makalah penelitian eksperimen.docx

Upload: yulia-nor-annisa

Post on 05-Jan-2016

53 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangPenelitian dapat diartikan sebagai upaya atau cara kerja yang sistematis untuk menjawab permasalahan atau pertanyaan dengan jalan mengumpulkan data dan merumuskan generalisasi berdasarkan data tersebut. Diartikan juga sebagai proses penyelesaian masalah dan menemukan serta mengembangkan batang tubuh pengetahuan yang terorganisanisasi melalui metode ilmiah. Dalam teknik pengumpulan data seringkali dikaitkan dengan rancangan penelitian. Salah satu dari rancangan penelitian adalah rancangan eksperimen.Rancangan eksperimen yang klasik dianggap sebagai induk rencana (grand master) dari rancangan-rancangan penelitian dengan carayang relatif sederhana. Dalam eksperimen yang klasik susunan waktu secara langsung diamati dan diatur; perubahan timbal balik dalam variabel-variabel diamati selama jangka waktu tertentu; dan variabel-variabelyang tidak nampak serta tidak terukur dipertimbangkan pula semaksimal mungkin.Metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang paling produktif, karena jika penelitian tersebut dilakukan dengan baik dapat menjawab hipotesis yang utamanya berkaitan dengan hubungan sebab akibat.Dalam makalah ini difokuskan kepada pengertian penelitian eksperimen, karakteristik penelitian eksperimen, proses penelitian eksperimen, rancangan penelitian eksperimen serta perumusan hasil eksperimen. B. Rumusan MasalahRumusan masalah dalam makalh ini adalah sebagai berikut:1. Apa yang dimaksud penelitian eksperimen?2. Bagaimanakah karakteristik penelitian eksperimen?3. Bagaimanakah proses penelitian eksperimen?4. Apa saja pembagian rancangan penelitian eksperimen?5. Apaperumusan hasil eksperimen?6. Apasaja penyimpangan penelitian?

C. Tujuan Penulisan1. Mengetahui pengertian penelitian eksperimen.2. Mengetahui karakteristik penelitian eksperimen.3. Mengetahui proses penelitian eksperimen.4. Mengetahui pembagian rancangan penelitian eksperimen.5. Mengetahui perumusan hasil eksperimen.6. Mengetahui penyimpangan penelitian.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Penelitian EksperimenMetode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang paling produktif, karena jika penelitian tersebut dilakukan dengan baik dapat menjawab hipotesis yang utamanya berkaitan dengan hubungan sebab akibat.Disamping itu, penelitian eksperimen juga merupakan salah satu bentuk penelitian yang memerlukan syarat yang relatif lebih ketat jika dibandingkan dengan jenis penelitian lainnya.Dengan kata lain suatu penelitian eksperimen pada prinsipnya dapat didefinisikan sebagai metode sistematis guna membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat (Causal-effect relationship).Di bidang pendidikan, penelitian eksperimen dapat dibedakan menjadi dua macam bentuk, yaitu penelitian di dalam laboratorium dan penelitian di luar laboratorium. Penelitian di laboratorium, dilaksanakan penelitian di dalam ruangan tertutup atau dalam kondisi tertentu untuk meningkatkan kondisi yang lebih teliti terhadap variabel yang diteliti. Sedangkan penelitian di luar laboratorium yang juga disebut penelitian lapangan, biasanya dilakukan oleh peneliti guna mendapatkan hasil penelitian yang mendekati dengan lingkungan nyata, misalnya masyarakat.Dalam penelitian eksperimen lapangan pada umumnya dapat berupa kegiatan kelas, sekolah, kegiatan praktik dibengkel atau pertemuan sekolah lainnya diambil secara alami.Sehubungan dengan subjek dalam pendidikan adalah siswa, penelitian yang paling banyak dilakukan adalah di luar laboratorium. Hal ini dikarenakan terdapat beberapa keunggulan yang dimiliki oleh penelitian di luar laboratorium, diantaranya:1. Variabel eksperimen dapat lebih kuat di lapangan di banding penelitian di laboratorium;2. Lebih mudah dalam memberikanperlakuan;3. Dapat melakukan setting yang mendekati keadaan sebenarnya; dan4. Hasil eksperimen lebih aktual.

Selain itu, penelitian eksperimen di laboratorium juga memiliki keunggulan yang utama adalah bahwa penelitian eksperimen di laboratorium lebih cocok untuk problem yang berkaitan dengan misi pengembangan ilmu pengetahuan, termasuk ilmu pendidikan. Hal ini dikarenakan dua alasan sebagai berikut: 1. Metode pengajaran yang lebih tepat disetting secara alami dan dikomparasikan di dalam keadaan yang tidak bias; 2. Penelitian dasar dengan tujuan menurunkan prinsip umum teoritis ke dalam ilmu terapan yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi oleh sekolah.

B. Karakteristik Penelitian EksperimenPenelitian Ekperimen pada umumnya menurut (Ary, 1985), mempunyai tiga karakteristik penting yaitu:1. Variabel bebas yang dimanipulasi;2. Variabel lain yang mungkin berpengaruh dikontrol agar tetap konstan; dan 3. Efek atau pengaruh manipulasi variabel bebas dan variabel terikat diamati secara langsung oleh peneliti.

Ketiga karaktristik tersebut dapat diuraikan secara singkat, sebagai berikut.1. MemanipulasiKarakteristik pertama yang selalu ada dalam penelitian eksperimen adalah tindakan memanipulasi variabel secara terencana diakukan oleh peneliti, yang dimaksud dengan manipulasi yaitu tindakan atau perlakuan yang dilakukan oleh peneliti atas dasar pertimbangan ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka guna memperoleh perbedaan efek dalam variabel terikat. Misalnya dalam suatu proses penelitian laboratorium, dua kelompok yaitu treatment dan kelompok kontrol diberikan suhu ruangan yang bertingkat, yaitu dingin, sedang, dan panas. Perbedaan kondisi ruang tersebut direncanakan sebagai penentu awal agar mereka mempeoleh hasil yang mungkin berbeda diantara kedua grup.Perbedaan yang muncul tersebut diperhitungkan sebagai akibat adanya manipulasi variabel terhadap dua kelompok.

2. Mengontrol variabelKarakteristik kedua yang selalu ada dalam penelitian eksperimen yaitu adanya kontrol yang selalu sengaja dilakukan oleh peneliti terhadap variabel atau ubahan yang ada. Mengontrol merupakan usaha peneliti untuk memindahkan pengaruh variabel lain pada variabe terikat yang mungkin mempengaruhi penampilan variabel tersebut. Kegiatan mengontrol suatu variabel atau subjek dalam penelitian eksperimen memiliki peranan penting karena tanpa melakukan kontrol secara sistematis, seorang peneliti tidak munkin dapat melakukan evaluasi dengan melakukan pengukuran secara cermat terhadap variabel terikat. Untuk mengatasi hal tersebut maka proses eksperimen harus dipisahkan dengan variabel luar yang tidak diperlukan tetapi memiliki potensi yang mungkin dapat mempegaruhi hasil pengukuran pada variabel terikat, sehingga peneliti yakin bahwa apabila terjadi perbedaan pada variabel terikat antara grup kontrol dan grup treatment, atau dengan kata lain perbedaan tersebut disebabkan oleh perubahan treatment yang dilakukan oleh peneliti pada variabel bebas. Pelaksanaan penelitian eksperimen, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebaiknya diatur secara intensif sehingga kedua variabel mempunyai karakteristik sama atau mendekti sama, yang membedakan dari kedua kelompok ialah bahwa grup eksperimen diberi teatment atau perlakuan tertentu, sedangkan grup kontrol diberikan treatmen seperti keadaan biasanya.

3. Melakukan Observasi Karakteristik yang ketiga dalam penelitian eksperimen adalah adanya tindakan observasi yang dilakukan oleh peneliti selama proses penelitian berlangsung. Selama proses penelitian berlangsung, peneliti melakukan observasi terhadap kedua kelompok tersebut. Tujuan melakukan observasi adalah untuk melihat dan mencatat fenomena apa yang memungkinkan terjadinya perbedaan diantara kedua kelompok.

C. Proses Penelitian EksperimenLangkah-langkah penelitian eksperimen pada prinsipnya sama dengan jenis penelitian lainnya, dapat diterangkan sebagai berikut.1. Melakukan kajian induktif yang berkaitan erat dengan permasalahan yang hendak dipecahkan; 2. Mengidentifikasi masalah;3. Melakukan studi literatur dari beberapa sumber yang relevan, memformulasikan hipotesis penelitian, menentukan definisi operasional dan variabel;4. Membuat rencana penelitian yang di dalamnya mencakup kegiatan:a. Mengidentifikasi variabel luar yang tidak diperlukan, tetapi memungkinkan terjadinya kontaminasi proses eksperimen;b. Menentukan cara untuk mengontrol;c. Memilih desain riset yang tepat;d. Menentukan populasi, memilih sampel yang mewakili dan memilih (desain) sejumlaah subjek penelitian;e. Membagi subjek ke dalam kelompok kontrol atau ke dalam kelompok eksperimen;f. Memberi instrumen yang sesuai, memadai instrumen dan melakukan plot storyagar memperoleh instrumen yang memenuhi persyaratan untuk mengambil data yang diperlukan; dang. Mengidentifikasi prosedur pengumpulan data, dan menentukan hipotesis.5. Melakukan eksperimen;6. Mengumpulkan data kasar dari eksperimen;7. Mengorganisasi dan mendeskripsikan data sesuai dengan variabel yang telah ditentukan;8. Melakukan analisis data dengan teknik statistika yang relevan; dan9. Membuat laporan eksperimen.Menurut Gay (1982 : 201) langkah-langkah dalam penelitian eksperimen yang perlu ditekankan adalah sebagai berikut.1. Adanya permasalahan yang signifikan untuk diteliti. 2. Pemilihan subjek yang cukup untuk dibagi dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.3. Pembuatan atau pengembangan instrumen.4. Pemilihan desain penelitian.5. Eksekusi prosedur.6. Melakukan analisis data.7. Memformulasikan simpulan.

Dalam penelitian eksperimen peneliti diharuskan menyusun variabel-variabel minimal satu hipotesis yang menyatakan harapan hubungan sebab akibat diatara variabel-variabel yang terjadi.

D. Rancangan Penelitian EksperimenRancangan penelitian secara luas adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Dalam hal ini komponen rancangan dapat mencakup semua struktur penelitian diawali sejak menemukan ide, menentukan tujuan, kemudian merencanakan proses penelitian, yang di dalamnya mencakup perencanaan permasalahan, merumuskan, menentukan tujuan penelitian, mencari sumber informasi dan melakukan kajian dari berbagai pustaka, menentukan metode yang digunakan, analisis data dan mengetes hipotesis untuk mendapatkan hasil penelitian, dan sebagainya.Rancangan penelitian secara sempit dapat diartikan sebagai penggambaran secara jelas tentang hubungan antarvariabel, pengumpulan data, dan analisis data, sehingga dengan adanya desain yang baik peneliti maupun orang lain yang berkepentingan mempunyai gambaran tentang bagaimana keterkaitan antara variabel yang ada dalam konteks penelitian dan apa yang hendak dilakukan oleh seorang penelitidalam melaksanakan penelitian.Untuk memecahkan persoalan eksperimen yang lebih rumit, seorang peneliti umumnya memerlukan adanya pembahasan tentangapa yang dimaksud dengan rancangan faktorial. Yang mana rancangan faktorial adalah suatu tindakan terhadap satu variabel atau lebih yang dimanipulasi secara simultan agar dapat mempelajari pengaruh setiap variabel terhadap variabel terikat atau pengaruh yang diakibatkan adanya interaksi antara beberapa variabel.Rancangan faktorial dapat dibedakan menjadi dua tipe.Tipe pertama, satu dari variabel bebas dimanipulasi secara eksperimental dengan variabel terikat. Tipe ini pada umumnya dilakukan karena peneliti tertarik pada pengaruh satu variabel bebas terhadap variabel terikat secara terpisah, baru kemudian memperhitungkan variabel lainnya yang mungkin berpengaruh pada variabel tersebut.tipe kedua adalah dalam suatu penelitian, semua variabel bebas dimanipulasi secara eksperimental, karana si peneliti tertarik terhadap pengaruh beberapa variabel bebas dan mengharapkan dapat menilai pengaruh variabel tersebut baik secara terpisah maupun secara bersama.Ada beberapa rancangan ekperimen yang dapat dikategorikan dalam penelitian jenis ini. Rancangan penelitian ini meliputi:1. Rancangan Pra-eksperimen (Non-desain)Rancangan yang dibicarakan pada saat ini berkaitan dengan rancangan penelitian yang tidak memerlukan persyaratan tertentu yang harus diikuti oleh peneliti. Persyaratan tertentu yang dimaksud misalnya prosedur penentuan subjek atau partisipan penelitian, penetapan homogenitas varian, dan persyaratan lain. Rancangan penelitian ini banyak mengandung kelemahan-kelemahan. Rancangan pra-eksperimen atau non desain ini tidak memerlukan rancangan yang cermat, dan bahkan setiap orang bisa melakukan dengan mudah.Ada dua alasan, menurut Vockell & Asher (1995) mengapa kita menggunakan rancangan nondesain. Pertama, walupun rancangan ini memiliki berbagai kelemahan, rancangan ini bukan berarti tidak memiliki kebaikan. Hal yang mungkin (tetapi sulit diwujudkan), yaitu memberikan gambaran kesimpulan yang valid dari beberapa penelitian dengan non desain ini. Biasanya sesuatu yang mengandung banyak kelemahan tidak banayak dilakukan oleh peneliti. Kedua,rancangan ini memberikan suatu landasan yang baik bagi alasan penggunaan pendekatan rancangan kuasi-eksperimen. Dengan mengetahui banyak segi kelemahannya, maka kita tidak ingin membuat keputusan dan kesimpulan yang keliru dalam penelitian yang kita lakukan.Ada beberapa rancangan yang dapat dimasukkan ke dalam jenis ini. Tuckman (1988) memilah rancangan pra-eksperimen atau non desain ini menjadi tiga jenis : (1) one-shot case study atau one-group posttest-only desaign; (2) one group pretest-posttest design, (3) dan intact group comparison atau static group comparison. Berikut ini akan diuraikan masing-masing ketiga jenis rancangan penelitian.

Rancangan pra-eksperimen : (1) one-shot case study atau one-group posttest-only desaign; (2) one group pretest-posttest design, (3) intact group comparison atau static group comparison.

a. Rancangan hanya satu kali pascates terhadap satu kelompok (one-shot case study)Salah satu rancangan penelitian yang hanya melibatkan satu kelompok adalah one-shot case study. Rancangan penelitian one-shot case study disebut juga sebagai rancangan one-group posttest-only desaign (Asher & Vockell,1995). Dalam rancangan ini, perlakuan atau treatment (X) hanya diberikan kepada satu kelompok subjek. Pengamat atau observasi (O) dilakukan terhadap anggota kelompok untuk menentukan atau menilai efek atau pengaruh perlakuan. Tidak adanya kelompok pengendali atau control, yaitu kelompok yang memperoleh perlakuan (X) dan informasi lain, misalnya tentang bagaimana sampel atau subjek ditetapkan menyebabkan tidak mudahnya membuat keputusan atau justifikasi terhadap kesimpulan penelitian bahwa perlakuan (X) menyebabkan hasil (O). Rancangan penelitian one-shot case study ini direpresentasikan seperti berikut.

X O (hanya satu kelompok)

Setelah dilakukan perlakuan (treatment) tertentu (X) diberikan kepada kelompok subjek, kemudian langsung diadakan observasi (O). Pemberian perlakuan dilakukan selama periode waktu tertentu. Sebagai contoh, kita ingin meneliti tentang pengaruh pembelajaran pemecahan masalah terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Kita memberikan perlakuan tentang pembelajaran pemecahan masalah (X), dalam kurun waktu tertentu kemudian kita adakan tes atau observasi (O).

b. Rancangan satu kelompok dengan prates-pascates (one group pretest-posttest design)Rancangan penelitian lain yang hanya melibatkan satu kelompok adalah one-group pretest-posttest design. Rancangan penelitian ini sedikit berbeda dengan rancangan one-shot case study di atas, karena rancangan ini memberikan tes awal sebelum perlakuan. Rancangan penelitian ini sering dipakaidalam kegiatan penelitian. Rancangan penelitian semacam ini dapat digambarkan seperti berikut ini.

O1XO2Rancangan penelitian one-group pretest-posttest ini menurut Gall, Gall & Borg (2003) meliputi 3 langkah, yaitu (1) pelaksanaan prates untuk mengukur variabel terikat; (2) pelaksanaan perlakuan atau eksperimen; dan (3) pelaksanaan pascates untuk mengukur hasil atau dampak terhadap variabel terikat. Dengan demikian, dampak perlakuan ditentukan dengan cara membandingkan skor hasil pretes dan pascates. Sebelum subjek dikenai perlakuan terlebih dahulu, kita sebagai peneliti melakukan observasi yang berupa pretes (O1), kemudian dilakukan perlakuan (X), dan setelah itu diadakan observasi atau pascates (O2). Rancangan ini sudah lebih baik dari pada rancangan one-shot case study, karena adanya informasi tentang sampel atau subjek penelitian yang berkaitan dengan hasil pretes. Namun demikian, rancangan ini memiliki kelemahan dalam hal tidak memberikan informasi apapun berkenaan dengan sejarah, maturasi, testing, dan regresi statistik.2. Rancangan Eksperimen Murni (True Experimental Design)a. Rancangan kelompok kontrol dengan pascates (posttest-only control group design)

RXO1RO2Rancangan posttest-only control group design ini sangat sering dipakai dalam penelitian eksperimen.Rancangan ini cukup ideal bahwa rancangan ini juga mengontrol semua ancaman terhadap validitas dan semua sumber bias. Rancangan ini menggunakan dua kelompok subjek, salah satunya diberikan perlakuan sedangkan kelompok lain tidak diberikan perlakuan, dengan dmikian dapat mengendalikan sejarah dan maturasi. Rancangan penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Kedua kelompok subjek penelitian dipilih secara random(tanda R). Rancangan diatas berbeda dengan rancangan sebelumnya sebagaimana yang telah dijelaskan di atas. Bedanya kelompok pertama dikenai perlakuan dan kelompok lain ditetapkan sebagai kelompok pengendali atau kontrol. Pada akhir perlakuan, kedua kelompok dikenai pengikuran yang sama. Penetapan kelompok dilakukan secara random, untuk mengendaliakan seleksi dan mortalitas. Untuk mengendaliakn dampak testing secara sederhana dan interaksi antara testing perlakuan, tidak ada prates yang diberikan kepada kedua kelompok.Untuk melakukan analisis data yang diambil dari rancangan posttest-only control group dilakukan perbandingan antara skor rata-rata antara O1 dan O2.Skor rata-rata hasil observasi dua kelompok itu selanjutnya dipakai untuk menentukan efektivitas perlakuan.Model rancangan di atas dapat dikembangkan, misalnya kita menguji pengaruh strategi pembelajaran membaca terhadap prestasi belajar peresta didik. Strategi pembelajaran diidentifikasi sebagai variabel bebas, yang dipilih menjadi tiga katagori, yaitu: (1) membaca keras; (2) membaca pelan; dan (3) membaca dalam hati (Tuckman, 1988). Dan, prestasi belajar peserta didik diidentifikasi sebagai variabel terikat. Rancangan penelitian yang diaplikasikan digambarkan sebagai berikut:

RX1O1 (membaca keras)RX2O2 (membaca pelan)RX3O3(membacdalam hati)

RX1O1 (membaca keras)RX2O2 (membaca pelan)RX3O3 (membaca dalam hati)RX1O1 (membaca keras)RX2O2 (membaca pelan)RX3O3 (membaca dalam hati)

b. Rancangan kelompok control prates-pascates (pretest-posttest control group design)Rancangan penelitian pretest-posttest control group design adalah suatu rancangan eksperimen (true experimental design) karena kedua kelompok dipilih sesuai dengan kriteria yang dipersyaratkan penelitian. Rancangan penelitian jenis ini digambarkan sebagai berikut:

RO1XO2 (kelompok eksperimen)RO3O4 (kelompok kontrol)

Langkah-langkah:(1) Pilih sejumlah subjek secara acak dari suatu populasi.(2) Secara acak, golongkan subjek menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen yang dikenal variabel perlakuan X dan kelompok kontrol yang tidak dikenal variabel perlakuan.(3) Berikan pretest O1untuk kelompok eksperimen dan O3 untuk kelompok kontrol untuk mengukur variabel tergantung pada kedua kelompok itu, lalu hitung mean masing-masing kelompok.(4) Pertahankan semua kondisi untuk kedua kelompok itu agar tetap sama, kecuali pada satu hal yaitu kelompok eksperimen dikenal variabel perlakuan X untuk jangka waktu tertentu.(5) Berikan posttest O2untuk kelompok eksperimen dan O4 untuk kelompok kontrol untuk mengukur variabel tergantung; lalu hitung meannya untuk masing-masing kelompok.(6) Hitung perbedaan antara hasil pretest dan posttest untuk masing-masing kelompok.(7) Bandingkan perbedaan-perbedaan tersebut, untuk menentukan apakah penerapan perlakuan X itu berkaitan dengan perubahan yang lebih besar pada kelompok eksperimental.(8) Kenakan test statistik yang cocok untuk rancangan ini untuk menentukan apakah perbedaan dalam skor seperti dihitung pada langkah ke-7 itu signifikan, yaitu apakah perbedaan tersebut cukup besar untuk menolak hipotesis nol bahwa perbedaan itu cuma terjadi secara kebetulan.Kedua kelompok sama-sama dipilih secara acak (random assignment), yang ditandai R. Pada awalnya, keduanya diberi pratest (O1 dan O3). Bedanya kelompok yang satu diberi perlakuan (X), sedangkan kelompok yang lain tidak dikenai perlakuan tetapi dijadikanatau diperlakukan sebagai kelompok kontrol. Sebenarnya kedua kelompok tersebut sama-sama mendapatkan perlakuan, tetapi keduanya mendapat perlakuan yang berbeda.Setelah perlakuan (pada kelompok yang satu) selesai, kedua kelompok sama-sama mendapatkan pengukuran pascates atau posttest (O2 dan O4).Dengan menggunakan kelompok kontrol, kedua kelompok sama-sama memiliki atau mengalami hal yang sama kecuali perlakuan. Dengan demikian, kedua kelompok ini dapat mengendalikan adanya faktor-faktor: sejarah, maturasi, dan regresi, mortalitas, seleksi, testing, instrumentasi dan interaksi antar faktor.

c. Rancangan empat kelompok random (randomized solomon four group design)Sebenarnya rancangan ini merupakan perluasan dari rancangan sebelumnya.Rancangan ini mempersyaratkan bahwa subjek ditempatkan secara rambang menjadi empat kelompok. Penempatan kelompok-kelompok secara rambang tersebut memungkinkan untuk membuat asumsi, bahwa slor prates untuk kelompok 3 dan 4 (jika kelompok itu mengambil prates) akan sama hasilnya dengan kelompok 1 dan 2. Hanya saja kelompok 3 dan 4 tidak mengambilnya sehingga tidak ada alasan untuk merefleksikan skor prates, dengan perlakuan penelitian digambarkan sebagai berikut:

RO1XO2RO2O2R-XO2R-O2

d. Rancangan Faktorial (Factorial Design)Rancangan-rancangan di atas biasanya dilalukan oleh peneliti, ketika penelitian hanya memiliki dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Peneliti tidak melibatkan variabel lain dalam penelitiannya. Dengan demikian, setelah perlakuan peneliti melakukan pengukuran terhadap variabel terikat (dependent variables).Kenyataan dalam kehidupan sehari-hari, kita sebagai peneliti sering melibatan variabel bebas lain yang dipertimbangkan pengaruhnya pada variabel terikat. Berkenaan dengan hal tersebut peneliti tidak lagi menggunakan rancangan-rancangan tersebut, tetapi menggunakan rancangan faktorial.Rancangan faktorial ini yang paling sederhana menggunakan dua faktor, dan masing-masing faktor menggunakan dua katagori. Rancangan vaktorial (factorial design) ini digunakan apabila peneliti mempertimbangkan variabael bebas lain (biasanya variabel moderator)dalam peneliatiannya. Variabel bebas (independent variable) memiliki dimensi atau dipilih menjadi 2, 3, 4 dan seterusnya. Variabel bebas lain, yang kita sebut sebagai variabel moderator dikatagorikan lagi menjadi 2, 3, 4 dan seterusnya. Dalam rancangan dibawah ini variabel moderator dilambangkan dengan Y, yaitu Y1 dan Y2.(1) Faktorial 2 x 2Rancangan faktorial 2 x 2 adalah rancangan faktorial yang paling sederhana. Rancangan yang lebih kompleks, yang merupakan perluasan model yang telah dibicarakan itu sering pula digunakan.Nomenklatur rancangan faktorial 2 x 2, yang dapat digambarkan sebagai berikut.

R01XY102R03-Y104R05XY206R07-Y208

Dalam contoh di atas, dua kelompok mendapat perlakuan dan dua kelompok lainnya tidak.Misalnya, seorang peneliti ingin meneliti pengaruh sajian kuliah dengan menggunakan buku teks (X0) dan yang satu menggunakan rancangan pengajaran teori elaborasi (X1). Di samping itu, peneliti juga ingin melihat pengaruh tujuan pengajaran, kelompok yang satu diberi tahu tujuan pengajarannya (Y1) dan yang lain tidak (Y2).

(2) Faktorial 2 x 3Rancangan faktorial 2 x 3 ini menggambarkan bahwa peneliti variabel bebas 1 yang dimanipulasi, dipilih menjadi dua dan variabel bebas 2 yang dikatagorikan menjadi 3. Misalnya, variabel 1 adalah strategi atau metode pembelajaran (A dan B), sedangkan variabel 2 adalah gaya belajar siswa (A= auditori, V= visual, dan K= kinestetik).Atau dicontohkan sebagai berikut:Variabel pertama : Permainan selama istirahat (yang banyak menggunakan tenaga jasmani dan yang tidak).Variabel kedua : Jenis musik sewaktu bekerja (klasik, populer dan panas).

O1XY1O2O1-Y1O2O1XY2O2O1-Y2O2O1XY3O2O1-Y3O2Rancangan faktorial di atas, apabila disajiakan sesuai dengan prosedur penelitian sebagai berikut.

(3) Faktorial 2 x 2 x 2Rancangan faktorial 2 x 2 x 2 ini bisa digunakan oleh peneliti, jika ia memiliki variabel-variabel, misalnya variabel metode pembelajaran (yang dipilih menjadi A dan B) berbantuan dan tanpa bantuankommputer (A1 dan A2, B1 dan B2) dan variabel gaya kognitif (G1 dan G2).(4) Faktorial 2 x 2 x 2Tiga variabel, masing-masing terdiri atas dua kategori. Misalnya:Variabel pertama : frekuensi penyajian (satu kali dan dua kali).Variabel kedua : cara penyajian (dibacakan/auditory dan dibaca sendiri oleh subjek/visual).Variabel ketiga : cara testing (segera dan ditangguhkan).(5) Rancangan 3 x 3 x 3Tiga variabel, masing-masing terdiri dari tiga kategori. Misalnya:Variabel pertama : Taraf IQ (di atas 110, antara 90 dan 110, dan di bawah 90).Variabel kedua : Cara pemecahan problema (individual, kelompok kecil dan kelompok besar).Variabel ketiga: waktu yang disediakan (dua jam tanpa interaksi/istirahat, dua jam dengan istirahat di tengah selama satu jam, dua jam dengan istirahat di tengah selama 24 jam).

3. Rancangan Eksperimen Semu (Quasi-Experimental Design)Banyak rancangan yang disusun menurut model rancangan eksperimental oleh banyak orang dianggap belum dapat dikatakan memiliki ciri-ciri rancangan eksperimen yang sebenarnya, karena variabel-variabel yang seharusnya dikontrol atau dimanipulasi tak dapat dikontrol atau tak dapat dimanipulasi, sehingga validitas penelitian menjadi tidak cukup memadai untuk disebut sebagai eksperimen yang sebenarnya.Rancangan-rancangan yang tergolong ke dalam kelompok ini adalah:1. The time series experiment.2. The equivalent time samples design.3. The equivalent materials design.4. The non-equivalent control-group design.5. Counterbalanced design.6. The separate-sample pretest-posttest design.7. The separate-sample pretest-posttest control group design.8. The multiple time-series design.9. The recurrent institutional cycle design: A patchup design.10. Regression-discontinuity analysis.11. Correlational and ex post facto designs.

a. Rancangan serial waktu (time series)Rancangan penelitian time series ini juga melibatkan satu kelompok saja. Dalam rancangan penelitian ini satu kelompok (tunggal) yang dilibatkan dalam penelitian diukur secara periodik dalam interval waktu tertentu, dalam perlakuan eksperimen yang dilaksanakan diantara dua interval waktu.Ada dua macam rancangan time series (Vockell & Asher,1995), yaitu: (1) rancangan perlakuan berulang (repeated treatment design); dan (2) rancangan serial waktu jeda (interrupted time serial design).1) Rancangan perlakuan berulang

O1XO2X0O3XO4Rancangan ini merupakan cara lain yang hanya melibatkan satu kelompok kecil sebagai kelompok perlakuan. Rancangan ini juga sering dipakai dalam penelitian pendidikan, di mana peneliti ingin mengetahui perubahan perilaku peserta didik. Rancangan ini digambarkan sebagai berikut.

Pelaksanaan rancangan ini diawali dengan pertama kita melakukan pengukuran pertama (O1), kemudian kita melakukan eksperimen (X1), dan setelah selesai perlakuan itu kita melaksanakan pengukuran unjuk kerja O2 yang kedua. Berikutnya, kita menyela dengan perlakuan atau tindakan (X0). Setelah itu, kita melancarkan pengukuran yang ketiga O3, tahap berikutnya melakukan tindakan atau perlakuan yang sama dengan yang pertama atau mengulang kembali perlakuan pertama dan terakhir, peneliti melakukan kembali pengukuran yang keempat O4.Dalam berbagai kondisi, penelitian ini dilakukan dengan cara; (1) peneliti melakukan observasi dan merekam hasilnya dalam waktu tertentu; (2) memberikan perlakuan; dan (3) melakukan observasi dan merekam hasil, dan seterusnya. Waktu di antara dua kondisi sama. Dengan demikian, hasil yang diharapkan akan tinggi pada pengamatan O2 dan O4 jika dibandingkan dengan O1 dan O3.2) Rancangan serial waktu jedaRancangan penelitian ini memerlukan beberapa kali pengukuran yang sama pada kelompok subjek perlakuan, baik sebelum maupun setelah pelaksanaan perlakuan. Seperti pada rancangan berulang, rancangan ini hanya melibatkan satu kelompok subjek penelitian. Rancangan penelitian digambarkan sebagai berikut.

O1O2O3O4XO5O6O7O8

Dalam rancangan di atas, peneliti sebelumnya melakukan serangkaian pengukuran terhadap kelompok subjek, kemudian memberikan perlakuan. Setelah itu, serangkaian pengukuran dilakukakn. Hal yang penting bahwa interval waktu pengukuran adalah sama.Ada dua rancangan penelitian terkait dengan eksperimen kuasi ini, yaitu; (1) kelompok berhubungan (intact group comparison; dan (2) rancangan kelompok kontrol yang tak sama (nonequivalent control group design).

b. Rancangan perbandingan kelompok berhubungan (intact group comparasion)Rancangan penelitian intact-group comparasion. Rancangan penelitian intact-group design ini sebenarnya berasal dari kelompok subjek yang sama, berhubungan. Dari kelompok subjek itu, oleh peneliti dipilah menjadi dua. Dalam rancangan ini sekelompok subjek yang diambil dari populasi tertentu dikelompokkan secara rambang menjadi dua, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok control. Kelompok eksperimen diberi perlakuan tertentu dalam waktu tertentu, sedangkan kelompok control tidak. Kedua kelompok subjek itu kemudian dikenakan pengukuran atau observasi (tes) yang sama. Rancangan penelitian digambarkan seperti berikut ini.

XO1O2

Tanda garis putus-putus menandakan bahwa kedua kelompok itu adalah kelompok intac. Peneliti hanya memberikan perlakuan kepada kelompok yang telah ditentukan sebagai kelompok perlakuan dan setelah itu keduanya diberikan perlakuan pada saat yang bersamaan. Faktor validitas seperti sejarah dan maturasi dikendalikan dengan kelompok kontrol (yang tidak diberi perlakuan). Artinya, dalam situasi yang secara kebetulan berpengaruh terhadap hasil, yang mungkin juga berpengaruh pada hasil observasi.

Rancangan eksperimen meliputi : (1)posttest-only control group design; (2)untreated control group design with pretest and posttest; (3) pretest-posttest control group design; (4) randomized soloman four group design; dan (5) factorial design.

c. Rancangan kelompok non-ekuivalenRancangan penelitian ini sering dipakai dalam penelitian. Dalam rancangan ini, subjek penelitian atau partisipan penelitian tidak dipilih secara acak untuk dilibatkan dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada dasarnya, langkah-langkah dalam rancangan ini sama seperti pada rancangan pretest-posttest eksperimental control group design.Dalam rancangan ini, ada dua kelompok subjek satu mendapat perlakuan dan satu kelompok sebagai kontrol. Keduanya memperoleh prates dan pascates. Perbedaan dengan kelompok nonekuivalen, bahwa kelompok tidak dipilih secara acak atau random. E. Perumusan Hasil EksperimenHasil eksperimen dengan subjek manusia atau tingkah laku mempunyai kemungkinan besar bervariasi, apabila peneliti tidak bisa memisahkan antara variabel yang diperlukan dari variabel luar di sekitar proses eksperimen. Padahal secara ideal, suatu eksperimen dikatakan valid apabila:1. Hasil yang dicapai hanya diakibatkan oleh karena variabel bebas yang dimanipulasi secara sistematis,2. Hasil akhir eksperimen harus dapat digeneralisasikan pada kondisi eksperimen yang berbeda.

Untuk mencapai hal yang ideal di atas, ada dua syarat agar hasil suatu eksperimen dapat mencapai hasil yang baik dan tidak bervariasi. Kedua syarat yang dimaksud adalah perlunya validitas internal dan validitas eksternal yang terjaga salama proses penelitian.Suatu penelitian dikatakan mempunyai validitas internal tinggi, apabila kondisi berbeda pada variabel terikat dari subjek yang diteliti merupakan hasil langsung dari 2 adanya manipulasi variabel bebas. Misal, penelitian pendidikan tentang pengaruh metode mengajar alternatif terhadap metode mengajar yang biasa diberikan guru terhadap hasil belajar siswa. Jika validitas internal tinggi, maka perbedaan hasil belajar di antara grup eksperimen dan grup kontrol, hanya disebabkan adanya pengaruh dari kedua variabel metode mengajar.Variabel internal penelitian eksperimen dapat terjadi karena adanya delapan faktor pentng sebagai sumber variasi. Kedelapan faktor tersebut, yaitu1. Faktor sejarah atau history dari subjek yang diteliti,2. Proses kematangan,3. Prosedur pretesting,4. Instrumen pengukuran yang digunakan,5. Adanya kecenderungan terjadinya statistik regresi pada individu,6. Perbedaan pemilihan subjek,7. Perbedaan lainnya disebabkan adanya mortalitas dalam proses eksperimen, dan8. Terjadinya interaksi di antara faktor-faktor di atas, termasuk kematangan, sejarah, pemilihan, dan sebagainya.

Variabel eksternal tinggi merupakan kondisi di mana hasil penelitian yang di lakukan dapat digeneralisasi dan digunakan pada kelompok lain di luar setting eksperimen, ketika keadaan serupa dengan kondisi peneliitian eksperimen. Jika hasil penelitian tidak dapat digeneralisasi pada situasi lain, maka dapat diartikan bahwa orang lain tidak dapat mengambil keuntungan dari hasil penelitian yang ada. Akibatnya mereka harus terus-menerus melakukan penelitian sendiri untuk memperoleh hasil yang diinginkan.Validitas eksternal pada umumnya dibedakan menjadi empat macam faktor, yaitu:1. Adanya interaksi pengaruh bias pemilihan dan X,2. Pengaruh interaksi pretesting,3. Pengaruh reaktif proses eksperimen, dan4. Adanya interferensi antarperlakuan selama dalam proses penelitian eksperimen.

F. Penyimpangan penelitianPenyimpangan penelitian terjadi apabila peneliti secara tidak pada tempatnya mempengaruhi tingkah subyek.Penyimpangan ini bisa juga terjadi apabila peneliti membua suatu kesalahan sementara dia mengamati atau merekam suatu eksperiman. Penyimpangan mungkin berasal dari pengetahuan peneliti tentang hipotesis atau pengetahuan tentang hipotesis atau pengetahuan tentang kelompok kendali ataukah kelompok kendali ataukah kelompok eksperimen dari setiap subyek peneliti tersebut.Ada beberapa teknik yang biasanya dipakai untuk memperkecil penyimpangan tersebut. (1) Orang yang bertugas memberi petunjuk-petunjuk atau mengadakan pengamatan tiak diberitahu tentang hipotesis yang akan diuji. (2) Kecuali itu orang-orang sampel tersebut juga tak diberitahu ke dalam kelompok manakah subyek-subyek penelitian kita masukkan. Istilah yang lazim untuk kedua teknik ini adalah bahwa mereka yang melaksanakan eksperimen hendaklah buta hipotesis dan/atau manipulasi. (3) Alat-alat yang otomatis sebaiknya dipakai bila mungkin. Misalnya video tape, data recorders dan sebagainya.

BAB IIIPENUTUP

A. Kesimpulan 1. Metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang paling produktif, karena jika penelitian tersebut dilakukan dengan baik dapat menjawab hipotesis yang utamanya berkaitan dengan hubungan sebab akibat. 2. Karakteristik penelitian eksperimen Penelitian Ekperimen pada umumnya menurut (Ary, 1985), mempunyai tiga karakteristik penting yaitu:a. Variabel bebas yang dimanipulasi;b. Variabel lain yang mungkin berpengaruh dikontrol agar tetap konstan; dan c. Efek atau pengaruh manipulasi variabel bebas dan variabel terikat diamati secara langsung oleh peneliti (melakukan observasi)3. Proses penelitian eksperimen pada prinsipnya sama dengan jenis penelitian lainnya, dapat diterangkan sebagai berikut:a. Melakukan kajian induktif yang berkaitan erat dengan permasalahan yang hendak dipecahkan; b. Mengidentifikasi masalah;c. Melakukan studi literatur dari beberapa sumber yang relevan, memformulasikan hipotesis penelitian, menentukan definisi operasional dan variabel;d. Membuat rencana penelitian;e. Melakukan eksperimen;f. Mengumpulkan data kasar dari eksperimen;g. Mengorganisasi dan mendeskripsikan data sesuai dengan variabel yang telah ditentukan;h. Melakukan analisis data dengan teknik statistika yang relevan; dani. Membuat laporan eksperimen.

4. Rancangan eksperimen dibagi menjadia. Rancangan Pra-eksperimen (Non-desain)b. Rancangan eksperimen murni (true experimental design)(1) Rancangan kelompok kontrol dengan pascates (posttest-only control group design)(2) Rancangan kelompok kontrol dengan pascates (posttest-only control group design)(3) Rancangan empat kelompok random (randomized solomon four group design)(4) Rancangan Faktorial (Factorial Design)c. Rancangan Eksperimen Semu (Quasi-Experimental Design)5. Perumusan hasil eksperimen dengan subjek manusia atau tingkah laku mempunyai kemungkinan besar bervariasi, apabila peneliti tidak bisa memisahkan antara variabel yang diperlukan dari variabel luar di sekitar proses ekstperimen. Padahal secara ideal, suatu eksperimen dikatakan valid apabila:a. Hasil yang dicapai hanya diakibatkan oleh karena variabel bebas yang dimanipulasi secara sistematis,b. Hasil akhir eksperimen harus dapat digeneralisasikan pada kondisi eksperimen yang berbeda.6. Ada beberapa teknik yang biasanya dipakai untuk memperkecil penyimpangan tersebut, yaitu:a. Orang yang bertugas memberi petunjuk-petunjuk atau mengadakan pengamatan tidak diberitahu tentang hipotesis yang akan diuji. b. Kecuali itu orang-orang sampel tersebut juga tak diberitahu ke dalam kelompok manakah subyek-subyek penelitian kita masukkan. Istilah yang lazim untuk kedua teknik ini adalah bahwa mereka yang melaksanakan eksperimen hendaklah buta hipotesis dan/atau manipulasi.c. Alat-alat yang otomatis sebaiknya dipakai bila mungkin.

B. Saran Penulis menyadari akan banyaknya kekurangan dalam makalah ini, baik dari ejaan penulisan, tata kalimat, tata bahasa maupun yang lainnya. Oleh karena banyaknya kekurangan dalam makalah ini, penulis mengharapkan adanya wujud apresiasi pembaca untuk memberikan koreksi dan masukkan agar penulis mampu memperbaikinya dan tidak melakukan kesalahan sama untuk yang kedua kalinya. Terima kasih

7