makalah tbc fix

28
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran sangat kecil dan hanya dapat diamati dengan menggunakan mikroskop. Mikroorganisme terdapat dimana-mana. Interaksinya dengan sesame mikroorganisme ataupun organisme lain dapat berlangsung dengan cara yang aman dan menguntungkan maupun merugikan. Mikroorganisme di dunia ini ada yang menguntungkan dan ada juga yang merugikan. Mikroorganisme yang menguntungkan dapat kita manfaatkan untuk kepentingan kesejahteraan hidup manusia. Akan tetapi, banyak juga mikroorganisme yang tidak menguntungkan kita yaitu dengan menyebabkan terjadinya penyakit pada tubuh manusia. Salah satu mikroorganisme yang dapat menyebabkan atau menginfeksi manusia adalah Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini dapat mengakibatkn penyakit tuberculosis pada manusia. Tuberculosis itu sendiri merupakan salah satu penyakit yang mematikan dan berbahaya di dunia. Tuberculosis merupakan penyakit berbahaya ke-3 yang menyebabkan kematian didunia setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran pernapasan, dan merupakan nomor satu dari golongan penyakit infeksi. Saat ini tuberculosis disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini dapat menginfeksi sepertiga populasi dunia, setiap detik ada satu orang yang terinfeksi tuberculosis, tetapi hanya bakteri yang aktif yang menyebabkan orang menjadi sakit. Setiap tahunnya sekitar 4 juta penderita tuberkulosis paru menular di dunia, ditambah lagi penderita

Upload: sinta-mahastuti

Post on 11-Jan-2016

29 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Makalah Tbc Fix

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Mikroorganisme atau mikroba adalah organisme yang berukuran sangat kecil dan

hanya dapat diamati dengan menggunakan mikroskop. Mikroorganisme terdapat dimana-

mana. Interaksinya dengan sesame mikroorganisme ataupun organisme lain dapat

berlangsung dengan cara yang aman dan menguntungkan maupun merugikan.

Mikroorganisme di dunia ini ada yang menguntungkan dan ada juga yang merugikan.

Mikroorganisme yang menguntungkan dapat kita manfaatkan untuk kepentingan

kesejahteraan hidup manusia. Akan tetapi, banyak juga mikroorganisme yang tidak

menguntungkan kita yaitu dengan menyebabkan terjadinya penyakit pada tubuh manusia.

Salah satu mikroorganisme yang dapat menyebabkan atau menginfeksi manusia adalah

Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini dapat mengakibatkn penyakit tuberculosis pada

manusia. Tuberculosis itu sendiri merupakan salah satu penyakit yang mematikan dan

berbahaya di dunia. Tuberculosis merupakan penyakit berbahaya ke-3 yang menyebabkan

kematian didunia setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit saluran pernapasan, dan

merupakan nomor satu dari golongan penyakit infeksi. Saat ini tuberculosis disebabkan oleh

bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini dapat menginfeksi sepertiga populasi dunia,

setiap detik ada satu orang yang terinfeksi tuberculosis, tetapi hanya bakteri yang aktif yang

menyebabkan orang menjadi sakit. Setiap tahunnya sekitar 4 juta penderita tuberkulosis paru

menular di dunia, ditambah lagi penderita yang tidak menular. Hal ini menggambarkan setiap

tahun di dunia akan ada sekitar 8 juta penderita tuberkulosis paru,dan ada sekitar 3 juta orang

meninggal setiap tahunnya akibat penyakit ini.

Penanganan TBC masih terus menjadi tantangan besar untuk para tenaga kesehatan.

Untuk memutuskan rantai penularan perlu pula mendapati perhatian lintas sektoral karena

berkaitan dengan faktor sosial budaya dan tempat hunian. Namun pada dasarnya penyakit

TBC bisa disembuhkan secara tuntas apabila pasien mengikuti anjuran tenaga kesehatan

untuk minum obat secara teratur dan rutin sesuai dengan dosis yang dianjurkan. Selain itu

diperlukan juga kepedulian dan pengawasan dari tenaga kesehatan untuk mengawal

perkembangan terapi pasien. Penyebab TBC memang bukan bakteri biasa, karena itu

diperlukan konsistensi dan kepatuhan pasien dalam menjalani terapi untuk mencapai

hasilterapi yang optimal. Berangkat dari hal tersebut di atas maka dianggap perlu untuk

Page 2: Makalah Tbc Fix

mengetahui apa itu Tuberkulosis dan apa penyebabnya. Menyangkut dengan penyebabbya

sendiri (M. Tuberkulosis) kita juga harus mengetahui hal-hal yang bersangkutan dengan

bakteri tersebut agar pencegahan ataupun pengobatan terhadap penyakit yang di hasilkan oleh

bakteri tersebut dapat di tangani secara tepat.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengertian dari TBC ?

2. Bagaimana cara penularan penyakit TBC ?

3. Bagaimana cara mencegah agar tidak terkena penyakit TBC ?

4. Jenis obat apa saja yang biasa dipakai dalam pengobatan penyakit TBC ?

Page 3: Makalah Tbc Fix

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian

Tuberculosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium

tuberculosis. Kuman batang tahan aerobic dan tahan asam ini dapat merupakan organisme

patogen maupun saprofit. Tuberculosis (TB) adalah penyakit infeksius, yang terutama

menyerang parenkim paru, dengan agen infeksius utama Mycobacterium tuberculosis.

Tuberculosis paru adalah penyakit infeksi pada paru yang disebabkan oleh Mycobacterium

tuberculosis yaitu suatu bakteri yang tahan asam. Dari beberapa pengertian diatas dapat

disimpulkan bahwa Tuberculosis Paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh

Mycobakterium tuberculosis suatu basil yang tahan asam yang menyerang parenkim paru

atau bagian lain dari tubuh manusia.

2.2. Anatomi dan Fisiologi

Paru adalah struktur elastik yang dibungkus dalam sangkar toraks, yang merupakan

suatu bilik udara kuat dengan dinding yang dapat menahan tekanan. Paru-paru ada dua,

merupakan alat pernafasan utama, paru-paru mengisi rongga dada, terletak di sebelah kanan

dan kiri dan di tengah dipisahkan oleh jantung beserta pembuluh darah besarnya dan struktur

lainnya yang terletak di dalam mediastinum.

Page 4: Makalah Tbc Fix

Mediastinum adalah dinding yang membagi rongga toraks menjadi dua bagian.

Mediastinum terbentuk dari dua lapisan pleura. Semua struktur toraks kecuali paru-paru

terletak diantara kedua lapisan pleura. Bagian terluar paru-paru dilindungi oleh membran

halus dan licin yang disebut pleura yang juga meluas untuk membungkus dinding interior

toraks dan permukaan superior diafragma, sedangkan pleura viseralis melapisi paru-paru.

Antara kedua pleura ini terdapat ruang yang disebut spasium pleura yang mengandung

sejumlah kecil cairan yang melicinkan permukaan dan memungkinkan keduanya bergeser

dengan bebas selama ventilasi. Setiap paru dibagi menjadi lobus-lobus. Paru kiri terdiri atas

lobus atas dan bawah. Sementara paru kanan mempunyai lobus atas, tengah dan bawah.

Setiap lobus lebih jauh dibagi lagi menjadi segmen yang dipisahkan oleh fisurel yang

merupakan perluasan pleura. Dalam setiap lobus paru terdapat beberapa divisi-divisi bronkus.

Pertama adalah bronkus lobaris (tiga pada paru kanan dan pada paru kiri). Bronkus lobaris

dibagi menjadi bronkus segmental (sepuluh pada paru kanan dan delapan pada paru kiri).

Bronkus segmental kemudian dibagi lagi menjadi bronkus sub segmental. Bronkus ini

dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki arteri, limfotik dan syaraf. Bronkus subsegmental

membantu percabangan menjadi bronkiolus. Bronkiolus membantu kelenjar submukosa yang

memproduksi lender yang membentuk selimut tidak terputus untuk laposan bagian dalam

jalan nafas. Bronkus dan bronkiolus juga dilapisi sel-sel yang permukaannya dilapisi oleh

silia dan berfungsi untuk mengeluarkan lendir dan benda asing menjauhi paru-paru menuju

laring. Bronkiolus kemudian membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis yang

tidak mempunyai kelenjar lendir dan silia. Bronkiolus terminalis kemudian menjadi saluran

transisional antara kalan udara konduksi dan jalan udara pertukaran gas. Bronkiolus

respiratori kemudian mengarah ke dalam duktus alveolus dan jakus alveolar kemudian

alveoli. Pertukaran oksigen dan karbondioksida terjadi di dalam alveoli.

Paru terbentuk oleh sekitar 300 juta alveoli. Terdapat tiga jenis sel-sel alveolar, yaitu

tipe I adalah sel membentuk dinding alveolar. Sel-sel alveolar tipe II adalah sel-sel yang aktif

secara metabolik, mensekresi sufraktan, suatu fostolipid yang melapisi permukaan dalam dan

mencegah alveolar agar tidak kolaps. Sel alveoli tipe III adalah makrofag yang merupakan

sel-sel fagosit besar yang memakan benda asing, seperti lendir dan bakteri, bekerja sebagai

mekanisme pertahanan yang penting).

Page 5: Makalah Tbc Fix

2.3. Etiologi

Penyebab dari penyakit tuberculosis paru adalah terinfeksinya paru oleh

micobacterium tuberculosis yang merupakan kuman berbentuk batang dengan ukuran sampai

4 mycron dan bersifat anaerob. Sifat ini yang menunjukkan kuman lebih menyenangi

jaringan yang tinggi kandungan oksigennya, sehingga paru-paru merupakan tempat prediksi

penyakit tuberculosis. Kuman ini juga terdiri dari asal lemak (lipid) yang membuat kuman

lebih tahan terhadap asam dan lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisik. Penyebaran

mycobacterium tuberculosis yaitu melalui droplet nukles, kemudian dihirup oleh manusia dan

menginfeksi.

2.4. Patofisiologi

Tempat masuk kuman mycobacterium adalah saluran pernafasan,infeksi tuberculosis

terjadi melalui (airborn) yaitu melalui instalasi dropet yang mengandung kuman-kuman basil

tuberkel yang berasal dari orang yang terinfeksi. Basil tuberkel yang mempunyai permukaan

alveolis biasanya diinstalasi sebagai suatu basil yang cenderung tertahan di saluran hidung

atau cabang besar bronkus dan tidak menyebabkan penyakit. Setelah berada dalam ruangan

alveolus biasanya di bagian lobus atau paru-paru atau bagian atas lobus bawah basil tuberkel

ini membangkitkan reaksi peradangan, leukosit polimortonuklear pada tempat tersebut dan

memfagosit namun tidak membunuh organisme tersebut. Setelah hari-hari pertama masa

leukosit diganti oleh makrofag. Alveoli yang terserang akan mengalami konsolidasi dan

timbul gejala pneumonia akut.

Pneumonia seluler ini dapat sembuh dengan sendirinya, sehingga tidak ada sisa yang

tertinggal atau proses dapat juga berjalan terus dan bakteri terus difagosit atau berkembang

biak, dalam sel basil juga menyebar melalui gestasi bening reginal. Makrofag yang

mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu sehingga membentuk sel

tuberkel epiteloid yang dikelilingi oleh limfosit, nekrosis bagian sentral lesi yang

memberikan gambaran yang relatif padat dan seperti keju-lesi nekrosis kaseora dan jaringan

granulasi disekitarnya terdiri dari sel epiteloid dan fibrosis menimbulkan respon berbeda,

jaringan granulasi menjadi lebih fibrasi membentuk jaringan parut akhirnya akan membentuk

suatu kapsul yang mengelilingi tuberkel. Lesi primer paru-paru dinamakan fokus gholi

dengan gabungan terserangnya kelenjar getah bening regional dari lesi primer dinamakan

komplet ghon dengan mengalami pengapuran. Respon lain yang dapat terjadi pada daerah

nekrosis adalah pencairan dimana bahan cairan lepas ke dalam bronkus dengan menimbulkan

Page 6: Makalah Tbc Fix

kapiler materi tuberkel yang dilepaskan dari dinding kavitis akan masuk ke dalam

percabangan keobronkial. Proses ini dapat terulang kembali di bagian lain dari paru-paru atau

basil dapat terbawa sampai ke laring, telinga tengah atau usus. Kavitis untuk kecil dapat

menutup sekalipun tanpa pengobatan dengan meninggalkan jaringan parut yang terdapat

dekat dengan perbatasan bronkus rongga. Bahan perkijaan dapat mengontrol sehingga tidak

dapat mengalir melalui saluran penghubung, sehingga kavitasi penuh dengan bahan perkijuan

dan lesi mirip dengan lesi berkapsul yang terlepas. Keadaan ini dapat tidak menimbulkan

gejala dalam waktu lama dan membentuk lagi hubungan dengan bronkus dan menjadi limpal

peradangan aktif. Penyakit dapat menyebar melalui getah bening atau pembuluh darah.

Organisme atau lobus dari kelenjar betah bening akan mencapai aliran darah dalam jumlah

kecil, yang kadang-kadang dapat menimbulkan lesi pada berbagai organ lain. Jenis

penyebaran ini dikenal sebagai penyebaran limfo hematogen yang biasanya sembuh sendiri,

penyebaran ini terjadi apabila focus nekrotik merusak pembuluh darah sehingga banyak

organisme masuk ke dalam sistem vaskuler dan tersebar ke organ-organ tubuh.

2.5. Manifestasi Klinik

Tanda dan gejala tuberculosis menurut Perhimpunan Dokter Penyakit Dalam dapat

bermacam-macam antara lain :

1. Demam

Umumnya subfebris, kadang-kadang 40-410C, keadaan ini sangat dipengaruhi oleh

daya tahan tubuh pasien dan berat ringannya infeksi kuman tuberculosis yang masuk.

2. Batuk

Terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Batuk ini diperlukan untuk membuang

produk radang. Sifat batuk dimulai dari batuk kering (non produktif). Keadaan setelah timbul

peradangan menjadi produktif (menghasilkan sputum atau dahak). Keadaan yang lanjut

berupa batuk darah haematoemesis karena terdapat pembuluh darah yang cepat. Kebanyakan

batuk darah pada TBC terjadi pada dinding bronkus.

Page 7: Makalah Tbc Fix

3. Sesak nafas

Pada gejala awal atau penyakit ringan belum dirasakan sesak nafas. Sesak nafas akan

ditemukan pada penyakit yang sudah lanjut dimana infiltrasinya sudah setengah bagian paru-

paru.

4. Nyeri dada

Gejala ini dapat ditemukan bila infiltrasi radang sudah sampai pada pleura, sehingga

menimbulkan pleuritis, akan tetapi, gejala ini akan jarang ditemukan.

5. Malaise

Penyakit TBC paru bersifat radang yang menahun. Gejala malaise sering ditemukan

anoreksia, berat badan makin menurun, sakit kepala, meriang, nyeri otot dan keringat malam.

Gejala semakin lama semakin berat dan hilang timbul secara tidak teratur.

2.6. Pemeriksaan Diagnostik/ Penunjang

1)   Pemeriksaan Radiologis

Pada saat ini pemeriksaan radiologis dada merupakan cara yang praktis yang praktis

untuk menemukan lesi tuberkulosis. Pemerikasaan ini memang membutuhkan biaya lebih

dibandingkan pemeriksaan sputum, tetapi dalam beberapa hal ia memberikan keuntungan

seperti pda tuberkulosis anak-anak dan tuberkulosis milier. Pada kedua hal diatas diagnosis

dapat diperoleh melalui pemeriksaan radiologis dada sedangkan pemeriksaan sputum hampir

selalu negatif.

Lokasi lesi tuberkulosis umumnya di daerah apeks paru ( segmen apikal lobus atas atu

segemen apikal lobus bawah) tetapi dapt pula mengenai lobus bawah (bagian inferior) atau di

daerah hilus menyerupi tumor paru (misalnya pada tuberkulosis endobronkial).

Pada awal penyakit saat lesi masih merupakan sarang-sarang pneumonia, gambara

radiologi berupa bercak-bercak seperti awandan dengan batas-batas yang tidak tegas. Bila lesi

sudah diliputi jaringan ikat maka bayangan terlihat berupa bulatan dengan batas yang tegas.

Lesi ini dikenal sebagai tuberkuloma.

Page 8: Makalah Tbc Fix

Gambaran tuberkulosis milier terlihat berupa bercak-bercak halus yang umumnya

tersebar merata pada seluruh lapangan paru.

Gambaran radiologis lain yang sering menyertai tuberkulosis paru adalah penebalan

pleura (pleuritis), masa cairan di bagian bawah paru (efusi pleura/empiema), bayangan hitam

radio-lusen di pinggir paru atau pleura (pneumothoraks).

Pada suatu foto dada sering didapatkan bemacam-macam bayangan sekaligus (pada

tuberkulosis yang sudah lanjut) seperti infiltrat, garis-garis fibrotik, kalsifikasi, kavitas (non

sklerotik maupun sklerotik) maupun antelekstasis dan empisema.

Pemeriksaan khusus yang kadang-kadang juga diperlukan adalah bronkografi, yakni

untuk melihat kerusakan bronkus atau paru yang disebabkan oleh tuberkolosis. Pemeriksaan

ini umumnya dilakukan bila pasien akan menjalani pembedahan paru.

Pemeriksaan radiologis dada yang lebih canggih saat ini sudah banyak dipakai di rumah

sakit rujukan adalah Computed Tomography Scanning (CT Scan). Pemeriksaan ini lebih

superior dibanding radiologis biasa. Perbedaan densitas jaringan terlihat lebih jelas dan

sayatan dapat dibuat transversal.

Pemeriksaan lain yang lebih canggih lagi adalah Magnetic Resonance Imaging(MRI).

Pemeriksaan MRI ini tidak sebaik CT Scan, tetapi dapat mengevaluasi proses-proses dekat

apeks paru, tulang belakang, perbatasan dada-perut. Sayatan bila dibuat transversal, sagital

dan koronal.

2)   Pemeriksaan Laboratorium

a.    Darah

Pemeriksaan ini kurang mendapat perhatian, karena hasilnya kadang-kadang meragukan,

hasilnya tidak sensitif dan juga tidak spesifik. Pada saat tuberkulosis baru mulai (aktif) akan

didapatkan jumlah leukosit yang sedikit meninggi dengan hitung jenis pergeseran ke kiri.

Jumlah limfosit masih di bawah normal. Laju endap darah mulai meningkat. Bila penyakit

mulai sembuh, jumlah leukosit kembali normal dan jumlah limfosit masih tinggi. Laju endap

darah mulai turun ke arah normal lagi.

Hasil pemeriksaan darah lain didapatkan juga : anemia ringan dengan gambaran

normokrom dan normositer, gama globulin meningkat, kadar natrium darah menurun

pemeriksaan tersebut di atas nilainya juga tidak spesifik.

b.   Sputum

Page 9: Makalah Tbc Fix

Pemeriksaan sputum adalah penting karena dengan ditemukannya kuman BTA,

diagnosis tuberkulosis sudah dapat dipastikan. Disamping itu pemeriksaan sputum juga dapat

memberikan evaluasi terhadap pengobatan yang sudah dapat diberikan. Pemeriksaan ini

mudah dan murah sehingga dapat dikerjakan dilapangan (puskesmas). Tetapi kadang-kadang

tidak mudah untuk mendapat sputum, terutama pasien yang tidak batuk atau batuk yang non

produktiv. Dalam hal ini dianjurkan dalam satu hari sebelum pemeriksaan sputum dianjurkan

minum air sebanyak ±2ltr dan diajarkan melakukan refleks batuk. Dapat juga dengan

memberikan tambahan obat-obat mukolitik eks-pektoran atau dengan inhalasi larutan garam

hipertonik selama 20 – 30 menit. Bila masih sulit , sputum dapat diperoleh dengan cara

bronkoskopi di ambil dengan brushing atau bronchial washing atau BAL (broncho alveolar

lavage). BTA dari sputum bisa juga di dapat dengan cara bilasan lambung. Hal ini sering

dikerjakan pada anak-anak karena mereka sulit mengeluarkan dahaknya. Sputum yang akan

di periksa hendaknya sesegar mungkin.

Bila sputum sudah di dapat, kuman BTA pun kadang-kadang sulit ditemukan. Kuman

baru dapat ditemukan bila bronkus yang terlibat proses penyakit ini terbuka keluar, sehingga

sputum yang mengandung kuman BTA mudah keluar. Diperkiran di Indonesia ditemukan

pasien BTA positif tetapi kuman tersebut tidak ditemukan di dalam sputum mereka.

Kriteria sputum BTA positif adalah bila sekurang-kurangnya ditemukan 3  batang kuman

BTA pada satu sediaan. Dengan kata lain 5000 kuman dalam 1mL sputum.

Untuk pewarnaan sediaan dianjurkan memakai cara Tan Thiam Hok yang merupakan

muldifikasi gabungan cara pulasan Kinyoun dan Gabbet.

Cara pemeriksaan sediaan sputum yang dilakukan adalah :

·      Pemeriksaan sediaan langsung dengan mikroskop biasa

·      Pemeriksaan sediiaan langsung dengan mikroskop fluoresens (pewarnaan khusus)

·      Pemeriksaan dengan biakan ( kultur )

·      Pemeriksaan terhadap resistensi obat

Saat ini sudah dikembangkan pemeriksaan biakan sputum BTA dengan cara Bactec

(Bactec 400 Radiometric System), dimana kuman sudah dapt dideteksi dalam 7-10 hari.

Disamping itu dengan teknik Polymerase Chain Reaction (PCR) dapat dideteksi DNA kuman

TB dalam waktu yang lebih cepat atau mendeteksi M. tuberculosae yang tidak tumbuh pada

sediaan biakan. Dari hasil biakan biasanya dilakukan juga pemeriksaan terhadap resistensi

obat dan identifikasi kuman.

Page 10: Makalah Tbc Fix

Kadang-kadang dari hasil pemeriksaan mikroskopis biasa terdapat kuman BTA (positif),

tetapi pada biakan hasilnya negatif. Ini terjadi pada fenomen dead bacilli atau non culturable

bacilli yang disebabkan keampuhan panduan obat antituberkulosis jangka pendek yang cepat

mematikan kuman BTA dalam waktu pendek.

Untuk pemeriksaan BTA sediaan mikroskopis biasa dan sediaan biakan, bahan-bahan

selain sputum dapat juga diambil dari bilasan bronkus, jaringan paru, pleura, cairan pleura,

cairan lambung, jaringan kelenjar, cairan serebrospinal, urin dan tinja.

c.    Tes Tuberkulin

Pemeriksaan ini masih banyak dipakai untuk membantu menegakkan diagnosis

tuberkulosis terutama pada anak-anak (balita). Biasanaya dipakai test Mantoux yakni dengan

menyuntikkan 0,1 cc tuberkulin P.P.D. (Purfied Protein Derivative) intrcutan berkekuatan 5

T.U. (intermediate strength). Bila ditakutkan reaksi hebat dengan 5 T.U. dapat diberikan dulu

1 atau 2 T.U. (first strength. Kadang-kadang bila denga 5 T.U. masih memberikan hasil

negatif dapat diulangi dengan 250 T.U.(second sterngth). Bila dengan 250 T.U. masih

memberikan hasil negatif, berarti tuberkulosis dapat disingkirkan. Umumnya tes mantuox

dengan 5 T.U. saja sudah cukup berarti.

Setelah 48-72 jam setelah tuberkulin disuntikkan, akan timbul reaksi berupa indurasi

kemerahan yang terdiri dari infiltrat limfosit yakni reaksi persenyawaan antara  antibodi

seluler dan antigen tuberkulin. Banyak sedikitnya reaksi persenyawaan antibodi selular dan

antigen tuberkulin amat dipegaruhi oleh antibodi  humoral, makin besar pengaruh antibodi

humoral, makin kecil indurasi yang ditimbulkan.

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, hasil test mantoux ini dibagi dalam:

1.    Indurasi 0-5mm (diameternya) : Mantoux negatif= golongan non sensitivy. Disini peranan

antibodi humoral apaling menonjol.

2.    Indurasi 6-9 mm : hasil meragukan= golongan low grade sensitivy. Disini peran antibodi

humoral masih menonjol.

3.    Indurasi 10-15 mm : Mantoux positif= golonagan normal sensitivy. Disini peran kedua

antibodi seimbang.

4.    Indurasi lebih dari 15 mm : Mantoux positif kuat= golonganhypersensitivy. Disini peran

antibodi selular paling menonjol.

5.    Untuk pasien dengan HIV positif, Test Mantoux ± 5 mm, dinilai positif.

Page 11: Makalah Tbc Fix

BAB III

RENCANA PROGAM

Dalam memberikan pengobatan TBC paru ini memang dibutuhkan kesabaran dan

ketelatenan serta kedisiplinan pasien dalam meminum obat. Karena lama pengobatan dan

perawatan Tuberkulosis ini adalah selama 6 bulan. Yang dimaksud dengan pengertian

penyakit TBC adalah merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri

Mikrobakterium Tuberkulosa, bakteri ini menyerang siapa saja pria maupun wanita tanpa

memandang usia. Dan biasanya penyakit TBC sering menyerang pada usia rata-rata 15-35

tahun, boleh dibilang usia masihproduktif.

Obat TBC yang digunakan dalam memberikan terapi dan perawatan TBC paru yang

dilakukan oleh tim dokter dan medis adalah sebagai berikut :

Obat primer tuberkulosis yang terdiri dari INH (isoniazid), Rifampisin, Etambutol,

Streptomisin, Pirazinamid.

Obat sekunder tuberkulosis yang terdiri dari Exionamid, Paraaminosalisilat,

Sikloserin, Amikasin, Kapreomisin dan Kanamisin.

Dalam dunia kedokteran kita juga mengenal akan prinsip pengobatan tuberkulosis

berdasarkan Pedoman Nasional Penanggulangan TB yang dikenal dengan istilah OAT

(obat antituberkulosis) yang mengatakan bahwasannya OAT untuk para penderita TB

paru ini harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat, dalam jumlah

cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan. Jangan gunakan OAT

tunggal (monoterapi). Pemakaian OAT dengan Kombinasi Dosis Tetap (OAT-KDT)

lebih menguntungkan dan sangat dianjurkan. Selain medis pengobatan herbal

penyakit TBC juga banyak mengalami perkembangan pula.

. Pengobatan tuberkulosis terbagi menjadi dua fase yaitu fase intensif(2-3bulan) dan fase

lanjutan (4-7 bulan). Panduan obat yang digunakan terdiri atas obat utama dan obat

Page 12: Makalah Tbc Fix

tambahan. Jenis obat utama yang digunakan sesuai dengan rekomendasi  WHO adalah

Rifampisin, Isoniazid, Pirazinamid, Streptomisin, dan Etambutol (Depkes RI, 2004)

Untuk keperluan pengobatan perlu dibuat batasan kasus terlebih dahulu berdasrkan lokasi

TB, berat ringannya penyakit, hasil pemeriksaan bakteriologi, apusan sputum, dan riwayat

pengobatan sebelumnya. Disamping itu,  perlu pemahaman tentang strategi penanggulangan

TB yang dikenal sebagai Directly Observed Treatment Short Course (DOTSC).

Rekomendasi Dosis

(mg/kgBB)

Obat anti-TB

Esensial Aksi Potensi per Hari per Minggu

3 x 2x

Isoniazid (INH) Bakterisidal Tinggi 5 10 15

Rifampisin (R) Bakterisidal Tinggi 10 10 10

Pirazinamid (Z) Bakterisidal Rendah 25 35 50

Streptomisin (S) Bakterisidal Rendah 15 15 15

Etambutol (E) Bakteriostatik Rendah 15 30 45

Pemeriksaan dahak harus dilakukan sebanyak 3kali selama 2 hari.Jika hasilnya positif

ada kuman berarti orang tersebut menderita penyakit TBC.

> Sewaktu (Hari I): dahak diperiksa di laboratorium sewaktu penderita datang dengan gejala

penyakit TB.

> Sewaktu (Hari II): sehabis bangun tidur keesokan harinya, keluarkan dahak, tampung

dalam pot (wadah) yang diberi petugas, tutup rapat, bawa ke rumah sakit atau puskesmas.

> Sewaktu (hari ke II ) pada saat suspek datang ke puskesmas atau rumah sakit.

o Pemutusan Rantai Penularan

TBC dapat dicegah dengan memutuskan rantai penularan yaitu dengan mengobati

penderita TBC sampai benar-benar sembuh serta dengan melaksanakan Pola Hidup Bersih

dan Sehat. Sedangkan untuk penyembuhan dengan jalan minum obat yang diberikan secara

Page 13: Makalah Tbc Fix

teratur,sampai dinyatakan sembuh. Seseorang yang positif menderita penyakit TBC bila

berobat di unit pelayanan kesehatan akan mendapat obat TBC yang disebut"Kombipak" atau

paket obat FDC yang semuanya diberikan secara gratis, dengan mutu dan kualitas.

o DOTS

DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse chemotherapy) adalah strategi

pengobatan pasien TB dengan menggunakan paduan obat jangka pendek dan diawasi

langsung oleh seorang pengawas yang dikenal sebagai PMO (pengawas menelan obat).

Pengobatan TBC dengan strategi DOTS ini merupakan satu-satunya pengobatan TBC yang

saat ini direkomendasikan oleh oraganisasi kesehatan sedunia (WHO) karena terbukti paling

efektif. Obat TBC harus diminum secara teratur sampai penderita dinyatakan sembuh. Lama

pengobatan berkisar 6sampai dengan 8 bulan. Jika tidak teratur minum obat akan

menimbulkan: >( Penyakitnya akan lebih sukar diobati ) > ( Kuman TBC dalam tubuh akan

berkembang semakin banyak dan menyerang organ tubuh lain) >( Akan membutuhkan waktu

lebih lama untuk dapat sembuh ) > ( Biaya pengobatan akan sangat besar dan tidak

ditanggung oleh pemerintah).

Untuk Mencegah Penularan TBC Agar menutup mulut jika batuk atau bersin sehinggga

keluarga atau orang sekelilingnya tidak tertular, terutama bila disekitarnya ada anak-anak : .

Jangan meludah di sembarang tempat .

Gunakan tempat yang tertutup untuk menampung dahak.

Dahak jangan dibuang di sembarang tempat.

Terapkan perilaku hidup bersih dan sehat (tidak merokok, jemur kasur dan tikar

secara teratur, ventilasi udara serta sinar matahari.

Page 14: Makalah Tbc Fix

BAB IV

KESIMPULAN

Tuberculosis Paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobakterium

tuberculosis suatu basil yang tahan asam yang menyerang parenkim paru atau bagian lain dari

tubuh manusia. Gejala yang ditimbulkan pada penyakit TBC yakni : demam, batuk, nyeri

dada, sesak napas, malaise.

Klasifikasi Tuberculosis di Indonesia yang banyak dipakai

berdasarkan kelainan klinis, radiologist dan mikrobiologis :

1. Tuberkulosis paru

2. Bekas tuberculosis

3. Tuberkulosis paru tersangka yang terbagi dalam :

a. TB paru tersangka yang diobati ( sputum BTA negatif, tapi tanda – tanda lain positif )TB

paru tersangka yang tidak dapat diobati (sputum BTA negatif dan tanda – tanda lain

meragukan )

Cara penangan untuk penyakit TBC yaitu :

Pemutusan Rantai Penularan

TBC dapat dicegah dengan memutuskan rantai penularan yaitu dengan

mengobati penderita TBC sampai benar-benar sembuh serta dengan

melaksanakan Pola Hidup Bersih dan Sehat

DOTS

DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse chemotherapy) adalah

strategi pengobatan pasien TB dengan menggunakan paduan obat jangka

pendek dan diawasi langsung oleh seorang pengawas yang dikenal sebagai

PMO (pengawas menelan obat).

Page 15: Makalah Tbc Fix

Obat TBC yang digunakan dalam memberikan terapi dan perawatan TBC paru yang

dilakukan oleh tim dokter dan medis adalah sebagai berikut :

Obat primer tuberkulosis yang terdiri dari INH (isoniazid), Rifampisin, Etambutol,

Streptomisin, Pirazinamid.

Obat sekunder tuberkulosis yang terdiri dari Exionamid, Paraaminosalisilat,

Sikloserin, Amikasin, Kapreomisin dan Kanamisin.

Page 16: Makalah Tbc Fix

DAFTAR PUSTAKA

http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/33216

TUBERKULOSIS.  http://www.infeksi.com/index.php ?

Pengertian Tuberkulosis  http://id.wikipedia.org/wiki/Tuberkulosis  

Mycobacterium Tuberculosis http://www.scribd.com/doc/31733293/Makalah-

Mycobacterium-Tuberculosis

Gejala Klinis TBC. http://daimanshare.com/.

Tuberculosis.  http://www.Infeksi.com/tuberculosis  

Penyakit TBC.  http://www.medicastore.com/tbc/penyakit_tbc.htm .  

Ayo TangkalTBC. http://www. nakita.comhttp://fian689.files.wordpress.com/

2013/06/makalah-mycobacterium- tuberculosis.docx  

Page 17: Makalah Tbc Fix

TUGAS EPIDEMOLOGI

TUBERCULOSIS

Disusun oleh :

1. Luh Kadek Permata Dwi 13700105

2. I Gede Herry Ananta Wijaya 13700109

3. Galuh Nusaputri Kartika 13700111

4. Made Astintya Sinta Mahastuti 13700113

5. I Made Herdinata Sudiartana 13700115

6. Elka Nur Afriyanti 13700117

7. Firda Fajriya K 13700119

8. Ayu Gaduh Candra Friska 13700121

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA

TAHUN AKADEMIK 2015/2016

Page 18: Makalah Tbc Fix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat Nya

penulis dapat menyelesaikan tugas Epidemologi dengan judul “TUBERCULOSIS”. Dalam

makalah ini penulis merangkum pengertian dan penyebab tuberculosis pada. Penulis sangat

menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini penulis memiliki banyak

keterbatasan ,sehingga jika pembaca menemukan kekurangan atau kekeliruan dengan hati

terbuka penulis menerima salam dan kritik yang membangun.

Akhirnya ,penulis ucapkan selamat membaca, semoga kita dapat memanfaatkan

makalah ini bersama-sama, dengan dasar itikad yang baik untuk mengimplementasikannya

dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Surabaya, 3 juni 2015

Penulis

Page 19: Makalah Tbc Fix

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………..……………….…….i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………..…………………………...ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1

1.1. Latar belakang ..............................................................................................................1

1.2. Rumusan masalah ........................................................................................................2

BAB II ANALISIS DAN PEMBAHASAN…………................................................................3

2.1. Pengertian……..…….......................................................................................................3

2.2.Anatomi & Fisiologi………………………………………………………………………………4

2.3. Etiologi…………………............................................................................................5

2.4. Patofisiologi……………………….…………………………………………………………..…5

2.5 Manifestasi Klinik…...…………………………………………………………...……………….6

2.6 Pemeriksaan Diagnostik/Penunjang…………………………...………………………………7

BAB III RENCANA PROGRAM ......................................................................................…..11

BAB IV PENUTUP ...............................................................................................................14

4.1. Kesimpulan…..........................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................16

Page 20: Makalah Tbc Fix