lapsus coi
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
Mual dan muntah, pening, perut kembung, dan badan terasa lemah terjadi
hampir pada 50% kasus ibu hamil, dan terbanyak pada usia kehamilan 6-12
minggu. Keluhan mual muntah sering terjadi pada waktu pagi sehingga dikenal
juga dengan “morning sickness”. Juga terdapat keluhan ptialisme, hipersalivasi
yaitu banyak meludah.
Mual dan muntah tampaknya disebabkan oleh kombinasi hormon estrogen
dan progesteron, walaupun hal ini tidak diketahui dengan pasti dan hormon
human chorionic gonadotropin juga berperan dalam menimbulkan mual dan
muntah.
Keluhan mual muntah kadang-kadang begitu hebat dimana segala apa yang
dimakan dan diminum dimuntahkan sehingga dapat mempengaruhi keadaan
umum dan mengganggu pekerjaan sehari-hari, berat badan menurun, dehidrasi,
dan terdapat aseton dalam urin. Mual dan muntah mempengaruhi hingga > 50 %
kehamilan.
Kebanyakan perempuan mampu mempertahankan kebutuhan cairan dan
nutrisi dengan diet, dan symptom akan teratasi hingga akhir trimester pertama.
Penyebab penyakit ini masih belum diketahui secara pasti, tetapi diperkirakan erat
hubungannya dengan endokrin, biokimiawi, dan psikologis.1,2
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Hiperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal
kehamilan sampai umur kehamilan 20 minggu.1
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah berlebihan sehingga
pekerjaan sehari-hari terganggu dan keadaan umum menjadi buruk.3
Hiperemesis gravidarum adalah keadaan timbulnya mual dan muntah
yang berlebihan pada wanita hamil TM 1, >10x/ 24 jam atau setiap saat,
sehingga menganggu keadaan umum dan aktivitas sehari-hari (memburuk /
dehidrasi). 4,5
B. Epidemiologi
Mual dan muntah paling sering dijumpai pada kehamilan trimester 1,
kurang lebih pada 6 minggu setelah haid terakhir selama 10 minggu. Sekitar
60-80% primigravida dan 40-60% multigravida, hanya keadaan ini
memberat pada 1 dari 1000 kehamilan.3,4
Mual dan muntah pada kehamilan (NVP- nausea and vomiting in
pregnancy), umumnya dikenal sebagai “morning sickness”, terjadi pada
sekitar 75-80% wanita hamil. Mual dan Muntah adalah keluhan yang sangat
sering selama paruh pertama kehamilan. Mual dan muntah dihubungkan
dengan kehamilan 9-10 minggu, mencapai puncak pada 11-13 minggu, dan
pada banyak kasus membaik pada kehamilan 12-14 minggu. Pada 1-10%
kehamilan, gejala ini berlanjut hingga 20-22 minggu. Biasanya mual dan
muntah dimulai antara terlambat haid pertama dan kedua dan berlanjut
sampai sekitar 14 minggu.6
C. Etiologi
Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti. Tidak
ada bukti bahwa penyakit ini disebabkan oleh faktor toksik juga tidak
2
ditemukan kelainan biokimia, perubahan-perubahan anatomik yang terjadi
pada otak, jantung, hati dan susunan syaraf, disebabkan oleh kekurangan
vitamin serta zat-zat lain akibat kelemahan tubuh karena tidak makan dan
minum. Beberapa faktor predisposisi dan faktor lain yang telah ditemukan
oleh beberapa sebagai berikut :3,4,5
1. Faktor predisposisi yang sering dikemukakan adalah primigravida,
molahidatidosa dan kehamilan ganda. Frekuensi yang tinggi pada
molahidatidosa dan kehamilan ganda menimbulkan dugaan bahwa faktor
hormon memegang peranan karena pada kedua keadaan tersebut hormon
khorionik gonadotropin dibentuk berlebihan.
2. Faktor organik, masuknya vili khorialis dalam sirkulasi meternal dan
perubahan metabolik akibat hamil serta resistensi yang menurun dari
pihak ibu terhadap perubahan ini. Alergi sebagai salah satu respon dari
jaringan ibu terhadap anak, juga disebut sebagai salah satu faktor
organik
3. Faktor endokrin, hipertiroid, diabetes melitus, dll.
4. Faktor psikologik memegang peranan yang penting pada penyakit ini,
rumah tangga yang retak, kehilangan pekerjaan, takut akan kehamilan
dan persalinan, takut terhadap tanggung jawab sebagai ibu, dapat
menyebabkan konflik mental yang dapat memperberat mual dan muntah
sebagai ekspresi tidak sadar terhadap keengganan menjadi hamil atau
sebagai pelarian kesukaran hidup.
D. Klasifikasi
Secara klinis, hiperemesis gravidarum dibedakan atas 3 tingkatan, yaitu :1,4,6
1. Tingkat I
Muntah yang terus menerus, timbul intoleransi terhadap makanan dan
minuman, berat badan menurun, nyeri epigastrium, muntah pertama
keluar makanan, lendir dan sedikit cairan empedu, dan yang terakhir
keluar darah. Nadi meningkat sampai 100x/ menit dan tekanan darah
3
sistolik menurun. Mata cekung dan lidah kering, turgor kulit berkurang
dan urin sedikit tetapi masih normal.
2. Tingkat II
Gejala lebih berat, segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, haus
hebat, subfebril, nadi cepat dan lebih dari 100 ± 140x/ menit,tekanan
darah sistolik kurang dari 80 mmHg, apatis, kulit pucat, lidah kotor, mata
cekung, kadang ikterus, oliguria, aseton, bilirubin dalam urin, aseton
tercium dalam nafas, konstipasi dan berat badan cepat menurun.
3. Tingkat III
Walaupun kondisi tingkat III sangat jarang, yang mulai terjadi adalah
gangguan kesadaran (delirium-koma), muntah berkurang atau berhenti,
nadi cepat halus, suhu meningkat drastis, TD turun, dapat terjadi ikterus,
sianosis, gangguan jantung, bilirubin, dan proteinuria dalam urin..
Komplikasi yang paling fatal terjadi pada susunn saraf pusat
Ensefalopati Wernicke dengan adanya nistagmus, diplopia dan perubahan
mental.
E. Patofisiologi
Ada yang menyatakan bahwa perasaan mual adalah akibat dari
meningkatnya kadar estrogen, oleh karena keluhan ini terjadi pada
trisemester pertama. Pengaruh fisiologik hormon estrogen ini tidak jelas,
mungkin berasal dari sistem saraf pusat akibat berkurangnya pengosongan
lambung. Penyesuaian terjadi pada kebanyakan wanita hamil, meskipun
demikian mual dan muntah dapat berlangsung berbulan-bulan.
Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan
muntah pada hamil muda bila terjadi terus menerus dapat menyebabkan
dehidrasi dan tidak imbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik.
Hiperemesis gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat
dan lemak habis terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak
yang tidak sempurna terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton ±
asetik, asam hidroksi butirik dan aseton dalam darah.
4
Kekurangan cairan yang diminum dan kehilangan karena muntah
menyebabkan dehidrasi sehingga cairan ekstraseluler dan plasma
berkurang. Natrium dan khlorida darah dan khlorida air kemih turun. Selain
itu juga dapat menyebabkan hemokonsentrasi sehingga aliran darah ke
jaringan berkurang.
Kekurangan kalium sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya
ekskresilewat ginjal menambah frekuensi muntah ± muntah lebih banyak,
dapatmerusak hati dan terjadilah lingkaran setan yang sulit dipatahkan
Selain dehidrasi dan terganggunya keseimbangan elektrolit dapat
terjadirobekan pada selaput lendir esofagus dan lambung (Sindroma
Mallory-Weiss) dengan akibat perdarahan gastro intestinal.3,4,5,6
F. Diagnosis
Kriteria diagnosis hiperemesis gravidarum, yaitu : 1,4
1. Amenore
2. Muntah-muntah yang sering sekali dan mengganggu aktivitas
3. Tanda vital : nadi meningkat, TD menurun
4. Perasaan tenggorokan kering dan haus
5. Kulit dapat menjadi kering (tanda dehidrasi), sianosis
6. Berat badan menurun dengan cepat
7. Pada keadaan yang lebih berat, timbul subfebris, ikterus dan gangguan
saraf.
8. Pada pemeriksaan dalam ditemukan tanda-tanda kehamilan ( uterus
ukurannya sesuai dengan usia kehamilan, portio lunak, pada pemeriksaan
inspekulo serviks livide (biru)
9. Pada pemeriksaan USG : untuk evaluasi kehamilan
10. Pada pemeriksaan laboratorium :
- Darah rutin : kenaikan relatif hemoglobin dan hematokrit “shift to the
left” (untuk TK II dan TK III)
- Urin rutin : benda keton (asetonuria) dan proteinuria.
- Kimia darah : elektrolit darah, uji fungsi hati, uji fungsi ginjal
5
G. Pencegahan
Pencegahan terhadap hiperemesis gravidarum perlu dilaksananakan
dengan jalan memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan
sebagai suatu proses yang fisiologik, memberikan keyakinan bahwa mual
dan kadang-kadang merupakan gejala yang fisiologik pada kehamilan muda
dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, menganjurkan mengubah
makanan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil, tetapi lebih
sering. Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi
dianjurakan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.
Makanan yang berminyak dan berbau lemak sebaiknya dihindarkan.
Makanan dan minuman seyogyanya disajikan dalam keadaan panas
atau`sangat dingin. Defekasi yang teratur hendaknya dapat dijamin,
menghindarkan kekurangan karbohidrat merupakan faktor yang penting,
oleh karenanya dianjurkan makanan yang banyak mengandung gula.3
H. Penatalaksanaan
Apabila dengan cara tersebut di atas keluhan dan gejala tidak mengurang
maka diperlukan pengobatan :4,5
1. Perawatan di Rumah Sakit
Penderita hiperemesis gravidarum sebaiknya dirawat di Rumah Sakit
( terutama TK II dan III)
2. Isolasi
Dilakukan dalam kamar yang tenang cerah dan peradaran udara yang
baik hanya dokter dan perawat yang boleh keluar masuk kamar sampai
muntah berhenti dan pasien maumakan. Catat cairan yang masuk dan
keluar dan tidak diberikan makan dan minum danselama 24 jam.
Kadang-kadang dengan isolasi saja gejala-gejala akan berkurang atau
hilang tanpa pengobatan
3. Puasa
Puasa sampai muntah berkuran (24 - 48 jam)
4. Terapi psikologik
6
Perlu diyakinkan kepada penderita bahwa penyakit dapat disembuhkan,
hilangkan rasatakut oleh karena kehamilan, kurangi pekerjaan serta
menghilangkan masalah dankonflik, yang kiranya dapat menjadi latar
belakang penyakit ini.
5. Cairan parenteral
Berikan cairan parenteral yang cukup elektrolit, karbohidrat dan protein
dengan glukose (dekstrose 5-10 % dalam cairan fisiologis (NaCl 0,9%)
sebanyak 2-3 liter sehari. Bila perlu dapat ditambah kalium dan vitamin,
khususnya vitamin B komplek dan vitamin C dan bila ada
kekurangan protein, dapat diberikan pula asam amino secara intra vena.
Dibuat daftar kontrol cairan yang masuk dan yang dikeluarkan. Air
kencing perlu diperiksa sehari-hari terhadap protein, aseton, khlorida dan
bilirubin. Suhu dan nadidiperiksa setiap 4 jam dan tekanan darah 3 kali
sehari. Dilakukan pemeriksaan hematokrit pada permulaan dan
seterusnya menurut keperluan. Bila selama 24 jam penderita
tidak muntah dan keadaan umum bertambah baik dapat dicoba untuk
diberikan minuman, dan lambat laun minuman dapat ditambah dengan
makanan yang tidak cair. Dengan penanganan diatas, pada umumnya
gejala-gejala akan berkurang dan keadaan akan bertambah baik.
6. Obat-obatan.
Sementara diberikan perinjeksi
- Penenang : luminal 100 mg i.m atau klorpromazin 25 mg i.m atau
diazepam 10 mg.
- Vitamin : Vitamin B komplek ( B1 dan B6) , Vitamin C
- Pada keadaan lebih berat diberikan antimimetik seperti ondensantron,
disklomin, hidrokhloride, avomin.
- Antacid
Selanjutnya dapat diteruskan peroral dalam dosis yang lebih kecil
7. Penghentian kehamilan
Pada sebagian kecil kasus keadaan tidak menjadi baik, bahkan mundur.
Usahakan mengadakan pemeriksaan medik dan psikiatrik jika
7
memburuk. Delirium, kebutaan, takikardi, ikterus, anuria dan perdarahan
merupakam manifestasi komplikasi organik. Dalam keadaan demikian
perlu dipertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan. Keputusan untuk
melakukan abortus terapuetik sering sulit diambil, oleh karena
disatu pihak tidak boleh dilakukan terlalu cepat, tetapi dilain pihak tidak
boleh menunggu sampai terjadi gejala irreversibel pada organ vital
I. Diet hiperemesis
1. Diet hiperemesis I diberikan pada hiperemesis tingkat III. Makanan
hanya berupa roti kering dan buah-buahan. Cairan tidak diberikan
bersama makanan tetapi 1,5-2 jam sesudahnya. Makanan ini kurang
dalam semua zat - zat gizi, kecuali vitamin C, karena itu hanya diberikan
selama beberapa hari.
2. Diet hiperemesis II diberikan bila rasa mual dan muntah berkurang.
Secara berangsur mulai diberikan makanan yang bernilai gizi tinggi.
Minuman tidak diberikan bersama makanan . Makanan ini rendah dalam
semua zat-zal gizi kecuali vitamin A dan D.
3. Diet hiperemesis III diberikan kepada penderita dengan hiperemesis
ringan. Menurut kesanggupan penderita minuman boleh diberikan
bersama makanan. Makanan ini cukup dalam semua zat gizi kecuali
kalsium. 1
J. Prognosis
Dengan penanganan yang baik prognosis hiperemesis gravidarum
sangat memuaskan. Penyakit ini biasanya dapat membatasi diri, namun
demikian pada tingkatan yang berat, penyakit ini dapat mengancam jiwa
ibu dan janin yang menjadi pegangan bagi kita untuk menilai maju
mundurnya pasien adalah adanya aseton dam urin dan berat badan sangat
turun.
1. Risiko maternal
8
Akibat defisiensi vit B1 akan menyebabkan terjadinya diplopia, palsi
N.6, nistagmus, ataksia dan kejang. Jika hal ini tidak segera diatasi akan
terjadi psikosis Korsakoff (amnesia, menurunnya kemampuan
beraktivitas), ataupun kematian. Oleh sebab itu ehamilan TK III perlu
dipertimbangkan terminasi kehamilan.
2. Risiko fetal
Penurunan berat badan yang kronis akan meningkatkan kejadian
gangguan pertumbuhan janin dalam rahim (IUGR).1
9
BAB III
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama Pasien : AS
Umur : 24 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Dusun I Desa Ubul Besar RT 03
Nomor Rekam Medik : 080597
Anamnesis
Seorang pasien hamil, umur 24 tahun, masuk IGD RSUD Palembang Bari pada
tanggal 03 Mei 2012 jam 14.45 WIB dengan
1. Keluhan Utama
Os hamil dengan mual muntah berlebihan
2. Riwayat Perjalanan Penyakit
G2P1A0 usia 24 tahun hamil 8 minggu datang dengan keluhan ± sejak 2 bulan
SMRS, os mengeluh mual muntah , sejak 1 bulan terakhir mual dan muntah
semakin sering > 10x/ hari sehingga menganggu aktivitas sehari-hari. 1x
muntah banyaknya ± 1 gelas belimbing, isi muntahan apa yang di makan dan
diminum, jika belum makan isi muntahan cairan berwarna kuning, tidak ada
darah di muntahan. Keluhan mual muntah semakin bertambah saat selesai
makan dan minum. Nafsu makan berkurang karena os takut muntah, os merasa
bibir dan tenggorokannya kering, pusing, os mengeluh nyeri ulu hati jika
terlalu sering muntah , BB turun dari 32 kg menjadi 30 kg dalam 2 bulan, BAB
dan BAK dirasakan semakin sedikit.
10
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Os mengaku pernah mengalami penyakit yang sama pada kehamilan pertama,
dengan gejala yang sama. Saat usia kehamilan 7 bulan os mengalami trauma
(jatuh) dan terjadi perdarahan pervaginam. Setelah di USG janin sudah mati
(JTM) dan dilahirkan pervaginam.
Os mengaku tidak pernah mengalami penyakit jantung, paru, hati,ginjal, DM,
alergi, dan hipertensi.
4. Riwayat Penyakit Keluarga
Os mengaku tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit menular,
keturunan dan kejiwaan.
5. Riwayat Haid
Usia menarche : 13 tahun
Siklus haid : 28 hari
Lama haid : 7 hari
Nyeri haid : (-)
HPHT : 23-2-2012 TP : 30-12-2012
6. Riwayat ANC
Di bidan, sudah 2 kali
7. Riwayat Persalinan
No Tempat
bersalin
Penolong Tahun Aterm Cara
Persalinan
Jenis
Kelamin
Keadaan
1 RSUD
BARI
Dokter 2011 Preterm
(7bulan)
Pervaginam Laki-laki Mati
2 ini
11
Pemeriksaan Fisik
1. Status Generalis
- Keadaan Umum : Baik
- Kesadaran : Compos Mentis
- Tekanan darah : 120/70 mmHg
- Nadi : 115 x/menit
- Pernafasan : 24 x/menit
- Suhu : 36,5 0C
- Tinggi badan : 145 cm
- Berat badan : 30 kg
- Mata : cekung, konjunctiva tidak anemis, sclera tidak
ikterik
- Leher : pembesaran tiroid (-)
- Thorak : jantung dalam batas normal, paru dalam batas
normal
- Abdomen : status obstetrikus
- Genitalia : status obstetrikus
- Ekstremitas : edema (-), reflex patella (+/+), turgor kulit
menurun
2. Status Ginekologis
- Pemeriksaan Luar
Abdomen datar, lemas, TFU 1 jari di atas symphisis
Massa (-), Nyeri tekan (-)
- Pemeriksaan Dalam (Vaginal Toucher)
(tidak dilakukan)
Diagnosa
G2P1A0 hamil 8 minggu dengan Hiperemesis Gravidarum Grade I .
12
Rencana Terapi
- MRS
- Observasi TVI
- IVFD D5% + 1 amp neurosanbe GTT XX/m
- Injeksi Ondensantron IV 2x1
- Injeksi Ranitidin IV 3x1
- Injeksi Luminal IV 1x1
- Periksa Laboratorium :
Hb : 11,8 N : P :12-14 g/dl
Golongan darah : AB
Rhesus : (+)
Waktu perdarahan : 3 menit N : 1-6 menit
Waktu pembekuan : 8 menit N : 10-15 menit
Follow Up
No Hari/Tgl Pukul S O A P
1 Kamis, 3 Mei 2010
20.00 Pusing(+), mual(+), muntah(-),lemas sudah berkurang, sudah ada nafsu makan
KU: BaikTD:110/70mmHg HR: 99x/mntT: 36,2ºCRR: 20x/mnt
Hiperemesis Gravidarum Grade I
- Obs TVI
- Obs mual-muntah
- Obs input output
- Luminal IV pk.21.00
2 23.00 Pusing(-), mual(-), muntah(-),lemas (-)
KU: BaikTD:100/60mmHg HR: 74x/mntT: 36,5ºCRR: 18x/mnt
Hiperemesis Gravidarum Grade I
- Obs TVI
- Obs mual-muntah
- Obs input output
- Ranitidin IV pk.03.00
3 Jumat, 4 06.00 Pusing(+), KU: Baik Hiperemesis - Obs
13
Mei 2012
mual(+), muntah(-),lemas (-)
TD:100/60mmHg HR: 80x/mntT: 36,0ºCRR: 20x/mnt
Gravidarum Grade I
TVI- Obs
mual-muntah
- Obs input output
- IV Pk.07.00 ranitidin- Ondensantron oral tab 8 mg 2x1 pk.15.00- Luminal tab 1x1 pk 15.00- Antacid syrp 3x1 pk.15.00
4 18.00 Pusing(+), mual(-), muntah(-)
KU: BaikTD:90/70mmHg HR: 87x/mntT: 36,5ºCRR: 22x/mnt
Hiperemesis Gravidarum Grade I
- Obs TVI
- Obs mual-muntah
- Obs input output
- Ondensantron oral tab 8 mg 2x1 pk.03.00
- Antacid syrp 3x1 pk.23.00
5 Sabtu, 5 Mei 2012
06.00 Os tidak ada keluhan Pusing(-), mual(-), muntah(-)
KU: BaikTD:100/70mmHg HR: 96x/mntT: 36,7ºCRR: 22x/mnt
Hiperemesis Gravidarum Grade I
- Obs TVI
- Obs mual-muntah
- Obs input output
- Antacid syrp 3x1 pk.07.00
18.00 Os tidak ada keluhan Pusing(-), mual(-), muntah(-)
KU: BaikTD:90/60mmHg HR: 86x/mntT: 36,6ºCRR: 20x/mnt
Hiperemesis Gravidarum Grade I
- Obs TVI
- Obs mual-muntah
- Obs
14
input output- Obat oral
6 Minggu, 6 Mei 2012
06.00 Os tidak ada keluhan Pusing(-), mual(-), muntah(-)
KU: BaikTD:100/60mmHg HR: 82x/mntT: 36,8ºCRR: 20x/mnt
Hiperemesis Gravidarum Grade I
- Obs TVI
- Obs mual-muntah
- Obs input output
Obat oral7 Senin, 7
Mei 2012
06.00 Os tidak ada keluhan Pusing(-), mual(-), muntah(-)
KU: BaikTD:110/70mmHg HR: 86x/mntT: 36,4ºCRR: 22x/mnt
Hiperemesis Gravidarum Grade I
OS BOLEH PULANG
BAB IV
PEMBAHASAN
Telah dilaporkan sebuah kasus dari seorang pasien usia 24 tahun yang
masuk ke KB RSUD Palembang Bari pada tanggal 03 Mei 2012 pukul 14.45 WIB
kiriman UGD RSUD Palembang Bari dengan dengan keluhan utama mual muntah
berlebihan. Dari anamnesis didapatkan identitas pasien, keluhan utama, riwayat
perjalanan penyakit, riwayat penyakit dahulu, keluarga, dan riwayat ginekologis.
Dar iidentitas pasien di dapatkan status perkawinan dan tingkat pendidikan juga
usia ibu untuk menentukan ibu berada pada usia reproduksi yang aman dan sehat
antara 20 ± 30 tahun. Dari keluhan utama didapatkankan pasien mual dan muntah
yang berlebihan sejak 1 bulan yang lalu dan 2 bulan sebelumnya. Keluhan mual
dan muntah yang dialami pasien sampai mengganggu aktifitas sehari-hari. Selain
itu pasien juga mengeluhkan lemah letih lesu dan penurunan berat badan. Ini
merupakan kehamilan kedua. Gejala yang dialami pasien sesuai dengan teori
bahwa Hiperemesis gravidarum adalah keadaan timbulnya mual dan muntah yang
berlebihan pada wanita hamil TM 1, >10x/ 24 jam atau setiap saat, sehingga
menganggu keadaan umum dan aktivitas sehari-hari (memburuk / dehidrasi). Pada
pemeriksaan abdomen didapatkan perut tidak membuncit, datar, lemas, TFU, 1
jari diatas symphisis linea mediana tidak hiperpigmentasi dan striae gravidarum
tidak ada. Ini sesuai dengan perkiraan kehamilan pasien yang masih 8 minggu,
15
karena fundus mulai teraba 1-2 jari di atas simpisis pada kehamilan 8 minggu.
Selain itu dari pemeriksaan fisik di dapatkan mata cekung dan turgor kulit yang
menurun di karenakan oleh proses dehidrasi akibat mual dan muntah yang di
alami pasien. Tidak diketahui secara pasti faktor apa yang berperan terhadap
terjadinya hiperemesis gravidarum pada pasien ini. Disimpulkan dari data-data di
atas, ditujukan diagnosis kami yaitu G2P1A0 hamil 8 minggu dengan
Hiperemesis Gravidarum Grade I. Dimana menurut Siddik, D (2006) Hiperemesis
Gravidarum Grade I ditandai dengan muntah yang terus menerus, timbul
intoleransi terhadap makanan dan minuman, berat badan menurun, nyeri
epigastrium, muntah pertama keluar makanan, lendir dan sedikit cairan empedu,
dan yang terakhir keluar darah. Nadi meningkat sampai 100x/ menit dan tekanan
darah sistolik menurun. Mata cekung dan lidah kering, turgor kulit berkurang dan
urin sedikit tetapi masih normal.
Untuk penatalaksanaan pada kasus ini, pasien dirawat di Rumah sakit atas
indikasi, pasien tidak dapat makan dan minum, BB sudah turun ≥ 10%, turgor
kulit kering, penilaian terhadap urine tidak dapat dilakukan karena pada kasus ini
pemeriksaan urin rutin tidak dilaksanakan. Pertama tentukan dahulu derajat
Hiperemesis, kemudian seharusnya pasien dipuasakan 24-48 jam (sampai muntah
berhenti) yang gunanya untuk mengurangi gejala GIT akibat pengurangan
motilitas lambung dari pengaruh hiperestrogenemia, tapi pada kasus ini pasien
tidak puasa dimungkinkan karena muntah sudah berhenti sejak pagi. Pasien
dimasukkan ke dalam luar observasi, ini sesuai dengan teori bahwa pasien harus
di rawat dalam ruangan tenang. Kemudian pasien ini harus dilakukan terapi
rehidrasi dahulu untuk memperbaiki keadaan umumnya dari pemeriksaan umum
di atas. Sebagai dokter umum, kami merencanakan pemberian infus D5% 1 kolf
ditampah 1 ampul neurosanbe yang berisi vitamin sebagai terapi Total Parenteral
Nutrition ( TPN) . Karena pasien bisa dikategorikan kepada HEG tingkat I, pasien
diberikan Ondensantron 8mg/ml IV 2x1/hari yang berfungsi sebagai (suatu
antagonis reseptor 5-HT3-selektif yang berfungsi menghambat terminal saraf
vagal dan kemoreseptor SSP) pasien dilanjutkan terapi dengan pemberian
ranitidin IV 2x1 dan luminal IV 1x1. Setelah keadaan umum pasien diperbaiki,
16
seharusnya pemeriksaan penunjang yang lain bisa dilanjutkan yaitu USG dan
pemeriksaan laboratorium. USG dilakukan untuk memastikan usia kehamilan dan
keadaan janin intrauterin dari DJJnya serta kelainan lain dalam kehamilan.
Pemeriksaan laboratorium dikhususkan kepada pemeriksaan keton urine dan
elektrolit untuk memastikan diagnosis dari hiperemesis gravidarum. Keton urine
yang +++ menandakan keadaan hiperemesis gravidarum yang berat manakala +/+
+ menunjukkan tingkat HEG I/II. Pada pasien ini pemeriksaan keton urin tidak
dilakukan sehingaa keton urin tidak dapat dijadikan sebagai poin follow-up pada
pasien tersebut dalam menilai perkembangan dari pengobatan yang diberikan.
Selain itu, balance cairan juga difollow-up sebagai poin objektif dari tercapainya
rehidrasi dari pasien ini. Pasien bisa dianjurkan makan makanan yang lunak tinggi
kalori tinggi vitamin, bisa makan roti atau biskuit sedikit-sedikit tapi sering tiap 2-
3 jam, setelah nafsu makan membaik dan mual muntah teratasi. Boleh minum
200ml/jam dan pemberian obat luminal 3x 30mg. Pasien di bed restkan sehingga
keadaan umum pasien membaik dan dilakukan mobilisasi bertahap.
Pasien bisa dipulangkan bila:
- Benda keton urine (-)
- Keadaan dehidrasi teratasi
Setelah itu, pasien disarankan:
- Tappering off antiemesis dari 3x1/hari 1x 1/hari
- Kontrol A NC biasa kecuali timbul keluhan mual muntah lagi
- Makan pisang dan jahe sebagai terapi alternatif untuk mengurangi gejala
mualmuntah.
- Hindari makanan berlemak dan manis untuk mencegah rasa mual muntah
- Pada saat bangun pagi, jangan langsung duduk/berdiri; usahakan minum
tehhangat dan makan roti kering agar asam lambung yang terakumulasi
ternetralisir
17
DAFTAR PUSTAKA
1. Siddik, D, dkk. 2006. Ilmu Kebidanan: “Kelainan Gastrointestinal” (edisi ke-3). Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta, Indonesia, hal. 814-818.
2. Cunningham, F.G., dkk. 2005. Obstetri Williams : “Penyakit Saluran Cerna” (edisi ke-21). Terjemahan oleh : Hartono, Suyono, Pendit. EGC, Jakarta, Indonesia, hal. 1422-1425.
3. Mansjoer, A, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran : “ Kelainan pada Kehamilan” (edisi ke-3). Media Aesculapius, Jakarta, Indonesia, hal. 259-260.
4. Arga, J., Guick Obgyn: “Hiperemesis Gravidarum”. Departemen Obstetri dan Ginekologi Dr. Mohammad Hoesin, FK UNSRI, Palembang, hal.139-140.
5. Universitas Sriwijaya. Protap Obgyn: “Hiperemesis Gravidarum”, hal.60-62.
6. Mochtar, R. 1998. Hiperemesis Gravidarum. Dalam : Lutan, D (Editor). Sinopsis Obstetri (hal. 195-197). EGC, Jakarta, Indonesia.
18