metode pemancangan

21
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN JURUSAN TEKNIK SIPIL S1 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU Kampus Bina Widya, KM. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru TUGAS REKAYASA PONDASI II MAKALAH METODE PEMANCANGAN Disusun Oleh : BOBBY ANSYARI 1207136372 RIDHO ILAHI 1207136416 WAN FIKRI DARMAWAN 1207136415 KELAS C JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS RIAU 2015

Upload: bobby-ansyari

Post on 20-Dec-2015

214 views

Category:

Documents


28 download

DESCRIPTION

Teknik Sipil

TRANSCRIPT

Page 1: Metode Pemancangan

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

JURUSAN TEKNIK SIPIL S1

FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS RIAU Kampus Bina Widya, KM. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

TUGAS

REKAYASA PONDASI II

MAKALAH

METODE PEMANCANGAN

Disusun Oleh:

BOBBY ANSYARI 1207136372

RIDHO ILAHI 1207136416

WAN FIKRI DARMAWAN 1207136415

KELAS C

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS RIAU

2015

Page 2: Metode Pemancangan

METODE PEMANCANGAN – REKAYASA PONDASI 2 KELOMPOK X

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah Rekayasa

Pondasi 2 ini dengan baik.

Dalam penulisan makalah ini, penulis membahas metode-metode dalam

pemancangan pondasi tiang pancang serta alat pemancangan yang digunakan.

Dengan pembahasan yang disajikan tersebut, penulis memberi makalah ini judul

“Metode Pemancangan”.

Rasa terima kasih diucapkan kepada dosen pembimbing Bapak Dr., Ir. Agus

Ika Putra, Dipl.Eng., M.Phil, yang telah membimbing penulis dalam penyusunan

makalah ini. Dan juga diucapkan terima kasih kepada teman-teman serta keluarga

yang telah ikut membantu dalam penyelesaian makalah ini, terutama kepada teman-

teman satu kelompok yang telah bekerja sama dalam penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat

kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun

demi kesempurnaan makalah ini di masa mendatang.

Semoga tugas makalah Rekayasa Pondasi 2 ini bermanfaat bagi rekan-rekan

mahasiswa teknik sipil umumnya dan juga bagi penulis sendiri khususnya.

Pekanbaru, April 2015

Penulis

Kelompok X

Page 3: Metode Pemancangan

METODE PEMANCANGAN – REKAYASA PONDASI 2 KELOMPOK X

ii

DAFTAR ISI

Judul _________________________________________________________ Hlm

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 2

1.3 Tujuan ...................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 3

2.1 Deskripsi Umum Metode Pemancangan .............................................. 3

2.2 Metode Pile Driving ................................................................................ 4

2.3 Metode Jacked-in .................................................................................... 9

2.4 Metode Bored Pile ................................................................................. 13

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 17

3.1 Kesimpulan ............................................................................................ 17

3.2 Saran ...................................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 18

Page 4: Metode Pemancangan

METODE PEMANCANGAN – REKAYASA PONDASI 2 KELOMPOK X

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam perencanaan Pondasi untuk suatu konstruksi dapat digunakan

beberapa macam tipe pondasi. Secara umum pondasi terbagi kepada dua tipe yang

didasarkan pada kebutuhan akan kedalaman landasan penahan konstruksi

diatasanya, yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam

Adapun pemilihan tipe pondasi didasarkan atas:

Fungsi bangunan atas (super structure) yang akan dipikul oleh pondasi trsebut.

Besarnya beban dan beratnya bangunan atas.

Keadaan tanah dimana bangunan tersebut akan didirikan.

Biaya pondasi dibandingkan bangunan atas.

Dari beberapa macam tipe pondasi yang dapat dipergunakan salah satu di

antaranya adalah pondasi tiang pancang, yaitu pondasi yang karena kedalaman yang

dibutuhkannya dibentuk berupa tiang dan karena kedalamannya juga pondasi tiang

pancang termasuk kedalam tipe pondasi dalam.

Prinsip dasar pemakaian tiang pancang adalah untuk suatu kondisi apabila

tanah dasar di bawah bangunan tidak mempunyai daya dukung (bearing capacity)

yang cukup untuk memikul berat bangunan dan bebannya, dan tanah keras yang

mana mempunyai daya dukung yang cukup untuk memikul berat bangunan dan

bebannya terletak jauh sangat dalam.

Pondasi tiang pancang ini berfungi untuk memindahkan atau mentransferkan

beban-beban dari konstruksi diatasnya (super structure) ke lapisan tanah yang lebih

dalam.

Kebanyakan pemancangan tiang pancang dilakukan dengan menanam atau

menumbuk tiang pancang masuk ke dalam tanah, akan tetapi ada beberapa tipe yang

dicor setempat dengan cara dibuatkan lubang terlebih dahulu dengan mengebor

tanah. Perbedaan metode pemancangan juga menunjukkan beda alat yang

digunakan untuk memancang tiang pancang tersebut.

Page 5: Metode Pemancangan

METODE PEMANCANGAN – REKAYASA PONDASI 2 KELOMPOK X

2

1.2 Rumusan Masalah

1. Jelaskan bagaimana pelakasanaan pemancangan dari berbagai metode!

2. Alat apa saja yang digunakan dalam berbagai metode pemancangan?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pelaksanaan pemancangan tiang pancang dari berbagai metode.

2. Mengetahui alat apa yang digunakan dalam berbagai metode pemancangan.

Page 6: Metode Pemancangan

METODE PEMANCANGAN – REKAYASA PONDASI 2 KELOMPOK X

3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Deskripsi Umum Metode Pemancangan

Pada proses pelaksanaan pondasi tiang pancang, aspek teknologi sangat

berperan dalam suatu proyek konstruksi. Umumnya, aplikasi teknologi ini banyak

diterapkan dalam metode pelaksanaan pekerjaan konstruksi. Penggunaan metode

yang tepat, praktis, cepat dan aman, sangat membantu dalam penyelesaian

pekerjaan pada suatu proyek konstruksi. Sehingga target waktu, biaya dan mutu

sebagaimana ditetapkan dapat tercapai.

Langkah-langkah dari pekerjaan untuk dimensi kubus atau ukuran dan tiang

pancang:

1. Menghitung daya dukung yang didasarkan pada karakteristik tanah dasar yang

diperoleh dari penyelidikan tanah. Dari sini, kemudian dihitung kemungkinan

nilai daya dukung yang diizinkan pada berbagai kedalaman, dengan

memperhatikan faktor aman terhadap keruntuhan daya dukung yang sesuai, dan

penurunan yang terjadi harus tidak berlebihan.

2. Menentukan kedalaman, tipe, dan dimensi pondasinya. Hal ini dilakukan dengan

jalan memilih kedalaman minimum yang memenuhi syarat keamanan terhadap

daya dukung tanah yang telah dihitung. Kedalaman minimum harus diperhatikan

terhadap erosi permukaan tanah, pengaruh perubahan iklim, dan perubahan

kadar air. Bila tanah yang lebih besar daya dukungnya berada dekat dengan

kedalaman minimum yang dibutuhkan tersebut, dipertimbangkan untuk

meletakkan dasar pondasi yang sedikit lebih dalam yang daya dukung tanahnya

lebih besar. Karena dengan peletakan dasar pondasi yang sedikit lebih dalam

akan mengurangi dimensi pondasi, dengan demikian dapat menghemat biaya

pembuatan pelat betonnya.

3. Ukuran dan kedalaman pondasi yang ditentukan dari daya dukung diizinkan

dipertimbangkan terhadap penurunan toleransi. Bila ternyata hasil hitungan daya

dukung ultimit yang dibagi faktor aman mengakibatkan penurunan yang

berlebihan, dimensi pondasi diubah sampai besar penurunan memenuhi syarat.

Page 7: Metode Pemancangan

METODE PEMANCANGAN – REKAYASA PONDASI 2 KELOMPOK X

4

Adapun langkah-langkah pemancangan tiang pancang tergantung pada

metode pemancangan yang digunakan. Dalam hal ini penulis membagi metode

pemancangan menjadi tiga, yaitu:

1. Metode Pile Driving

2. Metode Jacked-in

3. Metode Bored Pile

2.2 Metode Pile Driving

Metode pile driving merupakan metode yang biasa atau yang paling banyak

digunakandalam konstruksi. Metode pile driving ini mengandalkan hammer

sebagai alat untuk memancang tiang ke dalam tanah.

Prinsip kerja dari metode ini adalah hammer yang memiliki berat tertentu

diangkat ke atas dengan ketinggian yang tertentu pula, kemudian hammer

dijatuhkan menimpa kepala tiang pancang. Dilakukan begitu terus berulang hingga

tiang pancang mencapai ke tanah keras.

2.2.1 Metode Pelakasanaan

Adapun tahapan pekerjaan pemancangan tiang pancang metode pile driving

adalah:

1. Persiapan lokasi pemancangan

Mempersiapkan lokasi dimana alat pemancang akan diletakan, tanah haruslah

dapat menopang berat alat. Bilamana elevasi akhir kepala tiang pancang berada

di bawah permukaan tanah asli, maka galian harus dilaksanakan terlebih dahulu

sebelum pemancangan. Perhatian khusus harus diberikan agar dasar pondasi

tidak terganggu oleh penggalian diluar batas-batas yang ditunjukan oleh gambar

kerja.

2. Persiapan alat pemancang

Pelaksana harus menyediakan alat untuk memancang tiang yang sesuai dengan

jenis tanah dan jenis tiang pancang sehingga tiang pancang tersebut dapat

menembus masuk pada kedalaman yang telah ditentukan atau mencapai daya

dukung yang telah ditentukan, tanpa kerusakan. Bila diperlukan, pelaksana dapat

melakukan penyelidikan tanah terlebih dahulu.

Page 8: Metode Pemancangan

METODE PEMANCANGAN – REKAYASA PONDASI 2 KELOMPOK X

5

Gambar 2.1 Alat Pemancang (pile driver)

3. Tiang pancang disimpan di sekitar lokasi yang akan dilakukan pemancangan.

Penyimpanan dikelompokan sesuai dengan type dan dimensi yang sama.

4. Pemancangan

Kepala tiang pancang harus dilindungi dengan bantalan topi atau mandrel. Tiang

pancang diikatkan pada sling yang terdapat pada alat, lalu ditarik sehingga tiang

pancang masuk pada bagian alat.

Gambar 2.2 Tiang pancang ditarik dengan sling dan dimasukkan pada bagian

alat pancang

Page 9: Metode Pemancangan

METODE PEMANCANGAN – REKAYASA PONDASI 2 KELOMPOK X

6

Gambar 2.3 Tiang pancang diluruskan kemudian kelurusan tiang dicek

dengan waterpass

5. Setelah kemiringan telah sesuai, kemudian dilakukan pemancangan dengan

menjatuhkan hammer pada mesin pancang.

Gambar 2.4 Pemancangan tiang pertama

6. Bila kedalaman pemancangan lebih dalam dari pada panjang tiang pancang satu

batang, maka perlu dilakukan penyambungan dengan tiang pancang kedua, yaitu

dengan pengelasan pada bantalan topi atau mandrel.

Page 10: Metode Pemancangan

METODE PEMANCANGAN – REKAYASA PONDASI 2 KELOMPOK X

7

Gambar 2.5 Penyambungan tiang dengan pengelasan

7. Tiang pancang harus dipancang sampai penetrasi maksimum atau penetrasi

tertentu sesuai dengan perencana atau direksi pekerjaan. Selanjutnya dilakukan

pemancangan di titik berikutnya dengan langkah yang sama.

Page 11: Metode Pemancangan

METODE PEMANCANGAN – REKAYASA PONDASI 2 KELOMPOK X

8

2.2.2 Alat Pemancangan

Alat pancang yang biasa digunakan pada metode pile driving adalah hydraulic

hammer pile driver, diesel hammer pile driver dan drop hammer pile driver.

Pada dasarnya ketiga alat ini memiliki prinsip kerja yang sama, yaitu untuk

memancangkan tiang hammer sama-sama diangkat ke atas dengan ketinggian

tertentu kemudaian dijatuhkan atau ditumbukkan di atas kepala tiang. Perbedaan

hanya terletak pada penggerak hammer. Berikut dijelaskan bagian-bagian alat yang

disertai dengan perbedaaan dari ketiga alat tersebut:

1. Hammer

Bagian ini biasanya terbuat dari baja masif/pejal yang berfungsi sebagai palu

untuk memukul atau menumbuk tiang agar masuk terpancang ke dalam tanah.

2. Leader

Bagian ini merupakan jalan (truck) untuk bergeraknya hammer ke atas sampai

pada tinggi jatuh tertentu.

3. Penggerak hammer

Pada bagian penggerak hammer ini-lah terdapat perbedaan dari ketiga alat

tersebut, yaitu:

Penggerak hammer pada alat drop hammer pile driver adalah tali atau kabel.

Tali digunakan untuk menarik hammer ke atas sehingga tinggi tertentu

kemudian tali dilepas dan hammer jatuh tertumbuk ke atas kepala tiang secara

gravitasi.

Penggerak hammer pada alat diesel hammer pile driver adalah mesin diesel

atau mesin uap/steam. Terdapat dua tipe alat diesel hammer pile driver ini,

yaitu single-acting hammer dan double-acting hammer. Pada single-acting

hammer, mesin diesel yang digunakan hanya untuk menarik atau mengangkat

hammer ke atas ketinggian tertentu, lalu kemudian untuk menumbukkan

hammer dilakukan secara gravitasi. Sedangkan pada double-acting hammer,

mesin diesel yang digunakan berfungsi untuk mengangkat hammer sekaligus

menumbukkan hammer ke tiang pancang sehingga kekuatan tumbukan lebih

kuat dibandingkan dengan single-acting hammer dan drop hammer.

Penggerak hammer pada alat hydraulic hammer pile driver adalah suspensi

hydraulic. Prinsip kerjanya hampir sama dengan alat diesel hammer, namun

Page 12: Metode Pemancangan

METODE PEMANCANGAN – REKAYASA PONDASI 2 KELOMPOK X

9

yang jadi perbedaan adalah tenaga penggerak hammer tersebut. Pada diesel

hammer mengandalkan tanaga diesel atau uap untuk menggerkkan hammer,

sedangakan pada hydraulic hammer memanfaatkan tekanan cairan hidrolik

yang terdapat pada suspensi hydraulic-nya.

Gambar 2.6 Macam alat pancang pile driving

Keterangan Gambar 2.6:

= Leader

= Drop hammer

= Hydraulic hammer

= Diesel hammer

2.3 Metode Jacked-in

Jacked-in adalah suatu sistem pemancangan pondasi tiang yang

pelaksanaannya ditekan masuk ke dalam tanah dengan menggunakan dongkrak

hidraulis yang diberi beban counterweight sehingga tidak menimbulkan getaran dan

gaya tekan dongkrak langsung dapat dibaca melalui manometer sehingga gaya

tekan tiang setiap mencapai kedalaman tertentu dapat diketahui.

Pada dasarnya metode jacked-in ini memiliki prinsip kerja yang sama dengan

metode pile driving yaitu sama-sama menanamkan tiang pancang ke dalam tanah

dengan beban tertentu, namun yang jadi perbedaan adalah beban yang diterapkan

pada tiang pancang. Pada metode pile driving beban diterapkan secara dinamis

Drop hammer Hydraulic hammer Diesel hammer

Page 13: Metode Pemancangan

METODE PEMANCANGAN – REKAYASA PONDASI 2 KELOMPOK X

10

(menjatuhkan beban ke tiang pancang seperti ditumbuk secara berulang-ulang),

sedangkan pada metode jacked-in ini beban diterpakan secara statis (beban tetap

secara besarannya atau itensitasnya, titik bekerja beban dan arah kerja beban-pun

teap).

Pengerjaan dengan menggunakan jacked-in ini memiliki keuntungan-

keuntungan, antara lain bebas dari kebisingan/getaran dan polusi sehingga pondasi

tiang dengan metode tipe ini cocok digunakan pada daerah perkotaan atau daerah

padat penduduk. Keunggulan lainnya adalah pada alatnya terdapat pressure gauge

(MPA) yang mampu membaca beban aksial aktual shingga tidak diperlukan

loading test beban aksial. Adapun kekurangannya adalah mobilitas yang kurang

baik, alat lambat untuk berpindah ke titik pemancangan lain karena penggerak alat

berupa rel yang statis.

2.3.1 Metode Pelaksanaan

Adapun tahapan pekerjaan pemancangan tiang pancang metode jacked-in

adalah:

1. Tiang pancang diangkat dan dimasukkan perlahan ke dalam lubang pengikat

tiang yang disebut grip, kemudian sistem jack-in akan naik dan mengikat atau

memegangi tiang tersebut. Ketika tiang sudah dipegang erat oleh grip, maka

tiang mulai ditekan. Ketika tiang pancang ditekan ke dalam tanah dapat dibaca

nilai MPA pada pressure gauge (terdapat didalam kabin atau ruang operator alat)

yang menunjukkan kekuatan daya dukung tanah.

Gambar 2.7 Pressure gauge didalam kabin

Page 14: Metode Pemancangan

METODE PEMANCANGAN – REKAYASA PONDASI 2 KELOMPOK X

11

2. Jika grip hanya mampu menekan tiang pancang sampai bagian pangkal lubang

mesin saja, maka penekanan dihentikan dan grip bergerak naik ke atas untuk

mengambil tiang pancang sambungan yang telah disiapkan.

Gambar 2.8 Proses pemancangan

Tiang pancang sambungan (upper) kemudian diangkat dan dimasukkan ke dalam

grup (Gambar 2.8 a). Setelah itu sistem jack-in akan naik dan mengikat atau

memegangi tiang tersebut.

Ketika tiang sudah dipegang erat oleh grip, maka tiang mulai ditekan mendekati

tiang pancang 1 (lower). Penekanan dihentikan sejenak saat ke dua tiang sudah

bersentuhan. Hal ini dilakukan guna mempersiapkan penyambungan ke dua

tiang pancang dengan cara pengelasan (Gambar 2.8 b).

3. Untuk menyambung tiang pertama dan tiang kedua digunakan sistem

pengelasan. Agar proses pengelasan berlangsung dengan baik dan sempurna,

maka ke dua ujung tiang pancang yang diberi plat harus benar-benar tanpa

rongga (Gambar 2.9). Pengelasan harus dilakukan dengan teliti karena

kecerobohan dapat berakibat fatal, yaitu beban tidak tersalur sempurna.

a) Penekanan tiang pancang b) Pemasukan tiang pancang sambungan

Page 15: Metode Pemancangan

METODE PEMANCANGAN – REKAYASA PONDASI 2 KELOMPOK X

12

Gambar 2.9 Penyambungan tiang

2.3.2 Alat pemancangan

Secara khusus alat pemancangan metode jacked-in ini adalah hydraulic static

pile driver atau disebut juga jack-in pile driver.

Gambar 2.11 Bagian-bagian alat hydraulic static pile driver

Page 16: Metode Pemancangan

METODE PEMANCANGAN – REKAYASA PONDASI 2 KELOMPOK X

13

Alat ini memiliki 4 buah kaki, yang mana terdiri dari 2 kaki pada bagian luar

(rel besi berisi air) dan 2 kaki pada bagian dalam yang semuanya digerakkan secara

hidrolis. Kaki-kaki ini disebut sebagai support sleeper yang digunakan untuk

bergerak menuju ke titik-titik yang sudah ditentukan sebelumnya dan diberi tanda.

Gambar 2.11 hydraulic static pile driver

Keterangan Gambar 2.11:

= Crane = Support sleeper

2.4 Metode Bored Pile

Pondasi bored pile adalah pondasi tiang dalam berbentuk tabung yang

berfungsi meneruskan beban bangunan kedalam permukaan tanah. Fungsinya sama

dengan pondasi dalam lainya seperti pancang, bedanya ada pada cara

pengerjaanya. Pengerjaan bored pile dimulai dengan pelubangan tanah dahulu

sampai kedalaman yang diinginkan, kemudian pemasangan tulangan besi yang

dilanjutkan dengan pengecoran beton.

Page 17: Metode Pemancangan

METODE PEMANCANGAN – REKAYASA PONDASI 2 KELOMPOK X

14

2.4.1 Metode Pelakasanaan

Dalam pelaksanaan metode bored pile terbagi dalam beberapa tahap yaitu:

1. Pekerjaan Bored Pile

Gambar 2.12 Alat bor dan auger

Atur alat bor pada posisi titik yang akan di bor.

Bila kondisi lapisan tanah baik, bor sampai kedalaman 6 m saja dan pasang

casing 6 m.

Bila kondisi lapisan tanah jelek, menggunakan full casing untuk mencegah

kelongsoran tanah pada saat proses boring.

Kemudian dilanjutkan dengan proses pengeboran sampai kedalaman yang

dikehendaki (-10 m).

Cek apakah kedalaman yang dikehendaki sudah tercapai.

Bersihkan lumpur pada dasar lubang bor dengan bucket cleaning.

2. Pekerjaan Penulangan

Pemilihan tempat untuk merakit tulangan, tidak boleh terlalu jauh, masih

terjangkau oleh alat- alat berat.

Pemasangan pipa trimie sesuai dengan kedalaman lubang yang dibor

(Gambar 2.13).

Page 18: Metode Pemancangan

METODE PEMANCANGAN – REKAYASA PONDASI 2 KELOMPOK X

15

Pasang baja tulangan yang dirakit.

Pembersihan akhir dengan menyemprotkan air bertekanan selama ± 10 menit

melalui pipa trimie untuk membersihkan lubang dari endapan lumpur.

Gambar 2.13 Pekerjaan penulangan

3. Pekerjaan Cor

Pengecoran dilakukan dengan bantuan vibrator untuk membantu aliran

campuran beton agar tidak ada udara dalam campuran beton.

Jika campuran tidak bisa turun lebih jauh, maka pipa trimie bias ditarik

perlahan-lahan sambil terus menuangkan campuran beton.

Gambar 2.14 Pkerjaan pengecoran

Pembersihan lubang bor dari

lumpur melalui cleaning bucket

Pemasangan tulangan dan pipa tremie

Page 19: Metode Pemancangan

METODE PEMANCANGAN – REKAYASA PONDASI 2 KELOMPOK X

16

Penarikan pipa trimie harus dijaga sehingga ujung bawah pipa tetap terendam

1 meter di dalam campuran beton.

Pengecoran dapat dihentikan jika campuran beton sampai kepermukaan

lubang (meluap) dan benar-benar bersih dari lumpur.

2.4.2 Alat Pemancangan

Berdasarkan metode kerja yang telah dijelaskan sebelumnya, maka alat-alat

yang digunakan dalam metode pemancangan bored pile adalah:

Alat bor

Alat bor digunakan untuk melubangi titik pemancangan.

Casing

Casing digunakan untuk menahan dinding lubang yang sudah dibor agar tidak

longsor dengan cara casing ditanam ke dalam lubang.

Pipa tremie

Pipa tremie digunakan untuk memasukkan material beton segar ke dalam lubang

(pengecorn) yang sebelumnya terlebih dahulu telah dimasukkan tulangan tiang

pancang.

Gambar 2.15 Alat-alat yang digunakan dalam bored pile

Alat Bor

Casing Pipa tremie

Page 20: Metode Pemancangan

METODE PEMANCANGAN – REKAYASA PONDASI 2 KELOMPOK X

17

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam penggunaan tiang pancang sebagai pondasi terdapat tiga metode

pemancangan, yaitu:

1. Metode pile driving

Metode pile driving merupakan pemancangan tiang pancang dengan cara

penanaman tiang pancang ke dalam tanah dengan ditumbuk menggunakan alat

hydraulic hammer atau diesel hammer atau drop hammer.

2. Metode jacked-in

Jacked-in adalah suatu sistem pemancangan pondasi tiang yang pelaksanaannya

ditekan masuk ke dalam tanah dengan menggunakan dongkrak hidraulis yang

diberi beban counterweight sehingga tidak menimbulkan getaran dan gaya tekan

dongkrak langsung dapat dibaca melalui manometer sehingga gaya tekan tiang

setiap mencapai kedalaman tertentu dapat diketahui. Alat yang digunakan dalam

pemancangan metode ini adalah hydraulic static pile driver.

3. Metode Bored Pile

Bored pile merupakan pemancangan pondasi tiang yang dilakukan dengan cara

membuat lubang tiang dengan mesin bor terlebih dahulu lalu kemudian baru

lubang diisi dengan tulangan dan dicor dengan beton segar. Adapun alat yang

digunakan adalah alat bor untuk membuat lubang, casing untuk menahan lubang

dari kelongsoran dan pipa tremie untuk memasukkan beton segar kedalam

lubang bor.

3.2 Saran

Dalam pemilihan metode pemancangan penulis hanya menuliskan beberapa

berdasarkan wawasan literatur penulis, sehingga untuk mengetahui lebih jelas lagi

diharapkan pembaca dapat melihat langsung proses pemancangan yang ada.

Page 21: Metode Pemancangan

METODE PEMANCANGAN – REKAYASA PONDASI 2 KELOMPOK X

18

DAFTAR PUSTAKA

Achmad, F. 2013. Hydraulic Hammer. [online]. Tersedia:

http://desainbangun.com/index.php/new/2816/hydraulic-hammer?mobile=1

[5 April 2015]

Riza, M M. 2011. Pelaksanaan Pondasi Bore Pile. [online]. Tersedia:

http://www.perencanaanstruktur.com/2010/08/proses-pelaksanaan-pondasi-

bore-pile.html [5 April 2015]

Sardjono. 1988. Pondasi Tiang Pancang untuk Universitas dan Umum Jilid Satu.

Surabaya: Sinar Wijaya Surabaya

Sarele, S. 2012. Perbedaan Pancang dengan Metoda Hammer dan Metoda Jack in

Pile. [online]. Tersedia: http://indopile.blogspot.com/2012/11/perbedaan-

pancang-dengan-metoda-hammer.html [5 April 2015]