lapsus coi

27
BAB I PENDAHULUAN Mual dan muntah, pening, perut kembung, dan badan terasa lemah terjadi hampir pada 50% kasus ibu hamil, dan terbanyak pada usia kehamilan 6-12 minggu. Keluhan mual muntah sering terjadi pada waktu pagi sehingga dikenal juga dengan “morning sickness”. Juga terdapat keluhan ptialisme, hipersalivasi yaitu banyak meludah. Mual dan muntah tampaknya disebabkan oleh kombinasi hormon estrogen dan progesteron, walaupun hal ini tidak diketahui dengan pasti dan hormon human chorionic gonadotropin juga berperan dalam menimbulkan mual dan muntah. Keluhan mual muntah kadang-kadang begitu hebat dimana segala apa yang dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga dapat mempengaruhi keadaan umum dan mengganggu pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi, dan terdapat aseton dalam urin. Mual dan muntah mempengaruhi hingga > 50 % kehamilan. Kebanyakan perempuan mampu mempertahankan kebutuhan cairan dan nutrisi dengan diet, dan symptom akan teratasi hingga akhir trimester pertama. Penyebab penyakit ini masih belum diketahui secara pasti, tetapi 1

Upload: nova-harianti

Post on 25-Jul-2015

82 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Lapsus Coi

BAB I

PENDAHULUAN

Mual dan muntah, pening, perut kembung, dan badan terasa lemah terjadi

hampir pada 50% kasus ibu hamil, dan terbanyak pada usia kehamilan 6-12

minggu. Keluhan mual muntah sering terjadi pada waktu pagi sehingga dikenal

juga dengan “morning sickness”. Juga terdapat keluhan ptialisme, hipersalivasi

yaitu banyak meludah.

Mual dan muntah tampaknya disebabkan oleh kombinasi hormon estrogen

dan progesteron, walaupun hal ini tidak diketahui dengan pasti dan hormon

human chorionic gonadotropin  juga berperan dalam menimbulkan mual dan

muntah.

Keluhan mual muntah kadang-kadang begitu hebat dimana segala apa yang

dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga dapat mempengaruhi keadaan

umum dan mengganggu pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi,

dan terdapat aseton dalam urin. Mual dan muntah mempengaruhi hingga > 50 %

kehamilan.

Kebanyakan perempuan mampu mempertahankan kebutuhan cairan dan

nutrisi dengan diet, dan symptom akan teratasi hingga akhir trimester pertama.

Penyebab penyakit ini masih belum diketahui secara pasti, tetapi diperkirakan erat

hubungannya dengan endokrin, biokimiawi, dan psikologis.1,2

1

Page 2: Lapsus Coi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi

Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal

kehamilan sampai umur kehamilan 20 minggu.1

Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan sehingga

pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum menjadi buruk.3

Hiperemesis gravidarum adalah keadaan timbulnya mual dan muntah

yang berlebihan pada wanita hamil TM 1, >10x/ 24 jam atau setiap saat,

sehingga menganggu keadaan umum dan aktivitas sehari-hari (memburuk /

dehidrasi). 4,5

B. Epidemiologi

Mual dan muntah paling sering dijumpai pada kehamilan trimester 1,

kurang lebih pada 6 minggu setelah haid terakhir selama 10 minggu. Sekitar

60-80% primigravida dan 40-60% multigravida, hanya keadaan ini

memberat pada 1 dari 1000 kehamilan.3,4

Mual dan muntah pada kehamilan (NVP- nausea and vomiting in

pregnancy), umumnya dikenal sebagai “morning sickness”, terjadi pada

sekitar 75-80% wanita hamil. Mual dan Muntah adalah keluhan yang sangat

sering selama paruh pertama kehamilan. Mual dan muntah dihubungkan

dengan kehamilan 9-10 minggu, mencapai puncak pada 11-13 minggu, dan

pada banyak kasus membaik pada kehamilan 12-14 minggu. Pada 1-10%

kehamilan, gejala ini berlanjut hingga 20-22 minggu. Biasanya mual dan

muntah dimulai antara terlambat haid pertama dan kedua dan berlanjut

sampai sekitar 14 minggu.6

C. Etiologi

Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak

ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik juga tidak

2

Page 3: Lapsus Coi

ditemukan kelainan biokimia, perubahan-perubahan anatomik yang terjadi

pada otak, jantung, hati dan susunan syaraf, disebabkan oleh kekurangan

vitamin serta zat-zat lain akibat kelemahan tubuh karena tidak makan dan

minum. Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang telah ditemukan

oleh beberapa sebagai berikut :3,4,5

1. Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida,

molahidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada

molahidatidosa dan kehamilan ganda menimbulkan dugaan bahwa faktor

hormon memegang peranan karena pada kedua keadaan tersebut hormon

khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.

2. Faktor organik, masuknya vili khorialis dalam sirkulasi meternal dan

perubahan metabolik  akibat hamil serta resistensi yang menurun dari

pihak ibu terhadap perubahan ini. Alergi sebagai salah satu respon dari

jaringan ibu terhadap anak, juga disebut sebagai salah satu faktor

organik 

3. Faktor endokrin, hipertiroid, diabetes melitus, dll.

4. Faktor psikologik  memegang peranan yang penting pada penyakit ini,

rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut akan kehamilan

dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat

menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah

sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau

sebagai pelarian kesukaran hidup.

D. Klasifikasi

Secara klinis, hiperemesis gravidarum dibedakan atas 3 tingkatan, yaitu :1,4,6

1. Tingkat I

Muntah yang terus menerus, timbul intoleransi terhadap makanan dan

minuman, berat badan menurun, nyeri epigastrium, muntah pertama

keluar makanan, lendir dan sedikit cairan empedu, dan yang terakhir

keluar darah. Nadi meningkat sampai 100x/ menit dan tekanan darah

3

Page 4: Lapsus Coi

sistolik menurun. Mata cekung dan lidah kering, turgor kulit berkurang

dan urin sedikit tetapi masih normal.

2. Tingkat II

Gejala lebih berat, segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, haus

hebat, subfebril, nadi cepat dan lebih dari 100 ± 140x/ menit,tekanan

darah sistolik kurang dari 80 mmHg, apatis, kulit pucat, lidah kotor, mata

cekung, kadang ikterus, oliguria, aseton, bilirubin dalam urin, aseton

tercium dalam nafas, konstipasi dan berat badan cepat menurun.

3. Tingkat III

Walaupun kondisi tingkat III sangat jarang, yang mulai terjadi adalah

gangguan kesadaran (delirium-koma), muntah berkurang atau berhenti,

nadi cepat halus, suhu meningkat drastis, TD turun, dapat terjadi ikterus,

sianosis, gangguan jantung, bilirubin, dan proteinuria dalam urin..

Komplikasi yang paling fatal terjadi pada susunn saraf pusat

Ensefalopati Wernicke dengan adanya nistagmus, diplopia dan perubahan

mental.

E. Patofisiologi

Ada yang menyatakan bahwa perasaan mual adalah akibat dari

meningkatnya kadar estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada

trisemester pertama. Pengaruh fisiologik hormon estrogen ini tidak jelas,

mungkin berasal dari sistem saraf pusat akibat berkurangnya pengosongan

lambung. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun

demikian mual dan muntah dapat berlangsung berbulan-bulan.

Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan

muntah pada hamil muda bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan

dehidrasi dan tidak imbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik.

Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat

dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak

yang tidak sempurna terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton ±

asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah.

4

Page 5: Lapsus Coi

Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan karena muntah

menyebabkan dehidrasi sehingga cairan ekstraseluler dan plasma

berkurang. Natrium dan khlorida darah dan khlorida air kemih turun. Selain

itu juga dapat menyebabkan hemokonsentrasi sehingga aliran darah ke

jaringan berkurang.

Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya

ekskresilewat ginjal menambah frekuensi muntah ± muntah lebih banyak,

dapatmerusak hati dan terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan

Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit dapat

terjadirobekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (Sindroma

Mallory-Weiss) dengan akibat perdarahan gastro intestinal.3,4,5,6

F. Diagnosis

Kriteria diagnosis hiperemesis gravidarum, yaitu : 1,4

1. Amenore

2. Muntah-muntah yang sering sekali dan mengganggu aktivitas

3. Tanda vital : nadi meningkat, TD menurun

4. Perasaan tenggorokan kering dan haus

5. Kulit dapat menjadi kering (tanda dehidrasi), sianosis

6. Berat badan menurun dengan cepat

7. Pada keadaan yang lebih berat, timbul subfebris, ikterus dan gangguan

saraf.

8. Pada pemeriksaan dalam ditemukan tanda-tanda kehamilan ( uterus

ukurannya sesuai dengan usia kehamilan, portio lunak, pada pemeriksaan

inspekulo serviks livide (biru)

9. Pada pemeriksaan USG : untuk evaluasi kehamilan

10. Pada pemeriksaan laboratorium :

- Darah rutin : kenaikan relatif hemoglobin dan hematokrit “shift to the

left” (untuk TK II dan TK III)

- Urin rutin : benda keton (asetonuria) dan proteinuria.

- Kimia darah : elektrolit darah, uji fungsi hati, uji fungsi ginjal

5

Page 6: Lapsus Coi

G. Pencegahan

Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu dilaksananakan

dengan jalan memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan

sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual

dan kadang-kadang merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda

dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, menganjurkan mengubah

makanan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil, tetapi lebih

sering. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi

dianjurakan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.

Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan.

Makanan dan minuman seyogyanya disajikan dalam keadaan panas

atau`sangat dingin. Defekasi yang teratur hendaknya dapat dijamin,

menghindarkan kekurangan karbohidrat merupakan faktor yang penting,

oleh karenanya dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula.3

H. Penatalaksanaan

Apabila dengan cara tersebut di atas keluhan dan gejala tidak mengurang

maka diperlukan pengobatan :4,5

1. Perawatan di Rumah Sakit

Penderita hiperemesis gravidarum sebaiknya dirawat di Rumah Sakit

( terutama TK II dan III)

2. Isolasi

Dilakukan dalam kamar yang tenang cerah dan peradaran udara yang

baik hanya dokter dan perawat yang boleh keluar masuk kamar sampai

muntah berhenti dan pasien maumakan. Catat cairan yang masuk dan

keluar dan tidak diberikan makan dan minum danselama 24 jam.

Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau

hilang tanpa pengobatan

3. Puasa

Puasa sampai muntah berkuran (24 - 48 jam)

4. Terapi psikologik 

6

Page 7: Lapsus Coi

Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan,

hilangkan rasatakut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta

menghilangkan masalah dankonflik, yang kiranya dapat menjadi latar

belakang penyakit ini.

5. Cairan parenteral

Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein

dengan glukose (dekstrose 5-10 % dalam cairan fisiologis (NaCl 0,9%)

sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah kalium dan vitamin,

khususnya vitamin B komplek dan vitamin C dan bila ada

kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intra vena.

Dibuat daftar kontrol cairan yang masuk dan yang dikeluarkan. Air

kencing perlu diperiksa sehari-hari terhadap protein, aseton, khlorida dan

bilirubin. Suhu dan nadidiperiksa setiap 4 jam dan tekanan darah 3 kali

sehari. Dilakukan pemeriksaan hematokrit pada permulaan dan

seterusnya menurut keperluan. Bila selama 24 jam penderita

tidak muntah dan keadaan umum bertambah baik dapat dicoba untuk

diberikan minuman, dan lambat laun minuman dapat ditambah dengan

makanan yang tidak cair. Dengan penanganan diatas, pada umumnya

gejala-gejala akan berkurang dan keadaan akan bertambah baik.

6. Obat-obatan.

Sementara diberikan perinjeksi

- Penenang : luminal 100 mg i.m atau klorpromazin 25 mg i.m atau

diazepam 10 mg.

- Vitamin : Vitamin B komplek ( B1 dan B6) , Vitamin C

- Pada keadaan lebih berat diberikan antimimetik seperti ondensantron,

disklomin, hidrokhloride, avomin.

- Antacid

Selanjutnya dapat diteruskan peroral dalam dosis yang lebih kecil

7. Penghentian kehamilan

Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur.

Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik jika

7

Page 8: Lapsus Coi

memburuk. Delirium, kebutaan, takikardi, ikterus, anuria dan perdarahan

merupakam manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan demikian

perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk

melakukan abortus terapuetik sering sulit diambil, oleh karena

disatu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tidak

boleh menunggu sampai terjadi gejala irreversibel pada organ vital

I. Diet hiperemesis

1. Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III. Makanan

hanya berupa roti kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan

bersama makanan tetapi 1,5-2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang

dalam semua zat - zat gizi, kecuali vitamin C, karena itu hanya diberikan

selama beberapa hari.

2. Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang.

Secara berangsur mulai diberikan makanan yang bernilai gizi tinggi.

Minuman tidak diberikan bersama makanan . Makanan ini rendah dalam

semua zat-zal gizi kecuali vitamin A dan D.

3. Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis

ringan. Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan

bersama makanan. Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali

kalsium. 1

J. Prognosis

Dengan penanganan yang baik prognosis hiperemesis gravidarum

sangat memuaskan. Penyakit ini biasanya dapat membatasi diri, namun

demikian pada tingkatan yang berat, penyakit ini dapat mengancam jiwa

ibu dan janin yang menjadi pegangan bagi kita untuk menilai maju

mundurnya pasien adalah adanya aseton dam urin dan berat badan sangat

turun.

1. Risiko maternal

8

Page 9: Lapsus Coi

Akibat defisiensi vit B1 akan menyebabkan terjadinya diplopia, palsi

N.6, nistagmus, ataksia dan kejang. Jika hal ini tidak segera diatasi akan

terjadi psikosis Korsakoff (amnesia, menurunnya kemampuan

beraktivitas), ataupun kematian. Oleh sebab itu ehamilan TK III perlu

dipertimbangkan terminasi kehamilan.

2. Risiko fetal

Penurunan berat badan yang kronis akan meningkatkan kejadian

gangguan pertumbuhan janin dalam rahim (IUGR).1

9

Page 10: Lapsus Coi

BAB III

LAPORAN KASUS

Identitas Pasien

Nama Pasien : AS

Umur : 24 tahun

Agama : Islam

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Dusun I Desa Ubul Besar RT 03

Nomor Rekam Medik : 080597

Anamnesis

Seorang pasien hamil, umur 24 tahun, masuk IGD RSUD Palembang Bari pada

tanggal 03 Mei 2012 jam 14.45 WIB dengan

1. Keluhan Utama

Os hamil dengan mual muntah berlebihan

2. Riwayat Perjalanan Penyakit

G2P1A0 usia 24 tahun hamil 8 minggu datang dengan keluhan ± sejak 2 bulan

SMRS, os mengeluh mual muntah , sejak 1 bulan terakhir mual dan muntah

semakin sering > 10x/ hari sehingga menganggu aktivitas sehari-hari. 1x

muntah banyaknya ± 1 gelas belimbing, isi muntahan apa yang di makan dan

diminum, jika belum makan isi muntahan cairan berwarna kuning, tidak ada

darah di muntahan. Keluhan mual muntah semakin bertambah saat selesai

makan dan minum. Nafsu makan berkurang karena os takut muntah, os merasa

bibir dan tenggorokannya kering, pusing, os mengeluh nyeri ulu hati jika

terlalu sering muntah , BB turun dari 32 kg menjadi 30 kg dalam 2 bulan, BAB

dan BAK dirasakan semakin sedikit.

10

Page 11: Lapsus Coi

3. Riwayat Penyakit Dahulu

Os mengaku pernah mengalami penyakit yang sama pada kehamilan pertama,

dengan gejala yang sama. Saat usia kehamilan 7 bulan os mengalami trauma

(jatuh) dan terjadi perdarahan pervaginam. Setelah di USG janin sudah mati

(JTM) dan dilahirkan pervaginam.

Os mengaku tidak pernah mengalami penyakit jantung, paru, hati,ginjal, DM,

alergi, dan hipertensi.

4. Riwayat Penyakit Keluarga

Os mengaku tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit menular,

keturunan dan kejiwaan.

5. Riwayat Haid

Usia menarche : 13 tahun

Siklus haid : 28 hari

Lama haid : 7 hari

Nyeri haid : (-)

HPHT : 23-2-2012 TP : 30-12-2012

6. Riwayat ANC

Di bidan, sudah 2 kali

7. Riwayat Persalinan

No Tempat

bersalin

Penolong Tahun Aterm Cara

Persalinan

Jenis

Kelamin

Keadaan

1 RSUD

BARI

Dokter 2011 Preterm

(7bulan)

Pervaginam Laki-laki Mati

2 ini

11

Page 12: Lapsus Coi

Pemeriksaan Fisik

1. Status Generalis

- Keadaan Umum : Baik

- Kesadaran : Compos Mentis

- Tekanan darah : 120/70 mmHg

- Nadi : 115 x/menit

- Pernafasan : 24 x/menit

- Suhu : 36,5 0C

- Tinggi badan : 145 cm

- Berat badan : 30 kg

- Mata : cekung, konjunctiva tidak anemis, sclera tidak

ikterik

- Leher : pembesaran tiroid (-)

- Thorak : jantung dalam batas normal, paru dalam batas

normal

- Abdomen : status obstetrikus

- Genitalia : status obstetrikus

- Ekstremitas : edema (-), reflex patella (+/+), turgor kulit

menurun

2. Status Ginekologis

- Pemeriksaan Luar

Abdomen datar, lemas, TFU 1 jari di atas symphisis

Massa (-), Nyeri tekan (-)

- Pemeriksaan Dalam (Vaginal Toucher)

(tidak dilakukan)

Diagnosa

G2P1A0 hamil 8 minggu dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I .

12

Page 13: Lapsus Coi

Rencana Terapi

- MRS

- Observasi TVI

- IVFD D5% + 1 amp neurosanbe GTT XX/m

- Injeksi Ondensantron IV 2x1

- Injeksi Ranitidin IV 3x1

- Injeksi Luminal IV 1x1

- Periksa Laboratorium :

Hb : 11,8 N : P :12-14 g/dl

Golongan darah : AB

Rhesus : (+)

Waktu perdarahan : 3 menit N : 1-6 menit

Waktu pembekuan : 8 menit N : 10-15 menit

Follow Up

No Hari/Tgl Pukul S O A P

1 Kamis, 3 Mei 2010

20.00 Pusing(+), mual(+), muntah(-),lemas sudah berkurang, sudah ada nafsu makan

KU: BaikTD:110/70mmHg HR: 99x/mntT: 36,2ºCRR: 20x/mnt

Hiperemesis Gravidarum Grade I

- Obs TVI

- Obs mual-muntah

- Obs input output

- Luminal IV pk.21.00

2 23.00 Pusing(-), mual(-), muntah(-),lemas (-)

KU: BaikTD:100/60mmHg HR: 74x/mntT: 36,5ºCRR: 18x/mnt

Hiperemesis Gravidarum Grade I

- Obs TVI

- Obs mual-muntah

- Obs input output

- Ranitidin IV pk.03.00

3 Jumat, 4 06.00 Pusing(+), KU: Baik Hiperemesis - Obs

13

Page 14: Lapsus Coi

Mei 2012

mual(+), muntah(-),lemas (-)

TD:100/60mmHg HR: 80x/mntT: 36,0ºCRR: 20x/mnt

Gravidarum Grade I

TVI- Obs

mual-muntah

- Obs input output

- IV Pk.07.00 ranitidin- Ondensantron oral tab 8 mg 2x1 pk.15.00- Luminal tab 1x1 pk 15.00- Antacid syrp 3x1 pk.15.00

4 18.00 Pusing(+), mual(-), muntah(-)

KU: BaikTD:90/70mmHg HR: 87x/mntT: 36,5ºCRR: 22x/mnt

Hiperemesis Gravidarum Grade I

- Obs TVI

- Obs mual-muntah

- Obs input output

- Ondensantron oral tab 8 mg 2x1 pk.03.00

- Antacid syrp 3x1 pk.23.00

5 Sabtu, 5 Mei 2012

06.00 Os tidak ada keluhan Pusing(-), mual(-), muntah(-)

KU: BaikTD:100/70mmHg HR: 96x/mntT: 36,7ºCRR: 22x/mnt

Hiperemesis Gravidarum Grade I

- Obs TVI

- Obs mual-muntah

- Obs input output

- Antacid syrp 3x1 pk.07.00

18.00 Os tidak ada keluhan Pusing(-), mual(-), muntah(-)

KU: BaikTD:90/60mmHg HR: 86x/mntT: 36,6ºCRR: 20x/mnt

Hiperemesis Gravidarum Grade I

- Obs TVI

- Obs mual-muntah

- Obs

14

Page 15: Lapsus Coi

input output- Obat oral

6 Minggu, 6 Mei 2012

06.00 Os tidak ada keluhan Pusing(-), mual(-), muntah(-)

KU: BaikTD:100/60mmHg HR: 82x/mntT: 36,8ºCRR: 20x/mnt

Hiperemesis Gravidarum Grade I

- Obs TVI

- Obs mual-muntah

- Obs input output

Obat oral7 Senin, 7

Mei 2012

06.00 Os tidak ada keluhan Pusing(-), mual(-), muntah(-)

KU: BaikTD:110/70mmHg HR: 86x/mntT: 36,4ºCRR: 22x/mnt

Hiperemesis Gravidarum Grade I

OS BOLEH PULANG

BAB IV

PEMBAHASAN

Telah dilaporkan sebuah kasus dari seorang pasien usia 24 tahun yang

masuk ke KB RSUD Palembang Bari pada tanggal 03 Mei 2012 pukul 14.45 WIB

kiriman UGD RSUD Palembang Bari dengan dengan keluhan utama mual muntah

berlebihan. Dari anamnesis didapatkan identitas pasien, keluhan utama, riwayat

perjalanan penyakit, riwayat penyakit dahulu, keluarga, dan riwayat ginekologis.

Dar iidentitas pasien di dapatkan status perkawinan dan tingkat pendidikan juga

usia ibu untuk menentukan ibu berada pada usia reproduksi yang aman dan sehat

antara 20 ± 30 tahun. Dari keluhan utama didapatkankan pasien mual dan muntah

yang berlebihan sejak 1 bulan yang lalu dan 2 bulan sebelumnya. Keluhan mual

dan muntah yang dialami pasien sampai mengganggu aktifitas sehari-hari. Selain

itu pasien juga mengeluhkan lemah letih lesu dan penurunan berat badan. Ini

merupakan kehamilan kedua. Gejala yang dialami pasien sesuai dengan teori

bahwa Hiperemesis gravidarum adalah keadaan timbulnya mual dan muntah yang

berlebihan pada wanita hamil TM 1, >10x/ 24 jam atau setiap saat, sehingga

menganggu keadaan umum dan aktivitas sehari-hari (memburuk / dehidrasi). Pada

pemeriksaan abdomen didapatkan perut tidak membuncit, datar, lemas, TFU, 1

jari diatas symphisis linea mediana tidak hiperpigmentasi dan striae gravidarum

tidak ada. Ini sesuai dengan perkiraan kehamilan pasien yang masih 8 minggu,

15

Page 16: Lapsus Coi

karena fundus mulai teraba 1-2 jari di atas simpisis pada kehamilan 8 minggu.

Selain itu dari pemeriksaan fisik di dapatkan mata cekung dan turgor kulit yang

menurun di karenakan oleh proses dehidrasi akibat mual dan muntah yang di

alami pasien. Tidak diketahui secara pasti faktor apa yang berperan terhadap

terjadinya hiperemesis gravidarum pada pasien ini. Disimpulkan dari data-data di

atas, ditujukan diagnosis kami yaitu G2P1A0 hamil 8 minggu dengan

Hiperemesis Gravidarum Grade I. Dimana menurut Siddik, D (2006) Hiperemesis

Gravidarum Grade I ditandai dengan muntah yang terus menerus, timbul

intoleransi terhadap makanan dan minuman, berat badan menurun, nyeri

epigastrium, muntah pertama keluar makanan, lendir dan sedikit cairan empedu,

dan yang terakhir keluar darah. Nadi meningkat sampai 100x/ menit dan tekanan

darah sistolik menurun. Mata cekung dan lidah kering, turgor kulit berkurang dan

urin sedikit tetapi masih normal.

Untuk penatalaksanaan pada kasus ini, pasien dirawat di Rumah sakit atas

indikasi, pasien tidak dapat makan dan minum, BB sudah turun ≥ 10%, turgor

kulit kering, penilaian terhadap urine tidak dapat dilakukan karena pada kasus ini

pemeriksaan urin rutin tidak dilaksanakan. Pertama tentukan dahulu derajat

Hiperemesis, kemudian seharusnya pasien dipuasakan 24-48 jam (sampai muntah

berhenti) yang gunanya untuk mengurangi gejala GIT akibat pengurangan

motilitas lambung dari pengaruh hiperestrogenemia, tapi pada kasus ini pasien

tidak puasa dimungkinkan karena muntah sudah berhenti sejak pagi. Pasien

dimasukkan ke dalam luar observasi, ini sesuai dengan teori bahwa pasien harus

di rawat dalam ruangan tenang. Kemudian pasien ini harus dilakukan terapi

rehidrasi dahulu untuk memperbaiki keadaan umumnya dari pemeriksaan umum

di atas. Sebagai dokter umum, kami merencanakan pemberian infus D5% 1 kolf

ditampah 1 ampul neurosanbe yang berisi vitamin sebagai terapi Total Parenteral

Nutrition ( TPN) . Karena pasien bisa dikategorikan kepada HEG tingkat I, pasien

diberikan Ondensantron 8mg/ml IV 2x1/hari yang berfungsi sebagai (suatu

antagonis reseptor 5-HT3-selektif yang berfungsi menghambat terminal saraf

vagal dan kemoreseptor SSP) pasien dilanjutkan terapi dengan pemberian

ranitidin IV 2x1 dan luminal IV 1x1. Setelah keadaan umum pasien diperbaiki,

16

Page 17: Lapsus Coi

seharusnya pemeriksaan penunjang yang lain bisa dilanjutkan yaitu USG dan

pemeriksaan laboratorium. USG dilakukan untuk memastikan usia kehamilan dan

keadaan janin intrauterin dari DJJnya serta kelainan lain dalam kehamilan.

Pemeriksaan laboratorium dikhususkan kepada pemeriksaan keton urine dan

elektrolit untuk memastikan diagnosis dari hiperemesis gravidarum. Keton urine

yang +++ menandakan keadaan hiperemesis gravidarum yang berat manakala +/+

+ menunjukkan tingkat HEG I/II. Pada pasien ini pemeriksaan keton urin tidak

dilakukan sehingaa keton urin tidak dapat dijadikan sebagai poin follow-up pada

pasien tersebut dalam menilai perkembangan dari pengobatan yang diberikan.

Selain itu, balance cairan juga difollow-up sebagai poin objektif dari tercapainya

rehidrasi dari pasien ini. Pasien bisa dianjurkan makan makanan yang lunak tinggi

kalori tinggi vitamin, bisa makan roti atau biskuit sedikit-sedikit tapi sering tiap 2-

3 jam, setelah nafsu makan membaik dan mual muntah teratasi. Boleh minum

200ml/jam dan pemberian obat luminal 3x 30mg. Pasien di bed restkan sehingga

keadaan umum pasien membaik dan dilakukan mobilisasi bertahap.

Pasien bisa dipulangkan bila:

- Benda keton urine (-)

-  Keadaan dehidrasi teratasi

Setelah itu, pasien disarankan:

- Tappering off antiemesis dari 3x1/hari 1x 1/hari

- Kontrol A NC biasa kecuali timbul keluhan mual muntah lagi

- Makan pisang dan jahe sebagai terapi alternatif untuk mengurangi gejala

mualmuntah.

- Hindari makanan berlemak dan manis untuk mencegah rasa mual muntah

- Pada saat bangun pagi, jangan langsung duduk/berdiri; usahakan minum

tehhangat dan makan roti kering agar asam lambung yang terakumulasi

ternetralisir

17

Page 18: Lapsus Coi

DAFTAR PUSTAKA

1. Siddik, D, dkk. 2006. Ilmu Kebidanan: “Kelainan Gastrointestinal” (edisi ke-3). Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, Indonesia, hal. 814-818.

2. Cunningham, F.G., dkk. 2005. Obstetri Williams : “Penyakit Saluran Cerna” (edisi ke-21). Terjemahan oleh : Hartono, Suyono, Pendit. EGC, Jakarta, Indonesia, hal. 1422-1425.

3. Mansjoer, A, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran : “ Kelainan pada Kehamilan” (edisi ke-3). Media Aesculapius, Jakarta, Indonesia, hal. 259-260.

4. Arga, J., Guick Obgyn: “Hiperemesis Gravidarum”. Departemen Obstetri dan Ginekologi Dr. Mohammad Hoesin, FK UNSRI, Palembang, hal.139-140.

5. Universitas Sriwijaya. Protap Obgyn: “Hiperemesis Gravidarum”, hal.60-62.

6. Mochtar, R. 1998. Hiperemesis Gravidarum. Dalam : Lutan, D (Editor). Sinopsis Obstetri (hal. 195-197). EGC, Jakarta, Indonesia.

18