modul guru smp_edy hendras

Upload: edy-hendras

Post on 20-Jul-2015

252 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Buku Modul terintegrasi untuk guru SMP

TRANSCRIPT

DRAFT BUKU PLH SMP

PANDUAN GURU MODUL PENDIDIKAN PELESTARIAN ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI NAMGGROE ACEH DARUSSALAM

SERI II UNTUK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DAN SEDERAJAT

Disusun oleh : Edy Hendras Wahyono Sutisna Nando

PANDUAN GURU MODUL PENDIDIKAN PELESTARIAN ALAM

DAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI NAMGGROE ACEH DARUSSALAM

SERI II UNTUK SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DAN SEDERAJAT

Disusun oleh : Edy Hendras Wahyono Sutisna Nando

2

Panduan Bagi Guru : Modul Pendidikan Konservasi Alam Dan Lingkungan Hidup. Diterbitkan oleh Fauna dan Flora Internacional, Program Pendidikan dan Penyadaran, Banda Aceh, 2008 Oleh : Edy Hendras Wahyono Sutisna Nando Illustrator Gambar : ______________ Illustrator Lagu : ______________ ISBN : ................... Seri II Untuk Sekolah Menengah Pertama

3

KATA PENGANTAR Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmad dan hidayah Nya, tak lupa salawat dan salam kita tujukan kepada Nabi Besar Muhammad SAW. Dengan melalui perjalan yang sangat panjang, akhirnya kami dari FFI telah dapat menyusun buku panduan pendidikan konservasi alam dan lingkungan hidup ini, sebagai sumbangsih kami kepada lingkungan khususnya di NAD, melalui jalur pendidikan. Pendidikan bagi kami adalah sangat penting, karena melalui jalur pendidikan, kami yakin pesan yang akan kami sampaikan untuk pelestarian alam dan lingkungan di Aceh akan sampai pada kelompok sasaran, melalui para pendidik di sekolah. Kami sadar bahwa alam yang terus berubah setiap saat, selayaknya kita perlu memberikan pemahaman, dan tentu pengetahuan harus selalu berkembang sesuai dengan perkembangan jaman dan perubahan lingkungan, sehingga kita dituntut melakukan program pendidikan dengan hal yang baru, dengan pengetahuan yang berbeda. Seperti sabda Rasulullah SAW : Didiklah anak-anakmu, karena mereka lahir pada jaman yang berbeda denganmu Hal ini menunjukkan bahwa, kita harus dituntut untuk terus mendidik kepada anak-anak kita sesuai dengan perkembangan jaman. Mudah-mudahan buku panduan untuk guru yang ringkas ini, dan sengaja kami susun dengan berbagai metode yang interaktif, memberikan pengetahuan dan pemahaman guru, serta pesan yang kita siapkan kepada anak didik sampai dan mudah dimengerti. Banda Aceh, Mei 2008. Tim Penyusun.

4

Ucapan Terima kasih : Semakin sadarnya umat manusia terhadap perubahan lingkungan yang terjadi sehari-hari, sudah mulai nampak. Cuaca yang tak dapat diduga, pergantian musim kemarau dan musim hujan sudah tak dapat diterka. Akibat terjadinya perubahan alam itu, terjadilah bencana dimana-mana. Banjir, tanah longsor, kekeringan, kekurangan air. Semua terjadi di seluruh permukaan bumi ini. Untuk meningkat penyadaran banyak hal yang dapat dilakukan, salah satunya adalah melalui program pendidikan. Program penyadaran tak hanya cukup dengan mengetahui, mengerti, memahami, namun juga harus dialkukan dengan tindakan, terutama dengan tindakan perubahan diri. Proses perubahan memerlukan waktu, sehingga perlu sekali dilakukan sedini mungkin agar umat manusia mengerti dan bertindak. Untuk menuju ke proses perubahan diri setiap insan, itulah FFI Program Aceh mencoba memberikan sumbangsih sebuah metode pembelajaran yang sederhana, interaktif, kreatif dan menyenangkan, melalui program pendidikan lingkungan di sekolah. Untuk penyusunan buku pedoman metode pembelajaran pendidikan pelestarian alam dan lingkungan hidup untuk guru ini melalui proses yang panjang. Alhamdulillah kini buku sudah disusun untuk menambah pengetahuan alam yang terintegrasi melalui mata pelajaran di sekolah. Hingga tersusunnya buku ini tanpa ada bantuan dan dukungan dari berbagai pihak,niscaya tidak akan terwujud. Oleh karena itu, penyususn mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak. Terutama kepada semua rekan dan sejawat yang ada di FFI Indonesia program pada umumnya dan FFI Program Aceh pada khususnya, dari rekan-rekan semua dapat mendapatkan ide, pemikiran untuk mengembangkan buku ini.

5

Dari lingkungan lembaga pendidikan, kami tak lupa mengucapkan terima kasih, terutama kepada jajaran Dinas Pendidikan dan Pengajaran yang ada di Provinsi Aceh, tanpa adanya dukungan dan masukan, tak mungkin buku ini akan terwujud. Bagi rekan-rekan guru SD, SMP dan SMU dan sederajat, kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya. Karena dari masukan beliau-beliau yang setiap hari berhadapan dengan siswa, mengetahui cara yang tepat untuk memberikan pengetahuan kepada siswa. Sehingga dari rencana semula penyusunan buku ini untuk muatan lokal, menjadi terintegrasi dan hanya memberikan metode pembelajaran untuk mendukung materi yang sudah ada. Rekan-rekan volunteer yang sering membantu kegiatan di program penyadaran dan pendidikan konservasi FFI Aceh Program, kami ucapkan terima kasih. Karena banyak sekali bantuan yang diberikan pada program ini sehingga semuanya dapat berjalan dengan baik. Akhir kata kami ucapkan kepada .................. yang telah menberikan dukungan dana untuk penyiapan materi, melakukan sosialisasi, lokakarya dan pelatihan. Tanpa dukungan finansial, maka buku ini tidak akan tersusun. Banda Aceh Juli 2008.

6

Daftar Isi Kata pengantar Ucapan terima Kasih Sekilas Tentang FFI Bab I Pendahuluan Bab II Panduan Untuk Guru Bab III Mengenal Kawasan Konservasi. Bab IV Bermain dan Belajar Bab V Metode Pembelajaran Pendidikan Pelestarian Alam Dan Lingkungan Hidup 1. Bagian Pertama : Memahami Keanekaragaman Mahluk Hidup 2. Bagian Kedua : Saling Ketergantungan Dalam Ekosistem. 3. Bagian Ketiga : Saling Ketergantungan 4. Bagian keempat : Pelestarian Keanekaragaman Hayati 5. Bagian Kelima : Pengaruh Mansia Dalam Ekosistem 6. Bagian Keenam Fungsi Jaringan Tumbuhan 7

7. Bagian Ketujuh Lingkungan Hidup dan pelestariannya 8. Bagian Kedelapan Kelangsungan Hidup Organisme 9. Bagian Kesembilan Bumi Semakin panas Bab VI : Menuju Sekolah Hijau Bab VII : Kegiatan Bersama Bab VIII Permainan Pembuka Terkait Dengan Pendidikan Pelestarian Alam dan Lingkungan Hidup

8

Bab I PendahuluanUntuk mengimplementasikan mata pelajaran di sekolah, khususnya siswa sekolah menengah pertama dan sederajat, guru diwajibkan membuat sebuah rancangan pelaksanaan pembelajaran atau RPP. Rancangan inilah yang menjadi pedoman guru untuk melakukan atau menerapkan mata pelajaran baik di kelas, di laboratorium ataupun praktek di lapangan. Penerapan materi pembelajaran untuk siswa SMP dan sederajat, sedikit berbeda dengan siswa SD ataupun SMA. Karena karakteristik siswa sekolah menengah pertama ini tentu siswa sudah memulai mencari tahu, menganalisa segala sesuatu yang ditemui. Khusus untuk metode pembelajaran IPA bagi siswa SMP dan sederajat, dalam tahap perkembangannya, berada pada tahap periode perkembangan yang sangat pesat, dari segala aspek. Pada tahun 1990, Cavendish dkk. proses IPA untuk sekolah menengah sudah berbeda dengan sekolah dasar, yaitu meliputi: 1. Kegiatan melakukan observasi, 2. Memilih kegiatan observasi yang relevan dengan investigasi atau penyelidikannya untuk dipelajari lebih lanjut, 3. Menemukan dan mengidentifikasi pola-pola baru dan menghubungkannya dengan pola-pola yang sudah ada, 4. Menyarankan dan menilai penjelasan-penjelasan dari pola-pola yang ada, 5. Mendesain dan melaksanakan percobaan, termasuk melakukan berbagai pengukuran untuk menguji pola-pola yang ada, 9

mengkomunikasikan (baik secara verbal, dalam bentuk matematika, atau grafik) dan menginterpretasi tulisan-tulisan dan bahan ajar lainnya, 6. Memakai peralatan dengan efektif dan hati-hati, 7. Menggunakan pengetahuan untuk melaksanakan investigasi, 8. Menggunakan pengetahuannya untuk memecahkan problem-problem yang berkait dengan teknologi. Perkembangan yang sangat erat pada siswa sekolah menengah pertama terkait dengan pembelajaran, yaitu perkembangan aspek kognitif, psikomotor, dan afektif. 1. Perkembangan Aspek Kognitif Pada usia 12 tahun, yaitu yang lebih kurang sama dengan usia peserta didik SMP, merupakan period of formal operation. Pada usia ini, yang berkembang pada peserta didik adalah kemampuan berfikir secara simbolis dan bisa memahami sesuatu secara bermakna (meaningfully) tanpa memerlukan objek yang konkrit atau bahkan objek yang visual. Peserta didik telah memahami hal-hal yang bersifat imajinatif. Implikasinya dalam pembelajaran IPA bahwa belajar akan bermakna kalau input (materi pelajaran) sesuai dengan minat dan bakat peserta didik . Pembelajaran IPA akan berhasil kalau penyusun silabus dan guru mampu menyesuaikan tingkat kesulitan dan variasi input dengan harapan serta karakteristik peserta didik sehingga motivasi belajar mereka berada pada tingkat maksimal. Pada tahap perkembangan ini juga berkembang ketujuh kecerdasan dalam Multiple Intelligences yang dikemukakan oleh Gardner (1993), yaitu: 1. Kecerdasan linguistik (kemampuan berbahasa yang fungsional), 2. Kecerdasan logis-matematis (kemampuan berfikir runtut), 3. Kecerdasan musikal (kemampuan menangkap dan menciptakan pola nada dan irama),

10

4. Kecerdasan spasial (kemampuan membentuk imaji mentaltentang realitas), 5. Kecerdasan kinestetik-ragawi (kemampuan menghasilkan gerakan motorik yang halus), 6. Kecerdasan intra-pribadi (kemampuan untuk mengenal diri sendiri dan mengembangkan rasa jati diri), 7. Kecerdasan antarpribadi (kemampuan memahami orang lain). Di antara ketujuh macam kecerdasan ini sesuai dengan karakteristik keilmuan IPA akan dapat berkembang pesat dan bila dapat dimanfaatkan oleh guru IPA untuk berlatih mengeksplorasi gejala alam, baik gejala kebendaan maupun gejala kejadian/peristiwa guna membangun konsep IPA. 2. Perkembangan Aspek Psikomotor Aspek psikomotor merupakan salah satu aspek yang penting untuk diketahui oleh guru. Perkembangan aspek psikomotor juga melalui beberapa tahap. Tahap-tahap tersebut antara lain: a. Tahap kognitif Tahap ini ditandai dengan adanya gerakan-gerakan yang kaku dan lambat. Ini terjadi karena peserta didik masih dalam taraf belajar untuk mengendalikan gerakan-gerakannya. Dia harus berpikir sebelum melakukan suatu gerakan. Pada tahap ini peserta didik sering membuat kesalahan dan kadang-kadang terjadi tingkat frustasi yang tinggi. b. Tahap asosiatif Pada tahap ini, seorang peserta didik membutuhkan waktu yang lebih pendek untuk memikirkan tentang gerakan-gerakannya. Dia mulai dapat mengasosiasikan gerakan yang sedang dipelajarinya dengan gerakan yang sudah dikenal. Tahap ini masih dalam tahap pertengahan dalam perkembangan psikomotor. Oleh karena itu, gerakan-gerakan pada tahap ini belum merupakan gerakan-gerakan yang sifatnya otomatis. Pada tahap ini, seorang peserta didik masih menggunakan pikirannya untuk melakukan suatu gerakan tetapi waktu yang diperlukan untuk berpikir lebih sedikit dibanding pada waktu dia berada pada tahap kognitif. Dan 11

karena waktu yang diperlukan untuk berpikir lebih pendek, gerakangerakannya sudah mulai tidak kaku. c. Tahap otonomi Pada tahap ini, seorang peserta didik telah mencapai tingkat autonomi yang tinggi. Proses belajarnya sudah hampir lengkap meskipun dia tetap dapat memperbaiki gerakan-gerakan yang dipelajarinya. Tahap ini disebut tahap autonomi karena peserta didik sudah tidak memerlukan kehadiran instruktur untuk melakukan gerakan-gerakan. Pada tahap ini, gerakangerakan telah dilakukan secara spontan dan oleh karenanya gerakangerakan yang dilakukan juga tidak mengharuskan pembelajar untuk memikirkan tentang gerakannya. 3. Perkembangan Aspek Afektif Keberhasilan proses pembelajaran IPA juga ditentukan oleh pemahaman tentang perkembangan aspek afektif peserta didik . Ranah afektif tersebut mencakup emosi atau perasaan yang dimiliki oleh setiap peserta didik. Bloom (Brown, 2000) memberikan definisi tentang ranah afektif yang terbagi atas lima tataran afektif yang implikasinya dalam peserta didik SMP lebih kurang sebagai berikut: sadar akan situasi, fenomena, masyarakat, dan objek di sekitar; responsif terhadap stimulus-stimulus yang ada di lingkungan mereka; bisa menilai; sudah mulai bisa mengorganisir nilai-nilai dalam suatu sistem, dan menentukan hubungan di antara nilai-nilai yang ada; sudah mulai memiliki karakteristik dan mengetahui karakteristik tersebut dalam bentuk sistem nilai. Pemahaman terhadap apa yang dirasakan dan direspon, dan apa yang diyakini dan diapresiasi merupakan suatu hal yang sangat penting dalam teori pemerolehan bahasa kedua atau bahasa asing. Faktor pribadi yang lebih spesifik dalam tingkah laku peserta didik yang sangat penting dalam penguasaan berbagai materi pembelajaran, yang meliputi: a. Self-esteem, yaitu penghargaan yang diberikan seseorang kepada dirinya sendiri. b. Inhibition, yaitu sikap mempertahankan diri atau melindungi ego.

12

c. Anxiety (kecemasan), yang meliputi rasa frustrasi, khawatir, tegang, dsbnya. d. Motivasi, yaitu dorongan untuk melakukan suatu kegiatan. e. Risk-taking, yaitu keberanian mengambil risiko. f. Empati, yaitu sifat yang berkaitan dengan pelibatan diri individu pada perasaan orang lain. Untuk membantu semuanya itulah, tentu guru memmerlukan berbagai bahan dan sumber untuk memberikan pengetahuan tentang pengetahuan alam kepada siswa dengan sederhana dan mudah dipahami. Buku ini hanyalah merupakan salah satu atau alat dari berbagai metode yang sudah berkembang, dan disusun dengan simulasi dan permainan. Metode disusun dengan cara yang sangat sederhana dan dapat diterapkan untuk menambah pengetahuan, memudahkan pemahaman tentang pengetahuan alam, sehingga membantu guru untuk menerapkan materi dan siswa sebagai penerima pengetahuan. Semoga bermanfaat.

13

BAB II PANDUAN PENGGUNAAN BUKU MODUL

Buku modul Pendidikan Pelestarian Alam dan Lingkungan Hidup ini, merupakan modul yang ditujukan sebagai buku pegangan guru, dimana guru dapat menggunakan beberapa materi yang disesuaikan dengan mata pelajaran, IPA atau IPS yang selama ini digunakan. Modul ini disusun berdasarkan KTSP yang digunakan dan berdasarkan kurikulum tahun 2006, dan materi lingkungan disesuaikan dengan silabus yang sudah ditetapkan oleh sekolah yang bersangkutan. Modul pendidikan yang disiapkan merupakan program yang terintegrasi ke dalam mata pelajaran sekolah, khususnya mata pelajaran IPA. FFI yang memiliki program pelestarian alam dan lingkungan hidup, lebih menekankan pada pengetahuan tentang usaha pelestarian alam yang langsung ataupun tidak, terkait dengan kehidupan manusia. Untuk materi yang disajikan, lebih banyak pemberian pengetahuan kepada siswa dengan metode simulasi dan permainan, dengan harapan menyenangkan, kreatif, interaktif dan tidak membosankan. 14

Untuk memudahkan dalam penggunaan buku ini serta berkaitan dengan pelajaran yang diberikan dan sesuai dengan silabus sekolah, ada beberapa hal yang perlu disampaikan, antara lain : 1. Pokok bahasan, disesuaikan dengan pelajaran sekolah atau buku ajar yang sudah dilakukan atau diberikan kepada siswa. 2. Tema materi yanag akan disampaikan, yang saat ini sudah diterapkan di sekolah, adalah tema lingkungan di sekitar kita, dimana setiap siswa melakukan kegiatan dan pengamatan langsung dan bersentuhan dengan obyek, dan mengetahui program yang dilakukan. Dengan demikian siswa mempunyai pengalaman langsung dalam melakukan kegiatan, dan mengetahui permasalahan lingkungan dan usaha pelestarian alam. 3. Kegiatan yang diterapkan, sebagian akan mengikuti buku ajar yang menjadi pegangan sekolah, namun ada beberapa hal yang perlu kami masukkan untuk menambah pengetahuan yang disesuaikan dengan materi yang akan diberikan dalam modul ini. 4. Materi dan metode pembelajaran. Bagian ini akan mencoba memberikan beberapa metode berupa simulasi dan permainan, yang disesuaikan dengan materi yang akan diberikan. Metode pembelajaran tentang pelestarian alam dan lingkungan hidup, menggunakan panca indera, sehingga siswa diharapkan dapat memahami mengenai lingkungan ayang ada di sekitar kita. 5. Langkah-langkah untuk melakukan simulasi dan permainan, akan kami jelaskan tahapan demi tahapan untuk melakukan permainan itu, serta penggunaan alat atau bahan pendukung lainnya. Sehingga akan memudahkan dalam penerapan pengetahuan melalui permainan kepada siswa. 6. Ketrampilan yang digunakan atau diperlukan untuk melakukan kegiatan, permainan dan simulasi meliputi semua materi pelajaran yang terkait, baik yang menyangkut pengetahuan sosial dan pengetahuan alam. 7. Dalam buku ini juga dilampirkan beberapa permainan untuk memecahkan suasana, agar suasana sebelum mengikuti pembelajaran tentang lingkungan ini senang, sehingga siswa dapat mengikuti dengan semangat.

15

Bab III Mengenal Kawasan KonservasiA. Kawasan Pelestarian Alam Indonesia adalah negara kepulauan dengan lebih kurang 17.000 pulau yang tersebar di sepanjang katulistiwa. Posisi geografi yang unik di antara dua benua dan dua samudera mendorong terciptanya kekayaan alam yang luar biasa di Indonesia. Meskipun luas kawasan negeri ini hanya mencakup 1,3% permukaan bumi, keragaman flora dan fauna yang berada di dalamnya cukup besar. Telah diketahui bahwa sekitar 10% (kira-kira 25.000 jenis) tumbuhan berbunga ditemukan di Indonesia, dan sekitar 10.000 jenis di antaranya dijumpai di Kalimantan, salah satu pulau terbesar negeri ini. Dari kelompok fauna telah diketahui pula ada sekitar 12% mamalia, 17% burung, dan 16% reptil dan amfibi hidup di Indonesia. Hutan yang dimiliki Indonesia sangat luas, terbesar kedua di dunia, setelah Brasilia. Luas hutan di Indonesia lebih kurang 119,7 juta hektar, atau sekitar 65 % dari luas total daratan. Berdasarkan pemanfaatannya, hutan di Indonesia dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan peruntukannya, yaitu :

16

1. 2. 3. 4.

Hutan produksi seluas 63 juta ha (44%), Hutan lindung 30,3 juta ha (27 %), Suaka alam dan hutan wisata 19 juta ha (13 %) Hutan konversi seluas 30 juta ha (20%).

B. Hutan Konservasi Menurut Undang-undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alama Hayati dan Ekosistemnya, kita mengenal mengenai kawasan konservasi dan klasifikasinya sebagai berikut : 1. Kawasan Suaka Alam Adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di daratan maupun di perairan yang mempunyai fungsi pokok sebagai kawasan pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya yang juga berfungsi sebagai sistem penyangga kehidupan, yang mencakup : 2. Kawasan Cagar Alam Adalah kawasan suaka alam yang karena keadaan alamnya mempunyai kekhasan tumbuhan, satwa dan ekosistemnya atau ekosistem tertentu yang perlu dilindungi dan perkembangannya berlangsung secara alami. 3. Kawasan Suaka Margasatwa Adalah kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas berupa keanekaragaman dan atau keunikan jenis satwa yang untuk kelangsungan hidupnya dapat dilakukan pembinaan terhadap habitatnya. 4. Kawasan Pelestarian Alam Adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di daratan maupun diperairan yang mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya, yang mencakup : 5. Kawasan Taman Nasional Adalah kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk keperluan 17

penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata dan rekreasi. 6. Kawasan Taman Wisata Alam Adalah kawasan pelestarian alam dengan tujuan utama untuk dimanfaatkan bagi kepentingan pariwisata dan rekreasi alam. 7. Kawasan Taman Hutan Raya Adalah kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi tumbuhan dan atau satwa yang alami atau bukan alami, jenis asli dan atau bukan asli, yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata dan rekreasi. C. Kawasan Pelestarian Alam di Indonesia

Kawasan pelestarian alam di Indonesia terbagi menjadi beberapa bentuk, sesuai dengan keperuntukannya, baik di darat maupun di laut. Kawansan tersebut tersebar diberbagai daerah. Di bawah ini bentuk kawasan yang sudah ditetapkan.NO 1. KAWASAN KONSERVASI Cagar Alam A. Darat B. Laut 228 9 4,456,488.59 274,215.45 JUMLAH (UNIT) LUAS (HA)

18

Jumlah : 2. Suaka Margasatwa A. Darat B. Laut Jumlah : 3. Taman Nasional A. Darat B. Laut Jumlah : 4. Taman Wisata Alam A. Darat B. Laut Jumlah : 5. 6. Taman Hutan Raya Taman Buru

237 70 7 77 42 8 50 101 18 119 21 15 477 42 519

4,730,704.04 5,083,704.54 339,218.25 5,422,922.79 12,165,845.14 4 ,218,349.00 16,384,194.14 300,411.73 765,500.70 1,065,912.43 343,454.41 219,392.49 22,569,296.90 5,597,283.40 28,166,580.30

Jumlah Kawasan Konservasi Darat Jumlah Kawasan Konservasi Laut Jumlah Kawasan Konservasi

D. Kawasan Konservasi di Sumatera Pulau Sumatera memiliki luas sekitar 473.390 km2 berbentuk memanjang dari 60 Lintang Utara sampai 60 Lintang Selatan dan 950 Bujur Timur sampai 1060 Bujur Timur. Pulau Sumatera ditandai oleh adanya barisan pegunungan Bukit Barisan yang memanjang dari utara hingga selatan, seperti bentuk tulang punggung. Gunung Kerinci (3.805 meter dari permukaan laut) merupakan gunung tertinggi di Sumatera, terletak di bagian tengah pulau. Di bagian utara Pulau Sumatera, Gunung Leuser merupakan gunung yang tertinggi yaitu 3.404 m dpl. Pulau Sumatera memiliki delapan propinsi, yaitu : 1. Daerah Istimewa Aceh (55. 390 km2) 2. Sumatera Utara (70.790 km2) 3. Sumatera Barat (49.780 km2) 4. Riau (94.560 km2) 5. Jambi (44.920 km2) 6. Sumatera Selatan (103.690 km2) 7. Bengkulu (21.170 km2) 19

8. Lampung (33.310 km2) Sumatera memiliki beberapa taman nasional, yaitu: 1 Taman Nasional Gunung Leuser (di Aceh dan Sumatera Utara; seluas 1.094.692 ha) 2 Taman Nasional Batang Gadis (Sumatera Utara; seluas 108.000 ha) 3 Taman Nasional Kerinci Seblat (di Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu dan Sumatera Selatan; seluas 1.375.349,867 ha) 4 Taman Nasional Siberut (di Sumatera Barat; seluas 190.500 ha) 5 Taman Nasional Bukit Tigapuluh (di Riau dan Jambi; seluas 127.698 ha) 6 Taman Nasional Berbak (Jambi; seluas 162.700 ha) 7 Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (di Lampung dan Bengkulu; seluas 365.000 ha) 8 Taman Nasional Way Kambas (di Lampung; seluas 130.000 ha) Sedangkan di Nangroe Aceh Darusallam, dikenal beberapa kawasan pelestraian alam antara lain :

20

No 1. 2.

Nama Kawasan dan Lokasi Taman Hutan Raya Cut Nyak Dien. Kab. Aceh Besar Suaka Margasatwa Rawa Singkil. Kab. Aceh Selatan Cagar Alam Hutan Oinus Jantho, Kab Aceh Besar Taman Nasional Gunung Leuser Aceh Tenggara/ Selatan/Timur, Langkat, Taman Wisata Alam Kepulauan Banyak, Kab, Aceh Selatan Taman Wisata Alam Pulau Weh, Kab. Aceh Utara Taman Buru Lingga Isaq, Kab Aceh Tengah Cagar Alam Raflesia I/II Serbojadi, Kab Aceh Timur

Luas/Ha Keputusan 6.300 Menhut No. 01/KptsII/98, 5 Januari 1998..

3. 4.

102.500 SK (Surat Keputusan) Menhut No. 166/KptsII/1998, 26 Februari 1998. 8.000 SK (Surat Keputusan) Menhut No. 168/KptsII/1984, 10 Maret 1984.. 867.789 SK (Surat Keputusan) Menhut No. 276/KptsVI/1997, 23 Mei 1997. 227.500 SK (Surat Keputusan) Menhut No. 596/KptsII/1996, 16 September 1996. 3.900 SK (Surat Keputusan) Mentan No. 19928/Kpts/Um/12/82, 24 Desember 1982 80.000 SK (Surat Keputusan) Mentan No. 70/Kpts/Um/2/78, 1 Februari 1978. 300 SK (Surat Keputusan) ZB. No. 159/AGR, 19 Desember 1936..

5.

6.

7.

8.

Sumber: DEPHUT/DITJEN PHKA

21

E. Kawasan Pelestarian Alam Ulu Masen

1. Letak Kawasan Hamparan hutan Ulu Masen sangatlah unik, karena hutan yang tercakup dalam kawasan ini merupakan kombinasi antara hutan dataran rendah dan dataran tinggi. Luas kawasan hutan Ulu Masen adalah seluas 738.856 hektar yang lokasinya meliputi lima kabupaten di bagian utara Aceh dengan dengan batas-batas sebagai berikut: 1. Kabupaten Aceh Barat (kecamatan Sungai Mas, Kaway XVI dan Pante Ceureumen), 2. Kabupaten Aceh Jaya (kecamatan Teunom, Panga, Krueng Sabee, Setia Bakti, Sampoiniet dan Jaya), 3. Kabupaten Aceh Besar (kecamatan Darul Imarah, Darul Kamal, Indrapuri, Kota Jantho, Kuta Cot Glie, Kuta Malaka, Lembah Seulawah, Lhoong, Leupung, Lhok Nga, Seulimuem, Simpang Tiga dan Suka Makmur),

22

4. Kabupaten Pidie (kecamatan Bandar Dua, Delima, Gempang, Glumpang Tiga, Mane, Mila, Padang Tiji, Sakti, Tangse, Tiro, dan Kemala), 5. Kabupaten Pidie Jaya ( Kecamatan Meurah Dua, Bandar Baru, Meureudu, Trieng Gadeng dan Ulim) 2. Keragaman Hayati. Hasil penelitian hidrologi di kawasan ini menyimpulkan bahwa Hutan Ulu Masen menyediakan jasa lingkungan berupa sumber air yang bermanfaat bagi lebih dari dua juta masyarakat Aceh di bagian Utara. Selain itu, hutan Ulu Masen sangat kaya dengan keanekaragaman hayati yang menjadikan hutan ini sebagai penyedia jasa lingkungan yang bernilai ekonomi tinggi dan dibutuhkan oleh masyarakat Aceh dibagian Utara melalui beberapa jasa lingkungan seperti; 1. Penyedia sumber Air, 2. pencegah Banjir dan Erosi, 3. sumber Perikanan air tawar, 4. pembangkit Tenaga listrik, 5. produksi Karbon, 6. sumber Plasma nutfah, 7. sumber hasil hutan bukan kayu, 8. pengendali hama, 9. sumber ilmu pengetahuan, dan pariwisata. Dalam kawasan Ulu Masen, diketahui berbagai flora dan fauna Sumatra yang terancam punah dipastikan masih mendiami kawasan ini. Satwa dan tumbuhan tersebut diantaranya adalah : 1. Harimau (Panthera tigris sumatrae), 2. Beruang Madu (Helarctos malayanus), 3. Macan Dahan (Neofelis nebulosa), 4. Kukang (Nycticebus coucang), 5. Siamang (Symphalangus syndactylus ssp. Syndactylus), 6. Kedih atau Reungkah (Presbytis thomasi), 7. Kambing Sumatra (Capricornis sumatraensis), 8. Burung Rangkong Papan (Buceros bicornis), 9. Kuau Besar (Argusianus argus), dan 10. Gajah Sumatra (Elephas maximus sumatranus). 23

Selain fauna yang ada di atas, masih jenis satwa yang mempunyai peranan penting dalam regenarasi hutan timbal baliknya adata satwa dengan lingkungan.

24

BAB IV BERMAIN DAN BELAJAR

A. Menyederhanakan Persoalan. Kadang-kadang kita sebagai orang tua atau pendidik, agak sedikit kebingungan untuk menjawab sebuah pertanyaan sederhana dari siswa atau anak kita, agar jawaban yang kita berikan dapat dimengerti, dipahami dengan menggunakan bahasa atau pengetahuan yang mereka miliki atau kuasai. Sebagai contoh. Ada seorang anak kelas II SD, menanyakan mengapa binatang tertentu sudah sulit ditemukan lagi, sedangkan menurut ceritera nenek mereka, dahulu banyak sekali binatang itu mudah ditemukan. Nah, untuk menjawab hal yang demikian, tentunya seorang anak dengan pengetahuan yang masih terbatas, daya nalarnya masih belum sampai, bila kita jelaskan dengan sebuah pengertian dengan bacaan atau ceritera. Salah satu hal yang paling mudah untuk diberikan jawaban tersebut adalah dengan permainan, melihat gambar atau dengan simulasi. Karena 25

persolanan apapun dapat ditunjukkan dengan permainan, sehingga permasalahan yang sulit dapat disederhanankan. Bermain sebenarnya bukan hanya milik mahluk hidup yang namanya manusia, namun dilakukan oleh semua binatang. Dalam tahapan bermain mengandung unsur pembelajaran, agar nanti bila telah menginjak dewasa dapat melakukan seperti apa yang mereka impikan. Sifat anak-anak anak usia 12 hingga 15 tahun atau kelompok sekolah menengah pertama biasanya mempunyai perilaku : Lebih selektif mengenai apa yang mereka pedulikan, Dapat berfikir dan memecahkan masalah dengan cara mereka sendiri, Pengalaman langsung merupakan proses belajar terbaiknya, Dapat mulai mengevaluasi proses pemikiran mereka sendiri atau melalui pendekatan saat memecahkan masalah, Dapat mulai memahami sebab dan akibat, Dapat menggunakan metode matematika dan saintifik untuk memecahkan masalah Dapat melihat hubungan antar ide, Dapat meneliti sebuah masalah, Akan sering mempraktekan sampai hal tersebut dikuasai, Mulai membangun etika pribadi, Dapat menggunakan peralatan Dari kenyataan inilah, kami mencoba untuk menyusun buku panduan PKA dan LH ini dengan berbagai bentuk yang interaktif, menyenangkan, tidak membosankan, dan semua dilakukan bersama. Sebenarnya bermaian tak hanya disukai oleh anak-anak, dewasapun saat ini juga banyak dikenalkan dengan berbagai permainan, atau simulasi untuk mencari solusi yang terbaik dengan persoalan yang setiap saat muncul di sekitar kita. Karena dalam permainan mengandung pesan atau filosofi dalam sebuah kehidupan. Dalam menyusun buku Modul Pendidikan Pelestarian Alam dan Lingkungan Hidup ini, yang dikhususkan untuk pegangan guru dalam memberikan pemahaman tentang lingkungan, akan dikemas dengan

26

berbagai permainan, simulasi dan bernyanyi. Semuanya akan menambah pengalaman siswa dalam mengenal alam lingkungannya. Materi pembelajaran, sebenarnya sudah disampaikan bagi pendidik di kelas setiap hari yang terkait dengan pengetahuan lingkungan yang ada di sekitar kita, sehingga kami hanya menambahkan beberapa pengetahuan yang penting untuk disampaikan, dengan berbagai kemasan. B. Tahapan Bermain. Dalam menyampaikan materi permaian, tentu kita mempunyai tujuan, permainan apa yang akan kita sampaikan sesuai dengan materi pelajaran apa yang akan diberikan. Agar penyampaian materi mencapai tujuan yang diinginkan, ada beberapa tahap yang perlu dilakukan. Setiap tahap memiliki fungsi dan tujuan berbeda. Secara umum, tahapan tersebut adalah: 1. Permainan Awal. Permainan yang dikelompokkan dalam permainan ini bisanya untuk mencairkan suasana atau sering disebut ice breaking. Permainan ini umumnya dilakukan pada awal suatu kegiatan. Biasanya siswa masih malu-malu atau segan satu sama lain, atau malah takut untuk maju ke depan atau ragu menyampaikan pendapat, terutama jika antar saling peserta belum saling mengenal. Permainan ini memegang peranan penting dan bisa merangsang rasa ingin tahu dan membangun konsentrasi siswa. Karena kegiatan ini berfungsi sebagai sarana perkenalan antar siswa ataupun guru lebih dekat, serta membangkitkan semangat dari para siswa, maupun untuk meminimalkan kepasifan dari para siswa sebelum melakukan pelajaran. 27

Jenis permainan ini biasanya selalu dilakukan pada awal rangkaian kegiatan, merupakan aktivitas yang memancing tawa, dan memberi kesempatan bagi para siswa untuk berinteraksi secara aktif dan intensif (misalnya bersentuhan, bercakap-cakap/menyampaikan informasi, dsb). Waktu yang diperlukan adalah sekitar 5 10 menit. 2. Permainan Pembangkit Antusiasme Permainan pembangkit yang berisi tentang materi yang akan disampaikan dan dapat memancing antusiasme siswa, merupakan pokok dan tujuan sebuah permainan itu dilalakukan. Umumnya permainan ini menimbulkan keingintahuan siswa dari sebuah permainan tersebut. Atau sebuah permainan untuk memberikan pengetahuan tentang alam kepada peserta, melalui permainan. Misalnya pengetahuan tentang jaring-jaring kehidupan. Mahluk hidup di alam saling tergantung satu sama lain. Apabila salah satu terputus, makan kehidupan mereka di alam akan terganggu. Hal ini dapat ditunjukkan dengan permainan yang mudah dipahami oleh siswa. Masih bayak contoh permainan lainnya. 3. Permainan Evaluasi Pembelajaran di luar kelas dapat diketahui atau dipahami oleh siswa atau tidak, dalam sebuah kegiatan di luar kelas. Untuk mengetahui hal itu dapat dilakukan evaluasi langsung. Evaluasi ini dapat dilakukan dengan sebuah permainan juga. Misalnya membuat puisi, ceritera di depan siswa yang lain, lukisan dsb. Hal ini secara langsung, guru dapat mengetahui respon atau kesan para siswa.

28

BAB V METODE PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PELESTARIAN ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP1. PENGANTAR Dalam buku ajar SMP, khususnya pelajaran IPA (Biologi) sudah banyak disebutkan berbagai pengertian yang terkait dengan alam dan lingkungannya, sehingga dalam uraian metode pembelajaran mengenai lingkungan ini lebih banyak menjelaskan ke metode pembelajrannya. Standar Kompetensi untuk kelas VII IPA Biologi materi yang diajarkan hampir semua mencakup tentang kehidupan. Mulai dari Ciri-ciri mahluk hidup, ekosistem dalam kehidupan, saling ketergantungan mahluk hidup yang satu dengan yang lain, usaha pelestarian keanekaragaman hayati hingga pengeruhnya kegiatan manusia terhadap ekosistem. Sebagai dasar pemahaman untuk usaha pelestarian alam, hal ini lebih dari cukup untuk diketahui oleh siswa kelas VII. Sedangkan dalam buku ajar IPA Biologi untuk siswa kelas VIII tidak banyak membahas tentang pelestarian, namun lebih mengarah kepada fungsi kehidupan itu sendiri terhadap lingkungan. Misalnya fungsi tumbuhan (jaringannya), sangat penting juga diketahui, bahwa fungsi jaringan tubuh tumbuhan, selain mendukung tubuh tumbuhan itu sendiri, juga mempunyai fungsi menahan atau menyimpan air yang sangat diperlukan oleh mahluk hidup, seperti akar. Bahasan tentang Fotosintesa yang bermanfaat bagi tubuh tumbuhan, hasil sampingan dari proses foto sintesa yaitu O2, merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan, karena sangat diperlukan dalam proses kehidupan semua mahluk hidup 29

yang ada di permukaan bumi ini. Bahkan dalam proses itu menyerap CO2 yang diketahui sebagai zat yang turut serta dalam meningkat suhu dipermukaan bumi ini, karean menimbulkan efek rumah kaca. Lain halnya dengan buku ajar kelas IX, hanya membahas tentang kelangsungan hidup organisme yang terkait tentang usaha adaptasi, seleksi alam dan perkembangbiakannya bagi mahluk hidup yang ada. Semua sudah jelas dan cukup untuk dipahami oleh siswa SMP. Dalam usaha pelestarian alam dan lingkungan hidup, buku ini hanya memberikan metode pembelajaran yang mendukung dalam penyampaian meteri yang akan disampaikan kepada siswa. Untuk itu metode ini akan memberikan warna dalam cara penyampaian kepada siswa, dengan harapan pelestarian lingkungan sebenarnya sungguh menarik, tidak banyak larangan, tidak membosankan. Dengan demikian siswa akan memahami sendiri dampak yang terjadi atau telah dilakukan oleh manusia, dan harapannya siswa dapat berbuat untuk lingkungannya, untuk kehidupannya dan untuk masa depan mereka sendiri. Selain metode pembelajaran mengenai pelestarian alam dan lingkungan hidup, yang paling penting adalah menumbuhkan motivasi kepada siswa terhadap lingkungan, agar cepat mengetahui, menyadari dan bertindak sesuai dengan kesadaran dan bukan karena tekanan. Buku ini akan membahas berbagai permainan dan simulasi sesuai dengan bahan ajar yang ada dan dimuat dalam buku IPA Biologi, mulai kelas VII, VIII dan IX, secara berurutan sesuai dengan materi yang dibahas dalam buku ajar.

30

BAGIAN PERTAMA MEMAHAMI KEANEKARAGAMAN MAHLUK HIDUP

Pokok Bahasan : o Mengidentifikasi berbagai jenis mahluk hidup di sekitar kita o Memahami keragaman hayati yang ada di sekitar kita. Bidang Studi : o Pengetahuan alam di sekitar kita. Ketrampilan : o Menganalisa, merencanakan, memecahkan masalah, melakukan tindakan, bekerja sama. Sumber, bahan dan alat : o Buku pelajaran sekolah tulisan angka satu sampai angka 9. Metode Pembelajaran : o Pengamatan langsung, simulasi dan permainan. 31

1. Pendahuluan

Di dalam mata pelajaran Geografi, disebutkan berbagai jenis keragaman hayati yang terdapat di dunia dan Indonesia. Di Indonesia pun setiap pulau memiliki keanekaragaman hayati yang berbeda. Keanekaragaman hayati meliputi ekosistem, spesies dan genetik yang mencakup hewan, tumbuhan, dan jasad renik (micro organism). Tumbuhan dan hewan bersama-sama lingkungan fisiknya secara menyatu akan membentuk suatu ekosistem. Ekosistem dapat berbentuk alami, dapat juga buatan manusia. Keanekaragamanan ekosistem, baik yang alami maupun yang buatan dapat memberikan berbagai macam manfaat, baik dalam bentuk barang maupun jasa.

Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki kekayaan keanekaragaman hayati yang tinggi di dunia. Kurang lebih 17.000 pulau yang membentang dari Sabang hingga ke Merauke, menempatkan Indonesia pada lintasan distribusi keragaman hayati di dunia. Pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan berada pada lintasan Asia. Pulau Papua di lintasan Austarasia dan Pulau Sulawesi, Maluku serta Nusa Tenggara di sebaran wilayah peralihan Wallacea. Meski luas cakupan wilayah yang hanya 1,3% dari luas daratan dunia, namun Indonesia memiliki keanekaragaman satwa yang sangat tinggi. Satwa yang telah diketahui terdapat 515 spesies binatang menyusui, 511 spesies reptilia, 1531 spesies burung, 270 spesies amfibi, 2827 spesies binatang tidak bertulang belakang selain ikan air tawar. Selain itu ada pula 35 spesies primata, 121 spesies kupu-kupu dan 1400 spesies ikan air tawar (Bappenas, 2003)

32

Dalam hal keanekaragaman tumbuhan, Indonesia memiliki lebih dari 38.000 spesies. Keanekaragaman palem mencapai 477 spesies, 225 endemik. Spesies penghasil kayu bernilai ekonomi penting (dari famili Dipterocarpaceae ) mencapai 350 spesies, 155 endemik (Dephut, 1994; Newman 1999). Keanekaragaman terumbu karang mencapai lebih dari 480 spesies, karang keras mencakup sekitar 60% dari spesies karang yang telah diidentifikasi di dunia ( Dahuri dan Dutton, dalam Burke dkk. 2002). Keanekaragaman ikan karang mencapai lebih dari 1650 spesies (Suharsono dan Purnomohadi, dalam Burke dkk. 2002). 2. Uraian Kegiatan 2.1. Heterogen dan Homogen Berikan permainan yang menggembirakan agar siswa dalam mengikuti kegiatan ini senang dan riang. Siapkan kertas yang telah digulung seperti gulungan angka arisan yang dikocok. Dalam gulungan, tulis angka 1 5. Namun setiap angka jumlah angka berbeda. Misalnya jumlah siswa 30 40 siswa, maka angka 1 misalnya berjumlah 2, angka 2 berjumlah 4, angka 3 berjumlah 5, angka 4 berjumlah 3. Dan angka 5 paling tidak lebih dari 50 %. Bagikan gulungan kertas tersebut kepada setiap siswa, dan dimohon siswa untuk merahasiakan nomor yang didapat. Aturlah siswa membentuk sebuah lingkaran besar dan bergandengan dan berkait. Maksudnya setiap siswa bertolak pinggang dan satu sama lain berkait. Guru menyebutkan setiap angka yang dimiliki siswa. Bagi siswa yang mendapatkan angka yang disebutkan, harus bergantung kepada siswa sebelah kanan dan kirinya. Hingga akhirnya menyebutkan angka 5 yang jumlahnya lebih dari 50 %. Maka semua siswa akan berjatuhan. Catatan untuk guru : Permainan tersebut memiliki arti atau pesan, bahwa bila di alam ini keragaman hayatinya kurang, maka bila terjadi serangan penyakit atau hama akan tumbang semuanya, boleh jadi punah atau lenyap dari permukaan bumi ini. Berbeda bila keragaman hayati cukup bervariasi. 33

Ambil sebuah contoh, tanaman yang sifatnya homogen, seperti pada perkebunan sawit, karet atau perkebunan yang sifatnya satu jenis. Bila terjadi serangan hama, maka semuanya akan ikut terserang juga. Berbeda dengan tumbuhan pada hutan tropis yang heterogen, bila jenis satu terserang penyakit, kama masih banyak tumbuhan lain yang bertahan hidup. 2.2. Warna warni kehidupan. Tujuan : 1. Siswa mengetahui bahwa di alam ini memiliki keragaman mahluk hidup yang ada di sekitar kita, baik hewan maupun tumbuhan. 2. Kreatifitas anak-anak. Bahan dan alat : Kertas karton yang sudah ditempel stereotip, atau potongan kertas karton dan lem. Uraian kegiatan : 1. Bagikan potongan karton dengan ukuran poscard (kartu pos), yang sudah ditempel dengan stereotip atau potongan karton dengan lem. 2. Ajaklah ke luar ruangan, dan siswa bertugas untuk mengumpulkan bagian dari pohon baik yang kering atau yang masih segar. Kemudian menempelkan pada karton. Berilah contoh yang sudah jadi (misalnya) 3. Siswa diberikan kebebasan untuk berkreasi dari bagian pohon tersebut, misalnya membuat gambar, lukisan atau tulisan. Catatan bagi guru : Hutan tidak hanya berwarna hijau, dalam kenyataanya, dengan dibuktikan permainan ini. Warna di dalam hutan juga menjadi strtegi tumbuhan di dalam hidupnya. Misalnya buah selalu berwarna hijau ketika masih mentah dan warna merah atau kuning saat sudah masak. Strategi 34

ini dimaksudkan bila sudah masak dengan berubah warna yang mencolok, dengan harapan dapat mengundang binatang, seperti burung, atau mamalia lain, untuk mengambilnya atau memakannya. Sehingga tumbuhan itu dapat dibantu dalam penyebaran biji. Suatu sisi kehidupan yang unik di dalam hutan.

35

BAGIAN KEDUA MEMAHAMI SALING KETERGANTUNGAN DALAM EKOSISTEM.Pokok Bahasan : o Mengidentifikasi berbagai jenis ekosistem. o Memahami daya dukung dalam ekosistem. Bidang Studi : o Pengetahuan alam dan lingkungan di sekitar kita. Ketrampilan : o Menganalisa, merencanakan, memecahkan masalah, melakukan tindakan, bekerja sama. Sumber, bahan dan alat : o Buku pelajaran sekolah dan gambar berbagai ekosistem yang dikenal Metode Pembelajaran : o Pengamatan langsung, simulasi dan permainan.

36

1. Pendahuluan Di dalam buku pelajaran IPA biologi telah dijelaskan berbagai bentuk ekosistem yang ada. Di Pulau Sumatera pada umumnya dan di Aceh khususnya, memiliki berbagai bentuk ekosistem yang kita kenal. Misalnya ekosistem hutan, padang rumput, laut, danau merupakan ekosistem yang sangat luas. Seperti halnya akuarium merupakan ekosistem buatan yang kecil atau usus manusia merupakan ekosistem dari mikroorganisme. Baiklah semua materi tentang satuan mahluk hidup dalam ekosistem sudah dibahas semua dalam buku ajar. Mari kita mencoba membuat sebuah metode pengajaran dengan berbagai simulasi tentang sebuah ekosistem. 2. Uraian kegiatan Setelah mengikuti pelajaran dalam kelas atau mendapatkan tugas untuk mebaca buku ajar yang dimiliki setiap siswa, guru dapat mengajak siswa ke luar kelas. Dalam simulasi dan permainan yang akan memperkenalkan siswa tentang bentuk ekosistem yang ada di sekitar kita adalah : 2.1. Komponen ekosistem Sebaiknya permainan ini dilakukan setelah siswa mempelajari pelajaran tentang ekosistem yang sudah dijelaskan di dalam kelas. Seting kegiatan : 1. Tentunya dengan memberikan permainan ice breaking akan lebih membuat suasana yang menggembirakan. 2. Buatlah sebuah lingkaran kecil yang tediri dari 5 10 siswa setiap lingkaran, atau guru dapat membagi sesuai dengan jumlah siswa di dalam kelas. 37

3. Bagikan setiap kelompok kecil dengan gambar tentang ekosistem yang sudah dipelajari oleh siswa. 4. Simulasi ini merupakan sebuah diskusi terbuka antar kelompok, mengapa mereka menentukan komponen yang ada dalam ekosistem yang pada mereka. Misalnya kelompok satu, mereka tentang komponen Mangrove, kelompok dua tentang pesisir dsb. Nah dalam kelompok itu membentuk atau menyebutkan apa saja komponen yang yang membentuk ekosistem tersebut. Dan apa akibatknya bila salah satu komponen itu hilang, Serta akan lebih baik lagi bila siswa menyebutkan adakah kasus yang terjadi ? 5. Kemudian salah satu perwakilan menyebutkan komponen ekosistem yang mereka punyai dan menjelaskan apa saja (sudah disebutkan dalam poin 4). 6. Kelompok lain dapat membantah, dan mendiskusikan atau memberikan masukan tentang komponen yang dipresentasikan oleh kelompok lain.

Catatan untuk guru : Simulasi ini juga dapat dikemas dengan hidup adalah sebuah pilihan. Setiap siswa atau kelompok dapat memilik ekosistem yang disukai.

38

Mereka membuat kelompok dengan komponen yang mereka pahami. Misalnya ekosistem hutan mangrove, komponen apa saja yang ada disana. Ata ekosistem danau, apasaja yang hidup di dalam ekosistem tersebut. Ambil contoh dalam ekosistem mangrove, komponen yang menyususn dalam ekosistem itu seperti pepohonan bakau, berbagai jenis burung, bermacam-macam krustacea, ika, mamalia seperti monyet, reptil seperti ulat, biawak dsb. Dapat dijelaskan fungsi mangrove dalam kehidupan itu. Ekosistem rusak, makan rusak pula kehidupan, bahkan kehidupan manusiapun dapat terganggu, seperti bencana tsunami beberapa tahu yang lalau, peran mangrove sangat berperan dalam kehidupan. Dan masih banyak contoh tentang ekosistem di sekitar kita seperti yang tertera dalam buku ajar. 2.2. Hidup adalah sebuah pilihan Permainan ini merupakan sebuah diskusi mengenai pemahaman setiap siswa, sehingga dalam permianan ini siswa dapat mendiskusikan atau mempertahankan pendapatnya atau mempertahankan pilihannya. Seting kegiatan : 1. Ambil 4 kursi atau sesuai dengan kelompok yang dibentuk. 2. Letakkan tulisan atau ekosistem di atas kursi atau setiap siswa sudah memiliki pilihan masing-masing tentang ekosistem, misalnya ekosistem padang pasir, akuarium, hutan tropis dsb. 3. Berikan waktu setiap kelompok untuk mengutarakan mengapa mereka memilih ekosistem itu. Misalnya Hutan tropis, hutan mangrove, danau, laut atau pegunungan dsb. 4. Dalam diskusi pasti akan saling menyanggah (kadang menjelekkan, menjatuhkan atau ucapan 39

apa saja) dalam bahasa anak muda, biarkan semua mengalir apa adanya dalam dunianya) Catatan untuk guru : Masih terkait dengan kegiatan di atas (sebelumnya).Kegiatan ini dapat diseting dengan berbagai materi pelajaran, kegiatan, pekerjaan, tugas dsb. Karena tentu siswa mempunyai pilihan apa yang mereka sukai. Untuk mengarahkan siswa dalam mendiskusikan ekosistem, dapat dibuat beberapa pertanyaan, agar, dalam pembahasan terarah, misalnya : 1. Mengapa memilih ekosistem itu ? 2. Pernahkah kalian melihat ekosistem itu? Dimana dan bagaimana kondisinya? 3. Komponen apa saja yang ada pada ekosistem tersebut (buatkan listnya). 4. Apa akibatnya bila salah satu komponen tersebut hilang atau musnah?. 5. Apa yang dapat kita lakukan untuk mempertahankan ekosistem tersebut? 6. Apa manfaat ekosistem tersebut bagi manusia dan mahluk hidup lain? 7. Dan masih ada beberapa pertanyaan lagi, tergantung dari hal apa yang akan dibahas dalam simulasi ini.

40

BAGIAN KETIGA : SALING KETERGANTUNGANPokok Bahasan : o Memahami keterkaitan mahluk hidup satu sama lain, baik yang hidup ataupun yang tidak dan terjdinya sebab akibat dalam kehidupan. Bidang Studi : o Pengetahuan alam. Ketrampilan : o Menganalisa, merencanakan, memecahkan masalah, menceriterakan, bekerja sama. Sumber, bahan dan alat : o Buku pelajaran sekolah, alat permainan dan simulasi. Metode Pembelajaran : o Pengamatan langsung, simulasi dan permainan. 1. Pendahuluan Semua kehidupan di dunia ini memerlukan sebuah kerjasama. Satu sama lain saling tergantung dan tak mungkin dapat hidup sendiri. Oleh karena itu bila salah satu terjadi kerusakan atau pemusnahan maka kehidupan ini akan pincang, dan tak seimbang. Dalam kehidupan ini juga satu sama lain saling mempengaruhi, saling memerlukan dan saling memberikan dampak, baik positif ataupun negatif. 41

Misalnya hutan yang ada di sekitar kita, merupakan tempat hidup berbagai satwa, gudang tanaman obat, penghasil oksigen dan penyedia makanan, penyimpan dan pengatur tata air bagi mahluk hidup. Bagaimana dampaknya bila hutan itu tak ada. Sebaliknya manusia yang memperlakukan lingkungan kurang bijak, akan dapat mempengaruhi berbagai tatanan yang merugikan kehidupan baik langsung ataupun tidak.. Dalam buku IPA Biologi, sudah dijelaskan mengenai saling ketergantungan antara mahluk hidup yang satu dengan yang lain. Di bawah ini sekedar menambah metode untuk pembelajaran dan memperkaya cara penyampaian pesan kepada sis sekolah. 2. Uraian Kegiatan 2.1. Tebak teka teki siapa dia. Seperti halnya dalam kuis dalam acara televisi siapa dia permainan ini juga menebak tulisan atau gambar yang ada. Alat : Gambar berbagai jenis satwa dan tumbuhan. Jepitan baju atau tali atau gambar yang ada dimasukkan dalam name tag. Tujuan : Pengenalan jenis Seting kegiatan : 1. Berikan permainan yang menyenangkan, agar mereka gembira dan antusias mengikuti simulasi. 2. Buatlah berpasangan, dan tempelkan gambar yang ada di krah baju belakang, semua peserta (siswa). 3. Siswa yang di depan menanyakan gambar yang ada di punggungnya dengan berbagai pertanyaan. 4. Siswa yang di belakang hanya boleh menjawab YA atau TIDAK. 5. Setelah terjawab bergantian dengan pasangannya untuk melakukan hal yang sama. 6. Setelah semuanya selesai, mengikuti permainan berikutnya yang masih terkait dengan bahasan saling ketergantungan. 42

2.2. Jaring Jaring Kehidupan Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan dukungan pada penyampaian materi tentang saling ketergantungan komponen ekosistem (proses perpindahan energi) yang sangat rumit karena sangat berliku-liku. Proses berliku ini dinamakan jaring jaring kehidupan. Manusia belum menyadari bahwa komponen-komponen ekosistem yang terdapat di alam ini saling mendukung satu sama lain sehingga manusia tidak memikirkan akibatnya ketika melakukan perusakan terhadap salah satu atau beberapa komponen alam. Tujuan : 1. Siswa mampu memahami hubungan ketergantungan diantara mahluk hidup yang satu dengan yang lain dalam sebuah ekosistem. 2. Memahami keterkaitan diantara komponen ekosistem dan terjadinya ketidakseimbangan apabila terdapat komponen ekosistem yang hilang. 3. Memahami bahwa sebenarnya manusia adalah bagian dari alam, manusia adalah salah satu dari anggota komponen ekosistem. 4. Diharapkan siswa dapat mulai ikut menjaga keseimbangan ekosistem. Bahan : 1. Benang atau tali 2. Kartu kartu yang berisi komponen ekosistem/komponen alam (bisa juga tidak memakai kartu, tapi guru sudah mempunyai pengetahuan tentang komponen ekosistem yang ingin dibahas). 43

Seting kegiatan : Kegiatan dapat dilakukan di luar atau di dalam kelas. 1. Berikan keterangan singkat kepada para siswa tentang kegiatan yang akan dilakukan pada hari ini, yaitu tentang permainan jaring jaring kehidupan. Sebaiknya berikan permainan yang menyenangkan terlebih dahulu agar suasana menyenangkan. 2. Siswa diminta untuk membentuk lingkaran 3. Setiap siswa yang ada diberi satu komponen alam. Jenis komponen alam yang tertulis di dalam kartu merupakan peran yang harus dimainkan oleh siswa. 4. Guru boleh memilih salah satu ekosistem (ekosistem hutan tropis, hutan bakau, laut, dll) sebagai bahan permainan, misalnya ekosistem hutan tropis. 5. Komponen ekosistem hutan tropis yang dipilih misalnya: pohon, belalang, burung pipit, elang, kumbang, kotoran, bakteri, jamur, rumput, lipas, tikus, kelinci, ular, kumbang, cacing, kadal, ayam hutan, harimau, kutu penghisap darah, semut, perdu, tupai, manusia, dll. 6. Orang pertama menyebutkan komponen ekosistem hutan tropis pertama yang berperan sebagai produsen yaitu tumbuhan yang diminta untuk memegang ujung tali 7. Orang kedua yang berada di seberang orang pertama menyebutkan salah satu komponen ekosistem hutan tropis selanjutnya dan menjelaskan keterkaitan antara komponen tersebut dengan komponen yang disebut oleh orang pertama. Misalnya orang pertama menyebut pohon sebagai komponen hutan tropis (sesuai dengan kartu yang dipegangnya) kemudian orang kedua menyebut burung (sesuai dengan kartu yang dipegangnya), hubungannya adalah pohon sebagai tempat hidup, mencari makan, mencari pasangan, dan tempat berlindung. Guru menghubungkan tali tersebut dari orang pertama ke orang kedua. 8. Tali kemudian dihubungkan lagi ke orang ketiga yang berada di seberang orang kedua setelah orang ketiga menyebutkan komponen hutan ekosistem tropis selanjutnya. Hal ini terus dilakukan sampai semua orang di dalam lingkaran sudah mewakili semua komponen hutan tropis (telah memegang tali).

44

9. Setiap orang di dalam lingkaran memegang tali sehingga terbentuk seperti jaring jaring. Jaring jaring ini memperlihatkan keterkaitan antara komponen yang satu dengan yang lain. Guru harus mempunyai kepandaian untuk membagi peran bagi para siswa sehingga tali yang terbentuk menyerupai jaring. 10. Masing masing peserta harus memegang tali dengan kencang. Guru menyebutkan salah satu komponen hutan yang ada di dalam lingkaran ekosistem tersebut. Orang yang memerankan komponen tersebut menggoyang goyangkan tali yang dipegangnya, akibatnya semua komponen merasakan getaran dan semua ikut menggoyangkan talinya. 11. Selanjutnya guru menyebutkan salah satu komponen hutan, komponen yang disebut harus melepaskan tali yang dipegangnya. Akibatnya ada komponen lain yang merasakan talinya tidak kencang lagi dan komponen tersebut harus melepaskan talinya. 12. Akhirnya semua komponen hutan merasakan bahwa talinya tidak kencang lagi sehingga semua komponen harus melepaskan talinya. Catatan Untuk Guru : 1. Goyangan tali melambangkan adanya gangguan pada komponen ekosistem. Melepaskan tali melambangkan rusaknya komponen tersebut. 2. Ketika salah satu komponen mengalami gangguan, maka komponen lain juga terganggu sehingga ketika satu komponen hilang, maka menyebabkan hilangnya komponen lain. Sehingga antara komponen yang satu dengan komponen yang lain saling terkait dan saling mempengaruhi. 3. Misalnya, pohon di dalam hutan ditebang, maka burung akan kehilangan tempat untuk berlindung dan bahan makanan. Selain itu pohon sebagai salah satu tempat menyimpan air, maka dapat menyebabkan berkurangnya persediaan air di dalam hutan. Berkurangnya jumlah air di dalam tanah menyebabkan kekeringan, akhirnya yang menerima akibat terburuknya adalah manusia karena air merupakan kebutuhan pokok manusia. 2.3. Piramida makanan Tujuan : 45

1. Siswa paham tentang asal muasal makanan yang dimakan hingga proses perjalanan makanan tersebut. 2. Siswa mengetahui rantai makanan pada suatu ekosistem dan diperkenalkan pada pengertian piramida makanan. 3. Siswa mengetahuui dalam proses makan dan dimakan, sehingga terjadi perpindahan energi dan dalam proses perpindahan energi tersebut terjadi pelepasan energi. 4. Memahami keterkaitan ekosistem dan terjadinya ketidakseimbangan apabila terdapat komponen ekosistem yang hilang. Latar belakang : 1. Kegiatan ini dilakukan untuk memberikan dukungan pada penyampaian materi tentang rantai makanan untuk siswa kelas 1 SMP cawu III. 2. Di alam terjadi proses saling memakan di antara komponen ekosistem (produsen dan konsumen) dan terjadi proses perpindahan energi yang mengakibatkan pelepasan energi (membentuk piramida energi) Bahan : o Kartu/kartu yang bergambar/bertuliskan komponen ekosistem. 6 kartu tanaman padi (produsen), 5 kartu tikus( konsumen i), 4 kartu ular (konsumen ii), 3 kartu burung elang (konsumen iii), semua kartu diberi tali agar dapat digantung di leher. Setting kegiatan : a. Kegiatan dapat dilakukan di luar kelas. Kalau bisa dilakukan di lapangan berumput. Kegiatan :

46

1. Berikan keterangan singkat kepada para siswa tentang kegiatan yang akan dilakukan pada hari ini, yaitu tentang permainan rantai makanan. 2. Pilih 6 anak untuk menjadi padi (usahakan yang bertubuh besar), 5 anak untuk menjadi tikus, 4 anak menjadi ular, dan 3 anak untuk menjadi burung elang (cocok untuk anak yang bertubuh kecil). 3. Mintalah 6 anak yang menjadi padi untuk berjajar membentuk 1 barisan, mereka berperan menjadi produsen. Kemudian 5 anak yang menjadi tikus (konsumen i) naik ke atas anak yang berperan menjadi padi (mengambil posisi jongkok). 4 anak yang menjadi ular (konsumen ii) kemudian menyusul naik ke anak yang menjadi tikus. Dan terakhir 3 anak yang menjadi burung elang (konsumen iii) naik ke atas para ular. Kegiatan ini menggambarkan bentuk piramida makanan yang ada di alam. 4. Jumlah peserta kegiatan boleh ditambah atau dikurangi. Tingkatan piramida juga boleh dikurangi atau, kalau mungkin, ditambah. Misalnya hanya 3 tingkat : padi tikus ular sawah. 5. Guru kemudian menarik satu anak yang menjadi rumput untuk keluar dari priramida. 6. Piramida yang terbentuk akan berantakan, anak anak terutama yang menjadi tikus, ular dan elang, akan jatuh. Ini menggambarkan bentuk piramida makanan yang terjadi di alam, jika ada komponen 47

ekosistem yang hilang maka akan terjadi ketidak seimbangan ekosistem. Lakukan dan diskusikan ! 7. Boleh dicoba untuk mengeluarkan anak dari konsumen i atau konsumen ii. Lihat apa yang terjadi kalau hal ini dilakukan! Catatan Untuk Guru : 1. Guru yang menarik keluar anak dalam piramida dianggap sebagai sesuatu yang mengganggu komposisi komponen ekosistem. Gangguan ini bisa menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem. sesuatu ini bisa manusia atau hal lain. 2. Apabila ada komponen ekosistem yang hilang/terganggu, maka kehilangan/gangguan ini akan berpengaruh kepada komponen ekosistem yang lain. Komponen ekosistem yang lain bisa ikut hilang atau terganggu. 3. Bentuk piramida yang mengerucut/mengecil ke atas setiap konsumen mendapat bagian yang lebih kecil dari energi semula yang ditangkap oleh produsen (adanya kehilangan energi dari proses makan memakan tersebut). Di alam populasi produsen harus lebih banyak daripada konsumen tingkat ii. Demikian seterusnya. 4. Diskusikan, apa yang terjadi apabila salah satu komponen ekosistem yang hilang/terganggu ? 5. Apa yang terjadi kalau konsumen i (tikus) mendapat gangguan ? Apa pengaruhnya pada piramida ? Lakukan diskusikan ! 6. Apakah sikap manusia selama ini terhadap alam dapat mempengaruhi keseimbangan komponen ekosistem ? Lakukan diskusi ! 7. Terangkan labih jauh tentang piramida makanan. Kalau bisa dilengkapi dengan gambar.

48

BAGIAN KEEMPAT : PELESTARIAN KEANEKARAGAMAN HAYATIPokok Bahasan : o Memahami keterkaitan mahluk hidup satu sama lain, baik yang hidup ataupun yang tidak. o Terjadinya sebab akibat dalam kehidupan. Bidang Studi : o Pengetahuan alam dan lingkungan di sekitar kita. Ketrampilan : o Menganalisa, merencanakan, memecahkan masalah, menceriterakan, bekerja sama. Sumber, bahan dan alat : o Buku pelajaran sekolah Metode Pembelajaran : o Pengamatan langsung, simulasi dan permainan. 1. Pendahuluan Usaha pelestarian keaneka ragaman hayati sudah banyak diungkap dalam buku ajar, serta sudah diberikan contoh berbagai bentuk kawasan pelestarian alam untuk melindungi keanekaragaman hayati itu dari kepunahan. Untuk lebih memahami tentang pelestarian alam, di bawah ini ada beberapa simulasi dan permainan dalam usaha pelestarian alam pada umumnya dan keanekaragaman hayati khususnya.

49

2. Uraian kegiatan 2.1. Bioblitz Bio-blitz adalah sebuah permainan untuk mengenal atau melihat kehidupan yang ada di sekitar kita secara sepintas, semampunya siswa mengingat satwa. Dalam permainan ini juga dapat mengukur kemampuan siswa atau kreatifitas siswa dalam kehidupannya. Seting kegiatan : 1. Mengetahui kreatifitas anak. Ambil satu gelas plastik bekas minuman mineral. Tanyakan, apa manfaatnya gelas plastik itu. Suruh siswa mencatat sebanyak-banyaknya, sejauh mereka mengetahui. Mungkin ada yang lebih dari 10, lebih dari 20 atau kurang dari 10. Tolong sebutkan yang paling banyak. Semakin banyak siswa menyebutkan, tentu anak tersebut mempunyai daya kreatifitas yang tinggi. 2. Menjajagi pengetahuan anak. Siswa menyiapkan kertas kosong. Guru menanyakan : Sebutkan binatang yang hidup di Pulau Sumatera. Sebanyak-banyaknya. Diantara yang sebanyak itu, berikan lingkaran, jenis satwa mana yang dilindungi. Siswa membacakan catatan yang mereka miliki, kemudian guru memberikan tambahan tentang pertanyaan yang dimaksud. Catatan untuk guru : Sebenarnya permainan dan simulasi ini hanya untuk menambahkan sejauh mana siswa memahami tentang usaha pelestarian satwa yang telah dilindungi dan malah mendekati kepunahan. Setelah itu berikan permainan yang ada dalam bahasan berkut ini. 2.2. Hutanku adalah rumahku. Semua mahluk hidup memerlukan tempat tinggal, dan tempat tinggal semua mahluk hidup itu dinamakan habitat. Jadi mereka memiliki habitat yang berbeda. Nah dibawah ini sebuah permainan tentang usaha

50

melestarikan tempat tinggal satwa dan bagaimana jadinya bila tempat tinggalnya itu rusak, sehingga kelestarian keanekaragaman hayati juga terancam. Seting kegiatan. 1. Jelaskan terlebih dahulu mengenai kehidupan mahluk hidup, bahwa semua mahluk hidup memerlukan tempat tinggal. Ambil contoh adalah pohon atau hutan. 2. Ajaklah siswa ke luar ruangan, dan berikan permainan yang menenangkan agar mereka termotivasi dalam mengikuti kegiatan ini. 3. Pilihlah 15 orang anak, dan buatlah kelompok kecil atau membuat lingkaran kecil ( jadi ada 5 kelompok, setiap kelompok 3 siswa), dan mereka berperan kawasan ekosistem. Misalnya kawasan taman nasional, cagar alam, suaka margasatwa, hutan alam, hutan bakau atau kawasan hutan pantai dsb. 4. Tunjuklah 3 siswa, yang nantinya berperan sebagai penebang pohon. 5. Anak-anak (sisanya) untuk berperan sebagai binatang, sesuai dengan kesukaan mereka. Misalnya sebagai gajah, harimau, burung dsb. 6. Satu kawasan pelestarian alam misalnya dihuni oleh beberapa binatang, dan binatang itu dalam suatu lingkaran kecil. 7. Sambil menyanyikan lagu yang gembira (adakah lagu daerah yang menggembirakan yang berceritera tentang keindahan alam, flora dan fauna). Kalau tidak bisa menyanyikan lagi burung kutilang. Syair di bawah ... 8. Kemudian 3 orang anak datang sebagai penebang pohon, dengan membunyikan gergaji mesin dan meraung-raung. Menebang dan merusak salah satu kawasan, terus binatang yang ada lari menyelamatkan diri dan memasuki kawasan lainnya. 9. Siswa menghitung, berapa binatang saat ini ada, yang semula hanya 3-4 binatang. 10. Ulangi poin (8), dan bianatang lari menyelamatkan diri. Berapa binatang saat ini di setiap kawasan. 11. Akhirnya ditebang dan dirusak semua dan disisakan 1 kawasan. Saat ini berapa binatang yang hinggap pada satu pohon. 12. Diskusikan apa yang terjadi bila semua kawasan rusak ?. alangkah baiknya kita memelihara lingkungan, melestarikan hutan agar kehidupan dapat lestari.

51

Catatan untuk guru : Kejadian seperti ini sudah terjadi di sekitar kita, sehingga banyak sekali berita gajah mengamuk dan memasuki perkampungan, itu karena tempat tinggalnya berkurang, ditebang atau lahannya untuk pertanian dan perkebunan, sehingga satwa ini kekurangan tempat tinggal dan kekurangan makan. Akhirnya menyerang lahan penduduk yang dulunya memang tempat tinggal mereka. Hal seperti ini juga terjadi pada kehidupan manusia, kehidupan di kota sudah saling berdesak-desakan satu sama lain. Apa yang bisa kita lakukan ?.

52

BAGIAN KELIMA PENGARUH MANUSIA DI DALAM EKOSISTEMPokok Bahasan : o Mengidentifikasi kerusakan lingkungan akibat kegiatan manusia. o Memahami akibat kerusakan lingkungan. o Bertindak untuk perbaikan lingkungan. Bidang Studi : o Pengetahuan alam dan lingkungan. Ketrampilan : o Menganalisa, merencanakan, memecahkan masalah, menceriterakan, mealakukan aksi kegiatan, bekerja sama. Sumber, bahan dan alat : o Buku pelajaran sekolah Metode Pembelajaran : o Pengamatan langsung, aksi kegiatan, simulasi dan permainan.

1. Pendahuluan Kegiatan manusia langsung ataupun tidak, mempengaruhi ekosistem yang ada di sekitarnya, baik skala kecil ataupun skala yang besar. Dalam skala besar, kini telah nampak akibat yang ditimbulkan akibat kegiatan 53

manusia. Misalnya dalam perubahan iklim yang saat ini terjadi dengan terjadinya pemanasan global, sehingga mempengaruhi iklim dunia. Dalam skala kecil atau per daerah, banjir dan tanah longsor sering kita lihat diberbagai media saat hujan tiba, atau kekeringan yang melanda di berbagai daerah. Semuanya adalah kejadian yang telah nampak, dan semuanya akiabat kegiatan manusia yang memperlakukan alam kurangh bijak. Salah satunya adalh hutan semakin berkurang akibat penebangan, dan perluasan lahan untuk berbagai kepentingan. 2. Uraian kegiatan 2.1. Peranan hutan/pohon sebagai tempat hidup aneka satwa Tujuan o Mengidentifikasi peranan pohon bagi kehidupan mahluk lain. o Memahami pentingnya pohon sebagai tempat tinggal berbagai jenis satwa. o Rasa empati, bagai mana bila kita menjadi pohon. Bahan dan alat : tutup mata alat musik seperlunya. Seting Kegiatan Permainan ini merupakan sebuah simulasi tentang rasa empati seandainya kita sebagai manusia menjadi pohon yang memberikan banyak manfaat bagi kehidupan. 1. Pilih tempat yang agak sepi, atau dalam ruang yang tidak terlalu berisik. 2. Semua anak duduk diam dan memejamkan matanya, akan lebih baik agar tidak melihat ditutup matanya denga sapu tangan atau kain. 3. Hening tak ada yang berbicara, kecuali guru atau siswa yang ditunjuk untuk membacakan syair atau lagu dengan alunan musik yang perlahan (nada tenang dengan petikan guitar).

54

4. Kata-katanya dapat digubah menurut pesan apa yang akan disampaikan. 5. Contoh : Seekor burung yang bernyanyi di atas dahan Memakan buah dan mereka membawa buah dan biji yang disukai Mereka membawa biji itu untuk anak kesayanganya yang masih tinggal di dalam sarang. Wahai engkau burung, engkau sangat tergantung dari pohon buah itu. Buah dimakan, dan bijinya dijatuhkan .... Panas dan hujan selalu datang silih berganti di bumi pertiwi ini Biji itu tumbuh ... (dari bait ini siswa memulai memerankan pohon yang sedang tumbuh) Tumbuh dan tumbuh .. Hujan dan panas selalu datang silih berganti Yang sangat membantu dalam pertumbuhan pohon .... Air hujan yang turun disimpan di dalam akar. Angin kencang kadang datang, kadang pergi Panas di siang hari membantu pohon untuk memproses air dan CO2 untuk dirubah menjadi zat makanan .. Pohon menghasilkan oksigen untuk kebutuhan seluruh mahluk hidup di alam ini . Berbunga ...Berbuah ...Burung dan satwa lain berdatangan Memetik dan memakan buah yang dihasilkan... Datang manusia yang mengamati indahnya pohon Kayunya besar ... Dan tiba-tiba manusia itu menebang pohon Dengan gergaji mesinnya, raungannya menggema di seluruh hutan .. Tumbang Dan tumbang Dan tumbang 55

Tamatlah sebuah kehidupan yang memberikan manfaat kepada seluruh umat .. Catatan untuk guru : Simulasi ini dapat dimodifikasi tergantung dari pesan pelestarian apa yang akan diberikan kepada siswa. Guru bisa membuat syair atau kata-kata yang indah sesuai dengan alam dan lingkungan yang ada di sekitar kita. Misalnya peranan sebagai satwa yang diburu dsb. Biasanya bila siswa menghayai kata-kata yang disampaikan, akan memberikan pengalaman dalam hidupnya tentang peranan pohon. 2.2. Peranan pohon (hutan) sebagai pengatur tata air dan pencegah erosi. Hutan adalah sekumpulan pohon yang hidup pada tempat tertentu. Hutan selain sebagai paru-paru dunia, juga sebagai pengatur tata air yang penting bagi kehidupan makhluk hidup. Alat yang digunakan: - Nampan atau kotak kayu dengan 50 X 100 cm dengan tinggi 20 cm - Teko penyiram tanaman - Gelas ukur - Atau tanah dengan kemiringan tertentu (lihat gambar) Bahan yang digunakan: - Tanah - Tanaman - Air Cara Kerja: 1. Siapkan 2 buah kotak dan diberi label A dan B. 2. Masukkan tanah biasa ke dalam kotak A. 3. Sedangkan pada kotak B, lakukan penyusunan dengan susunan pertama tanah, pupuk, dan tanaman. Anggaplah bahwa kotak B adalah kawasan hutan tropis yang masih subur dan memiliki lapisan humus. 4. Lakukan penyiraman dengan jumlah air yang sama pada ke dua kotak tersebut. 5. Letakan gelas ukur pada ujung kotak yang dimiringkan 6. Lihat hasilnya.

56

Catatan untuk guru : Pada kotak A air yang turun lebih banyak dibandingkan dengan kotak B. Mengapa demikian. Karena pada kotak A, air yang disiramkan (anggaplah sebagai air hujan) air langsung mengalir. Sedangkan pada kotak B, karena air sebagian diterima oleh tanaman, disimpan akar atau humus, sehingga air yang disiramkan, ditaham dan tidak langsung dialirka ke sungai. Coba siswa mencatat, berapa perbedaan air yang keluar dari kotak A dan B, dan jangan lupa tingkat kejernihan. Mana yang lebih jernih air yang keluar dari kotak A atau B, mengapa demikian ? Dari percobaan diatas dapat disimpulkan bahwa hutan yang gundul dapat menyebabkan erosi karena tidak adanya akar-akar tanaman yang menyerap air, sedangkan pada hutan yang ditumbuhi oleh pepohonan, air tidak akan langsung mengalir kebawah ,tetapi akan diserap oleh akarakar tanaman sehingga erosi pun dapat di cegah. 2.3. Lahanku semakin sempit 1. Dua simulasi dan permainan di atas, menggambarkan bila hutan habis mengakibatkan berbagai dampak terhadap lingkungan. Karena pohon dan hutan merupakan pengatur tata air, pencegah erosi ataupun penghasil oksigen, atau sebagi patu-paru bumi.

57

Nah simulasi ini menggambarkan akibat pertumbuhan manusia yang terus bertambah setiap saat. Tujuan ; Memahami lahanku semakin sempit. Alat : Lembaran plastik 2 x 2 meter. Seting kegiatan. 1. Sebaiknya permainan ini dilakukan terpisah antara laki-laki dan perempuan. 2. Buatlah kelompok, setiap kelompok terdiri dari 10 orang. 3. Gelar lembaran plastik yang berukuran 2 x 2 meter tersebut. Siswa masuk kedalam lembaran plastik tersebut. 4. Siswa semua keluar, kemudian plastik dilipat menjadi ukuran 1 x 2 meter. Sanggupkah mereka masuk di dalam semua ? 5. Tantangan berikutnya adalah lipat plastik menjadi ukuran 1 x 1 meter. Sanggupkah mereka masuk semuanya. 6. Siswa keluar kembali, dan lipat kembali plastik menjadi x 1 meter. Sanggupkan mereka masuk semua ke dalam lipatan plastik tersebut? 7. Setelah siswa keluar lipat kembali menjadi ukuran x meter. Dapatkan mereka masuk ke dalam lembaran itu. Catatan untuk guru : Permainan ini menunjukkan lahan kita semakin sempit, sehingga manusia hidup dalam perkampungan yang sempit. Banyak saat ini pengembangan ke atas, rumah susun. Apa kaitannya denga alam ?. Kaitannya dengan alam sudah jelas, semakin manusia bertambah, memerlukan sumber daya alam, perlu lahan untuk pertanian, tempat tinggal dsb. Sehingga lahan untuk usaha pelestarian, untuk hutan tetap ada, tetap lestari, semakin berkurang. Berikan pesan motal dari sebuah permainan tersebut. 2.4. Lahanku semakin sempit 2. Permainan ini hampir sama dengan bagian 1, namun cara bermainnya sedikit berbeda. 1. Hamparkan plastik 2 x 2 meter. 2. Pilih 2 orang untuk masuk ke dalam plastik. Masih terasa luas bukan.

58

3. Kemudian siswa yang masuk merupakan kelipatan 2, yaitu menjadi 4 orang, menjadi 8 dan seterusnya hingga semua siswa satu kelas masuk ke dalam. 4. Diskusikan, fakta ini dan terjadi di lingkungan kita. Catatan untuk guru. Permainan ke dua lebih nyata dengan kejadian setiap hari. Semula lahan (2 x 2) m hanya dihuni sepasang suami istri, lantas mempunyai anak, mempunyai cucu, menantu, pendatang, perlu lahan untuk pertanian, perkantoran, pertokoan, jalan raya, sekolah dsb. Hal ini menjadi diskusi yang menarik, pengaruh manusia terhadap lingkungan, terhadap ekosistem yang ada di sekitar kita. Tanyakan kepada siswa, apa yang perlu kita lakukan untuk usaha pelestarian alam dan lingkungan hidup kita ini.

3. Film hutanku hilang Film berdurasi 3 menit ini, menceriterakan tentang bagaimana kondisi hutan yang ada di Indonesia. Dan diskusikan, bagaimana pendapat siswa tentang hutan yang ada di sekitar kita.

59

BAGIAN KEENAM. FUNGSI JARINGAN TUMBUHAN.Pokok Bahasan : o Memahami fungsi jaringan tumbuhan untuk pelestarian alam dan lingkungan hidup.. Bidang Studi : o Pengetahuan alam dan lingkungan Ketrampilan : o Menganalisa, merencanakan, memecahkan masalah, menceriterakan, mealakukan aksi kegiatan, bekerja sama. Sumber, bahan dan alat : o Buku pelajaran sekolah Metode Pembelajaran : o Pengamatan langsung, aksi kegiatan, simulasi dan permainan.

1. Pendahuluan Semua bagian tubuh tanaman masingmasing mempunyai fungsi, sesuai dengan tugas dalam perkembangan tumbuhan, seperti yang sudah dibahas dalam buku ajar biologi. Selain berfungsi untuk tubuh tanaman, bagian tubuh tanaman ini, sangat berguna bagi kehidupan mahluk hidup yang lain.

60

2. Uraian Kegiatan 2.1. Daun penghasil Oksigen Di dalam proses fotosintesa daun akan menghasilkan Oksigen. Untuk membuktikannya ada simulasi yang sederhana, agar siswa meyakini bahwa pohon sangat penting bagi kehidupan. Dalam reaksi kimia ditunjukkan sbb : CO2 + H2O sinar matahari

C6H12O6 + O2

klorofil

Alat dan bahan : - Ember - Tanaman air berbatang lunak - Air secukupnya Uraian kegiatan 1. Sediakan ember yang sudah berisi air, atau ember yang tembus pandang, sehingga dapat dilihat dari luar. 2. Masukan tanaman yang ada dalam pot ke dalam ember tersebut. 3. Kemudian simpan ditempat yang terkena sinar matahari secara langsung, amati. 4. Tunggu beberapa saat, maka akan muncul gelembung gelembung oksigen yang keluar dari daun atu pucuk daun. Catatan untuk guru : Bagaimana pendapat siswa dan diskusikan, bahwa percobaan di atas membuktikan bahwa salah satu hasil fotosintesis tumbuhan adalah gas oksigen yag dibutuhkan oleh mahkluk hidup. Jadi, kita dapat menyimpulkan bahwa salah satu cara yang paling efektif untuk mengurangi polusi udara adalah dengan melakukan penanaman pohon.

61

Catatan untuk guru : Simulasi ini sangat sederhana sekali, dan kalau bisa, di atas ember diberi tabung ukur, sehingga siswa dapat menghitung berapa cc daun menghasilkan Oksigen selama 1 jam/1 hari, dan seterusnya. 2.2. Akar penyimpan air. Dalam bab sebelumnya telah dibahas bahwa tumbuhan atau hutan adalah pengatur tata air. Nah sekarang lebih terfokus pada peranan akar, selain untuk mencari mineral untuk kebutuhan tubuh tanaman, akar juga penyimpan air. Seting kegiatan. Siapkan ember yang berisi air dan sepotong karet busa, ukuran (10x10x10) cm. Celumpkan busa ke dalam ember yang berisi air, kemudian angkat. Angkat busa tersebut, kemudian air yang menetes dari busa, ditampung pada ember lain (gayung atau gelas ukur).

62

Berapa cc air yang ditampung oleh busa tersebut, hingga habis.

Catatan untuk Guru Anggaplah busa tersebut adalah akar serabut tumbuhan yang ada dalam tanah, yang malang melintang membentuk suatu jaringan. Dan di tengahtengah jaringan terdapat celah atau pori-pori yang dapat menahan tetesan air. Tetesan itu akan dilepas yang terpengaruh oleh gravitasi bumi. Perjalan air ke dalam tanah (atau ke dalam saluran mata air) memerlukan waktu yang cukup panjang, tergantung dari jenis tanahnya. Misalnya perjalanan air pada tanah berpasir adalah : Tanah liat :__________ dan tanahpada umumnya : _______

63

BAGIAN KETUJUH LINGKUNGAN HIDUP DAN PELESTARIANNYAPokok Bahasan : o Mengidentifikasi bentuk kerusakan lingkungan. o Melakukan aksi kegiatan untuk perbaikan lingkungan. Bidang Studi : o Pengetahuan alam dan lingkungan Ketrampilan : o Menganalisa, merencanakan, memecahkan masalah, menceriterakan, mealakukan aksi kegiatan, bekerja sama. Sumber, bahan dan alat : o Buku pelajaran sekolah Metode Pembelajaran : o Pengamatan langsung, aksi kegiatan, simulasi dan permainan. 1. Pendahuluan Manusia bisa pintar karena melalui proses pembelajaran. Pengalaman hidup yang telah dilalui, merupakan pembelajaran untuk hidup yang akan datang, mau berubah untuk maju atau masih ingin tetap tidak berubah dan menjalankan hidup seperti masa sebelumnya. Demikian juga mengenai pelestarian alam dan kegiatan apa yang akan kita lakukan untuk membantu usaha pelestarian alam. Apakah kita

64

menunggu bencana lingkungan yang datang, menelan korban, harta benda, baru kita berbuat ?. Anak-anakpun juga demikian, mereka selalu meniru, mencontoh apa yang telah dilakukan oleh orangtuanya, dan juga mereka belajar melalui proses embelajaran. Di bawah ini hanyalah sebuah kegiatan motivasi untuk menumbuh kembangkan kreatifitas anak, menumbuhkan rasa cinta terhadap lingkungan, dengan harapan kelak mau melakukan dan bertindak. 2. Uraian Kegiatan 2.1. Imajinasi. Permainan ini mencoba anak-anak untuk berimajinasi, melihat kejadian apa yang telah mereka lalui dalam hidupnya. Seting kegiatan. 1. Buatlah anak berpasangan. Satu siswa ditutup matanya, kemudian siswa lain menuntun pasangannya. 2. Pilih suatu tempat untuk siswa berimajinasi. Kemudian siswa yang ditutup matanya, dituntun oleh pasangannya menuju ke lokasi yang sudah ditetapkan. 3. Bacakan kalimat atau syair yang ada di bawah ini, atau guru dapat membuat sesuai dengan pesan apa yang akan disampaikan atau isu lingkungan lokal apa yang pernah terjadi dan dialami oleh siswa. Buatlah mereka tenang, dengan menarik nafas dalam-dalam melalui lubang hidung, dan kemudian tahan....tahan....tahan...dan hembuskan perlahan-lahan melalui mulut sambil mendesis ...zzzzzzzzz ....zzzzzzzz....konsentrasi. Semua mul.ai tenang ...........dan baca kalimat berikut = Bayangkan kalian saat ini menjadi seekor burung elang yang gagah perkasa, terbang berputar-putar mengelilingi hutan, mengelilingi kota dan brputar-putar di desa ... Oh ...sungguh indah kotaku... 65

sungguh hijau hutanku..dan sungguh asri desaku .... Kalian senang bukan, melihat sekolah yang indah, hijau dan semua siswa senang, riang gembira bermain di halaman sekolah ... Terbanglah semakin jauh ...terbang ...terbang ... tatap sekali lagi di bawah hamparan kota, desa, hutan yang indah ... Namun .. setelah engkau lalui .. pemandangan yang indah itu..terjadi sebuah bencana, terlihat bencana lingkungan yang meluluh lantakkan kehidupan .. Kotaku hancur...desaku musnah ..sekolahku, oh ...mana sekolah ...tempat belajar... Ya Allah mengapa terjadi begini.... kemana rumahku...kemada adik dan kakakku ...Oh hutanku yang hancur...longsor...banjir karena tertimpa hujan yang deras .... Mengapa terjadi...berbeda dengan pemandangan yang indah di asna itu ...Aku ingin...aku ingin...desa, kota dan hutan seperti di seberang bukit sana .. Aku ingin hinggap di seberang sana, dengan hidup yang damai, tenteram tanpa ada bencana alam yang menimpa, karena semua manusia memperlakukan alam dengan bijak ....Ya Allah, lindungilah kami .. Hingaplah kini engkau ... Teman yang yang tidak ditutup matanya, membuka tutup mata pasangannya, dan sarankan sebelum membuka mata tersenyum...dan tersenyum dengan penuh kedamaian ..dan pandanglah alam kehidupan yang ada di depannya. Catatan untuk guru. Perhatikan dengan seksama, kadang-kadang siswa yang benar-benar meresapi dan mengikuti kata-kata itu, timbul rasa emosional yang besar, 66

pernah terjadi teriak, menangis, dan kadang-kadang benar-benar lari dan terbang seperti kalimat yang dibacakan. 2.2. Pengelolaan sampah

Sampah bertebaran dimana-mana, di halaman rumah, di halaman sekolah. Ada sampah plastik, kertas, daun dsb. Untuk menumbuh kembangkan siswa peduli terhadap sampah-sampah tersebut, ada beberapa kegiatan yang dapat dilakukan. Fakta tentang sampah : Fakta tentang waktu urai beberapa jenis sampah. 1. Kertas 2,5 bulan 2. Kain katun 1,5 bulan 3. Kulit jeruk 6 bulan 4. Kardur karton 5 tahun 5. Filter rokok 10-12 tahun 6. Kantong Plastik 10 20 tahun 7. Sepatu kulit 25 40 tahun 8. Baju nilon 30 40 tahun 9. Plastik kertas 50 100 tahun 10. Almunium 80-100 tahun 11. Kaleng timah 200 400 tahun Seting beberapa kegiatan.

67

A. PEMILAHAN SAMPAH ORGANIK DAN ANORGANIK Sampah organik adalah sampah yang berasal dari makhluk hidup yang dapat terurai,seperti daun dan kertas. Sampah organik dapat didaur ulang atau dapat digunakan kembali dengan fungsi yang berbeda. Contohnya sebagai kompos. Sedangkan sampah anorganik adalah sampah yang tidak dapat terurai, tetapi dapat didaur ulang kembali. Contohnya sepert box kaleng almunium, plastik kaca, dsb. Tujuan : 1. Memisahkan sampah organik (sampah yang dapat membusuk, seperti dari daun) dengan sampah an organik. 2. Sampah an organik dipilah kembali dan sebagian dapat didaur ulang. Peralatan : 1. Dua bak sampah yang diberi tulisan. Kegiatan : 1. Bak sampah ditempatkan di depan kelas. 2. Semua siswa diharapkan untuk membuang sampah sesuai dengan sampah yang dihasilkan. 3. Sampah dipilah. Sampah organik dibuat menjadi kompos, dan sampah an organik yang berupa kertas didaur ulang. Pembuatan daur ulang dapat dlihat di pembuatan kertas. 4. Sedang sampah an organik selain kertas, dubuat berbagai kerajinan tangan (lihal pembuatan pernik-pernik dari sampah) B. PEMBUATAN KOMPOS

Pembuatan kompos dapat dilakukan dengan 3 teknik, yaitu: 1. Dengan menggunakan PbO(Timbal II Oksida) 2. Dengan menggunakan NPK 3. Dengan menggunakan tanah / kotoran hewan Alat-alat:

68

1. 2. 3. 4.

Ember plastic, Pipa paralon yang telah dilubangi kecil kecil Gayung Gunting,pisau,karter Sendok

Bahan: 1. NPK 2. PbO 3. Tanah / kotoran hewan 4. Gula 5. Air hangat 6. Daun-daun kering Dengan menggunakan PbO Cara Kerja: 1. Cacah/potong potong daun kering menjadi kecil-kecil, lalu masukkan kedalam ember plastik 2. Campurkan 1 tutup botol PbO dengan 1 liter air hangat dan gula 2 sendok makan. 3. Masukkan campuran tersebut kedalam ember yang berisikan daun. 4. Aduk campuran tersebut sampai rata. 5. Tutup, Amati setiap 3 hari sekali ,apabila daun-daun tersebut kering maka tambahkan dengan 1 liter air hangat. Dengan menggunakan NPK Cara Kerja: 1. Cacah/potong potong daun kering menjadi kecil-kecil, lalu masukkan kedalam ember plastik 2. Campurkan 1 tutup botol PbO dengan 1 liter air hangat dan gula 2 sendok makan. 3. Masukkan campuran tersebut kedalam ember yang berisikan daun. 4. Aduk campuran tersebut sampai rata. 5. Tutup, Amati setiap 3 hari sekali ,apabila daun-daun tersebut kering maka tambahkan dengan 1 liter air hangat. Dengan Tanah /Kotoran Hewan : 69

1. Cacah/potong potong daun kering menjadi kecil-kecil, lalu masukkan kedalam ember plastik 2. Campurkan susunan secara berturut-turut, daun kering,pasir, tanah/kotoran hewan. 3. Diamkan selama 1 minggu 4. Setelah 1 minggu aduk sampai rata 5. Pupuk dapat digunakan kurang lebih 1 bulan kemudian. Keterangan: 1. Ember yang digunakan harus memakai tutup. Pada tutup ember di lubangi dengan diameter kurang lebih 8-10 cm ,lalu pasangkan pipa paralon yang sudah dilubangi kecil-kecil pada lubang tutup ember tersebut. 2. Pupuk dapat digunakan kurang lebih 1 bulan kemudian. C. PEMBUATAN KERTAS DAUR ULANG Tujuan : Mendaur ulang kertas sampah yang terbuang, seperti kertas koran, kertas bekas ulangan atau buku-buku tulis yang tidak terpakai lagi. Alat dan Bahan : 1. Kertas bekas 2. Blender 3. Alat screen untuk sablon 4. Triplek ( 30 cm x 20 cm ) atau kain putih untuk menempatkan kertas yang sudah dicetak. 5. Gelas ukur / gelas air mineral 6. Kape 7. Bak 8. Ember kecil 9. Lem 10. Pewarna alami: pandan daun, suji, kunyit, dll 11. Lap 12. Gunting 13. Pewangi pakaian 14. Air

70

Cara kerja : 1. Potong kecil-kecil kertas bekas yang sudah tersedai 2. Sedikan bak untuk menampung kertas yang telah dipotong tadi, lalu masukkkan air secukupnya, campurkan pewangi, rendam selama 30 menit hingga menyerupai bubur 3. masukkan bubur kertas sebanya 1 gelas air mineral, 3 gelas air mineral, dan 10 sendok teh pewarna 4. tuang hasil pada langkah ke- 3 kedalam bak yang tesedia (tebal tipisnya kertas yang dihasilkan tergantung pada banyaknya air yang dituangkan kedalam bak, semakin banyak air maka semakin tipis kertas tesebut) 5. masukan alat screen kedalam bak bubur kertas, angkat lalu taruh triplek diatas papan screen, kemudian 6. angka papan screen, lalu keringkan dibawah sinar matahari sampai kering 7. setelah kering, untuk melepaskan kerts dari triplek gunakanlah kape Catatan siapkan daun sirih / daun pandan/ kunyit dll. Potong kecil-kecil, lalu tuangkan kedalam blender, beri air secukpnya Blender hingga halus

D. Pembuatan Pernak Pernik dari Barang Bekas Banyak barang bekas dari limbah rumah tangga yang dibuang begitu saja, misalnya : kaleng, botol, kertas, plastik, dll. Namun sebenarnya barang barang tersebut dapat di daur ulang menjadi suatu benda yang memiloki nilai kegunaan.

71

Contohnya : 1. Kaleng bekas dapat di-modifikasi menjadi tempat alat tulis. Dengan langkah langkah sebagai berikut : a. Alat dan Bahan : o kaleng bekas o lem o kertas origami o alat gambar (spidol, krayon, dll) o gunting o dan alat hias (glitter, tinta timbul, dll) b. Cara Kerja : o bersihkan kaleng bekas dengan air detergen o setelah kering, selimuti sisi kaleng dan alas bagian alas dengan kertas origami yang sebelumnya telah dilumuri lem o hiasi kaleng tersebut dengan gambar yang menggunakan spidol dan krayon o untuk mempercantik kaleng tersebut,hiasi dengan menggunakkan glitter NB : alat hias dan alat gambar dapat disesuaikan dengan keinginan anda. 2. Lukisan timbul dari bubur koran. Dengan langkah langkah sebagai berikut : a. Alat dan Bahan : o kertas koran o cat air o air o paku kecil dan kawat o tepung kanji (sagu) o alat tulis o triplek dan baskom b. Cara Kerja :

72

o ambil triplek dan buat pola yang diinginkan lalu tancapkan paku pada pola, kemudian lilit dengan kawat o sobek kecil kecil koran yang telah disediakan lalu rendam dalam air hingga lunak o setelah lunak, blender hingga halus o masak tepung kanji ke dalam air yang sudah mendidih, terus aduk hingga mengental o campurkan lem kanji dengan bubur koran yang telah di blender pada baskomhingga merata o tuangkan campuarn tersebut pada triplek yang telah diberi pola. Jemur hingga kering o cabut paku dan lilitan kawat, jika campuran tersebut dianggap sudah kering o warnailah bentuk gambar sesuai dengan keinginan anda

E. PERNAK PERNIK DARI ALAM 1. Membuat Tempat Pensil Tujuan : memanfaatkan sampah sampah alam yang dapat digunakan kembali. Bahan : 73

Pelepah pisang Biji saga Lem Kertas bungkus semen Silinder tissue gulung Kardus

Alat alat : Gunting Penggaris Penghapus cutter Pensil Cara kerja : 1. Cara membuat pelepah pisasng jemur pelepah pisang selama beberapa hari, sehingga warnanya coklat mongering. 2. Cara membuat tali gunting kertas semen menjadi dua bagian, gulung masing masing bagian kertas, setelah itu gulung dan jadi satukan kedua bagian tersebut. 3. Cara membuat tempat pensilnya siapkan kardus berbentuk segiempat dan ukur sesuai dengan silinder tissue gulung, setelah itu lapisi dengan pelepah pisang. Siapkan silinder tissue gulung yang telah dilapisi pelepah pisang. Lalu tempelkan silinder tissue gulung yang telah dilapisi pelepah pisang tersebut pada kardus yang juga sudah dilapisi dengan pelepah pisang. Sehingga salah satu lubang silinder tersebut tertutup.

74

Lalu tempel templekan biji saga dan tali dari kertas semen tersebut menurut kreasi anda. Catatan Untuk Guru Kegiatan ini dapat dilakukan, bila sekolah mempunyai waktu atau jam pelajaran yang kosong, atau kegiatan ekstra kurikuler. Selain itu juga beberapa kerijinan bisa dilakukan dengan memberikan tugas, atau dikerjakan bersama bila ada mata pelajaran sekolah tentang kesenian atau membuat kerajinan.

BAGIAN KEDELAPAN KELANGSUNGAN HIDUP ORGANISME

Pokok Bahasan : o Mengidentifikasi adaptasi mahluk hidup. Bidang Studi : o Pengetahuan alam dan lingkungan di sekitar kita Ketrampilan :

75

o Menganalisa, merencanakan, memecahkan masalah, menceriterakan, mealakukan aksi kegiatan, bekerja sama. Sumber, bahan dan alat : o Buku pelajaran sekolah Metode Pembelajaran : o Pengamatan langsung, aksi kegiatan, simulasi dan permainan.

1. Pendahuluan Dalam kehidupan, mahluk hidup selalu beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Bagi yang tidak dapat menyesuaikan diri, akan terseleksi oleh alam. Itulah hukum alam yang terjadi di permukaan bumi ini. Adaptasi adalah cara bagaimana organisme mengatasi tekanan lingkungan sekitarnya untuk bertahan hidup. Organisme yang mampu beradaptasi terhadap lingkungannya mampu untuk: o memperoleh air, udara dan nutrisi (makanan). o mengatasi kondisi fisik lingkungan seperti temperatur, cahaya dan panas. o mempertahankan hidup dari musuh alaminya. o bereproduksi. o merespon perubahan yang terjadi di sekitarnya. Organisme yang mampu beradaptasi akan bertahan hidup, sedangkan yang tidak mampu beradaptasi akan menghadapi kepunahan atau kelangkaan jenis. Adaptasi terbagi atas tiga jenis yaitu: o Adaptasi Morfologi : adalah adaptasi yang meliputi bentuk tubuh. Adaptasi Morfologi dapat dilihat dengan jelas. Sebagai contoh: paruh dan kaki burung berbeda sesuai makanannya. o Adaptasi Fisiologi : adalah adaptasi yang meliputi fungsi alat-alat tubuh. Adaptasi ini bisa berupa enzim yang dihasilkan suatu organisme. Contoh: dihasilkannya enzim selulase oleh hewan memamah biak.

76

o Adaptasi Tingkah Laku : adalah adaptasi berupa perubahan tingkah laku. Misalnya: ikan paus yang sesekali menyembul ke permukaan untuk mengambil udara. 2. Uraian Kegiatan 2.1. Permainan Kelelawar dan Ngenat. Permainan ini bertujuan untuk melihat adaptasi satwa dalah hal mencari makanan. Anggota tubuh akan menyesuaikan diri atau memiliki bentuk yang khas sesuai dengan makanan ddan cara menangkapnya. Peserta membuat lingkaran sebagai batas permainan. Tunjuk dua orang siswa yang akan berperan sebagai Kelelawar dan ngengat dan ditutup matanya. Untuk mencari mangsa, kelelawar akan selalu berbunyi, untuk mencari dimana posisi ngengat sebagai sumber pakannya. Kelelawar teriak ngaaaaat ngengat menjawat ngat. Disitulah kelelawar bergerak ke arah suara tersebut. Demikian seterusnya hingga kelelawar dapat menangkap mangsanya.

Catatan untuk Guru : Kelelawar pemakan serangga, sangat menggantung ketajaman pendengaran dalam menangkap mangsa, sehingga kelelawar ini memiliki bentuk telinga yang lebih lebar bila dibandingkan dengan daun telinga kelelawar lain yang memakan buah-buahan. Ketikan kelelawar membunyikan suara berkali kali, maka akan terjadi pemantulan oleh serangga tertentu yang sudah menjadi sasarannya. Pantulan inilah yang ditangkap oleh telinga kelelawar dengan posisi sudut yang tertentu, sehingga dia bisa menentukan posisi serangga tersebut dan menangkapnya. 2.2 Menangkap mangsa Pilih 5 siswa, yang nantinya berperan sebagai serangga, dan 3 siswa berperan sebagai putik bunga. 77

Sisanya mereka sebagai bunga, dan membentuk sebuah lingkaran. Sambil menyanyikan lagu sekuntum bunga, siswa yang membentuk lingkaran (bergandengan) mengeliling siswa yang beperan sebagai putik bunga. Serannga berusaha memasuki lingkarang untuk mendekati putik, dan 5 siswa yang berperan sebagai serangga memasuki lingkaran, tentu terjadi perebutan karena lima serangga akan mengambil 3 putik bunga yang berisi madu. Guru mengamati, kemudian memberikan aba-aba tangkap , bunga segera menangkap serangga tersebut. Serangga berusaha melepaskan diri dari jeratan bunga. Bila tertangkap, maka serangga itu menjadi makanan bunga tersebut.

Catatan untuk guru : Tumbuhan tertentu, yang memakan serangga, merupakan salah sartu cara untuk memenuhi sumber nitrogen. Tumbuhan mempunyai cara menjebak serangga untuk memasuki dimana ada zat seperti madu atau tertarik dengan warna yang indah. Secara tidak sengaja, serangga bersentuhan dengan organ yang sangat sensitif pada bagian kelompak bunga tersebut. Sehingga secara otomatis, organ tersebut berinteraksi, dan dengan cepat menutup katup bunga, sehingga serangga yang memasuki ke dalam kelopak akan terjeba