makalah praktikum compounding.docx

55
MAKALAH PRAKTIKUM COMPOUNDING RASIONALITAS RESEP PADA PASIEN PEDIATRIK DAN GERIATRIK Disusun Oleh: Yulia Ratnasari 1208020027 Nova Astrit Natali 1208020028

Upload: tantri-sihotang

Post on 10-Apr-2016

347 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

mklh

TRANSCRIPT

Page 1: MAKALAH PRAKTIKUM COMPOUNDING.docx

MAKALAH PRAKTIKUM COMPOUNDINGRASIONALITAS RESEP PADA PASIEN PEDIATRIK DAN

GERIATRIK

Disusun Oleh:Yulia Ratnasari 1208020027Nova Astrit Natali 1208020028

PROGRAM STUDI APOTEKERLABORATORIUM TEKNOLOGI SEDIAAN FARMASIUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2013

Page 2: MAKALAH PRAKTIKUM COMPOUNDING.docx

PENDAHULUAN

Memberikan pelayanan farmasi untuk pasien usia lanjut dan pediatrik merupakan

tantangan tersendiri. Pasien usia lanjut dan pediatrik memiliki karakteristik yang berbeda dengan

pasien usia dewasa yang lebih muda. Umumnya pasien usia lanjut mempunyai banyak masalah

kesehatan yang bersifat kronik dan mendapat banyak jenis obat. Penggunaan obat pada pasien

usia lanjut memerlukan perhatian khusus karena adanya perubahan farmakokinetik dan

farmakodinamik obat terkait proses penuaan.

Risiko terjadinya reaksi yang tidak diharapkan (adverse drug reactions) dan interaksi

obat juga akan meningkat seiring bertambahnya jumlah obat yang dikonsumsi. Banyaknya jenis

obat dan rumitnya rejimen pengobatan membuat pasien usia lanjut, yang kemampuan kognitif

dan fisiknya sudah mengalami penurunan, menjadi tidak patuh terhadap rejimen pengobatan

yang telah ditetapkan. Selain itu, kondisi psikososial pasien usia lanjut sangat potensial untuk

memperburuk status kesehatannya.

Untuk pasien pediatrik juga terkadang mendapatkan banyak jenis obat dimana diharus

ditelaah tentang interaksi dan keamanan obat bagi si pasien. Pada pasien pediatrik lebih

ditekankan kepada penyesuaian dosis dan keamanan obat pada anak terutama tidak

mempengaruhi pertumbuhan anak.

Pharmaceutical care untuk pasien usia lanjut dan pediatrik pada dasarnya sama dengan

yang untuk pasien golongan usia lain. Namun demikian, pengetahuan farmakoterapi pada pasien

usia lanjut dan keterampilan berkomunikasi efektif dengan pasien dan keluarganya perlu

dikuasai dengan baik oleh apoteker yang akan memberikan pelayanan untuk pasien usia lanjut.

Adapun kegiatan-kegiatan yang dapat dilakukan meliputi:

- Telaah rejimen obat (medication review)

- Penyiapan obat (dispensing)

- Pemberian informasi dan edukasi

- Pemantauan penggunaan obat

Page 3: MAKALAH PRAKTIKUM COMPOUNDING.docx

PEMBAHASAN

A. Pasien Pediatrik

Populasi pediatrik adalah kelompok pasien dengan variasi yang ekstrim, variasi sais

mulai dari 500 gram sampai >100 kg dengan umur mulai hutungan detik sampai 18 tahun.

Selalunya sulit memprediksi farmakokinetik dan farmakodinamik obat yang diberikan pada

pasien pediatrik, terutama jika anak adalah neonatos dan lahir prematur. Kemampuan anak-

anak untuk menghendel obat adalah dalam evolusi konstan dan maturasi dari lahir sampai

remaja, dan perubahan lebih drmatis pada tahun pertama kehidupannya.

Neonatos spesial berisiko sebab mereka terpajan tinggi dengan obat melalui placenta

atau ASI dan déficit fungsional ekskresi yang eksterim segera dalam mingguan kelahirannya.

Walaupun neonatus lahir dengan semua enzim yang diperlukan untuk metabolisme obat,

sebagain besar enzim ini kapasitasnya tidak mencukupi untuk memetabolisme obat secara

adekuat, dalam range 10% samapai 40% produktivitasnya dibandingkan orang dewasa.

Seperti halnya kemampuan neonatus mengeliminasi obat melalui renal hanya merupakan

kapasitas orang dewasa, Bagaimana pun, fungís hati mencapai kapasitas dewasa dan

melebihi dalam beberapa bulan pertama umurnya, fungís renal mungkin memerlukan

beberapa tahun untuk kapasitas dewasa.

Kurangnya pengetahuan tentang perkembangan farmakokinetik dan ketidaktersediaan

informasi obat pendiatrik pada label pabrik dapat menyebabkan malapetaka terapi (therapy

disasters) seperti yang terjadi pada kloremfenikol. Mempertimbangkan disaster terapi sebab

berkaitan dengan kematian ganda pada anak-anak yang masih muda, akibat toksistas

kloramfenikol yang secara kolektif disebut dengan Gray baby síndrome yang bergantung

pada dosis (dose dependent). Meskipun ditentukan range level serum terapi kloremfenikol,

obat ini mesti dihindarkan diberi kepada anak-anak yang masih muda, terutama jika tersedia

terepeutik yang lebih bagus dan agenti antimikroba yang aman.

a) Eror Peresepan (Prescribing Errors)

Obat yang diorder untuk pasien pediatrik sering menyebabkan masalah berkenaan

dengan ketidakjelasan tulisan tangan, salah menggunakan singkatan, decimal, dan salah

perhitungan. Sekarang, sistem order tercetak sudah tersedia, meskipun mereka sendri

beresiko untuk eror, tetapi menawarkan opsi yang baik untuk mengkoreksi isu-isu seputar

Page 4: MAKALAH PRAKTIKUM COMPOUNDING.docx

jeleknya tulisan tangan dan salah menggunakan singkatan. Dalam editorial Hospital

Pharmacy, telah dicadangkan solusi problema salah guna singkatan dan ketidaktepatan

penggunaan decimal. Decimal adalah hal yang Sangay khusus berkaitan dengan pediatrik

sebab mereka mudah dibangkitan berdsarkan berat untuk perhitungan dosis, terutam

dengan berat, 1kg. Tanpa waspada menggalakkan menggunakan decimal dengan tepat

(hindarkan menggunakan untaian nol dan selalu mempunyai angka ke kiri decimal), 10

atau 100 kali dosis salah hitung adalah memungkinkan.

Sebagian dosis obat pediatrik membutuhkan perhitungan untuk dibuat, yang membuat

lebih kompleksnya permintaan pediatrik. Preskribar diharapkan, tidak hanya mengingat

ketepatan mg/kg/dose dan frekuensi, tetapi juga menghitung mg jumlah dengan tepat dan

mengaplikasikan dosis maksimum jika dibutuhkan. Miligram (mg/kg/dose) akan

bervariasi pada indikasi, apakah pasien neonat atau anak-anak dan rujukan informasi obat

yang digunakan.

Adanya perbedaan kadar medikasi cairan oral, terutama antibiótika akan lebih

merumitkan lagi perhitungan. Untuk menyederhankan keterlibatan matematik, seorang

dokter mendasarkan perhitungan pada salah satu kadar yang tersedia dan jika semua

dikatakan dilaksanakan, sesuaikan ml, dosis merefleksikan perubahan kadar jika

perbedaan kadar digunakan (misal mengubah 0,5 sendok teh dari 250 mg/5ml sampai 1

sendok teh dari 125 mg/5 ml). Menggunakan pendekatan ini, preskriber mestinya sadar

adanya variasi konsentrasi. Alternatifnya, preskriber mungkin menunjukkan dosis sebagai

mg dan menunjukkan keinginan untuk formulasi cairan tanpa kadar spesifik,

meninggalkan farmasis untuk memilih kadar dan mengkomunikasikan ml dosis ke

perawat.

Kesalahan sering terjadi jika preskriber gagal mengenal bahwa umur (ketuaan) pasien

pediatrik mencapai berat yang memotong mg/kg dosis akan menyebabkan dosis melebihi

dosis maksimum orang dewasa. Kebijakan rumah sakit adalah penting tidak hanya

menggalakkan inklusi rutin mg/kg/dosis pada permintaan pasien pediatrik, tetapi juga

menentukan berat pada mana pasien mesti menerima dosis orang dewasa.

Menggabungkan dosis maksimum adala mutlak vital untuk menghindari OD pada pasien

pediatrik yang besar.

Page 5: MAKALAH PRAKTIKUM COMPOUNDING.docx

b) Kesalahan Dispensing

Kesalahan dispensing untuk permintaan pediatrik terutama akan membahayakan

dan dapat secara parsial gambaran realtif kurangnya edukasi farmasis yang menerima

permitaan medikasi untuk anak-anak. Farmasis sering melihat dalam konsern praktis,

seperti tidak mungkin untuk mengukur volume dosis (misal < 0,1 ml atau dosis yang

aneh seperti 0,34 ml) atau tidak memperoleh porsi kapsul atau tablet. Hal ini tidak

mengherankan bahwa dengan sangat sedikitnya obat yang dilabel untuk penggunaan

pediatrik, maka terbatas pula obat-obat yang tersedia dalam formulasi yang sesuai untuk

anak-anak.

Pembagian dosis tidak hanya terbatas untuk oral saja, porsi kecil patches

transdermal mungkin juga diperlukan untuk diberikan. Meskipun dipertimbagkan

dikontraindikasikan untuk anak-anak, pemberian topikal dari obat-obat ini adalah

alternatif yang rasional, penyediaan dosis akan bisa mengurangi ketepatan. Akurasi

dalam pengukuran volume dosis <1 ml, menjadi kritikal, mempertimbangkan 0,1 ml tidak

cocok diperhitungkan untuk 10% perubahan dosis. Kadar obat berdasarkan kebutuhan

orang dewasa dan secara universal tidak mungkin mengukur untuk pasien neonatal. Ini

penting untuk menentukan prosedur pengenceran obat yang konsisten dan tidak

tergantung pada obat, membolehkan minimum mendispensikan volume 0,2 ml.

Pengenceran mungkin juga diperlukan jika volume dosis sangat kecil untuk

membolehkan praktis panduan ketepapatan pemberian obat.

Informasi obat pediatrik sangat penting untuk mencegah kesalahan, partisipasi

farmasis pada tim multidisiplin adalah sangat penting. Sisi dari pasrtisipasi keliling,

menyediakan informasi, dan membuat analisis farmakokinetik atau menginterpretasikan,

individu-individu ini memeganag peranan yang penting dalam mengidentifikasi

kesalahan, memonitoring ADRs, memenuhi dosis standar, dan mengedukasi profesional

kesehatan lain.

c) Kesalahan Pemberian

Meskipun 5 Rights (R) pemberian medikasi (right pastien, right drug, right dose,

right route, dan right frequency) adalah basis edukasi pemberian obat dan bentuk inti

bagi kebijakan pemberian obat, 5 R tidak inklusif utama sumber kesalahan, berfikir kritis

mereka terbatas dan mereka tidak merefleksikan praktis keperawatan mereka. Pemberian

Page 6: MAKALAH PRAKTIKUM COMPOUNDING.docx

obat sama dengan transkripsi kecelakaan permintaan kesalahan interpretasi,

ketidaktepatan waktu pemberian dosis, interaksi obat-makanan, dan salah dosis sekunder

terhdap preparasi dosis.

B. Pasien Geriatrik

Geriatric merupakan suatu istilah yang terdiri dari kata geros (usia lanjut) dan iatreia

(merawat/merumat), geriatri sendiri mengacu pada cabang ilmu kedokteran yang berfokus

pada penyediaan layanan kesehatan bagi manula. (Ignas Leo Vascher, 1909). Pembagian

terhadap populasi berdasarkan usia lanjut meliputi tiga tingkatan (menurut WHO), yaitu :

a) Lansia (elderly) dengan kisaran umur 60-75 tahun,

b) Tua (old) dengan kisaran umur 75-90 tahun,

c) Sangat tua (very old) dengan kisaran umur > dari 90 tahun (Walker and Edward, 2003).

Pasien geriatri (elderly) merupakan pasien dengan karakteristik khusus karena

terjadinya penurunan massa dan fungsi sel, jaringan, serta organ. Hal ini menimbulkan perlu

adanya perubahan gaya hidup, perbaikan kesehatan, serta pemantauan pengobatan baik dari

segi dosis maupun efek samping yang mungkin ditimbulkan (David, 2010).

Karakteristik pasien geriatric

- Usia > 60 tahun

- Multipatologi

- Tampilan klinis tidak khas

- Polifarmasi

- Fungsi organ menurun

- Gangguan status fungsional

- Gangguan nutrisi

Lansia banyak yang mengidap salah satu penyakit yang dapat menyebabkan

komplikasi jika, tidak ditangani dengan baik seperti, fraktur pada tulang yang dapat

menyebabkan osteoporosis atau jika seseorang memiliki angka kolesterol yang tinggi saat

lanjut usia dapat menjadi Penyakit Jantung Koroner (PJK), hipertensi, gagal jantung dan

infark serta gangguan ritme jantung, diabetes mellitus, gangguan fungsi ginjal dan hati.

Etiologi, penyakit pada lansia lebih bersifat endogen daripada eksogen. Hal ini

disebabkan oleh menurunnya berbagai fungsi tubuh karena proses menua, etiologi sering kali

Page 7: MAKALAH PRAKTIKUM COMPOUNDING.docx

tersembunyi (Occult), dan sebab penyakit dapat bersifat ganda (multiple) dan kumulatif

(penimbunan), terlepas satu sama lain ataupun saling mempengaruhi. Diagnosis, penyakit

pada lansia umumnya lebih sulit dideteksi dari pada remaja atau dewasa, karena gejala dan

keluhan sering tidak jelas. Perjalanan penyakit, Pada umumnya perjalanan penyakit adalah

kronik (menahun) diselingi dengan eksaserbasi akut, penyakit bersifat progresif (bertahap),

dan sering menyebabkan kecacatan (invalide).

Karakteristik Penyakit Lansia di Indonesia

- Penyakit persendian dan tulang, seperti rheumatik, dan osteoporosis.

- Penyakit Kardiovaskuler, seperti hipertensi, kholesterolemia, angina, cardiac attack,

stroke, trigliserida tinggi, anemia, dan PJK.

- Penyakit Pencernaan seperti gastritis, dan ulcus pepticum.

- Penyakit Urogenital, seperti Infeksi Saluran Kemih (ISK), Gagal Ginjal Akut/Kronis,

dan Benigna Prostat Hiperplasia.

- Penyakit Metabolik/endokrin, seperti diabetes mellitus, dan obesitas.

- Penyakit Pernafasan, seperti asma, dan TB paru.

- Penyakit Keganasan, seperti carsinoma atau kanker.

- Penyakit lain, seperti senilis/pikun/dimensia, alzeimer, dan parkinson.

Obat harus berada pada tempat kerjanya dengan konsentrasi yang tepat untuk

mencapai efek terapetik yang didapatkan. Perubahan-perubahan farmakokinetik pada pasien

lanjut usia memiliki peranan penting dalam bioavailabilitas obat tersebut. Proses-proses

farmakokinetik obat pada usia lanjut dijelaskan pada uraian di bawah ini.

Absorbsi

Penundaan pengosongan lambung, reduksi sekresi asam lambung dan aliran darah

oragan absorbsi secara teoritis berpengaruh pada absorbs itu sendiri. Namun pada

kenyataannya perubahan yang terkait pada usia ini tidak berpengaruh secara bermakna

terhadap bioavailabilitas total obat yang diabsorbsi. Beberapa pengecualian termasuk

pada digoksin dan obat dan substansi lain (misal thiamin, kalsium, besi dan beberapa

jenis gula) (Aslam, et al., 2003).

Distribusi

Farktor-faktor yang menentukan distribusi obat termasuk komposisi tubuh, ikatan

plasma-protein dan aliran darah organ dan lebih spesifik lagi menuju jaringan, semuanya

Page 8: MAKALAH PRAKTIKUM COMPOUNDING.docx

akan mengalami perubahan dengan bertambahnya usia, akibatnya konsentrasi obat akan

berbeda pada pasien lanjut usia jika dibandingkan dengan pasien yang lebih muda pada

pemberian dosis obat yang sama (Aslam, et al., 2003).

Tabel. Beberapa Perubahan yang Berhubungan dengan Umur yang Mempengaruhi Farmakokinetik ObatVariable Young Adults (20–30

years)Older Adults (60–80 years)

Body water (% of body weight) 61 53Lean body mass (% of body weight)

19 12

Body fat (% of body weight) 26–33 (women) 38–4518–20 (men) 36–38

Serum albumin (g/dL) 4.7 3.8Kidney weight (% of young adult) (100) 80Hepatic blood flow (% of young adult)

(100) 55–60

Eliminasi

Metabolisme hati dan eskresi ginjal adalah mekanisme penting yang terlibat dalam

proses eliminasi.  Efek dosis obat tunggal akan diperpanjang dan pada keadaan steady

state akan meningkat jika kedua mekanisme menurun.

Metabolisme hati

Substansi yang larut lemak akan dimetabolisme secara ekstensif di hati, sehingga

mengakibatkan adanya penurunan bioavaibilitas sistemik. Oleh karena itu adanya

penurunan metabolism akan meningkatkan bioavaibilitas obat. Pada pasien geriatri

adanya gangguan first past metabolism akan meningkatkan biovaibilitaas obat (Aslam,

et al., 2003).

Eliminasi Ginjal

Penurunan aliran darah ginjal, ukuran organ, filtrasi glomerulus dan fungsi tubuler

merupakan perubahan yang terjadi dengan tingkat yang berbeda pada pasien geriatri.

Kecepatan filtrasi glomerolus menurun kurang lebih 1 % per tahun dimulai pada usia 40

tahun. perubahan tesebut mengakibatkan beberapa obat dieliminasi lebih lambat pada

lanjut usia. Beberapa kasus menunjukan bahwa konsentrasi obat dalam jaringan akan

meningkat sebanyak 50% akibat penurunan fungsi ginjal (Aslam, et al., 2003).

Penurunan klirens kreatinin terjadi pada dua pertiga populasi. Penting untuk diketahui

Page 9: MAKALAH PRAKTIKUM COMPOUNDING.docx

bahwa penuruna klirens kreatinin ini tidak dibarengi dengan peningkatan kadar kreatinin

yang setara dalam serum karena produksi kreatinin juga menurun seiring berkurangnya

massa tubuh dengan pertambahan usia. Akibat yang segera ditimbulkan oleh perubahan

ini adalah pemanjangan waktu-paruh banyak obat dan kemungkinan akumulasinya

dalam kadar toksik jika dosis tidak diturunkan dalam hal ukuran atau frekuensi.

Rekomendasi pemberian obat untuk para lansia sering kali mencakup batasan dosis

untuk klirens ginjal yang menurun.

Perubahan farmakodinamik pada pasien geriatri berpengaruh pada kemampuan

tubuh menjaga sistem homeostatik, perubahan pada reseptor-reseptor spesifik dan

tempat sasaran akan sangat mempengaruhi konsentrasi obat yang berefek. Berikut

farmakodinamik obat dalam tubuh.

Pengaturan Temperatur, Hipotermia tidak diharapkan terjadi pada pasien geriatri

yang mendapat beberapa macam obat. Obat-obatan yang menyebabakan terjadinya

hipotermia diantaranya, benzodiazepin, opioid, alkohol, dan anti depresan trisiklik

dapat menyebabkan sedasi gangguan kepekaan subjektif terhadap temperature dan

penuruna mobilitas maupun aktifitas (Aslam, et al., 2003).

Fungsi Usus dan Kandung Kemih, Konstipasi sering muncul pada geriatri sebagai

akibat penuruan motilitas saluran gastrointestinal. Obat-obat anti-kolinergik dapat

menyebabkan retensi urin pada pasien pria lanjut usia terutama pasien dengan

hipertropi prostat sedangkan pada wanita sering terjadi disfungsi uretra (Aslam, et

al., 2003).

Pengaturan Tekanan Darah, Pada pasien geriatri terjadi penumpulan reflex

takikardia sehingga hipotensi postural merupakan masalah yang sering terjadi pada

pasein geriatri. Hal ini mengakibatkan obat-obat dengan efek antihipertensi

cenderung menyebabkan masalah pada pasien geriatric (Aslam, et al., 2003).

Keseimbangan Cairan atau Elektrolit, Pasien geriatri mengalami penuruan

kemampuan ekskresi retensi air obat-obat yang mengakibatkan retensi cairan ini

diantaranya, kortikosteroid dan antiinflamasi non-steroid (Aslam, et al., 2003).

Fungsi Kognitif, Pertambahan usia juga akan menurunkan fungsi sistem saraf pusat

yang terjadi akibat perubahan struktur dan kimiawi saraf. Aktifitas enzim

kolinesterase menurun pada lansia dan berakibat pada menurunnya transmisi

Page 10: MAKALAH PRAKTIKUM COMPOUNDING.docx

kolinergik. Transmisi kolinergik sangat berperan dalam fungsi kognitif normal

sehingga obat-obatan antikolinergik, dan hipnotik dapat memperburuk efek

tersebut. Lansia yang mengkonsumsi obat-obat yang tersebut di atas akan

mengalami “kebingungan” (Aslam, et al., 2003).

C. Contoh Resep pada Pediatrik dan Geriatrik

1. Resep Pediatrik

RSU SINAR MULIA Purwokerto Jl. Martadireja II Purwokerto 021 833830

Dokter : dr. Iwan SantosoPurwokerto, 15-11-2012

No: 1R/ Cefixime syr no 12dd 1 cthR/ Sanmol tab VI3dd ½R/ Tilidon syr no I3dd 1 cth (ac)R/ Curvit syr no 12dd1 cth

Pro : Nathan nandaUmur : 6 tahunRM 170600Perum Teluk jl. Damar No 7

Hasil LaboratoriumNama : NathanAddress : Perum teluk jl. Damar No.7

Test Full Name Test item Result Flag Unit ReferenceSGPT ALT 19 U/L 0-40SGOT AST 30 U/L 0-34THYPOID O WIDAL O + 1/80 HTYPOID H WIDAL H + 1/320 HPARATYPI A-H WIDAL A-H NEGATIFLAJU ENDAP DARAH

LED 14 0-15

Page 11: MAKALAH PRAKTIKUM COMPOUNDING.docx

RSU SINAR MULIA Purwokerto Jl. Martadireja II Purwokerto 021 833830

Dokter : dr. Andrea NatariPurwokerto, 24/11/2012

No: 2 R/ Sanprima syr no I 2 dd 1 cth R/ L Bio no X

2 1dd1 cth R/ Zinkid syr no I

1dd 1 cth R/ Domperidon syr no I

3 DD1/2 cth

Pro : Syahwa Anggi M Umur : Karang klesem174056

Hasil LaboratoriumName : Syahwa AnggiAdress : Karang klesem

Test Full Name Test Item Result Flag Unit ReferenceSGPT ALT 35 U/L 0-40SGOT AST 47 H U/L 0-34THYPOID O WIDAL OTHYPOID H WIDAL HPARATYPHI A-H WIDAL A-H

SKRINNING RESEP

1) Kelengkapan Resep

Resep 1

Nama, alamat, SIP dokter : ˅ ˅ ˅

Tanggal dan tempat pembuatan resep : ˅ ˅

Tanda R : ˅

Signatura : ˅

Nama, jumlah, bentuk sedian : ˅ ˅ ˅

Nama, alamat, umur pasien : ˅ ˅ ˅

Paraf dokter : ˅

Page 12: MAKALAH PRAKTIKUM COMPOUNDING.docx

Resep 2

Nama, alamat, SIP dokter : ˅ ˅ ˅

Tanggal, dan tempat pembuatan resep : ˅ ˅

Tandan R : ˅

Signatura : ˅

Nama, jumlah, bentuk sediaan : ˅ ˅ ˅

Nama, alamat, umur pasien : ˅ ˅ ˅

Paraf dokter : ˅

2) Apek Farmasetis dan klinis

Resep 1

a) Cefixime syr

Bentuk sediaan : sirup kering 5 ml suspensi mengandung cefixime 100mg

Indikasi : infeksi saluran kemih tanpa komplikasi yang disebabkan

oleh escericia coli dan proteus mirabilis Otitis media

yang disebabkan oleh Haemophilus influenzae (strain ?-

laktamase positif dan negatif), Moraxella (Branhamella)

catarrhalis (sebagian besar adalah laktamase positif) dan

Streptococcus pyogenes. Faringitis dan tonsillitis yang

disebabkan oleh Streptococcus pyogenes. Bronkitis akut

dan bronkitis kronik dengan eksaserbasi akut yang

disebabkan oleh Streptococcus pneumoniae dan

Haemophilus influenzae (laktamase positif dan negatif).

Dosis : Dewasa dan anak BB ≥ 30 kg : 50 – 100 mg, 2 kali

sehari. Pada infeksi yang berat atau dapat berinteraksi,

dosis dapat ditingkatkan menjadi 200 mg, 2 kali sehari.

Cefixime suspensi 100 mg : dosis anak adalah 1,5 – 3

mg/kg BB, 2 kali sehari. Untuk infeksi yang berat atau

dapat berinteraksi, dosis dapat ditingkatkan menjadi 6

mg, 2 kali sehari. Demam tifoid pada anak-anak : 10 –

15 mg/kg BB/hari selama 2 minggu.

Page 13: MAKALAH PRAKTIKUM COMPOUNDING.docx

Kontraindikasi : Penderita dengan riwayat shock atau hipersensitif akibat

beberapa bahan dari sediaan ini.

Efek samping : Shock. Perhatian yang cukup sebaiknya dilakukan

karena gejala-gejala shock kadang-kadang bisa terjadi.

Hipersensitivitas. Jika tanda-tanda reaksi

hipersensitivitas seperti rasa, urtikaria, eritema, pruritus

atau demam maka pemakaian sediaan ini harus

dihentikan dan sebaiknya dilakukan penanganan lain

yang lebih tepat. Renal. Pemantauan fungsi ginjal

secara periodik dianjurkan karena gangguan fungsi

ginjal seperti insufisiensi ginjal kadang-kadang dapat

terjadi. Bila ditemukan adanya kelainan-kelainan ini,

hentikan pemakaian obat ini dan lakukan penanganan

lain yang lebih tepat.

Interaksi : Probenesid dapat meningkatkan konsentrasi dalam

darah dari cefixime yaitu dengan mengurangi eliminasi

oleh ginjal. Tetapi interaksi ini kadang-kadang

digunakan untuk meningkatkan efek dari sefalosporin.

Menggunakan cefixime bersama golongan

aminoglikosida [misalnya, tobramycin, gentamisin)

dapat menghasilkan efek aditif, dapat membunuh

bakteri tetapi juga meningkatkan risiko bagi ginjal.

b) Sanmol

Bentuk sediaan : mengandung paracetamol 120 mg/5ml

Indikasi : Meredakan nyeri termasuk sakit kepala dan sakit gigi.

Meredakan demam akibat flu & setelah imunisasi.

Dosis : Anak berusia 6-12 tahun : 3-4 kali sehari 2-4 sendok

teh. Anak berusia 2-5 tahun : 3-4 kali sehari 1-2 sendok

teh. Bayi : 3-4 kali sehari ½ sendok teh.

Kontraindikasi : disfungsi ginjal atau hati

Efek samping : reaksi kulit darah dan reaksi alergi lain

Page 14: MAKALAH PRAKTIKUM COMPOUNDING.docx

Interaksi : penderita ginjal

c) Tilidon syr

Bentuk sediaan : Sirup 5 mg/5 ml x 60 ml mengandung domperidone

Indikasi : Dispepsia yang disertai oleh pengosongan lambung

yang lambat, refluks esofagus, dan esofagitis.Rasa

penuh pada perut dan epigastrum, mual dan muntah-

muntah karena berbagai macam sebab.

Dosis : Dispepsia kronis sesudah makan dewasa : 3 kali sehari

1mg. anak-anak : 3 kali sehari 0,3 mg/kg berat badan.

Mual & muntah : dewasa : 3-4 kali sehari 20-40 mg.

anak-anak : 3-4 kali sehari 0,6 mg/kg berat badan

Kontraindikasi : -

Efek samping : kram perut ringan, peningkatan kadar prolaktin dalam

serum

Interaksi : diantagonis oleh antikolinergik, antasida atau zat-zat

anti sekretori, bisa menggurangi efek bromokriptin

d) Curvit syrp

Bentuk sediaan : sirup Tiap sendok teh (5 ml) mengandungh

CurcuminoidVitamin BVitamin B2Vitamin B6Vitamin B12Beta Carotene 10%DexpanthenolCalcium Gluconate

2    mg3    mg2    mg5    mg5    mcg 4    mg3    mg300  mg

Indikasi : membantu memperbaiki nafsu makan dan stamina

Dosis : Dewasa : sehari 3 kali 1 sendok teh Anak 6-12 tahun

sehari 2 kali 1 sendok teh Anak 1 -   6 tahun : sehari 1

kali 1 sendok teh Anak 6 bulan - 1 tahun : sehari 1 kali

1/2 sendok teh

Page 15: MAKALAH PRAKTIKUM COMPOUNDING.docx

Resep 2

a) Sanprima syr

Bentuk sediaan : tiap 5 ml mengandung kotrimoxzazole (trimetoprim 40

mg dan sulfametokzazle 200mg)

Indikasi : Infeksi saluran nafas, saluran pencernaan, saluran kemih

& kelamin, kulit, & septikemia (keracunan darah oleh

bakteri patogenik dan atau zat-zat yang dihasilkan oleh

bakteri tersebut).

Dosis : Anak berusia 6-12 tahun : 2 kali sehari 2 sendok teh.

Anak berusia 6 bulan - 5 tahun : 2 kali sehari 1 cth

Anak berusia 6 minggu - 5 bulan : 2 kali sehari 1/2sendok

teh

Kontraindikasi : gangguan fungsi hati, diskrasia darah, hamil dan

menyusui, bayi kurang dari 2 bulan, porfiria

Efek samping : gangguan sistem pencernaan, sindroma steven jhonsons

Interaksi : efek dikurangi oleh PABA, bisa mepotensiasi efek

metotreksat, warfarin, sulfonylurea

b) L Bio

Bentuk sediaan : serbuk mengandung Rice starch, maltodextrin,

Lactobacillus acidophilus, Lactobacillus casei,

Lactobacillus salivarius, Bifidobacterium infantis,

Bifidobacterium lactis, Bifidobacterium longum,

Lactococcus lactis.

Indikasi : Memelihara kesehatan fungsi saluran cerna anak dan

dewasa, membantu mengembalikan fungsi normal

pencernaan selama diare, sembelit, dispepsia dan

intoleransi laktosa, membantu keseimbangan flora

normal selama mengkonsumsi antibiotika, membantu

mengembalikan fungsi pencernaan pada pasien

kemoterapi, tukak peptik, membantu fungsi fermentas\i

usus pada bayi.

Page 16: MAKALAH PRAKTIKUM COMPOUNDING.docx

Dosis : Usia >= 12 tahun 3 sachet 1 kali/hari. Usia >= 2 tahun :

2-3 sachet 1 kali/hari.

c) Zinkid syr

Bentuk sediaan : sirup mengandung zinc sulfate 27,45 mg, setara dengan

zinc 10 mg

Indikasi : pelengkap untuk pengobatan diare anak

Dosis : bayi 2-6 bulan : 5 ml diberikan setiap hari selama 10

hari berturut turut (bahkan ketika diare telah berhenti)

Anak 6 bulan - 5 tahun : 10 ml diberikan setiap hari

berturut turut ( bahkan ketika diare telah berhenti) jika

terjadi muntah dalam waktu 1/2 jam setelah pemberian

obat, berikan lagi obat yang baru

Efek samping : toksisitas zinc secara oral pada dewasa dapat terjadi

akibat asupan zinc > 150 mg / hari (kurang lebih 10 kali

dosis yang dianjurkan) selama periode yang lama.

Dosis tinggi zinc untuk periode lama dapat

menyebabkan penurunan konsentrasi lipoprotein

plasma dan absorpsi tembaga

Interaksi : jika diberikan bersamaan dengan zat besi

direkomendasikan untuk memberikan zinc terlebih

dahulu yaitu beberapa jam sebelum memberikan zat

besi

d) Domperidone sirup

Bentuk sediaan : Sirup 5 mg/5 ml x 60 ml mengandung dompeeridone

Indikasi : Dispepsia yang disertai oleh pengosongan lambung

yang lambat, refluks esofagus, dan esofagitis.Rasa

penuh pada perut dan epigastrum, mual dan muntah-

muntah karena berbagai macam sebab.

Dosis : Dispepsia kronis sesudah makan: dewasa : 3 kali

sehari 10 mg. anak-anak : 3 kali sehari 0,3 mg/kg

berat badan. Mual & muntah : dewasa : 3-4 kali

Page 17: MAKALAH PRAKTIKUM COMPOUNDING.docx

sehari 20-40 mg. anak-anak : 3-4 kali sehari 0,6

mg/kg berat badan

Kontraindikasi : -

Efek samping : kram perut ringan, peningkatan kadar prolaktin dalam

serum

Interaksi: : diantagonis oleh antikolinergik, antasida atau zat-zat

anti sekretori, bisa menggurangi efek bromokriptin

PERMASALAH RESEP

Resep 1

1) Pada pemeriksaan lab widal O + 1/80 dan Widal H 1/320 yang artinya positif

typus pada anak tetapi tidak terlalu tinggi

2) Cefixime merupakan sediaan antibiotic sirup kering

Resep 2

1) Nilai SGOT agak sedikit tinggi tapi tidak terlalu berbahaya dapat disebabkan

karena diarenya.

PENYELESAIAN RESEP

Resep 1

1) Sudah diberikan antibiotic yaitu cefixime, sediaan antibiotic diminum sampai

habis 2x sehari

2) Sebelum diserahkan kepada pasien, cefixime di rekonstitusi, ditambahkan air

sebanyak 30ml dan dijelaskan kepada pasien bahwa yang di dapat sudah

ditambah air.

Resep 2

1) Sudah diberikan antibiotic, diberikan terapi non farmakologi yaitu untuk

menjaga kebersihan terutama makanan dan botol susu. memberi informasi

kepada orangtua pasien untuk selalu menjaga, si pasien harus perbanyak

istirahat kurangii bermain karena aktivitas yang berlebihan dapat

meningkatkan SGOT dan SGPT pasien.

Page 18: MAKALAH PRAKTIKUM COMPOUNDING.docx

PERHITUNGAN DOSIS

Resep 1

- Cefixime 100 mg : dosis anak adalah 1,5 – 3 mg/kg BB, 2 kali sehari.

Missal BB 6 tahun = 20kg

Dosis: 3mg/kg x 25kg= 75mg x 2 = 150mg

Dalam resep 2xsehari 1 sndk the (5ml100mg) = 200mg

Kelebihan dosis sebanyak 50 mg.

- Sanmol 120 mg/5ml

Untuk usia 6 tahun 2 sendok the 3xsehari 240 mg x 3 = 720 mg /sehari

Pada resep ½ sendok the 3 x sehari 60mg x 3 = 180mg/ hari

Dosis kurang untuk mencapai suatu dosis terapi jadi perlu dinaikan untuk sekali

penggunaan 2 sendok the yang mengandung 125mg tiap 5ml nya.

- Tilidon Syr 5 mg/5 ml (domperidon)

Dosis untuk anak 3-4 kali sehari 0,6 mg/kg berat badan 0,6mg/kg x 25kg = 15

mg ( sekali minum ) sehari minum = 15 x 3 = 45 mg

Pada resep 3 x sehari 1 sendok teh sekali minum 5 mg sedangkan sehari

minum 15 untuk menhasilkan efek terapi perlu dinaikan menjadi 3xsehari 2

sendok the.

- Sanprima syr tiap 5 ml mengandung kotrimoxzazole (trimetoprim 40 mg dan

sulfametokzazle 200mg)

Dosis Anak berusia 6-12 tahun : 2 kali sehari 2 sendok teh

Pada resep 2xsehari 1 sendok the --> dosis kurang perlu ditingkatkan menjadi

2xsehari 2 sendok the.

PENGGOLONGAN DAN KHASIAT OBAT

Nama obat Penggolongan Khasiat Cefixime Obat keras (antibiotik) Anti bakteriSanmol Obat bebas Analgetik/antipiretikTilidon Obat keras Untuk mual muntahCurvit Obt bebas Vitamin Sanprima Obat keras (antibiotic) Anti bakteriL-Bio Obat bebas Membantu mengembalikan

fungsi pencernaanZinkid Obat keras Membantu pengobatan diare

Page 19: MAKALAH PRAKTIKUM COMPOUNDING.docx

Domperidon Obat keras Untuk mul muntah

PERHITUNGAN HARGA :

Resep 1

Cefixime syr @ 25.000 = Rp 25.000,-

Sanmol tab @ 500 (6) = Rp 3000,-

Tilidon syr @ 35.000 = Rp 35.000,-

Curvit syr @ 17.000 = Rp. 17.000,-

Jumlah = Rp 80.000

Resep 10% = Rp 8.000,-

Total = Rp 88.000,-

Resep 2

Sanprima syr @ 20.000 = Rp 20.000,-

L-Bio @ 4000 (10) = Rp 40.000,-

Zinkid syr @ 30.000 = Rp 30.000,-

Domperidon syr @ 20.000 = Rp 20.000,-

Jumlah = Rp 110.000,-

Resep 10 % = Rp 11.000,-

Total = Rp 121.000,-

ETIKET, LABEL DAN WADAH

Resep 1

- Semua obat diberi etiket berwarana putih pada tiap obat.

- Untuk antibiotic cefixime diberi keterangan “dihabiskan”

- Untuk sanmol diberi keterangan “demam”

- Tilidon diberi keterangan “mual-muntah”

Resep 2

- Semua jenis obat ditulis pada etiket berwarna putih.

- Untuk antibiotic (sanprima) diberi keterangan “dihabiskan”

Page 20: MAKALAH PRAKTIKUM COMPOUNDING.docx

Resep 1 : Cefixime sirup Sanmol tab

Tilodon sirup Curvit sirup

Resep 2

Sanprima sirup LBIO

Zinkid sirup Domperidone sirup

Apotek Nova FarmaJl. Raden Patah No. 8 Purwokerto

APA : Astrit., S. Farm., Apt Tgl 15-11-2012

Nama : 3 X sehari 1 sendok....5.... ml

Sebelum/ sesudah/bersama makan

Apotek Nova FarmaJl. Raden Patah No. 8 Purwokerto

APA : Astrit., S. Farm., Apt Tgl 15-11-2012

Nama : Nathan Nanda 2 X sehari 1 sendok......5.. ml

Sebelum/ sesudah/bersama makan

Apotek Nova FarmaJl. Raden Patah No. 8 Purwokerto

APA : Astrit., S. Farm., Apt Tgl 24-11-2012

Nama : syahwa Anggi 2 X sehari 1 sendok.....5... ml Diminum sampai habis

Sebelum/ sesudah/bersama makan

Apotek Nova FarmaJl. Raden Patah No. 8 Purwokerto

APA : Astrit., S. Farm., Apt Tgl 24-11-2012

Nama : syahwa Anggi 2 X sehari 1 bungkus

Sebelum/ sesudah/bersama makan

Apotek Nova FarmaJl. Raden Patah No. 8 Purwokerto

APA : Astrit., S. Farm., Apt Tgl 24-11-2012

Nama : Syahwa Anggi 1 X sehari 1 sendok.......5. ml

Sebelum/ sesudah/bersama makan

Apotek Nova FarmaJl. Raden Patah No. 8 Purwokerto

APA : Astrit., S. Farm., Apt Tgl 24-11-2012

Nama : Syahwa Anggi 3 X sehari 1/2 sendok.....5... ml

Sebelum/ sesudah/bersama makan

Apotek Nova FarmaJl. Raden Patah No. 8 Purwokerto

APA : Astrit., S. Farm., Apt Tgl5-11-2012

Nama :Nathan Nanda 2 X sehari 1 sendok....5.... ml Diminum sampai habis

Sebelum/ sesudah/bersama makan

Apotek Nova FarmaJl. Raden Patah No. 8 Purwokerto

APA : Astrit., S. Farm., Apt Tgl 5-11-2012

Nama :Nathan nanda 3 X sehari ½ tablet

Sebelum/ sesudah/bersama makan

Page 21: MAKALAH PRAKTIKUM COMPOUNDING.docx

2. Resep Geriatri

RSU SINAR MULIA Purwokerto Jl. Martadireja II Purwokerto 021 833830

Dokter : dr. Sulistiawan ., SpPdPurwokerto, 13-12-2012

No: 1 R/ Amlodipine 5 mg no X

2dd 1 tabR/ Lanzoprazole cap V

1dd 1 acR/ Analsik X

2dd 1tabR/ Dexanta syr no 1

3ddi CR/ Simvastatin 10 mg no X

1 dd1 malam

Pro : WarsiahUmur : 64tahunRM 043580

Hasil LaboratoriumName : WarsiahAddress : Sarag-sereg

Test Full Name Test item Result Flag Unit Reference

Cholesterol TC 248 H mg/dl 30-200Triglyceride TG 264 H mg/dl 30-150Urea BUN 41 mg/dl 10-50Creatinin Creat 0,9 mg/dl 0.50-1.10Glukose sewaktu GDS 108 mg/dl 76-140

Hasil LaboratoriumName : HardiminAddress : Jl. M. IkhsanTest Full Name Test item Result Flag Unit Reference

SGPT TC 22 U/L 0-40SGOT TG 20 U/L 0-34

Page 22: MAKALAH PRAKTIKUM COMPOUNDING.docx

Glukose sewaktu GDS 339 H mg/dl 76-140

RSU SINAR MULIA Purwokerto Jl. Martadireja II Purwokerto 021 833830

Dokter : dr. .Emirita Hananing Purwokerto, 14-12-2012

No: 2 R/ Mefinal no X

3dd 1 tabR/ Gradiab tab no XXX

3ddiR/ Hepabalance no X

2dd 1tab R/ Gastridin no XV

2dd1

Pro : HardiminUmur : 60 tahunRM 174304Jl. M. Ikhsan

SKRINNING RESEP

1) Kelengkapan Resep

Resep 1

Nama, alamat, SIP dokter : ˅ ˅ ˅

Tanggal dan tempat pembuatan resep : ˅ ˅

Tanda R : ˅

Signatura : ˅

Nama, jumlah, bentuk sedian : ˅ ˅ ˅

Nama, alamat, umur pasien : ˅ ˅ ˅

Paraf dokter : ˅

Resep 2

Nama, alamat, SIP dokter : ˅ ˅ ˅

Page 23: MAKALAH PRAKTIKUM COMPOUNDING.docx

Tanggal, dan tempat pembuatan resep : ˅ ˅

Tandan R : ˅

Signatura : ˅

Nama, jumlah, bentuk sediaan : ˅ ˅ ˅

Nama, alamat, umur pasien : ˅ ˅ ˅

Paraf dokter : ˅

2) Apek Farmasetis dan klinis

Resep 1

a) Amlodipine 5 mg

Bentuk sediaan : tablet amlodipine 5 mg

Indikasi : Amlodipine digunakan untuk pengobatan hipertensi,

angina stabil kronik, angina vasospastik (angina

prinzmetal atau variant angina). Amlodipine dapat

diberikan sebagai terapi tunggal ataupun dikombinasikan

dengan obat antihipertensi dan antiangina lain.

Dosis : Dosis awal yang dianjurkan adalah 5 mg satu kali sehari,

dengan dosis maksimum 10 mg satu kali sehari. Untuk

melakukan titrasi dosis, diperlukan waktu 7-14 hari. Pada

pasien usia lanjut atau dengan kelainan fungsi hati, dosis

yang dianjurkan pada awal terapi 2,5 mg satu kali sehari.

Dosis yang direkomendasikan untuk angina stabil kronik

ataupun angina vasospastik adalah 5-10 mg, dengan

penyesuaian dosis pada pasien usia lanjut dan kelainan

fungsi hati. Amlodipine dapat diberikan dalam pemberian

bersama obat-obat Golongan tiazida, ACE inhibitor,  ß-

bloker, nitrat dan nitrogliserin sublingual.

Kontraindikasi : Amlodipine tidak boleh diberikan pada pasien yang

hipersensitif terhadap amlodipine dan golongan

dihidropiridin lainnya.

Efek samping : edema, sakit, kepala,fatigue

Page 24: MAKALAH PRAKTIKUM COMPOUNDING.docx

Interaksi Obat : Amlodipine dapat diberikan bersama dengan penggunaan

diuretik golongan tiazida, a-bloker, ß-bloker, ACE

inhibitor, nitrat, nitrogliserin sublingual, antiinflamasi

non-steroid, antibiotika, serta obat hipoglikemik oral.

Pemberian bersama digoxin tidak mengubah kadar

digoxin serum ataupun bersihan ginjal digoxin pada

pasien normal. Amlodipine tidak  mempunyai efek

terhadap ikatan protein dari obat-obat : digoxin,

phenytoin, warfarin dan indomethacin. Pemberian

bersama simetidin atau antasida tidak mengubah

farmakokinetik amlodipine

b) Lanzoprazple

Bentuk sediaan : Kapsul 30 mg

Indikasi : Pengobatan jangka pendek pada ulkus duodenum, Benign

ulkus gaster, dan refluks esofagitis

Dosis : Ulkus duodenum : 30 mg sekali sehari selama 4 minggu.

Benign ulkus gastrik : 30 mg sekali sehari selama 8

minggu. Refluk esofagitis : 30 mg sekali sehari selama 4

minggu

Kontraindikasi : penderita hipersensitif terhadap lanzoprazole

Efek samping : Selama penelitian klinis dilaporkan kadang-kadang terjadi

efek samping seperti : sakit kepala, diare, nyeri abdomen,

dispepsi, mual, muntah, mulut kering, sembelit,

kembung, pusing, lelah, ruam kulit, urtikaria, dan

pruritus. Terjadi kenaikan nilai-nilai fungsi hati

dilaporkan pernah terjadi, hal tersebut bersifat sementara

dan akan normal kembali, hubungannya dengan terapi

lansoprazole belum diketahui. Dilaporkan pernah terjadi

arthalgia, edema perifer, depresi, dan perubahan

hematologik (trombositopenia, eosinofilia, lekopenia),

walaupun jarang.

Page 25: MAKALAH PRAKTIKUM COMPOUNDING.docx

Interaksi : Lansoprazole dimetabolisme di hati dan merupakan

penginduksi lemah dari sitokrom P-450. Interaksi dengan

obat-obat lain yang dimetabolisme di hati kemungkinan

dapat terjadi. Terutama harus hati-hati bila diberikan

bersama dengan obat-obatan kontrasepsi oral, fenitoin,

teofilin atau warfarin. Tidak ada efek klinik yang

signifikan terapi lansoprazole dengan NSAIDs atau

diazepam. Antasida dan sukralfat dapat menurunkan

bioavailabilitas lansoprazole, oleh karena itu antasida dan

sukralfat diberikan 1 jam setelah pemberian lansoprazole.

Lansoprazole mengganggu penyerapan obat-obat yang

absorbsinya dipengaruhi pH lambung seperti

ketokonazole, ampicillin dan zat besi.

c) Analsik

Bentuk sediaan : Tiap kaplet mengandung metampiron 500 mg dan

diazepam 2 mg

Indikasi : Untuk meringankan rasa nyeri sedang sampai berat, ter-

utama nyeri kolik dan nyeri setelah operasi dimana di -

perlukan kombinasi dengan tranquilizer.

Dosis :1 kaplet,bila nyeri belum hilang dilanjutkan 1 kaplet tiap

6-8 jam, maksimum 4 kaplet sehari.

Kontraindikasi : Pada penderita yang hipersensitif terhadap Metampiron

dan Diazepam. - Bayi di bawah 1 bulan atau dengan berat

badan di' bawah 5 kg, wanita hamil dan menyusui. -

Penderita dengan tekanan darah lebih rendah dari 100

mmHg. - Glaukoma sudut sempit, keadaan psikosis akut.

Efek samping : ketergantungan fisik dan psikis. - Hati-hati pada penderita 

yang pernah mengalami gangguan pembentukan

darah/kelainan darah, gangguan fungsi hati atau ginjal.

Karena itu perlu dilakukan pemeriksaan fungsi hati dan

hitung darah pada peng-gunaan jangka lama untuk

Page 26: MAKALAH PRAKTIKUM COMPOUNDING.docx

pengobatan nyeri akut. - Walaupun jarang menimbulkan

agranulositosis, sebaik-nya tidak digunakan untuk jangka

panjang, karena dapat berakibat fatal. - Selama minum

obat ini jangan mengendarai kendaraan bermotor atau

menjalankan mesin. - Tidak digunakan untuk mengobati

sakit otot dan gejala -gejalaflu dan tidak untuk mengobati

rematik, lumbago, sakit punggung, bursitis, sindroma

bahu lengan.

Interaksi : Penggunaan bersama - sama dengan obat - obat yang

mendepresi SSP atau alkohol dapat meningkatkan efek

Diazepam.

d) Dexanta syr

Bentuk sediaan : sirup mengandung Per 5 ml : Al(OH)3 200 mg, Mg(OH)2

200 mg, Simetikon 20 mg.

Indikasi : Hiperasiditas, ulkus peptikum, kembung, dispepsia, rasa

panas pada ulu hati

Dosis : 3-4 kali sehari 1-2 sendok teh diantara waktu makan &

sebelum tidur.

Kontraindikasi : Jangan diberikan pada pasien yang sedang menjalani

terapi tetrasiklin.

Efek samping : Aluminium hydroxide adalah senyawa yang mempunyai

toksisitas rendah, beberapa individu tidak tahan terhadap

sifat astringen dari obat ini dan bisa menimbulkan rasa

mual dan muntah serta konstipasi. Efek samping dari

magnesium hydroxide adalah efek katartik, tetapi hal ini

dapat diatasi dengan penggabungan bersama aluminium

hydroxide, dimana aluminium hydroxide dapat

menyebabkan konstipasi. Dengan demikian keduanya

saling menetralkan efek samping.

Interaksi : Colloidal Al hydroxide menghambat absorpsi dari

tetrasiklin, karena akan membentuk kompleks

Page 27: MAKALAH PRAKTIKUM COMPOUNDING.docx

aluminium-tetrasiklin yang sukar diabsorpsi.Magnesium

menghambat absorpsi tetrasiklin sama dengan colloidal

Al hydroxide, Magnesium mempertinggi penghambatan

neuromuskular dari prokainamid, \Antasida magnesium

menghambat absorpsi antikoagulan kumarin.

e) Simvastatin

Bentuk sediaan : Tablet simvastatin 10mg dan 5 mg

Indikasi : Terapi dengan "lipid-altering agent" dapat

dipertimbangkan penggunaannya pada individu yang

mengalami peningkatan risiko aterosklerosis vaskular

yang disebabkan oleh hiperkolesterolemia.

- Terapi dengan "lipid-altering agent" merupakan

penunjang data diet ketat, bila respon terhadap diet dan

pengobatan non-farmakologi tunggal lainnya tidak

memadai. - Penyakit jantung koroner Pada penderita

dengan penyakit jantung koroner dan

hiperkolesterolemia, simvastatin diindikasikan untuk: -

Mengurangi risiko mortalitas total dengan mengurangi

kematian akibat jantung koroner. - Mengurangi risiko

ifark miokard non fatal. - Mengurangi risiko pada pasien

yang menjalani prosedur revaskularisasi miokardial. -

Hiperkolesterolemia Menurunkan kadar kolesterol total

dan LDL pada penderita hiperkolesterolemia primer

(Tipe lla dan llb).

Dosis : Dosis awal yang dianjurkan 5-10 mg sehari sebagai dosis

tunggal pada malam hari. Dosis awal untuk pasien

dengan hiperkolesterolemia ringan sampai sedang 5 mg

sehari. Pengaturan dosis dilakukan dengan interval tidak

kurang dari 4 minggu sampai maksimum 40 mg sehari

sebagai dosis tunggal malam hari. Lakukan pengukuran

kadar lipid dengan interval tidak kurang dari 4 minggu

Page 28: MAKALAH PRAKTIKUM COMPOUNDING.docx

dan dosis disesuaikan dengan respon penderita. Pasien

yang diobati dengan immunosupresan bersama HMG Co-

A reduktase inhibitor, agar diberikan dosis simvastatin

terendah yang dianjurkan. Bila kadar kolesterol LDL

turun dibawah 75 mg/dl (1,94 mmol/l) atau kadar total

kolesterol plasma turun dibawah 140 mg/dl (3,6 mmol/l)

maka perlu dipertimbangkan pengurangan dosis

simvastatin.

Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap simvastatin atau komponen obat.,

Penyakit hati aktif atau peningkatan transaminase serum

yang menetap yang tidak jelas penyebabnya,Wanita

hamil dan menyusui.

Efek samping : Abdominal pain, konstipasi, flatulens, astenia, sakit

kepala, miopati Efek samping lain yang pernah

dilaporkan pada golongan obat ini :

o Neurologi : disfungsi saraf cranial tertentu, tremor,

pusing, vertigo, hilang ingatan, parestesia, neuropati

perifer, kelumpuhan saraf periferal.

o Reaksi hipersensitif : anafilaksis, angioedema,

trombositopenia, leukopenia, anemia hemolitik.

o Gastrointestinal : anoreksia, muntah.

o Kulit : alopecia, pruritus.

o Reproduksi : ginekomastia, kehilangan libido,

disfungsi ereksi.

o Mata : mempercepat katarak, optalmoplegia.

Interaksi : Pemakaian bersama-sama dengan immunosupresan,

itrakonazol, gemfibrozil, niasin dan eritromisin dapat

menyebabkan peningkatan pada gangguan otot skelet

(rabdomiolisis dan miopati). Dengan antikoagulan

Page 29: MAKALAH PRAKTIKUM COMPOUNDING.docx

kumarin dapat memperpanjang waktu protrombin.

Antipirin, propanolol, digoksin

Resep ke 2

a) Mefinal Bentuk sediaan : Tablet mengandung asam mefenamat 500 mg

Indikasi : Dapat menghilangkan nyeri akut dan kronik, ringan

sampai sedang sehubungan dengan sakit kepala, sakit gigi,

dismenore primer, termasuk nyeri karena trauma, nyeri

sendi, nyeri otot, nyeri sehabis operasi, nyeri pada

persalinan.

Dosis : Digunakan melalui mulut (per oral), sebaiknya sewaktu

makan. Dewasa dan anak di atas 14 tahun :

Dosis awal yang dianjurkan 500 mg kemudian dilanjutkan

250 mg tiap 6 jam. Dismenore 500 mg 3 kali sehari,

diberikan pada saat mulai menstruasi ataupun sakit dan

dilanjutkan selama 2-3 hari. Menoragia 500 mg 3 kali

sehari, diberikan pada saat mulai menstruasi dan

dilanjutkan selama 5 hari atau sampai perdarahan berhenti.

Kontraindikasi : Pada penderita tukak lambung, radang usus, gangguan

ginjal, asma dan hipersensitif terhadap asam mefenamat.

Pemakaian secara hati-hati pada penderita penyakit ginjal

atau hati dan peradangan saluran cerna.

Efek samping : Dapat terjadi gangguan saluran cerna, antara lain iritasi

lambung, kolik usus, mual, muntah dan diare, rasa

mengantuk, pusing, sakit kepala, penglihatan kabur,

vertigo, dispepsia. Pada penggunaan terus-menerus

dengan dosis 2000 mg atau lebih sehari dapat

mengakibatkan agranulositosis dan anemia hemolitik.

Page 30: MAKALAH PRAKTIKUM COMPOUNDING.docx

Interaksi : Obat-obat anti koagulan oral seperti warfarin; asetosal

(aspirin) dan insulin.

b) Gradiab

Bentuk sediaan : Tablet mengandung metformin hcl 500 mg

Indikasi : Pengobatan bagi penderita diabetes yang baru terdiagnosis

setelah dewasa, dengan kelebihan berat badan maupun

berat badan normal dan apabila diet tidak berhasil. -

Sebagai obat tunggal dalam hal pemakaian sulfoniiurea

primer atau sekunder tidak berhasil. - Sebagai obat

kombinasi dengan suatu sulfoniiurea. - Sebagai obat

pembantu pada penderita diabetes dengan ketergantungan

terhadap insulin dengan maksud agar dapat mengurangi

dosis insulin yang dibutuhkan. - Pada penderita diabetes

non-ketolitik yang lebih muda dengan ketergantungan

pada insulin sepenuhnya.

Dosis : Dewasa Dosis awal 2 kali 1 tablet 500 mg sehari, dosis

pemeliharaan 3 kali 1 tablet, maksimum 3 kali 2 tablet

atau Dosis awal 1 kali 1 kaplet 850 mg sehari, dosis

pemeliharaan 2 kali 1 kaplet maksimum 3 kali 1 kaplet

Tablet GRADIAB harus diberikan bersamaan dengan

makanan atau sesudah makan. Dalam pengobatan

kombinasi dengan sulfonilurea atau insulin, kadar gula

dalam darah harus diperiksa, mengingat kemungkinan

timbulnya hipoglikemi. 1. Dosis harus diperbesar secara

perlahan-lahan, satu tablet 500 mg tiga kali sehari atau

satu kaplet 850 mg dua kali sehari, seringkali cukup untuk

mengendalikan penyakit diabetes. Hal ini dapat dicapai

dalam beberapa hari, tetapi tidak jarang pula efek ini

terlambat dicapai sampai 2 minggu. 2. Apabila hasil yang

diinginkan tidak tercapai, dosis dapat dinaikkan secara

berhati-hati sampai maksimum 3 g sehari. Bila gejala

Page 31: MAKALAH PRAKTIKUM COMPOUNDING.docx

diabetes telah dapat dikontrol, ada kemungkinan dosis

dapat diturunkan. 3. Apabila dikombinasikan dengan

pengobatan sulfonilurea yang hasilnya kurang memadai,

permulaan diberi satu tablet 500 mg atau kaplet 850 mg,

kemudian dosis metformin dinaikkan perlahan-lahan

sampai diperoleh kontrol optimal. Seringkali dosis

sulfonilurea dapat dikurangi dan pada beberapa pasien

bahkan tidak diperlukan lagi.

Pengobatan dapat dilanjutkan sebagai metformin tunggal.

4. Apabila diberikan bersamaan dengan insulin dapat

mengikuti petunjuk ini : a. Bila dosis insulin kurang dari

60 unit sehari, permulaan diberikan satu tablet metformin

500 mg atau kaplet 850 mg, kemudian dosis insulin

dikurangi secara berangsur-angsur (4 unit setiap 2 - 4

hari). Pemakaian tablet dapat ditambah setiap interval

mingguan. b. Bila dosis Insulin lebih dari 60 unit sehari,

pemberian metformin adakalanya menyebabkan

penurunan kadar gula darah dengan cepat. Pasien

demikian harus diobservasi dengan hati-hati selama 24

jam pertama setelah pemberian metformin sesudah itu

dapat mengikuti petunjuk yang diberikan pada (a) di atas.

Kontraindikasi : Koma diabetik dan ketoasidosis. - Gangguan fungsi ginjal

yang serius, seperti halnya pada semua obat yang ekskresi

utamanya melalui kemih. - Penyakit hati kronis, kegagalan

jantung, miokardial infark, alkoholisme, keadaan penyakit

kronik / akut yang berkaitan dengan hipoksia jaringan

ringan, keadaan yang berhubungan dengan asidosis laktat

seperti syok, insufisiensi pulmonal, riwayat asidosis laktat.

Efek samping : Asidosis laktat, Gangguan gastro-intestinal dengan gejala

mual, muntah, sakit perut, diare.

Page 32: MAKALAH PRAKTIKUM COMPOUNDING.docx

Interaksi : Kemungkinan terjadi interaksi antara Metformin dan

antikoagulan tertentu. Dalam hal ini mungkin diperlukan

penyesuaian dosisi antikoagulan.Terjadi penurunan kliren

ginjal Metformin pada penggunaan bersama dengan

simetidin, maka dosis harus dikurangi.

c) Hepabalance

Bentuk sediaan : tiap kaplet salut selaput mengandung :

Fructus schisandra chinensis 135 mg

Lecithin 300 mgSilybum marianum

semen 70 mg

Curcuminoid 20 mgVitamin B6 HCL 2 mg

Indikasi : suplemen makan, memelihara kesehatan fungsi hati

Dosis : 2-3 tablet 1 kali sehari

d) Gastridin

Bentuk sediaan : Tiap tablet salut selaput mengandung: Ranitidin HCl

setara dengan Ranitidin 150 mg

Indikasi : Tukak lambung dan usus dua belas jari.

Kondisi hipersekresi asam lambung yang menyertai

sindroma Zollinger Ellison.

Dosis : Pada tukak lambung dan tukak usus dua belas jari : Dosis

sehari 300 mg (sehari 2 kali 1 tablet) selama 4 minggu.

Jika perlu pengobatan dapat diperpanjang hingga 6-8

minggu. Untuk penderita yang mempunyai

kecenderungan kambuhnya tukak, dianjurkan untuk

melanjutkan pengobatan dengan dosis pemeliharaan

sebesar 150 mg (1 tablet) sehari menjelang tidur. Pada

esofagitis : Dosis sehari 300 mg (sehari 2 kali 1 tablet)

Page 33: MAKALAH PRAKTIKUM COMPOUNDING.docx

selama 8 minggu. Pada sindroma Zollinger-Ellison :

Dosis permulaan sehari 450 mg (sehari 3 kali 1 tablet).

Bila perlu takaran dinaikkan menjadi 600-900 mg sehari.

Pada pendarahan karena tukak saluran pencernaan bagian

atas : sehari 2 kali 1 tablet.

Kontraindikasi : -

Efek samping : Sakit kepala, pusing, ggn GI ruam kulit.

Interaksi :Menurunkan bersihan warfarin, prokainamid, N-

asetilprokainamida. Meningkatkan absorpsi midazolam,

tetapi menurunkan absorpsi kobalamin.

e) Dexanta syr

Bentuk sediaan : sirup mengandung Per 5 ml : Al(OH)3 200 mg, Mg(OH)2

200 mg, Simetikon 20 mg.

Indikasi : Hiperasiditas, ulkus peptikum, kembung, dispepsia, rasa

panas pada ulu hati

Dosis : 3-4 kali sehari 1-2 sendok teh diantara waktu makan &

sebelum tidur.

Kontraindikasi : Jangan diberikan pada pasien yang sedang menjalani terapi

tetrasiklin.

Efek samping : Aluminium hydroxide adalah senyawa yang mempunyai

toksisitas rendah, beberapa individu tidak tahan terhadap

sifat astringen dari obat ini

Interaksi : Colloidal Al hydroxide menghambat absorpsi dari

tetrasiklin, karena akan membentuk kompleks aluminium-

tetrasiklin yang sukar diabsorpsi. Magnesium menghambat

absorpsi tetrasiklin sama dengan colloidal Al hydroxide,

Magnesium mempertinggi penghambatan neuromuskular

dari prokainamid, Antasida magnesium menghambat

absorpsi antikoagulan kumarin.

PERMASALAH RESEP

Page 34: MAKALAH PRAKTIKUM COMPOUNDING.docx

Resep 1

1) Kolestrol dan trigliserida tinggi

2) Pasien usia lanjut

Resep 2

1) nilai GDS tinggi, diindikasikan mengarah ke DM

PENYELESAIAN RESEP

1) Diberikan pengobatan Gradiab, diminum sewaktu makan.

2) Non farmakolgi: kurangi konsumsi gula lebih disarankan gula jagung dan olah

raga yang teratur.

PENGATURAN DOSIS

-

PENGGOLONGAN DAN KHASIAT OBAT

Nama obat Penggolongan Khasiat Amlodipin Obat keras Anti hipertensilanzoprazole Obat keras Anti tukakAnalsik Obat psikotropik AnalgetikDexanta Obt keras Gangguan GISimvastatin Obat keras AntikolestrolMefinal Obat keras Analgetikgradiab Obat keras Membantu pengobatan DMHepabalance Obat keras SuplemenGastridin Obat keras Anti tukak

PERHITUNGAN HARGA :

Resep 1

Amlodipine @ 1.500 (10) = Rp 15.000,-

Lanzoprazole @ 1000 (5) = Rp 5000,-

Analsik @ 1.000 (10) = Rp 10.000,-

Dexanta syr @ 15.000 = Rp. 15.000,-

Simvastatin @700 (10) = Rp 7.000,-

Jumlah = Rp 52.000,-

Page 35: MAKALAH PRAKTIKUM COMPOUNDING.docx

Resep 10% = Rp 5.200,-

Total = Rp 57.200,-

Resep 2

Mefinal @ 1.500 (10) = Rp 15.000,-

Gradiab @ 800 (30) = Rp 24.000,-

Hepabalance @ 5.000 (10) = Rp 50.000,-

Gastridin @ 4.500 (15) = Rp 67.500,-

Jumlah = Rp 156.500,-

Resep 10 % = Rp 15.500,-

Total = Rp 172.100,-

ETIKET, LABEL DAN WADAH

Resep 1

- Semua obat diberi etiket berwarana putih pada tiap obat.

Resep 2

- Semua jenis obat ditulis pada etiket berwarna putih.

Resep 1

Amlodipin Lansoprazole

Analsik Dexanta

Apotek Nova FarmaJl. Raden Patah No. 8 Purwokerto

APA : Astrit., S. Farm., Apt Tgl 13/12/12

No: 1ANama : Warsiah

2 X sehari 1 tablet

Sebelum/ sesudah/bersama makan

Apotek Nova FarmaJl. Raden Patah No. 8 Purwokerto

APA : Astrit., S. Farm., Apt Tgl13/12/12

No: 2ANama : Warsiah

1 X sehari 1 kapsul

Sebelum/ sesudah/bersama makan

Apotek Nova FarmaJl. Raden Patah No. 8 Purwokerto

APA : Astrit., S. Farm., Apt Tgl 13/12/12

No: 3ANama : Warsiah

2 X sehari 1 tablet

Sebelum/ sesudah/bersama makan

Apotek Nova FarmaJl. Raden Patah No. 8 Purwokerto

APA : Astrit., S. Farm., Apt Tgl 13/12/12

No: 4ANama : Warsiah 3X sehari sendok 1 sendok takar

Sebelum/ sesudah/bersama makan

Page 36: MAKALAH PRAKTIKUM COMPOUNDING.docx

Simvastatin

Resep 2Mefinal Gradiab

Hepabalance Gastridin

Apotek Nova FarmaJl. Raden Patah No. 8 Purwokerto

APA : Astrit., S. Farm., Apt Tgl 13/12/12

No: 51ANama : Warsiah

1 X sehari 1 tablet

Sebelum/ sesudah/bersama makan

Apotek Nova FarmaJl. Raden Patah No. 8 Purwokerto

APA : Astrit., S. Farm., Apt Tgl 13/12/12

No: 1BNama : Hardimin

3 X sehari 1 tablet Sebelum/ sesudah/bersama makan

Apotek Nova FarmaJl. Raden Patah No. 8 Purwokerto

APA : Astrit., S. Farm., Apt Tgl 13/12/12

No: 2BNama : hardimin

3 X sehari 1 tablet

Sebelum/ sesudah/bersama makan

Apotek Nova FarmaJl. Raden Patah No. 8 Purwokerto

APA : Astrit., S. Farm., Apt Tgl 13/12/12

No: 3BNama : hardimin

1 X sehari 1 tablet

Sebelum/ sesudah/bersama makan

Apotek Nova FarmaJl. Raden Patah No. 8 Purwokerto

APA : Astrit., S. Farm., Apt Tgl 13/12/12

No: 4BNama : hardimin

2 X sehari 1 tablet

Sebelum/ sesudah/bersama makan