar 1. Patofisiologi Terjadinya Ulkus Kornea.
Reaksi homograft, Herpes stroma, dan auto-immune
keratitis
Trauma kimia dan
kalor, infeksi bakteri,
dan defisiensi nutrisi
Ag: Ab kompleks Aktivasi Komplemen Denaturasi Jaringan
DESTRUKSI KOLAGEN DAN PROTEOGLIKAN
Pelepasan Enzim Lisosom
(kolagenase dan hidrolase lainnya
Kemotaksis Leukosit
EPITELIUM & KERATOSIT
DIAGNOSIS BANDING
Berdasarkan etiologi
Penyebab bakteri Virus Jamur Bakteri
Pseudomonas Streptokokus
Bentuk Sentral Sentral Sentral Sentral Marginal,sentra
l
Tergaung + + - - -
Warna Kuning/
eksudat
Mukopurulen
Hijau/ kuning Abses Abu-abu
putih, lesi
satelit
Infiltrat
Hipopion + + +/- + +
Dasar Nanah Nanah tenang abses difus
Sensibilitas N/ > N/ > <<< >>> N
Perforasi mudah mudah jarang mudah negatif
Tepi Tidak tegas
dengan
permukaan
yang tidak
rata/ kasar
Batas epitel
tegas dengan
dasar yang
padat
dikelilingi
stroma
Indolen
dengan tepi
yang melipat
Tepi irreguler
seperti bulu/
filamen
dengan
infiltrat
tampak
kering dan
permukaan
yang kotor
Lain-lain Nekrosis
stroma terjadi
dengan cepat
dan dapat flak
inflamasi pada
endotel
Tanda dan
gejala yang
timbul pada
periode
inisial lebih
ringan
Penegakan diagnosis
III.6 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata. Pemeriksaan diagnosis
yang biasa dilakukan adalah:
Ketajaman penglihatan
Tes refraksi
Pemeriksaan slit-lamp
Respon refleks pupil
Goresan ulkus untuk analisis atau kultur
Pewarnaan kornea dengan zat fluoresensi
III.7 Pemeriksaan Penunjang
Dengan pemerioksaan biomikroskopi tidak mungkin untuk mengetahui diagnosis
kausa ulkus kornea. Ulkus kornea akan memberikan kekeruhan berwarna putih pada kornea
dengan defek epitel yang dengan pewarnaan fluoresent akan berwarna hijau ditengahnya. Iris
sukar dilihat karena keruhnya kornea akibat edema dan infiltrasi sel radang pada kornea.
Diagnosis laboratoriumulkus kornea adalah keratomalasia dan infiltrat sisa karat benda asing.
Pemeriksaan laboratorium sangat berguna untuk membantu membuat diagnosa kausa.
Pemeriksaan jamur dilakukan dengan melakukan sediaan hapus yang menggunakan larutan
KOH. Sebaiknya pada setiap ulkus kornea dilakukan pemeriksaan agar darah, sobouroid,
Triglikolat dan agar coklat.
III.8 Pengobatan
Pengobatan pada ulkus kornea bertujuan untuk menghalangi hidupnya bakteri dengan
antibiotik dan mengurangi reaksi radang dengan steroid. Ulkus kornea adalah keadaan darurat yang
harus segera ditangani oleh spesialis mata agar tidak terjadi cedera yang lebih parah pada kornea.
Pengobatan pada ulkus tergantung kepada penyebabnya, diberikan obat tetes mata yang
mengandung antibiotik, antivirus atau anti jamur. Untuk mengurangi peradangan bisa diberikan
tetes mata kortikosteroid.
Yang harus diperhatikan dalam terapi ulkus kornea adalah bahwa ulkus kornea tidak boleh
dibebat, karena akan menaikkan suhu sehingga berfungsi sebagai inkubator, selain itu debridement
juga sangat membantu dalam keberhasilan penyembuhan. Pengobatan ulkus dihentikan bila sudah
terjadi epitelisasi dan mata terlihat tengan kecuali bila penyebabnya pseudomonas yang
memerlukan pengobatan ditambah 1-2 minggu. Pada ulkus kornea dilakukan keratoplasti atau
pembedahan apabila dengan terapi medikamentosa tidak sembuh, terjadi jaringan parut yang
menganggu penglihatan, penurunan visus yang menganggu pekerjaan penderita, kelainan kornea
yang tidak disertai kelainan ambliopia. Dapat juga dilakukan amniongraft yang bertujuan sebagai fly
over agar re-epitelisasi jaringan kornea berlangsung baik.