makalah embriologi

31
MAKALAH EMBRIOLOGI (Periode Pembelahan Sel pada Bebek Peking dan Gambar Tipe-tipe Telur) SUCI NURFITRIANI O111 12 273 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWAN

Upload: uciemsil

Post on 02-Oct-2015

106 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

edu

TRANSCRIPT

MAKALAH EMBRIOLOGI(Periode Pembelahan Sel pada Bebek Peking dan Gambar Tipe-tipe Telur)

SUCI NURFITRIANIO111 12 273

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN HEWANFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDINMAKASSAR2013

KATA PENGANTARPuji syukur kami panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT karena atas rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah mengenai Periode Pembelahan Sel pada Unggas (Bebek Peking) . Dalam makalah ini penulis menjabarkan mengenai pembelahan embrio pada bebek yang berkesinambungan dengan tipe-tipe telur dimana penulis juga melampirkan gambar-gambar yang diharapkan dapat memperjelas pembaca dalam memahami konsep makalah ini.Penulis menyadari bahwasanya dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan-kesalahan baik penulisan maupun isi dari makalah sehingga penulis mengiginkan kritik dan saran kepada pembaca demi pencapaian kesempurnaan dalam makalah ini.Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi pembaca serta dapat menggunakannya dalam konsep kehidupan sehari-hari.Makassar, 18 Oktober 2013Penyusun

DAFTAR PUSTAKA

KATA PENGANTAR2BAB I4PENDAHULUAN4a.Latar Belakang4b.Rumusan Masalah5c.Tujuan5BAB II6PEMBAHASAN6a.Periode Pembelahan Sel pada Bebek6b.Tipe-tipe Sel Telur20DAFTAR PUSTAKA21

BAB IPENDAHULUAN

a. Latar BelakangPembelahan sel adalah suatu proses dimana material seluler dibagi kedalam dua sel anak. Ada dua macam pembelahan sel, yaitu pembelahan secara langsung amitosis dan pembelahan secara tidak langsung mitosis dan meiosis. Sel-sel mengalami pembelahan melalui serangkaian proses yang terjadi berulang kali darin pertumbuhan ke pembelahan, yang dikenal sebagai siklus sel, siklus sel terdiri atas lima fase utama : G1, S, G2, mitosis, dan sitokinesis. Sel-sel tersebut juga memiliki kemampuan yang berbeda-beda melakukan pembelahannya, ada sel-sel yang mampu melakukan pembelahan secara cepat, ada yang lambat dan ada juga yang tidak mengalami pembelahan sama sekali setelah melewati masa pertumbuhan tertentu, misalnya sel-sel germinatikum kulit mampu melakukan pembelahan yang sangat cepat untuk menggantikan sel-sel yang rusak atau mati. Akan tetapi sel-sel yang ada pada organ hati melakukan pembelahan dalam waktu tahunan, atau sel-sel saraf pada jaringan saraf yang sama sekali tidak mampu melakukan pembelahan setelah usia tertentu. Sementara itu beberapa jenis bakteri mampu melakukan pembelahan hanya dalam hitungan jam, sehingga hanya dalam waktu beberpa jam saja dapat dihasilkan ribuan, bahan jutaan sel bakteri. Sama dengan bakteri, protozoa bersel tunggal mampu melakukan pembelahan hanya dalam waktu singkat, misalkan amoeba, paramecium, didinum, dan euglena. Mitosis adalah proses pembagian genom yang telah digandakan oleh sel ke dua sel identik yang dihasilkan oleh pembelahan sel. Mitosis umumnya diikuti sitokinesis yang membagi sitoplasma dan membran sel. Meiosis adalah salah satu cara sel untuk mengalami pembelahan. Ciri pembelahan secara meiosis adalah: Terjadi di sel kelamin Jumlah sel anaknya 4 Jumlah kromosen 1/2 induknya Pembelahan terjadi 2 kaliMeiosis hanya terjadi pada fase reproduksi seksual atau pada jaringan nuftah. Pada meiosis, terjadi perpasangan dari kromosom homolog serta terjadi pengurangan jumlah kromosom induk terhadap sel anak. Disamping itu, pada meiosis terjadi dua kali periode pembelahan sel, yaitu pembelahan meiosis I dan pembelahan meiosis II. Pembelahan mitosis dibedakan atas dua fase, yaitu kariokinesis dan sitokinesis, kariokinesis adalah proses pembagian materi inti yang terdiri dari beberapa fase, yaitu Profase, Metafase, dan Telofase. Sedangkan sitokinesis adalah proses pembagian sitoplasma kepada dua sel anak hasil pembelahan. Terdapat perbedaan mendasar antara mitosis pada hewan dan tumbuhan. Pada hewan terbentuk aster dan terbentuknya alur di ekuator pada membran sel pada saat telofase sehingga kedua sel anak menjadi terpisah.

b. Rumusan Masalah1) Bagaimana periode pembelahan sel pada Itik Peking?2) Gambarkan tipe-tipe telur!

c. Tujuan1) Untuk mengetahui bagaimana periode pembelahan sel pada itik2) Untuk mengetahui gambar dari tipe-tipe telur

BAB IIPEMBAHASANa. Periode Pembelahan Sel pada BebekPenetasan Embrio BebekPerkembangan embrio bebek Peking antara pembelahan pertama dan 72 jam inkubasi dibagi kedalam tahap-tahap berikut ini:- Tahap Pembelahan (Tingkat 1-6)- Area pembentukan Pellucida (Tingkat 7-9)- Formasi hypoblast(Tingkat 10-14)- Garis-Garis Kecil (Tingkat 15-17)- Pembentukan struktur tubuh ( Tingkat 18-27) dan Organogenesis (tingkat 28-33)Analisa karakteristik-karakteristik menunjukkan bahwa tiap tingkatan yang ditunjukkan di bawah dengan tingkat yang sama dengan pregastrulasi ayam (EGK) embrio terbuka (GB)dan post-grastulasi embrio ayam (HH). (Tidak semua tingkatan atau tahap ditunjukkan di gambar di bawah ini).

Fase Pembelahan Tahap 1 ( EGK 1; GB 1; Gambar 1)Alur Pembelahan yang tidak simetris dapat dilihat pada bagian punggung embrio.

Tahap 2 (EGK 2; GB 2; Gambar 2)Ditengah bagian punggung, terdapat kumpulan beberapa sel-sel tertutup yang bisa dilihat. Sel-sel tersebut dikelilingi oleh sel-sel terbuka yang besar yang dipisahkan oleh alur pembelahan. Tahap 3 (EGK 3; GB 3; Gambar 3)Jumlah sel tertutup di pusat embrio telah bertambah dari 100 ke 150 pada bagian punggung dan jumlah besar sel terbuka turun ke arah batas-batas embrio.Pada bagian perut, garis pembelahan bisa terlihat.

Tahap 4 (EGK 4 ; GB 4; Gambar 4)Pada bagian punggung, ada sekitar 300 sel tertutup yang bisa dilihat pada bagian tengah, sedangkan jumlah sel terbuka tidak sama banyaknya. Pada bagian perut, beberapa lusin sel tertutup dapat dilihat.Sebuah rongga atau lubang (lubang subgerminal) kecil terlihat tepat pada embrio dan kuning telur.

Tahap 5 (EGK 5; GB 5; Gambar 5)Area sel tertutup hampir meluas ke pinggir embrio pada bagian punggung dan perut.Beberapa sel bundar tersisa pada permukaan punggung embrio.Pada bagian perut embrio, diameter lubang subgerminal setidaknya setengah dari ukuran embrio itu sendiri.

Tahap 6 (EGK 6; GB 6; Gambar 6)Pada tahapan ini, sel-sel pada bagian punggung bergabung dan hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop. Sel pada bagian perut cukup besar dan terlihat sama dengan sel kuning telur yang dapat dilihat di tahap EGK VIII pada embrio ayam. Lubang subgerminal semakin meluas dan embrio sekarang terlihat seperti kumpulan sel diatas kuning telur.

Kumpulan Area Pellucida Tahap 7 (EGK 7; GB 7; Gambar 7)Tumpahan sel dari bagian perut blastoderm telah dilihat apa yang akan membentuk dan menjadi bagian bokong dari embrio. Gejala ini merupakan tanda pertama munculnya daerah tembus cahaya di tengah-tengah embrio tersebut, yang disebut area Pellucida.

Tahap 8 (EGK 8; GB 8: Gambar 8)Daerah tembus pandang atau area Pellucida ini menutupi bagian besar dari embrio terutama pada bagian bokong embrio. Area sekitarnya atau area Opaca tidak terbentuk dari proses tumpahan sel-sel dan wujudnya tidak berubah karena adanya area Pellucida ini.

Tahap 9 (EGK 9; GB 9; Gambar 9)Area Pellucida meluas hingga ke anteriorBlastoderm.Batasan antara area Pellucida dan area Opaca terlihat semakin jelas terutama pada posterior embrio.

Tahap 10 (EGK 10; GB 10; Gambar 10)Dalam proses pengeraman oleh induk bebek, area Pellucida bisa dibedakan dengan area Opaca dengan mudah. Tanda pertama dari pembentukan hypoblast ini bisa dilihat pada bagian perut area Pellucida .Sebuah kumpulan kecil sel muncul dan membentuk struktur reticular.Daerah tipis pada area Pellucida (sebelah batas area Opaca) menyisakan area tembus cahaya dan tidak lagi memiliki kelompok sel-sel.

Tahap 11 (EGK 11; GB 11; Gambar 5)Meskipun tanda awal pembentukan hypoblast dapat terlihat pada tahap 10, tapi hypoblast yang sudah pasti, terlihat pada tahap 11. Struktur berbentuk busar panjang menandakan batas belakang dari Hypoblast dan ujung belakang embrio yang akan terbentuk. Kelompo kecil dari sel-sel juga terlihat anteriorsisi perut. Tahap 12 (EGK 12; GB 12; Gambar 6-8)Pada tahapan ini, Hypoblast telah meluas ke arah depan dan terlihat seperti helaian .hal ini disebabkan oleh peleburan busar panjang dan beberapa kelompok sel. Hypoblast menutupi setengah dari area Pellucida kecuali di area tipis. Kelompok kecil sel-sel yang tersisa bisa dilihat pada porsi anteriordari Blastoderm.

Tahap 13 (EGK; 13 GB 13; Gambar 9)Proses pembentukan Hypoblast telah selesai.Embrio sudah memiliki 2 lapisan struktur.Lapisan paling atas atau Epiblast emmbentuk bagian punggung dari embrio tersebut.Lapisan bawah atau Hypoblast menutupi area tengah bagian perut di area Pellucida.

Tahap 14 (EGK 14)Bentuk jembatan sel pada bagian perut Blastoderm antara posterior Hypoblast dan area Opaca.Jembatan ini mendahului munculnya garis-garis kecil.Akan tetapi, pada bebek, jembatan sel ini terlihat sekitar 25% pada embrio yang memberi kesan tahap transisi yang cepat.

Tahap Munculnya Garis Kecil Tahap 15 (HH 2; Gambar 10-11)Garis-garis kecil muncul dalam bentuk tonjolan kerucut di daerah jembatan sel tersebut.

Tahap 16 (HH 3)Garis-garis kecilini meluas ke anterior, dan kira-kira mencapai pertengahan area Pellucida dan muncul sebagai tonjolan besar.

Tahap 17 (HH 4; Gambar 12-14)Area Pellucida sudah berbentuk seperti buah Per. Panjang dari garis-garis keciltersebut maksimal menutupi 2-3 area Pellucida.Sebuah alur dapat terlihat sepanjang garis-garis kecil .Pada ujung anterior alur sederhana, bisa dilihat adanya penurunan yang sangat kecil, disebut lubang sederhana.Lubang sederhana ini dikelilingi oleh struktur tebal dan besar dari urat Hensen.

Tahap Pembentukan Bagian-Bagian Tubuh Tahap 18 (HH 5; Gambar 15)Notochord semakin memanjang dari daerah urat Hensen ke daerah ujung belakang embrio.Pada ujung posterior struktur tongkat tipis ini, perpanjangan cembung yang sangat kecil dari lapisan syaraf ini bisa terlihat.Panjangan cembung ini merupakan lipatan kepala.

Tahap 19 (HH 6)Lipatan kepala membentuk lekukan pada bagian punggung embrio.Garis-garis kecilberbelok di daerah urat Hensen.Di sekitar garis tersebut, 2 struktur yang lebih tipis itu disebut urat Hensen.Belum ada bagin tubuh yang sudah bisa terlihat.

Tahap 20 (HH 7; Gambar 16)Antara tahap 20 dan 27, cara paling sederhana untuk mengklasifikasi embrio-embrio adlah dengan menghitung jumlah bagian tubuh yang sudah ada atau sudah terlihat. Pada tahap 20, 1 atau 2 pasang bagian tubuh sudah terlihat.Lipatan syaraf dapat dilihat pada bagian batok kepala embrio di tiap sisi laipasan syaraf.

Tahap 21 (HH 8; Gambar 17)3 hingga 5 pasang bagian tubuh sudah dapat dilihat.Lipatan syaraf dapat dilihat ditengah bagian batok kepala.Ketika 5 pasang bagian tubuh sudah terlihat, zona posterior penghubung dikelilingi oleh porsi posterior lipatan syaraf dan membentuk sinus rhomboidalis. Kumpalan darah bisa terlihat pada ujung posterior kelompok embrio.

Tahap 22 (HH 9)6 hingga 8 pasang bagian tubuh sudah terlihat.Gelembung optik utama sudah terlihat.Jantung sudah terlihat pada tiap sisi dari pusat sendi yang mulai menyatu. Tahap 23 (HH 10; Gambar 20)9 hingga 11 bagian tubuh sudah terlihat.3 gelembung otak pun sudah terlihat dengan jelas.Gelembung-gelembung optik tersebut sudah bertambah besar namun belum ada penyempitan pada bagian dasar.Jantungnya juga sedikit berbelok ke arah kanan.

Tahap 24 (HH 11; gambar 21)12 hingga 14 pasang bagian tubuh sudah terlihat.Kepala terlihat sedikit belok ke kiri.Bagian-bagian anterior lipatan syaraf sudah mulai menyatu yang menandakan bahwa selesainya pembentukan syaraf.5 neuromeres sudah terlihat pada bagian posterior otak.Gelembung-gelembung optik pun sudah mulai mengerut di bagian dasarnya.Jantungnya membengkok ke arah kanan.

Tahap 25 (HH 12)15 hingga 17 bagian tubuh sudah terlihat.Kepala embrio sudah mulai membelok ke kiri.Pori syaraf sudah tertutup.Anterior kepala sudah mulai menonjol.Gelembung-gelembung optik sudah terbentuk dengan baik.Jantungnya sedikit berbentuk huruf S.Pembuluh darah sudah terlihat di daerah vasculosa mengelilingi embrio dengan baik.Lipatan amniotic menutupi bagian anterior otak.

Tahap 26 (HH 13)18 hingga 20 pasang bagian tubuh sudah terlihat.Sebagian kepalanya membengkok ke kiri dan telencephalone sudah selesai terbentuk.Atrio-ventricular kanal jantungnya ditandai dengan penyempitan dan pembuluh darahnya sudah bersirkulasi yang menutup embrio dan area vasculosa.Lipatan amniotic menutupi anterior otak, tengah otak dan bagian anterior dari bagian posterior otak.

Tahap 27 (HH 14 ; Gambar 22)21 hingga 23 pasang bagian tubuh sudah terlihat. Lekukan kepala sekarang lebih nyata atau jelas seperti kampak bagian anterior otak dan bagian posterior otak membelok ke sebelah kanan. Lekukan badan mencakup 7 hingga 9 bagian tubuh. Pada bagian tekak, lengkungan bagian dalam 1 dan 2 dan pembelah bagian dalam 1 dan 2 sudah sangat jelas. Lengkungan-lengkungan posterior masih belum terlihat.Membran bagian dalam memanjang melebihi 7-10 bagian tubuh.Setelah tahap 27, jumlah bagian-bagian tubuh sulit untuk di hitung dengan akurat.Makanya, analisis terhadap tungkai dan lengan, lengkungan-lengkungan bagian dalam, dan struktu badan yang jelas lainnya yang digunakan untuk mengklasifikasi embrio pada tahap 28 hingga 33.

Tahap Organeogenesis Tahap 28 (HH 15)Lengkungan kepala lebih nyata dan kampak anterior otak dan posterior otak membentuk sudut yang akut.Lengkungan badan kian memanjang hingga bagian tubuh 11 hingga ke 13.Lengkungan bagian dalam 3 dan lengkungan pembelah 3 telah jelas.Optik cupule sudah terbentuk.2 garis selaput mata juga sudah terlihat.Membran bagian dalam memanjang hingga bagian tubuh 7 hingga 14. Daerah tempat munculnya tunas tungkai dan lengan masih rata dan belum ada tanda-tanda sama sekali.Lipatan tubuh bagian samping mencapai bagian tubuh 15 hingga 17.

Tahap 29 (HH 16)Lengkungan lebih nyatadibandingkan pada tahap 28 dan penyempitan bagian-bagian otak pun sudah jelas.Pembelah bagian dalam 3 berbentuk oval.Membran dalam memanjang ke bagian tubuh 10 hingga 18. Tunas sayap membentuk kepala yang halus sedangkan tunas kakinya belum terlihat sama sekali. Tunas sayap dan kaki merupakan tonjolan kecil yang ukurannya sama. Tunas ekornya membelok ke kanan. Bagian badan terlipat mengelilingi seluruh badan embrio.Lubang rongga hidung sudah terlihat dengan jelas.

Tahap 30 (HH 17)Lekukan kepala dan badan lebih nyata. Perputaran umum badan memanjang hingga ke bagian badan 17 atau 18. Perluasan membran bagian dalam sangat tidak tetap.Akan tetapi badan embrio tidak pernah tertutupi secara keseluruhan pada tahapan ini. Tunas sayap dan kakinya masih menonjol kecil dengan ukuran yang sama. Tunas ekornya membelok ke kanan. Badan bagian samping terlipat mengelilingi seluruh badan embrio.Lubang rongga hidung sudah terlihat dengan jelas. Tahap 31 (HH 18)Pada lekukan bagian kepala, medulla kampak membuat kepala kira-kira membelok ke kanan. Lekukan badan memanjang hingga ke daerah bawah posterior Lubang membran dalam yang berbentuk oval terlihat pada daerah bawah posterior Tunas kaki sedikit lebih panjang dibandingkan dengan tunas sayap dan tunas ekor juga sedikit membengkok ke kiri dan membentuk sudut kanan dengan sendi badan. Allantois muncul sebagai kantong dinding tipis yang belum menjadi vesicular.

Tahap 32 (HH 19)Pada lekukan bagian kepala, sendi medulla membentuk sudut yang akut dengan sendi batang tubuh.Seluruh badan berada dalam perputaran.Membran bagian dalam cukup dekat pada tahap ini.Namun hampir seluruh bagian pada embrio masih mempunyai lubang membran dalam di posterior.Tunas tungkai dan ekor lebih panjang dibandingkan pada tahap 31 dan keduanya simetris. Kakinya sedikit lebih panjang dan lebih tipis dibandingkan dengan sayapnya.Tunas ekornya membengkok dengan ekornya yang ke arah bagian anterior dari embrio. Tunas rahangnya memilki tonjolan yang jelas. Lengkungan bagian dalam 4 menunjukkan sebuah alur yang jelas pada bagian punggung dan alur yang dangkal pada bagian perut.Allantois adalah sebuah kantung yang ukurannya tidak tetap karena belum menjadi vesicular secara sempurna.Matanya belum memiliki pigmen.

Tahap 33 (HH 20)Lengkungan kepala lebih jauh lagi dan rotasi badannya sudah sempurna.Membran dalam biasanya tertutup, tapi beberapa embrio masih memiliki lubang pada bagian bawah belakangnya.Tunas kakinya sedikit tidak simetris dan lebih panjang daripada tunas sayap. Tunas Mexilla sekarang lebih jelas terlihat.The Allantois adalah kantong vesicular yang ukurannya tidak tetap.Matanya sedikit berwarna keabu-abuan.

Gambar 1. Garis belahan yang tidak simetris bisa terlihat pada bagian punggung dari embrio bebek tahap 1 ini. Anak panah menunjukkan adanya garis belahan yang memisahkan 2 daerah sel terbuka.Gambar 2. Kumpulan beberapa sel tertutup bisa dilihat pada bagian tengah punggung dari embrio bebek tahap 2 ini.Gambar 3. (Permukaan punggung) dan Gambar 4 (Permukaan Perut). Pada proses pengeraman (tahap 10) kumpulan kecil sel-sel terlihat pada area Pellucida yang bisa dengan sangat mudah dibedakan dengan area tembus cahaya Opaca yang tebal.Gambar 5. Meskipun bukti pertama dari pembentukan hypoblast bisa terlihat pada tahap 10, hypoblast yang pasti terlihat pada tahap 11. Tanda anak panah pada gambar menunjukkan batas posterior hypoblast dan bentuk terakhir posterior dari embrio.Gambar 6. Pada tahap 12, hypoblast meluas kearah anteriordan mempunyai helai yang sepertinya muncul, hal ini dikarenakan oleh peleburan busar yang tersebar dan beberapa kelompok sel. Pada gambar ini, hypoblast menutupi lebih dari sebagian permukaan area Pellucida.Anak panah pada gambar tersebut terlihat sangat jelas diantara area hypoblast yang tebal dan areOpaca.Gambar 7 (Permukaan Punggung) Gambar 8 (Permukaan Perut) Pada embrio bebek tahap 12 sekarang, proses pembentukan hypoblast hampir selesai.Kecuali, sekitar daerah tipis, hypoblast juga mengisi area dari Pellucida.Gambar 9. Embrio tahap 13 ini sudah memiliki hypoblast yang lengkap.Area yang tipis dan Opaca juga terlihat.Gambar 10. Pada ujung belakang dari embrio bebek tahap 15 antara ujung belakang dari hypoblast dan area Opaca sudah berbentuk sepotong daging biasa berbentuk kerucut yang panjang.Gambar 11. Pada embrio bebek tahap 15 sekarang, garis-garis kecil muncul sebagai tonjolan tebal dan area Pellucida mulai terbentuk seperti buah Per.Gambar 12. Pada embrio bebek tahap 17, area Pellucida sudah berbentuk buah Per, ujung kecil yang menjadi posterior dari embrio ini. Sebuah kerutan, sebuah lekukan biasa terlihat di sepanjang garis kecil. Urat Hensen terlihat pada bagian ujung depan garis kecil.Gambar 13 dan 14. Pada embrio tahap 17 ini, tanda panah tersebut menunjukkan urat Hensen.Urat Hensen yang memanjang kedepan ini adalah notochord dan yang kebelakang disebut garis-garis kecil.Gambar 15. Meskipun tidak terlihat begitu jelas pada embrio tahap 18 ini, notochord tersebut semakin meluas dari area urat Hensen kea rah depan embrio. Pada ujung anteriorberbentuk tongkat kecil , perpanjangan piringan syaraf cembung yang sangat kecil bisa terlihat. Itu adalah lipatan kepala.Gambar 16. Pada tahap 20, 1 atau 2 pasang bagian tubuh sudah mulai terlihat.Lipatan syaraf dapat dilihat pada daerah kepala di tiap sisi syaraf.Gambar 17. Pada tahap 21, embrio sudah terlihat memilki 5 bagian tubuh.Gambar 18. Pada tahap 21 embrio ini, kelima bagian tubuh sudah bisa terlihat dan lipatan syaraf sudah menyatu di bagian batok kepala.Sebagai tambahan, pada posterior notochord dikelilingi oleh porsi posterior dari lipatan syaraf yang membentuk Sinus Rhomboidalis.Gambar 19. Gambar lain dari tahap 21 adalah embrio sudah menunjukkan pembentukan tengkorak.Gambar 20. Pada embrio tahap 23, 9 bagian tubuh sudah bisa terlihat.Gambar 21. Pada embrio tahap 24, 13 pasang bagian tubuh sudah terlihat dan kepala yang membengkok kearah kiri. Anteriorlipatan syaraf sudah mulai menyatu yang petanda awal dari berakhirnya pembentukan syaraf yaitu dengan terbentuknya pembuluh syarafposterior.Gambar 22. Pada embrio tahap 27 ini, 23 pasang bagiang tubuh sudah terlihat dengan pemeriksaan yang dilakukan dengan hati-hati.Bengkokan kepala sekarang lebih bisa disebut sebagai kapak otak anteriordan otak posterior membentuk sudut kanan.Area Pellucida dan Pembentukan Hypoblast.Jika dilihat, area Pellucida dan pembentukan hypoblast pada bebek, ayam dan kalkun sebenarnya relatif sama. Perbedaan sementara dilihat cukup relatif pada pengeraman , dan awal inkubasi dan bisa dilihat bahwa sabit Koller hanya bisa terlihat pada embrio ayam. Meskipun demikian, area pembentukan Pellucida selesai terbentuk dengan adanya tumpahan sel-sel dari bagian perut embrio.Gejala ini mulai terjadi padda bagian posterior embrio (kecuali untuk sebagian besar zona tembus cahaya yang menjadi tempat terbentuknya area Opaca) dan semakin memanjang ke arah ujung anterior.Tumpahan sel merupakan masa yang ambigu yang tidak memberikan kesan yang tipis terhadap mekanisme bilogis yang benar pada area pembentukan Pellucida.Kita sekarang sedang menuji fungsi dari Apostosis pada area pembentukan Pellucida.Petunjuk adanya pembentukan Hypoblast pada bebek tidak sejelas seperti yang tampak pada embrio ayam atau kalkun. Pada sebagian besar embrio, sel polyingressing diperoleh dari epiblast dan barangkali disiapkan untuk disatukan dengan hypoblast yang tertutup dan terbagi-bagi ke atas bagian perut dari Pellucida. Sel Polyingressing tidak terlihat pada area tipis.Pada tahapan ini, embrio bebek hampir bisa membentuk pola yang simetris pada perkembangan ini.Sebuah sabit Koller tidak terdeteksi di embrio bebek.Bagaimana pun juga, sebuah busar yang lebih panjang terlihat berdekatan dengan posterior bagin tipis area Pellucida.Fungsi dari sabit Koller dan posterior area yang tipis dari Pellucida pada awal pertumbuhan embrio menyisakan subjek yang sering bertolak-belakang (Stern, 1990; Eyal-Giladi, 1991).Meskipun analisis kejadian menggolongkan tahapan pertama inkubasi selama 72 jam pada ayam dan bebek itu sama, taksiran sementara terhadap perkembangan ayam, kalkun, burung puyuh dan bebek adalah berbeda. Perkiraan ini dibandingkan dan dirangkum pada table 2. Embrio dari keempat spesies avian ini akan berada pada tahap perkembangan yang sama (tahap 3) lebih dari 9 jam setelah proses pengeraman terakhir. Setelah melewati tahapan ke 3, kecepatan pertumbuhan masing masing spesies ini saling berbeda, untuk spesies yang pertumbuhannya lebih cepat maka durasi inkubasinya tidak akan lama. Pada proses pengeraman, embrio burung puyuh bertumbuh lebih cepat (tahap 11) dibandingkan dengan embrio ayam (tahap 10). Embrio bebek Peking dan kalkun bertumbuh lebih lamban. Namun menariknya, meskipun dengan jarak inkubasi yang sama (28 diameter), pembentukan lapisan embrio bebek Peking sedikit lebih cepat daripada embrio kalkun (tahap 8 vs tahap 7). Setelah selesai 72 jam inkubasi pertama, pertumbuhan embrio bebek Peking lebih lamban daripada embrio ayam. Urutan petumbuhan embrio bebek Peking yang dijelaskan pada studi ini sepertinya hampir sama dengan hasil penelitian Chen (1932). Munculnya garis-garis kecil terjadi pada 14 atau 15 jam inkubasi, munculnya kepala terjadi pada 27 atau 28 jam inkubasi, lipatan kepala terbentuk antara 30-33 jam, dan munculnya bagian tibuh pertama terjadi pada tahap 33-36 jam. Selanjutnya, tidak ada perbedaan analisa yang dapat dilihat pada tahap pembuahan dan 72 jam inkubasi terhadap 2 jenis bebek Peking yang di amati disini. Jadi, perbedaan kemampuan dalam menetaskan telur pada 2 jenis yang telah di amati dalam pengamatan ini dan di tempat penetasan komersil tidak dapat dihubungkan dengan perbandingan penafsiran pada jenis A dan B. Sepertinya, perbedaan kemampuan menetaskan telur disebabkan oleh ketidaksuburan dan kegagalan dalam pertumbuhan jenis B.Pembahasan yang merujuk kepada penyebab kematian dini janin pada umumnya disebabkan oleh terpusat pada 3 area.Pengelolaan dan factor lingkungan, kelainan genetik dan kromosom (trisomy, aneuploidy, haplo-diploid chimerism) dan pengaruh faktor biokimia serta jenis gen (kekurangan protein, kelebihan, kondisi yang lamban, dan isoform hormon) atau beberapa gabungan atau interaksi ke tiga area tersebut yang menyebabkan angka kegagalan pertumbuhan yang lebih tinggi dari jenis yang berbeda.Dalam studi ini, pengelolaan dan faktor lingkungan tidak mungkin jadi penyebab untuk menjelaskan kesuburan dan kemampuan menetaskan telur yang telah dilihat sebelumnya.Dan hingga telah dilakukan analisa cytogenetic, hanya satu yang bisa dipertimbangkan sebagai penyebab biologis perbedaan kesuburan dan kemampuan menetaskan telur yang terlihat pada 2 jenis bebek Peking dalam pengamatan ini.Perbedaan pertumbuhan antara embrio dari telur segar biasa (tahap 8) dan dari telur-telur yang tidak di inkubasi (tahap 10) membutuhkan penanganan telur yang baik dari pengeraman hingga ke proses inkubasi. Dalam artikelnya, Meijerhof (1992) sudah jelas bahwa rentan waktu antara pengeraman dan pengumpulan telur, kondisi tempat penyimpanan telur dan penghangatan sebelum proses inkubasi memiliki dampak sungguhan atas kemampuan menetaskan telur. Oleh karena itu pemahaman tentang tahapan pertumbuhan embrio yang optimum harus menjadi perhatian para industry bebek komersil.

Karakteristik Telur Dapat DIgunakan sebagai Petunjuk Pertumbuhan Embrio.Selama tahap pengeraman, ketipisan gabungan kulit membran dan kulit yang baik sangat berhubungan dengan tahap pertumbuhan embrio.Seperti halnya yang terjadi pada embrio burung puyuh (Stepinska dan Olszanska, 1983) dan kalkun (Gupta dan Bakst, 1993) ketipisan kulit adalah indicator dari perumbuhan embrio tapi tidak hanya selama tahap pengeraman. Pada eksperimen 2, kulit telur jenis A lebih tipis daripada kulit telur jenis B, sedangkan di eksperimen 3 malah sebaliknya. Ketipisan kulit telur pada jenis B tidak jauh berbeda dengan hasil 2 eksperimen sebelumnya. Bertambah tipisnya kulit telur pada jenis A pada eksperimen 2 dan 3 tidak memiliki penjelasan yang jelas. Hal ini bisa dihubungkan karena perbedaan lingkungan pada 2 ekperimen tersebut; eksperimen 2 dilakukan saat musin dingin dan eksperimen 3 dilakukan pada musim panas. Jenis A secara fisiologis sensiitif terhadap perbedaan suhu dan kelembaban yang mungkin telah mengubah metabolism kalsiumnya dan menyebabkan mobilisasi dan tumpukan yang lebih tinggi di musim panas. Jenis B mungkin tidak terlalu sensitif terhadap perbedaan tersebut.Selama 71 jam inkubasi pertama, faktor-faktor tidak tetap yang berhubungan dengan pertumbuhan embrio memiliki hubungan dengan turunnya berat telur selama proses inkubasi. Dalam studi ini, parameter yang bisa dengan mudah diukur ini memberikan cara perhitungan tentang tahap pertumbuhan embrio. Bagaimanapun jua, penanganan dan manipulasi telur (penyimpanan dan penghangatan) sebelum di atur dapat mempengaruhi berat telur dan karakter intinya.Jadi, garis turunnya berat telur yang diperoleh pada telur yang tidak di simpan mungkin tidak cocok dengan telur-telur yang disimpan.Kesuburan daging ayam betina dapat diperkirakan dengan analisis terhadap lapisan perifitelline dari beberapa lusin telur (Wishart, 1995; Wishart dan Staines, 1995) Jika metode ini bisa diterpakan pada bebek, hitungan lubang sperma lapisan perifitelline bisa memberikan informasi yang akurat pada kemampuan reproduktif kumpulan bebek ternak selama siklus biasa meskipun jika perkawinan alami dilakukan. Prosedur ini sulit dilakukan pada telur bebek karena dua alasan; albumen melekat dengan kuat dengan lapisan perifitelline dengan cara menghalangi visualisasi lubang sperma dan lubang sperma sangat jelas terlihat berdiameter lebih kecil dan asal piringan sendi membuat sulit untuk melihatnya pada kalkun atau ayam (M. Bakst, observasi pribadi)Untuk menyimpulkan, ada penemuan penggunaan praktis terbaru pada industry komersil bebek dan ilmuan-ilmuan unggas untuk menginvestigasi aspek-aspek kesuburan dan kemampuan menetaskan telur pada bebek. Prosedur penetasan sekarang menggambarkan contoh pertumbuhan embrio bebek dari pembelahan awal setelah 72 jam inkubasi dapat digunakan untuk menaksir penanganan telur dan prosedur penyimpanan dan kondisi inkubasi pada kemampuan menetaskan telur.

b. Tipe-tipe Sel Telur

Berdasarkan jumlah dan distribusi kuning telur (KT):

Gambar tipe-tipe sel telur

DAFTAR PUSTAKA

Chen, B. K. 1932. The early development of the ducks egg,with special reference to the origin of the primitive streak. J. Morphol. 53:133187.868 DUPUY ET AL.

Coleman, M. A. 1983. Extra 25 chicks per hen with embryo watch. Broiler Industry, May:3234.

Eyal-Giladi, H. 1991. The early embryonic development of thechick, as an epigenetic process. Critical Rev. Poult. Biol.3:143166.

Eyal-Giladi, H., and S. Kochav. 1976. From cleavage to primitive streak formation: A complementary normal table and a newlook at the first stages of the development of the chick. I.General morphology. Dev. Biol. 49:321337.

Foulkes, A. G. 1990. The unincubated avian blastoderm; its characterization and an investigation of developmental quiescence. Ph. D. Dissertation. Department of Biology, Faculty of Science, University of Southampton, UK.

Gupta, S. K., and M. R. Bakst. 1993. Turkey embryo staging from cleavage through hypoblast formation. J. Morphol.217:313325.

Kaltofen, R. S. 1971. Embryonic Development in the Eggs of the Pekin Duck. Centre for Agricultural Publishing and Documentation,Wageningen, The Netherlands.

Pasteels, J. 1945. On the formation of the primary entoderm of the duck (Anas domestica) and on the significance of the bilaminar embryo in birds. Anat. Rec. 93:521.

Perry, M. M. 1987. Nuclear events from fertilisation to the early cleavage stages in the domestic fowl (Gallus Domesticus). J.Anat. 150:99109.

Stepinska, U., and B. Olsanska. 1983. Cell multiplication and blastoderm development in relation to egg envelope formation during uterine development of quail(Coturnix coturnix japonica) embryo. J. Exp. Zool. 228:505510.

Stern, C. D. 1990. The marginal zone and its contribution to the hypoblast and primitive streak of the chick embryo. Development 109:667682.

Wishart, G. J., and H. J. Staines. 1995. Assessing the breeding efficiency of broiler breeder flocks by measuring