mklh psiko

21
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembahasan tentang kesulitan belajar sangat diperlukan karena dalam kehidupan sehari-hari sering ditemukan adanya penggunaan istilah tersebut secara keliru. Banyak orang, termasuk sebagian gutu tidak dapat membedakan antara kesulitan belajar dengan tunagrahita. Tanpa memahami kesulitan belajar, akan sulit menentukan jumlah anak yang mengalami kesulitan belajar, sehingga sulit untuk menentukan kebijakan pendidikan bagi mereka. Dengan memahami kesulitan belajar, jumlah dan klasifikasi mereka dapat ditentukan dan strategi penanggulan yang efektif dan efisien. Penyebab kesulitan belajar perlu dipahami karena dengan pengetahuan tersebut dapat dilakukan usaha preventif maupun kuratif. Oleh sebab itu, calon guru diperlukan memahami kesulitan belajar sebelum melakukan pengkajian mendalam tentang pendidikan mereka. Belajar merupakan tugas utama siswa, di samping tugas- tugas yang lain. Keberhasilan dalam belajar bukan hanya diharapkan oleh siswa yang bersangkutan, tetapi juga oleh orang tua, guru, dan juga masyarakat. Tentu saja yang diharapkan bukan hanya berhasil, tetapi berhasil secara optimal. Untuk itu diperlukan persyaratan yang memadai, yaitu persyaratan psikologis, biologis, material, dan lingkungan sosial yang kondusif. 1

Upload: mbakyu-echa

Post on 06-Aug-2015

52 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: mklh psiko

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembahasan tentang kesulitan belajar sangat diperlukan karena dalam kehidupan

sehari-hari sering ditemukan adanya penggunaan istilah tersebut secara keliru. Banyak

orang, termasuk sebagian gutu tidak dapat membedakan antara kesulitan belajar dengan

tunagrahita. Tanpa memahami kesulitan belajar, akan sulit menentukan jumlah anak yang

mengalami kesulitan belajar, sehingga sulit untuk menentukan kebijakan pendidikan bagi

mereka. Dengan memahami kesulitan belajar, jumlah dan klasifikasi mereka dapat ditentukan

dan strategi penanggulan yang efektif dan efisien. Penyebab kesulitan belajar perlu dipahami

karena dengan pengetahuan tersebut dapat dilakukan usaha preventif maupun kuratif. Oleh

sebab itu, calon guru diperlukan memahami kesulitan belajar sebelum melakukan pengkajian

mendalam tentang pendidikan mereka.

Belajar merupakan tugas utama siswa, di samping tugas-tugas yang lain. Keberhasilan

dalam belajar bukan hanya diharapkan oleh siswa yang bersangkutan, tetapi juga oleh orang

tua, guru, dan juga masyarakat. Tentu saja yang diharapkan bukan hanya berhasil, tetapi

berhasil secara optimal. Untuk itu diperlukan persyaratan yang memadai, yaitu persyaratan

psikologis, biologis, material, dan lingkungan sosial yang kondusif.

Bila keberhasilan merupakan dambaan setiap orang, maka kegagalan juga dapat

terjadi pada setiap orang. Beberapa wujud ketidak berhasilan siswa dalam belajar yaitu :

memperoleh nilai jelek untuk sebagian atau seluruh mata pelajaran, tidak naik kelas, putus

sekolah (dropout), dan tidak lulus ujian akhir.

Kegagalan dalam belajar sebagaimana contoh di atas berarti rugi waktu, tenaga, dan

juga biaya. Dan tidak kalah penting adalah dampak kegagalam belajar pada rasa percaya diri.

Kerugian tersebut bukan hanya dirasakan oleh yang bersangkutan tetapi juga oleh keluarga

dan lembaga pendidikan. Oleh karena itu upaya mencegah atau setidak tidaknya

meminimalkan, dan juga memecahkan kesulitan belajar melalui diagnosis kesulitan belajar

siswa merupakan kegiatan yang perlu dilaksanakan.

1

Page 2: mklh psiko

B. Rumusan Masalah

1. Apakah diagnosis itu?

2. Apakah kesulitan belajar itu?

3. Apakah diagnosis kesulitan belajar itu?

4. Apa saja faktor yang menyebabkan kesulitan belajar?

5. Apa peranan diagnosis kesulitan belajar?

C. Tujuan

Tujuan penulismengan makalah antara lain:

1. Untuk mengetahui kesulitan belajar

2. Untuk mngetahui diagnosis kesulitan belajar

3. Untuk mengetahui faktor yang menyebabkan kesulitan belajar

4. Untuk mengetahui peranan diagnosis kesulitan belajar

2

Page 3: mklh psiko

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Diagnosis

Menurut Hariman dalam buku Handbook of Psycological term, Diagnosis

adalah suatu analisis terhadap kelainan atau salah penyesuaian dari pola gejala-gejalanya.

Kemudian menurut Webster, Diagnosis diartikan sebagai proses menentukan hakikat

kelainan atau ketidakmampuan dengan ujian, dan melalui ujian tersebut dilakukan suatu

penelitian dengan hati-hati terhadap fakta-fakta yang dijumpai, yang selanjutnya untuk

menentukan permasalahan yang dihadapi. Menurut Thorndike dan Hagen (Abin S.M.,

2002 : 307), diagnosis dapat diartikan sebagai :

a) Upaya atau proses menemukan kelemahan atau penyakit (weakness, disease) apa

yang dialami seseorang dengan melalui pengujian dan studi yang seksama

mengenai gejala-gejalanya (symtoms);

b) Studi yang seksama terhadap fakta tentang suatu hal untuk menemukan

karakteristik atau kesalahan-kesalahan dan sebagainya yang esensial;

c) Keputusan yang dicapai setelah dilakukan suatu studi yang saksama atas gejala-

gejala atau fakta-fakta tentang suatu hal.

Jadi dapat disimpulkan bahwa Diagnosis adl penentuan jenis masalah, kelainan atau

ketidakmampuan dengan meneliti latar belakang penyebabnya atau dengan cara

menganalisis gejala yang tampak.

B. Pengertian Kesulitan Belajar

Kesulitan belajar merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris yaitu learning

disability. Learning artinya belajar dan disability ketidakmampuan sehingga artinya

ketidakmampuan belajar.

Pada umumnya kesulitan merupakan suatu kondisi tertentu yang ditandai

dengan adanya hambatan-hambatan dalam kegiatan mencapai suatu tujuan, sehingga

memerlukan usaha yang lebih berat untuk mengatasinya.

3

Page 4: mklh psiko

Kesulitan belajar diartikan sebaga suatu kondisi dalam proses belajar yang

ditandai oleh adanya hambatan-hambatan tertentu dalam mencapai hasil belajar.

Kesulitan belajar merupakan konsep multidispliner yang digunakan di ilmu

pendidikan, psikologi, maupun ilmu kedokteran. Pada tahun 1963 Samuel A. Kirk untuk

pertama kali menyarankan penyatuan nama-nama gangguan anak seperti otak minimal

(minimal brain dysfuncition), gangguan neurologis (neurological disorder), disleksia

(dyslexia), dan afasia perkembangan (developmental aphasia) menjadi satu nama

kesulitan belajar (learning disabilities) (Takeshi Fujushima et al, 1992:26).

Defenisi kesulitan belajar pertama kali dikemukakan oleh The United States

Office of Education (USOE) pada tahun1977 yang dikenal dengan Publici Law (PL),

hampir identik dengan definisi yang dikemukakan oleh The National Advisory Commttee

on Handicapped Children pada tahun 1967. Definisi tersebut dikutip oleh Hallahan,

Kauffman dan Llyod (1985: 14) seperti berikut ini: “ kesulitan belajar adalah suatu

gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis dasar yang mencakup pemahaman

dan penggunaan bahasa ujaran atau tulisan. Gagasan tersebut menampakkan diri dalam

bentuk kesulitan mendengarkan, berpikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja atau

berhitung. Batasab tersebut mencakup kondisi seperti gangguan perseptual , luka pada

otak, disleksia, dan afasia perkembangan. Batasan tersebut tidak mencakup anak-anak

yang memiliki probelma belajar yang penyebab utama berasal dari adanya hambatan

dalam penglihatan, pendengaran, motorik, hambatan karena tunarahita, karena gangguan

emosional, atau karena kemiskinan lingkungan, budaya atau ekonomi.

Meskipun definisi USEO merupakan definisi resmi yang digunakan oleh

pemerintah Amerika Serikat, tetapi mendapatkan kritik pada definisi tersebut. Lovitt

(1989: 6) mengemukakan lima macam kritik, yaitu : 1). Berkenaan dengan penggunaan

istilah anak, 2). Proses psikologi dasar, 3). Pemisahn mengeja dari ekspresi pikiran dan

perasaan secara tertulis, 4). Adanya berbagai kondisi yang digabungkan menjadi satu, 5).

Pernyataan bahwa kesulitan belajar dapat terjadi bersamaan dengan kondisi-kondisi lain.

Dari adanya berbagai kritik definisi kesulitan belajar maka The National Joint

Committee for Lesearning Disabilities (NJCLD) mengemukakan definisi tersebut

sebagai berikut . Kesulitan belajar menunjuk pada sekelompok kesulitan yang

dimanifestasikan dalam bentuk kesulitan yang nyata dalam kemahiran dan penggunaan

kemampuan mendengarkan, bercakap-cakap, membaca, menulis, menalar, atau

kemampuan dalam bidang studi matematika. Gagasan tersebut intrinsic dan disebabkan

oleh adanya disfungsi system syaraf pusat. Meskipun suatu kesulitan belajar terjadi

4

Page 5: mklh psiko

bersamaan dengan adanya kondisi lain yang menganggu (misalnya gangguan sensoris,

tunagrahita, hambatan social dan emosional) atau berbagai pengaruh lingkungan

(misalnya perbedaan budaya, pembelajaran yang tidak tepat, factor-faktor psikogenik)

berbagai hambatan tersebut penyebab atau pengaruh langsung (Hammill et al, 1981: 336).

Blassic dan Jones, sebagaimana dikutip oleh Warkitri ddk. (1990 : 8.3),

menyatakan bahwa kesulitan belajar adalah terdapatnya suatu jarak antara prestasi

akademik yang diharapkan dengan prestasi akademik yang diperoleh. Mereka selanjutnya

menyatakan bahwa individu yang mengalami kesulitan belajar adalah individu yang

normal inteligensinya, tetapi menunjukkan satu atau beberapa kekurangan penting dalam

proses belajar, baik persepsi, ingatan, perhatian, ataupun fungsi motoriknya.

Sementara itu Siti Mardiyanti dkk. (1994 : 4 – 5) menganggap kesulitan

belajar sebagai suatu kondisi dalam proses belajar yang ditandai oleh adanya hambatan

tertentu untuk mencapai hasil belajar. Hambatan tersebut mungkin disadari atau tidak

disadari oleh yang bersangkutan, mungkin bersifat psikologis, sosiologis, ataupun

fisiologis dalam proses belajarnya.

Kesulitan atau masalah belajar dapat dikenal berdasarkan gejala yang

dimanifestasikan dalam berbagai bentuk perilaku, baik secara kognitif, afektif, maupun

psikomotorik.

C. Pengertian Diagnosis Kesulitan Belajar

Diagnosis Kesulitan Belajar adalah proses menentukan masalah atau

ketidakmampuan peserta didik dalam belajar dengan meneliti latar belakang penyebabnya

dan ataiu dengan cara menganalisis gejala-gejala kesulitan atau hambatan belajar yang

tampak.

D. Permasalahan belajar peserta didik

Menurut Warkitri, ada beberapa permasalahan belajar peserta didik. Diantaranya

yaitu:

1. Kekacauan belajar (Learning disorder) yaitu suatu keadaan dimana proses

belajar anak terganggu karena timbulnya respon yang bertentangan sehingga

anak bingung untuk memahami bahan belajar

2. Ketidakmampuan belajar (Learning disability) yaitu suatu gejala anak tidak

mampu belajar atau menghindari kegiatan belajar dengan berbagai sebab atau

5

Page 6: mklh psiko

alasan sehingga hasil belajar yang dicapai berada dibawah potensi

intelektualnya.

3. Learning disfunctions yaitu kesulitan belajar yang mengacu pada proses

belajar anak tidak berfungsi dengan baik meskipun anak normal,

4. Under achiever adalah kesulitan yang terjadi pada anak yang memiliki potensi

intelektual tergolong diatas normal tetapi prestasi belajar yang dicapai

tergolong rendah,

5. Lambat belajar (Slow learner) adalah kesulitan yang disebabkan anak lambat

dalam proses belajarnya sehingga membutuhkan waktu yang lebih lama

dibandingkan dengan anak lain yang memiliki tingkat potensi intelektual yang

sama.

E. Peserta didik berkesulitan belajar

Menurut Blasic dan Jones(1976), karakteristik anak yang mengalami kesulitan belajar

dalam belajar ditunjukan dalam karakteristik behavioral, fisikal, bicara dan bahasa,

serta kemampuan intelektual dan prestasi belajar. Menurut Sumadi Suryobrata

kesulitan belajar dapat diketahui atas dasar:

1. Grade level yaitu apabila anak tidak naik kelas sampai dua kali

2. Age level terjadi pada anak yang umurnya tidak sesuai dengan kelasnya

3. Inteligence level terjadi pada anak yang mengalami under achiever

4. General level terjadi pada anak yang secara umum dapat mencapai prestasi sesui

dengan harapan, tetapi ada beberapa mata pelajaran yang tidak dapat dicapai sesui

dengan kriteria atau sangat rendah.

Menurut Warkitri dkk. (1990 : 8.5 – 8.6), individu yang mengalami kesulitan

belajar menunjukkan gejala sebagai berikut.

1) Hasil belajar yang dicapai rendah dibawah rata-rata kelompoknya

2) Hasil belajar yang dicapai sekarang lebih rendah disbanding

sebelumnya

3) Hasil belajar yang dicapai tidak seimbang dengan usaha yang telah

dilakukan

4) Lambat dalam melakukan tugas-tugas belajar

5) Menunjukkan sikap yang kurang wajar, misalnya masa bodoh dengan

proses belajar dan pembelajaran, mendapat nilai kurang tidak menyesal

6) Menunjukkan perilaku yang menyimpang dari norma, misalnya

membolos, pulang sebelum waktunya

6

Page 7: mklh psiko

7) Menunjukkan gejala emosional yang kurang wajar, misalnya mudah

tersinggung, suka menyendiri, bertindak agresif.

F. Faktor Penyebab Kesulitan Belajar

Banyak faktor yang menyebabkan seorang anak mengalami kesulitan belajar, namun

dapat dikelompokan menjadi dua kelompok besar yaitu faktor yang berasal dari dalam

diri pelajar( internal) yang meliputi: kemampuan intelektual, afeksi seperti perasaan

dan percaya diri, motivasi, kematangan untuk belajar, kemampuan untuk mengingat,

usia, jenis kelamin, kebiasaan belajar dan kemampuan pengindraan seperti melihat,

mendengarkan, dan merasakan.(fontana,1981). Sedangkan faktor dari luar(factor

ekstrnal) meliputi faktor-faktor yang berkaitan dengan kondisi sekolah yang meliputi :

guru, kualitas pembelajaran, instrumen atau fasilitas pembelajaran baik yang berupa

hardware maupun software serta lingkungan, baik lingkungan sosial maupun

lingkungan alam.

Menurut Dimyati dan Mudjiono(1994:228-235)

a. Faktor internal

1. Sikap terhadap belajar

2. Motivasi belajar

3. Konsentrasi belajar

4. Mengolah bahan ajar

5. Menyimpan perolehan hasil belajar

6. Menggali hasil belajar yang tersimpan

7. Kemampuan berprestasi atau unjuk hasil kerja

8. Rasa percaya diri siswa

9. Intelegensi dan keberhasilan siswa

10. Kebiasaan belajar

11. Cita-cita siswa

b. Faktor eksternal

1) Guru sebagai pembina belajar siswa

2) Prasarana dan sarana pembelajaran

3) Kebijakan penilaian

4) Lingkungan sosial siswa sekolah

7

Page 8: mklh psiko

5) Kurikulum sekolah

Menurut Burton, sebagaimana dikutip oleh Abin S.M. (2002 : 325-326), faktor-faktor

yang menyebabkan kesulitan belajar individu dapat berupa :

1. Faktor Internal

Yaitu faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik. Faktor ini dapat dibedakan

menjadi dua, yaitu faktor kejiwaan dan faktor kejasmanian.

a. Faktor kejiwaan, antara lain :

1) minat terhadap mata kuliah kurang;

2) motif belajar rendah;

3) rasa percaya diri kurang;

4) disiplin pribadi rendah;

5) sering meremehkan persoalan;

6) sering mengalami konflik psikis;

7) integritas kepribadian lemah.

b. Faktor kejasmanian, antara lain :

1) keadaan fisik lemah (mudah terserang penyakit);

2) adanya penyakit yang sulit atau tidak dapat disembuhkan;

3) adanya gangguan pada fungsi indera;

4) kelelahan secara fisik.

2. Faktor Eksternal

Yaitu faktor yang berada atau berasal dari peserta didik. Faktor ini dapat dibedakan

menjadi dua : faktor instrumental dan faktor lingkungan.

a. Faktor instrumental

Faktor-faktor instrumental yang dapat menyebabkan kesulitan belajar peserta didik

antara lain :

1) Kemampuan profesional dan kepribadian guru yang tidak memadai;

2) Kurikulum yang terlalu berat bagi siswa;

3) Program belajar dan pembelajaran yang tidak tersusun dengan baik;

4) Fasilitas belajar dan pembelajaran yang tidak sesuai dengan kebutuhan.

b. Faktor lingkungan

8

Page 9: mklh psiko

Faktor lingkungan meliputi lingkungan sosial dan lingkungan fisik. Penyebab

kesulitan belajar yang berupa faktor lingkungan antara lain :

1) Disintegrasi atau disharmonisasi keluarga;

2) Lingkungan sosial kampus yang tidak kondusif;

3) Teman-teman bergaul yang tidak baik;

4) Lokasi kampus yang tidak atau kurang cocok untuk pendidikan.

G. PELAKSANAAN DIAGNOSIS KESULITAN BELAJAR

1. Mengidentifikasi anak yang mengalami kesulitan belajar

Tujuannya yaitu untuk menemukan anak-anak yang mengalami kesulitan belajar

dengan cara mengenali latar belakang baik psikologis maupun nonpsikologis.

Kasus ini dapat diketahui melalui :

a. Analisis perilaku

Dalam proses pembelajaran dapat diketahui :

1) Cepat lambatnya menyelesaikan tugas

2) Kehadiran dan ketekunan dalam proses pembelajaran

3) Peran serta dalam mengerjakan tugas kelompok

4) Kemampuan bekerja sama dan penyesuaian sosial

b. Analisis prestasi belajar

Yaitu dengan mengambil daftar nilai yang memuat semua bidang studi dalam

satu kelas kemudian diikuti kegiatan-kegiatan untuk:

a. Menghitung: rata-rata nilai setiap siswa

b. Menghitung: rata-rata nilai setiap siswa

c. Membuat grafik untuk kedudukan siswa di dalam kelasnya berdasarkan nilai

rata-rata

d. Siswa-siswa yang dinilai dibawah rata-rata umum diidentifikasikan sebagai

siswa yang mengalami kesulitan belajar

e. Menetapkan kasus yang diperkirakan banyak mengalami kesulitan belajar.

2. Diagniosis/melokasi letak kesulitan belajar

Bertujuan untuk mengetahui lokasi kesulitan belajar, mengetahui jenis

kesulitannya, dan untuk mengetahui latar belakang kesulitannya.

Langkah-langkah diagnosis yaitu

a. Menetapkan lokasi kesulitan belajar

9

Page 10: mklh psiko

1) Membuat nilai rata-rata nilai dari masing-masing bidang studi

2) Membuat grafik kedudukan kasus dlam bidang studi

3) Menetapkan lokasi kesulitan siswa

4) Apabila banyak yang mengalami kesulitan belajar, maka kemudian

ditetapkan prioritas siswa yang paling banyak mengalami kesulitan

belajar.

b. Menetapkan jenis kesulitan

Langkah-langkahnya

1) Menganalisis hasil pekerjaan para siswa dalam bidang studi tertentu

yang diperkirakan mengalami kesulitan

2) Mengadakan wawancara/interview dengan guru yang bersangkutan

3) Mengadakan wawancara/interview dengan guru yang bersangkutan

4) Bila dimungkinkan diadakan tes diagnostik

c. Mengetahui latar belakang kesulitan

Langkah-langkahnya yaitu :

1) Menganalisis data individual

2) Mengadakan wawancara dengan teman-temannya, orang tua, atau

orang lain yang tahu tentang siswa tersebut

3) Mengadakan pendekatan untuk mengetahui latar belakang pergaulan

atau lingkungan sosialnya

4) Mengadakan observasi kepada siswa yang bersangkutan

3. Langkah Prognosa

Tujuannya adalah untuk menetapkan jenis atau teknik bantuan yang dapat

diberikan kepada siswa. P rognos i s s ebaga i f o l l ow  up da r i

d i agnos i s   un tuk menen tukan   t r e a tmen t yang ha rus diberikan,

bahan materi yang diperlukan, metode yang digunakan, alat bantu

belajar yang diperlukan, waktu dan tempat pelaksanaan.

4. Penanganan / mengatasi kesulitan belajar

Bantuan dapat diberikan melalui program remidial atau pengajaran perbaikan,

layanan bimbingan dan konseling, program referral yaitu mengirimkan peserta

didik kepada ahli yang berkopeten dalam mengatasi kesulitan belajar peserta

didik dan bimbingan orang tua.

10

Page 11: mklh psiko

5. Evaluasi dan Tindak lanjut

Langkah evaluasi bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan tentang

bantuan yang diberikan.

Tindak lanjut berupa:

a. Memberikan pertolongan kepada peserta didik yang mengalami

kesulitan belajar, sebagai penerapan program bantuan yang telah

dilaksanakan sebelumnya.

b. Menetapkan berbagai pihak yang dipandang dapat memberikan

pertolongan kepada peserta didik.

c. Mengikuti perkembangan peserta didik dan mengadakan evaluasi

terhadap bantuan yang telah diberikan.

d. Melakukan refarral kepada ahli yang berkompeten.

H. Peranan Diagnosis kesulitan Belajar

Untuk memberikan  kesempatan berkembang yang wajar bagi anak di luar rata-rata

ini, seorang guru perlu memiliki kemampuan dan keterampilan untuk melaksanakan

diagnosis dan perbaikan belajar. Dia memerlukan pengetahuan dan keterampilan

untuk ‘melihat’ adanya kemampuan yang menyimpang dari kemampuan rata-rata,

melaksanakan suatu ‘pengujian atau pemeriksaan’ tentang penglihatannya itu , dan

akhirnya memprakarsai tindakan perbaikan dalam mengajar dan belajar, hingga anak

yang kemampuannya menyimpang tersebut dapat berkembang sesuai dengan

kecepatannya.

Diantara peranan yang penting tersebut beberapa di antaranya diuraikan berikut ini:

1. Diagnosis dan perbaikan belajar mempunyai peranan sangat penting dalam 

membantu murid untuk berkembang sesuai dengan kemampuannya. Keberadaan

program diagnosis dan perbaikan belajar sangat besar artinya bagi siswa yang

mempunyai kemampuan yang berbeda dari kemampuan umum teman-temannya

sekelas. Tanpa adanya program diagnosis dan perbaikan belajar, anak yang kurang

mampu akan selamanya tertinggal dari teman-temannya, dan anak  yang pintar

mungkin akan menyalurkan kemampuannya yang berlebih ke hal-hal yang negatif.

2. Diagnosis dan perbaikan belajar membuat guru lebih mengenal murid-muridnya.

Program ini akan menyadarkan guru akan ‘keanekaragaman’ muridnya. Kesadaran ini

akan mendorong guru untuk lebih memvariasikan kegiatan belajar-mengajarnya yang

dikelolanya sehingga setiap murid dalam kelas dapat memetik manfaatnya.

11

Page 12: mklh psiko

3. Akibat dari butir 1 dan 2 program diagnosis dan perbaikan belajar akan sangat

berperan dalam meningkatkan kepuasan guru mengajar dan kepuasan murid belajar.

Murid yang belajar dalam kondisi yang memungkinkan dia maju sesuai dengan

kecepatannya akan merasa memiliki suatu kemampuan karena dia dapat menguasai

apa yang dipelajarinya.

12

Page 13: mklh psiko

BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan

Dari pembahasan makalah tentang peranan diagnosis kesulitan belajar dapat

disimpulkan bahwa:

Kesulitan belajar menunjuk pada sekelompok kesulitan yang dimanifestasikan

dalam bentuk kesulitan yang nyata dalam kemahiran dan penggunaan kemampuan

mendengarkan, bercakap-cakap, membaca, menulis, menalar,dll.

Di dalam konsep diagnosis, secara implisit telah tercakup pula konsep

prognosisnya. Dengan demikian dalam proses diagnosis bukan hanya sekadar

mengidentifikasi jenis dan karakteristiknya, serta latar belakang dari suatu kelemahan

atau penyakit tertentu, melainkan juga mengimplikasikan suatu upaya untuk

meramalkan kemungkinan dan menyarankan tindakan pemecahannya.

Faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar individu dapat berupa

faktor internal, yaitu yang berasal dari dalam diri yang bersangkutan, dan

faktor eksternal, adalah faktor yang berasal dari luar diri yang bersangkutan.

Diagnosis kesulitan belajar merupakan memerlukan perencanaan yang

matang, yang memerlukan waktu, tenaga, dan juga biaya. Oleh karena itu

diagnosis kesulitan belajar siswa hendaknya menjadi bagian dari program kerja

lembaga pendidikan. Bila hal ini dapat terlaksana dengan baik niscaya

kesulitan-kesulitan belajar mahasiswa dapat dicegah dan diatasi.

Untuk memberikan  kesempatan berkembang yang wajar bagi anak di luar

rata-rata ini, seorang guru perlu memiliki kemampuan dan keterampilan untuk

melaksanakan diagnosis dan perbaikan belajar. Dia memerlukan pengetahuan dan

keterampilan untuk ‘melihat’ adanya kemampuan yang menyimpang dari kemampuan

rata-rata, melaksanakan suatu ‘pengujian atau pemeriksaan’ tentang penglihatannya

itu , dan akhirnya memprakarsai tindakan perbaikan dalam mengajar dan belajar,

hingga anak yang kemampuannya menyimpang tersebut dapat berkembang sesuai

dengan kecepatannya.

2. Saran

13

Page 14: mklh psiko

Kita sebagai calon guru untuk melakukan diagnosis kesulitan belajar yang dialami

siswa, sehingga kita sebagai calon guru dapat mengetahui secara dini metode dan

strategi pada anak didik yang akan diterapkan dalam pembelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Sugihartono, Dkk.2007. Psikologi Pendidikan . Yogyakarta:UNY Press

Tijan SU.1993. Bimbingan dan Konseling untuk sekolah menengah. Yogyakarta :UPP-UNY.

Abdurrahman, mulyono. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: rineka

cipta.

Dimyati dan Mudjiono. 1994. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud.

Tidjan, dkk. 1991. Bimbingan dan Konseling untuk Sekolah . Yogyakarta: depdikbud.

www.masbied.com/.../ diagnosis - kesulitan - belajar -dan-perbaikan- belajar .

14