lp apendisitis

Upload: abdillah

Post on 10-Jan-2016

74 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

LP Apendisitis

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHULUAN APPENDISITISA. KONSEP MEDIS1. Definisi

Apendisitis akut adalah penyebab paling umum inflamasi akut pada kuadran bawah kanan rongga abdomen, penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat (Smeltzer, 2001).Apendisitis adalah kondisi di mana infeksi terjadi di umbai cacing. Dalam kasus ringan dapat sembuh tanpa perawatan, tetapi banyak kasus memerlukan laparotomi dengan penyingkiran umbai cacing yang terinfeksi. Bila tidak terawat, angka kematian cukup tinggi, dikarenakan oleh peritonitis dan shock ketika umbai cacing yang terinfeksi hancur. (Anonim, Apendisitis, 2007).Apendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai cacing (apendiks). Infeksi ini bisa mengakibatkan pernanahan. Bila infeksi bertambah parah, usus buntu itu bisa pecah. Usus buntu merupakan saluran usus yang ujungnya buntu dan menonjol dari bagian awal usus besar atau sekum (cecum). Usus buntu besarnya sekitar kelingking tangan dan terletak di perut kanan bawah. Strukturnya seperti bagian usus lainnya. Namun, lendirnya banyak mengandung kelenjar yang senantiasa mengeluarkan lendir. (Anonim, Apendisitis, 2007).2. EtiologiAppendicitis belum ada penyebab yang pasti atau spesifik tetapi ada faktor-faktor prediposisi yang menyertai. Factor tersering yang muncul adalah obtruksi lumen.a. Pada umumnya obstruksi ini terjadi karena : Hiperplasia dari folikel limfoid, ini merupakan penyebab terbanyak. Adanya faekolit dalam lumen appendiks. Adanya benda asing seperti biji bijian. Seperti biji Lombok, biji jeruk dll. Striktura lumen karena fibrosa akibat peradangan sebelumnyab. Infeksi kuman dari colon yang paling sering adalah E. Coli dan streptococcus.c. Laki laki lebih banyak dari wanita. Yang terbanyak pada umur 15 30 tahun (remaja dewasa). Ini disebabkan oleh karena peningkatan jaringan limpoid pada masa tersebut.d. Tergantung pada bentuk appendikse. Appendik yang terlalu panjang.f. Messo appendiks yang pendek.g. Penonjolan jaringan limpoid dalam lumen appendiks.h. Kelainan katup di pangkal appendiks.

3. Patofisiologi Apendiks terinflamasi dan mengalami edema sebagai akibat terlipat atau tersumbat kemungkinan oleh fekolit (massa keras dari faeces) atau benda asing. Proses inflamasi meningkatkan tekanan intraluminal, menimbulkan nyeri abdomen atas atau menyebar hebat secara progresif, dalam beberapa jam terlokalisasi dalam kuadran kanan bawah dari abdomen. Akhirnya apendiks yang terinflamasi berisi pus.4. Manifestasi KlinikUntuk menegakkan diagnosa pada apendisitis didasarkan atas anamnese ditambah dengan pemeriksaan laboratorium serta pemeriksaan penunjang lainnya.Gejala apendisitis ditegakkan dengan anamnese, ada 4 hal yang penting adalah: Nyeri mula-mula di epigastrium (nyeri viseral) yang beberapa waktu kemudian menjalar ke perut kanan bawah. Muntah oleh karena nyeri viseral. Panas (karena kuman yang menetap di dinding usus). Gejala lain adalah badan lemah dan kurang nafsu makan, penderita nampak sakit, menghindarkan pergerakan, di perut terasa nyeri.5. Tanda Dan Gejala Anoreksia biasanya tanda pertama. Nyeri, permulaan nyeri timbul pada daerah sentral (viseral) lalu kemudian menjalar ketempat appendics yang meradang (parietal). Retrosekal/nyeri punggung/pinggang. Postekal/nyeri terbuka. Diare, Muntah, demam derajat rendah, kecuali ada perforasi.

6. Penatalaksanaan Tidak ada penatalaksanaan appendicsitis, sampai pembedahan dapat di lakukan. Cairan intra vena dan antibiotik diberikan intervensi bedah meliputi pengangkatan appendics dalam 24 jam sampai 48 jam awitan manifestasi. Pembedahan dapat dilakukan melalui insisi kecil/laparoskop. Bila operasi dilakukan pada waktunya laju mortalitas kurang dari 0,5%. Penundaan selalu menyebabkan ruptur organ dan akhirnya peritonitis. Pembedahan sering ditunda namun karena dianggap sulit dibuat dan klien sering mencari bantuan medis tapi lambat. Bila terjadi perforasi klien memerlukan antibiotik dan drainase.7. Komplikasi Perforasi dengan pembentukan abses. Peritonitis generalisata Pieloflebitis dan abses hati, tapi jarang.

8. Pemeriksaan DiagnostikUntuk menegakkan diagnosa pada apendisitis didasarkan atas anamnese ditambah dengan pemeriksaan laboratorium serta pemeriksaan penunjang lainnya. Gejala apendisitis ditegakkan dengan anamnese, ada 4 hal yang penting adalah: Nyeri mula-mula di epigastrium (nyeri viseral) yang beberapa waktu kemudian menjalar ke perut kanan bawah. Muntah oleh karena nyeri viseral. Panas (karena kuman yang menetap di dinding usus).Gejala lain adalah badan lemah dan kurang nafsu makan, penderita nampak sakit, menghindarkan pergerakan, di perut terasa nyeri. a. Pemeriksaan yang lain Lokalisasi.Jika sudah terjadi perforasi, nyeri akan terjadi pada seluruh perut, tetapi paling terasa nyeri pada daerah titik Mc. Burney. Jika sudah infiltrat, lokal infeksi juga terjadi jika orang dapat menahan sakit, dan kita akan merasakan seperti ada tumor di titik Mc. Burney. b. Test rektal.Pada pemeriksaan rektal toucher akan teraba benjolan dan penderita merasa nyeri pada daerah prolitotomi.c. Pemeriksaan laboratorium Leukosit meningkat sebagai respon fisiologis untuk melindungi tubuh terhadap mikroorganisme yang menyerang. Pada apendisitis akut dan perforasi akan terjadi lekositosis yang lebih tinggi lagi. Hb (hemoglobin) nampak normal. Laju endap darah (LED) meningkat pada keadaan apendisitis infiltrat. Urine rutin penting untuk melihat apa ada infeksi pada ginjal. Pemeriksaan radiologi Pada foto tidak dapat menolong untuk menegakkan diagnosa apendisitis akut, kecuali bila terjadi peritonitis, tapi kadang kala dapat ditemukan gambaran sebagai berikut: Adanya sedikit fluid level disebabkan karena adanya udara dan cairan. Kadang ada fecolit (sumbatan). Pada keadaan perforasi ditemukan adanya udara bebas dalam diafragma. B. KONSEP KEPERAWATAN1. Pengkajian a. Aktivitas / istirahatGejala : malaise dan penurunan kemampuan aktivitasb. Sirkulasi Tanda : tachicordiac. EliminasiGejala : konstipasi pada awalnya, kadang ada juga diareTanda : distensi abdomen, nyeri tekan / nyeri lepas, kekakuan penurunan atau tidak ada bisul usus.

d. Makanan / cairan Gejala : anoreksia, mual, dan muntahe. Nyeri / kenyamananGejala : nyeri abdomen sekitar epigastrum dan umbilicus, yang menungkatkan berat dan terkokalisasi pada titik Mc. Burney (setengah jarak antara umbilicus dan tulang ileum kanan), meningkatkan karena berjalan, bersin, batuk / nafas dalam (nyeri berhenti tiba-tiba diduga perforasi / infark pada apendiks).Tanda : perilaku berhati-hati, berbaring ke samping atau telentang dengan lutut ditekuk, meningkatnya nyeri pada kuadran kanan bawah karena posisi ekstensi kaki kanan / posisi duduk tegak, nyeri lepas pada sisi kiri diduga inflamasi peritunal.f. Keamanan Tanda : demamg. PernafasanTanda : takipnea, pernafasan dangkal2. Diagnosa Keperawatana. Resiko berkurangnya volume cairan berhubungan dengan adanya mual dan muntahb. Nyeri berhubungan dengan distensi jaringan intestinalc. Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakitnya b/d informasi kurangd. Nutrisi kurang daru kebutuhan tubuh b/d intake menurune. Defisit perawatan diri b/d kelemahan yang dirasakanf. Resiko terjadinya infeksi b/d tidak adekuatnya pertahanan tubuh

3. Intervensi Keperawatana. Resiko berkurangnya volume cairan berhubungan dengan adanya mual dan muntah di tandai dengan : kadang-kadang diare, distensi abdomen, tegang, nafsu makan berkuarang, ada rasa mual dan muntah.Tujuan : mempertahankan keseimbangan volume cairanKriteria hasil : klien tidak diare, nafsu makan baik, klien tidak mual dan muntahIntervensi :1. Monitor tanda-tanda vitalR/ merupakan indikator secara dini tentang hipovolemia2. Monitor intake dan output dan konsentrasi urineR/ menurunnya output dan konsentrasi urine akan meningkatkan kepekaan / endapan sebagai salah satu kesan adanya dehidrasi dan membutuhkan peningkatan cairan.3. Beri cairan sedikit demi sedikit tapi seringR/ untuk meminimalkan hilangnya cairanb. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d distensi jaringan intestinal. Ditandai dengan pernafasan tachipnea, sirkulasi takikardi, sakit di daerah epigastrium menjalar ke daerah Mc. Burney, gelisah, klien mengeluh sakit pada perut bagian kanan bawah.Tujuan : rasa nyeri akan teratasiKriteria : pernafasan normal, sirkulasi normal

Intervensi1. Kaji tingkat nyeri, lokasi dan karakteristik nyeriR/ untuk mengetahui sejauh mana tingkat nyeri dan merupakan indikator secara dini untuk dapat memberikan tindakan selanjutnya.2. Anjurkan pernafasan dalam R/ pernafasan yang dalam menghirup O2 secara adekuat sehingga otot menjadi relaksasi3. Lakukan gate controlR/ dengan gate control saraf yang berdiameter besar merangsang saraf yang berdiameter kecil sehingga nyeri tidak diteruskan ke hipotalamus4. Kolaborasi pemberian analgetikR/ sebagai profilaksis untuk dapat menghilangkan rasa nyeric. Kurangnya pengetahuan tentang prosesnya penyakitnya b/d informasi kurang, gelisah, wajah murung, klien sering menanyakan tentang penyakitnya, klien mengeluh rasa sakit, klien mengeluh susah tidurTujuan : klien akan memahami manfaat perawatan post operatif dan pengobatannyaIntervensi :1. Jelaskan pada klien tentang latihan-latihan yang digunakan setelah operasiR/ klien dapat memahami dan dapat merencanakan serta dapat melaksanaan setelah operasi sehingga dapat mengembalikan fungsi-fungsi optimal alat-alat tubuh.2. Menganjurkan aktivitas yang progresif dan sabar menghadapi periode istirahat setelah operasiR/ mencegah luka baring dan dapat mempercepat penyembuhan3. Diskusikan kebersihan insisi yang meliputi ganti verban, pembatasan mandi dan penyembahan latihan.R/ mengerti dan mau bekerja sama melalui terapeutik dapat mempercepat proses penyenbuhan.d. Nutrisi kurang dari kebutuhan b/d intake menurun ditandai dengan nafsu makan menurun, berat badan menurun, porsi makan tidak dihabiskan, ada rasa mual dan muntahTujuan : klien mampu merawat diri sendiriIntervensi :1. Kaji sejauh mana ketidakadekuatan nutrisi klienR/ menganalisa penyebab melaksanakan intervensi2. Perkirakan / hitung pemasukan kalori, juga komentar tentang nafsu makan sampai minimalR/ mengidentifikasi kekurangan / kebutuhan nutrisi berfokus pada masalah membuat suasana negative dan mempengaruhi makanan3. Timbang berat badan sesuai indikasiR/ mengawasi keefektifan secara diet4. Beri makanan sedikit tapi seringR/ tidak member rasa bosan dan pemasukan nutrisi dapat ditingkatkan5. Anjurkan kebersihan oral sebelum makanR/ mulut yang bersih meningkatkan nafsu makan

6. Tawarkan minumsaat makanbila toleranR/ dapat mengurangi mual dan menghilangkan gas7. Konsul tentang kesukaan dan ketidaksukaan pasien yang menyebabkan distressR/ melibatkan pasien dalam perencanaan, memampukan pasien memiliki rasa control dan mendorong untuk makan.8. Member makanan yang bervariasiR/ makanan yang bervariasi dapat meningkatkan nafsu makan kliene. Defisit perawatan diri b/d kelemahan yang dirasakan, ditandai dengan klien nampak kotor, kulit kepala kotor dan kulit namapk kotorTujuan : klien mampu merawat diri sendiriIntervensi : 1. Mandikan pasien setiap hari samapi pasien mampu melakukan sendiri serta cuci rambut dan potong kuku klienR/ agar badab menjadi segar, melancarkan peredarahan darah & meningkatkan kesehatan2. Ganti pakaian yang kotor dengan yang bersihR/ untuk melindungi klien dari kuman & meningkatkan rasa nyaman3. Berikan HE pada klien dan keluarganya tentang pentingnya kebersiahan diriR/ agar klien dan keluarga dapat bermotivasi untuk menjaga personal Hygiene

4. Berikan pujian pada klien tentang keberhasilannyaR/ agar pasien merasa tersanjung dan lebih kooperatif dalam keberhasilannyaf. Resiko terjadinya infeksi b/d tidak adekuatnya pertahanan tubuh ditandai dengan suhu diatas normal, frekuensi pernafasan meningkat, distensi abdomen, nyeri tekan daerah titik Mc. Burney Leuco > 10000/mm3Tujuan : tidak akan terjadi infeksiKriteria : tidak ada tanda-tanda infeksi post operatif (tidak ada panas dan kemerahan)Intervensi :1. Bersihkan lapangan operasi dari beberapa gangguan yang mungkin ada melalui prinsip pencukuranR/ pencukuran dengan arah yang berlawanan tumbuhnya rambut akan mencapai ke dasar rambut, sehingg benar-benar bersih, dapat terhindar dari pertumbuhan milroorganisme2. Beri obat menahan sehari sebelum operasi dan dengan melakukan klismaR/ obat pencahar dapat merangsang peristaltik usus sehingga BAB dapat lancer sedangkan klimas dapat merangsang peristaltic yang lebih tinggi sehingga dapat mengakibatkan reptura opendiks.3. Anjurkan kilen mandi dengan sempurnaR/ kulit yang bersih mempunyai arti yang besar terhadap timbulnya mikroorganisme.

DAFTAR PUSTAKADoenges, Marylinn E. (2000), Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Penerbit Buku Kedokteran, EGC. Jakarta.Henderson, M.A. (1992), Ilmu Bedah Perawat, Yayasan Mesentha Medica, Jakarta.Schwartz, Seymour, (2000), Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah, Penerbit Buku Kedokteran, EGC. Jakarta. 4.Smeltzer, Suzanne C, (2001), Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah, Volume 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

PENYIMPANGAN KDM APPENDISITISPeningkatan tekanan Fekolitinvasi kuman E. coliIntra lumenobstruksi lumen apendiksport de entry

Resiko infeksiTekanan pada daerah lambung bendungan mukosaMerangsang Nx (vagus)peningkatan tekanan intralumenMedulla oblongataaliran limfe terhambatMual muntahedema, diapendesis bakteri

Kk gangguan nutrisiDan ulserasi mukosa

Devisit volume cairanAppendicitis peubahan status kesehatanpengeluaran mediator kimiakurang informasiMeningkatkan metabolismeoleh sel-sel radangkurang pengetahuanYang berlebihanmerangsang nociceptortentang penyakitnyaPemecahan KH,lemak,proteinmedulla spinaliskoping tidak efektif

CemasCadangan suplai energy kurangcortex cerebri

NyeriMetobolismeJaringan terhambatKelemahan fisikGangguan pemenuhan ADL

Defisit perawatan diri

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NyDDENGAN APPENDISITISTgl Masuk RS : 13 Januari 2011Tgl Pengkajian : 15 Januari 2010No. Register : 6645Diagnosa Medis: AppendisitisA. PENGKAJIAN1. Biodata a. Identitas KlienNama: NyDJenis kelamin: perempuanUmur/tgl lahir: 28 tahunAgama: islamSuku: makassarPendidikan: SMPPendapatan: -Pekerjaan: wiraswastaStatus: kawinAlamat: Jl.b. Identitas PenanggugNama: NyDJenis kelamin: laki-lakiUmur/tgl lahir: 30 tahunAgama: islamSuku: makassarPendidikan: SMPPendapatan: -Pekerjaan: wiraswastaStatus: kawinHubungan dengan klien : suamiAlamat: Jl.2. Riwayat Kesehatan A. Riwayat Keluhan Sekarang1. Keluhan utama : nyeri perut kanan bawah2. Riwayat keluhan utama a. Faktor pencetus : luka operasib. Sifat keluhan : tidak terus-menerusc. Lokasi keluhan/penyebaran : perut kanan bawahd. Mulai dan lamanya keluhan : dialami sejak 2 tahun yang lalu3. Apakah keluhan bertambah / berkurang pada saat tertentu/memperberat atau meringankan disaat istirahat4. Keluhan lain yang menyertai : tidak adaB. Riwayat Kesehatan Masa Lalu1. Klien menderita penyakit APP sejak 2 tahun yang lalu2. Klien pernah di rawat di RS sejak waktu masih kecil dengan penyakit bronchitis3. Klien pernah di operasi sebelumnya4. Klien tidak alergi terhadap obat-obatan, bahan kimia, maupun makanan tapi alergi terhadap pada debu5. Klien tidak merokok, minum alcohol, minum kopi, dan obat-obatanC. Riwayat Kesehatan Keluarga Genogram

Keterangan :: perempuan: klien: laki-laki . : serumah

D. Riwayat Psikososial1. Pola konsep diriKlien nampak cemas dan bertanya tentang penyakinya2. Identitas klienKlien menyadari sebagai seorang istri3. Peran Klien berperan sebagai istri4. Pola kognitifKlien mengetahui akan penyakit yang di deritanya dank lien berusaha untuk mengobatinya5. Pola kopingKlien mampu mengambil insiatif untuk berobat dan jika klien memiliki masalah, klien akan bercerita pada keluarganya6. Pola interaksiKlien berinteraksi dengan keluarga & perawat dengan baik, tetapi kurang aktif terhadap perawat yang menanganinya karena klien merasa lemah dengan kondisnya.E. Riwayat Spirituaa. Nilai dan keyakinan klien beragama islamb. Kegiatan ibadah sebelum masuk RS : klien rajin beribadah akan tetapi selama klien sakit jarang beribadahc. Dukungan keluarga kilen : klien selalu mendapat dukungan dari keluarga agar cepat sembuh3. Pemeriksaan Fisik1. Keadaan umum : baik2. Kesadaran : composmentis Ekspresi wajah klien tampak meringis dengan skala sedang 7 (1-10) Klien mengatakan cemas dengan kondisinya3. Tanda-tnda vital TD: 100/50 mmHg N : 74 x/i S : 36,2 0C P : 25 x/i4. BB : 50 kgTB : 155 cm5. Kepala Inspeksi : Bentuk kepala : mesosepthal Rambut dan kulit kepala klien tampak bersih Warna rambut : hitam Rambut klien tidak mudah rontokPalpasi Tidak terdapat benjolan Tidak terdapat nyeri tekan6. Muka Inspeksi : bentuk wajah : oval simetris / tidak : simetris kiri dan kanan gerakan abnormal : tidak ada ekspresi wajah tampak gelisah dan meringisPalpasi : Tidak terdapat benjolan Tidak terdapat nyeri tekan7. Mata Inspeksi : Palpebra : tidak ada edema Sclera : tidak ada ikterus Canjutiva : tidak ada radang dan anemis Posisi mata : tampak simetris kiri dan kanan Gerakan bola mata : bola mata dapat bergerak ke segala arah Penutupan kelopak mata : tidak ada kelainan Pupil : isokor Keadaaab bulu mata : penyebarab merata, tidak rontok Penglihatan : jelas, visus 6/6, lapang pandang 1800Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan Tidak terdapat pembengkakan/benjolan8. Hidung dan SinusInspeksi Bentuk hidung : mancung Posisi hidung : simetris kiri dan kanan Secret/cairan : tidak ada Keadaan septum : tidak ada Tidak ada pernafasan coping hidung, polip, dan epistaksisPalpasi : Tidak ada nyeri tekan Tidak terdapat massa / benjolan9. Telinga Inspeksi : Posisi telinga : simetris kiri dan kanan Ukuran : sedang, daun telinga tertarik ke belakang Aurikel : sejajar dengan sudut mata Lubang telinga : bersih, tidak serumen Pemakaian alat bantu : tidak adaPalpasi Tidak ada nyeri tekan Tidak terdapat massa / benjolan10. Mulut Inspeksi : Bibir : tidak ada kelainan, tampak lembab, tidak pucat atau sianosis Gigi : masih lengkap dan tidak memakai gigi palsu Lidah : tidak kotor Gusi : warna merah

11. Tenggorokan Inspeksi Warna mukosa : warna merah muda Tidak ada nyeri tekan12. LeherInspeksi Kelenjar tiroid : tidak membesar Arteri korotis : tidak membesar Tidak ada peningkatan vena jugularisPalpasi Tidak terdapat nyeri tekan pada leher Tidak terdapat benjolan / massa13. Thorask dan pernafasanInspeksi Bentuk dada : normal Irama pernafasan : teratur Dada mengembang dengan baik saat bernafas Tidak ada retraksi dinding dadaPalpasi Tidak terdapat nyeri tekan pada leher Tidak terdapat benjolan / massa14. JantungInspeksi : ictus cordirs terlihat ICS V mediaclavicularis kiriPalpasi : ictus cordirs teraba pada ICS V mediaclavicularis kiriPerkusi : tidak ada pembesaran jantung15. Abdomen Inspeksi Simetris kanan dan kiri Tidak membuncit Ikut gerak nafas Terdapat luka operasi pada bagian perut kanan bawah

Auskultasi : peristaltik usus normalPerkusi : bunyi timpani pada seluruh lapang abdomen dan pekak di hatiPalpasi : tidak ada massa / benjolan dan terdapat nyeri tekan16. Genitalia dan anus : tidak ada kelainan17. Ekstremitas a. Ekstremitas atas1. Motorik Pergerakan kiri dan kanan : baik Pergerakan abnormal : tidak ada Kekuatan otot kiri/kanan : 5/5 Koordinasi gerak : tangan kiri & kanan seluruh gerakan dapat dilakukan2. Refleks Biceps kanan/kiri : +/+ Triceps kanan/kiri : +/+3. Sensori : klien merasakan nyeri, rangsangan suhu dan rasa rabab. Ekstremitas bawah1. Motorik Pergerakan kiri dan kanan : baik Pergerakan abnormal : tidak ada Kekuatan otot kiri/kanan : 5/5 Koordinasi gerak : tangan kiri & kanan seluruh gerakan dapat dilakukan2. Refleks KPR kanan / kiri : +/+ APR kanan / kiri : +/+3. Sensori : klien merasakan nyeri, rangsangan suhu dan rasa raba

4. Pemeriksaan DiagnostikNama PemeriksaanHasilNilai Normal

Leukosit92005000 10000 /mm3

Eritrosit4,58 jutaLK:4,5-55jt/mm3, Pr : 4,5-5,0jt/mm3

Hb13,4Lk: 13-16 gr%, Pr: 12-14 gr/%

Hematokrit40,8Lk: 40-48 %, Pr: 37-43 %

Trombosit318.000200000-500000 /mm3

5. Pola Kegiatan Sehari-hariNama kegiatanSebelum sakitSelama sakit

1. Nutrisi Pola makan Frekuensi Nafsu makan Makanan pantangan Makanan yang disukai Porsi makan2. Cairan Frekuensi Jumlah Jenis minuman3. Eliminasia. BAB Frekuensi Warna Konsistensib. BAK Frekuensi Warna4. Olahraga 5. Istirahat & tidur Malam siangTeratur3x sehariBaikTidak adaTdk ada spesifikasiDihabiskan

6-7 x/hari8-9 gelas/hariAir putih

1x/hariKuningLunak

6-7x/hariKuning1-2 x/minggu

22.00-05.3013.00-15.00Teratur3x sehariBaikTidak adaTdk ada spesifikasiDihabiskan

5-6 x/hari6-7 gelas/hariAir putih

Tidak lancarKuningLunak

4-5 x/hariKuningTidak pernah

21.00-06.00Tidak teratur

6. Pola Interaksi Sosial1. Orang yang terpenting / terdekat dengan klien adalah suami2. Klien mudah mendapatkan teman3. Klien bermusyawarah dengan anggota keluarga bila ada masalah4. Interaksi klien dengan keluarga baik

7. Kesehatan Sosial Kebersihan rumah : bersih Status rumah : milik sendiri Cukup / tidak : cukup Jumlah penghuni : 6 orang Bising / tidak : tidak bising Tidak kebanjiran pada musim hujan8. Keadaan Psikososial Selama Sakita. Klien merasa cemas dengan penyakitnya dan tampak gelisahb. Klien berharap kesehatannya cepat pulihc. Klien selalu bertanya-tanya tentang penyakitnyad. Klien mengatakan lemah sehingga butuh bantuan untuk pemenuhan ADL

B. KLASIFIKASI DATAData Subjektif Data Objektif

Klien mengatakan nyeri pada perut kanan bawah Klien bertanya-tanya tentang penyakitnya Klien mengatakan cemas dengan kondisinya Klien mengatakan lemah Ekspresi wajah klien nampak meringis Klien nampak cemas Klien nampak gelisah TTVTD : 100/60 mmHgN : 74 x/iS : 36,2 0CP : 20 x/i Klien tampak lemah

C. ANALISA DATADataEtiologiMasalah

DS : klien mengatakan nyeri pada perut kanan bawahDO : ekspresi wajah klien tampak meringis Skala nyeri sedang 7 (1-10)

DS : klien bertanya-tanya tentang penyakitnyaKlien mengatakan cemas dengan penyakitnyaDO : klien nampak cemasKlien nampak gelisah

DS : klien mengatakan nyeriKlien mengatakan lemahDO : klien nampak lemah

Fekolit Obstruksi lumen appendiks

Bendungan mucus

Peningkatan tekanan intra lumen

Aliran limfe terhambat

Edema, diapedesis bakteri dan ulserasi mukosa

Pengeluaran mediator kimia oleh sel-sel radang

Merangsang nociceptor

Medulla spinalis

Cortex cerebri

Nyeri

Apendisitis

Perubahan status kesehatan Kurang informasi

Kurang pengetahuan tentang penyakitnya

Koping tidak efektif Cemas

Fokolit

Peningkatan tekanan intra abdomen

Tekanan pada area lambung

Meningkatkan metabolisme yang berlebihan

Pemecahan KH, lemak protein

Cadangan suplai energy berkurang

Metabolisme

Jaringan terhambat

Kelemahan fisik

Gangguan pemenuhan ADL

Difisit perawatan diri

Nyeri

Cemas

Difisit perawatan diri

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN1. Gangguan rasa nyaman nyeri b/d distrusi jaringan intestinal2. Cemas b/d kurang pengetahuan tentang penyakitnya3. Difisit perawatan diri b/d kelemahan yang dirasakan

E. INTERVENSI KEPERAWATANNoDx keperawatanTujuanIntervensi Rasional

1Nyeri b/d distribusi jaringan intestinal ditandai dengan :DS : klien mengatakan nyeri pada perut kanan bawahDO : ekspresi wajah klien nampak meringis Skala nyeri sedang 7 (1-10).

Cemas b/d kurang pengetahuan tentang prosedur pembedahan dengan :DS : Klien bertanya tentang penyakitnyaKlien mengatakan cemas dengan penyakitnyaDO :Klien nampak cemasKlien nampak gelisah

Defisit perawatan diri b/d kelemahan yang dirasakan ditandai dengan :DS :Klien mengatakan nyeriKlien mengatakan lemah DO : klien nampak lemah

Nyeri teratasi/berkurang dengan criteria : Klien mengatakan nyeri pada perut kanan bawah hilang atau berkurang

Ekspresi klien saraf yang tampak tenang

Klien mengatakan bahwa kecemasannya berkurang atau tidak cemas lagi dengan kriteria : Klien mengerti tentang penyakitnya Klien tampak tenang

Klien mampu merawat diri dengan kriteria : Pemenuhan ADL bisa dilakukan terutama perawatan diri Klien nampak bersih

Kaji tingkat nyeri, lokasi, dan karakteristik nyeri

Anjurkan pernafasan dalam

Lakukan gate control

Observasi TTV

Kolaborasi pemberian analgetik

Kaji tingkat kecemasan klien

Berikan dorongan kepada klien untuk mengungkapkan perasaannya

Berikan penjelasan singkat tentang penyakitnya

Beri support positif kepada klien

Anjurkan kepada klien untuk selalu melakukan pendekatan spiritual

Mandikan pasien setiap hari sampai klien mampu melaksanakan sendiri serta cuci rambut & potong kuku klien

Ganti pakaian yang kotor dengan yang bersih

Berikan He kepada klien & keluarga ttg pentingnya kebersihan diri

Bersihkan dan atur posisi tempat tidurUntuk mengetahui sejauh mana tingkat nyeri dan merupakan indikator secara dini untuk dapat mrmberikan tindakan selanjutnya.

Pernafasan yang dalam dapat menghirup O2 secara adekuat sehingga otot2 menjadi relaksasi.

Dengan gate control saraf yang berdiameter besar akan merangsang saraf yang berdiameter kecil sehingga merangsang nyeri tidak diteruskan ke hipotalamus.

Merupakan indikator untuk mengetahui perkembangan klien.

Analgetik dapat memblok lintasan nyeri.

Sebagai dasar untuk melakukan intervensi selanjutnya.

Dukungan perawat akan membawa klien untuk mengenal sedini mungkin perasaannya dan membagi kepada orang lain untuk mengurangi gangguan perasaannya.

Pengjelasan singkat dan benar akan menghilangkan persepsi yang salah tentang penyakitnya.

Support positif dapat membantu klien untuk melakukan koping untuk mengatasi masalah.

Pendekatan spiritual membantu klien untuk tetap tabah dalam menghadapi penyakitnya.

Agar badan menjadi segar, melancarkan peredaran darah dan meningkatkan kesehatan.

Untuk melindungi klien dari kuman & meningkatkan rasa nyaman.

Agar klien & keluarga dapat termotivasi untuk menjaga personal hygiene.

Klien merasa nyaman dengan tenun yang bersih serta mencegah terjadinya infeksi.

F. IMPLEMENTASI DAN EVALUASIHari/tglNo.DxJam Implementasi Evaluasi

Rabu/17 januari 20111

2

310.00

10.00

12.00Mengkaji tingkat nyeriHasil : nyeri yang dirasakan menurun dalam keadaan intestinal ringan dengan skala 3 (1-10).Mengajarkan pernafasan dalam Hasil : klien mampu melakukannya.Melakukan gate controlHasil : klien kadang-kadang masih meringis.Mengobservasikan TTVHasil :TD : 100/60 mmHgN : 74 x/iS : 36,2 0CP : 20 x/i

a. Mengkaji tingkat kecemasan klienHasil : kecemasan klien menurunb. Memberikan dorongan kepada klien untuk mengungkapkan perasaannyaHasil : klien mampu mengungkapkan perasaannyac. Memberikan penjelasa singkat tentang penyakitnysHasil : klien mampu memahami penyakinyad. Memberikan support positif pada klienHasil : klien tampak lebih tenange. Menganjurkan pada klien untuk selalu melakukan pendekatan spiritualHasil : klien nampak tabah dengan kondisi kesehatannya

Mengganti pakian yany kotor dengan yang bersihHasil : klien aktif terhadap perawat yang menanganinnya dank lien nampak bersihMembersihkan HE pada klien dan keluarganya tentang pentingnya kebersihan diriHasil : klien dan keluarga memahami tentang kebersihan diriMembersihkan dan mengatur posisi serta tempat tidur klienHasil : klien merasa nyaman

S : klien masih mengeluh nyeriO : klien nampak meringisA : masalah belum teratasiP : lanjutkan intervensi 1, 2, 3, 4

S : klien mengatakan tidak cemas lagiO : klien nampak tenangA : masalah teratasiP : pertahankan intervensi

S : klien magatakan mampu melakukan perawatan diriO : klien tampak bersihA : masalah teratsiP : pertahankan intervensi